bab iv hasil penelitian dan...

22
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga semester II tahun 2013/2014 khususnya dalam pembelajaran IPA jarang sekali guru menggunakan model-model pembelajaran. Guru masih menggunakan model pembelajaran secara konvensional, sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat skor dibawah KKM. Tabel 4.1 menunjukkan distribusi skor hasil belajar IPA siswa pada Pra Siklus berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus No Skor Frekuensi Persentase % 1 20-26 5 22,7% 2 27-33 7 31,8% 3 34-40 10 45,5% Jumlah 22 100% Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor antara 20-26 sebanyak 5 siswa atau 22,7% dari 22 siswa, skor antara 27-33 sebanyak 7 siswa atau 31,8% dari 22 siswa, sedangkan skor antara 34-40 sebanyak 10 siswa atau 45,5% dari 22 siswa. Berdasarkan dari distribusi skor hasil belajar pra siklus dengan skor tertinggi 40 yang berada jauh di bawah KKM ≥70, nampak bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus tidak ada yang tuntas. Hal ini didukung oleh besarnya skor rata-rata 31,9 dan skor terendah yaitu 20. Apabila

Upload: nguyentruc

Post on 13-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pra Siklus

Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD

Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga semester II tahun

2013/2014 khususnya dalam pembelajaran IPA jarang sekali guru menggunakan

model-model pembelajaran. Guru masih menggunakan model pembelajaran

secara konvensional, sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang

sedang dilaksanakan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa masih banyak siswa yang mendapat skor dibawah KKM. Tabel 4.1

menunjukkan distribusi skor hasil belajar IPA siswa pada Pra Siklus berikut ini.

Tabel 4.1Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No Skor Frekuensi Persentase %1 20-26 5 22,7%2 27-33 7 31,8%3 34-40 10 45,5%

Jumlah 22 100%Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor

antara 20-26 sebanyak 5 siswa atau 22,7% dari 22 siswa, skor antara 27-33

sebanyak 7 siswa atau 31,8% dari 22 siswa, sedangkan skor antara 34-40

sebanyak 10 siswa atau 45,5% dari 22 siswa. Berdasarkan dari distribusi skor

hasil belajar pra siklus dengan skor tertinggi 40 yang berada jauh di bawah KKM

≥70, nampak bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus tidak ada yang tuntas. Hal

ini didukung oleh besarnya skor rata-rata 31,9 dan skor terendah yaitu 20. Apabila

33

distribusi skor hasil belajar pra siklus tersebut digambar, maka nampak gambar

seperti yang disajikan melalui gambar 4.1 berikut ini :

Sumber : Data Primer

Gambar 4.1Diagram Batang Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Gambar 4.1 dapat dijadikan dasar dalam menyimak permasalahan yang

ada. Selain itu, sejumlah informasi yang disebabkan oleh tindakan pembelajaran

perlu digali dari guru kelas IV. Hal ini perlu diambil solusi untuk pemecahan

masalah. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV, ditemukan beberapa

masalah diantaranya siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, berbicara

dengan teman sebangku, dan tidak mengerjaan tugas dengan baik terhadap siswa

yang aktif. Guru hanya berceramah tentang materi saja tanpa memperhatikan

keadaan siswa. keseriusan siswa dalam belajar kurang dan siswa cenderung bosan

dengan kegiatan belajar yang selalu mendengarkan guru dan mengerjakan soal

latihan di buku LKK.

Solusi yang digunakan untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan memberikan tindakan

pembelajaran yang berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI,

yang dilaksanakan melalui 2 siklus yakni siklus I dan siklus II.

0

2

4

6

8

10

12

20-26 27-33 34-40

34

4.1.2 Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan KD mengidentifikasikan jenis – jenis sumber

daya alam yang akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian

sebagai berikut :

1. Perencanaan

Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian ini didasarkan pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan). Perencanaan pembelajan dibuat dengan menyusun RPP dan

kemudian dikonsultasikan kepala sekolah. Adapun SK yang harus dikuasai oleh

siswa kelas IV SD terkait dengan hasil belajar yang bersifat kognitif ini adalah

pengetahuan tentang pengertian dan jenis – jenis sumber daya alam.

dalam pelaksanaan tindakan diperlukan suatu rancangan tindakan yang

digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusuan desain pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan kegiatan ini

mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan konsep pada materi yang

sedang dipelajari. Guru dirancang untuk seminimal mungkin terlibat dalam proses

pembelajaran agar siswa dapat melakukan investigasi terhadap apa yang mereka

pelajari. Kegiatan pembelajaran dalam siklus I dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa dirancang untuk dapat bekerja sama di

dalam kelompok untuk berusaha melakukan investigasi terhadap suatu masalah

dan memahami materi yang sedang dipelajari dengan melakukan diskusi

kelompok. Peran guru hanya mengkondisikan siswa dan menanggapi pertanyaan –

pertanyaan siswa yang belum jelas dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dirancang menjadi tiga pertemuan

dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit.

Rancangan pembelajaran pertemuan pertama mempelajari pengertian sumber daya

alam dan macam – macam sumber daya alam. Rancangan pembelajaran

pertemuan kedua mempelajari sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya.

Sedangkan dalam pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi yaitu untuk

mengukur kemampuan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok dan

35

setiap kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang sudah mereka

dapatkan, setiap kelompok dibagikan alat peraga untuk membantu setiap

kelompok melakuan investigasi. Setelah siswa selesai melakukan investigasi

kelompok maka siswa menuliskan hasil investigasi kelompok mereka kedalam

LKK (Lembar Kerja Kelompok) kemudian mempresentasikan hasil kerja

kelompok siswa satu kepada kelompok siswa lainnya.

2. Implementasi Tindakan dan Observasi

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dalam siklus I akan dilaksanakan pada tanggal 14

April 2014. pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI ini mempelajari pengertian sumber daya alam

dan sumber daya alam berdasarkan sifat dan jenisnya. Pembelajaran dimulai

dengan melakukan apersepsi dengan menayangkan video tentang alam sekitar.

Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi video yang sudah

ditayangkan. Setelah itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pertemuan pertama. Dalam kegiatan eksplorasi guru

menunjukkan beberapa contoh gambar sumber daya alam berdasarkan sifat dan

jenisnya. Setelah itu guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang

ditunjukkan oleh guru. Siswa menyebutkan contoh sumber daya alam yang ada

di sekitar rumah mereka.

Dari pertanyaan guru tentang sumber daya alam siswa diarahkan

kepada topik yang akan dipelajari yaitu pengertian sumber daya alam. Sebelum

melakukan investigasi kelompok, guru menjelaskan sedikit tentang topik yang

akan dipelajari. Dari topik tersebut, guru mengkondisikan siswa membentuk

kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah

kelompok terkondisikan, guru meminta setiap kelompok untuk memilih ketua

kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju dan mengambil

materi yang telah disiapkan oleh guru. Materi-materi yang dibagikan antara

lain pengertian sumber daya alam meliputi sumber daya alam berdasarkan jenis

dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Setelah setiap kelompok

36

mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi terhadap

materi yang mereka dapatkan. Siswa diberikan LKK (lembar kerja Kelompok)

yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan setiap

kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi kelompok

dan menuliskan hasil akhir ke dalam LKK, kemudian setiap kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompok yang diwakili oleh juru bicara yang

ditunjuk oleh setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara bergiliran. Bagi

kelompok yang belum mendapatkan giliran presentasi, kelompok tersebut

mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak

sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-

sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan. Dari percobaan

tersebut, siswa dapat membedakan antara sumber daya alam berdasarkan jenis

dan sumber daya alam berdasarkan sifatnya. Kemudian sebelum pembelajaran

disudahi, terlebih dahulu guru memberikan pekerjaan rumah yang harus

diselesaikan oleh siswa.

b. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada

tanggal 15 April 2014. Pembelajaran pada pertemuan kedua mempelajari

tentang sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan sumber daya alam

berdasarkan sifatnya. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi

tentang materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu

guru memotivasi siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dengan cara

melakukan tanya jawab. Selesai melakukan tanya jawab guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu tentang macam – macam sumber daya alam

berdasarkan jenis dan sifatnya.

Dalam kegiatan elaborasi guru membahas pekerjaan siswa yang

diberikan guru pada materi sebelumnya. Setelah itu guru mengkondisikan

siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas yang sudah

ada. Setelah kelompok kerja terondisikan, guru meminta setiap kelompok

untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta untuk maju

37

dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Dimana materi tersebut

berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Setelah setiap

kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi

terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberikan LKK (lembar kerja

kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan

setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi

kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap

kelompok mempresentasikan hasil dari percobaan tersebut yang diwakili oleh

juru bicara yang telah ditunjuk setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara

bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatan giliran presentasi,

kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap

presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan,

siswa secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah

dilakukan. Sebelum pembelajaran disudahi, terlebih dahulu guru memberikan

pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh siswa.

c. Pertemuan 3

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal

19 April 2014 pada jam terakhir dengan melakukan evaluasi. Pada pertemuan

ini guru hanya mengulas pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan 1

dan pertemuan 2. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa KKM

yang dicapai sebesar ≥ 70.

Kegiatan inti dalam pertemuan ke 3 ini adalah eksplorasi, yaitu dengan

guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi pada pertemuan 1 dan

pertemuan 2. Selanjutnya adalah kegiatan elaborasi, guru meminta kepada

siswa pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Guru bersama siswa

membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Dalam tahap ini

guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab tentang

materi yang belum mereka pahami.

Tahap selanjutnya adalah konfirmasi, dalam tahap ini guru bersama

dengan siswa menarik kesimpulan tentang sumber daya alam. Setelah semua

38

siswa paham dengan materi ajar yang diberika, kemudian guru membagikan

soal evaluasi yang telah disiapkan. Berikutnya setelah semua siswa selesai

mengerjakan, kemudian guru membahas dan mengoreksi soal evaluasi yang

telah dikerjakan siswa. Setelah selesai guru bersama siswa melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dalam penelitian yang dilakukan pada siklus I, kegiatan observasi

terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa kelas IV

SD Negeri Sidorejo Lor 06 semester 2 tahun 2013/2014 untuk mata pelajaran

IPA menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan secara berkelanjutan

pada setiap pertemuan dan dilakukan oleh observer. Pada siklus I pertemuan 1,

2 dan 3 dilakukan observasi implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

GI dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan dalam

penelitian. Hasil observasi menunjukkan bahwa setiap langkah dalam model

pembelajaran kooperatif tipe GI telah dilaksanakan dalam pembelajaran

dengan baik.

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melaksanakan proses pembelajaran

yang telah ditentukan belum mencapai optimal. Guru belum menguasai secara

penuh tentang materi SDA_LTM yang akan diajarkan. Pada saat siklus I

dilaksanakan guru terlihat tidak tegas dalam menyampaikan materi. Selain itu

pada saat pelaksanaan apersepsi guru dan siswa juga tampak tidak semangat

terlihat dari siswa yang kurang antusias saat melihat video tersebut. Pada saat

guru bertanya jawab pun siswa yang antusias menjawab hanya beberapa siswa

saja. Selain itu pada saat bertanya jawab guru terlihat seperti belum menguasai

materi yang akan diajarkan.

Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan sintaks.

Masih ada beberapa langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI yang

belum dilaksanakan dalam siklus I. Hal ini tercermin pada saat guru

membagikan kerja kelompok, yaitu guru tidak memanggil ketua kelompok

untuk mengambil materi yang dibagikan. Selain itu guru juga belum

memberikan arahan untuk bagaimana cara mengerjakan LKK dan

menggunakan alat peraga yang diberikan. Dalam kegiatan ini siswa belum

39

melakukan investigasi pada materi yang telah dibagikan. Hal ini terbukti pada

saat kerja kelompok, masih ada banyak siswa yang tidak baik dalam mengikuti

proses pembelajaran. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya penguasaan

kelas terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran. Dalam menyampaikan

presentasi kelompok siswa masih terlihat malu dalam menyampaikan hasil

kerja kelompok serta belum ada hubungan timbal balik antara siswa yang

presentasi, siswa yang mendnegarkan dan guru. Pada pelaksanaan kegiatan ini

guru kurang memperhatikan alokasi waktu, sehingga waktu yang digunakan

lebih panjang dari waktu yang telah direncanakan. Hal ini menyebabkan guru

harus menambah waktu jam pelajaran untuk menyelesaikan materi yang ada.

Pada kegiatan penutup, siswa kurang antusias menjawab pertanyaan dari

guru. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Pada saat kegiatan

penutup, guru hanya bertanya kepada siswa, tetapi tidak mengambil

kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4. Refleksi

Setelah mengadakan refleksi antara guru kelas IV dan peneliti, maka

pembelajaran siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 masih ditemukan kekurangan guru dan

siswa dalam proses pembelajaran, antara lain :

Bagi guru :

- Kurangnya penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan sehingga siswa

menjadi ragu dalam menerima pelajaran.

- Guru belum terlalu memahami tentang sintaks pembelajaran yang sedang

dilaksanakan.

- Penguasaan kelas masih kurang.

- Kurang memperhatikan alokasi waktu.

- Kepercayaan diri yang kurang dalam menerapkan kodel pembelajaran yang

baru pertama digunakan.

- Kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga yang telah disiapkan.

40

Bagi Siswa :

- Siswa kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

- Kurangnya antusias siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

oleh guru.

- Dalam melakuan investigasi, siswa belum melakukannya secara maksimal.

- Siswa masih malu dalam menyampaikan presentasi kelompok.

- Kuranganya interaksi antara satu siswa dengan siswa yang lain.

4.1.3. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dengan KD menjelaskan hubungan antara

sumberdaya alam dengan teknologi yang digunakan yang akan dilaksanakan

dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan

Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanaan

penelitian ini didasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan). Perencanaan pembelajaran dibuat dengan menyusun RPP dan

kemudian dikonsultasikan kepala sekolah. Adapun standar kompetensi yang harus

dikuasai oleh siswa kelas IV SD terkait dengan hasil belajar yang bersifat kognitif

ini adalah pengetahuan tentang hubungan sumberdaya alam dengan teknologi dan

masyarakat. Untuk melaksanakan tindakan diperlukan suatu rancangan tindakan

yang digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusunan desain pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan

kegiatan secara umum merupakan modifikasi dari suatu pelajaran yang dirancang

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Rancangan

kegiatan ini mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan konsep pada

materi yang sedang dipelajari. Guru dirancang untuk seminimal mungkin terlibat

dalam proses pembelajaran agar siswa dapat melakukan investigasi terhadap apa

yang mereka pelajari. Kegiatan pembelajaran dalam siklus II dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa dirancang untuk

dapat bekerja sama didalam kelompok untuk berusaha melakukan investigasi

terhadap suatu masalah dan memahami materi yang sedang dipelajari dengan

41

melakukan diskusi kelompok. Peran guru hanya mengkondisikan siswa dan

menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang belum jelas dalam proses

pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dirancang menjadi tiga pertemuan

dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit.

Rencana pembelajaran pertemuan pertama mempelajari tentang proses pembuatan

bahan-bahan sumber daya alam menggunakan teknologi dan pada pertemuan

kedua aan mempelajari tentang cara menjaga sumber daya alam dan kelestarian

lingkungan. Sedangkan pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi yaitu untu

mengukur kemampuan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok dan

setiap kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang sudah mereka

dapatkan, setiap kelompok dibagikan macam-macam hasil teknologi sumber daya

alam untuk membantu setiap kelompok melakukan investigasi. Setelah siswa

selesai melakukan investigasi kelompok maka siswa menuliskan hasil investigasi

kelompok siswa ke dalam LKK (Lembar Kerja Kelompok) kemudian

mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa satu kepada kelompok siswa lain.

2. Implementasi Tindakan dan Observasi

Dalam tahap ini guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

GI sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Alat peraga digunakan dalam

pembelajaran siklus II adalah hubungan sumber daya dengan teknologi dan

masyarakat. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan

yaitu tanggal 22, 23 dan 26 April 2014. Pelaksanaan tersebut akan dilaksanakan

seperti yang ada dibawah ini :

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dalam siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 22

April 2014. Dalam siklus II pertemuan 1 menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe GI ini mempelajari tentang pengolahan sumberdaya alam

menggunakan teknologi. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi

yaitu mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu guru

42

menceritakan sebuah cerita. Kemudian guru bersama dengan siswa bertanya

jawab tentang cerita tersebut. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah apersepsi selesai dilakukan, guru

juga melakukan eksplorasi yaitu dengan menunjukkan beberapa contoh bahan

olahan sumberdaya alam, kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang

contoh bahan tersebut. Untuk mempertegas pengetahuan siswa, guru juga

bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan mereka

yang dapat diolah dengan menggunakan teknologi modern.

Sebelum melakukan investigasi kelompok guru juga menjelaskan

bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan. Sebelum membagi kelas

kedalam kelompok, guru menjelaskan tentang topik yang akan dipelajari. Dari

topik tersebut, guru mengkondisikan siswa membentuk kelompok sesuai dengan

kelompok kerja kelas yang sudah ada. Setelah kelompok kerja terkondisikan, guru

meminta setiap kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan

kelompok diminta untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh

guru. Materi tersebut berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang

lainnya. Setelah setiap kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk

melakukan investigasi terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberian

LKK (lembar kerja kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi

yang dilakukan setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan

investigasi kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap

kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok tersebut yang diwakili oleh

juru bicara yang telah ditunjuk melalui persetujuan kelompok tersebut. Presentasi

dilakukan secara bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapatkan giliran

presentasi, kelompok tersebut mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap

presentasi yang tidak sesuai atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa

secara bersama-sama merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan.

b. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan penelitian pada siklus II pertemuan kedua akan dilaksanakan

pada tanggal 23 April. pada pertemuan kedua ini mempelajari tentang cara

43

menjaga sumber daya alam dan lingkungan. Pelaksanaan pembelajaran diawali

dengan apersepsi yaitu dengan menayangkan video tentang alam dan mengulas

materi yang sudah pernah diajarkan sebelumnya. Kemudian guru bertanya jawab

tentang video yang telah ditayangkan tersebut. Setelah apersepsi selesai

dilakukan, guru juga melakukan eksplorasi yaitu dengan menunjukkan beberapa

contoh gambar tentang cara melestarian alam, kemudian guru dan siswa bertanya

jawab tentang gambar tersebut. Untuk mempertegas pengetahuan siswa, guru juga

bertanya jawab tentang cara melestarikan alam di lingkungan sekitar.

Dalam kegiatan elaborasi guru menjelaskan secara singkat tentang materi

yang akan dipelajari. Kemudian guru membagi siswa dikelas menjadi beberapa

kelompok heterogen. Setelah kelompok terkondisikan, guru meminta setiap

kelompok untuk memilih ketua kelompok. Para perwakilan kelompok diminta

untuk maju dan mengambil materi yang telah disiapkan oleh guru. Setelah setiap

kelompok mendapatkan materi, siswa diminta untuk melakukan investigasi

terhadap materi yang mereka dapatkan. Siswa diberi LKK (lembar kerja

kelompok) yang berisikan tentang bagaimana hasil investigasi yang dilakukan

setiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi

kelompok dan menuliskan hasil akhir kedalam LKK, kemudian setiap kelompok

mempresentasikan hasil dari kerja kelompok tersebut yang diwakili oleh juru

bicara yang telah ditunjuk oleh setiap kelompok. Presentasi dilakukan secara

bergiliran. Bagi kelompok yang belum mendapat giliran presentasi bertugas

mendengarkan dan memberikan tanggapan terhadap presentasi yang tidak sesuai

atau salah. Setelah presentasi selesai dilakukan, siswa secara bersama-sama

merangkum materi dari investigasi yang telah dilakukan.

c. Pertemuan 3

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada

tanggal 26 April 2014 dengan melakukan evaluasi. Pada pertemuan ini guru hanya

mengulas pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama dan kedua.

Selanjutnya guru meminta kepada siswa pekerjaan rumah yang telah diberikan

44

sebelumnya. Dalam tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya jawab tentang materi yang belum siswa pahami.

Tahap selanjutnya adalah konfirmasi, dalam tahap ini guru bersama dengan siswa

menarik kesimpulan tentang teknologi yang digunakan dalam mengolah

sumberdaya alam dan cara melestarikan sumber daya alam. Setelah semua siswa

paham dengan materi ajar yang sudah diberikan, guru membagikan soal evaluasi

yang telah disiapkan. Berikutnya setelah semua siswa selesai mengerjakannya,

guru membahas dan mengoreksi soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa. setelah

selesai guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Dalam penelitian yang dilakukan pada siklus II, dilakukan observasi

terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa kelas IV SD

Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II pada mata

pelajaran IPA. Observasi dilakuan secara berkelanjutan pada setiap pertemuan.

Pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3 dilakukan observasi dengan cara mengisi

lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan. Hasil observasi dengan

menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa seluruh langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat

dilaksanakan dengan baik.

Pada kegiatan awal guru sudah melaksanakan proses pembelejaran sesuai

yang telah ditentukan. Guru masih canggung dalam menyampaikan materi. Pada

saat siklus II dilaksanakan guru terlihat sangat mantap dalam menyampaikan

materi. Selain itu guru dan siswa lebih tampak bersemangat. Dalam tanya jawab

juga siswa yang antusias menjawab lebih banyak dibandingkan dengan siklus

sebelumnya. Selain itu pada saat bertanya jawab guru terlihat sudah lebih

menguasai materi.

Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan

sintaks yang diinginkan. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI

sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini tercermin pada saat guru membagikan

kerja kelompok, yaitu guru sudah memanggil ketua kelompok untuk mengambil

materi yang akan dibagikan. Selain itu guru juga sudah memberikan arahan untuk

45

bagaimana cara mengerjakan LKK dan menggunakan alat peraga yang digunakan.

Dalam kegiatan ini siswa sudah melakukan investigasi pada materi yang telah

dibagikan. Hal ini terbukti pada saat kerja kelompok, sebagian besar siswa sudah

mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini disebabkan karena guru sudah dapat

menguasai kelas dengan baik. Dalam menyampaikan presentasi kelompok siswa

sudah terlihat lebih berani dan tegas dalam menyampaikan hasil kerja kelompok

serta sudah ada hubungan timbal balik antara siswa yang sedang presentasi, siswa

yang mendengarkan dan guru. Pada pelaksanaan kegiatan ini guru sudah

memperhatikan alokasi waktu dengan baik, sehingga pembelajaran dapat selesai

tepat pada waktunya.

Pada kegiatan penutup siswa banyak yang antusias dalam menjawab

pertanyaan dari guru. Sebagian siswa sangat aktif dalam menyimpulkan hasil

pembelajaran.

4. Refleksi

Setelah pelaksanaan, hasil analisis dan pelaksanaan pembelajaran pada

materi sumber daya alam menggunakan model kooperatif tipe GI, secara umum

telah menunjukkan hasil yang diharapkan.

4.2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II telah dilakukan

analisis dengan membandingkan hasil belajar antar siklus yaitu dari pra siklus,

siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di SD

Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, diketahui bahwa hasil belajar IPA kelas IV dari

pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan setelah digunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI. Berhasil atau tidaknya model pembelajaran

kooperatif tipe GI dapat diketahui dari hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar

tersebut diproleh dari tes dan non tes yang dilakukan pada pra siklus, siklus I dan

siklus II. Hasil belajar dari pra siklus diperoleh dari skor ulangan IPA semester I,

sedangkan hasil belajar siklus I dan siklus II diperoleh dari tes dan non tes (unjuk

kerja).

46

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga

diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir pertemuan siklus I yaitu pada

pertemuan kertiga dan skor non tes yang berupa unjuk kerja. Dari hasil tes

tersebut diketahui terjadi peningkatan pada hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga pada Kompetensi Menjelaskan

hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan, distribusinya secara rinci

disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus I

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 49-55 1 4,55

2 56-62 4 18,18

3 63-69 1 4,55

4 70-76 2 9,09

5 77-83 12 54,55

6 84-90 2 9,09

Jumlah 22 100Sumber. Data primer

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi skor hasil belajar IPA siklus I dapat

diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan

dibandingkan dengan pra siklus, yang ditandai dengan meningkatnya skor rata-

rata dari 31,9 menjadi 74,8, sedangkan ketuntasan juga meningkat 0% menjadi

72,73% yang didapat oleh 16 siswa. Siswa yang memperoleh skor dibawah KKM

atau belum tuntas mengalami penurunan dari 100% menjadi 27,28% yang didapat

oleh 6 siswa. Untuk skor tertinggi meningkat dari 40 menjadi 86, sedangkan untuk

skor terendah menjadi 49 yang awalnya 20. Distribusi skor hasil belajar pra siklus

dapat digambarkan dengan diagram batang melalui gambar 4.2 berikut ini :

47

Sumber. Data primer

Gambar 4.2Diagram Batang Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan KKM≥70, dapat diketahui hasil belajar berdasarkan

ketuntasannya yang disajikan melalui tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3Distribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I

No SkorKetuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

JumlahPresentase

(%)

1 ≥ 70 Tuntas 16 72,73

2 < 70 Belum tuntas 6 27,28

Jumlah 22 100

Sumber. Data primer

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ini dapat dijelaskan bahwa siswa

yang memiliki skor kurang dari KKM ≥ 70 sebanyak 6 siswa atau 27,28%,

sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa (72,73%)

dari 22 siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang

0

2

4

6

8

10

12

14

49-55 56-62 63-69 70-76 77-83 84-90

48

belum tuntas, namun mendasarkan indikator hasil belajar IPA yang telah

ditetapkan belum mencapai 90%. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat

dalam diagram yang tertuang pada gambar 4.3 berikut :

Sumber. Data primerGambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus I

b) Siklus II

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga

dengan KD menjelaskan hubungan antara sumberdaya alam dengan teknologi

yang digunakan. Berikut disajikan melalui tabel 4.4 tentang distribusi hasil belajar

IPA berdasarkan ketuntasan siklus II, siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 6

Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 berikut ini.

Tabel 4.4Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siklus II

No Skor Frekuensi Persentase (%)1 56-62 1 4,52 63-69 1 4,53 70-76 1 4,54 77-83 4 185 84-90 5 22,56 91-97 10 45,5

Jumlah 22 100Sumber. Data primer

Dilihat dari tabel 4.4 distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dapat

dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan dari

73%

27%1 2

Ket : 1 tuntas

2 belum tuntas

49

hasil siklus I, ditandai dengan skor rata-rata yang ada peningkatan menjadi 85,16

sedangkan persentase ketuntasan juga sama halnya meningkat 90,91% yang

didapat 20 siswa, sedangkan siswa yang mendapat skor dibawah KKM atau

belum tuntas juga mengenai penurunan yaitu menjadi 9% yaitu 2 siswa. Skor

tertinggi 91 dan skor terendah 52. Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambar dalam

bentuk diagram batang melalui gambar 4.4 berikut ini :

Sumber. Data primer

Gambar 4.4Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus II

Berdasarkan KKM ≥70, dapat disajikan distribusi hasil belajar IPA

berdasarkan ketuntasan siklus II dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5Distribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1 Tuntas 20 90,91

2 Belum tuntas 2 9,09

Jumlah 22 100

Sumber. Data primer

0

2

4

6

8

10

12

56-62 63-69 70-76 77-83 84-90 91-97

50

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui hasil belajar siswa

yang memiliki skor kurang dari KKM≥70 sebanyak 2 siswa (9,09%), sedangkan

siswa yang mencapai KKM≥70 sebanyak 20 siswa (90,91%). Dari hasil tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan KKM

lebih banyak dibandingkan siswa yang tidak mencapai KKM. Ketuntasan belajar

siswa juga dapat dilihat dalam gambar 4.5 berikut ini :

Sumber. Data primer

Gambar 4.5Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA

Berdasarkan Ketuntasan Siklus II

Pada analisis komparatif ini didalamnya akan diuraikan tentang

perbandingan hasil belajar IPA siswa kelas IV dari pra siklus, siklus I sampai

siklus II untuk mengetahui peningkatan belajar yang terjadi. Perbandingan hasil

belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut ini :

Tabel 4.6Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus IINo Ketuntasan

belajarSkor Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %1 Tidak

Tuntas<70 22 100 6 27,27 2 9,09

2 Tuntas ≥70 0 - 16 72,73 20 90,91

Jumlah 22 100 22 100 22 100Sumber. Data primer

91%

9%

tuntas

belum tuntas

51

Berdasarkan tabel 4.6 skor rata-rata setiap siklus mengalami peningkatan,

pada siklus I skor rata-rata 74,80 yang semula pra siklus rata-rata hanya 31,90

sedangkan pada siklus II rata-rata menjadi 85,16. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram dibawah ini :

Sumber. Data primer

Gambar 4.6Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Rata-Rata

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada pra siklus siswa

yang belum tuntas mencapai 100%. Pada siklus I dari siswa yang berjumlah 22,

yang memperoleh skor mencapai KKM ≥70 sebanyak 16 ( 72,73%) dan 6 siswa

(27,27%) lainnya masih dibawah KKM. Kemudian dilakukan siklus II untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 6 Salatiga

telah mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 20 siswa (90,91%) dengan

KKM ≥70, sedangkan 2 siswa (9,09%) belum mencapai KKM ≥70. Perbandingan

ketuntasan tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram berikut :

65.8

73

78

55

60

65

70

75

80

kondisi awal siklus I siklus II

rata-rata

rata-rata

52

Sumber. Data primer

Gambar 4.7Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, sebelum penelitian dilakukan

guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

Keadaan ini diduga membuat siswa kesulitan menerima materi yang diajarkan

dikarenakan pembelajaran yang monoton dan membuat bosan.Siswa cenderung

asyik sendiri, ngobrol dengan teman dan tidak memperhatikan pembelajaran. Hal

tersebut yang mengakibatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV pada kondisi awal

di SD Negeri Sidorejo Lor 06 sangat rendah.

Dari kondisi ini maka perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran, terbukti hasil belajar siswa meningkat

seiring dengan meningkatnya kinerja guru dan unjuk kerja siswa selama proses

pembelajaran. Dalam hal ini siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama di dalam kelompok.

Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model kooperatif tipe GI juga

dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil tes evaluasi pada tiap siklus.

Hasil analisis terbukti bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat karena

meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

terbukti dengan siswa sudah berani bertanya dan berfikir secara kelompok.

10

16

20

12

6

2

kondisi awal siklus I siklus II

tutas belum tuntas

53

Ketuntasan siswa pada siklus I yang diatas KKM berjumlah 16 siswa (72,73%)

dan siswa yang belum tuntas dibawah KKM berjumlah 6 siswa (27,27%). Dari

data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil

tersebut masih dibawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 90%,

karena ketuntasan hasil belajar baru mencapai 72,73%. Hasil analisis lembar

observasi guru sudah meningkat. Siswa lebih aktif dibandingkan guru. Siswa juga

lebih tertarik dengan pembelajaran. Ketidakketercapaian keberhasilan 90% siswa

tuntas disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan

cenderung bermalas-malasan dikelas dan sering mengantuk. Itu dikarenakan siswa

saat pulang sekolah membantu ibunya bekerja menjaga warung kelontong

sehingga ia kelelahan dan juga kurang isirahat.

Pada pembelajaran siklus II ketuntasan belajar telah mencapai 90,91%>

90% dari indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan. Dengan demikian

PTK ini terbukti mencapai keberhasilan. Peningkatan hasil belajar IPA ini

dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat melibatkan siswa secara

aktif dalam pembelajaran, dan lebih banyak terfokus pada siswa. Siswa bekerja

secara berkelompok. Menginvestigasi topik yang diberikan oleh guru. Siswa

dituntut untuk beketja sama, benar-benar belajar dan berpendapat. Hal ini juga

mebuat siswa lebih rileks tidak tegang dalam menerima materi.Setelah itu siswa

juga di ajarkan untuk berani mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas.

Berdasarkan penelitian yang diuraikan, maka penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran IPA pada kelas IV Semester

2 SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 ini ini selaras

dengan penelitian yang dilakukan Ratih Endarini Sudarmono dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe GI mencapai ketuntasan 89%. Dari hasil

penelitian tersebut terbukti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat

meningkatkan hasil belajar IPA.