sejarah indonesia kelas x (kerajaan kediri & singhasari)

21
1 | Page RANG SEJARAH INDONESIA (AUTHOR:BRILIAN PUTRA A) ANGGOTA KELOMPOK : - BRILIAN PUTRA A (09) - FAKRUL AMIN MARTA (14) KERAJAAN KEDIRI DAN SINGHASARI -KERAJAAN KEDIRI ( PANJALU) Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu , adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. LATAR BELAKANG KERAJAAN KEDIRI Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha. Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, yang berpusat di Daha. Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Adapun Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala. Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari pada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta (1178).

Upload: brilian-putra-a

Post on 19-Jul-2015

251 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

1 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

ANGGOTA KELOMPOK : - BRILIAN PUTRA A (09)

- FAKRUL AMIN MARTA (14)

KERAJAAN KEDIRI DAN SINGHASARI

-KERAJAAN KEDIRI ( PANJALU)

Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.

LATAR BELAKANG KERAJAAN KEDIRI

Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa,

saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua

putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di

kota lama, yaitu Kahuripan.

Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, yang berpusat di Daha. Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai

pecahan dari Panjalu. Adapun Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala.

Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari pada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan,

nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta (1178).

Page 2: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

2 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Nama "Kediri" atau "Kadiri" sendiri berasal dari kata Khadri yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pohon pacé atau mengkudu (Morinda citrifolia). Batang kaulit kayu

pohon ini menghasilkan zat perwarna ungu kecokelatan yang digunakan dalam pembuatan batik, sementara buahnya dipercaya memiliki khasiat pengobatan tradisional.

Perkembangan Kediri

Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kediri tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II

(1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.

Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas

nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan.

Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala

dengan semboyannya yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.

Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa kejayaannya.

Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa

pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

Chou Ju-kua menggambarkan di Jawa penduduknya menganut 2 agama : Buddha dan Hindu.

Penduduk Jawa sangat berani dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak.

Buku Chu-fan-chi menyebut Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan : Pai-hua-yuan

(Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), Tung-ki (Jenggi, Papua Barat), Ta-kang (Sumba), Huang-ma-chu

(Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor), Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).

Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan

Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut.

Page 3: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

3 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Karya Sastra Zaman Kadiri

Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini

bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.

Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat

pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga

bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana

RAJA-RAJA YANG PERNAH MEMIMPIN KERAJAAN KEDIRI

Adapun 8 raja Kediri tersebut urutannya sebagai berikut :

1. Sri Jayawarsa

Sejarah tentang raja Sri Jayawarsa ini hanya dapat diketahui dari prasasti Sirah Keting (1104 M). Pada masa pemerintahannya Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda penghargaan, karena rakyat telah berjasa kepada raja. Dari prasasti itu diketahui bahwa Raja

Jayawarsa sangat besar perhatiannya terhadap masyarakat dan berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

2. Sri Bameswara

Raja Bameswara banyak meninggalkan prasasti seperti yang ditemukan di daerah Tulung Agung

dan Kertosono. Prasasti seperti yang ditemukan itu lebih banyak memuat masalah-masalah keagamaan, sehingga sangat baik diketahui keadaan pemerintahannya.

3. Prabu Jayabaya

Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika diperintah oleh Prabu Jayabaya. Strategi

kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya memang sangat mengagumkan. Kerajaan yang beribu kota di Dahono Puro, bawah kaki Gunung Kelud, ini tanahnya amat subur,

sehingga segala macam tanaman tumbuh menghijau.

Hasil pertanian dan perkebunan berlimpah ruah. Di tengah kota membelah aliran sungai Brantas. Airnya bening dan banyak hidup aneka ragam ikan, sehingga makanan berprotein dan bergizi selalu tercukupi.

Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala, dekat Surabaya, dengan naik perahu

menelusuri sungai. Roda perekonomian berjalan lancar, sehingga Kerajaan Kediri benar-benar dapat disebut sebagai negara yang "Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Karta Raharja".

Page 4: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

4 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Prabu Jayabaya memerintah antara tahun 1130 sampai 1157 Masehi. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dalam hal hukum dan pemerintahan tidak tanggung-tanggung.

Sikap merakyat dan visinya yang jauh ke depan menjadikan Prabu Jayabaya layak dikenang sepanjang masa.

Jika rakyat kecil hingga saat ini ingat kepada beliau, hal itu menunjukkan bahwa pada masanya

berkuasa tindakan beliau yang selalu bijaksana dan adil terhadap rakyat.

4. Sri Sarwaswera

Sejarah tentang raja ini didasarkan pada prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161). Sebagai raja yang taat beragama dan berbudaya, Sri Sarwaswera memegang teguh

prinsip "tat wam asi", yang berarti "dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah engkau".

Menurut Prabu Sri Sarwaswera, tujuan hidup manusia yang terakhir adalah moksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju arah

kesatuan, sehingga segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar.

5. Sri Aryeswara

Berdasarkan prasasti Angin (1171), Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang memerintah sekitar tahun 1171. Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara

Madhusudanawatara Arijamuka.

Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik tahta. peninggalan sejarahnya berupa prasasti Angin, 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan Kediri pada saat itu Ganesha. Tidak diketahui

pula kapan pemerintahannya berakhir. Raja Kediri selanjutnya berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri Gandra.

6. Sri Gandra

Masa pemerintahan Raja Sri Gandra (1181 M) dapat diketahui dari prasasti Jaring, yaitu tentang

penggunaan nama hewan dalam kepangkatan seperti seperti nama gajah, kebo, dan tikus. Nama-nama tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana.

7. Sri Kameswara

Masa pemerintahan Raja Sri Gandra dapat diketahui dari Prasasti Ceker (1182) dan Kakawin

Smaradhana. Pada masa pemerintahannya dari tahun 1182 sampai 1185 Masehi, seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat, diantaranya Empu Dharmaja mengarang kitab Smaradhana. Bahkan pada masa pemerintahannya juga dikeal cerita-cerita panji seperti cerita

Panji Semirang.

Page 5: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

5 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

8. Sri Kertajaya

Berdasarkan prasasti Galunggung (1194), prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton, pemerintahan Sri Kertajaya

berlangsung pada tahun 1190 hingga 1222 Masehi.

Raja Kertajaya juga dikenal dengan sebutan "Dandang Gendis". Selama masa pemerintahannya, kestabilan kerajaan menurun. Hal ini disebabkan Kertajaya ingin mengurangi hak-hak kaum

Brahmana.

Keadaan ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan Kediri waktu itu semakin tidak aman. Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel

yang saat itu diperintah oleh Ken Arok.

Mengetahui hal ini Raja Kertajaya kemudian mempersiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel. Sementara itu Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter (1222 M).

Dalam pertempuran ini pasukan dari Kediri berhasil dihancurkan oleh Ken Arok dan bala tentaranya. Raja Kertajaya berhasil meloloskan diri, namun nasibnya tidak diketahui secara pasti. Akhirnya kekuasaan Kerajaan Kediri berakhir menjadi daerah bawahan Kerajaan Tumapel.

RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama.

Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian meminta

perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kadiri.

Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi dekat desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang

sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.

Setelah Ken Arok mengalahkan Kertajaya, Kadiri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati Kadiri. Tahun

1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yaitu Jayakatwang. Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan

oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang

dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.

Page 6: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

6 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

PENINGGALAN KERAJAAN KEDIRI

1. Candi Penataran

Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung

Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari prasasti yang

tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari

Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa

pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

2. Candi Gurah

Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957 pernah

ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs Tondowongso yang

dinamakan Candi Gurah namun karena kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur

kembali.

Page 7: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

7 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

3. Candi Tondowongso

Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada awal

tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur. Situs seluas lebih dari satu

hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia

dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya),

meskipun Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada

tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah

perajin batu bata setempat.

Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai

peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat

politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal

dari sejumlah karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk

bangunan atau hasil pahatan.

4. Arca Buddha Vajrasattva

Page 8: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

8 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan

sekarang merupakan Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

5. Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini

dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada tahun 1194

Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten

Trenggalek sendiri tepatnya pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194.

6. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar bawah

75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di sekeliling prasasti

Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar

rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti

beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah

lambang berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang

dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu sisi prasasti.

Page 9: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

9 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

7. Prasasti Jaring

Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa pengabulan

permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja

sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-

nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri,

misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.

8. Candi Tuban

Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung. Aksi

Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan dan benda yang

dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari pengrusakan karena adanya

petinggi desa yang melarang merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap

angker.

Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi ini terletak di

Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Candi ini

terletak sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa

kaki candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri

kandang kambing, ayam dan bebek.

Page 10: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

10 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira – kira setengah

sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa tersingkap dan relatif

masih utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban

menggambarkan tokoh laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika

sang laki – laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan.

9. Prasasti Panumbangan

Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan prasasti Panumbangan

tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di

atas daun lontar ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa

Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di

Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan adalah Sri

Jayawarsa.

10. Prasasti Talan

Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini

berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk

Page 11: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

11 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan manusia dengan

kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima

kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas

daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara

Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan

sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga mereka

memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan

Narasingha.

Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang amat

sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.

-KERAJAAN SINGHASARI

Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di

Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu

kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan

nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.

Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.

Awal berdiri

Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang

menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati

Page 12: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

12 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang

bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kadiri.

Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kadiri melawan kaum

brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja

Kerajaan Kadiri.

Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa,

karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

Silsilah Wangsa Rajasa

Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa Singhasari dan Majapahit. Penguasa ditandai dengan

blok warna dalam gambar ini.[1]

Page 13: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

13 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan

Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.

Versi Pararaton

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247) 2. Anusapati (1247 - 1249) 3. Tohjaya (1249 - 1250) 4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)

5. Kertanagara (1272 - 1292)

Versi Nagarakretagama

1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227) 2. Anusapati (1227 - 1248)

3. Wisnuwardhana (1248 - 1254) 4. Kertanagara (1254 - 1292)

Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas

dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati).

Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk

Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.

Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati

menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja

Kerajaan Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di Kerajaan Kadiri. Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun

1254 dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja muda di Kerajaan Kadiri dahulu, baru pada tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari. Diagram silsilah di

samping ini adalah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton.

Page 14: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

14 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Pemerintahan bersama

Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti

adalah Mahisa Campaka.

Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara kedua kelompok

yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.

Kejayaan

Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1272 - 1292). Ia

adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam

menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua

negara.

Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan

Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Keruntuhan

Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir Singhasari.

Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya

mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang

Page 15: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

15 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

bupati Gelanggelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di

Kerajaan Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.

Hubungan dengan Majapahit

Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria

Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit.

Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa.

Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kerajaan Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa.

Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI

1. Candi Singosari

Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah

di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada

Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman

komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir,

Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang

Page 16: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

16 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak

pernah selesai dibangun.

2. Candi Jago

Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik,

karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena

tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini.

Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

3. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.

Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan

Kerajaan Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di

sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening

airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.

Page 17: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

17 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

4. Arca Dwarapala

Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs

sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun

hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari.

5. Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca

Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang

tersimpan di Museum Nasional Jakarta

Page 18: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

18 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

6. Prasasti Mula Malurung

Mandala Amoghapāśa dari masa Singhasari (abad ke-13), perunggu, 22.5 x 14 cm. Koleksi

Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

Penemuan prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan versi

Pararaton yang selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.

Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa", setelah menaklukkan Kerajaan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel

dipimpin Anusapati sedangkan Kerajaan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng). Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung

juga menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kerajaan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kerajaan Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan

yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

7. Prasastri Singosari

Page 19: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

19 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten

Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara

Jawa.

Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi

pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini

merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak

benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai

pariwara pembangunan sebuah caitya.

8. Candi Jawi

Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan

Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau

tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau

penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut

juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi

Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.

9. Prasasti Wurare

Page 20: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

20 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )

Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca

Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti

Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21

November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja

Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai

derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada

bagian bawahnya.

10. Candi Kidal

Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini

dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari

Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati

dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga

diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.

Page 21: SEJARAH INDONESIA KELAS X (KERAJAAN KEDIRI & SINGHASARI)

21 | P a g e R A N G S E J A R A H I N D O N E S I A ( A U T H O R : B R I L I A N P U T R A A )