bab iv hasil penelitian dan...

38
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri Gebugan 01 adalah Sekolah Dasar Negeri dengan nomor statistik sekolah (NSS) 101032213001 dan NPSN 20320676 yang beralamat di Jl. PTP XVIII Gebugan RT 01/I, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. SD Negeri Gebugan 01 berdiri sejak tahun 1957 yang berada di tanah miliki desa seluas 1625 m 2 dengan luas bangunan 627 m 2 . Jarak sekolah dengan kantor kecamatan sekitar 3 km dan jarak sekolah dengan pusat otonomi daerah 7 km. Visi dan Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah luhur dalam pekerti, prima dalam prestasi, santun dalam berperilaku. Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah: 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan ke- pada Tuhan YME; 2. Meningkatkan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; 3. Membina dan mengembangkan minat dan bakat untuk meraih prestasi baik akademik maupun non akademik; 4. Membina dan mengembangkan budi pekerti luhur serta budaya bangsa menuju karakter bangsa yang santun.

Upload: nguyenkien

Post on 01-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Gebugan 01 adalah Sekolah Dasar

Negeri dengan nomor statistik sekolah (NSS)

101032213001 dan NPSN 20320676 yang beralamat di

Jl. PTP XVIII Gebugan RT 01/I, Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang. SD Negeri Gebugan 01 berdiri

sejak tahun 1957 yang berada di tanah miliki desa

seluas 1625 m2 dengan luas bangunan 627 m2. Jarak

sekolah dengan kantor kecamatan sekitar 3 km dan

jarak sekolah dengan pusat otonomi daerah 7 km.

Visi dan Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah

“luhur dalam pekerti, prima dalam prestasi, santun

dalam berperilaku”. Misi SD Negeri Gebugan 01

adalah:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan ke-

pada Tuhan YME;

2. Meningkatkan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

3. Membina dan mengembangkan minat dan

bakat untuk meraih prestasi baik akademik

maupun non akademik;

4. Membina dan mengembangkan budi pekerti luhur serta budaya bangsa menuju karakter

bangsa yang santun.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

64

Sebagai sekolah yang telah lama berdiri kondisi

bangunan yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 masih

banyak yang harus dibenahi. SDN Gebugan 01 memi-

liki 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang guru, 1

ruang perpustakaan dan mushola, yang semuanya

dalam kondisi yang baik. Namun SD Negeri Gebugan

01 hanya memiliki 3 ruang WC untuk siswa dan 2

ruang WC untuk guru dan 1 gudang yang semuanya

dalam kondisi rusak. Sekolah juga memiliki seperang-

kat gamelan dan alat rebana tetapi tidak memiliki

ruang untuk latihan sehingga setiap latihan anak

harus membawa keluar masuk alat-alat tersebut

karena harus bergantian dengan ruang kelas. Jumlah

guru dan karyawan di SD Negeri Gebugan 01 adalah

12 orang yang terdiri dari 8 orang guru negeri, 2 orang

guru Wiyata Bhakti dan 2 orang karyawan wiyata

bhakti.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil dalam penelitian ini sudah divalidasi oleh

ahli atau orang yang kompeten di bidangnya. Untuk

peran guru dalam perencanaan sekolah ramah anak

hasil wawancaranya sudah divalidasi oleh pengawas

sekolah. Untuk peran orang tua siswa, masyarakat

dan komite dalam perencanaan sekolah ramah anak

hasil wawancarnya sudah divalidasi oleh ketua komite

sekolah, dan untuk kegiatan menghasilkan sebuah

perencanaan yang partisipatif sudah divalidasi oleh

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

65

forum kelompok kerja kepala sekolah di tingkat

Kecamatan Bergas yang terdiri dari kepala sekolah

negeri, swasta dan madrasah ibtidaiyah, baik sekolah

inti maupun sekolah imbas dan diuji keefektifannya

melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD).

4.2.1 Peran guru dalam perencanaan sekolah ramah

anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Keca-

matan Bergas

Sekolah ramah anak adalah sekolah dimana

siswa merasa aman dan nyaman berada di dalamnya

sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan poten-

sinya dengan baik. Kemampuan sekolah untuk menja-

di atau untuk menyebut dirinya „ramah anak‟ sangat

ditentukan dengan tingkat dukungan, partisipasi, dan

kerjasama yang diperoleh dari keluarga. Oleh karena

itu diperlukan adanya peran serta aktif dari semua

anggota sekolah.

Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh

peneliti di lapangan menunjukkan bahwa SD Negeri

Gebugan 01 sedang merencanakan diri untuk menjadi

sekolah ramah anak. Dalam mewujudkan rencana

sekolah menjadi sekolah ramah anak, pihak sekolah

menjalin komunikasi aktif dengan guru. Keterlibatan

guru dalam perencanaan sekolah ramah anak diawali

dengan merumuskan tujuan yang jelas atau operasi-

onal dari program yang akan dilaksanakan sekolah

yaitu sekolah ramah anak.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

66

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti

dengan guru kelas I di SD Negeri Gebugan 01 tentang

peranserta guru dalam merumuskan tujuan program

sekolah ramah anak.

“dalam menyusun suatu program di sekolah,

harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu.

Program sekolah ramah anak yang ingin dilak-

sanakan di SD Negeri Gebugan 01 bertujuan

untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa pada saat berada di lingkungan sekolah.Dan

saya bersama-sama dengan guru dan komite

sekolah membuat rumusan tujuan dari program

sekolah ramah anak tersebut.”

Pernyataan di atas telah divalidasi oleh penga-

was yang menyatakan sebagai berikut:

“saya bersama-sama dengan guru dan komite

sekolah merumuskan tujuan dari program yang

ingin kami laksanakan yaitu sekolah ramah

anak.Sebagai di ketahui bersama bahwa sekolah ramah anak adalah sekolah yang memberikan

rasa aman dan nyaman pada siswa pada saat

berada dilingkungan sekolah sehingga siswa

mampu berprestasi.”

Setelah tujuan dari program sekolah dirumus-

kan maka dilanjutkan dengan mengidentifikasi dan

menganalisis data terkait dengan masalah yang ada.

Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah di SD

Negeri Gebugan 01 melakukan identifikasi terhadap

kondisi sekolah. Identifikasi kondisi sekolah dilakukan

dengan cara Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan analisis

SWOT. EDS dan analisis SWOT dilakukan untuk

mengetahui kondisi sekolah secara lebih mendalam.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

67

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti

dengan guru kelas V di SD Negeri Gebugan 01 yang

menyatakan sebagai berikut:

“langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan

menganalisis data yang dimiliki sekolah terkait dengan program sekolah ramah anak. Kami, para

guru bersama dengan kepala sekolah dan anggota

komite sekolah berusaha untuk mengidentifikasi

data yang dimiliki sekolah melalui kegiatan EDS

dan analisis SWOT. Dari hasil EDS diperoleh kon-

disi real sekolah dan dari analisis SWOT diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi oleh sekolah. Dan nantinya akan dilaku-

kan analisis terhadap data tersebut.”

Pernyataan di atas dibenarkan pengawas seko-

lah tentang peranserta guru dalam perencanaan SRA.

“Setelah tujuan program di buat, maka dilanjut-

kan dengan mengidentifikasi data yang telah diperoleh dari kegiatan EDS dan analisis SWOT

yang dilaksanakan oleh guru, kepala sekolah dan

komite sekolah. Data tersebut nantinya akan

dianalisa untuk diketahui faktor apa saja yang

natinya dapat menjadi faktor pendukung dan

faktor peghambat pelaksanaan SRA.”

Tahap selanjutnya membandingkan kondisi

yang dimiliki sekolah dengan persyaratan yang harus

dimiliki sekolah untuk menjadi sekolah ramah anak.

Untuk memberdayakan potensi anak, sekolah tentu-

nya harus memprogramkan sesuatu yang menyebab-

kan potensi anak tumbuh dan berkembang. Konse-

kuensi menciptakan sekolah ramah anak tidaklah

mudah karena sekolah di samping harus menciptakan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

68

program sekolah yang memadai, sekolah juga harus

menciptakan lingkungan yang edukatif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

kelas VI di SD Negeri Gebugan 01 dapat diketahui

bahwa kepala sekolah berusaha mencari alternatif

agar sekolah dapat menjadi sekolah ramah anak

misalnya dengan melakukan kerjasama dengan DUDI

dan para orang tua siswa untuk menggalang dana.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan

guru:

“setelahdata yang dimiliki sekolah di identifikasi

dan dianalisis kemudian dilanjutkan dengan

mencari alternatif apa yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mendukung program sekolah

ramah anak. Misalnya dari data yang ada sekolah

kami belum memiliki pagar pelindung serta

kondisi lapangan yang masih tanah sehingga kami

membutuhkan dana untuk membangun pagar dan

halaman sekolah. Alternative yang kami lakukan diantaranya adalah menjallin komunikasi dengan

DUDI dan para orang tua siswa untuk menggalang

dana.”

Pernyataan di atas dibenarkan oleh pengawas

sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“bapak dan Ibu guru memang memiliki peran yang

sangat besar Bu. Beliau-beliau ikut serta dalam mencarikan alternatif bagi sekolah untuk dapat

menjadi sekolah ramah anak.seperti misalnya

dengan menjalin komunikasi yang baik dengan

orang tua siswa dan DUDI untuk menggalang

dana untuk pembenahan sekolah.”

Tahapan terakhir dari proses perencanaan

adalah menyusun rencana kegiatan. Rencana kegiatan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

69

yang disusun oleh SD Negeri Gebugan 01 tertuang

dalam draf perencanaan sekolah ramah anak yang

meliputi 12 indikator yaitu letak lokasi sekolah, ada-

nya kurikulum yang ramah anak, pengunaan metode

PAIKEM, pembelajaran yang melayani kebutuhan

anak, kondisi sekolah yang sesuai untuk kondisi anak,

adanya sarana penunjang pendidikan, halaman seko-

lah yang luas, hijau dan ramah, ketersediaan sumber

belajar, tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai

dengan bidangnya, pengelolaan sekolah yang transpa-

ran dan strategi sekolah yang tepat. Rencana kegiatan

di susun oleh semua anggota sekolah.

Hasil wawancara peneliti dengan ketua komite

tentang penyusunan perencanaan sekolah ramah anak

di SD Negeri Gebugan 01 yang bersifat partisipatif.

“agar diperoleh perencanaan yang partisipatif,

kami memang melibatkan semua anggota sekolah

dan unsur-unsur yang lain. Kami membuat bebe-rapa perencanaan yang disesuaikan dengan indi-

kator yang ingin dicapai kurang lebih ada 12

indikator seperti ini Bu (sambil menunjukkan draf

perencanaan sekolah ramah anak).”

Penjelasan ketua komite di atas dibenarkan oleh

pengawas sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“kepala sekolah bersama dengan anggota sekolah

lainnya membuat sebuah draf perencanaan

sekolah ramah anak. Draf tersebut meliputi 12

indikator yang ingin di capai sekolah dalam peren-

canaan sekolah ramah anak dan dalam pelaksa-naannya tentunya perlu dukungan dari berbagai

pihak.”

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

70

Berdasarkan hasil wawacara di atas dapat dike-

tahui semua warga sekolah bersama dengan komite

membuat draf perencanaan sekolah ramah anak yang

meliputi 12 indikator yang ingin dicapai sekolah.

4.2.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan

Komite Sekolah dalam Perencanaan Sekolah

Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01

Kecamatan Bergas

Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar

lingkungan sekolah juga diharapkan untuk berperan

serta aktif dalam kegiatan di sekolah. Tujuannya ada-

lah agar orang tua dan masyarakat lebih mengetahui

apa yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam upaya

menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri

Gebugan 01, pihak sekolah juga berusaha untuk

mengikutsertakan orang tua siswa dan masyarakat.

Perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri

Gebugan 01 dilakukan sebagai upaya sekolah untuk

menjadi sekolah yang ramah anak. Perencanaan ter-

sebut diawali dengan melakukan EDS.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti

dengan orang tua siswa yang menyatakan sebagai

berikut:

"dalam perencanaan sekolah ramah anak, kami

memang melibatkan semua anggota sekolah tak

terkecuali orang tua dan masyarakat yang ada di

sekitar lingkungan sekolah. mereka berperan serta dalam menjawab angket eds yang saya berikan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

71

khususnya tentang standar pembiayaan. karena

program sekolah ramah anak akan membutuhkan

dana yang cukup banyak. betul tidak bu".

Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite

sekolah sebagai berikut:

"untuk memulai suatu program diperlukan adanya

perencanaan yang matang agar program tersebut

dapat berjalan lancar. program sekolah untuk

menjadi sekolah yang ramah anak dilakukan

perencanaan yang matang dengan melakukan eds

oleh kepala sekolah. EDS tersebut dilakukan terhadap 7 orang komite sekolah, 10 orang guru

dan 60 orang siswa. dan angket eds untuk komite

sekolah adalah tentang standar pembiayaan."

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar

sekolah ikut serta dalam perencanaan sekolah ramah

anak dengan mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah

(EDS).

Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar

lingkungan SD Negeri Gebugan 01 juga terlibat aktif

dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh

kepala sekolah. Kondisi harmonis antara warga

sekolah menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki

sekolah khususnya dalam perencanaan sekolah yang

ramah anak. Selain itu juga kepedulian orang tua dan

alumni terhadap sekolah menjadi salah satu peluang

yang dimiliki sekolah.

Berdasarkan dokumentasi analisis SWOT yang

diperoleh peneliti di lapangan menunjukkan bahwa

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

72

orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan

sekolah berperan serta aktif dalam perencanaan

sekolah ramah anak. Berikut ini adalah petikan

wawancara peneliti dengan salah satu orang tua siswa

SD Negeri Gebugan 01.

“sebagai salah satu anggota sekolah kami sebagai

orang tua siswa juga ikut beperan serta dalam

meningkatkan kualitas sekolah. bentuk kepeduli-an para orang tua dan masyarakat di sekitar

lingkungan sekolah antara lain tercipta hubungan

yang harmonis antara warga sekolah, para orang

tua dan alumni juga memiliki kepedulian yang

tinggi terhadap kemajuan sekolah.”

Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite

sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya,

bahwa dalam perencanaan sekolah ramah anak

kami melakukan analisis swot untuk mengetahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi sekolah. Nah, dari hasil analisis swot

yang kami lakukan dapat diketahui bahwa terda-

pat hubungan yang harmonis di antara warga

sekolah (orang tua dan masyarakat) serta adanya

kepedulian dari para orang tua dan alumni terha-dap perkembangan sekolah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar

lingkungan SD Negeri Gebugan 01 ikut serta dalam

melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan

untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang dihadapi sekolah.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

73

Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-

rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan

menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi

pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan

salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak

dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat

yang aman bagi anak untuk belajar. Karena dengan

adanya lingkungan yang aman anak menjadi lebih

berkonsentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang

diperoleh juga akan semakin meningkat.

Penjelasan dari salah satu tokoh masyarakat

yang kebetulan sebagai orang tua siswa di sekolah

berikut ini memperkuat informasi di atas.

“sebagai orang tua kami selalu beruasaha untuk

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk belajar ketika berada di rumah. misalnya

ruang belajar yang terang, suasana yang sepi,

sarana belajar pendukung lain yang dibutuhkan

oleh anak. ya, pokoknya agar anak merasa

nyaman untuk belajar sehingga apa yang mereka

pelajari dapat cepat ditangkap oleh otak. Betul tidak bu.”

Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite

sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“sesuai dengan artinya bahwa sekolah ramah anak

adalah sekalah yang mampu memberikan rasa

aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Kami

bekerjasama dengan orang tua siswa berusaha untuk menciptakan lingkungan sekolah dan ling-

kungan rumah yang kondusif untuk belajar bagi

siswa. Dengan adanya lingkungan yang kondusif

siswa akan belajar dengan senang tanpa merasa

ada paksaan dari guru dan orang tua. Oleh karena

itu peranserta orang tua dan masyarakat di sekitar

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

74

lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya

menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri

Gebugan 01 ini. Kurang lebihnya begitu bu.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

diketahui bahwa peranserta orang tua dan masyarakat

di sekitar lingkungan sekolah sangat penting dalam

upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri

Gebugan 01. Peranserta orang tua dan masyarakat

dalam perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri

Gebugan 01 adalah dengan memberikan dukungan

dalam menciptakan lingkungan inklusif dan ramah

bagi pembelajaran anak di rumah dalam pengembang-

an kurikulum Sekolah Ramah Anak (SRA). Orang tua

siswa dan masyarakat bersama-sama dengan sekolah

membuat rencana strategis untuk menciptakan seko-

lah ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara peneliti

komite sekolah tentang keterlibatan orang tua dan

masyarakat dalam pembuatan rencana strategis

sebagai upaya sekolah untuk menciptakan sekolah

ramah anak. Rencana strategis tersebut tertuang

dalam rencana kerja sekolah.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti

dengan orang tua siswa tentang pembuatan rencana

strategis dalam upaya menciptakan sekolah ramah

anak di SD Negeri Gebugan 01.

“peranserta yang lainnya adalah keikutsertaan

kami dalam pembuatan rencana strategis bersa-

ma-sama dengan kepala sekolah dan guru.

Rencana yang kami buat untuk menjadi sekolah

ramah anak, kami tuangkan dalam rencana kerja

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

75

sekolah seperti ini Bu (sambil menunjukkan doku-

men rencana Kerja sekolah, data terlampir).”

Pernyataan di atas diperkuat oleh komite seko-

lah tentang peran serta orang tua siswa dan masya-

rakat dalam pembuatan rencana strategis sekolah.

“peranserta orang tua siswa dan masyarakat yang

lainnya adalah keterlibatan mereka dalam pem-buatan rencana kerja sekolah. Di dalam RKS

tersebut dijelaskan rencana apa saja yang akan

dilakukan sekolah selama 8, 4 atau 1 tahun yang

akan datang. Dalam kaitannya dengan perencana-

an sekolah untuk menciptakan sekolah ramah

anak, rencana yang kami buat seperti ini Bu (sambil menunjukkan dokumen RKS SD Negeri

Gebugan 01).”

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen di

atas dapat diketahui bahwa orang tua siswa dan

masyarakat di sekitar lingkungan SD Negeri Gebugan

01 ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan

sekolah dalam upaya menciptakan sekolah ramah

anak. Keikutsertaan orang tua siswa dan masyarakat

antara lain kepedulian orang tua dan alumni dalam

membantu pengembangan sekolah, dan keikutsertaan

orang tua dan masyarakat dalam pembuatan rencana

kerja sekolah (RKS).

4.2.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan

Sekolah Ramah Anak (SRA) yang Partisipatif

di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Untuk menghasilkan sebuah perencanaan diper-

lukan persiapan dan koordinasi yang matang sehingga

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

76

desain produk perencanaan yang dihasilkan benar-

benar dapat dilaksanakan di sekolah. Persiapan yang

diperlukan dalam perencanaan meliputi langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Desain Awal Perencanaan

Sebagai langkah awal sebelum peneliti membuat

sebuah draf perencanaan terlebih dahulu melakukan

kegiatan Evaluasi Diri Sekolah/EDS yang meliputi 8

standar. Dari hasil EDS disesuaikan dengan visi misi

dan tujuan sekolah yang ada tentunya visi misi dan

tujuan sekolah belum mengalami perubahan karena

baru beberapa tahun dirumuskan. Oleh karena itu

peneliti langsung melakukan kegiatan analisis swot.

Dari hasil analisis swot yang dilakukan diperoleh data

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman seperti

yang digambarkan dalam tabel terlampir. Berdasarkan

diagram kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

peneliti menyusun rencana strategis untuk menentu-

kan langkah pengembangan yang akan dilakukan

yaitu dengan strategi (S-O) dimana untuk menekan

atau menutup kelemahan yang dimiliki sekolah me-

manfaat kekuatan yang ada dengan menangkap setiap

potensi dan peluang yang dimiliki. Hal ini dengan

adanya beberapa alumni sekolah yang mapan dan

peduli terhadap perkembangan pendidikan serta ada-

nya kegiatan infaq Jumat yang dapat digunakan seba-

gai antisipasi penggalangan dana sehingga perenca-

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

77

naan yang disusun tidak mengalami hambatan dalam

pelaksanaanya nanti.

Setelah kegiatan awal diperoleh data yang

otentik, peneliti membuat rancangan atau desain draf

perencanaan awal yang terdiri dari 12 indikator di

antaranya adalah: (1) letak lokasi sekolah; (2) adanya

kurikulum yang ramah anak; (3) penggunaan metode

PAIKEM dalam proses pembelajaran; (4) pelayanan

pembelajaran kepada siswa dengan sistem pola penga-

suhan; (5) bangunan ruang kelas yang kokoh, sehat,

dan aman yang memenuhi standar dan terbebas dari

polusi; (6) tersedianya sarana penunjang pendidikan

yang yang ramah anak; (7) halaman sekolah yang

hijau dan ramah; (8) pengadaan sarana prasarana

yang ramah anak; (9) tersedianya buku sumber dan

buku reveransi; (10) pendidik dan tenaga kependidik-

an yang kompeten di bidangnya; (11) pengelolaan

sekolah yang transparan dan akuntabel; (12) strategi

sekolah yang ditetapkan bersama tim pengembang

sekolah seperti digambarkan dalam tabel terlampir.

2. Validasi Pakar

Setelah desain draf perencanaan disusun kemu-

dian divalidasi oleh pakar melalui forum rapat Kelom-

pok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Dari proses validasi

menghasilkan masukan, tanggapan dan saran serta

simpulan sebagai berikut:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

78

1. Validasi dari bapak Sutono, S.Pd. (Kepala SD Negeri

Karangjati 03) salah satu sekolah inti di lingkungan

UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas

“Saya sangat setuju dengan susunan draf peren-

canaan yang disusun ibu Jumriyah semoga

dapat dilaksanakan di SD Negeri Gebugan 01

dengan baik dan nantinya dapat diikuti oleh

sekolah-sekolah lain di lingkungan Kecamatan

Bergas sehingga semua sekolah dapat melaksa-nakan proses pembelajaran yang benar-benar

ramah anak. Perencanaan ini disusun berdasar-

kan kebutuhan dan kondisi yang ada di hampir

seluruh sekolah negeri dan apabila perencanaan

ini benar-benar dilaksanakan saya yakin SD Negeri Gebugan 01 menjadi sekolah yang ramah

anak seperti yang diharapkan. Hanya ada bebe-

rapa hal yang harus ditambahkan di antaranya

adalah unsur partisipan perlu ditambah tokoh

masyarakat karena program ini tidak akan

berjalan dengan baik tanpa partisipasi aktif dari masyarakat sekitar”.

2. Validasi dari Budi Rahayu, S.Pd (Kepala SD Negeri

Diwak) salah satu SD Imbas di lingkungan UPTD

Pendidikan Kecamatan Bergas

“Draf perencanaan yang disusun oleh bu

Jumriyah sangatlah bagus, namun semua itu

akan dapat dilaksanakan apabila sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, penjaga, TU dan

karyawan di sekolah mampu menjalin kerjasama

dengan orang tua dan masyarakat untuk bersa-

ma-sama menggali potensi yang ada di sekolah

sehingga program ini dapat terwujut. Peranserta masyarakat dan dunia usaha sangat menentu-

kan kesuksesan perencanaan ini karena peren-

canaan yang tersusun tidak akan dapat dilaksa-

nakan tanpa ada biaya mencukupi, sekolah

harus mampu menggali dana dari berbagai fihak

yang peduli terhadap pendidikan khususnya di

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

79

lingkungan desa Gebugan. Berkoordinasi dengan

pemerintah daerah juga sangat diperlukan”.

3. Validasi dari Bapak Amarodin (Kepala MI Ar-Risyad

Bergas Lor)

“Perencanaan yang disusun hendaknya dapat

dilaksanakan untuk semua sekolah jadi sumber

dana yang dipersiapkan dan pihak-pihak yang

terkait juga tergantung pad sekolah itu sendiri,

intinya jangan takut untuk melaksanakan kare-

na kendala biaya justru itu sebagai tantangan buat kita untuk mampu mencari solusi yang

terbaik agar perencanaan yang disusun oleh bu

Jumriyah ini dapat kita pedomani untuk dilak-

sanakan di sekolah kita dan ditentukan langkah

antisipasi untuk mensikapi hambatan yang kemungkinan dihadapi”.

4. Validasi dari hasil musyawarah dikuatkan dan

disimpulkan oleh Bapak Sutaya, S.Pd M.Pd.

(Pengawas di UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas

Sebagai Pakar Pendidikan).

“Pada prinsipnya perencanaan yang disusun bu

Jumriyah sangat bagus. Sesuai dengan situasi

yang ada di lapangan yaitu di SD Negeri Gebugan 01, perencanaan ini sangat tepat

dimana masing-masing indikator tersusun

dengan jelas, sumber dana didesain dengan jelas

dari mana sumbernya, dan unsur-unsur partisi-

pasi yang diharapkan juga sudah direncanakan siapa saja yang nantinya terlibat dalam

program/perencanaan ini. Hanya ada beberapa

masukan, saran dan penyempurnaan dari

teman-teman kepala sekolah yang kemudian

direkap dan dipertegas oleh perwakilan kepala

sekolah inti dan kepala sekolah imbas. Di sini saya sebagai pengawas akan melengkapi sehing-

ga perencanaan ini nantinya benar-benar dapat

dilakasanakan di SD Negeri Gebugan 01 sebagai

tindak lanjut dari draf perencanaan yang telah

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

80

disusun. Dalam proses pelaksanaannya nanti

kami dari jajaran UPTD akan melakukan koor-

dinasi dengan Dinas Pendidikan agar dalam pelaksanaannya benar-benar dapat berjalan

dengan baik dengan dana yang teralokasi dan

dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik-

baiknya”.

Demikian validasi yang dapat kami lakukan

semoga draf perencanaan Sekolah Ramah Anak ini

nantinya benar-benar dapat dilaksanakan di SD Negeri

Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

dan segera dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain di

lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas se-

hingga semua sekolah dapat melaksanakan pembela-

jaran yang ramah anak seperti yang kita harapkan

bersama. Amin

Setelah melalui diskusi, musyawarah dan perde-

batan peneliti merumuskan hasil validasi berupa

desain draf perencanaan yang kedua dilengkapi

dengan hasil revisi.

3. Revisi Desain Hasil Validasi

Dari hasil validasi pakar yang telah dirangkum

dan disimpulkan oleh pengawas terjadi penambahan

pada draf perencanaan awal yaitu pada poin partisi-

pan dengan dilibatkannya tokoh masyarakat dan

pemerintah daerah setempat untuk berpartisipasi.

Juga perlunya ditambahkan bahwa untuk menganti-

sipasi kekurangan atau hambatan dalam penggalian

dana serta perlunya menjalin koordinasi antara

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

81

sekolah dengan UPTD Pendidikan tingkat kecamatan

dan Dinas Pendidikan kabupaten untuk pengajuan

dana bantuan pemerintah daerah, propinsi atau

pusat, baik melalui DAK, Bansos maupun Dana

Hibah. Hasil validasi pakar digambarkan dalam Draf

Perencanaan Sekolah Ramah Anak yang kedua berupa

tabel terlampir.

4. Uji Keefektifan Desain Perencanaan

Setelah dilakukan validasi pakar dan dirumus-

kan dalam draf perencanaan yang kedua sebagai draf

hasil validasi, peneliti melakukan tahap uji coba

keefektifan produk melalui kegiatan Fous Group

Discussion (FGD). Kegiatan FGD dilaksanakan pada

tanggal 22 Agustus 2014 bertempat di rumah Makan

Indah Sari Ungaran yang dihadiri oleh semua guru

dan karyawan SD Negeri Gebugan 01 dimana peneli-

tian dilakukan, perwakilan kepala sekolah inti, kepala

sekolah imbas, madrasah ibtidaiyah, ketua komite SD

Neregri Gebugan 01, Kepala Desa, pengawas TK/SD,

Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas dan dosen

UKSW sebagai nara sumber. Kegiatan dilakukan mulai

pukul 08.00 wib sampai selesai. Peserta diskusi mela-

kukan diskusi secara serius dipandu oleh seorang

moderator dengan membahas lima pertanyaan yang

berkaitan dengan draf perencanaan yang telah mereka

pelajari bersama.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

82

Kelima pertanyaan yang didiskusikan antara

lain: (1) Seberapa besar manfaat perencanaan ini bagi

sekolah?; (2) Bagaimana kelayakan perencanaan

sekolah ramah anak ini?; (3) Sebutkan kelebihan dan

kelemahan dari perencanaan sekolah ramah anak ini?;

(4) Hambatan dan kendala apa saja yang mungkin

dihadapi ketika perencanaan ini nanti dilaksanakan di

sekolah?; (5) Berikan masukan dan saran untup per-

baikan perencanaan sekolah ramah anak ini?

Dari hasil diskusi dapat peneliti simpulkan

masukan dan saran perbaikan seperti catatan notulen

hasil diskusi oleh notulis berikut ini.

Diawali dengan sambutan dari Dr. Bambang

Ismanto, M.Si sebagai nara sumbar sebagai berikut:

“FGS berasal dari Amerika, konsep FGD itu adalah

fokus diskusi kelompok untuk saling menyamakan

konsep, melegakan, mencerdaskan, toleransi dan

konfirmasi. Data kualitatif (situasi perilaku orang

secara psikis) merupakan data kompleks. Per-

lengkapan data (wawancara, dokumen, observasi) dengan klasifikasi, konfirmasi, respon, positif

thingking dengan menggunakan keabsahan

triangulasi data. Sekolah Ramah Anak (SRA) seka-

rang namanya sekolah inklusi”.

Dilanjutkan rangkuman hasil diskusi sebagai

berikut:

1. Seberapa besar manfaat perencanaan sekolah

ramah anak (SRA) bagi sekolah?

Jawaban:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

83

Pak Gogo (perwakiln kepala sekolah di jajaran UPTD

Bergas)

“Berkaitan dengan SRA bertujuan untuk mengu-

rangi tindakan negative di sekolah. Mengurangi

pelanggaran anak di sekolah. Kelebihannya anak motivasi semakin terbangun dalam belajar,

memberikan manfaat kerjasama guru dengan

siswa”.

Pak Darbi Supriyono (Pengawas TK/SD)

“Tanpa perencanaan tidak akan berhasil dalam

SRA. Penanganan khusus SRA tidak luput dari

perencanaan.Manfaat perencanaan menjadi satu

acuan dalam pelaksanaan SRA yang terlaksana

akan menjadi baik”.

Pak Ahmad Farian Listianto (Guru Kelas II)

“Sekolah Ramah Anak mengembangkan pola

pikir, kreativitas, sudah terdapat dalam UU. Dalam perencanaan harusnya mengusulkan

bantuan-bantuan untuk memajukan SRA”.

2. Apakah perencanaan SRA ini layak diterapkan di

sekolah?

Jawaban:

Bu Sri Dati, S.Pd, MM (Ka. UPTD Pendidikan

Kecamatan Bergas)

“Sangat layak, sesuai denga pendahuluan dan

sekolah tidak hanya menampung informasi te-

tapi sebagai wadah untuk interkasi antara guru

dan murid. Pertimbangan perkembangan anak sangat penting dalam pembelajaran PAIKEM.

Anak bisa dimotivasi agar anak nyaman dan

senang. Tidak ada guru yang meninggalkan

pembelajaran. Anak di nomor satukan dan diberi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

84

kesempatan untuk berkembang. Guru bukan

raja dalam kelas masih ada sumber lain”.

Pak Darbi (Pengawas TK/SD)

“Sangat layak dan wajib di terapkan di sekolah

dan SRA juga berkaitan erta dengan kurikulum

2013 serta berkesinambungan. SRA itu dapat

memunculkan 5 S (Salam, Sapa, Senyum,

Sayang dan Santun). SRA muncul suasana

gembira, aman, nyaman dan senang “.

Pak P Yosep( Guru Kelas IV)

“Mengenai SRA sangat layak, hal-hal yang men-

dukung seorang guru harus menerapkan dalam keseharian (salam pagi dan ucapan).SRA anak

merasa di hargai”.

3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari

perencaaan sekolah ramah anak (SRA) ini?

Jawaban: Bpk Joko Wahyudi (Ka. Komite Sekolah)

“Kelebihan; Anak merasa nyaman dan aman.

Kekurangan; penambahan biaya dari sisi orang

tua ada dilematis di desa ada momok “sekolah

gratis”. Melalui kerjasama dengan komite seko-

lah agar sukses dalam SRA”.

Pak Darbi (Pengawas)

“Fokus pada perencanaan. Kelebihannya; manu-sia, material, dan Money (sudah lengkap).

Kekurangannya; pada sumber dana, perkiraan

biaya (perincinaan dana) bisa dinominalkan”.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

85

Ka UPTD

“Kelebihan; Pembelajaran pasti anak tertarik.

Dalam konsep SRA tidak harus membeli melain-

kan guru dituntut lebih kreatif untuk mencip-

takan alat peraga yang menarik di sekitar ling-

kungan”.

Ibu Sri Setyani(Kepala SD Negeri Wujil 01).

„Kelebihan; Anak semakin erat dengan guru dan membutuhkan, kekurangannya; dari sarpras

yang harus dilengkapi banyak dana dan perlu

jangka waktu panjang. Sarpras dan pembelajar-

an harus seimbang. Anak banyak manja dengan

guru”.

Siti Hariyani (Guru SD Negeri Gebugan 01).

“Membutuhkan biaya yang besar. Kekurangan

nya; sarpras, melihat lapangan yang belum SRA

dengan menggunakan uang infaq untuk me-

maving halaman sekolah. Kelebihannya; SRA

tidak perlu dengan biaya besar”.

4. Hambatan/kendala apa saja yang mungkin akan di

temua dalam penerapan perencanaan sekolah

ramah anak ini?

Jawaban:

Pak Rizal (Guru Penjaskes SD N Gebugan 01).

“Hambatan yang akan terjadi; Kualitas pendi-

diknya dulu harus disamakan pendapat, Faktor

kehidupan anak di rumah. Banyak ditemui

ketimpangan anak di rumah akan menggangggu

dalam lingkungan sekolah. Kecenderungan anak pada kekerasan akan semakin besar. Harus

mendalami lingkungan masyarakat sekitar”.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

86

Pak Darbi (Pengawas TK/SD)

“Hambatan; biaya, peraturan dari pemerintah,

panduan/Implementasi dan SDM”.

Ka UPTD (Bu Sri Dati).

“Menyusun analisis SWOT SDN Gebugan 01. Jadikan kelemahan, kekuatan untuk maju.

Bapak/Ibu guru tidak usah ragu dan SRA tetap

harus berjalan”.

Bu Mrdiyah (guru Agama)>

“Hambatan; sudah kerjasama dengan nara sumber tetapi anak belum kondusif dan masih

perlu proses yang panjang karena anak berasal

dari keluarga yang berbeda latar belakang sosial

ekonominya sehingga dalam implementasinya

nanti guru harus benar-benar mampu memberi-kan palayanan kepada siswa dengan penuh

kasih dan saying”.

Setelah proses diskusi selesai ditutup dengan

ucapan terimakasih dari peneliti sebagai berikut:

“Terimakasih yang sebesar-besarnya atas tang-gapan, masukan saran dan penyempurnaan

yang telah diberikan, saya selaku penulis akan

membenahi draf yang saya susun untuk selan-

jutnya menjadi sebuah produk perencanaan

sekolah ramah anak yang siap untuk dilaksana-kan di sekolah dan saya bersama tim pengem-

bang sekolah akan berupaya semaksimal

mungkin untuk menutup kelemahan yang ada

dengan menggunakan kekuatan dan peluang

yang kami miliki agar perencanaan ini benar-

benar dapat direalisasikan di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang,

sekali lagi terimakasih semoga perencanaan

yang saya susun ini bermanfaat bagi SD Negeri

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

87

gebugan 01 juga bagi sekolah-sekolah lain yang

ingin melaksanakan sekolah ramah anak di

sekolahnya.

5. Revisi Hasil FGD

Dari hasil kegiatan FGD yang dilakukan, peneliti

merangkum, menyimpulkan dan melakukan revisi dari

desain draf perencanaan hasil validasi pakar menjadi

Perencanaan Sekolah Ramah Anak yang nantinya

dapat digunakaan sebagai referensi bagi sekolah

untuk diimplementasikan di sekolah. Perencanaan

yang disusun ini sebagai perencanaan final yang siap

dijadikan pedoman palaksanaan seperti tabel berikut

(terlampir).

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah berupa sebuah perencanaan sekolah ramah

anak yang nantinya siap dilaksanakan di sekolah.

Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya

sampai pada hasil revisi produk tidak sampai pada uji

coba pemakaian dan produksi massal karena dalam

penelitian ini tidak sampai dengan implementasi. Hasil

penelitian yang diperoleh adalah meliputi:

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

88

4.3.1 Peran Guru dalam Perencanaan Sekolah

Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01

Kecamatan Bergas

Peran serta guru dalam perencanaan sekolah

ramah anak dapat dilihat dari keikutsertaan guru

dalam menentukan tujuan dari program sekolah

tersebut. Tujuan dibentuknya sekolah ramah anak di

SD N Gebugan 01 adalah agar siswa merasa aman dan

nyaman ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di

kelas. Apabila siswa sudah merasa aman dan nyaman,

maka diharapkan mereka dapat menggali potensi yang

dimilikinya. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pen-

didik dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sekolah

ramah anak. Konsekuensi menciptakan sekolah ramah

anak tidaklah mudah karena sekolah di samping

harus menyiapkan dana yang memadai, sekolah juga

harus menciptakan lingkungan yang edukatif.

Kepala sekolah SD Negeri Gebugan 01 berusaha

mencari alternatif agar sekolah dapat menjadi sekolah

ramah anak misalnya dengan menggali dana dari luar

sekolah, yaitu dengan memberdayakan alumni sekolah

yang produktif dan memaksimalkan kegiatan infaq

Jumat.

Peranserta guru dalam perencanaan Sekolah

Ramah Anak di SD Negeri Gebugan 01 meliputi segala

aspek, mulai dari pengumpulan data tentang kondisi

sekolah sampai dengan menyusun program sekolah

agar menjadi sekolah ramah anak. Guru, sebagai tena-

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

89

ga pendidik juga harus mampu meciptakan lingkung-

an sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa dalam

menuntut ilmu.

4.3.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan

Komite dalam Perencanaan Sekolah Ramah

Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01

Kecamatan Bergas

Pendidik selain diperankan oleh guru, juga

diperankan oleh orangtua di dalam rumah tangga dan

masyarakat. Orang tua merupakan pendidik pertama

dan utama bagi anak sebagaimana dinyatakan dalam

Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-

dikan Nasional yang berbunyi:

(1) Orangtua berhak berperan serta dalam memilih

satuan pendidikan dan memperoleh informasi

tentang perkembangan pendidikan anaknya;

(2) Orangtua dari anak usia wajib belajar, berke-wajiban memberikan pendidikan dasar kepada

anaknya.

Orang tua siswa yang tergabung dalam komite

sekolah yang merupakan badan independen di

sekolah/madrasah memegang peranan penting dalam

manajemen berbasis sekolah/madrasah. Orangtua/

wali, keluarga, masyarakat, media cetak, media

elektronik, dan dunia usaha seyogyanya bekerjasama

mendorong partisipasi anak dalam perencanaan,

desain, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi SRA

dalam koordinasi antara komite dengan sekolah/

madrasah.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

90

Peranserta masyarakat seperti yang diatur

dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 8 menyatakan:

“Masyarakat berhak berperan serta dalam perencana-

an, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program

pendidikan”, dan Pasal 9 menyatakan: “Masyarakat

berkewajiban memberikan dukungan sumber daya

dalam penyelenggaraan pendidikan”. Peningkatan

efektivitas peran serta masyarakat terutama dunia

usaha seyogyanya diatur oleh pemerintah pusat dan

pemerintah kabupaten/kota guna mendukung pene-

rapan SRA.

Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-

rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan

menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi

pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan

salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak

dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat

yang aman bagi anak untuk belajar. Dengan adanya

lingkungan yang aman anak menjadi lebih berkon-

sentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang diper-

oleh juga akan semakin meningkat.

Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar ling-

kungan SD Negeri Gebugan 01 ikut berpartisipasi aktif

dalam perencanaan sekolah dalam upaya menciptakan

sekolah ramah anak. Keikutsertaan orang tua siswa

dan masyarakat antara lain kepedulian orang tua dan

alumni dalam membantu pengembangan sekolah, dan

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

91

keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam -

rencana kerja sekolah (RKS).

4.3.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan

Partisipatif yang Ramah Anak di SD Negeri

Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Perencanaan adalah rangkaian kegiatan mene-

tapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang

akan datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran

yang matang dalam rangka pencapaian tujuan yang

diinginkan. Perencanaan juga merupakan pedoman

dan acuan bagi para pelaksana kegiatan, agar kegiatan

yang ada dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

tujuan yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu

diperlukan partisipasi dari semua anggota organisasi

atau sekolah agar perencanaan tersebut dapat berja-

lan lancar. Perencanaan dianggap sebagai suatu fungsi

manajemen, dipimpinan (manajer) wajib melaksana-

kan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatannya

untuk mencapai tujuan kejelasan apa yang akan

dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang

akan melakukannya.

Sebagai upaya untuk menghasilkan sebuah

perencanaan yang partisipatif, peneliti melakukan

sebuah penelitian pengembangan. Kegiatan tersebut

diawali dengan tahap studi pendahuluan. Dalam tahap

studi pendahuluan peneliti melakukan kajian pustaka

atau literature dan melakukan analaisis kebutuhan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

92

yang berkaitan dengan informasi tentang sekolah

ramah anak (SRA). Kajian pustaka tersebut meliputi

pengumpulan data atau informasi tentang pelaksana-

an sekolah ramah anak (SRA) yang di dalamnya ter-

masuk juga tentang konsep manajemen pendidikan.

Setelah tahap pendahuluan draf perencanaan

disusun dan divalidasi pakar, dilakukan revisi hasil

validasi, diuji coba keefektifannya, dilakukan revisi

hasil uji coba dan diakhiri dengan produk perencana-

an sekolah ramah anak yang siap untuk diimplemen-

tasikan di sekolah.

Kisi-kisi perencanaan yang dibuat oleh kepala

sekolah, guru dan komite sekolah antara lain:

a. EDS

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah suatu proses

evaluasi yang bersifat internal dengan melibatkan

pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah

berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

digunakan sebagai dasar penyusunan RKS dan RKAS

dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

secara konsisten dan berkelanjutan, serta sebagai

masukan bagi perencanaan investasi pendidikan

tingkat kab/kota (Sudrajat, 2012:1).

EDS meliputi delapan standar yaitu standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana

dan prsarana, standar pengelolaan, standar pengelo-

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

93

laan, standar pembiayaan dan standar penilaian. EDS

dilakukan untuk mengetahui kondisi riil yang ada di

sekolah. EDS dilakukan melalui angket yang diberikan

kepada kepala sekolah, guru, komite sekolah dan

siswa. Dari hasil EDS dapat diketahui SD Negeri

Gebugan 01 belum layak untuk menjadi sekolah

ramah anak.

b. Visi, Misi

Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau

ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen

saat ini yang menjangkau masa yang akan datang.

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus

dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepen-

tingan di masa datang (Akdon, 2006: 94-97).

Berdasarkan visi, misi dan tujuan sekolah, SD

Negeri Gebugan 01 ingin menjadi sekolah yang mampu

meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta membina dan mengembangkan minat

dan bakat untuk meraih prestasi. Dengan menjadi

sekolah ramah anak, SD Negeri Gebugan 01 diharap-

kan dengan mudah mencapai visi, misi dan tujuan

sekolah tersebut.

c. Analisis SWOT

Dalam dunia pendidikan analisis SWOT diguna-

kan untuk mengevaluasi fungsi pengembangan kuri-

kulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi kete-

nagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar meng-

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

94

ajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengem-

bangan iklim akademik, fungsi hubungan sekolah

dengan masyarakat dengan keterlibatannya. Maka

untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan

faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT

(Depdiknas, 2002).

Analisis SWOT yang dilakukan di SD Negeri

Gebugan 01 untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,

peluang dan tantangan yang dimiliki sekolah. Berda-

sarkan hasil analisis SWOT dapat diketahui bahwa

kekuatan yang dimiliki sekolah antara lain: (a) etos

kerja guru dan motivasi siswa, (b) ruang kelas,

perpustakaan dan laboratorium sudah memenuhi

standar, (c) kondisi harmonis antar warga sekolah,

(d) pendekatan, metode mengajar guru yang bervariasi,

(e) memiliki web yang bisa diakses oleh siapa pun, dan

(f) prestasi sekolah non akademik sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis SWOT di SD Negeri

Gebugan 01 dapat diketahui bahwa kelemahan yang

dimiliki sekolah antara lain: (a) alokasi dana untuk

GTT/PTT dan ekstrakurikuler cukup tinggi, (b) ku-

rangnya sarana prasarana pembelajaran, (c) mayoritas

guru lemah di bidang IT, (d) halaman sekolah sempit

dan (e) rawan pencurian karena sekolah belum me-

miliki pagar pengaman.

Selain kekuatan dan kelemahan, analisis SWOT

juga dilakukan untuk mengetahui peluang dan

tantangan yang dihadapi sekolah. Peluang tersebut

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

95

antara lain: (1) dukungan pemerintah daerah dalam

melengkapi sarana dan prasarana, (2) perkembangan

IPTEK serta IMTAK, (3) sponsor dari Dinas terkait,

(4) kepedulian orang tua dan alumni. Sedangkan

ancaman yang dihadapi sekolah antara lain: (1) lemba-

ga pendidikan sejenis, (2) banyak siswa dari keluarga

broken home, (3) persaingan lomba sangat ketat,

(4) kemajuan teknologi komputer dan informatika.

Hasil analisis SWOT yang dilakukan sekolah

dijadikan acuan bagi sekolah dalam membuat program

sekolah seperti sekolah ramah anak. Dapat dilihat dari

butir peluang, adanya dukungan pemerintah daerah

dalam melengkapi sarana prasarana dan kepedulian

orang tua dan alumni adalah peluang yang paling

besar yang dimiliki oleh SD Negeri Gebugan 01.

Peluang ini harus dimanfaatkan secara maksimal

dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah

dengan pihak luar sekolah, dimana peluang ini akan

memperkecil ancaman pada butir empat yaitu per-

saingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik.

Ancaman ini dapat diminimalisir dengan peluang

tersebut dengan cara tidak hanya infrastruktur saja

yang diperhatikan tetapi tenaga pengajar yang mum-

puni juga harus dipenuhi.

d. Renstra

Perencanaan strategis adalah proses yang dila-

kukan suatu organisasi untuk menentukan strategi

atau arahan, serta mengambil keputusan untuk meng-

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

96

alokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan

sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini.

Berikut digambarkan matrik swot berdasarkan penghi-

tungan IFAS dan EFAS yang diperoleh di SD Negeri

Gebugan 01.

Rencana strategi yang dimiliki SD Negeri

Gebugan 01 antara lain meminimalisir kelemahan

sekolah, meningkatkan dan mengembangkan kekuat-

an sekolah, menangkap dan memanfaatkan semaksi-

mal mungkin peluang sekolah, mengantisipasi ancam-

an dengan kekuatan yang dimiliki sekolah, serta

menjalin hubungan yang baik kepada orang tua siswa,

komite, masyarakat, dan para pemangku kepentingan

termasuk siswa untuk mengambil langkah strategi

perencanaan sekolah ramah anak (SRA) yang partisi-

patif.

1 1

-1

-1

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

97

Rencana strategi yang diterapkan adalah (SO):

1) Menggunakan kekuatan, dalam hal ini potensi

alumni untuk meminimalisir kelemahan sarana

prasarana di SD Negeri Gebugan 01 yang serba

terbatas dan menangkap peluang yang ada, yaitu

menjalin jejaring kerjasama dengan Dinas terkait

dan sponsor untuk bersama-sama mewujudkan

cita-cita bersama yang disusun oleh tim pengem-

bang sekolah berupa rumusan visi, misi dan tujuan

sekolah dapat terwujud dengan cara menggali dana

dari para alumni;

2) Berusaha mencari berbagai bentuk bantuan dari

pihak luar/swasta dengan sarana website yang

dimiliki sekolah dengan menarik minat para alumni

untuk menciptakan SD Negeri Gebugan 01 ini

menjadi sekolah yang ramah anak dengan kondisi

yang kecil, hijau, aman, bersih, nyaman, sejuk, dan

sejahtera;

3) Berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan

cita-cita dan harapan masyarakat terhadap prestasi

siswa baik bidang akademik maupun non akademik

agar masyarakat semakin yakin dan tidak sia-sia

telah menitipkan putra-putrinya di SD Negeri

Gebugan 01.

e. Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan

yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, peren-

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

98

canaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun

waktu tertentu.

Berdasarakan hasil obervasi dan wawancara

dapat diketahui bahwa strategi yang dimiliki SD Negeri

Gebugan 01 antara lain: (a) berupaya menutup kele-

mahan sekolah dengan kekuatan yang ada, (b) me-

ningkatkan dan mengembangkan kekuatan sekolah,

(c) menggunakan peluang untuk menutup kelemahan

yang ada, (d) menjalin jejaring bersama tim pengem-

bang sekolah untuk membuat aksi antisipasi terhadap

kemungkinan munculnya ancaman di sekolah, (e) Me-

nyamakan persepsi, berkoordinasi dan menjalin kerja-

sama yang baik dengan tim pengembang sekolah

untuk menyusun sebuah perencanaan sekolah ramah

anak yang partisipatif sehingga dapat dijadikan

pedoman bagi semua sekolah di Kecamatan Bergas,

(f) Mewujudkan mimpi bersama dengan saling bahu

membahu antara seluruh warga sekolah, orang tua

siswa, komite sekolah, masyarakat, lembaga pemerin-

tah desa, dan seluruh pemangku kepentingan pendi-

dikan di lingkungan setempat sesuai prosedur dan

aturan yang ada.

Penelitian ini sampai pada tahap draf desain

produk yaitu draf perencanaan sekolah ramah anak.

Peneliti melakukan validasi produk dalam forum ke-

lompok kerja kepala sekolah (KKKS) di lingkup UPTD

Pendidikan Kecamatan Bergas yang terdiri dari kepala

sekolah negeri, swasta dan madrasah ibtidaiyah baik

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

99

sekolah inti maupun imbas serta menguji keefektifan

produk melalui kegiatan Focus Group Discussion

(FGD). Dengan harapan dapat digunakan sebagai

salah satu rekomendasi bagi sekolah dalam melaksa-

nakan program sekolah ramah anak tidak hanya di SD

Negeri Gebugan 01 saja tetapi juga untuk sekolah-

sekolah lain di lingkungan Kecamatan Bergas Kabu-

paten Semarang.

Berdasarkan hasil FGD dapat disimpulkan

bahwa sekolah ramah anak sangat cocok diterapkan di

SD Negeri Gebugan 01 alasanya adalah hal itu dapat

membangun motivasi siswa untuk lebih giat dalam

belajar. Proses pembelajaran di kelas juga akan

berjalan dengan penuh kasih sayang sehingga akan

meminimalisir pelanggaran hak untuk belajar. SRA

sangat layak dan wajib diterapkan di sekolah untuk

mengembangkan kompetensinya sesuai minat dan

bakat. Anak akan di nomor satukan, karena dengan

potesni anak yang berbeda latar belakang keluarga-

nya, cenderung kurang kasih sayang, maka akan

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai dalam pem-

belajaran.

Hasil penelitian dan pembahasan di atas men-

deskripsikan tentang perencanaan sekolah ramah

anak. Perencanaan yang dilakukan melibatkan semua

anggota sekolah yang meliputi guru, orang tua siswa

dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.

Perencanaan tersebut dilakukan sekolah meliputi

beberapa kegiatan yaitu Evaluasi Diri Sekolah (EDS),

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/4/T2_942012068_BAB IV.pdf · dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi

100

analisis SWOT, penyusunan renstra dan strategi. Dari

kegiatan tersebut menghasilkan suatu draf perenca-

naan yang diharapkan dapat digunakan dalam peren-

canaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01.

Draf perencanaan sekolah ramah anak yang

dihasilkan adalah sebuah draf yang nantinya akan

digunakan oleh sekolah untuk menjadi Sekolah

Ramah Anak setelah dilakukan validasi oleh ahli.