bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

24
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 21 siswa yaitu meliputi 10 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. 2. Deskripsi Penelitian Tahap Awal Pemberian tindakan dalam penelitian tahap awal atau pratindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas 5, yaitu Boedi Ngali. Peneliti melakukan dialog dengan guru kelas 5 tentang permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran IPS. Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi, peneliti berdiskusi dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role Playing sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan di kelas yang akan dikenai tindakan yaitu kelas 5 dengan melihat aktivitas belajar dan nilai hasil belajar. Pengamatan tersebut meliputi bagaimana keadaan siswa pada saat pembelajaran, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS serta metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada prasiklus diperoleh nilai ujian tengah semester pada mata pelajaran IPS tahun 2015/2016 siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan beberapa nilai siswa ada yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu ≥ 60. Jumlah siswa yang tuntas adalah 2 siswa (9,52%) sedangkan yang belum tuntas adalah 19 siswa (90,48%). Menurut pendapat siswa, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut karena pelajaran IPS dianggap membosankan dan tidak menarik. Selain itu, materi IPS yang cukup

Upload: trinhhanh

Post on 09-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri

Blotongan 01 Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016

dengan jumlah 21 siswa yaitu meliputi 10 siswa perempuan dan 11

siswa laki-laki.

2. Deskripsi Penelitian Tahap Awal

Pemberian tindakan dalam penelitian tahap awal atau

pratindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas 5,

yaitu Boedi Ngali. Peneliti melakukan dialog dengan guru kelas 5

tentang permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran IPS.

Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi, peneliti berdiskusi

dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

Playing sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan.

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan

pengamatan di kelas yang akan dikenai tindakan yaitu kelas 5 dengan

melihat aktivitas belajar dan nilai hasil belajar. Pengamatan tersebut

meliputi bagaimana keadaan siswa pada saat pembelajaran, hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS serta metode pembelajaran yang

sering digunakan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti pada prasiklus diperoleh nilai ujian tengah semester

pada mata pelajaran IPS tahun 2015/2016 siswa kelas 5 SD Negeri

Blotongan beberapa nilai siswa ada yang belum mencapai KKM yang

telah ditetapkan sekolah yaitu ≥ 60. Jumlah siswa yang tuntas adalah 2

siswa (9,52%) sedangkan yang belum tuntas adalah 19 siswa

(90,48%). Menurut pendapat siswa, ada beberapa faktor yang

menyebabkan hal tersebut karena pelajaran IPS dianggap

membosankan dan tidak menarik. Selain itu, materi IPS yang cukup

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

55

banyak dengan waktu yang terbatas, sehingga guru lebih fokus

mengejar materi. Guru dalam menyampaikan materi lebih banyak

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa

menjadi cepat bosan.

Pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Blotongan masih

menitikberatkan pada penguasaan konsep saja. Proses pembelajaran

yang dilakukan cenderung pada pencapaian target materi kurikulum

dan lebih mementingkan pada menghafal konsep bukan pemahaman.

Guru menyampaikan materi menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Ketika siswa diminta untuk bertanya oleh guru banyak yang

tidak melakukannya. Hal ini karena siswa kurang termotivasi untuk

lebih aktif mengutarakan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan dan

kesulitan-kesulitan maupun hal-hal yang belum dipahami selama

pembelajaran berlangsung. Minat belajar dan aktifitas dalam

pembelajaran IPS masih kurang, sehingga hasil belajar rendah. Hasil

belajar IPS yang rendah merupakan suatu permasalahan yang harus

segera diatasi.

Peneliti mengambil data hasil belajar yang berupa data awal.

Data awal tersebut diperoleh dari dokumen guru sebelum diadakan

tindakan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPS sebelum menggunakan metode Role Playing.

Untuk lebih jelas data awal sebelum tindakan dijelaskan pada tabel 3.

Tabel 3

Hasil Belajar Pratindakan Siswa SD N Blotongan 01 Salatiga

No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

1. ≥ 60

2 9,52% Tuntas

2. < 60

19 90,47% Belum

Tuntas

Jumlah 21 100%

Jumlah Nilai 745

Nilai Rata-Rata 35,48

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

56

Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS

Pratindakan adalah 2 siswa dari 21 siswa mendapat nilai ≥ 60, jika

dipersentase 9,52% dengan keterangan tuntas dan 19 siswa dari 21

siswa mendapat nilai <60, jika dipersentase 90,48% dengan

keterangan belum tuntas. Nilai rata-ratanya yaitu 35,48. Dari data

tersebut disimpulkan terdapat 19 siswa yang belum tuntas dan 2 siswa

yang sudah tuntas.

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran IPS

dengan Metode Role Playing.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam mata pelajaran IPS

siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga dilaksanakan dalam

dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan pada

tanggal 17 Februari 2016 dengan waktu 2 jam pelajaran setiap 1

pertemuan (2x35 menit) dengan materi perjuangan para tokoh menuju

kemerdekaan. Pada siklus kedua berlangsung satu kali pertemuan

yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2016, masing-masing

pertemuan selama 70 menit sesuai dengan materi tokoh perjuangan

kemerdekaan.

Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini

mencangkup empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3)

observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan

dalam setiap siklus.

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu

tanggal 17 Februari 2016 dengan waktu 2 jam pelajaran setiap 1

pertemuan (2 x 35 menit) dengan materi perjuangan para tokoh

kemerdekaan.

1. Perencanaan Tindakan

Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

57

perencanaan. Perencanaan pada siklus I ini, peneliti berdiskusi

dengan guru kelas 5, yakni Boedi Ngali, sebelum melakukan

tindakan penelitian mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan

untuk tindakan penelitian. Persiapan-persiapan yang dilakukan

antara lain:

a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d. Mempersiapkan lembar observasi pengamatan pengelolaan

pembelajaran dengan metode Role Playing, lembar observasi

pengamatan guru dan siswa.

e. Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes akan

diberikan pada akhir siklus.

f. Menjelaskan kepada guru mengenai metode Role Playing.

g. Penyamaan persepsi dengan observer.

h. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan

dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I.

a) Tindakan Siklus I

Tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan tindakan yang

merupakan implementasi isi rancangan. Proses pelaksanaan

tindakan siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 17 Februari

2016 mulai pukul 08.10 sampai 08.45 dilanjutkan pukul 09.00

sampai 09.35 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

1. Pertemuan Siklus I

Kegiatan Awal

Kegiatan awal diawali dengan guru membuka pelajaran

dengan salam, berdoa dan presensi kelas. Selanjutnya guru

mengajak siswa menyanyi lagu kemerdekaaan dan mengaitkan

lagu tersebut dengan materi perjuangan para tokoh menuju

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

58

kemerdekaan melalui tanya jawab serta menyampaikan tujuan

pembelajaran dan manfaat yang diperoleh dalam materi ini.

Kegiatan Inti

Kegiatan yang telah dilakukan guru adalah melakukan

langkah pertama dalam metode role playing yaitu tahap

pemanasaan. Pada tahap pemanasan guru melakukan tanya jawab

dengan siswa mengenai materi perjuangan para tokoh menuju

kemerdekaan. Guru juga memberikan penjelasan mengenai cara

pelaksanaan pembelajaran role playing oleh siswa.

Pada tahap kedua yaitu tahap menyiapkan penonton yang

akan mengobservasi, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

dan menunjuk kelompok 1 untuk bermain peran sedangkan

kelompok 2 mengobservasi bermain peran yang dilaksanakan oleh

kelompok 1. Setelah itu guru membagikan LKS kepada tiap

kelompok.

Tahap ketiga yaitu tahap mengatur panggung, yaitu guru

menyuruh siswa untuk berkumpul bersama kelompoknya dan

melakukan pengecekan kesiapan siswa dan panggung bagi siswa

yang akan berperan.

Tahap keempat yaitu tahap permainan, guru menyuruh

siswa yang ditunjuk dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan

dan perumusan dasar negara episode 1 bermain peran sesuai

naskah yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sedangkan siswa yang

tidak ikut bermain memperhatikan siswa yang bermain peran.

Tahap kelima yaitu tahap tahap diskusi dan evaluasi, guru

dan siswa melakukan tanya jawab dan diskusi mengenai

bagaimana jalannya usaha mempersiapkan kemerdekaan dan

perumusan dasar negara. Guru juga melakukan evaluasi mengenai

drama yang ditampilkan oleh kelompok 1 dan tanya jawab dengan

siswa.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

59

Tahap keenam yaitu tahap permainan berikutnya, guru

menyuruh kelompok 2 untuk bermain peran dan siswa yang tidak

ikut bermain peran menjadi penonton.

Tahap ketujuh yaitu tahap tahap diskusi lebih lanjut, guru

dan siswa melakukan tanya jawab dan evaluasi mengenai beberapa

tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemrdekaan, riwayat

singkat/ringkasan tentang tokoh penting dalam rangka persiapan

kemerdekaan dan sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan berdasarkan drama yang baru saja

diperankan. Guru juga melakukan diskusi dan evaluasi mengenai

drama yang ditampilkan oleh kelompok 1 dan kelompok 2 dengan

tanya jawab dengan siswa. Guru menanyakan kepada siswa hal-hal

yang belum dimengerti namun tidak ada siswa yang bertanya.

Tahap terakhir yaitu tahap generalisasi, guru dan siswa

melakukan generalisasi serta mereflekskan pembelajaran yang

dilakukan, materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Setelah itu siswa mengerjakan soal siklus I. Setelah selesai

jawaban soal dibahas bersama-sama.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dialkukan tanya jawab kepada siswa

mengenai kesimpulan materi yang dipelajari. Guru juga melakukan

refleksi dan pesan moral kepada siswa dalam kehidupan sehari-

hari. Siswa juga diberi motivasi dan dorongan agar semangat

dalam belajar. Setelah selesai pelajaran ditutup dengan salam.

Nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal pada

siklus I termasuk hasil belajar kognitif. Hasil belajar kognitif dapat

dinyatakan dalam bentuk persentase (%), sehingga akan diperoleh

presentase perolehan hasil belajar kognitif pascatindakan siklus I

yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

60

Tabel 4

Persentase Perolehan Hasil Belajar Kognitif pada Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase

(%)

Keterangan

1. 71-80 3 14,28 % Tuntas

2. 61-70 5 23,8% Tuntas

3. 51-60 4 19,04% Tuntas

4. 41-50 5 23,8% Belum Tuntas

5. 31-40 1 4,76% Belum Tuntas

6. 21-30 3 14,2% Belum Tuntas

Jumlah 21 100%

Nilai Rata-Rata 57,61

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 30

Sumber : Nilai tes siklus I materi Perjuangan para Tokoh

menuju Kemerdekaan siswa Kelas V SD Negeri Blotongan

01 Salatiga

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa tes pascatindakan

siklus I diikuti oleh 21 siswa. Hasilnya adalah 3 siswa dari 21 siswa

mendapat nilai dengan interval 71-80, jika dipersentase 14,28%

dengan keterangan tuntas, 5 siswa dari 21 siswa mendapat nilai

dengan interval 61-70, jika dipersentase 23,8% dengan keterangan

tuntas, 4 siswa dari 21 siswa mendapat nilai dengan interval 51-60,

jika dipersentase 19,04% dengan keterangan tuntas, 5 siswa dari 21

siswa mendapat nilai dengan interval 41-50, jika dipersentase

23,8% dengan keterangan belum tuntas, 1 siswa dari 21 siswa

mendapat nilai dengan interval 31-40, jika dipersentase 4,76%

dengan keterangan belum tuntas dan 3 siswa dari 21 siswa

mendapat nilai dengan interval 21-30, jika dipersentase 14,2%

dengan keterangan belum tuntas. Untuk lebih jelasnya data nilai

pada tabel 4 dapat dibuat diagram batang seperti berikut ini :

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

61

Gambar 2

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Hasil belajar siklus I mengalami peningkatan dibandingkan

dengan hasil tes pratindakan. Data awal sebelum adanya tindakan

diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 35,48 dengan nilai

tertinggi 70 dan nilai terendah 15 dengan ketuntasan sebesar 9,52%

dan ketidaktuntasan 90,48%. Sedangkan pada siklus I diperoleh

hasil dengan rata-rata kelas yaitu 57, 61 dengan nilai tertinggi yaitu

dengan interval 71-80 dan nilai terendah yaitu dengan interval 21-

30 dengan ketuntasan sebesar 57,14% dan ketidaktuntasan

42,86%. Berdasarkan dari tes pascatindakan siklus I terjadi

peningkatan sebesar 47,62% dari 9,52% menjadi 57,14%.

Sementara pada tes pascatindakan siklus I, siswa telah mencapai

taraf keberhasilan minimal 57,14% sehingga dalam penelitian

tindakan siklus I belum dikatakan berhasil dan masih ada kendala-

kendala yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS.

2. Observasi

Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan

atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya

tindakan. Observasi dilakukan oleh guru dan peneliti. Observasi afektif

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada saat pelaksanaan

metode Role Playing pada mata pelajaran IPS. Kegiatan observasi ini

dilakukan baik sebelum maupun sesudah implementasi tindakan dalam

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

62

pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan untuk memantau siswa dan

guru dalam pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran

kesesuaiannya dengan perencanaan.

Hasil observasi aspek afektif siswa pada saat proses pembelajaran

IPS menggunakan metode Role Playing diperoleh dari hasil

pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran

dengan mengisi lembar observasi afektif siswa. Observer melakukan

pengamatan aspek afektif siswa pada pertemuan I siklus I. Hasil yang

diperoleh tersebut dimasukkan ke dalam interval sehingga diperoleh

hasil yang dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%) serta

dinyatakan dalam keterangan sangat baik, baik, kurang atau sangat

kurang. Data hasil observasi aspek afektif siswa dalam pembelajaran

dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5

Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa pada Siklus I

No Skor Kategori Jumlah

Siswa

Persentase Keterangan

1. 51-60 Kurang 6 28,57% Belum

Tuntas

2. 61-70 Cukup 3 14,28% Tuntas

3. 71-80 Baik 5 23,80% Tuntas

4. 81-100 Sangat

Baik

7 33,33% Tuntas

Jumlah 21 100%

Keterangan :

Sangat Baik = 81 -100 Kurang = 51 - 60

Baik = 71 - 80

Cukup = 61 – 70

Berdasarkan tabel 5 hasil observasi aspek afektif siswa

pascatindakan siklus I di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi

diikuti oleh 21 siswa. Hasilnya adalah 6 siswa dari 21 siswa

mendapatkan nilai dengan interval 51-60, jika dipersentase 28,57%

dengan kategori kurang, 3 siswa dari 21 siswa mendapatkan nilai

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

63

dengan interval 61-70, jika dipersentase 14,28% dengan kategori cukup,

5 siswa dari 21 siswa mendapatkan nilai dengan interval 71-80, jika

dipersentase 23,80% dengan kategori baik dan 7 siswa dari 21 siswa

mendapatkan nilai dengan interval 81-100, jika dipersentase 33,33%

dengan kategori sangat baik. Siswa yang telah tuntas mencapai 15 siswa

(71,43%) dan yang belum tuntas mencapai 6 siswa (28,57%).

3. Refleksi

Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas adalah refleksi.

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang

sudah dilakukan, menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam

kekurangan dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan tersebut.

Peneliti dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran IPS yang

telah dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode Role

Playing.

Berdasarkan hasil observasi, kendala-kendala yang dialami siswa

selama proses pembelajaran IPS yaitu ada beberapa siswa yang belum

memahami tahapan-tahapan metode Role Playing, siswa malu, kurang

percaya diri saat disuruh untuk bermain peran di depan kelas dan

kurang memperhatikan dan kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran, hal itu terlihat saat siswa kurang termotivasi dan malas

dalam mengerjakan soal LKS dan soal evaluasi.

Kendala-kendala tersebut harus segera diatasi agar dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar IPS dalam metode Role Playing

dapat berhasil sesuai rencana. Peneliti harus cermat mengatasi masalah

tersebut, karena jika permasalahan yang pertama sulit diatasi maka akan

menghambat pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran IPS dengan

metode Role Playing.

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil tes yang diperoleh serta hasil

refleksi yang telah dilakukan, hasil yang dipeoleh kurang memuaskan

bagi peneliti. Untuk itu disusun rencana perbaikan yang dilaksanakan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

64

pada siklus II. Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu

menciptakan pembelajaran yang terkendali untuk membuat siswa

memperhatikan dan lebih sungguh-sungguh lagi dalam belajar dan

peneliti lebih jeli lagi agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam

belajar.

Hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran IPS pada siklus I

mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes pratindakan.

Tetapi peningkatan tersebut belum dinilai baik oleh guru dan peneliti

meskipun lebih dari kriteria keberhasilan 75% yaitu sebanyak 57,61%

siswa yang tuntas karena masih ada 9 siswa yang interval nilainya 41-

50 ke bawah. Oleh karena itu guru dan peneliti sepakat untuk

mengadakan siklus II agar mencapai kriteria keberhasilan 75% dari

jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu

tanggal 2 Maret 2016 dengan waktu 2 jam pelajaran setiap 1

pertemuan (2x35 menit) dengan materi Tokoh Perjuangan

Proklamasi Kemerdekaan.

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil dari siklus I, perencanaan pada siklus II

berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Peneliti menyusun rencana

perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II. Hasil

perencanaan siklus II dapat dilihat di bawah ini :

a. Peneliti menyamakan persepsi dan diskusi untuk merumuskan

tindakan yang akan dilakukan pada siklus ke II.

b. Peneliti sepakat akan menciptakan suasana pembelajaran yang

samtai dan menyenangkan namun terkendali.

c. Peneliti menjelaskan tahapan ulang metode Role Playing

dengan menambah waktu dalam tiap-tiap tahap dan lebih detail

menjelaskan materi.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

65

d. Peneliti sepakat untuk lebih melakukan pendekatan dengan

siswa.

e. Peneliti membuat skenario untuk bermain peran dan skenario

pembelajaran serta Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP).

f. Menyusun dan menyiapkan soal tes yang akan diberikan pada

siklus II.

g. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan

dalam pelaksanaan tindakan siklus II.

2. Tindakan Siklus II

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas ini adalah

pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi isi rancangan.

Proses pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,

2 Maret 2016 dengan waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit). Berikut

ini deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II :

a. Pertemuan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pada pertemuan I sebagai

tindak lanjut, perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran

pada siklus I. Siklus II dilaksanakan pada 2 Maret 2016 pukul

08.10-08.45 dilanjutkan pukul 09.00-09.35 selama 2 jam pelajaran

(2x35 menit). Gambaran umum pelaksanaan siklus II sebagai

berikut:

Kegiatan Awal

Kegiatan awal diawali dengan guru membuka pelajaran

dengan salam dan berdoa dilanjutkan presensi kelas. Guru

melakukan kegiatan apersepsi dengan menyanyikan lagu

kemerdekaan dan mengaitkan lagu tersebut dengan materi yang

akan dipelajari. Guru tidak lupa mengajukan pertanyaan tentang

proklamasi kemerdekaan, menyampaikan tujuan serta kegiatan

yang akan dilakukan oleh siswa.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

66

Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah melakukan

langkah pertama dalam metode Role Playing yaitu tahap

pemanasan. Pada tahap pemanasan, guru melakukan tanya jawab

pada siswa tentang materi tokoh perjuangan kemerdekaan

Indonesia. Beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru. Kemudian siswa memperhatikan lebih lanjut tentang

materi tersebut. Guru juga menjelaskan cara pelaksanaan

pembelajaran dengan metode Role Playing yang dilakukan oleh

siswa.

Tahap kedua yaitu tahap menyiapkan penonton yang akan

mengobservasi, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan

menunjuk secara bergilir kelompok 3 untuk bermain peran

sedangkan kelompok 4 mengobservasi bermain peran yang

dilaksanakan oleh kelompok 3. Setelah itu guru membagikan LKS

kepada tiap kelompok.

Tahap ketiga yaitu tahap mengatur panggung, yaitu guru

menyuruh siswa untuk berkumpul bersama kelompoknya dan

melakukan pengecekan kesiapan siswa dan panggung bagi siswa

yang akan berperan.

Tahap keempat yaitu tahap permainan, guru menyuruh

siswa yang ditunjuk dalam Peristiwa-Peristiwa penting yang terjadi

di sekitar Proklamasi , Peranan BPUPKI dan PPKI dalam

Perumusan Dasar Negara dan UUD 1945 (episode 1) bermain

peran sesuai naskah yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sedangkan

siswa yang tidak ikut bermain memperhatikan siswa yang bermain

peran.

Tahap kelima yaitu tahap tahap diskusi dan evaluasi, guru

dan siswa melakukan tanya jawab dan diskusi mengenai

bagaimana peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar

proklamasi , peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

67

negara dan UUD 1945. Guru juga melakukan evaluasi mengenai

drama yang ditampilkan oleh kelompok 3 dan tanya jawab dengan

siswa.

Tahap keenam yaitu tahap permainan berikutnya, guru

menyuruh kelompok 4 untuk bermain peran episode 2, kelompok 3

mengobservasi dan siswa yang tidak ikut bermain peran menjadi

penonton.

Tahap ketujuh yaitu tahap tahap diskusi lebih lanjut, guru

dan siswa melakukan tanya jawab dan evaluasi mengenai garis

waktu mengenai tahapan peristiwa menjelang proklamasi, riwayat

singkat tokoh-tokoh kemerdekaan dan sikap cara menghargai

tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan berdasarkan drama

yang baru saja diperankan. Guru juga melakukan diskusi dan

evaluasi mengenai drama yang ditampilkan oleh kelompok 1 dan

kelompok 2 dengan tanya jawab dengan siswa. Guru menanyakan

kepada siswa hal-hal yang belum dimengerti namun tidak ada

siswa yang bertanya.

Tahap terakhir yaitu tahap generalisasi, guru dan siswa

melakukan generalisasi serta mereflekskan pembelajaran yang

dilakukan, materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Setelah itu siswa mengerjakan soal siklus II. Setelah selesai

jawaban soal dibahas bersama-sama.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dialkukan tanya jawab kepada siswa

mengenai kesimpulan materi yang dipelajari. Guru juga melakukan

refleksi dan pesan moral kepada siswa dalam kehidupan sehari-

hari. Siswa juga diberi motivasi dan dorongan agar semangat

dalam belajar. Setelah selesai pelajaran ditutup dengan salam.

Nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal pada

siklus II termasuk hasil belajar kognitif. Hasil belajar kognitif

dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%), sehingga akan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

68

diperoleh presentase perolehan hasil belajar kognitif pascatindakan

siklus II yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6

Persentase Perolehan Hasil Belajar Kognitif pada Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase

(%)

Keterangan

1. 71-80 4 19,04% Tuntas

2. 61-70 11 52,38% Tuntas

3. 51-60 4 19,04% Tuntas

4. 41-50 2 9,52% Belum

Tuntas

Jumlah 21 100%

Nilai Rata-Rata 60,92

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 50

Sumber : Nilai tes siklus II materi Tokoh Perjuangan

Proklamasi Kemerdekaan siswa Kelas V SD Negeri Blotongan

01 Salatiga

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tes pascatindakan

siklus I diikuti oleh 21 siswa. Hasilnya adalah 4 siswa dari 21

siswa mendapat nilai dengan interval 71-80, jika dipersentase

19,04% dengan keterangan tuntas, 11 siswa dari 21 siswa

mendapat nilai dengan interval 61-70, jika dipersentase 52,38%

dengan keterangan tuntas, 4 siswa dari 21 siswa mendapat nilai

dengan interval 51-60, jika dipersentase 19,04% dengan

keterangan tuntas, 2 siswa dari 21 siswa mendapat nilai dengan

interval 41-50, jika dipersentase 9,52% dengan keterangan belum

tuntas. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 5 dapat dibuat

diagram lingkaran seperti berikut ini :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

69

Gambar 3

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan

dibandingkan dengan hasil tes pratindakan dan siklus I. Data awal

sebelum adanya tindakan diperoleh hasil dengan rata-rata kelas

yaitu 35,48 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 15 dengan

ketuntasan sebesar 9,52% dan ketidaktuntasan 90,48%. Sedangkan

pada siklus I diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 57, 61

dengan nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 30 dengan

ketuntasan sebesar 57,14% dan ketidaktuntasan 42,86% dan siklus

II diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 60,92 dengan nilai

tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 50 dengan ketuntasan

sebesar 90,48%. Berdasarkan dari tes pascatindakan siklus II

terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 33,33% dari 57,16%

menjadi 90,48%. Sementara pada tes pascatindakan siklus II, siswa

telah mencapai taraf keberhasilan minimal 90,48% sehingga dalam

penelitian tindakan siklus II dikatakan berhasil karena sudah

mencapai lebih dari 75% dari kriteria ketuntasan minimal.

Perbandingan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD N Blotongan 01

Salatiga pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

70

Tabel 7

Perbandingan Hasil Belajar Kognitif pada Pratindakan, Siklus I dan

Siklus II

Tahap Rata-

Rata

Nilai

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Ketunta

-san

Ketidaktuntasan

Pratinda-

kan

35,48 70 15 9,52% 90,47%

Siklus I 57,61 80 30 57,14% 42,85%

Siklus II 60,92 80 50 90,47% 9,52%

Berdasarkan tabel di atas, terdapat peningkatan hasil belajar

IPS siswa kelas 5 SD N Blotongan 01 Salatiga pada siklus II. Data

awal sebelum adanya tindakan diperoleh hasil dengan rata-rata

kelas yaitu 35,48 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 15

dengan ketuntasan sebesar 9,52% dan ketidaktuntasan sebesar

90,47%. Siklus I diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 57,61

dengan nilai tertinggi yaitu dengan interval 71-80 dan nilai

terendah dengan interval 21-30 dengan ketuntasan sebesar 57,14%

dan ketidaktuntasan sebesar 42,85%. Siklus II diperoleh hasil

dengan rata-rata kelas yaitu 60,92 dengan nilai tertinggi dengan

interval 71-80 dan nilai terendah dengan interval 41-50 dengan

ketuntasan sebesar 90,47% dan ketidaktuntasan sebesar 9,52%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPS mengalami

peningkatan secara signifikan. Pada siklus I terjadi peningkatan

sebesar 47,62% dari 9,52% menjadi 57,14%, pada siklus II

mengalami peningkatan sebesar 33,33% dari 57,14% menjadi

90,47%.

3. Observasi

Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah

pengamatan atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya tindakan. Observasi dilakukan oleh guru dan

peneliti. Observasi afektif dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran pada saat pelaksanaan metode Role Playing pada

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

71

mata pelajaran IPS. Kegiatan observasi ini dilakukan baik sebelum

maupun sesudah implementasi tindakan dalam pembelajaran di

kelas. Observasi dilakukan untuk memantau siswa dalam

pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran kesesuaiannya

dengan perencanaan.

Hasil observasi aspek afektif siswa pada saat proses

pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing diperoleh

dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses

pembelajaran dengan mengisi lembar observasi afektif siswa.

Observer melakukan pengamatan aspek afektif siswa pada siklus

II. Hasil yang diperoleh tersebut dimasukkan ke dalam interval

sehingga diperoleh hasil yang dapat dinyatakan dalam bentuk

persentase (%) serta dinyatakan dalam keterangan sangat baik,

baik, kurang atau sangat kurang. Data hasil observasi aspek afektif

siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 8

Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa pada Siklus I

No Skor Kategori Jumlah

Siswa

Persentase Keterangan

1. 61-70 Cukup 9 42,85% Tuntas

2. 71-80 Baik 5 23,80% Tuntas

3. 81-100 Sangat

Baik

7 33,33% Tuntas

Jumlah 21 100%

Keterangan :

Sangat Baik = 81 -100 Kurang = 51 - 60

Baik = 71 - 80

Cukup = 61 – 70

Berdasarkan tabel hasil observasi aspek afektif siswa

pascatindakan siklus II di atas, dapat diketahui bahwa hasil

observasi diikuti oleh 21 siswa. Hasilnya adalah 9 siswa dari 21

siswa mendapatkan nilai dengan interval 61-70, jika dipersentase

42,85% dengan kategori cukup, 5 siswa dari 21 siswa mendapatkan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

72

nilai dengan interval 71-80, jika dipersentase 23,80% dengan

kategori baik dan 7 siswa dari 21 siswa mendapatkan nilai dengan

interval 81-100, jika dipersentase 33,33% dengan kategori sangat

baik. Jadi semua siswa tuntas mencapai 21 siswa (100%).

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini suasana

pembelajaran lebih efektif dan optimal. Sebagian siswa sudah

mulai aktif dalam proses pembelajaran dan bermain drama. Dengan

demikian pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role

Playing menjadi lebih kondusif dan efektif. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Role Playing dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD N Blotongan 01 Salatiga.

4. Refleksi

Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas adalah

refleksi. Dalam kegitan refleksi peneliti mengevaluasi

implementasi tindakan dan menganalisis dampak implementasi

tindakan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini dilaksanakan

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil

belajar IPS siswa kelas 5 dengan menggunakan metode Role

Playing.pada siklus II.

Berdasarkan hasil refleksi dapat dikatakan hampir semua

langkah yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

telah terlaksana. Pada siklus II permasalahan pada siklus I dapat

teratasi. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas telah

mencapai peningkatan yaitu 90,47% dari jumlah seluruh kelas 5

dan telah melebihi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu

≥ 75% siswa tuntas. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini

dihentikan.

4.2 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 5

menggunakan metode Role Playing dapat dilihat pada tabel 5

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

73

Tabel 9

Peningkatan Pencapaian KKM Hasil Belajar Kognitif pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas 5 SD N Blotongan 01 Salatiga

Tahap Rata-

Rata

Nilai

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Jumlah Siswa Ketuntasan Ketidaktuntas

an

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Pra-

tindakan

35,48 70 15 2 19 9,52% 90,48%

Siklus I 57,61 80 30 12 9 57,12% 42,88%

Siklus II 60,92 80 50 19 2 90,48% 9,52%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui terdapat peningkatan hasil belajar

IPS siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Data awal sebelum adanya

tindakan diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 35,48 dengan nilai tertinggi

yaitu 70 dan nilai terendah 15 dengan ketuntasan sebesar 9,52% dan

ketidaktuntasan 90,48%. Siklus I diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu

57,61 dengan nilai tertinggi yaitu dengan interval 80 dan nilai terendah yaitu

dengan interval 21-30 dengan ketuntasan sebesar 57,12% dan ketidaktuntasan

42,88%. Siklus II diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 60,92 dengan nilai

tertinggi yaitu dengan interval 71-80 dan nilai terendah yaitu dengan interval 41-

50 dengan ketuntasan sebesar 90,48% dan ketidaktuntasan 9,52%. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan secara

signifikan. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 47,6% dari 9,52% menjadi

57,12%, pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 33,36% dari 57,12% menjadi

90,48%. Peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan sampai siklus II dapat

diakumulasikan sebesar 80,96%. Diagram batang hasil belajar IPS siswa kelas

SD Negeri Blotongan 01 Salatiga adalah sebagai berikut.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

74

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pratindakan Siklus I Siklus II

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Gambar 4

Diagram Batang Peningkatan Pencapaian KKM Hasil Belajar Kognitif pada

Pembelajaran IPS Siswa Kelas 5 SD N Blotongan 01 Salatiga

Menurut data hasil observasi aspek afektif siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan data hasil observasi aspek afektif

siswa yang diperoleh pada siklus I dan siklus II. Adapun peningkatan hasil

observasi aspek afektif siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 10

Peningkatan Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Kelas 5 SD N Blotongan

01 Salatiga

No Interval (Nilai) Siklus I Siklus II Keterangan

1. 81-100 7 (33,33%) 7 (33,33%) Sangat Baik

2. 71-80 5 (23,80%) 5 (23,80%) Baik

3. 61-70 3 (14,28%) 9 (42,65%) Cukup

4. 51-60 6 (28,57%) 0 Kurang

Jumlah 21 (100%) 21 (100%)

Aspek yang diamati :

a. Memperhatikan jalannya pembelajaran

b. Menghargai sikap kepahlawanan tokoh-tokoh kemerdekaan

c. Memberikan tanggapan terhadap sikap kepahlawanan yang ditampilkan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

75

d. Mengajukan/menjawab pertanyaan tentang nilai moral yang terkandung

dalam drama.

Berdasarkan tabel hasil observasi aspek afektif siswa pascatindakan siklus I

dan sikls II, dapat diketahui bahwa hasil observasi diikuti oleh 21 siswa. Siswa

yang mendapatkan nilai dengan interval 81-100 dengan keterangan sangat baik

pada siklus I dan siklus II nilainya sama yaitu 7 siswa dari 21 siswa, jika

dipersentase 33,33%. Siswa yang mendapatkan nilai dengan interval 71-80

dengan keterangan baik pada siklus I dan siklus II nilainya sama yaitu 5 siswa dari

21 siswa, jika dipersentase 23,80%. Siswa yang mendapatkan nilai dengan

interval 61-70 dengan keterangan pada siklus I adalah 3 siswa dari 21 siswa, jika

dipersentase 14,28%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 9 siswa dari 21

siswa, jika dipersentase 42,65%. Peningkatan hasil observasi afektif siswa pada

pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing juga dapat dilihat pada

diagram batang berikut ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

51-60 61-70 71-80 81-100

Siklus I

Siklus II

Gambar 5

Diagaram Batang Peningkatan Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Kelas 5

SD Negeri Blotongan 01 Salatiga

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal 9,52% siswa yang

mencapai KKM. Berangkat dari temuan tersebut peneliti berusaha meningkatkan

hasil belajar IPS menggunakan metode Role Playing. Pada siklus I terjadi

peningkatan sebesar 47,6% dari 9,52% menjadi 57,12%. Hal ini membuktkan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

76

bahwa tindakan pada siklus I memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Akan tetapi, peningkatan tersebut belum dikatakan berhasil. Hal ini dikatakan

presentase siswa yang mencapai KKM belum mencapai ≥ 60. Selain itu, hasil

refleksi menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I masih dirasa kurang

optimal dan belum sesuai dengan hasil yang diharapkan. Meskipun sudah berjalan

sesuai perencanaan awal, tetapi masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki

yakni: ada beberapa siswa yang belum memahami tahapan-tahapan metode Role

Playing, siswa kurang terbuka dan mengkomunikasikan dengan guru apabila

menemui kesulitan, siswa kurang percaya diri pada saat bermain drama dan siswa

juga kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kekurangan tersebut diperbaiki pada siklus II dengan menciptakan

suasana pembelajaran yang santai, menyenangkan namun terkendali yaitu

melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa antusias dalam mengikuti

pembelajaran IPS. Selain itu peneliti juga memberi motivasi kepada siswa agar

giat belajar, memperhatikan teman saat bermain drama, siswa juga diberi

kesempatan untuk bertanya agar siswa tidak mengalami kesulitan ketika kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif

siswa mengalami peningkatan sebesar 33,36% dari 57,12% menjadi 90,48%. Pada

siklus I terjadi peningkatan sebesar 47,6% dari 9,52% menjadi 57,12%. Pada

siklus II terjadi peningkatan sebesar 33,36% dari 57,12% menjadi 90,48%.

Peningkatan hasil belajar dari pratindakan sampai siklus II dapat diakumulasikan

sebesar 80,96%.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II juga menunjukkan bahwa

suasana pembelajaran lebih efektif dan optimal. Sebagian besar siswa mulai aktif

baik dalam proses pembelajaran maupun dalam bermain drama. Siswa juga lebih

percaya diri dalam bermain drama dan lebih cepat memahami materi

pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran IPS dengan menggunakan metode

Role Playing ini dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih kondusif

dan efisien.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10247/2/T1_292011225_BAB IV... · dengan guru sehingga diputuskan untuk menerapkan metode Role

77

Berdasarkan hasil observasi aspek afektif siswa selama proses

pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing mengalami peningkatan.

Pada siklus I, siswa yang mendapatkan nilai dengan interval 81-100 adalah 7

siswa, jika dipersentase 33,33%, siswa yang mendapatkan nilai dengan interval

71-80 adalah 5 siswa, jika dipersentase 23,80%, siswa yang mendapatkan nilai

dengan interval 61-70 adalah 3 siswa, jika dipersentase 14,28%, dan siswa siswa

yang mendapatkan nilai dengan interval 51-60 adalah 6 siswa, jika dipersentase

28,5%. Pada siklus II meningkat, siswa yang mendapatkan nilai dengan interval

81-100 adalah 7 siswa, jika dipersentase 33,33%, siswa yang mendapatkan nilai

dengan interval 71-80 adalah 5 siswa, jika dipersentase 23,80%, dan siswa yang

mendapatkan nilai dengan interval 61-70 adalah 9 siswa, jika dipersentase

42,65%. Dari keterangan di atas terjadi peningkatan pada siklus I dari kategori

kurang (6 siswa) ke kategori cukup (9 siswa) pada siklus II.

Hasil belajar IPS yang siswa peroleh dirasa cukup memuaskan bagi guru

dan peneliti, karena indikator keberhasilan sudah tercapai yaitu 19 siswa telah

mencapai KKM atau 90,48% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan hasil

yang diperoleh pada tahap pratindakan sampai dengan tindakan siklus II, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode Role Playing memberikan dampak

positif, karena penggunaan metode Role Playing dinilai berhasil dan dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa.