bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. bab iv.pdf ·...

94
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Malang a. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Malang Gambar 3. Peta Kabupaten Malang Sumber : infokepanjen.com, 22 Juni 2017 Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Malang

a. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Malang

Gambar 3. Peta Kabupaten Malang

Sumber : infokepanjen.com, 22 Juni 2017

Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

53

setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/Kota yang ada di

Provinsi Jawa Timur dan merupakan kabupaten dengan populasi

terbesar di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Malang juga merupakan

kabupaten terluas ketiga di Pulau Jawa setelah Kabupaten

Banyuwangi dan Kabupaten Sukabumi di Provinsi Jawa Barat. Hal ini

didukung dengan luas wilayahnya 3.534,86 km2 atau sama dengan

353.486 ha dan jumlah penduduknya 2.544.315 jiwa (tahun 2015). Ibu

kota Kabupaten Malang adalah Kepanjen. Kabupaten Malang juga

dikenal sebagai daerah yang kaya akan potensi diantaranya dari

pertanian, perkebunan, tanaman obat keluarga dan lain sebagainya.

Disamping itu juga dikenal dengan obyek-obyek wisatanya

(malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

b. Sejarah Kabupaten Malang

Gambaran Umum Kabupaten Malang dijelaskan dalam

malangkab.go.id (22 Juni 2017). Ketika kerajaan Singhasari dibawah

kepemimpinan Akuwu Tunggul Ametung yang beristrikan Ken

Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat

pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah

muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul

Ametung dan menikahi Ken Dedes, pusat kerajaan berpindah ke

Malang, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri. Kediri saat itu

jatuh ke tangan Singhasari dan turun statusnya menjadi kadipaten.

Sementara Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

54

Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Dhandang Gendhis (1185-

1222).

Kerajaan ini mengalami jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram,

kerajaan-kerajaan di Malang jatuh ke tangan Mataram, seperti halnya

Kerajaan Majapahit. Sementara pemerintahan pun berpindah ke

Demak disertai masuknya agama Islam yang dibawa oleh Wali Songo.

Malang saat itu berada di bawah pemerintahan Adipati Ronggo

Tohjiwo dan hanya berstatus kadipaten. Pada masa-masa keruntuhan

itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris Raden Panji

Pulongjiwo. Ia tertangkap prajurit Mataram di Desa Panggungrejo

yang kini disebut Kepanjen (Kepanji-an). Hancurnya kota Malang saat

itu dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah.

Pada zaman VOC, Malang merupakan tempat strategis sebagai

basis perlawanan seperti halnya perlawanan Trunojoyo (1674-1680)

terhadap Mataram yang dibantu VOC. Menurut kisah, Trunojoyo

tertangkap di Ngantang. Awal abad XIX ketika pemerintahan

dipimpin oleh Gubernur Jenderal, Malang seperti halnya daerah-

daerah di nusantara lainnya, dipimpin oleh Bupati.

Bupati Malang I adalah Raden Tumenggung Notodiningrat I yang

diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan resolusi

Gubernur Jenderal 9 Mei 1820 Nomor 8 Staatblad 1819 Nomor 16.

Kabupaten Malang merupakan wilayah yang strategis pada masa

pemerintahan kerajaan-kerajaan. Bukti-bukti yang lain, seperti

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

55

beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini telah ada

sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa

kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang

tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian

tempat suci pada hari Jum’at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka,

yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada

tanggal 28 Nopember 760. Tanggal inilah yang dijadikan patokan hari

jadi Kabupaten Malang. Sejak tahun 1984 di Pendopo Kabupaten

Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap

berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin dianjurkan

berpakaian khas daerah Malang sebagaimana ditetapkan.

c. Visi dan Misi Kabupaten Malang

Visi Kabupaten Malang adalah :

"Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB

MANETEP".

Secara terperinci rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut :

“Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah dan Memiliki

Mental Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan Pembangunan yang

Bermanfaat Nyata untuk Rakyat Berbasis Pedesaan”. Penggunaan

istilah MADEP-MANTEB-MANETEP merupakan filosofi

pembangunan yang bukan hanya memiliki arti yang baik, melainkan

juga memiliki akar historis pada kebudayaan nusantara dan Kabupaten

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

56

Malang. Oleh karena itu, MADEP-MANTEB-MANETEP bukanlah

sebuah akronim, melainkan memiliki kesatuan maknawi yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain.

Misi Pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan

adalah sebagai berikut :

1) Memantapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan guna menunjang percepatan revolusi mental yang

berbasis nilai keagamaan yang toleran, budaya lokal, dan

supremasi hukum;

2) Memperluas inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis

berbasisteknologi informasi;

3) Melakukan percepatan pembangunan dibidang pendidikan,

kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM);

4) Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian,

pariwisata, dan industri kreatif;

5) Melakukan percepatan pembangunan desa melalui penguatan

kelembagaan, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),

dan pengembangan produk unggulan desa;

6) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur jalan, transportasi,

telematika, sumber daya air, permukiman dan prasarana

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

57

lingkungan yang menunjang aktivitas sosial ekonomi

kemasyarakatan;

7) Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga

kelestarian lingkungan hidup.

Secara substantif, tujuh misi pembangunan Kabupaten Malang

Tahun 2016-2021 dapat dikelompokkan dalam dua dimensi pokok,

yaitu :

1) Konsep dan arah pembangunan yang bersifat ekonomis dan

materiil.

2) Konsep dan arah pembangunan yang bersifat non-ekonomis dan

non-materiil (malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

d. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kabupaten Malang terletak pada 112O17`10,90`` sampai

112O57`00`` Bujur Timur, 7O44`55,11`` sampai 8O26`35,45`` Lintang

Selatan (malangkab.go.id, 12 Juli 2017). Batas wilayah administratif

Pemerintah Kabupaten Malang adalah :

1) Sebelah utara : Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto

2) Sebelah timur : Kabupaten Probolinggo dan Lumajang

3) Sebelah barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri

4) Sebelah selatan : Samudra Indonesia (malangkab.go.id, 22

Juni 2017).

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

58

e. Geologi

Kabupaten Daerah Tingkat II Malang merupakan Daerah Dataran

Tinggi, wilayah ini dipagari oleh :

1) Utara : Gunung Anjasmoro (2.277m) dan Gunung Arjuno

(3.399m)

2) Timur : Gunung Bromo (2.392m) dan Gunung Semeru (3.676m)

3) Barat : Gunung Kelud (1.731m)

4) Selatan: Pegunungan Kapur (650m) dan Gunung Kawi (2.625m)

(malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

f. Topografi

1) Daerah dataran rendah terletak pada ketinggian 250-500m diatas

permukaan air laut

2) Daerah dataran tinggi

3) Daerah perbukitan kapur

4) Daerah lereng Gunung Kawi-Arjuno (500-3300m di atas

permukaan air laut)

5) Daerah Lereng Tengger-Semeru di Bagian Timur (500-3600m

diatas permukaan air laut) (malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

g. Fisiologi

Kondisi lahan di Kabupaten Malang bagian utara relatif subur,

sementara di sebelah selatan kurang subur. Masyarakat Kabupaten

Malang umumnya bertani, terutama yang tinggal di wilayah pedesaan.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

59

Sebagian lainnya telah berkembang sebagai masyarakat industri

(malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

h. Hidrologi

Sungai-sungai yang mengalir mempunyai pengaruh yang besar

bagi perekonomian yang agraris yaitu :

1) Kali Brantas : bermata air Dk. Sumber Brantas, Desa Tulungrejo

(Batu), membelah Kabupaten Malang menjadi dua dan di wilayah

ini berakhir di Bendungan Karangkates

2) Kali Konto : mengalir melintasi wilayah Kabupaten Pujon dan

Ngantang dan berakhir di Bendungan Selorejo (Ngantang)

3) Kali Lesti : mengalir di bagian timur, wilayah Kecamatan

Turen, Dampit dan sekitarnya. Disamping puluhan anak sungai

yang mempunyai arti penting

4) Kali Amprong: mengalir di bagian timur, wilayah Kecamatan

Poncokusumo dan Tumpang (malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

2. Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

a. Sejarah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Malang pada awalnya

merupakan tugas dan fungsi Sub Bagian Produksi I dari Bagian

Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Sampai dengan

tahun 1995, mulai terbentuk Bagian Lingkungan Hidup pada

Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Tahun 2001, sesuai dengan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

60

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 24 Tahun 2001 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan (Bapedalda), Bagian Lingkungan Hidup Sekretariat

Daerah berubah menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah (Bapedalda) Kabupaten Malang sampai dengan 2004. Tahun

2004 sampai dengan 2008 Bapedalda digabung dengan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral menjadi Dinas Lingkungan Hidup, Energi

dan Sumber Daya Mineral (LHESDM) Kabupaten Malang

(lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

Hal tersebut mengacu pada Keputusan Bupati Malang Nomor 99

Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Lingkungan Hidup, Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada Tahun

2008 sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2005 tentang Pedoman Organisasi Pemerintah Daerah dan

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, maka Dinas Lingkungan Hidup, Energi

dan Sumber Daya Mineral (LHESDM) dipecah kembali menjadi

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, dan mulailah berdiri Badan

Lingkungan Hidup hingga saat ini. Penetapan tersebut berdasarkan

pada Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2008 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

61

b. Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

Mengacu pada visi misi serta program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah terpilih periode 2016-2021 sebagaimana tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Visi dan misi yang telah

ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2016-2021 adalah "Terwujudnya Kabupaten Malang

yang MADEP MANTEP MANETEP”, yang diartikan sebagai

masyarakat Kabupaten Malang yang istiqomah dan memiliki mental

bekerja keras guna mencapai kemajuan pembangunan daerah yang

nyata berbasis perdesaan. Sebagai upaya untuk mewujudkan visi

tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 7 (tujuh) misi. Pada salah satu

misi yakni misi ketujuh yaitu ”Memperkokoh kesadaran dan perilaku

masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup”,

mempunyai arah keterkaitan yang sangat jelas dengan urusan

lingkungan hidup yang merupakan urusan pemerintahan yang

dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

(lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

c. Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengawasi,

mengendalikan, membina, mengkoordinasikan dan kerjasama dalam

pelaksanaan Lingkungan Hidup yang ditetapkan Bupati; dan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

62

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang

tugasnya. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

urusan kepegawaian, urusan umum yang meliputi kegiatan surat-

menyurat, penggandaan, perlengkapan, rumah tangga, hubungan

masyarakat, urusan keuangan, koordinasi perencanaan, evaluasi dan

pelaporan program Dinas Lingkungan Hidup; dan melaksanakan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

bidang tugasnya (lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017). Sekretariat

mempunyai fungsi :

1) Perencanaan kegiatan kesekretariatan;

2) Pengelola urusan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan

pendidikan pelatihan pegawai;

3) Pengelolaan urusan rumah tangga, keprotokolan dan hubungan

masyarakat;

4) Penyelenggaraan pengelolaan administrasi keuangan dan

kekayaan daerah;

5) Penyelenggaraan kegiatan surat-menyurat, pengetikan,

penggandaan, kearsipan;

6) Pengelolaan administrasi perlengkapan dan mengurus

pemeliharaan, kebersihan dan keamanan kantor;

7) Pengkoordinasian dan penyusunan rencana pembangunan,

evaluasi dan pelaporan; dan

8) Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

63

sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; Sub

Bagian Keuangan dan Aset; dan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi

dan Pelaporan (lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017). Masing-masing

Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala Sub Bagian

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

Dinas. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

1) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian;

2) Menyelenggarakan, melaksanakan dan mengelola administrasi

kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan pendidikan pelatihan

pegawai;

3) Melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan, urusan

surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, perjalanan dinas,

keprotokolan, penyusunan rencana kebutuhan barang, peralatan

dan mendistribusikan;

4) Menyelenggarakan administrasi perkantoran;

5) Melaksanakan kebersihan dan keamanan kantor;

6) Menghimpun, mengolah data, menyusun program kerja Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian; dan

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

64

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

1) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan;

2) Melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi pembukuan,

pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan

anggaran;

3) Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban

penyelenggaraan anggaran perangkat daerah;

4) Menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis Dinas

Lingkungan Hidup;

5) Menghimpun, mengolah data dan menyusun program kerja Sub

Bagian Keuangan;

6) Melaksanakan pengurusan biaya perpindahan pegawai dan ganti

rugi pegawai serta pembayaran hak-hak keuangan lainnya;

7) Melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan

program dan rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup;

8) Mengkompilasikan dan penyusunan laporan hasil laporan

perencanaan dan laporan akuntabilitas Dinas Lingkungan Hidup;

9) Melaksanakan tata usaha barang, perawatan/penyimpanan

peralatan kantor dan pendataan inventaris kantor; dan

10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas :

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

65

1) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan

Pelaporan;

2) Melaksanakan penyiapan bahan dan melaksanakan koordinasi

dalam penyusunan rencana strategis pembangunan lingkungan

hidup tingkat daerah;

3) Menyiapkan rumusan kebijakan program kerja dan rencana kerja

kegiatan Dinas Lingkungan Hidup;

4) Menyiapkan dan menyusun bahan, pengembangan kerjasama lintas

sektor;

5) Menyelenggarakan Sistem Informasi Manajemen dan Pelaporan

Dinas Lingkungan Hidup;

6) Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi penyusunan rencana

kegiatan tahunan pembangunan lingkungan hidup;

7) Melaksanakan monitoring dan koordinasi dalam rangka

penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Dinas

Lingkungan Hidup;

8) Menyiapkan bahan dan sarana pertimbangan kepada pimpinan

dalam rangka pengendalian dan pengembangan pembangunan

bidang lingkungan hidup;

9) Melakukan evaluasi pelaksanaan rencana dan program

pembangungan di bidang lingkungan hidup;

10) Melakukan penyusunan laporan tahunan dan laporan lainnya; dan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

66

11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Tata Lingkungan mempunyai tugas merumuskan dan

melaksanakan kebijakan di bidang tata lingkungan; serta melaksanakan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

bidang tugasnya (lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017). Bidang Tata

Lingkungan mempunyai fungsi :

1) Inventarisasi data dan informasi sumber daya alam;

2) Penyusunan dokumen RPPLH;

3) Koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM);

4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH;

5) Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

6) Koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan

daya tampung lingkungan;

7) Penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB

hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan

hidup);

8) Sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan dan Ekoregion;

9) Penyusunan NSDA dan Lingkungan Hidup (LH);

10) Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah;

11) Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

67

12) Sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH;

13) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

14) Pengesahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

15) Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

16) Fasilitasi pembinaan penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS);

17) Pemantauan dan evaluasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS);

18) Koordinasi penyusunan instrumen pencegahan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, izin

lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);

19) Penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan

UKL/UPL);

20) Penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan

(komisi penilai, tim pakar dan konsultan);

21) Pelaksanaan proses izin lingkungan;

22) Pelaksanaan perlindungan Sumber Daya Alam (SDA);

23) Pelaksanaan pengawetan Sumber Daya Alam (SDA);

24) Pelaksanaan pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam

(SDA);

25) Pelaksanaan pencadangan Sumber Daya Alam (SDA);

26) Pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

68

3. Gambaran Umum Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

Kabupaten Malang

a. Profil Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung Kabupaten

Malang

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung

adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah sebagai fasilitas

pelayanan kebersihan untuk masyarakat sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dan

tempat pembelajaran bagi masyarakat terkait penerapan teknologi

pengelolaan dan pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi baru

terbarukan. Dengan luas 2,5 Hektar yang terdapat di Kabupaten

Malang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung merupakan

tempat pengelolaan sampah terpadu yang telah memilah sampah

organik dan sampah non organik lalu ditimbun menggunakan tanah.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini setiap harinya mendapat kiriman

limbah organik dan anorganik sebanyak 125 meter kubik

(lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung dilengkapi

pengolahan air lindi dan air hasil limbah ke lingkungan dengan

kondisi baik sehingga tidak mencemari lapisan tanah. Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung merupakan tempat

pembuangan sampah yang ramah lingkungan, hal ini dapat terlihat

bahwa timbulan sampah dapat menghasilkan air lindi yang

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

69

mempunyai banyak manfaat. Air lindi merupakan hasil degredasi dari

sampah dan dapat menimbulkan pencemaran apabila tidak diolah

terlebih dahulu sebelum di buang ke lingkungan (lh.malangkab.go.id,

22 Juni 2017).

Air lindi yang dihasilkan dari proses pembusukan dapat

disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) untuk

dinetralkan dengan menggunakan teknologi sebelum dikembalikan

lingkungan. Teknologi pengolahan sampah yang akan diterapkan ini

adalah sanitary landfill. Air lindi mengandung gas methane yang

berbahaya bagi lingkungan, selain itu juga berkontribusi terhadap

pemanasan golobal. Oleh karena itu terdapat sistem pengendalian gas

methane dan sistem pemanfaatan gas methane.

Beberapa fungsi air lindi antara lain sebagai pengganti pembangki

tenaga listrik, penyubur tanaman dan lain-lain. Kota/Kabupaten

dengan wilayah yang luas juga membutuhkan lahan yang cukup untuk

masalah penumpukan sampah. Berbagai macam inovasi telah banyak

dipikirkan oleh pemerintah kota/kabupaten. Penumpukan sampah

pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ataupun Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) harus diimbangi dengan pengolahan sampah

yang benar. Sanitary landfill dan control landfill merupakan salah satu

sistem pengolahan sampah yang ramah lingkungan.

Kesuksesan dari permasalahan tersebut sudah dibuktikan oleh

salah satu Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang berada di

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

70

Kepanjen yaitu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

Talangagung yang menerapkan sistem persampahan semi sanitary

landfill dan semi control landfill. Selain hal positif tersebut, Tempat

Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) edukasi ini juga mengelolah

sampah menjadi kompos serta salah satu yang menggejutkan adalah

dengan pemanfaatan gas methane dari timbulan sampah. Menurut

salah satu pengurus Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

Talangagung rata-rata sampah yang dihasilkan tiap jiwa sebesar 2,09

liter. Dalam kota maupun kabupaten malang sampah yang dihasilkan

sebesar 997 m3/hari namun skala pelayanannya masih 440 m3/hari

(lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

Sebenarnya pengolahan sampah di Talangagung ini sudah

berbasis masyarakat dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle).

Sampah yang masuk pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

(TPST) Talangagung ini sekitar 190 m3/hari. Dengan luas lahan

sebesar 3,5 Ha Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ini

dibagi menjadi 3 zona yaitu Zona 1 (aktif), Zona 2, Zona 3 (pasif)

Pada beberapa tempat ditemukan sumur dan pipa-pipa yang berfungsi,

di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Talangagung, pipa

berfungsi sebagai penyerapan gas methane dan air lindi. Sedangkan

sumur berfungsi sebagai penampung air lindi. Sampah-sampah yang

yang nantinya tidak produktif lagi akan ditimbun dan ditutupi dengan

tanaman sehingga lahan tak produktif bisa digunakan sebagai Ruang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

71

Terbuka Hijau (RTH).

Tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan yang tidak produktif

yang artinya tidak menghasilkan sesuatu keuntungan, misalnya buah.

Para pengurus telah memperhitungkan beberapa kemungkinan

pencemaran air tanah dan menyebarnya air sampah dengan

membangun sebuah sumur kontrol yang berada di dekat sungai.

Diharapkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

Talangagung ini dapat berkembang dan menjadi contoh bagi Tempat

Pembuangan Sampah (TPS) maupun Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) di Indonesia yang lain. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung Kabupaten Malang ini sangat jauh dari gambaran

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada umumnya. Banyak hal berbeda

yang terdapat di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan salah satu Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) yang dapat dijadikan contoh untuk Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) lainnya. Karena sistem pengelolaan sampah

disini sudah ramah lingkungan. Tidak menimbulkan bau menyengat

yang menganggu permukiman sekitar, banyak manfaat yang didapat

dari sistem pengelolaan sampah seperti ini, sampah organik dapat

diolah menjadi biogas yang dimanfaat sebagai bahan bakar alternatif

pengganti elpiji untuk warga sekitar.

Pengolahan sampah organik menjadi pupuk melalui proses

komposting dan pembuatan pupuk organik plus yaitu pencampuran

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

72

pupuk komposting dengan pupuk kandang. Limbah sampah di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) ini juga mampu menghasilkan listrik dengan

kapasitas 500 hingga 750 watt. Genset di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) ini juga memanfaatkan bahan bakar sampah yang mencapai

saya 5000 watt. Selain itu juga terdapat bank sampah, untuk sampah

anorganik yang dapat didaur ulang (lh.malangkab.go.id, 22 Juni

2017).

Kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini tidak menimbulkan

bau sama sekali, terdapat banyak pepohonan yang berfungsi sebagai

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung ini sehingga sangat banyak manfaat yang didapat dari

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung ini, diharapkan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) lainnya dapat mengikuti inovasi

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini, sehingga sampah bukan menjadi

hal yang terbuang percuma. Tujuan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung berfokus pada pengelolaan sampah di

hilir yang aman bagi manusia dan lingkungan serta sampah dapat

dimanfaatkan sebagai potensi sumber daya yang memiliki nilai

ekonomi bagi masyarakat. Sasaran dari kegiatan Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung adalah sebagai berikut :

1) Kelompok masyarakat yang bermukim di sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung utamanya masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR) :

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

73

a) Dapat memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasilan

tambahan melalui mekanisme bank sampah.

b) Menjaga kondisi lingkungan di sekitar Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) dengan pengoperasian secara lahan urug

terkendali yang dilengkapi pengendalian air lindi dan gas

metana.

c) Mendapatkan manfaat gas metana sebagai bahan bakar gas

yang langsung dimanfaatkan oleh 205 rumah tangga, secara

gratis.

2) Seluruh masyarakat Kabupaten Malang yang ingin mendapatkan

pembelajaran terkait pemanfaatan gas metana dengan teknologi

tepat guna.

3) Masyarakat dan pemerintah daerah lain yang ingin

mengembangkan dan membangun Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) wisata edukasi.

Akademisi, mahasiswa, pelajar yang memanfaatkan ilmunya

untuk melakukan inovasi dan penelitian terkait pengelolaan Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA), air lindi dan gas metana

(lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

b. Strategi dan Rencana Aksi

Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung merupakan solusi yang dipilih untuk mengatasi

tantangan pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

74

Kabupaten Malang (lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017). Dalam

pelaksanaannya, strategi yang digunakan adalah :

1) Perubahan pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dari

terbuka menjadi lahan urug terkendali.

2) Pengurangan sampah di sumber sampah utama dengan menerapkan

3R.

3) Memberikan manfaat peningkatan ekonomi masyarakat sekitar dari

sumber energi baru terbarukan (gas metana), untuk mendapatkan

dukungan masyarakat.

4) Menjadikan area Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah

menjadi area hijau dan asri yang dilengkapi berbagai fasilitas untuk

masyarakat berdiskusi atau sekadar bersantai di area Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA).

Rencana aksi untuk melaksanakan strategi praktik cerdas Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung adalah sebagai

berikut :

1) Melaksanakan perencanaan dengan membuat Detailed

Engineering Design (DED) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

sampah dengan dukungan studi lingkungan berupa Upaya

Pengelolaan Lingkungan (UKL) atau Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) dan juga penyiapan Standard Operating

Prosedures (SOP) Pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

sampah.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

75

2) Melaksanakan TPS 3R untuk mengurangi volume sampah ke

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

3) Mengelola air lindi dengan cara menyalurkannya melalui pipa

berlubang (perforated) yang dipasang secara horisontal ke

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk dinetralkan dan

diresirkulasi ke sel Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang

dimaksudkan untuk menjaga kelembaban sampah dalam proses

fermentasi anaerob.

4) Mendesain sistem jaringan penangkap gas metana dengan

menggunakan pipa ventilasi yang dipasang secara vertikal serta

menghubungkan pipa-pipa tersebut dalam satu jaringan.

5) Membuat sistem pemurnian serta pencatatan volume gas metana

yang akan dimanfaatkan.

6) Membuat berbagai prototipe model teknologi tepat guna untuk

pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi baru terbarukan.

7) Membuat sistem jaringan transmisi dan distribusi untuk

menyalurkan gas metana ke masyarakat sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) untuk dimanfaatkan sebagai sumber

energi baru terbarukan.

8) Memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar, tentang

bagaimana aspek keamanan dan keselamatan pemanfaatan gas

metana.

9) Memfasilitasi pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

76

(KSM) yang berfungsi sebagai forum pengguna gas metana.

c. Struktur Organisasi

Gambar 4. Struktur Organisasi TPA Wisata Edukasi Talangagung

Sumber : Modul Praktek Cerdas TPA Wisata Edukasi Talangagung 2016

Kelembagaan pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung mempunyai struktur organisasi yang

sederhana dengan fungsi-fungsi dasar yang memang diperlukan untuk

pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Adapun struktur

organisasi sebagaimana dimaksud dapat dijelaskan melalui gambar

tersebut. Saat ini, jumlah personel di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Wisata Edukasi Talangagung adalah 14 (empat belas) orang

yang terdiri dari pemegang jabatan sebagaimana disebutkan dalam

struktur organisasi serta tenaga teknisi, kebersihan dan keamanan

(lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

77

Personel yang terlibat dalam operasional Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Talangagung bertanggung jawab terhadap

operasional Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan terhadap

perlengkapan inventaris Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) diantaranya

meliputi alat berat (1 unit excavator), truk tangki (1 unit), peralatan

untuk pembuatan kompos, mesin pemilah plastik, mesin penyemprot

air, mesin conveyor untuk memilah sampah, beberapa unit pompa,

genset, blower, dan peralatan kantor (furnitur, dan lain sebagainya).

Dalam pelaksanaan tugasnya, organisasi Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Wisata Edukasi Talangagung bekerja sama dengan kader

lingkungan dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) baik

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) pemanfaat gas metana

maupun Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk Air Minum

dan Pengelolaan Lingkungan (AMPL), Kecamatan Kepanjen

Kabupaten Malang (lh.malangkab.go.id, 22 Juni 2017).

B. Penyajian Data

1. Inovasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam

Pengelolaan Sampah Melalui Program Waste To Energy di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung, meliputi :

a. Inovasi dalam pengelolaan Sampah

Meningkatnya jumlah penduduk dan semakin beragamnya

aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat seiring berkembangnya

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

78

Perkotaan Kepanjen sebagai Ibu kota Kabupaten Malang berdasarkan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

sehingga lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) berada di tengah

kota menyebabkan bertambahnya volume sampah sehingga perlu

inovasi untuk menjadikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang

ramah lingkungan alam maupun masyarakat sekitarnya.

Gambar 5. Alur Pengembangan TPA Wisata Edukasi Talangagung

Sumber : Modul Praktek Cerdas TPA Wisata Edukasi Talangagung 2016

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

79

Berbagai masalah persampahan muncul di tengah-tengah

masyarakat seperti terjadi pembuangan sampah liar mengakibatkan bau

busuk yang mengganggu pernafasan, berkembang biaknya lalat

pembawa bibit penyakit, lingkungan menjadi kumuh dan kotor. Fokus

utama inovasi pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung adalah penataan atau rehabilitasi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) menjadi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi serta pembangunan teknologi pengendalian

penanganan, serta pemanfaatan sampah Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Wisata Edukasi berguna untuk membuka wawasan tentang

pentingnya mengelola sampah dan meningkatkan keterampilan

bagaimana mengelola sampah dengan teknik-teknik yang mudah dan

sederhana serta perlunya menciptakan Lingkungan yang bersih, indah,

rapi, sejuk. Hal ini seperti disampaikan oleh Bapak Ir. Koderi selaku

Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan

Hidup Kabupaten Malang yang menyatakan bahwa :

"Ya inovasi ini tapi kita bukan yang pertama, ada Belanda yang

pertama kali menemukan ini, lalu ada saya dengan Pak Rudi dan

kawan-kawan yang bersedia membangun gas metan. Penangkapan

gas metana dari sampah sekarang sudah ada 250 sambungan rumah,

secara sosial mereka yang protes senang, ekonomisnya dia 1 bulan 3

kg, kurang lebih 30.000 tidak mengeluarkan uang untuk elpiji.

Pemanfataan gas metan juga ada banyak lainnya seperti AMEG,

fungsinya dari gas metan, kompor nona, semua yang dikeluarkan gas

metan. Yang beda itu genset, biasanya pake solar atau bensin,

sekarang pake metan, dimodifikasi” (Hasil wawancara tanggal 13

Mei 2017 di Rumah Bapak Ir. Koderi).

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

80

Beberapa pemanfaatan gas methane yang dilakukan di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung dapat disimpulkan sebagai

flaring, oven kue BBG (Bahan bakar Gas) Methane, panggang sate

BBG (Bahan bakar Gas) Methane, kompor BBG (Bahan bakar Gas)

Methane, petromax BBG (Bahan bakar Gas) Methane, pompa air

BBG (Bahan Bakar Gas) Methane Genset BBG Methane, dan AMEG

Acculumator Methane Gas. Dari beberapa pemanfaatan Gas methane

yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar dimanfaatkan berupa Bahan Bakar Gas (BBG) yang

menghasilkan energi listrik dan panas. Dalam pemanfaatan ini,

masyarakat sekitar memperoleh keuntungan karena dapat menghemat

atau sampai tidak menggunakan kembali bahan bakar minyak.

Para penggagas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Talangagung mengembangkan produk-produk yang bisa dibuat dari

gas methane. Gas methane yang setara dengan 21 kali gas CO2 emisi

gas buang tidak disangka dapat berperan secara ekonomis bagi

masyarakat. Dinas Kebersihan berusaha mengembangkan inovasi

secara terus menerus agar tidak hanya warga sekitar saja yang bisa

merasakan kegunaan dari inovasi gas metan ini namun masyarakat

luas.

Sampah yang ada dan berasal dari masyarakat dan tidak pernah

diproses dan dilakukan kegiatan pemanfaatan secara ekonomis

terhadap sampah yang muncul. Akibatnya dapat disaksikan bahwa

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

81

sampah yang menggunung pada akhirnya tidak dapat ditangani.

Ketika tumpukan sampah sudah sangat banyak dan tidak dapat

tertangani maka langkah yang sering diambil oleh sebagian besar

daerah di Indonesia adalah dengan memindahkan Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) ke tempat lain. Oleh karena itu, kemudian Dinas

Kebersihan mengubah sistem open dumping ini menjadi sistem

control landfil menuju ke arah Sanitary Control Landfill. Hal ini

seperti disampaikan oleh Bapak Ir. Koderi selaku Kepala Bidang

Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang yang menyebutkab bahwa :

“Dulunya itu gini Mas, dulunya itu open dumping, dulunya buang

setelah itu dikubur, sekarang sudah semi landfill jadi begitu ada

sampah ditutup, di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

kita programnya untuk pertama-tama pake sistem semi control

landfill nantinya akan mengarah sanitary control landfill, program

kedua untuk mengurangi sampah masuk dan memperpanjang umur

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).” (Hasil wawancara tanggal 13

Mei 2017 di Rumah Bapak Ir. Koderi).

Pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang sesuai

ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah memberikan perubahan pola operasi dari terbuka

menjadi lahan urug terkendali dengan mempertimbangkan letak

topografi dan struktur geologi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) serta

ketersediaan tanah atau material penutup lainnya sehingga

memudahkan dan mempercepat penguraian sampah. Selanjutnya

dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

82

tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan, dalam

Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah

Rumah Tangga, pemrosesan akhir sampah secara lahan urug

terkendali meliputi kegiatan penimbunan/pemadatan sampah,

penutupan timbunan sampah, pengelolaan lindi dan pengendalian gas.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung berada dalam area

dengan kontur tanah naik turun sehingga memungkinkan untuk

melaksanakan kegiatan gali dan urug.

Gambar 6. Proses Penimbunan/Pemadatan Sampah

Sumber : Dokumentasi di TPA Talangagung Kabupaten Malang 17 Mei 2017

Cekungan untuk penimbunan sampah dilapisi lapisan kedap air

berupa geomembran baik pada dasar maupun dindingnya. Lapisan

kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air lindi masuk ke

dalam lapisan tanah. Berikut adalah bentuk proses pengelolaan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

83

sampah yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA Wisata Edukasi

Talangagung :

1) Penimbunan atau pemadatan sampah-sampah dari truk ditimbun ke

dalam cekungan, diratakan, dan dipadatkan dengan menggunakan

alat berat. Pemadatan sampah dimaksudkan agar timbunan sampah

cukup kuat untuk dapat menerima lapisan sampah selanjutnya.

2) Penutupan sampah dengan tanah atau materi penutup lainnya. Pada

awal pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung, hamparan sampah yang sudah dipadatkan

ditutup lapisan tanah secara berkala yaitu setiap 5-7 hari sekali

dengan ketebalan tanah penutup sekitar 15-20 cm. Dengan

berjalannya waktu, pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi mengalami kesulitan untuk pengadaan tanah

penutup, sehingga pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

berinovasi dengan cara menutup sampah yang sudah dipadatkan

menggunakan terpal dan membukanya kembali ketika akan

ditambah dengan sampah baru. Dengan cara ini, proses

dekomposisi dan fermentasi anaerob sampah berjalan dengan lebih

baik serta terhindarnya air hujan dalam jumlah berlebihan masuk

ke dalam timbunan sampah. Penutupan sampah secara berkala

memungkinkan terjadinya proses fermentasi anaerob. Untuk

membantu kelembaban sampah dan mempercepat proses

fermentasi anaerob, air lindi diresirkulasi dari kolam pengolahan ke

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

84

dalam timbunan sampah. Metoda penimbunan sampah ini disebut

sebagai metode landfill semi anaerobic. Sedangkan untuk sel yang

sudah penuh dilakukan penutupan akhir dengan tanah setebal 50-

100 cm. Kemudian ditanami berbagai tumbuhan yang tahan

terhadap kondisi asam.

Gambar 7. Pengolahan Air Lindi

Sumber : Dokumentasi di TPA Talangagung Kabupaten Malang 17 Mei 2017

3) Pengolahan air lindi dialirkan melalui pipa berlubang-lubang yang

telah diletakan secara horizontal di atas lapisan kedap air dalam

dasar cekungan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kemudian air

lindi mengalir secara gravitasi ke Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) untuk dinetralkan dan kemudian diresirkulasi ke sel Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA).

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

85

4) Pemanfaatan Gas Metan. Setelah beberapa hari, sampah tersebut

sudah bisa langsung dimanfaatkan dengan cara menghubungkan

tong yang sudah didesain dengan selang dan dihubungkan ke

kompor gas, layaknya menghubungkan selang gas ke kompor pada

umumnya. Untuk hasil yang lebih maksimal sebaiknya

menggunakan empat tong untuk satu kompor gas. Selain itu

penggunaan gas dengan metode ini dapat bertahan lama. Bisa

sampai berbulan-bulan. Dengan demikian, sampah tidak akan

menumpuk terlalu lama di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kalau

gas yang dihasilkan oleh sampah tersebut habis, sisa yang ada di

tong tersebut bisa langsung dimanfaatkan menjadi kompos.

Pemanfaatan gas metan seperti yang disebutkan di atas dapat

dilihat di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini dibagi menjadi

beberapa zona yang dapat dikunjungi oleh para pengunjung dan

petugas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) siap untuk memberikan

penjelasan tentang pengolahan sampah. Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung memiliki taman yang dipenuhi oleh bunga dan

tanaman penunjang lainnya. Ketika sampah datang, alat berat yang

ada akan segera menimbun sampah tersebut dengan tanah. Tidak

hanya ditimbun, petugas juga menanam pipa untuk sirkulasi gas

methan akibat pembusukan sampah oleh bakteri. Pipa yang

mengandung gas methan tersebut kemudian disalurkan ke suatu

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

86

tempat untuk diolah menjadi gas methan yang siap digunakan.

Pengelolaan gas metan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini

tidak menggunakan teknologi yang rumit dan serba mahal,

teknologi yang digunakan oleh Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

ini sedernaha saja, mengalirkan gas methan yang hasilkan dengan

menggunakan pipa, lalu mengalirkan gas metan tersebut ke

instalasi pemilahan gas metan untuk diolah dan dijernihkan. Hal

senada juga disampaikan oleh Bapak Rudi Santoso, Kepala UPT

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung yang menyebutkan

bahwa :

"Inovasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) mengedepankan

kesederhanaan, maksudnya kesederhanaan ini andaikata orang

lain pun siapapun bisa meniru, andaikata mau mereplikasi

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung itu sangatlah

mudah dengan biaya terjangkau, mulai dari instalasi penangkap

gas semua peraga-paraganya kita tampakkan.” (Hasil

wawancara tanggal 3 Mei 2017 di Wisata Edukasi

Talangagung).

Pengelolaan gas metan ini walaupun sederhana namun memiliki

tingkat keefektifan yang cukup tinggi. Gas metan yang dikelola

dengan baik di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung dapat

mengurangi pencemaran di udara sehingga udara di sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) masih sejuk dan segar. Hasil pengelolaan

gas metan ini juga bermanfaat bagi masyarakat karena rumah-rumah

di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dapat menggunakan gas

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

87

hasil pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagai

pengganti LPG.

Penggunaan listrik di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) juga

menggunakan sumber energi gas methan yang telah ditampung

sehingga dapat mengurangi biaya operasional Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA). Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan gas metan ini

dapat menjadi sumber energi baru yang terbarukan dan tidak merusak

keseimbangan alam. Hal ini juga merupakan wujud perhatian

Pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat.

b. Bentuk-bentuk dan proses dalam program pengelolaan sampah

berbasis Waste To Energy

Secara normatif, lembaga atau instansi pengelola persampahan

merupakan motor penggerak seluruh kegiatan pengelolaan sampah dari

sumber sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pelayanan

persampahan di lapangan juga dilaksanakan langsung oleh dinas.

Dinas berfungsi sebagai regulator sekaligus menjadi fasilitator.

Pemerintah Kabupaten Malang yang didasari oleh Peraturan Daerah

Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah pada pasal 13

menyebutkan bahwa pada intinya dalam rangka mendukung kegiatan

pengelolaan sampah, Pemerintah Daerah melakukan kegiatan

penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan sesuai

dengan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi dalam pengelolaan

sampah.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

88

Berdasarkan observasi dengan adanya Peraturan Daerah di atas,

Pemerintah Kabupaten Malang kemudian melakukan penelitian dan

pengembangan teknologi yang ramah lingkungan yang selanjutnya

melahirkan inovasi tentang pengelolaan sampah. Pada Peraturan

Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 48

ayat 1 juga disebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan

insentif kepada lembaga dan badan usaha yang melakukan inovasi

terbaik dalam pengelolaan sampah. Hal ini merupakan wujud

kepedulian pemerintah daerah Kabupaten Malang dalam inovasi

pengelolaan sampah.

Dinas Lingkungan Hidup merupakan sebuah instansi pemerintah

yang mempunyai tugas melaksanakan kewengan daerah di Bidang

Kebersihan dan Pertamanan serta melaksanakan tugas pemantauan

yang diberikan oleh pemerintah dan atau pemerintah propinsi. Dalam

melaksanakan tugas antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas

taman kota, penghijauan dan pemakaman serta menyusun rencana

strategis bidang persampahan dan pengelolaannya. Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Malang adalah Dinas yang membawahi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung dan

memberikan pendanaan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung.

Keberhasilan suatu program ataupun kegiatan pasti terdapat

faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya, baik itu faktor internal

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

89

organisasi maupun faktor eksternal atau di luar organisasi. Inovasi

yang dikembangkan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

juga memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi implementasinya.

Berikut faktor-faktor yang mendukung keberhasilan inovasi

pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung:

1) Adanya sharing mengenai pengelolaan sampah

Pihak pengelola utamanya Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang membutuhkan masukan dari berbagai pihak

baik masyarakat, akademisi, instansi lain, ataupun kader

lingkungan. Tujuannya adalah untuk bersatu padu mencari

alternatif yang efektif menangani masalah sampah. Seperti

penjelasan yang disampaikan Bapak Suntono, Kasi Pengurangan

Sampah yang menyatakan bahwa :

“Disini mengistilahkan sharing jadi belajar bareng-bareng.

Kalo berbicara masalah belajar bareng-bareng, teman-teman

itu kalau menyebut itu nggak ada yang pangkatnya paling

rendah sampai pangkat yang paling rempol. yang tingkat

profesor atau yang kaya dan yang miskin. Semua itu bersatu

padu untuk menghadapi sampah yang ada di Kabupaten

Malang khususnya yang ada di lingkugannya masing-masing

ya rumah tangga, sekolahan, perkantoran. Soalnya kita sadar

atau tidak bahwa setiap manusia sejak lahir sampai tutup usia

menghadirkan sampah.” (Hasil wawancara pada tanggal 3 Mei

2017 di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang).

Kerjasama melalui sharing dan bertukar pikiran menjadi upaya

dalam menghadapi permasalahan sampah di Kabupaten Malang.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

90

Sharing dilakukan tanpa membedakan status sosial, karena pada

dasarnya semua orang perlu mengelola sampahnya di lingkungan

masing-masing. Disadari atau tidak setiap manusia sejak lahir

setiap hari selalu menghasilkan sampah. Kesediaan dan kesiapan

pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam

menyambut ajakan warga untuk sharing ataupun membagi ilmu

kepada warga terkait masalah lingkungan dan pengelolaan sampah.

Forum dan tindakat tersebut adalah salah satu bentuk inovasi

secara teknis. Hal ini disampaikan oleh Bapak Mustofan, Kasi

Penanganan Sampah yang menjelaskan bahwa :

“Itu dari desa ke desa diundang malam hari biasanya

mengadakan sharing, ya sama untuk mengetahui pengelolaan

sampah yang ada di wilayah masing-masing. Tidak lepas dari

kerjasama pak camat di daerah setempat. Jadi, di Kabupaten

Malang ini sebutnya sosialisasi itu jemput bola, menyediakan

waktu 24 jam termasuk hari Sabtu, Minggu, dan pada tanggal

merah atau hari libur. Biasanya warga masyarakat itu

sempatnya malam hari, hari libur. Ini ya harus siap untuk

menghadiri, mengajak sharing istilahnya bukan sosialisasi tapi

sharing, soalnya untuk belajar masalah lingkungan itu kalau

disini tidak ada orang pinter-pinteran. Jadi disini menyediakan

waktu 24 jam dan siap untuk menghadiri setiap saat diundang

oleh warga.” (Hasil wawancara pada tanggal 3 Mei 2017 di

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang).

Keseriusan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

dari desa ke desa demi melakukan sharing. Melibatkan aparat desa

atau camat menyediakan waktu 24 jam untuk sharing. Kegiatan ini

memberikan banyak informasi dan sebagai sarana bertukar pikiran,

karena anggapannya adalah semua orang perlu untuk belajar

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

91

masalah lingkungan. Hal ini ditanggapi oleh pihak Kecamatan

Kepanjen, Bapak Misdi selaku kasi Ekbang PP Kecamatan

Kepanjen yang menjelaskan bahwa :

“Ya pernah ada sharing atau ngobrol-ngobrol terkait

pengelolaan sampah dari Cipta Karya. Cuma sekedar bertukar

pikiran, atau untuk mengetahui masalah seputar sampah tadi.

Tapi kalau yang paling sering biasanya di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) itu banyak sekali kunjungan baik itu dari luar

negeri juga pernah mancanegara. Nah dari situ juga biasanya

ada seperti sharing. Yang diutamakan sharingnya itu tentang

pembuatan kompos dan pemanfaatan gas, bagaimana caranya

membuat biogas itu kok bisa sampai dimanfaatkan oleh

masyarakat. Biasanya itu yang dibicarakan masalah itu." (Hasil

wawancara pada tanggal 3 Mei 2017 di Kantor Kecamatan

Kepanjen).

Berdiskusi atau bertukar pikiran mengenai permasalahan

sampah juga dilakukan melalui pihak kecamatan salah satunya.

Akan tetapi, yang paling sering dilakukan adalah melalui adanya

kunjungan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung yang

berasal dari berbagai pihak. Misalnya sharing mengenai

pemanfaatan sampah untuk dijadikan kompos dan gas metan.

Dapat disimpulkan bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang berupaya menampung masukan dari luar

organisasi. Seperti pihak kecamatan untuk diajak berdiskusi terkait

dengan pengelolaan sampah, selain itu yang paling sering adalah

sharing melalui kunjungan-kunjungan di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung.

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

92

2) Adanya kesungguhan dan kesadaran akan manfaat inovasi

Pada dasarnya suatu peraturan atau kebijakan yang dibuat telah

melalui telaah dan pertimbangan akan dampaknya baik positif

maupun negatif. Pelaksana kebijakan dan juga masyarakat diminta

untuk percaya terhadap peraturan yang telah dibuat oleh

pemerintah, mematuhi, dan turut berpartisipasi dalam

melaksanakannya. Kepatuhan pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung terhadap undang-undang mendasari

munculnya inovasi pengelolaan sampah tersebut Seperti pemyataan

yang diungkapkan oleh Bapak Rudi Santoso, Kepala UPT Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung menyatakan bahwa :

“Begitu kita mengetahui adanya Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ini, kita mencoba

untuk mereplikasi daripada undang-undang itu tadi berusaha,

munculah seperti ini. Enak kok ternyata aturan itu kalau

dijalani kuncinya bukan seluruhnya itu dari anggaran,

kuncinya adalah sebuah kesungguhan dan konsisten itu saja."

(Hasil wawancara pada tanggal 5 Mei 2017 di TPA

Talangagung).

Inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

muncul berawal dari mencoba dan mereplikasi Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Manfaat yang

diperoleh dari dijalankannya undang-undang tersebut adalah

munculnya inovasi itu sendiri. Kunci dari adanya inovasi di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung adalah

kesungguhan dan konsistensi. Adanya kemauan yang kuat untuk

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

93

mencoba dengan berpedoman pada standar yang ditetapkan

undang-undang. Faktor lain yaitu keseriusan agar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung dapat diterima oleh

masyarakat sekitar pendapat ini diungkapakan oleh Bapak Renung

Rubiyatadji, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3

menjelaskan bahwa :

“Faktor pendorong inovasi ini yaitu keseriuasan dari pengelola

dan juga ada faktor lingkungan. Artinya kita serius untuk

bagaimana supaya kita itu tidak dimarahi lingkungan, kita itu

takut kalau masyarakat disitu marah. Artinya kalau sampai ada

gejolak ada demo ini kan berarti kita harus lebih berhati-hati,

keseriusan itu jangan sampai membuat masyarakat kecewa.

Nah disitu juga ada peran sosial sebagai pengontrol.

Bagaimana menjadikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) itu

menjadi tidak mendapat gesekan sosial dari masyarakat

setempat, kalau dulu kalau bau aja jadi masalah. Sekarang kita

bina supir-supir itu kalau bawa sampah ditutup dirapikan."

(Hasil wawancara pada tanggal 3 Mei 2017 di Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang).

Keseriusan dari pengelola juga mempertimbangkan lingkungan

sosial masyarakat sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Tujuannya adalah agar lingkungan sosial masyarakat di sekitar

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung dapat menerima

keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sehingga tidak

menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Keseriusan pengelola

untuk tidak membuat masyarakat kecewa yaitu dengan cara

mengelola sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung dengan sebaik-baiknya, serta mengkondisikan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

94

agar pencemaran di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

dapat diminimalisir.

Seperti melakukan pembinaan pengendara armada pengangkut

sampah untuk menutup dan merapikan sampah yang dibawa,

karena akses jalan menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung adalah melewati rumah-rumah warga. Bau yang

ditimbulkan saja dapat menjadi masalah bila tidak ditangani. Selain

itu, adanya manfaat dalam inovasi juga menjadi faktor pendorong.

seperti gas metan yang dihasilkan dari sampah dapat menjadi

Bahan Bakar Gas (BBG). Sistem pengelolaan sampah yang

diterapkan juga membawa manfaat terhadap usia dari Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) itu sendiri. Hal ini seperti yang

disebutkan oleh Bapak Rudi Santoso, Kepala UPT Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung yang menyatakan bahwa :

"Dengan adanya perlakuan yang seperti ini sederhana. Ini

memperpanjang usia atau zona-zona yang ada di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) ini sendiri." (Hasil wawancara pada

tanggal 5 Mei 2017 di TPA Talangagung).

Lama usia Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dipengaruhi oleh

volume sampah yang semakin meningkat dengan kurun waktu

yang relatif cepat, sehingga cara dalam mengelola sampah di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dapat menentukan panjang usia

zona di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Ini menjadi salah satu

keuntungan dari inovasi. Jadi, keuntungan dari adanya sebuah

inovasi dapat mendorong Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

95

Malang sebagai pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk

terus berinovasi, karena dari situ ternyata banyak manfaat yang

diperoleh.

Hasilnya, keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung justru membawa manfaat melalui potensi sampahnya

yang telah diolah. Seperti hakikat dari inovasi itu sendiri yaitu

memiliki keunggulan dan selalu lebih baik dari kondisi

sebelumnya, sehingga dengan kata lain inovasi akan membawa

manfaat atau keuntungan. Inilah yang disadari oleh Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, khususnya yang menangani

bidang kebersihan, karena pengelolaan sampah di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung menjadi salah satu program

unggulan bidang persampahan.

3) Adanya reward (penghargaan) yang diterima dari berbagai

kompetisi

Penghargaan atau reward selalu menjadi motivasi terbesar

dalam upaya mendorong kinerja dalam hal apapun. Termasuk

dalam organisasi sektor publik yang membutuhkan motivasi lebih

agar bisa mempersembahkan pelayanan yang maksimal kepada

publik. Untuk menumbuhkan budaya bersih, Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Malang memulai dari kebersihan kantor

dinasnya yang diberlakukan pada setiap bidangnya. Seperti yang

diungkapkan Bapak M. Rasul Kadarisman selaku Staf Seksi

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

96

Penanganan Sampah yang menyebutkan bahwa :

“Setiap apel pagi selalu dimulai dengan kebersihan kantor. Jadi

kantor itu diharapkan nanti bisa tercipta seperti kantor-kantor

yang lain utamanya di swasta. Diusahakan disini ini pak kepala

dinas itu mengharapkan di setiap bidang nanti sifatnya

kompetitif, yang paling bersih dikasih penghargaan atau

hadiah." (Hasil wawancara pada tanggal 3 Mei 2017 di Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

mengusahakan budaya bersih dimulai dari kebersihan kantor

dengan bersifat kompetitif antar bidang-bidang. Sebagai timbal

baliknya, bidang yang berhasil menjaga kebersihan akan diberikan

reward. Selain penghargaan diberikan sebagai motivasi dalam

menjaga kebersihan kantor, penghargaan tersebut dapat

menumbuhkan budaya bersih dalam organisasi.

Manfaatnya adalah penumbuhan kesadaran akan kebersihan

dapat lebih ditingkatkan. Penghargaan lain yaitu adanya adipura,

yang ditujukkan untuk kota yang berhasil dalam kebersihan dan

pengelolaan lingkungan. Ini juga yang memotivasi Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang untuk menciptakan inovasi

dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini seperti penjelasan dari

Bapak Suntono selaku Kasi Pengurangan Sampah yang

menjelaskan bahwa :

"Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah dikatakan bahwa salah satu syarat untuk

ikut adipura itu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) harus

memakai sistem controlled landfill dan ada beberapa syarat

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

97

yang harus terpenuhi, nggak hanya di controlled landfill tapi

bagaimana nanti pengelolaan lindinya, bagaimana sabuk hijau,

bagaimana sumur pantau termasuk biopori. Kan masalah

lingkungan, pengelolaan sampah itu roh nya ada seperti

adipura. Itu sebenarnya sejauh mana kita menumbuh

kembangkan kesadaran warga masyarakat kalau bisa sejak usia

dini. Rohnya seperti itu, kalau masalah adipura itu konsekuensi

daripada kita berbuat." (Hasil wawancara pada tanggal 3 Mei

2017 di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah yang menyebutkan beberapa syarat adipura

terkait dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mendorong

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung beranjak dari

sistem lama menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.

Akan tetapi, bukan mutlak adipura saja yang mempengaruhi

inovasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung, yang lebih

penting adalah menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat.

Meskipun masih tergolong baru menjadi ibu kota kabupaten,

Kepanjen sudah berhasil mempertahankan penghargaan adipura

kategori kota kecil hingga beberapa kali.

Salah satu yang menyebabkan Kepanjen memperoleh adipura

adalah inovasi pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung yang memberi manfaat kepada warga melalui

gas metan. Di samping itu, berdasarkan data Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Malang telah banyak menerima prestasi dan

pengharagaan dibidang lingkungan dengan mengikuti berbagai

kompetisi sepanjang tahun 2011 hingga 2015. Seperti pernyataan

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

98

yang disampaikan oleh Bapak Renung Rubiyatadji selaku Kepala

Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 menjelaskan bahwa :

"Kalau waktu dulu 2011 kita ikutkan eco creative di Jakarta

juara 1, terus 2012 energi di tingkat provinsi ada juara l. Terus

setelah itu, ada gubernur masuk, jadi mengajak sekitar 2.700

masyarakat berkumpul di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

untuk menggelar kampung mandiri energi. Di atas Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung itu, ada gelar seni, ada

pameran. Nanti makanya ingin kita gelar, masak tempe dengan

gas metan. Jadi nanti dibuatkan kompor masak tempe." (Hasil

wawancara pada tanggal 16 Mei 2017 di Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Malang).

Pada tahun 2011, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Dinas yang

semula menaungi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

sebelum dialihkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

pada 2017) khususnya Bidang Kebersihan dan Pertamanan

mengikutsertakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

dalam kompetisi bertema eco creative di Jakarta. Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung berhasil meraih juara dalam kompetisi

tersebut. Tahun 2012, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung

kembali meraih juara 1 di bidang energi tingkat provinsi.

Bertempat di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung,

Gubernur Provinsi Jawa Timur mengajak sekitar 2.700 orang untuk

gelar seni dan pameran dalam rangka peresmian Desa Talangagung

sebagai Kampung Mandiri Energi. Kesimpulannya adalah

penghargaan atau reward melalui berbagai kompetisi semakin

memacu khususnya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

99

sebagai pengelola untuk semakin meningkatkan kinerja dalam

menciptakan inovasi dalam memacu semangat untuk terus peduli

terhadap lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan sampah.

Dengan keberhasilan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan

bernilai guna bagi masyarakat sekitar, Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung telah diganjar beberapa penghargaan seperti

Penghargaan Nasional dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi dengan Top 25 Inovasi Pelayanan

Publik Tahun 2015 maupun Piala Kalpataru untuk inovator Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi, yaitu Koderi. Di samping

mendapat penghargaan, prestasi yang dihasilkan dari inovasi ini

membuat Kota Kepanjen dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung khususnya semakin dikenal masyarakat.

Saat ini, lahan yang digunakan untuk timbulan sampah adalah

lahan ketiga yang pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini disebut

dengan zona aktif, sedangkan lahan bekas lokasi pembuangan diberi

nama zona pasif. Timbulan sampah akan menyebabkan terciptanya

gas CH4 (Methane), gas methane tersebut bisa berupa bau busuk yang

menyebar ke udara. Pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung ini penangkapan gas methane dimulai dari :

1) Pipa Instalasi Penangkapan Gas Metan

Sampah yang telah melalui proses penimbunan dilakukan

penangkapan gas methane mengugunakan pipa horisontal dan

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

100

vertikal. Pipa ini dimasukkan kedalam timbulan sampah untuk

menangkap gas methana pada sampah yang kemudian di pompa

ke instalasi penangkapan gas methana. Instalasi penangkapan gas

metana akan membagi-bagi hasil pemompaan ke beberapa pipa

instalasi penangkapan gas methane yang dilakukan agar gas

methane tidak menyebar di udara karena gas methane merupakan

salah satu gas beracun.

2) Pemurnian Gas Methan Pemisahan Air Lindi

Gas methane hanya bisa dimanfaatkan apabila telah terpisah

dari air lindi karenanya dilakukan instalasi pemurnian gas methane

pada tahap selanjutnya. Oleh karena itu, terdapat fasilitas yang

berupa tempat pemisahan air lindi yang berfungsi untuk

memisahkan air lindi dari gas methane agar tidak tercampur. Hal

ini dikarenakan gas methane ini dapat berbahaya bagi lingkungan.

Hal ini seperti disampaikan oleh Bapak Rudi Santoso selaku

Kepala UPT Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung yang

menyatakan bahwa :

"Jadi dengan lingkungan yang ada di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) bagaimana efek dampak gas metan yang terlepas

begitu saja, efek dampak 1 ton CH4 = 21 Ton CO2+H2O emisi

gas buang, ada sistem pengendalian dengan flaring dengan

posisi terbakar. Analisisnya gas metan alias CH4 kalau terbakar

membutuhkan O2 sehingga menjadi CO2.” (Hasil wawancara

pada tanggal 3 mei 2017 di TPA Talangagung).

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

101

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung Kepanjen,

Kabupaten Malang mempunyai fasilitas yang berupa pipa instalasi

pemilahan. Pipa ini berfungsi untuk memisahkan antara gas amonia

dan CO2. Hal tersebut dilakukan karena gas methane tidak dapat

digunakan apabila tercampur dengan kandungan zat lainnya.

Pemurnian gas metana digunakan untuk mengurangi dampak

lingkungan akibat dari pembakaran gas metana. Pemurnian gas

metana diolah didalam tiga tabung setinggi kurang lebih 2 meter.

Di dalam tabung tersebut telah dimasukkan beberapa zat pemurni.

Proses ini dibantu dengan AMEG untuk convertasigas metana ke

tabung pemurian.

3) Meteran Gas Metana Inovasi

Alat ini merupakan inovasi dari penggunaan meteran air

dengan beberapa modifikasi untuk disesuaikan dengan

penggunaannya. Ini merupakan inovasi yang dilakukan oleh

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung. Munculnya

berbagai inovasi lanjutan pemanfaatan gas metana berupa

penciptaan alat-alat teknologi tepat guna untuk keperluan rumah

tangga. Dalam proses pengembangan pemanfaatan gas metana,

inisiator melakukan trial and error untuk menyempurnakan proses

dan prosedur pemanfaatannya sehingga didapatkan kondisi yang

diharapkan.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

102

Kondisi tersebut kemudian dituliskan dalam Standard and

Operating Procedures (SOP) yang telah menjadi panduan

pengelolaan gas metana sebagai energi alternatif dari sampah.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang juga turut terlibat

dalam pelaksanaan praktik cerdas melalui kegiatan pengawasan

secara reguler. Dalam pengukuran tekanan gas diperlukan meteran

gas, namun harganya yang mahal membuat Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung menggunkan meteran air yang

memiliki fungsi dan kegunaan yang sama tetapi dengan harga

yang lebih murah. Hal ini seperti disampaikan oleh Bapak Rudi

Santoso selaku Kepala UPT Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung yang menyatakan bahwa :

"Meter gas metan dimodifikasi meteran air dimodifikasi untuk

meter gas sehingga sebagai alat ukur minimal kita ketahui laju

gasnya walaupun tidak high tech." (Hasil wawancara pada

tanggal 3 Mei 2017 di TPA Talangagung).

4) Sistem Kendali Kapasitas Gas Metana

Dengan dilakukannya tahap pemurnian maka gas methane

murni dapat dimanfaatkan untuk memenuhi beberapa kebutuhan

manusia, namun dibalik pemenuhan tersebut tetap ada sistem

kendali agar gas methane tersebut tidak mencemari lingkungan

dan dapat dimanfaatkan lebih lanjut dengan berbagai inovasi.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

103

Gambar 8. Proses Pemanfaatan Gas metan

Sumber : Modul Praktek Cerdas TPA Wisata Edukasi Talangagung (2016)

Sistem ini menggunakan kran-kran untuk disalurkan kepada

masyarakat yang menggunakan gas metana sebagai sumber bahan

bakar untuk keperluan memasak. Pada beberapa titik terdapat

lokasi sumur pantau yang digunakan untuk memantau kadar

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

104

pencemaran air lindi dari sampah tersebut ke badan air. Untuk

mengelola pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi,

masyarakat membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

yang terbentuk di Kelurahan Ardirejo dan di Desa Talangagung

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Masyarakat belajar

berorganisasi untuk mengelola iuran pemanfaatan gas metana

secara mandiri. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) melakukan

pengumpulan dan pengelolaan iuran untuk penggunaan gas metana.

2. Dampak dari Penerapan Inovasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang dalam Pengelolaan Sampah Melalui Program Waste To

Energy di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung

Dalam proses pengelolaan sampah banyak sekali dampak yang

ditimbulkan, mulai dari dampak lingkungan, ekonomi dan sosial. Dalam

konteks inovasi, dampak didambakan adalah dampak yang bersifat positif.

Berikut data yang dikumpulkan selama proses penelitian terkait dampak

yang ditimbulkan dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh Ir. Koderi

dalam pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung.

a. Dampak Lingkungan

Dampak yang nyata dan dirasakan setelah adanya inovasi di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung adalah

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

105

dampak terhadap lingkungan pemukiman warga di sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) wisata Edukasi Talangagung. Sampah yang

diolah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) menghasilkan banyak

sekali jenis gas, gas inilah yang membuat udara disekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) menjadi bau dan banyak lalat yang

berkembang biak secara cepat karena adanya sampah yang kotor.

Untuk menanggulangi hal tersebut, berikut pernyataan Bapak Ir.

Koderi selaku Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang :

"Sampah yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini

sangat banyak dan ditumpuk-tumpuk kemudian dilakukan peng-

coveran atau ditutup dengan tanah. Setelah sampah tersebut ditutup

dengan tanah, terjadi proses pembusukan sampah yang dilakukan

oleh bakteri anaerobic yang menhasilkan berbagai macam biogas

seperti CH4, CO2 dan gas beracun yang menimbulkan bau

menyengat yaitu H2S. Komposisi gas paling tinggi yaitu CH4 dan

CO2. Gas CH4 atau gas metan ini sangat berbahaya bagi lingkungan

dan berperan terhadap pengrusakan ozon. Satu ton CH4 sama dengan

24 ton CO2 daya rusaknya terhadap ozon. Fungsi dari penutupan

sampah dengan tanah adalah selain untuk menutupi gas yang keluar,

juga untuk mengurangi proses perkembangbiakan lalat. Dan untuk

mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh gas, kami melakukan

penangkapan terhadap gas tersebut kemudian kami purifikasi untuk

selanjutnya dimanfaatkan dan disalurkan ke rumah-rumah warga".

(Hasil wawancara pada tanggal 13 Mei 2017 di Rumah Bapak Ir.

Koderi).

Dari penuturan pak Koderi diatas beberapa hal yang dapat digaris

bawahi adalah bau dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ditimbulkan

dari adanya gas yang dihasilkan oleh bakteri anaerobic. Gas-gas yang

dihasilkan diantaranya CH4, CO2 dan H2S yang beracun dan

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

106

menimbulkan bau menyengat. Untuk mengurangi dampak yang

ditimbulkan oleh gas tersebut, dilakukan penangkapan gas dan proses

purifikasi. Sedangkan fungsi adanya penutupan sampah dengan tanah

adalah untuk mengurangi perkembangbiakan lalat. Dampak yang

dirasakan oleh masyarakat terhadap lingkungan disekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung disampaikan

oleh Ibu Ani yatul (30 tahun) warga RT 1/RW 1 Desa Talangagung

sebagai berikut :

"Pada saat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) belum dibangun seperti

sekarang, baunya itu sering kemana-mana. Bahkan lalatpun sangat

banyak, namanya juga tempat sampah pasti bau dan disukai lalat.

Alhasil kami warga-warga sini merasa dirugikan, tapi namanya juga

masyarakat menguluhnya didalam hati saja. Tapi sekarang, baunya

sudah sangat jarang tercium, kalau angin lagi kencang baru tercium

itupun kadang tidak ada bau sama sekali.” (Hasil wawancara pada

tanggal 14 mei 2017 di Rumah Ibu Aniyatul).

Senada dengan apa yang disampaikan Ibu Aniyatul, Bapak Jumali

(59 tahun) warga RT 1/RW 1 yang sehari-harinya menjadi pemulung

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) memberikan komentar sebagai

berikut :

" Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dulu itu bau, lalat banyak sekali.

Bahkan saya sudah berada di luar kawasan Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) pun bau menyengatnya masih tercium. Karena saya

kerjaanya mulung disana, jadi tiap hari saya kesana walaupun bau.

Tapi sejak gasnya ditangkap, jadi tidak ada bau sama sekali.” (Hasil

wawancara pada tanggal 12 Mei 2017 di Rumah Bapak Jumali).

Dari pernyataan Ibu Aniyatul dan Bapak Jumali, dapat dilihat

bahwa sebelum adanya inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

107

Wisata Edukasi Talangagung, lingkungan sekitar kotor sehingga

mengakibatkan banyaknya lalat yang berkembang biak. Selain kotor,

sebelum dilakukan inovasi penangkapan dan pemanfaatan gas metan

lingkungan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yaitu

pemukiman penduduk berbau tidak sedap akibat gas yang terbawa

oleh angin sehingga mengakibatkan bau tersebut. Akan tetapi setelah

dilakukan inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung, lalat dan bau tidak sedap dapat direduksi. Selain itu,

dampak yang dirasakan dengan adanya inovasi dalam sistem

pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung adalah tidak tercemarnya tanah dan air di sekitar

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Berikut pemaparan Bapak Ir.

Koderi :

“Untuk mengontrol tingkat pencemaran air dan tanah disekitar

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), kami membuat tiga sumur pantau

disekitar area Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan setiap enam

bulan sekali sampel air dari sumur pantau tersebut dibawa ke

laboratorium untuk dicek. Dari sinilah kita bisa mengetahui apakah

proses pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung mencemari lingkungan atau tidak.

Untuk tempatnya, sumur pantau pertama berada didekat kali Metro,

sumur kedua berada di dekat zona 3 dan yang terakhir ada di bagian

utara Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau tempat penampungan

sampah sementara sebelum dimasukan ke zona pengelolaan akhir

sampah untuk dilakukan pengcoveran.” (Hasil wawancara pada

tanggal 13 Mei 2017 di Rumah Bapak Ir. Koderi).

Menambahkan apa yang telah disampaikan pak Koderi d iatas,

Bapak Rudi memberikan keterangan terkait sumur pantau tersebut :

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

108

“Sumur pantau itu baru dibangun sejak tahun 2009 tepatnya sejak

kami memulai inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung dan sejak saat itu sampai sekarang, hasil

pemeriksaan air dari sumur pantau di laboratorium tidak pernah

tercemar. Artinya proses yang kami lakukan tidak mencemari

lingkungan. Akan tetapi, kami merasa menyesal karena pada saat

proses pengelolaan sampah secara open dumping sebelumnya, sumur

pantau ini belum dibangun. Sehingga kami tidak mengetahui apakah

pada proses pengelolaan open dumping mencemari air dan tanah atau

tidak" (Hasil wawancara pada tanggal 17 Mei 2017 di TPA Wisata

Edukasi Talangagung).

Dari data di atas dapat dikatakan bahwa sejak adanya inovasi dalam

proses pengeloaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung sama sekali tidak merusak lingkungan

baik air maupun tanah. Hal ini dibuktikan dengan adanya tiga sumur

pantau yang difungsikan sebagai alat untuk mengukur pencemaran

yang ada dilingkungan pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Kepanjen merupakan salah satu titik

yang menjadi bahan penilaian piala adipura, Kota Kepanjen pada

tahun 2014 menerima penghargaan Adipura kategori kota kecil.

Berikut penuturan Bapak Rudi Rudi :

“Kota Kepanjen pada tahun 2014 kemarin menerima penghargaan

piala Adipura kategori kota kecil, salah satu bahan penilaiannya

adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung. Kami berusaha semaksimal mungkin agar

penghargaan lingkungan ini terus kami peroleh dari tahun ke tahun.”

(Hasil wawancara pada tanggal 17 Mei 2017 di TPA Wisata Edukasi

Talangagung).

Pernyataan pak Rudi diatas menerangkan bahwa Kabupaten

Malang yang diwakili oleh Kota Kepanjen menerima penghargaan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

109

Adipura kategori kota kecil dimana Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung menjadi bahan dalam penilaian untuk

penghargaan lingkungan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan data dari

Kementerian Lingkungan Hidup yang memberikan nilai 75,35 untuk

Kota Kepanjen Kabupaten Malang (http:/iwww.menlh.go.idnilai-kota-

adipura-dipublikasikan-klh, 17 Mei 2017). Secara keseluruhan, dapat

disimpulkan bahwa setelah adanya inovasi dari proses pengelolaan

sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung dampak lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat

adalah udara yang ada disekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

menjadi lebih bersih.

Hal ini dikarenakan proses penangkapan dan purifikasi biogas

yang berasal dari sampah yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) dimana gas-gas yang terkandung didalamnya dapat

dikendalikan. Gas berbahaya seperti CH4 atau gas metan yang

berpotensi merusak ozon dapat ditangkap dan dimanfaatkan oleh

warga sekitar, sedangkan gas CO2 atau karbon dioksida direduksi

dengan 109 sistem purifikasi demikian juga dengan H2S yang

direduksi dengan 109 sistem purifikasi sehingga gas yang sangat

berbahaya dan menimbulkan bau menyengat ini dapat kadarnya dapat

dikurangi sehingga menjadi aman bagi lingkungan. Hal yang sama

juga terjadi pada air dan tanah disekitar Tempat Pemrosesan Akhir

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

110

(TPA), dimana air dan tanah disekitar Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) sama sekali tidak tercemar.

Hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan sumur pantau yang

dibangun di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan dilakukan

pengujian secara berkala setiap enam bulan sekali dan tidak didapati

adanya pencemaran disampel tersebut. Artinya air dan tanah disekitar

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tidak tercemar karena 110 sistem

pengelolaan sampah yang baik dan berbasis lingkungan. Karena

proses pengelolaan sampah yang baik tersebut, Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung juga ikut membantu Kota

Kepanjen meraih Penghargaan.

b. Dampak Sosial

Dampak lain yang menjadi bahan kajian adalah dampak sosial yang

ditimbulkan dengan adanya inovasi dalam pengelolaan sampah di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

Dalam proses pengelolaan sampah, dampak sosial terhadap masyarakat

harus dijaga oleh pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dalam

menjalankan proses pengelolaan sampahnya, pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung senantiasa

menjaga sistem sosial yang ada dimasyarakat. Berikut pemaparan

Bapak Koderi terkait sosialisasi pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) wisata Edukasi Talangagung dengan masyarakat sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) :

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

111

“Kami sadar bahwa proses pengelolaan sampah di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) dilakukan di sekitar pemukiman warga,

kami senantiasa menjaga sosialisasi kami dengan masyarakat.

Bahkan jika ada keluhan dari masyarakat, kami harus cepat dalam

menanggapi keluhan tersebut". (Hasil wawancara pada tanggal 13

Mei 2017 di Rumah Bapak Ir. Koderi).

Dari pernyataan Bapak Koderi di atas, dapat dilihat bahwa

pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung dalam menjalankan kegiatan pengelolaan sampah

senantiasa menjaga lingkungan sosial dengan masyarakat sekitar

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), karena kesadaran bahwa kegiatan

tersebut dijalankan disekitar pemukiman warga. Masyarakat

memberikan tanggapan terkait teriadi dampak sosial dengan adanya

inovasi yang dilakukan oleh pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Wisata Edukasi Talangagung dijelaskan oleh Bapak Jamil

sebagai berikut :

“Dengan adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) disini, kami

merasa sangat senang karena orang-orang di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) sangat baik dan tanggap terhadap keluhan maupun

permintaan kami, saya pernah meminta bantuan kepada pengelola

disana untuk meninjam bego (escavator) untuk merobohkan masjid

yang akan kami renovasi. Tanpa banyak persyartan permintaan kami

dituruti oleh pengelola di sana. Hal seperti ini yang membuat kami

senang dengan adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) disini.”

(Hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2017 di Rumah Bapak

Jamil).

Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi juga

responsif terhadap keluhan-keluhan masyarakat. Seperti yang

disampaikan oleh Ibu Marsini sebagai berikut :

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

112

“Keluhan-keluhan kami selalu langsung direspon oleh pengelola

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), misalnya ketika kompor di rumah

yang diberikan oleh pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

tidak berfungsi, kami langsung mengabarkan kepada pengelola

disana, tidak butuh waktu lama petugas dari Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) langsung datang untuk memperbaiki. Kalau gasnya

tidak mengalirpun, kami langsung melaporkan kepada petugas

disana dan langsung saat itu juga diperbaiki". (Hasil wawancara pada

tanggal 14 Mei 2017 di Rumah Ibu Marsini).

Berkat adanya inovasi pembuatan taman bermain di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) masyarakat sangat tertarik untuk datang ke

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Masyarakat yang dulunya nyaris

tidak pernah untuk datang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

sekarang sudah menjadi sering untuk datang kesana untuk menemani

anaknya bermain. Seperti yang dipaparkan oleh ibu Neneng (38 tahun

warga RT 1/RW 1 Desa Talangagung sebagai berikut :

“Saya dulu hampir tidak pernah ke sana Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Wisata Edukasi Talangagung, tapi karena sekarang sudah ada

wahana permainan untuk anak-anak, saya jadi sering ke sana.

Hampir tiap hari malahan, soalnya anak saya tiap maunya diajak

bermain kesana, jadi saya harus ikut." (Hasil wawancara pada

tanggal 14 Mei 2017 di Rumah Ibu Neneng).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Yadi (67 tahun)

warga RT 2/RW1 Desa Talangagung sebagai berikut :

"Hampir setiap sore ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) buat

menemani anak saya bermain di sana. Terus juga saya juga senang

mamancing dan pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

membuatkan jalan ke kali metro saya jadi gampang untuk ke kali,

soalnya kalau tidak ada jalan dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),

sangat sulit untuk ke kali itu." (Hasil wawancara pada tanggal 14

Mei 2017 di Rumah Bapak Yadi).

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

113

Dapat dikatakan bahwa semenjak adanya inovasi pembuatan taman

bermain untuk anak, warga sekitar menjadi tertarik dengan adanya

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di sekitar lingkungan masyarakat.

Wahana bermain anak menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat

datang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), walaupun hanya untuk

berkunjung menemani anak bermain di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA). Di samping itu, karena adanya Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) yang membuka jalan untuk ke kali metro, masyarakat menjadi

mudah untuk mengakses jalan ke sana.

Secara keseluruhan berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya inovasi yang dilakukan di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) wisata Edukasi Talangagung memberikan dampak sosial

terhadap masyarakat disekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Adapun dampak sosial yang dirasakan adalah masyarakat merasa

senang dengan keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di

sekitar lingkungan rumah. Hal ini karena pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) menjadi proses sosialisasi dengan

masyarakat.

Ketika masyarakat membutuhkan bantuan pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) bersedia membantu. Begitu pun jika ada

keluhan dari masyarakat, tanpa basa-basi pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) merespon keluhan masyarakat dengan

tanggap. Disamping itu, karena adanya inovasi di Tempat Pemrosesan

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

114

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung berupa wahana bermain

untuk anak-anak, masyarakat yang dulunya enggan untuk ke Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) sekarang menjadi senang untuk ke Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) meskipun hanya sekedar bermain.

c. Dampak Ekonomi

Dalam proses pengelolaan sampah, hendaknya sampah tersebut

dapat memberikan manfaat, salah satunya adalah dampak ekonomi.

Demikian dalam proses pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung, dari hasil proses purifikasi

biogas di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dapat mendatangkan

dampak yang positif dari segi ekonomi. Berikut penuturan Bapak

Koderi terkait dampak ekonomi yang ditimbulkan dengan adanya

proses inovasi dalam pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung :

"Dampak lain yang ada dari inovasi yang kami lakukan yaitu

berkurangnya pengeluaran bulanan masyarakat khususnya untuk

pembelian gas LPG berkat adanya gas metan dari Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) yang disalurkan kerumah warga (Hasil

wawancara pada tanggal 13 Mei 2017 di Rumah Bapak Ir. Koderi).

Hal ini benarkan oleh Ibu Aniyatul gas metan dan terkait

penggunaan pengurangan glas LPG yang digunakan, Beliau

menyatakan :

“Sebelum adanya gas metan dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),

rata-rata perbulan saya menghabiskan sekitar 3-4 tabung gas LPG 3

kg, tapi sekarang satu tabung gas saja itupun tidak selalu habis dalam

satu bulan. Karena hanya sebagai cadangan saja jika gas metan dari

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

115

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) mengalami gangguan." (Hasil

wawancara pada tanggal 14 Mei 2017 di Rumah Ibu Aniyatul).

Tanggapan lain yang diberikan oleh masyarakat terkait manfaat

ekonomi yang didapatkan seperti yang dijelaskan oleh Ibu Jijah (24

tahun) warga Desa Talangagung RT 2/RW 1 :

“Untuk keperluan memasak sehari-hari saya butuh sekitar 3 tabung

LPG dalam satu bulan. Sekarang hanya satu tabung gas saja, karena

dibantu dengan gas metan dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Satu tabung itu hanya untuk jaga-jaga kalau gas dari Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) mati". (Hasil wawancara pada tanggal 14

Mei 2017 di Rumah Ibu Jijah).

Pemaparan lain disampaikan oleh Pak Maksum (40 tahun) warga

Desa Talangagung RT1/RW1 :

“Dulu gas LPG yang saya habiskan itu sekitar 5 tabung gas selama

sebulan, cukup banyak karena saya harus masak buat persiapan

jualan bakso. Sejak adanya gas metan dari Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA), saya hanya kira-kira menghabiskan 2 tabung gas LPG

3 kg, itu untuk bantu kompor lain, soalnya yang digunakan untuk gas

yang dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) hanya 1 kompor saja.

Makanya butuh bantuan dari kompor lain yang menggunakan gas

LPG". (Hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2017 di Rumah Bapak

Maksum).

Dari semua pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi

pengurangan sekitar 2-3 tabung gas LPG 3kg dalam sebulan. Artinya

terjadi penghematan biaya sekitar Rp 30.000-Rp 50.000 setiap

bulannya jika dihitung saat ini yang harga 1 tabung gas LPG 3 kg

sekitar Rp 15.000 setiap tabungnya. Selain penghematan biaya

pengeluaran perbulan untuk pembelian gas LPG oleh masyarakat,

dampak ekonomi lainnya yaitu sampah menjadi sumber pendapatan

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

116

bagi masyarakat sekitar seperti yang disampaikan oleh pak Jumali

yang menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung :

"Saya sehari-harinya menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA), hasil yang saya dapatkan dari memulung memang

tidak terlalu banyak tapi lumayan buat menambah pemasukan

saya". (Hasil wawancara pada tanggal 12 Juni 2015 di Rumah

Bapak Jumali).

Bapak Rudi memberikan pernyataan terkait adanya pemulung di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung

sebagai berikut :

"Kami mengijinkan pemulung untuk memulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung, karena itu

menjadi salah satu pemasukan ekonomi mereka, bahkan kami

memfasilitasi dengan membuat bank sampah untuk pemulung.

Bank sampah ini berfungsi sebagai tempat pemulung untuk

mengumpulkan hasil mulung mereka disana untuk dijual. Selain itu

karena pemulung mengambil barang barang seperti botol, itu

artinya juga ikut dalam proses pemilahan meskipun tidak maksimal

setidaknya sudah berkurang, karena sampah botol plastik dan kaca

tidak dapat hancur dengan sendirinya dan juga sangat berbahaya

bagi lingkungan. Oleh sebab itu kami mengijinkan adanya

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini.” (Hasil

wawancara pada tanggal 17 Mei 2017 di TPA Wisata Edukasi

Talangagung).

Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat adanya bank sampah

yang digunakan oleh pemulung untuk menanmpung sampah yang

berasal dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk kemudian dijual

oleh pemulung guna mendapatkan tambahan pendapatan. Adanya

bank sampah ini difasilitasi oleh pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Wisata Edukasi Talangagung. Adanya kegiatan pemulung di

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

117

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) selain untuk menambah pendapatan

masyarakat, juga berfungsi sebagai proses pemilahan sampah

meskipun belum maksimal. Dari semua data yang dipaparkan di atas,

dapat disimpulkan bahwa adanya inovasi di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung membawa dampak

ekonomi bagi masyarakat sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),

adapun dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat yaitu

berkurangnya pengeluaran setiap bulan untuk membeli gas LPG

sekitar Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000 karena masyarakat

mendapatkan saluran gas metan yang berasal dari Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

Dampak ekonomi lainnnya yaitu sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi mendatangkan pendapatan bagi sebagian

masyarakat yang menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) wisata Edukasi Talangagung. Pemulung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) ini difasilitasi oleh pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) dengan membuat bank sampah untuk pemulung yang

difungsikan sebagai tempat penampungan sementara hasil sampah

yang diambil oleh pemulung untuk kemudian dijual dan

mendatangkan pendapatan dari hasil penjualannya tersebut.

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

118

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Inovasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam

Pengelolaan Sampah Melalui Program Waste To Energy di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung, meliputi :

a. Inovasi dalam pengelolaan Sampah

Inovasi menurut Albury (2003) dalam Sarwono (2008) adalah

Successful innovation is the creation and implementation of new

processes, products, services and methods of delivery which result in

significant improvements in outcomes efficiency, effectiveness or

quality. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Ir. Koderi adalah

penggagas dalam karya pembuatan sistem purifikasi biogas yang ada

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung,

yang memberikan objek dan penemuan baru. Objek baru yang

dimaksud adalah proses purifikasi langsung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) dan dimanfaatkan untuk disalurkan kepada masyarakat.

Pada penelitian terdahulu, pemurnian biogas hanya dilakukan pada

biogas yang sifatnya biologis seperti biogas yang berasal dari kotoran

ternak, biogas yang berasal dari sampah organik rumahan, belum

pernah ada sistem pemurnian secara langsung yang dilakukan di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sehingga apa yang terapat di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung adalah

sebuah inovasi dengan objek yang baru. Sedangkan penemuan baru,

belum ada satupun orang yang membuat sebuah sistem pemurnian

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

119

biogas yang memurnikan biogas dalam satu sistem purifikasi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Bapak Koderi

merancang sistem purifikasi yang bertujuan mereduksi CO2 yang

konsentrasinya terbanyak kedua setelah gas metan, H2S yang bersifat

korosif terhadap besi dan terakhir H2O atau uap air untuk menjaga

sistem purifikasi ancar tanpa khawatir akan teriadi pengembunan pada

pipa berjalan dengan instalasi biogas. Ir. Koderi berada pada tingkatan

inovator. Karena memiliki peran penting dan pengelolaan,

pengembangan maupun inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung.

Pada awal pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) wisata Edukasi Talangagung, beliau menggunakan uang

pribadinya untuk pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

tanpa mengharapkan pengembalian sepersen pun. Tidak hanya itu,

pada saat perancangan sistem purifikasi gas metan, dibuat sendiri

rancangan sistem purifikasi tersebut dengan menggunakan berbagai

analogi sederhana dalam penangkapan biogas yang tidak dikehendaki

untuk bercampur dengan gas metan. Bapak Koderi mampu untuk

membimbing para penerima dini untuk membuat mewujudkan

rancangan beliau terkait sistem purifikasi. Seperti Bapak Rudi yang

menjadi penerjemah beliau kehendak beliau dilapangan dalam

pembuatan sistem purifikasi tersebut.

Sistem purifikasi biogas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

120

dirancang oleh Bapak Koderi sampai saat ini telah banyak

dikembangkan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) lain selain Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung. Sampai saat

ini, total replikasi dari sistem purifikasi dan perencanaan Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) yang dirancang oleh Bapak Koderi

berjumlah 42 TPA di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia.

Dalam teori atribut inovasinya, Sarwono (2008:44) memberikan

atribut-atribut yang harus ada dalam inovasi sebagai berikut :

1) Relative Advantage atau Keuntungan Relatif

Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih

dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Pada inovasi

sebelumnya, purifikasi hanya dilakukan pada satu gas saja dalam

biogas yang bergabung banyak gas. Sebagai contoh, sistem

purifikasi terdahulu hanya memurnikan biogas dari H2S.

Sedangkan sistem purifikasi yang dikembangkan oleh Bapak

Koderi dapat mereduksi tiga gas sekaligus yaitu CO2, H2H dan

H2O.

2) Compatibility atau Kesesuaian

Inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan

inovasi yang digantinya berdasarkan inovasi terdahulu terkait

pemurnian gas metan. Sistem purifikasi yang dikembangkan oleh

Bapak Koderi memiliki kesesuaian dengan pendahulunya.

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

121

3) Complexity atau Kerumitan

Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat

kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan

inovasi sebelumnya. Tingkat kerumitan yang ditawarkan memang

sedikit lebih tinggi dibanding dengan inovasi terdahulu. Akan

tetapi, sistem purifikasi dan pemanfaatan gas metan yang

dikembangkan oleh Bapak Koderi dapat diselesaikan dalam waktu

paling lama 4 hari. Mulai dari pemasangan pipa penangkap biogas,

pembuatan sistem purifikasi sampai dengan penyaluran gas metan

kepda penduduk sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

4) Triability atau Kemungkinan dicoba

Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti

mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan

inovasi yang lama. Sistem purifikasi dan penangkapan biogas

untuk disalurkan ke masyarakat yang dikembangkan oleh Ir.

Koderi sangat mungkin dicoba. Hal ini dibuktikan dengan replikasi

sistem pemurniaan, penangkapan dan pemanfaatan gas metan yang

dikembangkan oleh Bapak Koderi di 42 Kabupaten kota diseluruh

Indonesia.

5) Observability atau Kemudahan diamati

Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana

bekeria dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Sistem

purifikasi yang dikembangkan oleh Bapak Koderi sangat mudah

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

122

untuk diamati baik segi proses bekerja sampai dengan hasil yang

didapat. Pada saat gas metan belum dimasukan kedalam sistem, api

gas metan yang dikeluarkan masih berwarna merah. Akan tetapi

ketika dimasukan kedalam sistem purifikasi gas metan, api yang

dihasilkan menjadi berwarna biru. Artinya gas metan yang

dihasilkan sudah lebih murni dan biogas lain yang mengganggu

sudah direduksi didalam sistem.

Inovasi lain yang berasal dari pemumian gas metan adalah

pemanfaatan gas metan sebagai bahan bakar generator pembangkit

listrik. Pada awalnya generator tersebut menggunakan bahan bakar

bensin, namun dengan sentuhan inovasi dimodifikasi menjadi

generator berbahan bakar gas. Jika biogas digunakan untuk bahan

bakar pembangkit listrik, maka proses pencucian terhadap H2O dan

H2S menjadi sangat penting.

Pencucian terhadap H2O dan H2S dapat memperpanjang umur

dari komponen mesin pembangkit. Karena sifat dari H2S adalah

korosif terhadap besi. Jadi proses purifikasi biogas dari H2O dan H2S

yang dilakukan dalam sistem purifikasi biogas yang dikembangkan

oleh Bapak Koderi ini sangat tetap, karena bisa mereduksi gas yang

berbahaya bagi lingkungan dan juga korosif terhadap mesin. Dalam

proses pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),

bagian yang tidak kalah penting adalah proses pembuatan komposting

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

123

Kompos adalah hasil penguraian parsial tidak lengkap dari

campuran bahan bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial

oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan

yang hangat, lembap, dan aerobic atau anaerobic (Modifikasi dari JH,

crawford 2003). Dalam proses pembuatan kompos, bahan-bahannya

berasal dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sendiri dimana

mengambil sampah organik dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan

juga daun-daun yang gugur dari pohon yang ada di sekitar area

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan jumlahnya sangat banyak.

Proses komposting, dilakukan di hanggar komposting yang disediakan

didalam Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung.

Pupuk kompos yang telah jadi, belum dikomersialkan oleh

pengelola (TPA) Wisata Edukasi Talangagung. Kompos yang

dihasilkan masih semata digunakan didalam Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) untuk memupuk tanaman yang ada di taman Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) dan juga diberikan kepada Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang untuk digunakan memupuk

pohon yang akan ditanam oleh Pemerintah Daerah disekitaran

Kabupaten Malang. Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung banyak sekali melakukan inovasi

terutama dalam menarik perhatian masyarakat. Diantaranya

membuatkan taman bermain untuk anak-anak, membuat taman-taman

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

124

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan menanam pohon yang

diperuntukan sebagai lahan terbuka hijau dan yang paling penting

membuatkan hall meeting yang diperuntukan kepada tamu

pengunjung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung.

Dalam kaca mata teori inovasi publik, Halverson (2005:30)

memberikan dimensi inovasi yang dikembangkan disektor publik.

Dalam proses pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi, tidak hanya berinovasi dari segi produk yang ditawarkan,

tetapi juga berinovasi dalam hal pelayanan publik. Hal ini bisa dilihat

pada pembuatan inovasi sederhana yang dibuat. Untuk melakukan

program pendidikan pengenalan sampah sejak dini, pihak pengelola

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung

membuatkan wahana bermain untuk anak-anak agar anak-anak tertarik

untuk datang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan menanamkan

ke alam bawah sadar masyarakat akan pentingnya mengelola sampah

dengan baik dan benar.

Tujuan utama dari pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung adalah merubah paradigma masyarakat,

yang tidak menyukai masyarakat, menjadi disenangi oleh masyarakat.

Hal ini sesuai dengan dimensi inovasi yaitu inovasi konseptual. Selain

membuat taman bermain bagi anak-anak, pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) wisata Edukasi Talangagung membuat

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

125

sebuah hall meeting yang di peruntukan yang diperuntukan kepada

tamu pengunjung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung. Setiap ada pengunjung ke Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA), selalu dilayani di hall meeting ini bahkan selalu diberikan

penjelasan terkait proses pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

Hal inilah yang melatar belakangi nama Wisata Edukasi

Pembuktian dari pelayanan publik yang baik kepada setiap

pengunjung yang datang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

membawa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi gung

menjadi TOP 25 Inovasi Pelayanan Publik. Hal ini membuktikan

bahwa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) wisata Edukasi Talangagung

menyengbangkan dimensi inovasi publik yaitu inovasi delivery.

Pembuatan taman Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung bertujuan

untuk mempercantik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Tidak hanya

taman, pengelola juga menanam pohon yang rindang disekitaran

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Pohon tersebut difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH)

dan agar suasana Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) menjadi sejuk.

Berbeda dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada umumnya

yang terlihat kumuh, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi berusaha untuk merubah pandangan tersebut. Pengelola

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

126

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) berusaha semaksismal mungkin

untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung yang datang ke

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dimensi Inovasi semacam ini

adalah dimensi inovasi yang dikembangkan disektor publik yaitu

dimensi inovasi delivery.

b. Bentuk-bentuk dan proses dalam program pengelolaan sampah

berbasis Waste To Energy

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang merupakan Dinas

yang bertanggung jawab atas masalah kebersihan di Kabupaten

Malang. Seperti yang tertera pada tujuan dan sasaran Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang sebagian isinya adalah

terciptanya tata ruang yang berkualitas, terciptanya lingkungan

pemukiman yang sehat, dan terciptanya sinergitas pengelolaan

lingkungan. Salah satu sasarannya adalah mewujudkan kemandirian

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

Selain itu masalah persampahan juga terdapat pada Misi Dinas

Lingkungan Hidup yang berbunyi "Menyediakan dan mengembangkan

sarana dan prasarana dasar pemukiman (air bersih, air limbah

domestik, drainase, jalan lingkungan persampahan, RTH, pemakaman

di pedesaan dan perkotaan". Untuk mewujudkan hal tersebut, Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang membentuk program Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung. Program Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

127

Wisata Edukasi merupakan perwujudan yang tepat dalam upaya

terciptanya sinergitas pengelolaan lingkungan dan mewujudkan

kemandirian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi merupakan

"Program Unggulan Persampahan" yang berguna untuk

mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kabupaten Malang. Seperti

yang tertera dalam website resmi Dinas Lingkungan Hidup, program

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi bertujuan untuk

merubah sistem pengelolaan sampah dari Open Dumping menjadi

Control Landfill, pemanfaatan gas metan sebagai BBG (60kk), peluang

keria bagi masyarakat sekitar, laboratorium pengelolaan sampah

(edukasi), dan keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) diterima

oleh masyarakat. Melihat tujuan dari program wisata edukasi tersebut,

apabila dilihat perkembangannya sampai saat ini terdapat hal-hal yang

sudah tercapai maupun hal yang belum tercapai, dari 5 tujuan yang

tersebut, 4 di antaranya sudah tercapai.

Merubah pengelolaan sampah dari open dumping yang merupakan

pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan karena sampah

dibuang begitu saja ke dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa

ada perlakuan apapun dan tanpa ada penutupan tanah. Sistem ini pun

dinilai sangat mengganggu lingkungan. Berbeda dengan sistem

Controll Landfill yang merupakan peningkatan dari Open Dumping.

Untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan,

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

128

sampah ditimbun dengan lapisan tanah setiap tujuh hari. Dalam

operasionalnya, untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan

kestabilan pemukiman Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), maka

dilakukan juga perataan dan pemadatan sampah. Tidak hanya itu,

melalui program Wisata Edukasi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang juga berhasil memanfaatkan sampah menjadi sumber energi

dengan memanfaatkan gas metan.

Gas metan tersebut diolah dan disalurkan ke rumah-rumah warga

yang kini penggunanya sudah 250 KK, melebihi target Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang hanya 60 KK. Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung juga

memberikan peluang kerja bagi masyarakat karena juga menyediakan

bank sampah ini terbuka untuk umum. Menurut Randal dalam

indikator evaluasi kebijakan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang telah memenuhi apa yang disebut Policy Effectiveness karena

terlaksananya program dan telah memenuhi espektasi masyarakat

meskipun ada target yang belum terpenuhi yakni belum adanya

laboratorium pengelolaan sampah.

Sampai saat ini penelitian dilakukan dengan meminjam

laboratorium-laboratorium di sekolah sekolah maupun universitas-

universitas. Sebagai Wisata Edukasi, Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang kurang begitu berhasil dalam menarik minat warga

Kepanjen untuk berkunjung ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

129

Selama ini pengunjung yang datang kebanyakan berasal dari luar kota

dan kebanyakan berasal dari kalangan instansi pemerintahan maupun

sekolah yang datang untuk melakukan penelitian dan study banding.

Sepanjang 2017 kemarin sebanyak 1.039 orang berasal dari

kalangan instansi pemerintahan, 1.226 berasal dari kalangan pelajar

dan mahasiswa, sedangkan untuk masyarakat umum hanya sejumlah

427 orang Jumlah pengunjung dari masyarakat umum tidak sampai

setengah dari jumlah pengunjung dari instansi pemerintah maupun

pelajar atau mahasiswa. Hal ini menjadi indikasi bahwa program

Wisata Edukasi Talangagung kurang kuat dalam menarik minat

masyarakat umum untuk datang berkunjung, hal kurang menariknya

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagai ini dikarenakan alternatif

tempat wisata sehingga terkesan setengah-setengah. Untuk masyarakat

Kabupaten Malang, terutama yang daerahnya cukup jauh dari lokasi

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang harus jemput bola mendatangi masyarakat untuk

mengadakan sosialisasi mengenai pengelolaan lingkungan.

Pelaksanaan dari suatu program atau kegiatan pasti dipengaruhi

oleh faktor-faktor, baik yang dapat mendukung keberhasilan program

maupun yang menghambat keberhasilan. Pengelolaan sampah di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung juga mendapati faktor-

faktor tersebut. Ada dua faktor yang diasumsikan memberikan dampak

bagi perkembangan inovasi pemerintahan daerah, yaitu struktur dan

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

130

pemberian imbalan terhadap pegawai yang inovatif. Perhatian terhadap

struktur organisasi sebenarnya refleksi dari kepatutan daerah terhadap

pemerintah pusat. Iklim organisasi erat kaitannya dengan lingkungan

organisasi, inovasi sering diungkapkan melalui perilaku atau kegiatan

yang pada akhirnya terkait dengan tindakan nyata. Berikut adalah

faktor yang mendukung keberhasilan inovasi di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung :

1) Adanya sharing mengenai pengelolaan sampah

Pengertian Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dalam Peraturan

Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia

dan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem

Inovasi Daerah yaitu keseluruhan proses dalam satu sistem untuk

menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi

pemerintah, pemerintahan daerah lembaga kelitbangan, lembaga

pendidikan, lembaga penunjang dunia usaha, dan masyarakat di

daerah. Mengacu pada pengertian di atas, dapat diketahui bahwa

inovasi dapat melibatkan pihak lain selain instansi yang

menanganinya saja. Misalnya saja antar pemerintah daerah,

lembaga pendidikan, dunia usaha, atau masyarakat.

Pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung juga melibatkan pihak di luar instansi Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Hal ini ditunjukkan melalui

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

131

sharing yang dilakukan dengan pihak lain, seperti kecamatan,

lembaga pendidikan, instansi lain, baik dari dalam maupun luar

daerah. Banyaknya pihak yang berkunjung ke Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung juga menjadi sarana untuk bertukar

pikiran atau sharing mengenai pengelolaan sampah.

Jadi, sebagai suatu sistem inovasi daerah, penerapan inovasi

pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung telah melibatkan berbagai pihak untuk sharing atau

bertukar pikiran. Hal ini telah mendorong inovasi pengelolaan

sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung, dan

dapat menumbuhkembangkan inovasi karena akan banyak

informasi yang diterima dari berbagai pihak. Selain itu, ini juga

mencerminkan sikap transparansi atau keterbukaan suatu

organisasi, dimana organisasi tersebut mau menerima masukan dari

luar dan tidak bersifat tertutup.

2) Adanya kesungguhan dan kesadaran akan manfaat inovasi

Perhatian terhadap struktur organisasi sebenarnya merupakan

refleksi dari kepatutan daerah terhadap pemerintah pusat. Hal ini

erat kaitannya dengan era desentralisasi, dimana pemerintah daerah

menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat. Inovasi

pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung berangkat dari dikeluarkannya Undang Undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

132

Kepatutan daerah terhadap pusat ditunjukkan pihak pengelola

dengan mentaati undang-undang tersebut. Dalam menjalankan

amanat undang-undang tersebut, pihak pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung mengutamakan

kesungguhan. Kesungguhan yang dimaksud adalah berusaha

menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah dengan sebaik-baiknya, yaitu dalam

mengelola sampah berpedoman pada peraturan tersebut. Adanya

kepatuhan dan kesungguhan inilah yang pada akhirya

menumbuhkan inovasi pengelolaan sampah tersebut.

Pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung telah memiliki keseriusan untuk menjadikan kawasan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung yang berada di

tengah kota menjadi sebuah kawasan yang tidak kontradiktif

dengan kehidupan sosial masyarakat sekitar. Mayoritas masyarakat

telah mampu menerima keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung, karena pihak pengelola telah mengkondisikan

aktivitas yang berkaitan dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

agar meminimalisir pencemaran. Jika pihak pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung tidak serius dalam

menangani aktivitas tersebut, maka akan mencemari lingkungan

warga, dan mengakibatkan timbulnya gejolak sosial serta protes di

masyarakat. Jadi, pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

133

(TPA) Talangagung telah berupaya menjalankan amanat undang-

undang dengan konsisten sehingga mampu mengurangi dampak

buruk pada lingkungan masyarakat.

3) Adanya reward penghargaan yang diterima dari berbagai kompetisi

Penghargaan atau reward membawa dampak yang cukup

signifikan dalam menumbuhkan semangat organisasi untuk

melakukan inovasi. Dalam hal ini, Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang sebagai pelaksana tugas utamanya dalam hal

kebersihan lingkungan, mengusahakan budaya bersih dimulai dari

kebersihan kantor dengan bersifat kompetitif antar bidang-bidang.

Bidang yang berhasil menjaga kebersihan kantomya akan diberikan

reward.

Penghargaan yang diberikan bertujuan untuk memotivasi

pegawai agar menjaga kebersihan, serta dapat menumbuhkan

kesadaran pegawai akan budaya bersih dalam organisasi.

Pengharagaan lainnya yang lebih memacu kinerja Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam berinovasi adalah

adanya adipura. Terdapat beberapa syarat terkait dengan

pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk bisa meraih

adipura. Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang sangat antusias dalam melakukan inovasi di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung.

Meskipun Kepanjen masih baru menjadi ibu kota Kabupaten

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

134

Malang, akan tetapi telah berhasil memperoleh adipura selama

beberapa kali. Salah satunya yaitu dengan adanya inovasi

pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung yang mampu menghasilkan gas metan untuk

disalurkan kepada warga. Di samping itu, Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang sering mengikuti berbagai kompetisi di bidang

lingkungan. Misalnya seperti mengikutsertakan Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung dalam kompetisi bertema

eco creative di Jakarta.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung berhasil meraih

juara 1 dalam kompetisi tersebut. Pada tahun 2012, Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung kembali meraih juara l

dibidang energi tingkat provinsi. Penghargaan yang diterima

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung semakin memicu

kreativitas. Beberapa penghargaan atau reward tersebut telah

memotivasi pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung untuk terus dan senang berinovasi terutama dalam hal

pengelolaan sampah.

Meningkatnya semangat dan kreatifitas pihak pengelola yaitu

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dapat dilihat dari

keinginan untuk mengembangkan inovasi bahkan tidak hanya di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung, Dinas Lingkungan

Hidup juga mulai memperluas inovasinya dengan menerapkan di

Page 84: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

135

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) lainnya. Oleh sebab itu, penting

kiranya bagi sebuah organisasi untuk memberikan apresiasi atau

penghargaan kepada pegawai. Sama halnya dengan penghargaan

kepada sebuah organisasi. Diberikannya penghargaan pada

organisasi yang inovatif disitulah bentuk rasa menghargai atas

usaha dan kinerja organisasi yang telah berinovasi demi

peningkatan kualitas pelayanan.

Selain faktor yang mendukung, terdapat pula faktor

penghambat inovasi pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Talangagung, yakni sebagai berikut :

1) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada pasal

69 salah satunya pada ayat 1 (a) menyebutkan bahwa setiap

orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Dapat

diartikan bahwa masyarakat harus memiliki kesadaran dengan

tidak melakukan pencemaran atau perusakan lingkungan.

Inovasi pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Talangagung sangat membutuhkan partisipasi dari

masyarakat dalam hal menjaga lingkungan, seperti tidak

membuang sampah sembarangan dan merusak tanaman.

Kurangnya kesadaran masyarakat, akan menyulitkan kinerja

Page 85: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

136

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang terutama jika

akan melakukan inovasi selanjutnya.

Pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Talangagung sudah sangat berusaha agar (TPA) tidak

mengganggu aktivitas warga tetapi justru bermanfaat. Oleh

karena itu, sebagai timbal baliknya, partisipasi masyarakat

dalam menjaga kebersihan harus ditingkatkan. Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup juga menyebutkan bahwa perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup salah satunya dilaksanakan

berdasarkan asas partisipatif.

Warga sekitar tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (TPA) Talangagung sebagian besar

menerima keberadaan tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (TPA), akan tetapi ada beberapa masyarakat

yang juga masih kurang setuju. Oleh sebab itu, untuk

kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat masih menjadi

hambatan bagi pengembangan inovasi di tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (TPA) Talangagung.

Padahal dorongan dan partisipasi masyarakat dapat memicu

semangat organisasi untuk memberikan pelayanan yang

terbaik. Jadi, penting kiranya melakukan upaya-upaya

peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Page 86: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

137

2) Adanya pergantian personil atau pegawai

Hambatan intemal organisasi dapat mempengaruhi

keberhasilan suatu inovasi dalam sektor publik. Situasi intemal

dalam instansi dapat mempengaruhi kineria pelayanan publik

yang nantinya akan mempengaruhi kualitas pelayanan.

Pergantian posisi pegawai merupakan budaya yang sering

dilakukan dalam sektor publik.

Hal ini kerap kali mempengaruhi kinerja organisasi karena

fokus pekerjaannya bisa saja berubah-ubah. Terutama dalam

posisi inti atau pimpinan, misalnya seperti kepala bidang atau

kepala seksi, sebab gaya kepemimpinan satu orang dengan

orang lain tentu akan berbeda. Apabila gaya kepemimpinan

yang diterapkan bagus, maka kineria para bawahannya juga

akan bagus, begitupun sebaliknya.

Pergantian tugas yang teriadi di Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang, khususnya bidang kebersihan dan

pertamanan juga kerap kali dilakukan. Seperti digantinya

petugas pencatat sampah di tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (TPA) Talangagung ke bidang

tata bangunan, sehingga sempat terjadi kekosongan petugas

pencatat sampah. Dampak yang cukup dirasakan terhadap

kualitas pelayanan dari adanya pergantian tugas pegawai ketika

yang diganti adalah posisi pimpinan seperti kepala bidang.

Page 87: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

138

Dalam hal persampahan utamanya, setiap orang terkadang

memiliki sudut pandang tentang sampah yang berbeda beda.

Perbedaan sudut pandang akan berpengaruh pada

perbedaan visi dan gaya kepemimpinannya. Hal seperti itu

memang bukanlah kewenangan bidang melainkan kewenangan

pihak atasan. Dalam bidang kebersihan dan pertamanan Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, masalah pergantian

personil ini tidak menjadi masalah besar apabila sistem kerja

yang dimiliki sudah jelas sehingga hanya memerlukan

pengarahan saja. Hanya saja apabila yang diganti adalah posisi

inti seperti pimpinan, maka cukup menghambat kinerja karena

akan berpengaruh pada perubahan langkah-langkah yang

diambil untuk menangani masalah persampahan, karena

pemikiran dan semangat yang dimiliki setiap pemimpin belum

tentu akan sama.

2. Dampak dari Penerapan Inovasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Malang dalam Pengelolaan Sampah Melalui Program Waste To

Energy di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung, meliputi :

a. Dampak Lingkungan

Berbicara mengenai dampak lingkungan, Ir. Koderi melalui inovasi

sederhananya yaitu sistem purifikasi gas metan ingin sekali melindungi

Page 88: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

139

lingkungan dari gas-gas berbahaya. Karena pada prinsipnya,

penangkapan dan pemanfaatan gas metan adalah untuk melindungi

ozon, 1 ton gas metan, sama dengan 24 ton gas CO2 daya rusaknya.

Sedangkan dalam biogas yang dikeluarkan oleh sampah yang ada di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), kandungan yang paling banyak

adalah gas metan kemudian disusul oleh CO2. Oleh sebab itu, dari segi

lingkungan tentunya ini sangat berdampak positif terhadap lingkungan.

Tidak hanya itu, gas yang tidak kalah berbahaya dan bahkan sangat

beracun adalah gas H2S yang membuat gas dari Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) berbau tidak sedap.

Menurut Wellinger (2001) dalam Sulistyo (2010:44) kadar H2S

yang diperbolehkan dihirup oleh manusia tidak boleh lebih dari 5 ppm,

sedangkan H2S dalam komposisi biogas Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) adalah sekitar 10-15 Ppm. Oleh sebab proses purifikasi yang

dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung dapat mengurangi resiko keracunan gas yang

membahayakan manusia dan juga menghilangkan bau menyenagat dari

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Hal ini terbukti dari pemyataan

beberapa warga yang mengatakan bahwa dengan pembangunan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) seperti sekarang, bau yang

menyengat sudah sangat jarang bahkan tidak tercium sama sekali.

Hal ini karena kadar H2S dalam biogas Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) sudah direduksi di lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Page 89: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

140

Wisata Edukasi Talangagung terdapat 3 buah sumur pantau yang

difungsikan untuk mengontrol kualitas air dan tanah di sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA). Karena pada dasarnya air tanah di sekitar

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sangat mudah tercemar karena

terkena rembesan air lindih. Setiap 6 bulan sekali akan diadakan

pemeriksaan terhadap kualitas air dan tanah dari sumur pantau. Dan

sampai saat ini, kualitas air dan tanah dari sumur pantau tidak pernah

tercemar.

Hal ini karena air lindih Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung dijaga pengelolaannya, dan air lindih di

treatment dan disirkulasi dengan baik sehingga tidak mencemari

lingkungan. Hal ini dapat dilaksanakan melalui pencegahan

pencemaran lingkungan; rehabilitasi dan pemulihan ekosistem dan

sumber daya alam yang rusak; meningkatkan kapasitas produksi dari

ekosistem alam dan binaan manusia. Dalam upaya pencegahan

terhadap pencemaran lingkungan sistem pengelolaan sampah yang di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung

mengembangkan sistem berwawasan lingkungan. Hal ini dibuktikan

dengan dimenangkannya piala Adipura tahun 2014 kategori kota kecil

menengah dimana salah satu titik penilaian Kota Kepanjen adalah

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

Artinya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi

Talangagung ikut andil atas diraihnya penghargaan lingkangan piala

Page 90: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

141

Adipura tersebut.

b. Dampak Sosial

Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dinyatakan dalam keadilan

sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh

manusia. Dampak yang diharapkan dengan adanya inovasi di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung tentu adalah

dampak yang positif. Sasaran dari adanya keberlanjutan sosial dan

dampak yang ditimbulkan sebagai berikut :

1) Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen

politik yang kuat, kesadaran dan partisipasi masyarakat. Dengan

adanya inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung diharapkan sasaran pertama ini tercapai.

Dalam konteks ini, artinya masyarakat dilibatkan langsung dalam

proses inovasi. Secara umum pihak pengelola Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung tidak melupakan hal

tersebut. Hal terbukti dari pernyataan Bapak Koderi yang merasa

dan mawas diri bahwa aktivitas pengelolaan sampah berada pada

sekitar pemukiman warga sehingga masyarakat juga harus

memiliki andil dalam proses pengelolaan tersebut. Berangkat dari

hal ini, pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung tidak pernah menyepelekan keluhan

masyarakat. Terbukti setiap ada keluhan dari masyarakat selalu

ditanggapi secara serius dan cepat oleh pengelola Tempat

Page 91: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

142

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

2) Distribusi kemakmuran, semuanya merasakan hal yang sama

dengan adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di sekitar

masyarakat. Bahkan dalam konsep pembangunan berkelanjutan

aspek kesejahteraan sosial harus dikedepankan. Dalam konteks ini,

pihak yang bersangkutan tidak boleh membeda-bedakan

masyarakat. Inilah yang terjadi dalam proses inovasi yang

dilakukan oleh pihak Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung. Dalam pemasangan pipa gas metan ke

rumah warga misalnya, pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) akan senantiasa memasangkan, memperbaiki dan menjaga

tanpa membeda-bedakan. Hal inilah yang menjadikan masyarakat

menjadi senang dengan adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

3) Terjalinnya sistem sosial yang harmonis, inovasi dari Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) tidak hanya terkait pengelolaan sampah

saja. Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) juga melakukan

inovasi dengan menjalin sistem sosial yang harmonis dengan

masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedikitknya

masyarakat yang merasa senang dengan pelayanan dari pihak

pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), jalan ini ditempuh

oleh pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) masyarkat

menjadi senang dengan keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA). Bukti lain yang dapat menggambarkan terjalinnya sistem

Page 92: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

143

sosial yang harmonis antara pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) dengan masyarakat adalah ketika masyarakat meminta

bantuan alat berat yang digunakan di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) untuk menghancurkan masjid yang akan direnovasi dan

pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa basa-basi

langsung memberikan bantuan.

4) Partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang strategis alangkah baiknya di ambil

dengan jalan musyawarah bersama. Dalam konteks ini, masih

minim terjadi diantara masyarakat dengan pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA), bisa dilihat ketika adanya kebijakan

untuk pembayaran dana perbaikan pipa gas metan sebesar Rp

6.000, kebijakan tersebut tidak berjalan dengan lancar, dikarenakan

ketidak jelasan pengelolaannya. Keluhan masyarakat tidak hanya

dari sering matinya gas dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), tapi

juga tidak jelas kepada siapa masyarakat harus membayar.

Akhirnya kebijakan tersebut tidak dapat berjalan. Secara

keseluruhan, target dari Ir. Koderi yang ingin merubah paradigma

masyarakat yang tidak menyukai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

menjadi menyukai berhasil. Karena sampai saat ini, Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi tidak pernah sepi dari

pengunjung entah itu berasal dari instansi luar maupun warga

sekitar yang hanya berkunjung untuk menemani anak bermain di

Page 93: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

144

taman bermain anak-anak yang dibuat oleh pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung.

c. Dampak Ekonomi

Dalam perspektif efisiensi ekonomi, dampak dari adanya inovasi di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung sudah

tercapai. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya pengeluaran

masyarakat untuk belanja LPG setiap bulannya sekitar Rp. 30.000-Rp.

50.000. Bagi sebagian masyarakat, mencoba mencari tambahan

pendapatan dengan menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA). Dua contoh dampak ekonomi di atas, masih belum cukup untuk

dikatakan keberlanjutan ekonomi yang menjamin yang menjamin

kemajuan ekonomi secara berkelanjutan.

Tempat penyimpanan sementara sampah yang dipulung untuk

kemudian usaha pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung untuk memberikan keleluasaan kepada

pemulung untuk mencari nafkah dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

ditempuh dengan jalan membuatkan bank sampah bagi pemulung,

bank sampah ini difungsikan sebagai dijual oleh pemulung. Poin

penting yang perlu digaris bawahi dari pembahasan terkait dampak

ekonomi dengan adanya inovasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Wisata Edukasi Talangagung terwujudnya efisiensi ekonomi

masyarakat akan tetapi masih belum cukup untuk dijadikan patokan

terdapat keberlanjutan kemajuan ekonomi masyarakat karena hanya

Page 94: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.ub.ac.id/5821/5/5. BAB IV.pdf · Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari

145

bersifat tambahan dan hanya sebagian kecil dari masyarakat yang

menikmati hal tersebut, dalam hal ini pemulung yang bekerja sehari-

hari untuk memulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata

Edukasi Talangagung.