bab iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum...

21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Letak Geografis Desa Dopalak merupakan salah satu desa dari 12 (dua belas) Desa yang ada di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, merupakan desa terkecil dengan luas 1200 ha yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun. Nama Dopalak diambil dari bahasa Buol yang berasal dari kata “Dopayak”. yang berarti batuan pegunungan yang sulit ditumbuhi pepohonan. Dan dari gunung ini pula ditemukan tambang emas yang menjadi sumber mata pencaharian dan pendapatan masyarakat Desa Dopalak dan masyarakat dari luar Desa Dopalak. Saat ini Desa Dopalak terbagi dalam 3 dusun yang antara lain Dusun I, Dusun II dan Dusun III. Desa Dopalak memiliki batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lintidu c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paleleh d. Sebelah Selatan berbatasan dengan DesaTolau dan Pegunungan Intan 4.1.2 Luas Wilayah Desa Luas wilayah Desa Dopalak seluruhnya adalah 1.200 Ha. Orbitasi jarak tempuh dari desa sebagai berikut :

Upload: vonga

Post on 19-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi

4.1.1 Letak Geografis

Desa Dopalak merupakan salah satu desa dari 12 (dua belas) Desa yang ada

di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, merupakan desa terkecil

dengan luas 1200 ha yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun. Nama Dopalak diambil dari

bahasa Buol yang berasal dari kata “Dopayak”. yang berarti batuan pegunungan

yang sulit ditumbuhi pepohonan. Dan dari gunung ini pula ditemukan tambang

emas yang menjadi sumber mata pencaharian dan pendapatan masyarakat Desa

Dopalak dan masyarakat dari luar Desa Dopalak. Saat ini Desa Dopalak terbagi

dalam 3 dusun yang antara lain Dusun I, Dusun II dan Dusun III.

Desa Dopalak memiliki batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lintidu

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paleleh

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan DesaTolau dan Pegunungan Intan

4.1.2 Luas Wilayah Desa

Luas wilayah Desa Dopalak seluruhnya adalah 1.200 Ha.

Orbitasi jarak tempuh dari desa sebagai berikut :

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

a. Jarak dari ibu kota kecamatan ± 650 M.

b. Jarak dari ibu kota kabupaten ± 85 KM

c. Jarak dari ibu kota propinsi ± 511 KM

4.1.3 Kependudukan

Desa Dopalak dibagi menjadi 3 Dusun dengan jumlah penduduk 1.011

jiwa, terdiri dari laki-laki 523 jiwa (51,73%) dan perempuan 488 jiwa (48,27%).

Jumlah Kepala Keluarga 264 KK. Data jumlah penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan dan jenis mata pencaharian dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Dopalak Tahun 2011.

Tingkat Pendidikan Jumlah

n %

Buta Aksara

Tidak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

D2

D3

S1

49

109

491

102

83

6

16

40

5.47

12.17

54.80

11.38

9.26

0.67

1.78

4.46

Jumlah 896 100 Sumber : Data Sekunder

Tingkat pendidikan penduduk desa Dopalak tertinggi pada tingkat Sekolah

Dasar (SD) sebanyak 491 orang atau sebesar 54.80% dari jumlah penduduk

keseluruhan 1011 Jiwa. Adapun jenis pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat

desa Dopalak sebagai berikut :

a. Penambang

b. Perawat

c. Petani

d. Nelayan

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

e. Peternak

h. Buruh/ Tukang Amprak

f. Pedagang/Swasta

g. Guru

4.1.4 Pelestarian Pembangunan baik dari Pemerintah maupun dari hasil Gotong

Royong Masyarakat

a. Gedung Sekolah Dasar 1 buah

b. Masjid 1 buah

c. Kantor kepala desa 1 buah

d. Taman pengajian Al Quran 1 buah

4.2 HASIL PENELITIAN

4.2.1 Kondisi konstruksi dan kandungan bakteri Eschercia coli air sumur gali

Dari observasi yang dilakukan diperoleh terhadap parameter konstruksi

sumur yaitu dinding sumur kedap air ≥ 3 m, terindetifikasi seimbang 8 sumur

(50%) memenuhi syarat dan 8 sumur (50%) tidak memenuhi syarat, untuk

ketinggian bibir sumur ≥ 70 cm, 9 sumur (56.25%) memenuhi syarat dan 7 sumur

(43.75%) tidak memenuhi syarat, lantai sumur gali kedap air radius ≥ 1.5 m

seimbang memenuhi syarat dan tidak masing-masing 8 sumur (50%).dan untuk

SPAL sumur kedap air ≥10 m, 7 sumur (43.75%) memenuhi syarat dan 9 sumur

(56.25%) tidak memenuhi sementara untuk parameter lokasi sumur gali (jarak

terhadap sumber pencemar ≥ 10 m) yang memenuhi syarat sebanyak 10 sumur

(62.50%) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 6 sumur (37.50%) serta kualitas

bakteriologis air sumur gali (angka colitinja/Eschercia coli) memenuhi syarat 9

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

sumur (56,25%) dan tidak memenuhi syarat 7 sumur (43,75%) seperti yang

ditunjukkan pada tabel 3 sebagaì berikut:

Tabel 4.2

Kondisi Konstruksi sumur dan kandungan E.coli pada air sumur gali di Desa

Dopalak Kecamatan Paleleh Tahun 2012

Sumber : Data Primer

4.2.2 Pengaruh konstruksi sumur gali dengan kandungan Bakteri Eschercia coli

pada air sumur gali

Untuk mengetahui Pengaruh konstruksi sumur gali yang meliputi dinding,

bibir, lantai, SPAL, dan jarak sumur dengan sumber pencemar dengan kandungan

atau jumlah Bakteri E.coli maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan

Parameter Pengamatan Jumlah

N %

-Konstruksi Sumur

a. Dinding Kedap Air ≥ 3 m

Memenuhi syarat sanitasi

Tidak memenuhi syarat sanitasi

b.Bibir Kedap Air ≥ 70 cm

Memenuhi syarat sanitasi

Tidak memenuhi syarat sanitasi

c. Lantai Kedap Air ≥ 1.5 m

Memenuhi syarat sanitasi

Tidak memenuhi syarat sanitasi

d.SPAL Kedap Air ≥ 10 m

Memenuhi syarat sanitasi

Tidak memenuhi syarat sanitasi

8

8

9

7

8

8

7

9

50

50

56.25

43.75

50

50

43.75

56.25

- Lokasi Sumur Gali

e. Jarak Sumur Dengan Pencemar ≥ 10 m.

Memenuhi syarat sanitasi

Tidak memenuhi syarat sanitasi

10

6

62.50

37.50

f. Kandungan E.Coli Air

Melebihi NAB (>50 MPN)

Tidak melebihi NAB (< 50 MPN)

9

7

56.25

43.75

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Fisher Exact dengan taraf kesalahan α ditentukan 5% (0.05) disajikan dalam

bentuk tabel bivariat yakni sebagaì berikut:

1. Pengaruh Dinding sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli

Tabel 4.3

Distribusi Konstruksi dinding sumur dan kandungan bakteri Eschercia coli

pada air sumur di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Tahun 2012

Konstruksi Dinding Sumur

Kandungan E coli

Jumlah PValue

Melebihi

NAB

Tidak

Melebihi NAB

n % n % n %

( Dinding Tembok

Kedap Air ≥ 3 m)

Tidak Memenuhi

Syarat sanitasi

Memenuhi Syarat

sanitasi

4

3

50

37.50

4

5

50

62.50

8

8

50

50

1.00

Jumlah 7 43.75 9 56.25 16 100 Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisa statistik untuk mengetahui pengaruh dinding

sumur dengan kandungan bakteri E.coli pada tabel diatas diperoleh bahwa dari 8

surnur gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek dinding kedap air ≥ 3m

ternyata kandungan bakteri E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 5 sumur

(62.50%) dan yang melebihi NAB sebanyak 3 sumur (37.50%) serta dari 8 sumur

gali yang tidak memenuhi syarat sanitasi dinding ternyata kandungan bakteri

E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 4 sumur (50%) dan 4 sumur (50%)

melebihi NAB. Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf kesalahan α 5% (0.05)

ternyata PValue diperoleh 1.00 yang artinya besar dari 0.05, dengan demikian

hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada pengaruh kontruksi sumur gali

ditinjau dari aspek dinding terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

2. Pengaruh Bibir sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli

Tabel 4.4

Distribusi Konstruksi bibir sumur dan kandungan bakteri Eschercia coli

pada air sumur di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Tahun 2012

Konstruksi Bibir

Sumur

Kandungan E coli

Jumlah PValue

Melebihi

NAB

Tidak

Melebihi NAB

n % n % n %

(Bibir Kedap Air ≥ 70

cm)

Tidak Memenuhi

Syarat sanitasi

Memenuhi Syarat

snitasi

4

3

57.14

33.30

3

6

42.86

66.70

7

9

43.75

56.25

0.61

Jumlah 7 43.75 9 56.25 16 100 Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisa statistik untuk mengetahui pengaruh bibir sumur

dengan kandungan bakteri E.coli pada tabel diatas diperoleh bahwa dari 9 surnur

gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir sumur kedap air ≥ 70 cm

ternyata kandungan bakteri E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 6 sumur

(66.70%) dan 3 sumur (33.30%) melebihi NAB serta dari 7 sumur gali yang tidak

memenuhi syarat sanitasi bibir sumur ternyata kandungan bakteri E.coli yang

tidak melebihi NAB sebanyak 3 sumur (42.86%) dan melebihi NAB sebanyak 4

sumur (57.14%). Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf kesalahan α 5%

(0.05) ternyata PValue diperoleh 0.61 yang artinya besar dari 0.05, dengan demikian

hipotesis nol diterima berarti tidak ada pengaruh kontruksi sumur gali ditinjau dari

aspek bibir terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur.

3. Pengaruh Lantai sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli

Tabel 4.5

Distribusi Konstruksi lantai sumur dan kandungan bakteri Eschercia coli

pada air sumur di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Tahun 2012

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Konstruksi Lantai Sumur

Kandungan E coli

Jumlah PValue Melebihi NAB

Tidak

Melebihi NAB

n % n % n %

(Lantai Sumur Kedap

Air ≥ 1.5 m)

Tidak Memenuhi

Syarat sanitasi

Memenuhi Syarat

sanitasi

5

2

62.50

25

3

6

37.50

75

8

8

50

50

0.31

Jumlah 7 43.75 9 56.25 16 100 Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisa statistik untuk mengetahui pengaruh lantai

sumur dengan kandungan bakteri E.coli pada tabel diatas diperoleh bahwa dari 8

surnur gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek lantai sumur kedap air ≥ 1.5

m ternyata kandungan bakteri E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 6 sumur

(75%) dan melebihi NAB sebanyak 2 sumur 25% serta dari 8 sumur gali lainnya

yang tidak memenuhi syarat lantai ternyata kandungan bakteri E.coli tidak

melebihi NAB sebanyak 3 sumur (37.50%) dan 5 sumur (62.50%) melebihi NAB

Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf kesalahan α 5% (0.05) ternyata PValue

diperoleh 0.31 yang artinya besar dari 0.05, dengan demikian hipotesis nol

diterima berarti tidak ada pengaruh kontruksi sumur gali ditinjau dari aspek lantai

terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur.

4. Pengaruh SPAL sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli

Tabel 4.6

Distribusi Konstruksi SPAL sumur dan kandungan bakteri Eschercia coli

pada air sumur di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Tahun 2012

Konstruksi SPAL

Sumur

Kandungan E coli

Jumlah PValue Melebihi NAB

Tidak

Melebihi NAB

n % n % n %

( SPAL Sumur Kedap

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisa statistik untuk mengetahui pengaruh SPAL

sumur dengan kandungan bakteri E.coli pada tabel diatas diperoleh bahwa dari 7

surnur gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek SPAL sumur kedap air ≥ 10

m ternyata kandungan bakteri E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 6 sumur

(85.70%) dan 1 sumur (14.30%) melebihi NAB serta dari 9 sumur gali yang tidak

memenuhi syarat SPAL ternyata kandungan bakteri E.coli tidak melebihi NAB

sebanyak 3 sumur (33.30%) dan 6 sumur (66.70%) melebihi NAB Setelah

dilakukan uji statistik dengan taraf kesalahan α 5% (0.05) ternyata PValue diperoleh

0.06 yang artinya besar dari 0.05, dengan demikian hipotesis nol diterima yang

artinya tidak ada pengaruh kontruksi sumur gali ditinjau dari aspek SPAL

terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur

5. Pengaruh Jarak sumur dengan sumber Pencemar terhadap kandungan

bakteri Eschercia coli

Tabel 4.7

Distribusi Lokasi sumur dan kandungan bakteri Eschercia coli pada air

sumur di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Tahun 2012

Air ≥ 10 m)

Tidak Memenuhi

Syarat sanitasi

Memenuhi Syarat

sanitasi

6

1

66.70

14.30

3

6

33.30

85.70

9

7

56.25

43.75

0.06

Jumlah 7 43.75 9 56.25 16 100

Jarak Lokasi Sumur Dengan

Sumber Pencemar

Kandungan E coli

Jumlah PValue

Melebihi

NAB

Tidak

Melebihi

NAB

n % n % n %

(Jarak Dengan Sumber

Pencemar ≥ 10 m)

Tidak Memenuhi

5

83.30

1

16.70

6

37.50

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisa statistik pada tabel diatas untuk mengetahui

pengaruh lokasi sumur (jarak antara sumur gali dengan sumber pencermar ≥10 m)

dengan kandungan bakteri E.coli pada tabel diatas diperoleh bahwa dari 10 sumur

gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek lokasi ternyata kandungan bakteri

E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 8 sumur (80%) dan 2 sumur (20%)

melebihi NAB serta dari 6 sumur gali yang tidak memenuhi syarat lokasi ternyata

kandungan bakteri E.coli yang tidak melebihi NAB sebanyak 1 sumur (16.70%)

dan 5 sumur (83.30%) melebihi NAB Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf

kesalahan α 5% (0.05) ternyata PValue diperoleh 0.035 yang artinya kecil dari

0.05, dengan demikian hipotesis nol ditolak berarti ada pengaruh kontruksi sumur

gali ditinjau dari lokasi (jarak antara sumur gali dengan sumber pencermar ≥10 m)

kandungan bakteri E.coli pada air sumur gali.

4.3 PEMBAHASAN

Tingkat risiko pencemaran sumber air bersih ditentukan dari adanya

kontaminasi zat pencemar ke dalam sumber air bersih. Sumber pencemar tersebut

dapat berasal dari pencemaran air limbah, kotoran, sampah maupun pencemar

1ain, juga dilihat dari aspek konstruksi maupun lokasi sarana sumber air bersih.

Semakin banyak aspek yang tidak memenuhi syarat maka semakin tinggi tíngkat

risiko pencemaran air yang berarti semakin banyak kemungkinan zat pencemar

masuk ke dalam sumber air sehingga pada akhimya dapat menurunkan kualitas air

Syarat sanitasi

Memenuhi Syarat

sanitasi

2

20

8

80

10

62.50

0.035

Jumlah 7 43.75 9 56.25 16 100

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

4.3.1 Konstruksi Sumur Gali

Berdasarkan hasil observasi terhadap sumur di desa Dopalak, dari 16

sumur yang dijadikan sampel diperoleh data konstruksi sumur yang menunjukan

bahwa dari parameter dinding sumur terindetifikasi seimbang 8 sumur (50.0%)

memenuhi syarat dan 8 (50.0%) tidak memenuhi syarat, untuk parameter bibir

sumur dominan memenuhi syarat yaitu sebanyak 9 sumur (56.25%) ,sama halnya

dengan parameter dinding, dari parameter lantai sumur juga seimbang memenuhi

syarat 8 sumur (50.0%) dan tìdak rnemenuhi syarat juga 8 sumur (50.0%), dan

untuk SPAL sumur dominan memenuhi syarat yaitu sebanyak 9 sumur (56.25%) ,

sementara untuk parameter lokasi sumur gali (jarak terhadap sumber pencemar ≥

10 m) yang dominan memenuhi syarat sebanyak 10 sumur (62.50%).

Enjtang (2000) mengemukakan bahwa kondisi lokasi dan konstruksi

sumur gali yang tidak memenuhi syarat dapat meningkatkan tingkat risiko

pencemaran sumber air bersih, keadaan konstruksi yang tidak memenuhi

persyaratan minimal menandakan adanya risiko kontaminasi sumber air bersih

oleh pencemar, semakin banyak parameter lokasi dan konstruksi sumur gali yang

tidak memenuhi persyaratan akan semakin tinggi tingkat risiko pencemaran, maka

semakin banyak kemungkinan kontaminasi yang berasal dari sekitar sumber

sehingga dapat menurunkan kualitas air.

Kostruksi sumur gali yang ditunjukkan pada penelitian serupa oleh

Joeharno di Kelurahan Antang Kota Makassar Tahun 2006 menunnjukan bahwa

sebagian besar tidak memenuhi syarat didukung dengan hasil penelitian tentang

jarak sumur dari sumber pencemaran dominan memenuhi syarat (73,30%) yakni

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

minimal 10 meter, bibir sumur dominan memenuhi syarat (60%) yakni tinggi ≥ 1

meter, dinding sumur dominan memenuhi syarat (73,30%) dengan tinggi bibir

sumur ≥ 3 meter.

Tidak memenuhinya syarat kontruksi sumur di Desa Dopalak dapat

disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah aspek pengetahuan yang

dimiliki si pemilik sumur terhadap dampak konstruksi sumur gali yang tidak

memenuhi syarat. Selain itu, aspek pengetahuan yang lain mencakup

ketidaktahuan pemilik sumur yaitu tentang konstruksi sumur yang memenuhi

syarat juga turut mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan

penduduk Desa Dopalak yang didominasi oleh tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu

sebesar 64.93 %. Aspek lain yang mempengaruhi konstruksi sumur tidak

memenuhi syarat adalah keadaan perekonomian masyarakat yang menggunakan

sumur sebagai sumber air dimana untuk membuat sumur dengan konstruksi sumur

yang memenuhi syarat membutuhkan dana yang lebih besar seperti pengadaan

semen terutama dalam pembuatan lantai SPAL dan dinding sumur belum lagi

ditambah dengan biaya tukang.

4.3.2 Kandungan Bakteri Eschercia coli Pada Air Sumur

Berdasarkan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas bakteriologis

atau kandungan bakteri E.coli pada 16 sumur yang dijadikan sampel

teridentifikasi bahwa sumur yang memenuhi syarat bakteriologis sebanyak 9

sumur atau sebesar 56,25% dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 7 sumur

atau sebesar 43,75%.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Standar baku mutu air sesuai ketentuan Permenkes RI

No.416/MENKES/PER/IX/1990, bakteri Golongan coli yang memenuhi syarat

untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN/100 ml untuk dapat menjadi

air yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat dapat disebabkan

karena konstruksi sarana air bersih dan Iokasi sumber air bersih yang ada kurang

tepat ataupun tidak memenuhi syarat sepertí cincin sumur gali kurang dari 70

centimeter, dinding sumur gali kedap air kurang dari kedalaman 3 meter, lantai

sumur kedap air kurang dari 1.5 meter dan SPAL kedap air kurang dari 10 meter.

Selain itu letak sumur yang berdekatan dengan sumber pencemar seperti lubang

penampungan tínja, genangan air limbah maupun sumber pencemaran lain yang

berjarak kurang dari 10 meter. selain itu adanya sumber pencemar lebih dari satu

jenis yang berjarak kurang dari 10 m tentunya juga dapat memperbesar

kemungkinan terkontaminasi sumber air sehingga dapat berdampak pada

penurunan kualitas air dan pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat kesehatan

pemakai.

4.3.3 Pengaruh Konstruksi Sumur Terhadap Kandungan Bakteri Eschercia

coli Pada Air Sumur Gali

Hasil yang ditunjukan pada penelitian ini berupa observasi, pemeriksaan

bakteriologis dan analisis statistik untuk mengetahui adanya korelasi antara kedua

variabel yaitu kontruksi dan kandungan bakteri E.coli air sumur menunjukan

bahwa ternyata hanya jarak sumur dengan sumber pencemar yang terbukti

berpengaruh terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur sedangkan

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

kontruksi sumur lainnya yaitu parameter dinding, bibir, lantai dan SPAL terbukti

tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah atau kandungan bakteri E.coli pada air

sumur.

1. Pengaruh Dinding Sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli Pada

Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 16 sumur yang

dijadikan sampel menunjukan bahwa dari 8 surnur yang memenuhi syarat dari

aspek dinding kedap air ≥ 3m ternyata kandungan bakteri E.coli yang memenuhi

syarat 62.50% dan tidak memenuhi syarat 37.50% serta 8 sumur lainnya yang

tidak memenuhi syarat dinding ternyata kandungan bakteri E.coli memenuhi

syarat 50% dan tidak memenuhi syarat juga 50%. Dan dari hasil analisis statistik

menunnjukan bahwa dinding sumur terbukti tidak berpengaruh terhadap

kandungan bakteri E.coli pada air sumur gali di desa Dopalak.

Hasil yang sama pada penelitian serupa oleh Prajawati di Desa Muara

Putih Kota Lampung tahun 2008 yang hasil analisis statistiknya menunjukan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dinding sumur dengan kualitas

mikrobiologi air sumur. Di Desa Muara Putih dengan hasil observasi dari 55

sumur 60 % diantaranya tidak memenuhi syarat dinding sumur.

Menurut Entjang (2000), dinding atau cincin sumur harus memiliki jarak

kedalaman minimal 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus

terbuat dari tembok yang kedap air (disemen). Hal tersebut dimaksukan agar tidak

terjadi perembesan air/pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup

pada jarak tersebut.Perembesan air itu sendiri dapat berasal dari air buangan oleh

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

aktifitas disekitar sumur misalnya kegiatan mandi, mencuci dll. Oleh karena itu

sudah semestinya kalau keadaan atau konstruksi dinding sumur memiliki andil

dalam peningkatan jumlah bakteri E.coli apabila dinding tidak sumur memenuhi

syarat.

Namun berdasarkan dengan hasil analisis statistik konstruksi dinding

sumur di Desa Dopalak terbukti tidak berpengaruh terhadap kandungan bakteri

E.coli, hal ini dapat diduga karena adanya penggunaan mesin dap/ mesin pompa

air listrik. Penggunaan mesin dap yang mengalirkan air dari dalam sumur

langsung ke rumah warga menyebabkan aktifitas disekitar sumur berkurang

bahkan hampir tidak ada sehingga kemungkinan kontaminasi dari kegiatan

disekitar sumur berkurang sementara seperti yang telah diterangkan bahwa

kontruksi sumur seperti dinding, bibir, lantai, dan SPAL berfungsi untuk

mencegah pencemaran air limbah permukaan oleh aktifitas disekitar sumur baik

itu mandi, mencuci pakaian dan perabot makan dll.

2. Pengaruh Bibir Sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli Pada

Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 16 sumur yang

dijadikan sampel menunjukan bahwa dari 9 surnur gali yang memenuhi syarat

dari aspek bibir sumur kedap air ≥ 70 cm ternyata kandungan bakteri E.coli yang

memenuhi syarat 66.7 % dan tidak memenuhi syarat 33.30% serta dari 7 sumur

gali yang tidak memenuhi syarat bibir sumur ternyata kandungan bakteri E.coli

42.86 % memenuhi syarat dan 57.14%. tidak memenuhi syarat. Hasil analisis

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

statistik menunnjukan bahwa bibir sumur terbukti tidak berpengaruh terhadap

kandungan bakteri E.coli pada air sumur gali di desa Dopalak.

Pada penelitian serupa oleh Prajawati Didesa Muara Putih Kota Lampung

tahun 2008 yang hasil analisis statistiknya menunjukan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan bibir sumur dengan kualitas mikrobiologi air sumur di Desa

Muara Putih dengan hasil observasi dari 55 sumur 50,09% diantaranya tidak

memenuhi syarat bibir sumur.

Entjang (2000) mengemukakan bibir sumur yang merupakan kesatuan dari

dinding sumur yang berada di atas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi

minimal 70 cm yang dimaksudkan untuk mencegah pengotoran dari air

permukaan karena aktifitas di sekitar sumur serta untuk aspek keselamatan.

Namun pada penelitian ini hasil analisis statistik menunjukan bahwa bibir

sumur tidak berpengaruh terhadap kandungan bakteri air sumur di Desa Dopalak

ini juga disebabkan karena kurangnya kemungkinan pencemaran atau kontaminasi

dari air permukaan karena aktifitas sekitar sumur juga berkurang, hal ini

berdasarkan hasil observasi yang menunjukan bahwa dari 16 sumur di Desa

Dopalak yang dijadiakn sampel terdapat 10 sumur yang menggunakan mesin

pompa air/dap memperoleh air dari dalam sumur dan dialirkan langsung ke rumah

warga. Inilah mengapa baik sumur yang memenuhi atau tidak memenuhi syarat

konstruksi sumur baik itu dari parameter dinding, bibir, lantai dan SPAL memiliki

kualitas atau kandungan bakteri E. coli yang tidak jauh berbeda pada masing –

masing sumur.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

3. Pengaruh Lantai Sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli Pada

Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 16 sumur yang

dijadikan sampel menunjukan bahwa dari 8 surnur gali yang memenuhi syarat

dari aspek lantai sumur kedap air ≥ 1.5 m ternyata kandungan bakteri E.coli yang

memenuhi syarat 75.0% dan tidak memenuhi syarat 25% serta dari 8 sumur gali

yang tidak memenuhi syarat lantai ternyata kandungan bakteri E.coli memenuhi

syarat 37.50% dan tidak memenuhi syarat juga 62.50%. Hasil analisis statistik

menunjukan bahwa lantai sumur terbukti tidak berpengaruh terhadap kandungan

bakteri E.coli pada air sumur gali di desa Dopalak.

Pada hasil penelitian serupa oleh Prajawati Didesa Muara Putih Kota

Lampung tahun 2008 yang hasil analisis statistiknya menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan lantai sumur dengan kualitas mikrobiologi air sumur di

Desa Muara Putih dengan hasil observasi dari 55 sumur 67,3% diantaranya

memenuhi syarat lantai sumur.

Entjang (2000) mengemukakan bahwa tanah di sekitar sumur minimal

radius 1.5 m dari dinding harus kedap air atau disemen dimaksudkan agar

rembesan air buangan dari kegiatan di permukaan sumur tidak masuk ke dalam

sumur dan mencemari air.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di Desa Dopalak kondisi lantai

sumur baik memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat memilki perbandingan

jumlah bakteri E. coli yang tidak begitu berbeda hal ini terbukti berdasarkan

analisis statistik bahwa lantai tidak berpengaruh terhadap jumlah E.coli air sumur.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Dengan adanya fakta bahwa penggunaan mesin pompa air mengurangi aktifitas

disekitar sumur dan mengurangi kemungkinan air buangan permukaan merembes

kedalam sumur melalui dinding sumur ditambah lagi penelitian dilakukan pada

saat musim panas sehingga kemungkinan pencemaran air hujan dipermukaan

yang dapat membawa kotoran dari permukaan ikut merembes ke dalam sumur

juga tidak ada membuat peran lantai sumur pada situasi seperti ini tidak lagi

berpengaruh pada jumlah E.coli pada air sumur.

4. Pengaruh SPAL Sumur terhadap kandungan bakteri Eschercia coli Pada

Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 16 sumur yang

dijadikan sampel menunjukan bahwa dari 7 surnur gali yang memenuhi syarat

dari aspek SPAL sumur kedap air ≥ 10 m ternyata kandungan bakteri E.coli yang

memenuhi syarat 85.70% dan tidak memenuhi syarat 14.30% serta dari 9 sumur

gali yang tidak memenuhi syarat SPAL ternyata kandungan bakteri E.coli

memenuhi syarat 33.30% dan tidak memenuhi syarat juga 66.70%. Hasil analisis

statistik menunnjukan bahwa SPAL sumur terbukti tidak berpengaruh terhadap

kandungan bakteri E.coli pada air sumur gali di desa Dopalak.

Menurut Entjang (2000), Saluran Pembuangan Air Limbah dari sekitar

sumur dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang-kurangnya 10

m dan dihubungkan langsung dengan lantai sumur untuk dapat mengalirkan air

kotor yang berasal dari aktfitas di sekitar sumur dapat dialirkan melalui saluran air

limbah tersebut.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Sama halnya dengan konstruksi sumur yang lain seperti dinding, bibir dan

lantai sumur yang pada penelitian ini terbukti berdasarkan analisis statistik tidak

memiliki pengaruh terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur, SPAL

sumur juga terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap kandungan E.coli. Hal ini

juga dapat disebabkan peran atau fungsi SPAL yang mengalirkan air buangan

kurang berfungsi, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa penggunan pompa air

mengurangi aktifitas disekitar sumur dan mengurangi volume air buangan yang

akan dialirkan melalui SPAL juga berkurang bahkan hampir tidak ada.

5. Pengaruh Jarak Sumur dengan Sumber Pencemar terhadap kandungan

bakteri Eschercia coli Pada Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 16 sumur yang

dijadikan sampel menunjukan bahwa dari 10 sumur gali yang memenuhi syarat

dari aspek lokasi ternyata kandungan bakteri E.coli yang memenuhi syarat 80%

dan tidak memenuhi syarat 20% serta dari 6 sumur gali yang tidak memenuhi

syarat lokasi ternyata kandungan bakteri E.coli memenuhi syarat 16.70% dan

tidak memenuhi syarat juga 83.30% dan hasil analisis statistik menunjukan bahwa

jarak sumur dengan sumber pencemar terbukti berpengaruh terhadap kandungan

bakteri E.coli pada air sumur gali di desa Dopalak.

Hasil serupa ditunjukan pada hasil penelitian serupa oleh Prajawati Didesa

Muara Putih Kota Lampung tahun 2008 yang hasil analisis statistiknya

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan jarak sumur dengan

kualitas mikrobiologi air sumur di Desa Muara Putih dengan hasil observasi dari

55 sumur 60 % diantaranya memenuhi syarat jarak sumber pencemar.

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah

jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah, dan sumber-sumber

pengotoran lainnya. Jarak sumur minimal 10 meter dan lebih tinggi dari sumber

pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya. Letak

sumur yang berdekatan dengan sumber pencemar yang berjarak kurang dari 10

meter dapat memperbesar kemungkinan terkontaminasi sumber air sehingga dapat

berdampak pada penurunan kualitas air dan pada akhimya mempengaruhi tingkat

kesehatan pemakai. (Chandra,2007 dalam Putra, 2010).

Di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh sumber pencemar itu sendiri terdiri

dari tiga jenis yaitu septic tank, jarak sumur dengan LGAL (lubang galian air

limbah) serta jarak sumur dengan kandang ternak warga. Dan berdasarkan hasil

observasi menunjukan bahwa dari 16 sumur yang ada dijadikan sampel terdapat 6

sumur yang tidak memenuhi syarat jarak lokasi dan dari tiga jenis sumber

pencemar yang terindetifikasi di Desa Dopalak keenam sumur tersebut memiliki

setidaknya dua jenis sumber pencemar sekaligus yang jaraknya kurang dari 10 m

bahkan ada yang hanya berjarak 2 meter yaitu empat sumur dengan jenis sumber

pencemar septic tank dan LGAL dan dua sumur lainnya dengan jenis sumber

pencemar kandang ternak dan LGAL sekaligus, itulah sebabnya 5 dari 6 sumur

yang tidak memenuhi syarat lokasi, kandungan bakteri E.coli juga melebihi NAB,

sementara 10 sumur lainnya yang memenuhi syarat lokasi hanya 1 sumur yang

memiliki kandungan bakteri E.coli melebihi NAB. Inilah sebabnya mengapa jarak

sumur dengan sumber pencemar memilki andil atau pengaruh yang cukup besar

terhadap kandungan bakteri E.coli pada air sumur di Desa Dopalak.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Faktor lain yang mungkin saja mempengaruhi jumlah bakteri E.coli pada air

sumur namun pada penelitian ini bukan merupakan variabel yang diteliti yaitu

banyaknya jumlah pemakai, semakin banyak jumlah pemakai, maka semakin

tinggi juga kemungkinan kontaminasi baik itu dari kontak langsung manusia

dengan air sumur melalui timba yang digunakan untuk mengambil air atau karena

semakin banyaknya kemungkinan air buangan yang dihasilkan dan merembes ke

dalam tanah disekitar sumur. Meskipun penggunaan mesin pompa air listrik/dap

pada 10 dari 16 sumur menjadi pilihan utama namun penggunannya harus dengan

bantuan tenaga listrik dari PLN sehingga pada saat listrik padam penggunaan

ember timba menjadi altenatif untuk mengambil air sumur, disinilah kemungkinan

kontaminasi dari kontak langsung pengguna yaitu melalui penggunaan timba.

Menurut Depkes RI, 1985 Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan

sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air

di dalam sumur. Marsono (2009) dalam tesisnya menyatakan bahwa idealnya satu

buah sumur digunakan oleh maksimal 5 orang atau 1 atau 2 KK dengan asumsi

bahwa 1 KK terdiri dari 2 sampe 3 orang.

Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan bahwa sumur dengan jumlah

pemakai diatas 3 KK mempunyai kandungan bakteri E.coli yang tinggi atau tidak

memenuhi syarat, tentunya hal ini dapat menjadikan factor jumlah pemakai juga

penting pada keberadaan bakteri E.coli pada air sumur disamping fakta bahwa

hasil penelitian menyatakan faktor jarak sumur dari sumber pencemar dan jumlah

sumber pencemar itu sendiri merupakan suspect utama yang mempengaruhi

keberadaan atau jumlah E.coli air sumur.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasieprints.ung.ac.id/5246/9/2012-1-13201-811408035-bab4-12082012095957.pdf · gali yang memenuhi syarat sanitasi dari aspek bibir

Terlepas daripada itu konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat tetap

memiliki andil yang besar terhadap kemungkinan kontaminasi meskipun pada

situasi tertentu hal ini tidak berlaku seperti halnya pada hasil penelitian di Desa

Dopalak.