bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil …eprints.uny.ac.id/46747/4/bab iv.pdf · dengan...
TRANSCRIPT
54
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini
adalah model pengembagan ADDIE dengan tahapan Analysis
(Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan),
Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Hasil
penelitian pada setiap tahap pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Analysis (Analisis)
Tahap analisis adalah langkah menganalisis permasalahan
yang dihadapi pada pembelajaran matematika di sekolah dan
kondisi belajar berdasar kurikulum yang berlaku. Pada tahap
analisis terdapat 3 hasil, yaitu analisis kebutuhan, analisis
kurikulum, dan analisis siswa.
a. Analisis Kebutuhan
Sejauh ini, bahan ajar yang ada umumnya kurang dapat
membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahan ajar belum sepenuhnya
dikembangkan oleh guru secaar mandiri yang didasarkan pada
situasi dan kondisi siswa, baik pengembangan RPP maupun
LKS. Beberapa guru mengakui bahwa selama ini masih
mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Hal ini
55
membuat bahan ajar yang dikembangkan kebanyakan bersifat
monoton dengan menggunakan metode ekspositori.
Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran, diketahui
bahwa kebanyakan sekolah masih menggunakan LKS yang
dibeli dari penerbit yang cenderung berisikan ringkasan materi
dan kumpulan soal-soal. Hal tersebut kurang efektif digunakan
dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan LKS yang
baik adalah yang mamapu menfasilitasi siswa untuk memahami
dan mengkonstruksi pengetahuaannya sendiri melalui kegiatan-
kegiatan yang dilakukan.
Berdasarkan permasalahan tersebu, dikembangkan bahan
ajar berupa RPP dan LKS pada materi himpunan dengan
pendekatan problem solving untuk meningkatkan penguasaan
materi siswa terhadap materi himpunan.
b. Analisis Kurikulum
Hasil analisis kurikulum yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa SMP N 1 Sleman menggunakan
Kurikulum 2013. Pada Permendikbud nomor 58 tahun 2014
dijabarkan bahwa ada 4 Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan
dengan materi himpunan dari 2 Kompetensi Inti (KI).
Kompetensi Inti yang dimaksud adalah KI 3 dan 4. KI 3 tentang
“Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
56
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.” Dan KI 4 tentang “Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.”
Dari keempat poin Kompetensi Dasar dirumuskan
indikator-indikator pencapaian kompetensi siswa. Indikator
pencapaian tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar
dalam pengembangan bahan ajar dengan pendekatan problem
solving pada materi himpunan. Adapun rumusan indikator
pencapaian kompetensi tersebut tertera pada tabel berikut.
Tabel 1 Rumusan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.4 Menjelaskan dan menyatakan
himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan
kosong, komplemen himpunan
menggunakan masalah
kontekstual.
4.4 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan himpunan, himpunan
bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen
himpunan, dan operasi pada
himpunan untuk menyajikan
masalah kontekstual.
a) Menyatakan
penggunaan himpunan
dalam kehidupan sehari-
hari
b) Menyajikan himpunan
c) Menjelaskan himpunan
semesta dan himpunan
kosong
d) Menyatakan himpunan
dalam bentuk diagram
venn
e) Menyelesaikan masalah
himpunan semesta dan
himpunan kosong
57
3.5 Menjelaskan dan melakukan
operasi biner, pada himpunan
menggunakan masalah
kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan operasi biner pada
himpunan.
a) Mengetahui sifat - sifat
himpunan
b) Mengetahui operasi -
operasi himpunan
c) Menyelesaikan masalah
terkait operasi pada
himpunan
c. Analisis Siswa
Dalam teori perkembangan intelektual, Piaget
mengemukakan tahap - tahap yang harus dilalui seorang anak
dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir formal
(Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 22).
Dari hasil analisis karakteristik siswa, diketahui bahwa
siswa SMP Kelas VII umumnya berada pada usia 12-13 tahun.
Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget,
anak usia tersebut berada pada tahap operasional formal.
Pada tahap operasional formal, menurut Jean Piaget anak
telah memiliki kemampuan mengkoordinasi dua ragam
kemampuan kognitif, secara serentak maupun berurutan.
Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan
prinsip – prinsip abstrak. Dengan kapasitas merumuskan
hipotesis peserta didik mampu berpikir memecahkan masalah
dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan
lingkungan. (Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 101).
58
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pergunaan media
pembelajaran serta pengondisian lingkungan belajar yang dapat
memfasilitasi kebutuhannya. Tujuannya agar siswa dapat belajar
tidak pada pengghapalan konsep atau rumus saja, tetapi lebih
pada cara berpikir logis dan sistematis. Sehingga, pembelajaran
dengan pendekatan problem solving cocok diterapkan untuk
siswa SMP Kelas VII. Hal ini serupa dengan yang dipaparkan
Ali Muhson (2009) bahwa problem solving bertujuan untuk
menanamkan kepada siswa bagaimana cara berpikir sistematis
dan logis dalam mengatasi suatu masalah – masalah yang
dihadapi.
2. Tahap Design (Perancangan)
Pada tahap perancangan, dilakukan pembuatan rancangan
konsep produk yang akan dikembangkan. Rancangan yang dibuat
adalah konsep bahan ajar berupa RPP dan LKS dengan pendekatan
problem solving. Selain itu, pada tahap ini pula dibuat instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengukur kinerja produk yang
dihasilkan.
a. Penyusunan rancangan RPP dengan pendekatan problem solving
Hasil yang diperoleh dalam pembuatan rancangan RPP
dengan pendekatan problem solving adalah sebagai berikut.
1) Perancangan banyaknya RPP dan pertemuan
59
Berdasarkan KI, KD, dan indikator yang sudah
dirumuskan, maka dirancang sebanyak 2 RPP untuk 5
pertemuan, dengan total jam perlajaran sebanyak 13 jam
pelajaran. 1 jam pelajaran terdiri dari 40 menit. Sehingga
dibutuhkan 13 × 40 menit jam pelajaran. Rincian indikator
pencapaian kompetensi untuk tiap RPP dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2 Indikator Pencapaian Kompetensi untuk Tiap RPPRPP ke- Indikator Pencapaian Kompetensi
1
a) Menyatakan penggunaan himpunan dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menyajikan himpunan
c) Menjelaskan himpunan semesta dan
himpunan kosong
d) Menyatakan himpunan dalam bentuk
diagram venn
e) Menyelesaikan masalah himpunan semesta
dan himpunan kosong
2
a) Mengetahui sifat - sifat himpunan
b) Mengetahui operasi - operasi himpunan
c) Menyelesaikan masalah terkait operasi pada
himpunan
2) Perumusan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajran dirumuskan berdasarkan indikator
pencapaian kompetensi. Adapun rumusan tujuan
pembelajaran untuk tiap RPP dapat dilihat pada tabel berikut.
60
Tabel 3 Tujuan Pembelajaran Tiap RPPRPP
ke-
Pertemuan
ke-Tujuan Pembelajaran
1
1
1. Menunjukkan rasa ingin tahu,
tanggung jawab dalam kelompok,
dan percaya diri.
2. Menyatakan penggunaan himpunan
dalam kehidupan sehari-hari
3. Menyajikan himpunan
2
4. Menjelaskan himpunan semesta dan
himpunan kosong
5. Menyatakan himpunan dalam bentuk
diagram venn
6. Menyelesaikan masalah konsep
himpunan
2
1
1. Menunjukkan rasa ingin tahu,
tanggung jawab dalam kelompok,
dan percaya diri.
2. Mengetahui sifat-sifat himpunan
23. Mengetahui operasi-operasi
himpunan
3
4. Mengetahui sifat-sifat operasi
himpunan
5. Menyelesaikan masalah tentang sifat
dan operasi himpunan
3) Penentuan materi pembelajaran
Materi pembelajaran ditentukan berdasarkan indikator
pencapaian kompetensi. Adapun materi pembelajaran yang
disajikan tiap RPP dapat dilihat pada tabel berikut.
61
Tabel 4 Materi Pembelajaran Tiap RPPRPP
ke-
Pertemuan
ke-Tujuan Pembelajaran
1
11. Definisi Himpunan
2. Cara Menyajikan Himpunan
2
3. Himpunan Kosong dan
Himpunan Semesta
4. Diagram Venn
2
1 5. Sifat-Sifat Himpunan
2 6. Operasi-Operasi Himpunan
3 7. Sifat operasi himpunan
4) Penentuan metode pembelajaran
Metode yang digunakan adalah STAD (Student Teams
Achievement Division). STAD dapat digunakan untuk
memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada
siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru
melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain
(Widyantini, 2008: 7).
5) Perancangan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam RPP
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, inti, dan
penutup. Perancangan kegiatan inti disesuaikan dengan
pendekatan problem solving dalam 5 langkah, yaitu:
a) Memahami masalah
Siswa diminta membaca LKS berupa suatu
permasalahan yang berkaitan dengan materi.
b) Menalar masalah
62
Siswa menuliskan pertanyaan pada bagian “Ayo
Menalar" pada kegiatan di LKS.
c) Mencari penyelesaian masalah
Siswa mencoba berbagai kemungkinan yang terjadi
dari percobaan yang tertera pada LKS.
d) Melaksanakan rencana penyelesaian
Siswa menyelesaikan permasalahan.
e) Menyimpulkan
Siswa memeriksa kembali dan menyimpulkan dari
hasil diskusi dalam kelompoknya.
6) Penentuan sumber belajar
Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran
adalah LKS dengan pendekatan problem solving dan buku
Matematika pegangan guru PERMENDIKBUD 2013 revisi
2016.
7) Perancangan prosedur penilaian
Prosedur penilaian yang dirancang dalam pembelajaran
adalah teknik penilaian yang berupa tes uraian. Soal yang
diguanakan disesuaikan dengan indikator pembelajaran.
Prosedur penilaian yang dirancang meliputi kunci jawaban
dan skor yang diberikan untuk setiap langkah penyesuaian.
b. Penyusunan rancangan LKS dengan pendekatan problem
solving
63
1) Penyusunan peta kebutuhan LKS
Penyusunan kebutuhan LKS memberikan keterangan
tentang banyaknya LKS yang dibuat, yaitu sebanyak 5 LKS
dengan rincian indikator pembelajaran setiap LKS. Peta
kebutuhan LKS dapat dilihat pada Lampiran 2.
2) Penyusunan kerangka LKS
LKS terdiri dari tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir.
Bagian awal terdiri dari sampul, halaman identitas LKS, kata
pengantar, dan daftar isi. Pada bagian isi LKS terdiri dari
serangkaian langkah – langkah kegiatan yang akan dilakukan
siswa dalam rangka berpikir sistematis dan logis pada materi
himpunan. Sedangkan pada bagian akhirberisi daftar
pustaka. Secara rinci, hasil penyusunan kerangka LKS
adalah sebagai berikut:
SAMPUL
HALAMAN IDENTITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LKS 1 Konsep Himpunan (1)
LKS 2 Konsep Himpunan (2)
LKS 3 Sifat Himpunan
LKS 4 Operasi Himpunan
LKS 5 Sifat Operasi Himpunan
DAFTAR PUSTAKA
64
3) Pengumpulan referensi
Penyusunan LKS menggunakan beberapa acuan, yakni:
a) Abdur, Rahman As’ari, dkk. 2014. Matematika. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Adinawan, M. Cholik, dan Sugijono. 2007. Matematika
untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
c) Siswono, Tatag Yuli Eko dan Netti Lastinigsih. 2007.
Matematika SMP dan MTs untuk Kelas VII. Jakarta: Esis.
c. Penyusunan rancangan instrumen penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur kinerja
produk yang dihasilkan. Instrumen penelitian yang dimaksud
adalah lembar penilaian RPP, lembar penilaian LKS, angket
respon guru, angket respon siswa, lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa. Hasil
yang diperoleh dalam penyusunan rancangan ini adalah berupa
kisi-kisi instrumen penelitian.
Adapun kisi – kisi lembar penilaian RPP dapat dilihat
pada Lampiran 3.1, kisi – kisi lembar penilaian LKS dapat
dilihat pada Lampiran 3.2, kisi – kisi angket respon guru dapat
dilihat pada Lampiran 3.6, kisi – kisi angket respon siswa dapat
dilihat pada Lampiran 3.8, dan kisi – kisi tes hasil belajar siswa
dapat dilihat pada Lampiran 3.10.
65
3. Tahap Development (Pengembangan)
a. Pengembangan instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang telah dirancang kemudian
disusun berdasarkan kisi – kisi dan selanjutnya dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing. Adapun instrumen yang telah
disusun dapat dilihat pada lampiran, dengan rincian: lembar
penilaian RPP dapat dilihat pada Lampiran 3.3, lembar penilaian
LKS dapat dilihat pada Lampiran 3.4, lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 3.5,
angket respon guru dapat dilihat pada Lampiran 3.7, angket
respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.9, serta soal dan
kunci jawaban tes hasil belajar siswa dapat dilihat secara
berurutan pada Lampiran 3.11 dan 3.12.
Setelah instrumen-instrumen tersebut dikonsultasikan,
selanjutnya dilakukan validasi instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk validasi bahan ajar. Dosen yang ditunjuk
sebagai validator adalah Ibu Fitriana Yuli Saptanningtyas, M.
Si., Bapak Musthofa, M. Sc., dan Bapak Sugiyono, M. Pd.
Berikut hasil validasi pada masing – masing intrumen.
1) Lembar penilaian RPP
Pemvalidasian lembar penilaian RPP dilakukan oleh
Bapak Musthofa, M. Sc. Hasil validasi menunjukkan bahwa
66
instrumen penelitian yang disusun telah lengkap dan dapat
digunakan untuk validasi bahan ajar.
Kisi – kisi lembar penilaian RPP dan lembar penilaian
RPP setelah direvisi secara berurutan dapat dilihat pada
Lampiran 3.1 dan 3.3.
2) Lembar penilaian LKS
Pemvalidasian lembar penilaian LKS dilakukan oleh
Bapak Musthofa, M. Sc. Hasil validasi menunjukkan bahwa
instrumen penelitian yang disusun telah lengkap dan dapat
digunakan untuk validasi bahan ajar.
Kisi – kisi lembar penilaian LKS dan lembar penilaian
LKS setelah direvisi secara berurutan dapat dilihat pada
Lampiran 3.2 dan 3.4.
3) Angket respon guru
Pemvalidasian angket respon guru dilakukan oleh Ibu
Fitriana Yuli Saptanningtyas, M. Si. Pada proses validasi
angket respon guru, instrumen yang divalidasi adalah kisi-
kisi angket respon guru dan angket respon guru. Hasil
validasi menunjukkan bahwa angket respon guru dapat
digunakan dengan beberapa butir revisi, yaitu:
a) Mengubah judul pada lembar angket respon guru. Pada
awalnya, “ANGKET RESPON GURU TERHADAP
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATERI
67
HIMPUNAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PROBLEM SOLVING” menjadi “ANGKET RESPON
GURU TERHADAP RPP DAN LKS MATERI
HIMPUNAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PROBLEM SOLVING”
b) Menyeimbangkan jumlah pernyataan positif dan negatif
agar lebih proporsional. Jumlah pernyataan positif dan
negatif di awal masing – masing sebanyak 15 butir dan 9
butir. Setelah direvisi 3 pernyataan positif diubah menjadi
pernyataan negatif sehingga jumlah pernyataan positif dan
negatif masing – masing menjadi sebanyak 12 butir.
Kisi – kisi dan angket respon guru setelah revisi secara
berurutan dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7.
4) Angket respon siswa
Pemvalidasian angket respon siswa dilakukan oleh Ibu
Fitriana Yuli Saptanningtyas, M. Si. Pada proses validasi
angket respon siswa, instrumen yang divalidasi adalah kisi-
kisi angket respon siswa dan angket respon siswa. Hasil
validasi menunjukkan bahwa angket respon siswa dapat
digunakan dengan beberapa butir revisi, yaitu:
a) Menghilangkan pernyataan yang menggunakan frekuensi,
seperti ‘selalu’ dan ‘sering’. Ada dua pernyataan, yakni
pernyataan butir 1 dan 9.
68
(1) Butir 1 sebelum revisi: “Saya selalu antusias dalam
pembelajaran matematika materi himpunan dengan
menggunakan LKS ini”
Sesudah revisi: “Saya antusias dalam pembelajaran
matematika materi himpunan dengan menggunakan
LKS ini”
(2) Butir 9 sebelum revisi: “Saya sering tidak
memperhatikan pada saat pelajaran matematika
materi himpunan dengan menggunakan LKS ini”
Sesudah revisi: “Saya tidak memperhatikan pada
saat pelajaran matematika materi himpunan dengan
menggunakan LKS ini”
b) Mengubah pernyataan yang tidak jelas.
(1) Butir 4 sebelum revisi: “Perhatian saya terhadap
bantuan guru membuat saya lebih mengerti materi
himpunan dalam LKS ini”
Sesudah revisi: “Memperhatikan bantuan guru
membuat saya lebih mengerti materi himpunan
dalam LKS ini”
c) Menghilangkan butir yang memiliki kesamaan makna.
(1) Menghilangkan butir 6: “Saya senang menggunakan
LKS materi himpunan ini dalam pembelajaran”,
69
karena sama dengan butir 2: “Saya merasa kecewa
menggunakan LKS materi himpunan ini”
(2) Menghilangkan butir 7: “Saya malas melakukan
kegiatan dalam LKS materi himpunan ini”, karena
sama dengan butir 17: “Saya senang melakukan
kegiatan dalam LKS materi himpunan ini”
d) Mengubah pernyataan negatif menjadi pernyataan positif.
(1) Butir 8 sebelum revisi: “Saya tidak senang apabila
LKS materi himpunan ini digunakan di materi lain”
Butir 8 sesudah revisi: “Saya senang apabila LKS
materi himpunan ini digunakan di materi lain”
Kisi – kisi dan angket respon siswa setelah revisi secara
berurutan dapat dilihat pada Lampiran 3.8 dan 3.9.
5) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Pemvalidasian lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran dilakukan oleh Ibu Fitriana Yuli
Saptanningtyas, M. Si. Hasil validasi menunjukkan bahwa
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat
digunakan dengan beberapa revisi, yaitu:
a) Mengganti butir 2 agar lebih ringkas dan sesuai digunakan
pada setiap pembelajaran.
Butir 2 sebelum revisi: “Guru menyampaikan metode
pembelajaran matematika yang akan digunakan pada hari
70
ini yaitu dengan bertanya, praktik, dan latihan, serta
presentasi dan menjelaskan proses pembelajarannya.”
Sesudah revisi: “Guru menyampaikan metode
pembelajaran matematika yang akan digunakan”
b) Mengganti butir 7 dari pernyataan tentang aktivitas guru
menjadi aktivitas siswa.
Butir 7 sebelum revisi: “Guru meminta siswa membaca
permasalahan di LKS yang berkaitan dengan materi”
Sesudah revisi: “Siswa membaca permasalahan di LKS
yang berkaitan dengan materi”
c) Merevisi kata yang tidak dapat diamati langsung oleh
observer secara langsung saat pembelajaran agar lebih
mudah untuk diamati.
(1) Butir 8 sebelum revisi: “Siswa memahami masalah
yang ada pada kegiatan di dalam LKS dengan
pendekatan problem solving.”
Sesudah revisi: “Siswa mengisi tabel pada bagian
‘Ayo menalar’ dalam LKS dengan pendekatan
problem solving”
(2) Merevisi pernyataan butir 10 dan 11 lalu ditukar
posisinya disesuaikan dengan langkah dalam
pendekatan problem solving.
71
Butir 10 sebelum revisi: “Siswa memahami masalah
dengan cara berdiskusi pada teman satu kelompok.”
Sesudah revisi: “Siswa berdiskusi dengan teman satu
kelompok”
Butir 11 sebelum revisi: “Siswa bertanya pada guru
agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kegiatan tersebut”
Sesudah revisi: “Siswa bertanya pada guru”
d) Menghilangkan butir 12 dan 23, sehingga pernyataan yang
berjumlah 25 butir menjadi 23 butir.
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang
telah direvisi dapat dilihat pada lampiran 3.5.
b. Pengembangan bahan ajar
1) Pengembangan RPP
RPP yang dikembangkan mengacu pada Permendikbud
Nomor 103 Tahun 2015 yang menjabarkan tentang
komponen RPP. Komponen RPP mencakup:
a) Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan
kelas/semester
b) Alokasi waktu
c) KI, KD, Indikator pencapaian kompetensi
d) Materi pembelajaran
e) Kegiatan pembelajaran
72
f) Penilaian
g) Media/alat, bahan, dan sumber belajar
Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan akan disesuaikan dengan langkah – langkah
pembelajaran menggunakan pendekatan problem solving
sesuai penjabaran Ridwan Abdullah Sani (2013). Pada RPP
yang dikembangkan, langkah – langkah pembelajaran dengan
pendekatan problem solving terlihat dalam deskripsi kegiatan,
yakni memuat bagian:
a) Memahami masalah
b) Menalar masalah
c) Mencari penyelesaian masalah
d) Melaksanakan rencana penyelesaian
e) Menyimpulkan
2) Pengembangan LKS
LKS yang dikembangkan yaitu LKS dengan
pendekatan problem solving. Aplikasi yang digunakan dalam
pengembangan LKS yaitu Microsoft Office Word 2007 dan
Corel Draw X7. Berikut penjelasan pengembangan LKS
pada masing-masing fiturnya.
a) Sampul
Sampul terletak pada halaman depan LKS. Halaman
sampul memuat judul, gambar pendukung, pendekatan
73
yang digunakan, kurikulum yang digunakan, sasaran LKS,
identitas pemilik LKS, dan nama penulis. Berikut gambar
desain sampul LKS.
Gambar 1 Desain Sampul LKS
b) Halaman identitas
Halaman identitas LKS berisi informasi penyusunan
LKS, antara lain judul, nama penulis, nama pembimbing
nama penilai, ukuran kertas yang digunakan, dan software
yang digunakan. Berikut gambar halaman identitas.
74
Gambar 2 Halaman Identitas LKS
c) Kata pengantar
Kata pengantar berisi ungkapan rasa syukur atas
tersusunnya LKS serta gambaran awal mengenai isi LKS.
Berikut gambar halaman kata pengantar.
Gambar 3 Kata Pengantar LKS
d) Daftar isi
75
Daftar isi berisi informasi tentang apa saja yang
terdapat pada LKS disertai dengan nomor halaman untuk
memudahkan pencarian. Berikut tampilan daftar isi.
Gambar 4 Daftar Isi LKS
e) Judul bagian LKS
Judul bagian LKS memuat LKS bagian ke- dan isi
materi.
Gambar 5 Judul Bagian LKS
f) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator
pencapaian
Halaman bagian KI, KD, dan Indikator pencapaian
memuat penjabarannya dalam bentuk bagan. Berikut
tampilannya.
76
Gambar 6 KI, KD, dan Indikator
g) Tujuan
Bagian ini berisi tujuan pembelajaran yang ada pada
setiap halaman awal Kegiatan LKS 1, 2, 3, 4, dan 5.
Berikut tampilannya.
Gambar 7 Tujuan Kegiatan LKS
h) Petunjuk Kegiatan
Bagian ini berisi petunjuk kegiatan LKS yang juga
ada pada setiap halaman awal Kegiatan LKS 1, 2, 3, 4, dan
5. Berikut tampilannya.
Gambar 8 Petunjuk Kegiatan LKS
77
i) Ayo Memahami
Bagian ini berisi penyajian masalah. Diberikan
permasalahan yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari –
hari agar mudah dimengerti oleh siswa. Ini adalah tahap
awal pada langkah pendekatan problem solving, yaitu
memahami masalah. Berikut tampilannya.
Gambar 9 Bagian Ayo Memahami
j) Ayo menalar
Bagian ini berisi pengidentifikasian masalah. Ini
adalah tahap kedua pada langkah pendekatan problem
solving, yaitu menalar masalah. Pada setiap bagian ‘Ayo
Menalar’ akan diikuti dengan tabel yang menjadi tahap
ketiga dalam problem solving, yaitu mencari penyelesaian
masalah. Berikut tampilannya.
Gambar 10 Bagian Ayo Menalar
k) Ayo Menggali Informasi
78
Bagian ini berisi informasi – informasi atau materi
pembuka yang menjadi serangkaian dalam langkah –
langkah kegiatan pada LKS. Ini adalah tahap keempat
pada langkah pendekatan problem solving, yaitu
melaksanakan rencana penyelesaian. Bagian ini akan
diikuti dengan serangkaian langkah – langkah rencana
penyelesaian. Berikut tampilannya.
Gambar 11 Bagian Ayo Menggali Informasi
l) Pojok Ilmu
Bagian ini berisi materi penutup yang menjadi
serangkaian dalam langkah – langkah kegiatan pada LKS.
Bagian ini diikuti dengan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pada ‘Pojok Ilmu’. Berikut
tampilannya.
79
Gambar 12 Kolom Pojok Ilmu
m) Ayo Menyimpulkan
Bagian ini berisi kolom yang harus diisi oleh siswa
terkait kesimpulan materi yang ada pada serangkaian
langkah – langkah pada LKS. Bagian ini adalah tahap
kelima pada pendekatan problem solving, yaitu
menyimpulkan.. Berikut tampilannya.
Gambar 13 Kolom Ayo Menyimpulkan
n) Ayo Berlatih
Bagian ini berisi soal – soal atau permasalahan yang
dikerjakan oleh siswa untuk lebih memahamkan materi
80
yang disampaikan pada serangkaian LKS. Berikut
tampilannya.
Gambar 14 Bagian Ayo Berlatih
o) Daftar Pustaka
Bagian ini berisi beberapa referensi yang digunakan
dalam penyusunan LKS. Berikut tampilannya.
Gambar 15 Daftar Pustaka LKS
c. Validasi
RPP dan LKS yang telah disusun dan dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing, selanjutnya divalidasi oleh dosen
ahli yaitu Bapak Musthofa, M. S. Dan Bapak Sugiyono, M. Pd.
Hasil penilaian kevalidan RPP dan LKS disajikan pada tabel
berikut secara berurutan.
81
Tabel 5 Analisis Penilaian RPP
No Aspek PenialaianRata – Rata
Tiap AspekKriteria
1 Kelengkapan identitas 5 Sangat Baik
2Perumusan tujuan
pembelajaran4,25 Sangat Baik
3 Isi yang disajikan 4 Baik
4 Waktu 4,25 Sangat Baik
Rata – Rata Total 4,375 Sangat Baik
Tabel 6 Aspek Penilaian LKS
No Aspek PenialaianRata – Rata
Tiap AspekKriteria
1Kesesuaian dengan
syarat konstruktif4,56 Sangat Baik
2
Kesesuaian dengan
pendekatan problem
solving
4 Baik
3Kesesuaian dengan
syarat didaktif4 Baik
4Kesesuaian dengan
syarat teknis4,23 Sangat Baik
Rata – Rata Total 4,2 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, hasil penilaian RPP
menunjukkan bahwa skor rata – rata yang diperoleh adalah
4,375 untuk skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik.
Sedangkan hasil penilaian LKS menunjukkan bahwa skor rata –
rata yang diperoleh adalah 4,2 untuk skor maksimal 5 dengan
kriteria sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
RPP dan LKS yang dikembangkan valid karena setiap
komponen telah memenuhi kriteri minimal baik.
82
d. Revisi bahan ajar
Berikut merupakan revisi RPP dan LKS berdasarkan
saran/masukan dari validator:
1) Perbaikan lambang pada materi RPP
Sebelum revisi:
Gambar 16 Lambang pada materi sebelum revisi
Setelah revisi:
Gambar 17 Lambang pada materi setelah revisi
2) Perbaikan penulisan pada kolom “Petunjuk Kegiatan”
Sebelum revisi:
Gambar 18 Penulisan pada kolom "Petunjuk Kegiatan"sebelum revisi
83
Setelah revisi:
Gambar 19 Penulisan pada kolom "Petunjuk Kegiatan"setelah revisi
3) Perbaikan tujuan kegiatan pada LKS 2
Sebelum revisi:
Gambar 20 Tujuan kegiatan pada LKS 2 sebelum revisi
Setelah revisi:
Gambar 21 Tujuan kegiatan pada LKS 2 setelah revisi
4) Mengubah himpunan pada bagian “Ayo Menalar” di LKS 2
Sebelum revisi:
Gambar 22 Himpunan pada bagian "Ayo Menalar" di LKS 2
84
Setelah revisi:
Gambar 23 Himpunan pada bagian "Ayo Menalar" di LKS 2
5) Penempatan ulang pernyataan pada bagian “Ayo Menggali
Informasi” di LKS 3
Sebelum revisi:
Gambar 24 Pernyataan pada bagian “Ayo MenggaliInformasi” di LKS 3 sebelum revisi
Setelah revisi:
Gambar 25 Pernyataan pada bagian “Ayo MenggaliInformasi” di LKS 3 setelah revisi
6) Perbaikan penulisan istilah pada LKS 3
Sebelum revisi:
Gambar 26 Penulisan istilah sebelum revisi
85
Setelah revisi:
Gambar 27 Penulisan istilah setelah revisi
7) Perbaikan pernyataan pada bagian “Ayo Menggali Informasi”
di LKS 4
Sebelum revisi:
Gambar 28 Pernyataan sebelum revisi
Setelah revisi:
Gambar 29 Pernyataan setelah revisi
4. Tahap Implementation (Implementasi)
Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan,
yakni uji coba bahan ajar, pengisian lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tes hasil belajar, dan
penyebaran angket respon guru dan siswa.
a. Uji coba bahan ajar
Bahan ajar yang diujicobakan adalah RPP dan LKS
dengan pendekatan problem solving. RPP dan LKS tersebut
disusun untuk 5 kali pertemuan yang terdiri dari 2 × 40 menit
86
dan 3 × 40 menit. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas VII G
SMP N 1 Sleman pada tanggal 3 September – 1 Oktober 2016.
Secara rinci, waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 7 Waktu Pelaksanaan PenelitianNo Waktu Pelaksanaan Alokasi Waktu Materi
1 3 September 2016 3 × 40 menitLKS 1: Konsep
Himpunan (1)
2 7 September 2016 2 × 40 menitLKS 2: Konsep
Himpunan 2
3 10 September 2016 3 × 40 menitLKS 3: Sifat
Himpunan
4 24 September 2016 3 × 40 menitLKS 4: Operasi
Himpunan
5 28 September 2016 2 × 40 menitLKS 5: Sifat
Operasi Himpunan
6 1 Oktober 2016 2 × 40 menit Tes Hasil Belajar
Dalam proses uji coba ini, guru menjadi penyaji materi
dan peneliti menjadi observer (pengamat) yang mengamati
jalannya proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan RPP dan
LKS dengan pendekatan problem solving. Secara umum,
kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan,
diantaranya guru membuka pembelajaran dengan memberi
salam dan mengajak siswa berdoa, memeriksa kehadiran siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan garis
87
besar pembelajaran pada hari itu. Pada kegiatan pendahuluan,
siswa mendengarkan guru dengan seksama .
Selanjutnya, pada kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan
dengan langkah-langkah pada kegiatan problem solving, yakni
memahami masalah, menalar masalah, mencari penyelesaian
masalah, melaksanakan rencana penyelesaian, dan
menyimpulkan. Kemudian, pada kegiatan penutup, guru
membimbing siswa menjabarkan kembali materi yang sudah
dipelajari dan menjawab pertanyaan siswa jika ada. Lalu
diakhiri dengan mengingatkan materi pertemuan berikutnya,
mengajak berdoa, dan mengucapkan salam penutup.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan
uji coba ini adalah STAD (Student Teams Achievement
Division). Dalam hal ini, siswa membentuk kelompok yang
masing-masing terdiri dari 4 orang untuk melakukan kegiatan
yang ada di dalam LKS. Tujuannya agar siswa dapat
membangun konsepnya sendiri dan menemukan penyelesaian
masalah yang ada di dalam LKS. Sebagian besar siswa
berdiskusi dengan kelompoknya masing – masing. Selain itu,
siswa akan bertanya jika mengalami kesulitan atau menemukan
langkah – langkah kegiatan di LKS yang belum jelas. Namun,
ada beberaoa siswa yang memilih mengerjakan LKS sendirian
dan tidak berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah
88
menyelesaikan kegiatan di LKS, kelompok yang dipilih secara
acak dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.
Gambar 30 Dokumentasi Pembelajaran di Kelas
Selanjutnya, guru dan siswa mengkonfirmasi jawaban
yang benar terkait hasil diskusi, serta guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang sudah dipelajari pada saat itu. Selain
itu, siswa diminta mengerjakan soal – soal yang berkaitan
dengan masalah nyata sesuai dengan materi himpunan yang
dipelajari saat itu.
b. Pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Setiap pertemuan, observer mengamati jalannya proses
pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Hasil
pengamatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran. Adapun hasil analisis
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel berikut.
89
Tabel 8 Analisis Lembar Obeservasi KeterlaksanaanPembelajaran
Pertemuan
ke –
Persentase Keterlaksanaan
PembelajaranKriteria
1 95,65 % Sangat Baik
2 100 % Sangat Baik
3 95,65 % Sangat Baik
4 95,65 % Sangat Baik
5 100 % Sangat Baik
Perentase
rata – rata97,39 % Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa bahan
ajar yang dihasilkan memenuhi sebagian kualifikasi praktis. Hal
ini dikarenakan persentase rata – rata keterlaksanaan
pembelajaran adalah 97,39% dan memenuhi kriteria sangat baik.
Pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
oleh observer dapat dilihat pada Lampiran 5.11 dan tabulasi
hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada
Lampiran 6.5.
c. Pelaksanaan tes hasil belajar
Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan keenam,
yaitu pada tanggal 1 Oktober 2016, yang diikuti oleh 32 siswa
keas VII G SMP N 1 Sleman. Tujuan dilaksanakannya tes hasil
belajar adalah untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan
RPP dan LKS dalam pembelajaran. Tes hasil belajar tersebut
terdiri dari 4 soal uraian dengan alokasi waktu 40 menit.
90
Dari hasil tes hasil belajar tersebut, sebanyak 29 siswa
mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 3 siswa
mendapatkan nilai di bawah KKM, dimana KKM yang
ditetapkan sekolah adalah 75. Berdasarkan hasil tersebut,
diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 88,28 dengan
persentase ketuntasan hasil belajar mencapai 90,62%. Hal ini
berarti bahan ajar yang dihasilkan memenuhi kualifikasi efektif,
karena persentase ketuntasan hasil belajar memenuhi kriteria
sangat baik. Tabulasi hasil tes hasil belajar dapat dilihat pada
Lampiran 6.6.
d. Penyebaran angket respon guru dan siswa
Penyebaran angket guru dan siswa dilakukan ada tanggal 3
September 2016. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket
respon yang teridiri dari 24 butir pernyataan untuk guru dan 16
butir pernyataan untuk siswa. Selanjutnya, dilakukan analisis
terhadap hasil pengisian angket respon guru dan siswa. Hasil
analisis angket respon guru dan siswa disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 9 Hasil Analisis Angket Respon Guru
No Aspek ResponRata – Rata
PenilaianKlasifikasi
1 Kemudahan 3 Baik
2 Kemanfaatan 3 Baik
Rata – Rata 3 Baik
91
Tabel 10 Tabel Analisis Angket Respon Siswa
No Aspek ResponRata – Rata
PenilaianKlasifikasi
1 Perhatian 3,24 Baik
2 Ketertarikan 3,25 Baik
3 Rasa senang 3,15 Baik
4 Keingintahuan 3,41 Sangat Baik
Rata – Rata 3,26 Baik
Berdasarkan tabel di atas, respon guru terhadap
penggunaan RPP dan LKS yang dikembangkan memenuhi
kriteria baik dengan rata – rata penilaian 3, begitupula dengan
respon siswa yang dikembangkan memenuhi kriteria baik
dengan rata – rata penilaian 3,26. Oleh sebab itu, diperoleh hasil
bahwa bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis
dengan kalasifikasi baik.
Adapun pengisian angket respon guru dapat dilihat pada
Lampiran 5.9, tabulasi data angket respon guru dapat dilihat
pada Lampiran 6.3, contoh pengisian angket respon siswa dapat
dilihat pada Lampiran 5.10, dan tabulasi data angket respon
siswa dapat dilihat pada Lampiran 6.4.
5. Tahap Evaluation (Evaluasi)
Pada tahap evaluasi, peneliti melakukan revisi terhadap
bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum
terpebuhi dari bahan ajar yang dihasilkan.
92
Berikut merupakan hasil pada tahap evaluasi:
a. Perbaikan kesalahan penulisan pada LKS 5
b. Penambahan alokasi waktu untuk latihan soal.
Adapun RPP dan LKS yang telah direvisi secara berurutan
dapat dilihat pada Lampiran 8.1 dan 8.2.
B. Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan bahan ajar dengan
pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk siswa SMP
kelas VII. Model dan prosedur pengembangan bahan ajar yang
digunakan adalah model ADDIE dengan tahapan Analysis (Analisis),
Design (Perancangan), Development (Pengembangan),
Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Adapun
produk yang dihasilkan dalam penelitian adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan
pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk SMP kelas
VII. Dalam hal ini dikembangkan 2 RPP dan 5 LKS.
Pada tahap Analysis (analisis), peneliti melakukan analisis
terkait latar belakang dilakukannya pengembangan bahan ajar.
Analisis tersebut meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan
analisis karakteristik siswa. Dari kegiatan analisis yang dilakukan,
diketahui bahwa kemampuan siswa kelas VII terkait penguasaan
materi himpunan uumnya belum berkembang maksimal. Selain itu,
bahan ajar yang ada pada umumnya kurang dapat membantu siswa
93
dalam mengkonstruksi pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan.
Hal tersebut disebabkan bahan ajar belum sepenuhnya dikembangkan
oleh guru secara mandiri yang didasarkan pada situasi dan kondisi
siswa, baik pengembangan RPP maupun LKS.
Lebih lanjut, diperoleh informasi bahwa kurikulum yang
digunakan di sekolah adalah Kurikulum 2013. Salah satu materi yang
dipelajari untuk SMP Kelas VII pada semester 1 adalah materi
himpunan.
Sementara itu, berdasarkan teori perkembangan kognitif
menurut Piaget, siswa SMP pada umumnya berada pada tahap
operasional formal. Namun, siswa belum mampu sepenuhnya berpikir
secara abstrak. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut siswa masih
pada tahap operasional formal awal, yakni masa peralihan dari belajar
dengan benda konkrit ke abstrak. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan
penggunaan media pembelajaran serta pengondisian lingkungan
belajar yang dapat memfasilitasi kebutuhannya. Tujuannya agar siswa
dapat belajar tidak pada penghapalan konsep atau rumus saja, tetapi
lebih pada cara berpikir logis dan sistematis.
Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan pendekatan
problem solving cocok diterapkan untuk siswa SMP Kelas VII. Hal ini
dikareanakan problem solving bertujuan untuk menanamkan kepada
siswa bagaimana cara berpikir sistematis dan logis dalam mengatasi
suatu masalah – masalah yang dihadapi.
94
Pada tahap Design (Perancangan), peneliti merancang konsep
produk yang akan dikembangkan. Dalam hal ini, rancangan yang
dibuat adalah rancangan RPP dan LKS materi himpunan dengan
pendekatan problem solving dan rancangan instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur kinerja produk yang dihasilkan.
Rancangan RPP yang dibuat sebanyak dua RPP untuk lima pertemuan
dan rancangan LKS dibuat sebanyak lima LKS. Sementara instrumen
penelitian yang dirancang meliputi lembar penilaian RPP dan LKS
untuk mengukur kevalidan, angket respon guru dan siswa serta lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengukur kepraktisan,
dan tes hasil belajar untuk mengukur keefektifan.
Pada tahap Development (Pengembangan), peneliti
mengembangkan bahan ajar berupa RPP dan LKS materi himpunan
dengan pendekatan problem solving dan menyusun instrumen
penelitian berdasarkan rancangan yang telah dibuat. RPP
dikembangkan mengacu pada Lampiran Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 yang menjabarkan tentang komponen RPP. Sedangkan
LKS dikembangkan dengan memperhatikan kesesuaian pada kualitas
isi/materi LKS, kesesuaian dengan pendekatan problem solving, serta
kesesuaian dengan syarat didaktik, konstruksi, dan teknis.
Bahan ajar yang telah dikembangkan, kemudian dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing. Hasil dari konsultasi tersebut kemudian
95
dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan/revisi bahan ajar.
Selanjutnya dilakukan validasi bahan ajar oleh dosen ahli.
Berdasarkan hasil penilaian pada RPP, diperoleh skor rata-rata
4,375 dari skor maksimal 5 dengan kriteri sangat baik. Oleh karena
itu, RPP yang dikembangkan dapat dikatakan telah sesuai dengan
prinsip penyusunan RPP pada Lampiran Permendikbud Nomor 103
Tahun 2015 yang menjabarkan tentang komponen RPP. Selain itu
juga berarti telah memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran dengan
pendekatan problem solving. Saran dari validator terkait RPP secara
umum ialah perbaiki penulisan pada RPP, perbaikan isi materi, dan
kesalahan penulisan istilah.
Sementara itu, hasil penilaian pada LKS diperoleh skor rata-rata
4,2 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan layak
digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena telah memenuhi
syarat didaktiks, konstruksi, serta teknis, dan sesuai dengan prinsip-
prinsip pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Meskipun
demikian, di antara 4 aspek penilaian pada LKS, aspek kesesuaian
dengan problem solving dan syarat didaktif memiliki poin terendah,
yakni 4 dengan kriteria baik.
Oleh karena penilaian kevalidan RPP dan LKS masing-masing
memenuhi kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahawa
bahan ajar berupa RPP dan LKS materi Himpunan dengan pendekaran
96
problem solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid.
Terlihat dari masing-masing komponen penilaian yang menunjukkan
kriteria baik.
Setelah dilakukan validasidan revisi bahan ajar, tahapan
selanjutnya adalah tahap Implementation (Implementasi). Pada tahap
ini, peneliti melakukan uji coba bahan ajar di SMP N 1 Sleman kelas
VII G pada tanggal 3 September – 1 November 2016. Tujuan dari uji
coba ini adalah untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan dari
bahan ajar yang dihasilkan. Pada tahap ini ada beberapa kegiatan,
yakni uji coba bahan ajar, pelaksanaan tes hasil belajar siswa, serta
pengisian angket respon guru dan siswa. Selain itu, pada tahap ini juga
dilakukan analisis data yang diperoleh untuk mengukur kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan produk yang dikembangkan.
Selama tahap uji coba, proses pembelajaran dilaksanakan
menggunakan RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving
untuk lima kali pertemuan. Proses pembelajaran secara umum ada tiga
langkah, yaitu pendahuluan, inti, dan penutupan. Pembelajaran
dimulai dengan pendahuluan, yaitu mengondisikan siswa, guru
membuka pembelajaran dengan memberi salam dan mengajak siswa
berdoa, memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan menyampaikan garis besar pembelajaran pada hari
itu. Selanjutnya, pada kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan dengan
langkah-langkah pada kegiatan problem solving, yakni memahami
97
masalah, menalar masalah, mencari penyelesaian masalah,
melaksanakan rencana penyelesaian, dan menyimpulkan. Kemudian,
pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa menjabarkan
kembali materi yang sudah dipelajari dan menjawab pertanyaan siswa
jika ada. Lalu diakhiri dengan mengingatkan materi pertemuan
berikutnya, mengajak berdoa, dan mengucapkan salam penutup.
Selama pelaksanaan uji coba bahan ajar, terdapat beberapa
kendala atau hambatan yang ditemukan, diantaranya:
1. Beberapa siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
2. Kurangnya kemandirian siswa dalam memahami langkah kegiatan
pada LKS.
3. Beberapa siswa kesulitan mengkomunikasikan kesimpulan dari
kegiatan diskusi.
Beradasarkan hasil analisis angket respon guru, diperoleh rata –
rata respon guru yaitu 3 dari skor maksimal 4 dengan kriteria baik. hal
ini berarti guru memberikan respon positif terhadap penggunaan dan
kemanfaatan bahan ajar yang dihasilkan. Sementara itu, dari hasil
analisis angket respon siswa, siperoleh skor rata – rata respon siswa
yaitu 3,26 dari skor maksimal 4 dengan kriteria baik. Hal ini berarti
siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan dan
kemanfaatan LKS.
Selain hasil analisis angket respon guru dan siswa, kepraktisan
bahan ajar juga ditinjau dari hasil observasi keterlaksanaan
98
pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer
mengamati jalannya proses pembelajaran, lalu mengisi lembar
keterlaksanaan pembelajaran. Dari lembar observasi tersebut
diperoleh persentase rata – rata keterlaksanaan pembelajaran dari
pertemuan pertama hingga kelima adalah 97,39 % dengan kriteria
sangat baik. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran yang dirancang
dalam RPP hampir seluruhnya terlaksana pada kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan problem solving.
Oleh karena respon guru dan siswa terhadap penggunaan bahan
ajar berupa RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving
memenuhi kriteria baik, serta dari hasil pengamatan yang dilakukan
oleh observer menunjukkan bahwa keterlaksanaan proses
pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik, maka disimpulkan
bahwa bahan ajar berupa RPP dan LKS materi himpunan dengan
pendekatan problem solving memenuhi kualifikasi praktis, karena
masing – masing komponen memenuhi kriteria baik.
Dalam pelaksanaan uji coba juga dilaksanakan tes hasil belajar.
Tujuannya untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan ajar
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis tes hasil
belajar, diperoleh nilai rata – rata siswa adalah 88,28 dari skor
maksimal 100 dengan persentase ketuntasan mencapai 90,63% dengan
kriteria sangat baik. Artinya, bahan ajar yang dikembangkan dengan
pendekatan problem solving efektif digunakan dalam kegiatan
99
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Aris Shoimin (2014:
136), yang menyatakan bahwa problem solving dapat menstimulasi
siswa dalam berpikir yang dimulai dari mencari data sampai
merumuskan kesimpulan sehingga siswa dapat mengambil makna dari
kegiatan pembelajaran. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan
problem solving memenuhi kriteria efektif, karena memenuhi kritera
minimal baik.
Tahap terakhir pada penelitian ini adalah Evaluation (Evaluasi).
Pda tahap evaluasi, peneliti melakukan revisi terhadap bahan ajar
sesuai dengan hasil evaluasi dan kebutuhan yang belum terpenuhi.
Revisi bertujuan untuk perbaikan kedepannya. Revisi yang dilakukan
antara lain memperbaiki penulisan di LKS pada kolom petunjuk
kegiatan, soal pada bagian Ayo Menalar di LKS kegiatan 2, dan soal
pengantar pada LKS kegiatan 4.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
berupa RPP dan LKS materi himpunan dengan pendekatan problem
solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid, praktis, dan
efektif. Sehingga diharapkan bahan ajar yang dikembangkan dapat
digunakan tidak hanya di sekolah tempat pelaksanaan uji coba, tetapi
juga di sekolah-sekolah lain yang memiliki kesamaan karakteristik.
100
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam pengembangan bahan ajar materi
himpunan dengan pendekatan problem solving antara lain:
1. Pada saat uji coba, semua kegiatan dapat terlaksana. Namun,
beberapa kali ada keterbatasan waktu sehingga bagian “Ayo
Berlatih” ada yang dijadikan PR.
2. Kevalidan bahan ajar hanya didasarkan pada penilaian dua dosen
ahli
3. Kepraktisan bahan ajar hanya diukur dari angket respon guru dan
siswa, serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
4. Keefektifan bahan ajar hanya diukur dari hasil tes hasil belajar
siswa pada kelas uji coba.
5. Hasil evaluasi tidak diujicobakan kembali.