0813 9797 4910 / (061) 7954 811 - bmkgkualanamu.sumut.bmkg.go.id/wp-content/uploads/2020/07/... ·...
TRANSCRIPT
0813 9797 4910 / (061) 7954 811
http://kualanamu.sumut.bmkg.go.id
Stasiun Meteorologi Kualanamu
Jl. Tengku Heran No. 119,
Desa V Kebun Kelapa, Kec. Beringin
Kabupaten Deli Serdang - 20552
0813 9797 4910
KATA PENGANTAR
TIM REDAKSI
❑ PELINDUNG
BAMBANG SETIAJID, M.T.
(Kepala Stasiun)
❑ PENASEHAT
MEGA SIRAIT, S.P.
(Kasie. Data dan Informasi)
DARUL ANWAR, S.T.
(Kasie. Observasi)
EKA YUDIANA, M.AP.
(Ka. Subbag Tata Usaha)
❑ PEMIMPIN REDAKSI
M. FACHRY, S.Tr.
❑ ANGGOTA REDAKSI
ANDI SYAFRIZAL, S.Sos
NENSY NINDY TAMBUNAN, S.S.T.
ELLYA V. I. MANURUNG, S.Tr
OCTO M. PASARIBU, S.Tr
YOLANDA M. TONDANG, S.Kom
JAMHARI, S.T.
ASTRI P. ARSA, S.Tr
CRISTINE W. SIMANUNGKALIT, S.Tr
DEASSY E. D. DOLOK SARIBU, S.Si
RAPTAMA SIBURIAN, S.Tr
FITRIANA LUBIS, M.Si
❑ EDITOR
M. NOVAL RAMBE, S.Kom
IMMANUEL J. A. SARAGIH, S.Tr
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan YME atas berkat dan
rahmat-Nya kami Tim Buletin Stasiun
Meteorologi Kualanamu dapat
menyelesaikan Buletin cuaca ini. Buletin
ini dibuat mengingat pentingnya
informasi cuaca dalam kehidupan
masyarakat sekarang ini, terkhusus
yang berkaitan langsung dengan bidang
penerbangan. Informasi cuaca pada
saat ini sudah tidak dapat dipisahkan
lagi dengan bidang penerbangan.
Keadaan cuaca sudah menjadi faktor
penting dalam menjamin keselamatan
penerbangan. Buletin cuaca ini
diharapkan dalam membantu semua
pihak yang terkait bidang penerbangan
untuk lebih dekat dan mengetahui lagi
tentang informasi cuaca khusiusnya di
Bandara Kualanamu Deli Serdang.
Akhir kata, kami tim buletin Stasiun
Meteorologi Kualanamu berharap agar
buletin ini bermanfaaat bagi kita semua
khususnya pengguna jasa penerbangan
dalam mendukung keselamatan
penerbangan.
Deli Serdang, Juli 2020
Kepala Stasiun Meteorologi
Kualanamu
BAMBANG SETIAJID, M.T.
NIP. 19630203 198503 1 001
DAFTAR ISI
FENOMENA ANGIN
KENCANG DI MUSIM
PERALIHAN
IKHTISAR DAN PROSPEK
KONDISI CUACA BANDARA
KUALANAMU
DAFTAR KEJADIAN
BENCANA DI SUMATERA
UTARA - JUNI 2020
KEGIATAN KANTOR
JUNI 2020
WAKTU TERBIT DAN
TERBENAM MATAHARI
JUNI 2020
SENJATA OPERSIONAL :
“ANEMOMETER”
ARTIKEL :
“HUJAN LOKAL”
Beberapa waktu belakang ini,
banyak terjadi angin kencang di wilayah
Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang
dan sekitarnya. Mengapa sih banyak
terjadi angin kencang, padahal menurut
data prakiraan, untuk Kota Medan dan
Kabupaten Deliserdang di Bulan Juni
mulai memasuki musim kemarau. Yuk
simak penjelasannya ya sob.
Gambar 1. Kutipan berita tentang bencana yang diakibatkan oleh angin kencang
Oleh : Noval
Fenomena Angin kencang tidak
hanya bisa terjadi di musim hujan saja.
Justru saat musim peralihan, peluang
adanya angin kencang bisa lebih
banyak terjadi. Bahkan saat musim
kemarau angin kencang pun bisa saja
terjadi. Umumnya kejadian angin
kencang terbagi menjadi dua jenis.
Jenis pertama adalah angin kencang
secara tiba-tiba dengan durasi singkat
dan area yang tidak begitu luas,
kemudian jenis kedua angin kencang
yang terjadi hampir sepanjang hari
dengan area yang cukup luas.
Angin kencang yang terjadi
secara tiba-tiba dengan durasi singkat
biasanya disebabkan oleh awan
Cumulonimbus atau biasa disebut awan
CB. Awan CB yang tumbuh cukup besar,
akan menghasilkan arus udara, baik
arus udara naik menuju awan ataupun
arus udara turun dari awan ke
permukaan bumi. Kuatnya arus udara
naik dan turun inilah yang kerap
menyebabkan bencana angin kencang
beberapa waktu terakhir. Pada
umumnya, awan CB justru semakin
sering terbentuk di musim peralihan.
Saat musim peralihan udara cenderung
masih lembap, sedangkan saat siang
hari kondisi langit cerah. Kondisi langit
yang cerah mengakibatkan pemanasan
yang intensif oleh matahari pada udara
lembap dipermukaan bumi, sehingga
udara terangkat naik atau disebut
proses konveksi.
Gambar 2. Arus naik dan turun pada awan Cumulonimbus. Sumber : Airfactjournal
Berbeda dengan angin kencang
saat musim hujan dan peralihan yang
bersifat lokal dan singkat, angin kencang
saat musim kemarau biasanya
berlangsung lama dan areanya cukup
luas, namun biasanya angin yang
berhembus tidak se-ekstrem angin
kencang yang disebabkan oleh awan CB,
atau bisa dikatakan peluang untuk
merusaknya lebih kecil. Angin kencang
pada musim kemarau lebih disebabkan
oleh faktor regional. Faktor tersebut
yang dimaksud adalah adanya daerah
bertekanan tinggi dan faktor pola angin
lapisan udara atas. Saat musim
kemarau kondisi suhu permukaan bumi
cukup panas dengan udaranya yang
kering. Daerah permukaan bumi yang
bersuhu panas memiliki tekanan udara
yang lebih rendah, sehingga aliran udara
akan mengalir menuju wilayah yang
bertekanan rendah tersebut, semakin
tinggi perbedaan tekanan udara suatu
wilayah dengan wilayah lainnya, akan
menyebabkan hembusan angin yang
semakin kencang pula.
Nah, begitu kira-kira penjelasan
singkat kenapa angin kencang juga bisa
sering terjadi walaupun bukan diwaktu
musim hujan ya sob. Untuk itu, tetap
waspada kapanpun dan dimanapun kita
berada ya, kenali dan jaga alam kita
agar kita bisa bersahabat dengan alam.
Selalu pantau informasi-informasi terkini
yang diberikan oleh BMKG, salah
satunya dapat diperoleh dari aplikasi
info BMKG yang tersedia di Play Store
dan App Store.
ANALISIS CUACA JUNI 2020
1. KONDISI ANGIN PERMUKAAN
ab
Arah angin pada bulan Juni tahun 2020 di
wilayah Kualanamu paling banyak
bergerak dari arah Timur dan Tenggara
dengan persentase masing-masing
sebesar 19% dan 16%.
Gambar 1. Windrose (a) dan Diagram Distribusi Kecepatan Angin (b) bulan Juni 2020
Kecepatan angin paling tinggi yaitu
berkisar 15-20 Knot dengan persentase
sebesar 0,4%, kecepatan angin rata-rata
paling banyak terjadi adalah 1-6 Knot
sekitar 48.6% dan Angin Calm terjadi
sebesar 7,1%.
2. KONDISI VISIBILITY
Gambar 2 menunjukkan grafik jarak
pandang mendatar (visibility) pada bulan
Juni 2020. Grafik tersebut menunjukkan
dimana selama bulan Juni jarak pandang
mendatar rata-rata berkisar antara 6 – 9
Km. Untuk kejadian jarak pandang
mendatar paling
tinggi yang terjadi adalah 10 km, jarang
pandang terendah terjadi pada tanggal 29
sebesar 0,8 Km pada jam 00.00 UTC
(07.00 WIB). Kejadian jarak pandang
terendah tersebut diakibatkan karena
kondisi cuaca kabut (Fog).
Gambar 2. Grafik Jarak Pandang Mendatar bulan Juni 2020
3. KEADAAN TUTUPAN AWAN
Dilihat dari satelit cuaca untuk keadaan
tutupan awan selama bulan Juni 2020 di
wilayah Kualanamu, rata-rata jumlah awan
berkisar antara SCATTERED hingga
4. KEADAAN CUACA
Gambar 4. Distribusi Curah Hujan bulan Juni 2020
KONDISI TUTUPAN AWAN STAMET KUALANAMU BULAN JUNI 2020
JUMLAH
AWAN
TINGGI DASAR
AWAN
LAMA PENYINARAN
MATAHARI
RATA -
RATA
SCT -
BROKEN 1500-1800 FEET 4,6 JAM
BROKEN dengan tinggi dasar awan 1500
hingga 1800 feet dan rata – rata lama
penyinaran matahari sebanyak 5.0 jam.
Gambar 2. Tabel Kondisi Tutupan Awan Stasiun Meteorologi Kualanamu Juni 2020
Berdasarkan Gambar 4, terlihat pada
bulan Juni terjadi 11 hari hujan. Pada
dasarian I terjadi 3 hari hujan, dasarian II
terjadi 4 hari hujan, dan dasarian III terjadi
4 hari hujan. Curah hujan paling tinggi
terjadi pada tanggal 24 yaitu sebesar 67,0
mm, tanggal 3 sebesar 42,1, dan tanggal
7 sebesar 40,1 mm.
5. SUHU UDARA
Gambar 5. Distribusi Suhu Udara Permukaan bulan Juni 2020
Pada bulan Juni 2020 Suhu udara yang
terjadi di wilayah Kualanamu berkisar
antara 22,3 – 32,8°C. Suhu udara tertinggi
terjadi pada tanggal 9 yaitu sebesar
32,8oC dan paling rendah terjadi pada
tanggal 24 yaitu sebesar 22,4oC. Rata-
rata suhu udara harian yang terjadi
selama bulan Juni
berkisar 26,0-28,9oC. Jika dibandingkan
dengan bulan Juli, kondisi suhu di wilayah
Kualanamu tidak mengalami perubahan
yang signifikan dan memiliki kondisi yang
hampir sama.
6. TEKANAN UDARA
Gambar 6. Distribusi Tekanan Udara Permukaan bulan Juni 2020
Pada bulan Juni tahun 2020 kondisi
tekanan udara rata-rata per jam di Stasiun
Kualanamu menunjukkan bahwa tekanan
udara maksimum terjadi pada tanggal 02
dngan nilai sebesar 1012,2 mb yang
terjadi pada saat pagi hari dan rata-rata
tekanan
udara terendah terjadi pada tanggal 21
Juni 2020 dengan nilai sebesar 1004,8 mb
terjadi pada saat siang hari. Secara umum
kondisi tekanan udara harian memiliki pola
fluktuasi yang sangat bervariasi.
PROSPEK CUACA JULI 2020
Setelah mengetahui kondisi atmosfer dari
beberapa parameter pada bulan Juni lalu,
tentunya kita juga ingin mengetahui
bagaimana prakiraan cuaca
bulan Juli di wilayah Kualanamu. Untuk itu
perlu diperhatikan beberapa parameter
yang dapat menentukan prakiraan cuaca
Juli 2020 seperti berikut.
MJO (Madden-Julian Oscillation)
Gambar 7. Penjalaran prakiraan MJO
(Sumber :
https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/preci
p/CWlink/MJO/mjo.shtml)
Berdasarkan diagram MJO diatas,
diprakirakan pada bulan Juli mendatang,
posisi MJO berada di kuadran 1 dan 2,
sehingga diprakirakan tidak memberikan
dampak terhadap peningkatan curah
hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
IOD (Indian Ocean Dipole)
Gambar 8. Prakiraan IOD Juli 2020
(Sumber : bom.gov.au)
IOD dinyatakan dalam nilai indeks netral,
positif dan negatif. Nah, untuk wilayah
Indonesia sendiri IOD aktif jika indeksnya
bernilai negatif, yang menandakan
pergerakan massa udara menuju wilayah
Indonesia sehingga mengakibatkan
peningkatan curah hujan di wilayah
Indonesia. Dari gambar diatas terlihat
bahwa prakiraan IOD berada pada nilai -
0,8 hingga +4.0 sehingga diprakirakan
untuk bulan Juli IOD cukup memberikan
pengaruh dalam peningkatan curah hujan
di wilayah Indonesia bagian barat.
IOD adalah fenomena pergerakan massa
udara di wilayah Samudera Hindia yang
disebabkan oleh perbedaan anomali suhu
permukaan laut antara Samudera Hindia
bagian barat (sekitar wilayah Afrika) dan
timur (sekitar wilayah Indonesia).
Streamline
Gambar 9. Normal angin 3000 ft (kiri) dan prakiraan angin 3000 ft (kanan) bulan Juli 2020
Untuk kondisi angin pada bulan Juli
diprakirakan gangguan-gangguan tropis
terjadi di perairan sebelah timur Filipina.
Konvergensi angin di perkirakan terjadi di
wilayah Laut Cina Selatan hingga utara
Kalimantan.
Berdasarkan gambar normal angin bulan
Juli, di wilayah Sumatera Utara pesisir
timur angin dominan bergerak dari arah
selatan dan barat daya. Gangguan tropis
diperkirakan terjadi di perairan sebelah
tenggara Filipina, utara Maluku dan
perairan sebelah utara Papua.
Kesimpulan
Secara umum untuk wilayah Sumatera
Utara secara keseluruhan masih terjadi
hujan, namun akan mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan bulan Juni.
Berdasarkan analisis beberapa parameter
cuaca pada bulan Juni 2020 dan
prakiraan beberapa parameter cuaca
untuk bulan Juli 2020, maka diambil
kesimpulan untuk bulan Juli diprakirakan
Monsun Barat Daya sudah aktif.
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
03/06/
2020
Angin puting
beliung
Kab.
Dairi,
Sumatera
Utara
Musibah angin puting beliung
melanda rumah warga
kecamatan Sumbul, Rabu (03-
06-2020). Lokasi bencana
angin puting beliung tepatnya
terjadi di Dusun Sonsang Desa
pegagan Julu VII, Kecamatan
Sumbul, Kabupaten Dairi dan
merusak satu unit rumah
warga. Kapolres Dairi AKBP
Leonardo Simatupang SIK
melalui Kabag Humas Polres
Dairi Iptu Donny Saleh
menyampaikan,bencana alam
angin puting beliung terjadi
sekira pukul 16.00 WIB dan
merusak satu unit rumah warga
di Desa Pegagan Julu
VII,Kecamatan Sumbul.
https://radarmeda
n.com/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
10/06/
2020
Angin puting
beliung
Kab.
Serdang
Bedagai,
Sumatera
Utara
Sebanyak 22 rumah di Dusun IV
Desa Kota Tengah Kec. Dolok
Masihul Kab. Serdangbedagai
(Sergai) rusak berat dan ringan,
Rabu (10/6) malam, sekira pukul
23:00, akibat dihantam angin
puting beliung disertai hujan
deras. Wakil Bupati Sergai H
Darma Wijaya, Kamis (11/6), usai
meninjau sekaligus memberikan
bantuan menyatakan, sebanyak
22 rumah warga di Desa Kota
Tengah Kec. Dolok Masihul yang
terkena dampak bencana alam
angin puting beliung pada Rabu
malam. Dalam kesempatan
tersebut, Wabup mengimbau
kepada masyarakat Sergai untuk
meningkatkan kewaspadaan di
masa ini, mengingat beberapa
minggu ke depan cuaca diprediksi
masih buruk disertai angin
kencang menerpa Tanah Bertuah
Negeri Beradat.
https://waspada.id
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
10/06/
2020
Angin puting
beliung
Kab.
Langkat,
Sumatera
Utara
Sebanyak 104 rumah warga
dan dua masjid di Kecamatan
Stabat serta Kecamatan Binjai,
Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara rusak diterjang angin
puting beliung. Kondisi
bangunan yang terdampak
mengalami kerusakan ringan,
sedang hingga berat. Kepala
Pelaksana Harian Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Langkat Irwan
Sahri mengatakan, terjangan
angin puting beliung yang
melanda dua kecamatan itu
terjadi pada Rabu (10/6/2020)
pukul 23.00 WIB. Peristiwa ini
diawali dengan hujan deras
yang disertai angin kencang
sejak pukul 22.00 WIB sampai
pukul 00.30 WIB. Akibatnya
hasil pengecekan lapangan,
ada 104 rumah dan dua
fasilitas umum berupa masjid
yang terdampak.
https://sumut.inew
s.id/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
18/06/
2020
Banjir Kota
Medan,
Sumatera
Utara
Selain di kawasan Kampung Aur
Kecamatan Medan Maimun, banjir
juga merendam rumah warga di
kawasan Kecamatan Medan
Selayang dan Kecamatan Medan
Sunggal. Data diperoleh dari
BPBD Medan, adapun sejumlah
lokasi yang dilanda banjir yakni
sebanyak 70 unit rumah di Jalan
Luku, 70 unit rumah Jalan Sari
Rejo Kecamatan Medan
Selayang. Kemudian, 50 unit
rumah di Jalan Sei Asahan dan 50
unit rumah di Jalan Dr Mansyur
Kelurahan Tanjung Rejo
Kecamatan Medan Sunggal.
Banjir yang melanda diperkirakan
mencapai 1 meter lebih.
Diberitakan sebelumnya, hujan
deras yang melanda Kota Medan
sekitarnya sejak Rabu (17/6/2020)
tengah malam hingga Kamis
(18/6/2020) dinihari
mengakibatkan debit air Sungai
Deli naik.
https://www.jurnalasi
a.com/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
18/06/
2020
Banjir Kab.
Asahan,
Sumatera
Utara
Banjir melanda tiga kecamatan
yang ada di Asahan, Sumatera
Utara (Sumut). Banjir dipicu
hujan deras yang mengguyur
sejak kemarin malam. "Wilayah
terdampak di tiga kecamatan
yang tersebar di 12 desa se-
Kabupaten Asahan," kata Kabid
Kedaruratan dan Logistik BPBD
Asahan, Khaidir Sinaga, Kamis
(18/6/2020). Dia mengatakan
hujan deras mengguyur hampir
seluruh wilayah Asahan sejak
Rabu (17/6) malam hingga
Kamis (18/6) pagi. Hal tersebut
menyebabkan debit air naik
dan meluap. Ada 2.112
keluarga yang terdampak banjir
ini. Perkebunan warga juga
terendam air.
https://news.detik.
com/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
24/06/
2020
Banjir Kab. Deli
Serdang,
Sumatera
Utara
Intensitas curah hujan yang
cukup tinggi beberapa hari
belakangan diwilayah Kab. Deli
Serdang khususnya
diseputaran Kecamatan
Tanjung Morawa,
mengakibatkan genangan air
memasuki perumahan warga
yang menyebabkan banjir
hingga sampai mata kaki orang
dewasa. Menyikapi hal
tersebut, personil
Bhabinkamtibmas Desa
Tanjung Morawa B Polsek
Tanjung Morawa Polresta Deli
Serdang AIPTU Joni Harto
pada Desa Tanjung Morawa B
Kecamatan Tanjung Morawa
kabupaten Deli Serdang hadir
ditengah masyarakat untuk
memberi rasa aman kepada
warga masyarakat yang
terdampak genangan banjir.
Kamis (25/06/2020).
https://topiknews.c
om/
Menindaklanjuti Surat Edaran Sekretaris
Utama BMKG No. SE.01/SU/V/2020
tanggal 29 Mei 2020 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Disiplin dan Kode Etik
SDM BMKG, pada hari Jumat
(05/06/2020) Stasiun Meteorologi
Kualanamu melaksanakan Apel Pagi di
halaman Kantor Stamet Kualanamu. Apel
Pagi dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan dalam
menghadapi Pandemi Covid-19 saat ini.
APEL PAGI
Pak Bambang Setiajid, MT selaku Kepala
Stamet Kualanamu memimpin kegiatan
apel pagi tersebut dan diikuti oleh seluruh
pejabat dan pegawai Stamet Kualanamu.
Pak Bambang menekankan kepada
seluruh pegawai untuk selalu menjaga
kedisiplinan dalam tindakan dan
pekerjaan sehari-hari serta meningkatkan
pelayanan prima selaku ASN kepada
user, stakeholder dan masyarakat.
Pada hari Selasa (02/06/2020 Stasiun
Meteorologi Kualanamu melaksanakan
kegiatan Rapat Pelaksanaan Konsultasi
dan Sertifikasi ISO 9001:2015 melalui
online. Rapat dipimpin oleh Bapak
Bambang Setiajid,MT selaku Kepala
Stamet Kualanamu dan diikuti oleh
RAPAT KONSULTASI SERTIFIKASI ISO 9001:2015
perwakilan Konsultan ISO (Bapak
Bambang Heru), perwakilan dari Pusat
Meteorologi Penerbangan BMKG (Bapak
Bambang Wijayanto dkk), dan tim auditor
internal Stamet Kualanamu. Peserta yang
hadir dalam rapat (langsung) tetap
menerapkan Protokol Kesehatan sesuai
anjuran pemerintah.
Pada hari Jumat (12/06/2020) Tim Buletin
Stamet Kualanamu telah melaksanakan
diseminasi Buletin Cuaca “Meteonet-
Magz” Edisi Juni 2020. Edisi kali ini
membahas Musim Kemarau Tahun 2020
di Sumatera Utara yang diprakirakan akan
DISEMINASI BULETIN CUACA EDISI JUNI 2020
dimulai pada bulan Juni 2020 bersamaan
dengan dimulainya Penerapan New
Normal dalam Pandemi Covid-19. Buletin
tersebut telah diberikan kepada User dan
Stakeholder komunitas Bandara
Kualanamu juga UPT BMKG se-Medan.
Pada hari Selasa (16/06/2020)
dilakanakan Kegiatan Coffee Morning dan
Halal Bihalal Pimpinan Komunitas
Bandara Kualanamu yang bertempat di
Ruang Jupiter , KPPBC TMP B
Kualanamu (Bea Cukai Kualanamu).
Kegiatan ini dimulai dengan
Perkenalan Pimpinan Komunitas Bandara
dan selanjutnya dilakukan diskusi
Pembangunan Zona Integritas, diskusi
COFFEE MORNING DAN HALAL BIHALAL
PIMPINAN KOMUNITAS BANDARA KNO
FAL, dan ramah tamah. Denagn tetap
menerapkan protokol kesehatan, seluruh
rangkaian acara dapat berjalan dengan
baik. Dalam kesempatan ini Kepala
Stamet Kualanamu, Bapak Bambang
Setiajid, MT hadir didampingi oleh staf
Immanuel J. A Saragih, S.Tr. Seluruh
Pimpinan Komunitas Bandara Kualanamu
siap bersinergi untuk pelayanan prima di
Bandara Kualanamu.
Oleh : Cristine, Astri
Readers sependapat atau tidak nih
dengan fenomena waktu terasa cepat
berlalu? Karena tidak terasa selama tahun
2020 ini ternyata kita sudah mengupas
tuntas 7 senjata operasional loh. Hebat
kan?
Wawasan kita tentang dunia meteorologi
semakin lama jadi semakin luas dong.
Nah biar semakin keren kita tambah
wawasan lagi yuk. Kali ini kita kenalan
dengan sahabat angin, yaitu anemometer.
Anemometer merupakan suatu alat yang
berfungsi untuk mengukur arah dan
kecepatan angin. Perancang pertama dari
alat ini oleh seorang arsitek Italia yang
bernama Leon Battista Alberti pada tahun
1450. Wah sudah lama sekali ya. Di awal
penemuannya, anemometer hanya dapat
mengukur kecepatan angin. Kemudian
pada tahun 1991 anemometer telah
mengalami perkembangan sehingga
dapat digunakan juga untuk mengukur
arah angin.
A p a i t u A n e m o m e t e r ? ?
Terdapat beberapa jenis anemometer,
antara lain:
1. Anemometer Cup
2. Anemometer Windmill
3. Anemometer Laser Doppler
4. Anemometer Sonic
5. Anemometer Hot Wire
6. Anemometer Digital
J e n i s - j e n i s A n e m o m e t e r
Stasiun Meterologi Kualanamu memiliki 2
jenis anemometer cup, yaitu anemometer
cup 10 m dan anemometer cup counter
(½ m). Anemometer cup counter
digunakan untuk mengukur kecepatan
angin rata-rata dalam sehari di permukaan
air panci penguapan. Sedangkan yang
digunakan untuk mengukur arah dan
kecepatan angin permukaan adalah
anemometer cup 10 m. Anemometer ini
terdiri dari beberapa komponen, antara
lain:
1. Tiga buah cup atau mangkok
sebagai baling-baling yang dibatasi
sudut 123⁰ dan yang akan berputar
bila tertiup angin
2. Wind vane untuk mengukur arah
angin
3. Tiang pipa besi setinggi 10 m dari
permukaan tanah yang digunakan
untuk memasang alat tersebut.
Pemasangan tiang ini perlu
memperhatikan daerah sekitarnya
agar tidak ada penghalang angin
seperti pohon atau gedung.
B a g a i m a n a c a r a a n e m o m e t e r m e n g u k u r a r a h
d a n k e c e p a t a n a n g i n ?
Pada saat angin berhembus, cup dan
wind vane yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai
dengan arah datangnya angin. Semakin
besar kecepatan angin yang berhembus,
maka semakin cepat pula perputaran dari
cup tersebut. Berdasarkan jumlah
perputaran per detiknya, maka akan
diketahui jumlah dari kecepatan anginnya.
Wind vane akan menunjukkan arah angin
dalam satuan derajat dan kecepatan
angin dalam satuan knot. Pembacaan
anemometer menggunakan metode digital
sehingga lebih cepat, tepat dan akurat.
Gambar 1. Anemometer
Data angin permukaan yang diperoleh
anemometer sangat diperlukan untuk
kepentingan sinoptik dan penerbangan. Di
dalam penerbangan dikenal tiga tahapan
yaitu take off (lepas landas), cruising
(menjelajah) dan landing (mendarat).
Ketiga tahapan ini berhubungan langsung
dengan unsur cuaca. Angin merupakan
salah satu faktor penting dari unsur cuaca
tersebut, baik dari segi arah maupun
kecepatannya, dimana angin memiliki
pengaruh besar dalam segi kestabilan
pesawat. METAR, SPECI, Met Report dan
Special Report merupakan informasi
cuaca penerbangan yang mencakup
unsur angin. Berikut adalah contoh
penggunaan unsur angin di salah satu
METAR Bandara Kualanamu.
K e g u n a a n d a t a a r a h d a n k e c e p a t a n a n g i n
Gambar 1. Display Digital Anemometer
A k u r a t k a h d a t a A n e m o m e t e r ? ?
Sesuai Undang-Undang No. 31 Tahun
2015 dan Undang-Undang No. 1 tahun
2009, BMKG yang berperan dalam
memberikan pelayanan informasi
meteorologi penerbangan harus memiliki
peralatan pengamatan yang layak operasi
agar menghasilkan informasi yang cepat,
tepat dan akurat. Oleh karena itu,
peralatan meteorologi seperti anemometer
pastinya selalu dikalibrasi oleh teknisi ya
readers. So, jangan pernah ragu akan
data-data BMKG ya guys. See you soon!
HUJAN LOKAL??
Oleh: Octo
Hujan lokal? Apa itu hujan lokal? Pasti
kita semua sering mendengar bahkan
menyebutkan istilah “hujan lokal”. Tetapi
apakah kita tahu apa itu hujan lokal,
perbedaan hujan lokal dan hujan biasa
(bukan lokal)? Lalu, kalau ada hujan lokal
apakah ada hujan nasional, atau hujan
internasional? He..he..
Mari kita lihat dan simak. Menurut KBBI,
hujan lokal adalah hujan yang jatuh di
daerah tertentu, tidak merata. Sebelum
kita membahas lebih jauh pengertian dan
penyebab hujan lokal, ada baiknya kita
review kembali apa defenisi hujan dan
apa yang menyebabkan terjadinya hujan.
Secara umum, hujan adalah salah satu
wujud peristiwa presipitasi yakni jatuhnya
air (H2O) dari atmosfer bumi, baik dalam
bentuk cair ataupun padat (hujan es atau
hujan salju) ke permukaan bumi.
Selain itu hujan juga bisa di artikan dalam
wujud suatu proses kondensasi, yakni
adanya perubahan wujud dari benda cair
menjadi benda padat yang membentuk
awan, yang mana memiliki massa cukup
berat sehingga jatuh ke atas bumi.
Keadaan udara yang dingin atau bersuhu
rendah juga berperan penting dalam
penjatuhan hujan di atas bumi. Selain itu
adanya keadaan uap air yang terus
bertambah tidak menentu menjadikan
bentuk tetesan air hujan menjadi
bervariasi, ada tetesan besar ada pula
tetesan kecil.
Nah, setelah kita tahu apa itu pengertian
hujan sekarang mari kita lihat macam-
macam pola curah hujan serta kaitannya
dengan hujan lokal.
Menurut Aldrian dan Susanto (2003), iklim
dan pola curah hujan di Indonesia dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
▪ Curah Hujan Pola Monsunal
Pola ini monsun dicirikan oleh tipe curah
hujan yang bersifat unimodial (satu
puncak musim hujan) dimana pada bulan
Juni, Juli dan Agustus terjadi musim
kering, sedangkan untuk bulan Desember,
Januari dan Februari merupakan bulan
basah. Sedangkan enam bulan sisanya
merupakan periode peralihan atau
pancaroba (tiga bulan peralihan musim
kemarau ke musim hujan dan tiga bulan
peralihan musim hujan ke musim
kemarau). Daerah yang didominasi oleh
pola monsun ini berada didaerah Sumatra
bagian Selatan, Kalimantan Tengah dan
Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan
sebagian Papua.
.
▪ Curah Hujan Pola Ekuatorial
Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah
hujan dengan bentuk bimodial (dua
puncak hujan) yang biasanya terjadi
sekitar bulan Maret dan Oktober atau
pada saat terjadi ekinoks. Daerahnya
meliputi pulau Sumatra bagian tengah dan
Utara serta pulau Kalimantan bagian
Utara.
• Curah Hujan Pola Lokal
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan
unimodial (satu puncak hujan), tetapi
bentuknya berlawanan dengan tipe hujan
monsun. Pola hujan ini dipengaruhi oleh
sifat lokal seperti kondisi geografi dan
topografi setempat
Faktor Hujan Lokal
Pola curah hujan lokal dan terjadinya
fenomena hujan lokal, dipengaruhi oleh
keadaan dan kondisi lokal setempat,
dimana faktor-faktor pembentukannya
secara umum dapat dibedakan dalam dua
jenis, yaitu:
• Naiknya udara lembab secara paksa
dari aliran udara yang menuju ke
dataran tinggi atau pegunungan
• Pemanasan lokal yang tidak seimbang
Seperti yang telah dijelaskan di atas pada
klasifikasi pola curah hujan, pola curah
hujan lokal memiliki ciri yang berkebalikan
dengan pola hujan monsunal, yaitu saat
wilayah pola hujan monsunal mengalami
musim hujan, maka wilayah dengan pola
hujan lokal mengalami musim kemarau.
Jenis dan Proses Terbentuknya
Hujan Lokal
Sama seperti hujan biasa, hujan lokal juga
terbentuk oleh suatu rangkaian proses.
Berdasarkan proses terbentuknya, hujan
lokal dibagi menjadi tiga jenis proses
pembentukan, yaitu Conventional
Precipitation, Orographic Precipitation dan
Artificial Rain.
✓ Hujan Konveksi
(Convectional Precipitation)
Hujan konveksi juga disebut hujan
zenithal. Hujan jenis ini terjadi akibat dari
pemanasan radiasi matahari di siang hari
yang menyebabkan udara di permukaan
bumi akan dipaksa naik ke atas secara
cepat dan terus-menerus. Pada kondisi
atmosfer yang lembab, udara panas yang
baru saja naik akan mengalami
penurunan suhu. Hingga pada akhirnya
mengalami proses kondensasi sehingga
membentuk butir-butir awan. Jika udara
yang berkondensasi terlampau banyak
ditambah dengan faktor kondisi atmosfer
yang kurang stabil, maka akan terbentuk
awan jenis cumulonimbus yang dapat
menyebabkan hujan yang sangat lebat
dengan waktu berlangsung relatif singkat.
Hujan konveksi biasanya terjadi di wilayah
iklim tropis dan turun ke daerah yang
sama sekitar dua kali setahun. Hujan jenis
ini juga sering terjadi di wilayah perkotaan,
terutama kota-kota besar seperti Jakarta
dan Medan.
✓ Hujan Orografik
(Orographic Precipititation)
Sedangkan proses kedua disebut hujan
orografik. Hujan ini biasanya terjadi di
wilayah dataran tinggi. Proses hujan jenis
ini terjadi akibat udara bergerak melewati
pegunungan atau bukit yang tinggi,
sehingga udara akan di paksa naik
mengikuti kondisi gunung atau bukit.
Udara yang naik mengalami penurunan
suhu di ketinggian tertentu, sehingga
mengalami proses kondensasi dan
terbentuk titik-titik air. Selanjutnya, titik-titik
air tersebut akan bertambah dan semakin.
banyak dan membentuk awan hujan di
lereng atas angin yang disebut windward.
Sedangkan awan hujan di bagian lereng
bawah angin yang disebut leeward.
Awan tersebut kemudian tidak bisa
menahan beratnya air dan turunlah
hujan.Karena pengaruh lokasi, awan akan
segera bergerak secara horizontal dan
angin akan terus bertiup ke arah puncak
tertinggi pegunungan sehingga hujan
hanya akan turun di daerah lereng.
Berdasarkan pengamatan proses
terjadinya hujan, kita dapat menyimpulkan
hujan orografis cenderung terjadi di
puncak atau lereng gunung. Sedangkan
daerah yang lebih rendah di sekitarnya
tidak mengalami hujan orografik, apabila
mengalami hujan pun cenderung sangat
sedikit. Hujan orografik merupakan salah
satu alasan mengapa puncak gunung,
bukit atau wilayah dataran tinggi lebih
sering turun hujan.
✓ Hujan Buatan
(Artificial Rain)
Jenis hujan lokal yang terakhir adalah
artificial rain atau biasa kita sebut hujan
buatan. Sesuai namanya, hujan ini tidak
terjadi karena proses alami, melainkan
direncanakan oleh manusia untuk
keperluan tertentu di wilayah tertentu.
Biasanya hujan buatan dilakukan untuk
mengisi waduk dan danau, keperluan air
bersih, irigasi, mempermudah kerja PLTA
dan untuk membantu daerah yang
mengalami kekeringan.
Seperti halnya hujan alami, hujan buatan
juga memiliki proses pembentukan.
Setelah perhitungan faktor-faktor
keberhasilan hujan buatan dengan
bantuan pesawat, pilot menebarkan
serbuk Natrium Klorida (NaCl) di awan
potensial, yaitu awan Cumulus. Biasanya
awan Cumulus berbentuk bunga kol.
Serbuk ini bersifat higroskopis seperti
garam dapur, urea atau Kalsium Diklorida
(CaCl2). Higroskopis adalah kemampuan
suatu zat untuk menyerap air di sekitarnya
baik dengan cara absorbsi. Sehingga
tinggal masalah waktu, menunggu efek
higroskopis selesai. Rekayasa hujan
buatan umumnya dilakukan untuk
mengatasi bencana-bencana ekstrem,
seperti kebakaran hutan, kekeringan serta
menekan tingkat polusi udara suatu
wilayah.
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI KELAS I KUALANAMU – DELI SERDANG
2020