pengaruh thin capitalization dan karakter...
TRANSCRIPT
PENGARUH THIN CAPITALIZATION DAN KARAKTER EKSEKUTIF
DENGAN KOMPENSASI MANAJEMEN KUNCI SEBAGAI
PEMODERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nurul Komariah
NIM: 1113082000068
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH THIN CAPITALIZATION DAN KARAKTER EKSEKUTIF
DENGAN KOMPENSASI MANAJEMEN KUNCI SEBAGAI
PEMODERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nurul Komariah
NIM: 1113082000068
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Reskino, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19740928 200801 2 004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 12 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Nurul Komariah
2. NIM : 1113082000068
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Thin Capitalization dan Karakter Eksekutif
dengan Kompensasi Manajemen Kunci Sebagai
Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2017
1. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak.,CA ( )
NIP. 19760924 200604 2 002 Penguji I
2. Yusro Rahma, SE., M.Si ( )
NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 24 Agustus 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
1. Nama : Nurul Komariah
2. NIM : 1113082000068
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Thin Capitalization dan Karakter Eksekutif
dengan Kompensasi Manajemen Kunci Sebagai
Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Agutus 2017
1. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
NIP. 19720516 200901 1 006
( )
Ketua
2. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19740928 200801 2 004
( )
Sekretaris
3. Atiqah, SE., M.Si., Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
( )
Penguji Ahli
4. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19740928 200801 2 004
( )
Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurul Komariah
Nim : 1113082000068
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak mengembangkan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat sesungguhnya.
Jakarta, Agustus 2017
(Nurul Komariah)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
1. Nama : Nurul Komariah
2. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 05 September 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Pertanian Rt 02/05 No. 09 Parigi, Pondok
Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
6. Nomor Telepon : 085284538219
7. E-mail : [email protected]
8. Anak ke- dari : 1 dari 2 bersaudara
9. Nama Ayah : Iyon
10. Nama Ibu : Sopiyah
II. DATA PENDIDIKAN FORMAL
1. 2001-2007 : SDN Jombang Kramat
2. 2007-2010 : SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
3. 2010-2013 : SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
4. 2013-2017 : S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota pramuka, jurnalistik, dan rohis SMPN 6 Kota Tangerang Selatan
(2007-2010).
2. LDK Komda FEB anggota sub divisi pengembangan keilmuan (2013-2014).
3. LDK Komda FEB koordinator sub divisi pengembangan keilmuan (2014–
2015).
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Panitia seminar “Solusi Sistem Ekonomi Tahan Krisis” divisi keilmuan LDK
Komda FEB (2015).
vii
2. Panitia visit company to kementrian keuangan, LDK Komda FEB (2015).
3. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis “Youthful Spirit on Leadership of Economics” (2015).
4. Sebagai peserta dalam pelatihan akuntansi dengan menggunakan program
MYOB pada siswa-siswi SMK/SMU wilayah Tangerang (2012).
5. Sebagai peserta dalam seminar Week of Sharia Economic Exhibition UIN
Jakarta “Peran Ekonomi Islam dalam Menghadapi MEA” (2014).
6. Sebagai peserta dalam Sosialisasi Perkembangan Terkini Profesi di Bidang
Akuntansi dan Ujian Sertifikasi Akuntan (CA) dan Akuntan Publik (CPA).
PPPK Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan RI (2015).
7. Sebagai peserta dalam workshop ms. Excel DEMA FEB UIN Jakarta “Mahir
Excel, Kuliah Untung, Kerja Untung” (2016).
8. Sebagai peserta dalam workshop “Aplikasi Akuntansi Zahir” Himpunan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Jakarta (2016).
viii
THE INFLUENCE OF THIN CAPITALIZATION AND EXECUTIVE
CHARACTER WITH KEY MANAGEMENT COMPENSATION AS
MODERATING ON TAX AVOIDANCE
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of thin capitalization and executive
character on tax avoidance. This also examine whether key management
compensation could strengthen or weaken the influence of executive characters on
tax avoidance.
This study based on a hand-collected sample of 111 firm-years of
manufacturing publicly listed firms on the Indonesia Stock Exchange over 2013-
2015 period. The sample was selected using purposive sampling method which
analyzed with multiple regression analysis and Moderate Regression Analysis
(MRA).
The results show that the executive character proxied by corporate risk has a
significant influence on tax avoidance, while the thin capitalization mechanism in
the context of Indonesian manufacturing publicly listed firms has not been able to
prove the effect on tax avoidance. In addition, the results also shows that key
management compensation is not a moderating variable in this study.
Keywords: Tax Avoidance, Thin Capitalization, Executive Character, Key
Management Compensation.
ix
PENGARUH THIN CAPITALIZATION DAN KARAKTER EKSEKUTIF
DENGAN KOMPENSASI MANAJEMEN KUNCI SEBAGAI
PEMODERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh thin capitalization dan
karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini juga menguji apakah
kompensasi manajemen kunci dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh
karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 111 jumlah tahun perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel
tersebut diseleksi menggunakan metode purposive yang kemudian dilakukan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dan Moderate
Regression Analysis (MRA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter eksekutif yang diproksikan
dengan menggunakan risiko perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak, sementara mekanisme thin capitalization dalam konteks
perusahaan manufaktur di Indonesia belum mampu membuktikan adanya pengaruh
terhadap penghindaran pajak. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
kompensasi manajemen kunci bukanlah merupakan variabel pemoderasi dalam
penelitian ini.
Kata kunci: Penghindaran Pajak, Thin Capitalization, Karakter Eksekutif,
Kompensasi Manajemen Kunci.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
telah memberikan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Thin Capitalization
dan Karakter Eksekutif dengan Kompensasi Manajemen Kunci Sebagai
Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak” dengan baik. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada teladan seluruh umat manusia Nabi Muhammad
Shallallah ‘Alayhi wa Sallam.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini bukanlah tanpa
masalah dan hambatan. Namun demikian, penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
berbagai pihak yang membantu baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, di
antaranya:
1. Kedua orang tua tercinta (Ibu dan Bapak), serta adikku tersayang Syahrul atas
kasih sayang, semangat, doa, dukungan, kesabaran dan keikhlasan yang
selalu menjadi motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang telah menjadi teladan selama ini.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah yang juga telah menjadi teladan selama ini.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah sekaligus dosen pembimbing akademik
pengganti yang telah memberikan nasihat dan saran dalam setiap masalah
penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu, berbagi ilmu dan pengalaman, serta dengan
xi
sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi.
6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dengan ikhlas telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis hingga mampu
mencapai ke tahap ini.
7. Segenap staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini telah memberikan
pelayanan yang terbaik kepada penulis.
8. Para sahabatku terkasih, ukhti-ukhti shalehah: Fatimah, Hani, Dewi, Anis,
Tatil, Nurakmalia, Weni, Tuti, Cika dan Citra yang selama ini selalu ada
sebagai tempat berkeluh kesah, yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan motivasi untuk istiqamah menyelesaikan skripsi demi bersama-sama
mencapai gelar SE.
9. Teman-teman akuntansi UIN Syarif Hidatullah Jakarta angkatan 2013 yang
selama ini berjuang bersama-sama sejak awal menjadi mahasiswa, terima
kasih atas kebersamaan dan kebahagiaannya selama ini.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga seluruh bantuan yang
diberikan mendapat balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan yang
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, Agustus 2017
Nurul Komariah
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Tinjauan Literatur........................................................................ 10
1. Teori Agensi ......................................................................... 10
2. Penghindaran Pajak .............................................................. 12
3. Thin Capitalization .............................................................. 14
4. Karakter Eksekutif dan Risiko Perusahaan .......................... 17
5. Kompensasi Manajemen Kunci ........................................... 19
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 21
C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 26
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Hipotesis................................. 27
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 34
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 34
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35
D. Metode Analisis Data .................................................................. 36
1. Statistik Deskriptif ............................................................... 36
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 36
3. Uji Hipotesis ........................................................................ 41
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 50
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 50
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................... 51
1. Analisis Deskriptif ............................................................... 51
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 53
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 62
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda ......................... 62
b. Pengujian Hipotesis Moderated Regression Analysis ... 64
C. Pembahasan ................................................................................. 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Kasus Penghindaran Pajak ............................................................. 3
Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 21
Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................... 49
Tabel 4.1 : Proses Seleksi Sampel Penelitian ................................................ 50
Tabel 4.2 : Statistik Deskriptif ....................................................................... 52
Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ......... 54
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Setelah Transformasi dan Screening Data Outlier ....................... 55
Tabel 4.5 : Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 57
Tabel 4.6 : Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ........................ 60
Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test ...................................... 61
Tabel 4.8 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel TCAP dan KE
Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) ........................................ 62
Tabel 4.9 : Hasil Uji Parsial Analisis Regresi Berganda ............................... 63
Tabel 4.10: Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel KE, KOMP,
KE_KOMP Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) ................... 64
Tabel 4.11: Hasil Uji Signifikansi Simultan Moderate Regression Analysis . 65
Tabel 4.12: Hasil Uji Parsial Variabel KE, KOMP, KE_KOMP
Terhadap Penghindaran Pajak (CETR) ....................................... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 26
Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ......................... 56
Gambar 4.2: Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-Plot .................. 56
Gambar 4.3: Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot .......... 59
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................................... 82
Lampiran 2: Data Sampel Penelitian .............................................................. 85
Lampiran 3: Hasil Output SPSS ...................................................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bocornya skandal panama’s papers pada tahun 2016, berupa
pengungkapan dokumen terbesar atas kepemilikan perusahaan offshore
dengan indikasi penghindaran pajak yang dikelola oleh firma Mossack Fonseca
menunjukkan bahwa penghindaran pajak masih menjadi isu global yang tidak
ada habisnya (Koestanto, 2016). Praktik penghindaran pajak yang meliputi
pemanfaatan kompleksitas perusahaan, teknik, dan celah (loopholes) dalam
undang-undang perpajakan (Dowling, 2013; Kanagaretnam, et al., 2014)
membuat berbagai metode dalam kegiatan ini selalu berkembang.
Tidak dapat dipungkiri, tidak semua wajib pajak secara sukarela
membayarkan kewajiban perpajakannya. Hal ini dikarenakan, pajak
mengurangi pendapatan sebelum pajak perusahaan dengan proporsi yang
cukup besar, sehingga keuntunggan yang dapat didistribusikan kepada
pemegang saham dan manager selaku pemangku kepentingan menjadi semakin
kecil (Annuar, et al., 2014).
Kanagaretnam, et al., (2014) mengatakan bahwa beberapa literatur
sebelumnya seperti (Dyreng, et al., 2008 dan Atwood, et al., 2012) umumnya
menganggap perilaku penghindaran pajak perusahaan tidak selalu menyiratkan
bahwa perusahaan terlibat dalam perilaku yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan
mengelola beban pajak dipandang sebagai keperluan dan merupakan
2
komponen strategi jangka panjang perusahaan yang tepat. Selain itu
penghindaran pajak dianggap legal karena masih dalam koridor hukum,
meskipun dalam sudut pandang etika dan teori norma menunjukkan bahwa
penghindaran pajak perusahaan tidak dianggap benar dan hanya dari sudut
pandang umum dikarenakan hal tersebut menciptakan beban dalam masyarakat
(Dowling, 2013). Alasan-alasan inilah yang memicu keengganan dalam
membayar pajak dan meningkatkan peluang ketidakpatuhan terus berkembang.
Banyaknya kasus penghindaran pajak menjadi urgensi tersendiri
mengingat pendapatan utama sebagian besar negara bersumber dari sektor ini.
Salah satu kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan besar di
dunia adalah kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh Google.
Perusahaan ini terlibat penghindaran pajak di banyak negara, termasuk
Indonesia dengan skema yang dikenal dengan “Double irish, Dutch
sandwich”. Skema ini dilakukan dengan mendirikan kantor pusat di negara
dengan tarif pajak rendah (tax haven country) dan tidak mendirikan kantor di
negara tempat perusahaan tersebut menerima penghasilan, sehingga pajak yang
dibayarkan rendah (Chew, 2016).
Kasus penghindaran lainnya juga banyak terjadi pada perusahaan-
perusahaan besar seperti Apple, Starbuck, dan IKEA. Berikut merupakan
ringkasan beberapa kasus lainnya mengenai penghidaran pajak:
3
Tabel 1.1
Kasus Penghindaran Pajak
No Perusahaan Tuduhan
1. IKEA (2016) Melakukan penghindaran pajak dengan nilai
mencapai 1 miliar euro yang dilakukan pada
kurun waktu lebih dari enam tahun. Diduga
memindahkan dana dari gerainya di seluruh
Eropa ke anak perusahaannya di Belanda
sehingga terbebas dari pajak di Linhtenstein
atau Luxembourg.
Estimasi pajak yang dihindari menyebabkan
hilangnya pemasukan pajak di Jerman senilai 35
juta euro, 24 juta euro di Prancis dan 11,6 miliar
euro di Inggris.
2. HSBC (2015) Menggunakan kerahasiaan bank untuk
membuka rekening yang tidak diumumkan.
Perbankan HSBC membantu klien dunia
menghindari pembayaran pajak ratusan juta
poundsterling. Banyak orang menggunakannya
untuk menyembunyikan uang dari petugas
pajak. HSBC menghadapi penyelidikan dugaan
tindakan kejahatan di Amerika Serikat, Prancis,
Belgia dan Argentina.
3. Apple. Inc (2012) Menyembunyikan pendapatan senilai 181,1
miliar dolar di negara offshore, tax haven
(Virginia Island, Irlandia dan Luxembourg).
4. Starbucks (2011) Menyatakan kerugian sebesar 112.000.000
poundsterling selama tahun 2008-2010 dan
tidak membayar PPh badan 2011 meskipun
berhasil mencetak penjualan sebesar
398.000.000 poundsterling.
5. Amazon (2011) Berhasil mencatat pendapatan sebesar 3,35
miliar poundsterling selama tahun 2011 namun
hanya membayar pajak sebesar 1,5 juta
poundsterling di Inggris, lalu pada tahun 2013
Amazon berhadapan dengan pihak otoritas
pajak Amerika Serikat atas dugaan kasus
transfer pricing senilai US$ 234.000.000.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
4
Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai mekanisme penghindaran
pajak adalah thin capitalization (Rahayu, 2010). Mekanisme ini merujuk pada
keputusan investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnis dengan
mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan modal ekuitas
dalam struktur modalnya (Taylor & Richardson, 2013). Hal ini dikarenakan
berbeda dengan dividen, utang dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
adanya insentif pajak berupa beban bunga pinjaman. Maka dari itu, perlu
adanya aturan yang mengatur mengenai praktik thin capitalization ini.
Berdasarkan KPMG tax profile 2016 aturan mengenai thin capitalization
belum banyak diterapkan di negara berkembang Asia Tenggara. Hanya
Thailand yang memiliki batasan perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) 3:1
yang telah diterapkan apabila insentif pajak telah diberikan oleh dewan
penanaman modal, sedangkan Indonesia dan Malaysia yang baru-baru ini
mengeluarkan aturan DER, baru akan berlaku efektif pada tahun 2016 dan
2018. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan ketiadaan aturan
menganai thin capitalization, Indonesia memanfaatkan utang secara optimal
sebagai mekanisme penghindaran pajak.
Beberapa penelitian mengenai thin capitalization telah dilakukan
sebelumnya oleh Tylor & Richardson (2012), Isgiyarta (2014), Khomsatun &
Martani (2015), dan Ismi & Linda (2016). Penelitian Tylor & Richardson
(2012) menguji praktik thin capitalization terhadap perusahaan terdaftar di
Australia dengan menggunakan aturan Income Tax Assessment Act (ITAA) 97
5
yang membatasi mengenai masalah thin capitalization, dan menemukan hasil
bahwa thin capitalization berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Begitu pula dengan Khomsatun & Martani (2015) meneliti mengenai
apakah pembatasan utang berbunga pada perusahaan indeks syariah ISSI dapat
menurunkan pengaruh positif thin capitalization dan assets mix terhadap
penghindaran pajak. Meskipun hipotesis diterima bahwa batasan mengenai
thin capitalization dapat mengurangi pengaruh positif thin capitalization
terhadap penghindaran pajak. Hasil menunjukkan, masih adanya signifikansi
thin capitalization walau pada level 10%. Sedangkan penelitian Ismi & Linda
(2016) menemukan, dalam lingkup penelitian yang lebih sempit dengan
pembatasan yang ketat, thin capitalization tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Penghindaran pajak yang terjadi merupakan praktik yang dilakukan
secara sengaja. Penghindaran pajak dapat masuk ke dalam kebijakan
perusahaan yang diambil oleh eksekutif (Dyreng, et al., 2010). Eksekutif yang
memilik tax-minded secara aktif menerapkan strategi penghematan pajak
pribadi, juga turut menerapkan strategi untuk menurunkan pajak perusahaan
(Cavazos & Silva, 2015). Manajemen dalam hal ini jajaran eksekutif, memiliki
wewenang menggunakan kekuasaannya untuk membuat kebijakan strategis
dengan tujuan peningkatan efisiensi guna meningkatkan kekayaan pemegang
saham (Minnick & Noga, 2010). Mengingat penghindaran pajak merupakan
kegiatan yang mengandung risiko baik berupa pemeriksaan maupun reputasi.
Karakter yang dimiliki eksekutif akan mempengaruhi keputusan yang diambil
6
mengenai penghindaran pajak. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian
mengenai hal ini, di antaranya penelitian yang dilakukan Budiman & Setiyono
(2012), Hanafi & Harto (2014), dan Swingly & Sukartha (2015).
Terkait dengan ini, beberapa penelitian perpajakan melakukan pengujian
mengenai kaitan kompensasi manajemen kunci perusahaan untuk
meningkatkan risk taking manajemen terhadap tindakan penghindaran pajak,
seperti Minnick & Noga (2010), Amstrong, et al., (2012), Taylor & Richardson
(2014). Penelitian tersebut menemukan hasil bahwa kompensasi yang
diberikan kepada manajemen kunci memiliki pengaruh dengan arah positif
terhadap penghindaran pajak dan mendukung teori agensi. Akan tetapi,
beberapa penelitian lain yang dilakukan oleh Desai & Dharmapala (2006),
Zulma (2016) dan Amri (2017) menemukan hasil dengan arah berlawanan.
Penelitian secara empiris mengenai thin capitalization terhadap
penghindaran pajak, masih sedikit dilakukan. Sedangkan penelitian mengenai
kompensasi (memotivasi risk taking manajemen) terhadap penghindaran pajak
masih menimbulkan hasil yang tidak konsisten. Hal inilah yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh thin capitalization dan
karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci sebagai
pemoderasi terhadap penghindaran pajak”.
Penelitian ini merupakan replika dan pengembangan dari penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Khomsatun & Martani
(2015), Taylor & Richardson (2012), serta Judiman & Setiyono (2012).
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
7
1. Dalam penelitian Khomsatun & Martani (2015) untuk variabel thin
capitalization diukur menggunakan Debt to Asset Ratio (DTA)
sedangkan dalam penelitian ini variabel thin capitalization diukur
menggunakan Maximum Allowable Debt (MAD Ratio) dengan
melakukan pengecekan terhadap catatan atas laporan keuangan
perusahaan, mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh Taylor &
Richardson (2012);
2. Sampel perusahaan dalam penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2013-2015, sedangkan penelitian sebelumnya Khomsatun & Martani
(2015) menggunakan perusahaan manufaktur yang masuk ke dalam
indeks ISSI pada tahun 2011-2013, dan penelitian Taylor & Richardson
(2012) menggunakan sampel perusahaan publik yang terdaftar di
Australian Stock Exchange;
3. Penelitian terdahulu hanya menitik beratkan mengenai pengaruh karakter
eksekutif terhadap penghindaran pajak, sedangkan penelitian ini
menambahkan variabel kompensasi manajemen kunci sebagai moderasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah thin capitalization dan karakter eksekutif berpengaruh terhadap
penghindaran pajak?
8
2. Apakah kompensasi manajemen kunci dapat memoderasi pengaruh
karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh bukti empiris mengenai:
a. Pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif terhadap
penghindaran pajak;
b. Peran kompensasi manajemen kunci dalam memoderasi pengaruh
karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan
secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini, antara lain:
a. Kontribusi Teoritis
Manfaat penelitian yang diharapkan untuk kontribusi teoritis
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa Jurusan Akuntansi dan sebagai pembanding guna
menambah ilmu pengetahuan;
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana informasi dalam
ilmu pengetahuan akuntansi dan perpajakan bagi masyarakat
9
terutama mengenai tindakan penghindaran pajak dan bukti
empiris terkait hal-hal yang mempengaruhinya;
3) Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini;
4) Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta referensi
penulis mengenai topik terkait.
b. Kontribusi Praktis
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan untuk kontribusi
praktis antara lain adalah sebagai berikut:
1) Bagi pembuat kebijakan, sebagai pengetahuan agar dapat
memberikan perhatian yang lebih terhadap praktik
penghindaran pajak yang merugikan negara serta sebagai
bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan mengenai
aturan perpajakan yang lebih baik di masa yang akan datang;
2) Bagi investor, sebagai pengetahuan agar lebih berhati-hati
dalam menanamkan investasinya di perusahaan dan terhindar
dari dampak negatif yang akan ditimbulkan atas penghindaran
pajak yang dilakukan perusahaan;
3) Bagi perusahaan, agar perusahaan dapat mengelola sumber
daya manusia (pihak manajemen) yang dimiliki dengan lebih
baik guna meningkatkan kinerja dan kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan akuntansi dan perpajakan yang berlaku.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Dalam kaitan penghindaran pajak perusahaan, model kepatuhan
(deterrence model) yang dikembangkan Allingham dan Sandmo (1972)
yang menggambarkan bahwa individual setiap wajib pajak mencoba untuk
memaksimalkan utilitas melalui pengelakan pajak mungkin tidak dapat
diaplikasikan karena adanya perbedaan antara kepemilikan dan
pengelolaan (Lee, et al., 2015). Dalam kasus perusahaan, kompleksitas
yang muncul dikarenakan banyaknya pihak yang terlibat membuat teori
agensi lebih cocok digunakan untuk menggambarkan kegiatan
penghindaran pajak perusahaan.
Menurut teori keagenan (agency theory) yang dikemukakan oleh
Jensen & Meckling (1976), masalah agensi muncul ketika pemilik
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan
kemudian mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan
perusahaan tersebut kepada agent (Amri, 2017). Dengan adanya
keterbatasan pemilik dalam memantau agen, dalam beberapa situasi, teori
agensi mengasumsikan bahwa semua pihak bertindak untuk kepentingan
mereka sendiri. Oleh karena itu, timbul alasan untuk percaya bahwa
manajemen (jajaran eksekutif) selaku agen, tidak selalu bertindak untuk
11
kepentingan pemilik (Goodfrey, et al., 2010). Hal ini menggambarkan, baik
pemilik maupun manajemen dalam perusahaan memiliki tujuan masing-
masing di mana pemilik menginginkan manajemen bekerja untuk
memaksimalkan kekayaan pemilik, sedangkan manajemen ingin bekerja
untuk keuntungan mereka sendiri.
Masalah agensi dapat muncul ketika jajaran eksekutif selaku
manajemen memiliki preferensi yang berbeda dalam hal risiko. Manajemen
memiliki kekayaan baik keuangan maupun modal manusia yang terikat
dengan kekayaan perusahaan yang dipengaruhi oleh kinerja. Dari sudut
pandang manajer, reputasi dan nilai perusahaan akan mempengaruhi modal
manusia (pandangan pihak luar) yang dimilikinya, dalam hal ini manajer
akan lebih bersikap enggan menghadapi risiko yang mengancam tersebut
(Anthony & Govindarajan, 2005).
Manajemen (eksekutif) memiliki peran dalam setiap pengambilan
keputusan perusahaan (Dyreng, et al., 2010). Manajemen juga turut andil
dalam semua stategi perusahaan. Penghindaran pajak merupakan salah
satunya. Meskipun demikian, penghindaran pajak merupakan salah satu
tindakan yang berisiko karena dapat mencederai reputasi perusahaan
(Badertscher, et al., 2013). Tidak dapat dipungkiri, manajemen turut peduli
dengan reputasi yang dimiliki perusahaan (Graham, et al., 2014).
Salah satu dari dua mekanisme yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah agensi yang muncul adalah dengan pemberian kontrak
kompensasi insentif yang tepat (Anthony & Govindarajan, 2005). Paket
12
kompensasi insentif yang diberikan dapat memitigasi masalah agensi.
Paket kompensasi insentif akan memotivasi manajemen dalam
meningkatkan risk taking terhadap penghindaran pajak, sehingga tujuan
pemilik dan manajemen dapat terselaraskan.
2. Penghindaran Pajak
Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham (pemilik) melalui nilai perusahaan yang dapat dilakukan
dengan memperoleh laba secara maksimum. Terkait dengan hal ini, dalam
kajian manajemen pajak, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai hal tersebut adalah dengan efisiensi beban pajak dalam batas
yang tidak melanggar aturan. Hal ini dikarenakan beban pajak merupakan
salah satu faktor pengurang laba penghasilan (Pohan, 2013).
Sifat pajak dipungut oleh negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan (Resmi, 2013). Hal ini menjadikan pajak
sebagai pengeluaran yang mau tidak mau harus dibayarkan bagi individu
maupun perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai wajib pajak dan
berdampak terhadap penghasilan. Oleh karena itu, tidak semua wajib pajak
secara sukarela membayarkan kewajiban perpajakannya dan cenderung
berusaha meloloskan diri dari pajak dengan melakukan perlawanan yang
menjadi hambatan dalam pemungutannya. Baik itu berupa perlawanan
pasif maupun perlawanan aktif (Devano & Rahayu, 2006).
13
Penghindaran pajak menjadi salah satu bentuk perlawanan aktif wajib
pajak yang banyak digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Hanlon &
Heitzman (2010) mengenai ulasan literatur perpajakan yang ada selama
ini, menemukan bahwa pada dasarnya penghindaran pajak belum memiliki
definisi dan konstruk yang disepakati. Setiap peneliti memiliki definisi
tersendiri mengenai penghindaran pajak terkait apakah penghindaran
pajak merupakan tindakan yang diperkenankan (Khomsatun & Martani,
2015). Maka dari itu Hanlon & Heitzman (2010) mendefinisikan
penghindaran pajak sebagai pengurangan pajak eksplisit (Dyreng, et al.,
2008; Hanlon & Heitzman, 2010; Koester, et al., 2016). Dengan demikian
penghindaran pajak meliputi seluruh pengaruh menghematan pajak dari
segala aktivitas.
Tedapat perbedaan antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak.
Garis batasan antara penghindaran pajak dengan penggelapan pajak adalah
melanggar hukum atau tidaknya kegiatan tersebut. Penghindaran pajak
diartikan sebagai usaha untuk mengurangi kewajiban pajak yang bersifat
legal (lawful), sedangkan penggelapan pajak adalah usaha untuk
mengurangi kewajiban pajak yang bersifat melanggar hukum (unlawful)
(Lee, et al., 2015; Zain, 2005).
Praktik penghindaran pajak sendiri dilakukan meliputi pemanfaatan
kompleksitas perusahaan, teknik, dan celah (loopholes) dalam undang-
undang perpajakan (Dowling, 2013; Kanagaretnam, et al., 2014). Dalam
hal ini perusahaan memanfaatkan grey area, dengan menggunakan celah
14
dalam undang-undang yang terjadi karena adanya ketidakjelasan
menyangkut suatu definisi yang menyebabkan terjadinya multitafsir (Loen
& Meliala, 2009). Dengan begitu, dapat dikatakan konsep dari
penghindaran pajak adalah untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayarkan dengan menggunakan transaksi yang menyebabkan
pengurangan terhadap beban pajak (Khomsatun & Martani, 2015).
Zulma (2016) mengatakan, masih terdapat pro dan kontra mengenai
perhindaran pajak dalam perkembangannya. Terdapat anggapan bahwa,
penghindaran pajak dapat memberi manfaat melalui penghematan pajak
perusahaan, mengurangi risiko default bank, dan menurunkan biaya
pinjaman. Namun pendapat lain mengatakan sebaliknya, bahwa dampak
penghindaran pajak akan menimbulkan risiko pemeriksaan pajak dan
risiko agensi. Bagaimanapun dampak dari penghindaran pajak, dapat
dipahami bahwa penghindaran pajak merupakan perbuatan yang
berpotensi menyebabkan berkurangnya penerimaan kas negara (Loen &
Meliala, 2009).
3. Thin Capitalization
Thin capitalization sangat erat kaitannya dengan struktur modal.
Pada dasarnya thin capitalization merupakan pembentukan struktur modal
perusahaan dengan kombinasi kepemilikan utang yang lebih besar dari
modal (Khomsatun & Martani, 2015). Thin capitalization merujuk pada
keputusan investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnis
15
dengan mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan
modal dalam struktur modalnya (Taylor & Richardson, 2013). Hal ini
berlaku secara global. Dalam kasus internasional, praktik thin
capitalization banyak digunakan oleh perusahaan multinasional untuk
membiayai anak cabangnya. Oleh karena itu, menurut OECD report on tax
payer’s rights and obligation (1990) ketentuan mengenai thin
capitalization adalah untuk menggambarkan modal terselubung melalui
pinjaman yang berlebihan (Hutagaol, et al., 2007).
Praktik thin capitalization menimbulkan insentif pajak. Thin
capitalization dapat menjadi masalah dalam perpajakan dikarenakan
adanya perbedaan perlakuan antara investasi modal dan investasi utang.
Pada investasi modal, pengembalian modal dalam bentuk dividen akan
dikenakan pajak, sedangkan dalam kasus utang akan menimbulkan beban
bunga yang tidak dikenakan pajak karena merupakan deductible expenses
(Buettner, et al., 2012).
Ketetapan mengenai bunga sebagai beban yang boleh dikurangkan
dari penghasilan menurut fiskal di Indonesia diatur dalam pasal 6 (1) huruf
a UU RI No. 36 tahun 2008 mengenai pajak penghasilan. Dikatakan dalam
pasal 6 (1): “Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan”. Terkait dengan bunga, masih dalam pasal yang sama, huruf
16
a menjelaskan bahwa bunga termasuk ke dalam biaya yang secara
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha.
Menurut Gunadi (2007), terdapat beberapa cara pemberian pinjaman
yang dapat dilakukan dalam praktik thin capitalization, yaitu dengan
direct loan, back to back loan, dan paralel loan. Pada skema direct loan,
investor atau pemegang saham secara langsung memberikan pinjaman
kepada perusahaan (eksplisit), sedangkan skema back to back loan dan
paralel loan pinjaman tidak diberikan secara langsung. Pada skema back
to back loan pinjaman diberikan melalui mediator atau pihak ketiga
sebagai instrumen mediasi misalnya bank atau lembaga keuangan.
Investor atau perusahaan dalam satu kepemilikan yang sama
mendepositkan dananya ke bank, lalu bank tersebut akan memberikan
pinjaman kepada perusahaan anak.
Skema paralel loan lebih rumit dari dua skema sebelumnya, induk
perusahaan memberikan pinjaman kepada anak perusahaan lain yang
masih di bawah kepemilikan (induk utama) yang sama. Menurut Rahayu
(2010), Skema paralel loan dan back to back loan dalam thin
capitalization dianggap lebih aman karena pinjaman tidak langsung
berasal dari induk perusahaan.
Beberapa implikasi terhadap pajak penghasilan dapat ditimbulkan
dari strategi perusahaan (Taylor & Richardson, 2012). Perbedaan
perlakuan bunga dan dividen ini, dapat menjadi celah bagi strategi
penghindaran pajak (tax avoidance). Oleh karena itu, untuk meminimalisir
17
berkurangnya potensi pendapatan negara melalui pajak, beberapa negara
mengatur thin capitalization (Khomsatun & Martani, 2015). Aturan ini
menjadi solusi bagi masalah thin capitalization dengan membatasi jumlah
beban bunga pengurang pajak (Buettner, et al., 2012).
Berdasarkan country tax profil 2016 negara-negara Asia Pasifik
yang dikeluarkan oleh KPMG, aturan menengai thin capitlization belum
banyak diterapkan pada negara berkembang Asia Tenggara. Aturan thin
capitalization dapat berbentuk rasio utang terhadap modal (DER) ataupun
batas nilai wajar (arm’ lenght). Aturan mengenai thin capitalization
berbeda disetiap negara tergantung kepada kebutuhan dan kebijakan
negara tersebut. Melalui aturan thin capitalization perusahaan dapat
menghitung jumlah maksimum utang berbungan yang diperbolehkan
sebagai pengurang penghasilan yang disebut dengan “maximum allowable
debt” (Taylor & Richardson, 2012).
4. Karakter Eksekutif dan Risiko Perusahaan
Jajaran manajemen dan individu eksekutif selaku agen dalam
perusahaan berperan penting dalam setiap pengambilan keputusan
mengenai strategi perusahaan termasuk penghindaran pajak (Dyreng, et al.,
2010). Tax-minded eksekutif atau preferensi eksekutif dalam melakukan
penghindaran pajak pribadi mampu mempengaruhi perilaku eksekutif
terhadap penghindaran pajak perusahaan (Cavazos & Silva, 2015).
18
Penghindaran pajak merupakan salah satu tindakan berisiko. Hal ini
dikarenakan, penghindaran pajak dapat meningkatkan biaya perusahaan
dan manajer secara signifikan, seperti biaya untuk ahli pajak, waktu yang
dikhususkan untuk audit pajak, ancaman reputasi, dan denda yang
kemungkinan dikenakan oleh otoritas (Badertscher, et al., 2013).
Noor (2009) mengemukakan, manajemen termasuk eksekutif
memiliki sifat yang berbeda dalam menghadapi risiko. Adapun sifat
tersebut adalah risk taker/risk seeker, risk averse dan risk neutral. Lebih
lanjut Noor (2009) menjelaskan, manajemen/eksekutif dengan karakter
atau preferensi risko risk taker atau risk seeker merupakan eksekutif yang
cenderung lebih berani dan optimis. Apabila suatu peluang mampu
mendatangkan keuntungan yang diperoleh dan juga kemungkinan risiko
yang terjadi, maka manajemen dalam hal ini eksekutif akan mengambil
peluang tersebut, karena manajemen beranggapan risiko masih dalam
bentuk kemungkinan yang mungkin terjadi dan mungkin juga tidak.
Berbeda dengan risk taker, manajemen atau eksekutif dengan
karakter/preferensi risiko risk averse lebih cenderung menghindari risiko.
Manajemen lebih mempertimbangkan risiko dan cenderung berhati-hati
dalam pengambilan keputusan. Sedangkan risk neutral lebih rasional
terhadap risiko, dan menimbang antara keuntungan dan risiko yang
diterima.
Coles et al., (2004) dalam Budiman & Setiyono (2012)
menyebutkan, karakter eksekutif sebagai pengambil keputusan akan
19
tercermin melalui tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Hal ini
berarti, risiko perusahaan dapat mencerminkan policy yang diambil oleh
eksekutif sebagai pimpinan.
Paligorova (2010) mengartikan risiko perusahaan merupakan
volatilitas earning yang dapat diukur melalui stadar deviasi. Oleh karena
itu, risiko perusahaan dapat dimaknai sebagai penyimpangan dari earning
yang mengindikasikan semakin besar deviasi earning perusahaan, maka
akan semakin besar pula risiko yang ada (Budiman & Setiyono, 2012).
5. Kompensasi Manajemen Kunci
Kompensasi merupakan imbalan dan keuntungan yang diterima oleh
karyawan atas kinerja yang diberikan untuk mengelola perusahaan
(Hameed, et al., 2014). Kompensasi dapat berupa gaji, bonus, insentif dan
tunjangan/penghargaan baik secara langsung maupun tidak langsung,
dimana kompensasi dapat menciptakan motivasi keperilakuan dalam
organisasi (Anthony & Govindarajan, 2005). Hasiholan (2013)
berpendapat bahwa kompensasi merupakan aplikasi dari motivasi
organisasi. Selaras dengan hal tersebut, Taylor & Richardson (2014)
berpendapat bahwa salah satu motivasi personal manajemen kunci seperti,
dewan direksi dan jajaran eksekutif untuk melakukan tindakan
penghindaran pajak dapat disebabkan oleh remunerasi insentif.
Apabila dilihat dari sudut pandang teori agensi yang diperkenalkan
oleh Jensen & Meckling (1976), Insentif kompensasi dapat memitigasi
20
masalah agensi (Hanlon & Heitzman, 2010). Menurutnya, pada dasarnya
insentif kompensasi diberikan oleh pemegang saham agar eksekutif selaku
agen, bertindak memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Insentif
kompensasi akan mengurangi biaya agensi yang dikeluarkan oleh
perusahaan karena adanya hubungan erat antara kinerja dan pembayaran .
Karena didasarkan pada kinerja, maka penetapan jumlah insentif
kompensasi antar perusahaan tidaklah memiliki standar yang baku. Hal ini
menyebabkan berbagai variasi perhitungan. Insentif kompensasi dapat
diberikan atas perhitungan berdasarkan laba sebelum pajak (pre-tax) atau
atas perhitungan berdasarkan laba setelah pajak (after-tax incentive).
Eksekutif akan lebih memanfaatkan kompensasi berdasarkan laba
setelah pajak ketika perusahaan memiliki kredit pajak yang lebih besar.
Gaertner (2014) menemukan hubungan negatif antara penggunaan
kompensasi insentif setelah pajak terhadap Effective Tax Rate (ETR).
Ketika insentif kompensasi diberikan atas dasar laba setelah dikenakan
pajak, eksekutif akan cenderung malakukan tindakan penghindaran pajak
(memperkecil effective tax rate) guna memperbesar insentif kompensasi.
Namun apabila insentif kompensasi ditentukan berdasarkan laba sebelum
pajak, Eksekutif kurang termotivasi melakukan penghindaran pajak. Hal
ini berarti, manajemen akan cenderung oportunis melalui cara lain dan
bertindak sesuai bonus plan hypotesis dengan cara memperbesar laba
sebelum pajak yang menyebabkan asimetris informasi antara manajemen
dengan pemilik.
21
B. Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu mengenai thin capitalization, karakter eksekutif, kompensasi manajemen kunci dan
penghindaran pajak (tax voidance) terangkum dalam tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Grantly Taylor dan
Grant Richarson
(2012)
International Corporate
Tax Avoidance
Practices: Evidence
from Australian Firms
Variabel thin
capitalization dan
penghindaran pajak
Veriabel kompensasi
manajemen kunci dan
karakter eksekutif
Praktik thin
capitalization, income
shifting, multinationality,
dan tax haven utilization
berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
2. Thiess Buettner,
Michael Overesch,
Ulrich Schreiber,
Georg Wamser
(2012)
The Impact of Thin
Capitalization Rule on
the Capital Structure of
Multinational Firms
Variabel thin
capitalization
Veriabel kompensasi
manajemen kunci,
karakter eksekutif, dan
penghindaran pajak
Aturan mengenai thin
capitalization efektif
mengurangi insentif
pajak (penggunaan
internal loan) dalam
perencanaan pajak.
Bersambung ke halaman berikutnya
22
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Siti Khomsatun dan
Dwi Martani
(2015)
Pengaruh Thin
Capitalization dan
Assets Mix perusahaan
Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)
Terhadap Penghindaran
Pajak
Variabel thin
capitalization dan
penghindaran pajak
Veriabel kompensasi
manajemen kunci dan
karakter eksekutif
Perusahaan ISSI
mengurangi hubungan
antara total utang dan
assets mix dalam
penghindaran pajak.
Aturan mengenai thin
capitalization dapat
meminimalisir tindakan
penghindaran pajak
melalui utang berbunga.
4. Jaka Isgiyarta
(2014)
Tax Avoidance Through
Thin Capitalization
(Evidence from
Indonesian Firms)
Variabel thin
capitalization dan
penghindaran pajak
Variabel karakter
eksekutif dan
kompensasi
manajemen kunci
Thin capitalization
diukur menggunakan
cost of debt kurang
mempengaruhi
penghindaran pajak
sedangkan thin
capitalization yang
diukur menggunakan
debt to equity ratio
(DER) dan profitabilitas
berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Bersambung ke halaman berikutnya
23
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Khamoussi Halioui,
Souhir Neifar,
Fouad Ben
Abdelaziz
(2016)
Corporate Governance,
CEO Compensation
and tax aggressiveness:
Evidence from
American Firms Listed
on the NASDAQ 100
Variabel kompensasi
CEO dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization dan
karakter eksekutif
Kompensasi gaji
berpengaruh signifikan
negatif terhadap
penghindaran pajak.
Stock option incentive
berpengaruh signifikan
negatif terhadap
penghindaran pajak.
6. Grantley Taylor,
Grant Richardson
(2014)
Incentives for
Corporate Tax
Planning and
Reporting: Empirical
Evidence from
Australia
Kompensasi CEO, dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization dan
karakter eksekutif
Ketidakjelasan posisi
pajak, keahlian pajak
direksi dan remunerasi
manajemen kunci
berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
7. Fabio B. Gaertner
(2014)
CEO After-Tax
Compensation
Incentives and
Corporate Tax
Avoidance
Kompensasi CEO dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization dan
karakter eksekutif
Penggunaan kompensasi
insentif setelah pajak
berhubungan negatif
dengan ETR,dan
penggunaan kompensasi
insentif setelah pajak
memiliki hubungan
positif dengan
kompensasi kas CEO
Bersambung ke halaman berikutnya
24
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
8. Christipher S.
Armstrong,
Jennifer L. Blouin,
Alan D. Jagolinzer
(2015)
Corporate Governance,
Incentives, and Tax
Avoidance
Kompensasi
manajemen kunci dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization dan
karakter eksekutif
Insentif kompensasi
memiliki hubungan
positif terhadap
penghindaran pajak.
Terdapat hubungan yang
positif antara komisaris
independen terhadap low
level tax avoidance.
Terdapat hubungan
negatif antara komisaris
independen terhadap
high level tax avoidance
.
9. Judi Budiman,
Setiyono
(2012)
Pengaruh Karakter
Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak
(Tax Avoidance)
Karakter Eksekutif
dan penghindaran
pajak
Variabel thin
capitalization dan
kompensasi
manajemen kunci
Eksekutif dengan
karakter risk taker
berpengaruh signifikan
positif terhadap
penghindaran pajak.
10. Scott D. Dyreng,
Michelle Hanlon,
Edward L. Maydew
(2010)
The Effects of
Executives on
Corporate Tax
Avoidance
Individu eksekutif dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization dan
kompensasi
manajemen kunci
Eksekutif individu
mempengaruhi keputusan
penghindaran pajak
Bersambung ke halaman berikutnya
25
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. Nova Novita
(2016)
Executives Characters,
Gender and Tax
Avoidance: A Study on
Manufacturing
Companies in Indonesia
Karakter eksekutif dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization dan
kompensasi
manajemen kunci
Karakter eksekutif
berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Eksekutif laki-laki lebih
berani mengambil resiko
penghindaran pajak
dibandingkan eksekutif
perempuan.
12. Umi Hanafi,
Puji Harto
(2014)
Analisis pengaruh
Kompensasi Eksekutif,
Kepemilikan Saham
Eksekutif dan
Preferensi Risiko
Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak
Perusahaan.
Variabel preferensi
risiko, kompensasi
eksekutif, dan
penghindaran pajak
Variabel thin
capitalization
Kompensasi eksekutif
dan kepemilikan saham
eksekutif memiliki
pengaruh positif
signifikan terhadap
penghindaran pajak.
Eksekutif dengan
karakter risk taker juga
berpengaruh positif
terhadap penghindaran
pajak.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
26
C. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam
gambar 2.1 berikut ini:
Pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif dengan kompensasi
manajemen kunci sebagai pemoderasi terhadap penghindaran pajak
Basis Teori: Teori agensi, penghindaran pajak, karakter eksekutif dan
kompensasi manajemen kunci
Model Analisis:
Analisis Regresi Berganda
Moderated Regression Analysis (MRA)
Analisis Data:
Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Penerimaan negara tidak mencapai target dan maraknya kasus
penghindaran pajak
Thin Capitalization
Kompensasi Manajemen Kunci
Karakter Eksekutif
Penghindaran Pajak
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
27
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Hipotesis
1. Thin Capitalization dan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki dua sumber
modal yang dapat mejadi pilihan, yaitu baik berupa utang maupun modal
sendiri. Penelitian terdahulu mengakui bahwa beban bunga mampu
menjadi pengurang penghasilan kena pajak dan menjadi insentif pajak
(Stickney & McGee, 1982; Gupta & Newberry, 1997; Richardson & Lanis,
2007). Mekanisme pembentukan struktur modal dengan struktur utang
yang lebih besar dari ekuitas (thinly capitalization) memiliki banyak
dampak. Utang yang diberikan menimbulkan beban bunga, dimana
perlakuan bunga dalam perpajakan berbeda dengan pelakuan dividen.
Beban bunga dalam ketentuan perpajakkan diperkenankan sebagai
pengurang peghasilan (Buettner, et al., 2012). Hal ini menimbulkan celah
dan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak
melalui pemanfaatan bunga.
Penelitian Tylor & Richadrson (2012) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan antara praktik thin
capitalization terhadap praktik penghindaran pajak internasional di
Australia. Perusahaan yang mendekati ataupun melebihi batas bunga yang
diperkenankan oleh aturan thin capitalization cenderung melakukan
penghindaran pajak. Selaras dengan itu, Khomsatun dan Martani (2015)
menemukan bahwa praktik thin capitalization juga berpengaruh terhadap
penghindaran pajak dan aturan mengenai pembatas utang berbunga mampu
28
menurunkan hubungan positif antara thin capitalization dan penghindaran
pajak.
Isgiyarta (2014) melakukan penelitian mengenai praktik
penghindaran pajak melalui thin capitalization dengan menggunakan
pengukuran cost of debt, debt to equity ratio (Rasio DER) dan hubungan
terbalik antara profitabilitas sebagai proksi thin capitalization terhadap
penghindaran pajak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa thin
capitalization dengan menggunakan pengukuran debt to equity ratio
mengindikasikan adanya pengaruh yang positif terhadap penghindaran
pajak. Lebih lanjut Isgiyarta menjelaskan, hal ini berarti semakin besar debt
to equity ratio perusahaan, terdapat indikasi bahwa perusahaan
memanfaatkan beban bunga dalam utang tersebut sebagai strategi
penghindaran pajak.
Hasil lainnya mengenai thin capitalization didapatkan melalui
penelitian yang dilakukan oleh Ismi & Linda (2016). Penelitian tersebut
mengambil lingkup yang lebih sempit, yaitu perusahaan yang masuk ke
dalam indeks syariah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam
lingkup penelitian yang lebih sempit dan pembatasan utang yang lebih ketat
seperti pada perusahaan yang masuk ke dalam indeks syariah (Jakarta
Islamic Index), celah pengelolaan optimalisasi kepemilikan utang terkait
pengelolaan pajak lebih sedikit, sehingga thin capitalization tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
29
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
adalah sebagai berikut:
H1 : Thin capitalization berpengaruh terhadap penghindaran
pajak (tax avoidance).
2. Karakter/Preferensi Risiko Eksekutif dan Penghindaran pajak
Penghindaran pajak yang terjadi merupakan praktik yang dilakukan
secara sengaja. Praktik penghindaran pajak dapat dianggap sebuah stategi
(Minnick & Noga, 2010; Hanlon & Heitzman, 2010; Chen, et al., 2014;
Lee, et al., 2015) dan merupakan hasil kebijakan perusahaan (Hanafi &
Harto, 2014). Dalam konteks penghindaran pajak perusahaan di mana
kepemilikan dan manajemen perusahaan dilakukan oleh pihak yang
berbeda, jajaran eksekutif sebagai pihak manajemen yang berwenang untuk
membuat keputusan strategis perusahaan memainkan peranan penting
dalam kebijakan ini.
Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa eksekutif memiliki
peranan yang sangat penting dalam penghindaran pajak. Dyreng et, al.,
(2010) membuktikan secara empiris bahwa eksekutif secara individu
mampu mempengaruhi keputusan perusahaan dalam penghindaran pajak.
Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa individual eksekutif
menunjukkan kecenderungan yang berbeda terhadap keputusan
penghindaran pajak perusahaan.
30
Penelitian lainnya mengenai eksekutif dilakukan oleh Cavazos &
Silva (2015) mereka meneliti mengenai keterkaitan antara preferensi pajak
eksekutif dengan dividen perusahaan dan kebijakan pajak. Penelitian
tersebut memperoleh hasil bahwa tax-minded eksekutif mempengaruhi
perilaku eksekutif terhadap penghindaran pajak perusahaan. Eksekutif
yang cenderung melakukan perlindungan (penghindaran) pajak pribadi,
juga menerapkan strategi minimalisasi pajak dalam level perusahaan yang
dipimpinnya guna melindungi pajak pemegang saham dan kas pajak
perusahaan.
Secara garis besar, penelitian-penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa penghindaran pajak dapat terpengaruh oleh internal
karakter/preferensi eksekutif itu sendiri. Terdapat tiga karakter/preferensi
eksekutif dalam menghadapi tindakan berisiko, yaitu risk taker/seeker, risk
neutral, dan risk averse (Noor, 2009; Halim, 2005).
Eksekutif yang memiliki karakter atau preferensi risko risk taker/risk
seeker merupakan eksekutif yang cenderung lebih berani dan optimis.
Apabila suatu peluang mampu mendatangkan keuntungan yang diperoleh
dan juga kemungkinan risiko yang terjadi, maka manajemen dalam hal ini
eksekutif akan mengambil peluang tersebut, karena manajemen
beranggapan risiko masih dalam bentuk kemungkinan yang mungkin
terjadi dan mungkin juga tidak (Noor, 2009).
Berbeda dengan risk taker, manajemen atau eksekutif dengan
karakter/preferensi risiko risk averse lebih cenderung menghindari risiko.
31
Eksekutif risk averse lebih mempertimbangkan risiko dan cenderung
berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks penghindaran
pajak, eksekutif risk averse berasumsi dan beranggapan penghindaran
pajak merupakan aktivitas berisiko yang sulit dikendalikan dan
menimbulkan biaya yang signifikan, termasuk di dalamnya risiko reputasi,
pemeriksaan pajak dan denda otoritas perpajakan (Badertscher, et al.,
2013).
Penelitian yang lebih spesifik mengenai karakter/preferensi risiko
eksekutif dilakukan oleh Budiman & Setiyono (2012). Penelitian tersebut
membuktikan bahwa karakter risk taker berpengaruh positif terhadap
penghindaran pajak. Semakin eksekutif memiliki karakter/perferensi risk
taker, maka semakin berani pula eksekutif untuk menaikan cash flow
perusahaan melalui tax saving, sehingga tingkat penghindaran pajak
perusahaan juga akan semakin tinggi.
Penelitian Hanafi & Harto (2014), Swingly & Sukartha (2015), dan
Alviyani (2016) juga menemukan hasil yang serupa dengan Budiman &
Setiyono (2012), bahwa karakter eksekutif mempengaruhi penghindaran
pajak yang dilakukan perusahaan. Eksekutif yang berani mengambil risiko
akan lebih memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak dibandingkan
dengan eksekutif yang tidak berani mengambil risiko.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan karakter eksekutif
dengan penghindaran pajak dapat dirumuskan dalam hipotesis berikut:
32
H2: Karakter/preferensi risiko eksekutif berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance).
3. Kompensasi Manajemen Kunci Terhadap Hubungan antara Karakter
Eksekutif/Preferensi Risiko dan Penghindaran Pajak
Dalam kajian teori agensi, tujuan adanya paket kompensasi baik
berupa kompensasi jangka pendek maupun kompensasi jangka panjang
adalah untuk menyelaraskan kepentingan antara prinsipal dan agen. Maka
dapat dikatakan, paket kompensasi yang diterima manajemen termasuk
eksekutif diharapkan mampu mempengaruhi preferensi, sikap dan perilaku
agen, termasuk terhadap risiko (Anthony & Govindarajan, 2005).
Dengan adanya kompensasi, prinsipal berharap manajemen selaku
agen dapat meningkatkan perilaku atau karakter mereka untuk
lebih/semakin risk taker. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa
kompensasi mampu menyeimbangkan tujuan prinsipal dalam
meningkatkan kinerja perusahaan (Jensen & Murphy, 1990).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Minnick & Noga (2010);
Armstrong, et al., (2012); Hasiholan, (2013); Taylor & Richardson (2014);
Armstrong, et al., (2015) menemukan bukti bahwa kompensasi insentif
yang diberikan kepada manajemen memiliki pengaruh positif terhadap
penghindaran pajak. Besaran paket kompensasi yang diberikan mampu
meningkatkan risk taking manjemen dalam penghindaran pajak.
33
Namun beberapa penelitian menemukan arah sebaliknya, besaran
kompensasi manajemen menurunkan penghindaran pajak (Zulma, 2016;
Amri, 2017). Penelitian zulma (2016); menyatakan perusahaan (prinsipal)
dalam konteks penelitian yang dilakukannya cenderung khawatir terhadap
risiko hukum yang timbul atas penghindaran pajak yang agresif, sehingga
perusahaan menggunakan mekanisme kompensasi untuk membatasi
keputusan oportunis manjemen. Begitu pula dengan penelitian Amri
(2017), Besaran paket kompensasi yang diberikan kepada manajemen
dapat mendorong manajemen untuk melakukan efisiensi beban melalui
mekanisme lain selain penghindaran pajak.
Berdasarkan uraian di atas, maka diduga bahwa kompensasi
manajemen kunci merupakan variabel moderasi antara karakter eksekutif
terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
H3: Kompensasi manajemen kunci dapat memoderasi hubungan
antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak (Tax
Avoidance).
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
kausalitas, yaitu penelitian guna menemukan penyebab dari satu atau lebih
masalah (Sekaran, 2015). Adapun ruang lingkup penelitian ini, dibatasi pada
penghindaran pajak. Populasi dalam penelitian ini dibatasi pada perusahaan
industri manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
periode dibatasi selama 3 tahun mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2015.
Perusahaan manufaktur dipilih karena kegiatan usaha ini mendominasi
perusahaan yang terdaftar di BEI dan memiliki karakteristik yang hampir
serupa antar perusahaan. Selain itu, untuk ketentuan hutang, perusahaan
manufaktur tidak dipengaruhi ketentuan perpajakan tertentu layaknya
perusahaan bidang keuangan, properti, konstruksi dan tambang. Tahun
penelitian 2013-2015 dipilih karena pada tahun 2013 untuk pertama kalinya
setelah adanya perubahan tarif pajak pada tahun 2011, revisi APBN (APBN-P)
diturunkan dari target penerimaan negara, namun realisasi penerimaan negara
tetap tidak memenuhi target dan hal ini mencapai titik terendah pada 2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan tertentu
35
(judgement sampling). Judgement sampling merupakan teknik penarikan
sampel atas penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
konsisten dalam kurun waktu 2013-2015;
2. Memiliki tahun buku yang berakhir pada 31 Desember;
3. Menggunakan mata uang rupiah dan tidak mengalami kerugian selama
tahun 2013 sampai 2015;
4. Memiliki dan menyajikan data terkait variabel penelitian yang
diperlukan;
5. Tidak memiliki nilai Cash Effective Tax Rete (CETR) di atas 1.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media sebagai perantara.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa
laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sampel pada tahun 2013
hingga tahun 2015. Data yang dikumpulkan berupa data panel yang diperoleh
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), www.idx.co.id dan situs resmi
perusahaan sampel terkait yang dapat diakses.
36
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini melakukan analisis terhadap statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, dan uji hipotesis. Keseluruhan uji dilakukan dengan SPSS versi 22. Uji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua model,
yaitu model regresi berganda dan model interaksi/Moderate Regression
Analysis (MRA). Tingkat kepercayaan dalam penelitian ini ditentukan sebesar
95% dengan margin of error 0,05 atau 5%.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik variabel penelitian yang diuji. Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, jumlah (sum),
range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2016).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan
keyakinan bahwa data yang digunakan dan model penelitian dapat
mewakili ketepatan estimasi dan tidak bias. Untuk melakukan uji asumsi
klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan 4 uji asumsi klasik,
yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji hetereskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual dari variabel dependen dan
37
veriabel independen (bebas) memiliki distribusi normal. Hal ini
dilakukan karena salah satu asumsi dalam penggunaan statistik
parametrik adalah multivariate normality, yaitu asumsi bahwa setiap
variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal
(Ghozali, 2016).
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual data yang uji
berdistribusi dengan normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan
analisis grafik melalui grafik histogram dan garafik normal Probability
Plot (P-Plot), dan dengan menggunakan uji statistik (Ghozali, 2016).
Penelitian ini menggunakan kedua analisis tersebut baik dengan
analisis grafik maupun uji statistik.
Mula-mula peneliti melakukan uji normalitas menggunakan
analisis grafik histogram, lalu setelah itu menggunakan analisis grafik
normal probability-plot. Analisis dengan menggunakan grafik
histogram dilakukan dengan melihat apakah data observasi memiliki
pola distribusi yang mendekati distribusi normal, yaitu pola lonceng
yang tidak melenceng ke kiri atau pun kanan. Sedangkan pada grafik
normal P-Plot, deteksi normalitas dilakukan dengan melihat
penyebaran titik pada sumbu diagonal grafik. Apabila data menyebar
jauh dari diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memiliki residual yang tidak berdistribusi dengan normal,
namun apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
38
garis diagonal tersebut, maka model regresi berdistribusi dengan
normal dan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2016).
Setelah melakukan analisis menggunakan grafik, peneliti akan
menguji dan membandingkan analisis tersebut dengan melakukan uji
statistik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Hal ini dilakukan karena analisis normalitas dengan hanya
menggunakan grafik menjadi bias apabila tidak menyimpulkan secara
hati-hati (Ghozali, 2016). Uji statistik ini dilakukan dengan melihat
nilai kurtosis dan skewness dari residual dengan membuat hipotesis:
H0: Data residual berdistribusi normal;
HA: Data residual berdistribusi tidak normal.
Menurut Ghozali (2016), apabila nilai probabilitas asymp. sig
residual lebih besar (>) dari signifikansi 0,05, maka H0 diterima, atau
dengan kata lain data berdistribusi dengan normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya
korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, untuk menguji masalah
multikolinearitas dalam model regresi, peneliti melihat nilai Variance
Infaltion Factor (VIF) dan Tolerance. Menurut Ghozali (2016), apabila
39
nilai Tolerance di bawah 0.10 dan nilai VIF di atas 10, maka model
regresi dikatakan mengalami masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau jika tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Mendeteksi masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan
menggunakan dua cara, yaitu melalui scatterplot dengan melihat pola
penyebaran titik, dan melalui uji statistik. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan kedua cara tersebut.
Mula-mula peneliti melakukan analisis terhadap scatterplot dengan
melihat nilai prediksi ZPRED (variabel independen) dengan SRESID
(nilai residual). Analisis dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot. Menurut Ghozali (2016), apabila tidak
terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Sama halnya dengan uji normalitas, analisis grafik pada uji
heteroskedastisitas juga memiliki kelemahan yang signifikan. jumlah
40
pengamatan mempengaruhi hasil ploting pada grafik scatterplot
(Ghozali, 2016). Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji glejser. Menurut Gujarati (2003) dalam
Ghozali (2016), uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut
residual dengan variabel independen. Apabila nilai signifikansi lebih
besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedastisitas dan
sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat masalah
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear teradapat korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada
periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, dapat dikatakan terjadi masalah
autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu
observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi
yang terbebas dari autokolerasi (Ghozali, 2016).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik non-
parametik run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak. Analisis run test dilakukan
dengan melihat nilai probabilitas asymp. sig (2-tailed), jika nilai
probabilitas di atas 0,05 maka dapat dikatakan tidak terdapat hubungan
korelasi. Apabila antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka
41
dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random dan data
penelitian terbebas dari masalah autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
Dalam pengujian hipotesis regresi berganda, penulis melakukan
analisis terhadap koefisien determinasi dan uji analisis menggunakan
uji indvidual (uji t).
1) Koefisien determinasi
Koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai Adjusted R2 yang kecil menunjukkan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan
hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mempredikdi
variase variabel dependen (Ghozali, 2016).
2) Uji analisis
Metode yang digunakan peneliti dalam uji regresi ini adalah
regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda adalah
hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen
(variabel thin capitalization dan variabel karakter eksekutif)
dengan variabel dependen (penghindaran pajak yang diproksikan
42
dengan CETR). Model ini digunakan untuk menguji apakah ada
hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk meneliti
seberapa besar pengaruh antara variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. adapun rumus yang digunakan:
CETRit = β0 + β1 TCAPit + β2 KEit + e
Dimana:
CETR = Cash Effective Tax Rate
TCAP = Thin Capitalization
KE = Karakter Eksekutif
β = Bilangan Kostanta (harga Y, bila X=0)
e = error
b. Pengujian Hipotesis Moderate Regression Analysis
Dalam menguji variabel moderasi kompensasi manajemen kunci,
peneliti mengunakan uji interaksi Moderate Regression Analysis
(MRA). Dalam MRA penulis melakukan analisis terhadap koefisien
determinasi, uji simultan/uji statistik fisher (F) dan uji analisis
menggunakan uji indvidual (uji t). MRA digunakan untuk menguji
hubungan interaksi antara karakter eksekutif dengan kompensasi
manajemen kunci terhadap penghindaran pajak (H3), dengan model
penelitian:
CETRit = β0 + β1 KEit + β2 KOMPit + β3 KEit *KOMP + e
Dimana:
43
CETR = Cash Effective Tax Rate
KE = Karakter Eksekutif
KOMP = Kompensasi Manajemen Kunci
KE*KOMP = Interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan
variabel kompensasi manajemen kunci
β = Bilangan Kostanta (harga Y, bila X=0)
e = error
1) Koefisien Determinan (Adjusted R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen.
Jika nilai Adjusted R2 bernilai besar, maka variabel bebas dapat
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika (Adjusted R2)
bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variabel dependen sangat terbatas. Secara umum koefisien
determinasi untuk crossection relatif rendah karena adanya variasi
yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk
data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi (Ghozali, 2016).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel dependen, (R2) pasti meningkat, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu, banyak
44
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada
saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai
adjusted R2 dapat naik dapat turun apabila satu variabel independen
ditambahkan dalam model (Ghozali, 2016).
2) Uji Statistik Fisher (F)
Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah variabel-variabel
independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen. Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan
variabel independen terhadap satu variabel dependen secara bebas
dengan signifikan sebesar 0,05 dapat disimpulkan (Ghozali, 2016).
a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, ini
berarti menyatakan bahwa seluruh variabel mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat.
b) Jika nilai signifkan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini
berarti menyatakan bahwa seluruh variabel tidak mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen atau
terikat.
3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini nilai
signifikan t < 0,05 (5%) maka hasilnya signifikan atau Ha diterima,
45
berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
secara individual terhadap dependen (Ghozali, 2016).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian, berikut dengan operasional dan
pengukurannya.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak
(tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan upaya pengurangan pajak
secara eksplisit (Dyreng, et al., 2008; Hanlon & Heitzman, 2010; Koester,
et al., 2016). Penghindaran pajak dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai usaha untuk mengurangi kewajiban pajak yang bersifat legal.
Dalam penelitian ini, penghindaran pajak diukur dengan
menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR) seperti yang dilakukan
Dyreng, et al., (2010); Taylor & Richardson, (2012); Budiman & Setiyono
(2012). CETR digunakan agar dapat mengetahui perbandingan antara kas
yang benar-benar dikeluarkan pada tahun bersangkutan dengan laba
sebelum pajak, sehingga diketahui tarif pajak efektif perusahaan dan dapat
dibandingkan dengan tarif pajak badan dalam aturan undang-undang
perpajakan. Semakin rendah nilai CETR maka mengindikasikan semakin
tingginya tingkat penghindaran pajak.
CETR = 𝐾𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
46
2. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas thin capitalization dan karakter eksekutif.
Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Thin Capitalization
Thin capitalization merupakan pembentukan struktur modal
dengan kombinasi kepemilikan utang yang lebih besar dari ekuitas
(Khomsatun & Martani, 2015). Dengan kata lain, semakin besar
perbandingan rasio utang (berbunga), maka perusahaan akan semakin
mengalami thin capitalization. Thin capitalization juga merujuk pada
keputusan investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnis
dengan mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan
modal saham dalam struktur modalnya (Taylor & Richardson, 2013).
Posisi thin capitalization dihitung dengan menggunakan batas
utang berbunga dengan menggunakan MAD ratio (Maximum
Allowable Debt) (Taylor & Richardson, 2012). Dikarenakan sebelum
tahun 2016 penggunaan aturan 4:1 atau 80% utang berbunga terhadap
total aset belum diberlakukan, maka penulis menggunakan
perbandingan 3:1 atau 75% utang berbunga terhadap total aset dengan
pertimbangan perbandingan 3: 1 sebagai aturan yang paling banyak
diterapkan pada negara Asia Pasifik menurut country tax profile
KPMG. Semakin nilai MAD ratio mendekati atau melewati 1, maka
mengindikasikan semakin tinggi thin capitalization.
47
Dimana:
Average Interest Bearing Debt = Total utang dengan bunga (IBL)
SHDA = (Rata-rata total aset–non_IBL)x 75%
b. Karakter Eksekutif
Karakter eksekutif dalam penelitian ini merupakan
perilaku/preferensi terhadap risiko yang dimiliki oleh jajaran eksekutif
(Budiman & Setiyono, 2012). Karakter Eksekutif menunjukkan
apakah eksekutif bersifat risk taker atau risk averse terhadap berbagai
tindakan termasuk keputusan penghindaran pajak. Karakter eksekutif
tercermin melalui risiko perusahaan (Paligorova, 2010), yaitu
penyimpangan atau deviasi standar dari earning. Semakin tinggi
earning maka akan semakin tinggi risiko perusahaan.
Proksi yang digunakan dalam karakteristik eksekutif dalam
penelitian ini mengikuti Budiman dan Setiyono (2012), yaitu
menggunakan risiko perusahaan yang diukur menurut pengukuran
risiko Paligorova (2010). Adapun perhitungan risiko perusahaan
tersebut adalah dengan standar deviasi EBITDA (Earning Before
Interest Tax Depreciation and Amortization) dibagi dengan total aset
perusahaan. EBITDA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
𝑀𝐴𝐷 = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑏𝑒𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑆𝐻𝐷𝐴 (𝑆𝑎𝑓𝑒 𝐻𝑎𝑟𝑏𝑜𝑟 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡)
48
perusahaan dengan menghitung pendapatan operasi bisnis inti.
Semakin besar risiko perusahaan semakin menunjukkan bahwa
eksekutif bersifat risk taking dan sebaliknya.
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah kompensasi
manajemen kunci. Kompensasi manajemen kunci dalam penelitian ini
merupakan penghargaan (imbalan dan keuntungan) yang diterima oleh
jajaran eksekutif dan manajemen kunci termasuk dewan komisaris dan
direksi atas kinerja yang diberikan untuk mengelola perusahaan
(Hameed, et al., 2014).
Pengukuran yang digunakan untuk mengukur kompensasi
manajemen kunci dalam penelitian ini mengikuti pendekatan yang
dilakukan oleh Armstrong et, al. (2012) dan Taylor & Richardson
(2014). Kompensasi manajemen kunci dihitung berdasarkan nilai total
paket kompensasi yang diberikan kepada manajemen kunci yang
mencakup gaji, tunjangan, bonus, insentif dan pembayaran lain yang
diterima diterima oleh dewan komisaris dan direksi selama setahun.
Total kompensasi dilihat dalam pengungkapan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
49
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
pengukuran
Penghindaran
pajak
Ref: Dyreng, et
al. (2010)
Diukur dengan CETR, yaitu pembayaran
kas beban pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak.
= 𝐾𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Rasio
Thin
capitalization
Ref: Tylor &
Richardson
(2012)
Dihitung dengan menggunakan
menggunakan MAD ratio (Maximum
Allowable Debt).
= 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑆𝐻𝐷𝐴 (𝑆𝑎𝑓𝑒 𝐻𝑎𝑟𝑏𝑜𝑟 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡)
Rasio
Karakter
Eksekutif
Ref: Budiman &
Setiyono (2012);
Paligorova (2010)
Diukur melalui risiko perusahaan.
= Standar deviasi EBITDA/total aset
Rasio
Kompensasi
Manajemen
Kunci
Ref: Amstrong, et
al., (2012);
Taylor &
Richardson
(2014)
Dihitung dengan menggunakan total
kompensasi dewan komisaris dan direksi
selama setahun.
Nominal
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
50
BAB IV
ANALISI DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan dan tahunan emiten dengan menggunakan
populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode tahun 2013-2015. Laporan keuangan dan tahunan tersebut
diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat
www.idx.co.id dan website resmi perusahaan bersangkutan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun pengamatan yang dipilih secara
purposive sampling, yaitu dengan penentuan sampel sesuai kriteria tertentu.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersaji
dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar konsisten selama tiga
tahun berturut-turut di BEI dari tahun 2013-2015 133
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki tahun buku
yang berakhir pada 31 Desember (3)
Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi dan tidak
menggunakan mata uang rupiah dalam pelaporan keuangan (65)
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap
terkait variabel penelitian (20)
Perusahaan manufaktur dengan CETR di atas 1 (7)
Jumlah sampel penelitian terpilih 38
Jumlah sampel selama periode pengamatan (3 tahun) 114
Sumber: Data sekunder diolah
51
Namun, setelah data mengalami pengolahan uji asumsi klasik pada
program SPSS versi 22, data mengalami outlier sehingga terdapat beberapa
data yang dikeluarkan dari sampel.
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian (Lanjutan)
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Jumlah sampel selama periode pengamatan (3 tahun) 114
Data Outlier (3)
Jumlah data yang diolah 111
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil seleksi sampel penelitian dalam tabel 4.1 di atas, dapat
dilihat bahwa terdapat 111 jumlah data tahun perusahaan yang digunakan
sebagai sampel untuk 3 tahun periode pengamatan. Sampel tersebut dipilih
karena telah memenuhi kriteria umum yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan analisis penelitian. Adapun daftar nama perusahaan yang digunakan
sebagai sampel penelitian ini terlampir dalam lampiran 1.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi thin
capitalization (TCAP), Karakter Eksekutif (KE) yang diproksikan dengan
risiko perusahaan, Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP) dan
penghindaran pajak yang diproksikan oleh Cash Effective Tax Rate
52
(CETR). Adapun desktiptif statistik dari keempat variabel tersebut dapat
terlihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TCAP 111 ,00254 ,99900 ,3722414 ,23629979
KE 111 ,00247 ,09182 ,0249442 ,01912621
KOMP 111 1380444857 1100000000000 80674608600 194170991710
CETR 111 ,08318 ,86446 ,3536693 ,15701340
Valid N
(listwise) 111
Sumber: Data sekunder diolah
Variabel dependen penghindaran pajak yang diproksikan dengan
CETR mempunyai nilai minimum sebesar 0,08318 dan nilai maksimum
sebesar sebasar 0,86446. Apabila diperhatikan, nilai mean atau rata-rata
dari CETR adalah sebesar 0,3537 dengan sandar deviasi sebesar 0,1570,
hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia
cenderung melakukan penghindaran pajak pada level yang dapat diterima
dengan nilai CETR yang tidak terlalu beragam.
Tabel 4.2 juga memperlihatkan bahwa variabel thin capitalization
(TCAP) menunjukkan hasil mean yang cukup kecil yaitu sebesar 0,3722
atau sebesar 37,22% di bawah batas rasio utang dengan standar deviasi
sebesar 0,2363. Nilai minimum dari thin capitalization (TCAP) adalah
sebesar 0,0025, sedangkan nilai maksimum dari thin capitalization adalah
sebesar 0,9990. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di
Indonesia cenderung patuh.
53
Selanjutnya dapat dilihat, nilai rata-rata pada variabel Karakter
Eksekutif (KE) adalah sebesar 0,0249 dengan standar deviasi sebesar
0,0191. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data variabel karakter
eksekutif tidak terlalu beragam antara perusahaan manufaktur satu dengan
perusahaan manufaktur lainnya. Nilai mean karakter eksekutif berada di
atas nilai mediannya yang sebesar 0,0208 (lampiran 3), hal ini
menunjukkan bahwa karakter eksekutif perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel penelitian lebih cenderung risk averse. Nilai minimum
karakter eksekutif adalah sebesar 0,00247, sedangkan nilai maksimum
karakter eksekutif adalah sebesar 0,09182.
Selanjutnya pada variabel moderasi dalam penelitian ini, rata-rata
besaran kompensasi yang diterima oleh manajemen kunci perusahaan
(termasuk jajaran eksekutif) adalah sebesar Rp80.674.608.600 dengan
nilai maksimum sebesar Rp1.100.000.000.000 dan nilai minimum sebesar
Rp1.380.444.857. Hal ini menunjukkan bahwa paket kompensasi yang
diberikan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia cukup besar dan
bervariasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, dilakukan empat uji asumsi klasik untuk
menentukan apakah data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
memberikan hasil yang valid guna pengambilan kesimpulan. Adapun hasil
keempat uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:
54
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi penelitian ini, nilai pengganggu atau residual yang digunakan
berdistribusi secara normal atau tidak. Menurut Ghozali (2016), sebuah
penelitian yang baik, merupakan penelitian yang memiliki data
berditribusi normal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji
normalitas dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Pengambilan kesimpulan normal atau tidaknya suatu data, dilakukan
dengan melihat nilai probabilitas asymp. sig hasil penguijan
Kolmogorov-Smirnov. Nilai residual terstandarisasi dapat dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai probabilitas asymp. sig > 0,05.
Berikut merupakan tabel yang menyajikan hasil uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) dalam penelitian ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
N
Unstandardized
Residual
114
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,15432205
Most Extreme
Differences
Absolute ,118
Positive ,118
Negative -,079
Test Statistic ,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder diolah
55
Nilai probabilitas asymp. sig. (2-tailed) pada tabel 4.3 yang
merupakan hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil
sebesar 0,001. Nilai tersebut di bawah nilai signifikan 0,05 yang berarti
data tidak berdistribusi dengan normal. Untuk mengatasi hal tersebut,
menurut Ghozali (2016) dapat dilakukan transformasi data dan
melakukan screening data outlier. Transformasi data dalam penelitian
ini dilakukan dengan Logaritma Natural (Ln) sebagai pengobatan.
Berikut dalam tabel 4.4 disajikan hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
setelah transformasi dan screening data outlier dilakukan:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Setelah
Transformasi dan Screening data Outlier
N
Unstandardized
Residual
111
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,40880632
Most Extreme
Differences
Absolute ,071
Positive ,065
Negative -,071
Test Statistic ,071
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data sekunder diolah
Nilai asymp. sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov
adalah sebesar 0,200. Nilai tersebut berada di atas nilai signifikan 0,05.
Dengan demikian dapat dikatakan nilai residual data berdistribusi
56
dengan normal dan telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil ini
konsisten dengan hasil analis grafik histogram dan grafik normal P-Plot
yang ditunjukkan dalam gambar 4.1 dan gambar 4.2 berikut ini:
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-Plot
57
Kedua grafik di atas menunjukkan, baik grafik histogram maupun
grafik normal P-Plot memiliki pola distribusi nilai residual data yang
normal. Pada grafik histogram, grafik membentuk pola lonceng, dan
pada grafik normal P-Plot jumlah titik yang mewakili sampel dalam
penelitian menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal tersebut.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan guna menguji apakah terjadi
korelasi antar variabel independen. Dalam penelitian ini, deteksi ada
atau tidaknya masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) antar veriabel. Tabel 4.5
berikut menunjukkan nilai tolerance dan VIF hasil uji multikolinearitas
yang dilakukan dalam penelitian ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TCAP ,880 1,136
KE ,748 1,337
KOMP ,340 2,938
KE_KOMP ,355 2,816
a. Dependent Variable: Ln_CETR
Sumber: Data sekunder diolah
58
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa variabel
dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi. Hal ini dapat terlihat dari
nilai tolerance seluruh variabel yang bernilai lebih besar dari 0,10 yaitu
variabel Thin Capitalization (TCAP) sebesar 0,880; variabel Karakter
Eksekutif (KE) sebesar 0,748; variabel Kompensasi Manajemen Kunci
(KOMP) sebesar 0,340; dan variabel moderasi/interaksi antara variabel
karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP)
sebesar 0,355.
Bersamaan dengan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10, nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dalam penelitian ini juga bernilai
kurang dari 10 untuk setiap variabel, yaitu variabel Thin Capitalization
(TCAP) sebesar 1,136; variabel Karakter Eksekutif (KE) sebesar 1,337;
variabel Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP) sebesar 2,938; dan
variabel moderasi/interaksi antara variabel karakter eksekutif dengan
kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) sebesar 2,816. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Data yang baik adalah data yang
homoskedastisitas, yaitu data yang memiliki varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain yang tetap Ghozali (2016).
59
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan adanya
penyebaran titik secara acak di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran titik-titik yang
mewakili sampel pada scatterplot dalam penelitian ini mempunyai
kesamaan varians atau dapat dikatakan homoskedastisitas.
Analisis menggunakan grafik scatterplot memiliki kelemahan
yang cukup signifikan dikarenakan hasil ploting dipengaruhi oleh
jumlah pengamatan. Oleh karena itu, untuk menjamin keakuratan hasil,
uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini juga didukung oleh uji
statistik, yaitu uji glejser. Uji ini dilakukan dengan cara meregresikan
variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Apabila nilai
signifikan setiap variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatan data
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
60
bersifat homogen. Atau dengan kata lain, data tidak mengalami
heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil uji heteroskedastisitas
menggunakan uji glejser dalam penelitian ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,306 ,069 4,446 ,000
TCAP ,036 ,113 ,033 ,320 ,750
KE ,557 1,509 ,041 ,369 ,713
KOMP 2,959E-13 ,000 ,220 1,343 ,182
KE_KOMP -3,699E-11 ,000 -,296 -1,844 ,068
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai sinifikansi seluruh variabel
terhadap absolut residual berada di atas 0,05; yaitu variabel Thin
Capitalization (TCAP) sebesar 0,750; variabel Karakter Eksekutif (KE)
sebesar 0,713; variabel Kompensasi Manajemen Kunci (KOMP)
sebesar 0,182; dan variabel interaksi antara variabel karakter eksekutif
dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP) sebesar 0,068. Hal
ini mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai
kesamaan varians atau homoskedastisitas sesuai dengan analisis
scatterplot yang dilakukan. Dengan demikian, berdasarkan hasil kedua
uji di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
61
d. Hasil Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk melihat dan mendeteksi
apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan
penganggu (residu) pada periode tertentu dengan periode sebelumnya.
Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji statistik non-parametrik run test. Apabila antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dapat dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random dan data penelitian terbebas dari
masalah autokorelasi. Berikut merupakan hasil pengujian autokorelasi
menggunakan uji run test:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,01266
Cases < Test Value 55
Cases >= Test Value 56
Total Cases 111
Number of Runs 53
Z -,667
Asymp. Sig. (2-tailed) ,505
a. Median
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan run test
menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,01266 dengan probabilitas
Asymp. Sig (2-tailed) 0,505 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05.
Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini cukup random atau acak sehingga tidak terdapat masalah
autokorelasi pada data yang diuji.
62
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) dilakukan dalam
penelitian ini guna mengukur sejauh mana kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun
variabel independen yang dimaksud dalam penelitian menggunakan
analisis regresi berganda ini adalah variabel thin capitalization
(TCAP) dan variabel Karakter Eksekutif (KE). Tabel 4.8 berikut
menyajikan hasil uji statistik koefisien determinasi TCAP dan KE
dengan penghindaran pajak sebagai variabel independen:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjudted R2) Variabel
TCAP dan KE Terhadap Penghindaran Pajak (CETR)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,296a ,087 ,071 ,41342
a. Predictors: (Constant), KE, TCAP
b. Dependent Variable: Ln_CETR
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 4.8 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,071. Hal
ini menandakan bahwa variabel Thin Capitalization (TCAP) dan
Karakter Eksekutif (KE) hanya mampu menjelaskan 7,1% variasi
dari variabel penghindaran pajak. Sedangkan sisanya, sebesar
92,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti profitabilitas,
ukuran perusahaan, intensitas modal, struktur kepemilikan, dan
faktor lainnya diluar model penelitian.
63
2) Uji Statistik
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial guna
menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara
individual mampu mempegaruhi variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Hasil
pengujian parsial (uji t) untuk analisis regresi berganda (H1 dan H2)
disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,854 ,106 -8,080 ,000
TCAP -,278 ,177 -,153 -1,573 ,119
KE -6,910 2,182 -,308 -3,167 ,002
a. Dependent Variable: Ln_CETR
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 4.9 menunjukkan hasil variabel thin capitalization
(TCAP) memiliki tingkat signisikansi yang lebih besar dari 0,05
yaitu sebesar 0,119. Dengan demikian, maka H1 ditolak/tidak
terdukung. Thin capitalization belum mampu membuktikan
adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.
Hasil pengujian parsial yang disajikan dalam tabel 4.9 juga
menunjukan hasil variabel karakter eksekutif yang diprosikan oleh
risiko perusahaan memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,002 yang
lebih kecil dari 0,05. Maka dapat dikatakan H2 diterima. Karakter
64
eksekutif yang diproksikan dengan risiko perusahaan mampu
membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.
b. Pengujian Hipotesis Moderated Regression Analysis
Pengujian hipotesis menggunakan Moderate Regression Analysis
(MRA) digunakan untuk menguji interaksi antara variabel karakter
eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci terhadap penghindaran
pajak. Hal ini dilakukan guna melihat apakah kompensasi manajemen
kunci mampu memoderasi (memperkuat/memperlemah) hubungan
antara karakter eksekutif terhadap peghindaran pajak. Berikut ini
disajikan hasil uji hipotesis menggunakan MRA:
1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) dilakukan dalam
penelitian ini guna mengukur sejauh mana kemampuan variabel
Karakter Eksekutif (KE), dan variabel interaksi antara Karakter
Eksekutif dengan Kompensasi Manajemen Kunci (KE_KOMP)
dalam menjelaskan variabel penghindaran pajak. Berikut
merupakan hasil uji koefisien determinasi:
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel KE, KOMP,
KE_KOMP Terhadap Penghindaran Pajak (CETR)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,268a ,072 ,046 ,41892
a. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP
b. Dependent Variable: Ln_CETR
Sumber: Data sekunder diolah
65
Tabel 4.10 di atas menunjukkan variasi karakter eksekutif,
kompensasi manajemen kunci dan interaksi karakter eksekutif
dengan kompensasi manajemen kunci mampu menjelaskan 4,6%
variasi penghindaran pajak. Sisanya 95,4% dijelaskan oleh sebab
lain, seperti struktur tata kelola perusahaan (komite audit, dewan
komisaris, auditor independen) dan lainnya diluar model
penelitian.
2) Uji Signifikansi Simultan
Uji F atau uji signifikansi simultan digunakan untuk menguji
apakah model regresi moderasi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen. Tabel 4.11 berikut menyajikan
hasil uji statistik F untuk variabel Eksekutif (KE), dan variabel
interaksi antara Karakter Eksekutif dengan Kompensasi
Manajemen Kunci (KE_KOMP):
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Simultan Moderate Regression
Analysis
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1,450 3 ,483 2,753 ,046b
Residual 18,777 107 ,175
Total 20,227 110
a. Dependent Variable: Ln_CETR
b. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
2,753 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu
66
0,046. Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
penghindaran pajak atau dengan kata lain variabel karakter
eksekutif, variabel kompensasi manajemen kunci, dan variabel
interaksi antara karakter eksekutif dengan kompensasi
manajemen kunci (moderasi) secara bersama-sama mampu
membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.
3) Uji Signifikansi Parameter Individual
Uji sinifikansi parameter individual (uji t) dengan
signifikansi 5% dilakukan untuk menguji apakah variabel
moderasi dalam penelitian ini mampu mempengaruhi variabel
dependen penghindaran pajak. Tabel 4.12 berikut menyajikan
hasil uji statistik t untuk variabel moderasi:
Tabel 4.12
Hasil Uji Parsial Variabel KE, KOMP, KE_KOMP Terhadap
Penghindaran Pajak (CETR)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -,963 ,072 -13,412 ,000
KE -6,137 2,291 -,274 -2,678 ,009
KOMP -1,572E-13 ,000 -,071 -,446 ,657
KE_KOMP -5,843E-13 ,000 -,003 -,018 ,985
a. Dependent Variable: Ln_CETR
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil pengujian pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa
variabel interaksi antara karakter eksekutif dengan kompensasi
manajemen kunci (KE_KOMP) memiliki tingkat signifikansi
67
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,985. Dengan demikian
hipotesis 3 ditolak/tidak terdukung. Variabel Kompensasi
manajemen kunci bukan merupakan variabel pemoderasi
hubungan antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Thin Capitalization Terhadap Penghindaran Pajak
Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa thin capitalization
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) ditolak/tidak
terdukung. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel thin
capitalization (TCAP) memiliki koefisien regresi sebesar -0,278
dengan tingkat signifikansi 0,119. Arah koefisien regresi dalam
variabel ini menunjukkan bahwa thin capitalization memiliki hubungan
yang negatif dengan CETR atau positif dengan penghindaran pajak,
namun signifikansi yang bernilai lebih besar dari 0,05 menunjukkan
bahwa thin capitalization tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
konteks perusahaan manufaktur di Indonesia mekanisme thin
capitalization belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Hal ini juga berarti perusahaan manufaktur di Indonesia tidak
menjadikan adanya beban bunga dalam utang untuk tujuan
penghindaran pajak. Namun, utang tersebut muncul untuk tujuan lain
68
seperti ekspansi dan operasional perusahaan. Dalam amatan penelitian
ini, hal ini dibuktikan oleh utang berbunga perusahaan yang didominasi
oleh utang jangka pendek, di mana sebagian besar utang tersebut
dibatasi peminjamannya dengan rasio keuangan tertentu.
Mayoritas perusahaan sampel manufaktur go public di Indonesia
(publicy listed firm) didominasi oleh perusahaan yang bukan
merupakan perusahaan penanam modal asing multinasional, karenanya
manfaat penghematan pajak melalui beban bunga yang didapatkan
perusahaan apabila melakukan mekanisme thin capitalization kurang
memberikan manfaat. Hal ini dikarenakan kedua perusahaan berada
dalam wilayah yuridis yang sama.
Tarif pajak penghasilan yang berbeda di setiap negara,
dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional yang memiliki cabang di
banyak negara untuk menekan beban pajak dengan memberikan utang
yang lebih besar (thin capitalization) (Nuraini & Marsono, 2014).
Dengan kata lain perusahaan multinasional lebih memungkinkan dalam
mendapatkan keuntungan yang lebih besar atas beban bunga dengan
memanfaatkan perbedaan tarif pajak antar negara (Buettner, et al.,
2012). Oleh karena itu, perusahaan manufaktur di Indonesia tidak
menjadikan beban bunga dalam utang untuk tujuan penghindaran pajak
dan thin capitalization yang diukur menggunakan MAD Ratio belum
mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.
69
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Ismi & Linda (2016) yang menyatakan bahwa thin capitalization belum
mampu mempengaruhi penghindaran pajak. Namun, penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor &
Richardson (2012), Isgiyarta (2014), dan Khomsatun & Martani
(2015).
2. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran pajak
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian
menujukan bahwa variabel Karakter Eksekutif (KE) memiliki tingkat
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,002. Berdasarkan hasil
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel karakter eksekutif
yang diproksikan dengan risiko perusahaan mampu membuktikan
adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak, atau dengan kata lain
hipotesis 2 diterima (terdukung).
Koefisien negatif sebesar -6,910 yang dimiliki karakter eksekutif
yang diproksikan dengan risiko perusahaan atas penelitian ini,
menunjukkan bahwa karakter eksekutif memiliki pengaruh positif
terhadap penghindaran pajak yang berarti semakin risk taker
karakter/preferensi risiko eksekutif mengindikasikan bahwa
kecenderungan perusahaan melakukan penghindaran pajak akan
semakin besar yang diukur dari semakin kecilnya Cash Effective Tax
Rate (CETR).
70
Eksekutif memainkan peranan penting dalam memutuskan
strategi perusahaan. Oleh karena itu, karakter/preferensi risiko yang
dimiki eksekutif juga mempengaruhi segala tindakan yang dimbilnya
dalam mendatangkan keuntungan bagi perusahaan (Dyreng, et al.,
2010; Cavazos & Silva, 2015).
Eksekutif yang memiliki karakter atau preferensi risko risk
taker/risk seeker merupakan eksekutif yang cenderung lebih berani,
optimis, dan menyukai tantangan (Noor, 2009). Penghindaran pajak
sebagai tindakan yang mengandung banyak risiko, termasuk di
dalamnya risiko terhadap reputasi perusahaan akan menjadi tantangan
tersendiri bagi eksekutif dengan karakter ini. Eksekutif dengan karakter
risk taker tidak akan takut dalam mengambil strategi penghindaran
pajak. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki eksekutif dengan
karakter/preferensi risk taker cenderung melakukan penghindaran
pajak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Dyreng, et al., (2010), Budiman & Setiyono (2012), Hanafi & Harto
(2014), Swingly & Sukartha (2015), dan Alviyani (2016) yang
menyatakan bahwa karakter eksekutif mampu mempengaruhi tindakan
penghindaran pajak. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2015) yang menemukan
hasil bahwa preferensi risiko eksekutif tidak berpengaruh signifikan
terhadap penghindaran pajak.
71
3. Pengaruh Kompensasi Manajemen Kunci dalam Memoderasi
Hubungan antara Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran
Pajak
Hasil uji hipotesis 3 menunjukkan bahwa variabel interaksi antara
karakter eksekutif dengan kompensasi manajemen kunci (KE_KOMP)
memiliki arah koefisien negatif dengan tingkat signifikansi lebih dari
0,05 yaitu sebesar 0,985. Dengan demikian hipotesis 3 ditolak/tidak
terdukung. Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
variabel kompensasi manajemen kunci bukan merupakan variabel
pemoderasi dalam model penelitian ini.
Karakter/preferensi risiko eksekutif terhadap penghindaran pajak,
tidak terpengaruh oleh besaran kompensasi yang diterima. Kegagalan
kompensasi manajemen kunci dalam memoderasi karakter/preferensi
risiko eksekutif terhadap penghindaran pajak dapat terjadi karena paket
kompensasi yang diberikan kepada manajemen kunci didominasi oleh
gaji dan tunjangan. Kedua kompensasi tersebut merupakan kompensasi
dengan sistem pembayaran yang tetap dan tidak terkait dengan kinerja,
sehingga membuat manajemen kunci menjadi lebih risk averse,
konservatif dan bertindak untuk kepentingan jangka panjang
perusahaan (Anthony & Govindarajan, 2005).
Minimnya perusahaan sektor manufaktur yang memberikan
kompensasi berbasis saham kurang efektif untuk memotivasi
72
manajemen kunci dalam menaikan level risk taking mereka (Dewi &
Sari, 2015). Hal ini menyebabkan manajemen kunci tidak bersedia
untuk meningkatkan laba melalui penghindaran pajak. Sesuai dengan
teori motivasi yang menyatakan bahwa motivasi menjadi lemah ketika
seseorang merasa yakin bahwa suatu kompensasi insentif tidak dapat
dicapai atau terlalu mudah untuk dicapai.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Halioui, et al., (2016) yang menemukan hasil bahwa kompensasi
eksekutif yang dihitung dengan total kompensasi tidak mampu
mempengaruhi agresifitas pajak. Penelitian ini juga mendukung
penelitian Dewi & Sari (2015), yang menemukan bahwa insentif
eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Namun,
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Minnick & Noga (2010); Armstrong, et al., (2012); Hasiholan, (2013);
Taylor & Richardson (2014); Armstrong, et al., (2015); dan Zulma
(2016); yang menemukan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berawal dari maraknya kasus penghindaran pajak, penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh thin capitalization dan karakter eksekutif
dengan kompensasi manajemen kunci sebagai pemoderasi terhadap
penghindaran pajak. Berdasarkan sampel data yang telah dikumpulkan, 111
tahun perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2013-2015, diuji menggunakan model regresi berganda dan moderate
regression analysis. Berdasarkan hasil pengujian ini, maka dapat disimpulkan:
1. Thin Capitalization belum mampu membuktikan adanya pengaruh
terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ismi & Linda (2016),
namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor &
Richardson (2012), Isgiyarta (2014), dan Khomsatun & Martani (2015).
2. Karakter eksekutif yang diproksikan dengan risiko perusahaan mampu
membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dyreng, et al.,
(2010), Budiman & Setiyono (2012), Hanafi & Harto (2014), Swingly
& Sukartha (2015), dan Alviyani (2016), namun tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2015).
74
3. Kompensasi manajemen kunci bukan merupakan variabel pemoderasi
dalam penelitian ini. Kompensasi manajemen kunci gagal dalam
memoderasi karakter/preferensi risiko eksekutif terhadap penghindaran
pajak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Halioui, et al.,
(2016) dan Dewi & Sari (2015).
B. Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Diharapkan di masa
mendatang penelitian mengenai topik ini dapat menyajikan hasil yang lebih
akurat. Adapun keterbatasan dan saran dalam penelitian ini:
1. Karena keterbatasan data, penelitian ini hanya menggunakan sampel
perusahaan terbuka yang terdaftar di BEI. Untuk penelitian selanjutnya,
disarankan menambah jumlah data dengan turut memasukan
perusahaan tertutup sebagai sampel. Perusahaan tertutup lebih memiliki
kesempatan untuk melakukan penghidaran pajak karena keberadaannya
tidak terlalu disorot oleh publik.
2. Pengukuran karakter eksekutif dalam penelitian ini hanya terbatas pada
data sekunder yang diproksikan dengan risiko perusahaan, sedangkan
risiko perusahaan terkadang dipengaruhi oleh banyak faktor diluar
eksekutif. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan
metode yang lebih akurat seperti penggunaan data primer dan
wawancara.
75
3. Dalam penelitian ini, dikarenakan kurangnya transparansi perusahaan
mengenai rincian kompensasi manajemen kunci, variabel ini hanya
menggunakan total paket kompensasi yang diberikan kepada
manajemen kunci. Untuk penelitian selanjutnya disarankan, juga turut
meneliti kompensasi manajemen kunci berdasarkan jenis komponen
kompensasi manajemen tersebut.
4. Koefisien determinasi dalam penelitian ini masih sangan rendah, hal ini
dimungkinkan karena model penelitian yang kurang cocok. Penelitian
ini juga belum mampu membuktikan adanya pengaruh kompensasi
manajemen dalam memoderasi penghindaran pajak, diharapkan untuk
penelitian selanjutnya menggunakan variabel lain yang lebih cocok
dengan model penelitian. Misalnya dengan menambahkan struktur tata
kelola perusahaan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Alviyani, Khoirunnisa. 2016. “Pengaruh Corporate Governance, Karakter
Eksekutif, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak
(Tax Avoidance).” Jom Fekon 3 (1): 2540–54.
Amri, Muhtadin. 2017. “Pengaruh Kompensasi Manajemen Terhadap
Penghindaran Pajak dengan Moderasi Diversifikasi Gender dan Preferensi
Risiko Eksekutif Perusahaan di Indonesia.” Jurnal Riset Akuntansi 6 (1): 1–
13.
Annuar, Hairul Azlan, Ibrahim Aramide Salihu, Siti Normala, dan Sheikh Obid.
2014. “Corporate Ownership , Governance dan Tax Avoidance: An Interactive
Effects.”Procedia - Social and Behavioral Sciences 164. Elsevier B.V: 150–
60.
Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System.
Edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Armstrong, Christopher S., Jennifer L. Blouin, Alan D. Jagolinzer, dan David F.
Larcker. 2015. “Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance.”
Journal of Accounting and Economics 60 (1). Elsevier: 1–17.
Armstrong, Christopher S., Jennifer L. Blouin, dan David F. Larcker. 2012. “The
Incentives for Tax Planning.” Journal of Accounting and Economics 53 (1–2).
Elsevier: 391–411.
Badertscher, Brad A, Sharon P Katz, dan Sonja O Rego. 2013. “The Separation of
Ownership dan Control and Corporate Tax Avoidance.” Journal of Accounting
and Economics 56 (2–3). Elsevier: 228–50.
Budiman, Judi, dan Setiyono. 2012. “Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Simposium Nasional Akuntansi XV.
Buettner, Thiess, Michael Overesch, Ulrich Schreiber, dan Georg Wamser. 2012.
“The Impact of Thin-Capitalization Rules on the Capital Structure of
Multinational Firms.” Journal of Public Economics 96 (11–12). Elsevier B.V.:
930–38.
Cavazos, Gerardo Pérez, dan Danreya M Silva. 2015. “Tax-Minded Executives and
Corporate Tax Strategies : Evidence from the 2013 Tax Hikes Tax-Minded
Executives and Corporate Tax Strategies : Evidence from the 2013 Tax
Hikes.” 16. 034. Cambridge.
Chen, Xudong, Na Hu, dan Xue Wang. 2014. “Tax Avoidance and Firm Value:
Evidence from China.” Nankai Business Review International 5 (1): 25–42.
Chew, Jonathan. 2016. “7 Corporate Giants Accused of Evading Billions in Taxes.”
Fortune.com.
77
Desai, Mihir A, dan Dhammika Dharmapala. 2006. “High-Powered Incentives.”
Journal of Financial Economics 79: 145–79.
Devano, Sony, dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, Dan Isu.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dewi, Gusti Ayu Pradnyanita, dan Maria M. Ratna Sari. 2015. “Pengaruh Insentif
Eksekutif, Corporate Risk dan Corporate Governance Pada Tax Avoidance.”
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13 (1): 50–67.
Dowling, Grahame R. 2013. “The Curious Case of Corporate Tax Avoidance: Is It
Socially Irresponsible ?” Journal Business Ethics.
Dyreng, Scott D, Michelle Hanlon, dan Edward L Maydew. 2008. “Long-Run
Corporate Tax Avoidance.” The Accounting Review 83 (1): 61–82.
———. 2010. “The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance.” The
Accounting Review 85 (4): 1163–89.
Gaertner, Fabio B, T J Atwood, Brad Blaylock, Jennifer Blouin, Shane Dikolli,
Scott Dyreng, Ben Hancock, et al. 2014. “CEO After-Tax Compensation
Incentives and Corporate Tax Avoidance.” Contemporary Accounting
Research, 1077–1102.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi
delapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goodfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes.
2010. Accounting Theory. Edisi Ketujuh. Australia: John Wiley & Sons, Inc.
Graham, John R, Michelle Hanlon, Terry Shevlin, dan Nemit Shroff. 2014.
“Incentives for Tax Planning and Avoidance: Evidence from the Field.” The
Accounting Review 89 (3): 991–1023.
Gunadi. 2007. Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
UI.
Gupta, Sanjay, dan Kaye Newberry. 1997. “Determinants of the Variability in
Corporate Effective Tax Rate.” Journal of Accounting and Public Policy 16:
1–34.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Halioui, Khamoussi, Souhir Neifar, dan Fouad Ben Abdelaziz. 2016. “Corporate
Governance , CEO Compensation and Tax Aggressiveness : Evidence from
American Firms Listed on the NASDAQ 100.” Review of Accounting and
Finance 15 (4).
Hameed, Abdul, Muhammad Ramzan, Hafiz M Kashif Zubair, Ghazanfar Ali, dan
Muhammad Arslan. 2014. “Impact of Compensation on Employee
Performance (Empirical Evidence from Banking Sector of Pakistan).”
International Journal of Business and Social Science 5 (2): 302–9.
78
Hanafi, Umi, dan Puji Harto. 2014. “Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif,
Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan.” Diponegoro Journal of Accounting 3 (2): 1–
11.
Hanlon, Michelle, dan Shane Heitzman. 2010. “A Review of Tax Research.”
Journal of Accounting and Economics 50 (2–3). Elsevier: 127–78.
Hasiholan, Bernard. 2013. “The Impact of Corporate Governance toward Tax
Management.” Finance and Banking Journal 15 (2): 191–205.
Hutagaol, John, Darussalam, dan Danny Septriadi. 2007. Kapita Selekta
Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Isgiyarta, Jaka. 2014. “Tax Avoidance through Thin Capitalization ( Evidence from
Indonesian Firms ).” International Journal of Research in Business and
Technology 5 (3): 692–99.
Ismi, Fadhil, dan Linda. 2016. “Pengaruh Thin Capitalization , Return on Asset ,
dan Corporate Governance Pada Perusahaan Jakarta Islami Index ( Jii ).”
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 1 (1): 150–65.
Jensen, Michael C., dan Kevin J. Murphy. 1990. “Performance Pay and Top
Management Incentive.” The Journal of Political Economy 98 (2): 225–64.
Jensen, Michael C, dan William H Meckling. 1976. “Theory of the Firm :
Managerial Behavior , Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of
Financial Economics 3 (4): 305–60.
Kanagaretnam, Kiridaran, Jimmy Lee, Chee Yeow Lim, dan Gerald J. Lobo. 2013.
“Societal Trust an Corporate Tax Avoidance.” Singapore.
Khomsatun, Siti, dan Dwi Martani. 2015. “Pengaruh Thin Capitalization dan Assets
Mix perusahaan Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Terhadap
Penghindaran Pajak.” Simposium Nasional Akuntansi, 1–23.
Koestanto, Robertus Benny Dwi. 2016. “”Panama Papers” Sebut 12 Pemimpin
Negara.”Kompas.com.http://internasional.kompas.com/read/2016/04/05/0743
1881/.Panama.Papers.Sebut.12.Pemimpin.Negara.
Koester, Allison, Terry Shevlin, dan Daniel Wangerin. 2016. “The Role of
Managerial Ability in Corporate Tax Avoidance.” Management Science,
Articles in Advance, 1–27.
Lee, B Brian, Alfreda Dobiyanski, dan Susan Minton. 2015. “Theories and
Empirical Proxies for Corporate Tax Avoidance.” Journal of Applied Business
and Economics 17 (3): 21–34.
Loen, Daniel Alexdaner, dan Adrianus Meliala. 2009. Mengintip Kiprah Konsultan
Pajak Di Indonesia. Jakarta: Murai Kencana.
Mayangsari, Cindy. 2015. “Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham
79
Eksekutif, Preferensi Risiko Eksekutif dan Leverage Terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance).” Jom FEKON 2 (2): 1–15.
Minnick, Kristina, dan Tracy Noga. 2010. “Do Corporate Governance
Characteristics Influence Tax Management?” Journal of Corporate Finance
16 (5): 703–18.
Noor, Henry Faizal. 2009. Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Jakarta: PT. Indeks.
Novita, Nova. 2016. “Executives Characters , Gender and Tax Avoidance : A Study
on Manufacturing Companies in Indonesia” 15: 92–95.
Nuraini, Novia Suci. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Thin
Capitalization Pada Perusahaan Multinasional di Indonesia.” Diponegoro
Journal of Accounting 3 (3): 1–9.
Paligorova, Teodora. 2010. “Corporate Risk Taking and Ownership Structure
Corporate Risk Taking dan Ownership.” Canada.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Ning. 2010. “Praktik Penghindaran Pajak Oleh Foreign Direct Investment
Berbentuk Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing.” Jurnal Ilmu
Administrasi Negara 10 (2): 171–80.
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Isu. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba
Empat.
Richardson, Grant, dan Roman Lanis. 2007. “Determinants of the Variability in
Corporate Effective Tax Rates and Tax Reform : Evidence from Australia.”
Journal of Accounting and Public Policy 26: 689–704.
Sekaran, Uma. 2015. Research Method for Business. Edisi Keempat. Jakarta:
Salemba Empat.
Stickney, Clyde P, dan Victor E Mcgee. 1982. “Effective Corporate Tax Rates The
Effect of Size , Capital Intensity , Leverage , and Other Factors *.” Journal of
Accounting and Public Policy 1: 125–52.
Swingly, Calvin, dan I Made Sukartha. 2015. “Pengaruh Karakter Eksekutif,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Pada Tax
Avoidance.” E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10 (1): 47–62.
Taylor, Grantley, dan Grant Richardson. 2012. “International Corporate Tax
Avoidance Practices: Evidence from Australian Firms.” International Journal
of Accounting 47 (4). University of Illinois: 469–96.
———. 2013. “Journal of International Accounting , Auditing and Taxation The
Determinants of Thinly Capitalized Tax Avoidance Structures : Evidence from
Australian Firms.” “Journal of International Accounting, Auditing and
80
Taxation” 22 (1). Elsevier Inc.: 12–25.
———. 2014. “Incentives for Corporate Tax Planning and Reporting: Empirical
Evidence from Australia.” Journal of Contemporary Accounting and
Economics 10 (1). Elsevier Ltd: 1–15.
Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Zulma, Gandy Wahyu Maulana. 2016. “Pengaruh Kompensasi Manajemen
Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan Dengan Moderasi Kepemilikan
Keluarga Di Indonesia.” Simposium Nasional Akuntansi XIX: 1–15.
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
LAMPIRAN 1
83
Daftar Nama Perusahaan Sampel
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
3 ALDO Alkindo Naratama Tbk.
4 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk.
5 ASII Astra International Tbk.
6 AUTO Astra Auto Part Tbk.
7 BATA Sepatu Bata Tbk
8 BUDI Budi Acid Jaya Tbk.
9 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
11 EKAD Ekadharma International Tbk.
12 GGRM Gudang Garam Tbk.
13 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
15 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
17 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
18 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
19 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
20 KLBF Kalbe Farma Tbk.
21 NIPS Nippres Tbk.
22 PYFA Pyridam Farma Tbk.
23 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk.
24 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk.
25 SKBM Sekar Bumi Tbk.
26 SKLT Sekar Laut Tbk.
27 SMCB Holcim Indonesia Tbk.
28 SMGR Semen Gresik Tbk.
29 SMSM Selamat Sempurna Tbk.
30 SRSN Indo Acitama Tbk.
31 STTP Siantar Top Tbk.
32 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
33 TRIS Trisula International Tbk.
Berrsambung ke halaman berikutnya
84
Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No Kode Nama Perusahaan
34 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk.
35 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
36 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
37 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
85
LAMPIRAN 2
86
Data Sampel Penelitian
No Kode TCAP KOMP KE CETR
1 ADES 0,3350520334
5.167.000.000 0,046977907 0,083184106
2 AKPI 0,5583292756
14.030.500.000 0,002941141 0,149132955
3 ALDO 0,4296801920
1.711.308.132 0,044956702 0,192215552
4 ARNA 0,0732860768
5.990.000.000 0,079028652 0,234889843
5 ASII 0,5039550273
983.000.000.000 0,009547069 0,231878792
6 AUTO 0,0450244982
49.292.000.000 0,007585078 0,207154099
7 BATA 0,0971722687
11.313.000.000 0,024219051 0,411140178
8 BUDI 0,7287592554
25.953.000.000 0,02208675 0,140081455
9 CEKA 0,4935483470
7.878.227.800 0,030351164 0,271782669
10 CPIN 0,2988543598
113.174.000.000 0,02399486 0,225460134
11 EKAD 0,2855938110
4.500.000.000 0,027437397 0,263430842
12 GGRM 0,4084201132
52.392.000.000 0,008241129 0,256508705
13 HMSP 0,2028381987
94.416.000.000 0,068153356 0,251758788
14 ICBP 0,2194815501
187.324.000.000 0,007370871 0,30882342
15 INAI 0,9360758014
4.542.240.000 0,005904046 0,598132967
16 INDF 0,5738819334
600.156.000.000 0,002476587 0,492935951
17 ISSP 0,5825497476
19.204.000.000 0,017889376 0,227933041
18 JPFA 0,7937196861
209.939.000.000 0,018839906 0,366223672
19 KBLI 0,1541313977
8.443.903.000 0,031722768 0,616633358
Bersambung ke halaman berikutnya
87
Data Sampel Penelitian (lanjutan)
No Kode TCAP KOMP KE CETR
20 KLBF 0,0859017284
45.320.000.000 0,031545391 0,253021933
21 NIPS 0,8877822489
4.988.000.000 0,027466358 0,318703474
22 PYFA 0,4662118097
2.475.306.112 0,016265978 0,206898892
23 ROTI 0,6105889511
46.158.176.617 0,032840735 0,264576905
24 SCCO 0,5520540931
4.754.885.210 0,019353257 0,358485734
25 SKBM 0,0887952015
3.185.134.966 0,087282222 0,103285302
26 SKLT 0,4427084642
1.380.444.857 0,024764431 0,352905683
27 SMCB 0,3999314997
28.978.000.000 0,010049122 0,507866702
28 SMGR 0,2107079771
67.399.810.000 0,044115845 0,300885659
29 SMSM 0,3284068542
40.617.000.000 0,048447939 0,274969473
30 SRSN 0,2413490312
9.747.943.000 0,011100862 0,644999045
31 STTP 0,5555146099
2.239.732.766 0,042310422 0,272663266
32 TOTO 0,1714339209
23.515.002.771 0,015822854 0,388387431
33 TRIS 0,3214882491
2.114.415.614 0,030593827 0,332997561
34 TSPC 0,0622864227
28.100.000.000 0,009489826 0,716756412
35 ULTJ 0,0689200658
1.708.000.000 0,062353481 0,524215154
36 UNVR 0,2581724384
62.303.000.000 0,069024634 0,337423787
37 WIIM 0,2867155087
23.393.081.231 0,040192968 0,257940246
38 ADES 0,2180866598
5.808.000.000 0,032780344 0,240602227
39 AKPI 0,5040199379
14.327.000.000 0,006863952 0,120861316
Bersambung ke halaman berikutnya
88
Data Sampel Penelitian (lanjutan)
No Kode TCAP KOMP KE CETR
40 ALDO 0,4692079522
1.755.512.952 0,026823293 0,372834008
41 ARNA 0,0419422320
7.530.000.000 0,059778516 0,285663154
42 ASII 0,4910639357
1.100.000.000.000 0,002465668 0,206519329
43 AUTO 0,1693699075
45.628.000.000 0,007439506 0,263378978
44 BATA 0,1389188254
10.868.000.000 0,032964547 0,347604078
45 BUDI 0,7875927968
29.141.000.000 0,019151635 0,186746019
46 CEKA 0,6757144465
9.183.142.500 0,003162659 0,343170561
47 CPIN 0,4931142756
120.938.000.000 0,019764214 0,4789133
48 EKAD 0,3074931278
4.800.000.000 0,018459161 0,313715682
49 GGRM 0,4718329709
54.188.000.000 0,027486491 0,227604455
50 HMSP 0,2353905109
107.949.000.000 0,022317717 0,291787998
51 ICBP 0,2524285300
177.125.000.000 0,012090529 0,321212464
52 INAI 0,9990004937
4.292.496.000 0,006143237 0,321445213
53 INDF 0,5405067311
630.002.000.000 0,009890841 0,378323976
54 ISSP 0,6214854710
22.226.000.000 0,016873262 0,293038042
55 JPFA 0,7772810800
246.449.000.000 0,008355277 0,705771941
56 KBLI 0,0517259027
11.546.187.826 0,026856499 0,460602662
57 KLBF 0,0392474541
44.660.000.000 0,024785233 0,2350631
58 NIPS 0,4989574660
4.988.000.000 0,026622797 0,35079661
59 PYFA 0,4388734477
4.161.374.720 0,013736813 0,440614349
Bersambung ke halaman berikutnya
89
Data Sampel Penelitian (lanjutan)
No Kode TCAP KOMP KE CETR
60 ROTI 0,6226225691
37.744.610.114 0,036979985 0,190244542
61 SCCO 0,4043682649
4.943.355.620 0,017022698 0,24447927
62 SKBM 0,0550437873
5.008.044.171 0,081261992 0,305210949
63 SKLT 0,4746164279
1.891.751.221 0,029442963 0,272058388
64 SMCB 0,5162468527
45.028.000.000 0,021394973 0,675267895
65 SMGR 0,1804195730
81.328.921.000 0,02374527 0,276695527
66 SMSM 0,2504745444
44.904.000.000 0,044604298 0,323045869
67 SRSN 0,2943576423
10.623.845.000 0,011439767 0,558737701
68 STTP 0,5534338802
2.510.101.605 0,034247714 0,431435992
69 TOTO 0,1489976585
26.571.657.461 0,017961927 0,335385625
70 TRIS 0,4125827139
1.647.647.174 0,004992398 0,581142261
71 TSPC 0,0300923484
29.600.000.000 0,006935978 0,730188719
72 ULTJ 0,0482496367
2.542.000.000 0,005695753 0,444055886
73 UNVR 0,2779392605
61.891.000.000 0,052543814 0,313679236
74 WIIM 0,2899687978
20.382.878.517 0,028449352 0,553754734
75 ADES 0,4481563924
5.379.000.000 0,011706787 0,287221279
76 AKPI 0,6999465866
14.423.000.000 0,003599964 0,671070803
77 ALDO 0,4698853347
1.766.395.545 0,012852427 0,296583014
78 ARNA 0,0911860146
7.650.000.000 0,09182052 0,69648984
79 ASII 0,4777244711
1.013.000.000.000 0,013875405 0,356138563
Bersambung ke halaman berikutnya
90
Data Sampel Penelitian (lanjutan)
No Kode TCAP KOMP KE CETR
80 AUTO 0,1656041647
53.932.000.000 0,002519914 0,47565937
81 BATA 0,0274452916
14.370.000.000 0,0623875 0,269305148
82 BUDI 0,7500468700
29.271.000.000 0,008219589 0,426532374
83 CEKA 0,6741677436
20.817.697.600 0,029281637 0,196315259
84 CPIN 0,5234341498
111.513.000.000 0,021007564 0,287490253
85 EKAD 0,1302807566
5.200.000.000 0,021000292 0,256302126
86 GGRM 0,4680782119
61.305.000.000 0,031721585 0,211943221
87 HMSP 0,0025407881
113.577.000.000 0,009805105 0,274483795
88 ICBP 0,1986602656
194.598.000.000 0,026722792 0,296765989
89 INAI 0,8341908146
4.582.908.000 0,01805898 0,30007021
90 INDF 0,5242934382
695.632.000.000 0,010127437 0,470294538
91 ISSP 0,6211159664
24.681.000.000 0,008447536 0,398029809
92 JPFA 0,7036799889
234.304.000.000 0,027620904 0,190409029
93 KBLI 0,1407459827
14.748.903.807 0,021833672 0,300481061
94 KLBF 0,0469146312
42.700.000.000 0,011042722 0,257447024
95 NIPS 0,6799221423
5.408.789.000 0,010961305 0,436209065
96 PYFA 0,3314628244
3.688.291.585 0,004263015 0,3525695
97 ROTI 0,6073796761
65.934.012.188 0,050932112 0,201697502
98 SCCO 0,4372054544
5.308.265.950 0,01824735 0,209570724
99 SKBM 0,0923122547
4.820.505.454 0,035610208 0,455582293
Bersambung ke halaman berikutnya
91
Data Sampel Penelitian (lanjutan)
No Kode TCAP KOMP KE CETR
100 SKLT 0,4577952367
2.111.125.548 0,020771146 0,564417628
101 SMCB 0,5519237969
77.075.000.000 0,019371017 0,818114854
102 SMGR 0,1696791146
91.632.377.000 0,01375928 0,296900445
103 SMSM 0,2384609201
43.305.000.000 0,025653488 0,326275127
104 SRSN 0,4493140876
12.136.889.000 0,006458822 0,623211939
105 STTP 0,5055005252
3.369.180.900 0,033615766 0,275825305
106 TOTO 0,1471934586
30.049.983.928 0,018641995 0,412132581
107 TRIS 0,3707558270
1.625.520.143 0,017164926 0,277522642
108 TSPC 0,0274600179
31.900.000.000 0,005632838 0,86445538
109 ULTJ 0,0579688182
3.600.000.000 0,05282605 0,213573094
110 UNVR 0,3472562670
58.736.000.000 0,027062049 0,326499089
111 WIIM 0,3071139795
19.742.071.043 0,019902975 0,31576509
92
LAMPIRAN 3
93
Hasil Output SPSS
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TCAP
111 ,0025407881 ,9990004937 ,372241378606 ,2362997882115
KE 111
,0024656679227
111
,0918205197932
860
,0249441595566
60
,01912621143265
8
KOMP 111 1380444857,0
1100000000000,
0
80674608600,43
2
194170991710,47
50
CETR 111
,0831841064972
801
,8644553804782
373
,3536692811610
21
,15701340329478
3
Valid N
(listwise) 111
Statistics
CETR TCAP KE KOMP
N Valid 111 111 111 111
Missing 0 0 0 0
Median ,3088234 ,3707558 ,0207711 20382878517,00
94
2. Hasil Uji Normalitas
95
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 111
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,40880632
Most Extreme Differences Absolute ,071
Positive ,065
Negative -,071
Test Statistic ,071
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
3. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,839 ,109 -7,664 ,000
TCAP -,270 ,179 -,149 -1,507 ,135 ,880 1,136
KE -7,277 2,400 -,325 -3,032 ,003 ,748 1,337
KOMP -1,670E-13 ,000 -,076 -,477 ,635 ,340 2,938
KE_KOMP 3,448E-12 ,000 ,017 ,108 ,914 ,355 2,816
a. Dependent Variable: Ln_CETR
96
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,306 ,069 4,446 ,000
TCAP ,036 ,113 ,033 ,320 ,750 ,880 1,136
KE ,557 1,509 ,041 ,369 ,713 ,748 1,337
KOMP 2,959E-13 ,000 ,220 1,343 ,182 ,340 2,938
KE_KOMP -3,699E-11 ,000 -,296 -1,844 ,068 ,355 2,816
a. Dependent Variable: ABS_RES
97
5. Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,01266
Cases < Test Value 55
Cases >= Test Value 56
Total Cases 111
Number of Runs 53
Z -,667
Asymp. Sig. (2-tailed) ,505
a. Median
6. Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,302a ,091 ,057 ,41645
a. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, TCAP, KOMP
b. Dependent Variable: Ln_CETR
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,296a ,087 ,071 ,41342
a. Predictors: (Constant), KE, TCAP
b. Dependent Variable: Ln_CETR
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,268a ,072 ,046 ,41892
a. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP
b. Dependent Variable: Ln_CETR
98
7. Hasil Uji Simultan dan Parsial
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,844 4 ,461 2,657 ,037b
Residual 18,383 106 ,173
Total 20,227 110
a. Dependent Variable: Ln_CETR
b. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, TCAP, KOMP
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,768 2 ,884 5,173 ,007b
Residual 18,459 108 ,171
Total 20,227 110
a. Dependent Variable: Ln_CETR
b. Predictors: (Constant), KE, TCAP
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,450 3 ,483 2,753 ,046b
Residual 18,777 107 ,175
Total 20,227 110
a. Dependent Variable: Ln_CETR
b. Predictors: (Constant), KE_KOMP, KE, KOMP
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,854 ,106 -8,080 ,000
TCAP -,278 ,177 -,153 -1,573 ,119
KE -6,910 2,182 -,308 -3,167 ,002
a. Dependent Variable: Ln_CETR
99
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,963 ,072 -13,412 ,000
KE -6,137 2,291 -,274 -2,678 ,009
KOMP -1,572E-13 ,000 -,071 -,446 ,657
KE_KOMP -5,843E-13 ,000 -,003 -,018 ,985
a. Dependent Variable: Ln_CETR