bab iv hasil penelitian dan...

24
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan tahap refleksi. 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 a. Perencanaan Hasil evaluasi yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn. Dalam perencanaan siklus 1 guru: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. 2) menyiapkan papan kertas kelompok asal, kelompok ahli, papan nomor dada untuk siswa saat kegiatan pembagian kelompok ahli. 3) menyiapkan tugas kelompok. 4) menyiapkan tes akhir tiap siklus dengan materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. 5) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan. Pertemuan pertama dan kedua membahas materi mengenal lembaga- lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat yang telah dibagi-bagi materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, dan siklus ketiga untuk membahas materi yang telah diajarkan dan tes akhir siklus. Dalam pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 April 2013. Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan,

Upload: lamnhan

Post on 09-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

38

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus

dilakukan 3 kali pertemuan dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan tahap refleksi.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1

a. Perencanaan

Hasil evaluasi yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk mengambil

tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn.

Dalam perencanaan siklus 1 guru: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. 2) menyiapkan papan

kertas kelompok asal, kelompok ahli, papan nomor dada untuk siswa saat kegiatan

pembagian kelompok ahli. 3) menyiapkan tugas kelompok. 4) menyiapkan tes

akhir tiap siklus dengan materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan

pemerintahan tingkat pusat. 5) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar

mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang

dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kecamatan

Pabelan. Pertemuan pertama dan kedua membahas materi mengenal lembaga-

lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat yang telah dibagi-bagi

materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, dan siklus ketiga untuk membahas

materi yang telah diajarkan dan tes akhir siklus. Dalam pembelajaran yang

dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 April 2013.

Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang

akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan,

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

39

karena siswa kelas 4 belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe jigsaw II.

Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1)

kegiatan awal melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan susunan

pemerintahan tingkat pusat, MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK. 2)

memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran

berlangsung. 3) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu

mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat

“MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK”.

Kegiatan inti, kegiatan eksplorasi antara lain: 1) Peserta didik

dikelompokkan menjadi 5 kelompok sebagai kelompok asal, masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang. 2) Guru membagikan susunan lembaga-lembaga

negara dalam pemerintahan pusat kepada kelompok asal untuk mempelajari

materi yang telah diberikan guru. 3) Tiap peserta didik dalam tim mendapatkan

masalah/pertanyaan yang berbeda yang berkaitan dengan macam-macam

klasifikasi.

Kegiatan elaborasi antara lain: 1) Guru mengorganisasikan siswa kedalam

bentuk kelompok yang bersifat heterogen 5 kelompok (tiap kelompok 4 orang). 2)

Guru membagikan Susunan lembaga-lembaga negara dalam pemerintahan pusat

yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam kelompok “Ahli 1: membahas

susunan lembaga MPR dalam pemerintahan pusat, Ahli 2: membahas susunan

lembaga DPR dalam pemerintahan pusat, Ahli 3: membahas susunan lembaga

DPD dalam pemerintahan pusat, Ahli 4: membahas susunan lembaga presiden

dalam pemerintahan pusat, Ahli 5: membahas susunan lembaga BPK dalam

pemerintahan pusat”. 3) Siswa diskusi dengan kelompok ahli sesuai keahlian

masing-masing, dan setiap kelompok ahli telah diberikan guru 1 anak yang tuntas

KKM agar kelompok ahli tersebut dapat berjalan dengan lancar dengan membantu

siswa yang tertinggal. 4) Setelah diskusi dengan kelompok ahli selesai, siswa

kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan secara bergiliran materi yang

dikuasainya kepada teman-teman di kelompok asal. 5) Tiap-tiap tim ahli secara

bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

40

Kegiatan konfirmasi antara lain: 1) Guru membimbing peserta didik

mengambil kesimpulan. 2) Siswa bersama guru merumuskan simpulan tentang

lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan

penutup antara lain: 1) guru memberikan pin sebagai penghargaan kepada tiap

kelompok ahli yang dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. 2) guru dan

siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 April 2013. Pembelajaran

yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan

apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan susunan pemerintahan tingkat pusat,

MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK yang telah dipelajari pertemuan 1. 2)

memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw berlangsung. 3) menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dipelajari yaitu mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan

pemerintahan tingkat pusat “MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK”.

Kegiatan inti, kegiatan eksplorasi antara lain: 1) Peserta didik

dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4

orang. 2) Guru membagikan susunan lembaga-lembaga negara dalam susunan

pemerintahan tingkat pusat yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam

kelompok. 3) Tiap peserta didik dalam tim mendapatkan masalah/pertanyaan yang

berbeda yang berkaitan dengan macam-macam klasifikasi.

Kegiatan elaborasi antara lain: 1) Guru mengorganisasikan siswa kedalam

bentuk kelompok yang bersifat heterogen 5 kelompok (tiap kelompok 4 orang). 2)

Guru membagikan susunan lembaga-lembaga negara dalam pemerintahan pusat

yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam kelompok: “Ahli 1: membahas

susunan lembaga MA dalam pemerintahan pusat, Ahli 2: membahas susunan

lembaga MK dalam pemerintahan pusat, Ahli 3: membahas susunan lembaga KY

dalam pemerintahan pusat, Ahli 4: membahas susunan lembaga wakil presiden

dalam pemerintahan pusat, Ahli 5: membahas susunan lembaga para menteri

dalam pemerintahan pusat”. 3) Siswa diskusi dengan kelompok ahli sesuai

keahlian masing-masing. 4) Setelah diskusi dengan kelompok ahli selesai, siswa

kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan secara bergiliran materi yang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

41

dikuasainya kepada teman-teman di kelompok asal. 5) Tiap-tiap tim ahli secara

bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya.

Kegiatan konfirmasi antara lain: 1) Guru membimbing peserta didik

mengambil kesimpulan. 2) Siswa bersama guru merumuskan simpulan tentang

lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan

penutup antara lain: 1) guru memberikan pin sebagai penghargaan kepada tiap

kelompok ahli yang dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. 2) guru dan

siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 10 April 2013. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang kembali materi “susunan

pemerintahan pusat” dan penilaian hasil akhir siklus, kegiatan pertemuan ketiga

ini antara lain: 1) mendiskusikan bersama tentang materi yang telah diajarkan dan

berfungsi menggali kembali yang telah diajarkan. 2) memberikan evaluasi siklus 1

sebagai penilaian hasil.

c. Observasi

Pada pertemuan pertama siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II diamati oleh observer.

Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa

dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada

kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II

dalam pembelajaran PKn. Hasil aktivitas guru dalam pelajaran PKn selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 13 dan gambar 3 di bawah ini:

Tabel 13Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan MateriTotalSkor

Nilaiaktivitas Kriteria

Siklus 1Pertemuan

1MengenalLembaga-

lembaga sistempemerintahantingkat pusat

60 58% CukupBaik

Siklus 1Pertemuan

274 71% Baik

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

42

Hasil aktivitas guru dalam pelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat pada

gambar 3:

Gambar 3Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Siklus 1

Pada pertemuan pertama siklus 1 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 60 dengan

persentase 58%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan

pertama pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum

dilakukan yaitu menyimpulkan bersama dengan siswa hasil pembelajaran yang

telah dipelajari, dan melakukan tindak lanjut.

Pada pertemuan kedua siklus pertama kegiatan guru dalam model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati observer mendapat skor 74

dengan persentase 71% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik.

Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama

berkurang. Aspek yang belum dilakukan yaitu menyimpulkan bersama siswa dan

guru, dan melakukan tindak lanjut. Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru

mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siklus

1 pertemuan pertama yaitu 58% dengan kategori cukup baik dan pertemuan kedua

71% dengan kategori baik.

Siklus 1Pertemuan 1

Siklus 1Pertemuan 2

58%

42

Hasil aktivitas guru dalam pelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat pada

gambar 3:

Gambar 3Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Siklus 1

Pada pertemuan pertama siklus 1 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 60 dengan

persentase 58%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan

pertama pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum

dilakukan yaitu menyimpulkan bersama dengan siswa hasil pembelajaran yang

telah dipelajari, dan melakukan tindak lanjut.

Pada pertemuan kedua siklus pertama kegiatan guru dalam model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati observer mendapat skor 74

dengan persentase 71% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik.

Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama

berkurang. Aspek yang belum dilakukan yaitu menyimpulkan bersama siswa dan

guru, dan melakukan tindak lanjut. Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru

mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siklus

1 pertemuan pertama yaitu 58% dengan kategori cukup baik dan pertemuan kedua

71% dengan kategori baik.

Siklus 1Pertemuan 2

71%

42

Hasil aktivitas guru dalam pelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat pada

gambar 3:

Gambar 3Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Siklus 1

Pada pertemuan pertama siklus 1 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 60 dengan

persentase 58%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan

pertama pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum

dilakukan yaitu menyimpulkan bersama dengan siswa hasil pembelajaran yang

telah dipelajari, dan melakukan tindak lanjut.

Pada pertemuan kedua siklus pertama kegiatan guru dalam model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati observer mendapat skor 74

dengan persentase 71% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik.

Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama

berkurang. Aspek yang belum dilakukan yaitu menyimpulkan bersama siswa dan

guru, dan melakukan tindak lanjut. Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru

mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siklus

1 pertemuan pertama yaitu 58% dengan kategori cukup baik dan pertemuan kedua

71% dengan kategori baik.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

43

Hasil aktivitas siswa dalam pelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 14 di bawah ini:

Tabel 14Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pertemuan MateriTotalSkor

Nilaiaktivitas Kriteria

Siklus 1Pertemuan

1MengenalLembaga-

lembaga sistempemerintahantingkat pusat

54 56% CukupBaik

Siklus 1Pertemuan

266 78% Baik

Pada pertemuan pertama dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 54 dengan persentase

56%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan pertama pada

siklus 1 dilaksanakan cukup baik. Selama pembelajaran masih ditemui siswa

ramai dan sebagian siswa bingung karena kurang mengerti tentang pembelajaran

yang dilakukan, siswa takut bertanya dengan guru, hanya siswa tertentu yang aktif

dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada pertemuan kedua siklus pertama kegiatan siswa dalam pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati oleh observer mendapat skor 66 dengan

persentase 78% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan siswa baik. Pada

pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama

berkurang. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi sebagian besar

siswa sudah mengerti alur pembelajaran yang dilakukan.

d. Refleksi

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses

pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi diadakan dengan melibatkan

teman sejawat. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran

dari teman sejawat selaku observer, agar pada siklus 2 hasil evaluasi pembelajaran

mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

44

1) Pertemuan pertama, menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

II cukup baik. Karena saat pembentukan kelompok asal dan menjadi

kelompok ahli ini memerlukan waktu yang cukup lama karena siswa masih

kebingungan dalam mengikuti instruksi guru. Ini merupakan kelemahan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, yang harus membutuhkan lebih

dari 1 guru untuk membantu dalam pembentukan kelompok. Seharusnya

peneliti ikut membantu siswa saat pembentukan kelompok asal menjadi

kelompok ahli, ini akan mempercepat waktu seefisien mungkin. Selain itu

guru harus menegur siswa yang ramai saat kegiatan kelompok berlangsung

agar tidak mengganggu siswa lainnya. Menyimpulkan bersama antara guru

dan siswa, kegiatan tindak lanjut, masih banyak kegiatan yang direncanakan

belum dilakukan dan masih terlewatkan. Sehingga pada pertemuan kedua

siklus 1 peneliti harus berusaha melakukan semua kegiatan.

2) Pada pertemuan kedua, hampir semua kegiatan yang direncanakan dilakukan

akan tetapi belum maksimal, sehingga pada pertemuan siklus 2 guru harus

seoptimal mungkin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 2

a. Perencanaan

Hasil refleksi pada siklus 1 dengan sejawat/observer menjadi salah satu

pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Tindakan

awal perencanaan siklus 2, yaitu: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. 2) menyiapkan papan

kertas kelompok asal, kelompok ahli, papan nomor dada untuk siswa saat kegiatan

pembagian kelompok ahli. 3) menyiapkan tugas kelompok. 4) menyiapkan tes

akhir tiap siklus dengan materi menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat

pusat. 5) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa

dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II.

6) mempersiapkan lembar wawancara untuk guru dan siswa tentang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

45

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang

dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kecamatan

Pabelan. Pertemuan pertama dan kedua membahas materi “menyebutkan

organisasi pemerintahan tingkat pusat” yang telah dibagi-bagi untuk setiap

pertemuan pertama dan kedua, dan pertemuan ketiga untuk membahas materi

yang telah diajarkan dan tes akhir siklus. Dalam pembelajaran yang dilakukan

dinilai oleh observer atau teman sejawat.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 April 2013.

Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang

akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan,

karena siswa kelas 4 belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe jigsaw II.

Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1)

kegiatan awal melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan susunan

pemerintahan tingkat pusat “presiden, wakil presiden, dan para menteri”. 2)

memberikan motivasi belajar pada siswa agar lebih bersemangat dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa ada rasa jenuh. 3) menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dipelajari “lembaga eksekutif, tugas membantu

presiden, wewenang dan tugas presiden sebagai kepala negara, wewenang dan

tugas presiden selaku kepala pemerintahan.

Kegiatan inti, kegiatan eksplorasi antara lain: 1) Peserta didik

dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4

orang. 2) Guru membagikan susunan lembaga-lembaga eksekutif (Presiden)

memahami lembaga eksekutif, menyebutkan pembantu para presiden, wakil

presiden dan menteri yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam kelompok. 5)

Tiap peserta didik dalam tim mendapatkan masalah/pertanyaan yang berbeda yang

berkaitan dengan macam-macam klasifikasi.

Kegiatan elaborasi antara lain: 1) Guru membagi siswa ke dalam

kelompok ahli susunan lembaga-lembaga eksekutif (Presiden) memahami

lembaga eksekutif, menyebutkan pembantu para presiden, wakil presiden dan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

46

menteri yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam kelompok, yaitu: Ahli 1

:Membahas susunan lembaga eksekutif, Ahli 2: Membahas susunan lembaga

pembantu presiden, wakil presiden dan para menteri, Ahli 3: Membahas susunan

lembaga tugas dan wewenang presiden selaku kepala negara, Ahli 4: Membahas

susunan lembaga tugas dan wewenang presiden selaku kepala pemerintahan. 2)

Siswa diskusi dengan kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing. 3) Setelah

diskusi dengan kelompok ahli selesai, siswa kembali ke kelompok asal untuk

menjelaskan secara bergiliran materi yang dikuasainya kepada teman-teman di

kelompok asal. 4) Siswa diskusi dengan kelompok ahli sesuai keahlian masing-

masing. 5) Tiap-tiap tim ahli secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya.

Kegiatan konfirmasi antara lain: 1) Guru membimbing peserta didik

mengambil kesimpulan. 2) Siswa bersama guru merumuskan simpulan tentang

menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan penutup antara

lain: 1) guru memberikan pin sebagai penghargaan kepada tiap kelompok ahli

yang dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. 2) guru dan siswa

menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013. Pembelajaran

yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan

apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan susunan pemerintahan tingkat pusat

“presiden, wakil presiden, dan para menteri”. 2) memberikan motivasi belajar

bahwa belajar dengan bersama-sama akan terasa lebih menyenangkan, siswa agar

lebih bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa ada rasa

jenuh. 3) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari “lembaga

eksekutif, tugas membantu presiden, wewenang dan tugas presiden sebagai kepala

negara, wewenang dan tugas presiden selaku kepala pemerintahan.

Kegiatan inti, kegiatan eksplorasi antara lain: 1) Peserta didik

dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4

orang. 2) Guru membagikan susunan lembaga-lembaga eksekutif (Presiden)

memahami lembaga eksekutif, menyebutkan pembantu para presiden, wakil

presiden dan menteri yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam kelompok. 5)

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

47

Tiap peserta didik dalam tim mendapatkan masalah/pertanyaan yang berbeda yang

berkaitan dengan macam-macam klasifikasi.

Kegiatan elaborasi antara lain: 1) Guru membagi siswa ke dalam

kelompok ahli susunan lembaga-lembaga eksekutif (Presiden) memahami

lembaga eksekutif, menyebutkan pembantu para presiden, wakil presiden dan

menteri yang akan dijadikan bahan diskusi ke dalam kelompok, yaitu: Ahli 1

:Membahas fungsi lembaga kementerian negara, Ahli 2: Membahas fungsi

lembaga pejabat setinggi menteri, Ahli 3: Membahas fungsi lembaga

pemerintahan non departemen, Ahli 4: Membahas fungsi lembaga presiden dan

wakil presiden dalam pemerintahan. 2) Siswa diskusi dengan kelompok ahli

sesuai keahlian masing-masing. 3) Setelah diskusi dengan kelompok ahli selesai,

siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan secara bergiliran materi yang

dikuasainya kepada teman-teman di kelompok asal. 4) Siswa diskusi dengan

kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing. 5) Tiap-tiap tim ahli secara

bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya.

Kegiatan konfirmasi antara lain: 1) Guru membimbing peserta didik

mengambil kesimpulan. 2) Siswa bersama guru merumuskan simpulan tentang

menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan penutup antara

lain: 1) guru memberikan pin sebagai penghargaan kepada tiap kelompok ahli

yang dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. 2) guru dan siswa

menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 17 April 2013. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru mengulang kembali materi “organisasi

pemerintahan tingkat pusat” dan penilaian hasil akhir siklus, kegiatan pertemuan

ketiga ini antara lain: 1) mendiskusikan bersama tentang materi yang telah

diajarkan dan berfungsi menggali kembali yang telah diajarkan. 2) memberikan

evaluasi siklus 2 sebagai penilaian hasil.

c. Observasi

Pada pertemuan pertama siklus 2 kegiatan guru dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II diamati oleh observer.

Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

48

dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada

kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II

dalam pembelajaran PKn. Hasil aktivitas guru dalam pembelajaran PKn

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15 dan gambar 4 di bawah ini:

Tabel 15Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan MateriTotalSkor

Nilaiaktivitas Kriteria

Siklus 2Pertemuan 1 Menyebutkan

organisasipemerintahantingkat pusat

87 83% Baik

Siklus 2Pertemuan 2 99 95% Baik

Sekali

Hasil aktivitas guru dalam pembelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat

pada gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Siklus 2

Pada pertemuan pertama siklus 2 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 87 dengan

persentase 83%.

Siklus 2Pertemuan 1

Siklus 2Pertemuan 2

83%

48

dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada

kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II

dalam pembelajaran PKn. Hasil aktivitas guru dalam pembelajaran PKn

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15 dan gambar 4 di bawah ini:

Tabel 15Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan MateriTotalSkor

Nilaiaktivitas Kriteria

Siklus 2Pertemuan 1 Menyebutkan

organisasipemerintahantingkat pusat

87 83% Baik

Siklus 2Pertemuan 2 99 95% Baik

Sekali

Hasil aktivitas guru dalam pembelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat

pada gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Siklus 2

Pada pertemuan pertama siklus 2 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 87 dengan

persentase 83%.

Siklus 2Pertemuan 2

95%

48

dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada

kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II

dalam pembelajaran PKn. Hasil aktivitas guru dalam pembelajaran PKn

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15 dan gambar 4 di bawah ini:

Tabel 15Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan MateriTotalSkor

Nilaiaktivitas Kriteria

Siklus 2Pertemuan 1 Menyebutkan

organisasipemerintahantingkat pusat

87 83% Baik

Siklus 2Pertemuan 2 99 95% Baik

Sekali

Hasil aktivitas guru dalam pembelajaran PKn selengkapnya dapat dilihat

pada gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Siklus 2

Pada pertemuan pertama siklus 2 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 87 dengan

persentase 83%.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

49

Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati observer mendapat skor 99 dengan

persentase 95%, semua kegiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan

kriteria baik. Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siklus 2

pertemuan pertama yaitu 83% dengan kategori baik dan pertemuan kedua 95%

dengan kategori baik sekali. Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw II pada mata pelajaran PKn siswa

kelas 4 SDN 01 Sukoharjo Kec.Pabelan Kab.Semarang dari setiap pertemuan

mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai persentase kegiatan guru

mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan,

maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil.

Hasil aktivitas siswa belajar PKn selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16

bawah ini:

Tabel 16Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pertemuan MateriTotalSkor

Nilaiaktivitas Kriteria

Siklus 2Pertemuan

1Menyebutkan

organisasi-organisasi

pemerintahantingkat pusat

78 84% Baik

Siklus 2Pertemuan

288 95% Baik

Sekali

Pada pertemuan pertama siklus 2 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 78 dengan

persentase 84%. Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan siswa dalam

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati oleh observer mendapat

skor 88 dengan persentase 95% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan

siswa baik. Semua siswa sudah mengerti alur pembelajaran yang dilakukan dan

telah tau apa yang dia lakukan.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

50

d. Refleksi

Pada akhir kegiatan siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang

telah dilakukan. Refleksi diadakan dengan melibatkan teman sejawat. Kegiatan

refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku

observer. Hasil refleksi tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw II pada siklus 2 pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan

berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar

hasilnya lebih baik lagi. Dalam proses pengamatan guru membantu saat

pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli agar waktunya dapat efisien.

Pada pertemuan kedua siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II sehingga

pembelajaran yang dilakukan kelihatan aktif dan siswa tidak ramai sendiri. Siswa

yang sebelumnya tidak berani bertanya menjadi berani bertanya terhadap

kesulitan yang ditemui.

Pada pertemuan kedua siklus 2 yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan

berhasil, yang dapat ditunjukkan dari meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa

yaitu 20 siswa atau 95% siswa tuntas.

4.2 Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi hasil

pembelajaran dan kegiatan pembelajaran baik dari siklus 1 dan siklus 2 sebagai

berikut:

4.2.1 Deskripsi data

Berdasarkan tindakan pada siklus 1 dan 2, hasil penelitian menunjukkan

sebagai berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

51

4.2.1.1 Data Siklus 1

Distribusi frekwensi hasil belajar PKn siklus 1 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 17 di bawah ini:

Tabel 17Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1

Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

No Interval Frekwensi Persentase

1 <59 7 32%2 60-70 2 10%3 71-80 11 53%4 81-100 1 5%

21 100%

Tabel 17 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN

Sukoharjo 01 Kec.Pabelan Kab.Semarang setelah diadakan tindakan 14 siswa

yang mendapatkan nilai diatas 60 dengan persentase 68% dan 7 siswa

mendapatakan nilai dibawah 60 dengan persentase 32%. Hasil ketuntasan belajar

siswa pada siklus 1 apabila disajikan dalam bentuk gambar 5 seperti di bawah ini:

Gambar 5Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Sukoharjo Kec. Pabelan Kab. Semarang

<59

32%

51

4.2.1.1 Data Siklus 1

Distribusi frekwensi hasil belajar PKn siklus 1 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 17 di bawah ini:

Tabel 17Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1

Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

No Interval Frekwensi Persentase

1 <59 7 32%2 60-70 2 10%3 71-80 11 53%4 81-100 1 5%

21 100%

Tabel 17 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN

Sukoharjo 01 Kec.Pabelan Kab.Semarang setelah diadakan tindakan 14 siswa

yang mendapatkan nilai diatas 60 dengan persentase 68% dan 7 siswa

mendapatakan nilai dibawah 60 dengan persentase 32%. Hasil ketuntasan belajar

siswa pada siklus 1 apabila disajikan dalam bentuk gambar 5 seperti di bawah ini:

Gambar 5Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Sukoharjo Kec. Pabelan Kab. Semarang

<59 60-70 71-80 81-100

32%

10%

53%

5%

51

4.2.1.1 Data Siklus 1

Distribusi frekwensi hasil belajar PKn siklus 1 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 17 di bawah ini:

Tabel 17Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1

Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

No Interval Frekwensi Persentase

1 <59 7 32%2 60-70 2 10%3 71-80 11 53%4 81-100 1 5%

21 100%

Tabel 17 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN

Sukoharjo 01 Kec.Pabelan Kab.Semarang setelah diadakan tindakan 14 siswa

yang mendapatkan nilai diatas 60 dengan persentase 68% dan 7 siswa

mendapatakan nilai dibawah 60 dengan persentase 32%. Hasil ketuntasan belajar

siswa pada siklus 1 apabila disajikan dalam bentuk gambar 5 seperti di bawah ini:

Gambar 5Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Sukoharjo Kec. Pabelan Kab. Semarang

81-100

5%

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

52

4.2.1.2 Data Siklus 2

Distribusi frekwensi hasil belajar PKn siklus 2 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 18 di bawah ini:

Tabel 18Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2

Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

No Interval Frekwensi Persentase

1 <59 1 5%2 60-70 5 23%3 71-80 3 15%4 81-100 12 57%

21 100%

Tabel 18 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 4 SDN

Sukoharjo 01 Kec.Pabelan Kab.Semarang setelah diadakan tindakan 20 siswa

yang mendapatkan nilai diatas 60 dengan persentase 95% dan 1 siswa dengan

nilai dibawah 60 dengan persentase 5%. Hasil ketuntasan belajar siswa pada

siklus 2 apabila disajikan dalam bentuk gambar 6 seperti di bawah ini:

Gambar 6Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

<59

5%

52

4.2.1.2 Data Siklus 2

Distribusi frekwensi hasil belajar PKn siklus 2 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 18 di bawah ini:

Tabel 18Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2

Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

No Interval Frekwensi Persentase

1 <59 1 5%2 60-70 5 23%3 71-80 3 15%4 81-100 12 57%

21 100%

Tabel 18 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 4 SDN

Sukoharjo 01 Kec.Pabelan Kab.Semarang setelah diadakan tindakan 20 siswa

yang mendapatkan nilai diatas 60 dengan persentase 95% dan 1 siswa dengan

nilai dibawah 60 dengan persentase 5%. Hasil ketuntasan belajar siswa pada

siklus 2 apabila disajikan dalam bentuk gambar 6 seperti di bawah ini:

Gambar 6Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

60-70 71-80 81-100

23%15%

57%

52

4.2.1.2 Data Siklus 2

Distribusi frekwensi hasil belajar PKn siklus 2 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 18 di bawah ini:

Tabel 18Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2

Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

No Interval Frekwensi Persentase

1 <59 1 5%2 60-70 5 23%3 71-80 3 15%4 81-100 12 57%

21 100%

Tabel 18 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 4 SDN

Sukoharjo 01 Kec.Pabelan Kab.Semarang setelah diadakan tindakan 20 siswa

yang mendapatkan nilai diatas 60 dengan persentase 95% dan 1 siswa dengan

nilai dibawah 60 dengan persentase 5%. Hasil ketuntasan belajar siswa pada

siklus 2 apabila disajikan dalam bentuk gambar 6 seperti di bawah ini:

Gambar 6Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 SukoharjoKec. Pabelan Kab. Semarang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

53

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan hasil belajar PKn siklus 1 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 19 di bawah ini:

Tabel 19Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab.Semarang

NO Ketuntasan Frekwensi Persentase1 Tuntas 14 67%2 Tidak Tuntas 7 33%

Jumlah 21 100%Nilai Maksimum 90Nilai Minimum 47Nilai rata-rata 68,5

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah

68,5. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 67%

atau 14 siswa dan yang tidak tuntas menjadi 33% atau 7 siswa. Nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum

yaitu 90, nilai terendah 47. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 7 di bawah ini:

Gambar 7Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4SDN 01 SukoharjoKec.Pabelan Kab.Semarang

Analisis ketuntasan hasil belajar PKn siklus 2 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 20 di bawah ini:

33%

67%

53

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan hasil belajar PKn siklus 1 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 19 di bawah ini:

Tabel 19Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab.Semarang

NO Ketuntasan Frekwensi Persentase1 Tuntas 14 67%2 Tidak Tuntas 7 33%

Jumlah 21 100%Nilai Maksimum 90Nilai Minimum 47Nilai rata-rata 68,5

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah

68,5. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 67%

atau 14 siswa dan yang tidak tuntas menjadi 33% atau 7 siswa. Nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum

yaitu 90, nilai terendah 47. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 7 di bawah ini:

Gambar 7Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4SDN 01 SukoharjoKec.Pabelan Kab.Semarang

Analisis ketuntasan hasil belajar PKn siklus 2 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 20 di bawah ini:

33% Tidak Tuntas

Tuntas

53

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan hasil belajar PKn siklus 1 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 19 di bawah ini:

Tabel 19Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab.Semarang

NO Ketuntasan Frekwensi Persentase1 Tuntas 14 67%2 Tidak Tuntas 7 33%

Jumlah 21 100%Nilai Maksimum 90Nilai Minimum 47Nilai rata-rata 68,5

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah

68,5. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 67%

atau 14 siswa dan yang tidak tuntas menjadi 33% atau 7 siswa. Nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum

yaitu 90, nilai terendah 47. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 7 di bawah ini:

Gambar 7Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4SDN 01 SukoharjoKec.Pabelan Kab.Semarang

Analisis ketuntasan hasil belajar PKn siklus 2 selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 20 di bawah ini:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

54

Tabel 20Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab.Semarang

NO Ketuntasan Frekwensi Persentase1 Tuntas 20 95%2 Tidak Tuntas 1 5%

Jumlah 21 100%Nilai Maksimum 100Nilai Minimum 59Nilai rata-rata 79,5

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah

79,5. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 95%

atau 20 siswa dan siswa yang tidak tuntas 5% atau 1 siswa. Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada siklus 2 sudah ada yang mencapai nilai maksimum yaitu

100, nilai terendah 59. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 8 di bawah ini:

Gambar 8Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4SDN Sukoharjo 01Kec.Pabelan Kab.Semarang

4.2.2.2 Analisis Komparatif

Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil

belajar siswa kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan pada mata pelajaran

PKn materi sistem pemerintahan tingkat pusat diperoleh data seperti tampak pada

Tabel 21 dan gambar 9 di bawah ini:

95%

54

Tabel 20Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab.Semarang

NO Ketuntasan Frekwensi Persentase1 Tuntas 20 95%2 Tidak Tuntas 1 5%

Jumlah 21 100%Nilai Maksimum 100Nilai Minimum 59Nilai rata-rata 79,5

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah

79,5. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 95%

atau 20 siswa dan siswa yang tidak tuntas 5% atau 1 siswa. Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada siklus 2 sudah ada yang mencapai nilai maksimum yaitu

100, nilai terendah 59. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 8 di bawah ini:

Gambar 8Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4SDN Sukoharjo 01Kec.Pabelan Kab.Semarang

4.2.2.2 Analisis Komparatif

Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil

belajar siswa kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan pada mata pelajaran

PKn materi sistem pemerintahan tingkat pusat diperoleh data seperti tampak pada

Tabel 21 dan gambar 9 di bawah ini:

5%

95%

Tidak Tuntas

Tuntas

54

Tabel 20Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab.Semarang

NO Ketuntasan Frekwensi Persentase1 Tuntas 20 95%2 Tidak Tuntas 1 5%

Jumlah 21 100%Nilai Maksimum 100Nilai Minimum 59Nilai rata-rata 79,5

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah

79,5. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 95%

atau 20 siswa dan siswa yang tidak tuntas 5% atau 1 siswa. Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada siklus 2 sudah ada yang mencapai nilai maksimum yaitu

100, nilai terendah 59. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan

ketuntasan hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 8 di bawah ini:

Gambar 8Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4SDN Sukoharjo 01Kec.Pabelan Kab.Semarang

4.2.2.2 Analisis Komparatif

Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil

belajar siswa kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan pada mata pelajaran

PKn materi sistem pemerintahan tingkat pusat diperoleh data seperti tampak pada

Tabel 21 dan gambar 9 di bawah ini:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

55

Tabel 21Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar PKn

Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 01Kec. Pabelan Kab. Semarang

No KetuntasanPra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase

1 Tuntas 4 19,04% 14 67% 20 95%

2 Tidak Tuntas 17 80,96% 7 33% 1 5%

Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%

Nilai Minimum 20 47 59

Nilai Maksimum 74 90 100

Nilai Rata-rata 55,14 68,5 79,5

Dari tabel 21 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus

sampai siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 4 siswa meningkat

pada siklus 1 menjadi 14 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 20 siswa

dari 21 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 8 di bawah ini:

Gambar 9Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4SDN Sukoharjo 01 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

4

17

14

7

20

1

Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

56

4.2.2.3 Membandingkan Hasil Skala Sikap

Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil

skala sikap siswa kelas 4 SDN Sukoharjo 01 pada pelajaran PKn materi sistem

pemerintahan tingkat pusat diperoleh data yang tampak tabel 22 di bawah ini:

Tabel 22Hasil Skala Sikap

No PertanyaanFrekwensi

%SS S TS STS

1 Saya senang pelajaran PKn 18 1 1 1 93%

2 Tidak semua anak senang pelajaran PKn 1 1 16 3 75%

3Saya jarang bertanya pada guru tentangpelajaran PKn 1 2 3 15 88%

4Saya selalu mengerjakan soal PKn sebaik-baiknya 19 2 0 0 97%

5 Saya tidak senang bila ada tugas pelajaran PKn 0 0 4 17 95%

6 Memiliki buku PKn sangat penting bagi siswa 21 0 0 0 100%Jumlah Total Frekwensi 60 6 24 36

Frekwensi Kelas 21 21 21 21Dilihat dari hasil tersebut bahwa hasil skala sikap kelas 4 SDN Sukoharjo

01 Kec. Pabelan Kab. Semarang setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II, 18 suara anak menjadi senang pelajaran PKn dengan

persentase 93%, 16 suara tidak setuju apabila semua anak tidak senang pelajaran

PKn dengan persentase 75%, 15 suara sangat tidak setuju jarang bertanya kepada

guru tentang pelajaran PKn dengan persentase 88%, 19 suara sangat setuju

mengerjakan soal PKn dengan sebaik baiknya dengan persentase 97%, 17 suara

sangat tidak setuju apabila tidak ada tugas rumah dengan persentase 95%, 21

suara anak sangat setuju bahwa memiliki buku PKn sangat penting bagi siswa

dengan persentase 100%. Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan baik hasil

skala sikap positif dengan hasil belajar mempengaruhi hasil belajar PKn siswa

kelas 4 SDN Sukoharjo 01 Kec. Pabelan yang positif juga, jadi dengan adanya

hubungan yang baik antara skala sikap dan hasil belajar, dapat melancarkan

proses pendidikan di sekolah.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

57

4.3 Pembahasan

Pemberian tindakan dalam penelitian ini berlangsung selama 2 siklus

setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama

dengan materi mengenal lembaga-lembaga sistem pemerintahan tingkat pusat.

Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan

permasalahan antara lain siswa kurang mengerti tentang model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II, dalam proses pembelajaran masih banyak siswa sibuk

sendiri dan membuat keramaian kelas, siswa tidak berani bertanya bila mengalami

kesulitan. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah, siswa masih

bingung dan kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam

pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Dari kasus-kasus di atas, pada

pertemuan berikutnya harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran

yang sudah direncanakan.

Pada pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahan seperti

pertemuan pertama, sehingga guru terus menerus untuk memotivasi siswa untuk

mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan

yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditujukan

hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih di bawah

kriteria baik sekali.

Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang

ditunjukkan antara lain: siswa sudah berani bertanya kepada guru, siswa sudah

terbiasa menempatkan diri sesuai tanggung jawab kelompok masing-masing

berdasarkan perintah guru sehingga kondisi kelas tidak ramai.

Dari tabel 21 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus

sampai siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 4 siswa meningkat

pada siklus 1 menjadi 14 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 20 siswa

dari 21 siswa.

Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan

hasil belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan

dari nilai rata-rata 54,14 dengan ketuntasan klasikal 19,04% siswa tuntas dan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

58

setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II pembelajaran nilai rata-rata siklus 1 menjadi 68,5 dengan

ketuntasan belajar mencapai 67% siswa tuntas, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-

rata siswa meningkat menjadi 79,5 dengan ketuntasan klasikal mencapai 95%

siswa tuntas hasil belajarnya.

4.3.1 Hasil Observasi Guru Dan Siswa

Observasi guru pada pertemuan pertama siklus 1 kegiatan guru dalam

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II diamati

oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan

guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang

difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II dalam pembelajaran PKn.

Pada pertemuan pertama dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw II pada guru mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 60 dengan

persentase 58%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan

pertama pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum

dilakukan yaitu menyimpulkan bersama dengan siswa hasil pembelajaran yang

telah dipelajari, dan melakukan tindak lanjut.

Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II pada guru setelah diamati observer mendapat skor 74

dengan persentase 71% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik.

Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama

berkurang. Aspek yang belum dilakukan yaitu memberi pin kepada kelompok

ahli, dan memuji siswa yang aktif dalam menyampaikan pendapatnya.

Pada pertemuan pertama siklus 1 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II pada siswa mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 54

dengan persentase 56%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran

pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Selama

pembelajaran siswa masih saja ramai dan sebagian siswa bingung karena kurang

mengerti tentang pembelajaran yang dilakukan, siswa takut bertanya dengan guru,

hanya siswa tertentu yang aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

59

Observasi siswa pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan siswa dalam

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siswa setelah diamati oleh observer

mendapat skor 66 dengan persentase 78% dapat dikatakan pembelajaran yang

dilakukan siswa baik. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada

pertemuan pertama berkurang. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai

tetapi sebagian besar siswa sudah mengerti alur pembelajaran yang dilakukan.

Observasi guru pada pertemuan pertama siklus 2 kegiatan guru dalam

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II diamati

oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan

guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang

difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II dalam pembelajaran PKn.

Pada pertemuan pertama siklus 2 dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw II pada guru mendapatkan hasil skor penilaian yang berjumlah 87

dengan persentase 84%. Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati observer mendapat

skor 99 dengan persentase 95%, semua kegiatan yang dilakukan guru semua

dilaksanakan dengan kriteria baik.

Observasi siswa pada pertemuan pertama siklus 2 dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II mendapatkan hasil skor penilaian yang

berjumlah 87 dengan persentase 84%. Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan

siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II setelah diamati oleh observer

mendapat skor 99 dengan persentase 95% dapat dikatakan pembelajaran yang

dilakukan siswa baik. Semua siswa sudah mengerti alur pembelajaran yang

dilakukan dan telah tau apa yang dia harus lakukan.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

60

4.3.2 Makna Hasil Penelitian Dengan Menggunakan Kajian Teori Dan Hasil

Penelitian Yang Relevan

Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II pada pembelajaran

PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun masih ada beberapa aspek

yang masih mendapat kategori nilai cukup. Hal ini disebabkan kegiatan ini

merupakan hal baru bagi guru dan masih diperlukan peningkatan lagi dan ini

dapat dilihat pada hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II dimana hasil

belajar menunjukkan nilai lebih baik bila dibandingkan sebelum perbaikan atau

pra siklus. Selama kegiatan pembelajaran siswa sudah dapat mengikuti aktivitas

dengan antusias dan penuh semangat, serta siswa merasa senang dan lebih aktif

dalam mengikuti pelajaran, yang ditunjukkan dari hasil analisis data selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw II pada mata pelajaran PKn. Setiap siklusnya mengalami

peningkatan, hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu

meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa dan meningkatnya rata-rata kelas

pada setiap siklusnya.

Sebelum Penelitian terdapat 17 siswa belum tuntas atau hasil belajarnya

masih di bawah KKM (60) dari jumlah siswa 21 anak dan baru 4 anak yang sudah

tuntas, dari 4 siswa itulah yang akan digunakan sebagai ahli untuk membantu

proses pembelajaran pada teman lainnya yang belum tuntas melalui kegiatan

diskusi dengan tipe jigsaw II. Setelah dilaksakanan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang dilaksanakan selama 2 siklus

ketuntasan belajar siswa mencapai 95%, sehingga tinggal 1 siswa yang belum

tuntas 5%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II tidak berhasil

menuntaskan 1 siswa dari 21 siswa pada kelas 4. Tidak berhasilnya siswa tersebut

dikarenakan :

a. Dari kemampuan kognitif siswa tersebut tergolong sangat rendah, siswa

tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.

b. Karakteristik siswa tersebut sulit untuk beradaptasi dengan kelompoknya,

kurang memiliki rasa sosial, sikap percaya diri yang sangat rendah serta

kesadaran untuk belajar sangat rendah.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4419/5/T1_292009227_BAB IV.pdf · materi untuk setiap siklus pertama dan kedua, ... MPR, DPR, Presiden,

61

Sesuai uraian dari Anita Lie (2005), peneliti berpendapat bahwa dalam

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat membentuk keterampilan sosial

nampak dari, ketergantungan positif dalam pembelajaran kooperatif saat

penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota

kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling

ketergantungan yang meliputi seluruh kehidupan sosial, kerjasama, kepekaan

terhadap semua informasi yang diterima, mendidik anak untuk disiplin dan berani

dalam mengemukakan pendapat serta mampu melakukan komunikasi sesama

teman. Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran, ini merupakan

keterampilan pendidikan yang dapat mengajarkan siswa untuk belajar memberi

dan menerima. Dari kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II

melibatkan tanggung jawab perseorangan, karena keberhasilan kelompok sangat

tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Hal ini terbukti dengan

peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas 4 SD Negeri Sukoharjo 01 Kec.

Pabelan Kab. Semarang yang pada pra siklus ketuntasan belajar baru mencapai

19,04%, dan pada siklus I meningkat menjadi 67% dan pada siklus II hampir

semua siswa nilai ketuntasan belajar meningkat yaitu sudah mencapai 95%, masih

ada 1 siswa atau 5% yang belum tuntas karena dari segi kognitifnya dan

efektifnya memang sangat rendah, sikap individualnya sangat tinggi dan

kesadaran untuk bersosial sangat rendah, dengan karakterisktik siswa seperti itu

perlu pendekatan dengan model pembelajaran yang lain, karena peneliti dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang dilaksanakan pada

siswa yang memiliki karakteristik seperti siswa tersebut di atas tidak dapat tuntas.