bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pra siklus
Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi
awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi, nampak
pembelajaran tidak dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu.
Pembelajaran berlangsung secara konvensional sehingga siswa cenderung kurang aktif
mengikuti pembelajaran. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pra siklus,
dan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 22 September 2015 selama 2x35 menit. Pada
pra siklus ini peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu mengamati kondisi atau keadaan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dan selanjutnya peneliti juga mengamati guru kelas
IV dalam menyampaikan pembelajaran mengenai metode yang digunakan selama pra
siklus ini, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi atau keadaan siswa saat
mengikuti pembelajaran dan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang
guru kelas IV dalam mengelola pembelajaran serta cara dalam menyampaikan
pembelajaran kepada siswa.
Pada pra siklus ini hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada saat mengikuti
pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pelajaran,
masih banyak siswa yang berbicara sendiri ataupun bermain dengan teman sebangku
serta ditemukan pula pada saat pra siklus ini guru yang mengajar kelas IV tidak
menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan pembelajaran. Guru kelas IV
lebih banyak menggunakan pembelajaran secara konvesional saja yaitu dengan metode
ceramah dan pemberian tugas.
Berdasarkan data hasil pengamatan, adapun hasil berupa prosentase ketuntasan
hasil belajar yang di dapatkan dari pra siklus yang dilakukan oleh peneliti seperti berikut
ini:
39
Tabel 4.1 Presentase
Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Ketuntasan (%)
Nilai tidak tuntas (< 65) 12 71 %
Nilai tuntas (≥ 65) 5 29 %
Adapun diagram batang Ketuntasan Hasil Belajar yang diambil berdasarkan data di
atas yang ditunjukkan gambar 4.1 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
Nilai tidak tuntas (≤65)
Nilai Tuntas (≥65)
Jum
lah
Sis
wa
JUMLAH SISWA
Gambar 4.1 yang tersaji di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dan
mendapat nilai di atas KKM 65 hanya ada 5 siswa, dan yang mendapat nilai dibawah KKM
ada 12 siswa dari jumlah siswa yang ada di kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 dengan
rata-rata kelasnya adalah 58. Hasil formatif tes tersebut di atas adalah saat pra-siklus.
Guru/ peneliti dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan
tugas.
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Siswa
Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Tahun 2015/ 2016
40
Berikut ini disajikan pula diagram lingkaran yang menunjukkan presentase
ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV melalui gambar 4.2 di bawah ini.
Berdasarkan data yang diperoleh di atas dari hasil belajar siswa yang tuntas dengan
presentase yang sangat rendah, sehingga perlu adanya upaya tindak lanjut untuk
melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Hasil pengamatan pada pra siklus ini peneliti menggunakan dua hasil penelitian
yaitu pengamatan situasi kelas dan hasil test formatif. Adapun hasil pengamatan terhadap
situasi pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
1) Siswa merasa jenuh dan kurang tertarik dengan pembelajaran karena dalam
pembelajaran guru menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah
dan penugasan saja;
2) Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran sehingga siswa kurang
memperhatikan penjelasan dari guru. Dan akhirnya terdapat beberapa siswa gaduh;
3) Siswa kurang memahami setiap soal pada saat guru memberikan soal.
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Presentase Ketuntasan Hasil Belajar
Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Tahun 2015/ 2016
71%
29%
Presentase Ketuntasan
Nilai tidak tuntas (≤65)
Nilai tuntas (≥65)
41
Berdasarkan identifikasi masalah dari hasil pengamatan, solusi yang tepat untuk
memecahan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang
mampu mendorong hasil belajar siswa meningkat. Model pembelajaran yang akan
digunakan dalam tindakan kelas adalah metode pembelajaran Demonstrasi yang akan
dilaksanakan dalam dua siklus.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus 1, langkah awal sebelum tindakan diberikan, telah
dilakukan analisis terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siswa kelas IV
SD Negeri Rogomulyo 01 Kec. Kayen yakni siswa memiliki permasalahan dalam
pencapaian hasil belajar siswa yang tidak menunjukkan ketuntasan yaitu dibawah 80%.
Oleh karena itu, pada tahap ini diperlukan untuk mempersiapkan semua rancangan
pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini, persiapan tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan metode pembelajaran
Demonstrasi, media/alat catatan lapangan, dan dan bahan dalam pembelajaran, Lembar
Kerja Siswa (LKS), lembar observasi, serta instrumen tes soal essay/ isian. Hasil
pembelajaran diupayakan agar siswa memperoleh nilai di atas KKM yaitu ≥65. Instrumen
pretest digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal siswa sebelum
dilakukan pembelajaran sedangkan instrumen posttest digunakan untuk mengetahui
hasil siswa setelah pembelajaran berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2015
dengan menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Demonstrasi sesuai dengan RPP. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan
diantaranya yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang yang
terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, diawali dengan guru membuka pelajaran
yaitu memberi salam, lalu meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama serta
42
mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru mempersiapkan materi ajar dan media. Guru
kemudian melakukan apersepsi dengan mmberikan pertanyaan “Siapa yang tau, termasuk
benda apakah kecap itu? Bagaimana bentuk kecap jika ditaruh ke dalam botol?”. Lalu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang nantinya menggunakan metode pembelajaran
Demonstrasi.
Pada kegiatan inti, kegiatan pertama yang dilakukan guru adalah menanyakan
kepada siswa mengenai materi yang minggu lalu telah disampaikan. Kemudian guru
menyajikan gambaran sekilas materi tentang benda cair dan sifat-sifatnya. Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi yang telah disampaikan secara
sekilas. Selanjutnya, guru menunjuk beberapa siswa untuk mendemonstrasikan
mengenai materi seperti menuangkan air dari botol ke dalam gelas, mencelupkan
selembar tissu ke dalam gelas yang berisi air, dan sebagainya. Sedangkan siswa yang lain
memperhatikan. Berdasarkan demonstrasi yang telah dilakukan oleh beberapa orang
siswa, guru memberikan selingan beberapa pertanyaan mengenai demonstrasi tersebut.
Kemudian guru memberikan penugasan kepada siswa berupa lembar kerja siswa, dan
memberikan kesempatan siswa untuk dapat menyelesaikannya. Selanjutnya, guru
bersama-sama siswa membahas tugas lembar kerja siswa yang telah dikerjakan.
Saat mengakhiri pembelajaran siswa bersama guru membuat refleksi ataupun
menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tes formatif
kepada siswa. Siswa berdo’a dan memberi salam untuk mengakhiri pelajaran.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus I sudah
berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan Demonstrasi, hal ini nampak pada saat guru memberi
pertanyaan, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun masih ada beberapa
siswa yang takut dalam menjawab. Siswa sudah memperhatikan pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Adapun data pengamatan yang dilakukan guru kolaborator terhadap peneliti seperti
tabel berikut ini:
43
Tabel 4.2 Hasil pengamatan guru kolaborator
terhadap peneliti pada siklus I
No Aspek yang
diamati Pendukung Penghambat Ide perbaikan
1 Pengelolaan waktu
-
Belum mampu
mengoptimalkan
waktu.
Hendaknya guru
dapat
mengoptimalkan
waktu sesuai
2 Penyajian Sesuai RPP
yang telah
dibuat
- -
3 Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
-
Masih banyak
siswa yang
kesulitan
mengerjakan tes
tertulis karena
kurang
memahami
materi
Memberikan
perbaikan dan
mendampingi siswa
yang masih belum
memahami materi
4 Penguasaan materi
pembelajaran
Guru
menyampaikan
materi sudah
sesuai tujuan
dan langkah-
langkah
pembelajaran
-
-
44
5 Pengelolaan kelas
-
Beberapa siswa
masih ada yang
tidak
memperhatikan
penjelasan guru
Hendaknya guru
mengemas
pembelajaran dengan
menarik yaitu
mencoba dengan
menggunakan
metode demonstrasi
6 Penggunaan
metode
-
Penggunaan
metode
demonstrasi
belum maksimal
Sebaiknya siswa
diberi pengetahuan
lebih banyak
mengenai metode
tersebut dalam
pembelajaran.
7 Perhatian siswa
-
Masih ada
beberapa siswa
yang tidak
mendengarkan
penjelasan guru
Guru dapat
mengkondisikan
kelas dengan
menegur siswa yang
ramai sendiri
8 Keaktifan siswa
-
Beberapa siswa
tidak menjawab
pertanyaan dari
guru
Sebaiknya guru
memberikan
pertanyaan-
pertanyaan dari yang
mudah terlebih
dahulu, baru
memberikan
pertanyaan yang
sulit.
9 Penampilan guru Rapi dan
sopan
45
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini maka selanjutnya
diadakan refleksi. Refleksi dilakukan antara observer, siswa dan peneliti tentang hasil
observasi implementasi tindakan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
IPA mengenai wujud dan sifat benda cair pada siklus I dengan menggunakan metode
Demonstrasi memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Ada peningkatan tindakan guru dalam menerapkan pembelajaran melalui metode
Demonstrasi nampak pada proses pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang
telah disiapkan.
b. Siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran tersebut melalui metode
Demonstrasi.
c. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran melalui metode pembelajaran Demonstrasi.
Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran pada siklus I menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
Siswa yang belum mencapai KKM ≥ 65 sebesar 24% (4 orang).
Pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa di nilai sudah cukup baik, namun
masih ada yang harus diperbaiki. Hasil catatan lapangan pada proses pembelajaran
sudah baik. Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I ini sudah baik, akan tetapi masih
ada kendala yang harus diperbaiki antara lain belum mampu mengoptimalkan waktu
dengan baik, masih banyak siswa yang kesulitan mengerjakan tes tertulis, masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, dan masih ada beberapa
siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru.
Refleksi pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi wujud dan sifat benda cair belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar ≥65. Sehingga perlu dilakukan tindak lanjut proses
pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti berusaha
untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II
46
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini merupakan tahap perbaikan dari pelaksanaan
pembelajararan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Pada pelaksanaan di siklus II,
perbaikan dimulai dengan RPP yang menerapkan metode pembelajaran yang lebih
mengoptimalkan peran siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas siswa sehingga dapat berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa. Selanjutnya peneliti menyiapkan media/alat dan bahan dalam
pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi, catatan lapangan, dan
instrumen tes/ tes formatif. Pelaksanaan pada siklus II ini sama seperti siklus I yaitu 1 kali
pertemuan dan berlangsung selama 2 x 35 menit.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Kamis, 05 November 2015
dengan materi pokok wujud dan sifat benda gas. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari
tiga kegiatan, diantaranya yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah
dirancang pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan awal dalam pembelajaran,
guru membuka pelajaran dengn memberi salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin
do’a bersama. Guru mempersiapkan materi ajar dan media serta mengabsen kehadiran
siswa. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan “Siapa yang tau,
termasuk benda apakah yang ada di dalam balon? Apakah di dalam kelas kita juga
terdapat udara?”. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi.
Pada kegiatan inti, kegiatan pertama yang dilakukan guru adalah menanyakan
kepada siswa mengenai materi yang minggu lalu telah disampaikan. Kemudian guru
menyajikan gambaran sekilas materi tentang benda gas dan sifat-sifatnya. Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi yang telah disampaikan secara
sekilas. Selanjutnya, guru menunjuk beberapa siswa untuk mendemonstrasikan
mengenai materi seperti membakar kertas serta meniup balon dan diletakkan di luar kelas.
Sedangkan siswa yang lain memperhatikan dan mengamati apa yang terjadi. Berdasarkan
47
demonstrasi yang telah dilakukan oleh beberapa orang siswa, guru memberikan selingan
beberapa pertanyaan mengenai demonstrasi tersebut. Kemudian guru memberikan
penugasan kepada siswa berupa lembar kerja siswa, dan memberikan kesempatan siswa
untuk dapat menyelesaikannya. Selanjutnya, guru bersama-sama siswa membahas tugas
lembar kerja siswa yang telah dikerjakan.
Saat mengakhiri pembelajaran siswa bersama guru membuat refleksi ataupun
menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tes formatif
kepada siswa. Siswa berdo’a dan memberi salam untuk mengakhiri pelajaran.
Berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada siklus II, mengenai wujud dan sifat
benda gas dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, data nilai diperoleh
dari hasil tes sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya
metode pembelajaran demonstrasi, diperoleh dari hasil belajar siswa setelah
diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi. Hasil LKS dan evaluasi latihan soal
formatif untuk siswa mengalami peningkatan yang baik.
Adapun data pengamatan yang dilakukan guru kolaborator terhadap peneliti seperti pada
Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil pengamatan guru kolaborator
terhadap peneliti pada siklus II
No Aspek yang
diamati Pendukung Penghambat Ide perbaikan
1 Pengelolaan
waktu
Sesuai dengan
RPP
-
-
2 Penyajian materi
pembelajaran
Sudah sesuai
dengan RPP - -
3 Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
Tes tertulis
berjalan dengan
lancar
-
-
4 Penguasaan
materi pelajaran
Guru
menyampaikan
materi sesuai
-
-
48
tujuan
5 Pengelolaan kelas Semua siswa aktif
sehingga kelas
menjadi kondusif
-
-
6 Penggunaan
metode
Penggunaan
metode sudah
baik
-
-
7 Perhatian siswa Semua siswa
memperhatikan
pembelajaran
-
-
8 Keaktifan siswa Semua siswa ikut
ambil bagian
dalam
pembelajaran
-
-
9 Penampilan guru Rapi dan sopan - -
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II ini maka selanjutnya
diadakan refleksi. Refleksi dilakukan antara observer, siswa dan peneliti tentang hasil
observasi implementasi tindakan. Sedangkan refleksi terhadap hasil belajar dilakukan
berdasarkan hasil analisis statistik sederhana. Hasil refleksi menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran materi pokok wujud dan sifat benda gas pada siklus II dengan menggunakan
metode pembelajaran Demonstrasi memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Pembelajaran berjalan secara aktif karena aktivitas belajar siswa sudah nampak jelas.
b. Guru sudah bisa merangsang siswa untuk menjawab dengan strategi yang dilakukan.
c. Proses pembelajaran sudah sesuai dengan rancangan yang telah di rencanakan.
d. Kegiatan pembelajaran nampak lebih aktif, karena guru tidak mendominasi
pembelajaran secara keseluruhan.
Tahapan refleksi pada siklus II ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan metode pembelajaran demonstrasi dapat membantu siswa dalam meningkatkan
hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai KKM ≥ 65
49
sebanyak 17 orang (100%) sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan
peneliti. Hasil observasi siklus II ini mengalami peningkatan, rata-rata tiap siswa dengan
indikator sangat baik, begitu pun dengan aktivitas guru dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan catatan lapangan pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan
sudah sangat baik. Pada tahap inti, siswa sudah tidak lagi gaduh pada saat guru
sedang memberikan materi pelajaran. Siswa juga sudah aktif bertanya dan menjawab
dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa, juga respon siswa yang positif tentang metode pembelajaran
demonstrasi, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada materi pokok wujud
dan sifat benda sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
diharapkan. Dari hasil observasi aktivitas siswa sudah ada peningkatan dan aktivitas
guru sudah sangat baik. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan
pembelajaran siklus 3.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pra Siklus
Hasil penelitian dari tindakan Demonstrasi yang diberikan kepada siswa kelas IV SD
Negeri Rogomulyo 01 Pati semester I tahun ajaran 2015/ 2016 nampak ada peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Pada mulanya siswa merasa jenuh, bosan, ramai sendiri sehingga
materi pembelajaran kurang dipahami oleh siswa, dan hasil belajar siswa pun tidak sesuai
harapan peneliti yaitu belum dapat mencapai KKM ≥65.
Berikut rekapitulasi hasil nilai tes formatif pada saat pra siklus seperti di bawah ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Ketuntasan (%)
Nilai tidak tuntas (< 65) 12 71 %
Nilai tuntas (≥ 65) 5 29 %
50
Dari data di atas dapat dibuat diagram batang seperti berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
Nilai Tidak Tuntas (<65) 71%
Nilai Tuntas (>65) 29 %
Jum
lah
Sis
wa
JUMLAH SISWA
Ketuntasan
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa siswa yang belum tuntas masih banyak yaitu
71%. Oleh karena itu perlu diteliti untuk dicari solusinya agar siswa dapat mencapai
ketuntasan dalam pembelajaran.
4.2.2 Siklus I
Berdasarkan hasil nilai pra siklus dan hasil pengamatan dalam pembelajaran
tersebut, diadakanlah penulisan dengan menerapkan metode demonstrasi di samping
beberapa metode seperti ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Hasil penelitian pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Kriteria Jumlah Siswa Ketuntasan (%)
Nilai tidak tuntas (< 65) 4 24 %
Nilai tuntas (≥ 65) 13 76 %
Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus
Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Tahun 2015/ 2016
51
Dari data di atas disajikan diagram batang seperti berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
Nilai Tidak Tuntas (<65)
Nilai Tuntas (>65)
Jum
lah
Sis
wa
JUMLAH SISWA
Presentase ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV dari data di atas juga
disajikan ke dalam diagram lingkaran seperti gambar 4.5 di bawah ini :
76%
24%
Presentase Ketuntasan Siswa
Nilai Tuntas (>65)Nilai Tidak Tuntas (<65)
Gambar 4.4 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Tahun 2015/ 2016
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa
Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Tahun 2015/ 2016
52
Ketuntasan
Pada siklus I perolehan nilai formatif telah menunjukkan kemajuan untuk masing-
masing ketuntasan. Hal ini terbukti bahwa nilai terendah pada pra siklus 35, sedangkan
pada siklus I nilai terendah 40. Untuk siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas (<65) pada
pra siklus 71% sedangkan pada siklus I menjadi 24%. Adapun siswa yang memperoleh
nilai tuntas diatas KKM (≥65) yang pada pra siklus hanya 29% pada siklus I meningkat
menjadi 76% dan perolehan nilai tertinggi pada pra siklus dan siklus I masih tetap 90.
Karena masih ada siswa yang memperoleh nilai belum tuntas, maka penelitian dilanjutkan
pada siklus II.
Hasil observasi siswa dan guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran dengan
rata-rata indikator yang dapat dikategori baik yaitu pada semua indikator. Rata-rata
presentase siklus I berkategori baik. Tetapi pada saat pembelajaran guru masih belum
bisa memfokuskan diri dan dalam pembelajarannya masih belum sesuai dengan RPP.
4.2.3 Siklus II
Pada siklus II ini penggunaan metode demonstrasi lebih difokuskan serta dibantu
dengan penggunaan metode-metode lainnya, siswa banyak diberi kesempatan untuk
melakukan demonstrasi sesuai materi pembelajaran dengan arahan dan bimbngan guru /
peneliti setelah selesai pembelajaran diadakan tes formatif yang rekapitulasi hasil nilainya
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Kriteria Jumlah Siswa Ketuntasan (%)
Nilai tidak tuntas (< 65) 0 0
Nilai tuntas (≥ 65) 17 100 %
53
Berikut ini disajikan pula ke dalam diagram seperti di bawah ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Nilai tidak tuntas (≤65)
Nilai tuntas (≥65) 100%
Jum
lah
Sis
wa
JUMLAH SISWA
Ketuntasan
Berdasarkan diagram tersebut, terlihat cukup jelas karena hasil nilai formatif siklus II
lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I nilai terendah 40, sementara pada
siklus II 70. Untuk siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas (<65) pada siklus I 24%,
sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang nilainya kurang dari KKM 65. Adapun siswa
yang memperoleh nilai tuntas diatas KKM (>65) yang pada siklus I 76%, pada siklus II
meningkat menjadi 100% dan perolehan nilai tertinggi pada siklus I 90 sedangkan pada
siklus II menjadi 100.
Berikut ini disajikan pula hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar yang
ditunjukkan melalui tabel 4.7 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II.
Gambar 4.6 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Tahun 2015/ 2016
54
Uraian Banyaknya Siswa Ketuntasan
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Pra Siklus 12 5 71% 29%
Siklus I 4 13 24% 76%
Siklus II 0 17 0 100%
Tabel 4.7 nampak bahwa setiap hasil analisis yang baik dari banyaknya siswa yang
tuntas maupun yang tidak tuntas, serta berupa presentase ketuntasan dari pra siklus ke
siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan. Hal ini nampak jelas pada gambar 4.7
Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA berdasarkan Banyaknya Siswa dalam
Ketuntasan Belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo
01 kec. Kayen kab. Pati Semester I Tahun 2015/ 2016 sebagai berikut:
Gambar 4.7 nampak ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Rogomulyo 01 berdasarkan ketuntasan belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
yakni dari 29 % meningkat menjadi 76% dan terakhir tuntas sebesar 100%. Hal ini terjadi
Tabel 4.7 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Banyaknya Siswa dalam Ketuntasan Belajar Pra siklus, Siklus I, dan
Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Siswa Tuntas (≥65)
Siswa Tidak Tuntas (≤65)
Ban
yakn
ya S
isw
a
Perbandingan Banyaknya Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
55
setelah pada siklus I dan siklus II pembelajarannya menggunakan metode Demonstrasi.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi untuk pembelajaran IPA ini
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung
siswa sudah mulai melakukan kegiatan dengan jelas, antusias siswa dalam
berdemonstrasi, aktif dalam mengumpulkan informasi, aktif dalam bertukar pendapat
dalam berdiskusi, aktif membuat kesimpulan. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar
IPA yang signifikan.
Rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II juga ditunjukkan
dalam tabel 4.8 berikut ini.
Rata-rata Nilai
Pra Siklus 58,00
Siklus I 67,05
Siklus II 80,00
Data di atas dapat dilihat secara rinci melalui gambar 4.8 Diagram Lingkaran Rata-rata
Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 di bawah ini:
Pra Siklus ; 58
Siklus I; 67,05
Siklus II; 80
; 0Rata-Rata Nilai
Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Belajar IPA
pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Gambar 4.8 Diagram Lingkaran Rata-rata Hasil Belajar IPA
pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
56
Secara rinci presentase peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan melalui gambar
4.9 sebagai berikut.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tuntas Tidak Tuntas
Ke
tun
tasa
n S
isw
a
Ketuntasan Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan gambar 4.9 menunjukkan peningkatan hasil belajar nampak juga
melalui presentase ketuntasan siswa. Nampak dari gambar tersebut ditunjukkan panjang
batang yang semakin naik semakin panjang batangnya. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan hasil belajar siswa sudah mencapai 100%.
Gambar 4.9
Diagram Batang Presentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II