bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...
TRANSCRIPT
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran
konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran dengan
salam, dan memotivasi siswa, lalu meyampaikan materi. Selama pembelajaran
berlangsung, guru menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, dan sesekali
guru memberikan pertanyaan dengan maksud agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran.
Tetapi guru sangat dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang
sedang berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau
dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa
dengan guru kurang aktif.
Interaksi antar siswa juga kurang karena dibatasi oleh domonasi guru. Siswa
dalam belajar tidak ada bimbingan dari guru, siswa belajar sendiri setelah mendapatkan
ceramah dari guru. Secara individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh
penyelesaian soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada
siswa.
Pada minggu pertama bulan Maret 2011 diadakan evaluasi. Hasil evaluasi ini
merupakan hasil belajar dari pembelajaran yang dilakukan secara konvensional, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada guru, dan dalam menyampaikan materi guru
menggunakan metode ceramah. Setelah selesai pembelajaran dilakukan evaluasi hasil
belajar. Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran tersebut
menunjukkan dari 17 siswa, yang memperoleh nilai di atas KKM baru sejumlah 6 siswa
(35%) dengan rata-rata nilai yang diperoleh 56,11.
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri
Pungangan 01 Kecamatan Limpung sebelum dilaksanakan penelitian pada awal
semester I tahun pelajaran 2011/2012, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika. Hal tersebut mempengaruhi
19
perolehan nilai ulangan siswa. Setiap evaluasi banyak siswa yang memperoleh di bawah
KKM. KKM yang ditetapkan adalah 60, sehingga banyak siswa yang mengikuti program
remidial. Hasil evaluasi sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dijelaskan pada tabel
4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Nilai Hasil Belajar Pada Kondisi Awal (Prasiklus)
No Interval Frekwensi Prosentase Ket
1 40 – 49 5 29 KKM 60
2 50 – 59 6 35
3 60 – 69 3 18
4 70 – 79 3 18
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel 4.1 ketuntasan pada kondisi prasiklus di atas, frekuensi hasil belajar
yang diperoleh siswa menunjukkan ketuntasan tercapai oleh6 siswa dari 17 siswa atau
35%. Angka ini menunjukkan angka yang rendah, mengingat bahwa siswa yang belum
tuntas mencapai 65%. Begitu pula nilai minimal yang diperoleh siswa jauh dari KKM yang
ditetapkan 60 yakni 40. Persoalan yang dialami adalah pencapaian hasil belajar yang
masih sangat kurang, dari 17 siswa yang belum mencapai ketuntasan 11 siswa (65%).
Ketidakmerataan perolehan nilai ini dimungkinkan karena pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas bersifat individual, sehingga kemampuan siswa masih sangat kurang. Hasil
belajar pada prasiklus dapat digambarkan pada gambar 4.1 berikut.
20
Gambar 4.1
Hasil Belajar Pada Prasiklus
Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75% berhasil tuntas dan
memperoleh nilai . Perolehan persentase nilai tes berdasarkan ketuntasan dapat dilihat
dari tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Prasiklus
No Kategori Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 Belum tuntas dengan skor 11 65
2 Tuntas dengan skor 6 35
Tabel 4.2 tentang persentase ketuntasan belajar matematika tentang pengolahan data
bagi kelas VI SD Negeri Pungangan 01 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang pada
semester I tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa hasil belajar pada kondisi
prasiklus yaitu kondisi sebelum diberi tindakan, yang belum tuntas dengan nilai di bawah
60 ada 11 siswa yaitu sebesar 65%. Kondisi kelas seperti ini menunjukkan kegagalan
dalam proses pembelajaran, sehingga seolah-olah pembelajaran yang dilakukan oleh
guru tidak ada artinya, sehingga tanpa pembelajaranpun kemampuan siswa seperti itu.
0
1
2
3
4
5
6
7
Nilai 40 - 49 NILAI 50 - 59 Nilai 60 - 69 Nilai 70 - 79
21
Kondisi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan pada tabel 4.2 tentang peerbandingan
ketuntasan belajar matematika tentang pengolahan data pada siswa kelas VI SD Negeri
Pungangan 01 Kecamatan Limpung semester I tahun pelajaran 2011/2012 pada kondisi
prasiklus disajikan pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Ketuntasan Belajar Matematika Pada Kondisi Prasiklus
4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Tindakan pada siklus I direncanakan selama 4 jam pelajaran dengan 2 kali
pertemuan. Setiap pertemuan alokasi waktunya 2 jam pelajaran selama 70 menit.
Setiap kali pertemuan proses pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan awal kurang lebih 5
menit, kegiatan inti kurang lebih 50 menit dan kegiatan akhir kurang lebih 15 menit.
Pada kegiatan awal bertujuan memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Kegiatan awal antara lain menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan standar kompetensi yang harus dikuasai siswa,
0
2
4
6
8
10
12
Belum Tuntas Tuntas
22
menyampaikan pola kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung,
mengingatkan materi yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam pembelajaran.
Dalam setiap pertemuan pada siklus I kegiatan intinya adalah sebagai berikut: (a) guru
bersama siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok; (b) siswa memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru; (c) bersama dengan kelompoknya siswa
mencatat data siswa satu kelas (tinggi badan, berat badan dan umur; (d) secara
berkelompok siswa menyajikan data dalam bentuk tabel; (e) siswa dengan dipandu
oleh guru, membahas hasil kerja kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh
masing-masing kelompok; (f) siswa mengerjakan pengolahan data dalam bentuk tabel;
(g) bersama dengan guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk
mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara lain
merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan proses dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dengan melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: (a) guru bersama siswa
membentuk kelompok menjadi 4 kelompok (b) siswa memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru; (c) bersama dengan kelompoknya siswa mencatat data siswa satu
kelas (tinggi badan, berat badan dan umur; (d) secara berkelompok siswa menyajikan
data dalam bentuk tabel; (e) siswa dengan dipandu oleh guru, membahas hasil kerja
kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok; (f) siswa
mengerjakan pengolahan data dalam bentuk tabel; (g) bersama dengan guru
mencocokkan hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk
mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara lain
23
merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu.
Pertemuan keduamerupakan kelanjutan dari pertemuan pertama dengan melakukan
aktivitas-aktivitas sebagai berikut: (a) guru bersama siswa membentuk kelompok
menjadi 4 kelompok (b) siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru; (c)
bersama dengan kelompoknya siswa mencatat data siswa satu kelas (tinggi badan,
berat badan dan umur; (d) secara berkelompok siswa menyajikan data dalam bentuk
tabel dan dengan diagram batang(e) siswa dengan dipandu oleh guru, membahas hasil
kerja kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok; (f)
siswa mengerjakan pengolahan data dalam bentuk diagram batang; (g) bersama
dengan guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk
mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara lain
merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu.
c. Pengamatan (Observasi)
Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat/observer merekam
jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Dari hasil
pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
selama pembelajaran berlangsung. Dari lembar observasi tersebut didapat hasil (data
terlampir) diantaranya adalah kurangnya pemberian masukan oleh guru terhadap hasil
jawaban siswa, siswa yang aktif dalam kerja kelompok hanya didominasi oleh siswa
yang pandai, sementara siswa yang kurang cenderung masa bodoh, sedangkan yang
menjadi keberhasilan siklus I ini adalah siswa berani bertanya mengenai materi yang
belum dipahaminya, siswa kelihatan bersungguh-sungguh dalam memperhatikan
pelajaran saat guru menjelaskan materi pelajaran.
24
Pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan pembelajaran yang terakhir
pada siklus I, dimana dalam pembelajarannya menekankan berbagai ulasan atau upaya
dari kegagalan pada pertemuan sebelumnya.
Dari hasil pengamatan tersebut maka penulis kembali berdiskusi mengenai
pengoptimalan pembelajaran dengan pengamat.Hasil dari diskusi tersebut dan yang
menjadi refleksi pada pertemuan kedua adalah guru memberi masukan terhadap hasil
jawaban siswa, dalam berdiskusi seharusnya lebih banyak siswa yang terlibat aktif tidak
hanya didominasi oleh siswa yang pandai saja.
Keberhasilan tindakn pada siklus I yang terdiri dari dua pertemuan adalah
meningkatnya ketuntasan hasil evaluasi siswa, dimana pada kondisi awal hanya 35%.
yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan
sebesar 30% yaitu menjadi 65% yang sudah mencapai ketuntasan belajar yaitu
sejumlah 11 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, dan 6siswa yang belum tuntas.
Dari data tersebut dari 17 siswa yang sudah tuntas 11 siswa (65%) dan yang
belum tuntas 5 siswa 35%). Bila dibandingkan dengan sebelum diadakan kegiatan
perbaikan sudah ada peningkatan hasil belajar matematika tentang pengolahan data
yang sebelumnya hanya 6 siswa (35%) yang mencapai ketuntasan belajar menjadi 11
siswa (65%) yang mencapai ketuntasan belajar, yaitu terjadi peningkatan sebesar 30 %.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I bahwa ketika proses
pembelajaran berlangsung hampir sebagian besar siswa cukup respon mengikuti
jalannya pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, berani tampil untuk
memaparkan hasil kerja kelompok, dan melaksanakan tugas yang diberikan secara
individu. Walaupun masih ada siswa yang masih kurang sepenuhnya perhatian pada
pembelajaran, karena pada saat kerja kelompok di kelompok masih didominasi oleh
siswa yang pandai saja, sementara siswa yang lain cenderung masa bodoh. Dalam
menyampaikan pembelajaran guru sudah sesuai dengan rencana.Untuk dua siswa yang
belum tuntas menurut pengamatan kami dikarenakan karena kurangnya perhatian
dalam belajar, siswa cenderung ramai sendiri.
25
Hasil penilaian pada mata pelajaran matematika dari hasil belajar siswa kelas VI SD
Negeri Pungangan 01 pada siklus I disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I
No Interval Frekwensi Prosentase Ket
1 50 – 59 6 35 KKM 60
2 60 – 69 3 18
3 70 – 79 7 41
4 80 – 89 1 6
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa yang mendapat nilai 50-59 ada 6 siswa
(35%), 60-69 ada 3 siswa (18%), 70-79 ada 7 siswa (41%) dan yang memperoleh nilai 80-89
ada 1 siswa (6%).Semua ini terjadi peningkatan, kenaikan ini merupakan kenaikan yang
berarti dan bermakna. Artinya tindakan yang berupa kerja kelompok dapat mendorong siswa
pada golongan terbawah naik nilainya. Pada ketuntasan hasil belajar pada siklus I ini
mengalami kenaikan sebesar 30% yaitu dari ketuntasan 35% (6 siswa) pada kondisi prasiklus
menjadi 65% (11 siswa) pada siklus I. Seperti yang terdapat pada gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.3
Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I
Berdasarkan pada tabel 4.3 tersebut di atas, maka hasil belajar matematika
tentang pengolahan data pada siswa kelas VI SD Negeri Pungangan 01 semester 2
mengalami kenaikan sebesar 30%. Ketuntasan yang diperoleh 65 % dari KKM yang telah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Nilai 50 - 59 Nilai 60 - 69 Nilai 70 - 79 Nilai 80 - 89
26
ditetapkan yakni 60. Kondisi ini menunjukkan peningkatan hasil belajar. Ketuntasan hasil
belajar ini dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 Belum tuntas dengan skor 6 35
2 Tuntas dengan skor 11 65
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM di atas atau
sama dengan 60, dicapai oleh 11 siswa atau 65% dan ada 6 siswa lainnya atau sebesar
35% dari seluruh siswa yang ada belum mencapai ketuntasan belajar matematika tentang
pengolahan data. Ketuntasan belajar matematika pada siklus I dapat dilihat pada gambar
4.4 berikut.
Gambar 4.4
Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
Belum Tuntas Tuntas
27
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pengmatan menunjukkan adanya peningkatan belajar yang
belum signifikan atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa penyebab
kenaikan hasil belajar yang masih rendah, antara lain:
1. Guru kurang mengorganisasi kelas, siswa belajar dengan kerja kelompok tanpa ada
bimbingan.
2. Guru terlalu cepat menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
3. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan penguatan pada siswa.
5. Tidak ada bimbingan dari guru.
6. Dalam kerja kelompok didominasi oleh anak yang pandai saja.
Kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki pada siklus II, yakni:
1. Guru harus dapat mengorganisasi dengan baik.
2. Kegiatan belajar siswa ada pendampingan dari guru
3. Guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran.
4. Guru memberi pengarahan dan penguatan kepada siswa.
5. Dalam kerja kelompok harus saling bekerja sama untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
Refleksi hasil belajar berdasarkan pada hasil yang diperoleh siswa belum
begitu menggembirakan karena yang mencapai ketuntasan baru mencapai 65%. Hal
ini dapat ditingkatkan lagi pada siklus II dengan cara memperbaiki segala kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I.
4.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Tindakan pada siklus I direncanakan selama 4 jam pelajaran dengan 2 kali
pertemuan. Setiap pertemuan alokasi waktunya 2 jam pelajaran selama 70 menit.
28
Setiap kali pertemuan proses pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan awal kurang lebih 5
menit, kegiatan inti kurang lebih 50 menit dan kegiatan akhir kurang lebih 15 menit.
Pada kegiatan awal bertujuan memotivasi siswa untuk memperhatikan
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kegiatan awal antara lain menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan standar kompetensi yang harus dikuasai siswa,
menyampaikan pola kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung,
mengingatkan materi yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam pembelajaran.
Dalam setiap pertemuan pada siklus I kegiatan intinya adalah sebagai berikut: (a) guru
bersama siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok; (b) siswa memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru; (c) bersama dengan kelompoknya siswa mencatat
data siswa satu kelas (tinggi badan, berat badan dan umur; (d) secara berkelompok
siswa menyajikan data dalam bentuk tabel; (e) siswa dengan dipandu oleh guru,
membahas hasil kerja kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-
masing kelompok; (f) siswa mengerjakan pengolahan data dalam bentuk diagram; (g)
bersama dengan guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk
mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara lain
merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan proses dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dengan melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: (a) guru
bersama siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok (b) siswa memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru; (c) bersama dengan kelompoknya siswa mencatat
data siswa satu kelas (berat dan tinggi badan); (d) secara berkelompok siswa
menyajikan data dalam bentuk diagaram batang; (e) siswa dengan dipandu oleh guru,
29
membahas hasil kerja kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-
masing kelompok; (f) siswa mengerjakan pengolahan data dalam bentuk diagram
batang; (g) bersama dengan guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk
mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara lain
merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu.
Pertemuan keduamerupakan kelanjutan dari pertemuan pertama dengan melakukan
aktivitas-aktivitas sebagai berikut: (a) guru bersama siswa membentuk kelompok
menjadi 4 kelompok (b) siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru; (c)
bersama dengan kelompoknya siswa mencatat data siswa satu kelas (berat dan tinggi
badan); (d) secara berkelompok siswa menyajikan data dalam bentuk diagram
lingkaran; (e) siswa dengan dipandu oleh guru, membahas hasil kerja kelompok dengan
cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok; (f) siswa mengerjakan
pengolahan data dalam bentuk diagram lingkaran; (g) bersama dengan guru
mencocokkan hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk
mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara lain
merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu.
c. Pengamatan (Observasi)
Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat/observer merekam
jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Dari hasil
pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
selama pembelajaran berlangsung. Dari lembar observasi tersebut didapat hasil (data
terlampir) diantaranya adalah kurangnya pemberian masukan oleh guru terhadap hasil
jawaban siswa, siswa yang aktif dalam kerja kelompok hanya didominasi oleh siswa
yang pandai, sementara siswa yang kurang cenderung masa bodoh, sedangkan yang
30
menjadi keberhasilan siklus I ini adalah siswa berani bertanya mengenai materi yang
belum dipahaminya, siswa kelihatan bersungguh-sungguh dalam memperhatikan
pelajaran saat guru menjelaskan materi pelajaran.
Pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan pembelajaran yang terakhir
pada siklus II, dimana dalam pembelajarannya menekankan berbagai ulasan atau
upaya dari kegagalan pada pertemuan sebelumnya.
Dari hasil pengamatan tersebut maka penulis kembali berdiskusi mengenai
pengoptimalan pembelajaran dengan pengamat.Hasil dari diskusi tersebut dan yang
menjadi refleksi pada pertemuan kedua adalah guru memberi masukan terhadap hasil
jawaban siswa, dalam berdiskusi seharusnya lebih banyak siswa yang terlibat aktif
tidak hanya didominasi oleh siswa yang pandai saja.
Keberhasilan tindakan pada siklus II yang terdiri dari dua pertemuan adalah
meningkatnya ketuntasan hasil evaluasi siswa, dimana pada siklus Imencapai 65%.
yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 35% yaitu dari ketuntasan 65% menjadi 100% yang sudah mencapai
ketuntasan belajar yaitu sejumlah 17 siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
Pada hasil pengamatan ditemukan beberapa siswa diminta untuk
menampilkan hasl kerja kelompoknya di depan kelas, siswa yang lain diberi
kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan untuk
membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa diminta
memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan memperbaiki jika ada jawaban yang
kurang sempurna. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan
soal latihan.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang dilakukan di kelas VI SD
Negeri Pungangan 01, menunjukkan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa belum
mencapai 100%. Perbaikan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam siklus II yakni
dimulai dengan guru memulai pelajaran, membentuk kelompok, kerja kelompok,
membahas hasil kerja kelompok sampai dengan siswa mengerjakan evaluasi secara
mandiri.
31
d. Refleksi Siklus II
Hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VI SD Negeri Pungangan 01
pada siklus II disajikan pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil Belajar Matematika Siklus II
No Interval Frekwensi Prosentase Ket
1 60 – 69 2 12 KKM 60
2 70 – 79 6 35
3 80 – 89 6 35
4 90 – 100 3 18
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai 60 – 69 diperoleh 2 siswa, 70 –
79 ada 6 siswa, 80 – 89 ada 6 siswa dan nilai 90 – 100 diperoleh 3 siswa. Artinya
tindakan berupa kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika. Terbukti dengan perolehan nilai yang selalu meningkat dari prasiklus,
siklus I dan siklus II. Dengan meningkatnya perolehan nilai, meningkat pula prosentase
ketuntasan yang diperoleh siswa yaitu ketuntasan pada prasiklus 35%, meningkat
menjadi 65% pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi ketuntasan yang diperoleh
yaitu menjadi 100%. Ketuntasan ini merupakan ketuntasan yang optimal dan sangat
diharapkan. Pada siklus II ini ketuntasan mencapai 100% dan nilai maksimal juga 100,
berarti dengan KKM yang ditetapkan yaitu 60 semua siswa sudah mengalami
ketuntasan, seperti pada gambar 4.5.
32
Gambar 4.5
Hasil Belajar Siklus II
4.4. Pembahasan Hasil penelitian
Berdasarkan temuan observasi dan hasil evaluasi yang diperoleh dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan adanya perubahan hasil belajar
siswa, dari perkembangan siswa dengan adanya upaya dan desain serta model
pembelajaran yang diupayakan setiap siklusnya. Hasil observasi menunjukkan, guru
memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, membentuk kelompok, siswa
melaksanakan aktivitas-aktivitas yang telah ditentukan guru, siswa aktif bekerjasama
dengan anggota kelompoknya, beberapa siswa diminta untuk menampilkan hasil
pekerjaannya, siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Sebagai refleksi
guru mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami materi yang sedang
mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan
memperbaiki kesalahan yang ada, guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan
memberikan soal latihan. Siswa mengajukan pertanyaan, guru melakukan penilaian hasil
evaluasi. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pengolahan data kelihatan hidup.
Hasil penelitian yang diperoleh dari kondisi awal atau prasiklus siklus I dan
siklus II untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel 4.6 berikut ini.
0
2
4
6
8
Nilai 60 - 69 Nilai 70 - 79 Nilai 80 - 89 Nilai 90 - 100
33
Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Interval Prasiklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
40-49 5 29 - - - -
50-59 6 35 6 35 - -
60-69 3 18 3 18 2 12
70-79 3 18 7 41 6 35
80-89 - - 1 6 6 35
90-100 - - - - 3 18
Jumlah 17 100 17 100 17 100
Rata2 56,11 66,88 79,94
Tuntas 35% 65% 100%
Tdk Tuntas 65% 35%
Besarnya rata-rata per kondisi selalu mengalami kenaikan, meskipun
kenaikan itu tidak terlalu signifikan. Pada prasiklus rata-rata sebesar 56,11 pada siklus I
mengalami peningkatan sebesar 10,77 sehingga pada siklus I rata-rata nilai yang
diperoleh menjadi 66,88, dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,06
sehingga diperoleh rata-rata nilai 79,94.
Ketuntasan belajar klasikal pada prasiklus terdapat 6 dari 17 siswa atau sebesar 35%
belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, oleh karena itu perlu ada perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan kerja
kelompok. Hal ini dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa menjadi 65% pada
siklus I dan meningkat lagi menjadi 100% pada siklus II. Berdasarkan pada ketuntasan
tersebut maka terbukti hasil ketuntasan meningkat. Adapun perbandingan persentase
hasil belajar yang dialami oleh masing-masing siklus dapat ditunjukkan pada gambar
4.6 berikut ini.
34
Gambar 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Prasiklus Siklus I Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas