bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Siklus I Pertemuan 1
Dalam rangka memperbaiki masalah pembelajaran di kelas IV, SD Negeri
2 Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, tentang struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya,
maka peneliti menyusun rencana penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus I pertemuan 1
disusun meliputi 4 langkah, yitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
4.1.1.1 Rencana
Dalam siklus I pertemuan 1 peneliti menggunakan metode
pembelajaran ceramah, dengan menggunakan media pembelajaran
berupa gambar kerangka manusia, dengan harapan hasil tes formatif di
kelas VI (enam) SD Negeri 2 Mojorebo, pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, tentang struktur kerangka tubuh manusia dengan
fungsinya dapat lebih meningkat.
4.1.1.2 Pelaksanaan
Setelah peneliti merencanakan, maka pada tahap berikutnya
adalah Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus I pertemuan 1, yang dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 20
September 2011, dimulai pada pukul 07.30 – 08.40 WIB. Pada akhir
pembelajaran siklus 1 (satu) pertemuan 1, maka diadakan tesformatif.
Setelah diadakan tes formatif maka hasil pelaksanaan tes formatif itu
dapat dilihat pada daftar di bawah ini :
22
Tabel 1.
Daftar Nilai tes Siklus I pertemuan 1
Siklus 1
Pertemuan 1 Pertemuan 2 No Nama N T/BT
1 Endang Tri Lestari 50 BT
2 Topik Dedianto 50 BT
3 Zaenal Arifin 40 BT
4 Ahmad Khafid 50 BT
5 Anis Maulida 50 BT
6 Ayu Listyowati 50 BT
7 B. Widianto 50 BT
8 Dedi Setiawan 60 BT
9 Dendi Apri Setiawan 80 T
10 Desiana 70 T
11 Devana Kurniawan 70 T
12 Devi Sriyati 60 BT
13 Dodi Susanto 40 BT
14 Dwi Susilo 40 BT
15 Eka Widiya 40 BT
16 Elviana 40 BT
17 Ely Aminah 40 BT
18 Francisca 50 BT
19 Gatot Widada 50 BT
20 Indra Kis wara 60 BT
21 Krisna Aedian 50 BT
22 Liya Yutanti 50 BT
23 Mia Sindiyana 70 T
24 Moh. Yuda Lesmana 50 BT
25 Nonia Islamaya 80 T
26 Sri Ponco Setyono 60 BT
27 Rafif Alwi 60 BT
28 Religi Yoga P. 50 BT
29 Soni Yoga Pratama 40 BT
30 Widyawati 40 BT
31 Ananda Agis 50 BT
32 Dedi Sutrisno 60 BT
33 Ika Indriana 70 T
34 Eka Manda R 50 BT
JUMLAH 1820
Rata-rata 52,9
Keterangan : N : nilai, T : Tuntas , BT : Belum Tuntas KKM : 70
23
Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.
Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I pertemuan 1
No Nilai Frekwensi Jumlah tuntas Tidak tuntas
Ket
1 40 8 320 - 8
2 50 14 700 - 14
3 60 6 360 - 6
4 70 4 280 4 - 4
5 80 2 160 2 - 2
JUMLAH 34 1820 6 28 6
Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut.
Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa
Rata-rata = 1820 : 34
= 53,6
Dari table analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini:
Tabel 3.
Distribusi frekwensi nilai tes formatif Setelah perbaikan Siklus I
No
Nilai
Jumlah
1 40 8
2 50 14
3 60 6
4 70 4
5 80 2
34
24
Dari diagram di atas, maka hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 pertemuan 1 yang telah dilaksanakan, maka hasilnya dapat
disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini:
Gambar 2.
Diagram hasil tes formatif setelah perbaikan pada siklus 1 pertemuan 1
8
14
6
4
2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
40 50 60 70 80
Nilai
Dari tabel diagram dan grafik di atas dapat diperoleh informasi
bahwa 8 siswa mendapat nilai 40, 14 siswa mendapat nilai 50, 6 siswa
mendapat nilai 60, 4 siswa yang mendapat nilai 70, dan 2 siswa
mendapat nilai 80.
Jumlah sisw
a
25
4.1.1.3 Pengamatan
Pada saat peneliti melaksanakan proses pembelajaran diamati
oleh teman sejawat. Adapun hasil pengamatan terhadap perilaku guru
dan siswa selama perbaikan pembelajaran dalam siklus 1 pertemuan 1.
1). Aspek guru :
a) Persiapan guru dalam pembelajaran.
b) Pemberian motivasi guru.
c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.
d) Upaya guru melibatkan siswa pada proses pembelajaran
e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.
f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru.
2). Aspek siswa :
a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b) Peran siswa pada proses pembelajaran.
c) Ketertarikan siswa pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa.
4.1.1.4 Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan, maka peneliti
berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan
pembelajaran dalam siklus I pertemuan 1. Adapun kekurangan dan hal-hal
yang sudah dapat dicapai selama siklus I pertemuan 1 adalah sebagai
berikut:
1. Keberhasilan:
a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik.
b) Guru memberikan motivasi dengan baik.
c) Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
d) Metode yang digunakan guru kurang tepat.
e) Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
26
f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik.
2. Kekurangan :
a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
b) Peran siswa kurang pada proses pembelajaran.
c) Siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa rendah.
Selanjutnya berdasar kekurangan dari pelaksanaan perbaikan
siklus I pertemuan 1, maka peneliti merancang perbaikan pada siklus I
pertemuan 2 dengan harapan proses pembelajaran lebih berhasil.
4.1.2 Siklus I Pertemuan 2
Pada siklus I pertemuan 2 ini peneliti menyusun rencana penelitian
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi 4 langkah, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
4.1.2.1 Rencana
Dalam siklus I pertemuan 2 peneliti menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi, dengan menggunakan media pembelajaran
berupa gambar kerangka manusia, dengan harapan hasil tes formatif di
kelas VI (enam) SD Negeri 2 Mojorebo, pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, tentang struktur kerangka tubuh manusia dengan
fungsinya dapat lebih meningkat.
4.1.2.2 Pelaksanaan
Setelah peneliti merencanakan, maka pada tahap berikutnya
adalah Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus I pertemuan 2, yang dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 27
September 2011, dimulai pada pukul 07.30 – 08.40 WIB. Pada akhir
pembelajaran siklus 1 (satu) pertemuan 2, maka diadakan tesformatif.
27
Adapun hasil tes formatif itu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4 Daftar Nilai tes Siklus I pertemuan 2
Siklus 1
Pertemuan 1 Pertemuan 2 No Nama N T/BT N T/BT
1 Endang Tri Lestari 50 BT 60 BT
2 Topik Dedianto 50 BT 60 BT
3 Zaenal Arifin 40 BT 50 BT
4 Ahmad Khafid 50 BT 60 BT
5 Anis Maulida 50 BT 60 BT
6 Ayu Listyowati 50 BT 50 BT
7 B. Widianto 50 BT 60 BT
8 Dedi Setiawan 60 BT 60 BT
9 Dendi Apri Setiawan 80 T 80 T
10 Desiana 70 T 70 T
11 Devana Kurniawan 70 T 80 T
12 Devi Sriyati 60 BT 60 BT
13 Dodi Susanto 40 BT 50 BT
14 Dwi Susilo 40 BT 50 BT
15 Eka Widiya 40 BT 50 BT
16 Elviana 40 BT 50 BT
17 Ely Aminah 40 BT 50 BT
18 Francisca 50 BT 50 BT
19 Gatot Widada 50 BT 60 BT
20 Indra Kis wara 60 BT 70 T
21 Krisna Aedian 50 BT 50 BT
22 Liya Yutanti 50 BT 60 BT
23 Mia Sindiyana 70 T 80 T
24 Moh. Yuda Lesmana 50 BT 60 BT
25 Nonia Islamaya 80 T 80 T
26 Sri Ponco Setyono 60 BT 60 BT
27 Rafif Alwi 60 BT 60 BT
28 Religi Yoga P. 50 BT 70 T
29 Soni Yoga Pratama 40 BT 40 BT
30 Widyawati 40 BT 40 BT
31 Ananda Agis 50 BT 60 BT
32 Dedi Sutrisno 60 BT 60 BT
33 Ika Indriana 70 T 80 T
34 Eka Manda R 50 BT 60 BT
JUMLAH 1820
Rata-rata 52,9
Keterangan : N : nilai, T : Tuntas , BT : Belum Tuntas KKM : 70
28
Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 5 berikut ini:
Tabel 5.
Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I pertemuan 1
No Nilai Frekwensi Jumlah tuntas Tidak tuntas
Ket
1 40 2 80 - 2
2 50 9 450 - 9
3 60 15 900 - 15
4 70 3 210 3 - 3
5 80 5 400 5 - 5
JUMLAH 34 2040 8 26 8
Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut.
Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa
Rata-rata = 2040 : 34
= 60,0
Dari table analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini:
Tabel 6.
Distribusi frekwensi nilai tes formatif Setelah perbaikan Siklus I
No
Nilai
Jumlah
1 40 2
2 50 9
3 60 15
4 70 3
5 80 5
34
29
Dari diagram di atas, maka hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 pertemuan 1 yang telah dilaksanakan, maka hasilnya dapat
disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini:
Gambar 3.
Diagram hasil tes formatif setelah perbaikan pada siklus 1 pertemuan 1
2
9
15
3
5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
40 50 60 70 80
Nilai
Dari tabel diagram dan grafik di atas dapat diperoleh informasi
bahwa 2 siswa mendapat nilai 40, 9 siswa mendapat nilai 50, 15 siswa
mendapat nilai 60, 3 siswa yang mendapat nilai 70, dan 5 siswa
mendapat nilai 80.
Jumlah sisw
a
30
4.1.2.3 Pengamatan
Selama peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, diamati oleh
teman sejawat. Adapun hal yang diamati baik perilaku guru maupun
perilaku siswa adalah sebagai berikut:
1). Aspek guru :
a) Persiapan guru dalam pembelajaran.
b) Pemberian motivasi guru.
c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.
d) Upaya guru melibatkan siswa pada prosese pembelajaran.
e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.
f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru.
2). Aspek siswa :
a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b) Peran siswa pada proses pembelajaran.
c) Ketertarikan siswa pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa.
4.1.2.4 Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan, maka peneliti
berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan
pembelajaran dalam siklus I pertemuan 2. Adapun kekurangan dan hal-hal
yang sudah dapat dicapai selama siklus I pertemuan 2 adalah sebagai
berikut:
1. Keberhasilan:
a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik.
b) Guru memberikan motivasi dengan baik..
c) Guru menggunakan metode yang lebih tepat.
d) Guru belum melibatkan siswa secara aktif pada proses
pembelajaran.
e) Guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik.
f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik..
31
2. Kekurangan :
a) Siswa lebih aktif pada proses pembelajaran.
b) Peran siswa pada proses pembelajaran masih rendah.
c) Siswa kurang tertarik pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa masih kurang.
Selanjutnya berdasar kekurangan dari pelaksanaan perbaikan
siklus I pertemuan 2 , maka peneliti merancang perbaikan pada siklus II
dengan harapan proses pembelajaran lebih berhasil.
4.1.3 Siklus 2 Pertemuan 1
Menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1
pertemuan ke 2, peneliti merasa masih perlu diadakan program perbaikan
pembelajaran siklus II, di mana pada perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan
1 disusun meliputi 4 langkah, yitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
4.1.3.1 Rencana
a. Dalam rangka mengidentifikasi permasalahan yang ada, peneliti meminta
bantuan teman sejawat dan berkonsultasi dengan pembimbing guna
membantu mencari jalan pemecahannya.
b. Merancang Rencana Perbaikan pembelajaran yang menitik beratkan pada
penerapan metode demonstrasi
c. Menyiapkan alat peraga berupa, berupa: kerangka manusia tiruan.
d. Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi teman sejawat
untuk mengamati proses pembelajaran.
e. Menyusun alat Evaluasi berupa lembar tes formatif.
4.1.3.2 Pelaksanaan
Setelah diadakan tes formatif di akhir pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II pertemuan 1, hasilnya adalah sebagai berikut:.
32
Tabel 7.
Daftar Nilai tes Siklus II pertemuan 1
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 No Nama N T/BT N T/BT
1 Endang Tri Lestari 70 T
2 Topik Dedianto 60 BT
3 Zaenal Arifin 70 T
4 Ahmad Khafid 80 T
5 Anis Maulida 70 T
6 Ayu Listyowati 70 T
7 B. Widianto 70 T
8 Dedi Setiawan 90 T
9 Dendi Apri Setiawan 90 T
10 Desiana 80 T
11 Devana Kurniawan 90 T
12 Devi Sriyati 80 T
13 Dodi Susanto 70 T
14 Dwi Susilo 70 T
15 Eka Widiya 70 T
16 Elviana 60 BT
17 Ely Aminah 70 T
18 Francisca 60 BT
19 Gatot Widada 70 T
20 Indra Kis wara 70 T
21 Krisna Aedian 80 T
22 Liya Yutanti 70 T
23 Mia Sindiyana 80 T
24 Moh. Yuda Lesmana 70 T
25 Nonia Islamaya 90 T
26 Sri Ponco Setyono 70 T
27 Rafif Alwi 70 T
28 Religi Yoga P. 60 BT
29 Soni Yoga Pratama 50 BT
30 Widyawati 60 BT
31 Ananda Agis 80 T
32 Dedi Sutrisno 70 T
33 Ika Indriana 90 T
34 Eka Manda R 70 T
JUMLAH 2470
Rata-rata 7,26
KKM :70,0
33
Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 8 berikut ini:
Tabel 8.
Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I pertemuan 1
No Nilai Frekwensi Jumlah tuntas Tidak tuntas
Ket
1 50 1 50 - 1
2 60 5 300 - 5
3 70 17 1190 - 17
4 80 6 480 3 - 6
5 90 5 450 5 - 5
JUMLAH 34 2470 8 23 11
Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut.
Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa
Rata-rata = 2470 : 34
= 72,6
Dari table analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini:
Tabel 9.
Distribusi frekwensi nilai tes formatif Setelah perbaikan Siklus I
No
Nilai
Jumlah
1 50 1
2 60 5
3 70 17
4 80 6
5 90 5
34
34
Dari diagram di atas, maka hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 pertemuan 1 yang telah dilaksanakan, maka hasilnya dapat
disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini:
Gambar 4.
Diagram hasil tes formatif setelah perbaikan pada siklus II pertemuan 1
1
5
17
6
5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
40 50 60 70 80
Nilai
Dari tabel diagram dan grafik di atas dapat diperoleh informasi
bahwa 1 siswa mendapat nilai 50, 5 siswa mendapat nilai 60, 17 siswa
mendapat nilai 70, 6 siswa yang mendapat nilai 80, dan 5 siswa
mendapat nilai 90.
4.1.3.2 Pengamatan
Selama peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, diamati oleh
teman sejawat. Adapun hal yang diamati baik perilaku guru maupun
perilaku siswa adalah sebagai berikut:
1). Aspek guru :
a) Persiapan guru dalam pembelajaran.
b) Pemberian motivasi guru.
Jumlah sisw
a
35
c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.
d) Upaya guru melibatkan siswa pada prosese pembelajaran.
e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.
f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru.
2). Aspek siswa :
a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b) Peran siswa pada proses pembelajaran.
c) Ketertarikan siswa pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa.
4.1.3.2 Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan, maka peneliti
berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan
pembelajaran dalam siklus II pertemuan 1 Adapun kekurangan dan hal-hal
yang sudah dapat dicapai selama siklus II pertemuan 1 adalah sebagai
berikut:
1. Keberhasilan:
a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik.
b) Guru memberikan motivasi dengan baik.
c) Guru menggunakan metode yang lebih tepat.
d) Guru melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran.
e) Guru telah menggunakan media pembelajaran yang menarik.
f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik.
2. Kekurangan :
a) Siswa lebih aktif pada proses pembelajaran.
b) Peran siswa pada proses pembelajaran meningkat.
c) Siswa tertarik pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa meningkat.
36
Selanjutnya berdasar kekurangan dari pelaksanaan perbaikan siklus II
pertemuan 1, maka peneliti merancang perbaikan pada siklus II pertemuan
2 dengan harapan proses pembelajaran lebih berhasil.
4.1.4 Siklus 2 Pertemuan 2
Berdasarkan hasil tes formatif dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II pertemuan ke 1, peneliti merasa masih perlu diadakan program perbaikan
pembelajaran siklus II pertemuan 2, di mana pada perbaikan pembelajaran siklus
II pertemuan 2 disusun meliputi 4 langkah, yitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
4.1.4.1 Rencana
a. Dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran, peneliti meminta
bantuan teman sejawat guna memperjelas permasalahan dan
merencanakan perbaikan pembelajaran di siklus II pertemuan 2.
b. Merancang Rencana Perbaikan pembelajaran yang menitik beratkan
pada penerapan metode demonstrasi.
c. Menyiapkan alat peraga berupa, berupa: kerangka manusia tiruan.
d. Menggunakan media manusia secara langsung untuk lebih memperjelas
obyek.
e. Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi teman sejawat
untuk mengamati proses pembelajaran.
f. Menyusun alat Evaluasi berupa lembar tes formatif.
4.1.4.2 Pelaksanaan
Pada akhir proses pembelajaran, untuk mengetahui keberhasilan
siswa maka peneliti mengadakan evaluasi. Setelah diadakan evaluasi di akhir
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan 2, hasilnya dapat
disajikan dalam tabel 10 berikut ini:
37
Tabel 10.
Tabel hasil tes formatif siklus II pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 No Nama N T/BT N T/BT
1 Endang Tri Lestari 70 T 80 T
2 Topik Dedianto 60 BT 90 T
3 Zaenal Arifin 70 T 80 T
4 Ahmad Khafid 80 T 90 T
5 Anis Maulida 70 T 90 T
6 Ayu Listyowati 70 T 80 T
7 B. Widianto 70 T 80 T
8 Dedi Setiawan 90 T 90 T
9 Dendi Apri Setiawan 90 T 90 T
10 Desiana 80 T 90 T
11 Devana Kurniawan 90 T 90 T
12 Devi Sriyati 80 T 90 T
13 Dodi Susanto 70 T 70 T
14 Dwi Susilo 70 T 80 T
15 Eka Widiya 70 T 70 T
16 Elviana 60 BT 80 T
17 Ely Aminah 70 T 80 T
18 Francisca 60 BT 80 T
19 Gatot Widada 70 T 70 T
20 Indra Kis wara 70 T 90 T
21 Krisna Aedian 80 T 90 T
22 Liya Yutanti 70 T 80 T
23 Mia Sindiyana 80 T 90 T
24 Moh. Yuda Lesmana 70 T 90 T
25 Nonia Islamaya 90 T 90 T
26 Sri Ponco Setyono 70 T 80 T
27 Rafif Alwi 70 T 70 T
28 Religi Yoga P. 60 BT 80 T
29 Soni Yoga Pratama 50 BT 50 T
30 Widyawati 60 BT 60 BT
31 Ananda Agis 80 T 80 T
32 Dedi Sutrisno 70 T 80 T
33 Ika Indriana 90 T 90 T
34 Eka Manda R 70 T 90 T
JUMLAH 2470 2820
KKM : 70
38
Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 11 berikut ini:
Tabel 11.
Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I pertemuan 1
No Nilai Frekwensi Jumlah tuntas Tidak tuntas
Ket
1 50 1 50 - 1
2 60 1 60 - 1
3 70 4 280 - 4
4 80 13 1040 3 - 13
5 90 15 1350 5 - 15
JUMLAH 34 2780 8 6 28
Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut.
Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa
Rata-rata = 2.780 : 34
= 81,8
Dari table analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini:
Tabel 12.
Distribusi frekwensi nilai tes formatif Setelah perbaikan Siklus I
No
Nilai
Jumlah
1 50 1
2 60 1
3 70 4
4 80 13
5 90 15
34
39
Dari diagram di atas, maka hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 pertemuan 1 yang telah dilaksanakan, maka hasilnya dapat
disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini:
Gambar 5.
Diagram hasil tes formatif setelah perbaikan pada siklus II pertemuan 1
1 1
4
13
15
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50 60 70 80 90
Nilai
Dari tabel diagram dan grafik di atas dapat diperoleh informasi
bahwa 1 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa mendapat nilai 60, 4 siswa
mendapat nilai 70, 13 siswa yang mendapat nilai 80, dan 15 siswa
mendapat nilai 90.
4.1.4.3 Pengamatan
Selama peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, diamati oleh
teman sejawat. Adapun hal yang diamati baik perilaku guru maupun
perilaku siswa adalah sebagai berikut:
1). Aspek guru :
a) Persiapan guru dalam pembelajaran.
b) Pemberian motivasi guru.
Jumlah sisw
a
40
c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.
d) Upaya guru melibatkan siswa pada prosese pembelajaran.
e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.
f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru.
2). Aspek siswa :
a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b) Antusiasme siswa pada proses pembelajaran.
c) Ketertarikan siswa pada proses pembelajaran.
d) Penguasaan materi oleh siswa.
4.1.4.4 Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan, maka peneliti
berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan
pembelajaran dalam siklus II pertemuan 2 Adapun kekurangan dan hal-hal
yang sudah dapat dicapai selama siklus II pertemuan 2 adalah sebagai
berikut:
1. Keberhasilan:
a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik.
b) Guru memberikan motivasi dengan baik.
c) Guru menggunakan metode yang tepat.
d) Guru melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran.
e) Guru telah menggunakan media pembelajaran yang menarik.
f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik..
2. Kekurangan :
a) Siswa berperan aktif pada proses pembelajaran.
b) Siswa antusias menerima pelajaran.
c) Siswa tertarik terhadap pelajaran yang disajikan guru.
d) Penguasaan materi oleh siswa baik sekali
Pada akhir pembelajaran siklus 2 pertemuan 2, peneliti melakukan refleksi
dengan berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan
41
pembelajaran dalam baik dari aspek guru maupun siswa. Selanjutnya berdasar hasil
dari pelaksanaan perbaikan siklus II pertemuan 2, maka peneliti menyimpulkan
bahwa proses perbaikan pembelajaran telah berhasil dan menghentikan proses
perbaikan pembelajaran pada siklus II .
Berdasarkan pengamatan dan analisis data nilai tes formatif dari setelah
pelaksanaan perbaikan siklus I dan setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II, dapat diketahui ada peningkatan nilai tes formatif yang cukup signifikan.
Kalau setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 nilai
rata-rata tes formatif adalah 53,7, maka setelah diadakan perbaikan pada siklus I
pertemuan 2 nilai rata-rata tes formatif menjadi 58,6.setelah dilanjutkan pada siklus
II pertemuan 1 nilai rata-rata meningkat menjadi 69,9 dan setelah diadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus II pertemuan 2, maka rata-rata meningkat
menjadi 81,0
Demikian pula mengenai tingkat Ketuntasan Klasikal dengan asumsi bahwa
siswa yang mendapat nilai diatas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
ditetapkan sekolah yakni 70, dapat dikatakan telah tuntas.
Kalau pada proses Pembelajaran Siklus I pertemuan 1 jumlah siswa yang
tuntas adalah 6 siswa atau 18%, maka setelah diadakan Perbaikan Pembelajaran
siklus I pertemuan 2 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 8 siswa atau 23%
dan setelah perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan 1, jumlah siswa yang tuntas
meningkat menjadi 28 siswa atau 82 %, dan setelah diadakan perbaikan
pembelajaran siklus II pertemuan 2 jumlah siswa yang tuntas menjadi 32 siswa atau
94 %.
Selanjutnya hasil perolehan nilai tes formatif sebelum perbaikan
pembalajaran dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I, serta setelah diadakan
perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya dapat dilihat pada tabel terlampir.
Sedangkan daftar tingkat ketuntasan klasikal baik pada perbaikan
pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2, maupun setelah pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 hasilnya dapat
dilihat pada tabel 6 berikut ini:
42
Tabel 6
.Daftar Tingkat Ketuntasan Klasikal Sebelum dan sesudah Perbaikan Pembelajaran Siklus
I dan Siklus II
SIKLUS I PERTEMUAN
1
SIKLUS I
PERTEMUAN 2
SIKLUS II
PERTEMUAN 1
SIKLUS II
PERTEMUAN 2 NO KETUNTASAN
JML
% JML % JML % JML %
1 Tuntas
6 18 8 23 28 82 32 94
2 Belum Tuntas
28 82 26 77 6 18 2 6
3 Jumlah
34 100 34 100 34 100 34 100
Berdasar dari data di atas, Tingkat Ketuntasan Klasikal sebelum Perbaikan
Pembelajaran dan sesudah Perbaikan pembelajaran siklus I maupun setelah diadakan
perbaikan pembelajaran Siklus II, dapat dibuat dalam diagram 6 berikut:
Gambar 6
Diagram tingkat ketuntasan klasikal pada pra siklus, setelah siklus I, dan setelah siklus II
18%23%
82%
94%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SIKLUS I PERT
1
SIKLUS I PERT
2
SIKLUS II
PERT 1
SIKLUS II
PERTE 2
Proses Pembelajaran
Tingkat Ketun
tasan Klasikal
43
Berdasar dari diagram di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai mulai
dari sebelum perbaikan, siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami kenaikan. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa proses perbaikan dapat dikatakan berhasil.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Siklus I pertemuan 1
Pada proses perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan 1, peneliti
menggunakan metode ceramah disertai menggunakan media berupa gambar
kerangka manusia sehingga siswa kurang tertarik. Setelah diadakan tes formatif
ternyata hasilnya sangat rendah yaitu rata-rata 53,7. Karena rendahnya nilai tes
formatif itu maka peneliti men gadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I
pertemuan 2 dengan harapan prestasi siswa-siswi SD Negeri 2 Mojorebo pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang hubungan antara struktur
kerangka tubuh manusia dengan fungsinya dapat meningkat.
4.2.2 Siklus I pertemuan 2
Pada proses perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan 2, peneliti
menyadari bahwa penggunaan metode ceramah serta penggunaan media yang
berupa gambar, mengakhibatkan siswa kurang tertarik pada proses pembelajaran.
Menurut Djago Tarigan (1995:412). Metode pembelajaran demonstrasi
adalah suatu tehnik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukkan, atau
menayangkan sesuatu. Manfaat dari penggunaan metode demonstrasi diharapkan
siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik
kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
Menurut Syaifudin Bahri Djamarah, (2000 : 176) kelebihan metode
demonstrasi adalah:perhatian
a. Siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar siswa memperoleh
persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya
b. Siswa memperoleh pengalaman praktek, sehingga pembelajaran jadi
menyenangkan.
44
c. Siswa lebih aktif dan mudah menyerap materi pelajaran.
d. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda
e. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
f. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.
g. Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti mencoba menggunakan
metode demonstrasi dan media berupa gambar rangka manusia diharapkan
siswa akan tertarik pada materi pembelajaran, sehingga nilai mereka akan
meningkat.
Pada akhir proses pembelajaran, maka diadakan tes formatif. Dari hasil
tes formatif siklus I pertemuan 2, disimpulkan hasilnya meningkat, yaitu dari
rata-rata 53,7 menjadi 58,6. Demikian pula tingkat ketuntasan klasikal
meningkat, yaitu dari 18 % menjadi 23%.
Namun demikian sebagian besar atau 77 % siswa memperoleh masih
di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu peneliti
melanjutkan pada siklus II pertemuan 1.
4.2.3 Siklus II pertemuan 1
Pada proses perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan 1 ini , peneliti
menyadari bahwa penggunaan metode demonstrasi mampu menarik perhatian
siswa, serta penggunaan media pembelajaran yang berupa benda konkret, dapat
meningkatkan prestasi siswa.
Oleh karena itu peneliti pada siklus II pertemuan 1 menggunakan metode
demonstrasi serta menggunakan alat peraga benda konkret berupa kerangka
manusia tiruan.
Pada akhir pembelajaran, maka diadakan tes formatif. Dari hasil tes
formatif dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa meningkat. Kalau pada
akhir tes formatif siklus I pertemuan 2, nilai rata-rata siswa meningkat dari 58,6.
45
menjadi 69,9. Demikian pula tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). dari 34
siswa, yang dinyatakan tuntas mencapai 28 siswa, atau 82%.
Di samping keberhasilan tersebut, peneliti masih merasa perlu melanjutkan
ke siklus II pertemuan ke 2, karena rata-rata nilai siswa masih rendah, yaitu 69,9.
Oleh karena itu peneliti melanjutkan program perbaikan pembelajaran pada siklus
II pertemuan 2.
4.2.4 Siklus II pertemuan 2
Pada pertemuan 2 siklus II ini, peneliti lebih mengintensifkan metode
pembelajaran demonstrasi, menggunakan media pembelajaran yang konkret
serta lebih meningkatkan peran siswa di dalam proses pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran berakhir, maka diadakan tes formatif. Dari
hasil tes formatif dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa meningkat. Kalau
pada akhir tes formatif siklus II pertemuan 1, nilai rata-rata siswa meningkat dari
69,9. menjadi 81,0. Demikian pula tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
dari 34 siswa, yang dinyatakan tuntas mencapai 32 siswa, atau 94 %.
Berdasar keberhasilan tersebut, peneliti memandang proses perbaikan
pembelajaran dinyatakan sudah selesai, berhenti pada siklus II pertemuan ke 2.
selanjutkan data tersebut peneliti gunakan guna penyusunan laporan.