bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1 sejarah...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang
Kerajinan anyaman kopiah keranjang yang terletak di Dusun Diata Desa
Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Kerajinan anyaman kopiah
keranjang ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Gorontalo sejak zaman nenek
moyang mereka. Pada tahun 1975 kopiah keranjang belum ada nilai harga jual
dipasaran. Masyarakat membuat kerajinan kopiah keranjang ini hanya untuk
kebutuhan sendiri atau kerabat lainnya. Namun seiring berjalannya waktu Ibu
Hajira Abdullah selaku pengrajin anyaman kopiah keranjang di Dusun tersebut
berfikir bagaimana caranya untuk membuat kopiah keranjang dengan model-
model lain dan mempunyai nilai harga dipasaran.
Kerajinan anyaman kopiah keranjang merupakan salah satu kerajinan
masyarakat Gorontalo khususnya di Desa Pulubala Dusun Diata yang bersifat
tradisional, khususnya masyarakat pedesaan sejak zaman dahulu secara turun
temurun yang sekarang ini menjadi salah satu sumber usaha penunjang
pendapatan masyarakat khususnya di Desa Pulubala Dusun Diata Kecamatan
Pulubala Kabupaten Gorontalo.
Pada umumnya masyarakat menggunakan alat dan bahan seperti :
tumbuhan mintu yang hidup liar di hutan, pisau sebagai alat untuk membelah
bahan mintu,dan bulatan besi yang dilubangi kecil-kecil sebagai penghalus mintu.
Sampai sekarang alat dan bahan ini masih tetap digunakan oleh masyarakat Desa
Pulubala di dalam pembuatan anyaman tikar.
Ibu Hajira Abdullah adalah seseorang pengrajin tertua di Dusun Diata
yang sekarang ini menjadi pengepul kerajinan kopiah dari masyarakat di Dusun
tersebut. Pada tahun 1980 Ibu Hajira Abdullah meminjam modal dikoperasi
senilai Rp 3.000.000.00 dengan uang tersebut ibu Hajira Abdullah memulai
usaha membuat kerajian anyaman kopiah keranjang sekaligus menjadi pengepul
atau biasa disebut membeli anyaman kopiah tersebut kepada warga sekitar.
Pertama-tama ibu Hajira Abdullah menjual kerajian kopiah tersebut hanya
dipasaran, dari tahun-ketahun anyaman kopiah keranjang yang terbuat dari
tumbuhan mintu ini mulai dikenal masyarakat Gorontalo dan masyarakat dari
daerah lain dari situlah penjualan kopiah tersebut meningkat dan mencapai hasil
puluhan juta, (Hajira Abdullah, wawancara 2 Juli 2012).
Dari tahun 1990an sampai dengan sekarang ibu Hajira Abdullah
memasarkan kerajian kopiah keranjang tersebut mulai dari pasar tradisional, toko-
toko diwilayah Goontalo hingga ke berbagai wilayah seperti : Ternate, Menado,
hingga ke prov. D.I Aceh, (Hajira Abdullah, wawancara 2 Juli 2012).
1.1.1 Keadaan Pengrajin Anyaman Kopiah Keranjang Di Desa Pulubala
Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo
Pada umumnya keadaan pengrajin kopiah keranjang ini adalah ibu-ibu
rumah tangga yang ingin membantu suaminya mencari nafkah selain itu juga
mengisi waktu luang atau waktu kosong dimalam hari .
Tabel 1.
Data Pengrajin Anyaman Kopiah Keranjang Di Desa Pulubala Dusun Diata
Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo
NO NAMA ALAMAT KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
HAJIRA
ABDULLAH
TUMU TAMRIN
IYAM DONU
DONU DJAMAL
MARICE LADIKU
SAMIN SUPU
CILI SALIM
IBRAHIM SUNGE
MARYAM HAILU
MUDI MATALIBU
WANI DONU
BUNI APULU
DJATI APULU
DJANI KUDE
YULI KUDE
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
PENGRAJIN/PENGEPUL
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
HASPA AYUBA
ENI ANIS
YANI AYUBA
DJIKO SUPU
RAHMAN BINGO
SAHARA AYUBA
ISA EDI
RISNA SAMIN
RAHMAN EDI
HAPISA ISMAIL
SAMSUDIN SUPU
MASTUNA
ABDULLAH
MADIJAH AYUBA
MOHAMAD YUSUP
NINING EDI
YURI M TAIB
DJAENAB IBRAHIM
RIDUN APULU
NING KUNE
RISI IBRAHIM
ANYA KUNE
YASIN IBRAHIM
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
40
41
42
43
44
SAIRA IBRAHIM
TITIN IKO
DJONI IKO
HAWAIRA AHYANI
RAINA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
DUSUN DIATA
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
PENGRAJIN
Sumber Data : Data sensus pengrajin Desa Pulubala Dusun Diata Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo
1.2 Pengetahuan dan Wawasan Pengrajin Anyaman Kopiah Keranjang
Melihat pada pokok-pokok permasalahan yang dihadapi, pengembangan
hasil produksi diperlukan bimbingan-bimbingan yang menghantarkan pengrajin
kearah kemajuan didalam meningkatkan hasil produksi.
Sesuai hasil wawancara dengan Ibu Hajira Abdullah (20 Juni 2012). Ibu
Hajira Abdullah menjelaskan bahwa pengetahuan wawasan para pengrajin
anyaman kopiah keranjang rata-rata masih kurang, sehingga hasil anyaman kopiah
keranjang masih kurang berkualitas. Disamping itu juga para pengrajin tidak
mendapat kan pelatihan-pelatihan dari pemerintah, kalaupun pengrajin ada yang
kurang mengetahui hanya minta bantuan Ibu Hajira Abdullah untuk mempelajari
anyaman yang rumit atau pun susah.
Melihat penjelasan diatas, jelas bahwa pengetahuan dan wawasan para
pengrajin dalam hal pengembangan hasil prodak anyaman kopiah keranjang
bukan mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan kecuali ibu
Hajira Abdullah sendiri yang menjadi pengepul sudah mengalami peningkatan
sejak dulu, berbeda dengan pengrajin lainnya yang sejak dulu tidak mengalami
peningkatan tapi malah penurunan
1.3 Proses Produksi Anyaman Kopiah Keranjang
1.3.1 Proses Pemilihan bahan mintu
Tumbuhan mintu yaitu tumbuhan yang hidup liar dihutan tumbuhan ini
sangat mirip dengan tumbuhan rotan namun tumbuhan mintu ini lebih kecil
dibandingkan dengan rotan Berbeda dengan rotan yang keras dan getas, sulur-
sulur pohon Mintu tampak lebih lentur dan benyak mengandung air. Untuk
membuat kopiah keranjang terlebih dahulu sulur Mintu dikeringkan di bawah
matahari sampai warna kulitnya kecoklatan. Lalu dengan sangat hati-hati, kulit
tersebut dilepaskan dari batangnya dengan menggunakan pisau khusus.
Sedangkan bagian dalam batangnya yang mirip batang bambu dibelah-belah
sebesar lidi.
Gambar 9. Tumbuhan mintu(Ali Muntoha, September 2012)
Pemilihan bahan mintu merupakan unsur utama dalam kegiatan produksi.
Menurut hasil wawancara dengan para pengrajin Ibrrahim Sunge (29 Juli 2012)
bahwa untuk mengadakan bahan baku mereka mencari bahan sendiri dilereng
gunung dan dihutan-hutan. Ada dua macam tumbuhan mintu yang di produksi
dalam pembuatan kopiah keranjang yaitu :
a. Tumbuhan mintu berwarna hitam yang hidup di perairan atau disungai-
sungai.
Gambar 10. Bahan mintu berwarna hitam(Titik Musttikowati, Juli 2012)
b. Tumbuhan mintu berwarna putih yang hidup di lereng gunung atau di
hutan-hutan.
Gambar 11. Bahan mintu yang berwarna putih(Titik Mustikowati, Juli 2012)
1.3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
Gambar 12. Alat: pisau dan penghalus(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Gambar 13. Bahan: Mintu(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Proses Mengerjakan Anyaman Kopiah Keranjang
a. Pertama mintu di belah dengan pisau atau dengan tangan satu mintu di bagi
menjadi 6 bagian sampai 9 bagian tergantung besar kecilnya mintu tersebut.
b. Haluskan dengan bulatan besi yang telah dilubagi sampai mintu tersebut
benar-benar halus.
c. Kemudian mintu di anyam sesuai dengan model kopiah.
Gambar 14. Proses pertama pembelahan mintu (Titik Mustikowati, Juli 2012)
Gambar 15. Proses kedua penghalusan mintu
(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Gambar 16. Proses pembuatan kopiah keranjang songkok(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Proses pembuatan anyaman kopiah keranjang songkok ini tidak mudah
dikerjakan mulai dari awal pembuatan sampai dengan menerapkan motif – motif
kopiah. Penyelesaian kopiah keranjang songkok ini harus teliti karna dalam
membuat pinggiran kopiah sangatlah rumit dan membutuhkan ketelitian dalam
setiap selip anyaman.
Gambar 17. Proses pembuatan kopiah keranjang haji(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Proses pembuatan kopiah keranjang haji ini mudah dikerjakan akan tetapi
pembuatan pinggiran kopiah haji ini sangat sulit tergantung dengan motif ada
motif anyaman dan ada juga motif huruf atau tulisan.
Gambar 18. Proses pembuatan kopiah keranjang sapeo (koboi)(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Proses pembuatan kopiah keranjang koboi ini pertama menganyam sama
dengan pembuatan kopiah-kopiah lain bedanya yaitu dengan pinggiran yang lebar.
Gambar 19. Hasil produk kopiah keranjang(Titik Mustikowati, juli 2012
Gambar 20. Hasil kopiah keranjang songkok(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Gambar diatas yaitu hasil kopiah keranjang songkok yang bermotif polos
hanya beda diwarna pada bagian tengah, kopiah tersebut sering digunakan oleh
para pengrajin kopiah keranjang.
Gambar 21. Hasil kopiah keranjang haji (biasa)(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Gambar 22. Hasil kopiah keranjang haji (super)(Titik Mustikowatu, Juli 2012)
Dari gambar diatas dapat dilihat berbeda macam – macam motif hias pada
kopiah haji mulai dari motif anyaman biasa atau polos dan motif huruf yang
bertuliskan GORONTALO
Gambar 23. Hasil kopiah keranjang koboi(Titik Mustikowati, Juli 2012)
Dilihat dari gambar di atas kopiah keranjang koboi ini pembuatannya sama
dengan kopiah keranjang haji.bedanya kopiah keranjang koboi ini pinggirnya
melebar. Kopiah keranjang koboi ini bermotif garis – garis yang berwarna hitam.
1.4 Proses Pemasaran Anyaman Kopiah Keranjang
Gambar 24. Denah Dusun Diata Desa Pulubala, Kab. Gorontalo
(Titik Mustikowati, Agustus 2012)
Pasar tradisional Pulubala adalah pasar yang terbesar di Desa Pulubala
Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Pasar tersebut berada dipinggir jalan
pertigaan masuknya ke Dusun Diata tempat pengrajin anyaman kopiah keranjang.
Sebelum tahun 1990an anyaman kopiah keranjang ini dijual atau dipasarkan
dipasar pulubala dari tahun ketahun seiring berjalannya waktu anyaman kopiah
keranjang mulai dikenal masyarakat dan pemasarannya bukan dipasar pulubala
saja melainkan keluar daerah seperti Wilayah Ternate, Wilayah Menado, Wilayah
Prov. D.I Aceh.
Sebelum tahun 2010 harga setiap satu biji kopiah keranjang yang dibeli
langsung ke pengrajin sebesar Rp 30.000 sampai dengan Rp 50.000, Ibu Hajira
Abdullah selaku pengepul di Dusun Diata tersebut dapat membeli dari pengrajin
10-15 biji kopiah keranjang pertiap minggu, dalam satu orang mempunyai waktu
3,5 perhari, pendapatan setiap orang perharinya sebesar Rp 145.000. Ibu Hajira
Abdullah menjual kembali kopiah keranjang ke toko-toko dan pelanggan lainnya
satu bijinya Rp 60.000 hingga Rp 80.000 bahkan ada yang Rp 100.000 . Sistem
penjualan hasil kerajinan kopiah keranjang dari Ibu Hajira Abdullah adalah
dengan menjual secara langsung kepada konsumen, toko penjualan kerajinan khas
Gorontalo, pasar tradisional di Gorontalo, Wilayah Kabupaten Gorontalo di
Limboto, Wilayah Ternate, Wilayah Menada dan Wilayah Prov. D.I Aceh.
Hasil kerajinan kopiah keranjang di Dusun Diata, Desa Pulubala,
Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo
Tabel 2
Hasil kopiah keranjang perminggu
NO JENIS PRODUKSI JUMLAH1
2
Songkok haji biasa
Songkok haji Super
100 Buah / minggu
100 Buah / minggu
3
4
Kopiah / songkok lonjong
Sapeo (koboi)
100 Buah / minggu
20 Buah / minggu
4.5 Analisis Penghasilah Pengrajin
Tabel 3
Daftar analisis penghasilan pengrajin kopiah keranjang
Di Dusun Diata tahun 2012
No Uraian Volume Harga satuan Jumlah
1
2
3
4
Songkok haji biasa
Songkok haji Super
Kopiah / songkok lonjong
Sapeo (koboi)
1 biji
1 biji
1 biji
1 biji
Rp 50.000
Rp 80.000
Rp 70.000
Rp 75.000
Rp 50.000
Rp 80.000
Rp 70.000
Rp 75.000
Jumlah Rp 275.000
Untuk menghitung penghasilan anyaman setiap lembar sebagai berikut:
Jumlah Hok x waktu kerja – modal awal50.000 x 3,5 – 30.000
145.000
Hasil penjualan perbiji kopiah keranjang seorang pengrajin akan memperoleh
uang sebesar Rp 145.000.
Jumlah pendapatan pengrajin / hari adalah :
Harga penjualan – Modal
Waktu kerja
80.000 – 30.000
3.5
14,285
Dengan melihat tabel maka dapat dikatakan penjualan hasil kopiah
keranjang dengan modal awal Rp 30.000 jika dijual kepada pemasok sebesar Rp
80.000 jika dibandingkan dengan Hok (Hari Orang Kerja) sebesar Rp 50.000,
maka seorang poengrajin mengalami kerugian sebesar Rp 60.000.
Dalam setiap minggu seorang yang mahir seperti Ibu Hajira Abdullah
dapat membuat kopiah keranjang hingga 15 biji, sementara untuk pemula hanya
dapat menyelesaikan 5 biji saja. Jika dihitung waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan 15 biji kopiah keranjang yang mahir sebanyak 56 jam dengan hasil
sebesar Rp 160.000 . Dari data yang telah diperoleh pengrajin kopiah keranjang di
Dusun Diata mengalami kerugian dari segi pekerjaan dan juga alokasi waktu yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan kopiah keranjang.