bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4...52 bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

20
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Mungseng dan SDN Giyanti Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini subyek penelitian dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah siswa kelas III SDN 01 Mungseng yang berjumlah 25 siswa dan kelas kontrol adalah siswa kelas III SDN Giyanti yang berjumlah 25 siswa. Siswa Kelas III SDN 01 Mungseng yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan ice breaking berbantuan musik pada mata pelajaran matematika. Sedangkan untuk Siswa Kelas III SDN Giyanti yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional, yaitu pembelajaran yang biasa guru gunakan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari Tabel Data Subyek Penelitian sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Unit Penelitian Sekolah Jumlah Siswa Total Keterangan Laki- laki Perempu an SDN Giyanti 12 13 25 Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng 10 15 25 Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 52

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Mungseng dan SDN Giyanti

    Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini subyek

    penelitian dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas

    eksperimen adalah siswa kelas III SDN 01 Mungseng yang berjumlah 25 siswa dan

    kelas kontrol adalah siswa kelas III SDN Giyanti yang berjumlah 25 siswa. Siswa

    Kelas III SDN 01 Mungseng yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki

    dan 15 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan

    menggunakan ice breaking berbantuan musik pada mata pelajaran matematika.

    Sedangkan untuk Siswa Kelas III SDN Giyanti yang berjumlah 25 siswa terdiri dari

    12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran

    Matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional, yaitu pembelajaran yang

    biasa guru gunakan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari Tabel Data Subyek

    Penelitian sebagai berikut :

    Tabel 4.1

    Distribusi Unit Penelitian

    Sekolah

    Jumlah Siswa

    Total Keterangan Laki-

    laki

    Perempu

    an

    SDN Giyanti 12 13 25 Kelompok Kontrol

    SDN 01 Mungseng 10 15 25 Kelompok Eksperimen

    Jumlah sampel penelitaian 50

  • 53

    4.2 Kondisi awal sebelum diberi perlakuan

    4.2.1 Analisis Deskriptif

    4.2.1.1 Hasil Belajar

    Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar matematika

    siswa sebelum dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Data yang

    digunakan sebagai pretest adalah nilai murni dari soal pretest untuk kelas

    eksperimen dan kelas control yang dapat dilihat pada lampiran 5. Nilai murni

    berarti bahwa nilai belum diolah dengan nilai-nilai lainnya. Nilai ini dijadikan

    patokan kemampuan awal siswa kelas III SDN 01 Mungseng dan SDN

    Giyanti. Analisis deskriptif menggunakan alat bantu hitung SPSS 16.0 dan

    hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

    Tabel 4.2

    Hasil Analisis Deskriptif Statistik Pretest

    N Mean Std.

    Deviation

    Minimu

    m

    Maximu

    m

    Eksperimen 25 75.20 9.407 60 95

    Kontrol 25 72.40 6.474 65 90

    Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel dari kelompok eksperimen

    dengan jumlah data (N) sebanyak 25 siswa dan dari kelompok kontrol

    sebanyak 25 siswa. Kelompok eksperimen memperoleh hasil belajar pretest

    dengan nilai terendah (minimum) 60 dan nilai tertinggi (maximum) 95 dengan

    rata-rata (mean) sebesar 75,20 dan standar deviasi 9,407. Sedangkan dari

    kelompok kontrol hasil belajar pretest dengan nilai terendah (minimum) 65

    dan nilai tertinggi (maximum) 90 dengan rata-rata (mean) sebesar 72,40 dan

    standar deviasi 6,474. Hal ini berarti keberagaman nilai kelas eksperimen

    lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sebaran nilai pretest kelas baik kelas

    eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3.

  • 54

    Tabel 4.3

    Kategori Nilai Pretest

    e

    r

    Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika

    siswa kelas eksperimen tersebut tidak memiliki siswa dalam kategori rendah,

    kategori sedang sebanyak 6 siswa (12%) dan kategori tinggi sebanyak 19

    siswa (38%). Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas III

    SDN 01 Mungseng berada pada kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar

    matematika siswa kelas kontrol juga tidak memiliki siswa ntuk kategori

    rendah, kategori sedang sebanyak 6 siswa (12%), dan kategori tinggi sebanyak

    19 siswa (38%). Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas

    III SDN Giyanti berada pada kategori tinggi.

    4.2.1.2 Minat Belajar

    Data minat belajar awal digunakan untuk mengetahui minat belajar

    matematika siswa sebelum dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Data

    minat belajar awal diambil dari hasil pengisian angket minat belajar untuk

    kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat pada lampiran 10 dan

    hasil pengamatan terhadap kedua kelas sebelum diberi perlakuan yang

    hasilnya dapat dilihat pada lampiran 11. Analisis deskriptif menggunakan alat

    bantu hitung SPSS 16.0 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4

    No Interval Kategori Eksperimen Kontrol

    Jmlh

    Siswa

    % Jmlh

    Siswa

    %

    1 68 – 101 Tinggi 19 76 19 76

    2 34 – 67 Sedang 6 24 6 24

    3 0 – 33 Rendah 0 0 0 0

  • 55

    Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel dari kelompok eksperimen

    dengan jumlah data (N) sebanyak 25 siswa dan dari kelompok kontrol

    sebanyak 25 siswa. Kelompok eksperimen memperoleh skor minat belajar

    awal dengan nilai terendah (minimum) sebesar 13 dan nilai tertinggi

    (maximum) sebesar 29 dengan rata-rata (mean) sebesar 24,20 dan standar

    deviasi sebesar 3,831. Sedangkan dari kelompok kontrol skor minat belajar

    awal dengan nilai terendah (minimum) sebesar 20 dan nilai tertinggi

    (maximum) sebesar 29 dengan rata-rata (mean) sebesar 23,92 dan standar

    deviasi sebesar 2,197. Hal ini berarti keberagaman skor kelas eksperimen

    lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sebaran skor minat belajar awal kelas

    baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.

    Tabel 4.4

    Hasil Analisis Deskriptif Statistik untuk Minat Belajar

    N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

    Eksperimen 25 24.20 3.851 13 29

    Kontrol 25 23.92 2.197 20 29

  • 56

    Tabel 4.5

    Kategori Nilai Minat Belajar Pretest

    No Interval Kategori

    Eksperimen Kontrol

    Jmlh

    Siswa %

    Jmlh

    Siswa %

    1 22 – 32 Tinggi 21 84 17 68

    2 11 – 21 Sedang 4 16 8 32

    3 0 – 10 Rendah 0 0 0 0

    Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak ada siswa baik kelas eksperimen

    maupun kelas kontrol yang masuk dalam kategori rendah. Selain itu, siswa

    dari kelas eksperimen yang masuk dalam kategori sedang lebih rendah yaitu 4

    siswa dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 8 siswa. Adapun siswa yang

    masuk dalam kategori tinggi, dalam kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 21

    siswa dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 17 siswa.

    4.2.2 Analisis Inferensial untuk Kondisi Awal

    4.2.2.1 Hasil Belajar

    a. Uji Normalitas

    Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam

    penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

    normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20

    dengan Kolmogrov Smirnov. Menurut Slameto (2015:295) “persyaratan

    data tersebut normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas

    dengan Kolmogrov Smirnov. Hasil olah data uji normalitas menggunakan

    SPSS 20 for windows dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut

  • 57

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Normalitas soal pretest

    Eksperimen Kontrol

    N 25 25

    Normal Parametersa,b

    Mean 75.20 72.40

    Std.

    Deviation 9.407 6.474

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .212 .205

    Positive .188 .205

    Negative -.212 -.127

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.058 1.023

    Asymp. Sig. (2-tailed) .213 .246

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Berdasarkan tabel 4.6, didapatkan nilai signifikansi

    pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut adalah

    0,213 dan 0,246 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan kedua data

    tersebut berdistribusi normal. Untuk penyebaran datanya dapat

    dilihat pada diagram berikut ini.

    Gambar 4.1 Grafik Normalitas Pretest Eksperimen dan

    Kontrol

  • 58

    b. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Nilai Pretest

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

    kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen dan

    kelompok kontrol homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan

    dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20. Kedua kelompok

    dikatakan berasal dari kelompok yang homogen apabila hasil uji

    statistika pada signifikansi menunjukkan angka 0,05. Jadi jika nilai

    signifikansi > 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok tersebut homogen.

    Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok

    tersebut tidak homogen.

    Berdasarkan Tabel 4.7, hasil uji homogenitas menghasilkan nilai

    signifikansi sebesar 0,300 > 0,05 yang berarti data berasal dari populasi

    yang memiliki variansi sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent

    sample t-test yang digunakan adalah uji independent sample t-test jenis

    equal variances assumed. Uji tersebut menghasilkan nilai signifikansi

    0,226>0,05 sehingga H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan nilai

    pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Oleh karena itu dapat

    disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam

    kondisi seimbang.

    Tabel 4.7

    Hasil uji Independent Samples t_test Pretest Levene's Test

    for Equality of Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. T df Sig. (2-tailed)

    Mean Differen

    ce

    Std. Error

    Difference

    95% Confidence

    Interval of the Difference

    Lower

    Upper

    Nilai

    Equal variances assumes

    1.099 .300 1.22

    6 48 .226 2.800 2.284

    -1.792

    7.392

    Equal variances not assumes

    1.226

    42.569

    .227 2.800 2.284 -

    1.807 7.407

  • 59

    4.2.2.2 Minat Belajar

    Selain analisis deskriptif untuk menguji kondisi awal dari minat belajar

    siswa, juga digunakan analisis inferensial. Uji yang digunakan pada hasil

    minat belajar awal menggunakan uji Mann-Withney dengan menggunakan alat

    bantu hitung software SPSS 16.0. Hasil uji minat belajar awal dapat dilihat

    pada tabel 4.8 sebagai berikut.

    Tabel 4.8

    Uji Mann-Withney Minat belajar Awal

    NILAI

    Mann-Whitney U 221.500

    Wilcoxon W 546.500

    Z -.1786

    Asymp. Sig. (2-tailed) .074

    Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji mann-withney menghasilkan nilai

    signifikansi sebesar 0,074 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

    perbedaan minat belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

    sehingga kondisi awal minat belajar siswa antara kedua kelas dalam kondisi

    seimbang.

    4.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian

    Pelakasanaan penelitian dilakukan 4 kali seperti yang tercantum pada jadwal

    penelitian sebagai berikut.

    4.3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol

    Kegiatan pertama dilakukan pada kelas III SDN 1 Giyanti sebagai kelas

    kontrol yang diampu oleh bu Ria Susanti. Pada hari senin tanggal 25 April 2016

    kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pretest sebagai langkah awal

    untuk mengukur tingkat kesetaraan siswa. Pengambilan data awal untuk

  • 60

    mengetahui hasil belajar sebelum perlakuan. Selanjutnya pertemuan berikutnya

    dilakukan pembelajaran secara konvensional dengan 2 kali pertemuan. Materi

    yang diajarkan adalah materi pelajaran Matematika tentang ˮKeliling Persegi dan

    Persegi Panjangˮ. Langkah berikutnya pada pertemuan selanjutnya, adalah

    pemberian soal posttest kepada siswa kelas III sebagai soal evaluasi. Pada

    umumnya pembelajaran yang terjadi di SD Negeri Giyanti Tes ini berjalan dengan

    tertib. Pengamatan dari penerapan perlakuan tertuang dalam lembar observasi.

    Selanjutnya kegiatan berikutnya memberikan angket minat belajar matematika

    pada kelas kontrol. Berikut ini disajikan Tabel 4.9 jadwal pelaksanaan penelitian

    pada kelas kontrol sebagai berikut˸

    Tabel 4.9

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol

    No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan

    1. Senin , 25-04-2016 Perkenalan kepada siswa

    Memberikan pretest kepada kelas control

    2. Selasa , 26-04-2016 Pelaksanaan pembelajaran 1 pada kelas

    kontrol dengan pembelajaran konvensional

    3. Rabu, 27-04-2016 Pelaksanaan pembelajaran 2 pada kelas

    kontrol dengan pembelajaran konvensional

    4. Kamis, 28-04-2016

    Mengulas pembelajaran sebelumnya

    Memberikan soal posttest kepada kelas

    kontrol

    Memberikan angket minat belajar

  • 61

    Instrumen tes pretest dan posttest sebelumnya diujikan di kelas III SDN 01

    Mungseng, untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal.

    Setelah dilakukan uji validitas soal, kemudian data yang didapatkan di uji

    menggunakan SPSS 20. Data yang didapatkan dari uji SPSS, dari 25 soal pretest

    dan posttest, didapatkan 20 soal pretest dan posttest yang valid artinya soal itu

    dapat digunakan untuk menguji tingkat kesetaraan siswa dan sebagai soal evaluasi

    siswa.

    4.3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen

    Kegiatan pertama yang dilakukan pada kelas III SDN 1 Mungseng sebagai

    kelas eksperimen yang diampu oleh bu Dwi Kristanti. Pada hari Senin, 4 April

    2016 kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pretest sebagai langkah

    awal untuk mengukur tingkat kesetaraan siswa. pengambilan data awal untuk

    mengetahui hasil belajar sebelum perlakuan. Selanjutnya pertemuan berikutnya

    dilakukan pembelajaran dengan menggunakan ice breaking dengan berbantuan

    musik dengan 2 kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah materi pelajaran

    Matematika tentang ˮKeliling Persegi dan Persegi Panjangˮ. Langkah berikutnya

    pada pertemuan selanjutnya, adalah pemberian soal posttest kepada siswa kelas III

    sebagai soal evaluasi. Pada umumnya pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 1

    Mungseng tes ini berjalan dengan tertib. Pengamatan dari penerapan perlakuan

    tertuang dalam lembar observasi. Selanjutnya kegiatan berikutnya memberikan

    angket minat belajar matematika pada kelas eksperimen. Berikut ini disajikan

    Tabel 4.10 jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen sebagai berikut˸

  • 62

    Tabel 4.10

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen

    4.4 Kondisi Akhir setelah diberi Perlakuan

    4.4.1 Analisis Deskripsi

    4.4.1.1 Hasil Belajar

    Skor posttest diambil setelah kegiatan pembelajaran dengan model

    pembelajaran ice breaking berbantuan musik berakhir. Hasil posttest dari

    kelas eksperimen dan kelas kontrol akan ditunjukan dalam lampiran 10. Data

    skor posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa

    setelah dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Analisis deskriptif

    menggunakan alat bantu hitung SPSS 16.0 dan hasilnya dapat dilihat pada

    tabel 4.11.

    No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan

    1. Senin, 25-04-2016 Perkenalan kepada siswa

    Memberikan pretest kepada kelas eksperimen

    2. Selasa, 26-04-

    2016

    Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas III

    SDN 1 Mungseng dengan menggunakan

    pembelajaran ice breaking dengan berbantuan

    music

    3. Rabu, 27-04-2016 Melanjutkan pembelajaran pada pertemuan kedua

    Memberikan soal posttest

    4. Kamis, 28 -04-

    2016 Memberikan angket minat belajar siswa

  • 63

    Berdasarkaan Tabel 4.11 terlihat bahwa rata-rata nilai posttest kelas

    eksperimen yaitu 91.20 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 84.64.

    Nilai minimal kelas eksperimen yaitu 80 lebih tinggi dibandingkan kelas

    kontrol yaitu 72. Nilai maksimal kelas eksperimen yaitu 100 sama dengan

    kelas kontrol yaitu 100. Standar deviasi dari nilai kelas eksperimen yaitu

    6.928 dan kelas kontrol yaitu 7.973. Hal ini berarti keberagaman nilai kelas

    eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sebaran nilai posttest baik

    kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.12.

    Tabel 4.12

    Kategori Nilai Posttest

    No Interval Kategori

    Eksperimen Kontrol

    Jmlh

    Siswa %

    Jmlh

    Siswa %

    1 68 – 101 Tinggi 25 100 25 100

    2 34 – 67 Sedang 0 0 0 0

    3 0 – 33 Rendah 0 0 0 0

    Tabel 4.12 menunjukkan bahwa tidak ada siswa baik kelas

    eksperimen maupun kelas kontrol yang masuk dalam kategori rendah dan

    kategori sedang. Adapun untuk kelas eksperimen, siswa yang masuk dalam

    Tabel 4.11

    Hasil postest

    N Mean Std.

    Deviation

    Minim

    um

    Maximum

    Eksperimen 25 91.20 6.928 80 100

    Kontrol 25 84.64 7.973 72 100

  • 64

    kategori tinggi yaitu ada 25 siswa dan pada kelas kontrol siswa berada dalam

    kategori tinggi ada 25 siswa.

    4.4.1.2 Minat Belajar

    Data minat belajar akhir digunakan untuk melihat minat belajar

    matematika siswa setelah dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan.

    Minat belajar akhir diambil dari hasil pengisian angket minatbelajar untuk

    kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat pada lampiran dan

    hasil rata-rata hasil pengamatan selama pembelajaran yang hasilnya dapat

    dilihat pada lampiran. Angket minat belajar sebelumnya sudah divalidasi

    sehingga pemberian angket digunakan angket yang sudah ada. Analisis

    deskriptif menggunakan alat bantu hitung SPSS 16.0 dan hasilnya dapat

    dilihat pada tabel 4.13.

    Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa rata-rata skor minat belajar

    kelas eksperimen yaitu 27.36 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol

    yaitu 25.40. Selain itu, skor minimal kelas eksperimen yaitu 20 sama dengan

    kelas kontrol yaitu 20. Skor maksimal kelas eksperimen yaitu 30 sama

    dengankelas kontrol yaitu 30. Standar deviasi dari skor kelas kontrol yaitu

    2.198 lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen yaitu 2.234. Hal ini

    berarti keberagaman skor kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

    kontrol. Sebaran skor minat belajar akhir kelas baik kelas eksperimen

    maupun kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.14.

    Tabel 4.13

    Hasil Analisis Deskriptif Minat Belajar Matematika Posttest

    N Mean Std.

    Deviation

    Minim

    um

    Maximu

    m

    Eksperimen 25 27.36 2.234 20 30

    Kontrol 25 25.40 2.198 20 30

  • 65

    Tabel 4.14

    Kategori Minat belajar Akhir

    Berdasarkan tiga pengkategorian pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa

    tidak ada siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang masuk

    dalam kategori rendah. Selain itu, siswa dari kelas eksperimen yang masuk

    dalam kategori sedang lebih rendah yaitu 4 siswa dibandingkan dengan kelas

    kontrol yaitu 8 siswa. Adapun siswa yang masuk dalam kategori tinggi,

    dalam kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 21 siswa dibandingkan dengan

    kelas kontrol yaitu 17 siswa.

    4.4.2 Analisis Inferensil

    4.4.2.1 Hasil Belajar

    a. Uji Normalitas Posttest

    Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil

    belajar Matematika siswa telah berdistribusi normal. Uji normalitas

    dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20 for windows.

    Hasil uji normalitas data hasil belajar matematika dapat dilihat pada tabel

    4.15

    No Interval Kategori

    Eksperimen Kontrol

    Jmlh Siswa % Jmlh

    Siswa

    %

    1 22 – 32 Tinggi

    21 84 17 68

    2 11– 21 Sedang

    4 16 8 32

    3 0 – 10 Rendah 0 0 0 0

  • 66

    Tabel 4.15

    Uji Normalitas Posttest

    Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pada kelompok

    eksperimen (SDN 1 Mungseng) memiliki nilai signifikan 0,597 dan kelas

    kontrol (SDN Giyanti) memiliki nilai signifikansi 0,45, karena kedua

    kelompok memiliki nilai sig > 0,05 maka dapat dikatakan kedua kelompok

    sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selain data diatas

    uji normalitas juga disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.2

    Eksperimen Kontrol

    N 25 25

    Normal Parametersa,b Mean 91.20 84.64

    Std. Deviation 6.928 7.973

    Most Extreme Differences

    Absolute .156 .172

    Positive .107 .172

    Negative -.156 -.099

    Kolmogorov-Smirnov Z .779 .860

    Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .450

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

  • 67

    Gambar 4.2 Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol

    Gambar 4.2 menunjukan bahwa pada masing-masing kelas kurva

    mendekati bentuk kurva berdistribusi normal. Walaupun gambar kurvanya

    tidak sama persis, tetapi kedua kurva normal merupakan bukti bahwa data

    berdistribusi normal untuk masing-masing kelas.

    b. Uji Homogenitas dan Beda Rata-Rata (Independent Sample T-Test)

    Soal Posttes

    Hasil posttest juga diuji menggunakan uji independent sample t-test

    untuk mengetahui apakah ada perbedaan kedua kelas. Hasil uji independent

    sample t-test dapat dilihat dalam Tabel 4.16 berikut ini

  • 68

    Tabel 4.16 hasil uji homogenitas menghasilkan nilai signifikansi

    sebesar 0,680 > 0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang memiliki

    variansi sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent sample t-test

    yang digunakan adalah uji independent sample t-test jenis equal variances

    assumed yaitu 0,003. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak

    dan H1 diterima, berarti rata-rata nilai hasil belajar antara kelas eksperimen

    dan kelas kontrol tidak sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ice

    breaking berbantuan musik berpengaruh terhadap hasil belajar matematika

    siswa.

    Tabel 4.16

    Hasil Uji Independent Sample T-test Hasil Belajar Posttest

    Levene's Test

    for Equality of

    Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. T Df Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Difference

    Std. Error

    Difference

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Ni

    lai

    Equal

    variances

    assumed

    .172 .680 3.1

    05 48 .003 6.560 2.113 2.312 10.808

    Equal

    variances

    not assumed

    3.1

    05

    47.08

    3 .003 6.560 2.113 2.310 10.810

  • 69

    4.4.2.2 Minat Belajar

    Uji yang digunakan pada hasil minat belajar akhir menggunakan uji

    Mann-Withney karena data bersifat ordinal. Hasil uji minat belajar akhir

    dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai berikut.

    Tabel 4.17

    Uji Mann-Withney Minat belajar Akhir

    NILAI

    Mann-Whitney U 138.000

    Wilcoxon W 463.000

    Z -3.421

    Asymp. Sig. (2-tailed) .001

    Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji Mann-Withney menghasilkan nilai

    signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal

    ini menunjukkan bahwa minat belajar kelas eksperimen lebih tinggi

    daripada minat belajar kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran yang dilaksanakan dengan ice breaking berbantuan musik

    berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

    4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ice breaking

    berbantuan musik berpengaruh terhadap hasil belajar dan minat belajar matematika

    kelas III SD Gugus Among Siswa Kecamatan Temanggung kabupaten Temanggung.

    Kelas eksperimen adalah SD N 01 Mungseng yang mendapat perlakuan dengan ice

    breaking berbantuan musik dan kelas kontrol adalah SD N Giyanti yang tidak

    mendapat perlakuan dengan ice breaking berbantuan musik. Penelitian ini dapat

    terlaksana jika kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.

    Hasil perhitungan data posttest dengan uji independent t-test menghasilkan

    nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 sehingga H0 ditolak, hal ini menunjukkan

    bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara kelas eksperimen

  • 70

    dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Berdasarkan kedua hasil tersebut maka

    dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ice breaking berbantuan musik terhadap

    hasil belajar matematika siswa kelas III SD Gugus Among Siswa. Adapun perbedaan

    yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model

    pembelajaran ice breaking berbantuan musik dengan siswa yang diajar tanpa model

    pembelajaran ice breaking berbantuan musik dikarenakan pembelajaran dengan ice

    breaking berbantuan musik menekankan siswa untuk belajar matematika dengan cara

    yang lebih menyenangkan. Hal ini mengakibatkan siswa lebih menikmati

    pembelajaran matematika dan siswa menyukai pembelajaran matematika. Berbeda

    dengan pembelajaran tanpa ice breaking berbantuan musik yang pembelajarannya

    dilakukan dengan lebih banyak ceramah dan pemberian contoh soal dengan hanya

    berpatokan pada rumus atau konsep yang sudah ada. Hal tersebut akan

    mengakibatkan pemikiran siswa hanya terbatas pada hafalan. Pembelajaran dengan

    ice breaking berbantuan musik juga mengajarkan kepada siswa bahwa matematika

    bisa dipelajari dengan cara yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

    Akibatnya, siswa antusias dan bersemangat dalam setiap ice breaking yang diberikan

    guru.

    Hasil perhitungan data minat belajar akhir dengan uji independent t-test

    menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini

    menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar matematika siswa antara

    kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan kedua

    hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ice breaking

    berbantuan musik terhadap minat belajar matematika siswa kelas III SD Gugus

    Among Siswa Kecamatan Temanggung. Adapun perbedaan yang signifikan antara

    minat belajar matematika siswa yang diajar dengan ice breaking berbantuan musik

    dengan siswa yang diajar tanpa pembelajaran ice breaking berbantuan musik

    dikarenakan pembelajaran dengan ice breaking berbantuan musik mengubah situasi

    yang tidak dinamis menjadi dinamis, membuat ketegangan menjadi rileks, serta

  • 71

    memberikan rasa senang kepada siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih antusias,

    semangat dan berminat untuk mengikuti pelajaran. Berbeda dengan pembelajaran

    tanpa ice breaking berbantuan musik yang pembelajarannya dilakukan dengan lebih

    banyak ceramah dan pemberian contoh soal untuk dikerjakan. Hal tersebut akan

    mengakibatkan siswa cenderung bosan dan mengantuk karena guru masih

    menggunakan metode ceramah.

    Pembelajaran dengan ice breaking berbantuan musik secara tidak langsung

    menumbuhkan minat siswa dikarenakan ice breaking menuntut masing-masing siswa

    yang mengaharuskan siswa mengikuti setiap permainan yang diberikan guru. Hal ini

    membuat siswa untuk bersemangat dalam pembelajaran.