bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pra Siklus
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD
Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga semester II tahun
2013/2014 khususnya dalam pembelajaran IPA jarang sekali guru menggunakan
model-model pembelajaran. Guru masih menggunakan model pembelajaran
secara konvensional, sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang
sedang dilaksanakan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa masih banyak siswa yang mendapat skor dibawah KKM. Tabel 4.1
menunjukkan distribusi skor hasil belajar IPA siswa pada Pra Siklus berikut ini.
Tabel 4.1Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
No Skor Frekuensi Persentase %1 20-26 5 22,7%2 27-33 7 31,8%3 34-40 10 45,5%
Jumlah 22 100%Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor
antara 20-26 sebanyak 5 siswa atau 22,7% dari 22 siswa, skor antara 27-33
sebanyak 7 siswa atau 31,8% dari 22 siswa, sedangkan skor antara 34-40
sebanyak 10 siswa atau 45,5% dari 22 siswa. Berdasarkan dari distribusi skor
hasil belajar pra siklus dengan skor tertinggi 40 yang berada jauh di bawah KKM
≥70, nampak bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus tidak ada yang tuntas. Hal
ini didukung oleh besarnya skor rata-rata 31,9 dan skor terendah yaitu 20. Apabila
33
distribusi skor hasil belajar pra siklus tersebut digambar, maka nampak gambar
seperti yang disajikan melalui gambar 4.1 berikut ini :
Sumber : Data Primer
Gambar 4.1Diagram Batang Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Gambar 4.1 dapat dijadikan dasar dalam menyimak permasalahan yang
ada. Selain itu, sejumlah informasi yang disebabkan oleh tindakan pembelajaran
perlu digali dari guru kelas IV. Hal ini perlu diambil solusi untuk pemecahan
masalah. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV, ditemukan beberapa
masalah diantaranya siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, berbicara
dengan teman sebangku, dan tidak mengerjaan tugas dengan baik terhadap siswa
yang aktif. Guru hanya berceramah tentang materi saja tanpa memperhatikan
keadaan siswa. keseriusan siswa dalam belajar kurang dan siswa cenderung bosan
dengan kegiatan belajar yang selalu mendengarkan guru dan mengerjakan soal
latihan di buku LKK.
Solusi yang digunakan untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan memberikan tindakan
pembelajaran yang berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI,
yang dilaksanakan melalui 2 siklus yakni siklus I dan siklus II.
0
2
4
6
8
10
12
20-26 27-33 34-40
34
4.1.2 Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan KD mengidentifikasikan jenis – jenis sumber
daya alam yang akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut :
1. Perencanaan
Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian ini didasarkan pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Perencanaan pembelajan dibuat dengan menyusun RPP dan
kemudian dikonsultasikan kepala sekolah. Adapun SK yang harus dikuasai oleh
siswa kelas IV SD terkait dengan hasil belajar yang bersifat kognitif ini adalah
pengetahuan tentang pengertian dan jenis – jenis sumber daya alam.
dalam pelaksanaan tindakan diperlukan suatu rancangan tindakan yang
digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusuan desain pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan kegiatan ini
mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan konsep pada materi yang
sedang dipelajari. Guru dirancang untuk seminimal mungkin terlibat dalam proses
pembelajaran agar siswa dapat melakukan investigasi terhadap apa yang mereka
pelajari. Kegiatan pembelajaran dalam siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa dirancang untuk dapat bekerja sama di
dalam kelompok untuk berusaha melakukan investigasi terhadap suatu masalah
dan memahami materi yang sedang dipelajari dengan melakukan diskusi
kelompok. Peran guru hanya mengkondisikan siswa dan menanggapi pertanyaan –
pertanyaan siswa yang belum jelas dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dirancang menjadi tiga pertemuan
dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit.
Rancangan pembelajaran pertemuan pertama mempelajari pengertian sumber daya
alam dan macam – macam sumber daya alam. Rancangan pembelajaran
pertemuan kedua mempelajari sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya.
Sedangkan dalam pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi yaitu untuk
mengukur kemampuan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok dan
35
setiap kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang sudah mereka
dapatkan, setiap kelompok dibagikan alat peraga untuk membantu setiap
kelompok melakuan investigasi. Setelah siswa selesai melakukan investigasi
kelompok maka siswa menuliskan hasil investigasi kelompok mereka kedalam
LKK (Lembar Kerja Kelompok) kemudian mempresentasikan hasil kerja
kelompok siswa satu kepada kelompok siswa lainnya.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dalam siklus I akan dilaksanakan pada tanggal 14
April 2014. pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 ini menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI ini mempelajari pengertian sumber daya alam
dan sumber daya alam berdasarkan sifat dan jenisnya. Pembelajaran dimulai
dengan melakukan apersepsi dengan menayangkan video tentang alam sekitar.
Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi video yang sudah
ditayangkan. Setelah itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada pertemuan pertama. Dalam kegiatan eksplorasi guru
menunjukkan beberapa contoh gambar sumber daya alam berdasarkan sifat dan
jenisnya. Setelah itu guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang
ditunjukkan oleh guru. Siswa menyebutkan contoh sumber daya alam yang ada
di sekitar rumah mereka.
Dari pertanyaan guru tentang sumber daya alam siswa diarahkan
kepada topik yang akan dipelajari yaitu pengertian sumber daya alam. Sebelum
melakukan investigasi kelompok, guru menjelaskan sedikit tentang topik yang
akan dipelajari. Dari topik tersebut, guru mengkondisikan siswa membentuk
kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah
kelompok terkondisikan, guru meminta setiap kelompok untuk memilih ketua
kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju dan mengambil
materi yang telah disiapkan oleh guru. Materi-materi yang dibagikan antara
lain pengertian sumber daya alam meliputi sumber daya alam berdasarkan jenis
dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Setelah setiap kelompok
36
mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi terhadap
materi yang mereka dapatkan. Siswa diberikan LKK (lembar kerja Kelompok)
yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan setiap
kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi kelompok
dan menuliskan hasil akhir ke dalam LKK, kemudian setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok yang diwakili oleh juru bicara yang
ditunjuk oleh setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara bergiliran. Bagi
kelompok yang belum mendapatkan giliran presentasi, kelompok tersebut
mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak
sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-
sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan. Dari percobaan
tersebut, siswa dapat membedakan antara sumber daya alam berdasarkan jenis
dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Kemudian sebelum pembelajaran
disudahi, terlebih dahulu guru memberikan pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan oleh siswa.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada
tanggal 15 April 2014. Pembelajaran pada pertemuan kedua mempelajari
tentang sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan sumber daya alam
berdasarkan sifatnya. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi
tentang materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu
guru memotivasi siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dengan cara
melakukan tanya jawab. Selesai melakukan tanya jawab guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu tentang macam – macam sumber daya alam
berdasarkan jenis dan sifatnya.
Dalam kegiatan elaborasi guru membahas pekerjaan siswa yang
diberikan guru pada materi sebelumnya. Setelah itu guru mengkondisikan
siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah
ada. Setelah kelompok kerja terondisikan, guru meminta setiap kelompok
untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju
37
dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Dimana materi tersebut
berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Setelah setiap
kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi
terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberikan LKK (lembar kerja
kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan
setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi
kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap
kelompok mempresentasikan hasil dari percobaan tersebut yang diwakili oleh
juru bicara yang telah ditunjuk setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara
bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatan giliran presentasi,
kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap
presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan,
siswa secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah
dilakukan. Sebelum pembelajaran disudahi, terlebih dahulu guru memberikan
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh siswa.
c. Pertemuan 3
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal
19 April 2014 pada jam terakhir dengan melakukan evaluasi. Pada pertemuan
ini guru hanya mengulas pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan 1
dan pertemuan 2. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa KKM
yang dicapai sebesar ≥ 70.
Kegiatan inti dalam pertemuan ke 3 ini adalah eksplorasi, yaitu dengan
guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2. Selanjutnya adalah kegiatan elaborasi, guru meminta kepada
siswa pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Guru bersama siswa
membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Dalam tahap ini
guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab tentang
materi yang belum mereka pahami.
Tahap selanjutnya adalah konfirmasi, dalam tahap ini guru bersama
dengan siswa menarik kesimpulan tentang sumber daya alam. Setelah semua
38
siswa paham dengan materi ajar yang diberika, kemudian guru membagikan
soal evaluasi yang telah disiapkan. Berikutnya setelah semua siswa selesai
mengerjakan, kemudian guru membahas dan mengoreksi soal evaluasi yang
telah dikerjakan siswa. Setelah selesai guru bersama siswa melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam penelitian yang dilakukan pada siklus I, kegiatan observasi
terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa kelas IV
SD Negeri Sidorejo Lor 06 semester 2 tahun 2013/2014 untuk mata pelajaran
IPA menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan secara berkelanjutan
pada setiap pertemuan dan dilakukan oleh observer. Pada siklus I pertemuan 1,
2 dan 3 dilakukan observasi implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
GI dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan dalam
penelitian. Hasil observasi menunjukkan bahwa setiap langkah dalam model
pembelajaran kooperatif tipe GI telah dilaksanakan dalam pembelajaran
dengan baik.
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melaksanakan proses pembelajaran
yang telah ditentukan belum mencapai optimal. Guru belum menguasai secara
penuh tentang materi SDA_LTM yang akan diajarkan. Pada saat siklus I
dilaksanakan guru terlihat tidak tegas dalam menyampaikan materi. Selain itu
pada saat pelaksanaan apersepsi guru dan siswa juga tampak tidak semangat
terlihat dari siswa yang kurang antusias saat melihat video tersebut. Pada saat
guru bertanya jawab pun siswa yang antusias menjawab hanya beberapa siswa
saja. Selain itu pada saat bertanya jawab guru terlihat seperti belum menguasai
materi yang akan diajarkan.
Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan sintaks.
Masih ada beberapa langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI yang
belum dilaksanakan dalam siklus I. Hal ini tercermin pada saat guru
membagikan kerja kelompok, yaitu guru tidak memanggil ketua kelompok
untuk mengambil materi yang dibagikan. Selain itu guru juga belum
memberikan arahan untuk bagaimana cara mengerjakan LKK dan
menggunakan alat peraga yang diberikan. Dalam kegiatan ini siswa belum
39
melakukan investigasi pada materi yang telah dibagikan. Hal ini terbukti pada
saat kerja kelompok, masih ada banyak siswa yang tidak baik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya penguasaan
kelas terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran. Dalam menyampaikan
presentasi kelompok siswa masih terlihat malu dalam menyampaikan hasil
kerja kelompok serta belum ada hubungan timbal balik antara siswa yang
presentasi, siswa yang mendnegarkan dan guru. Pada pelaksanaan kegiatan ini
guru kurang memperhatikan alokasi waktu, sehingga waktu yang digunakan
lebih panjang dari waktu yang telah direncanakan. Hal ini menyebabkan guru
harus menambah waktu jam pelajaran untuk menyelesaikan materi yang ada.
Pada kegiatan penutup, siswa kurang antusias menjawab pertanyaan dari
guru. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Pada saat kegiatan
penutup, guru hanya bertanya kepada siswa, tetapi tidak mengambil
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4. Refleksi
Setelah mengadakan refleksi antara guru kelas IV dan peneliti, maka
pembelajaran siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 masih ditemukan kekurangan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran, antara lain :
Bagi guru :
- Kurangnya penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan sehingga siswa
menjadi ragu dalam menerima pelajaran.
- Guru belum terlalu memahami tentang sintaks pembelajaran yang sedang
dilaksanakan.
- Penguasaan kelas masih kurang.
- Kurang memperhatikan alokasi waktu.
- Kepercayaan diri yang kurang dalam menerapkan kodel pembelajaran yang
baru pertama digunakan.
- Kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga yang telah disiapkan.
40
Bagi Siswa :
- Siswa kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.
- Kurangnya antusias siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh guru.
- Dalam melakuan investigasi, siswa belum melakukannya secara maksimal.
- Siswa masih malu dalam menyampaikan presentasi kelompok.
- Kuranganya interaksi antara satu siswa dengan siswa yang lain.
4.1.3. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan KD menjelaskan hubungan antara
sumberdaya alam dengan teknologi yang digunakan yang akan dilaksanakan
dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
1. Perencanaan
Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanaan
penelitian ini didasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Perencanaan pembelajaran dibuat dengan menyusun RPP dan
kemudian dikonsultasikan kepala sekolah. Adapun standar kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa kelas IV SD terkait dengan hasil belajar yang bersifat kognitif
ini adalah pengetahuan tentang hubungan sumberdaya alam dengan teknologi dan
masyarakat. Untuk melaksanakan tindakan diperlukan suatu rancangan tindakan
yang digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusunan desain pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan
kegiatan secara umum merupakan modifikasi dari suatu pelajaran yang dirancang
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan
kegiatan ini mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan konsep pada
materi yang sedang dipelajari. Guru dirancang untuk seminimal mungkin terlibat
dalam proses pembelajaran agar siswa dapat melakukan investigasi terhadap apa
yang mereka pelajari. Kegiatan pembelajaran dalam siklus II dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa dirancang untuk
dapat bekerja sama didalam kelompok untuk berusaha melakukan investigasi
terhadap suatu masalah dan memahami materi yang sedang dipelajari dengan
41
melakukan diskusi kelompok. Peran guru hanya mengkondisikan siswa dan
menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang belum jelas dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dirancang menjadi tiga pertemuan
dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit.
Rencana pembelajaran pertemuan pertama mempelajari tentang proses pembuatan
bahan-bahan sumber daya alam menggunakan teknologi dan pada pertemuan
kedua aan mempelajari tentang cara menjaga sumber daya alam dan kelestarian
lingkungan. Sedangkan pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi yaitu untu
mengukur kemampuan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok dan
setiap kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang sudah mereka
dapatkan, setiap kelompok dibagikan macam-macam hasil teknologi sumber daya
alam untuk membantu setiap kelompok melakukan investigasi. Setelah siswa
selesai melakukan investigasi kelompok maka siswa menuliskan hasil investigasi
kelompok siswa ke dalam LKK (Lembar Kerja Kelompok) kemudian
mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa satu kepada kelompok siswa lain.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Dalam tahap ini guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
GI sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Alat peraga digunakan dalam
pembelajaran siklus II adalah hubungan sumber daya dengan teknologi dan
masyarakat. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan
yaitu tanggal 22, 23 dan 26 April 2014. Pelaksanaan tersebut akan dilaksanakan
seperti yang ada dibawah ini :
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dalam siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 22
April 2014. Dalam siklus II pertemuan 1 menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe GI ini mempelajari tentang pengolahan sumberdaya alam
menggunakan teknologi. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi
yaitu mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu guru
42
menceritakan sebuah cerita. Kemudian guru bersama dengan siswa bertanya
jawab tentang cerita tersebut. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah apersepsi selesai dilakukan, guru
juga melakukan eksplorasi yaitu dengan menunjukkan beberapa contoh bahan
olahan sumberdaya alam, kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang
contoh bahan tersebut. Untuk mempertegas pengetahuan siswa, guru juga
bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan mereka
yang dapat diolah dengan menggunakan teknologi modern.
Sebelum melakukan investigasi kelompok guru juga menjelaskan
bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan. Sebelum membagi kelas
kedalam kelompok, guru menjelaskan tentang topik yang akan dipelajari. Dari
topik tersebut, guru mengkondisikan siswa membentuk kelompok sesuai dengan
kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah kelompok kerja terkondisikan, guru
meminta setiap kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan
kelompok diminta untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh
guru. Materi tersebut berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang
lainnya. Setelah setiap kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk
melakukan investigasi terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberian
LKK (lembar kerja kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi
yang dilakukan setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan
investigasi kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok tersebut yang diwakili oleh
juru bicara yang telah ditunjuk melalui persetujuan kelompok tersebut. Presentasi
dilakukan secara bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatkan giliran
presentasi, kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap
presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa
secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan penelitian pada siklus II pertemuan kedua akan dilaksanakan
pada tanggal 23 April. pada pertemuan kedua ini mempelajari tentang cara
43
menjaga sumber daya alam dan lingkungan. Pelaksanaan pembelajaran diawali
dengan apersepsi yaitu dengan menayangkan video tentang alam dan mengulas
materi yang sudah pernah diajarkan sebelumnya. Kemudian guru bertanya jawab
tentang video yang telah ditayangkan tersebut. Setelah apersepsi selesai
dilakukan, guru juga melakukan eksplorasi yaitu dengan menunjukkan beberapa
contoh gambar tentang cara melestarian alam, kemudian guru dan siswa bertanya
jawab tentang gambar tersebut. Untuk mempertegas pengetahuan siswa, guru juga
bertanya jawab tentang cara melestarikan alam di lingkungan sekitar.
Dalam kegiatan elaborasi guru menjelaskan secara singkat tentang materi
yang akan dipelajari. Kemudian guru membagi siswa dikelas menjadi beberapa
kelompok heterogen. Setelah kelompok terkondisikan, guru meminta setiap
kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta
untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Setelah setiap
kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi
terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberi LKK (lembar kerja
kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan
setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi
kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap kelompok
mempresentasikan hasil dari kerja kelompok tersebut yang diwakili oleh juru
bicara yang telah ditunjuk oleh setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara
bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapat giliran presentasi bertugas
mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak sesuai
atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-sama
merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan.
c. Pertemuan 3
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada
tanggal 26 April 2014 dengan melakukan evaluasi. Pada pertemuan ini guru hanya
mengulas pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama dan kedua.
Selanjutnya guru meminta kepada siswa pekerjaan rumah yang telah diberikan
44
sebelumnya. Dalam tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab tentang materi yang belum siswa pahami.
Tahap selanjutnya adalah konfirmasi, dalam tahap ini guru bersama dengan siswa
menarik kesimpulan tentang teknologi yang digunakan dalam mengolah
sumberdaya alam dan cara melestarikan sumber daya alam. Setelah semua siswa
paham dengan materi ajar yang sudah diberikan, guru membagikan soal evaluasi
yang telah disiapkan. Berikutnya setelah semua siswa selesai mengerjakannya,
guru membahas dan mengoreksi soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa. setelah
selesai guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
Dalam penelitian yang dilakukan pada siklus II, dilakukan observasi
terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa kelas IV SD
Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II pada mata
pelajaran IPA. Observasi dilakuan secara berkelanjutan pada setiap pertemuan.
Pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3 dilakukan observasi dengan cara mengisi
lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan. Hasil observasi dengan
menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa seluruh langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat
dilaksanakan dengan baik.
Pada kegiatan awal guru sudah melaksanakan proses pembelejaran sesuai
yang telah ditentukan. Guru masih canggung dalam menyampaikan materi. Pada
saat siklus II dilaksanakan guru terlihat sangat mantap dalam menyampaikan
materi. Selain itu guru dan siswa lebih tampak bersemangat. Dalam tanya jawab
juga siswa yang antusias menjawab lebih banyak dibandingkan dengan siklus
sebelumnya. Selain itu pada saat bertanya jawab guru terlihat sudah lebih
menguasai materi.
Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan
sintaks yang diinginkan. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI
sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini tercermin pada saat guru membagikan
kerja kelompok, yaitu guru sudah memanggil ketua kelompok untuk mengambil
materi yang akan dibagikan. Selain itu guru juga sudah memberikan arahan untuk
45
bagaimana cara mengerjakan LKK dan menggunakan alat peraga yang digunakan.
Dalam kegiatan ini siswa sudah melakukan investigasi pada materi yang telah
dibagikan. Hal ini terbukti pada saat kerja kelompok, sebagian besar siswa sudah
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini disebabkan karena guru sudah dapat
menguasai kelas dengan baik. Dalam menyampaikan presentasi kelompok siswa
sudah terlihat lebih berani dan tegas dalam menyampaikan hasil kerja kelompok
serta sudah ada hubungan timbal balik antara siswa yang sedang presentasi, siswa
yang mendengarkan dan guru. Pada pelaksanaan kegiatan ini guru sudah
memperhatikan alokasi waktu dengan baik, sehingga pembelajaran dapat selesai
tepat pada waktunya.
Pada kegiatan penutup siswa banyak yang antusias dalam menjawab
pertanyaan dari guru. Sebagian siswa sangat aktif dalam menyimpulkan hasil
pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah pelaksanaan, hasil analisis dan pelaksanaan pembelajaran pada
materi sumber daya alam menggunakan model kooperatif tipe GI, secara umum
telah menunjukkan hasil yang diharapkan.
4.2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II telah dilakukan
analisis dengan membandingkan hasil belajar antar siklus yaitu dari pra siklus,
siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di SD
Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, diketahui bahwa hasil belajar IPA kelas IV dari
pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan setelah digunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI. Berhasil atau tidaknya model pembelajaran
kooperatif tipe GI dapat diketahui dari hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar
tersebut diproleh dari tes dan non tes yang dilakukan pada pra siklus, siklus I dan
siklus II. Hasil belajar dari pra siklus diperoleh dari skor ulangan IPA semester I,
sedangkan hasil belajar siklus I dan siklus II diperoleh dari tes dan non tes (unjuk
kerja).
46
Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga
diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir pertemuan siklus I yaitu pada
pertemuan kertiga dan skor non tes yang berupa unjuk kerja. Dari hasil tes
tersebut diketahui terjadi peningkatan pada hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga pada Kompetensi Menjelaskan
hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan, distribusinya secara rinci
disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus I
No Skor Frekuensi Persentase (%)
1 49-55 1 4,55
2 56-62 4 18,18
3 63-69 1 4,55
4 70-76 2 9,09
5 77-83 12 54,55
6 84-90 2 9,09
Jumlah 22 100Sumber. Data primer
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi skor hasil belajar IPA siklus I dapat
diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan
dibandingkan dengan pra siklus, yang ditandai dengan meningkatnya skor rata-
rata dari 31,9 menjadi 74,8, sedangkan ketuntasan juga meningkat 0% menjadi
72,73% yang didapat oleh 16 siswa. Siswa yang memperoleh skor dibawah KKM
atau belum tuntas mengalami penurunan dari 100% menjadi 27,28% yang didapat
oleh 6 siswa. Untuk skor tertinggi meningkat dari 40 menjadi 86, sedangkan untuk
skor terendah menjadi 49 yang awalnya 20. Distribusi skor hasil belajar pra siklus
dapat digambarkan dengan diagram batang melalui gambar 4.2 berikut ini :
47
Sumber. Data primer
Gambar 4.2Diagram Batang Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan KKM≥70, dapat diketahui hasil belajar berdasarkan
ketuntasannya yang disajikan melalui tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3Distribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I
No SkorKetuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
JumlahPresentase
(%)
1 ≥ 70 Tuntas 16 72,73
2 < 70 Belum tuntas 6 27,28
Jumlah 22 100
Sumber. Data primer
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ini dapat dijelaskan bahwa siswa
yang memiliki skor kurang dari KKM ≥ 70 sebanyak 6 siswa atau 27,28%,
sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa (72,73%)
dari 22 siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang
0
2
4
6
8
10
12
14
49-55 56-62 63-69 70-76 77-83 84-90
48
belum tuntas, namun mendasarkan indikator hasil belajar IPA yang telah
ditetapkan belum mencapai 90%. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
dalam diagram yang tertuang pada gambar 4.3 berikut :
Sumber. Data primerGambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus I
b) Siklus II
Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga
dengan KD menjelaskan hubungan antara sumberdaya alam dengan teknologi
yang digunakan. Berikut disajikan melalui tabel 4.4 tentang distribusi hasil belajar
IPA berdasarkan ketuntasan siklus II, siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 6
Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 berikut ini.
Tabel 4.4Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus II
No Skor Frekuensi Persentase (%)1 56-62 1 4,52 63-69 1 4,53 70-76 1 4,54 77-83 4 185 84-90 5 22,56 91-97 10 45,5
Jumlah 22 100Sumber. Data primer
Dilihat dari tabel 4.4 distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan dari
73%
27%1 2
Ket : 1 tuntas
2 belum tuntas
49
hasil siklus I, ditandai dengan skor rata-rata yang ada peningkatan menjadi 85,16
sedangkan persentase ketuntasan juga sama halnya meningkat 90,91% yang
didapat 20 siswa, sedangkan siswa yang mendapat skor dibawah KKM atau
belum tuntas juga mengenai penurunan yaitu menjadi 9% yaitu 2 siswa. Skor
tertinggi 91 dan skor terendah 52. Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambar dalam
bentuk diagram batang melalui gambar 4.4 berikut ini :
Sumber. Data primer
Gambar 4.4Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus II
Berdasarkan KKM ≥70, dapat disajikan distribusi hasil belajar IPA
berdasarkan ketuntasan siklus II dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5Distribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas 20 90,91
2 Belum tuntas 2 9,09
Jumlah 22 100
Sumber. Data primer
0
2
4
6
8
10
12
56-62 63-69 70-76 77-83 84-90 91-97
50
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui hasil belajar siswa
yang memiliki skor kurang dari KKM≥70 sebanyak 2 siswa (9,09%), sedangkan
siswa yang mencapai KKM≥70 sebanyak 20 siswa (90,91%). Dari hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan KKM
lebih banyak dibandingkan siswa yang tidak mencapai KKM. Ketuntasan belajar
siswa juga dapat dilihat dalam gambar 4.5 berikut ini :
Sumber. Data primer
Gambar 4.5Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA
Berdasarkan Ketuntasan Siklus II
Pada analisis komparatif ini didalamnya akan diuraikan tentang
perbandingan hasil belajar IPA siswa kelas IV dari pra siklus, siklus I sampai
siklus II untuk mengetahui peningkatan belajar yang terjadi. Perbandingan hasil
belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut ini :
Tabel 4.6Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus IINo Ketuntasan
belajarSkor Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %1 Tidak
Tuntas<70 22 100 6 27,27 2 9,09
2 Tuntas ≥70 0 - 16 72,73 20 90,91
Jumlah 22 100 22 100 22 100Sumber. Data primer
91%
9%
tuntas
belum tuntas
51
Berdasarkan tabel 4.6 skor rata-rata setiap siklus mengalami peningkatan,
pada siklus I skor rata-rata 74,80 yang semula pra siklus rata-rata hanya 31,90
sedangkan pada siklus II rata-rata menjadi 85,16. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram dibawah ini :
Sumber. Data primer
Gambar 4.6Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Rata-Rata
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada pra siklus siswa
yang belum tuntas mencapai 100%. Pada siklus I dari siswa yang berjumlah 22,
yang memperoleh skor mencapai KKM ≥70 sebanyak 16 ( 72,73%) dan 6 siswa
(27,27%) lainnya masih dibawah KKM. Kemudian dilakukan siklus II untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 6 Salatiga
telah mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 20 siswa (90,91%) dengan
KKM ≥70, sedangkan 2 siswa (9,09%) belum mencapai KKM ≥70. Perbandingan
ketuntasan tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram berikut :
65.8
73
78
55
60
65
70
75
80
kondisi awal siklus I siklus II
rata-rata
rata-rata
52
Sumber. Data primer
Gambar 4.7Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, sebelum penelitian dilakukan
guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
Keadaan ini diduga membuat siswa kesulitan menerima materi yang diajarkan
dikarenakan pembelajaran yang monoton dan membuat bosan.Siswa cenderung
asyik sendiri, ngobrol dengan teman dan tidak memperhatikan pembelajaran. Hal
tersebut yang mengakibatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV pada kondisi awal
di SD Negeri Sidorejo Lor 06 sangat rendah.
Dari kondisi ini maka perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran, terbukti hasil belajar siswa meningkat
seiring dengan meningkatnya kinerja guru dan unjuk kerja siswa selama proses
pembelajaran. Dalam hal ini siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama di dalam kelompok.
Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model kooperatif tipe GI juga
dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil tes evaluasi pada tiap siklus.
Hasil analisis terbukti bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat karena
meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
terbukti dengan siswa sudah berani bertanya dan berfikir secara kelompok.
10
16
20
12
6
2
kondisi awal siklus I siklus II
tutas belum tuntas
53
Ketuntasan siswa pada siklus I yang diatas KKM berjumlah 16 siswa (72,73%)
dan siswa yang belum tuntas dibawah KKM berjumlah 6 siswa (27,27%). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil
tersebut masih dibawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 90%,
karena ketuntasan hasil belajar baru mencapai 72,73%. Hasil analisis lembar
observasi guru sudah meningkat. Siswa lebih aktif dibandingkan guru. Siswa juga
lebih tertarik dengan pembelajaran. Ketidakketercapaian keberhasilan 90% siswa
tuntas disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan
cenderung bermalas-malasan dikelas dan sering mengantuk. Itu dikarenakan siswa
saat pulang sekolah membantu ibunya bekerja menjaga warung kelontong
sehingga ia kelelahan dan juga kurang isirahat.
Pada pembelajaran siklus II ketuntasan belajar telah mencapai 90,91%>
90% dari indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan. Dengan demikian
PTK ini terbukti mencapai keberhasilan. Peningkatan hasil belajar IPA ini
dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran, dan lebih banyak terfokus pada siswa. Siswa bekerja
secara berkelompok. Menginvestigasi topik yang diberikan oleh guru. Siswa
dituntut untuk beketja sama, benar-benar belajar dan berpendapat. Hal ini juga
mebuat siswa lebih rileks tidak tegang dalam menerima materi.Setelah itu siswa
juga di ajarkan untuk berani mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas.
Berdasarkan penelitian yang diuraikan, maka penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran IPA pada kelas IV Semester
2 SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 ini ini selaras
dengan penelitian yang dilakukan Ratih Endarini Sudarmono dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe GI mencapai ketuntasan 89%. Dari hasil
penelitian tersebut terbukti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.