bab iv hasil dan pembahasan a. keadaan umum...

23
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pulubala merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo yang memiliki 11 desa. Kecamatan Pulubala memiliki luas 210.27 Ha, yang berbatasan dengan Sebelah Utara Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah Timur Kecamatan Tibawa, sebelah Selatan Kecamatan Bongomeme dan sebelah Barat Kecamatan Boliyohuto dan Mootilango. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di lihat pada peta Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo berikut. Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo 2. Jarak Desa dengan Ibukota Kecamatan Kecamatan Pulubala terdapat 11 desa dengan 44 dusun yang memiliki jarak antara desa dengan Ibukota Kecamatan. Jarak antara desa ke pusat kecamatan yaitu dari desa Mulyonegoro 7.6 Km, Bakti 3.2 Km, Pulubala 0.3,

Upload: doannhan

Post on 20-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kecamatan Pulubala merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Gorontalo yang memiliki 11 desa. Kecamatan Pulubala memiliki luas

210.27 Ha, yang berbatasan dengan Sebelah Utara Kabupaten Gorontalo Utara,

sebelah Timur Kecamatan Tibawa, sebelah Selatan Kecamatan Bongomeme dan

sebelah Barat Kecamatan Boliyohuto dan Mootilango. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat di lihat pada peta Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo berikut.

Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

2. Jarak Desa dengan Ibukota Kecamatan

Kecamatan Pulubala terdapat 11 desa dengan 44 dusun yang memiliki

jarak antara desa dengan Ibukota Kecamatan. Jarak antara desa ke pusat

kecamatan yaitu dari desa Mulyonegoro 7.6 Km, Bakti 3.2 Km, Pulubala 0.3,

29

Tridarma 2.4 Km, Pongonglaila 2.4, Puncak 16 Km, Molamahu 8.9 Km,

Molalahu 8 Km, Toyidito 10 Km, Ayumolingo 9 Km, dan Bukit Aren 6 Km.

3. Penggunaan lahan

Pola penggunaan lahan yang di manfaatkan di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo secara diperinci menurut jenisnya, untuk lahan tanah

bangunan 1298.32 Ha, tanah kebun 7618.76 Ha, rawa-rawa 2 Ha dan lahan tidur

7618.78 Ha.

4. Keadaan Penduduk

Kecamatan Pulubala mempunyai jumlah penduduk 23.759 orang yang

terbagi atas laki-laki dengan jumlah 11.980 jiwa dan perempuan 11.799 jiwa.

keadaan dan kepadatan penduduk pada masing-masing desa dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Keadaan penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan

Pulubala Kabupaten Gorontalo

No Nama Desa Jumlah Total

Total

Kepadatan

Penduduk

L P Km²

1 Mulyonegoro 1.131 1.166 2.297 62

2 Bakti 1.489 1.443 2.932 75

3 Pulubala 1.500 1.513 3.013 187

4 Tridarma 547 594 1.141 129

5 Ponggongaila 1.047 1.183 2.230 186

6 Puncak 1.747 1.627 3.374 100

7 Molamahu 1.070 998 2.068 143

8 Molalahu 796 797 1.593 120

9 Toyidito 1.268 1.248 2.516 189

10 Ayumolingo 520 551 1.071 74

11 Bukit Aren 745 679 1.424 230

Jumlah 11.960 11.799 23.759 1495

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo 2012

Bedasarkan data pada Tabel 1 maka dapat lihat jumlah penduduk dan

kepadatan penduduk dari masing-masing desa yang ada di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo secara terperinci. Jumlah penduduk yang terendah yaitu

desa Ayumolingo dengan jumlah 1.071 jiwa dengan kepadatan penduduk 74 Km²

30

sedangkan untuk jumlah penduduk tertinggi yaitu desa Puncak berjumlah 3.374

dengan kepadatan penduduk 100 Km².

5. Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan yang ada di Kecamatan Pulubala Kabupaten

Gorontalo adalah pasar tradisional yang difungsikan sebagai tempat perdagangan

langsung, untuk aktifitas perdagangan dilakukan di beberapa desa yaitu

Mulyonegoro, Pulubala, dan puncak. Namun untuk sentra perdagangan ternak

masih tergabung di pasar tradisional yang terletak di desa Puncak yang

merupakan perdagangan hewan satu-satunya di Kecamatan Pulubala.

Kondisi umum peternakan sapi yang umumnya berada di Kecamatan

Pulubala memiliki cukup peternakan dilihat dari jumlah populasi ternak sapi

potong sejumlah 7.482 ekor yang merupakan kawasan peternakan terbanyak

kedua dari Kecamatan Bongomeme yang ada di Kabupaten Gorontalo, dengan

jumlah sekian meningkatkan para peternak untuk melakukan pemasaran yang

melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang dilakukan di pasar pulubala.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian maka hasil penelitian analisis margin pemasaran

sapi di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo dapat dilihat sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini jumlah responden adalah 22 orang. Responden terdiri

dari peternak sapi sebanyak 10 orang, pedagang pengumpul sebanyak 11 orang,

dan pedagang besar 1 orang. Petani responden berasal dari beberapa desa di

wilayah Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo yang informasinya berasal

dari pasar Pulubala.

Karakteristik responden dalam penelitian terdiri atas peternak dan

pedagang sapi di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo yang meliputi umur,

tingkat pendidikan, dan pengalaman beternak, secara rinci dapat di jelaskan

sebagai berikut.

31

1.1 Peternak (Produsen)

Reponden pertama adalah peternak (produsen) sapi di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo yang karakteristiknya dapat di jelaskan sebagai berikut.

1.1.1 Umur peternak

Secara umum umur peternak sapi yang ada di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo berkisar antara umur 16-60 tahun dan yang tertua diatas 60

tahun. Berdasarkan penelitian dari masing-masing kelompok umur dapat di lihat

pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Kelompok umur peternak sapi di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

Berdasarkan Gambar 3 diatas dapat dijelaskan bahwa umur petani dapat di

dibagi atas 3 kelompok yaitu; umur belum produktif, produktif dan tidak

produktif. Kelompok umur peternak 16-60 berjumlah 7 orang usia ini tergolong

produktif. Kelompok umur diatas 60 tahun berjumlah 3 orang usia ini tergolong

tidak produktif dan untuk umur 0-15 tahun belum ada karena belum produktif

usia ini dalam umur wajib belajar.

1.1.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan responden dapat menunjang dalam peningkatan usaha,

sehingga akan berdampak pada kemajuan. Berdasarkan penelitian di lapangan

tingkat pendidikan peternak dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

0

7

3

Kelompok umur peternak

0-15

16-60

> 60

32

Gambar 4. Tingkat pendidikan peternak sapi di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

Berdasarkan Gambar 4 diatas dapat dijelaskan tingkat pendidikan

peternak sapi di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo untuk pendidikan SD

berjumlah 6 orang, pendidikan SMP berjumlah 4 orang dan SMU tidak ada.

1.1.3 Pengalaman berternak

Pengalaman beternak merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

usaha. Semakin banyak pengalaman maka semakin memiliki kemampuan dalam

mengelola usaha ternaknya. Berdasarkan pengalaman ternak sapi yang ada di

Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo dapat di lihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Pengalaman usaha peternak sapi di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

6

4

0

Tingkat pendidikan peternak

SD

SMP

SMU

3

3

4

Pengalaman usaha peternak

1-10

11-20

21-30

33

Berdasarkan Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa pengalaman kerja oleh

peternak sapi di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo pada kisaran 1-10

tahun berjumlah 3 orang, 11-20 tahun berjumlah 3 orang dan untuk 21-30 tahun

berjumlah 4 orang.

Berdasarkan karakteristik responden (peternak) maka aspek umur dominan

yang masih produktif (15-60) tahun atau sebesar 70%, tingkat pendidikan

dominan sekolah dasar (SD), namun hal ini di lebih di memacu pada pengalaman

beternak dominan diatas 11 tahun, sehingga para peternak sudah familiar dalam

mengelola usaha tersebut.

1.2 Pedagang pengumpul

Untuk responden berikut adalah pedagang sapi di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo yang karakteristiknya dapat di jelaskan sebagai berikut.

1.2.1 Umur pedagang pengumpul

Umur merupakan faktor penting dalam peningkatan pendapatan produksi.

Umur atau biasa juga di sebut usia terbagi tiga bagian yakni usia belum produktif,

usia produktif, dan tidak produktif. Rata-rata umur para pedagang di Kecamatan

Pulubala Kabupaten Gorontalo dapat di lihat pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Kelompok umur pedagang pengumpul di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

Berdasarkan Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa jumlah umur pedagang

di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo semuanya berumur 16-60 tahun

0

11

0

Kelompok umur pedagang

0-15

16-60

>61

34

dengan jumlah 11 orang usia ini tergolong produktif, untuk umur diatas 61 tidak

ada usia ini tergolong belum produktif dan umur 15 tahun kebawah belum ada

karena merupakan usia belum produktif atau masi tergolong usia wajib belajar.

1.2.2 Pendidikan Pedagang pengumpul

Tingkat pendidikan pedagang pengumpul pengumpul di Kecamatan

Pulubala Kabupaten Gorontalo lebih dominan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama hal ini dapat di lihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Tingkat pendidikan pedagang pengumpul di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

Berdasarkan Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

pedagang di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo untuk pendidikan, SD

berjumlah 2 , untuk pendidikan SMP 7 orang, dan untuk SMA berjumlah 2 orang .

1.2.3 Pengalaman kerja pedagang pengumpul

Dari pengalaman kerja merupakan salah satu penunjang untuk suatu

keberhasilan dalam berusaha. Pengalaman usaha pedagang sapi Dikecamatan

Pulubala Kabupaten Gorontalo dapat di lihat pada Gambar 8 berikut.

2

7

2

Tingkat pendidikan pedagang

SD

SMP

SMU

35

Gambar 8. Pengalaman usaha pedagang pengumpul di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

Berdasarkan Gambar 8 diatas menunjukkan bahwa pengalaman usaha

yang di lakukan pedagang di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo dari 1-10

tahun berjumlah 3 orang , untuk 11-20 tahun berjumlah 5 orang, dan 21-30 tahun

berjumlah 3 orang.

Berdasarkan karakteristik responden ( pedagang pengumpul), maka aspek

umur lebih dominan 15-60 tahun atau sebesar 100% usia ini tergolong produktif,

tingkat pendidikan dominan sekolah menengah pertama (SMP), dengan

pengalaman bedagang lebih dominan diatas 11 tahun, sehingga pedagang sapi

lebih tahu cara mengupayakan usahanya sendiri.

1.3 Pedagang besar

Responden pedagang besar di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

di tunjukkan langsung kepada 1 orang, yang bernama Riton Akuba yang berumur

39 tahun dengan tingkat pendidikan hingga Sekolah menegah pertama (SMP) dan

mamiliki pengalaman kerja selama 15 tahun.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik responden yang dilihat dari kelompok umur, pendidikan dan

pengalaman usaha memiliki karakter yang berbeda dilihat dari peternak yang

memiliki umur rata-rata lebih tua di bandingkan pedagang pengumpul dan tingkat

pendidikan yang minim di bandingkan pedagang pengumpul dan pedagang besar,

namun memiliki pengalaman usaha yang lebih lama. Hal inipun yang memberikan

perbedaan antara peternak, pedagang pengumpul dan pedagang besar.

3

5

3

Pengalaman usaha Pedagang

1-10

11-20

21-30

36

2. Pemasaran Ternak Sapi

Pemasaran sapi yang ada di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

dilakukan peternak dengan baik yaitu dengan memenuhi peraturan yang berlaku

seperti pembayaran iuran, surat-surat dalam transportasi dan lain-lain, guna dalam

proses pemasaran ternaknya. Proses penentuan harga peternak sendiri sebagian

besar di tentukan sesuai dengan kondisi yang ada, seperti dalam memperingati

hari-hari besar yang tentunya harga sapi pun melonjak naik, maka hal inilah di

manfaatkan para peternak untuk memeperoleh keuntungan yang lebih banyak.

Dalam penelitian ini mengidentifikasikan tentang lembaga pemasaran, saluran

pemasaran, dan margin pemasaran.

2.1 Lembaga-lembaga pemasaran sapi

Dalam usaha untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen

dibutuhkan peran dari badan atau individu lembaga pemasaran. Lembaga

pemasaran adalah lembaga perantara yang terlibat dalam proses penyampaian

barang atau jasa dari pihak produsen hingga ke tangan konsumen akhir. Lembaga-

lembaga yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak tiga lembaga, yaitu:

produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar.

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi yang ada di

Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo adalah :

a. Produsen (peternak)

Produsen adalah peternak yang melakukan usaha ternak sapi yang ada di

wilayah Pulubala yang berjumlah sepuluh orang, dimana pihak pertama yang

menyalurkan ternak sapi sampai ke konsumen.

b. Pedagang pengumpul

Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli langsung dari

peternak sapi merupakan pihak kedua dari yang menyalurkan ternak sapi yang

kemudian di jual kembali ke konsumen yang berjumlah sebelas orang. Sistem

penyaluran inilah yang dilakukan pedagang sapi yang ada di pasar Pulubala.

Harga yang telah ditawarkan oleh peternak maka akan di jual kembali kepada

konsumen tentunya dengan harga yang diatas harga pembelian sebelumnya demi

mendapatkan suatu keuntungan dalam perdagangan.

37

c. Pedagang besar

Pedagang besar adalah pedagang yang membeli sapi dari pedagang

pengumpul yaitu berjumlah satu orang yang umumnya berada di Gorontalo.

Pedagang besar memiliki modal yang cukup besar sehingga mereka dapat

menampung sementara ternak sapi dengan jumlah sebelas ekor untuk di jual

kembali ke pedagang pemotong yang berada di daerah kalimantan, tentunya hal

ini memakan biaya yang cukup besar untuk biaya pemasaran dalam proses

penyaluran hingga ke daerah kalimantan.

1.2 Jenis ternak sapi yang dipasarkan

Berdasarkan penelitian lembaga-lembaga pemasaran ini menjual beberapa

jenis ternak sapi yang di pasarkan di pasar Pulubala yang terletak di desa Puncak

Kecamatan Pulubala yaitu; ternak sapi lokal, sapi sumba, sapi peranakan, dan sapi

bali. Jenis sapi inilah menunjang mereka untuk mendapatkan suatu keuntungan

dari harga pemasaran yang dilakukan.

Jenis ternak sapi yang di pasarkan pada saluran satu yang umumnya

dilakukan oleh peternak sapi yaitu jenis ternak sapi lokal Gorontalo atau sapi

biasa, harga sapi ini umumnya lebih murah di bandingkan jenis sapi lainnya. Hal

ini di sebabkan perbedaan postur tubuh, sapi lokal ukurannya lebih kecil dan

bertulang sehingga peternak lebih memanfaatkan ternak sapi ini sebagai alat kerja

seperti, menggarap sawah, lahan dan sebagai alat pengangkutan. Sedangkan

pedagang pengumpul lebih menjual ternak sapi lokal biasa dan ternak sapi bali

yang dilakukan pada saluran dua dan untuk saluran ketiga. Pedagang besar

mereka lebih menjual ternak sapi bali betina yang harganya lebih tinggi di

bandingkan jenis ternak sapi lokal yang lainya, hal ini di picu karena jenis sapi

bali lebih besar, berdaging, memiliki kualitas daging rendah lemak, memiliki

kesuburan tinggi dan tipe pekerja yang baik. Sedangkan untuk ternak sapi

peranakan yang merupakan jenis sapi persilangan antara sapi biasa dan sapi bali

ini memiliki postur sedang dan berdaging (Soerapto dan Z Abidin 2006).

1.3 Fungsi pemasaran ternak Sapi

Fungsi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam suatu

pemasaran. Ada tiga macam bentuk fungsi pemasaran yaitu, fungsi pertukaran,

38

fungsi fisik, dan fungsi penyediaaan fasilitas Sudiyono (2004:82). Adapun fungsi

pemasaran ternak sapi yang ada di Pasar Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten

Gorontalo yaitu sebagai berikut.

1. Fungsi pertukaran

Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi penjualan dan pembelian, bentuk

saluran pemasaran dari pemasaran ternak sapi yaitu peternak ke konsumen,

peternak ke pedagang pengumpul ataupun peternak, pedagang pengumpul dan ke

pedagang besar harus memperhatikan kualitas, bentuk dan waktu dalam

memasarkan ternak sapi, hal inilah yang memicu harga ternak sapi bervariasi.

Sedangkan untuk fungsi pembelian dilakukan oleh seorang konsumen untuk di

komsumsi maupun dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar

untuk di jual kembali ke konsumen atau pedagang pemotong.

2. Fungsi fisik

Fungsi fisik meliputi pengangkutan dan penyimpanan. Berdasarkan

wawancara bentuk fungsi fisik yang di lakukan oleh lembaga pemasaran yaitu

peternak dan pedagang pengumpul biasanya menggunakan truk, sedangkan

pedagang besar menggunakan transportasi darat berupa truk dan ternsportasi laut

yaitu kapal barang karena pemasaran ternak sapi dilakukan di daerah Kalimantan.

Fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh lembaga pemasaran ternak sapi lebih

mengacu pada ongkos pemeliharaan karena untuk pakan ternak sendiri masih di

beli seperti, ampas tahu dan serbuk jerami.

3. Fungsi penyediaan fasilitas

Fungsi penyediaan fasilitas umumnya untuk memperlancar fungsi

pertukaran dan fungsi fisik. Dari usaha yang dilakukan oleh ketiga lembaga ternak

sapi tersebut yang lebih memperhatikan kualitas, ukuran, dan bentuk maka dapat

meningkatkan keuntungan lembaga pemasaran karena pada umumnya konsumen

akan memilih produk yang baik dan efisien. Seperti yang di jelaskan oleh

Feebairm (167) dalam Sudiyono (2004:85) granding (tingkatan) dapat

meningkatkan keuntungan produsen maupun lembaga pemasaran lainnya,

meningkatkan kepuasaan konsumen, dan meningkatkan efisien pemasaran.

39

3. Saluran Pemasaran Ternak Sapi

Saluran pemasaran adalah saluran barang dan jasa dari produsen hingga ke

konsumen akhir, dan menyelenggarakannya berupa lembaga atau badan-badan

yang bertugas melaksanakan fungsi pemasaran sendiri atau memenuhi keinginan

sedangkan pihak konsumen akan memberikan imbalan berupa margin kepada

lembaga pemasaran tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ada dua macam aktivitas

pemasaran ternak sapi yang dilakukan di pasar pulubala Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo yaitu pemasaran langsung dan tidak langsung, kedua

saluran yang dijalankan tersebut adalah :

1. Saluran pemasaran Langsung

Peternak sapi Konsumen

Gambar 9. Bentuk saluran langsung

Saluran pemasaran ini merupakan pemasaran langsung dimana peternak

langsung berhubungan dengan pasar dan menjual ternaknya kepada konsumen,

bentuk saluran ini sangat mudah untuk dilalui dan sebagian kecil dilakukan oleh

peternak sapi yang ada di Kecamatan Pulubala. Berdasarkan penelitian terdapat

sepuluh peternak sapi melakukan penjualan secara langsung tanpa adanya

perantara. Tipe ini terjadi sewaktu-waktu manakala peternak membutuhkan

sesuatu untuk kebutuhan hidupnya. Berdasarkan wawancara hal ini dilakukan

karena pada umumnya sentra perdagangan sapi berada di pasar tradisional

Pulubala yang berdekatan dengan jarak rumah mereka sehingga untuk biaya

pemasaran sapi lebih sedikit.

Bentuk saluran langsung merupakan bentuk saluran yang paling mudah

untuk dilalui, tampa adanya perantara, saluran lansung dapat meningkatkan

penerimaan peternak karena dengan biaya pemasaran sedikit dan bentuk saluran

pemasaran yang pendek membuat peternak lebih bisa mendapatkan keuntungan

yang lebih. Hal ini di buktikan menurut Hanafi dan Saefudin (1986:33) dalam

40

Rahim dan Diah bahwa pedagang yang posisi keuangan (modalnya) kuat akan

melalakukan fungsi pemasaran lebih banyak dibandingkan pedagang yang posisi

modalnya lemah. Dengan kata lain, pedagang yang memiliki modal kuat

cenderung memperpendek saluran pemasaran maka penerimaanya akan lebih

pula.

2. Saluran pemasaran Tidak Langsung

Peternak Sapi

Pedagang

pengumpul

Konsumen

Gambar 10. Bentuk saluran tidak langsung I

Pada saluran tidak langsung dilakukan responden pedagang sapi yang

berjumlah sebelas orang, hal ini karena pedagang langsung mendatangi rumah

peternak untuk membeli sapi untuk dijual kembali ke konsumen. Pedagang

pengumpul dapat melakukan penawaran yang rendah sesuai dengan kesepakatan

yang disetujui oleh kedua pihak. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan

menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang di pasar pulubala adalah pedagang

sapi saja yang kemudian dijual kembali ke konsumen dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan dari hasil pembelian sebelumnya.

Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran

produk-produk pertanian maupun peternakan ini beragam sekali tergantung jenis

yang di pasarkan. Bentuk saluran tidak langsung satu ini umunya lebih banyak di

lakukan pedagang ternak sapi yang ada di pasar pulubala, dari produsen pedagang

pengumpul menjualnya langsung ke konsumen, dengan tambahan biaya

pemasaran yang dikeluarkan akan mengurangi hasil atau penerimaan yang mereka

dapatkan. Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Saefuddin (1986) makin

jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran

pemasaran yang akan dilalui.

41

Peternak sapi

Pedagang

pengumpul

Pedagang

besar

Gambar 11. Bentuk saluran tidak langsung II

Pada saluran ke tiga ini dari peternak sapi kemudian di jual kepada

pedagang pengumpul lalu ke pedagang besar menjualnya kepada pedagang pe

motong yang umumny berada di wilayah Kalimantan. Pedagang besar di

tunjukkan langsung kepada satu orang yang merupakan pedagang yang

menampung ternak sapi untuk di jual kembali ke daerah kalimantan. Sesuai

dengan wawancara, maka untuk proses penjualan selanjutnya di pasarkan kepada

pedagang pemotong yang berada di daerah kalimantan. Rata- rata untuk

pengangkutan sapi hingga ke wilayah kalimantan bisa mencapai 11 ekor dengan

melalui transportasi darat dan transportasi laut. Seperti yang di kemukakan Kotler

(2002) dalam Nugraha (2006) proses penyaluran produk dari pihak produsen

hingga mencapai konsumen akhir, sering ditemui adanya lembaga-lembaga

perantara, mulai dari produsen sendiri, lembaga-lembaga perantara, hingga

konsumen akhir. Semakin jauh jarak antara produsen dengan konsumen, maka

saluran pemasaran yang terbentuk pun akan semakin panjang.

Berdasarkan wawancara hasil analisis saluran diperoleh pemasaran

langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung terdapat dua saluran yaitu,

peternak → pedagang pengumpul → konsumen dan peternak → pedagang

pengumpul → pedagang besar. Sedangkan saluran langsung yaitu peternak →

konsumen. Dalam hal ini hipotesis saluran pemasaran ternak sapi terbukti.

4. Margin Pemasaran, Distribusi Margin Pemasaran, Share Ternak Sapi

Margin pemasaran merupakan selisih antara harga jual di tingkat produsen

dan harga beli di tingkat pengecer. Untuk menganalisis pemasaran ternak sapi di

Pasar Pulubala para lembaga pemasaran melakukan bentuk pemasaran yang

berbeda-beda sehingga harga yang di terima dari konsumenpun berbeda.

42

1. Saluran langsung

Saluran pemasaran I terdiri dari: produsen - konsumen. Saluran

pemasaran yang pertama ini merupakan saluran pemasaran dengan pengiriman

yang paling kecil dari produsen. Saluran pemasaran ini tidak menggunakan

lembaga pemasaran manapun, dan oleh karena itu merupakan saluran yang

memiliki rantai pemasaran paling pendek. Berdasarkan wawancara di pasar

Pulubala, peternak sapi yang umumnya berada di Kecamatan pulubala lebih

menjual jenis ternak sapi lokal biasa sehingga lebih murah dibandingkan jenis

ternak sapi lainnya. Saluran pemasaran yang dilakukan peternak adalah jenis

saluran pemasaran langsung yaitu dari peternak langsung menjual ke konsumen,

sehingga untuk biaya pemasarannya lebih sedikit. Biaya pemasaran yang

berlangsung yang dilakukan peternak yaitu rata-rata dari transportasi Rp. 12.500,

komisi Rp. 38.571, iuran pasar Rp.38.571 dan pakan ternak Rp. 15.714 sehingga

saluran pemasaran langsung lebih menguntungkan bagi peternak dibandingkan

jenis saluran tidak langsung. Saluran pemasaran langsung lebih mudah dilalui

karena tampa adanya perantara sehingga tidak memiliki margin pemasaran, maka

peternak mendapatkan penerimaan lebih lebih banyak, pemasaran ini semakin

kecil saluran pemasaran maka semakin besar penerimaanya hal ini dibuktikan

pada saluran langsung harga bersih yang diterima oleh petani lebih besar adalah

Rp. 4.915.358.

secara rinci maka dapat dilihat Analisis margin pemasaran, distribusi margin,

share ternak sapi di kecamatan pulubala Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

43

Tabel 2. Data margin, distribusi margin, dan share ternak sapi Di

Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

No Uraian Harga

(Rp / Ekor)

Distribusi

margin (%)

Share(%)

I Pemasaran Langsung

1 Peternak

a. Harga jual 4.992.857

-

b. Biaya pemasaran

- Transportasi 12.500 -

- Komisi 38.571 -

- Iuran pasar 10.714 -

- Pakan ternak 15.714 -

b. Total biaya 77.499

2 Harga bersih 4.915.358

3 Margin pemasaran 0

Sumber:Data primer setelah di olah,2013

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pada saluran pemasaran I tidak

memiliki margin, distribusi margin, dan share hal ini terjadi karena bentuk saluran

langsung dimana peternak (produsen) sendiri langsung memasarkan ternaknya

kepada konsumen, untuk biaya pemasaran rata-rata peternak mengeluarkan biaya

pemasaran yaitu transportasi Rp.12.500, komisi Rp.38.571 iuran pasar Rp.10.714,

pakan ternak Rp.15.714 dengan total biaya Rp.77.499, dengan harga bersih yang

diterima peternak sejumlah Rp. 4.915.358 / ekor.

44

2. Saluran pemasaran tidak langsung I

Jenis saluran pemasaran tidak langsung I merupakan saluran tidak

langsung yang terdiri dari lembaga pemasaran : produsen, pedagang, konsumen

dengan bentuk saluran pemasaran peternak → pedagang pengumpul →

konsumen. Umumnya, seorang pengumpul akan menjual ternak sapi dipasar

bersama-sama dengan komoditas-komoditas ternak lain yang dibawanya.

Berdasarkan wawancara yang berada dilokasi penelitian di pasar Pulubala yaitu

pedagang pengumpul akan mendatangi produsen yang memiliki ternak sapi

dimana pedagang pengumpul langsung membeli ternak sapi di rumah produsen

(peternak), kemudian dijual kembali di pasar pulubala. Jenis sapi yang di

perdagangkan yaitu jenis sapi lokal biasa dan jenis sapi bali. Sehingga untuk

harganya berbeda. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul

rata-rata untuk biaya transportasi Rp.12.500, komisi Rp. 38.571, iuran pasara Rp.

10.714, dan pakan ternak Rp. 15.714. saluran pemasaran langsung ini merupakan

jenis pemasaran yang mudah dibandingkan dengan jenis saluran tiga, karena

pemasarannya masih berlangsung di wilayah Gorontalo. Rata- rata keuntungan

yang didapatkan oleh lembaga pemasaran berbeda-beda karena jenis ternak sapi

yang diperjual belikan berbeda.

Proses penyaluran produk sampai ke konsumen akhir dilalui oleh panjang

pendeknya saluran pemasaran yang dilalui semakin tinggi margin pemasaran

maka semakin kecil bagian yang ditrima oleh peternak. Hasil penelitian saluran

pemasaran tidak langsung satu, dimana dari peternak pedagang pengumpul

kemudian menjual kembali kepada konsumen dengan margin Rp. 472.000 dan

keuntungan Rp. 401.600. secara rinci maka dapat dilihat analisis margin,

distribusi margin, dan share pada saluran tidak langsung satu pada Tabel 2

berikut.

45

Tabel 3. Margin pemasaran, distribusi margin pemasaran, dan share sapi

pada saluran pemasaran tidak langsung I di Kecamatan Pulubala

Kabupaten Gorontalo

No Jenis Kegiatan

Harga

(Rp/ekor)

Distribusi Margin

Pemasaran (%) Share (%)

II

pemasaran tidak

langsung

1 Peternak

a. Harga jual 6.808.000 - 93,52

2 pedagang pengumpul

harga beli 6.808.000 - 93,52

a. Biaya pemasaran

- Transportasi 22.400 4,75 0,31

- Komisi 35.000 7,42 0,48

- Iuran pasar 6.600 1,40 0,09

- Pakan ternak 6.400 1,93 0,09

b. Total biaya 70.400 14,92

c. Keuntungan 401.600 85,08 5,52

Harga jual ke konsumen 7.280.000

4 Margin pemasaran 472.000

Sumber : Data primer setelah di olah,2013

Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa pemasaran pada saluran

II merupakan saluran pemasaran tidak langsung karena pedagang pengumpul

langsung membeli ternak sapi kepada peternak (produsen) dan akan di jual

kembali ke konsumen. Pedagang pengumpul memperoleh margin pemasaran

sebesar Rp.472.000, distribusi margin pemasaran dengan biaya pemasaran

masing-masing transportasi 4,75%, komisi 7,42%, iuran pasar 1,40%, pakan

ternak 1,93% sehingga total biaya 14,92% dan keuntungan 85,08%. bagian yang

diterima peternak (producer’s share) 93,52%, dan bagian yang diterima pedagang

pengumpul (share) pada keuntungan sebesar 5,52%.

46

Dilihat tabel diatas margin pemasaran pedagang pengumpul sebesar

Rp.472.000 lebih banyak diperoleh pada keuntungan yang diterima yaitu

Rp.401.600 atau 85,08% karena total biaya pemasaran yang dikeluarkan lebih

sedikit yaitu Rp.70.400 atau 14,92%. Maka dapat dijelaskan bahwa untuk saluran

pemasaran tidak langsung satu lebih baik untuk dilalui karena tingkat perentase

pada keuntungan lebih tinggi dibandingkan pada biaya pemasaran sehingga hasil

yang terima pedagang pengumpul lebih besar.

3. Saluran pemasaran tidak langsung II

Jenis saluran pemasaran ini merupakan saluran terpanjang yang ada di

Kecamatan Pulubala, dari hasil wawancara maka dijelaskan bahwa pedagang

pengumpul membeli ternak sapi langsung kepada produsen atau peternak sendiri,

kemudian dijual langsung kepada pedagang besar. Biaya pemasaran yang dilalui

oleh pedagang pengumpul sampai ke pedagang besar yaitu rata-rata untuk

transportasi Rp. 100.000, komisi yang didapatkan oleh makelar ternak sapi Rp.

50.000, dan iuran pasar Rp. 15.000, pemasaran ini berlangsung di pasar Pulubala

yang umumnya dilakukan oleh warga Pulubala sendiri, untuk pemasaran

selanjutnya dilakukan oleh pedagang besar dimana untuk biaya pemasarannya

lebih banyak di bandingkan pada saluran satu dan dua. Pemasaran ternak sapi

yang dilakukan oleh pedagang besar dilakukan hingga ke daerah Kalimantan

sehingga untuk biaya peasarannya lebih banyak. Biaya pemasaran yang

dikeluarkan oleh pedagang besar mulai dari transportasi, dilalui dua tahap yaitu

transportasi darat dan transportasi laut. Hal ini berlangsung karena awalnya

pedagang besar membawanya ke Sulawesi tengah melalui mobil angkutan,

kemudian dikirim kembali ke daerah kalimantan melalui kapal barang. Secara

rinci biaya pemasaran dapat dijelaskan yaitu untuk biaya transportasi darat Rp.

340.909/ ekor, transportasi laut Rp. 300.000/ ekor, komisi yang di berikan kepada

makelar ternak sapi Rp. 22.727, biaya kandang atau karantina yang dilakukan di

daerah palu Rp. 5000/ekor, dan untuk surat pemotongan Rp. 35.000/ ekor. Dari

hasil penjelasan di atas maka dapat dijelaskan bahwa pemasaran tidak langsung

dua ini merupakan pemasaran yang tidak mudah untuk dilalui karena lebih

memakan waktu yang lebih banyak. Secara rinci analisis margin, distribusi

47

margin, serta share pada saluran tidak langsung dua secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Analisis margin pemasaran, distribusi margin pemasaran, share

ternak sapi pada saluran pemasaran tidak langsung di Kecamatan

Pulubala Kabupaten Gorontalo

No Uraian Harga

(Rp/ekor)

Distribusi

Margin

Pemasaran (%)

Share

(%)

III Pemasaran tidak langsung

1 Peternak 9.154.545 96,64

2 Pedagang pengumpul

Harga beli 9.154.545 96,64

a. Biaya pemasaran

- Transportasi 100.000 31,43 1,06

- Komisi 50.000 15,71 0,53

- Iuran pasar 15.000 4,71 0,16

b. Total biaya 165.000 51,86

c. Keuntungan 153.182 48,14 1,62

d. Harga jual pedagang besar 9.472.727

3 Margin pemasaran 318.182

4 Pedagang besar

Harga beli 9.472.727 91,50

a. Biaya pemasaran

- Transportasi darat 340.909 38,74 3,29

- Transportasi laut 300.000 34,09 2,90

- Komisi 22.727 2,58 0,22

- Kandang 5.000 0,57 0,05

- Surat pemotongan 35.000 3,98 0,34

b. Total biaya 703.636 79,96

c. Keuntungan 176.363 20,04 1,70

Harga jual pedagang potong 10.352.726

4 Margin pemasaran 879.999

5 Total margin 1.198.181

Sumber : Data primer setelah di olah,2013

48

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa saluran III adalah bentuk

saluran tidak langsung karena dilihat dari jalur pemasaran pedagang besar

membeli sapi dari pedagang pengumpul sedangkan pedagang pengumpul membeli

kepada peternak sapi. Margin pemasaran yang didapat dari saluran pemasaran III

yaitu dari pedagang pengumpul memiliki margin Rp.318.182, distribusi margin

pada biaya pemasaran 51,86% dan keuntungan 48,14%, bagian yang diterima

peternak 96,64%, dan (share) bagian yang diterima pada keuntungan pedagang

pengumpul 1,62%, sedangkan untuk pedagang besar memiliki margin pemasaran

Rp.879.999, distribusi margin pada biaya pemasaran 79,96%, keuntungan

20,04%, share atau bagian yang diterima pedagang besar 1,70%.

Pada tabel saluran pemasaran tidak langsung dua margin pemasaran yang

diperoleh pedagang besar lebih dikeluarkan pada biaya pemasaran yaitu

Rp.703.636 atau 79,96%, dibandingan keuntungan yang diperoleh Rp.176.363

atau 20,04% sehingga penerimaan pedagang besar sangat kecil. Berdasarkan

uraian maka dijelaskan bahwa pedagang besar mendapatkan margin yang sangat

tinggi sehingga penerimaannya sedikit. Hal ini dibuktikan berdasarkan teoritis

pada Hanafie (2010:210) semakin tinggi margin pemasaran maka semakin sedikit

bagian yang diterima.

Berlangsungnya penjualan ternak sapi secara tidak langsung dua ini di

lakukan oleh beberapa pihak lembaga pemasaran dari produsen, pedagang

pengumpul, dan pedagang besar. Pedagang pengumpul sendiri dapat dikatakan

pedagang menengah karena dia telah melakukan kerja sama secara langsung

denga pihak ketiga atau pedagang besar untuk menyalurkan ternak sapi langsung

dari peternak langsung dijual kepedagang besar, berdasarkan wawancara hal ini

dilakukan karena dengan biaya pemasaran yang lebih sedikit maka keuntungan

yang di dapatkan akan lebih banyak, dibandingkan dengan penyaluran yang di

lakukan oleh pedagang besar lebih memakan biaya besar dan waktu yang cukup

lama sehingga keuntungan yang diterimanya akan lebih sedikit. Secara rinci untuk

melihat margin, distribusi margin pemasaran, dan share yang diterima setiap

masing-masing saluran pemasaran maka dapat disajikan pada Tabel 5 berikut.

49

Tabel 5. Jumlah pemasaran sapi pada saluran pemasaran langsung dan jumlah margin, distribusi margin, dan share pada

saluran pemasaran tidak langsung di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.

No Uraian

Saluran Langsung Saluran tidak langsung

II III

Harga/ekor Distribusi

Mp (%)

Share

(%) Harga/ekor

Distribusi

Mp (%)

Share

(%)

Harga

/ekor

Distribusi

Mp (%)

Share

(%)

I Peternak

Harga Jual 4.992.857 - -

Biaya Pemasaran 78.214 -

Keuntungan 4.914.643 -

II Pedagang

pengumpul

harga beli 6.808.000 93,52

Harga jual 7.280.000

Biaya Pemasaran 70.400 14,92

Keuntungan 401.600 85,08 5,52

Margin

Pemasaran 472.000

III Pedagang Besar

harga beli 9.472.727 91,50

Harga Jual 10.352.726

Biaya Pemasaran 703.636 79,96

Keuntungan 176.363

20,04

1,70

Margin

Pemasaran 879.999

Sumber : data primer setelah di olah 2013

28

Berdasarkan Tabel 5 maka di jelaskan bahwa untuk saluran pemasaran

langsung dengan harga bersih yang diterima peternak sapi sejumlah Rp.

4.914.643, dalam hal ini peternak tidak memiliki margin karena untuk

pemasarannya langsung di pasarkan sendiri. Sedangkan untuk pemasaran tidak

langsung pedagang pengumpul mendapatkan margin pemasaran yaitu, Rp.

472.000. dengan distribusi biaya pemasaran 14,92%, keuntungan 85,08% (share)

bagian keuntungan yang diterima pedagang pengumpul 5,52%. Pedagang besar

memiliki margin pemasaran yaitu Rp. 879.999 distribusi margin biaya pemasaran

79,96%, keuntungan 20,04%, (share) bagian keuntungan yang diterima pedagang

besar 1,70%.

Berdasarkan penelitian margin diperoleh margin pemasaran ternak sapi di

pasar Pulubala Kecamatan Pulubala pada saluran dua yaitu Rp. 472.000, distribusi

margin untuk biaya pemasaran 14,92%, keuntungan 85,08% dan bagian yang

diterima peternak (producer’s share) 93,52% dan share yang diterima pada

keuntungan pedagang pengumpul 5,52% sedangkan saluran tiga untuk pedagang

pengumpul memiliki margin Rp.318.182, distribusi margin oleh biaya pemasaran

pedagang pengumpul pada biaya pemasaran 51,86%, keuntungan 48,14% dan

bagian yang diterima peternak (producer’s share) 96,64% dan share yang

diterima pada keuntungan 1,62%, kemudian pedagang besar memiliki margin

Rp.879.999, distribusi margin pada biaya pemasaran 79,96%, keuntungan 20,04%

dan share yang diterima pada keuntungan sebesar 1,70%. Saluran satu tidak

memiliki margin karena merupakan saluran langsung. Dengan demikian hipotesis

dalam pemasaran ternak sapi yang berlangsung di pasar pulubala Desa Puncak

Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo terterbukti.