bab iv hasil pembahasan a. karakteristik wilayah …

65
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah Provinsi Jawa Tengah Jawa Tengah (disingkat Jateng) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Secara geografis, provinsi Jawa Tengah terletak antara 5 o 40’ dan 8 o 30’ Lintang Selatan dan antara 108 o 30’ dan 111 o 30’ Bujur Timur. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa. Wilayah Jawa Tengah terdiri atas wilayah pesisir dan juga pegunungan. Jawa Tengah sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, memiliki garis pantai yang membentang sepanjang wilayah, mulai dari ujung barat hingga ujung timur, yakni 828,82 km. Panjang garis pantai ini terbagi menjadi 2 wilayah, yakni garis pantai utara dan garis pantai selatan. Ditinjau dari topografinya, wilayah Jawa Tengah bagian utara, sebagian berupa dataran rendah, sedang makin masuk ke pedalaman (bagian tengah) didominasi oleh topografi berbukit dan bergunung. Topografi semacam ini disebabkan oleh kondisi geologi wilayah Jawa Tengah bagian tengah

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. Karakteristik Wilayah Provinsi Jawa Tengah

Jawa Tengah (disingkat Jateng) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak

di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Secara geografis,

provinsi Jawa Tengah terletak antara 5o 40’ dan 8o 30’ Lintang Selatan dan antara

108o 30’ dan 111o 30’ Bujur Timur. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa

Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah

selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas

wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa

Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan

perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Wilayah Jawa Tengah terdiri atas wilayah pesisir dan juga pegunungan. Jawa

Tengah sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, memiliki garis pantai

yang membentang sepanjang wilayah, mulai dari ujung barat hingga ujung timur,

yakni 828,82 km. Panjang garis pantai ini terbagi menjadi 2 wilayah, yakni garis

pantai utara dan garis pantai selatan. Ditinjau dari topografinya, wilayah Jawa Tengah

bagian utara, sebagian berupa dataran rendah, sedang makin masuk ke pedalaman

(bagian tengah) didominasi oleh topografi berbukit dan bergunung. Topografi

semacam ini disebabkan oleh kondisi geologi wilayah Jawa Tengah bagian tengah

Page 2: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46

didominasi oleh gunung api dan pegunungan struktural. Menurut tingkat kemiringan

lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2 %, 31% lahan memiliki

2-15 %, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40% dan sisanya 12% lahan memiliki

kemiringan lebih dari 40.

Menurut stasiun klimatologi klas I semarang, suhu udara rata-rata di jawa

tengah berkisar antara 18 oC sampai dengan 28 oC. Tempat-tempat yang letaknya

berdekatan dengan pantai umumnya mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi.

Untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 73 persen hingga 94 persen.

Beberapa sungai yang mengalir bermuara ke pantai Laut Jawa adalah

Kabuyutan, Pemali, Gung, Rambut, Comal, Pekalongan, Waluh, Bodri, Garang,

Jragung, Serang, dan Juwana. Debit aliran sungai ini bervariasi satu sungai dengan

sungai lain dan dari satu musim ke musim yang lainnya. Pada musim penghujan debit

sungai mencapai beberapa puluh meter kubik per detik, sehingga menyebabkan

terjadinya banjir, tetapi pada musim kemarau hanya beberapa mm/detik. Sungai yang

bermuara ke Laut Jawa meliputi 3 wilayah daerah aliran sungai, yaitu:

Wilayah DAS Jratunseluna, luas 734.400 Ha

Wilayah DAS Pemali-Comal, luas 524.730 Ha

Wilayah DAS Solo-Hulu, luas 609.400 Ha

Secara administratif, provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota.

Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan

8.490 desa/kelurahan.

Page 3: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47

Gambar 4.1 Peta Wilayah Provinsi Jawa Tengah

Sumber: id.wikipedia.org

Jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah berdasarkan sensus tahun 2015 adalah

35.557.249 jiwa. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah

Kabupaten Brebes (2,342 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (2,227 juta jiwa), dan

Kabupaten Banyumas (1,953 juta jiwa).

Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten

ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang

Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal),

daerah Salatiga Raya ( termasuk wilayah Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan

Page 4: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48

Suruh), Solo Raya(termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo,

dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun.

Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,45% per tahun),

sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).

Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata

pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan

perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).

B. Deskripsi Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah

1. Sejarah Berdirinya Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah

Ombudsman berasal dari bahasa Skandinavia kuno, yakni umbuðsmann yang

artinya perwakilan. Ombudsman merupakan sebuah jabatan/badan yang di jabat oleh

seseorang/sekelompok orang yang bertugas untuk mendengarkan segala keluhan,

menyelidiki, dan merekomendasikan tindakan yang tepat. Sebagai pejabat yang

menerima keluhan, ombudsman memiliki akses ke manajemen puncak. Dapat

disimpulkan bahwa ombudsman merupakan perantara antara pihak yang

menyampaikan keluhan dengan pihak yang dikeluhkan. Menurut Allan Weitzman

seorang partner firma hukum Proskauer Rose LLP, Ombuds adalah para konselor

yang netral dan tidak memihak yang bisa memberi nasihat kepada para pribadi

mengenai masalah-masalah dengan rentang mulai dari para manajer yang kasar

Page 5: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49

hingga gugatan atas aktivitas perusahaan yang ilegal. Ombudsman di tunjuk sebagai

pihak yang dipercaya dapat menyelesaikan masalah yang bersifat informal dan

rahasia tanpa kehilangan kendali atas penanganan masalah itu sendiri. Ombudsman

biasanya bersifat terpisah dari manajemen lini dan melampir langsung ke manajemen

puncak organisasi.

Ombudsman di Indonesia berawal dari adanya gagasan di era kepemimpinan

presiden B.J. Habibie. Di masa itu, mendirikan Ombudsman di Indonesia masih

sebatas gagasan. Kemudian di tahun 1999, era presiden Abdurrahman Wahid gagasan

mengenai mendirikan ombudsman semakin gencar kembali, yang kemudian dikaji

mendalam oleh tim pengkaji. Pada tahun 2000, tepatnya pada 10 Maret 2000

dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman

Nasional, sehingga mulai saat itu, Indonesia memasuki babak baru dalam sistem

pengawasan, yang diartikan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap

perbaikan pelayanan publik di Indonesia. Pada tahun 2008, kedudukan Ombudsman

di perkuat dengan dikeluarkannya UU RI No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman

Republik Indonesia (ORI).

Dalam kedudukannya, ORI termasuk kedalam lembaga negara non struktural.

Lembaga ini dibentuk melalui peraturan perundang-undangan yang tugas dan fungsi

pelaksanaannya untuk menunjang jalannya roda pemerintahan. ORI merupakan

lembaga yang berdiri sendiri atau independen tanpa ada campur tangan dari pihak

manapun. Dalam penyelenggaraannya, lembaga ini di biayai seluruh atau

Page 6: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50

sebagiannya dengan menggunakan anggaran negara. Sehingga segala kegiatan yang

dilakukan langsung pertanggungjawabannya kepada Presiden.

Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Jawa Tengah (ORI Jateng)

merupakan perwakilan dari Ombudsman RI atau Ombudsman pusat. Sehingga

lembaga ini memiliki hubungan hierarkis dengan Ombudsman RI. Apabila di lihat

dari segi ruang lingkupnya, ORI Jateng merupakan lembaga negara pelayanan publik

yang lingkup kerjanya mengawasi segala kegiatan lembaga negara maupun swasta

yang penyelenggaraannya menggunakan anggaran negara dimana kedudukannya

berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sejak UU. NO. 37 Tahun 2008 disahkan,

kedudukan ORI hanya berada di pusat saja. Kemudian dikarenakan ORI belum

mampu untuk menjangkau masyarakat di daerah maka di bentuklah perwakilan di

masing-masing provinsi. Ini sesuai dengan amanat UU No. 37 Tahun 2008 tentang

Ombudsman RI pasal 43 ayat 1 yang mengatur mengenai perwakilan ombudsman,

isinya:

“Apabila dipandang perlu, Ombudsman dapat mendirikan perwakilan

Ombudsman di daerah provinsi kabupaten/kota.”

Kemudian dibentuklah Peratuan pemerintah No. 21 Tahun 2011 tentang

Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia

di Daerah. Kemudian dalam pasal 2 ayat 1 dan 2, berbunyi:

Ayat 1: “Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Ombudsman dapat

membentuk Perwakilan Ombudsman di Provinsi atau Kabupaten/Kota

Ayat 2: “Pembentukan Perwakilan Ombudsman bertujuan memberikan kemudahan

bagi masyarakat untuk mengakses pelayanan dari Ombudsman dalam

Page 7: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51

rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan untuk

mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik yang baik.

Guna memperkuat dasar hukum kantor Ombudsman RI yang berada di daerah,

maka dibentuklah aturan di lingkugan internal Ombudsman, yakni Peraturan

Ombudsman No. 10 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Tentang

Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia

di daerah. Akhirnya sejak disahkan aturan-aturan diatas, dibentuklah perwakilan

Ombudsman di masing-masing daerah. Kini Ombudsman RI memiliki 34 kantor

perwakilan, salah satunya di provinsi Jawa Tengah.

Perwakilan ORI di Jawa Tengah berdiri sejak tahun 2012. Di tahun tersebut,

belum seluruhnya wilayah kerja di Jawa Tengah menjadi naungan ORI Jateng.

Melainkan kolaborasi dengan ORI perwakilan DIY. Sehingga wilayah kerja Jawa

Tengah di bagi menjadi dua wilayah, yakni Jateng bagian Utara menjadi wewenang

ORI Jateng, sedangkan Jateng bagian Selatan menjadi wewenang ORI DIY. Alasan di

bagi dalam 2 wilayah ini agar masyarakat lebih mudah menjangkau ketika akan

melaporkan aduan pada Ombudsman RI. Namun, sistem ini tidaklah berjalan efektif.

Oleh karenanya, pada awal tahun 2017 wilayah Jateng selatan yang sebelumnya di

naungi ORI DIY seluruhnya di limpahkan menjadi wewenang ORI perwakilan

Jateng.

Lokasi kantor ORI perwakilan Jateng saat ini di Jl. Siwalan No.5 Wonodri,

Kota Semarang, Jawa Tengah 50242. Dengan adanya kantor yang berada di wilayah

Page 8: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52

ibukota Jawa Tengah, menjadikan layanan Ombudsman sendiri menjadi lebih mudah

untuk di jangkau oleh masyaarakat Jawa Tengah.

2. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Ombudsman RI Provinsi Jawa Tengah

Kantor perwakilan Ombudsman RI di provinsi Jawa Tengah memiliki

hubungan hierarkis dengan Ombudsman RI pusat. Sehingga Ombudsman RI

perwakilan Jawa Tengah memiliki visi, misi, tugas, dan fungsi yang sama.

Visi Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah:

“Ombudsman Republik Indonesia yang Berwibawa, Efektif, dan Adil”

Dalam menjalankan visinya, terdapat beberapa langkah yang harus di capai. Hal

ini tercantum dalam misi lembaga, yang diantaranya:

1. Memperkuat kelembagaan.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan Ombudsman RI.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat.

4. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik oleh penyelenggara

pemerintahan.

5. Memperkuat pemberantasan dan pencegahan maladministrasi dan korupsi.

Adapun dalam UU No. 37 Tahun 2008 pasal 7, terdapat hal-hal yang memuat

tugas ombudsman dalam menjalankan kegiatan lembaga, diantaranya:

a) Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

b) Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan.

c) Menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan

Ombudsman.

d) Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan

Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

e) Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga

pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan.

f) Membangun jaringan kerja.

Page 9: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53

g) Melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

h) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

Dalam hal fungsinya, sesuai dengan UU No. 37 Tahun 2008 pasal 6 dijelaskan

Ombudsman berfungsi untuk mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang

diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan baik di pusat maupun

daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha

Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan

yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

3. Struktur Organisasi Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah

Dalam menjalankan kegiatan kelembagaan, perlu adanya elemen yang

mendukung kegiatan tersebut. Begitu halnya dengan Ombudsman RI Perwakilan

Jawa Tengah dalam menjalankan kegiatan kelembagaannya. Oleh karenanya,

dibentuklah struktur organisasi sebagai elemen utama yang mendukung kegiatan

kelembagaan.

Struktur Ombudsman RI Perwakilan di daerah didasarkan pada Peraturan

Ombudsman RI No. 10 tahun 2012 tentang Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja

Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia di daerah. Dalam pasal 13 ayat 1

tersebut diatur mengenai susunan organisasi, sebagai berikut:

a) 1 orang Kepala Perwakilan.

b) Paling banyak 5 orang Asisten Ombudsman di kantor perwakilan.

c) Unsur sekretariat yang merupakan staff sekretariat jenderal yang bertugas

untuk mendukung pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang perwakilan

Ombudsman.

Page 10: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54

Namun sejak diundangkan pada 26 Februari 2018, Peraturan Ombudsman RI No.

29 tahun 2018 resmi berlaku atas perubahan aturan sebelumnya Peraturan

Ombudsman RI No. 10 Tahun 2012. Sehingga kini dalam pasal 13 ayat 1 yang

mengatur mengenai susunan organisasi berbunyi:

a) 1 (orang) Kepala Perwakilan.

b) Asisten Ombudsman.

c) Unsur Tata Usaha yang merupakan staff sekretariat jenderal.

Gambar 4.2. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Asisten Ombudsman Republik

Indonesia berdasarkan Peraturan Ombudsman 30 Tahun 2018

a. Kepala Perwakilan

Kepala perwakilan Ombudsman adalah sesorang yang ditugaskan untuk

memimpin kantor perwakilan Ombudsman di daerah. Kepala perwakilan

Ombudsman di angkat dan diberhentikan oleh ketua Ombudsman RI atas

persetujuan yang dihasilkan rapat pleno anggota Ombudsman. Sedangkan masa

Page 11: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55

jabatan yang dapat di jabat yakni selama 5 tahun dan dapat di perpanjang sebanyak

1 kali masa jabatan.

b. Asisten Ombudsman

Asisten Ombudsman adalah pegawai yang diangkat oleh Ketua Ombudsman

berdasarkan persetujuan rapat anggota Ombudsman untuk membantu Ombudsman

dalam menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya. Asisten Ombudsman terbagi

ke dalam 4 tingkatan, yakni: Asisten Pratama, Asisten Muda, Asisten Madya, dan

Asisten Utama. Penjenjangan tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman,

keahlian, dan kompetensi yang dimiliki. Penjenjangan berdasarkan pada Peraturan

Ombudsman Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Penentuan,

Persyaratan, dan Pengembangan serta Penetapan Penjenjangan Karier Asisten

Ombudsman Republik Indonesia pasal 21 bahwa jenjang jabatan asisten di kantor

perwakilan paling tinggi adalah asisten muda.

Dalam susunan dan tata kerja asisten Ombudsman RI di perwakilan dibentuk

yang namanya Kelompok Keasistenan Ombudsman Perwakilan. Ini merupakan

unsur yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Ombudsman sesuai dengan

wilayah kerjanya. Kelompok keasistenan Ombudsman, memiliki fungsi pelaksanaan

teknis atas tugas Ombudsman, sebagai berikut:

Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan.

Page 12: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56

Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan

Ombudsman.

Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan

maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga

pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan.

Membangun jaringan kerja.

Melakukan upaya pencegahan maladministrasi dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

Melakukan tugas lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, perlu adanya pembagian kelompok

keasistenan Ombudsman Perwakilan yang ini dibagi ke dalam tiga unit kerja

keasistenan, yang mana untuk masing – masing unit di pimpin oleh seorang

koordinator yang bertanggungjawab kepada kepala perwakilan daerah masing-

masing. Pembagian tersebut meliputi:

a) Keasistenan pencegahan

b) Keasistenan penerimaan dan verifikasi laporan perwakilan (PVL)

c) Keasistenan pemeriksaan laporan

c. Sekretariat jenderal

Sekretariat Jenderal merupakan pegawai negeri yang berada di lingkungan

Sekretariat Jenderal Ombudsman RI. Pegawai negeri yang dimaksud dibagi menjadi

2 kategori, yakni PNS yang diangkat oleh sekretariat jenderal Ombudsman, dan

pegawai negeri yang dipekerjakan atau diperbantukan. Sekjen Ombudsman yang

berkududukan di Perwakilan mempunyai tugas untuk menyelenggarakan dukungan

yang berkaitan dengan ketatausahaan kepada Ombudsman Republik Indonesia

tergantung wilayah kerjanya.

Page 13: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57

4. Alur Penyelesaian Laporan Masyarakat

Gambar 4.3 Alur Penyelesaian Laporan Masyarakat berdasarkan UU No. 37 Tahun 2008

Page 14: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58

5. Komposisi Pegawai Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah

a. Komposisi Pegawai Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah berdasarkan

Jenis Kelamin Pegawai

Tabel 4.1 Jumlah pegawai berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai

Jenis Kelamin Jumlah

Pria 9

Wanita 5

b. Komposisi Pegawai Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah berdasarkan

Jabatan Pegawai

Tabel 4.2 Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan Pegawai

c. Komposisi Pegawai Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah berdasarkan

Tingkat Pendidikan Pegawai

Tabel 4.3 Jumlah pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Pegawai

Pendidikan Terakhir Jumlah

SMA 2

S1 7

S2 5

Jabatan Jumlah

Asisten Ombudsman 9

Staff Sekretariat Jenderal

Ombudsman

5

Page 15: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59

C. Kinerja Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah

Membahas mengenai kinerja pegawai Ombudsman Republik Indonesia

Perwakilan Jawa Tengah, pastilah berkaitan dengan pelaksanaan pegawai dalam

menjalankan tugas dan fungsi Ombudsman Republik Indonesia di wilayah kerjanya.

Di kantor perwakilan Ombudsman RI Jawa Tengah, Asisten Ombudsman dibagi ke

dalam 3 kelompok keasistenan. Dalam kelompok keasistenan ini memiliki tugasnya

masing-masing. Berikut tugas, hambatan, dan capaian target dari masing-masing

kelompok keasistenan tersebut.

a) Keasistenan pencegahan

Keasistenan pencegahan merupakan asisten yang memiliki tugas dan fungsi

untuk mencegah adanya maladministrasi pelayanan publik yang berada di wilayah

kerja Ombudsman, dalam hal ini ialah provinsi Jawa Tengah. Kemudian tugas

keasistenan pencegahan yang diamanatkan Peraturan Ombudsman RI No. 29 Tahun

2018, sebagai berikut:

Melakukan koordinasi dengan pengawas internal, instansi

penyelenggara layanan dalam rangka pencegahan

maladministrasi.

Membangun jaringan kerja dengan penyelenggara layanan

dalam rangka pencegahan maladministrasi.

Melakukan program pencegahan maladministrasi.

Melakukan sosialisasi.

Melakukan investigasi sistemik.

Menyampaikan saran perbaikan kebijakan, penyempurnaan

organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik.

Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan.

Melakukan tugas lain yang diberikan Ombudsman dan/atau

kepala perwakilan.

Page 16: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60

Berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan terhadap asisten bidang

pencegahan ibu Tri Lindawati bahwa tugas sebagai asisten bidang pencegahan,

diantaranya, sosialisasi tentang fungsi, tugas dan wewenang Ombudsman. Adapun

kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan bekerjasama dengan beberapa radio yang

ada di kota Semarang. Tak hanya radio saja, melalui siaran pertelevisian juga

digunakan Ombudsman sebagai media dalam mensosialisasikan tugas, fungsi, dan

wewenang Ombudsman. Pada beberapa kesempatan pula, Ombudsman juga

melakukan sosialisasi di beberapa instansi, seperti Sosialisasi dalam acara persiapan

reakreditasi Departemen Hubungan Internasional Fisip Undip pada 15 Oktober 2018,

Sosialisasi dalam acara sosialisasi civitas akademika STAI Al-Husain Magelang pada

24-25 Oktober 2018, dan masih banyak lagi kegiatan sosialisasi di kelompok

keasistenan pencegahan ini.

Selain sosialisasi kelompok keasistenan pencegahan juga memiliki tugas untuk

menjalin komunikasi dengan instansi terlapor terkait jaminan atas data yang menjadi

obyek pemeriksaan. Contoh kegiatannya seperti koordinasi dengan Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah terkait dengan tindak lanjut pengaduan masyarakat pada 27

Februari 2018, koordinasi terkait dengan tindak lanjut permasalahan siswa SMAN 1

Semarang pada 7 Maret 2018, dan kegiatan koordinasi lainnya. Berikut jumlah

kegiatan keasistenan bidang pencegahan selama periode 2015-2018.

Page 17: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61

Tabel 4.4 Jumlah Kegiatan Pencegahan Tahun 2015-2018

Berdasarkan pada tabel diatas, bahwa jumlah kegiatan pencegahan selalu terjadi

peningkatan dari tahun ke tahun. Kegiatan pencegahan terjadi peningkatan sejak

tahun 2015. Seperti dari tahun 2015 ke tahun 2016 meningkat hingga 2 kali lipat.

Kemudian dari tahun 2016 ke tahun 2017 hampir mencapai 30 kegiatan. Bahkan dari

tahun 2017 ke tahun 2018 terjadi peningkatan kembali hampir 2 kali lipat. Apabila

dilihat kembali, bahwa kegiatan keasistenan pencegahan tidak hanya melakukan

sosialisasi dan koordinasi saja sebagai bentuk pencegahan maladministrasi di

perwakilan Jawa Tengah. Melainkan juga melakukan kajian-kajian. Contoh

kegiatanya seperti pada 23 Mei 2018, melaksanakan FGD dalam rangka kajian

No. Langkah

Pencegahan

Jumlah

Kegiatan

Pencegahan

Triwulan IV

(Januari –

Desember

2015)

Jumlah

Kegiatan

Pencegahan

Triwulan

IV (Januari

– Desember

2016)

Jumlah

Kegiatan

Pencegahan

Triwulan III

(Juli–

September

2017)

Jumlah

Kegiatan

Pencegahan

Triwulan IV

(Januari –

Desember

2018)

1 Sosialisasi 12 50 62 105

2 Koordinasi 16 15 29 47

3 Kerjasama 2 2 0 0

4 Kajian

Sistemik - - 4 -

5 Kajian

Strategis - - - 4

Total: 30 67 95 156

Page 18: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62

strategis terkait penyelenggaraan pengisian perangkat desa di kabupaten Pati dengan

tema ”perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik pada penyelenggaraan

pengisian perangkat desa di kabupaten pati”.

Bidang pencegahan dalam meminimalisir tindakan maladministrasi tidak dapat

dilakukan sendirian, perlu adanya peran masyarakat juga untuk tindakan pencegahan

ini. Oleh karenanya, Ombudsman membentuk sebuah wadah yang bernama “Konco

Ombudsman”. Konco ombudsman ini didalamnya terdiri dari pihak luar seperti

mahasiswa magang, media, komunitas, dan lainnya. Konco ombudsman dibentuk atas

dasar kesadaran ombudsman sebagai lembaga yang masih belum dapat menjangkau

seluruh masyarakat, khususnya dalam hal pencegahan. Agar kegiatan pencegahan ini

berjalan dengan baik, maka konco ombudsman ini diberi pelatihan terkait

pengetahuan tentang pencegahan maladmistrasi, harapannya agar semakin banyak

masyarakat yang sadar akan pentingnya mencegah tindak maladministrasi pelayanan

publik.

Berdasarkan pada tabel 4.4 tersebut, bahwa keasistenan bidang pencegahan

dalam hal ini selalu dapat mencapai target yang di tetapkan, sebagaimana hasil

wawancara sebagai berikut:

“Target bidang pencegahan yang pasti mencegah tindak maladministrasi.

Selama ini, bidang pencegahan selalu mencapai target yang di tetapkan

oleh pusat. Sehingga gak ada masalah terkait ini.”

Page 19: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63

Di kantor Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, unit keasistenan pencegahan

terdiri dari 1 koordinator dan 1 staff asisten bidang pencegahan. Sebagai bidang yang

di emban hanya oleh 2 orang pastilah ada hambatan didalamnya, diantaranya:

“Hambatan kami selama bekerja, diantaranya: Wilayah 35

kota/kabupaten, sedangkan di bidang pencegahan hanya terdapat 2

asisten yang mendapat tugas pencegahan. Selain itu, persepsi instansi

terlapor yang menganggap Ombudsman sebagai lembaga yang selalu

mencari – cari kesalahan. Tak hanya itu, Masyarakat yang mengetahui

Ombudsman banyak yang melaporkan masalahnya namun tidak

memahami prosedur pelaporan di Ombudsman dengan tepat.”

b) Keasistenan penerimaan dan verifikasi laporan perwakilan (PVL)

Keasistenan penerimaan dan verifikasi laporan perwakilan merupakan asisten

yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan penyelesaian laporan pada tahapan

penerimaan, pencatatan dan verifikasi laporan di wilayah kerja Ombudsman RI

Perwakilan Jawa Tengah. Adapun kelompok keasistenan ini memiliki tugas, sebagai

berikut:

Menerima, mencatat, dan melakukan verifikasi laporan dugaan

maladministrasi pelayanan publik.

Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan.

Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup

kewenangan Ombudsman.

Melakukan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan.

Melakukan tugas lain yang diberikan Ombudsman dan/atau Kepala

Perwakilan.

Berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan terhadap asisten bidang PVL,

ibu Bellinda bahwa asisten bidang PVL merupakan garda terdepan Ombudsman

dalam menanggapi aduan masyarakat. Tugas sebagai asisten bidang PVL

diantaranya: Menerima laporan masyarakat melalui email, telepon, maupun datang

Page 20: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64

langsung. Kemudian, memverifikasi syarat-syarat formil maupun materiil laporan.

Selain itu juga, Mengedukasi masyarakat tentang cara menyampaikan aduan yang

bukan menjadi wewenang. Sebagai contoh laporan yang di sampaikan terkait dengan

tindak korupsi di sebuah lembaga, maka asisten unit PVL berhak menyampaikan

kepada pelapor bahwa laporan tersebut tidak akan di tindak lanjuti oleh Ombudsman,

kemudian pelapor diarahkan untuk menyampaikan laporan kepada pihak yang

berwenang yakni KPK.

Dalam melaksanakan tugasnya, bidang PVL juga tak terlepas dari target. Berikut

hasil wawancara yang disampaikan asisten ombudsman bidang PVL terkait target

yang dicapai:

“Bidang PVL memiliki tugas untuk selalu memberikan respon/kepastian

penindakan laporan kepada pelapor dengan waktu maksimal 14 hari

kerja. Selama ini bidang PVL, tidak pernah tidak mencapai target

tersebut. Kemudian, konsekuensi apabila kita tidak merespon Selama 14

hari kerja pastinya ya mendapat komplain dari pelapor.”

Selain itu, asisten bidang PVL dalam menjalankan tugas dan fungsinya tak

terlepas dari hambatan. SDM dalam unit kerja PVL di ORI Jateng, terdiri dari 1 orang

koordinator dan 1 orang staff asisten Ombudsman unit keasistenan PVL Keterbatasan

jumlah SDM menjadi salah satu hal yang membatasi asisten PVL menjalankan tugas

dan fungsinya. Berikut hasil wawancara terkait dengan hambatan yang di alami oleh

asisten bidang pvl:

Page 21: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65

“Hambatan kami di bidang PVL yakni SDM yang hanya di emban

oleh 2 orang. Sedangkan kami harus selalu siap merespon laporan

masyarakat yang ada di 35 kabupaten/kota. Berhubung asisten bidang

PVL hanya 2 orang, maka harus di maksimalkan sumber daya yang

ada. PVL selain memverifikasi laporan juga mensosialisasikan

lembaga Ombudsman kepada pelapor. Oleh karenanya, apabila dilihat

dari segi jumlah pegawai beban kerjanya cukup berat, sehingga perlu

adanya penambahan pegawai.”

c) Keasistenan pemeriksaan laporan

Keasistenan pemeriksaan laporan merupakan asisten yang menjalankan fungsi

Ombudsman pada tahapan pemeriksaan di wilayah kerja Ombudsman RI Perwakilan

Jawa Tengah. Dalam unit kerja pemeriksaan, SDM yang ada terdiri atas 1 orang

koordinator dan 4 orang staff asisten bidang pemeriksaan laporan. Kelompok ini

memiliki tugas, sebagai berikut:

Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan.

Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup

kewenangan ombudsman.

Melaksanakan ajudikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan

maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

Melakukan koordinasi dengan pengawas internal instansi penyelenggara

layanan untuk pemeriksaan laporan.

Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan.

Melakukan tugas lain yang diberikan Ombudsman dan/atau Kepala

Perwakilan.

Berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan terhadap asisten bidang

Pemeriksaan, tugas asisten bidang Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut:

“Kegiatan pemeriksaan ya melakukan pemeriksaan laporan. Baik

itu pemeriksaan data maupun pemeriksaan lapangan. Kemudian

melakukan klarifikasi, melakukan pemanggilan, dsb.” (Amhar Azet,

31 Januari 2019)

Page 22: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66

“Tugas sebagai asisten bidang pemeriksaan diantaranya:

menerima data, memeriksa data, melakukan klarifikasi,

melakukan pemanggilan, pemeriksaan lapangan, konsiliasi,

penghentian pemeriksaan”. (M. Agus Ardhiansyah, 22 Maret

2019)

Asisten bidang pemeriksaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya tak terlepas

dari target yang harus dicapai. Berikut hasil wawancara terkait dengan hambatan

yang di alami oleh asisten bidang pemeriksaan:

“Untuk masalah target yang menentukan pusat, sehingga yang

berhak menentukan kinerja sudah mencapai target atau belum,

yakni pusat yang menentukan” (Amhar Azet, 31 Januari

2019)

“Konsekuensi target tercapai beban kerja lebih ringan, apabila

tidak tercapai, tidak memperoleh reward dari pimpinan.

Konsekuensti tidak tercapai akan mendapat pembinaan yang

dilakukan oleh pusat, selain itu juga mendapat komplain dari

pelapor.” (M. Agus Ardhiansyah, 22 Maret 2019)

Dalam melaksanakan tugasnya, asisten bidang pemeriksaan dalam menjalankan

tugas dan fungsinya juga tak terlepas dari hambatan. Menurut bapak Agus bahwa

hambatan di bidang pemeriksaan ini yakni kurangnya waktu dalam menyelesaikan

tugas.. Ini dikarenakan tugas yang diberikan sering merangkap-rangkap. Selain itu

juga, belum adanya penetapan jangka waktu maksimal yang digunakan untuk

menyelesaikan sebuah laporan. Anggaran operasional juga dianggap masih kurang

begitu mengakomodir. Namun, pernyataan berbeda justru disampaikan oleh bapak

Amhar Azet bahwa beban asisten unit pemeriksaan memang cukup berat. Ditambah

lagi dengan kurangnya jumlah SDM yang ada. Namun semua itu harusnya bukan

Page 23: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67

dianggap sebagai hambatan, justru sebagai sebuah tantangan. Tantangan bagi

organisasi untuk membuat kekurangan menjadi sebuah kelebihan.

Berdasarkan pada paparan di atas sudah di jelaskan mengenai tugas masing-

masing asisten. Mayoritas asisten Ombudsman di perwakilan Jawa tengah ini sudah

memahami tugas dan fungsinya masing-masing. Guna menilai, apakah kinerja

pegawai sudah baik atau belum harus menilik kembali pada aturan yang ada, yakni

Peraturan Ombudsman RI No. 13 Tahun 2013 pasal 4. Dalam aturan tersebut,

kinerja pegawai ditentukan berdasarkan pada penilaian kinerja, tingkat kehadiran,

dan pencapaian prestasi kerja tertentu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan

dengan Plt. Kepala perwakilan, bahwa kinerja Pegawai Ombudsman RI, sebagai

berikut

Membahas mengenai kinerja pegawai Ombudsman Republik Indonesia

Perwakilan Jawa Tengah, pastilah berkaitan dengan pelaksanaan pegawai dalam

menjalankan tugas dan fungsi Ombudsman Republik Indonesia di wilayah kerjanya.

Kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau belum tergantung pemeringkatan kinerja

yang dilakukan setiap bulannya. Pemerikatan kinerja asisten di kantor Ombudsman

perwakilan Jawa Tengah dilakukan oleh Kepala Pewakilan Jawa Tengah, dalam hal

ini Bapak Sabarudin Hulu selaku Plt, Kepala Perwakilan Ombudsman Perwakilan

Jawa Tengah. Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan dengan beliau:

“Kinerja insan Ombudsman perwakilan Jateng karena fokusnya adalah

penanganan laporan masyarakat sudah baik ya. Karena dilihat dari jumlah

laporan yang masuk cukup banyak, kemudian agenda kegiatan kita

Page 24: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68

lainnya juga berjalan dengan baik. Penilaian ini dilakukan setiap bulan,

saya juga sebagai Plt. Kepala Perwakilan diberikan wewenang untuk

melakukan evaluasi dan penilaian kinerja. Karena itu, berdampak pada

tunjangan kinerja yang diberikan oleh asisten ombudsman. Demikian itu

juga, staff dan pramubakti juga tak luput dari penilaian. Jadi, Secara

keseluruhan kinerja sudah baik.”

Kategori baik disini pastilah ada yang mendasarinya. Berikut pernyataan beliau

tentang wujud konkrit dari kinerja asisten yang dinyatakan sudah baik:

“Kinerja sudah baik itu dilihat dari disiplin kepegawaian. Kedisiplinan waktu.

Kemudian dalam hal penyelesaian laporan masyarakat. Jadi disitu sudah di

buat perencanaan terhadap sebuah kasus sehingga disiapkan kerangka

acuannya, targetnya, dsb. Kemudian target investigasinya apa. Dari situ kita

bisa menilai dari sebuah substansi pekerjaan sendiri dan pekerjaan lain yang

ditugaskan perundang-undangan. Jadi ada 2 kategori untuk menilai kinerja

pegawai ombudsman. Substansi ini tentang apa yang dilakukan setiap harinya

dalam satu bulan. Misalkan dalam satu hari dari jam sekian hingga sekian apa

kegiatan yang dilakukan. Misal kegiatannya satu hari yakni meminta

keterangan dari pelapor. Hasilnya ada informasi terkait dengan dokumen-

dokumen. Itu tertera disitu. Kemudian membuat draft klarifikasi. Hasilnya

adalah terbit klarifikasi satu. Itu semua nanti terinci. Wujud konkritnya

evaluasi itu bahwa kinerja baik dan itu berdampak pada penyelesaian laporan

masyarakat. Artinya sudah tertata penanganan penyelesaian laporan itu.

Pelaksanaan kegiatan juga dari undangan-undangan instansi, mereka (asisten

ombudsman) laksanakan tugas dan juga membuat laporan pertanggung

jawaban atas tugas yang dilaksanakan itu. Apa dampak dari sosialisasi itu dan

tersampaikan. Berapa peserta. Apa yang disampaikan.dan itu kami kira sudah

berjalan dengan baik”

Page 25: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69

D. Motivasi dan Kepuasan Kerja Pegawai Ombudsman Republik Indonesia

Perwakilan Jawa Tengah

Sebelumnya sudah di bahas mengenai kinerja pegawai Ombudsman RI

Perwakilan Jawa Tengah. Seperti kita ketahui, kinerja pegawai di nilai sudah baik,

akan tetapi target penyelesaian laporan untuk Ombudsman RI Perwakilan Jawa

Tengah masih belum terpenuhi. Oleh karenanya perlu di teliti lebih dalam lagi dari

segi motivasi dan kepuasan kerja pegawai itu sendiri. Berikut penjelasannya:

1. Motivasi

Motivasi ialah dorongan bagi pegawai untuk bekerja. Motivasi pegawai yang

tinggi bisa menjadikan kinerja organisasi lebih efektif dan efisien. Dalam

pembahasan kali ini, berikut akan kita bahas cara Ombudsman Republik Indonesia

untuk membangkitkan motivasi pegawainya.

a. Existence (Keberadaan)

1.a. Penghasilan

Tujuan bekerja bagi setiap pegawai pastilah untuk mendapatkan penghasilan

guna menjaga kelangsungan hidupnya. Begitu halnya dengan pegawai

Ombudsman RI Jateng. Oleh karenanya, untuk menciptakan ketenangan pegawai

dalam bekerja di terbitkanlah PO No. 64 Tahun 2012 yang mengatur mengenai

gaji dan insentif kerja pegawai. Keduanya merupakan hak yang layak di

dapatkan oleh Asisten Ombudsman yang besarannya tergantung dari besaran

kemampuan keuangan negara.

Page 26: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70

Berdasarkan Undang – Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, Gaji merupakan hak pekerja yang di terima dan dinyatakan

dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja ditetapkan

dan di bayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan

perundang-undangan. Gaji yang diberikan kepada Asisten Ombudsman,

ditetapkan sesuai dengan jenjang jabatan dan juga masa kerja dari pegawai

tersebut. Berikut besaran gaji yang di terima Asisten Ombudsman RI:

Tabel 4.5 Daftar Gaji Asisten Ombudsman RI

Sumber: Perpres No. 15 Tahun 2014 tentang Gaji

Asisten Ombudsman Republik Indonesia

Insentif kerja untuk Asisten Ombudsman Republik Indonesia dalam

Peraturan Ombudsman RI No. 13 Tahun 2013, ditetapkan berdasarkan pada hasil

penilaian kinerja, tingkat kehadiran, dan pencapaian prestasi kerja tertentu. Guna

Page 27: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71

mengetahui hasil penilaian kinerja, tingkat kehadiran, dan pencapaian prestasi

kerja di buat ke dalam beberapa kategori penilaian, sebagai berikut:

a) Penilaian Kinerja, meliputi:

o Kecakapan dalam hal pemahaman terhadap substansi tugas

yang diberikan;

o Ketepatan dan akurasi dalam menganalisis tugas yang

diberikan;

o Kerajinan dan ketepatan waktu dalam

penyelesaian/pelaksanaan tugas;

o Komunikasi dan kerjasama; dan

o Inisiatif dalam melaksanakan tugas.

b) Tingkat Kehadiran, meliputi:

o Ketepatan kehadiran Asisten sesuai dengan ketentuan jam

kerja;

o Ketepatan kehadiran harus memenuhi jumlah jam kehadiran 8

jam perhari atau 160 jam perbulan; dan

o Apabila Asisten melaksanakan tugas di luar kantor, maka jam

kerja selama penugasan tersebut tetap diperhitungkan jumlah

jam kehadiran.

c) Pencapaian Prestasi Kerja, yang dimaksudkan yakni capaian prestasi

di atas rata-rata asisten lainnya, meliputi:

o Menjadi penanggungjawab bidang atau sub bidang atau

pelaksana tugas Kepala Perwakilan Ombudsman;

o Memiliki gagasan dalam pelaksanaan tugas yang memberikan

manfaat bagi perbaikan pelayanan publik dan memperoleh

pengakuan dari masyarakat/lembaga dan/atau Pimpinan

Ombudsman;

o Menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih cepat dari target

waktu yang diberikan.

Berikut besaran insentif yang diterima berdasarkan kinerja Asisten

Ombudsman RI:

Page 28: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72

Tabel 4.6 Besaran Insentif Kerja berdasarkan kinerja

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 28 Tahun 2017 tentang Perubahan

Ketiga Atas Peraturan Ombudsman Republik Indonesia No. 13

Tahun 2013 Tentang Insentif Kerja Asisten Ombudsman Republik

Indonesia.

1.b. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di lingkungan Ombudsman Republik

Indonesia telah di atur dalam Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

tentang standarisasi sarana dan prasarana di lingkungan Ombudsman RI. Aturan

tersebut tak hanya mengatur mengenai sarana dan prasarana yang ada di

Ombudsman pusat saja, tetapi juga mengatur sarana dan prasarana di

Ombudsman RI Perwakilan masing – masing daerah. Keberadaan peraturan

tersebut memiliki bertujuan untuk:

Mewujudkan keseragaman sarana dan prasarana kantor di semua satuan

kerja di lingkungan Ombudsman.

Page 29: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73

Memberikan acuan dalam melakukan perencanaan dan penganggaran

pengadaan sarana dan prasarana kantor yang bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara (APBN).

Memberikan pengetahuan dan bimbingan teknis kegiatan Sarana dan

Prasarana kantor dan manfaat atau nlai tambah kepada pemangku

kepentingan dalam upaya mencegah terjadinya segala bentuk

ketidakpatuhan dan senantiasa memenuhi prinsip good governance.

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran negara.

Meminimalkan terjadinya pemborosan dan/atau penyelewengan

penggunaan sarana dan prasarana kantor.

Tercapainya tertib administrasi penyelenggaraan barang milik negara di

lingkungan Ombudsman.

Dalam peraturan standarisasi sarana dan prasarana di lingkungan Ombudsman

RI ini, diatur di dalamnya standar yang meliputi sarana dan prasarana kantor dan

juga lahan dan bangunan. Yang kemudian di dalamnya terdiri atas ruang kantor,

ruang penunjang, perlengkapan kantor, standar kendaraan dinas operasional kantor

hingga standar ukuran untuk setiap ruangan. Kemudian dalam memenuhi standar

sarana dan prasarana kantor juga harus memperhatikan dengan anggaran yang

tersedia. Berikut standarisasi sarana dan prasarana yang di tetapkan Peraturan

Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018:

Page 30: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74

a. Standar sarana dan prasarana kantor

1) Ruang Kantor

a) Standar Ukuran Ruang Kantor

Ruang Kantor Perwakilan terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran

kurang lebih:

Tabel 4.7 Standar Ukuran Ruang Kantor Perwakilan Ombudsman

RI

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

Ruang Kantor Bendahara terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran

kurang lebih:

Tabel 4.8 Standar Ukuran Ruang Kantor Bendahara di Perwakilan

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

Ruang Kantor Fungsional Umum dan Asisten terdiri atas beberapa

ruang dengan ukuran kurang lebih:

Page 31: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75

Tabel 4.9 Standar Ukuran Ruang Kantor Fungsional Umum dan

Asisten di Perwakilan

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

b) Standar Perlengkapan Ruang Kantor

Berikut standar Perlengkapan Ruang Kantor di lingkungan Ombudsman RI

Perwakilan:

Tabel 4.10 Standar Perlengkapan Ruang Kantor

No. Nama Ruang Nama Perlengkapan

1. Ruang Kantor

Kepala Perwakilan

a. Ruang

Kerja

Kepala

Perwakilan

1) Meja kerja dengan

kelengkapannya

2) Kursi kerja

3) Kursi hadap

4) Kursi dan meja tamu

5) Meja telepon

6) Lemari kaca

7) Lambang negara

8) Foto Presiden/Wakil Presiden

9) Logo Ombudsman

10) Jam dinding

11) Almanak dinding

12) Almanak meja

13) Cermin berdiri

14) Pesawat telepon

15) Komputer

16) Laptop

17) Printer

18) Pesawat televisi

19) Gantungan jas/atribut.

Page 32: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76

20) Papan Struktur Organisasi

21) AC

22) Intercom

23) Sprinkler/automatic fire

24) Dispenser

25) Keranjang sampah

26) Jaringan internet

27) CCTV

28) dan lain - lain menurut

kebutuhan

b. Ruang tamu

kepala

perwakilan

1) Kursi dan meja tamu

2) Lemari rak kaca

3) Jam dinding

4) AC

5) Sprinkler/automatic fire

6) Keranjang Sampah

7) Jaringan internet

8) CCTV

9) dan lain - lain menurut

kebutuhan

c. Ruang rapat

kepala

perwakilan

1) Meja rapat

2) Kursi rapat

3) Lambang negara

4) Foto Presiden dan Wakil

Presiden

5) Logo Ombudsman

6) Whiteboard elektronik

7) LCD dan layar proyektor

8) Jam dinding

9) Almanak dinding

10) AC

11) Sprinkler/automatic fire

12) Kerajang sampah

13) Jaringan internet

14) CCTV

15) dan lainnya menurut kebutuhan

Page 33: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77

d. Ruang

istirahat

kepala

perwakilan

1) Kursi dan meja makan

2) Jam dinding

3) Cermin berdiri

4) Tempat tidur

5) Lemari pakaian

6) Gantungan jas/atribut

7) AC

8) Sprinkler/automatic fire

9) Kulkas

10) Keranjang sampah

11) Jaringan internet

12) dan lain - lain menurut

kebutuhan

e. Ruang toilet

kepala

perwakilan

1) Shower

2) Cermin

3) Wastafel

4) Closet

5) Kapstok

6) Sprinkler/automatic fire

7) Keranjang sampah

8) Jaringan internet

9) Exhaust

10) dan lain - lain menurut

kebutuhan

2 Ruangan kantor

bendahara

Ruang kerja

bendahara

1) Meja dan Kursi kerja

2) Kursi hadap

3) Filling cabinet

4) Jam dinding

5) Almanak dinding

6) Almanak meja

7) Pesawat telepon

8) Komputer

9) Printer

10) Brankas

11) AC

12) Sprinkler/automatic fire

13) Keranjang sampah

Page 34: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78

14) Jaringan intenet

15) CCTV

16) dan lain - lain menurut

kebutuhan

3 Perlengkapan

ruangan kantor

fungsional umum

dan asisten

Ruang kerja

fungsional

umum dan

asisten

1) Meja dan Kursi kerja

2) Jam dinding

3) Almanak dinding

4) Almanak meja

5) Komputer

6) Boks file

7) AC

8) Sprinkler/automatic fire

9) Keranjang sampah

10) Jaringan internet

11) dan lain - lain menurut

kebutuhan

Ruang kantor

fungsional

umum dan

asisten

1) Pesawat telepon

2) Papan struktur organisasi

3) Interior

4) Gantungan Koran

5) Printer

6) Mesin fotokopi

7) Scanner

8) Jam dinding

9) AC

10) Keranjang sampah

11) Sprinkler/automatic fire

12) Dispenser

13) Jaringan Internet

14) Alat pemadam air ringan

15) dan lain - lain menurut

kebutuhan

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

Page 35: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79

2) Ruang penunjang

Ruang penunjang merupakan ruangan yang secara tidak langsung

menunjang Ombudsman RI dalam melaksanakan segala tugasnya di daerah.

Sama halnya dengan ruangan kantor, ruang penunjang juga diatur mengenai

standar minimal ukuran masing – masing ruangnya, berikut diantaranya:

Page 36: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80

Tabel 4.11 Standar Ukuran Ruang Penunjang

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

Selain itu diatur pula, dalam PO RI No. 32 Tahun 2018 mengenai

perlengkapan minimal yang juga harus ada di setiap ruangnya, sesuai degan

kebutuhan masing-masing, yang diantaranya:

Page 37: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81

Tabel 4.12 Standar Perlengkapan di masing-masing Ruang Penunjang

No. Nama Ruangan Perlengkapan

1 Ruang Rapat Besar Meja kerja

Kursi rapat

Lambang negara

Bendera nasional dan

pataka

Foto presiden dan wakil

presiden

Logo Ombudsman

LCD dan layar proyektor

Foto ketua Ombudsman

dan mantan ketua

Ombudsman

Jam dinding

Almanak dinding

Mic conference

Sound system

AC

Sprinkler / automatic fire

Dispenser

Keranjang sampah

Jaringan internet

CCTV

dll.

2 Ruang Rapat Meja rapat

Kursi rapat

Whiteboard elektronik

LCD dan layar proyektor

Jam dinding

Almanak dinding

Palu dan alasnya

AC

Sprinkler/automatic fire

Keranjang sampah

Page 38: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82

Jaringan internet

CCTV

dll.

3 Ruang Fasilitas Pengaduan Masyarakat Meja panjang/rapat

Kursi

Kursi khusus difabel

Kursi roda jalur difabel

Lambang negara

Foto presiden dan wakil

presiden

Logo Ombudsman

Pesawat televisi

komputer

Mesin fotokopi

Bel

AC

Sprinkler/automatic fire

Keranjang sampah

Jaringan internet

CCTV

dll.

4 Musala Rak sandal/sepatu

Rak peralatan ibadah

Karpet

Peralatan ibadah

Jam waktu sholat

AC

Sprinkler/automatic fire

dll.

5 Ruang Laktasi Meja

Kursi

Freezer

Mesin steril

Wastafel

AC

Sprinkler/automatic fire

Keranjang sampah

dll.

6 Ruang Tunggu Ramah Anak Kursi dan meja tamu

Buku anak

Page 39: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83

Permainan edukasi anak

Pesawat televisi

Dispenser

AC

Sprinkler/automatic fire

Keranjang sampah

Jaringan internet

dll.

7 Ruang Arsip Ruang Arsip Vital AC

Thermo hygrometer

Dehumidifier

Kotak kartu kendali

Roll o’pack

Boks

Arsip

Folder

Map gantung

Sprinkler/automatic fire

Alarm fire system

Safety door

CCTV

dll.

Ruang Arsip Aktif

Atau Central File

AC

Thermo hygrometer

Mesin sortir

Meja sortir

Kotak kartu kendali

Dehumidifier

Folder

Map gantung

Filling cabinet

Sprinkler/automatic fire

Alarm fire system

CCTV

dll.

Ruang Arsip Inaktif

Atau Depo Arsip

AC

Mesin sortir

Meja sortir

Kotak kartu kendali

Thermo hygrometer

Page 40: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84

Dehumidifier

Roll o’pack

Folder

Boks arsip

Kertas bebas asam/kertas

Samson

Sprinkler/automatic fire

Alarm fire system

CCTV

dll.

8 Toilet Closet

Handicraft

Wastafel

Cermin

Jet washer

Kran air

Tempat sampah

Exhaust fan

Pewangi ruangan

Tempat sabun

Tempat tisu toilet

Alat pengering tangan

otomatis

Sanitex

Sprinkler/automatic fire

dll.

9 Ruang Lobi Meja resepsionis

Kursi

Buku tamu

Pemindai telapak tangan /

jari

Alat metal detector

Pesawat telepon

Jaringan internet

Sofa tamu

Pesawat TV/LCD

CCTV

Gantungan Koran

Papan

pengumuman/informasi

Page 41: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85

Sprinkler/automatic fire

Keranjang sampah

dll.

10 Ruang Dapur/ Pantry Peralatan dapur

Dispenser

Kulkas

Penyedot bau/asap

Kompor

Kitchen set

Sprinkler/automatic fire

Alat pemadam api ringan

Exhaust fan

dll.

11 Ruang Penyimpanan Barang Rak besi

Lemari besi

AC

Sprinkler/automatic fire

Keranjang sampah

dll.

12 Ruang Merokok Kursi

Asbak

Exhaust fan

Tanaman

Tempat sampah stainless

Sprinkler/automatic fire

dll.

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

3) Kendaraan Dinas Operasional Kantor

Kendaraan dinas operasional kantor adalah kendaraan bermotor yang

digunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi perwakilan Ombudsman. Agar

pelaksanaan tugas dan fungsi Ombudsman tidak terhambat pelaksanaanya,

Page 42: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86

oleh karenanya perlu di atur mengenai spesifikasi untuk masing-masing

kendaraan, diantaranya:

Tabel 4.13 Standar Kendaraan Dinas Operasional

Sumber: Peraturan Ombudsman RI No. 32 Tahun 2018

b. Standar Sarana Lahan dan Bangunan di Lingkungan Kantor

Perwakilan Ombudsman

Standar sarana dan prasarana lahan dan bangunan di lingkungan kantor

perwakilan Ombudsman ialah standar/spesifikasi minimal yang mengatur

mengenai lahan dan bangunan kantor. Pemenuhan standar sarana dan prasarana

kantor harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Berikut standar lahan

dan bangunan menurut Lampiran VII Peraturan Ombudsman RI Nomor 32

Tahun 2018 Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kantor di Lingkungan

Ombudsman RI, terdiri atas terdiri atas:

1) Lanskap

Persyaratan umum, terdiri dari

Lokasi di ibukota provinsi dan dilalui kendaraan umum.

Lokasi yang agak mendatar, ketinggian paling rendah 4 meter diatas

permukaaan laut, dan tersedia fasilitas umum (air, listrik, dan

telepon).

Lokasi yang dekat akses ke jalan besar dan area perkantoran.

Page 43: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87

Lokasi diupayakan menghindari daerah yang berbatu, miring,

cekungan, rawan banjir, tanah gambut, di bawah bukit, berlereng

terjal, dan dekat gunung berapi.

Lokasi diupayakan menghindari daerah yang bising dan jalur listrik

tegangan tinggi.

2) Persyaratan umum, terdiri dari:

Instalasi listrik

Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman sesuai

dengan peraturan umum instalasi listrik yang berlaku, dan setiap

bangunan gedung harus memiliki pembangkit listrik darurat sebagai

cadangan. Daya paling rendah 5000 watt.

Instalasi penangkal petir

Penentuan jenis dan jumlah sarana penangkal petir untuk bangunan

gedung harus berdasarkan pada lokasi bangunan dan kewajaran

kebutuhan.

Jaringan AC

Jaringan sentral AC harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan dan pemasangan AC split

disesuaikan dengan kebutuhan.

WAN/LAN

Setiap ruang kerja dapat terhubung dengan jaringan WAN/LAN dan

internet sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.

Jaringan air bersih

Diupayakan diperoleh dari sumber air PAM, jika tidak tersedia

dapat menggunakan sumber lain dengan persetujuan yang

berwenang.

Sistem alarm dan jaringan proteksi kebakaran

Sistem alarm kebakaran dipasang di setiap ruangan dan harus peka

terhadap asap dan/atau panas, serta terhubung dengan proteksi

pemadam kebakaran.

Closed circuit television (CCTV)

CCTV dipasang di setiap lantai ruang kerja dan di tempat lainnya

yang dianggap strategis dan vital untuk diamankan.

Fingerprint scan dan/atau hand key

Fingerprint scan dan/atau hand key dipasang di tempat yang

dianggap strategis sehingga memudahkan pegawai yang melakukan

presensi.

Tiang bendera atau podium upacara

Page 44: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88

Tiang bendera diletakkan didepan gedung sedangkan podium

upacara diletakkan hanya pada saat pelaksanaan upacara.

Aksesbilitas bagi penyandang disabilitas

Bangunan gedung harus dilengkapi dengan fasilitas yang

memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas. Fasilitas

tesebut meliputi:

o Akses pada pintu masuk yang dibuat landai

Setiap bangunan harus mempunyai akses pada pintu masuk

yang dibuat landai dilengkapi dengan pegangan tangan.

o Toilet khusus bagi penyandang disabilitas

Toilet khusus bagi penyandang disabilitas ini dibangun sesuai

spesifikasi yang berlaku khusus untuk penyandang disabilitas

pada setiap lantai dasar gedung.

Lahan parkir

Penyediaan lahan parkir ditujukan untuk kendaraan dinas

operasional kantor, serta tamu disediakan fasilitas parkir pada

tempat yang telah ditentukan.

Page 45: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 89

b. Relatedness (Hubungan)

2.a Pemeliharaan Hubungan Pegawai

Dalam Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2012 tentang Manajemen Sumber

Daya Manusia di lingkungan Ombudsman RI pasal 18, mengatur mengenai

jaminan tentang pemeliharaan hubungan kepegawaian dengan membentuk wadah

ataupun forum yang dapat di mengakomodir seluruh pegawai Ombudsman, yang

ketentuannya akan di atur dalam Peraturan Ombudsman. Selama ini, aturan yang

dimaksudkan tersebut belum diterbitkan oleh Ombudsman pusat. Namun, bukan

berarti pemeliharaan hubungan kepegawaian ini tidak ada di lingkungan

Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan

selama ini untuk memelihara hubungan kepegawaian menurut Ibu Tri Lindawati.

Seperti halal bi halal dengan seluruh insan Ombudsman beserta keluarganya,

merayakan ulang tahun Ombudsman RI, merayakan ulang tahun setiap pegawai

Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, dan masih banyak kegiatan lainnya.

Setiap pagi pegawai berdasarkan hasil wawancara dengn Plt. Kepala

Perwakilan, Bapak Sabarudin Hulu Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah

melaksanakan kegiatan bersama yang dilakukan untuk mempererat hubungan antar

pegawai yakni morning meeting, berikut penjelesannya:

“Morning meeting ialah rapat yang dilakukan selama 10 menit untuk

do’a bersama, kemudian diisi sesi sharing. Isinya bisa berbagi

pengalaman selama melaksanakan tugas, pengalaman pribadi, sosial,

segalanya bisa di bagi dalam sesi morning meeting ini. Dan ini

dilakukan oleh seluruh insan Ombudsman, baik itu staff sekjen,

Page 46: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 90

asisten, anggota kesekjenan (pramubakti, satpam), sehingga memupuk

hubungan baik antar pegawai. dan di akhir sesi dilakukan jabat tangan,

kemudian dilanjutkan dengan yel-yel Ombudsman untuk melekatkan

visi-misi Ombudsman agar tertanam dalam diri setiap insan pegawai

Ombudsman RI Jawa Tengah.”(Hasil Wawancara, 29 Maret 2019)

Tidak hanya acara perayaan ulang tahun dan morning meeting saja yang

menjalin hubungan setiap pegawai menjadi solid, adapun kegiatan lain seperti

rapat koordinasi juga bisa dijadikan sebagai media untuk membangun teamwork.

c. Growth (Pengembangan)

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang selalu menginginkan hal yang

lebih dan lebih di bandingkan dengan apa yang mereka capai sebelumnya. Salah

satu hal yang dilakukan manusia untuk mencapai titik kepuasan tertentu adalah

dengan melakukan pengembangan diri. Selain untuk menjaga eksistensi diri,

pengembangan diri dilakukan untuk menjaga dirinya agar tetap dapat bersaing

dengan manusia lainnya. Melihat hal tersebut, maka lembaga dalam hal ini

Ombudsman Republik Indonesia perlu mewadahi atau memfasilitasi keinginan

dari pegawai-pegawainya ini. Tujuannya agar tercipta kedekatan antara lembaga

dengan pegawai. Sehingga pegawai akan memunculkan rasa memiliki lembaganya

itu. Selain itu juga, kualitas lembaga juga dapat di pertahankan akibat dari

memfasilitasi pengembangan ini.

Pengembangan karier erat kaitannya juga dengan jenjang karier. Prosesnya

dilakukan secara terbuka dan adil bagi seluruh insan Ombudsman syaratnya

tergantung pada prestasi, kompetensi, dan kinerja yang di capai. Ombudsman RI

Page 47: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 91

sebagai lembaga telah melakukan pengembangan karier yang selanjutnya disebut

sebagai pembinaan karier yang diatur dalam Peraturan Ombudsman RI No. 12

Tahun 2012. Pembinaan Karier merupakan bentuk Ombudsman dalam menjaga

kualitas lembaga, sekaligus untuk memfasilitasi pegawainya agar dapat

berkembang. Pembinaan karier dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya

pendidikan dan pelatihan, peningkatan pengalaman kerja, dan mutasi sesuai

dengan tujuan dan sasaran organisasi. Kemudian kegiatan tersebut akan dinilai dan

dipergunakan sebagai syarat untuk kenaikan jenjang.

Bentuk – bentuk pembinaan karier berdasarkan Peraturan Ombudsman RI No.

12 Tahun 2012 pasal 25, sebagai berikut:

1) Pembinaan karier asisten, meliputi:

a) Pembinaan dalam rangka penguasaan substansi tugas sehari-hari;

b) Pembinaan dalam rangka peingkatan kompetensi asisten;

c) Pembinaan dalam rangka peningkatan motivasi dan etika; dan

d) Fasilitasi pelaksanaan tugas dalam jabatan.

2) Pembinaan terhadap substansi pekerjaan sehari-hari, meliputi:

a) Petunjuk teknis pelaksanaan fungsi dan tugas;

b) Penilaian kinerja; dan

c) Monitoring dan evaluasi jabatan.

3) Pembinaan dalam rangka peningkatan kompetensi asisten, meliputi

a) Pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional; dan

b) Pendidikan/pelatihan dan sertifikasi kompetensi.

4) Pembinaan dalam rangka peningkatan motivasi dan etika, meliputi:

a) Pengisian formasi jabatan;

b) Tunjangan/insentif kerja;

c) Etika profesi dan kode etik;

d) Sistem informasi jabatan asisten; dan

e) Sosialisasi jabatan asisten dan pelaksanaannya.

Page 48: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 92

Kemudian unsur dan kegiatan utama yang dilakukan dalam pembinaan

tersebut dalam Peraturan Ombudsman RI No. 12 Tahun 2012 pasal 26, dengan

cara berikut:

1) Pendidikan, terdiri atas:

a) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;

b) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang masing-masing dan

memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan atau

sertifikatnya; dan

c) Pendidikan dan pelatihan lain baik diperoleh di dalam negeri

maupun di luar negeri atau sertifikatnya.

2) Kegiatan substansi, terdiri atas:

a) Memberikan bantuan konsultasi kepada pelapor;

b) Melaksanakan kegiatan tindaklanjut penyelesaian

laporan/pengaduan masyarakat antara lain, meliputi:

Permintaan klarifikasi;

Investigasi;

Pemanggilan dan atau pemanggilan paksa;

Mediasi;

Konsiliasi;

Ajudikasi;

Rekomendasi;

Monitoring.

c) Koordinasi dengan lembaga negara, komisi-komisi dan lain-lain

sebagai upaya penyelesaian pengaduan masyarakat;

d) Kegiatan klinik pengaduan masyarakat;

e) Kerjasama dalam rangka pencegahan maladministrasi;

f) Melaksanakan kegiatan penyadaran masyarakat mengenai hak-

haknya untuk memperoleh pelayanan yang baik;

g) Penyebaran informasi kepada masyarakat tentang tugas dan fungsi

Ombudsman RI;

h) Pendidikan dan pelatihan di bidang pengawasan pelayanan publik;

i) Penelitian dan pengembangan di bidang pencegahan

maladministrasi;

j) Kegiatan kerjasama dan koordinasi dengan unit pengaduan internal

di pemerintah pusat dan pemerintah daerah;

k) Pelaksanaan kajian sistemik dalam rangka perbaikan sistem

pelayanan publik;

Page 49: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 93

l) Kegiatan supervisi pelayanan publilk dalam rangka perbaikan dan

peningkatan kualitas pelayanan publik;

m) Survey kualitas pelayanan publik;

n) Pengendalian mutu (quality control), pemastian mutu dari kantor-

kantor perwakilan Ombudsman di daerah;

o) Rapat koordinasi dengan instansi pemberi pelayanan dalam rangka

perbaikan pelayanan publik;

p) Kegiatan evaluasi terhadap standar pelayanan pubik di instansi

penyelenggara layanan publik;

q) Pelaksanaan evaluasi sistem informasi pelayanan publik dan

penanganan pengaduan pelayanan publik di instansi penyelenggara

layanan publik;

r) Studi banding di bidang pengawasan pelayanan publik.

3) Pengembangan fungsi, terdiri atas:

a) Membuat karya tulis/karya ilmiah terkait dengan bidang tugasnya

b) Menyusun standar atau pedoman terkait dengan bidang tigasnya

c) Menemukan teknologi tepat guna di bidang tugasnya

d) Uji kompetensi

e) Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang

tugasnya

Unsur dan kegiatan ini, tak terlepas dari nilai yang berbentuk angka kredit

yang dilakukan baik kegiatan yang bersifat individu maupun kelompok. Selain itu

juga, terdapat unsur penunjang tugas asisten dapat dinilai dengan angka kredit dari

kegiatan, diantaranya:

a) Menjadi pengajar/pelatih di bidang tugasnya;

b) Mengikuti bimbingan di bidang tugasnya;

c) Berperan serta dalam seminar/lokakarya di bidang tugasnya;

d) Sebagai angota dalam organisasi profesi terkait dengan bidang

tugasnya;

e) Sebagai anggota dalam tim terkait dengan bidang tugasnya;

f) Memperoleh penghargaan/tanda jasa; dan

g) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya

Page 50: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 94

Unsur dan Kegiatan ini, kemudian dilakukan penilaian yang mana jumlah

angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap asisten untuk

dapat diangkat dalam jabatan dengan nilai:

a. Paling rendah 80% angka kredit berasal dari unsur utama

b. Paling tinggi 20% angka kredit berasal dari unsur penunjang

Jumlah angka kredit 80% sebagai unsur utama, terdiri dari unsur kegiatan

pengawasan pelayanan publik dan pengembangan profesi sesuai dengan tabel

berikut:

Page 51: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 95

Tabel 4.14 Tabel Angka Kredit yang harus di capai Asisten Tingkat Pendidikan Sarjana (S1)

Sumber: Lampiran 1 Peraturan Ombudsman RI No. 12 tahun 2012

Page 52: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 96

Tabel 4.15 Tabel Angka Kredit yang harus di capai Asisten dengan Tingkat Pendidikan Pascasarjana (S2)

Sumber: Lampiran 2 Peraturan Ombudsman RI No. 12 tahun 2012

Page 53: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 97

Tabel 4.16 Tabel Angka Kredit yang harus di capai Asisten dengan Tingkat Pendidikan Doktor (S3)

Sumber: Lampiran 3 Peraturan Ombudsman RI No. 12 tahun 2012

Page 54: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 98

Dari segi motivasi pegawai, Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah sudah

memberikan berbagai hal yang menjadi pemicu meningkatnya motivasi kerja

pegawai. Namun sesungguhnya motivasi pegawai tidak hanya berdasarkan pada

penghasilan, sarana dan prasarana, hubungan antar pegawai, pembinaan karier saja.

Ada faktor lain yang sesungguhnya menjadi pembangkit setiap pegawai dalam

melaksanakan setiap tugas yang di berikan, yakni semangat untuk melayani. Seperti

yang di sampaikan bapak Sabarudin Hulu selaku Plt. Kepala Perwakilan ORI Jawa

Tengah dalam hasil wawancara berikut:

”Ya,yang memotivasi itu jiwa semangat seseorang menjadi pegawai

ombudsman ialah semangat melayani. Apabila ia melayani maka ia akan puas.

Ketika ia melayani masyarakat yang mendapat masalah kemudian

terselesaikan masalahnya, maka ia puas. Kemudian pekerjaan di ombudsman

ini ikhlas dan tulus tidak banyak menuntut. Ini karena sejak awal masuk

ombudsman tidak ada yang namanya di terima karena adanya hubungan

keluarga, sogokan, dan KKN.” (Hasil wawancara, 29 Maret 2019)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Bellinda W. Dewanty, Asisten

bidang PVL. Berikut hasil wawancara yang disampaikan:

“Memang sih kita akui bahwa kita memiliki berbagai keterbatasan. Contohnya

saja kantor kita. Ya memang kecil, dan terlihat kurang rapi. Tapi kita tetap

selalu berusaha untuk tetap melayani aduan masyarakat yang mengadu kepada

kami. Itulah yang selalu memotivasi kami untuk tetap mengedukasi masyarakat,

mengajak masyarakat, melayani masyarakat untuk mencegah tindakan

maladministrasi. Khususnya di wilayah Jawa Tengah” (Hasil Wawancara, 22

Maret 2019).

Page 55: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 99

2. Kepuasan Kerja

a. Pekerjaan yang di emban

Pekerjaan yang diemban oleh setiap pekerja akan bisa lebih ringan untuk

diselesaikan dengan cara membagi pekerjaan yang ada. Selain itu, pembagian kerja

perlu dilakukan untuk menciptakan rasa adil bagi setiap pegawai. Di Ombudsman RI

Perwakilan Jawa Tengah pembagian kerja dibuat sedemikian rupa untuk membuat

kerja menjadi efektif dan efisien. Pembagian kerja di lingkungan Ombudsman RI

perwakilan Jawa Tengah, di sampaikan oleh Plt. Kepala Perwakilan, Bapak

Sabarudin Hulu, sebagai berikut:

“Pembagian kerja di lingkungan ORI Jateng, asisten di bagi ke dalam 3

unit kerja, yakni pencegahan, pemeriksaan, dan PVL (Penerimaan dan

Verifikasi Laporan). Pembagian dilakukan dengan memanfaatkan

betul jumlah SDM yang ada. Terutama sejak pertengahan akhir tahun,

terdapat asisten yang resign dari pekerjaannya. Solusinya untuk unit

kerja pemeriksaan yang di emban oleh 5 orang, tetap fokus terhadap

tugasnya. Kemudian untuk 2 orang unit pencegahan memiliki tugas

rangkap. Sehingga selain tugas untuk melakukan pencegahan, juga

memiliki beban pemeriksaan. Sementara untuk 2 orang dari bidang

PVL mereka tetap fokus terhadap tugasnya sebagai asisten yang

memverifikasi laporan baik kelengkapan syarat formil maupun

materiilnya. Karena minimnya jumlah pegawai sehingga apabila ada

undangan dari sebuah instansi misalnya, maka Kepala perwakilan bisa

menugaskan unit kerja pencegahan untuk turun lapangan. Apabila

kaitannya dengan laporan masyarakat mala asisten pencegahan

bersama dengan unit pemeriksaan bersama-sama ke lapangan. Ketika

investigasi, misal dalam 1 hari ada 2 tim yang terjun lapangan, maka

asisten PVL juga di libatkan. Begitupun ketika bedah laporan, seluruh

asisten di libatkan semua. Karena basic dari asisten Ombudsman adaah

penyelesaian laporan. Kemudian untuk pegawai kesekjenan dibagi

menjadi 2, yakni perama mengurusi arsip dan barang milik negara.

Kedua, bendahara pemasukan dan pengeluaran ( BPP). Apabila ada

tugas keluar beberapa pegawai kesekjenan juga dilibatkan sebagai

supporting unit bagian administrasi. Namun tidak dilibatkan langsung

Page 56: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 100

dalam hal tugas keasistenan. Staff sekjen seperti pramubakti juga

dilibatkan dalam hal menginput data-data surat keluar masuk yang di

disposisikan ke kepala perwakilan.” (Hasil Wawancara, 29 Maret

2019)

Sebagaimana di sampaikan oleh Plt. Kepala Perwakilan bapak Sabarudin Hulu

mengenai pembagian SDM di masing-masing bidang. Pastilah ada pembagian tugas

di masing-masing bidangnya. Pertama di sampaikan oleh Ibu Tri Lindawati, selaku

asisten bidang pencegahan:

“Pelaksanaan tugas bidang pencegahan dilakukan dengan diskusi di

dalam bidang terlebih dahulu, baru kemudian di sampaikan hasilnya

ketika rapat dengan tim besar karena notabene kewajiban melakukan

pencegahan dilakukan oleh seluruh pegawai Ombudsman perwakilan.

Pembagian kerja tergantung kondisi bahwa yang mana pegawai yang

memiliki beban pemeriksaan sedikit, maka dialah yang menjalankan

tugas pencegahan. Karena di ORI Jateng hanya terdapat 11 asisten,

sehingga seluruh tugas menjadi tugas bersama, dan tidak bisa salah

seorang saja yang melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.” (Hasil

Wawancara, 22 Maret 2019)

Kemudian untuk bidang penerimaan dan verifikasi laporan juga di sampaikan

pembagian kerjanya oleh Ibu Bellinda W. Dewanty, sebagai berikut:

“Berhubung asisten bidang PVL hanya 2 orang, maka harus di maksimalkan

sumber daya yang ada. PVL selain memverifikasi laporan juga

mensosialisasikan lembaga Ombudsman kepada pelapor. Oleh karenanya,

apabila dilihat dari segi jumlah pegawai beban kerjanya cukup berat,

sehingga perlu adanya penambahan pegawai.” (Hasil Wawancara, 22 Maret

2019)

Terakhir, terkait dengan pembagian tugas Asisten di bidang pemeriksaan oleh

Bapak Agus Ardhiansyah, sebagai berikut:

Page 57: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 101

“Pembagian kerja pemeriksaan laporan dibagi secara merata. Apabila

laporan masuk ada 10, sedangkan asisten riksa hanya 5 orang maka

masing-masing asisten bertanggung jawab atas 2 laporan yang masuk.

Tapi karena kita memang sumber daya nggak ada jadi asisten yang di

pencegahan juga melakukan pemeriksaan. Apabila berbicara adil/tidak

adil pembagiannya, tergantung dari siapa yang merasakan” (Hasil

Wawancara, 22 Maret 2019)

b. Pembayaran

Dalam hal gaji dan insentif bagi pegawai Ombudsman Republik Indonesia

Perwakilan Jawa Tengah bagi sebagian pegawai masih dirasa kurang. Bahkan

jaminan yang diberikan hanya berupa BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian, untuk

jaminan hari tua tidak ada. Penyebab pegawai masih merasa kurang ialah beban kerja

yang dibebankan oleh pegawai tidak di barengi dengan penghargaan yang diberikan

pemerintah terhadap lembaga pengawas, seperti Ombudsman RI. Sebagaimana hasil

wawancara yang peneliti lakukan terhadap asisten Ombudsman bidang pencegahan,

ibu Tri Lindawati, sebagai berikut:

“Apabila gaji dengan insentif digabung, memang jumlahnya cukup

besar. Akan tetapi, besaran tersebut masih belum sesuai dengan

beban kerja yang dibebankan kepada asisten, di tambah lagi insentif

yang di berikan seolah-olah seperti gaji yang dibayarkan kemudian.

Sehingga masih belum mengakomodir kebutuhan pegawai.” (Hasil

Wawancara, 22 Maret 2019)

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Bellinda W. Dewanty, asisten bidang

penerimaan dan verifikasi laporan:

“Berbicara mengenai penghasilan, apabila dibandingkan dengan beban

kerja masih belum sesuai, namun jika dikatakan cukup bisa jadi cukup.

Karena kewenangan yang besar ini belum di barengi dengan

tunjangan/insentif/penghargaan yang sesuai. Di tambah lagi,

Page 58: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 102

pembayaran insentif pun masih sering mengalami keterlambatan

sehingga seringkali dibayarkan dengan cara di gabungkan dengan yang

sebelumnya telah menunggak (di rapel).” (Hasil Wawancara, 22 Maret

2019)

Begitupun asisten Ombudsman koordinator bidang pencegahan, bapak Agus

Ardhiansyah, juga menyampaikan demikian:

“Penghasilan yang diberikan masih kurang. Contohnya ketika ada

kegiatan seringkali masih menggunakan dana pribadi, terutama kegiatan

yang menjadi program internal kantor perwakilan. Pembayarannya pun

dari pusat selama ini masih seringkali mengalami keterlambatan

terutama pembayaran insentif, karena semuanya tergantung dari pusat.”

(Hasil Wawancara, 22 Maret 2019)

Plt. Kepala Perwakilan Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, bapak

Sabarudin Hulu menyampaikan hal yang tak jauh berbeda dengan asisten

Ombudsman lainnya:

“Gaji dan insentif pegawai ombudsman hingga sekarang ini dikatakan

masih belum memadai, apabila penghasilan yang diberikan

dibandingkan dengan beban kerja yang diemban, bahkan melebihi

beban dari yang bersangkutan. Sehingga gaji dan insentif ini seharusnya

di naikkan. Karena Ombudsman memiliki PP sendiri, yang mengatur

SDM Ombudsman. Sehingga pegawai Ombudsman bukan PNS, tetapi

pegawai tetap Ombudsman. Tujuannya untuk menjaga independensi

pegawai. Hak lainnya seperti BPJS ketenagakerjaan, BPJS kesehatan

juga diberikan. Namun, jaminan hari tua masih belum ada hingga

sekarang. Kemudian untuk sistem pembayaran memang awalnya dari

pusat seringkali mengalami keterlambatan. Namun saat ini, sudah mulai

teratur. seperti gaji dibayarkan setiap tanggal 1 dan untuk insentif

dibayarkan maksimal tanggal 10.” (Hasil Wawancara, 29 Maret 2019)

Dari ke empat informan sebelumnya, pernyataan berbeda disampaikan oleh

bapak Amhar Azet, selaku asisten ombudsman bidang pemeriksaan. Berikut hasil

wawancara dengan beliau:

Page 59: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 103

“Dalam hal penghasilan pegawai, selama ini tidak mengalami masalah

ataupun kendala. Semua pembagian sudah jelas, tetap, dan diatur dalam

peraturan yang sudah ada. Mengenai besaran pastilah itu tergantung

kebijakan dari pusat. Kemudian yang terpenting ialah keuntungan

sebagai pegawai negeri dibandingkan dengan pegawai swasta, yakni

ketetapan penghasilan yang di dapatkan. Sebagaimana di ketahui

pernghasilan pegawai akan bermasalah hanya apabila keuangan negara

dalam keadaan bangkrut atau inflasi dalam jumlah yang sangat besar.”

(Hasil Wawancara, 31 Januari 2019)

c. Kondisi kerja

Fasilitas Kerja yang ada di perwakilan Jawa Tengah selama ini beberapa hal

sudah menunjang pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun masih

belum begitu maksimal. Terdapat beberapa hal yang menjadikan kurang

maksimalnya fasilitas kerja yang dimiliki, diantaranya:

Kantor Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah.

Fakta mengenai Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah sejak berdiri di

Jawa Tengah yakni belum memiliki kantor yang tetap. Ombudsman RI

Perwakilan Jawa Tengah masih menggunakan bangunan sewa yang di tata

sedemikian rupa sebagaimana mestinya sebuah kantor. Menurut asisten

Ombudsman, Bapak Amhar Azet kantor Ombudsman harapannya bukanlah

kantor sewa, akan tetapi Ombudsman memiliki kantor yang tetap. Berikut

kutipan pernyataan Asisten Ombudsman, Bapak Amhar Azet:

“Harapannya sih bangunan kantor saat ini tetap, tidak sewa. Memiliki

gedung yang nyaman. Karena selain berpengaruh pada kenyamanan,

juga berpengaruh pada keamanan bagi pegawai.”

Page 60: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 104

Begitupun hal pernyataan serupa di sampaikan Asisten

Ombudsman, Ibu Bellinda W. Dewanty:

“Sarana dan prasarana masih belum memuaskan, karena kantor kita juga

masih sewa. Kayak ini kan sebenarnya rumah, yang kami tata ulang agar

dapat dikatakan sebagaimana kantor. Fasilitas yang ada pun juga belum

memadai. Selama ini sarana dan prasarana hanya di bentuk sedemikian

rupa guna memenuhi amanat UU No. 25 Tahun 2009. Demikian juga

sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.

Jumlahnya pun masih terbatas.” (Hasil Wawancara, 22 Maret 2019)

Keterbatasan lahan perkotaan dan anggaran menjadi hal yang menghambat

ORI Jateng untuk memiliki sebuah kantor tetap. Sehingga untuk sementara

Ombudsman menyewa sebuah bangunan. Menurut Bapak Sabarudin Hulu

beberapa kali, ORI Jateng mendapat tawaran sebuah gedung oleh pemerintah

daerah setempat. Akan tetapi, pihak ORI Jateng menolak tawaran tersebut karena

di khawatirkan akan konflik kepentingan di kemudian hari.

Fasilitas kantor

Dalam kegiatan perkantoran, fasilitas kantor merupakan hal yang penting.

Namun, di Ombudsman RI Jawa Tengah masih dirasakan pegawai kurang begitu

nyaman. Seperti ruang rapat yang masih belum memenuhi standar, ruang kepala

perwakilan juga masih seadanya, ruang untuk menerima pelapor, lahan parkir

pelapor yang masih minim, dan masih banyak lagi. Bagi setiap pegawai, masing-

masing memiliki meja kantor sendiri-sendiri. Akan tetapi, ini belum bisa

memenuhi estetika. Masih banyaknya dokumen yang berserakan di setiap meja,

menjadikan pegawai terkadang kebingungan dalam mencari dokumen. Idealnya,

Page 61: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 105

masing – masing asisten/pegawai memiliki ruang masing – masing, untuk

menjaga privasi dan juga kenyamanan dalam bekerja. Kemudian bagi Ibu Tri

Lindawati, fasilitas kantor yang ada juga belum menunjang kebutuhan

perempuan. Terutama pegawai perempuan yang telah memiliki anak cukup

kerepotan, ketika bekerja harus mengurus anak juga. Karena tidak ada fasilitas

yang dapat menampung anak–anak di dalam kantor.

Kendaraan Operasional

Dalam hal kendaraan, di perwakilan Ombudsman RI terdapat 1 kendaraan

roda empat untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi

Ombudsman. Dalam hal kebutuhan, kendaraan operasional ini belum menjawab

kebutuhan dari kegiatan Ombudsman. Sebagaimana di ketahui bahwa dalam 1

hari, kadang-kadang terdapat beberapa tim yang harus tugas keluar kantor.

Alhasil, kendaraan kantor menjadi kurang efektif penggunaannya. Sehingga

alternatifnya dengan menggunakan kendaraan sewa.

d. Promosi

Dari Peraturan Ombudsman RI No. 12 Tahun 2012 ini, sudah jelas di

sampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan karier di lingkungan

Ombudsman RI. Sistem penjenjangan karier pun bersifat terbuka, dan seluruh

elemen Ombudsman RI memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan

Page 62: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 106

pengembangan karier. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Amhar Azet

selaku Asisten Ombudsman RI Jawa Tengah, yakni:

“Pengembangan karier di lingkungan Ombudsman RI Jawa Tengah

bersifat terbuka. Seluruh insan Ombudsman memiliki kesempatan

yang sama. Sistem penjenjangan sudah jelas di sampaikan dalam

peraturan. Dan selama ini belum pernah terjadi masalah dalam

implementasinya.” (Hasil Wawancara, 31 Januari 2019)

Akan tetapi, yang menjadi masalah disini ialah sistem penjenjangan karier

yang di berikan oleh instansi dapat dikatakan masih kurang memuaskan bagi

pegawai Ombudsman. Sebagaimana yang disampaikan Asisten Ombudsman Ibu

Tri Lindawati, bahwa:

“Selama saya bekerja, masih belum adanya kesesuaian passion dengan

pekerjaan yang diberikan. Kemudian, terkait, penjenjangan karier

diberikan secara merata kepada seluruh pegawai namun waktu untuk

naik jabatan masih terlalu lama.” (Hasil Wawancara, 22 Maret 2019)

Kenaikan jabatan yang terlalu lama dari tingkat pratama ke tingkat muda

juga di sampaikan oleh asisten Ombudsman, bapak Agus Ardhiansyah:

“Jenjang karier masih terlalu lama, bahkan hingga membutuhkan

waktu 8 tahun pengabdian terlebih dahulu untuk naik jabatan dari

asisten pratama menjadi asisten muda.” (Hasil Wawancara, 22 Maret

2019)

Hal tersebut sesuai dengan yang di utarakan Peraturan Ombudsman RI No.

12 Tahun 2012 pasal 7 ay. 2 dan 3, bahwa:

Ayat 2: “Asisten Prartama mempunyai masa jabatan paling lama 8 tahun

sejak di angkat untuk pertama kali.”

Page 63: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 107

Ayat 3: “Setelah menjalani masa jabatan paling lama 8 tahun, asisten

pratama dapat menduduki jenjang jabatan satu tingkat lebih tinggi

menjadi asisten muda”

Plt. Kepala Perwakilan, bapak Sabarudin Hulu juga menyampaikan terkait

pembinaan karier di lingkungan Ombudsman sebagai berikut:

“Terkait dengan pembinaan karier di Ombudsman terdapat

pelatihan-pelatihan yang ditentukan oleh pusat. Seperti contohya

kegiatan pelatihan ke luar negeri. Dilakukan seleksi untuk pegawai

yang sudah pernah ke tugas luar negeri dalam 4 tahun terakhir, tidak

boleh menerima tugas ke luar negeri. Sehingga seluruh pegawai

memiliki kesempatan yang sama. Kemudian, terkait dengan

penjenjangan karir, kenaikan jabatan dari pratama ke muda dapat di

jangkau dalam waktu 6-8 tahun. Namun tidak serta merta langsung

dapat kenaikan jabatan. Perlu adanya evaluasi terkait penyelesaian

laporan yang di lakukan, evaluasi terkait kode etik, dan sebagainya.

Namun perlu di evaluasi kembali aturan yang ada bahwa seharusnya

asisten yang memang sudah memiliki prestasi bisa langsung naik

jabatan, tanpa harus menunggu jangka waktu tersebut.” (Hasil

Wawancara, 29 Maret 2019)

e. Pengakuan

Pengakuan ini merupakan bentuk apresiasi dari lembaga terhadap pegawai yang

memiliki prestasi. Bentuk pembinaan kerja dari lembaga terhadap pegawainya salah

satunya dengan pendidikan tinggi. Kemudian pada akhirnya pegawai ini akan

mendapat kenaikan jenjang karier lebih cepat 2 tahun daripada pegawai lainnya.

Namun nyatanya, masih terdapat inkonsistensi aturan yang ada. Sebagaimana

disampaikan oleh Asisten Ombudsman, Ibu Bellinda W. Dewanty:

“Terdapat beberapa tingkatan di Ombudsman. Semisal untuk kenaikan

jenjang dari pratama ke muda, membutuhkan waktu selama 8 tahun.

Dalam aturan yang ada kenaikan jabatan bisa di percepat 2 tahun, apabila

menempuh pendidikan lagi. Pembinaan karir di Ombudsman bisa

Page 64: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 108

tergantung dari jangka waktu bekerja dengan prestasi yang di dapat.

Namun, ketika menempuh pendidikan tidak seperti kantor lain, di

Ombudsman RI justru apabila ingin menempuh pendidikan guna

penjenjangan karier dilakukan dengan menggunakan biaya pribadi.

Sehingga sistem penjenjangan karir ini masih belum konsisten dalam

penerapannya.” (Hasil Wawancara, 22 Maret 2019)

Page 65: BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah …

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109