bab iv hasil penelitian dan interpretasi 1.eprints.umg.ac.id/1539/4/bab iv.pdf · deskripsi hasil...
TRANSCRIPT
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI
1.
1.1. Gambaran Singkat PT. Awing dan Son Gresik
AWING & SON merupakan salah satu perusahaan songkok nasional yang
berlokasi di Gresik. Perusahaan ini merupakan pelopor produk songkok tanpa
kertas pertama di Indonesia. Usaha awalnya di rintis dengan membuat jaringan
koordinasi pengrajin songkok yang berada di wilayah Blandungan kota Gresik,
seiring dengan pertumbuhan permintaan pasar, perusahaan pun terus tumbuh dan
berkembang dari perusahaan dengan skala industri rumahan (home industry) kini
menjadi perusahaan dengan badan hukum perseroan terbatas (PT) yang dikelola
dengan manajemen profesional. Perusahaan yang berdiri pada 1986 dan berlokasi
di Jl. KH.Kholil No. 73 Gresik (kode pos 61115), kini di dukung dengan mesin
yang sudah semi otomatis, dengan demikian kapasitas produksi juga dapat
ditingkatkan.
Songkok selain menjadi pakaian khas masyarakat muslim di Indonesia dan
beberapa negara melayu lainnya, juga saat ini telah menjadi salah satu atribut
pakaian nasional. Hal ini bisa dilihat dengan digunakannya songkok dalam setiap
acara formal baik yang bernuansa keagamaan, santai maupun acara resmi
pemerintah. Keinginan konsumen yang terus berubah, menuntut adanya produk
songkok yang berkualitas, desain model yang mengikuti trend zaman, dan kualitas
yang tahan lama sementara produk yang ada di pasaran saat ini cenderung klasik
dengan bahan baku kertas yang menyebabkan produk tidak tahan lama, maka PT.
Awing dan Son berkreasi dengan menciptakan desain dengan menggunakan
61
bahan kain keras, dengan demikian maka produk PT. Awing dan Son Gresik
mampu memenuhi keinginan konsumen untuk membuat produk bermutu dan
awet.
Saat ini PT. Awing dan Son Gresik memproduksi ragam produk songkok.
Ragam jenis songkok tersebut antara lain AC Polos, border, laser, soga, dan
beberapa jenis songkok lain. Adapun reputasi yang dimiliki PT. Awing dan Son
Gresik saat ini antara lain: sebagai pelopor songkok tanpa kertas pertama di
Indonesia, perusahan yang menggunakan bahan-bahan pilihan yang di datangkan
dari Amerika dan Korea, pilihan produk yang ditawarkan beragam motif dan
ukuran, dan mengutamakan kenyamanan bagi pemakainya.
Guna menjamin mutu baik sistem SDM, manajemen dan kualitas produk
yang dihasilkan, perusahaan saat ini telah mengadopsi ISO 9001:2008, dengan
demikian perusahaan serius dalam mengutamakan kepuasan pelanggan dan
mengatur sistem administrasi yang rapi. Perusahaan juga menerapkan integrasi
terhadap sistem manajemen mutu pada tiap divisi yang dimilikinya, dengan tujuan
dapat memacu pertumbuhan perusahaan dengan cepat.
Secara strategis perusahaan telah menetapkan visi dan misi perusahaan
kedepan. Visi perusahaan yang diemban adalah “Menjadi salah satu produsen
songkok terbesar di Indonesia dan dapat di andalkan oleh seluruh mitra bisnis dan
warga sekitar”. Guna mencapai visi tersebut misi yang disusunnya antara lain “
Meningkatkan kualitas daya saing perusahaan secara terus menerus, dan
memberdayakan masyarakat dengan selalu menjadi trend setter Songkok di
62
Indonesia melalui ragam dan kualitas produk, sistem manajemen, sistem
kerjasama dan fleksibilitas sesuai motto perusahaan”.
1.2. Deskripsi Hasil Penelitian
1.2.1. Identifikasi Responden
Penggambaran demografik responden akan didasarkan pada lima karakteristik,
yaitu jenis kelamin, usia responden, pendidikan, masa kerja dan golongan
karyawan.
1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Pria 70 74%
2 Wanita 24 26%
Jumlah 94 100% Sumber: Data primer (diolah)
Berdasarkan jenis kelamin, dari 94 responden yang diteliti, mayoritas adalah
responden pria dengan proporsi mencapai 74% sementara responden wanita
mencapai 26%.
2. Karakteristik responden menurut Usia
Menurut usia responden dominan berusia antara 40-45 tahun dan 45-50 tahun
dengan persentase masing-masing mencapai 20%. Pada urutan ketiga yaitu
responden dengan usia antara 31-35 tahun yang mencapai 17%, disusul
responden dengan usia diatas 50 tahun dengan persentase mencapai 15%.
Sisanya adalah responden dengan usia 36-40 tahun sebesar 14%, responden
dengan usia 26-30 tahun dengan persentase mencapai 4%, dan responden
dengan usia 25 tahun kebawah sebanyak 10%
63
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Menurut Usia
No Usia Jumlah Persentase
1 < = 25 th 9 10%
2 26 - 30 th 5 4%
3 31 - 35 th 16 17%
4 36 - 40 th 12 14%
5 40 - 45 th 19 20%
6 45 - 50 th 19 20%
7 > 50 th 14 15%
Jumlah 94 100% Sumber: Data primer (diolah)
3. Karakteristik responden menurut Pendidikan
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 8 9%
2 SMP 31 33%
3 SMA 51 54%
4 Diploma 3 3%
5 Sarjana 1 1%
Jumlah 94 100% Sumber: Data primer (diolah)
Menurut pendidikan responden terbesar adalah responden yang memiliki
pendidikan terakhir SMA dengan jumlah persentase mencapai 54%, pada
urutan kedua responden dengan pendidikan SMP sebesar 33%, sisanya adalah
responden dengan pendidikan SD (9%), Diploma (3%) dan Sarjana (1%).
64
4. Karakteristik responden menurut Masa Kerja
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja
No Masa Kerja Jumlah Persentase
1 < 3 th 16 17%
2 3 - 5 th 18 19%
3 6 - 10 th 11 12%
4 10-15 th 13 14%
5 > 15 th 36 38%
Jumlah 94 100% Sumber: Data primer (diolah)
Menurut masa kerja, kelompok responden terbesar adalah dengan masa kerja
diatas 15 tahun yang mempunyai prosentase sebesar 38%. Di urutan kedua
adalah responden dengan masa kerja 3-5 tahun yang mempunyai persentase
19%, urutan ketiga responden dengan masa kerja dibawah 3 tahun yang
mempunyai persentase 17%, sisanya adalah responden dengan masa kerja 10-
15 tahun (14%) dan 6-10 tahun (12%).
5. Karakteristik responden menurut Jenis Karyawan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Menurut Jenis Karyawan
No Jenis Karyawan Jumlah Persentase
1 Tetap 31 33%
2 Rakitan 46 49%
3 Sum-Suman 17 18%
Jumlah 94 100% Sumber: Data primer (diolah)
Menurut kelompok jenis karyawan, yang dominan adalah karyawan rakitan
dengan persentase mencapai 49%, sementara karyawan tetap masih dibawah
karyawan perakitan yaitu 33%.Sisanya adalah karyawan sum-suman dengan
jumlah 18%.
65
1.2.2. Rekapitulasi Tanggapan Responden
Berdasarkan hasil penyebaran angket ke 94 responden tentang pengaruh
komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan lingkungan kerja terhadap
motivasi kerja pada karyawan PT. Awing & Son Gresik, dengan menggunakan 5
skala yang terdiri dari skala 5 berarti sangat setuju, skala 4 berarti setuju, skala 3
berarti netral, skala 2 berarti tidak setuju, dan 1 berarti sangat tidak setuju.
Selanjutnya akan di deskripsikan penilaian responden terhadap masing-masing
item, kemudian dicari rata-ratanya dengan membagi total skor dengan jumlah
item.
Adapun langkah-langkah dalam menentukan kriteria penilaian tanggapan
responden menurut Sugiyono (2008:94-95) dan Nasution (2006:61) adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan skor tertinggi (seandainya semua menjawab sangat setuju (SS))
dan total skor terendah (seandainya semua menjawab sangat tidak setuju
(STS)).
Total skor tertinggi : 5 x 94 = 470
Total skor terendah : 1 x 94 = 94
Rentang skala = 376 / 5
= 75,2
2. Menambahkan kriteria. Terdapat 5 kriteria di tiap variabelnya, jadi rentang
skalanya sebagai berikut:
66
Tabel 4.6
Skala Interval Penilaian Deskripsi Variabel
Skala Kriteria
94 - 169.2 Sangat Tidak Setuju
169.2 - 244.2 Tidak Setuju
244.4 - 319.6 Netral
319.6 - 394.8 Setuju
394.8 - 470 Sangat Setuju Sumber: data primer (diolah)
3. Menentukan total skor pada tiap-tiap item pertanyaan. Kemudian total yang
diperoleh tersebut dicari kriterianya berdasarkan rentang skala.
1.2.2.1. Deskripsi Variabel Komunikasi Vertikal (X1)
Pengukuran terhadap variabel komunikasi vertikal (X1) dilakukan dengan dua
indikator, yaitu:
X11 = Komunikasi keatas
X12 = Komunikasi kebawah
Tabel 4.7
Deskripsi Sebaran Jawaban Responden atas
Komunikasi Vertikal (X1)
Item
Tanggapan
Total
Skor
Total STS TS N S SS 1 2 3 4 5
x11 0 9 44 27 14 94 0 18 132 108 70 328
x12 0 10 39 35 10 94 0 20 117 140 50 327
Jumlah 0 19 83 62 24 188 0 38 249 248 120 655
Rata-rata 328 Sumber: Data primer (diolah)
Keterangan:
1. Berdasarkan kuisioner item pertama pada variabel komunikasi vertikal (X1)
diperoleh tanggapan dengan total skor 328, yang berarti sebagian besar
67
responden setuju bahwa usulan karyawan direspon oleh manajemen PT.
Awing and Son Gresik.
2. Berdasarkan kuisioner item kedua pada variabel komunikasi vertikal (X1)
diperoleh tanggapan dengan total skor 327, yang berarti sebagian besar
responden setuju bahwa instruksi, arahan dan perintah dari manajemen
disampaikan dengan baik ke karyawan PT. Awing and Son Gresik.
1.2.2.2. Deskripsi Variabel Komunikasi Horizontal (X2)
Komunikasi horizontal (X2) menunjukkan komunikasi yang secara struktural
berjalan pada tingkatan level. Terdapat 6 indikator yang dipakai mengukur
variabel ini, antara lain:
X21 = koordinasi tugas,
X22 = berbagi informasi untuk perencanaan dan kegiatan
X23 = pemecahan masalah dalam satu level,
X24 = penyelesaian persoalan antar karyawan atau bagian
X25 = kesamaan pemahaman,
X26 = pengembangan dukungan interpersonal.
Tabel 4.8
Deskripsi Sebaran Jawaban Responden atas
Komunikasi Horizontal (X2)
Item
Tanggapan
Total
Skor
Total STS TS N S SS 1 2 3 4 5
x21 0 9 38 30 17 94 0 18 114 120 85 337
x22 0 6 43 24 21 94 0 12 129 96 105 342
x23 0 9 39 29 17 94 0 18 117 116 85 336
x24 0 5 40 31 18 94 0 10 120 124 90 344
x25 0 6 41 27 20 94 0 12 123 108 100 343
x26 0 9 41 32 12 94 0 18 123 128 60 329
Jumlah 0 44 242 173 105 564 0 88 726 692 525 2031
68
Rata-rata 339 Sumber: Data primer (diolah)
Keterangan:
1. Berdasarkan kuisioner item kesatu pada variabel komunikasi horizontal (X2),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 337, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa koordinasi dengan karyawan lain dibutuhkan
dalam mendukung pekerjaan.
2. Berdasarkan kuisioner item kedua pada variabel komunikasi horizontal (X2),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 342, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa karyawan PT. Awing dan Son Gresik selalu
berbagi informasi dengan baik dengan bagian atau sesama karyawan sehingga
mampu mempercepat tugas kerja yang dilakukan.
3. Berdasarkan kuisioner item ketiga pada variabel komunikasi horizontal (X2),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 336, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa komunikasi saya dengan bagian lain mampu
memecahkan setiap masalah terkait pekerjaan.
4. Berdasarkan kuisioner item keempat pada variabel komunikasi horizontal
(X2), didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 344, yang berarti
sebagian besar responden setuju bahwa karyawan selalu menggunakan dialog
untuk memecahkan persoalan antar karyawan.
69
1.2.2.3. Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja (X3)
Lingkungan kerja (X3) mencerminkan kondisi dan suasana sekitar di tempat kerja
dalam mendukung proses kerja karyawan atau pegawai. Beberapa indikator yang
dipakai dalam menjelaskan masalah lingkungan kerja ini, antara lain:
X31 = penerangan,
X32 = suhu udara,
X33 = tingkat kebisingan
X34 = hubungan dengan rekan kerja.
Tabel 4.9
Deskripsi Sebaran Jawaban Responden atas
Lingkungan Kerja (X3)
Item
Tanggapan
Total
Skor
Total STS TS N S SS 1 2 3 4 5
x31 1 12 43 25 13 94 1 24 129 100 65 319
x32 0 9 46 30 9 94 0 18 138 120 45 321
x33 1 13 47 23 10 94 1 26 141 92 50 310
x34 1 10 43 35 5 94 1 20 129 140 25 315
Jumlah 3 44 179 113 37 376 3 88 537 452 185 1265
Rata-rata 316 Sumber: Data primer (diolah)
Keterangan:
1. Berdasarkan kuisioner item kesatu pada variabel lingkungan kerja (X3),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 319, yang berarti sebagian
besar responden netral bahwa penerangan di tempat kerja tidak mengganggu
pekerjaan.
2. Berdasarkan kuisioner item kedua pada variabel lingkungan kerja (X3),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 321, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa suhu ditempat kerja memberikan kenyamanan
70
3. Berdasarkan kuisioner item ketiga pada variabel lingkungan kerja (X3),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 310, yang berarti sebagian
besar responden netral bahwa tempat kerja telah diatur agar suasana kerja
tidak bising.
4. Berdasarkan kuisioner item keempat pada variabel lingkungan kerja (X3),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 315, yang berarti sebagian
besar responden netral bahwa lingkungan kerja disini sangat menyenangkan.
1.2.2.4. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y)
Motivasi karyawan menggambarkan dorongan karyawan terkait pekerjaan yang
dilakukan. Terdapat 8 indikator yang digunakan dalam mengukur variabel ini:
Y1 = Motivasi terkait supervisor dan atasan.
Y2 = Motivasi terkait status dan kebanggaan pekerjaan.
Y3 = Kompensasi dan reward.
Y4 = Pengembangan diri.
Y5 = Pekerjaan yang menyenangkan.
Y6 = Keamanan terjamin.
Y7 = Lingkungan kerja yang baik.
Y8 = Penghargaan.
Tabel 4.10
Deskripsi Sebaran Jawaban Responden atas
Motivasi Kerja Karyawan (Y)
Item
Tanggapan
Total
Skor
Total STS TS RR S SS 1 2 3 4 5
y1 0 6 47 29 12 94 0 12 141 116 60 329
y2 0 9 41 27 17 94 0 18 123 108 85 334
y3 0 11 47 25 11 94 0 22 141 100 55 318
71
y4 0 6 51 26 11 94 0 12 153 104 55 324
y5 0 4 54 23 13 94 0 8 162 92 65 327
y6 0 10 43 29 12 94 0 20 129 116 60 325
y7 0 5 52 23 14 94 0 10 156 92 70 328
y8 0 8 45 28 13 94 0 16 135 112 65 328
Jumlah 0 59 380 210 103 752 0 118 1140 840 515 2613
Rata-rata 327 Sumber: Data primer (diolah)
Keterangan:
1. Berdasarkan kuisioner item kesatu pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 329, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa Atasannya membantu dalam bekerja.
2. Berdasarkan kuisioner item kedua pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 334, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa karyawan bangga sekali bekerja di AWING.
3. Berdasarkan kuisioner item ketiga pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 318, yang berarti sebagian
besar responden netral bahwa gaji yang saya terima layak.
4. Berdasarkan kuisioner item keempat pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 324, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa PT. Awing dan Son Gresik memungkinkan
karyawan terus mengembangkan kemampuan.
5. Berdasarkan kuisioner item kelima pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 327, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa pekerjaannya saat ini menyenangkan.
72
6. Berdasarkan kuisioner item keenam pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 325, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa keamanan kerja diperhatikan.
7. Berdasarkan kuisioner item ketujuh pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 328, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa AWING menyediakan fasilitas yang lengkap
bagi karyawan.
8. Berdasarkan kuisioner item kedelapan pada variabel motivasi kerja (Y),
didapatkan total skor tanggapan responden sebesar 328, yang berarti sebagian
besar responden setuju bahwa penghargaan terhadap prestasi kerja saya
sangat memadai.
1.3. Analisis Data
1.3.1. Uji Instrumen
Terdapat dua uji instrumen yang perlu dilakukan terkait instrumen penelitian ini.
Uji tersebut antara lain adalah uji validitas dan reliabilitas, yaitu uji yang
digunakan untuk memastikan kesahihan alat ukur dan tingkat kehandalannya.
1.3.1.1. Validitas
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Uji validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau keabsahan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
73
yang dimaksud.
Tabel 4.11
Uji Validitas Pengukuran Variabel
Variabel Indikator rhasil rtabel Ket
Komunikasi vertikal (X1) x11 0.943 0.234 Valid
x12 0.937 0.234 Valid
Komunikasi horizontal (X2) x21 0.794 0.234 Valid
x22 0.821 0.234 Valid
x23 0.809 0.234 Valid
x24 0.783 0.234 Valid
x25 0.937 0.234 Valid
x26 0.929 0.234 Valid
Lingkungan kerja (X3) x31 0.893 0.234 Valid
x32 0.865 0.234 Valid
x33 0.893 0.234 Valid
x34 0.849 0.234 Valid
Motivasi kerja (Y) y1 0.79 0.234 Valid
y2 0.849 0.234 Valid
y3 0.794 0.234 Valid
y4 0.79 0.234 Valid
y5 0.766 0.234 Valid
y6 0.771 0.234 Valid
y7 0.802 0.234 Valid
y8 0.811 0.234 Valid
Sumber: Lampiran 4
Uji yang digunakan dalam menilai tingkat kevalidan alat ukur dalam
penelitian ini adalah korelasi product moment. Uji tersebut dilakukan dengan
mengkorelasikan antara item pengukuran dengan skor variabel yang diteliti.
Selanjutnya untuk menilai valid tidaknya, maka dapat dilihat dari signifikansi dari
nilai korelasi tersebut. Jika signifikansi (p-value) dari item mempunyai nilai
dibawah atau sama dengan 0.05 maka item pengukuran dinyatakan valid atau
sahih sebagai alat ukur. Sebaliknya jika diatas 0.05 maka korelasi yang terjadi
lemah sehingga indikator harus dieliminir dari pengukuran.Sebagaimana disajikan
74
dalam Tabel 4.11, seluruh item kuisioner dinyatakan valid. Hal ini ditunjukkan
oleh semua item pernyataan dengan hasil rhasil> rtabel, dengan demikian ke-20 item
tersebut dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
1.3.1.2. Reliabilitas
Reliabel menunjuk pada tingkat kehandalan sesuatu. Reliabel artinya konsisten,
jadi dapat diandalkan. Kehandalan ini dicerminkan dengan jawaban yang diterima
dari responden. Kehandalan akan rendah jika konsistensi jawaban yang diberikan
responden sangat rendah, sementara kehandalan akan kuat jika kecendrungan
jawaban yang diberikan mempunyai konsistensi. Metode pengujian dalam uji
reliabilitas ini menggunakan metode Cranach’s Alpha sebagaimana disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Varaibel Penelitian
Variabel Alpha Item
Batas
kritis Ket
Komunikasi Vertikal 0.868 2 ≥0.6 Reliabel
Komunikasi Horizontal 0.946 6 ≥0.6 Reliabel
Lingkungan Kerja 0.904 4 ≥0.6 Reliabel
Motivasi Kerja 0.957 8 ≥0.6 Reliabel Sumber: Lampiran 5
Hasil uji reliabilitas (konsistensi jawaban responden) telah menunjukkan
nilai kehandalan yang memadai. Nilai alpha pada masing-masing variabel
menunjukkan nilai yang tinggi dan telah melebihi batas kritis 0.6 yang berarti
bahwa seluruh data yang diperoleh dari instrumen penelitian tersebut dinyatakan
telah memenuhi asas kehandalan alat ukur variabel.
75
1.3.2. Uji Asumsi Klasik
1.3.2.1. Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan bagian dari uji asumsi klasik, namun penggunaan
asumsi ini dilakukan apabila data yang diteliti adalah data runtut waktu (time
series) dimana memungkinkan terjadinya autokorelasi (Yt dipengaruhi oleh Yt-1).
Tabel 4.13
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Lampiran 6
Dar hasil pengolahan data di dapatkan nilai Durbin Watson sebesar 1.717.
Pada k=3 dan n=94 di dapatkan nilai Dl = 1.60 dan Du=1.73 sementara 4-Dl = 2.4
dan 4-Dl = 1.6. Ini berarti nilai Durbin Watson ada di antara Du dan 4-DL yang
berarti tidak ada autokorelasi.
1.3.2.2. Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk
memastikan tidak terjadinya kolinieritas ganda. Kolinieritas ganda akan terjadi
apabila antara variabel bebas menunjukkan keterkaitan yang sangat kuat.
Tabel 4.14
Uji Statistik Kolinieritas
Variabel Tolerance VIF Ket
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Horizontal
Lingkungan Kerja
0.731
0.751
0.757
1.368
1.331
1.321
Non
Multikolinieritas
Non
Multikolinieritas
Non
Model Summaryb
.730a .532 .517 .5320 1.717
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), Lingkungan kerja (x3), Komunikasi horizontal
(x2), Komunikasi vertikal (x1)
a.
Dependent Variable: Motivasi kerja (y)b.
76
Multikolinieritas Sumber: Lampiran 6
Hasil pada Tabel 4.14 di dapatkan nilai Tolerance pada statistik
kolinieritas sebesar untuk variabel Komunikasi Vertikal mencapai 0.731,
Komunikasi Horizontal mencapai 0.751 dan Lingkungan Kerja mencapai 0.757.
Sementara dari nilai VIF untuk variabel Komunikasi Vertikal sebesar 1.368,
Komunikasi Horizontal sebesar 1.331 dan Lingkungan Kerja sebesar 1.321. Batas
terjadinya multikolinieritas apabila nilai VIF lebih dari 10, atau nilai tolerance
lebih kecil dari 0.1, sesuai hasil diatas dimana nilai VIF tidak melebihi 10 atau
tolerance tidak ada yang kurang dari 0,1 maka disimpulkan tidak ditemukan gejala
kolinieritas ganda.
1.3.2.3. Heteroskedastisitas
Uji ini untuk memastikan bahwa variabel bebas tidak berhubungan secara
signifikan dengan error prediksi dari model regresi. Hasil pengujian dengan
analisis korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan absolute
unstandardized residual (Abs_Ut) di dapatkan nilai signifikansi korelasi sudah
diatas 0.05. Dengan demikian tidak ditemukan adanya hubungan kuat antara
variabel bebas yang diteliti dengan error prediksi.
Tabel 4.15
Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser
Variabel T hitung Sig Keterangan
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Horizontal
Lingkungan kerja
-0.154
0.221
1.327
0.878
0.826
0.188
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi Sumber: Lampiran 7
77
1.3.2.4. Normalitas
Salah satu asumsi yang harus di penuhi dalam pendekatan parametrik (statistik
inferensi seperti korelasi dan regresi) adalah asumsi bahwa data mendekati
distribusi normal.
Tabel 4.16
Uji Normalitas Distribusi Residual Estimasi
Deskripsi Nilai
Z Kolmogorov – Smirnov
Asymptotic Significance
Simpulan
1.088
0.187
Normal (Sig > 0.05)
Sumber: Lampiran 7
Sebagaimana disajikan pada Tabel 4.16 nilai Z Kolmogorov-Smirnov
maupun dengan melihat p-value (sig.) menunjukkan kesimpulan bahwa sebaran
residual mengikuti pola distribusi normal. Nilai p-value (asymp.Sig.)telah
melebihi batas kritis 0.05 dengan demikian H0 diterima, yang berarti sebaran data
yang diuji tidak berbeda secara signifikan dengan pola distribusi normal yang
sesungguhnya.
1.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis parametrik yang digunakan
untuk efek kausalitas yang terjadi pada variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tingkat kemiringan garis linier regresi mencerminkan besaran pengaruh dari
masing-masing variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Tabel 5.6
berikut merupakan ringkasan dari hasil analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan SPSS ver 15.:
78
Tabel 5.1
Model Koefisien Regresi Linier Berganda
Model Koefisien
Regresi
thitung Signifikansi
(Constant) 0.298 0.939 0.350
Komunikasi Vertikal 0.172 2.114 0.037
Komunikasi Horizontal 0.277 3.510 0.001
Lingkungan Kerja 0.458 5.358 0.000
R = 0,730
R Square = 0,532
Adjusted R Square = 0,517
F hitung = 34,157
Sig. = 0.000
Sumber: Lampiran 6
Selanjutnya dari hasil angka yang ditabulasikan diatas, dapat dibuat model
penelitian ini sebagai berikut:
Y = 0.298+ 0.172 X1 + 0.277 X2 + 0.458 X3
Model diatas dapat dijelaskan dan dijabarkan pengaruh dari masing-masing
variabel dalam model.
1. Konstanta () sebesar 0.298
Besaran konstanta dalam model ini sebesar 0.298 menjelaskan bahwa ketika
variabel bebas Komunikasi Vertikal (X1), Komunikasi Horizontal (X2), dan
Lingkungan Kerja (X3) sebesar nol, maka tingkat motivasi kerja (Y) yang
dimiliki sebesar 0.298.
2. Koefisien Komunikasi Vertikal (X1) sebesar 0.172
Koefisien Komunikasi Vertikal (X1) sebesar 0.172 yang menunjukkan bahwa
setiap perubahan yang terjadi pada variabel Komunikasi Vertikal (X1) untuk
79
tiap satuannya akan dapat menyebabkan perubahan pada variabel Motivasi
Kerja (Y) sebesar 0,172 dengan asumsi variabel lain konstan.
3. Koefisien Komunikasi Horizontal (X2) sebesar 0,277
Koefisien Komunikasi Horizontal (X2) sebesar 0.277 yang menunjukkan
bahwa setiap perubahan yang terjadi pada variabel Komunikasi Horizontal
(X2) untuk tiap satuannya akan dapat menyebabkan perubahan pada variabel
motivasi kerja (Y) sebesar 0,277 dengan asumsi variabel lain konstan.
4. Koefisien Lingkungan Kerja (X3) terhadap motivasi kerja sebesar 0,458
Koefisien Lingkungan Kerja (X3) sebesar 0.172, menunjukkan bahwa setiap
perubahan yang terjadi pada variabel Lingkungan Kerja (X3) untuk tiap
satuannya akan dapat menyebabkan perubahan pada variabel Motivasi Kerja
(Y) sebesar 0,458 dengan asumsi variabel lain konstan.
Sementara hasil dari koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi berganda
(R) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hasil Adjusted R Square = 0,517 menunjukkan bahwa perubahan dari
variabel Motivasi Kerja (Y) dapat disebabkan oleh model variabel komunikasi
Vertikal (X1), komunikasi Horizontal (X2) dan Lingkungan Kerja (X3) setelah
koreksi dari korelasi parsial adalah sebesar 51,7%, sedangkan sisanya 48,3%
ditentukan oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
2. Hasil R Square = 0,532 menunjukkan bahwa perubahan dari variabel motivasi
kerja (Y) dapat disebabkan oleh model variabel Komunikasi Vertikal (X1),
Komunikasi horizontal (X2) dan Lingkungan Kerja (X3) sebesar 53,2%,
80
sedangkan sisanya 46,8% ditentukan oleh variabel lain diluar variabel yang
diteliti.
3. R = 0,730 yang menjelaskan keeratan hubungan antara model prediksi dengan
motivasi kerja menunjukkan bahwa model yang terdiri dari komunikasi
vertikal (X1), komunikasi horizontal (X2) dan lingkungan kerja (X3)
mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap motivasi kerja (Y) mencapai
73,0%.
1.3.4. Uji Hipotesis
1.3.4.1. Uji t hitung
Pengujian hipotesis bagian awal ini menguji hipotesis ke-1 sampai hipotesis ke-3
yaitu uji parsial. Uji ini bertujuan untuk menilai signfikansi pengaruh dari
Komunikasi Vertikal (X1), Komunikasi Horizontal (X2) maupun Lingkungan
Kerja (X3) mempunyai dampak yang bermakna terhadap Motivasi Kerja (Y)
karyawan di PT. Awing dan Son Gresik.
1. Tingkat signifikansi /2 = 0,05 = 0,025 dengan df = n-k = 90 maka di
dapatkan nilai ttabel =1,987 (Lampiran 10).
2. Kriteria yang dipakai dalam uji t hitung adalah sebagai berikut:
a. Apabila –ttabel< thitung maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti secara
parsial tidak ada pengaruh nyata antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
b. Apabila thitung< - ttabel atau thitung>ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti secara parsial ada pengaruh nyata antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
81
Tabel 4.17
Hasil Uji t
Sumber: Lampiran 6
Berikut gambar kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 Uji t.
1. Variabel Komunikasi Vertikal (X1)
Hasil perhitungan uji t di dapatkan nilai thitung sebesar 2,114 lebih besar dari
ttabel sebesar 1,987.
Sumber: Priyatno (2008)
Gambar 4.1
Kurva Uji t Variabel Komunikasi Vertikal
Coefficientsa
.298 .318 .939 .350
.172 .081 .178 2.114 .037 .497 .217 .152 .731 1.368
.277 .079 .292 3.510 .001 .549 .347 .253 .751 1.331
.458 .085 .444 5.358 .000 .639 .492 .386 .757 1.321
(Constant)
Komunikasi
vert ikal (x1)
Komunikasi
horizontal
(x2)
Lingkungan
kerja (x3)
Model
1
B
Std.
Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standa
rdized
Coef f ic
ients
t Sig.
Zero-
order
Part
ial
Par
t
Correlations
Toler
ance VIF
Collinearity
Stat istics
Dependent Variable: Mot iv asi kerja (y )a.
Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0 Daerah
Penerimaan H1
- 1,987 0 1.987 2.114
82
Hasil uji thitung variabel Komunikasi Vertikal (X1) yaitu 2,114 > ttabel (1.987)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa Komunikasi Vertikal
(X1) terbukti mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y)
karyawan di PT. Awing dan Son Gresik.
2. Komunikasi Horizontal (X2)
Hasil perhitungan uji t variabel Komunkasi horizontal (X2) di dapatkan nilai
thitung sebesar 3,510 lebih besar dari ttabel sebesar 1,987.
Sumber: Priyatno (2008)
Gambar 3.1
Kurva Uji t Variabel Komunikasi Horizontal
Hasil uji t hitung variabel Komunikasi Horizontal (X2) yaitu 3,510 > ttabel
(1.987) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa komunikasi
horizontal terbukti mempunyai pengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja
(Y) karyawan di PT. Awing dan Son Gresik.
1. Lingkungan Kerja (X3).
Hasil perhitungan uji t variabel lingkungan kerja (X3) di dapatkan nilai thitung
sebesar 3,358 lebih besar dari ttabel sebesar 1,987.
Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0 Daerah
Penerimaan H1
- 1,987 0 1.987 3.510
83
Sumber: Priyatno (2008)
Gambar 3.2
Area Penolakan dan Penerimaan H0 pada Uji t
Hasil uji t hitung variabel lingkungan kerja (X3) yaitu 5,358> ttabel (1.987)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa Lingkungan Kerja (X3)
terbukti mempunyai pengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y)
karyawan di PT. Awing dan Son Gresik.
1.3.4.2. Uji F hitung
Uji statistik F hitung dilakukan untuk menguji hipotesis ke-empat sekaligus
menilai ketepatan model yang dihasilkan (Model fit). Adapun tahapan pengujian
sebagai berikut:
1. Tingkat signifikansi menggunakan = 5 % (signifikansi 5% atau 0,05 dengan
df pembilang = k = 2 dan df penyebut = n-k-1 = 90, maka nilai Ftabel di
dapatkan sebesar 2.71 (Lampiran 11).
2. Kriteria yang digunakan dalam keputusan uji F adalah:
a. Apabila Fhitung ≥ Ftabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti
Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0 Daerah
Penerimaan H1
- 1,987 0 1.987 3.358
84
bahwa secara simultan variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Apabila Fhitung< Ftabel berarti H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti
bahwa secara simultan variabel bebas tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.18
Tabel F ANOVA
Sumber: Lampiran 8
Berdasarkan hasil tabel F ANOVA di dapatkan nilai F hitung
(34,157) lebih besar dari F tabel (2,71) dan atau signifikansi F hitung
(0.000) < alpha (0.05) dengan demikian H0 ditolak. Ini berarti secara
simultan model penelitian yang terdiri dari variabel prediktor Komunikasi
Vertikal (X1), Komunikasi Horizontal (X2) dan Lingkungan Kerja (X3)
terbukti mempunyai pengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y)
karyawan PT. Awing and Son Gresik.
ANOVAb
29.004 3 9.668 34.157 .000a
25.474 90 .283
54.479 93
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Lingkungan kerja (x3), Komunikasi horizontal (x2),
Komunikasi vert ikal (x1)
a.
Dependent Variable: Motivasi kerja (y )b.
85
Sumber: Priyatno (2008)
Gambar 4.2
Kurva Uji F hitung Model Penelitian
1.4. Interpretasi
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang dilakukan pada variabel-variabel
penelitian, maka dapat diinterpretasikan hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam pengujian hipotesis secara parsial menggunakan uji t antara variabel
Komunikasi Vertikal (X1) dengan variabel Motivasi Kerja (Y) di dapatkan
nilai hasil thitung sebesar 2,114 > t tabel sebesar 1,987 dengan tingkat signifikansi
hasil uji dibawah 5% maka dapat diputuskan H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil
ini menjelaskan bahwa Komunikasi Vertikal berpengaruh positif signifikan
terhadap Motivasi Kerja karyawan pada PT. Awing dan Son di Gresik.
2. Dalam pengujian hipotesis secara parsial menggunakan uji t antara variabel
Komunikasi Horizontal (X2) dengan variabel Motivasi Kerja (Y) di dapatkan
nilai hasil thitung sebesar 3,510 > t tabel sebesar 1,987 dengan tingkat signifikansi
hasil uji dibawah 5% maka dapat diputuskan H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil
0 2.71 34,15
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
86
ini menjelaskan bahwa Komunikasi Horizontal berpengaruh positif signifikan
terhadap Motivasi Kerja karyawan pada PT. Awing dan Son di Gresik.
3. Dalam pengujian hipotesis secara parsial menggunakan uji t antara variabel
Lingkungan Kerja (X3) dengan variabel Motivasi Kerja (Y) di dapatkan nilai
hasil thitung sebesar 5,358 > t tabel sebesar 1,987 dengan tingkat signifikansi hasil
uji dibawah 5% maka dapat diputuskan H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini
menjelaskan bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap
Motivasi Kerja karyawan pada PT. Awing dan Son di Gresik.
4. Hasil pengujian hipotesis simultan dengan menggunakan uji F, di dapatkan
nilai F hitung sebesar 34,157 > F tabel sebesar 2,71 dengan signifikansi hasil
uji dibawah 5% sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa model
penelitian yang terdiri dari variabel Komunikasi Vertikal, Komunikasi
Horizontal, dan Lingkungan Kerja terbukti mempunyai pengaruh simultan
terhadap Motivasi Kerja karyawan pada PT. Awing dan Son di Gresik.