bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. gambaran...

36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas I sebanyak 13 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden berada di Dukuh Karanglo Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Suasana Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden ini sebelah Utara berbatasan Jalan Raya, sebelah Timur berbatasan dengan perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Balai Desa Ngenden, dan sebelah Barat berbatasan dengan sawah. Sekolah Dasar Negeri 2 Ngenden terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 70 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden terdapat 15 ruangan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.1 Rincian Ruang SD Negeri 2 Ngenden No. Nama Ruang Jumlah 1. Kelas I – VI 6 ruang 2. Kantor Kepala Sekolah dan guru 1 ruang 3. Ruang Komputer 1 ruang 4. UKS 1 ruang 5. Dapur 1 ruang 6. Toilet Siswa 3 ruang 7. Toilet Guru 1 ruang 8. Gudang 1 ruang 30

Upload: trinhdat

Post on 28-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas I sebanyak 13 siswa yang

terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar

Negeri 02 Ngenden berada di Dukuh Karanglo Desa Ngenden Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali. Suasana Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden

masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden ini

sebelah Utara berbatasan Jalan Raya, sebelah Timur berbatasan dengan

perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Balai Desa Ngenden,

dan sebelah Barat berbatasan dengan sawah. Sekolah Dasar Negeri 2

Ngenden terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa

70 siswa.

Ruangan Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden terdapat 15 ruangan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rincian Ruang SD Negeri 2 Ngenden

No. Nama Ruang Jumlah

1. Kelas I – VI 6 ruang

2. Kantor Kepala Sekolah dan guru 1 ruang

3. Ruang Komputer 1 ruang

4. UKS 1 ruang

5. Dapur 1 ruang

6. Toilet Siswa 3 ruang

7. Toilet Guru 1 ruang

8. Gudang 1 ruang

30

31

Selain memiliki beberapa ruangan yang telah disebutkan diatas, SD N 02

Ngenden juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai

lapangan upacara dan lapangan saat olahraga siswa, selain itu setiap depan

ruangan kelas terdapat taman-taman kecil yang digunakan untuk

memperindah halaman kelas.

Fasilitas belajar dan alat peraga yang ada di Sekolah Dasar Negeri 02

Ngenden sudah memadai tetapi masih perlu dikembangkan lagi. Sarana

penunjang belajar siswa seperti buku-buku yang dapat membantu siswa

dalam belajar belum tertata rapi dalam satu ruangan (perpustakaan), tetapi

masih diletakkan dalam lemari atau rak buku di dalam kelas. Adapun

komputer yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa, selain

itu digunakan pula untuk membantu proses belajar mengajar. Ada pula laptop

yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data

administrasi sekolah yang diperlukan.

Tenaga pengajar atau guru yang ada di Sekolah Dasar bisa dikatakan

masih kurang, jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari 11 guru dan 1

penjaga sekolah, dengan rincian sebagai berikut: 1 Kepala Sekolah dengan

pendidikan terakhir S1, 9 guru dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 3

orang, D2 sebanyak 2 orang, dan 4 guru wiyata bhakti yang merangkap

sebagai bagian tata usaha. Dari 9 guru baik PNS maupun wiyata bhakti yaitu

sebanyak 6 orang sebagai guru kelas, 1 guru olahraga dengan pendidikan

terakhir D2 dan 1 guru agama Islam dengan pendidikan terakhir S1, 1 guru

agama Katolik, selain itu terdapat 1 karyawan sekolah yang bertugas sebagai

penjaga sekolah.

4.2. Kondisi Awal Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 13 siswa, pada

pembelajaran membaca permulaan. Berdasarkan hasil analisis data dari

dokumen guru terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada

pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan yang telah

32

dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≤ 60). Diperoleh data hasil pembelajaran

sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Permulaan

Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra Siklus

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

20-29 1 7,69 Tidak Tuntas

30-39 3 23,08 Tidak Tuntas

40-49 3 23,08 Tidak Tuntas

50-59 3 23,08 Tidak Tuntas

60-69 1 7,69 Tuntas

70-79 1 7,69 Tuntas

80-89 1 7,69 Tuntas

90-100 0 0

Jumlah 13 100

Nilai Rata-rata 45,38

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 20

Dilihat dari tabel 4.2 distribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan pembelajaran belum

efektif. Terbukti dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam

belajarnya (KKM=60). Dari tabel 4.2 dapat diketahui banyaknya siswa yang

tidak tuntas atau belum mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada

daftar nilai siswa (terlampir). Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam

bentuk gambar 4.1.

33

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus

Rendahnya prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh belajar

siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan),

kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya membaca rendah, akibatnya kemampuan membaca siswa sangat

rendah. Faktor dari guru juga perlu diperhatikan, guru kurang memiliki

keterampilan menciptakan metode pembelajaran yang kondusif yang dapat

meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa pada siswa serta

selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari

peserta didik, sebagian besar peserta didik tidak mengalami pendidikan TK

sehingga di sekolah inilah pertama kali mereka mengenal pendidikan formal.

Kedua faktor tersebut menimbulkan hambatan dalam transformasi ilmu

pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif.

4.3. Rencana Tindakan

SIKLUS I

7.69%

23.08%

23.08%

23.08%

7.69% 7.69%

7.69%

0%

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-100

34

Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan

dengan rincian sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan

diskusi dengan guru kelas I mengenai materi pembelajaran yang akan

disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum

mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu

yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I,

lembar observasi, media pembelajaran berupa gambar yang akan

digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas

I dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik dan mental.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I

dengan tema “Diri Sendiri”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran

yaitu : peserta didik dapat membaca kalimat sederhana dengan lafal dan

intonasi yang tepat, peserta didik mampu membaca nyaring kata

pembentuk kalimat dengan benar, peserta didik mampu menemukan suku

kata penyusun kata dengan tepat, peserta didik mampu menguraikan huruf

pembentuk kata dengan tepat. Setelah menentukan tujuan pembelajaran

kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan

metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu siswa memperhatikan

gambar yang ditunjukkan guru di depan kelas, kemudian peserta didik

mengucapkan kalimat yang dituliskan guru berdasarkan gambar dengan

lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik mengenal gambar sesuai tema

pembelajaran yang diperlihatkan guru dan kemudian ditempel di papan

tulis. Peserta didik mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis.

Peserta didik menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah

di amati siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat

sesuai gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat

tersebut kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu

contoh kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu

kata yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.

35

Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas

secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-

masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata

dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah

ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.

Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik

membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang

tepat.

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai huruf, suku kata dan kata penyusun suatu kalimat

yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak

lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka

pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I

tapi yang membedakan adalah tema pelajaran yaitu “ Kegiatan”. Sebelum

mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu

yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar observasi, media pembelajaran

berupa gambar-gambar kegiatan serta ruang/lokasi yang akan digunakan

sama dengan pertemuan I yaitu di ruang kelas I.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan II dengan tema pembelajaran “Kegiatan”, kemudian

menentukan tujuan pembelajaran yang masih sama dengan tujuan

pembelajran pada pertemuan pertama.

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan

lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan metode

global yang meliputi kegiatan yaitu: pada kegiatan inti sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan metode

Global, yaitu siswa memperhatikan gambar yang ditunjukkan guru di

36

depan kelas, kemudian peserta didik mengucapkan kalimat yang dituliskan

guru berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta

didik mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis. Peserta didik

menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah di amati

siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat sesuai

gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat tersebut

kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh

kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata

yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.

Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas

secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-

masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata

dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah

ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.

Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik

membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang

tepat.

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah

dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

c. Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai

penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan

yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III

ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II

tetapi yang membedakan adalah tema pembelajaran yaitu “Peristiwa”.

Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala

sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP)

pertemuan III, lembar observasi, media pembelajaran berupa gambar,

lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca

37

siswa, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I

dan II yaitu di ruang kelas I.

Praktikan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan III dengan tema “Peristiwa”, kemudian menentukan tujuan

pembelajaran dengan metode Global. Setelah menentukan tujuan

pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses

pembelajaran yaitu (3x35) menit dengan metode membaca permulaan

dengan metode Global yaitu siswa memperhatikan gambar yang

ditunjukkan guru di depan kelas, kemudian peserta didik mengucapkan

kalimat yang dituliskan guru berdasarkan gambar dengan lafal dan

intonasi yang sesuai. Peserta didik mengamati gambar yang telah di

tempel di papan tulis. Peserta didik menerima penjelasan dari guru

mengenai gambar yang telah di amati siswa. Dengan bimbingan guru

peserta didik membuat kalimat sesuai gambar. Peserta didik

mendengarkan guru membaca kalimat tersebut kemudian ditirukan

bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh kalimat yang nantinya

akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata yang sesuai dengan kata

yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih. Peserta didik menyajikan

kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas secara bergantian. Peserta

didik menanggapi hasil temannya. Masing-masing peserta didik

menguraikan kata menjadi beberapa suku kata dengan kartu huruf. Peserta

didik menyajikan suku kata yang telah ditemukan di depan kelas. Peserta

didik menanggapi hasil temannya. Peserta didik menguraikan suku kata

menjadi huruf. Peserta didik membaca kalimat yang telah diuraikan tadi

dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai. Setelah menarik kesimpulan guru, mengenai

kalimat yang diuraikan menjadi kata, suku kata dan huruf penyusun

kalimat. Evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan

pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan khususnya

38

praktek membaca. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan

dan tindak lanjut kepada siswa.

4.4. Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan 1

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar observasi, gambar, buku pelajaran dan serta

ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa,

salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian motivasi berupa

nyanyian dnegan lagu ABCDEFG HIJKLMN OPQRSTU VWXYZ

dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema “Diri Sendiri”,

kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang ditunjukkan guru di

depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru, peserta didik memilih

kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan ini, sebelumnya guru

menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah kalimat dituliskan

guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat tersebut berdasarkan

gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik menguraikan

kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata yang sesuai dengan

kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru. Kartu kata yang

sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah kalimat secara

bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku kata. Kegiatan ini

dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-masing peserta

didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf – huruf yang sudah

diuraikan dari suku kata.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

39

siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan

dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi tugas rumah yang

mengarah pada pembelajaran yang akan datang

b. Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut

dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil

belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar, lembar observasi yang digunakan

untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan,

buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam

kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan

mengajak siswa menyanyikan lagu ABCDEFG HIJKLMN OPQRSTU

VWXYZ. Dalam kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didk dapat

mengingat kembali tentang huruf abjad. Kemudian guru mengajak siswa

membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan di akhir pertemuan pertama

pada siklus I

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I, yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema

“Kegiatan”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang ditunjukkan

guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru, peserta didik

memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan ini, sebelumnya

guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah kalimat

dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat tersebut

berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik

menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata yang

sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru. Kartu

kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah

kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku

kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-

40

masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –

huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan

dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi tugas rumah yang

mengarah pada pembelajaran yang akan datang

c. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak

lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman

siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada

pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

lembar evaluasi, lembar observasi, gambar, buku pelajaran dan serta

ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam

kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan

mengajak siswa menyanyikan lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan

mengubah lirik lagunya. Kemudian guru mengajak siswa membahas

pekerjaan rumah yang telah diberikan di akhir pertemuan kedua siklus I

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I dan II yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema

“Peristiwa”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang

ditunjukkan guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru,

peserta didik memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan

ini, sebelumnya guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah

kalimat dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat

tersebut berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta

didik menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata

41

yang sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru.

Kartu kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah

kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku

kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-

masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –

huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan

dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi yaitu tes unjuk

kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca, dan

pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan

pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

4.5. Hasil tindakan

a. Pertemuan 1

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan

pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan

penerapan metode global dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan,

menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator pembelajaran

metode global dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi

dasarnya.

Berdasarkan hasil observasi penerapan metode global yang diterapkan

guru pada siklus I pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran penerapan

indikator pembelajaran masih kurang baik dalam penerapannya. Hal ini dapat

dilihat pada lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 (terlampir),

pada lembar observasi tersebut dapat dilihat pada penerapan metode global

yang diterapkan keseluruhan indikator masih memperoleh skor 2 dengan

pernyataan 50% indikator metode global baru diterapkan dalam kegiatan

42

pembelajaran. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dalam

kegiatan pembelajaran, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam

mengarahkan siswa ke dalam penerapan metode global.

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil

observasi / pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas I) terhadap

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan metode Global. Dapat

dilihat dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Observasi

Pembelajaran Metode Global

pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

Siklus I Pertemuan I

Dari tabel 4.3 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I),

dapat dilihat bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam

kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2,67 terutama pada teknik

pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode Global dalam

kegiatan pembelajaran.

Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

No. Indikator Skor

1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3

2. Memilih salah satu kalimat 3

3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

pembentuknya

2,67

4. Menguraikan kata menjadi suku kata 2,33

5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 3

Jumlah 14

Rata-rata hasil observasi 2,8

43

pembelajaran meperoleh skor rata-rata 2,8. Berdasarkan indikator yang

ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa

75% indikator penerapan pembelajaran membaca permulaan telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Global. Oleh

karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklusi I pertemuan

2 penerapan metode Global belum mencapai indikator yang ditentukan

penulis.

b. Pertemuan 2

Hasil tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang diperoleh berdasarkan

lembar hasil observasi dalam penerapan metode global yang diterapkan guru

dalam kegiatan pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada siklus

I pertemuan 1. Tindakan pada siklus I pertemuan 2 merupakan perbaikan

kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada

siklus I pertemuan I.

Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I petemuan 2 berdasarkan

hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan

pembelajaran membaca dengan metode Global sudah meningkat

dibandingkan pada siklus I pertemuan 1. Pada lembar hasil observasi

(terlampir) pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat kegiatan pembelajaran

yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang

ditentukan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global

telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi masih

ada beberapa kegiatan pembelajaran yang masih mendapat skor 2 yaitu pada

item menyusun kalimat sesuai gambar dan menguraikan kata menjadi suku

kata. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan membuat kalimat

sendiri dan ada sebagian siswa yang kesulitan memenggal kata berdasarkan

suku kata. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan

mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah

berbekal pada siklus I pertemuan I.

Hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I), dapat dilihat

bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam kegiatan

44

pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada indikator

menguraikan kata menjadi suku kata.Analisis penelitian setelah pembelajaran

diperoleh hasil observasi/ pengamatan penerapan metode Global yang

dilakukan oleh observer (guru kelas I) secara keseluruhan terhadap aktivitas

guru dalam penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode

Global dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang

terlampir dapat dilihat pada tabel master sheet dalam tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Observasi

Pembelajaran Metode Global

pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

Siklus I Pertemuan 2

Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,34. Berdasarkan indikator yang

ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa

75% indikator penerapan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada

siklusi I pertemuan II penerapan metode Global sudah meningkat dan

No. Indikator Skor

1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,2

2. Memilih salah satu kalimat 4

3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

pembentuknya

3,33

4. Menguraikan kata menjadi suku kata 2,67

5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 3,5

Jumlah 16,7

Rata-rata hasil observasi 3,34

45

mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam penerapan pembelajaran

membaca permulaan dengan metode Global dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus I pertemuan 2 lebih dari skor 3 dengan pernyataan 75% sudah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada indikator

penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global

mendapat skor 2, dan akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 3.

c. Pertemuan 3

Hasil tindakan pada siklus I pertemuan 3 berdasarkan lembar hasil

observasi penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode

Global pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan

pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada siklus I pertemuan 1

dan pertemuan 2. Siklus I pertemuan 3 merupakan perbaikan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I

pertemuan 2.

Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3

berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator

penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global sudah meningkat

dibandingkan pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada lembar hasil

observasi (terlampir) pada siklus I pertemuan 3 dapat dilihat kegiatan

pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dengan

pernyataan 75%, bahkan ada yang memperoleh skor 4. Berarti indikator yang

ditentukan dalam pembelajaran membaca dengan metode Global telah

diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan

menguraikan kata menjadi suku kata mengalami peningkatan meperoleh skor

3 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran membaca dengan metode

Global telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I), dapat dilihat

bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam kegiatan

pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4, meskipun masih ada

skor 3. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

46

hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,72. Rata- rata skor mengalami

peningkatan dibandingkan pada Siklus I pertemuan 2.

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil

observasi/pengamatan penerapan metode Global yang dilakukan oleh

observer (guru kelas I) dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan

pada siswa kelas I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Observasi

Pembelajaran Metode Global

pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

Siklus I Pertemuan 3

Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan

minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran

membaca permulaan dengan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada

siklus I pertemuan 3 penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan

metode Global sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan

mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan 2.

Dalam penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode

Global dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 telah

No. Indikator Skor

1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,6

2. Memilih salah satu kalimat 4

3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

pembentuknya

3,67

4. Menguraikan kata menjadi suku kata 3,33

5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 4

Jumlah 18,6

Rata-rata hasil observasi 3,72

47

meningkat yaitu dengan rata-rata skor pada pembelajaran metode global 3,72

dengan pernyataan 75% bahkan hampir 100% penerapan metode Global telah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk hasil evaluasi atau

unjuk kerja akan ditunjukkan pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Penilaian Unjuk Kerja

Pada Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden

tahun 2011/2012 Siklus I

Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan

pada siklus II.

4.6. Efektifitas belajar peserta didik

Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran

pada siklus I, dari kegiatan pembelajaran membuat kalimat sesuai gambar

antara lain : siswa berantusias, dan termotivasi sehingga aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Baik dalam kegiatan mengamati gambar, tanya jawab

tentang isi gambar, menyusun kalimat sesuai gambar, kemudian menguraikan

kalimat menjadi beberapa kata, kata diuraikan menjadi suku kata dan suku

kata diuraikan menjadi huruf serta membaca kalimat tersebut dengan intonasi

yang benar. Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan baik

berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus I (terlampir). Dengan demikian proses

No. Indikator Skor

1. ketepatan menyuarakan tulisan 3,18

2. kewajaran lafal 2,95

3. kewajaran intonasi 2,62

4. kelancaran 2,9

5. kejelasan suara 3,23

Jumlah 18,6

Rata-rata hasil unjuk kerja 3,72

48

pembelajaran berjalan dengan efektif karena aspek sosial dan ketrampilan

membaca siswa berjalan searah. Sebagai pemantapan keefektifan belajar pada

siswa dalam pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II.

4.7. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari

pertemuan 1, 2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan

dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

dilaksanakan pada setiap pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus I dan hasil nilai

siswa pada pertemuan 3 yaitu pada akhir siklus I. Refleksi ini digunakan

sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan

dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada

siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut:

a. Pertemuan 1

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada

siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.

Pada lembar hasil obervasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat

dalam kegiatan menyusun kalimat sesuai gambar dan menguraikan kata

menjadi suku kata secara keseluruhan masih mendapat skor 2 dengan

pernyataan 50% pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global

telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator

kinerja yang ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan

75% pembelajaran metode global telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi

penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global pada

siklus I pertemuan 1 belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.

Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan 1 ini akan

diperbaiki pada siklus I pertemuan 2 dengan mencari kekurangan serta

kelemahan yang ditemukan. Diantaranya penulis masih kesulitan dalam

penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global, dikarenakan

49

siswa juga belum terbiasa dalam kegiatan pembelajaran membaca dengan

metode Global yang diterapkan peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Dari

keseluruhan kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran mencapai skor

rata-rata 2,89.

b. Pertemuan 2

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil

obervasi pada siklus I pertemuan 1. Berdasarkan lembar hasil observasi

(terlampir) indikator penerapan metode Global,khususnya pada kegiatan

menguraikan kata menjadi suku kata sudah mendapat skor 2,67 dengan

pernyataan lebih dari 50% tepatnya 66,75% penerapan metode Global

telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena

sebagian siswa masih kesulitan memengal kalimat berdasarkan suku kata

dengan benar. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata

rata-rata 3,33 , berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis

dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75%

penerapan pembelajaran metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan 2 belum mencapai

indikator yang ditentukan, masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam

kegiatan menguraiakan kata menjadi suku kata

c. Pertemuan 3

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

siklus I pertemuan 3 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I

pertemuan 2. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator

penerapan pembelajaran metode Global sudah mendapat skor 3,72 dengan

pernyataan hampir 100% atau tepatnya 93% penerapan membaca

menggunakan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata-rata

3,53 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam

penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

pembelajaran metode global telah diterapkan dalam kegiatan

50

pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan III sudah mencapai

indikator yang ditentukan.

Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 maka

dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan

belajar dengan nilai 60 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang

berjumlah 13 siswa dalam belajarnya sebanyak 13 siswa tuntas dengan

mendapat nilai ≥60 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 81,15.

Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

KKM pada prestasi belajar siswa penulis memberikan patokan 100% dari

jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya meningkat dengan mencapai

nilai ≥60 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 100% dari jumlah

keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh

nilai ≥60 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa,

indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang

telah ditentukan. Yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat

nilai ≥60 dengan maksimal 100 dan minimal 60. Selanjutnya, sebagai

pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan

meningkatkan penerapan pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran

dan meningkatkan nilai prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara

keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus

I adalah sebagai berikut:

a. Hambatan

1. Penerapan metode belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam

kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan siswa masih sulit

dikembangkan.

2. Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam

setiap kegiatan karena siswa kurang focus pada pembelajaran.

3. Peserta didik kesulitan memenggal kata menjadi beberapa suku

kata.

51

b. Penyelesaian

1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang

maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

2. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

sehingga peserta didik lebih konsentrai dalam pembelajaran dan

keterampilan belajar siswa lebih berkembang.

3. Peserta didik diarahkan cara memenggal kata menjadi suku kata

sesuai kaidah yang benar.

4.8. Rencana Pembelajaran

SIKLUS II

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang

terdiri dari pertemuan 1, 2, 3 perencanaan pembelajaran pada siklus II ini

sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada

siklus I. Siklus II hanya akan dilaksanakan 1 kali pertemuan, kegiatan

pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tetapi yang

membedakan adalah materi yang dajarkan. Sebelum mengajar pada siklus II

ini, guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

pembelajaran, diantaranya (RPP) dengan 1 pertemuan, lembar observasi,

gambar, buku pelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan

siklus I yaitu diruang kelas I dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan

fisik dan mental.

1. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I

dengan tema “Peristiwa”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran

yaitu : peserta didik dapat membaca kalimat sederhana dengan lafal dan

intonasi yang tepat, peserta didik mampu membaca nyaring kata

pembentuk kalimat dengan benar, peserta didik mampu menemukan suku

kata penyusun kata dengan tepat, peserta didik mampu menguraikan huruf

pembentuk kata dengan tepat. Setelah menentukan tujuan pembelajaran

kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan

metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu Peserta didik

52

mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis. Peserta didik

menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah di amati

siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat sesuai

gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat tersebut

kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh

kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata

yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.

Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas

secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-

masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata

dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah

ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.

Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik

membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang

tepat

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai huruf, suku kata dan kata penyusun suatu kalimat

yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

4.9. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan

dan pemantapan pada siklus I, di dalam pelaksanaan siklus II ini guru

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I, lembar observasi, gambar,

buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru

mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan

dengan pemberian apersepsi / motivasi yaitu guru mengajak siswamuntk

menyanyikan lagu wajib “ Dari Sabang Sampai Merauke”, dilanjutkan

dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

53

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan

pertemuan I dan II yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema

“Peristiwa”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang

ditunjukkan guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru,

peserta didik memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan

ini, sebelumnya guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah

kalimat dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat

tersebut berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta

didik menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata

yang sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru.

Kartu kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah

kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku

kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-

masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –

huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.

Di dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengukur

keberhasilan dalam proses pembelajaran terhadap penguasaan materi

pelajaran dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

4.10. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pada siklus II yang terdiri 1 pertemuan yang merupakan

pemantapan dan tidak lanjut dari siklus I. Berdasarkan lembar hasil observasi

penerapan metode Global pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru

dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus

I yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 3.

Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II dapat dilihat kegiatan

pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh 4 hanya 2

54

kegiatan yang memperoleh skor 3. Bisa dikatakan hampir 100% indikator

yang ditentukan dalam pembelajaran metode Global telah diterapkan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada

siklus II berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator

penerapan metode Global mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I

terutama dalam kegiatan menyusun kalimat berdasarkan gambar dan

menguraikan kata menjadi suku kata memperoleh skor 3 dengan penyataan

hampir mencapai 75% penerapan pembelajaran metode Global diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil

observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas I) terhadap

aktivitas guru terhadap penerapan pembelajaran metode Global pada kegiatan

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Observasi

Pembelajaran Metode Global

pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

Metode Global Siklus II

No. Indikator Skor

1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,8

2. Memilih salah satu kalimat 4

3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

pembentuknya

4

4. Menguraikan kata menjadi suku kata 3,67

5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 4

Jumlah 19,47

Rata-rata hasil observasi 3,89

55

Dari tabel 4.7 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I),

dapat dilihat bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam

kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh 4 dan hanya 2 kegiatan yang

memperoleh skor 3 serta dapat dilihat dari rata-rata skor yaitu 3,89. Berarti

proses pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.

Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil

observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,89. Rata-rata skor mengalami

peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator yang

ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa

75% indikator penerapan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada

siklus II penerapan pembelajaran metode Global sudah mencapai indikator

yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I. Dalam penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global

pada siklus II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang

ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran

metode Global. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi

penerapan metode Global dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran

sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

4.11. Efektifitas cara pembelajaran menurut peserta didik

Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran

pada siklus II yang merupakan pemantapan pada siklus I, dari kegiatan

menyusun kalimat berdasar gambar dengan bimbingan guru dan menguraikan

kata menjadi suku kata.. Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan

baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus II (terlampir). Adapun hasil dari

evaluasi dicantumkan pada tabel 4.8.

56

Tabel 4.8

Hasil Penilaian Unjuk Kerja

Pada Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden

Tahun 2011/2012 Siklus II

Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena

aspek sosial dan ketrampilan membaca siswa berjalan searah. Sebagai

pemantapan keefektifan belajar pada siswa dalam pembelajaran akan

dilanjutkan pada siklus II.

4.12. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang terdiri

dari 1 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka selanjutnya

diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil

refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan siklus

II dan hasil nilai siswa pada pertemuan I siklus III. Refleksi ini digunakan

sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan

dalam proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan

pada siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi

pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan

pembelajaran metode Global sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75%

penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan

No. Indikator Skor

1. ketepatan menyuarakan tulisan 3,33

2. kewajaran lafal 3,28

3. kewajaran intonasi 3,15

4. kelancaran 3,49

5. kejelasan suara 3,72

Jumlah 16,97

Rata-rata hasil unjuk kerja 3,39

57

dalam kegiatan pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat

skor rata rata-rata 3,89 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis

dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

pembelajaran metode Global telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran

dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.

Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil

evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60

maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 13 siswa dalam

belajarnya sebanyak 13 siswa tuntas dengan mendaat nilai diatas 60 dan rata-

rata dari jumlah keseluruhan 88,46. Dengan demikian penerapan

pembelajaran metode Global yang dilakukan pada siklus II berhasil

meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah

ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada prestasi belajar siswa penulis

memberikan patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya

meningkat dengan mencapai nilai ≥60 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa

dan 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa

dengan memperoleh nilai ≥60 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil

evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai

melebihi indikator yang telah ditentukan. Yaitu 100% dari jumlah

keseluruhan siswa mendapat nilai ≥60 dengan maksimal 100 dan minimal 80.

Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah

mencapai indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan

siklus I.

Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil

refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai

berikut:

a. Hambatan

Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap

kegiatan.

b. Penyelesaian

58

Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal

dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

4.13. Hasil Analisis Data

A. Siklus I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode

Global yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil

belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 (terlampir). Nilai yang

diperoleh merupakan hasil dari kegiatan evaluasi melalui unjuk kerja.

Untuk lebih rincinya akan dijelaskan seperti pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca

Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

20-29 - 0

30-39 - 0

40-49 - 0

50-59 - 0

60-69 6 46,15 Tuntas

70-79 3 23,08 Tuntas

80-89 2 15,38 Tuntas

90-100 2 15,38 Tuntas

Jumlah 13 100

Nilaia Rata-rata 75,59

Nilai Tertinggi 96,15

Nilai Terendah 61,54

Dari tabel 4.9. dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode

Global adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang

59

diperoleh pada pra siklus karena pada nilai pra siklus masih ada 10 anak

yang belum tuntas. Pada siklus I nilai siswa mengalami peningkatan

yaitu, ada skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 6 dengan persentase

46,15% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79

frekuensinya ada 3 dengan persentase 23,08 % dari jumlah keseluruhan

siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 2 dengan persentase

15,38 % dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 90-100

frekuensinya ada 2 dengan persentase 15,38 % dari jumlah keseluruhan

siswa. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode Global

pada siklus I, keseluruhan siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Dengan

nilai ketuntasan belajar (KKM) 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam

belajarnya sebanyak 13 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih rinci

akan dijelaskan pada gambar berikut.

Gambar. 4.2

Diagram Nilai Kemampuan Membaca Permulaan

Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II

Siklus I

0% 0% 0% 0%

46.15%

23.08%

15.38%

15.38%

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-100

60

Berdasarkan gambar 4.2. pembelajaran membaca permulaan melalui

metode Global pada siklus I ada peningkatan dengan KKM 60 jumlah siswa

yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa dengan persentase 100%, namun

untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas

KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan pembelajaran

membaca melalui metode Global dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

B. Siklus II

Analisis penelitian setelah pembelajaran melalui Metode Global

diperoleh hasil belajar pada siklus II yang dilaksanakan dalam 1 pertemuan

seperti pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca

Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus II

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

20-29 - 0

30-39 - 0

40-49 - 0

50-59 - 0

60-69 - 0

70-79 1 7,69 Tuntas

80-89 6 46,15 Tuntas

90-100 6 46,15 Tuntas

Jumlah 13 100

Nilaia Rata-rata 88,91

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 76,92

61

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada siklus II ini dengan

menggunakan metode Global dalam membaca permulaan prestasi belajar

siswa lebih meningkat dibandingkan dengan hasil perolehan nilai pada siklus

I. Pada Skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 1 dengan presentase 7,69%,

skor nilai 80-89 frekeuensinya ada 6 dengan presentase 46,15% dari jumlah

keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, dan pada skor nilai antara 90-100

frekuensiya ada 6 dengan frekuensi 46,15% dari jumlah keseluruhan siswa

mengalami ketuntasan. Dan dengan nilai rata-rata kelas 88,91, sedangkan

nilai 100 adalah tertinggi yang berhasil di dapat siswa, sedangkan nilai

terendahnya adalah 76,92. Untuk lebih jelasnya akan disajikan gambar 4.3.

Gambar. 4.3

Diagram Nilai Kemampuan Membaca Permulaan

Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II

Siklus II

Pembelajaran membaca dengan metode Global pada siklus II

pembelajaran sudah tuntas (KKM 60) karena seluruh siswa atau 100% dari

0% 0%

0% 0%

0%

7.69%

46.15%

46.15%

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-100

62

jumlah siswa mendapatkan nilai ≥70. Berarti indikator kinerja pada penelitian

pada siklus II telah berhasil tercapai.

C. Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, siklus I dan

siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi NilaiPra Siklus, Siklus I, Siklus II

No Nilai

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Jml

Siswa

Persentase

(%)

Jml

Siswa

Persentase

(%)

Jml

Siswa

Persentase

(%)

1. Tuntas 3 23,08 13 100 13 100

2. Tidak

Tuntas

10 76,92 0 0 0 0

Jumlah 13 100 13 100 13 100

Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:

Klasifikasi A nilai ≥60 artinya tuntas

Klasifikasi B nilai < 60 artinya tidak tuntas

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.11 dapat

dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam kemampuan

membaca terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang

tuntas hanya 10 orang. Sedangkan setelah siklus I dan siklus II jumlah siswa

yang tuntas ada 13 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran metode

Global dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak

Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 10 siswa yang belum tuntas pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah siklus I dan siklus II keseluruhan

siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak

tuntas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4.

63

Gambar 4.4

Diagram linear Pengelompokkan Nilai

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pada Tabel 4.11 dan diagram linear 4.4 menunjukkan pembelajaran

membaca permulaan melalui metode Global dapat meningkatkan jumlah

siswa yang tuntas dalam belajar.

4.12.Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas I SD Negeri

2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali ditemukan bahwa tingkat

prestasi belajar siswa khususnya membaca masih rendah, hal ini disebabkan

banyak siswa yang tidak sekolah TK, sehingga SD merupakan pengalaman

pertama mereka sekolah. Proses pembelajaran sebelum tindakan

menunjukkan bahwa siswa masih pasif, siswa lebih cenderung mendengarkan

ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan pada proses pembelajaran, saat

membaca siswa hanya menirukan ucapkan guru, siswa tidak memahami

huruf. Siswa tidak dibiasakan mengembangkan keterampilan berbahasanya

dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh karena pembelajaran selalu

monoton sehingga nilai membaca siswa rendah. Siswa yang mencapai kriteria

0

5

10

15

Pra siklus Siklus I Siklus II

10

0 0

3

13 13 Fr

ekue

nsi

Tidak Tuntas

Tuntas

64

ketuntasan minimal (KKM=60) hanya 3 siswa atau 23,08% sedangkan siswa

yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau

76,92%. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum

tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 20.

Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas

dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat

membaca meskipun masih mengeja, karena ke-3 siswa ini memang

mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain

selain itu ketrampilan berbahasa ke-3 siswa juga lebih baik karena mereka

sebelumnya telah lulus TK, sedangkan 10 siswa yang lain belum bisa

menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja

karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan dan

menirukan saja, sehingga diperlukan tindakan sesuai yaitu bagaimana

mengajak siswa membaca dengan memahami unsur penyusunnya, proses

pembelajaran siswa di kelas lebih disesuaikan dengan usia anak sekolah

dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan

lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata dan

dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Darmiyati dan Budiasih (1996/1997)menyatakan bahwa Metode Global

timbul sebagai akibat adanya pengaruh psikologi gestalt, yang berpendapat

bahwa suatu kebulatan atau kesatuan akan lebih bermakna dari pada jumlah

bagian-bagiannya.

Metode global atau sering disebut dengan metode Kalimat. Dikatakan

demikian karena alur proses pembelajaran membaca permulaan melalui

metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk

membantu pengenalan kalimat bisa menggunakan gambar. Kemudian melalui

proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi satuan-satuan yang

lebih kecil, yakni kata, suku kata, dan huruf). Proses ini tidak disertai proses

sintesis artinya huruf-huruf yang telah terurai itu tidak dikembalikan lagi pada

satuan di atasnya.

65

Teori dari Darmiyati dan Budiasih tersebut digunakan pada

pembelajaran yang diterapkan penulis. Karena saat penulis menggunakan

metode Global dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Peningkatan

prestasi belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus I dan II.

1. Siklus I

Siklus I dengan penerapan metode Global siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 13 siswa atau 100% dan tidak

ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 75,59 sedangkan nilai tertinggi adalah

96,15 dan nilai terendahnya adalah 61,54.

2. Siklus II

Siklus II dengan penerapan metode Global siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 13 siswa atau 100% dan tidak

ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 88,91 sedangkan nilai tertinggi adalah

100 dan nilai terendahnya adalah 76,92.

Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II

didapatkan bahwa metode Global dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.