bab iv hasil penelitian dan...

21
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah dari jumlah siswa kelas V belum tuntas KKM (≥70). Hal ini dikarenakan antara lain guru sebagai pengajar masih terpaku pada metode pembelajaran konvensional, berpusat pada guru (teacher centered) dan berpusat pada buku teks (text book centered), siswa juga belum sepenuhnya dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran siswa pasif dalam proses pembelajan. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi pelajaran yang disampaikan, siswa akan merasa jenuh dan bosan. Sehingga hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS dengan pokok bahasan menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia hasil masih rendah. Pencapaian hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Kondisi Awal No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 40 44 6 15,8 2 45 49 6 15,8 3 50 54 6 15,8 4 55 59 3 7,9 5 60 64 2 5,3 6 65 69 4 10,5 7 70 74 7 18,4 8 75 79 2 5,3 9 80 84 1 2,6 10 85 89 1 2,6 Jumlah 38 100 Rata rata 56,8 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 40

Upload: phungkhuong

Post on 29-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah dari jumlah

siswa kelas V belum tuntas KKM (≥70). Hal ini dikarenakan antara lain guru

sebagai pengajar masih terpaku pada metode pembelajaran konvensional, berpusat

pada guru (teacher centered) dan berpusat pada buku teks (text book centered),

siswa juga belum sepenuhnya dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran

siswa pasif dalam proses pembelajan. Sehingga siswa tidak secara optimal

menyerap materi pelajaran yang disampaikan, siswa akan merasa jenuh dan

bosan. Sehingga hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS dengan pokok bahasan

menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia hasil masih rendah.

Pencapaian hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel kondisi

awal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Kondisi Awal

No Nilai Sebelum Tindakan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 40 – 44 6 15,8

2 45 – 49 6 15,8

3 50 – 54 6 15,8

4 55 – 59 3 7,9

5 60 – 64 2 5,3

6 65 – 69 4 10,5

7 70 – 74 7 18,4

8 75 – 79 2 5,3

9 80 – 84 1 2,6

10 85 – 89 1 2,6

Jumlah 38 100

Rata – rata 56,8

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 40

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

47

Tabel 4.2

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kondisi Awal

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 11 29%

2 Tidak tuntas 27 71%

Jumlah 38 100%

Nilai maksimum 85

Nilai minimum 40

Rata-rata 56,8

KKM ≥70

Berdasarkan tabel persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD 01

Ampel sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai

kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 27 siswa atau 71%

dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 11 siswa atau 29% dari total keseluruhan

siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa

terhadapa materi yang disajikan masih rendah. Hal itu disebabkan oleh guru

kurang mempunyai keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif dan selalu menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode

konvensional secara terus menerus akan terasa monoton sehingga mengakibatkan

pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Siswa merasa jenuh dan terkesan pasif

dalam pembelajaran. Transformasi ilmupun terjadi kurang maksimal, karena

pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran berjalan kurang

efektif.

Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri

01 Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, penulis akan melakukan

sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya.Dalam penelitian ini, penulis akan

menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah guna meningkatkan hasil

belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan

dilakukan tiga pertemuan.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

48

4.2 Pelaksanaan Tindakan

4.2.1 Pelaksaan Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan telah disusun: 1) RPP pertemuan 1 dengan materi

menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia, 2) lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran dan 3) lembar kerja kelompok dan media

pembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

Indonesia. 4) lembar evaluasi untuk menguji tingkat pemahaman siswa tentang

materi yang diajarkan pada siklus 1, 5) konsultasi dengan guru kelas, tentang

pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah. 5) mempersiapkan1 orang observer yaitu guru kelas 3 untuk

mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan 1 teman sebagai

dokumentasi pembelajaran, serta 6) menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17

Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:

Mengawali pembelajaran, ketua kelas memimpin doa, kemudian guru

mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran. Guru

melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengajak

siswa bernyanyi bersama lagu-lagu perjuangan, salah satu siswa memimpin

didepan kelas. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa, “ nilai apa yang

terkandung dalam lagu-lagu yang telah kita nyanyikan tadi?”, “bagaimana usaha

dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan?”. dan guru

menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan serta menyampaikan tujuan

pembelajaran dan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan Model

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

49

Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian guru membagi siswa kedalam

kelompok diskusi terdiri dari 4-5 siswa heterogen.

Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa perkelompok dibagi 1 artikel dan

gambar tentang perjuangan kemerdekaan, siswa diminta untuk berdiskusi dan

bertukar pikiran dengan siswa yang lain untuk menyebutkan usaha-usaha dalam

mempersiapkan kemerdekaan dan peristiwa penting perjuangan dalam

mempersiapkan kemerdekaan dengan penemuan-penemuan jawaban dari berbagai

sumber belajar. (elaborasi) siswa berkelompok mempresentasikan hasil diskusi

didepan kelas, Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

(konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan.

Pada kegiatan akhir, guru mengulas sekilas mengenai materi yang

dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi.

Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran

yang telah dilakukan. Setelah itu guru menyampaikan pembelajaran untuk

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18

Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:

Untuk mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian

guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengajak

siswa untuk menyanyi bersama lagu perjuangan mengulas sedikit tentang

pembelajaran sebelumnnya, selanjutnya guru menunjukan gambar-gambar

peristiwa-peristiwa persiapan kemerdekaan. Siswa diminta mengamati gambar-

gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa “peristiwa apa yang terdapat dalam

gambar tersebut?”, guru menampung jawaban siswa serta menyampaikan tujuan

pembelajaran dan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian guru meminta siswa berkelompok

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

50

sesuai dengan kelompok belajar yang sudah dibentuk pada pembelajaran

sebelumnya. Guru memberikan soal ke masing-masing kelompok untuk

didiskusikan.

Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa secara berkelompok memdiskusikan

soal yang diberikan guru, bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya,

menggali informasi dari berbagai sumber belajar untuk menyelesaikan soal yang

diberikan oleh guru. (elaborasi) guru meminta masing-masing kelompok secara

bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Guru meminta kelompok lain

memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Pada kegiatan akhir, guru mengulas sekilas mengenai materi yang

dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi.

Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran

yang telah dilakukan. Setelah itu guru menginformasikan kepada siswa pertemuan

selanjtunya akan diadakan tes formatif untuk mengukur tingkap pemahaman

dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengakhiri pembelajaran

Pertemuan 3

Pelaksanaan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Maret

2014, melalui kegiatan-kegiatan:

Untuk mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa , kemudian

guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan

pembelajaran, guru melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar

siswa. Guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes.

Guru memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur dan teliti.

Pada kegiatan inti, siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-

masing. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa. Guru membacakan

petunjuk mengerjakan lembar kerja. Guru membagi lembar kerja kepada setiap

siswa. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal. Soal dikumpulkan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

51

secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang ditentukan. Salah satu

siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak gaduh.

Pada kegiatan akhir, Guru mengulas materi yang telah dipelajari untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi melalui tanya jawab.

Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Guru memotivasi siswa untuk tekun dalam belajar. Guru

menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

3. Observasi

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru dan siswa

kelas V mata pelajaran IPS saat mengajar menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah yaitu pada pembelajaran pertemuan pertama, Guru sudah

melaksanakan pembelajaran memgunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

cukup baik. Namun, masih ada kelemahan dialami guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain guru masih belum

melaksanakan kegiatan secara runtut. Siswa belum aktif dalam proses

pembelajaran. Guru masih nampak canggung dan mencoba beradaptasi dengan

model pembelajaran yang digunakan, dan pada saa pembentukan kelompok guru

kurang bisa menguasai kelas sehingga siswa ramai dikelas. Tapi setelah

pertemuan kedua guru sudah dapat mengelola kelas dengan model Pembelajaran

Berbasis Masalah, dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

sehingga siswa sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran. Dan pada

pertemuan ketiga hanya diadakan evaluasi, siswa cukup tertib mengerjakan soal

evaluasi dari guru.

4. Refleksi

Diharapkan guru lebih menguasai model Pembelajaran Berbasis Masalah,

Guru juga harus lebih menguasai kelas saat pembentukan kelompok. Bimbingan

kepada siswa perlu ditingkatkan lagi, sehingga siswa lebih merasa dihargai dan

memudahkan siswa untuk memahami materi. Guru hendaknya melakukan

refleksi, agar siswa lebih memahami secara mendalam materi yang telah

diajarkan. Siswa diharapkan lebih berani mengemukakan pendapat, sehingga

pembelajaran akan berlangsung lebih menarik. Siswa juga perlu lebih

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

52

berkonsentrasi dan fokus, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan siswa siap

menjawab dengan benar. Pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya mampu

secara bersama dengan bibingan guru membuat simpulan tentang pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Motivasi dan penguatan untuk siswa kurang diberikan,

sehingga siswa cenderung kurang antusias menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa masih agak malu-malu untuk mengajukan pertanyaan maupun

pendapat. Masih ada siswa yang gaduh ketika dibagi kelompok, walaupun

sebagian sudah dapat dikendalikan. Guru juga harus lebih memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif selama proses pembelelajaran.

Bimbingan kepada siswa perlu ditingkatkan lagi, sehingga siswa lebih merasa

dihargai dan memudahkan siswa untuk memahami materi. Penguatan serta

motivasi diharapkan lebih diperhatikan oleh guru agar siswa merasa lebih dihargai

dan terdorong untuk berusaha kembali dan berusaha lebih baik lagi. Pada akhir

pembelajaran, siswa hendaknya mampu secara bersama dengan bibingan guru

membuat simpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan telah disusun, 1) RPP dengan materi menghargai

jasa dan peran tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia, 2) lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajarn, 3) lembar kerja kelompok dan media pembelajaran,

lembar tes evaluasi hasil belajar. 4) menyiapakan 1 observer yaitu 1 guru kelas 3

untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan 1 teman sebagai

dokumentasi pembelajaran. Dan 5) alat peraga dan sarana lain untuk menunjang

pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran

2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24

Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

53

Dalam mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian

guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru

menunjukkan gambar teks proklamasi kemerdekaan dan membacakannya di

depan kelas, guru bertanya kepada siswa, “teks apa yang baru saja dibaca? Usaha

apa saja yang dilakukan tokoh perjuangan dalam memproklamsikan

kemerdekaan? yang kemudian guru menampung semua jawaban siswa untuk

disimpulkan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan cara belajar

yang akan ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran berbasis masalah.

Kemudian guru meminta siswa untuk kelompok terdiri dari 4-5 siswa heterogen,

pda siklus II ini kelompok dibuat berbeda dengan kelompok sebelumnya agar

siswa tidak merasa jenuh dan bosan.

Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa diberi masalah yaitu untuk

menyebutkan usaha-usaha yang dilakukan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan menyebutkan tokoh yang

berperan memproklamasikan kemerdekaan. Siswa diminta untuk bertukar pikiran,

menggali informasi dari berbagai sumber belajar. Guru berkeliling untuk

mengamati jalannya diskusi perkelompok. (elaborasi) guru meminta masing-

masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Guru

meminta kelompok lain memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab

meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Pada kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang

dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru

menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25

Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:

Untuk mengawali pembelajaran, ketua kelas memimpin doa, kemudian

guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

54

melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengulas

sedikit tentang pelajaran yang lalu, mengajak siswa untuk menyanyikan lagu

perjuangan, guru menunjukan gambar Ir. Soekarno dan Moh.Hatta, kemudian

guru bertanya kepada para siswa, “Usaha apa yang dilakukan Ir.Soekarno dan

Moh Hatta dalam memproklamasikan kemerdekaan?, dan sebutkan nilai juang

yang dapat diambil dari usaha tokoh-tokoh tersebut dalam rangka

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?”, guru menampung semua jawaban

siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan meminta

siswa kembali berkelompok sesuai kelompok pada pembelajaran sebelumnya.

Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa diminta untuk berdiskusi dengan

teman sekelompoknya, bertukar pikiran, menggali informasi dari berbagai sumber

untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. (elaborasi) siswa

diminta mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya. Siswa lain diminta

untuk menanggapi, Guru mengawasi dan mengatur jalannya presentasi.

(konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan.

Pada kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang

dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru

menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan menginformasikan

pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatir materi yang telah dipelajari.

Pertemuan 3

Pelaksanaan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 27

Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:

Untuk mengawali pembelajaran seperti biasanya ketua kelas memimpin

doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap

mengikuti kegiatan pembelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa

kesiapan belajar siswa. Guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan

pada saat tes. Guru memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur

dan teliti.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

55

Pada kegiatan inti, siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-

masing. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa. Guru membacakan

petunjuk mengerjakan lembar kerja. Guru membagi lembar kerja kepada setiap

siswa. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal. Soal dikumpulkan

secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang ditentukan. Salah satu

siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak gaduh.

Pada kegiatan akhir, Guru mengulas materi yang telah dipelajari untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi melalui tanya jawab.

Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Guru memotivasi siswa untuk tekun dalam belajar. Guru

menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

3. Observasi

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru dan siswa

kelas V mata pelajaran IPS saat mengajar menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah. Dalam pertemuan pertama siklus II guru sudah melakukan

bempelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik.

Penerapan model pembelajaran sudah mulai runtut dan rapi sehingga siswa tidak

merasa kebingungan. Beberapa kelemahan masih dialami oleh guru. Dalam

pelaksanaan pembelajaran, guru masih lemah dalam mengatur waktu sehingga

waktu yang digunakan cendenrung lebih lama dari pada waktu yang telah

direncanakan. Pada akhir pembelajaran guru kurang membimbing siswa untuk

membuat simpulan secara berama-sama. Siswa lebih baik saat proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Siswa

melakukan proses pembelajaran berbasis masalah dengan baik. Siswa nampak

lebih selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,

sebagian besar siswa sudah lebih aktif mencatat berbagai penjelasan dari guru.

Sebagian besar siswa sudah berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari

guru. Beberapa kekurangan masih dialami oleh siswa. Sebagian besar siswa masih

belum berani mengemukakan pendapat atau menanggapi penjelasan dari guru.

Dalam pembentukan kelompok, masih ada siswa yang gaduh. Siswa masih

mengalami kesulitan atau butuh waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

56

dari guru. Pada akhir pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum mampu

membuat simpulan bersama-sama.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, Beberapa kelemahan masih dialami oleh

guru. Guru juga belum mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan di sekitar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih lemah dalam mengatur waktu

sehingga waktu yang digunakan cendenrung lebih lama dari pada waktu yang

telah direncanakan. Pada akhir pembelajaran guru kurang membimbing siswa

untuk membuat simpulan secara berama-sama.

Beberapa kekurangan masih dialami oleh siswa. Sebagian besar siswa

masih belum berani mengemukakan pendapat atau menanggapi penjelasan dari

guru. Dalam pembentukan kelompok, masih ada siswa yang gaduh. Siswa masih

mengalami kesulitan atau butuh waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan

dari guru. Pada akhir pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum mampu

membuat simpulan bersama-sama. Diharapkan mampu memperbaiki kelemahan-

kelamahan yang ada. Penggunaan waktu juga harus diperhatikan oleh guru,

sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuia dengan yang direncakanan. Pembuatan

kesimpulan hendaknya juga penting ditekankan agar siswa lebih memahami

secara mendalam tentang materi yang telah dipelajari. Siswa juga diharapkan

lebih berani lagi dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi penjelasan dari

guru. Pada akhir pembelajaran siswa harus mampu membuat simpulan baik secara

mandiri maupun bersama-sama, sehingga mereka lebih menguasai materi secara

mendalam.

4.3.Hasil Analisis Data

4.3.1. Analisis Lembar Observasi Data

4.3.1.1 Siklus I

Analisis hasil dari observer guru dan siswa pada siklus 1 pada pertemuan

pertama dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

57

Tabel 4.3 Hasil Observasi Tindakan Guru dan Siswa

No Pertemuan Tindakan Guru Respon Siswa

1 Pertemuan 1 76 % 70%

2 Pertemuan 2 80% 75%

Rata-rata 78% 72,5%

Kategori Baik Baik

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui presentase tindakan guru pada

pertemuan 1 sebesar 76% . Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada

pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 80%. Setelah dirata-rata, hasil

observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 78% yang menduduki kategori baik

(Kriteria nilai menurut Depdiknas, 2003). Persentase respon siswa selama proses

pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 70% . sedangkan pada pertemuan kedua

diperoleh persentase sebesar 75%. Setelah dirata-rata, diketahui hasil observasi

respon siswa pada siklus I sebesar 72,5% yang dikategorikan baik (Kriteria

menurut Depdiknas, 2003).

Hal ini menunjukan peningkatan bahwa terjadi peningkatan tindakan guru

dan respon siswa yang berarti proses belajar mengajar semakin membaik.

4.3.1.2 Siklus 2

Analisis hasil dari observer guru dan siswa pada siklus 2 pada pertemuan pertama

dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Tindakan Guru dan Siswa

No Pertemuan Tindakan Guru Respon Siswa

1 Pertemuan 1 84% 80%

2 Pertemuan 2 92% 90%

Rata-rata 88% 85%

Kategori Sangat baik Sangat baik

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui presentase tindakan guru pada

pertemuan 1 sebesar 84% . Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada

pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 92%. Setelah dirata-rata, hasil

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

58

observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 88% yang menduduki kategori

sangat baik (Kriteria nilai menurut Depdiknas, 2003). Persentase respon siswa

selama proses pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 80% . sedangkan pada

pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 90%. Setelah dirata-rata, diketahui

hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 85% yang dikategorikan sangat

baik (Kriteria menurut Depdiknas, 2003). Hal ini menunjukan peningkatan bahwa

terjadi peningkatan tindakan guru dan respon siswa yang berarti proses belajar

mengajar semakin membaik.

4.3.2 Analisis Hasil Belajar

4.3.2.1 Hasil Belajar Siklus I

Setelah dilakukan tindakan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

pada siklus I dengan 3 kali pertemmuan, diperoleh hasil belajar IPS pada materi

menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 01 Ampel yang

disajikan pada tabel 4.5 dan persentase ketuntasan pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siklus I

No Nilai Sebelum Tindakan

Jumlah Siswa Prosentase (%)

1 40 – 44 0 0

2 45 – 49 2 5,3

3 50 – 54 3 7,9

4 55 – 59 3 7,9

5 60 – 64 3 7,9

6 65 – 69 1 2,6

7 70 – 74 18 47

8 75 – 79 6 15,8

9 80 – 84 1 2,6

10 85 – 89 1 2,6

Jumlah 38 100

Rata – rata 66,44

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

59

Tabel 4.6

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan tabel 4.5, jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus I

meningkat menjadi 26 siswa atau 68%, sedangkan yang belum tuntas KKM

sebanyak 12 siswa atau 32%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1

ialah 85, nilai terendah yaitu 45 dan belum ada yang mencapai nilai maksimum

yaitu 100. Perolehan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel dengan

menerapkan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah jumlah siswa

yang nilainya memenuhi KKM sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan

pra siklus. Hasil tes formatif pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.1.

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPS Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas V SD Negeri 01 Ampel

Siklus I

68%

32%

Ketuntasan Belajar IPS Siklus I

KKM ≥ 70

Tuntas

Tidak Tuntas

No Ketuntasan KKM Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas ≥ 70 26 68%

2 Tidak tuntas < 70 12 32%

Jumlah 38 100%

Nilai maksimum 85

Nilai minimum 45

Rata-rata 66,44

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

60

Berdasarkan diagram , terlihat bahwa siswa yang telah mencapai KKM

adalah 26 siswa atau 68 % dan siswa yang belum mencapai KKM adalah 12

siswa atau 32 %. Nilai rata – rata yang diperoleh kelas adalah 66,44 dengan

perolehan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Hal ini menunjukan terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dari Pra Siklus ke Siklus I, dengan penggunaan

model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat ememberikan pengaruh dalam hasil

belajar siswa.

Perbandingan hasil belajar IPS siswa pada kondisi awal degan Siklus I

disajikan pada diagram 4.2 berikut ini:

Diagram 4.2

Perbandingan Hasil Belajar IPS siswa pada Kondisi awal dengan Siklus I

Pada diagram 4.2terlihat kenaikan hasil belajar IPS siswa kelas V SD

Negeri 01 Ampel, pada Pra Siklus siswa yang mencapai KKM / Tuntas sebesar

29% pada Siklus I menjadi 68%, sedangkan pada Pra Siklus yang belum

mencapai KKM / Belum Tuntas sebesar 71%, pada Siklus I menjadi 32%

4.3.2.2 Hasil Belajar Siklus II

Setelah dilakukan tindakan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

pada Siklus II dengan 3 kali pertemuan, diperoleh hasil belajar IPS materi

0%

20%

40%

60%

80%

Perbandingan Hasil Belajar IPS

Tidak Tutas

Tuntas

27 siswa

11 siswa

Pra Siklus

12siswa

26 siswa

Siklus I

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

61

Menghargai peranan tokoh pejuang dari masyarakay dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 01

Ampel yang disajikan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siklus II

No Nilai Sebelum Tindakan

Jumlah Siswa Prosentase (%)

1 60 – 64 1 2,6

2 65 – 69 3 7,9

3 70 – 74 3 7,9

4 75 – 79 9 23,7

5 80 – 84 11 28,9

6 85 – 89 8 21

7 90 – 94 2 5,3

8 95 – 99 1 2,6

Jumlah 38 100

Rata – rata 78,28

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 60

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 38 siswa

terdapat 1 siswa mendapat nilai rentan 60-64 atau 2,6%, siswa mendapat nilai

rentan 65-69 sebanyak 3 siswa atau 7,9%, siswa mendapat nilai rentan 70-74

sebanyak 3 siswa atau 7,9%, siswa mendapat nilai rentan 75-79 sebanyak 9 siswa

atau 23,7%, siswa yang mendapat nilai rentan 80-84 sebanyak 11 siswa atau

28,9%, siswa yang mendapat nilai rentan 85-89 sebanyak 8 siswa atau 21%, siswa

yang mendapat nilai rentan 90-95 sebanyak 2 siswa atau 5,3%, dan siswa yang

mendapat nilai rentan 95-99 sebanyak 1 orang atau 2,6%

Berdasarkan nilai hasil belajar IPS siswa kelas V pada tabel 4.7, maka

dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar matematika siklus II pada tabel

4.8 berikut ini:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

62

Tabel 4.8

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No Ketuntasan KKM Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas ≥ 70 34 89,47%

2 Tidak tuntas < 70 4 10,52%

Jumlah 38 100%

Nilai maksimum 95

Nilai minimum 60

Rata-rata 78,28

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM sebanyak 4 siswa yang berarti 10,5% siswa tidak tuntas.

Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 34 siswa yang

berarti 89,5% siswa tuntas dalam pembelajaran.

Adapun data rekapitulasi hasil belajar IPS siswa Siklus II dapat dilihat

pada diagram 4.3 berikut ini:

Diagram 4.3 persentase ketuntasan hasil belajar IPS pada Siklus II

Dilihat dari diagram 4.3 dapat diketahui prosentase ketuntasan hasil

belajar IPS pada Siklus II sebesar 89%. Hasil ini meningkat dari pada persentase

ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 68%. Dengan demikian dapat

89%

11%

Ketuntasan Belajar IPSSiklus II

KKM ≥ 70

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

63

dikatakan bahawa hasil belajar IPS pada siklus II telah mencapai indikator kinerja

sebesar 85% siswa tuntas.

Perbandingan hasil keja IPS siswa pada siklus I dengan siklus II dapat

dilihat pada digram 4.4 berikut ini:

Diagram 4.4 Perbandingan Hasil Belajar IPS Siklus I dengan

Siklus II

Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat

kondisi awal, pada siklus I , dan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut

ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus

Kondisi Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Tuntas 11 29% 26 68% 34 89,5%

Tidak Tuntas 27 71% 12 32% 4 10,5%

Jumlah 38 100% 38 100% 38 100%

Rata-rata 56,8 66,44 78,28

Maksimum 85 85 95

Minimum 40 45 60

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Perbandingan Hasil Belajar IPS

Tidak Tuntas

Tuntas

12siswa

26 siswa

4 siswa

34 siswa

Siklus I Siklus II

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

64

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari

kondisi awal sampai siklus II. Ketuntasan hasil belajar IPS pada kondisi awal (pra

siklus) meningkat pada siklus I sebesar 39%. Sedangkan hasil belajar IPS pada

siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 20,5% dari pada hasil belajar IPS

pada siklus I. Prosentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa dikatakan berhasil

karena telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:

Diagram 4.5 Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

4.4 Pembahasan

Pada siklus I diperoleh data hasil observasi tindakan guru dan respon

siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran

Berbasis Masalah . Diketahui hasil tindakan guru pada siklus I sebesar 78%

dengan kategori baik. Pada saat pembelajaran interaksi antara guru dan siswa

kurang berjalan optimal dikarenakan siswa masih malu-malu dalam bertanya dan

masih cenderung pasif, sedangkan guru masih cenderung mendominasi dalam

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus

Tidak Tuntas

Tuntas

27 siswa

11 siswa 12 siswa

26 siswa

4 siswa

34 siswa

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

65

pembelajaran dan guru masih merasa kebingungan saat mengajar menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adanya tindak nyaman siswa dengan

teman sekelompok, berakibat siswa tidak dapat bertukar pikiran dengan

maksimal. Hal ini dapat diketahui dari berdasarkan hasil observasi respon siswa

pada siklus I sebesar 72,5% yang menduduki kategori baik. Walaupun masuk

pada kategori baik, namum prosentase respon siswa selama proses pembelajaran

masih rendah. Untuk itu masih diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran

pada siklus II

Pada siklus II, Hasil tindakan guru dan respon siswa semakin meningkat.

Diketahui hasil tindakan guru pada siklus II sebesar 88% dengan kategori sangat

baik, hasil observasi respon siswa selama proses pembelajaran siklus II

meningkat menjadi 85% pada kategori sangat baik. Pada siklus II guru sudah

mulai beradaptasi dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah, kekurangan-

kekuranga pada siklus I sudah banyak berkurang dan berusaha diperbaiki di

siklus II. Siswa juga sudah mulai aktif dalam pembelajaran, dalam berkelompok

memecahkan masalah berjalan lancar dan tertib.

Prosentase hasil belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini

dapat dilihat pada siklus I diperoleh data sebesar 68% siswa yang tuntas dan

32% yang tidak tuntas dengan rata-rata nilai kelas 66 dan meningkat pada siklus II

menjadi 89,5% siswa yang tuntas dan 11% siswa yang belum tuntas. Nilai rata-

rata pada siklus I sebesar 66,44 meningkat pada siklus II sebesar 78,28. Sehingga

berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diputuskan bahwa penelitian ini telah

berhasil.

Berdasarkan kajian penelitian lain yang relevan dengan model

Pembelajaran Berbasis Masalah membuktikan adanya peningkatan hasil belajar

siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukarman (2012) dengan

judul “Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester 2 Tahun Ajaran

2011/2012. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sukarman menunjukkan hasil

belajar siswa mengalami peningkatkan, sebelum penelitian ketuntasan hanya

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7954/5/T1_292010176_BAB IV.pdfpembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan

66

42,85% denagn rata-rata kelas 55 setelah dilakukan tindakan, pada siklus 1

ketuntasan belajar siswa 71,42% dengan nilai rata-rata 61,45. Pada siklus 2

ketuntasan belajar siswa 85,71% dengan nilai rata-rata kelas 70,47. Penelitian

tersebut menunjukan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah terbukti dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dengan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa lebih

aktif dan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Proses belajar mengajar lebih menyenangkan daripada pembelajaran konvensiona

yang sering dilakukan sebelumnya, akan tetapi masih ada 4 siswa yang belum

tuntas dalam pembelajaran IPS ini dikarenakan memang ada keterlambatan cara

berpikir anak tersebut serta keterlambatan dalam menangkap pembelajaran yang

berbeda dengan teman-temannya, berdasarkan informasi dari guru kelas V dan

informasi dari teman sekelas 4 anak tersebut sering berbicara sendiri saat

pembelajaran berlangsung.

Dengan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa, maka penerapan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah terbukti telah berhasil meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Semester II tahun pelajaran

2013/2014.