bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 setting...

46
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian Peta di atas adalah peta kota Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Salatiga. Lokasi penelitian yang dilaksanakan peneliti beralamat di jalan raya Salatiga-Kumpulrejo,

Upload: truongxuyen

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian

Peta di atas adalah peta kota Provinsi Jawa Tengah,

tepatnya di Kota Salatiga. Lokasi penelitian yang dilaksanakan

peneliti beralamat di jalan raya Salatiga-Kumpulrejo,

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

35

Argomulyo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah yang terdapat

pada simbol titik hitam pada gambar di atas.

Panti Asuhan Salib Putih Salatiga sendiri adalah suatu panti

dengan status lembaga swasta, dimana dana yang masuk

berasal dari donatur tetap yaitu dari dermawan yang sukarela

memberikan dana dan tidak mengikat. Data anak yang tingal

pada tahun 2016 di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga ini

terdapat 32 anak,dimana terdapat 14 anak perempuan dan 19

anak laki-laki.

Dalam proses pelaksanaan penelitian peneliti tidak

mendapatkan hambatan terkait birokrasi asministratif karena

dari pihak Panti Asuhan sendiri menerima peneliti secara

terbuka untuk melakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian

pertama dimulai pada tanggal 28 November 2016 di Panti

Asuhan Salib Putih Salatiga. Saat itu dilakukan pengambilan

informasi mengenai calon partisipan yang akan diambil sebagai

partisipan kepada petugas panti. Di sini peneliti juga

mendapatkan kemudahan dari pihak panti dengan diberikan

informasi data-data riwayat diri anak di panti asuhan tersebut.

Kemudian setelah itu peneliti mulai melakukan observasi

calon partisipan yang akan diwawancarai dan di hari itu juga

peneliti mulai melakukan wawancara pertama kepada

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

36

partisipan yang telah dipiliih untuk diwawancarai. Dua hari

berikutnya peneliti kembali melakukan wawancara pada

partisipan kedua,perharinya peneliti melakukan satu kali

wawancara, dimana pada tanggal 12 Desember 2016 pukul

17.10 WIB peneliti melakukan wawancara yang ke delapan

atau terakhir. Berikut tabel karakteristik partisipan:

Tabel 4.1

Tabel Partisipan

NO Inisial L/P Tempat Tanggal Lahir Sekolah

1. An.R L Salatiga,19 Mei 2000 SMK N 2

Salatiga

2. An.A L Wonosobo,16 Agustus 2001 SMK N 2

Salatiga

3. An.W P Magelang, 21 Oktober 2000 SMK N 1

Salatiga

4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001 SMK N 2

Salatiga

5. An.E L Balikpapan, 18 November

2000

SMA N 3

Salatiga

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

37

Sesuai yang tertera pada tabel 4.1 peneliti mendapatkan

delapan partisipan sebagai informan yang akan diwawancarai,

dimana terdapat empat partisipan laki-laki dan empat

partisipan perempuan. Tujuh Partisipan berasal dari Jawa

Tengah dan satu partisipan berasal dari luar Jawa Tengah.

Semua partisipan berada dibawah umur 18 tahun sesuai

dengan tema penelitian.

4.2 Analisa Data

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti

pada anak-anak di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga, dan

setelah dilakukan proses pereduksian data, peneliti

mendapatkan lima tema peranan panti asuhan dalam

membina kemandirian anak, di antaranya: Memberikan

Edukasi, Membina Hubungan Komunikasi Sosial, Memberikan

Perhatian, Menjadi teladan yang baik, serta Membina

6. An.D P Salatiga, 29 Februari 2000 SMK N 1

Salatiga

7. An.P L Kab Semarang, 19 Maret

2000

SMA N 1

Salatiga

8. An.K P Magelang, 19 Juni 2000 SMK N1

Salatiga

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

38

Kemandirian anak. Di sini Panti Asuhan turut berperan serta

dalam membina kemandirian anak dalam hal memberikan

edukasi seperti membiayai sekolah anak tersebut, selain itu

mereka juga diberi ketrampilan pendidikan non-formal.

Sementara itu menurut Fasli (2001) menyatakan pendidikan

nonformal harus berani meniru apa yang baik dari apa ang

tumbuh dimasyarakat, strategi itulah yang perlu terus

dikembangkan dan dilaksanakan oleh pendidikan luar sekolah

dalam membantu menyediakan pendidikan bagi anak. Dalam

hal ini perlu disadari bahwa pengembangan anak itu akan

lancar apabila motivasinya telah tumbuh dan memiliki

ketrampilan tertentu yang menopangnya melalui kegiatan

pendidikan agar kelak anak siap hidup mandiri dengan

ketrampilan yang ia miliki.

Ke-dua Membina Hubungan Komunikasi Sosial, Menurut

Soekanto (2006) kontak sosial dan komunikasi merupakan

syarat terjadinya interaksi sosial. Sementara itu menurut Gea

(2002) ciri-ciri kemandirian menyebutkan beberapa hal yaitu

percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan

memiliki ketrampilan, menghargai waktu dan bertanggung

jawab. Sedangkan Havighurst (1992) menyatakan kemandirian

seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual dan

sosial. Di sini peneliti menemukan hasil dari wawancara peneliti

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

39

yang sejalan dengan penelitian dari Robert Havighurst (1992)

yang dimana mengatakan aspek sosial ditunjukkan dengan

kemampuan berinteraksi dengan orang lain tanpa tergantung

dan menunggu aksi dari orang lain dan memiliki hubungan

yang baik dengan orang lain merupakan ciri-ciri dari orang

mandiri di mana hasil dari wawancara penliti menemukan

bahwa anak-anak yang berada di panti memiliki hubungan

yang baik dan mampu berkomunikasi secara aktif dengan

lingkungan sosialnya.

Ke-tiga Perhatian disini peneliti menemukan peran Panti

Asuhan sebagai pengganti orang tua sangat berperan dalam

membina kemandirian anak, dimana mereka memberikan

perhatian, nasehat, perlindungan, serta kasih sayang. Peneliti

menemukan penelitian ini sejalan dengan pernyataan Menurut

Johnson dan Medinnus dalam (Wiwik Sulistyaningsih, 2008)

yang berpendapat terpenuhinya kebutuhan anak untuk

memperoleh rasa aman juga akan berpengaruh positif

terhadap terbentuknya kepribadian anak khususnya dalam

membentuk kemandirian anak.

Ke-empat peneliti menemukan di sini pengasuh Panti

Asuhan dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, hal

ini sejalan dengan pendapat dari Dr. Benjamin Spock dalam

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

40

(Nayla, 2007) menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang

dapat mempengaruhi kemandirian anak, diantaranya yaitu:

a. Rasa percaya diri anak

Rasa percaya diri dibentuk ketika anak diberikan kepercayaan

untuk melakukan suatu hal yang ia mampu kerjakan sendiri.

Rasa percaya diri dapat dibentuk sejak anak masih bayi.

b. Kebiasaan

Salah satu peranan orang tua dalam kehidupan sehari-hari

adalah membentuk kebiasaan. Jikalau anak sudah terbiasa

dimanja dan selalu dilayani, ia akan menjadi anak yang tidak

mandiri dan bergantung pada orang lain.

c. Disiplin

Kemandirian berkaitan erat sekali dengan disiplin. Sebelum

anak dapat mendisiplinkan dirinya sendiri, ia terlebih dahulu

harus di disiplinkan oleh orang tua.

Hal ini sejalan juga dengan pendapat dari Agus Sujanto

(1997) yang menyatakan pendidik/pembina masuk dalam faktor

eksternal yang mempengaruhi kemandirian seorang anak,

yang dimana pembina/penjaga panti asuhan yang notabene

merupakan pengganti orang tua asuh.

Terakhir Membina Kemandirian anak, Menurut Ariani (2015)

bentuk kegiatan-kegiatan yang diberikan panti asuhan kepada

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

41

anak asuh merupakan suatu sarana terciptanya upaya

kemandirian untuk mempersiapkan kemandirian anak dalaam

menyongsong masa depan anak tersebut. Dalam membina

kemandirian anak panti asuhan tidak hanya memberikan

pengarahan saja melainkan kegiatan-kegiatan yang menunjang

anak-anak tersebut termotivasi untuk maju dan dapat

menumbuhkan kepercayaan diri dari anak tersebut.

Banyak cara yang dilakukan pengurus panti asuhan dalam

melaksanakan perannya dalam menunjang keberlanjutan

pendidikan anak atau masa depannya yang mana peran

pengurus di panti asuhan adalah sebagai keluarga dan orang

tua asuh bagi anak-anak asuh di panti asuhan.

4.2.1 Alasan

Di sini partisipan mengungkapkan alasan dari

mereka masuk ke panti asuhan dikarenakan

ketidakmampuan orang tua mereka untuk

menyekolahkan mereka lagi, banyak partisipan yang

mengatakan demikian selain dikarenakan orang tua

mereka yang tidak mampu, mereka juga ingin belajar

hidup mandiri dan berharap dapat melanjutkan sekolah

kembali, di sini peranan dari Panti Asuhan Salib Putih ini

dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti kepada

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

42

partisipan dimana mereka mengatakan bahwa

sekolahnya dibiayai termasuk biaya lain-lain seperti

makan, peralatan mandi ataupun buku pelajaran.

4.2.2 Lima tema peranan panti asuhan dan tahapan

kemandirian

Setelah peneliti melakukan wawancara kepada

partisipan di sini peneliti menemukan empat tema dari

peranan Panti Asuhan Salib Putih Salatiga dalam

membina kemandiran anak diantaranya : Memberikan

Edukasi, Membina Hubungan (komunikasi) Sosial,

Memberikan Perhatian, Menjadi teladan yang baik dan

Membina Kemandirian Anak. Selain itu disini peneliti

menemukan bahwa partisipan sudah mampu untuk

melakukan tahapan-tahapan kemandirian dengan baik,

seperti : Anak mampu mengatur kehidupan dan diri anak

sendiri, misalnya : makan, ke kamar mandi, mencuci,

membersihkan diri, dan menyiapkan kebutuhannya

sendiri secara mandiri. Anak bisa melaksanakan ide-ide

anak sendiri dan menentukan tujuan hidupnya. Anak bisa

mengurus hal-hal yang ada di dalam Panti Asuhan dan

bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan

domestik, mengatur bagaimana menyenangkan dan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

43

menghibur diri sendiri dalam alur yang diperbolehkan,

dan mengelola uang saku sendiri. Anak bisa mengatur

diri sendiri di luar rumah, misalnya di sekolah,

menyelesaikan tugas dari sekolah, menyiapkan segala

keperluan kehidupan sosial di luar Panti Asuhan.

Dan yang terakhir anak juga mampu berinteraksi

dengan baik terhadap lingkungan di sekitarnya.

4.2.2.1 Memberikan Edukasi

Di sini peneliti menemukan hasil dimana

Panti Asuhan Salib Putih ini ternyata tidak hanya

memberikan edukasi kepada anak-anak di bidang

pendidikan formal saja. Ternyata selain itu anak-

anak juga dilatih atau diberikan pelatihan

pendidikan non-formal seperti les musik,

membuat kerajinan tangan dan juga ada

memasak.

4.2.2.1.1 Pendidikan Non-formal

Berikut dibawah ini kutipan

pernyataan dari 7 partisipan yang

mendapatkan pendidikan non formal:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

44

“Disini ya pendidikannya gak cuman di

sekolah kak, kita juga ada pendidikan

buat prakaria, kerajinan tangan gitu kak,

menyulam, sama ada latihan musik

juga. (P1.42)”

“Ya, banyak sih kak di sini sama bapak

penjaga pantinya diajarin selalu ramah

nek menyambut tamu, terus juga belajar

untuk mandiri juga, udah gitu kita juga

ada les musik kak tiap

minggunya.(P2.56)”

“Ya macem-macem kak, yang pertama

pastinya aku bisa lanjut sekolah di sini,

terus nek pendidikan dari bapak

pengasuh nya ya diajarin buat kerajinan

tangan juga, itu hiasan pohon natalnya

kita yang buat lo kak. (P3.47)”

“Ya macam-macam, mas. Contohnya

kita diajarin sopan santun, kalau ada

tamu kita menyambut dan memberi

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

45

salam, terus Bapak pengasuh juga

memberi kita fasilitas les musik

seminggu sekali.(P5.41)”

“Ya, banyak sih kak macem-macem ya

yang pertama saya bisa sekolah lagi,

terus di luar sekolah kita juga ada

latihan musik, terus buat-buat kerajinan

tangan gitu kak, sambil belajar masak

juga kak hehe.(P6.39)”

“Ya pastinya saya bersyukur bisa

sekolah lagi, karena masih banyak

temen-temenku di desa yang gak bisa

lanjut sekolah, kalau pendidikan selain

sekolah di sini ada latihan musik juga

mas, sama ada pelatihan kerajinan

tangan mas.(P7.45)”

“Ya pendidikannya sih yang pertama

saya seneng bisa sekolah lagi mas,

terus kalau pendidikan selain di sekolah

ya ada kayak latihan musik terus ada

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

46

juga buat prakaria, menyulam taplak

meja itu mas diajarin sama ibu penjaga

di sini.(P8.44)”

4.2.2.2 Membina Hubungan (komunikasi) Sosial

Hasil dari wawancara peneliti dengan

partisipan, peneliti menemukan hasil dimana

semua partisipan memiliki hubungan yang baik

dengan teman-temannya. Hal ini juga

mempermudah mereka untuk berlatih hidup

mandiri karena mereka dapat berinteraksi dengan

lingkungannya dengan baik.

4.2.2.2.1 Hubungan (komunikasi) Sosial terjalin

dengan baik

Berikut dibawah ini kutipan

pernyataan dari 7 partisipan yang

mengatakan hubungan komunikasi

terjalin baik dengan teman-temannya :

“Baik kok kak, gak pernah ada masalah

ya mereka itu udah tak anggep

keluargaku sendiri.(P2.86)

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

47

“Ya baik-baik aja kak, gak pernah kok

ada masalah gitu, apalagi aku udah kenal

deket kan sama semua temen-temen

disini.(P3.82)”

“Baik-baik aja ya mas, gak pernah ada

masalah kok.(P4.71)”

“Baik-baik aja kok, mas.Nggak pernah

ada masalah.(P5.67)”

“Baik-baik aja kok kak.(P6.65)”

“Ya, baik-baik aja ya kak.(P7.72)”

“Hubungannya baik-baik aja kok mas,

kalau aku sih gak pernah ada masalah

sama temen-temen yang lain. Temen-

temen disini baik-baik orang nya.(P8.74)”

4.2.2.3 Memberikan Perhatian

Peran Panti Asuhan Salib Putih di sini cukup

besar dimana mereka memberikan perhatian

kepada anak-anak didiknya dimana anak-anak di

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

48

panti ini diberi perhatian yang cukup agar mereka

dapat berperilaku dengan baik seperti kalau salah

mereka diingatkan, diingatkan untuk rajin belajar,

juga diperhatikan pergaulannya dengan

lingkungan di luar panti.

4.2.2.3.1 Memberikan perhatian pada anak-

anak agar bergaul dan berperilaku

dengan baik

Berikut dibawah ini kutipan

pernyataan partisipan yang mendapatkan

perhatian dalam bergaul dan berperilaku:

“Biasanya Bapak sama Ibu pengasuh

selalu ngingetin kita belajar mas, nggak

boleh males-malesan terus. Pokoknya

perhatian banget. Iya mas, Bapak sama

Ibu pengasuh selalu nasihatin harus bisa

menjaga nama baik sendiri, harus bisa

jaga nama baik panti juga, terus nggak

boleh aneh-aneh, yo yang penting jaga

diri baik-baik gitu mas kalau lagi di luar

panti. Iya selalu mas kalau nasehatin

begitu. Iya mas, Bapak sama Ibu

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

49

pengasuh sayang sama kita semua disini

.(P1.83.94.108.115)”

“Ya, banyak sih kak misalnya kalau aku

salah contonya lupa nyuci piring diingetin

baik-baik,tiap malem juga bapak

pengasuhnya ngingetin kita untuk belajar,

kadang juga kita dibeliin jajanan ka sama

bapak di sini.Iya kak, bapak ibu bilang

harus pinter-pinter milih temen jangan

sembarangan, kita pun kalau mau main

harus minta izin dulu sama bapakIya kak,

ya diajarin ramah kalau nyambut tamu,

jujur juga, belajar disiplin kayak bangun

pagi tepat waktu gitu. Ya sayang tho kak,

buktinya aku ya betah-betah aja di sini

hehe. (P2.94.109.119.128)”

“Ya, macem-macem kak misalnya kalau

salah ya ditegur baik-baik sama bapak

penjaganya, terus kita semua disini

diajarin untuk belajar mandiri juga, biar ke

depannya kita udah siap untuk hidup

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

50

sendiri.Iya tho kak, bapak ibu bilang nek

cari temen yang bener-bener dikenal aja,

apalagi kita kan belum bener-bener hapal

sama daerah sini, kita nek mau keluar

juga harus izin dulu juga kak sama ibu-

bapak.Iya tho kak, ya kan bapak sama

ibu pengasuh disini itu udah kayak orang

tua kita sendiri, ya contohnya kita diajarin

untuk sayang sama adek-adek yang

masih kecil di sini terus, peduli sama

temen yang lain misalnya ada yang sakit

gitu ya kita bantu doa bersama, kalau gak

ya dihibur, gitu kak Ya pasti kalau itu kak,

kalau gak sayang paling udah banyak

yang keluar hehe.(P3.91.105.117.133)”

“Biasanya Bapak sama Ibu pengasuh

selalu ngingetin kita untuk rajin belajar

mas, nggak boleh males-malesan,

disuruh belajar hidup berhemat juga mas.

Iya mas, ya harus sih mas kalau gak

diingetin atau gak dibatesin pergaulannya

nanti kita pada mau nya sendiri mas

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

51

hehe, karena itu kalau mau keluar pun

kita harus izin dulu mas, pulangnya jam

berapa kita pun harus ngasih tau juga.

Iya selalu mas kalau nasehatin

berprilaku baik. Iya mas, ya gak sama

aku aja, bapak sama Ibu pengasuh

sayang kok sama semua anak-anak di

sini. (P4.77.89.103.110)”

“Ya contohnya kalau bikin salah gitu

sama temen mas, Bapak pengasuhnya

dateng nasihatin kita suruh saling minta

maaf. Ngingetin kita buat rajin belajar

terus nggak malas-malasan. Iya mas

kalau soal itu, soalnya kan kita juga harus

menjaga nama baik panti Jadi kalau

bergaul juga harus baik-baik sama

temen-temen diluar panti. Iya mas selalu,

Bapak pengasuh nggak pernah lupa buat

ngingetin kita terus. Soalnya itu juga demi

kebaikan anak-anak di Panti Asuhan

ini.Iya, mas.Ya itu yang tak rasain.

(P5.77.91.102.114)”

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

52

“Ya macem-macem kak, misalnya kalau

mau maen butuh uang jajan bapak

penjaganya kadang ngasih uang buat kita

jajan, terus kalau ada berkat gitu kak dari

jemaat pasti langsung dikasih ke kita

dulu. Iya kak, kalau itu emang perlu sih

kak, kan itu buat kebaikan kita juga. Iya

kak, sebisa mungkin kan kita juga jaga

nama baik panti nama baik bapak

pengasuh Ya sayang tho kak, mereka

kalau kita sakit aja pasti langsung

ditemenin buat berobat, kadang kalau

ada adek di sini yang sakit bapak juga

nyuapin makannya.(P6.70.84.91.99)”

“Ya macem-macem sih kak, kalau malem

bapak penjaganya ngingetin udah

ngerjain pr belum gitu, kadang juga kita

kalau dingin gitu kak, bapak penjaganya

buatin teh anget buat kita.Iya kak, pasti

itu ya biar gak kenapa-napa juga tho.Iya

kak selalu kalau itu sih.Iya, kak mereka

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

53

juga ya udah tak anggep kayak bapak-

ibuku sendiri. (P7.77.91.98.105)”

“Perhatian mereka biasanya nggak lupa

negur kita kalau kita buat salah,

mas.Mereka juga baik banget, ngingetin

juga buat tetep rajin belajar biar cita-

citanya tercapai. Iya mas, mereka selalu

bilang kalau kita harus bisa bedain

pergaulan yang baik sama buruk. Ya itu

kan karena mereka juga perhatian sama

kita, biar gak kenapa-napa tho mas. Iya

selalu mas, Soalnya kalau kita berbuat

baik dari sekarang ya kedepannya

bakalan baik juga buat kita sendiri. Yang

saya rasakan sih iya mas, mereka

sayang sama saya kayak anaknya

sendiri. (P8.84.97.109.120)”

4.2.2.4 Menjadi teladan yang baik

Peneliti menemukan hasil bahwa Panti

Asuhan Salib Putih ini berperan juga dalam

mengajarkan keteladanan yang baik kepada

anak-anak didiknya, agar anak-anak disini juga

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

54

patuh dan disiplin pada peraturan yang ada,

seperti mereka diajarkan untuk bangun pagi, ijin

saat mau keluar dari panti serta mencuci

pakaiannya sendiri.

4.2.2.4.1 Mengajarkan anak-anak untuk patuh

dan disiplin pada peraturan

Berikut dibawah ini kutipan

pernyataan partisipan yangmengatakan

diajarkan untuk disiplin dan patuh pada

peraturan:

“Iya ketat mas, tapi aku sih nggak

merasa terkekang disini.Kalau mau

keluar tetep dibolehin kok mas, tapi ada

batas jamnya juga.Iya mas, selalu itu

tapi ada batas jamnya

juga.(P1.123.132)”

“Kalau mengekang gak sih kak, ya kan

dibuat peraturan juga biar kita belajar

disiplin juga di sini, belajar mandiri juga

iya kayak beres-beres kamar sendiri

nek sore masak sendiri gitu kak. Ya

jelas donk kak, misalnya kita udah

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

55

dijadwal untuk bangun pagi jam 4 an gtu

terus baca renungan terus beres-beres

tempat tidur masing-masing, kadang

kita yang udah SMP sama SMA gitu kak

kalau gak lagi banyak tugas kita juga

nyuci baju sendiri nek sore kita juga

masak sendiri.(P2.135.147)”

“Kalau mengekang mungkin agak sih

kak ya hehe, tapi kan ya ini dibuat

peraturan juga biar kita belajar disiplin

juga di sini, belajar mandiri juga iya kak.

Iya tho kak, contohnya kita dikasih tau

sama bapak untuk nyuci piring sendiri

setelah makan, terus nyetrika pakaian

sendiri ,ya yang terutama bangun pagi

terus bersih-bersih kamar, kadang kalau

akhir pekan kita juga ada senam pagi

lho kak.(P3.140.150)”

“Iya lumayan ketat mas, tapi aku sih

nggak merasa terkekang disini, udah

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

56

terbiasa.Kita tetep dibolehin keluar kok

mas, tapi ada batas waktunya juga.

Iya mas, pasti itu.(P4.119.19)”

“Enggak sih mas, karena saya udah

terbiasa ya jadinya saya nggak ngerasa

terkekang.Iya mas, disini banyak yang

bisa dilakuin buat melatih kemandirian

kita. (P5.1291.129)”

“Kalau mengekang gak sih kak, ya

dijalanin aja kan disini juga ada

peraturannya udah tinggal di sini ya

harus nurut tho kak, saya kan tinggal di

sini udah lama jadi ya udah biasa kak.

Ya jelas donk kak, disini semuanya

udah terjadwal kak, dari bangun pagi

sampek tidur malem lagi, jadi semuanya

diajarin tuh buat displin.(P6.110.122)”

“Enggak kok kak udah biasa saya sama

peraturan di sini. Iya kak, di sini banyak

hal yang bisa ngelatih kemandirian kita,

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

57

ya kayak nyuci piring sendiri setelah

makan, belajar untuk bangun subuh pas

pertama-tama dulu kan agak susah kak,

tapi sekarang sih udah biasa kak.

(P7.113.120)”

“Ya biasa aja sih mas menurutku,

mungkin dulu iya, tapi kalau aku udah

biasa. Iya mas, ya tinggal di panti ini

kan gunanya biar kita belajar untuk

hidup mandiri juga kalau soal disiplin,

anak-anak di sini pada rajin-rajin sama

disiplin kok mas. (P8.129.137)”

4.2.2.4.2 Memberikan contoh keteladanan

yang baik

Berikut dibawah ini kutipan

pernyataan partisipan yang menyatakan

tentang keteladanan yang baik:

“Iya mas, Bapak sama Ibu pengasuh

biasanya ikut membantu kita kerja bakti

juga.(P1.140)”

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

58

“Ya pasti kak kalau soal itu, contohnya

kayak selalu jujur, saling berbagi gitu

kak sama temen-temen yang lain,atau

gak belajar bareng yang udah gede

diajarin bantuin adek-adek nya nek

misalnya ada yang gak bisa ngerjain pr

nya gitu kak.(P2.164)

“Ya pasti kak kalau itu, misalnya ni

kalau ada tamu disapa dengan ramah,

senyum gitu kak, terus kita juga diajarin

untuk saling berbagi sama bantu-bantu

apalagi adek-adek yang masih SD

kadang kan butuh bantuan kita nek

bapak terus yang ngurusin kasihan

capek juga.(P3.166)”

“Iya mas, ya kayak tiap malam kita

selalu doa bersama sama bapak ibu

juga, bapak juga orang nya disiplin mas,

kalau ada acara bapak pasti on

time.(P4.137)”

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

59

“Iya mas, misalnya kita semua disini

punya jatah piket masing-masing, tapi

terkadang Bapak juga ikut bantuin kita

piket. Kalau lagi belajar malem, Bapak

ikut ngajarin adek-adek yang masih

kecil.(P5.139)”

“Ya pasti kak kalau soal itu, bapak

selalu ngajarin hal yang baik-baik,

kayak bantuin temen kalau ada yang

lagi susah, terus displin juga apalagi

kalau soal jadwal bersih-bersih panti

kak hehe.(P6.134)”

“Iya kak, ya contoh kecilnya aja pasti

bapak pengasuh udah bangun pagi

duluan sebelum kita bangun, terus dia

langsung bersih-bersih panti

kak.(P7.137)”

“Iya tho mas, misalnya tiap pagi bapak

pengasuh pasti sudah bangun lebih

dulu, kalau taman di panti udah mulai

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

60

kotor bapak pasti langsung nyapu

dibersihin.(P8.151)”

4.2.2.5 Membina Kemandirian Anak

Dari hasil wawancara pertanyaan terakhir

peneliti kepada anak-anak di Panti Asuhan Salib

Putih ini peneliti menyimpulkan dari hasil asuhan

atau didikan dari Panti Asuhan Salib Putih ini turut

berperan dalam membesarkan anak terutama

membina kemandirian mereka, dimana peneliti

menemukan hasil bahwa partisipan mengatakan

mereka siap untuk hidup mandiri setelah keluar

dari panti.

4.2.2.5.1.Membuat anak siap untuk hidup

mandiri setelah keluar dari panti

Berikut di bawah ini kutipan

pernyataan dukungan moral yang

diberikan pengasuh bagi anak-anak

dalam menyongsong masa depan :

“Kalau saya sih sudah siap ya kak,

apalagi saya kan sekolah di SMK yang

emang saya pengennya langsung kerja

gitu kak setelah lulus nanti. (P2.178)”

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

61

“Udah siap sih kak ya apalagi kan saya

sekarang udah kelas 2 SMK termasuk

yang paling tua disini saya juga

rencananya memang mau langsung kerja

kak, mau hidup mandiri. (P3.182)”

“Ya udah harus siap juga mas, gak

mungkin juga mau hidup di panti terus,

rencana kalau udah lulus saya juga

emang udah ada niatan buat kerja di kota

mas, kan kita juga udah dapet bekal

banyak dari sini. (P4.147)”

“Ya harus siap mas, karena tujuan saya

kesini buat ngelatih kedisiplinan dan

kemandirian saya. Itu jadi prinsip saya

kalau udah waktunya untuk hidup mandiri

nantinya. (P5.151)”

“Udah siap donk kak, rencana saya

emang pengennya langsung cari kerja

saya kan dari SMK. (P6.147)”

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

62

“Kalau saya pribadi udah siap sih kak,

saya kan rencananya habis lulus

memang mau langsung kerja. (P7.147)”

“Ya, kalau saya sih udah siap mas, udah

gak sabar pengen lulus sekolah juga

mas, biar bisa cepet kerja, terus cari

uang sendiri. (P8.161)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Edukasi

4.3.1.1 Pendidikan Non-Formal

Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan

manusia baik yang diakibatkan oleh lingkungan

maupun alam yang kurang bersahabat, sering

memaksa manusia untuk mencari cara yang

memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan

yang dialaminya. Masih banyaknya warga yang

tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang

memungkinkan mereka menggeluti profesi

tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu

mereka dalam mewujudkan potensi yang

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

63

dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi

pembangunan bangsa. Dalam hubungan ini

pendidikan termasuk pendidikan nonformal yang

berbasis kepentingan masyarakat lainnya, perlu

mencermati hal tersebut, agar keberadaannya

dapat diterima dan dikembangkan sejalan dengan

tuntutan masyarakat berkaitan dengan

kepentingan hidup mereka dalam mengisi upaya

pembangunan di masyarakatnya. Ini berarti

bahwa pendidikan nonformal perlu menjadikan

masyarakat sebagai sumber atau rujukan dalam

penyelenggaaraan program pendidikannya.

Menurut Fasli Jalal (2001) Hasil kajian Tim

reformasi pendidikan dalam konteks Otonomi

daerah dapat disimpulkan bahwa apabila

pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal)

ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat,

maka mereka harus berani meniru apa yang baik

dari apa yang tumbuh di masyarakat dan

kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan

yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang sesuai dengan lingkungan

masyarakatnya. Strategi itulah yang perlu terus

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

64

dikembangkan dan dilaksanakan oleh pendidikan

luar sekolah dalam membantu menyediakan

pendidikan bagi masyarakat yang karena berbagai

hal tidak terlayani oleh jalur formal/sekolah.

Bagi masyarakat yang tidak mampu, apa

yang mereka pikirkan adalah bagaimana hidup

hari ini, karena itu mereka belajar untuk

kehidupan; mereka tidak mau belajar hanya untuk

belajar, untuk itu masyarakat perlu didorong untuk

mengembangkannya melalui Pendidikan

nonformal berbasis masyarakat, yakni pendidikan

nonformal dari, oleh dan untuk kepentingan

masyarakat.

Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

dimaksud dengan pengertian pendidikan non

formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur

dan berjenjang. Terdapat beberapa jenis lembaga

pendidikan yang menyediakan layanan

pendidikan non-formal di Indonesia, yaitu:

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

65

a. Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah

dan Pemuda (BP-PLSP) : adalah unit pelaksana

teknis di lingkungan Departemen Pendidikan

Nasional di bidang pendidikan luar sekolah. BP-

PLSP mempunyai tugas melaksanakan

pengkajian dan pengembangan program serta

fasilitasi pengembangan sumberdaya pendidikan

luar sekolah berdasarkan kebijakan Departemen

Pendidikan Nasional.

b. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB):

adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas

Pendidikan Propinsi di bidang pendidikan luar

sekolah. BPKB mempunyai tugas untuk

mengembangkan model program pendidikan luar

sekolah sesuai dengan kebijakan Dinas

Pendidikan Propinsi dan kharakteristik

propinsinya.

c. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB): adalah unit

pelaksana teknis Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota di bidang pendidikan luar

sekolah (nonformal). SKB secara umum

mempunyai tugas membuat percontohan program

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

66

pendidikan nonformal, mengembangkan bahan

belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan

dinas pendidikan kabupaten/kota dan potensi

lokal setiap daerah.

d. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM):

suatu lembaga milik masyarakat yang

pengelolaannya menggunakan azas dari, oleh

dan untuk masyarakat. PKBM ini merupakan

wahana pembelajaran dan pemberdayaan

masyarakat sehingga mereka semakin mampu

untuk memenuhi kebutuhan belajarnya

sendiri.PKBM merupakan sumber informasi dan

penyelenggaraan berbagai kegiatan belajar

pendidikan kecakapan hidup sebagai perwujudan

pendidikan sepanjang hayat.

e. Lembaga PNF sejenis: adalah lembaga

pendidikan yang tumbuh dan berkembang di

masyarakat, yang memberikan pelayanan

pendidikan nonformal berorientasi life

skill/keterampilan dan tidak tergolong ke dalam

kategori-katagori di atas, seperti; LPTM,

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

67

Organisasi Perempuan, LSM dan organisasi

kemanusiaan lainnya.

Dalam hal ini perlu disadari bahwa

pengembangan masyarakat itu akan lancar

apabila di masyarakat itu telah berkembang

motivasi untuk membangun serta telah tumbuh

kesadaran dan semangat mengembangkan

diri.Ditambah lagi dengan kemampuan serta

keterampilan tertentu yang menopangnyadan

juga melalui kegiatan pendidikan.Khususnya

pendidikan nonformal diharapkan dapat tumbuh

suatu semangat yang tinggi untuk membangun

masyarakat desanya sendiri sebagai suatu

kontribusi bagi pembangunan bangsa pada

umumnya.

Di sini Panti Asuhan Salib Putih yang

berperan sebagai lembaga kemanusiaan ikut

berperan serta dalam memberikan pendidikan

non-formal kepada anak-anak panti, seperti les

musik, membuat kerajinan tangan seperti

menyulam dan membuat pernak-pernik,

diharapkan pendidikan non-formal ini membuat

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

68

anak siap untuk hidup lebih layak di lingkungan

masyarakat yang baru ke depannya.

4.3.2 Membina Hubungan (Komunikasi) Sosial

4.3.2.1 Hubungan Sosial terjalin dengan baik

Menurut Soekanto (2006) kontak sosial dan

komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi

sosial. Kata kontak berasal dari bahasa Latin con

atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango

(yang artinya menyentuh). Secara harafiah kontak

artinya bersama-sama menyentuh, namun

sentuhan yang dimaksud bukan berarti secara

fisik saja. Seseorang dapat melakukan

komunikasi yang melibatkan aksi dan reaksi

dengan berbicara tanpa menyentuh fisik pihak

lain.

Sementara itu menurut Gea (2002) ciri-ciri

kemandirian menyebutkan beberapa hal yaitu

percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai

keahlian dan keterampilan, menghargai waktu

danbertanggung jawab.Sedangkan Havighurst

(1992) menyatakan kemandirian seseorang

meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual dan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

69

sosial. Kemandirian emosi ditunjukkan dengan

kemampuan mengontrol emosi dan tidak

tergantungnya kebutuhan emosi pada orang tua

atau orang dewasa lainnya. Kemandirian ekonomi

ditunjukkan dengan kemampuan mengatur sendiri

perekonomiannya. Kemandirian intelektual

ditunjukkan dengan kemampuan dalam

mengatasi masalah, dan kemandirian sosial

ditunjukkan dengan kemampuan berinteraksi

dengan orang lain tanpa tergantung dan

menunggu aksi dari orang lain. Dari pendapat-

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri kemandirian pada seorang anak adalah

percaya diri, mampu berinisiatif, mampu

mengatasi masalah, mampu mengerjakan tugas

pribadi, mampu mempertahankan prinsip mampu

mengambil keputusan, hemat, mampu

melaksanakan transaksi ekonomi, mempunyai

perencanaan karier di masa depan, mampu

mengontrol emosi, bebas secara emosi dari orang

tua, mempunyai kehendak yang kuat, puas

dengan keputusan sendiri, menghargai waktu,

bertanggung jawab, mampu menghindari

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

70

pengaruh negatif pergaulan, mampu menerima

kritik, mampu menerima perbedaan pendapat,

mempunyai hubungan baik dengan orang lain.

Di sini peneliti menemukan hasil dari

wawancara peneliti yang sejalan dengan

penelitian dari Robert Havighurst (1992) yang

dimana mengatakan aspek sosial ditunjukkan

dengan kemampuan berinteraksi dengan orang

lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari

orang lain dan memiliki hubungan yang baik

dengan orang lain merupakan ciri-ciri dari orang

mandiri di mana hasil dari wawancara penliti

menemukan bahwa anak-anak yang berada di

panti memiliki hubungan yang baik dan mampu

berkomunikasi secara aktif dengan lingkungan

sosialnya.

4.3.3 Memberikan Perhatian

4.3.3.1 Memberikan perhatian kepada anak-anak

panti

Di sini peneliti menemukan peran panti

asuhan sebagai pengganti orang tua sangat

berperan dalam hal membina kemandirian anak

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

71

terkhususnya dalam hal memberikan perhatian,

nasehat, perlindungan, kasih sayang, merupakan

salah satu cara terpenuhinya kebutuhan anak

untuk memperoleh rasa aman juga akan

berpengaruh positif terhadap terbentuknya

kepribadian anak khususnya dalam hal

membentuk kemandirian anak.

Peneliti menemukan penelitian ini sejalan

dengan pernyataan Menurut Johnson dan

Medinnus dalam (Sulistyaningsih, 2008) yang

berpendapat terpenuhinya kebutuhan anak untuk

memperoleh rasa aman juga akan berpengaruh

positif terhadap terbentuknya kepribadian anak

khususnya dalam membentuk kemandirian anak.

Apabila anak diberikan suasana yang penuh

perlindungan, cukup kasih saying dan perhatian

orang tua, jauh dari perasaan iri, cemburu,

cemas, khawatir dan sebagainya, hal ini akan

mendorong memberikan keberanian bagi anak

untuk melatih dirinya berinisiatif, bertanggung

jawab, menyelesaikan sendiri masalahnya dan

menjadi mandiri.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

72

Begitu pula dengan hasil penelitian yang

ditemukan oleh Ariani Putri (2015) yang

menyatakan bahwa Panti Asuhan adalah tempat

atau sarana untuk mendidik, membina anak dan

merawat anak-anak yang sengaja maupun tidak

sengaja ditelantarkan oleh kedua orang tuanya

serta memberi pendidikan dan memenuhi segala

kebutuhannya. Selain itu panti asuhan melindungi

anak-anak tersebut dari ancaman orang-orang

yang ingin berbuat jahat kepadanya.Anak-anak

asuh memperoleh pendidikan dan pembinaan

kemandirian dari pengasuhnya di berbagai bidang

pendidikan termasuk juga di bidang mental,

kepribadian, ketrampilan, rohani dan lain-lain.

Tidak hanya pendidIkan di sekolah, anak tersebut

juga diberikan pendidikan rohani agar kelak

memiliki iman yang baik.

4.3.4 Keteladanan

4.3.4.1.Mengajarkan anak-anak untuk patuh dan

disiplin pada peraturan

Menurut Dr. Benjamin Spock dalam (Nayla,

2007) menyebutkan bahwa ada beberapa hal

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

73

yang dapat mempengaruhi kemandirian anak,

diantaranya yaitu:

a. Rasa percaya diri anak

Rasa percaya diri dibentuk ketika anak

diberikan kepercayaan untuk melakukan suatu

hal yang ia mampu kerjakan sendiri. Rasa

percaya diri dapat dibentuk sejak anak masih

bayi.

c. Kebiasaan

Salah satu peranan orang tua dalam

kehidupan sehari-hari adalah membentuk

kebiasaan. Jikalau anak sudah terbiasa dimanja

dan selalu dilayani, ia akan menjadi anak yang

tidak mandiri dan bergantung pada orang lain.

d. Disiplin

Kemandirian berkaitan erat sekali dengan

disiplin. Sebelum anak dapat mendisiplinkan

dirinya sendiri, ia terlebih dahulu harus di

disiplinkan oleh orang tua.

Di sini peneliti menemukan pendapat yang

sejalan dengan penelitian Dr. Benjamin Spock

dalam (Nayla, 2007) yang mengatakan

kedisiplinan ikut berperan serta dalam pembinaan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

74

kemandirian anak, disini panti asuhan turut

berperan serta dalam mendidik kedisiplinan anak.

Hal ini sejalan juga dengan pendapat dari

Agus Sujanto (1997) yang menyatakan

pendidik/pembina masuk dalam faktor eksternal

yang mempengaruhi kemandirian seorang anak,

yang dimana pembina/penjaga panti asuhan yang

notabene merupakan pengganti orang tua asuh, di

sini dari hasil wawancara peneliti penjaga panti

asuhan salib putih ini ikut berperan dalam

menerapkan peraturan kedisiplinan untuk

membina kemandirian anak.

4.3.4.2 Memberikan anak-anak contoh keteladanan

hidup secara mandiri

Kemandirian bukanlah hal yang dimiliki anak

sejak lahir, melainkan hasil dari proses belajar

dan didikan dari lingkungan maupun pendidiknya,

bisa orang tua maupun pengganti orang tua,

penelitian ini sejalan dengan pernyataan hasil

penelitian dai Basri (2000) menyatakan bahwa

kemandirian merupakan hasil dari pendidikan dan

diperkuat juga dalam literatur Kartawijaya dan

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

75

Kuswanto (2000) mengemukakan bahwa

kemandirian anak harus dibina sejak anak masih

bayi dengan penanaman disiplin yang konsisten

sehingga kemandirian yang dimiliki dapat

berkembang secara utuh.

Tentang hal tersebut Ali dan Asrori (2004)

menyatakan perkembangan kemandirian juga

dipengaruhi oleh stimulus lingkungannya selain

oleh potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai

keturunan dari orang tuanya.Kemandirian

terbentuk oleh interaksi antara faktor bawaan dan

lingkungan. Kemandirian dapat berkembang

dengan baik jika diberikan kesempatan untuk

mengembangkan potensi bawaan melalui latihan

terus menerus dan dilakukan sejak dini. Proses

belajar tersebut juga harus diikuti dengan

pemberian didikan yang baik dari lingkungan nya

maupun pendidiknya. Proses belajar tersebut

diawali dari lingkungan terdekat yaitu keluarga,

dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai

lingkungan di luar rumah.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

76

Jika lingkungan mendukung tumbuhnya

kemandirian pada masa kanak-kanak dan

mengembangkannya pada masa remaja akan

terbentuk pribadi mandiri yang utuh pada masa

dewasa. Dan bila sebaliknya remaja tumbuh

menjadi pribadi yang selalu menggantungkan diri

pada orang lain, selalu ragu-ragu dalam

mengambil keputusan dan bahkan tidak berani

memikul tanggung jawabnya sendiri. Kemandirian

semakin berkembang pada setiap masa

perkembangan seiring pertambahan usia dan

pertambahan kemampuan.

Di sini peran panti asuhan sebagai pengganti

orang tua sangat terlihat dari hasil wawancara,

dimana semua partisipan mengatakan bahwa

pengasuh panti memberikan contoh keteladanan

yang baik kepada anak asuh, hal ini diperkuat

dengan jawaban anak asuh di pertanyaan

wawancara berikutnya, dimana anak asuh sudah

siap untuk hidup mandiri ke depannya.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

77

4.3.5 Membina Kemandirian

4.3.5.1 Membuat anak siap untuk hidup mandiri

dalam menyambut masa depannya

Menurut Ariani (2015) bentuk kegiatan-

kegiatan yang diberikan panti asuhan kepada

anak asuh merupakan suatu sarana terciptanya

upaya kemandirian untuk mempersiapkan

kemandirian anak dalaam menyongsong masa

depan anak tersebut. Dalam membina

kemandirian anak panti asuhan tidak hanya

memberikan pengarahan saja melainkan

kegiatan-kegiatan yang menunjang anak-anak

tersebut termotivasi untuk maju dan dapat

menumbuhkan kepercayaan diri dari anak

tersebut.

Banyak cara yang dilakukan pengurus panti

asuhan dalam melaksanakan perannya dalam

menunjang keberlanjutan pendidikan anak atau

masa depannya yang mana peran pengurus di

panti asuhan adalah sebagai keluarga dan orang

tua asuh bagi anakanak asuh di panti asuhan.

Seperti yang tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

78

2002 Tentang Perlindungan Anak, yaitu Bab I

butir 3 menyatakan bahwa: Keluarga adalah unit

terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami

istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan

anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga

sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah

sampai dengan derajat ketiga. Terkait dengan

pengertian keluarga di atas dapat disimpulkan

bahwa anak-anak yang ada di panti asuhan di

berikan pengasuhan yang berbasis keluarga,

dimana pengasuh anak di panti asuhan ini

merupakan pengganti keluarga bagi mereka.

Hal ini sejalan dengan hasil peneliti dimana

peran panti asuhan sebagai pengganti peran

keluarga, pengasuh panti di sini ikut serta

membina kemandirian diri anak tersebut dengan

anak tersebut juga diberi kegiatan-kegiatan yang

memotivasi kepercayaan diri anak tersebut, di sini

hasil wawancara peneliti menunjukan bahwa

anak-anak sudah siap untuk hidup mandiri setelah

keluar dari panti asuhan untuk mempersiapkan

masa depannya.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/4/T1_462012009_BAB IV... · SMK N 1 Salatiga 4. An.R P Magelang, 16 Februari 2001

79

4.4. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan.

Referensi mengenai penelitian tentang peranan panti asuhan

dalam membina kemandirian anak sangat terbatas

referensinya. Selain itu beberapa tema jurnal atau penelitian

yang didapatkan peneliti tidak terlalu banyak yang terkait

dengan judul penelitian.Keterbatasan yang lain adalah

partisipan yang masih sedikit malu-malu saat ditanya, sehingga

jawaban mereka menjadi tidak lancar, sehingga peneliti perlu

meminta kembali partisipan untuk mengulang jawaban atas

pertanyaan yang diberikan.