bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil...

60
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Kecamatan Getasan terdiri dari tiga belas desa dengan jumlah penduduk sekitar 28.936 jiwa. “Kecamatan Getasan memiliki wilayah seluas 63.764,30274 Ha.” 49 Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Getasan adalah : “@ Sebelah Timur : Kota Salatiga, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Boyolali @ Sebelah Barat : Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung @ Sebelah Utara : Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang @ Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali” 50 Kecamatan Getasan mempunyai topografi daerah pegunungan karena terletak pada ketinggian ±700 m di atas permukaan laut. Daerah ini memiliki suhu rata-rata harian 23‟C pada situasi normal, sehingga sangat cocok untuk pengembangan usaha sapi perah. “...suhu optimal untuk usaha sapi perah adalah 21- 27’C.” 51 Penduduk Kecamatan Getasan sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Hampir semua penduduk yang bekerja 49 Kecamatan Getasan, op. cit., hal. 2. 50 Kecamatan Getasan, ibid, hal. 1. 51 Mukson, T. Ekowati, M. Handayani dan D.W. Harjanti, op. cit., hal. 3.

Upload: trinhngoc

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan

Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas

kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Kecamatan Getasan terdiri dari tiga

belas desa dengan jumlah penduduk sekitar 28.936 jiwa.

“Kecamatan Getasan memiliki wilayah seluas

63.764,30274 Ha.”49

Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Getasan adalah :

“@ Sebelah Timur : Kota Salatiga, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Boyolali

@ Sebelah Barat : Kabupaten Magelang, Kabupaten

Temanggung

@ Sebelah Utara : Kecamatan Banyubiru, Kecamatan

Tuntang

@ Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali”50

Kecamatan Getasan mempunyai topografi daerah pegunungan karena

terletak pada ketinggian ±700 m di atas permukaan laut. Daerah ini memiliki suhu

rata-rata harian 23‟C pada situasi normal, sehingga sangat cocok untuk

pengembangan usaha sapi perah.

“...suhu optimal untuk usaha sapi perah adalah 21-

27’C.”51

Penduduk Kecamatan Getasan sebagian besar mempunyai mata

pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Hampir semua penduduk yang bekerja

49

Kecamatan Getasan, op. cit., hal. 2. 50

Kecamatan Getasan, ibid, hal. 1. 51

Mukson, T. Ekowati, M. Handayani dan D.W. Harjanti, op. cit., hal. 3.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

44

sebagai petani dan buruh tani ini juga mempunyai usaha lain. Usaha tersebut

adalah usaha peternakan sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Gambaran

Kecamatan Getasan dilihat dari mata pencaharian penduduknya dapat dilihat dari

tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Getasan Tahun 2011 *)

DESA MATA PENCAHARIAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Σ

Kopeng 1219 133 23 77 0 227 68 0 20 12 6 35 98 1918

Batur 1981 171 131 127 0 27 149 0 9 3 6 18 718 3340

Tajuk 2309 507 62 209 0 0 31 0 12 0 3 28 745 3906

Jetak 3317 55 114 24 0 69 52 0 11 6 7 9 11 3675

Samirono 375 7 42 87 0 97 41 0 7 9 6 12 174 857

Sumogawe 2356 607 121 319 0 7 165 0 14 19 12 22 474 4116

Polobugo 655 961 254 442 0 75 38 0 6 4 14 14 356 2819

Manggihan 327 84 7 73 0 17 35 0 4 0 3 4 41 595

Getasan 336 551 37 61 0 8 68 0 26 17 16 85 347 1552

Wates 1737 92 12 112 0 2 36 0 10 9 4 25 9 2048

Tolokan 1496 29 41 89 0 6 45 0 12 6 4 4 17 1749

Ngkrawan 655 24 9 36 0 0 62 0 14 3 4 3 207 1017

Nogosaren 934 73 14 43 0 0 23 0 8 7 7 2 233 1344

JUMLAH 17697 3294 867 1699 0 535 813 0 153 95 92 261 3430 28936

Keterangan :

Mata Pencaharian (1)Petani, (2)Buruh tani, (3)Buruh industri, (4)Buruh bangunan, (5)Nelayan, (6)Pengusaha,

(7) Pegawai swasta, (8) Perikanan, (9) Pedagang, (10) Angkutan, (11)PNS/ABRI/POLRI, (12)Pensiunan,

(13)Lainnya.

*) Sumber : Kecamatan Getasan, 2011, Kecamatan Getasan Dalam Angka 2011,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Semarang, hal. 33.

Besarnya jumlah penduduk yang menjadi petani dan buruh tani ini

menandakan bahwa besar pula usaha peternakan sapi di Kecamatan Getasan.

Peternakan dijalankan oleh petani di Kecamatan Getasan karena pertanian di

wilayah ini masih bergantung pada musim sehingga petani tidak mempunyai

pendapatan rutin yang dapat mereka gunakan untuk membiayai kehidupan rumah

tangga mereka sehari-hari. Peternakan yang mereka kembangkan adalah

peternakan sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Peternakan sapi perah

lebih dominan dibanding peternakan sapi pedaging. Peternakan sapi pedaging

baru beberapa tahun saja mulai berkembang di Kecamatan Getasan. Munculnya

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

45

peternakan sapi pedaging ditengarai sebagai dampak dari rendahnya harga susu

sapi yang ada di Kecamatan Getasan yang menyebabkan peternak sapi mulai

beralih pada usaha sapi pedaging, khususnya oleh peternak yang mempunyai

modal yang cukup kuat. Berikut data populasi ternak yang ada di Kecamatan

Getasan :

Tabel 4.2 Populasi Ternak Sapi di Kecamatan Getasan Tahun 2011 *) DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH

Kopeng 561 10 1237

Batur 1035 160 2614

Tajuk 719 109 2001

Jetak 701 67 1987

Samirono 389 201 1764

Sumogawe 1139 30 3665

Polobugo 632 0 1567

Manggihan 319 116 924

Getasan 380 0 1388

Wates 326 38 703

Tolokan 390 116 741

Ngkrawan 257 3 777

Nogosaren 297 5 1055

Jumlah 7145 855 20423

*) Sumber : PSPK2011-L1, Rekapitulasi Rumah Tangga Pemelihara Ternak / Perusahaan /

Pedagang / Lainnya, Ternak Sapi Potong, Ternak Sapi Perah, dan Ternak Kerbau

Menurut Desa / Kelurahan, Tahun 2011.

Melihat data tersebut, tampak bahwa peternakan sapi yang lebih dominan

adalah peternakan sapi perah. Saat ini, satu peternak di Kecamatan Getasan rata-

rata mempunyai dua sampai tiga ekor sapi perah. Kebanyakan dari mereka tidak

hanya memelihara sapi perah saja, tetapi ada juga yang memelihara sapi pedaging.

Sapi perah juga menghasilkan anak sapi hampir setiap dua tahun sekali. Anak sapi

betina dijadikan sebagai calon sapi perah dan induk, sedangkan anak sapi jantan

dijadikan sebagai sapi pedaging oleh peternak.

Peternakan sapi perah di Kecamatan Getasan masih tergolong sebagai

peternakan sapi perah konvensional. Pengelolaan ternak yang dilakukan oleh

peternak masih menggunakan cara-cara yang belum banyak melibatkan produk-

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

46

produk hasil perkembangan teknologi. Hanya ada beberapa peternakan sapi perah

yang sudah menggunakan peralatan berbasis teknologi dalam mengelola

ternaknya seperti peralatan pemerahan dan pengolahan pakan sapi.

Kegiatan peternakan sapi perah di Kecamatan Getasan yang masih

konvensional ditandai dengan cara dan peralatan yang masih tradisional. Peternak

menggunakan sabit untuk mencari rumput dan cara pemerahan yang masih secara

manual dengan menggunakan tangan merupakan bukti dari masih tradisionalnya

peternakan sapi di Kecamatan Getasan.

Pengelolaan sapi perah oleh peternak dilakukan dengan cara-cara yang

masih sangat sederhana. Peternak mencari rumput sebagai pakan ternak masih

dengan alat-alat yang sederhana. Sabit adalah alat utamanya. Sebagian besar

peternak di Kecamatan Getasan memberikan makan sapi dengan rumput gajah.

Peternak menggunakan tali yang berasal dari karung bagor bekas sebagai alat

pengikatnya ketika membawa rumput dari ladang sampai ke kandang sapi mereka.

Jarak yang relatif jauh antara ladang dengan kandang sapi membuat peternak

menggunakan beberapa alat angkutan untuk membawa rumput. Selain mobil dan

sepeda motor yang sudah menggunakan unsur teknologi, peternak di Kecamatan

Getasan juga menggunakan alat-alat tradisional seperti grobak atau yang lebih

terkenal di daerah Kecamatan Getasan dengan sebutan “songkro”. Masih ada juga

peternak yang membawa rumput dengan cara “sunggi” (membawa rumput di atas

kepala) baik rumput yang diikat dengan tali maupun yang ditempatkan dalam

keranjang. Kendala yang sering dihadapi peternak dalam hal pemberian pakan

dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau panjang. Saat musim

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

47

kemarau panjang, rumput gajah sulit untuk tumbuh, jadi peternak harus mencari

pakan alternatif untuk sapi yang mereka pelihara. Mereka mengganti pakan

rumput gajah dengan rumput-rumput liar. Bahkan, ada juga peternak yang rela

mencari limbah sawah padi atau “damen” untuk diberikan kepada sapi-sapi

mereka sebagai pakan pengganti rumput gajah.

Selain rumput sebagai pakan ternak yang utama, peternak juga

memberikan pakan tambahan kepada ternaknya. Jenis pakan ternak ini

kebanyakan dicampurkan pada saat peternak memberikan minum air untuk sapi

yang mereka pelihara. Pakan tambahan tersebut antara lain bekatul, konsentrat,

growol, ampas tahu, garam, mineral, kulit kopi dan ketela pohon. Pakan ternak

tersebut biasanya diperoleh peternak dari koperasi-koperasi peternakan dan

pertanian. Ada juga peternak yang memanfaatkan jasa pengumpul susu sapi untuk

mendapatkan pakan sapi, terlebih oleh peternak yang di daerahnya tidak ada

penjual pakan sapi. Mereka membeli pakan ternak dari hasil penjualan susu sapi

yang mereka produksi. Pemberian rumput gajah sebagai pakan sapi dilakukan tiga

kali sehari dan untuk pemberian minum serta makanan tambahan biasanya hanya

dilakukan dua kali sehari.

Pemeliharaan di dalam kandang juga masih tergolong sederhana. Peternak

membersihkan kandang dengan peralatan tradisional seperti sekop dan garbu.

Pembersihan kandang rata-rata dilakukan dua kali dalam satu hari oleh peternak.

Selain pembersihan terhadap kandang, sapi juga dibersihkan dari kotoran-kotoran

yang menempel pada tubuhnya. Menjaga kebersihan kandang sapi beserta sapinya

dimaksudkan untuk menjaga lingkungan sapi demi kesehatan sapi.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

48

Pemerahan sapi perah masih dilakukan dengan cara manual. Artinya,

peternak sapi perah Kecamatan Getasan sebagian besar belum menggunakan

peralatan yang berbasis teknologi dalam memerah sapi. Pemerahan dilakukan

dengan tangan manusia. Sebelum diperah, ambing sapi dibersihkan dahulu dengan

air. Ada peternak yang menggunakan air dingin untuk membersihkan ambing

sapi, tapi ada juga yang menggunakan air hangat untuk membersihkan ambing

sapi. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu peternak asal Desa

Samirono, membersihkan ambing sapi dengan air hangat dapat mempercepat

turunnya susu sapi sehingga lebih mudah diperah dan hasilnya relatif lebih

banyak.

Gambaran peternakan sapi di Kecamatan Getasan tidak hanya sekedar

mencakup pada bagaimana cara pemeliharaan ternak yang dilakukan peternak.

Lebih jauh dari itu, sistem pembibitan dan pembinaan peternak juga dilakukan

dalam rangka mengembangkan peternakan sapi di Kecamatan Getasan.

Pembibitan sapi dilakukan oleh manteri-manteri sapi dan dokter hewan yang ada

di Kecamatan Getasan yang mendapat bibit melalui beberapa institusi yang

bergerak dalam pembibitan sapi melalui inseminasi buatan. Pembinaan peternak

banyak dilakukan oleh pemerintah melalui kerja sama dengan pengumpul-

pengumpul susu sapi, Koperasi Unit Desa dan kelompok tani. Pembinaan tersebut

terkait dengan manajemen pemeliharaan sapi perah dan penanganan susu sapi

pasca panen. Kesehatan sapi juga diperhatikan oleh peternak. Hal ini penting

karena masa hidup sapi yang terbatas. Berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa peternak, manteri sapi dan pedagang sapi atau yang dikenal dengan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

49

sebutan “blantik”, sapi perah betina akan mulai produktif setelah mereka beranak

pertama kali pada usia dua sampai tiga tahun dan akan terus produktif sampai usia

empat belas sampai enam belas tahun. Usia sapi perah yang tergolong paling

produktif berkisar antara lima sampai sebelas tahun.

4.1.2. Produk Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan

Besarnya peternakan sapi di Kecamatan Getasan dapat dilihat dari jumlah

sapi yang dipelihara oleh penduduk. Melihat data populasi ternak di Kecamatan

Getasan pada Tabel 4.2, setiap peternak mempunyai dua sampai tiga ekor sapi

perah ditambah satu sampai dua ekor sapi pedaging. Besarnya peternakan sapi

yang dikembangkan penduduk Kecamatan Getasan ini membuat produk dari

peternakan sapi itu sendiri juga besar.

Usaha ternak sapi pedaging di Kecamatan Getasan menghasilkan sapi siap

potong yang selama ini menjadi barang dagangan yang diburu para pedagang sapi

dan pedagang daging sapi. Peternak Kecamatan Getasan banyak menjual sapi

pedaging mereka pada hari raya keagamaan. Pada hari-hari tersebut, permintaan

daging sapi naik. Hal ini mulai dipelajari dengan lebih teliti dan cermat oleh

peternak supaya usaha mereka dalam memelihara sapi pedaging dapat lebih baik,

khususnya dalam menghitung waktu mulai pemeliharaan, waktu penggemukan

dan waktu penjualan. Peternak juga mulai mempelajari berbagai strategi

penggemukan sapi yang paling efektif dan efisien. Sapi pedaging biasanya

dipelihara dengan pemberian pakan yang biasa-biasa saja pada usia nol sampai

satu tahun. Setelah itu, proses penggemukan baru dilakukan dengan berbagai

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

50

macam cara, khususnya yang terkait dengan pemberian pakan ternak yang cepat

menggemukan sapi. Selama satu sampai satu setengah tahun, barulah sapi siap

dijual atau dipotong dijadikan sebagai daging sapi siap jual.

Susu sapi adalah produk utama dari peternakan sapi perah. Setiap sapi

perah menghasilkan susu segar yang berbeda baik kualitas maupun kuantitasnya.

Satu sapi perah umumnya diperah dua kali dalam satu hari, yaitu pada pagi dan

sore hari. Susu sapi yang dihasilkan pada dua kali pemerahan pun berbeda

jumlahnya. Umumnya sapi menghasilkan susu sapi lebih banyak pada pemerahan

pagi hari. Perbedaan-perbedaan ini umum terjadi pada setiap sapi perah dan

peternakan sapi perah di Kecamatan Getasan. Sapi perah mulai produktif

menghasilkan susu sapi setelah sapi beranak untuk pertama kalinya. Berdasarkan

hasil wawancara, sapi perah mencapai produktifitas tertinggi setelah beranak

empat sampai lima kali beranak.

Peternakan sapi perah selain menghasilkan susu sapi juga menghasilkan

produk yang lain. Anak sapi juga merupakan produk dari peternakan sapi perah.

Anak sapi betina biasanya dijadikan peternak sebagai calon sapi perah produktif

dan induk baru. Anak sapi perah jantan juga dimanfaatkan oleh peternak sapi. Jika

mereka ingin memeliharanya, maka mereka akan menjadikan anak sapi tersebut

menjadi sapi pedaging. Sapi pedaging dapat dijual saat sapi siap potong, biasanya

usia sapi siap potong berkisar antara dua sampai tiga tahun. Namun, jika mereka

tidak berniat untuk memeliharanya, peternak dapat menjual sapi jantan tersebut.

Produk dari peternakan sapi perah maupun sapi pedaging yang terakhir

adalah kotoran sapi. Beberapa pihak menganggap kotoran sapi sebagai limbah

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

51

yang dianggap tidak berguna. Namun, untuk beberapa pihak lain, kotoran sapi

merupakan produk yang bernilai ekonomi. Bagi para peternak, kotoran sapi dapat

dijual atau dimanfaatkan sebagai pupuk kandang yang dapat digunakan untuk

mendukung kegiatan pertanian dan perkebunan yang juga mereka jalankan. Oleh

karena alasan inilah, kotoran sapi menjadi barang yang ramai diperdagangkan di

lingkungan pertanian dan perkebunan.

4.1.3. Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Susu sapi sebagai produk dari peternakan sapi perah menjadi komoditas

dagang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Getasan dalam

memperoleh pendapatan. Selama ini, susu sapi hasil produksi sapi yang dipelihara

oleh peternak di Kecamatan Getasan hanya diperjualbelikan tanpa merubah

bentuknya. Belum banyak yang mengolah susu sapi untuk dijadikan produk yang

lebih bernilai. Tercatat baru ada tiga usaha yang mengolah susu sapi di Kecamatan

Getasan. Susu sapi belum mendapat perlakuan tambahan dan bentuknya pun

masih susu mentah. Ada beberapa pihak di Kecamatan Getasan yang menjadikan

susu sapi sebagai komoditas dagang dari usaha yang mereka tekuni sebagai mata

pencaharian. Mereka antara lain peternak sapi perah, pengumpul susu sapi,

pengecer susu sapi dan perusahaan pengolah susu sapi yang menggunakan susu

sapi sebagai bahan dalam pembuatan produk mereka.

Peternak sapi perah tentunya mengharapkan pendapatan dari hasil

memelihara sapi perah. Untuk memperoleh pendapatan, peternak menjual susu

sapi yang dihasilkan oleh sapi perah yang mereka pelihara. Penjualan susu sapi

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

52

digunakan oleh peternak untuk memenuhi kebutuhan mereka sekaligus

membiayai pemeliharaan sapi perah yang mereka lakukan. Peternak di Kecamatan

Getasan menjual susu tidak langsung kepada konsumen susu. Artinya ada pihak

yang menjadi penyalur dari susu sapi yang mereka produksi. Penyalur-penyalur

ini diantaranya adalah pengumpul susu sapi yang berhubungan langsung dengan

peternak ataupun yang tidak berhubungan langsung dengan peternak dan pengecer

susu sapi.

Sebagian besar susu sapi yang berasal dari peternak sapi perah dijual

kepada pengumpul susu sapi yang ada di wilayah mereka masing-masing. Ada

juga peternak yang menjual susu sapi kepada pengumpul yang bukan berasal dari

daerah mereka, namun kepada pengumpul dari daerah lain yang keliling untuk

membeli susu sapi dari peternak. Peternak tidak melakukan hal apapun terhadap

susu sapi yang mereka produksi. Peternak hanya menjual susu sapi mereka dalam

keadaan panas. Selanjutnya pengumpul-pengumpul susu sapi ini akan menjual

susu sapi yang mereka beli dari peternak sapi perah ini kepada pengumpul yang

lebih besar atau kepada rumah tangga produksi. Pengumpul dalam hal ini juga

tidak melakukan pengubahan bentuk produk susu segar. Pengumpul mengambil

keuntungan dari selisih harga jual yang mereka dapat dari pembeli susu sapi yang

mereka kumpulkan dengan harga yang mereka berlakukan dalam membeli susu

sapi dari peternak sapi perah. Berdasarkan wawancara dengan salah satu

narasumber yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Semarang yang juga

menjadi pembina Gabungan Koperasi Susu Sapi di Kebupaten Semarang,

pengumpul susu sapi mampu menyerap lebih dari 97% susu sapi produksi

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

53

peternak sapi perah di Kecamatan Getasan. Hal ini membuktikan bahwa

pengumpul susu sapi memberikan kontribusi yang besar terhadap pemasaran susu

sapi di Kecamatan Getasan dalam bentuk jasa penyaluran susu sapi yang

diproduksi oleh peternak sapi perah.

Pengecer susu sapi juga merupakan pembeli susu sapi dari tangan peternak

sapi perah. Mereka membeli susu sapi dari peternak layaknya pengumpul susu

sapi yang lain. Bedanya adalah jika pengumpul susu sapi menjual susu sapi yang

mereka kumpulkan kepada pengumpul susu sapi yang lebih besar atau perusahaan

pengolah susu sapi, maka pengecer tidak melakukan hal tersebut. Pengecer susu

sapi akan menjual susu sapi yang mereka beli dari peternak sapi perah langsung

kepada konsumen akhir. Pengecer juga tidak merubah bentuk susu sapi. Mereka

justru menjaga bentuk asli dari susu sapi demi memenuhi tuntutan dari konsumen

susu sapi yang menuntut kemurnian susu sapi yang mereka beli. Pengecer susu

sapi dari Kecamatan Getasan menjual susu sapi kepada masyarakat di luar

Kecamatan Getasan. Kebanyakan dari mereka menjual susu sapi kepada

konsumen di wilayah Kota Salatiga. Pengecer susu sapi tidak menjadikan

Kecamatan Getasan sebagai pasar dari produk mereka karena mereka memandang

bahwa masyarakat Kecamatan Getasan bisa dengan mudah mendapat susu sapi

ketika Kecamatan Getasan sendiri menjadi sentra produksi susu sapi.

Perusahaan pengolah susu sapi adalah pihak yang mengubah bentuk susu

sapi menjadi produk tertentu untuk selanjutnya mereka perdagangkan. Mereka

membeli susu sapi dari peternak dan pengumpul untuk mendapatkan susu sapi

yang akan mereka gunakan dalam proses produksi. Perusahaan pengolah susu sapi

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

54

merupakan pihak yang dalam suatu pola saluran pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan mempunyai keuntungan dapat meningkatkan nilai dari susu

sapi karena dapat merubah bentuk susu sapi. Beberapa perusahaan pengolah susu

sapi yang saat ini ada di Kecamatan Getasan diantaranya Koperasi Andini dengan

produknya “Andini Fresh Milk”, Sabun Susu “Puspita” dan CV Cita Nasional

dengan produknya “Susu Segar Nasional.”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, pola

saluran pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan dapat dibedakan menjadi tiga

pola. Pola-pola saluran pemasaran susu sapi ini merupakan urutan perpindahan

susu sapi dari satu pihak ke pihak lain, mulai dari peternak sapi perah sebagai

produsen sampai masyarakat yang mengkonsumsi produk-produk susu sapi.

Pihak-pihak yang masuk dalam pola-pola saluran pemasaran ini adalah mereka

yang menjadikan susu sapi sebagai komoditas usaha mereka. Pola-pola tersebut

diantaranya :

Gambar 4.1 Pola-pola Saluran Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Sumber : Data Primer Penelitian

Pola-pola saluran pemasaran susu sapi diatas menunjukkan alir

kepemilikan susu sapi yang diproduksi oleh peternak sampai pada konsumen, baik

Peternak sapi

perah

Pengumpul susu

sapi

Perusahaan pengolah susu

sapi

Konsumen produk

olahan

Peternak sapi

perah

Pengumpul

susu sapi

tingkat

bawah

Pengumpul

susu sapi

tingkat

tengah

Pengumpul

susu sapi

tingkat atas

Perusahaan

pengolah

susu sapi

Konsumen

produk

olahan

Peternak sapi perah Pengecer susu sapi Konsumen susu sapi eceran

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

55

konsumen produk olahan maupun susu sapi mentah. Pola saluran pemasaran yang

pertama menunjukkan bahwa hanya ada satu pengumpul yang ada sebagai

penyalur susu sapi dari peternak kepada perusahaan pengolah susu sapi. Pola

saluran pemasaran susu sapi yang kedua menunjukkan adanya beberapa

pengumpul susu sapi. Pengumpul susu sapi pada level rendah merupakan

pengumpul yang membeli susu sapi dari peternak dan menjualnya kepada

pengumpul lain pada level tengah. Selanjutnya pengumpul pada level tengah

menjual kepada pengumpul level tinggi yang akan menjual susu sapi kepada

perusahaan pengolah susu sapi. Sementara itu, pola saluran pemasaran susu sapi

yang ketiga menunjukkan pengecer sebagai satu-satunya saluran pemasaran susu

sapi dari peternak kepada konsumen secara langsung dimana produk tidak

berubah bentuk, masih berbentuk susu sapi mentah.

Pihak-pihak yang yang terlibat dalam saluran pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan banyak jumlahnya, untuk lebih memperjelas besarnya jumlah

pelaku usaha susu sapi di Kecamatan Getasan dapat melihat tabel berikut :

Tabel 4.3 Jumlah Pengumpul, Pengecer dan Perusahaan Pengolahan Susu

Sapi di Kecamatan Getasan Bulan Januari Tahun 2012 *) No Nama Desa Pengumpul Kecil Pengumpul Besar Pengecer Susu Sapi Perusahaan

Pengolah

1 Kopeng Bapak

Nugroho,

Dukuh

Bapak

Ngadiman,

Sleker

- - -

2 Batur Bapak Reban,

Senden

Bapak

Muslikin,

Cengklok

Bapak

Karyono,

Krangkeng

- - -

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

56

3 Tajuk Kel. Tani

Ngudi

Makmur,

Tajuk

Bapak Sinun,

Tajuk

Bapak Wanto,

Krekesan

Mas

Hadiyanto,

Kroto

- - -

4 Jetak Koperasi Susu

Andini, Jetak

Bapak Sarjio,

Jetak

Bapak Agus,

Jetak

Bapak Jarot,

Kendal Wetan

Bapak

Jumadi,

Kendal Wetan

Bapak Susilo,

Kendal Wetan

Mas Yudi

Lurah,

Setugur

Koperasi

Susu Andini

Bapak

Tresno,

Kendal

Wetan

Koperasi

Andini,

Susu sapi

segar

dalam

kemasan

“Andini‟s

Fresh

Milk”

5 Samirono Sari Asih

Amanullah,

Pongangan

Bapak

Suparman,

Pongangan

Bapak

Gunanto

Guno,

Pongangan

Sari Asih

Amanullah,

Pongangan

Bapak

Arista

Wasidi,

Pongangan

Bapak

Gatot,

Samirono

-

6 Sumogawe Bapak

Kusnanto,

Sumogawe

Bapak Heri,

Piji

Bapak Trimo,

Magersari

Bapak Sarno,

Magersari

Bapak

Siswanto,

Tambangan

KUD

Getasan,

Pendingan

KPS

Bumiharjo,

Bumiharjo

Bapak

Kardi,

Wates

CV Cita

Nasional,

Susu

Segar

Nasional

Sabun

Susu

Puspita,

Piji

7 Polobugo Bapak Jarwo,

Polobugo

Atas

- - -

8 Manggihan - - - -

9 Getasan Bapak

Sugeng,

Jampelan

Bapak Wandi,

Ngelo

Bapak

Darmadi,

- Bapak Juki,

Getasan

-

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

57

Gading

Bapak Petrus,

Gading

10 Wates Bapak Wandi,

Wates

- - -

11 Tolokan Bapak

Ndalimin,

Tolokan

Bapak

Ngadiono,

Tolokan

Mas Eko,

Tolokan

- - -

12 Ngkrawan Mas Yoga,

Ngkrawan

Bapak Joko,

Ngkrawan

- - -

13 Nogosaren Bapak

Tukimin,

Saren

- - -

JUMLAH 36 Pengumpul kecil 4 Pengumpul besar 5 Pengecer 3 Perusahaan

*) Sumber : Data Primer Penelitian

4.1.4. Pengumpul Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Pengumpul susu sapi di Kecamatan Getasan merupakan saluran pemasaran

yang membeli susu sapi dari peternak dan menjualnya kepada saluran pemasaran

lain tanpa mengubah bentuk susu sapi menjadi produk lain. Pengumpul susu sapi

di Kecamatan Getasan ada beberapa jenis. Ada pengumpul susu sapi yang

membeli susu sapi dari peternak saja, yang digolongkan sebagai pengumpul kecil.

Ada pula pengumpul yang selain membeli susu sapi dari peternak dan juga

membeli susu sapi dari pengumpul lain. Pengumpul jenis ini disebut dengan

pengumpul besar. Jumlah pengumpul besar jauh lebih sedikit daripada pengumpul

kecil. Tujuan menjadi pengumpul susu sapi antara lain untuk memperoleh

pendapatan dan untuk membantu paternak dalam memasarkan susu sapi yang

diproduksi oleh peternak sapi perah. Pengumpul susu sapi juga melakukan

pembinaan-pembinaan terhadap peternak supaya kelak peternak mengalami

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

58

kemajuan baik secara finansial maupun startegi peternakan yang dapat

memperbaiki sistem peternakan yang diterapkan oleh peternak.

Pengumpul susu sapi membeli susu sapi dari peternak yang ada di daerah

mereka masing-masing, namun mereka juga berusaha untuk membeli susu sapi

dari daerah yang jaraknya relatif jauh. Hal ini dapat dilihat dari pengumpul-

pengumpul susu sapi yang memberikan layanan keliling bagi peternak yang akan

menjual susu sapi kepada mereka namun jaraknya jauh dari tempat pengumpul

susu sapi. Pengumpul susu sapi mempersiapkan berbagai alat dan sarana supaya

mereka dapat menjangkau wilayah-wilayah yang jauh. Kendaraan bermotor

menjadi alat penting bagi usaha mereka. Kendaraan yang umumnya dipakai antara

lain sepeda motor dan mobil pick up.

Setiap harinya, kebanyakan pengumpul mengumpulkan susu sapi dari

peternak sebanyak dua kali, yaitu pada pagi dan sore hari. Mereka mengikuti pola

pemerahan yang dilakukan oleh peternak dalam memerah sapi, yaitu sehari dua

kali juga pada pagi dan sore hari. Pengumpul susu sapi selanjutnya menjual susu

sapi yang mereka kumpulkan kepada perusahaan-perusahaan pengolah susu sapi

atau kepada pengumpul susu sapi lain yang lebih besar tanpa merubah bentuk

susu sapi. Hal yang biasanya dilakukan oleh pengumpul susu sapi terhadap susu

sapi yang mereka kumpulkan adalah mencampurkan semua susu sapi yang

mereka kumpulkan untuk menghasilkan mutu susu sapi rata-rata.

Selama proses pengumpulan susu sapi, pengumpul melakukan beberapa

hal terkait dengan usaha mereka dalam mengumpulkan susu sapi dari peternak.

Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup pengujian mutu susu sapi yang akan mereka

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

59

beli. Pengujian ini dilakukan dengan berbagai cara, ada yang dilakukan secara

manual dengan mengandalkan panca indera dan ada pula yang menggunakan

peralatan tertentu. Parameter mutu susu sapi yang diukur secara manual

diantaranya warna, aroma, rasa dan kebersihan. Sementara itu paramater yang

diukur menggunakan peralatan antara lain kadar air, kadar lemak, kadar protein,

berat jenis dan SNF. Kegiatan pembukuan juga dilakukan oleh pengumpul susu

sapi. Mereka mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan pembelian susu

sapi dari peternak termasuk transaksi-transaksi dari usaha sampingan mereka di

samping sebagai pengumpul susu sapi.

Beberapa usaha sampingan yang dilakukan oleh pengumpul susu sapi

antara lain adalah usaha perdagangan pakan ternak, perdagangan sembako dan

usaha simpan pinjam. Usaha-usaha ini dilakukan pengumpul susu sapi dalam

rangka memperbesar pendapatan mereka. Usaha sampingan yang dilakukan oleh

pengumpul susu sapi dilakukan bersamaan dengan aktifitas mereka dalam

mengumpulkan susu sapi. Kebanyakan dari usaha sampingan yang mereka

lakukan adalah usaha yang berhubungan erat dengan usaha utama mereka sebagai

pengumpul susu sapi. Usaha-usaha ini mempunyai efek yang baik bagi usaha

seseorang sebagai pengumpul susu sapi. Oleh karena itu, hampir semua

pengumpul susu sapi mempunyai usaha sampingan yang mereka hubungkan

dengan peternak supaya usaha pengumpulan susu sapi mereka tetap berlangsung.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

60

4.1.5. Pengecer Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Pengecer susu sapi di Kecamatan Getasan merupakan saluran pemasaran

yang membeli susu sapi dari peternak sapi perah dan menjual susu sapi tersebut

langsung kepada konsumen. Pengecer tidak merubah bentuk dari susu sapi yang

diproduksi oleh peternak. Jadi, produk yang diperdagangkan oleh pengecer masih

berupa susu segar. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota

DPRD Kabupaten Semarang yang juga menjadi anggota dewan pembina

Gabungan Koperasi Susu Sapi Kabupaten Semarang, jumlah susu sapi yang

mampu diserap oleh pengecer kurang dari 3% dari seluruh susu sapi yang

diproduksi oleh peternak sapi perah di Kecamatan Getasan. Walaupun sedikit

jumlahnya, tetap saja pengecer mempunyai peranan dalam pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan karena 3% dari keseluruhan produksi susu sapi di Kecamatan

Getasan adalah jumlah susu yang tidak sedikit.

Pengecer yang sudah membeli susu sapi dari peternak biasanya hanya

melakukan satu dari dua kemungkinan tindakan terhadap susu sapi. Tindakan

pertama yang mungkin mereka lakukan adalah mencampurkan seluruh susu sapi

yang mereka beli dari peternak untuk menghasilkan mutu susu sapi rata-rata.

Tindakan kedua yang dapat dilakukan adalah memisahkan susu sapi yang bermutu

tinggi dengan yang bermutu rendah. Kedua tindakan tersebut dilakukan untuk

menentukan strategi penjualan mereka dalam menjual susu sapi kepada

konsumen, termasuk strategi harga. Pengecer susu sapi biasanya melakukan

kegiatan ini hanya sekali dalam sehari pada pagi hari. Oleh karena itu, pengecer

dapat menimbulkan masalah bagi peternak. Selain omset mereka yang tidak

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

61

mampu menyerap produksi susu sapi dalam jumlah yang besar, kegiatan pengecer

yang hanya dilakukan sekali dalam sehari juga membuat peternak harus

melakukan suatu tindakan terhadap susu sapi yang mereka produksi pada sore

hari. Hal ini disebabkan karena pengecer hanya membeli susu sapi dari peternak

pada pagi hari saja. Ada peternak yang menjual susu kepada pengumpul susu sapi,

tetapi ada pula peternak yang mengolah susu sapi sehingga dapat dijual pada pagi

hari berikutnya.

Jumlah susu sapi yang mampu diperjualbelikan oleh pengecer relatif kecil

jika dibanding dengan jumlah susu sapi yang diperjualbelikan oleh pengumpul-

pengumpul susu sapi. Jika satu pengumpul susu sapi mampu memperjualbelikan

ribuan liter susu sapi, pengecer tidak mampu memperjualbelikan lebih dari seratus

liter susu sapi walaupun jika dilihat dari sisi harga, pengeceran susu sapi lebih

terlihat mampu meningkatkan nilai susu sapi daripada pengumpul-pengumpul

susu sapi yang selisih harga beli dan jualnya relatif lebih kecil. Pendapatan

pengecer susu sapi diperoleh dari selisih harga beli yang diterapkan oleh pengecer

dalam membeli susu sapi dari peternak dengan harga yang mereka terapkan dalam

menjual susu sapi kepada konsumen.

Pemilihan konsumen menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh pengecer

susu sapi. Pemilihan konsumen dijadikan dasar pengecer dalam menentukan harga

jual dan strategi penjualan yang mereka terapkan. Ada pengecer yang memilih

wilayah tertentu karena ingin melakukan efisiensi biaya penjualan, ada pula

pengecer yang menentukan wilayah dan sasarannya karena ingin mempermudah

penjualan susu sapi yang mereka lakukan. Pengecer juga memilih wilayah

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

62

penjualan yang ditinggali oleh penduduk dengan penampilan tertentu untuk

menentukan harga jual susu sapi.

Berbeda dengan pengumpul susu sapi yang kerap kali mempunyai usaha

sampingan yang berhubungan sangat erat dengan kegiatan pengumpulan susu

mereka, usaha-usaha sampingan yang dilakukan oleh pengecer biasanya jauh dari

kegiatan pengeceran susu sapi yang mereka lakukan. Namun, tidak menutup

kemungkinan mereka mempunyai usaha yang juga berhubungan dengan pekerjaan

mereka sebagai pengecer susu sapi. Usaha-usaha sampingan ini mereka lakukan

juga untuk memperbesar pendapatan mereka. Ada pengecer yang memelihara sapi

perah untuk menghasilkan susu sapi yang akhirnya dapat mereka jual. Ada pula

pengecer yang mempunyai usaha peternakan sapi pedaging dan menjadi manteri

sapi. Usaha-usaha sampingan ini banyak dilakukan pengecer susu sapi karena

pengecer masih mempunyai waktu luang yang relatif lebih banyak dibanding

pengumpul susu sapi walaupun mereka juga melaksanakan kegiatan-kegiatan

pencatatan yang terkait dengan pekerjaan mereka sebagai pengecer seperti

mencatat jumlah susu sapi dari peternak dan mengelola daftar hutang konsumen

susu segar.

4.1.6. Standar Mutu Susu Sapi Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Standar mutu susu sapi digunakan sebagai acuan dalam menentukan

seberapa tinggi mutu susu sapi. Standar mutu susu sapi diterapkan oleh seluruh

pelaku pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Standar mutu yang diterapkan

oleh satu pelaku dengan pelaku yang lain kebanyakan berbeda namun jika ditelaah

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

63

secara umum hampir sama. Berbeda ketika melihat besaran angka-angka dalam

standar mutu tersebut namun indikator atau parameter yang dipakai sama antara

satu standar mutu yang ditetapkan satu pihak dengan standar mutu yang

ditetapkan pihak lain.

Pihak pertama dan yang paling dibebani dengan adanya standar mutu

adalah peternak sebagai produsen susu sapi. Peternak dituntut untuk menghasilkan

susu sapi yang memenuhi standar mutu yang diterapkan oleh pembeli, baik

pengumpul maupun pengecer susu sapi. Indikator-indikator yang ada dalam

standar mutu susu sapi yang diterapkan dikalangan peternak antara lain berat jenis

(BJ), kadar lemak dan protein, kadar air, warna, suhu, aroma, rasa dan kebersihan

susu sapi. Besaran angka yang diterapkan antara satu pembeli dengan pembeli

yang lain berbeda. Tidak hanya antara pengecer dan pengumpul susu sapi saja

yang berbeda dalam menerapkan standar mutu susu sapi, tetapi antar sesama

pengecer atau sesama pengumpul susu sapi di Kecamatn Getasan juga mempunyai

standar yang berbeda-beda. Rata-rata, peternak dituntut oleh pengecer ataupun

pengumpul susu sapi untuk dapat menghasilkan susu yang mempunyai berat jenis

minimal 22‟, kadar lemak dan protein yang cukup, mempunyai suhu minimal 30‟

untuk pagi hari dan 29‟ untuk sore hari serta kadar air minimal adalah 20%. Selain

standar mutu yang diukur dengan peralatan tersebut, ada pula standar mutu yang

diukur dengan panca indera saja seperti kebersihan, aroma, rasa, warna dan umur

susu sapi. Semua standar tersebut adalah dasar laku tidaknya susu sapi yang

diproduksi oleh peternak.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

64

Penulis mengumpulkan data terkait dengan penerapan standar mutu susu

sapi oleh dua pengumpul susu sapi. Data ini berisi tentang jumlah susu sapi yang

diterima dan ditolak oleh pengumpul susu sapi. Penerimaan dan penolakan susu

sapi ini ditentukan dengan melihat hasil pengujian mutu yang didasarkan pada

standar mutu susu sapi yang ditetapkan masing-masing pengumpul susu sapi.

Tabel 4.4 Perolehan Susu Sapi Pengumpul Susu Sapi Sari Asih Amanullah

Periode 1-10 Febuari 2012 *)

No Tanggal

Jumlah Susu

Sapi yang

Diterima

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Manual (Rasa, Aroma,

Warna, Kebersihan)

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Peralatan (Lemak, Air,

Berat jenis, Suhu)

Jumlah

Susu Sapi

yang

Ditolak

1 1 Feb 2012 2.654 ltr 17 ltr 46 ltr 63 ltr

2 2 Feb 2012 2.764 ltr 26 ltr 71 ltr 97 ltr

3 3 Feb 2012 2.855 ltr 24 ltr 63 ltr 87 ltr

4 4 Feb 2012 2.823 ltr 32 ltr 43 ltr 75 ltr

5 5 Feb 2012 2.761 ltr 21 ltr 52 ltr 73 ltr

6 6 Feb 2012 2.803 ltr 29 ltr 12 ltr 41 ltr

7 7 Feb 2012 2.439 ltr 21 ltr 24 ltr 45 ltr

8 8 Feb 2012 2.766 ltr 0 ltr 29 ltr 29 ltr

9 9 Feb 2012 2.785 ltr 16 ltr 19 ltr 35 ltr

10 10 Feb 2012 2.776 ltr 19 ltr 21 ltr 40 ltr

JUMLAH 27.426 ltr 205 ltr 380 ltr 585 ltr

Sumber : Data Primer Penelitian

Penulis juga melakukan pencarian data terhadap pengumpul susu sapi

milik Bapak Gunanto Guno dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Perolehan Susu Sapi Pengumpul Susu Sapi Bapak Gunanto Guno

Periode 1-10 Febuari 2012 *)

No Tanggal

Jumlah Susu

Sapi yang

Diterima

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Manual (Rasa, Aroma,

Warna, Kebersihan)

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Peralatan (Lemak, Air,

Berat jenis, Suhu)

Jumlah

Susu Sapi

yang

Ditolak

1 1 Feb 2012 1.634 ltr 12 ltr 20 ltr 32 ltr

2 2 Feb 2012 1.717 ltr 21 ltr 25 ltr 46 ltr

3 3 Feb 2012 1.723 ltr 0 ltr 15 ltr 15 ltr

4 4 Feb 2012 1.729 ltr 0 ltr 16 ltr 16 ltr

5 5 Feb 2012 1.681 ltr 15 ltr 41 ltr 56 ltr

6 6 Feb 2012 1.663 ltr 24 ltr 35 ltr 59 ltr

7 7 Feb 2012 1.679 ltr 9 ltr 21 ltr 30 ltr

8 8 Feb 2012 1.703 ltr 21 ltr 19 ltr 40 ltr

9 9 Feb 2012 1.739 ltr 27 ltr 11 ltr 38 ltr

10 10 Feb 2012 1.724 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

JUMLAH 16.992 ltr 129 ltr 203 ltr 332 ltr

Sumber : Data Primer Penelitian

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

65

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 tersebut, dapat diketahui jumlah susu

sapi yang dibeli atau diterima dan ditolak oleh pengumpul susu sapi Sari Asih

Amanullah dan pengumpul susu sapi milik Bapak Gunanto Guno. Susu sapi yang

ditolak disebabkan karena tidak dapat memenuhi standar mutu yang ditetapkan,

baik yang diuji secara manual maupun yang diuji dengan menggunakan peralatan.

Standar mutu susu sapi yang diterapkan pengumpul mempunyai

kompleksitas yang lebih tinggi dari pada standar mutu yang diterapkan oleh

pengecer susu sapi. Berdasarkan hasil wawancara, standar mutu yang diterapkan

oleh pengumpul didasarkan pada standar mutu yang diterapkan oleh pembeli susu

sapi yang telah mereka kumpulkan seperti standar mutu susu dari perusahaan

pengolah susu sapi dan pengumpul susu sapi lain yang lebih besar. Standar mutu

susu sapi pengecer biasanya diterapkan berdasarkan atas strategi dari pengecer itu

sendiri dan dari permintaan konsumen susu segar. Jika pengumpul susu sapi

dalam membeli susu sapi dari peternak menggunakan banyak indikator seperti

berat jenis minimal 22‟, kadar lemak dan protein yang cukup, mempunyai suhu

minimal 30‟ untuk pagi hari dan 29‟ untuk sore hari serta kadar air minimal

adalah 20% dan beberapa standar mutu yang diukur manual seperti kebersihan,

aroma, warna dan rasa, maka pengecer kadang hanya menggunakan beberapa

standar mutu yang sederhana saja seperti kadar air, aroma dan rasa. Namun, ada

pula pengecer yang menggunakan standar mutu susu sapi yang tinggi dalam

membeli susu dari peternak. Pengecer seperti ini merupakan pengecer yang sangat

mengutamakan mutu produk yang mereka jual.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

66

Penulis menemukan data perolehan susu sapi dari dua pengecer susu sapi

yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengecer susu sapi

menggunakan standar mutu susu sapi. Data tersebut diperoleh melalui pencatatan

yang dilakukan oleh pengecer atas permohonan penulis. Berikut adalah data

perolehan susu sapi oleh dua orang pengecer susu sapi di Kecamatan Getasan :

Tabel 4.6 Perolehan Susu Sapi Pengecer Susu Sapi Bapak Arista Wasidi

Periode 1-10 Febuari 2012 *)

No Tanggal

Jumlah Susu

Sapi yang

Diterima

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Manual (Rasa, Aroma,

Warna, Kebersihan)

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Peralatan (Lemak, Air,

Berat jenis, Suhu)

Jumlah

Susu Sapi

yang

Ditolak

1 1 Feb 2012 82 ltr 4 ltr 0 ltr 4 ltr

2 2 Feb 2012 92 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

3 3 Feb 2012 87 ltr 0 ltr 4 ltr 4 ltr

4 4 Feb 2012 89 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

5 5 Feb 2012 83 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

6 6 Feb 2012 82 ltr 6 ltr 7 ltr 13 ltr

7 7 Feb 2012 83 ltr 0 ltr 8 ltr 8 ltr

8 8 Feb 2012 80 ltr 11 ltr 4 ltr 15 ltr

9 9 Feb 2012 91 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

10 10 Feb 2012 96 ltr 0 ltr 5 ltr 5 ltr

JUMLAH 865 ltr 21 ltr 28 ltr 49 ltr

Sumber : Data Primer Penelitian

Tabel 4.7 Perolehan Susu Sapi Pengecer Susu Sapi Bapak Kardi

Periode 1-10 Febuari 2012 *)

No Tanggal

Jumlah Susu

Sapi yang

Diterima

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Manual (Rasa, Aroma,

Warna, Kebersihan)

Jumlah Susu Sapi Ditolak

Karena Tidak Lolos Uji

Peralatan (Lemak, Air,

Berat jenis, Suhu)

Jumlah

Susu Sapi

yang

Ditolak

1 1 Feb 2012 76 ltr 16 ltr 4 ltr 20 ltr

2 2 Feb 2012 79 ltr 0 ltr 12 ltr 12 ltr

3 3 Feb 2012 82 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

4 4 Feb 2012 83 ltr 0 ltr 2 ltr 2 ltr

5 5 Feb 2012 80 ltr 0 ltr 6 ltr 6 ltr

6 6 Feb 2012 82 ltr 0 ltr 4 ltr 4 ltr

7 7 Feb 2012 92 ltr 0 ltr 0 ltr 0 ltr

8 8 Feb 2012 78 ltr 9 ltr 6 ltr 15 ltr

9 9 Feb 2012 87 ltr 0 ltr 4 ltr 4 ltr

10 10 Feb 2012 81 ltr 0 ltr 9 ltr 9 ltr

JUMLAH 820 ltr 25 ltr 47 ltr 72 ltr

Sumber : Data Primer Penelitian

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

67

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 tersebut, dapat diketahui jumlah susu

sapi yang dibeli atau diterima dan ditolak oleh pengecer susu sapi Bapak Arista

Wasidi dan Bapak Kardi. Susu sapi yang ditolak disebabkan karena tidak dapat

memenuhi standar mutu yang ditetapkan, baik yang diuji secara manual maupun

yang diuji dengan menggunakan peralatan.

Standar mutu juga diterapkan oleh perusahaan-perusahaan pengolah susu

sapi dalam membeli susu sapi dari pengumpul-pengumpul susu sapi. Standar

mutu susu sapi yang diterapkan oleh perusahaan pengolah susu sapi didasarkan

pada kebutuhan susu yang mempunyai mutu tertentu untuk dapat digunakan

dalam proses produksi mereka. Mutu susu sapi pada level tertentu sangat penting

untuk dapat diraih oleh perusahaan supaya proses produksi mereka sesuai dengan

rancangan bahan dan produk sehingga biaya dan hasil yang telah direncanakan

dapat diperoleh. Standar mutu susu sapi yang diterapkan oleh perusahaan

umumnya relatif lebih rendah dibanding dengan standar yang diterapkan

pengumpul susu sapi yang menjadi rekan usaha mereka.

4.1.7. Harga Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Harga menjadi salah satu faktor yang dominan dalam pemasaran susu sapi

di Kecamatan Getasan. Harga merupakan satu-satunya faktor yang akan

menentukan pendapatan masing-masing pelaku usaha pada pemasaran susu sapi

di Kecamatan Getasan. Harga susu sapi pada masing-masing level berbeda. Susu

sapi akan mencapai harga tertinggi pada level pembelian yang dilakukan oleh

konsumen produk susu sapi. Harga susu sapi akan terus turun sampai pada level

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

68

terendah pada level peternak sapi yang merupakan produsen susu sapi saat mereka

menjual susu sapinya baik kepada pengumpul maupun pengecer susu sapi. Hal ini

terjadi pada pola saluran pemasaran yang melibatkan peternak, pengumpul susu

sapi baik besar maupun kecil dan perusahaan pengolah susu sapi sampai

konsumen. Hal serupa juga terjadi pada pola saluran yang melibatkan pengecer

susu sapi. Harga tertinggi akan terjadi ketika pengecer menjual susu sapi kepada

konsumen akhir dan akan harga terendah terjadi ketika pengecer membeli susu

sapi dari peternak.

Harga yang terbentuk pada masing-masing pola saluran pemasaran

berbeda-beda walaupun pada level yang sama. Berdasarkan observasi dan

wawancara yang dilakukan penulis, harga yang diterapkan pengecer dalam

membeli susu sapi dari peternak sapi perah relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan harga yang diterapkan oleh pengumpul susu sapi dalam membeli susu sapi

dari peternak. Harga yang dipatok oleh pengecer dalam membeli susu sapi dari

peternak berkisar antara Rp 2.800 sampai dengan Rp 3.100 per liter susu sapi.

Harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga yang diterapkan pengumpul

susu sapi dalam membeli susu sapi dari peternak yang berkisar antara Rp 2.600

sampai dengan Rp 3.000 per liter susu sapi.

Harga jual akhir susu sapi juga berbeda. Pengecer mampu menjual susu

sapi kepada konsumen susu segar hingga harga Rp 5.500 per liter, namun

perusahaan pengolah susu sapi hanya berani membeli susu sapi dari pengumpul

susu sapi pada harga tertinggi Rp 3.900 per liter. Tentunya perbedaan harga ini

membuat nilai tambah susu sapi pada masing-masing pola saluran pemasaran juga

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

69

berbeda. Hal ini akan menyebabkan jumlah pendapatan yang berbeda pula yang

akan diperoleh masing-masing saluran pemasaran.

Perbedaan harga tidak hanya ditemukan pada perbandingan masing-

masing pola saluran pemasaran susu sapi, namun juga terjadi pada satu saluran

pemasaran. Sesama pengumpul susu sapi yang membeli susu sapi dari peternak

juga memperlihatkan adanya perbedaan harga. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan, terbukti bahwa ada dua pengumpul susu sapi yang berasal dari desa

yang sama dan sama-sama membeli susu dari peternak menerapkan harga yang

berbeda. Satu pengumpul menerapkan harga yang berkisar antara Rp 2.700

sampai Rp 2.800 sedangkan pengumpul yang lain menerapkan harga yang

berkisar antara Rp 2.600 sampai Rp 2.850.

Tidak hanya pada level peternak saja harga berbeda, namun pada level

pengumpul dan sesama perusahaan pengolah susu sapi juga terjadi perbedaan

harga. Perbedaan harga ini terlihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh

penulis. Harga pada level pengumpul bisa saja setara dengan harga pada level

perusahaan pengolah susu sapi pada pola saluran pemasaran susu sapi yang

berbeda. Perbedaan harga juga tetap terjadi pada susu sapi yang mempunyai mutu

yang sama, hanya saja hal perbedaan ini terjadi ketika memperhatikan pola

saluran pemasaran yang berbeda. Ada pola saluran pemasaran yang mempunyai

selisih harga tertinggi-terendah yang besar, tetapi ada juga yang mempunyai

selisih harga tertinggi-terendah yang relatif kecil.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

70

4.2. Pembahasan

Pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan terkait dengan beberapa hal

antara lain pengumpul, pengecer, standar mutu dan harga susu sapi. Hal-hal

tersebut mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam pemasaran susu sapi.

Pengumpul dan pengecer merupakan saluran pemasaran susu sapi di Kecamatan

Getasan. Sementara itu standar mutu dan harga susu sapi merupakan dua hal yang

senantiasa menyertai perpindahan kepemilikan susu sapi dari satu pihak ke pihak

lain. Penulis menemukan banyak informasi dari wawancara dan observasi yang

telah dilakukan, untuk itu penulis akan membahas berbagai temuan untuk

menjawab pertanyaan masalah dalam penelitian ini.

4.2.1. Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan

Peternakan sapi di Kecamatan Getasan dapat digolongkan menjadi

peternakan sapi konvensional karena peternak masih menggunakan cara-cara yang

sederhana dalam mengelola ternaknya. Manajemen peternakan meliputi beberapa

hal, diantaranya adalah pemberian pakan, pengelolaan perkawinan, perkandangan

dan pemeliharaan kesehatan ternak. Pemberian pakan belum menggunakan

peralatan mesin seperti yang dilakukan di peternakan-peternakan sapi yang sudah

modern. Peternak masih mengandalkan tenaga manusia dalam mencari,

mempersiapkan dan memberikan pakan sapi untuk sapi-sapi yang mereka

pelihara.

Jumlah penduduk yang memelihara sapi perah di Kecamatan Getasan

mencapai 7.145 dengan jumlah sapi perah mencapai 20.423 ekor dan sapi

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

71

pedaging 855 ekor. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa setiap

peternak rata-rata mempunyai dua sampai tiga ekor sapi. Peternakan sapi di

Kecamatan Getasan masih didominasi oleh peternakan sapi perah. Hal ini

membuat Kecamatan Getasan menjadi salah satu wilayah yang produksi susu

sapinya melimpah. Jumlah sapi dan peternak tersebut tidak serta merta

menunjukkan bahwa kepemilikan sapi penduduk merata. Banyak penduduk yang

memelihara sapi yang bukan milik mereka. Peternak memelihara sapi milik orang

lain dengan sistem bagi hasil atau yang di kenal penduduk sekitar dengan sistem

“gadoh.” Sistem ini akan membuat pemilik sapi tetap menerima laba dari

kepemilikannya atas sapi yang berasal dari penjualan sapi atau penjualan anak

sapi yang dilahirkan oleh induknya. Pembagian keuntungan dari pemeliharaan

sapi dengan sistem ini dilakukan berdasarkan kesepakatan antar kedua pihak.

Umumnya, jika sapi yang dipelihara peternak adalah sapi pedaging, 70% dari

keuntungan penjualan sapi menjadi milik peternak yang memelihara dan sisanya

menjadi hak pemilik. Sementara itu, jika sapi yang dipelihara peternak adalah sapi

perah, maka peternak hanya akan menerima 60% dari penjualan sapi tersebut atau

peranakannya. Perbedaan ini terjadi karena biaya pemberian pakan dan hasil dari

sapi yang juga berbeda. Biaya pemberian pakan sapi pedaging relatif lebih tinggi

dibanding sapi perah, ditambah lagi hasil pemerahan susu sapi menjadi milik

peternak yang memelihara sapi sehingga peternak mempunyai pendapatan rutin

per harinya yang tidak terjadi jika memelihara sapi pedaging.

Penduduk yang tidak mempunyai modal untuk memelihara sapi tidak serta

merta tidak dapat memelihara sapi perah. Banyak dari mereka yang memperoleh

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

72

modal untuk memelihara sapi dari lembaga-lembaga keuangan swasta dan

nasional dalam bentuk pinjaman dengan bunga rendah. Pinjaman modal ini benar-

benar khusus untuk digunakan sebagai modal dalam mengembangkan ternak sapi.

Maka tidak jarang lagi bantuan seperti ini muncul dalam bentuk sapi secara

langsung. Hal ini membuat jumlah peternak dan populasi ternak semakin tinggi.

Sekilas memang jumlah tiga sampai empat ekor sapi yang dimiliki oleh peternak

merupakan jumlah yang sedikit. Namun, jika melihat hampir semua penduduk

Kecamatan Getasan mempunyai sapi, maka jumlah tersebut merupakan jumlah

yang besar. Jumlah sapi yang besar ini membuat produksi susu sapi juga besar.

Pakan utama bagi sapi adalah rumput gajah. Rumput yang diberikan untuk

sapi diambil dari lahan yang dimiliki oleh peternak dengan alat sederhana seperti

sabit. Apabila persediaan rumput yang dimiliki oleh peternak telah habis, peternak

harus membeli rumput gajah dari orang lain atau mengalihkan pakan menjadi

rumput liar, alang-alang atau “damen.” Rumput gajah dipilih sebagai pakan

utama bagi sapi karena rumput gajah memiliki kandungan zat yang dapat

meningkatkan produktifitas susu sapi.

Selain rumput gajah sebagai pakan ternak yang utama, peternak juga

memberikan pakan tambahan bagi sapi perah yang mereka pelihara. Pakan

tambahan diberikan dengan dua cara, ada pakan ternak yang diberikan begitu saja

untuk sapi dan ada pula pakan ternak yang diberikan untuk sapi bersamaan

dengan pemberian minum untuk sapi. Pakan sapi yang biasanya diberikan

langsung untuk sapi antara lain ketela pohon, konsentrat dan bekatul. Adapun

pakan ternak yang pemberiannya biasa dicampur dengan air sekaligus dalam

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

73

pemberian minum antara lain growol, ampas tahu, mineral, kulit kopi dan kulit

kedelai. Bekatul dan konsentrat juga dapat dicampurkan dengan air. Cara

pemberian pakan tambahan ini tergantung pada tujuan dan strategi yang

ditetapkan oleh peternak. Komposisi pemberian pakan juga dibedakan

berdasarkan tujuan pemberian pakan. Pemberian pakan untuk sapi perah dan

pedaging berbeda. Sapi perah cenderung lebih banyak diberikan bekatul dan

konsentrat karena peternak menghendaki produksi susu sapi yang lebih banyak.

Sementara itu, sapi pedaging lebih banyak diberikan pakan growol dan ampas

tahu supaya berat badan sapi cepat naik. Pemberian pakan rumput umumnya

diberikan tiga kali dalam sehari yaitu pada pagi setelah pemerahan, siang hari dan

sore hari setelah pemerahan. Berbeda dengan pemberian pakan rumput yang

dilakukan tiga kali dalam sehari, pemberian pakan tambahan hanya dilakukan satu

sampai dua kali dalam sehari. Peternak yang memberikan pakan satu kali sehari

umumnya diberikan pada siang hari, sementara peternak yang memberikan pakan

tambahan sebanyak dua kali sehari melakukan pemberian pakan tambahan pada

pagi dan sore hari sebelum melaksanakan pemerahan susu sapi. Pakan tambahan

ini dibeli oleh peternak dari pengumpul-pengumpul susu sapi, koperasi tani dan

kelompok-kelompok tani yang ada. Namun, tidak jarang ada juga peternak yang

membeli pakan ternak dari agen pakan ternak dalam partai besar untuk mendapat

harga yang lebih rendah. Persoalan harga menjadi pertimbangan bagi peternak

dalam memberikan pakan sapi dengan jenis dan mutu tertentu supaya hasil yang

mereka harapkan dapat tercapai. Pemberian pakan untuk sapi khususnya sapi

perah ini jelas berhubungan dengan tujuan memelihara sapi perah yang terkait

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

74

dengan produksi susu sapi. Peternak ingin memproduksi susu sapi yang mutunya

memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pembeli susu sapi dengan tetap

memperhatikan harga pakan dan harga susu sapi. Hal ini penting supaya mereka

tidak mengalami kerugian dalam usahanya memelihara sapi perah.

Besarnya keuntungan atau kerugian yang ditanggung oleh peternak

ditentukan oleh produk yang dihasilkan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk

menghasilkan produk tersebut. Produk yang dihasilkan oleh peternakan

tergantung pada jenis ternak yang dikembangkan, baik peternakan sapi perah

maupun sapi pedaging. Sementara itu, biaya yang harus dikeluarkan dalam

peternakan antara lain biaya perkandangan, pemeliharaan kesehatan, peralatan

peternakan serta biaya pakan yang merupakan biaya yang terbesar. Semua biaya

itu harus dikeluarkan oleh peternak dalam upayanya memelihara sapi.

Biaya perkandangan mencakup biaya pembangunan kandang dan

perawatannya. Biaya ini biasanya berjumlah relatif cukup besar dan dikeluarkan

pada awal pemeliharaan sapi. Pemeliharaan kandang dilakukan oleh peternak di

Kecamatan Getasan hanya pada saat terjadi kerusakan kandang. Jadi, tidak ada

biaya yang secara rutin harus dikeluarkan dalam rangka pemeliharaan kandang.

Biaya perkandangan jika dilihat nilainya terasa besar, namun jika melihat usia

kandang yang dapat mencapai puluhan tahun, maka biaya ini terasa tidak terlalu

berat bagi peternak.

“Manajemen mencakup pengelolaan perkawinan,

pemberian pakan, perkandangan, dan kesehatan

ternak.”52

52

Achmad Suryana, op. cit., hal. 28.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

75

Setiap kandang harus disertai dengan peralatan yang digunakan dalam

menjalankan usaha peternakan. Peralatan ini tidak semuanya harus dibeli oleh

peternak, ada beberapa peralatan yang dibuat sendiri oleh peternak demi

menghemat biaya. Peralatan yang dibutuhkan dalam peternakan sapi antara lain

sabit dan caping untuk mencari rumput, sekop, garbu dan sorok untuk

membersihkan kandang, ember dan bak air untuk memberikan minum dan

makanan tambahan bagi sapi serta beberapa alat yang digunakan untuk

membersihkan sapi seperti sikat bulu dan bambu apus. Peralatan kebersihan

kandang merupakan peralatan yang sangat penting bagi kesehatan sapi karena

kebersihan kandang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesehahtan

sapi. Peternak di Kecamatan Getasan belum banyak menggunakan peralatan

canggih seperti mesin pemerah susu sapi dan penghalus makanan sapi. Oleh

karena itu, biaya untuk penyediaan peralatan relatif cukup kecil dan tidak

dikeluarkan secara rutin.

Biaya yang paling diperhitungkan oleh peternak dalam peternakan sapi

adalah biaya pakan. Biaya pakan menjadi satu perhatian penting bagi peternak

karena biaya pakan harus dikeluarkan secara rutin supaya tujuan peternakan dapat

tercapai. Peternak sapi perah harus memberikan pakan yang mempunyai mutu

tertentu supaya sapi perah mereka dapat menghasilkan susu sapi dengan jumlah

dan mutu tertentu. Begitu juga dengan peternak sapi pedaging yang harus

memberikan sapi mereka dengan pakan tertentu supaya dapat mencapai berat

badan sapi yang dikehendaki pada usia tertentu. Biaya pakan yang ditanggung

peternak sapi perah di Kecamatan Getasan saat ini dapat dikatakan memberatkan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

76

peternak. Peternak dihadapkan pada tuntutan untuk menghasilkan susu sapi yang

bermutu tinggi, untuk itu dibutuhkan pakan sapi yang bermutu juga supaya jumlah

dan mutu susu sapi dapat dicapai. Pakan sapi yang lebih tinggi mutunya juga lebih

tinggi harganya. Saat ini, konsentrat yang baik mencapai harga Rp 2.100 per

kilogram dan bekatul yang kandungan menirnya tinggi mencapai harga Rp 2.700

per kilogramnya. Belum lagi harga growol yang makin lama makin tinggi yang

membuat peternak beralih pada ampas tahu. Ampas tahu yang jumlahnya terbatas

juga semakin tinggi harganya karena produsen tahu mengetahui bahwa limbahnya

tersebut mempunyai kegunaan yang bernilai rupiah tinggi. Sementara itu, harga

susu sapi pada level peternak dinilai terlalu rendah karena tidak dapat digunakan

untuk menutup biaya pakan yang besar sehingga keuntungan peternak menjadi

sangat minim, bahkan tidak jarang peternak harus mengalami kerugian.

Biaya kesehatan dan pembibitan sapi perah juga harus ditanggung para

peternak walaupun biaya-biaya ini tidak dikeluarkan secara rutin. Biaya kesehatan

dikeluarkan oleh peternak jika sapi perah yang mereka pelihara sakit. Biaya

kesehatan juga kadang harus dikeluarkan saat sapi beranak dan mengalami

masalah seperti tertinggalnya ari-ari di dalam induk atau kondisi induk sapi yang

menurun pasca beranak. Kesehatan sapi dipercayakan peternak kepada dokter

hewan dan manteri-manteri sapi yang ada di wilayah sekitar. Manteri dan dokter

hewan ini tidak hanya dibutuhkan peternak saat sapi mereka sakit. Mantri dan

dokter hewan dibutuhkan oleh peternak saat sapi yang mereka pelihara birahi dan

membutuhkan inseminasi buatan. Biaya untuk sekali inseminasi buatan ini

berkisar antara Rp 30.000 untuk bibit lokal sampai Rp 45.000 untuk bibit impor.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

77

Pembibitan sapi terjadi sekitar satu setengah tahun sekali untuk satu sapi. Tidak

semua pembibitan langsung berhasil. Ada risiko kegagalan dalam pembibitan

yang disebabkan oleh faktor-faktor dari sapi dan bibitnya. Oleh karena itu, kadang

biaya pembibitan ini menjadi biaya yang cukup besar bagi peternak sapi perah

jika pembibitan mengalami beberapa kali kegagalan dalam satu periode kawin.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh peternak senantiasa diperhitungkan

oleh peternak di Kecamatan Getasan walaupun perhitungannya dilakukan secara

sederhana. Semua biaya ini akan dibandingkan dengan hasil dari peternakan

mereka. Peternakan sapi perah mempunyai produk utama susu sapi. Susu sapi

inilah yang menjadi sumber pendapatan bagi peternak. Pendapatan akan diperoleh

setelah peternak memanen susu sapi dengan cara pemerahan.

“Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi

sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara yang benar,

yang kandungan alaminya tidak ditambah atau dikurangi

sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan

apapun.”53

“...Manajemen juga mencakup penanganan hasil ternak,

pemasaran...”54

Tindakan pasca panen merupakan faktor penentu seberapa besar

pendapatan yang akan diterima oleh peternak. Peternak di Kecamatan Getasan

lebih banyak menjual susu sapi yang mereka produksi dalam keadaan panas.

Artinya, mereka menjual susu sapi yang mereka produksi secara langsung kepada

pengumpul atau pengecer tanpa mengolah susu sapi menjadi produk lain. Namun,

ada beberapa tindakan yang dilakukan yang sering kali dilakukan oleh peternak di

53

Indonesia, Standar Nasional Indonesia No. 01-3141-1998 Tentang Susu Segar, op. cit. 54

Achmad Suryana, op. cit., hal. 28.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

78

Kecamatan Getasan terhadap susu sapi yang mereka produksi. Ada peternak yang

menambahkan air dalam susu sapi yang mengakibatkan kadar air dalam susu sapi

tersebut bertambah. Hal ini membuat mutu susu sapi menurun. Tindakan lain

yang dilakukan oleh peternak adalah merebus susu karena susu sapi tidak dapat

langsung dijual. Hal ini sering terjadi pada peternak yang menjual susu sapi

kepada pengecer. Pengecer hanya membeli susu sapi dari peternak pada pagi hari,

padahal peternak memerah susu sapi pada sore hari juga. Akhirnya, peternak

merebus susu sapi supaya susu sapi dapat bertahan sampai esok harinya untuk

dijual kepada pengecer. Namun, masih banyak juga peternak yang tidak

melakukan tindakan apapun terhadap susu sapi yang mereka produksi. Mereka

langsung menjual susu sapi dalam keadaan murni. Penanganan dan tindakan pasca

panen susu sapi akan turut menetukan pendapatan yang diperoleh peternak. Hal

ini terjadi karena tindakan pasca panen akan menentukan mutu susu sapi yang

nantinya akan digunakan sebagai salah satu dasar penetapan harga susu sapi yang

akan menentukan besaran pendapatan peternak.

Selain tindakan pasca panen yang akan menentukan mutu susu sapi, hal

lain yang akan menentukan mutu susu sapi adalah mutu sapi perah. Satu sapi

perah dengan sapi perah yang lain akan menghasilkan susu sapi yang relatif

berbeda baik dilihat dari segi jumlah maupun mutu. Jenis sapi yang dijadikan

sebagai sapi perah akan menentukan seberapa tinggi mutu susunya.

“Hasil survei menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang

paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di

Indonesia adalah Frisien Holstein.”55

55

M. Wahiddudin, op. cit.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

79

Sapi perah yang banyak dipelihara oleh peternak di Kecamatan Getasan

adalah sapi yang gen aslinya berasal dari Australia, Belanda dan Kanada. Sapi-

sapi seperti ini mampu menghasilkan susu sapi mulai dari enam sampai dua puluh

liter per harinya. Usia dari sapi juga menentukan banyak produksi susu sapi. Sapi

perah akan mulai produktif setelah mereka beranak pertama kali pada usia dua

sampai tiga tahun dan akan terus produktif sampai usia empat belas sampai enam

belas tahun. Usia sapi perah yang tergolong paling produktif berkisar antara lima

sampai sebelas tahun.

Mutu susu sapi menjadi salah satu faktor paling menentukan dalam

kesuksesan seorang peternak. Mutu dapat didefinisikan sebagai :

“derajat/tingkat kerakteristik yang melekat pada produk

yang mencukupi persyaratan atau keinginan”56

Oleh karena itu mutu susu sapi yang dihasilkan oleh sapi perah harus

mendapat perhatian penting dari peternak. Perhatian tersebut diwujudkan dalam

beberapa hal seperti pemilihan induk sapi perah, pemberian pakan, manajemen

pemeliharaan, pembiayaan peternakan dan penanganan susu sapi pasca panen.

Semua hal ini harus dilakukan secara efektif dan efisien supaya mutu susu sapi

yang diharapkan dapat tercapai yang akan membuat susu sapi tersebut mendapat

harga yang sesuai pula saat dijual. Hasil penjualan susu sapi inilah yang nantinya

akan menjadi sumber pendapatan bagi peternak sapi perah.

“Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk

mendapatkan satu satuan barang atau jasa dengan

pengorbanan tertentu.”57

56

Rudi Suardi, op. cit., hal. 3. 57

Basu Swasta dan Handoko, op. cit., hal. 211.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

80

Berkaitan erat dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan, peternak

mempunyai beberapa usaha. Selain dengan melakukan efisiensi biaya

pemeliharaan, peternak juga mengupayakan untuk memperoleh laba maksimal

melalui pemilihan pembeli susu sapi. Peternak sapi perah cenderung menjual susu

sapi yang mereka produksi kepada pembeli baik pengecer maupun pengumpul

susu sapi yang menerapkan harga beli lebih tinggi. Hal ini dilakukan peternak

dalam upayanya memperoleh laba yang lebih besar. Peternak menghendaki

adanya keuntungan yang lebih besar dalam usahanya. Banyak peternak yang

berpindah menjual susu sapi dari satu pengumpul ke pengumpul yang lain karena

perbedaan harga. Namun, tidak semua peternak dengan mudah berpindah dari satu

pembeli ke pembeli yang lain, ada beberapa alasan yang diutarakan oleh peternak

berhubungan dengan tidak mudahnya mereka berpindah pembeli. Ada peternak

yang mengaku tidak berpindah ke pembeli susu sapi yang lain karena mereka

mempunyai hubungan keluarga dengan si pembeli susu sapi walaupun harga dari

pembeli lain tersebut lebih tinggi. Ada pula peternak yang menolak berpindah

karena merasa bahwa pembeli susu sapi mereka telah berjasa membantu mereka

dalam menjalankan usaha peternakan sapinya. Tidak sedikit pula yang terpaksa

tidak berpindah pembeli karena masih terlilit hutang dengan pembeli susu sapi.

Namun, pada dasarnya semua peternak menginginkan untuk menjual susu sapi

yang mereka produksi kepada pembeli yang menerapkan harga beli lebih tinggi,

hanya saja ada beberapa alasan yang membuat mereka mengurungkan niatnya

seperti hubungan keluarga, sosial dan ikatan hutang.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

81

4.2.2. Peran Pengumpul dalam Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Pengumpul susu sapi merupakan salah satu saluran pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan. berdasarkan hasil penelitian, saat ini ada sekitar empat puluh

pengumpul susu sapi, baik dalam skala besar maupun kecil.

“Saluran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam

perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang

besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi,

produk atau jasa dipasarkan.”58

Pengumpul susu sapi di Kecamatan Getasan merupakan saluran pemasaran

yang memperjualbelikan susu sapi. Ada pengumpul susu sapi yang membeli susu

sapi dari peternak sebagai produsen susu sapi dan ada juga pengumpul susu sapi

yang membeli susu sapi dari pengumpul susu sapi yang lain. Pengumpul susu sapi

menjual susu sapi kepada beberapa pihak. Ada yang menjual kepada pengumpul

susu sapi lain yang lebih besar dan ada juga yang menjual susu sapi kepada

perusahaan yang menggunakan susu sapi dalam produksinya. Pengumpul dapat

juga diartikan sebagai agen.

“Agen adalah lembaga yang membeli atau menjual

barang-barang kepada pihak lain.”59

Daya serap pengumpul susu sapi dalam menyerap susu sapi produksi

peternak Kecamatan Getasan mencapai lebih dari 97%. Hal ini menunjukkan

kontribusi yang diberikan oleh pengumpul-pengumpul susu sapi dalam pemasaran

susu sapi di Kecamatan Getasan. Pengumpul susu sapi mampu menyerap sebagian

besar susu sapi yang membuat peternak menaruh ketergantungan yang besar pada

keberadaan pengumpul susu sapi dalam memasarkan susu sapi produksinya.

58

Basu Swastha, op. cit., hal 4. 59

Basu Swasta, ibid, hal. 27.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

82

Pengumpul susu sapi melakukan banyak hal dalam aktivitas mereka

sebagai salah satu saluran pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan.

Berdasarkan temuan dilapangan, ada beberapa hal yang dikerjakan oleh

pengumpul susu sapi. Selain memperjualbelikan susu sapi, pengumpul susu sapi

juga melakukan aktivitas lain berkaitan dengan pekerjaan mereka sebagai

pengumpul susu sapi. Pengumpul susu sapi melakukan pengujian mutu susu sapi

yang akan mereka beli baik dari peternak maupun dari pengumpul susu sapi

lainnya. Mereka juga melakukan kegiatan administrasi dan pencatatan terkait jual

beli yang mereka lakukan. Kegiatan pengumpul susu sapi tidak hanya terbatas

pada hal-hal yang berkaitan dengan jual beli susu sapi, tetapi pelayanan untuk

peternak dan sesama pengumpul susu sapi juga mereka lakukan. Semua kegiatan

ini mereka lakukan untuk menjaga eksistensi usaha mereka sebagai pengumpul

susu sapi. Berkaitan dengan adanya pengumpul susu sapi beserta kegiatan-

kegiatan yang mereka lakukan, pengumpul susu sapi mempunyai peranan dalam

pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Peranan yang mereka berikan dalam

pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan

yang mereka lakukan.

Kegiatan utama yang dilakukan oleh pengumpul susu sapi adalah membeli

dan menjual susu sapi. Kegiatan jual beli ini dilakukan dengan peternak, sesama

pengumpul yang lebih besar atau lebih kecil dan perusahaan pengolah susu sapi.

Pembelian susu sapi dilakukan pengumpul dengan peternak atau pengumpul susu

sapi yang lebih kecil. Sementara itu, penjualan susu sapi dapat dilakukan oleh

pengumpul dengan pengumpul susu sapi yang lebih besar atau perusahaan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

83

pengolah susu sapi. Kegiatan yang menyertai kegiatan jual beli ini salah satunya

adalah kegiatan pengujian mutu susu sapi. Pengujian mutu susu sapi dimaksudkan

untuk mengetahui seberapa tinggi mutu susu sapi yang diperjualbelikan.

Pengujian mutu susu sapi dilakukan dengan beberapa cara. Secara garis

besar, pengujian dilakukan dengan menggunakan panca indera untuk mengukur

parameter mutu susu sapi seperti warna, rasa, aroma dan kebersihan. Sementara

itu, pengujian terhadap parameter-parameter seperti kadar air, kadar lemak, berat

jenis, suhu dan kandungan protein dilakukan dengan menggunakan alat pengukur

seperti laktosgen dan beberapa alat lainnya.

Pengujian mutu susu sapi didasarkan pada standar mutu susu sapi yang

berlaku. Standar mutu yang berlaku berbeda antar satu pengumpul dengan

pengumpul yang lain. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan strategi dan

kebijakan yang diambil oleh masing-masing pengumpul susu sapi. Panjang pola

saluran pemasaran juga mempengaruhi tinggi rendahnya standar mutu yang

ditetapkan oleh pengumpul susu sapi. Standar mutu susu sapi yang terendah

terletak pada saat pengumpul susu sapi menjual susu sapi kepada perusahaan

pengolahan susu sapi. Hal ini terjadi karena perusahaan pengolah susu sapi

membutuhkan susu sapi pada mutu tertentu untuk proses produksinya. Oleh

karena itu, perusaan menuntut pengumpul yang menjual susu sapi kepada mereka

untuk memperoleh susu sapi pada tingkatan mutu tersebut. Standar mutu yang

diterapkan perusahaan pengolah susu sapi tersebut selanjutnya diikuti oleh

pengumpul susu sapi pada tingkatan dibawahnya dan akan terus diikuti oleh

pengumpul yang ada dibawahnya sampai pada lavel pengumpul yang membeli

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

84

susu sapi dari peternak. Standar mutu terendah terletak pada level perusahaan

pengolah susu sapi, sementara yang tertinggi terletak pada level pengumpul susu

sapi yang membeli susu sapi dari peternak. Hal ini terjadi karena setiap tingkatan

pengumpul mengubah standar mutu susu dari standar mutu susu sapi yang

dituntut oleh pembeli susu sapi yang mereka kumpulkan. Pengumpul susu sapi

yang menjual susu sapi kepada perusahaan pengolah susu sapi menaikan standar

yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan susu sapi yang akan mereka

beli dari pengumpul susu sapi yang lebih kecil. Hal seperti ini akan terus terjadi

sampai pada level pengumpul susu sapi yang membeli susu sapi dari peternak.

Pengumpul susu sapi menaikkan standar mutu susu sapi karena adanya risiko

kerusakan susu sapi.

Penetapan standar mutu susu sapi oleh pengumpul susu sapi ini

menunjukkan adanya peranan pengumpul susu sapi dalam pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan. Pengumpul susu sapi dalam membeli susu sapi dari peternak

di Kecamatan Getasan harus memberikan kompensasi atas susu sapi dari

peternak. Bentuk kompensasi yang dimaksud adalah uang. Kompensasi ini

diberikan kepada peternak dalam uang melalui proses pembayaran atas susu sapi

yang dibeli pengumpul susu sapi dari peternak sapi perah di Kecamatan Getasan.

Pembayaran tidak hanya dilakukan oleh pengumpul kepada peternak saja, tetapi

ada pula pengumpul yang melakukan pembayaran kepada pengumpul yang lebih

kecil. Hal ini terjadi karena pengumpul yang melakukan pembayaran tersebut

membeli susu sapi dari pengumpul susu sapi yang lebih kecil tersebut.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

85

Pembayaran ini dilakukan melalui sistem pembayaran yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak, penjual dan pembeli.

Melalui deskripsi terhadap pembayaran atas pembelian susu sapi yang

dilakukan oleh pengumpul susu sapi ini, dapat diketahui bahwa pengumpul susu

sapi berperan dalam menjalankan fungsi pembayaran saluran pemasaran. Melalui

pembayaran yang dilakukan oleh pengumpul susu sapi ini, pihak yang menjual

susu sapi dapat memperoleh pendapatan. Sementara itu, penerapan standar mutu

yang dinaikkan dari penetap standar mutu susu sapi yang dalam hal ini adalah

perusahaan pengolah susu sapi, pengumpul susu sapi tampak menjalankan fungsi

pemesanan saluran pemasaran. Pengumpul menerapkan standar mutu yang tidak

lebih rendah dari standar mutu susu sapi yang diterapkan oleh perusahaan

pengolah susu sapi supaya mereka mampu memenuhi tuntutan dari perusahaan

pengolah susu sapi tersebut. Jika dilihat dari pola saluran pemasaran yang ada di

Kecamatan Getasan, jelas tampak bahwa pengumpul susu sapi berperan dalam

menyalurkan susu sapi dari peternak sebagai produsen kepada perusahaan

pengolah susu sapi untuk selanjutnya diolah menjadi produk tertentu yang akan

dipasarkan kepada konsumen.

Jual beli yang dilakukan oleh pengumpul susu sapi dengan peternak

maupun antara pengumpul susu sapi dengan pengumpul susu sapi yang lebih

besar membuat terjadinya perpindahan tangan. Setiap transaksi menyebabkan

perpindahan kepemilikan. Pengumpul susu sapi juga mempunyai peranan dalam

proses ini. Pengumpul susu sapi ikut menjalankan fungsi perpindahan

kepemilikan karena mereka membeli susu sapi dari peternak dan pengumpul susu

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

86

sapi yang lebih kecil. Perpindahan kepemilikan ini juga menyebabkan hak dan

tanggung jawab terhadap susu sapi yang diperdagangkan juga ikut berpindah.

Pengumpul susu sapi sebagai salah satu pihak yang ada dalam pola saluran

pemasaran juga mengalami hal tersebut. Ini membuktikan bahwa pengumpul susu

sapi juga menjalankan fungsi pengambilan risiko dalam pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan. Risiko-risiko yang dihadapi oleh pengumpul susu sapi baik

yang membeli susu sapi dari peternak maupun pengumpul yang lebih kecil antara

lain penurunan mutu susu dan kerusakan susu sapi. Risiko-risiko ini harus diatasi

oleh pengumpul selama mereka memegang hak kepemilikan atas susu sapi yang

selanjutnya akan mereka jual kembali. Beberapa peranan pengumpul susu sapi

tersebut menunjukkan bahwa pengumpul susu sapi menjalankan fungsi suatu

saluran pemasaran :

“Fungsi saluran pemasaran diantaranya adalah fungsi

informasi, fungsi promosi, fungsi negosiasi, fungsi

pemesanan, fungsi pembiayaan, fungsi pengambilan

risiko, fungsi kepemilikan fisik, fungsi pembayaran dan

fungsi kepemilikan.”60

4.2.3. Peran Pengecer dalam Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Pengecer merupakan salah satu saluran pemasaran susu sapi yang ada di

Kecamatan Getasan. Pengecer susu sapi membeli susu sapi langsung dari peternak

dan menjualnya langsung kepada konsumen susu sapi.

“Pengecer dapat didefinisikan sebagai seorang pedagang

yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara

langsung kepada konsumen.”61

60

D. Saladin, op. cit., hal. 24. 61

Basu Swasta, ibid, hal. 28.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

87

Sebagian besar pengecer susu sapi dari Kecamatan Getasan menjual susu

sapi di wilayah Kota Salatiga yang berdekatan dengan Kecamatan Getasan.

Pengecer susu sapi mempunyai tujuan untuk memperoleh pendapatan dalam

menjalankan usahanya. Sebagai salah satu saluran pemasaran yang ikut

mengalirkan susu sapi dari peternak sebagai produsen kepada konsumen,

pengecer susu sapi mempunyai peran dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan

Getasan.

Pengecer susu sapi melakukan beberapa kegiatan yang berkontribusi

dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Kegiatan-kegiatan tersebut

diantaranya pengujian mutu susu sapi, pembayaran atas susu sapi yang dibeli dari

peternak, menjual susu sapi serta memberikan pelayanan kepada penduduk yang

menjual susu sapi kepadanya dalam berbagai macam bentuk pelayanan.

Kontribusi-kontribusi yang diberikan pengecer susu sapi ini menunjukkan adanya

peranan mereka dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Peranan

pengecer susu sapi ini dapat dilihat dari fungsi-fungsi yang mereka jalankan

sebagai suatu saluran pemasaran :

“Fungsi saluran pemasaran diantaranya adalah fungsi

informasi, fungsi promosi, fungsi negosiasi, fungsi

pemesanan, fungsi pembiayaan, fungsi pengambilan

risiko, fungsi kepemilikan fisik, fungsi pembayaran dan

fungsi kepemilikan.”62

Pengecer susu sapi hanya mampu menyerap kurang dari 3% susu sapi

yang diproduksi oleh peternak di Kecamatan Getasan. Sedikitnya jumlah ini tidak

mengurangi makna dari peran pengecer dalam pemasaran susu sapi hasil produksi

62

D. Saladin, op. cit., hal. 24.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

88

peternak sapi perah Kecamatan Getasan. Walaupun pengecer hanya mampu

memasarkan tidak lebih dari 3% susu sapi, namun mereka mampu meningkatkan

nilai susu sapi. Meningkatnya nilai susu sapi ini dapat dilihat dari tingginya harga

susu sapi eceran. Pengecer susu sapi mampu menjual susu sapi dengan harga yang

tinggi. Hal ini membuat mereka memperoleh keuntungan yang lebih besar

daripada pengumpul susu sapi untuk setiap liter susu. Selisih harga beli dengan

harga jual yang dibentuk oleh pengecer susu sapi lebih tinggi daripada selisih

harga yang dibentuk oleh pengumpul susu sapi. Hal ini membuktikan bahwa

pengecer mampu memberikan kontribusi bagi pemasaran susu sapi di Kecamatan

Getasan.

Sebelum membeli susu sapi dari peternak, pengecer susu sapi juga

melakukan pengujian mutu terhadap susu sapi yang akan mereka beli dari

peternak sama seperti yang dilakukan oleh pengumpul susu sapi. Perbedaan

terletak pada standar mutu yang ditetapkan keduanya. Standar mutu susu sapi

yang ditetapkan oleh pengecer susu sapi relatif lebih rendah dibanding dengan

standar mutu yang ditetapkan oleh pengumpul susu sapi. Pengujian mutu oleh

pengecer susu sapi hanya menitikberatkan pada hal-hal yang mudah untuk diuji

saja. Pengujian dilakukan dengan mengukur parameter-perameter tertentu yang

dirasa oleh pengecer mempengaruhi konsumen untuk membeli atau tidak membeli

susu segar yang mereka akan jual. Standar mutu yang ditetapkan oleh pengecer

susu sapi umumnya mencakup warna susu, aroma susu, rasa susu, kebersihan,

kemurnian dan berat jenis susu sapi. Jumlah parameter ini relatif lebih sedikit

apabila dibandingkan dengan jumlah parameter yang digunakan oleh pengumpul

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

89

susu sapi dalam menguji mutu susu sapi. Perbedaan ini disebabkan karena

pengecer tidak dituntut untuk menyediakan susu dengan mutu tertentu oleh

pembeli yang dalam hal ini adalah konsumen susu segar. Konsumen susu segar

hanya menuntut beberapa hal yang relatif sederhana kepada pengecer susu sapi.

Kebanyakan dari mereka hanya menuntut untuk dapat memperoleh susu sapi yang

bersih dan murni. Oleh karena itu pengecer susu sapi dapat lebih mudah

menentukan standar mutu susu sapi dan pelaksanaan pengujian mutu susu sapi.

Pengujian mutu susu sapi ini menunjukkan adanya beberapa maksud dari

pengecer susu sapi. Pengecer susu sapi ingin mempermudah penjualan susu sapi

dari peternak, dengan demikian kemungkinan susu sapi untuk dibuang semakin

kecil. Jika hal tesebut dapat diwujudkan, maka peternak dapat memperoleh

keuntungan yang lebih besar karena risiko dari tidak lakunya susu sapi yang

disebabkan oleh mutu susu sapi yang tidak mencapai standar mutu susu sapi yang

diterapkan akan menjadi semakin kecil. Keuntungan juga dapat diperbesar oleh

peternak yang menjual susu sapi kepada pengecer susu sapi karena pengecer susu

sapi menerapkan harga beli yang relatif lebih tinggi dibanding harga yang

diterapkan oleh pengumpul susu sapi.

Kemampuan pengecer susu sapi untuk membeli susu sapi dari peternak

dengan harga yang lebih tinggi juga tidak lepas dari tidak dituntutnya mereka

dengan standar mutu susu sapi dari pembeli susu mereka. Harga yang ditetapkan

oleh pengecer susu sapi dapat lebih tinggi dari harga yang diterapkan oleh

pengumpul susu sapi karena pengecer dapat memperoleh selisih harga jual dengan

harga beli yang lebih besar. Oleh karena itu, pengecer mempunyai kemampuan

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

90

yang lebih besar untuk meningkatkan harga susu sapi dibanding pengumpul susu

sapi. Lebih tingginya harga yang diterapkan oleh pengecer dibanding pengumpul

susu sapi juga menguntungkan peternak.

Harga yang diterapkan oleh pengecer menjadi salah satu perhatian

pengumpul susu sapi dalam menentukan harga. Pengecer susu sapi dianggap

sebagai kompetitor atau pesaing dari pengumpul susu sapi dalam membeli susu

sapi dari peternak. Oleh karena itu, pengumpul susu sapi juga memperhitungkan

harga yang ditetapkan oleh pengecer susu sapi supaya mereka tetap dapat

bersaing. Harga beli yang lebih tinggi dari pengecer dibanding dari pengumpul

dapat membuat peternak yang mempunyai susu sapi yang bermutu tinggi

berkeinginan menjual susu sapinya kepada pengecer. Hal ini akan membuat

pengumpul juga akan memikirkan strategi supaya mereka tidak kalah bersaing

dengan pengecer, salah satunya dengan startegi harga. Harga beli yang ditetapkan

pengecer yang relatif lebih tinggi dibanding dengan pengumpul ini menjadi salah

satu keunggulan pengecer susu sapi dilihat dari kacamata peternak. Namun,

pengecer mempunyai kendala dalam hal kapasitas susu sapi yang diperdagangkan.

Kapasitas susu sapi yang mampu diperjualbelikan oleh pengecer susu sapi jauh

lebih kecil dibanding dengan kapasitas susu sapi yang diperjualbelikan oleh

pengumpul susu sapi.

Pengecer susu sapi tidak mampu menjual susu sapi secara eceran dalam

jumlah yang besar. Jumlah susu sapi yang diperjualbelikan oleh pengecer dalam

satu hari tidak lebih dari seratus lima puluh liter sehingga susu sapi produksi

peternak Kecamatan Getasan hanya mampu diserap kurang dari 3% saja. Hal ini

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

91

disebabkan karena pengecer susu sapi di Kecamatan Getasan baru menggunakan

sepeda motor dalam menjual susu sapi. Mereka juga baru berani menjual susu

sapi ke wilayah-wilayah yang dekat dengan luas wilayah yang tidak luas pula.

Ketidakberanian pengecer susu sapi dalam memperluas wilayah penjualan mereka

disebabkan karena mereka tidak mempunyai sarana dan prasarana yang

menunjang perluasan pasar tersebut. Tidak memilikinya peralatan pengelolaan

susu sapi juga membuat pengecer tidak menaikkan jumlah susu sapi yang mereka

perdagangkan karena mereka memandang risiko rusak susu sapi dan kerugian

juga akan semakin besar apabila jumlah susu sapi yang besar tidak diimbangi

dengan fasilitas pengelolaan susu sapi yang baik seperti mesin pendingin. Di

samping itu, masih ada pula alasan-alasan lain seperti kesibukan diluar menjadi

pengecer dan pekerjaan lain selepas menjual susu sapi. Hal inilah yang membuat

kapasitas susu sapi yang mereka jual tidak besar.

Ada beberapa hal lain yang diberikan pengecer susu sapi kepada peternak

sapi perah. Pelayanan-pelayanan dalam berbagai bentuk juga merupakan

kontribusi dari pengecer susu sapi bagi pemasaran susu sapi di Kecamatan

Getasan. Pelayanan-pelayanan tersebut berbentuk penyediaan jasa simpan pinjam

dan layanan-layanan khusus bagi masyarakat yang membutuhkan susu sapi dalam

jumlah yang relatif besar walaupun tidak rutin. Pelayanan pesan antar juga

diberikan oleh pengecer susu sapi kepada konsumen susu sapi.

Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa pengecer susu sapi

mempunyai beberapa peranan dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan.

Pengecer susu sapi mempunyai kontribusi dalam meningkatkan pendapatan

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

92

peternak sapi perah melalui pembayaran atas susu sapi yang mereka beli dari

peternak sapi perah. Peternak dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar

apabila mereka menjual susu sapi yang mereka produksi kepada pengecer susu

sapi dibanding dengan menjual kepada pengumpul susu sapi. Peternak sapi perah

dapat menghemat biaya yang mereka keluarkan untuk memproduksi susu sapi

yang bermutu tinggi karena pengecer menerapkan standar mutu susu sapi yang

lebih rendah dibanding standar mutu yang diterapkan pengumpul susu sapi. Harga

beli yang dipatok pengecer pun lebih tinggi.

Peranan lain yang dimainkan oleh pengecer susu sapi adalah sebagai

saluran pemasaran yang meningkatkan harga susu sapi terbesar. Ini berarti mereka

mampu meningkatkan nilai tambah susu sapi.

“Nilai tambah dalam artian produksi diartikan sebagai

nilai yang muncul dari pengurangan nilai penjualan

produk dikurangi dengan nilai masukan utama dan nilai

barang tersebut ketika masih menjadi barang setengah

jadi. Nilai tambah jika dikaji dari artian perdagangan

dapat diartikan sebagai hasil pengurangan nilai

penjualan dikurangi dengan nilai pembelian suatu

barang.”63

Hal ini dapat dilihat dari selisih harga beli yang ditetapkan oleh pengecer

dalam membeli susu dari peternak dengan harga jual yang ditetapkan dalam

menjual susu sapi kepada konsumen susu segar. Selisih harga jual dan harga beli

yang diperoleh oleh pengecer relatif lebih besar dibanding dengan selisih yang

diperoleh pengumpul susu sapi dalam memperjualbelikan susu sapi. Perbedaan

selisih harga jual dan beli ini disebabkan pula oleh perbedaan panjang saluran

pemasaran. Saluran pemasaran pengecer susu sapi lebih pendek dibanding dengan

63

Rahayu, op. cit., hal. 27.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

93

saluran pemasaran pengumpul susu sapi. Pengecer susu sapi menjadi satu-satunya

saluran pemasaran susu sapi diantara peternak dengan konsumen. Sementara itu,

saluran pemasaran yang melibatkan pengumpul susu sapi melibatkan tidak hanya

satu pengumpul susu sapi, tetapi melibatkan beberapa pengumpul susu sapi

sebelum masuk ke perusahaan pengolah susu sapi. Hal ini membuat pola saluran

yang dibentuk oleh pengecer lebih pendek dibanding dengan pola yang dibentuk

oleh para pengumpul susu sapi di Kecamatan Getasan.

4.2.4. Peran Standar Mutu dalam Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan

Getasan

Standar mutu susu sapi merupakan patokan bagi para pelaku pemasaran

susu sapi di Kecamatan Getasan dalam menentukan seberapa tinggi mutu susu

sapi. Standar mutu susu sapi digunakan dalam jual beli susu sapi. Umumnya,

standar mutu susu sapi digunakan saat satu pihak ingin mengukur mutu susu sapi

yang akan mereka perjualbelikan. Standar mutu susu sapi ini digunakan oleh

hampir seluruh pelaku pemasaran dalam menentukan mutu susu sapi sebagai

suatu upaya untuk mengendalikan mutu susu sapi.

“Kendali mutu adalah usaha untuk menjaga dan

mengarahkan agar mutu produk dari suatu perusahaan

dapat dipertahankan sebagaimana yang telah

direncanakan.”64

Menentukan seberapa tinggi mutu susu sapi dapat diketahui melalui

pengujian mutu susu sapi. Pengujian mutu susu sapi dilakukan dengan beberapa

cara dan peralatan yang digunakan. Penentuan cara dan alat pengujian mutu susu

64

Rudi Suardi, op. cit., hal. 5.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

94

sapi bergantung pada paramater mutu yang akan diuji. Pengujian mutu susu sapi

dapat dilakukan dengan menggunakan panca indera. Parameter mutu susu sapi

yang umumnya diuji dengan panca indera antara lain rasa susu sapi yang diuji

dengan lidah, warna susu sapi yang diuji dengan mata, aroma susu sapi yang diuji

dengan hidung dan kebersihan susu sapi yang diuji dengan mata. Sementara itu,

parameter yang diuji dengan peralatan-peralatan tertentu adalah seperti uji

kandungan lemak, uji kandungan protein, uji SNF, uji kadar air dan suhu susu

sapi.

Hasil pengujian mutu ini akan dibandingkan dengan standar mutu susu

sapi yang diterapkan masing-masing penguji. Hasil pengujian tersebut akan

menentukan susu sapi jadi dibeli oleh pengumpul atau tidak. Berdasarkan Tabel

4.4, dapat diketahui jumlah susu sapi yang tidak diterima oleh pengumpul susu

sapi Sari Asih Amanullah. Melalui perhitungan sederhana, dapat diketahui bahwa

pengumpul susu sapi Sari Asih Amanullah rata-rata menerima susu sapi sebanyak

2.742,6 liter susu sapi dan menolak sebanyak 58,5 liter atau 2,09% susu sapi dari

total keseluruhan susu sapi yang yang dapat diperoleh yang rata-rata berjumlah

2.801,1 liter per harinya. Susu sapi yang ditolak terdiri dari susu sapi yang tidak

lolos uji manual rata-rata sebanyak 20,5 liter atau 0,73% per hari dan susu sapi

yang tidak lolos pengujian dengan alat sebanyak 38 liter atau 1,36% susu sapi per

hari.

Perhitungan juga dilakukan terhadap perolehan susu sapi di pengumpul

susu sapi milik Bapak Gunanto Guno yang tampak pada Tabel 4.5. Melalui

perhitungan sederhana, dapat diketahui bahwa pengumpul susu sapi milik Bapak

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

95

Gunanto Guno rata-rata menerima susu sapi sebanyak 1.699,2 liter susu sapi dan

menolak sebanyak 33,2 liter atau 1,95% susu sapi dari total keseluruhan susu sapi

yang yang dapat diperoleh yang rata-rata berjumlah 1.732,4 liter per harinya. Susu

sapi yang ditolak terdiri dari susu sapi yang tidak lolos uji manual rata-rata

sebanyak 12,9 liter atau 0,76% per hari dan susu sapi yang tidak lolos pengujian

dengan alat sebanyak 20,3 liter atau 1,19% susu sapi per hari.

Hal ini menunjukkan bahwa standar mutu susu sapi berperan dalam

sebagai dasar penetapan laku tidaknya susu sapi di kalangan pengumpul susu sapi.

Hal yang sama juga terjadi pada pengecer susu sapi. Pengecer susu sapi juga

menggunakan standar mutu susu sapi untuk menetapkan laku tidaknya susu sapi

dari peternak untuk dijual kepada mereka.

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pengecer susu sapi milik

Bapak Arista Wasidi rata-rata menerima susu sapi sebanyak 86,5 liter susu sapi

dan menolak sebanyak 4,9 liter atau 5,36% susu sapi dari total keseluruhan susu

sapi yang yang dapat diperoleh yang rata-rata berjumlah 91,4 liter per harinya.

Susu sapi yang ditolak terdiri dari susu sapi yang tidak lolos uji manual rata-rata

sebanyak 2,1 liter atau 2,3% per hari dan susu sapi yang tidak lolos pengujian

dengan alat sebanyak 2,8 liter atau 3,06% susu sapi per hari.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pengecer susu sapi milik

Bapak Kardi rata-rata menerima susu sapi sebanyak 82 liter susu sapi dan

menolak sebanyak 7,2 liter atau 8,07% susu sapi dari total keseluruhan susu sapi

yang yang dapat diperoleh yang rata-rata berjumlah 89,2 liter per harinya. Susu

sapi yang ditolak terdiri dari susu sapi yang tidak lolos uji manual rata-rata

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

96

sebanyak 2,5 liter atau 2,8% per hari dan susu sapi yang tidak lolos pengujian

dengan alat sebanyak 4,7 liter atau 5,27% susu sapi per hari.

Standar mutu susu sapi yang diterapkan satu saluran pemasaran dengan

saluran pemasaran yang lain berbeda pada tingkat derajat dari paramater-

parameter mutu susu sapi. Standar mutu yang ditetapkan oleh satu pengumpul

susu sapi dengan pengumpul susu sapi lain berbeda. Perbedaan juga terjadi antara

standar mutu yang diterapkan pengecer dengan pengumpul. Perbedaan ini terjadi

karena beberapa sebab. Perbedaan standar antara ujung satu pola saluran

pemasaran dengan pola saluran pemasaran yang lain juga akan membuat standar

mutu susu sapi berbeda.

Panjang pendeknya pola saluran pemasaran susu sapi juga membuat

standar yang diterapkan satu pengumpul susu sapi dengan pengumpul susu sapi

yang lain mempunyai standar mutu susu sapi yang berbeda pula. Hal ini terjadi

karena standar susu sapi yang digunakan dalam penjualan akan dinaikkan

kemudian digunakan dalam membeli susu sapi. Standar mutu pembelian lebih

tinggi dari penjualan disebabkan karena adanya risiko penurunan mutu susu jika

umur susu sapi bertambah. Makin lama, mutu susu sapi tidak akan bertambah,

namun cenderung akan menurun jika tindakan yang dilakukan terhadap susu sapi

tidak tepat dan sesuai dengan kondisi susu sapi. Maka dari itu, pengumpul-

pengumpul susu sapi menaikkan standar mutu susu sapi.

Standar mutu susu sapi tidak hanya digunakan oleh pengumpul susu sapi.

Pengecer susu sapi juga menggunakan standar mutu susu sapi dalam menentukan

seberapa tinggi mutu susu sapi yang mereka beli dari peternak dan mereka jual

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

97

kepada konsumen susu segar. Pengecer susu sapi akan menggunakan standar

mutu susu sapi sebagai dasar menentukan setinggi apa mutu susu sapi. Mutu susu

sapi selanjutnya akan dijadikan pengecer dalam menentukan harga beli yang

mereka terapkan dalam membeli susu sapi dari peternak. Berbeda dengan

pengumpul susu sapi yang ditekan untuk mengumpulkan susu sapi yang

mempunyai mutu tertentu, pengecer susu sapi bebas menentukan mutu susu sapi

yang akan mereka beli dan mereka jual. Pengecer susu sapi hanya mendapat

tuntutan dari konsumen susu segar yang hanya berupa harapan-harapan saja. Hal

ini membuat pengecer lebih leluasa dalam menentukan standar mutu yang akan

mereka berlakukan. Tinggi rendahnya standar mutu yang diterapkan oleh

pengecer bergantung pada strategi dagang yang diterapkan oleh pengecer serta

harapan-harapan pengecer dalam usahanya sebagai pengecer susu sapi.

Standar mutu susu sapi sangat penting bagi pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan, terutama bagi perusahaan-perusahaan pengolah susu sapi.

Perusahaan-perusahaan ini membutuhkan susu sapi pada tingkatan mutu tertentu

untuk dapat memproduksi suatu produk. Maka dari itu mereka menggunakan

standar mutu untuk mengendalikan mutu susu sapi yang akan mereka gunakan

sebagai bahan baku produksi perusahaan tersebut. Secara umum, pengendalian

mutu ini bertujuan untuk :

“1. Tujuan kendali mutu adalah menghasilkan produk

bermutu, meningkatkan produktivitas

2. Perbaikan hubungan manusia serta mutu barang atau

jasa

3. Peningkatan moral, prakarsa, dan kerja sama

karyawan

4. Pengembangankemampuan kerja karyawan

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

98

5. Peningkatan produktivitas dan profitabilitas usaha”65

Banyaknya tujuan dari pengendalian mutu menandakan bahwa standar

mutu penting bagi perusahaan pengolah susu sapi. Pentingnya standar mutu susu

sapi ini menandakan bahwa standar mutu susu sapi mempunyai peranan dalam

pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Standar mutu susu sapi digunakan

dalam menentukan seberapa tinggi mutu susu sapi yang selanjutnya akan

digunakan sebagai dasar utama penetapan harga susu sapi. Berdasarkan informasi

yang diperoleh dari beberapa pengumpul susu sapi, pengumpul susu sapi

menggunkan mutu susu sapi sebagai dasar dalam menentukan harga yang mereka

berlakukan dalam membeli susu sapi dari peternak. Hal ini juga terjadi pada

pengecer susu sapi. Mereka juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan

oleh pengumpul susu sapi. Semua pihak yang membeli susu sapi akan menghargai

susu sapi yang mereka beli dengan harga yang tinggi jika susu sapi juga

mempunyai derajat mutu yang tinggi pula.

Selain sebagai dasar dalam penetapan harga susu sapi, standar mutu susu

sapi juga berperan sebagai patokan bagi peternak dalam menentukan strategi

pemeliharaan sapi perah. Peternak menganggap bahwa standar mutu susu sapi

merupakan suatu bentuk tuntutan bagi mereka. Mereka menganggap bahwa

mereka diharuskan untuk menghasilkan susu sapi yang mempunyai mutu tertentu.

Adanya tuntutan tersebut membuat peternak sapi perah mengupayakan supaya

susu sapi yang mereka produksi mempunyai mutu yang memenuhi tuntutan

supaya susu sapi yang mereka produksi dapat mereka jual. Para peternak

65

Andi Setiadi, op. cit.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

99

melakukan berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut. Mereka melakukan

upaya-upaya seperti pemberian pakan yang dapat mempengaruhi mutu susu sapi

yang dihasilkan oleh sapi perah. Pemeliharaan terhadap sapi serta kebersihan sapi

beserta kandangnya juga menjadi tindakan peternak supaya mereka mampu

memenuhi tuntutan yang ada.

Pandangan para pengumpul susu sapi menyebutkan bahwa standar mutu

susu sapi ini sangat berguna dalam membina peternak sapi perah. Pembinaan

peternak sangat penting bagi pemasaran susu sapi secara umum di Kecamatan

Getasan karena peternak merupakan produsen susu sapi. Peternak dianggap

mendapatkan pembinaan secara tidak langsung dari adanya standar mutu susu sapi

yang ditetapkan oleh pembeli susu sapi yang mereka produksi. Pembinaan

peternak akan membuat peternak mengerti cara penanganan ternak dan tindakan

pasca panen susu sapi yang benar dan tepat. Hal ini penting mengingat banyak

peternak yang melakukan kecurangan. Kecurangan-kecurangan seperti

mencampurkan air dalam susu sapi, tidak memberikan sapi makanan yang

bernutrisi atau bentuk-bentuk kecurangan yang lain. Pembinaan yang terjadi

secara tidak langsung ini membuat peternak menjadi semakin baik dalam beternak

sapi perah. Mereka juga melakukan tindakan-tindakan yang tidak membuat susu

sapi menurun mutunya.

4.2.5. Peran Harga dalam Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan Getasan

Harga susu sapi menjadi salah satu hal yang paling penting dalam

pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan. Harga menjadi faktor yang akan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

100

menentukan pendapatan dan biaya yang harus ditanggung masing-masing saluran

pemasaran susu sapi dalam menjalankan usahanya, baik sebagai peternak,

pengumpul, pengecer, perusahaan pengolah susu sapi dan konsumen susu segar.

Harga mempunyai arti penting bagi setiap saluran pemasaran susu sapi di

Kecamatan Getasan. Pentingnya harga menunjukkan bahwa harga mempunyai

peranan dalam pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan.

“Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk

mendapatkan satu satuan barang atau jasa dengan

pengorbanan tertentu.”66

Harga bagi peternak mempunyai arti penting karena dari hargalah mereka

dapat memperoleh pendapatan. Harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran

yang menjadi sumber pendapatan bagi peterak sapi perah. Harga susu sapi juga

akan menjadi dasar pertimbangan bagi peternak dalam menentukan

keberlangsungan usahanya. Banyak peternak yang mengeluhkan rendahnya harga

susu sapi saat ini. Mereka mengemukakan bahwa harga susu sapi tidak seimbang

dengan harga pakan sapi. Keuntungan yang mampu diperoleh oleh peternak saat

ini dinilai sangat minim, bahkan banyak peternak yang tidak memperoleh

keuntungan dari usaha peternakan sapi perah yang dilakukan. Peternak akan terus

memelihara sapi perah jika mereka memperoleh pandapatan yang mampu

mencukupi kebutuhan mereka. Jika peternak tidak mampu memperoleh

pendapatan yang dapat mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka,

mereka bisa jadi mengalihkan usahanya. Beberapa peternak yang tidak puas

66

Basu Swasta dan Handoko, op. cit., hal. 211.

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

101

dengan pendapatan mereka dari usaha peternakan sapi perah banyak mengalihkan

usahanya pada usaha peternakan sapi pedaging.

Selain hal tersebut, harga bagi hampir semua peternak dijadikan sebagai

dasar menentukan kepada siapa mereka akan menjual susu sapi yang mereka

produksi. Peternak ingin menjual susu sapi yang mereka produksi kepada pembeli

yang menawarkan harga lebih tinggi. Hal ini terjadi karena peternak

mengharapkan pendapatan yang lebih besar supaya keuntungan mereka dari hasil

peternakan sapi juga makin besar. Banyak juga ditemukan peternak berpindah-

pindah menjual susu sapi kepada pihak yang menawarkan harga lebih tinggi

dalam membeli susu sapi dari mereka. Hal ini menunjukkan bahwa harga

berperan penting dalam menentukan kepada siapa peternak menjual susu sapi

yang mereka produksi.

Pengumpul dan pengecer juga merasakan hal yang hampir sama dengan

apa yang dirasakan oleh peternak sapi perah. Pengumpul dan pengecer juga

menganggap harga sebagai faktor yang akan menentukan pendapatan mereka.

Harga beli dan harga jual yang mereka terapkan akan mempengaruhi jumlah

pendapatan mereka. Pendapatan pengumpul dan pengecer susu sapi berasal dari

harga jual susu sapi. Sementara itu, keuntungan mereka peroleh dari selisih harga

jual dan harga beli yang mereka terapkan.

Sama halnya dengan peternak, pengumpul susu sapi juga menjadikan

harga sebagai dasar dalam menentukan kepada siapa mereka menjual susu sapi

yang telah mereka kumpulkan. Pengumpul susu sapi ingin menjual susu sapi yang

telah mereka kumpulkan kepada pembeli yang menawarkan harga lebih tinggi.

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1832/5/T1_162008064_BAB IV.pdf · dalam bentuk rumput gajah adalah saat musim kemarau

102

Hal ini terjadi karena pengumpul mengharapkan pendapatan yang lebih besar

supaya keuntungan mereka dari hasil usaha menjadi pengumpul susu sapi juga

makin besar. Banyak juga ditemukan pengumpul susu sapi berpindah-pindah

menjual susu sapi kepada pihak yang menawarkan harga lebih tinggi dalam

membeli susu sapi dari mereka. Hal ini menunjukkan bahwa harga berperan

penting dalam menentukan kepada siapa pengumpul susu sapi menjual susu sapi

yang mereka kumpulkan baik dari peternak maupun dari pengumpul yang lebih

kecil.

Pengecer susu sapi yang lebih leluasa dalam menentukan harga beli dan

jual terhadap susu sapi yang mereka perdagangkan juga menganggap harga

sebagai salah satu faktor yang berperan dalam usaha mereka sebagai pengecer

susu sapi. Selain sebagai sumber pendapatan, harga bagi pengecer susu sapi

berperan sebagai dasar penentuan strategi dagang. Harga dijadikan pengecer

sebagai salah satu senjata dalam memperoleh susu sapi yang bermutu tinggi.

Mereka bersaing dengan pengumpul susu sapi dalam memperoleh susu sapi dari

peternak. Harga yang mereka terapkan dalam membeli susu sapi dari peternak

relatif lebih tinggi dari harga yang diterapkan oleh pengumpul susu sapi. Hal ini

terjadi karena pengecer mempunyai keleluasaan yang lebih dalam menentukan

harga jual. Pengecer lebih bebas dalam menentukan harga. Hal ini menunjukkan

bahwa harga berperan penting dalam penentuan strategi usaha pengecer dalam

menjalankan usahanya sebagai pengecer susu sapi.