bab iv hasil penelitian dan pembahasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5230/5/t1...26...

18
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan tindakan banyak dilakukan guru dengan metode konvensional yaitu ceramah. Metode ceramah yang dilakukan oleh guru kelas 5 terjadi karena guru kelas tidak mengembangkan lagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas tidak didesain sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan yang ada disekitar siswa. Guru seharusnya memperhatikan komponen yang ada dalam pembelajaran dengan menyusun perencanaan pembelajaran yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran, namun pada kenyataannya tidak dipersiapkan perangkat Pembelajaran dan evaluasi pembelajaran seperti RPP, media, lembar penilaian proses dan lembar evaluasi tidak dilaksanakan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada kegiatan awal pembelajaran guru langsung memulai pembelajaran IPS dengan menjelaskan materi dengan KD 1.5 mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Guru belum mengkondisikan siswa secara baik, seharusnya guru melakukan motivasi atau apersepsi pembelajaran terlebih dahulu supaya siap menerima pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran yang berlangsung belum pernah menggunakan pendekatan TPS, sehingga tidak ada kerja kelompok siswa, siswa menempati tempat duduknya masing- masing mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Selama pembelajaran IPS berlangsung guru belum memotivasi siswa untuk membangun pemahamannya sendiri. Akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada ketuntasan belajar siswa. Seharusnya guru memotivasi siswa selama proses pembelajaran IPS dengan jalan melatih siswa untuk berfikir kritis menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran IPS, guru mendominasi kegiatan pembelajaran IPS dengan metode ceramah hampir 60% lamanya. Dari 21 siswa

Upload: hanhu

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus

Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan tindakan banyak dilakukan guru dengan metode konvensional yaitu ceramah. Metode ceramah yang dilakukan oleh guru kelas 5 terjadi karena guru kelas tidak mengembangkan lagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas tidak

didesain sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan yang ada disekitar siswa. Guru seharusnya memperhatikan komponen yang ada dalam pembelajaran dengan menyusun perencanaan pembelajaran yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran, namun pada kenyataannya tidak dipersiapkan perangkat Pembelajaran dan evaluasi pembelajaran seperti RPP, media, lembar penilaian proses dan lembar evaluasi tidak dilaksanakan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas.

Pada kegiatan awal pembelajaran guru langsung memulai pembelajaran IPS dengan menjelaskan materi dengan KD 1.5 mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan

ekonomi di Indonesia. Guru belum mengkondisikan siswa secara baik, seharusnya guru melakukan motivasi atau apersepsi pembelajaran terlebih dahulu supaya siap menerima pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Proses pembelajaran yang berlangsung belum pernah menggunakan pendekatan TPS, sehingga tidak ada kerja kelompok siswa, siswa menempati tempat duduknya masing- masing mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Selama pembelajaran IPS berlangsung guru belum memotivasi siswa untuk membangun

pemahamannya sendiri. Akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada ketuntasan belajar siswa. Seharusnya guru memotivasi siswa selama proses pembelajaran IPS dengan jalan melatih siswa untuk berfikir kritis menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran IPS, guru mendominasi kegiatan pembelajaran IPS dengan metode ceramah hampir 60% lamanya. Dari 21 siswa

26

hanya 7 siswa yang berani mengungkapkan pendapat yang berkenaan dengan materi dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sisanya 14 siswa hanya diam mengikuti jalannya pembelajaran IPS.

Pelaksanaan evaluasi juga belum dilakukan guru secara maksimal, guru tidak mempersiapkan lembar evaluasi yang dibuat sendiri. Guru memberikan soal latihan yang diambil guru dari buku paket yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam mengajar IPS setiap minggunya. Selesai mengerjakan soal latihan siswa saling menukarkan hasil kerja siswa dengan teman sebangku masing- masing. Guru memanggil satu persatu nama siswa untuk memasukkan hasil kerja siswa untuk direkap dalam buku daftar nilai siswa.

Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus

No Skor Jumlah Siswa Persentase (%) 1 60 6 28,57 2 70 8 38,10 3 80 5 23,81 4 90 2 9,52

Jumlah 21 100 Sumber: Data Primer

Dari tabel 4.1 nampak jelas bahwa variasi skor ada 4 jenis. Skor tertinggi 90

dicapai oleh 2 siswa (9,52% dari seluruh siswa yang ada). Skor terendah 60 dicapai oleh 6 siswa (28,57% dari seluruh siswa yang ada). Persentase tertinggi yakni 38,10 % dari seluruh siswa yang ada mencapai skor 70. Mendasarkan pada tabel 4.1, maka dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar mendasarkan pada hasil tes formatif belajar IPS, secara lebih rinci ditunjukkan melalui tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar I PS pada Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase(%) 1. ≥ 80 Tuntas 7 33,33 2. < 80 Tidak Tuntas 14 66,67

Jumlah 21 100 Sumber : Data P rimer

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada pra siklus tentang mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan kegiatan ekonomi di Indonesia, nampak bahwa ketuntasan dengan KKM ≥ 80 dicapai oleh 7 siswa (33,33 %) dan siswa yang tidak

27

tuntas menunjukkan persen yang lebih tinggi daripada siswa yang tuntas yakni sebesar 66,67 % atau dicapai oleh 14 siswa. Keadaan seperti ini juga dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti terlihat melalui gambar 4.1 di bawah ini:

Sumber : Data P rimer

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Ke tuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra siklus

Mendasarkan gambar 4.1 diatas nampak lingkaran yang lebih besar menunjukkan

ketidak tuntasan sebesar 66,67% dari seluruh siswa atau 14 siswa. Sedangkan lingkaran yag lebih kecil menunjukkan ketidak tuntasan sebanyak 7 siswa atau 33,33% dari seluruh

siswa.

4.1.2 S iklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 1.5 mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan

ekonomi di Indonesia dilakukan dalam dua kali pertemuan melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan rincian sebagai berikut: Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran yakni RPP dengan KD mengenal jenis-jenis usaha ekonomi di Indonesia. RPP secara rinci disajikan di lampiran 1. Pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran adalah melalui model TPS. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan model TPS yang telah dilakukan adalah siswa menyimak materi dan kompetensi yang

28

ingin dicapai, siswa berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru, siswa berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing, guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa, guru memberi kesimpulan dan penutup. Materi pembelajaran tentang Jenis-jenis usaha perekonomian di masyarakat Indonesia dan jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri disajikan dalam lampiran 2. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah gambar jenis-jenis usaha Jenis-jenis usaha perekonomian di masyarakat Indonesia dan jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan perangkat penilaian pembelajaran meliputi

rubrik penilaian pengamatan aktivitas siswa (lampiran 7) dan butir-butir soal (disajikan dalam lampiran 8), serta lembar observasi implementasi RPP (lampiran 6). Implementasi Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan tindakan berlangsung selama 140 menit (dua kali pertemuan) dengan rincian sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal

Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 6 November 2013 dan pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 8 November 2013 melalui model pembelajaran TPS. Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa dan guru mengawalinya dengan mengucap salam untuk mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan presensi siswa dan melakukan apersepsi dengan menanyakan pada siswa. “Anak-anak apa pekerjaan orang tuamu?”, kemudian mengajak siswa untuk berfikir, “Perusahaan apa yang telah ketahui?” Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi awal siswa berkenaan dengan materi yang dipelajari.

Siswa termotivasi karena mendapat pujian dari guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajara.

29

2. Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran dimulai siswa menyimak topik tentang usaha-usaha perekonomian dalam masyarakat, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, siswa secara individu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru (think), siswa mendiskusikan jenis-jenis usaha perekonomian di Indonesia secara berpasangan (pairs), siswa menyampaikan hasil diskusi berpasangan (share), siswa membentuk kelompok 4 orang, siswa berdiskusi tentang jenis-jenis usaha perekonomian di Indonesia, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa dari masing-masing kelompok menanggapi hasil presentasi temannya dari kelompok lain, siswa dan guru membuat kesimpulan.

3. Kegiatan Penutup

Pada akhir pembelajaran, siswa mengerjakan tes formatif tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi di Indonesia. Siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru, selanjutnya kelompok yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru. Guru memberi tugas siswa untuk membaca materi selanjutnya di rumah.

Observasi Pelaksanaan RPP telah dilaksanakan guru dan siswa secara intensif dan

berkelanjutan. Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan dengan meminta bantuan kolaborator (guru kelas 4) yaitu Bapak Didik Haryanto untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi pelaksanaan RPP dan aktifitas guru serta siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa

guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model TPS. Penilaian terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung disajikan melalui lampiran 7.

30

Refleksi Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I berupa hasil dari instrumen

implementasi RPP, hasil dari instrumen lembar pengamatan aktivitas siswa, skor dari hasil belajar IPS.

Hasil dari pengamatan instrumen implementasi RPP siklus I disajikan dalam lampiran 6 menunjukkan bahwa 88,23% dari seluruh kegiatan telah dilakukan oleh guru, dengan demikian model pembelajaran TPS dapat berlangsung secara efektif, meski belum optimal. Adapun kegiatan yang tidak dilakukan ada 2 jenis kegiatan yaitu meliputi kegiatan awal yakni kegiatan mengkondisikan waktu dan kegiatan inti meliputi tanggapan terhadap hasil presentasi teman dari kelompok lain. Ini disebabkan oleh siswa tidak

terbiasa merespon presentasi teman. Hasil dari lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjukkan penilaian proses

belajar IPS dilakukan pada siklus I, yang secara rinci dan detail disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Keterlihatan Unjuk Kerja Siswa Siklus 1

No Terlihat/ Tidak

terlihat Menyimak Menjawab Diskusi

berpasangan Presentasi/ Tanggapan

F % F % F % F % 1 Terlihat 19 90,48 17 80,95 16 76,19 18 85,71 2 Tidak terlihat 2 9,52 4 19,05 5 23,81 3 14,29 Jumlah 21 100 21 100 21 100 21 100

Dari tabel 4.3 nampak bahwa kegiatan menyimak terhadap materi terlihat dengan

persentase tertinggi yakni 90,48 % dari seluruh siswa atau dicapai oleh 19 siswa. Adapun persentase kegiatan unjuk kerja siswa yang terlihat paling rendah adalah diskusi berpasangan dicapai 16 siswa sebesar 76,19 %.

Skor dari hasil belajar IPS diperoleh dari skor penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Dari penilaian proses telah ditunjukkan pada uraian alinea sebelumnya yakni bahwa dari seluruh siswa yang ada, telah melakukan aktivitas belajar, dan dari masing-masing aktivitas minimal 24 % dari seluruh siswa nampak terlihat aktif. Sedangkan penilaian hasil belajar juga diukur melalui tes formatif dan keaktifan siswa yang secara terperinci ditunjukkan dalam lampiran 2.1 dan distribuai skor hasil belajar siklus 1 ditunjukkan melalui tabel 4.4.

31

Tabel 4.4 Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Siklus I

No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 60 2 9,52 3 65 3 14,29 4 80 5 23,81 5 85 2 9,52 6 90 4 19,05 7 95 3 14,29 8 100 2 9,52

Jumlah 21 100

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor tertinggi 100 dan skor terendah 60,

masing-masing dicapai siswa sebanyak 9,52% atau 2 siswa dan merupakan persentase terendah capaian siswa mencapai skor tersebut. Persentase terbanyak yakni 23,81 % mencapai skor 80.

Penilaian hasil belajar diperoleh dari pengukuran proses belajar dan pengukuran hasil belajar. Penilaian hasil belajar dijelaskan melalui tabel 4.5 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa kelas V di bawah ini.

Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I

No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase(%) 1. ≥ 80 Tuntas 16 76,19 2. < 80 TidakTuntas 5 23,81

Jumlah 21 100 Sumber: Data P rimer

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa siswa yang telah mencapai KKM ≥ 80 dan tuntas belajar IPS ada 16 siswa (76,19%), siswa yang tidak tuntas belajar dan skor di bawah KKM 80 sebanyak 5 siswa (23,81%). Distribusi ketuntasan hasil belajar ini juga digambarkan melalui gambar 4.2 diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPS siklus I

32

76.19%

23.81%

Tutas

Tidak Tuntas

Sumber: Data primer Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I

Dari gambar 4.2 nampak bahwa pada lingkaran yang lebih besar menunjukkan siswa yang telah tuntas belajar IPS pada siklus I sebanyak 76,19% , sedangkan lingkaran yang kecil menunjukkan besarnya persentase siswa yang tidak tuntas yakni 23,81%.

Ketuntasan belajar yang dicapai dalam siklus 1 sudah menunjukkan ketuntasan yang meningkat dibanding hasil ketuntasan belajar yang dicapai pada pra siklus. Namun, besarnya ketuntasan yang dicapai, belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yakni sebesar 90%. Untuk menindaklanjutinya maka, perlu dilakukan tindakan siklus II.

Berdasar hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1, maka kelebihan yang diperoleh adalah: 1. Dari RPP yang telah disusun, RPP disusun secara sistematis, lengkap dengan

perangkatnya, RPP telah disiapkan dengan baik. Rancangan kegiatan pembelajaran menunjukkan pembelajaran siswa aktif. Indikator pembelajaran dirancang menuntut berfikir tingkat tinggi yang ditunjukkan oleh C3 sampai C6. Model pembelajaran menggunakan TPS.

2. Hasil observasi implementasi RPP menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran telah menggunakan model pembelajaran TPS yang efektif.

3. Pengukuran proses belajar dilaksanakan dengan baik yakni nampak terekamnya

33

aktivitas siswa sesuai dengan rancangan pengukuran proses yaitu menyimak, menjawab pertanyaan, diskusi berpasangan, dan melaporkan atau memberi tanggapan

4. Hasil belajar siswa yang telah mencapai KKM ≥ 80 sebesar 16 siswa (76,19% dari seluruh siswa yang ada)

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga ditemui kekurangan-kekurangan yakni: 1. Pengelolaan waktu masih kurang efektif karena waktu yang digunakan tidak tepat. 2. Siswa belum melakukan aktivitas belajar secara optimal, meski sudah mencapai 76,19

% melaksanakan aktivitas belajar Beberapa kekurangan tersebut di atasi dengan:

1. Perlu perhatian dalam memanajemen waktu pembelajaran sehingga pembelajaran

berlangsung efektif dan efisien. 2. Guru harus lebih memotivasi siswa agar siswa mau lebih aktif melakukan aktivitas

belajar 3. Guru harus lebih teliti dan jeli dalam membagi pasangan siswa, sehingga siswa dapat

bekerja sama .

4.1.3 Siklus II KD yang akan dicapai dalam siklus II adalah mengenal jenis-jenis usaha dan

kegiatan ekonomi di Indonesia. Untuk mencapai KD ini kegiatan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dalam siklus II ini, kegiatan pembelajaran juga dibagi dalam tiga tahap yakni: Perencanaan

Dalam perencanaan pembelajaran siklus II, didesain berdasarkan hasil refleksii siklus 1 yakni lebih memotivasi siswa untuk lebih berani memberi respon pada presentasi teman. Aktivitas motivasi guru ini sebagai perbaikan aktivitas yang nampak pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan siklus I yaitu penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) tentang KD kegiatan ekonomi di masyarakat Indonesia

(disajikan dalam lampiran 10), media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah gambar kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi, materi pembelajaran (disajikan dalam lampiran 11) dan buku pembelajaran IPS BSE kelas V, dan perangkat evaluasii pembelajaran yang meliputi butir-butir soal (disajikan dalam lampiran 16) serta lembar

34

observasi implementasi RPP yang digunakan guru (disajikan dalam lampiran 14) dan lembar observasi aktivitas siswa (disajikan dalam lampiran 15). Implementasi Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan berlangsung selama 140 menit terdiri dari dua kali pertemuan. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 13 November 2013 dan pertemuan kedua tanggal 15 November 2013. Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa dan guru mengawalinya dengan mengucap salam untuk mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan presensi siswa dan

melakukan apersepsi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa berkenaan dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya siswa termotivasi karena mendapat pujian dari guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah- langkah pembelajaran pada hari itu.

Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran dimulai siswa menyimak topik tentang usaha-usaha perekonomian dalam masyarakat dan contoh usaha yang dikelola sendiri dan kelompok. Siswa menerima pertanyaan dari guru, siswa secara individu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa mendiskusikan jenis-jenis usaha perekonomian di Indonesia secara berpasangan, siswa menyampaikan hasil diskusi berpasangan, siswa membentuk kelompok 4 orang, siswa berdiskusi tentang jenis-jenis usaha perekonomian di Indonesia, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa dari masing-masing kelompok menanggapi hasil presentasi temannya dari kelompok lain, siswa dan guru membuat kesimpulan.

Kegiatan Penutup Pada akhir pembelajaran, siswa mengerjakan tes formatif tentang kegiatan ekonomi

di Indonesia. Siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru, selanjutnya kelompok yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru. Dan yang terakhir guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang sudah dipelajari. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.

35

Observasi Observasi dilakukan terhadap implementasi RPP siklus II pertemuan 1 dan 2

dilaksanakan dengan meminta bantuan kolaborator (guru kelas 4) yaitu Bapak Didik Haryanto untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi implementasi RPP dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP secara detil disajikan dalam lampiran 14 Berdasarkan lampiran tersebut, nampak bahwa guru telah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model TPS. Hal ini dibuktikan oleh seluruh kegiatan (100%) yang terdiri dari 17 aktifitas telah dilaksanakan oleh guru dengan baik, dengan demikian pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

menggunakan model TPS dapat berjalan dengan optimal.

Refleksi Implementasi RPP siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan RPP. Dengan

demikian model pembelajaran TPS dapat berlangsung secara efektif, yang ditandai dengan 17 aktivitas pembelajaran telah dilaksanakan semua.

Penilaian proses terhadap aktivitas unjuk kerja siswa pada siklus II ditunjukkan melalui tabel 4.6 tentang distribusi unjuk kerja siswa pada siklus II berikut ini.

Tabel 4.6 Distribusi Keterlihatan Unjuk Kerja Siswa Siklus II

No Terlihat/ Tidak

terlihat Menyimak Menjawab Diskusi

berpasangan Presentasi/ Tanggapan

F % F % F % F % 1 Terlihat 19 90,48 19 90,48 19 90,48 20 95,24 2 Tidak terlihat 2 9,52 2 9,52 2 9,52 1 4,76 Jumlah 21 100 21 100 21 100 21 100

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa lebih dari 90 % seluruh siswa telah melakukan 4

aktivitas unjuk kerja yaitu menyimak, menjawab pertanyaan, diskusi berpasangan, dan presentasi atau memberi tanggapan. Aktivitas yang terbanyak dilakukan siswa adalah aktivitas presentasi dan atau memberi tanggapan yakni sebesar 95,24 % atau 20 siswa secara rinci ditunjukkan lampiran 22.

Penilaian hasil belajar IPS siklus II disajikan dalam tabel 4.7 tentang distribusi skor tes formatif siklus 2 berikut ini.

36

Tabel 4.7 Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Siklus II

No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 70 1 4,76 2 75 1 4,76 3 80 4 19,05 4 85 1 4,76 5 90 5 23,81 6 95 6 28,57 7 100 3 14,29

Jumlah 21 100

Dari tabel 4.7 nampak bahwa persentase tertinggi yang dicapai siswa sebesar

28,57 % dari seluruh siswa memperoleh skor 95, sedangkan persentase terendah

sebesar 4,76 % dicapai oleh masing-masing dengan skor 70 dan 75. Skor tertinggi 100 % dicapai oleh 3 siswa atau 14,29 %. Dari distribusi skor ini, akan diketahui ketuntasan belajar siswa kelas V, yang secara detil disajikan dalam tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II

No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) 1. ≥ 80 Tuntas 19 90,48 2. < 80 TidakTuntas 2 9,52

Jumlah 21 100 Sumber: Data P rimer

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa siswa yang telah mencapai KKM 80 ada 19 siswa (90,48%), sedangkan yang belum mencapai KKM 80 sebanyak 2 siswa (9,52%). Jika di lihat dari jumlah siswa yang telah tuntas jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Perbandingan ketuntasan tersebut dapat digambarkan dengan lebih jelas dengan menggunakan diagram seperti disajikan melalui gambar 4.3 berikut ini.

37

Sumber : Data Primer

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II

Dari gambar 4.3 diagram lingkaran diatas, nampak bahwa siswa yang telah tuntas ditunjukkan oleh lingkaran yang besar dan siswa yang tidak tuntas digambarkan dengan lingkaran yang kecil. Hal ini menunjukkan adanya perbandingan antara siswa yang tuntas dan siswa tidak tuntas.

Berdasar hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II, maka kelebihan yang diperoleh adalah: 1. Rancangan pembelajaran berupa RPP sudah tersusun dengan baik 2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

tipe TPS. 3. Ada kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan implementasi RPP dalam

pembelajaran 4. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat. 5. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh teman

pasangannya. Dalam pembelajaran juga ditemui kekurangan-kekurangan yakni pengelolaan

waktu yang belum tepat dilakukan oleh guru. Kekurangan tersebut di atasi dengan Guru membatasi waktu dalam berbagi, agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit, supaya siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan benar.

38

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pra siklus Pelaksanaan pembelajaran IPS tanpa menggunakan model

pembelajaran dengan KD 5.1 mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada pra siklus menunjukkan hasil belajar IPS dari 21 siswa kelas 5, yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 80 ada 7 siswa (33,33%) sedangkan yang belum tuntas mencapai KKM 80 sebanyak 14 siswa (66,67%), dengan skor tertinggi 90 dam skor terendah 60 serta rata-rata 73. Hasil belajar IPS pada pra siklus ini masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini dikarenakan persentase siswa yang belum tuntas lebih besar daripada persentase siswa yang tuntas belajar. Hal ini dimungkinkan, karena guru selalu menggunakan metode pembelajaran konvensional

sehingga siswa tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pembelajaran masih berpusat pada guru saja sebagai sumber materi. Siswa hanya mendengarkan apa yang telah disampaikan guru. Dalam proses belajar mengajar siswa tidak berani bertanya apalagi menyampaikan pendapat. sehingga tidak ada kerja kelompok siswa, siswa menempati tempat duduknya masing-masing mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Selama pembelajaran IPS berlangsung guru belum memotivasi siswa untuk membangun pemahamannya sendiri. Akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada ketuntasan belajar siswa. Seharusnya guru memotivasi siswa selama proses pembelajaran IPS dengan jalan melatih siswa untuk berfikir kritis menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa.

Siklus I Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran tipe TPS dengan KD 5.1 mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar IPS dari 21 siswa kelas 5, yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 80 ada 16 siswa (76,19%), sedangkan yang belum tuntas mencapai KKM 80 sebanyak 5 siswa (23,81%), dengan skor tertinggi 100 dam skor terendah 60 serta rata-rata 82. Hasil belajar IPS pada siklus I ini mulai

menunjukkan hasil yang meningkat. Hal ini dikarenakan persentase siswa yang belum tuntas lebih kecil daripada persentase siswa yang tuntas belajar. Efektifitas pembelajaran model TPS telah mencapai 82,35 % dari seluruh aktivitas yang harus dilaksanakan. Pembelajaran ini mencapai efektif meski belum optimal, mengingat pembelajaran IPS dengan melibatkan siswa baru pertama kali dilaksanakan. Siswa mengenal model

39

pembelajaran yang baru. Namun demikian, aktivitas siswa telah mencapai di atas 16 siswa atau 76,19 % dari seluruh siswa telah melaksanakan aktivitas belajar yang meliputi mengamati menyimak, menjawab pertanyaan, diskusi berpasangan, dan melaporkan atau memberi tanggapan. Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dalam pembelajaran dapat meningkatkan taraf berfikir siswa yang tinggi yakni kognitif 3 sampai 5 (seperti siswa dapat menjelaskan, siswa dapat menilai dengan memberi respon presentasi teman), memberikan kesempatan kepada siswa waktu yang lebih banyak untuk berfikir, mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah dan pengawasan guru terhadap anggota kelompok lebih mudah karena hanya terdiri dari 2 orang, siswa nampak

senang belajar karena asyik bertukar pendapat dengan pasangannya sehingga mendapatkan pengalaman yang baru, siswa bertanggung jawab untuk mempresentasikan hasil atau merespon presentasi teman, siswa juga termotivasi untuk berlomba-lomba memperoleh penghargaan dengan menjadi siswa secara individual atau kelompok yang terbaik. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I masih ada kekurangannya yaitu guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran TPS pada kegiatan awal pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui kompetensi belajar yang akan dicapai. Di samping itu, pengelolaan waktu dalam pembelajaran tidak tepat waktu, sehingga mengganggu waktu belajar kegiatan lainnya. Hal ini nampak pada kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang agak lambat. Hal ini di atasi dengan siklus 2, yang melatih siswa melakukan aktivitas pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran TPS, dengan sering melibatkan siswa dalam pembelajaran, maka siswa akan terlatih untuk berfikir dan menemukan sendiri. Meski pelaksanaan pembelajaran dalam siklus 1 ini telah mengalami peningkatan hasil belajar IPS, namun peningkatan ini belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam PTK yakni seluruh siswa di kelas 5 memperoleh skor hasil belajar IPS sebesar 80. Pada siklus ini siswa yang telah mencapai

skor 80, sebesar 76,19 %, sehingga masih diperlukan peningkatan hasil belajar mencapai lebih dari 90 % dari seluruh siswa yang ada pada siklus 2.

Siklus II Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPS siswa kelas 5 dengan menggunakan model pembelajaran TPS telah mencapai skor maksimal 100 dan minimal 70 dengan skor rata-rata hasil belajar 89. Siswa yang telah

40

tuntas dengan KKM 80 ada 19 siswa (90,48%) sedangkan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (9,52%). Dengan demikian, kriteria keberhasilan dalam PTK ini telah tercapai, karena telah ≥ 90 % dari seluruh siswa tuntas, meski persentase banyaknya siswa tuntas, hampir pada batas terbawah. Kelemahan yang terjadi pada siklus I telah diatasi guru dengan mengelola waktu lebih baik sehingga waktu yang digunakan untuk tes formatif tersedia memadai, siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan benar. Guru memanagemen waktu juga sudah lebih baik, dan guru juga sudah meningkatkan mobilitasnya untuk terus memotivasi dan membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga terus memotivasi siswa supaya tampil percaya diri dan tidak ragu-ragu pada saat bertanya dan presentasi.

Hasil PTK dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran TPS dari siklus 1 dan 2 yang diperoleh, jika diperbandingkan dengan pembelajaran IPS tanpa menggunakan model pembelajaran secara rinci disajikan pada tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Ketuntasan Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN Tondokerto

Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II

Skor Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

≥ 80 Tuntas 7 33,33 16 76,19 19 90,48

< 80 Tidak Tuntas

14 66,67 5 23,81 2 9,52

Jumlah 21 100 21 100 21 100

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa besarnya siswa tuntas dalam pembelajaran

mengalami kenaikan terus dari pra siklus yang tuntas dari 7 siswa menjadi 16 siswa dan meningkat lagi menjadi 19 siswa atau naik dari 128,57 %, kemudian ke siklus 2 dari pra siklus naik menjadi 171,42 %. Secara rinci, kenaikan tersebut dapat digambarkan melalui gambar 4.4 grafik distribusi kenaikan ketuntasan hasil belajar pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.

41

7

1619

05

101520

Pra Siklus Siklus 1 Siklus2 Banyaknya Siswa …

Sumber : Data Primer

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Kenaikan Ketuntasan Hasil Belajar IPS

pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Pada gambar 4.4 nampak gambar kenaikan ketuntasan belajar yang signifikan dari ketuntasan belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yakni adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar IPS pada tiap siklus.

Di samping itu, kenaikan terjadi juga pada skor maksimal, skor minimal dan rata-rata hasil belajar siswa kelas 5 yang ditunjukkan melalui tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10 Distribusi Skor Hasil Maksimal, Minimal dan Rata-Rata Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas 5 SDN Tondokerto Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II

Skor Pra Siklus Siklus 1 Siklus II

Minimal 60 60 70

Maksimal 90 100 100

Rata-rata 74,76 82,38 89,05

Berdasarkan tabel 4.10 perbandingan distribusi skor maksimal, skor minimal dan

skor rata-rata menunjukkan adanya peningkatan skor maksimal dari 90 naik menjadi 100 baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Begitu pula skor rata-rata dari 74,76 naik menjadi 82,38 pada siklus 1 dan naik lagi menjadi 89,05 pada siklus 2. Skor minimal mengalami

kenaikan yakni dari 60 menjadi 70. Kondisi ini lebih jelas digambar melalui gambar 4.5 berikut ini.

42

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Skor Maksimal 90 100 100

Skor minimal 60 60 70

Nilai rata-rata 74.76 82.38 89.05

0

20

40

60

80

100

120

Sumber: Data Primer Gambar 4.5

Grafik Perbandingan Skor Maksimal, Skor Minimal dan Skor Rata-Rata Belajar IPS Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.5 menunjukkan kenaikan garis yang signifikan dari skor maksimal dan

skor rata-rata yakni kenaikan yang berarti.

Hipotesis PTK yang menyatakan ‘Peningkatan hasil belajar IPS dengan KD “mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia” dapat diupayakan melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 5 SDN Tondokerto Kabupaten Pati semester 1 tahun 2013-2014’, terbukti dengan adanya kenaikan ketuntasan belajar, kenaikan skor maksimal dan kenaikan skor rata-rata dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.