bab iv hasil dan pembahasan...43 bab iv hasil dan pembahasan 4.1 deskripsi penelitian 4.1.1 profil...

62
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari, Dusun Bogosari, Desa Tambahrejo, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal. Posisi astronomisnya terletak pada garis 7.0200 Lintang Selatan dan 110.0300 Bujur Timur. Lokasi SMP Negeri 1 Pageruyung berada di daerah perbukitan (429 dpl.), yang berjarak kurang lebih 40 kilometer dari pusat ibukota Kabupaten Kendal. SMP Negeri 1 Pageruyung berdiri pada tahun 1980, sesuai Surat Keputusan Pemerintah nomor 0206/0/1980, Tanggal 30 Juli 1980. Sekolah ini memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20321903, dan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 201032403037. Sedangkan pelaksanaan akreditasi sekolah terakhir pada tahun 2013 dengan nilai A. Berdasarkan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) diketahui bahwa visi SMP Negeri 1 Pageruyung adalah ”Imtaq Melekat, Prestasi Meningkat, Terampil dan Memikat”. Adapun Misinya adalah: 1. Membina keimanan, ketaqwaan dan budi pekerti yang luhur sesuai dengan tuntunan agama, 2. Meningkatkan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki oleh setiap siswa, 3. Meningkatkan kemampuan kepribadian, melatih berdikari dan bertanggungjawab, 4. Mewujudkan Dokumen -1 dan Dokumen -2 KTSP, 5. Memenuhi standar isi, 6. Mewujudkan sekolah inovatif,

Upload: others

Post on 28-Jul-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian

4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung

SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya

Bogosari, Dusun Bogosari, Desa Tambahrejo, Kecamatan

Pageruyung, Kabupaten Kendal. Posisi astronomisnya

terletak pada garis 7.0200 Lintang Selatan dan 110.0300

Bujur Timur. Lokasi SMP Negeri 1 Pageruyung berada di

daerah perbukitan (429 dpl.), yang berjarak kurang lebih 40

kilometer dari pusat ibukota Kabupaten Kendal.

SMP Negeri 1 Pageruyung berdiri pada tahun 1980,

sesuai Surat Keputusan Pemerintah nomor 0206/0/1980,

Tanggal 30 Juli 1980. Sekolah ini memiliki Nomor Pokok

Sekolah Nasional (NPSN) 20321903, dan Nomor Statistik

Sekolah (NSS) 201032403037. Sedangkan pelaksanaan

akreditasi sekolah terakhir pada tahun 2013 dengan nilai A.

Berdasarkan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) diketahui

bahwa visi SMP Negeri 1 Pageruyung adalah ”Imtaq

Melekat, Prestasi Meningkat, Terampil dan Memikat”.

Adapun Misinya adalah:

1. Membina keimanan, ketaqwaan dan budi pekerti

yang luhur sesuai dengan tuntunan agama, 2. Meningkatkan penguasaan terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan

potensi akademik yang dimiliki oleh setiap siswa,

3. Meningkatkan kemampuan kepribadian, melatih

berdikari dan bertanggungjawab,

4. Mewujudkan Dokumen -1 dan Dokumen -2 KTSP, 5. Memenuhi standar isi,

6. Mewujudkan sekolah inovatif,

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

44

7. Memenuhi fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir,

dan berwawasan masa depan,

8. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu dan tangguh,

9. Menyelenggarakan manajemen berbasis sekolah yang

tangguh,

10. Menyelenggarakan penilaian berbasis kelas,

11. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai,

wajar dan adil, 12. Mewujudkan sekolah wiyata mandala yang

menikmatkan belajar siswannya.

Adapun tujuan sekolahnya yang akan dicapai adalah

sebagai berikut:

1. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esadan

berbudi pekerti luhur;

2. Sekolah mampu menghasilkan lulusan memiliki

pengetahuan dan ketrampilan; 3. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang

berkepribadian mantap,mandiri, dan bertanggungjawab;

4. Sekolah mampu memenuhi Dokumen – 1 dan

dokumen-2 KTSP secara lengkap;

5. Sekolah mampu memenuhi standar isi;

6. Sekolah mampu memenuhi standar proses pembelajaran;

7. Sekolah mampu memenuhi standar sarpras/fasilitas

sekolah;

8. Sekolah mampu memenuhi standar pendidik dan

tenaga kependidikan; 9. Sekolah mampu memenuhi standar pengelolaan

sekolah;

10. Sekolah mampu memenuhi standar penilaian;

11. Sekolah mampu memenuhi standar pembiayaan;

12. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah

dengan menerapkan 6K secara lengkap.

Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, SMP N 1

Pageruyung memiliki peserta didik berjumlah 545 siswa,

yang terbagi kedalam 18 rombongan belajar. Adapun incian

rombongan belajarnya adalah kelas VII berjumlah 6 kelas,

kelas VIII berjumlah 6 kelas dan kelas IX berjumlah 6 kelas.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

45

Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, dapat

diketahui bahwa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan

di SMP Negeri 1 Pageruyung berjumlah 45 orang, dengan

rincian guru berjumlah 33 orang dan pegawai

administrasi/karyawan berjumlah 12 orang. Sedangkan

guru yang berjumlah 33 tersebut terdiri dari guru berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 29 orang, dan Guru

Tidak Tetap (GTT) sebanyak 4 orang. Adapun guru-guru

tersebut mengajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam sebanyak 3 orang, Pendidikan Kewarganegaraan

sebanyak 2 orang, Bahasa Indonesia sebanyak 2 orang,

mengajar Matematika sebanyak 4 orang, IPA sebanyak 3

orang, mengajar IPS sebanyak 4 orang, Bahasa Inggris

sebanyak 4 orang, Penjas-Orkes sebanyak 2 orang,

mengajar Seni Budaya sebanyak 2 orang, TIK ada 1 orang,

Mulok Bahasa Jawa ada 1 orang, Mulok Ketrampilan

sebanyak 2 orang, Bimbingan Konseling sebanyak 3 orang.

Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, maka dari

29 guru yang berstatus PNS, sebanyak 23 guru telah

memiliki sertifikat profesi termasuk kepala sekolah, dan

mereka semua telah menerima tunjangan profesi.

Berkenaan dengan itu, terkait dengan tujuan penelitian ini,

kemudian ditetapkan yang menjadi obyek penelitian

adalah 22 orang guru SMP Negeri 1 Pageruyung yang

selama ini telah menerima tunjangan profesi guru. Guru-

guru tersebut pada tahun pelajaran 2014/2015 ini sebagian

besar telah menempuh Strata 1, bahkan ada pula yang

berpendidikan Strata 2, meskipun ada juga yang masih

Diploma.

Kepala Sekolah telah menjabat lebih dari 3 tahun di

sekolah ini sehingga sudah mengenal pribadi maupun

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

46

karakter guru-guru di SMP Negeri 1 Pageruyung. Tentang

hal itu dapat diketahui dari petikan hasil wawancara pada

verbatim baris ke 6-10 “Seluruhnya 33 orang termasuk

GTT dan PNS-nya 29 dan yang sudah sertifikasi 23”

Nara sumber menambahkan bahwa ke 23 guru yang

telah bersertifikasi tersebut juga sudah menerima

tunjangan profesi dan bahkan setiap tahun telah dinilai

kinerjanya. Hal ini dapat diketahui dari verbatim baris ke

11-12 “Kita selalu adakan penilaian kinerja, dan data

kinerja yang kita dapatkan nanti kita laporkan kedinas”.

Adapun nilai kinerja mereka minimal adalah baik. Hal ini

dapat dilihat pada verbatim baris ke 12-13 “Alhamdulillah,

nilainya rata-rata ada yang A dan sebagian ada yang B”.

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

a. Martabat Guru SMP Negeri 1 Pageruyung

1) Analisis Wawancara Kepala Sekolah (Nara Sumber 1/S1)

Nara sumber memberikan gambaran tentang

martabat guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung setelah

mereka menerima tunjangan profesi, seperti hasil

wawancara berikut ini:

Guru - guru di SMP Negeri 1 Pageruyung ternyata

tidak hanya melaksanakan tugas pokoknya sebagai

pengajar saja, tetapi mereka juga membimbing siswa

dengan tujuannya adalah agar para siswa memiliki

kepribadian yang baik. Nara sumber menerangkan hal ini

seperti dalam verbatim (baris 14-15)

“Yah… seharusnya sebagai bagian tugas guru kita

upayakan memiliki kegiatan agar guru itu mendorong

pembiasaan pada siswa misalnya pagi hari dengan

5 S senyum, sapa, salam, sopan dan santun.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

47

Sehingga mereka bisa kita istilahnya amati

penampilanya dan pembiasaan – pembiasaan lainnya”

Sedangkan ketika melaksanakan pembelajaran,

guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung menurut penilaian

nara sumber telah bersikap adil. Hal ini diketahui dari

verbatim (baris 17-19):

“Secara umum saya tidak masuk disetiap kelas

mereka, tapi pada saat-saat tertentu ketika saya masuk

maupun dari wawancara siswa guru sudah melakukan

pembelajaran secara baik didalam maupun diluar sekolah dengan mengacu pada kurikulum dan juga ya

tidak ada laporan selama ini tentang mereka – meraka

yang cara mengajarnya misalnya membeda - bedakan

latar belakang atau kedudukan orang tua siswa”

Disamping itu, selama ini guru - guru dalam

berkomunikasi dengan siswa juga hanya demi kepentingan

pendidikan siswa. Nara sumber selalu menekankan hal ini

seperti verbatim berikut (baris 20-21):

“Saya selalu menekankan kepada guru agar bisa

menjaga diri ketika beinteraksi dan berkomunikasi

harus hati-hati, kadang kalau salah pilihan mungkin mereka apa istilahnya malah menjadi persoalan baru

bagi mereka. Saya juga berharap guru mampu fokus

pada komunikasi pada kepentingan pendidikan siswa

dan perlu menghindari komunikasi yang tidak relevan

dengan dunia pendidikan”

Sedangkan peran guru sebagai pembaharu dalam

kehidupan dan kemajuan dimasyarakat sekitarnya, nara

sumber menjelaskan seperti verbatim berikut ini (baris 22-

24):

“Kalau saya bertitik tolak dari seharusnya guru itu menjadi

agen pembaharu, dan itu selalu saya tekankan pada

saat pembinaan bahwa guru harus bisa menjadi agen

pembaruan di masyarakat dan mampu memberikan program, kemudian juga tidak sekedar tinggal disitu

tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan. Dari omong –

omong saya dengan mereka, mereka rata - rata juga

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

48

terlibat pada kegiatan di masyarakat, ada yang di BPD,

di RT dan sebagainya”

Kemudian terkait bahwa guru itu harus

senantiasa menambah dan memperluas ilmu,

wawasan dan keterampilan keterampilannya, nara

sumber menjelaskan dalam verbatim sebagai berikut (butir

26-28):

“Kalau soal rajin membaca itu ya saya kurang bisa

mengukurnya itupun juga tergantung dari mereka tapi kalau saya ajak bicara mereka sambung ya

saya anggap rajin membaca tapi kalau mereka tidak

sambung dengan situasi ya mereka kan ndak

rajin membaca. Dan kemudian untuk kegiatan –

kegiatan seminar biasanya terkontrol dengan

ijin, surat tugas dan sebagainya, sehingga saya tahu mereka itu ikut kegiatan atau tidak. Nha biasanya ada

workshop kita ikuti, ada undangan ya kita hadirkan,

tapi kalau memang itu membutuhkan kehadiran

mereka”

Berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah yang

seharusnya dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung, nara sumber menjelaskan seperti verbatim

baris ke 28 “Masih terbatas”. Sedangkan kendala yang

dihadapi guru, terkait dengan masih sedikitnya guru yang

melakukan penelitian, nara sumber menjelaskan

sebagaimana verbatim baris ke 29-30 “satu mungkin

karena bahan bacaan mereka terbatas, dua juga bisa apa

kemauan mereka menulis juga terbatas”

Guru – guru dalam kesehariannya juga harus saling

bertukar informasi, misalnya saling berpendapat, dan

saling menasehati, bahkan juga mungkin saling membantu,

dalam hubungannya dengan kepentingan pribadi

maupun tugas profesi. Kaitannya dengan hal ini, nara

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

49

sumber memberikan informasi melalui verbatim sebagai

berikut (butir 31-32):

”Saya pikir melalui kayak sejenis MGMP

sekolah baik formal ataupun nonformal

mereka juga sering berkomunikasi terkadang

adanya masalah - masalah juga teratasi pada diskusi - diskusi positif mereka diruang

guru biasanya”

Kemudian terkait dengan guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung yang harus patuh dan tunduk terhadap

kebijakan pemerintah khususnya dibidang pendidikan,

nara sumber menjelaskan dalam verbatim berikut (baris 33-

34):

“Ya sebagaimana pengarahan kepala dinas maka saya

pikir ya guru harusnya patuh dengan kebijakan

pemerintah pusat. Kemarin saja kita baru satu

semester melaksanakan kurikulum 2013, tiba-tiba

kembali ke KTSP, ya walaupun bahasa jawane bekah-bekuh ya kembali kepada KTSP, itu kalau saya pahami

mereka harus seperti itu”

2) Data Angket Siswa (Nara Sumber 2/S2)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek martabat

guru penerima tunjangan profesi di gunakan kategori.

Berhubung jumlah item aspek martabat guru sebanyak 7

item, maka banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skoring

dari 1 sampai dengan 4, maka skor tertinggi adalah 7 x 4 =

28 dan skor terendah adalah 7 x 1 = 7. Lebar interval untuk

aspek martabat guru dapat dihitung sebagai berikut:

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

50

Dengan demikian untuk tinggi rendahnya hasil

pengukuran aspek martabat guru dapat dikategorikan

sebagai berikut:

23 ≤ x ≤ 28 = Sangat Tinggi

19 ≤ x ≤ 23 = Tinggi

15 ≤ x ≤ 19 = Sedang

11 ≤ x ≤ 15 = Rendah

7 ≤ x ≤ 11 = Sangat Rendah

Tabel 4.1

Kategorisasi Hasil Aspek Martabat Guru

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

23 ≤ x ≤ 28 SangatTinggi 42 84

19 ≤ x ≤ 23 Tinggi 8 16

15 ≤ x ≤ 19 Sedang 0 0

11 ≤ x ≤ 15 Rendah 0 0

7 ≤ x ≤ 11 SangatRendah 0 0

JUMLAH 50 100

Keterangan: SD= 3,2 Min= 21 Max= 28

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.1 kategori hasil pengukuran aspek

martabat guru menunjukkan sebanyak 42 sampel berada

pada kategori sangat tinggi (84%), dan 8 sampel pada

kategori tinggi (16 %), sedangkan kategori sedang, rendah,

dan sangat rendah, masing-masing memiliki jumlah

prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut

maka secara umum persepsi siswa terhadap martabat guru

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

51

penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi.

Skor yang diperoleh siswa bergerak dari skor minimum

sebesar 21 sampai dengan skor maksimum sebesar 28

dengan standar deviasi 3,2.

3) Data Angket Guru (Nara Sumber 3/S3)

Untuk menentukan tinggi rendahnya ketercapaian

aspek martabat guru penerima tunjangan profesi di

gunakan kategori. Berhubung jumlah item aspek martabat

guru sebanyak 7 item, maka banyaknya pilihan jawaban 4

dengan skoring dari 1 sampai dengan 4 maka skor tertinggi

adalah 7 x 4 = 28 dan skor terendah adalah 7 x 1 = 7. Lebar

interval untuk aspek martabat guru dapat dihitung sebagai

berikut:

Dengan demikian tinggi dan rendahnya hasil

pengukuran aspek martabat guru dapat dikategorikan

sebagai berikut:

23 ≤ x ≤ 28 = Sangat Tinggi

19 ≤ x ≤ 23 = Tinggi

15 ≤ x ≤ 19 = Sedang

11 ≤ x ≤ 15 = Rendah

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

52

7 ≤ x ≤ 11 = Sangat Rendah

Tabel 4.2

Kategorisasi Hasil Aspek Martabat Guru

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

23 ≤ x ≤ 28 SangatTinggi 22 100

19 ≤ x ≤ 23 Tinggi 0 0

15 ≤ x ≤ 19 Sedang 0 0

11 ≤ x ≤ 15 Rendah 0 0

7 ≤ x ≤ 11 SangatRendah 0 0

JUMLAH 22 100

Keterangan: SD= 3,2 Min= 23 Max= 28

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.2 kategori hasil pengukuran aspek

martabat guru menunjukkan 22 sampel berada pada

kategori sangat tinggi (100%), sedangkan pada kategori

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing

memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%.

Berdasarkan data tersebut martabat guru penerima

tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi. Skor yang

diperoleh guru bergerak dari skor minimum sebesar 23

sampai dengan skor maksimum sebesar 28 dengan standar

deviasi 3,2.

b. Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Pageruyung

1) Analisis Wawancara Kepala Sekolah (Nara Sumber 1/S1)

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

53

Untuk menganalisis tentang kompetensi guru-guru di

SMP Negeri 1 Pageruyung, diungkap melalui nara sumber

ini ada 4 unsur kompetensi guru, yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

Salah satu kompetensi pedagogik adalah guru harus

mampu mengenali dan mengidentifikasi karakteristik

belajar setiap peserta didiknya. Terkait dengan kemampuan

guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung dalam mengenali

karakteristik peserta didiknya ini, nara sumber

menjelaskan dalam verbatim berikut (baris 36-37):

“Ya sebatas ketika saya mensupervisi artinya untuk

kemampuan guru didalam mengidentifikasi karakter

peserta didik dapat saya ketahui dimana pada umumnya guru memberikan kesempatan sama untuk

berpartisipasi juga kadang melihat dari kebutuhan

peserta didik apakah pendengarannya terbatas atau

penglihatannya yang terbatas sehingga perlu

ditempatkan pada tempat yang depan”

Kemudian kaitannya dengan pengajaran, guru harus

memberikan respon kepada peserta didik yang belum atau

kurang memahami pelajaran yang diajarkan, sehingga

dari apa yang belum diketahui ini guru dapat

memperbaiki perancangan pembelajaran selanjutnya.

Terkait hal ini, nara sumber menjelaskan dalam verbatim

baris yang ke 40 “Ya, itu dari kegiatan analisa ulangan

harian itu biasanya kan guru tahu ada yang belum tuntas

sehingga bagaimana mereka harus membenahi mungkin

pembelajarannya atau apa yang dan lainya”

Terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), guru juga harus merancang RPP sesuai silabus

dan membahas materi-materi ajar tertentu agar dapat

mencapai kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam

RPP. Mengenai hal ini, nara sumber berkomentar

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

54

sebagaiman verbatim baris ke 42-43 “Ya jelas mereka harus

seperti yang saya harapkan, terutama guru dalam

pengembangan kurikulum agar senantiasa mengikuti

urutan materi sendiri supaya nanti ketika ulangan

semester dan sebagainya tidak jauh tertinggal”

Dalam aktivitas pembelajaran, guru harus

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan

yang telah disusun secara lengkap, dan guru juga harus

melaksanakan pembelajarannya sesuai dengan rancangan

yang telah disusun. Terkait dengan hal itu, nara sumber

mengemukakan kondisi nyata yang ada di SMP Negeri 1

Pageruyung, seperti pada verbatim (baris 45-46):

“Dari supervisi secara struktur mereka sudah memenuhi rancangan RPP, tapi dari time kadang mungkin

ada kendala mungkin kadang sok ada

pergeseran waktu seharusnya misalnya pembukaan

yang dialokasikan hanya 5 menit menjadi lebih dan sebagainya”

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu

memusatkan perhatian, sehingga siswa dapat berinteraksi

dan terdorong untuk memahami dan menggunakan

informasi yang telah disampaikan guru tersebut dengan

baik. Tentang pemusatan perhatian ini, nara sumber

menyampaikan pandangannya sebagaimana verbatim baris

ke 48-49 “Ya karena guru harus mengembangkan potensi

peserta didik ya multi metode supaya guru bisa

menggunakan agar interaksi berjalan dengan bagus

metode-metode yang digunakan juga kita harapkan

bisa menimbulkan anak berpikir kritis”

Terkait dengan pemahaman siswa, guru juga perlu

melakukan penggalian pemahaman siswa dengan

menggunakan pertanyaan – pertanyaan, misalnya melalui

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

55

pertanyaan terbuka, sehingga siswa kemudian dapat

menjawab dengan gagasannya sendiri. Untuk kemampuan

bertanya guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung, nara sumber

menjelaskan dalam verbatim baris ke 50-51 “Ya sebagian

besar memang mereka sudah bisa seperti itu walaupun

juga ada yang dari pengamatan saya masih harus

saya arahkan bagaimana agar mereka bisa “

Dalam melakukan penilaian, guru harus menyusun

alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang sudah dilakukan. Nara sumber menyampaikan

pengamatannya selama ini seperti terungkap dalam

verbatim baris ke 52, “Dari supervisinya ya saya lihat

sudah sesuai tapi misalnya masih ada yang tidak pas

saya minta membetulkan sesuai dengan prosedur”

Guru dituntut untuk mampu mengembangkan

kerjasama dan membina kebersamaan terhadap

teman sejawat tanpa membedakan unsur-unsur SARA

(Suku, Ras dan Agama). Tentang pelaksanaanya di SMP

Negeri 1 Pageruyung, disini nara sumber menggambarkan

seperti dalam verbatim baris ke 54 “Ya di SMP 1

Pageruyung itu kan mayoritas muslim tapi ada juga

yang non muslim, jadinya ya Alhamdulillah ada

toleransilah untuk kita menghormati dengan sesama“

Kemampuan lain yang harus dimiliki guru adalah

bersikap dewasa ketika mengajar. Sikap dewasa ini

ditunjukkan misalnya guru dapat menerima masukan-

masukan dari peserta didik. Terhadap sikap dewasa guru

dalam mengajar ini, nara sumber menjelaskan dalam

verbatim (baris 56-57):

“Kita juga punya kotak angket, atau kotak

saranlah di sekolah ini kita manfaatkan, kadang

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

56

kami secara tidak langsung juga menyampaikan

kepada guru tapi kalau siswa langsung

mengatakan dikelas kayaknya masih jarang, sesuai dengan tingkat pemikiran mereka”

Guru harus meminta ijin dan memberitahu lebih

dahulu, dengan memberikan alasannya dan bukti yang sah

jika tidak menghadiri kegiatan yang telah direncanakan,

termasuk dalam proses pembelajaran di kelas. Tentang

keadaan ini di SMP Negeri 1 Pageruyung, dijelaskan oleh

nara sumber sebagaimana verbatim (baris 60-61):

“Pada prinsipnya kepada semua guru saya wajibkan

ijin kalau ada kegiatan apakah terencana atau tidak

terencana. Kalau terencanakan pasti sehari

sebelumnya membuat surat, tapi yang tidak

terencanakan karena mendadak ya mungkin SMS

atau telpon biasanya langsung ke kepala sekolah atau kadang-kadang dengan tembusan wakil atau

guru piket”

Guru harus ikut berperan aktif dalam kegiatan di

luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah dan

masyarakat. Selain itu, guru juga harus memperhatikan

sekolah sebagai bagian dari masyarakat, berkomunikasi

dengan masyarakat sekitarnya, serta berperan didalam

kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Berkenaan

dengan hal ini, nara sumber memberikan gambaran

sebagaimana verbatim berikut (baris 64-65):

“E… saya melihat walaupun mereka itu pendatang

tetapi mereka sudah menjadi warga lokal artinya

beradaptasi dan rata – rata mereka mendapat

kepercayaan menjadi pengurus di Takmir ada yang di

BPD ada di RT dan itu tujuannya agar ya berdampak posistif terhadap sekolah, karena mereka lebur

cair dengan masyarakat”

Guru harus melakukan pemetaan standar

kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

57

yang diampunya, guna mengidentifikasi materi

pembelajaran yang dianggap sulit, dan melakukan

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta

memperkirakan alokasi waktu yang akan diperlukan.

Berkaitan dengan hal itu, nara sumber kembali

menegaskan seperti dalam verbatim (baris 67-68):

“Kalau saya itu ya harus karena mereka itu

harus mengerjakan pemetaan. Pemetaan SK – KD itu untuk mengidentifikasi materi-materi pelajaran

yang sulit atau yang mungkin cukup mudah sehingga

ada perencanan didalam menyusun kesulitan

pembelajaran nanti akan bisa diperkirakan waktu

yang dibutuhkan dalam pembelajaran”

Guru dituntut untuk melakukan penelitian ilmiah,

mengembangkan karya inovasi, dan mengikuti kegiatan

ilmiah (misalnya seminar, konferensi), serta aktif dalam

melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB). Terkait dengan ini, nara sumber memberikan

informasi sebagaimana verbatim baris ke 70-71 “Kalau guru

PTK belum banyak, paling satu-dua orang guru, tapi

kalau yang lainnya itu mungkin seminar yang banyak “

2) Data Angket Siswa (Nara Sumber 2/S2)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek

kompetensi guru penerima tunjangan profesi digunakan

kategori. Karena jumlah item untuk aspek kompetensi guru

sebanyak 13 item, dan banyaknya pilihan jawaban 4

dengan skoring dari 1 sampai 4, maka skor tertingginya

adalah 13 x 4 = 52, dan skor terendahnya adalah 13 x 1 =

13. Sedangkan lebar interval untuk aspek martabat guru

dapat dihitung sebagai berikut:

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

58

Dengan demikian, maka tinggi rendahnya hasil

pengukuran aspek kompetensi guru dapat dikategorikan

sebagai berikut:

44 ≤ x ≤ 52 = Sangat Tinggi

36 ≤ x ≤ 44 = Tinggi

28 ≤ x ≤ 36 = Sedang

20 ≤ x ≤ 28 = Rendah

13 ≤ x ≤ 20 = Sangat Rendah

Tabel 4.3

Kategorisasi Hasil Aspek Kompetensi Guru

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

44 ≤ x ≤ 52 SangatTinggi 45 90

36 ≤ x ≤ 44 Tinggi 5 10

28 ≤ x ≤ 36 Sedang 0 0

20 ≤ x ≤ 28 Rendah 0 0

13 ≤ x ≤ 20 SangatRendah 0 0

JUMLAH 50 100

Keterangan: SD= 3,03 Min= 36 Max= 52

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

59

Pada tabel 4.3, hasil pengukuran aspek kompetensi

guru menunjukkan sebanyak 45 sampel berada pada

kategori sangat tinggi (90%), dan 5 sampel pada kategori

tinggi (10 %), sedangkan pada kategori sedang, rendah, dan

sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase

yang sama, yaitu 0%. Dari data tersebut maka secara

umum persepsi siswa terhadap kompetensi guru penerima

tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi. Skor yang

diperoleh siswa bergerak dari skor minimum sebesar 36

sampai dengan sekor maksimum sebesar 52 dengan

standar deviasi 3,03.

3) Data Angket Guru (Nara Sumber 3/S3)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek

kompetensi guru penerima tunjangan profesi di gunakan

kategori. Berhubung jumlah aspek kompetensi guru

sebanyak 13 item, dan banyaknya pilihan jawaban adalah 4

dengan skoring dari 1 sampai dengan 4, maka untuk skor

tertinggi adalah 13 x 4 = 52 dan skor terendah adalah 13 x

1 = 13. Lebar interval untuk aspek kompetensi guru dapat

dihitung sebagai berikut:

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

60

Berdasarkan penghitungan tersebut, maka tinggi

rendahnya hasil pengukuran aspek kompetensi guru dapat

dikategorikan sebagai berikut:

44 ≤ x ≤ 52 = Sangat Tinggi

36 ≤ x ≤ 44 = Tinggi

28 ≤ x ≤ 36 = Sedang

20 ≤ x ≤ 28 = Rendah

13 ≤ x ≤ 20 = Sangat Rendah

Tabel 4.4

Kategorisasi Hasil Aspek Kompetensi Guru

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

44 ≤ x ≤ 52 SangatTinggi 16 73

36 ≤ x ≤ 44 Tinggi 6 27

28 ≤ x ≤ 36 Sedang 0 0

20 ≤ x ≤ 28 Rendah 0 0

13 ≤ x ≤ 20 SangatRendah 0 0

JUMLAH 22 100

Keterangan: SD= 3,03 Min= 41 Max= 49

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.4, hasil pengukuran aspek kompetensi

guru menunjukkan sejumlah 16 sampel (73%) berada pada

kategori sangat tinggi, dan 6 sampel berada pada kategori

tinggi (27 %), sedangkan kategori sedang, rendah, dan

sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase

yang sama, yaitu 0%. Data-data tersebut menunjukkan

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

61

bahwa secara umum kompetensi guru penerima tunjangan

profesi berada pada kategori sangat tinggi. Skor yang

diperoleh guru bergerak dari skor minimum sebesar 41

sampai dengan skor maksimum sebesar 49, dengan standar

deviasi 3,03.

c. Memajukan Profesi Guru SMP Negeri 1 Pageruyung

1) Analisis Hasil Wawancara Kepala Sekolah (Nara Sumber

1/S1)

Sebagai guru profesional, guru harus mampu

mengkomunikasikan pikirannya melalui kegiatan seminar,

simposium dan sejenisnya. Terkait dengan kegiatan ini,

nara sumber menyampaikan seperti dalam verbatim baris

ke 72-73, “Ya karena mereka masih jarang untuk menjadi

pemakalah atau nara sumber, ya untuk apa istilahnya

mengkomunikasikan di lingkungan sekolah itu relatif

jarang, dan paling mungkin non formal yang muncul

kalau secara formal belum bisa”

Guru harus mampu mengkomunikasikan secara

tertulis dalam bentuk jurnal profesi atau media lainnya.

Menurut nara sumber, masih sedikit guru SMP Negeri 1

Pageruyung yang mampu menulis di jurnal, seperti

diungkapkannya pada verbatim baris 75-76, “Ada, guru

matematika itu”

2) Data Angket Siswa (Nara Sumber 2/S2)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek profesi

guru penerima tunjangan profesi di gunakan kategori.

Karena jumlah item aspek profesi guru sebanyak 2 item,

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

62

maka banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skoring dari 1

sampai dengan 4 maka skor tertinggi adalah 2 x 4 = 8, dan

skor terendahnya adalah 2 x 1 = 2. Untuk lebar interval dari

aspek profesi guru dapat dihitung sebagai berikut:

Dengan data diatas maka tinggi rendahnya hasil

pengukuran aspek profesi guru dapat dikategorikan sebagai

berikut:

6 ≤ x ≤ 8 = Sangat Tinggi

5 ≤ x ≤ 6 = Tinggi

4 ≤ x ≤ 5 = Sedang

3 ≤ x ≤ 4 = Rendah

2 ≤ x ≤ 3 = Sangat Rendah

Tabel 4.5

Kategorisasi Hasil Aspek Memajukan Profesi Guru

NILAI KRITERIA JUMLAH PROSENTASE

(%)

6 ≤ x ≤ 8 SangatTinggi 50 100

5 ≤ x ≤ 6 Tinggi 0 0

4 ≤ x ≤ 5 Sedang 0 0

3 ≤ x ≤ 4 Rendah 0 0

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

63

Ketrangan: SD= 1,7 Min= 6 Max= 8

Sumber: Data Primer yang diolah

Pada tabel 4.5 hasil pengukuran aspek profesi guru

menunjukkan sebanyak 50 sampel (100%), berada pada

kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk kategori yang

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing

memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%.

Berdasarkan data tersebut maka secara umum persepsi

siswa terhadap profesi guru penerima tunjangan profesi

pada kategori sangat tinggi. Skor yang diperoleh siswa

bergerak dari skor minimum sebesar 6 sampai dengan skor

maksimum sebesar 8, dengan standar deviasi 3,03.

3) Data Angket Guru (Nara Sumber 3/S3)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek profesi

guru penerima tunjangan profesi di gunakan kategori.

Berhubung jumlah item aspek profesi guru sebanyak 2

item, dan banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skoring

dari 1 sampai dengan 4, maka skor tertinggi adalah 2 x 4 =

8 dan skor terendah adalah 2 x 1 = 2. Lebar interval untuk

aspek profesi guru dapat dihitung sebagai berikut:

2 ≤ x ≤ 3 SangatRendah 0 0

JUMLAH 50 100

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

64

Berdasarkan data tersebut maka tinggi rendahnya

hasil pengukuran aspek profesi guru dapat dikategorikan

sebagai berikut:

6 ≤ x ≤ 8 = Sangat Tinggi

5 ≤ x ≤ 6 = Tinggi

4 ≤ x ≤ 5 = Sedang

3 ≤ x ≤ 4 = Rendah

2 ≤ x ≤ 3 = Sangat Rendah

Tabel 4.6

Kategorisasi Hasil Aspek Memajukan Profesi Guru

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

6 ≤ x ≤ 8 SangatTinggi 0 0

5 ≤ x ≤ 6 Tinggi 0 0

4 ≤ x ≤ 5 Sedang 0 0

3 ≤ x ≤ 4 Rendah 9 41

2 ≤ x ≤ 3 SangatRendah 13 59

JUMLAH 22 100

Keterangan: SD= 1,7 Min= 2 Max= 4

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.6, hasil pengukuran aspek profesi guru

menunjukkan sebanyak 9 sampel (41%) pada kategori

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

65

rendah, dan 13 sampel (59%) pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan data tersebut maka secara umum belum ada

kemajuan profesi guru penerima tunjangan profesi di SMP

Negeri 1 Pageruyung. Skor yang diperoleh guru bergerak

dari skor minimum sebesar 2 sampai dengan sekor

maksimum sebesar 4 dengan standar deviasi 1,7.

d. Mutu Pembelajaran di SMP Negeri 1 Pageruyung

1) Analisis Wawancara dengan Kepala Sekolah (Nara

Sumber 1/S1)

Kenyamanan lingkungan fisik sekolah, yang termasuk

diantaranya adalah suasana kelas, sangat menentukan

keberhasilan pembelajaran, karena mampu membangkitkan

semangat belajar. Hubungannya dengan kenyamanan

lingkungan belajar di SMP Negeri 1 Pageruyung ini, oleh

nara sumber disampaikan keterangan seperti pada verbatim

(baris 77-78):

“Kalau dari sisi fasilitas, saya dapat melihat anak-anak

cukup nyaman ada perpustakaan ada taman dan sebagainya. Paling terganggu itu kalau misalnya kalau

misalnya ada proyek disekolah tapi itu kan situasional

misalnya hanya satu atau dua bulan untuk pelaksanaan

perpus atau rehab, secara umum tapi mereka cukup

nyaman”

Guru juga harus mampu memotivasi peserta didik

agar mempunyai keinginan kuat untuk berhasil dalam

belajarnya. Terkait dengan memotivasi siswa ini, dari nara

sumber memberikan pernyataan seperti dalam verbatim

(baris 82-83):

“Secara umum mereka itu punya motivasi untuk belajar lebih baik cuma persoalannya adalah kadang

dukungan dari orang tua yang sering masih

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

66

terbatas. Kami dari guru juga telah memotivasi

siswa untuk terus belajar untuk terus bersekolah

walaupun mungkin banyak keterbatasan apakah itu dari biaya dan sebagainya”

Sebagai guru professional, guru harus senantiasa

menyampaikan pelajaran secara sistematis dan terfokus.

Berkaitan dengan kemampuan guru menyampaikan

pelajaran dengan sistematis dan terfokus itu, nara sumber

menyampaikan informasinya seperti dalam verbatim (baris

86-87):

“Kalau dari supervisi sudah runtut, fokus, saya dapat

dari supervisinya seperti itulah, cuma masalahnya kan

mungkin diluar supervisi juga ada namanya supervisi dadakan, mungkin kita perlu jadi kalau

saya lihat kalau pada saat seperti ini sudah sudah

cukup baik. Laporan dari wakil kepala sekolah selama

ini, mereka juga sudah cukup bagus”

Guru professional ketika mengajar juga harus

bersikap bijaksana. Mengenai kebijaksanaan guru-guru

SMP Negeri 1 Pageruyung dalam mengajar, digambarkan

oleh nara sumber, seperti dalam verbatim baris ke 88-89

“Ya itu juga relatif tetapi secara umum sudah lebih

baik artinya tidak ada lagi guru sekeras atau sekasar

pada masa yang lalu karena mereka sudah menyadari

seiring usia, juga seiring dengan pembinaan yang ada”

Dalam mengajar guru juga harus mengembangkan

pembelajaran konteks. Kaitan pembelajaran konteks yang

dilakukan oleh guru-guru, nara sumber memberikan

ilustrasinya seperti pada verbatim (baris 90-91):

“Ya biasanya kalau saya melihat di guru-guru yang

pembelajaran kontekstual itu memang kita arahkan guru agar murid – muridnya itu sambung

dengan kondisi dilingkungan, misalnya di PKn

kasus korupsi kita angkat, dan ada pelajaran

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

67

mungkin IPA kegunaan manfaat suatu barang juga kita

angkat juga bisa”

Dalam melakukan penilaian, guru professional

harus memberikan komentar tertulis pada ulangan/tes

yang diujikan pada siswa. Terkait dengan komentar pada

ulangan/tes tersebut, nara sumber menjelaskan pada

verbatim baris ke 92-93 “Ya tidak semuannya kadang

karena mungkin terlalu banyak yang dikoreksi

sehingga komentarnya tidak lengkap, tidak semua kelas,

tapi ada mereka yang melakukan “

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang

guru juga harus memberikan tugas kepada siswa,

khususnya untuk menulis atau membaca tentang apa

yang telah dipelajari siswa. Kaitan dengan pemberian tugas

menulis atau membaca oleh guru kepada siswa ini, nara

sumber memberikan informasi sebagaimana verbatim baris

ke 95-96 “Ya relatif juga saya tahunya dari supervisi

ada yang memberi tugas, ada yang tidak jadi

tergantung konteks RPP mereka ya”

Kemudian kaitannya dengan penggunaan

sarana pendukung pembelajaran oleh guru, nara sumber

memberikan penjelasan seperti dalam verbatim baris ke

96-97 “Kalau sarana pembelajaran yang LCD kita ada

tapi belum kita pasang penuh paling dipasang di lab.

yang aman yang jelas karena kita itu apa kemampuan

penggunaan guru sudah bagus hanya keamanan yang

menjadi masalah selama ini”

2) Data Angket Siswa (Nara Sumber 2/S2)

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

68

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek mutu

pembelajaran guru penerima tunjangan profesi di gunakan

kategori. Karena jumlah item aspek mutu pembelajaran

guru sebanyak 9 item, maka banyaknya pilihan jawaban 4

dengan skoring dari 1 sampai dengan 4 maka skor tertinggi

adalah 9 x 4 = 36, dan skor terendahnya adalah 9 x 1 = 9.

Sedangkan lebar interval untuk aspek mutu pembelajaran

guru penerima tunjangan profesi dapat dihitung sebagai

berikut:

Dengan data diatas tersebut maka kategori tinggi

rendahnya hasil pengukuran aspek mutu pembelajaran

guru dapat ditetapkan sebagai berikut:

30 ≤ x ≤ 36 = Sangat Tinggi

25 ≤ x ≤ 30 = Tinggi

19 ≤ x ≤ 25 = Sedang

14 ≤ x ≤ 19 = Rendah

9 ≤ x ≤ 14 = Sangat Rendah

Tabel 4.7

Kategorisasi Hasil Aspek Mutu Pembelajaran

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

30 ≤ x ≤ 36 SangatTinggi 27 54

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

69

Keterangan: SD= 1,7 Min= 24 Max= 36

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.7, hasil pengukuran aspek mutu

pembelajaran guru menunjukkan sebanyak 27 sampel

(54%) berada pada kategori sangat tinggi, dan 22 sampel

(44%) pad kategori tinggi, dan 1 sampel (2%) pada kategori

sedang. Sedangkan kategori rendah, dan sangat rendah

masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama,

yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara umum

persepsi siswa terhadap mutu pembelajaran guru penerima

tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi. Skor yang

diperoleh siswa bergerak dari skor minimum sebesar 24

sampai dengan skor maksimum sebesar 36, dengan standar

deviasi 1,69.

3) Data Angket Guru (Nara Sumber 3/S3)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek mutu

pembelajaran guru penerima tunjangan profesi di gunakan

kategori. Berhubung jumlah item aspek mutu pembelajaran

guru sebanyak 9 item, maka untuk banyaknya pilihan

jawaban adalah 4 dengan skoring dari 1 sampai dengan 4,

maka skor tertinggi adalah 9 x 4 = 36, dan skor terendah

adalah 9 x 1 = 9. Lebar interval untuk aspek mutu

25 ≤ x ≤ 30 Tinggi 22 44

19 ≤ x ≤ 25 Sedang 1 2

14 ≤ x ≤ 19 Rendah 0 0

9 ≤ x ≤ 14 SangatRendah 0 0

JUMLAH 50 100

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

70

pembelajaran guru penerima tunjangan profesi dapat

dihitung sebagai berikut:

Dengan demikian dapat ditentukan tinggi rendahnya

hasil pengukuran aspek mutu pembelajaran guru adalah

sebagai berikut:

30 ≤ x ≤ 36 = Sangat Tinggi

25 ≤ x ≤ 30 = Tinggi

19 ≤ x ≤ 25 = Sedang

14 ≤ x ≤ 19 = Rendah

9 ≤ x ≤ 14 = Sangat Rendah

Tabel 4.8

Kategori Hasil Aspek Mutu Pembelajaran

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

30 ≤ x ≤ 36 SangatTinggi 9 41

25 ≤ x ≤ 30 Tinggi 12 55

19 ≤ x ≤ 25 Sedang 1 4

14 ≤ x ≤ 19 Rendah 0 0

9 ≤ x ≤ 14 SangatRendah 0 0

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

71

JUMLAH 22 100

Keterangan: SD= 1,7 Min= 21 Max= 35

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.8, hasil pengukuran aspek mutu

pembelajaran guru menunjukkan sebanyak 9 sampel (41%)

berada pada kategori sangat tinggi, dan 12 sampel (55%)

pada kategori tinggi, dan 1 sampel (4%) pada kategori

sedang. Sedangkan kategori rendah, dan sangat rendah

masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama,

yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara umum

mutu pembelajaran guru penerima tunjangan profesi pada

kategori tinggi. Skor yang diperoleh guru bergerak dari skor

minimum sebesar 21 sampai dengan sekor maksimum

sebesar 35, dengan standar deviasi 1,7.

e. Pelayanan Pendidikan Bermutu di SMP Negeri 1

Pageruyung

1) Analisis Wawancara Kepala Sekolah (Nara Sumber 1/S1)

Disamping mengajar, guru juga harus melatih

peserta didik, sehingga peserta didik merasa terbantu.

Terkait kegiatan melatih peserta didik ini, nara sumber

memberikan informasi seperti dalam verbatim baris ke 99-

100 “Kalau melatih biasanya kita laksanakan tambahan-

tambahan pelajaran di kelas IX, kemudian guru –

guru pengampu ekstrakurikuler juga kita berikan

kesempatan melatih para siswa”

Guru professional harus bersikap sebagai sahabat

yang senantiasa siap membantu memecahkan

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

72

permasalahan siswa. Tentang bersikap sebagai sahabat ini,

nara sumber memberikan gambaran sebagaimana verbatim

(baris 104-105):

“Ya sebenarnya itu kalau saya sih tidak ada

masalah mungkin kaitan dengan siswa sendiri mungkin yang nanti bisa ditanyakan, tapi saya lihat

mereka juga ada komunikasi, konselor juga berfungsi

kok. Sehingga saya lihat juga apa ya komunikasi

siswa dengan guru cukup bagus”

Guru harus menjadi teladan bagi siswa dalam

kehidupan ini. Keteladanan guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung dinyatakan oleh nara sumber seperti dalam

verbatim (baris 105-107):

“Ya memang namanya saja murid, dan saya juga

pernah jadi murid biasanya melihat guru itu dari

penampilannya, dari pelayanannya sehingga kita kadang

mengatakan pak guru itu rapi, pak guru itu sopan, pak

guru itu pinter dan sebagainya, sering kita tangkap. Tapi saya juga berharap agar anak – anak itu, guru

itu harus bisa mengambil posisi bahwa kita harus

menjadi teladan bagi siswa”

Guru dalam membimbing belajar siswa harus

senatiasa mengemukakan prakarsa atau ide-ide terbaik

agar siswa mudah dalam memahami pelajaran. Terkait

dengan prakarsa guru ini, nara sumber menyampaikan

pendapatnya seperti dalam verbatim baris ke 108-109 “Ya

kalau guru kan seharusnya begitu, bagaimana agar

materi pembelajaran tersampaikan dengan baik dengan

cara yang baik sehingga anak-anak bisa menangkap materi

pembelajaran yang ada”.

Guru juga belajar dari teman seprofesinya untuk

meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Berkenaan

dengan guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung yang perlu

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

73

belajar dengan teman seprofesinya ini, nara sumber

memberikan penjelasan sebagaimana verbatim baris ke

110-111 “Kalau yang serumpun biasanya ada komunikasi.

Kalau yang non serumpun ya paling metodologi, melalui

MGMP sekolah kadang juga MGMP di tingkat wilayah

dan MGMP kabupaten”

2) Data Angket Siswa (Nara Sumber 2/S2)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek

pelayanan pendidikan yang bermutu oleh guru penerima

tunjangan profesi maka digunakan kategori. Berhubung

jumlah item aspek pelayanan pendidikan bermutu

sebanyak 4 item, dan banyaknya pilihan jawaban 4 dengan

skoring dari 1 sampai dengan 4, maka skor tertinggi adalah

4 x 4 = 16 dan skor terendah adalah 4 x 1 = 4. Untuk lebar

interval aspek pelayanan pendidikan bermutu dapat

dihitung sebagai berikut:

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

74

Dengan demikian kategori tinggi rendahnya hasil

pengukuran aspek pelayanan pendidikan bermutu dapat

ditentukan sebagai berikut:

13 ≤ x ≤ 16 = Sangat Tinggi

11 ≤ x ≤ 13 = Tinggi

8 ≤ x ≤ 11 = Sedang

6 ≤ x ≤ 8 = Rendah

4 ≤ x ≤ 6 = Sangat Rendah

Tabel 4.9

Keterangan: SD= 1,03 Min= 8 Max= 16

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.9, hasil pengukuran aspek pelayanan

pendidikan bermutu menunjukkan sebanyak 26 sampel

(52%) berada pada kategori sangat tinggi, dan 14 sampel

(28%) pada kategori tinggi, dan 10 sampel (20%) pada

kategori sedang. Adapun kategori rendah, dan sangat

rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang

sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara

Kategori Hasil Aspek Pelayanan Pendidikan Bermutu

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

13 ≤ x ≤ 16 SangatTinggi 26 52

11 ≤ x ≤ 13 Tinggi 14 28

8 ≤ x ≤ 11 Sedang 10 20

6 ≤ x ≤ 8 Rendah 0 0

4 ≤ x ≤ 6 SangatRendah 0 0

JUMLAH 50 100

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

75

umum persepsi siswa terhadap pelayanan pendidikan

bermutu guru penerima tunjangan profesi pada kategori

sangat tinggi. Skor yang diperoleh siswa bergerak dari skor

minimum sebesar 8 sampai dengan skor maksimum

sebesar 16 dengan standar deviasi 1,03.

3) Data Angket Guru (Nara Sumber 3/S3)

Untuk menentukan tinggi rendahnya aspek

pelayanan pendidikan bermutu oleh guru penerima

tunjangan profesi di gunakan kategori. Untuk jumlah item

dari aspek pelayanan pendidikan bermutu sebanyak 4 item,

dan banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skoring dari 1

sampai dengan 4 maka skor tertinggi adalah 4 x 4 = 16 dan

skor terendah adalah 4 x 1 = 4. Lebar interval untuk aspek

pelayanan pendidikan bermutu dapat dihitung sebagai

berikut:

Dengan demikian, terkait tinggi rendahnya hasil

pengukuran aspek pelayanan pendidikan bermutu dapat

dikategorikan sebagai berikut:

13 ≤ x ≤ 16 = Sangat Tinggi

11 ≤ x ≤ 13 = Tinggi

8 ≤ x ≤ 11 = Sedang

6 ≤ x ≤ 8 = Rendah

4 ≤ x ≤ 6 = Sangat Rendah

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

76

Tabel 4.10

Kategorisasi Hasil Aspek Pelayanan Pendidikan Yang

Bermutu

NILAI KRITERIA JUMLAH PRESENTASE (%)

13 ≤ x ≤ 16 SangatTinggi 14 64

11 ≤ x ≤ 13 Tinggi 8 36

8 ≤ x ≤ 11 Sedang 0 0

6 ≤ x ≤ 8 Rendah 0 0

4 ≤ x ≤ 6 SangatRendah 0 0

JUMLAH 22 100

Keterangan: SD= 1,03 Min= 12 Max= 16

Sumber: Data Primer yang diolah 2015

Pada tabel 4.10, hasil pengukuran aspek pelayanan

pendidikan bermutu menunjukkan sebanyak 14 sampel

(64%) berada pada kategori sangat tinggi, 8 sampel (36%)

pada kategori tinggi. Kemudian kategori sedang, rendah,

dan sangat rendah untuk masing-masing memiliki jumlah

prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut

maka secara umum pelayanan pendidikan bermutu oleh

guru penerima tunjangan profesi pada kategori sangat

tinggi. Sedangkan skor yang diperoleh guru tersebut

bergerak dari skor minimum sebesar 12 sampai dengan

skor maksimum sebesar 16, dengan standar deviasi

1,03.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Tunjangan profesi bertujuan untuk peningkatan mutu

guru sebagai penghargaan atas profesionalitas untuk

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

77

mewujudkan amanat Undang-Undang Guru dan Dosen

antara lain mengangkat martabat guru, meningkatkan

kompetensi guru, memajukan profesi guru, meningkatkan

mutu pembelajaran, dan meningkatkan pelayanan

pendidikan yang bermutu (Kemdikbud 2013). Mengacu

pada tujuan pemberian tunjangan profesi tersebut, maka

pembahasan evaluasi hasil penelitian akan didasarkan

pada hasil analisis wawancara dengan kepala SMP Negeri 1

Plantungan, hasil analisis data persepsi siswa terhadap

guru penerima tunjangan profesi dan analisis data

kuesioner guru penerima tunjangan profesi

4.2.1 Evaluasi Terhadap Martabat Guru SMP Negeri 1

Pageruyung

Guru - guru di SMP Negeri 1 Pageruyung disamping

tugas pokoknya sebagai pengajar, ternyata mereka telah

membimbing agar para siswa memiliki kepribadian yang

baik. Nara sumber satu (S1) menerangkan hal ini seperti

dalam verbatim (butir 14-15), dimana pembimbingan

tersebut diantaranya melalui program-program pembiasaan

yang ada di sekolah, contohnya pagi hari guru-guru

menyambut kedatangan siswa dengan melakukan 5 S, yaitu

Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun. Kegiatan ini

menunjukkan bahwa guru-guru di SMP Negeri 1

Pageruyung telah memahami kode etik guru, terutama

kesadaran bahwa mereka harus berbakti membimbing para

peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai

dengan jiwa pancasila. Disisi lain guru juga harus

menghormati hak individu dan kepribadian peserta

didik dalam membimbing agar senantiasa dapat menghayati

dan mengamalkan Pancasila. Hal ini juga didasarkan pada

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

78

pemahaman bahwa tujuan pendidikan adalah

pengembangan secara utuh intelegensi, moral dan

kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Disamping itu

mereka berupaya dengan ikhlas melatih dalam

memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasi

peserta didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang

sedang membangun.

Pada waktu melaksanakan pembelajaran, menurut

penilaian nara sumber satu (S1), guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung telah bersikap adil. Hal ini diketahui dari

verbatim (baris 17-19), dimana nara sumber satu (S1) tidak

pernah mendapatkan laporan dari siswa tentang adanya

guru yang membeda-bedakan latar belakang atau

kedudukan orang tua siswa ketika mereka mengajar.

Berkaitan dengan hal itu, berarti guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung telah memiliki dan melaksanakan kejujuran

profesional, sesuai dengan kode etik guru, dimana guru

harus menghargai dan memperhatikan perbedaan dan

kebutuhan peserta didiknya masing-masing, fleksibel

dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan

kebutuhan peserta didik masing-masing, juga harus

melaksanakan pembelajaran didalam dan diluar

sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membeda-

bedakankan latarbelakang dan kedudukan orang tua

peserta didiknya.

Selama ini guru - guru SMP Negeri 1 Pageruyung

dalam berkomunikasi dengan siswa juga hanya demi

kepentingan pendidikan siswa. Nara sumber satu (S1)

menyatakan hal ini dalam verbatim baris ke 20-21 dimana

guru telah mampu fokus pada komunikasi pada

kepentingan pendidikan siswa dan menghindari komunikasi

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

79

yang tidak relevan dengan dunia pendidikan. Guru juga

berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik

sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

Disamping itu, guru juga perlu mengadakan komunikasi

dengan peserta didik didalam dan diluar sekolah

berlandaskan pada rasa kasih sayang, mengetahui

kepribadian anak dan latar belakang keluarganya

masing-masing, dan berkomunikasi hanya diadakan

semata-mata untuk kepentingan pendidikan peserta didik.

Berkaitan dengan peran guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung sebagai pembaharu dalam kehidupan dan

kemajuan dimasyarakat sekitarnya, nara sumber satu (S1)

menjelaskan seperti pada verbatim baris 22-24, yang pada

umumnya guru-guru telah menjadi agen pembaharu dan

mampu memberikan program pembaharuan di masyarakat

tempat tinggalnya. Guru-guru juga terlibat dalam kegiatan

masyarakat, dengan menjadi pengurus Badan Perwakilan

Desa (BPD), pengurus Rukun Tetangga (RT) dan lembaga-

lembaga sosial lainnya. Hal itu sesuai dengan kode etik

guru, dimana guru harus memelihara hubungan baik

dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk

membina peran serta dan rasa tanggung jawab

bersama terhadap pendidikan. Terkait dengan hal ini guru

harus mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-

baiknya antara sekolah, orang tua murid, dan

masyarakat sehingga terjalin pertukaran informasi timbal

balik untuk kepentingan peserta didik. Guru juga harus

memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi

keguruan dan turut menyebarkan program-program

pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat

sekitarnya, sehingga sekolah turut berfungsi sebagai pusat

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

80

pembinaan dan pengembangan pendidikan dan

kebudayaan ditempat itu. Disamping itu guru juga harus

berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat

berfungsi sebagai unsur pembaru bagi kehidupan dan

kemajuan daerahnya, dan guru turut serta bersama - sama

masyarakat sekitarnya di dalam berbagai aktivitas.

Terkait bahwa guru itu harus senantiasa

menambah dan memperluas ilmu, wawasan dan

keterampilan keterampilannya, guru-guru di SMP Negeri 1

Pageruyung telah melakukannya. Nara sumber satu (S1)

menjelaskan hal ini dalam verbatim butir ke 26-28, dimana

untuk mengetahui apakah guru-guru itu rajin membaca

atau tidak, maka dilakukan dengan mengajaknya bicara,

dan dari pembicaraan-pembicaraan itu nara sumber satu

(S1) mengetahui bahwa sebagian besar guru rajin membaca.

Sedangkan untuk kegiatan ilmiah seperti seminar,

workshop dan sejenisnya, guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung, banyak yang telah mengikutinya. Hal ini

dapat diketahui oleh nara sumber satu (S1) melalui

pengontrolan surat izin, surat tugas dan sebagainya.

Berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah,

ternyata belum semua guru di SMP Negeri 1 Pageruyung

melakukannya. Nara sumber satu (S1) menjelaskan seperti

pada verbatim baris ke 28 dengan kalimat “Masih terbatas”.

Adapun kendala yang dihadapi guru, berkaitan dengan

masih sedikitnya guru yang melakukan penelitian, nara

sumber satu (S1) menjelaskan pada verbatim baris ke 29-30

adalah karena bahan bacaan guru-guru yang terbatas, dan

kemampuan guru-guru didalam menulis juga masih

terbatas. Apabila didasarkan pada kode etik, maka guru

seharusnya secara pribadi atau bersama - sama

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

81

mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat

profesi. Dalam hal ini guru dituntut untuk terus berusaha

menambah dan memperluas ilmu, wawasan dan

keterampilannya dengan rajin membaca, melakukan

penelitian, mengikuti seminar ilmiah, workshop, penataran

dan kegiatan keilmuan lainnya. Disamping itu guru juga

harus senantiasa berbicara, bersikap, maupun bertindak

sesuai dengan martabat profesinya.

Terkait dengan guru dalam kesehariannya harus

saling bertukar informasi, contohnya saling berpendapat,

saling menasehati, dan saling membantu, yang terkait

dengan kepentingan pribadi maupun tugas profesi, telah

dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung. Nara

sumber satu (S1) menjelaskan pada verbatim baris ke 31-

32, dimana kegiatan seperti itu telah dilakukan oleh guru-

guru diantaranya melalui kegiatan MGMP sekolah. Dalam

kode etik guru telah digariskan bahwa guru perlu

memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan,

serta kesetiakawanan sosial. Dalam hal ini guru hendaknya

senantiasa saling bertukar informasi, mengemukakan

pendapat, saling nasehat menasehati dan bantu

membantu satu sama lainnya, baik didalam hubungan

kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan tugas

profesinya. Selain itu, guru juga tidak diperbolehkan

melakukan tindakan–tindakan yang merugikan nama baik

rekan-rekan seprofesinya, dan juga menunjang martabat

guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.

Kemudian terkait dengan guru harus patuh dan

tunduk terhadap kebijakan pemerintah khususnya

dibidang pendidikan, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung

telah menjalankannya. Disini nara sumber satu (S1)

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

82

menjelaskan tentang kepatuhan tersebut seperti dalam

verbatim baris 33-34, dimana guru-guru senantiasa patuh

dengan kebijakan pemerintah pusat maupun penerintah

daerah, misalnya kebijakan pemerintah tentang sekolah-

sekolah yang baru melaksanakan kurikulum 2013 selama

satu semester agar kembali ke KTSP 2006, dapat dipahami

oleh guru-guru. Hal itu sesuai dengan kode etik, yaitu guru

harus melaksanakan semua kebijakan pemerintah dalam

bidang pendidikan. Martabat guru akan terjaga apabila

guru senantiasa patuh dan tunduk terhadap kebijakan

pemerintah dalam bidang pendidikan, dan melakukan tugas

profesinya dengan penuh disiplin dan rasa pengabdian,

berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan

program pemerintah dalam bidang pendidika kepada

orang tua murid dan masyarakat sekitarnya, dan berusaha

menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan

dilingkungan atau daerahnya dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan analisis data kuesioner siswa, dapat

diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek martabat

guru menunjukkan sebanyak 42 sampel berada pada

kategori sangat tinggi (84%). Sedangkan kategori tinggi

memiliki nilai sebesar 16 % dengan n=8 dan kategori

sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki

jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Dengan

berdasarkan data tersebut, maka secara umum persepsi

siswa terhadap martabat guru penerima tunjangan profesi

pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan martabat guru

penerima tunjangan profesi menurut persepsi siswa SMP

Negeri 1 Pageruyung.

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

83

Berdasarkan analisis data kuesioner guru, dapat

diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek martabat

guru menunjukkan 22 sampel (100%) berada pada kategori

sangat tinggi. Sedangkan untuk kategori tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah

prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut

maka martabat guru penerima tunjangan profesi pada

kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket

tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan

program tunjangan profesi guru untuk mengangkat

martabat guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sudah

tercapai, meskipun masih ada tindakan-tindakan guru yang

belum maksimal terpenuhi, yaitu tindakan untuk

melakukan penelitian ilmiah.

4.2.2 Evaluasi Terhadap Kompetensi Guru SMP Negeri 1

Pageruyung

Untuk mengevaluasi kompetensi guru-guru SMP

Negeri 1 Pageruyung, dilakukan melalui empat unsur

kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,

sosial dan profesional, secara menyeluruh.

Terkait dengan karakteristik belajar setiap peserta

didik, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sudah dapat

mengenali dan mengidentifikasinya. Berkenaan dengan hal

itu, nara sumber satu (S1) dalam verbatim baris ke 36-37

menjelaskan bahwa guru-guru melakukan identifikasi

karakter siswa dengan cara memberi kesempatan yang sama

untuk berpartisispasi dalam pembelajaran. Selain itu guru

juga harus memperhatikan kebutuhan khusus peserta

didik, misalnya terkait dengan pendengarannya,

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

84

penglihatannya dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, yang

kemudian digunakan untuk menyesuaikan dengan

penempatan tempat duduk mereka di kelas. Keadaan ini

sesuai dengan kompetensi pedagogik guru dimana guru

harus menguasai karateritistik peserta didik, seperti

tertuang didalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005, yaitu:

1) Dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap

peserta didik di kelas,

2) Dapat memastikan bahwa semua peserta didik

mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,

3) Dapat mengatur kelas guna memberikan kesempatan

belajar yang sama pada semua peserta didik dengan

kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,

4) Dapat mengetahui penyebab penyimpangan perilaku

peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

5) Dapat membantu dalam mengembangkan potensi

dan mengatasi kekurangan peserta didik,

6) Dapat memperhatikan peserta didik dengan

kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga setiap peserta didik

tersebut tidak akan termarginalkan (tersisihkan,

diolok-olok, minder, dsb)

Terkait dengan pengajaran, guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung telah memberikan respon kepada peserta didik

yang belum atau kurang memahami pelajaran yang

diajarkan, sehingga dari apa yang belum diketahui ini

guru dapat memperbaiki perancangan pembelajaran

selanjutnya. Nara sumber satu (S1) menjelaskan hal ini

pada verbatim baris ke 40-41, dimana perbaikan

pembelajaran itu didasarkan pada kegiatan analisis

ulangan harian. Dari analisis ulangan harian itu, dapat

diketahui jumlah siswa yang belum tuntas dan yang sudah

tuntas. Ketika jumlah siswa yang belum tuntas lebih

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

85

banyak, maka guru tersebut harus memperbaiki

pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan agar guru

menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik seperti tertuang dalam tertuang dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yaitu:

1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan

kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses

pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,

2) Guru memastikan tingkat pemahaman peserta didik

terhadap materi pembelajaran yang di ampu dan

menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya

berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,

3) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/

aktivitas yang anda lakukan, baik yang sesuai maupun

yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan

pembelajaran,

4) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi

kemauan belajar peserta didik,

5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling

terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan

pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,

6) Guru memperhatikan respon dari peserta didik yang

belum/ kurang memahami materi pembelajaran yang

anda ajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki

rancangan pembelajaran berikutnya.

Dalam merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), guru – guru SMP Negeri 1 Pageruyung

telah menyesuaikan dengan silabus, dan membahas

materi ajar tertentu agar dapat mencapai kompetensi

seperti yang telah ditetapkan dalam RPP tersebut. Hal ini

sesuai dengan yang disampaikan oleh nara sumber satu (1)

dalam verbatim baris ke 42-43, bahwa guru selama ini

dalam mengembangkan kurikulum senantiasa

mengikuti urutan materi sehingga ketika mengadakan

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

86

ulangan semester dan sebagainya semua materi telah

tersampaikan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005, guru memang harus mengembangkan

kurikulum yang meliputi:

1) Menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,

2) Merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan

silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar

peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang

ditetapkan, 3) Mengikuti urutan materi pembelajaran dengan

memperhatikan tujuan pembelajaran,

4) Memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan

tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai

dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta

didik, dan d) dapat dilaksanakan di kelas ,e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

Pada aktivitas pembelajaran, guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung telah melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan rancangan yang sudah disusun secara lengkap,

akan tetapi berkaitan dengan manajemen waktu

pembelajaran di kelas, guru belum bisa menggunakan

dengan semestinya seperti yang tercantum dalam RPP.

Fakta ini dapat diketahui dari penjelasan nara sumber satu

(S1) pada verbatim baris ke 45-46, bahwa guru kadang-

kadang dalam mengajar bergeser waktunya dari yang telah

diatur, misalnya pembukaan yang seharusnya hanya 5

menit kemudian menjadi lebih dari itu. Guru harus

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, dan

yang perlu dilakukan adalah melaksanakan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun

secara lengkap, dan dilaksanakanya aktivitas tersebut

mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya.

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

87

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru-guru SMP

Negeri 1 Pageruyung telah mampu memusatkan

perhatian, sehingga siswa dapat berinteraksi dan

terdorong untuk memahami dan menggunakan

informasi yang telah disampaikan guru tersebut dengan

baik. Hal ini ditunjang oleh adanya pengunaan berbagai

metode mengajar oleh guru. Nara sumber satu (S1) dalam

verbatim baris ke 48-49, menyebutnya sebagai penggunaan

multi methods dengan tujuan agar interaksi berjalan

dengan baik dan bisa menimbulkan daya pikir kritis

siswa. Dalam hal ini guru harus mengembangkan potensi

peserta didik dengan memusatkan perhatian pada interaksi

peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan

menggunakan informasi yang disampaikan tersebut.

Terkait dengan pemahaman siswa, sebagian besar

guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah melakukan

penggalian pemahaman siswa dengan menggunakan

pertanyaan – pertanyaan, misalnya dengan pertanyaan

terbuka, sehingga siswa kemudian dapat menjawab

dengan gagasannya sendiri. Nara sumber satu (S1)

mengatahui kemampuan bertanya guru ini pada waktu

melakukan supervisi kunjungan kelas, seperti

penjelasannya pada verbatim baris ke 50-51, bahwa

sebagian guru sudah memiliki ketrampilan bertanya dengan

baik, meskipun ada beberapa guru yang masih harus

diberikan pengarahan oleh nara sumber agar menjadi baik.

Hal ini berkaitan dengan guru harus mampu

berkomunikasi terhadap peserta didik dan menggunakan

pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga

partisipasi peserta didik, termasuk diantaranya adalah

memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

88

didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan

mereka. Disamping itu guru juga harus memberikan

perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan

tanggapan peserta didik, dengan tanpa menginterupsi,

kecuali jika memang diperlukan untuk membantu atau

mengklarifikasi pertanyaan /tanggapan tersebut.

Dalam melakukan penilaian, belum semua guru SMP

Negeri 1 Pageruyung menyusun alat penilaian yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan pengamatan dari nara sumber satu (S1)

selama melakukan supervisi kunjungan kelas, sebagaimana

verbatim baris ke 52-53, bahwa sebagian guru-guru

menyangkut alat penilaiannya sudah sesuai dengan tujuan

pembelajaran, akan tetapi sebagian guru juga belum

sesuai, sehingga guru-guru tersebut diminta untuk

membetulkan sesuai dengan prosedur. Adapun dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru harus

mampu melaksanakan penilaian dan evaluasi yaitu:

1) Menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu

seperti yang tertulis dalam RPP,

2) Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan

jenis penilaian, selain penilaian formal yang

dilaksanakan sekolah dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, mengenai tingkat

pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah

dan akan dipelajari,

3) Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi

topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui

kekuatan dan kelemahan masing – masing peserta didik untuk keperluan remidial dan pengayaan.

4) Memanfaatkan masukan dari peserta didik dan

merefleksinya untuk meningkatkan pembelajaran

berikutnya, dan dapat membuktikannya melalui

catatan, jurnal pembelajaran, rancangan

pembelajaran, materi tambahan dan sebagainya,

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

89

5) Memanfaatkan hasil penilaian untuk bahan

penyusunan rancangan pembelajaran yang akan

dilakukan selanjutnya. 6) Dapat memperhatikan peserta didik dengan

kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti

aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik

tersebut tidak menjadi termarginalkan (tersisihkan,

diolok- olok, minder, dsb).

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah

mengembangkan kerjasama dan membina kebersamaan

dengan teman sejawat tanpa membedakan unsur-unsur

SARA (Suku, Ras dan Agama). Tentang kerjasama dan

kebersamaan yang telah berjalan dengan baik ini, nara

sumber satu (S1) menggambarkan dalam verbatim baris ke

54-55, bahwa meskipun di SMP Negeri 1 Pageruyung itu

mayoritas muslim dan sebagian kecil non muslim, akan tapi

toleransi berjalan baik karena didasari oleh saling

menghormati antar sesama. Hal tersebut dapat berlangsung

karena guru telah bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial dan kebudayaan, dengan menghargai dan

mempromosikan prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar

ideologi dan etika bagi semua warga Indonesia. Disamping

itu guru juga menghormati dan menghargai teman sejawat

sesuai dengan kondisi dan keberadaan masing-masing.

Terkait dengan guru harus bersikap dewasa ketika

mengajar, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah

memiliki sikap ini. Sikap dewasa ini ditunjukkan dengan

reaksi guru-guru ketika menerima masukan-masukan dari

peserta didik, seperti yang disampaikan nara sumber satu

(S1) dalam verbatim baris ke 56-57, bahwa guru-guru

bersikap dewasa dalam menerima masukan-masukan dari

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

90

siswa. Disamping itu masukan-masukan tersebut juga

diberikan secara tidak langsung, akan tetapi melalui kotak

saran yang telah disediakan, kemudian ditindak lanjuti oleh

nara sumber satu (S1) kepada guru yang bersangkutan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,

guru dianggap bersikap dewasa apabila:

1) Senantiasa berlaku sopan dalam berbicara, berpenampilan, dan berbuat terhadap semua peserta

didik, orang tua, dan teman sejawat, 2) Mau membagi pengalaman dengan teman sejawat,

termasuk mengundang mereka untuk mengobservasi

cara mengajarnya dan memberikan masukan,

3) Mampu mengelola pembelajaran yang membuktikan bahwa guru dihormati oleh peserta didik, sehingga

semua peserta didik senantiasa memperhatikan guru

dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,

4) Bersikap dewasa ketika menerima masukan dari

peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses

pembelajaran,

5) Senantiasa berperilaku baik untuk mencitrakan nama

baik sekolah.

Selama ini, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung

selalu meminta ijin dan membertahu lebih awal, dengan

memberikan alasan dan bukti yang sah jika tidak

menghadiri kegiatan yang telah direncanakan, termasuk

proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilakukan oleh

para guru, karena nara sumber satu (S1) telah

mengkondisikan guru, sebagaimana yang tertuang pada

verbatim baris ke 60-61, bahwa guru diwajibkan

menyampaikan izin apabila tidak bisa melaksanakan tugas

karena sesuatu hal, baik yang tidak terencana maupun

yang sudah direncanakan. Tentang izin tersebut harus

tertulis, akan tetapi ketika pada suatu kondisi tertentu

sehingga guru tidak bisa menyampaikan izin secara tertulis,

diberikan toleransi, bisa izin melalui telepon ataupun SMS.

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

91

Kondisi itu menunjukkan bahwa guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung telah memiliki etos kerja, dan tanggung jawab

yang tinggi, serta rasa bangga menjadi guru. Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, ciri-ciri guru

yang memiliki etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan

rasa bangga menjadi guru adalah:

1) Senantiasa mengawali dan mengakhiri pembelajaran

dengan waktu tepat,

2) Jika harus meninggalkan kelas, maka guru

mengaktifkan siswa dengan melakukan hal-hal

produktif terkait dengan mata pelajaran yang diampu,

dan meminta guru piket atau guru lain untuk

mengawasi kelas,

3) Memenuhi jam mengajar dan dapat melakukan semua

kegiatan lain di luar jam mengajar berdasarkan ijin dan

persetujuan pengelola sekolah.

4) Senantiasa meminta ijin dan memberitahu lebih awal,

dengan memberikan alasan dan bukti yang sah jika

tidak menghadiri kegiatan yang telah direncanakan,

termasuk proses pembelajaran di kelas,

5) Menyelesaikan semua tugas administrasif dan non-

pembelajaran dengan tepat waktu sesuai standar yang

ditetapkan,

6) Memanfaatkan waktu luang selain mengajar untuk

kegiatan yang produktif terkait dengan tugasnya,

7) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan

sekolah dan mempunyai prestasi yang berdampak

positif terhadap nama baik sekolah,

8) Merasa bangga berprofesi sebagai guru.

Guru-guru SMP N 1 Pageruyung telah ikut berperan

aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang

diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat. Disamping

itu, guru-guru juga telah memperhatikan sekolah sebagai

bagian dari masyarakat, berkomunikasi dengan masyarakat

sekitarnya, serta berperan didalam kegiatan sosial di

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

92

masyarakat. Mengenai peran aktif guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung di masyarakat, oleh nara sumber satu (S1)

dinyatakan sebagaimana dalam verbatim baris ke 64-65,

bahwa meskipun mereka sebagian besar adalah pendatang,

tetapi guru-guru tersebut sudah menjadi warga lokal yang

beradaptasi dengan lingkungannya. Mereka juga

mendapatkan kepercayaan masyarakat, untuk menjadi

pengurus di dalam organisasi-organisasi sosial

kemasyarakatan yang ada dilingkungannya, misalnya

menjadi takmir masjid/mushola, Badan Perwakilan Desa

(BPD), pengurus Rukun Tetangga (RT) dan lainnya. Hal itu

merupakan bentuk kompetensi sosial guru, dimana guru

harus bisa berkomunikasi dengan sesama guru, tenaga

kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat.

Perwujudan dari kompetensi sosial tersebut adalah guru

berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang

diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah

melakukan pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran yang

diampunya. Menurut nara sumber satu (S1), seperti yang

tertuang dalam verbatim baris ke 67-68, bahwa kegiatan

pemetaan SK-KD tersebut selain digunakan untuk

mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit,

juga untuk melakukan perencanaan pembelajaran, dan

memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan. Seorang

guru profesional harus dapat menguasai materi, struktur,

konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu. Didalam Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa guru harus

mampu:

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

93

1) Melakukan pemetaan standar kompetensi dan

kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang

diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan

perencanaan dan pelakasanaan pembelajaran, serta

memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan,

2) Menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

3) Menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat,

mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk

memahami konsep materi pembelajaran.

Hanya sedikit guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung

yang telah melakukan penelitian ilmiah, mengembangkan

karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah dan aktif dalam

melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB), akan tetapi sebagian besar guru belum

melaksanakan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan

informasi dari nara sumber satu (S1) yang menyebutkan

baru 1 orang guru yang telah melakukan penelitian

tindakan kelas (PTK). Dari hasil kuesioner guru juga

diketahui bahwa baru 1 guru yang melakukan PTK, yaitu

guru matematika. Sedang kegiatan ilmiah yang banyak

diikuti guru hanyalah seminar, seperti termuat dalam

verbatim baris ke 70-71. Disini guru dituntut untuk dapat

mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang

reflektif, yang menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 antara lain:

1) Melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan

didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri,

2) Memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari

kolega atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai

bukti yang menggambarkan kinerja guru,

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

94

3) Memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk

mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran selanjutnya dalam program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,

4) Mengaplikasikan pengalaman PKB dalam perencanaan,

pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak

lanjutnya,

5) Melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi,

mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar,

konferensi), dan selalu aktif dalam melaksanakan PKB,

6) Dapat memanfaatkan TIK didalam berkomunikasi dan

pelaksanaan PKB.

Berdasarkan analisis data kuesioner persepsi siswa,

bahwa kategori hasil pengukuran aspek kompetensi guru

menunjukkan sebanyak 45 sampel (90%) berada pada

kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk kategori tinggi

memiliki nilai sebesar 10 % dengan n=5 dan kategori

sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki

jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan

analisis tersebut maka secara umum persepsi siswa

terhadap kompetensi guru penerima tunjangan profesi pada

kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa telah terjadi peningkatan kompetensi guru penerima

tunjangan profesi menurut persepsi siswa SMP Negeri 1

Pageruyung.

Berdasarkan analisis data kuesioner guru, diketahui

bahwa kategori hasil pengukuran aspek kompetensi guru

menunjukkan 16 sampel (73%) berada pada kategori sangat

tinggi. Sementara itu kategori tinggi memiliki nilai sebesar

27 % dengan n=6, dan kategori sedang, rendah, dan sangat

rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang

sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

95

umum kompetensi guru penerima tunjangan profesi pada

kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket

tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan

program tunjangan profesi guru untuk meningkatkan

kompetensi guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sudah

tercapai, meskipun masih ada tindakan-tindakan yang

belum maksimal terpenuhi, antara lain:

1. Terkait dengan manajemen waktu pembelajaran di kelas,

dimana guru belum bisa menggunakan dengan

semestinya seperti yang tercantum dalam RPP.

2. Masih ada beberapa guru yang belum memiliki

ketrampilan bertanya dengan baik, sehingga masih perlu

diberikan bimbingan kepala sekolah.

3. Masih ada beberapa guru yang alat penilaiannya belum

sesuai dengan tujuan pembelajarannya, sehingga guru-

guru tersebut masih perlu untuk membetulkan sesuai

dengan prosedur yang ada.

4.2.3 Evaluasi Terhadap Kemajuan Profesi Guru SMP

Negeri 1 Pageruyung

Berkaitan dengan guru harus mampu

mengkomunikasikan pikirannya melalui kegiatan seminar,

simposium dan sejenisnya, guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung belum pernah ada yang melakukan. Nara

sumber satu (S1), menjelaskan alasan guru belum

melakukan kegiatan ini, dikarenakan guru-guru belum

terbiasa dalam mengkomunikasikan pemikiran-

pemikirannya dilingkungan sekolah yang informal sifatnya,

apalagi menjadi pemakalah atau nara sumber didalam

kegiatan ilmiah yang bersifat formal (verbatim baris ke 72-

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

96

73). Sesuai dengan pasal 41 Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005, sebagai profesional, guru dituntut untuk aktif

mengkomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang

mengarah kepada pembaharuan dan perbaikan mutu

pendidikan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh guru

adalah mengkomunikasikan pikiran-pikiranya melalui

seminar, simposium, dan sejenisnya.

Sedangkan guru SMP Negeri 1 Pageruyung yang telah

mampu mengkomunikasikan secara tertulis dalam bentuk

jurnal profesi atau media lainnya masih sedikit jumlahnya.

Menurut nara sumber, guru SMP Negeri 1 Pageruyung yang

mampu menulis di jurnal, seperti diungkapkannya pada

verbatim baris 75-76, baru satu orang, yaitu guru

matematika.

Berdasarkan analisis data kuesioner siswa, dapat

diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek profesi

guru menunjukkan 50 sampel (100%) berada pada kategori

sangat tinggi. Sedangkan untuk kategori tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah

prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut

maka secara umum persepsi siswa terhadap profesi guru

penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi.

Sedangkan berdasarkan analisis data kuesioner guru, dapat

diketahui bahwa hasil pengukuran aspek profesi

menunjukkan pada kategori rendah sejumlah 9 sampel

(41%), dan kategori sangat rendah sejumlah 13 sampel

(59%). Berdasarkan data tersebut maka secara umum

profesi guru penerima tunjangan profesi pada kategori

sangat rendah.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket

tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

97

program tunjangan profesi untuk memajukan profesi guru

di SMP Negeri 1 Pageruyung belum tercapai. Hal ini terjadi

karena para guru belum terbiasa mengkomunikasikan

pemikiran-pemikirannya baik dilingkungan sekolah

maupun di forum-forum ilmiah.

4.2.4 Evaluasi Terhadap Mutu Pembelajaran di SMP

Negeri 1 Pageruyung

Lingkungan fisik dan suasana kelas di SMP Negeri 1

Pageruyung termasuk nyaman sebagai sarana pendukung

keberhasilan pembelajaran siswa. Kenyamanan lingkungan

belajar di SMP Negeri 1 Pageruyung ini, tercermin pada

lengkapnya sarana dan prasarana sekolah yang menunjang

belajar siswa. Nara sumber satu (S1) menggambarkan

sarana prasarana yang mendukung kenyamanan belajar

siswa antara lain perpustakaan dan taman-taman di dalam

lingkungan SMP Negeri 1 Pageruyung (verbatim baris ke

77-78). Hal ini sesuai dengan pendapat Morrison, dkk.

dalam Eko Putro (2009), yang menyatakan bahwa

lingkungan fisik mampu menumbuhkan semangat siswa

untuk belajar.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah

mampu memotivasi siswa agar mempunyai keinginan kuat

untuk berhasil dalam belajarnya. Nara sumber satu (S1)

dalam verbatim baris ke 82-83 menyatakan, bahwa guru

senantiasa memotivasi siswa agar terus belajar dan

bersekolah meskipun banyak menghadapi keterbatasan-

keterbatasan, sehingga selama ini siswa rata-rata memiliki

motivasi belajar yang lebih. Kendala justru muncul kadang-

kadang dari pihak orang tua siswa yang sering kurang

mendukung semangat belajar siswa.

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

98

Terkait dengan proses pembelajaran, guru-guru SMP

Negeri 1 Pageruyung telah menyampaikan pelajaran secara

sistematis dan terfokus. Keadaan ini dibenarkan oleh nara

sumber satu (S1), sebagaimana verbatim baris ke 86-87

yang menyatakan, ketika melakukan supervisi kunjungan

kelas, diketahui bahwa guru-guru tersebut cara

menyampaikan pelajaranya sudah runtut dan fokus. Hal ini

sesuai dengan pendapat Morrison, dkk. dalam Eko Putro

(2009), yang menyatakan bahwa salah satu indikator

kualitas pembelajaran adalah guru menyampaikan

pelajaran secara sistematis dan terfokus.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung ketika

mengajar telah bersikap bijaksana. Sikap bijaksana guru-

guru ini tercermin dari tindakan guru yang cenderung lebih

sabar dan tidak lagi mengedepankan kekerasan fisik dalam

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan nara

sumber satu (S1) seperti tercantum dalam verbatim baris ke

88-89, bahwa guru-guru sekarang secara umum sudah

lebih baik, artinya tidak ada lagi guru sekeras atau

sekasar pada masa yang lalu ketika mengajar.

Dalam mengajar guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung

juga telah mengembangkan pembelajaran konteks.

Kaitan pembelajaran konteks yang dilakukan oleh guru-

guru, nara sumber satu (S1) menyatakan seperti pada

verbatim baris ke 90-91, bahwa guru-guru selama ini ketika

mengajar senantiasa mengaitkan dengan kondisi

lingkungan kehidupan dimana siswa tinggal. Pembelajaran

konteks ini dilakukan agar siswa lebih mudah memahami

pelajaran, karena berkaitan dengan apa yang sudah

diketahui atau dialami oleh siswa dari lingkungannya.

Menurut Morrison, dkk. dalam Eko Putro (2009), bahwa

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

99

pembelajaran yang bersifat riil atau autentik dengan

permasalahan yang dihadapi masyarakat dan siswa yang

disajikan oleh guru merupakan salah satu indikator adanya

mutu pembelajaran.

Dalam melakukan penilaian, masih sedikit guru-guru

SMP Negeri 1 Pageruyung yang telah memberikan

komentar tertulis pada ulangan atau tes yang diujikan pada

siswa. Terkait banyaknya guru yang belum memberikan

komentar tertulis pada ulangan atau tes tersebut, nara

sumber satu (S 1) menjelaskan penyebabnya seperti pada

verbatim baris ke 92-93, yaitu guru-guru tersebut harus

mengoreksi ulangan dalam jumlah banyak, sehingga tidak

semua ulangan diberi komentar tertulis. Padahal salah satu

indikator mutu pembelajaran adalah adanya penilaian

diagnostik yang dilakukan secara periodik oleh guru.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, belum

semua guru SMP Negeri 1 Pageruyung memberikan tugas

kepada siswa, untuk menulis atau membaca tentang

apa yang telah dipelajari siswa. Terkait dengan belum

semua guru memberikan tugas menulis atau membaca

kepada siswa ini, nara sumber satu (S1) menjelaskan

sebagaimana verbatim baris ke 95-96, bahwa guru

memberi tugas menulis atau membaca itu tergantung

konteks di RPP mereka. Oleh karena itu tidak setiapkali

guru mengajar, mereka harus memberi tugas tersebut.

Menurut Morrison, dkk. dalam Eko Putro (2009), bahwa

membaca dan menulis itu merupakan kegiatan yang

esensial dalam pembelajaran.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung belum

semuanya memanfaatkan sarana pendukung pembelajaran

yang ada di sekolah ketika mengajar. Nara sumber satu (S1)

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

100

menyampaikan alasan tentang belum banyaknya guru yang

memanfaatkan sarana pembelajaran tersebut, seperti dalam

verbatim baris ke 96-97, yaitu belum terpasangnya semua

sarana pendukung pembelajaran tersebut di setiap ruang

belajar yang ada, dengan pertimbangan keamanan. Sarana

belajar seperti LCD, dipasang secara permanen hanya di

laboratorium IPA, karena ruang itu telah dilengkapi dengan

sarana pengamanan yang memadai. Sedangkan ruang-

ruang yang lain sarana keamanannya belum memadai.

Menurut Depdiknas (2004), penggunaan teknologi

pembelajaran, baik untuk mengajar maupun untuk

kegiatan belajar siswa merupakan salah satu faktor

pendukung keberhasilan proses pembelajaran, karena itu

guru perlu mengupayakan dalam setiap pembelajaran yang

dilakukan.

Berdasarkan analisis data kuesioner siswa, maka

diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek mutu

pembelajaran guru menunjukkan 27 sampel berada pada

kategori sangat tinggi (54%). Sementara itu kategori tinggi

memiliki nilai sebesar 44% dengan n=22 dan kategori

sedang 1 sampel. Untuk kategori rendah, dan sangat

rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang

sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara

umum persepsi siswa terhadap mutu pembelajaran guru

penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi.

Sedangkan berdasarkan analisis data kuesioner guru, maka

dapat diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek

mutu pembelajaran guru menunjukkan 9 sampel berada

pada kategori sangat tinggi (41%). Sementara itu kategori

tinggi memiliki nilai sebesar 55% dengan n=12 dan kategori

sedang 1 sampel. Sedangkan kategori rendah, dan sangat

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

101

rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang

sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara

umum mutu pembelajaran guru penerima tunjangan

profesi pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket

tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan

program tunjangan profesi guru untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di SMP Negeri 1 Pageruyung sudah tercapai,

meskipun masih ada beberapa kegiatan yang belum

dilakukan oleh guru, yaitu:

1. Dalam melakukan penilaian, belum semua guru

memberikan komentar tertulis pada ulangan atau tes

yang diujikan kepada siswa.

2. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, belum semua

guru SMP Negeri 1 Pageruyung memberikan tugas

kepada siswa, untuk menulis atau membaca

tentang apa yang telah dipelajarinya.

4.2.5 Evaluasi Terhadap Pelayanan Pendidikan Bermutu

di SMP Negeri 1 Pageruyung

Disamping mengajar, guru-guru SMP Negeri 1

Pageruyung juga telah melatih siswa, sehingga siswa

merasa terbantu. Terkait dengan kegiatan melatih siswa ini,

nara sumber satu (S1) memberikan informasi seperti dalam

verbatim baris ke 99-100, bahwa guru-guru melatih siswa

dalam bentuk kegiatan - kegiatan pelajaran tambahan

terutama bagi kelas sembilan, sedangkan guru-guru

pembina ekstrakurikuler memberikan pelatihan-pelatihan

kepada siswa, sesuai dengan ekstrakurikuler yang diikuti.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dedi Supriyadi (1999),

bahwa guru ideal harus mampu memberikan pelayanan

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

102

pendidikan yang bermutu bagi siswa, diantaranya harus

bertindak ibaratnya sebagai pelatih (coach) olahraga, yang

lebih banyak membantu siswa dalam “permainan”, dan

permainan itu adalah belajar (game of learning).

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah

bersikap sebagai sahabat yang senantiasa siap membantu

siswa memecahkan permasalahannya. Berdasarkan

keterangan nara sumber satu (S1), seperti pada verbatim

baris ke 104-105, bahwa selama ini guru-guru telah

berkomunikasi cukup bagus sebagaimana layaknya seorang

sahabat kepada siswa, meskipun mereka bukan guru

Bimbingan Konseling (BK). Sikap guru sebagai sahabat

tersebut seperti yang diungkapkan oleh Dedi Supriyadi

(1999), bahwa guru perlu bersikap sebagai konselor yang

menjadi sahabat bagi siswa, teladan dalam pribadi yang

mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa.

Berkenaan dengan guru harus menjadi teladan, maka

guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah mampu menjadi

teladan bagi siswa-siswanya dalam kehidupan ini.

Keteladanan guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung

dinyatakan oleh nara sumber seperti dalam verbatim baris

ke 105-107, bahwa siswa cenderung mencontoh gurunya

dalam segala hal, misalnya penampilan guru, layanan guru

dan sebagainya. Oleh karena itu, guru-guru di SMP Negeri 1

Pageruyung senantiasa memposisikan diri sebagai teladan

bagi siswa-siswanya.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung dalam

membimbing belajar siswa telah mengemukakan prakarsa

atau ide-ide terbaik agar siswa mudah dalam memahami

pelajaran. Terkait dengan prakarsa guru ini, nara sumber

satu (S1) menyatakan seperti dalam verbatim baris ke 108-

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

103

109, bahwa guru-guru selama ini memang menggunakan

cara-cara terbaik, agar materi pelajaran juga dapat

tersampaikan dengan baik, sehingga para siswa dapat

lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Hal itu

oleh Dedi Supriyadi (1999) dikatakan bahwa guru harus

bertindak sebagai manajer belajar, yakni membimbing

siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan

ide-ide terbaik yang dimilikinya.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah

belajar dari teman seprofesinya, untuk meningkatkan

pembelajaran selanjutnya. Berkaitan dengan ini, nara

sumber satu (S1) menjelaskan sebagaimana verbatim baris

ke110-111 bahwa guru-guru belajar dari teman

seprofesinya, melalui MGMP sekolah, MGMP wilayah

dan MGMP kabupaten. Melalui MGMP itulah diharapkan

guru bisa belajar bersama teman seprofesinya, misalnya

melalui model “team teaching” (Dedi Supriyadi 1999).

Berdasarkan analisis data kuesioner siswa, maka

dapat diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek

pelayanan pendidikan bermutu menunjukkan sebanyak 26

sampel berada pada kategori sangat tinggi (52%).

Sedangkan untuk kategori tinggi memiliki nilai sebesar 28

% dengan n=14 dan kategori sedang 10 sampel (20%).

Sedangkan kategori rendah, dan sangat rendah masing-

masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%.

Berdasarkan data tersebut maka secara umum persepsi

siswa terhadap pelayanan pendidikan bermutu dari guru

penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi.

Sedangkan berdasarkan analisis kuesioner guru, dapat

diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek

pelayanan pendidikan bermutu menunjukkan 14 sampel

Page 62: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Pageruyung SMP Negeri 1 Pageruyung, beralamat di Jalan Raya Bogosari,

104

berada pada kategori sangat tinggi (64%). Sementara itu

kategori tinggi memiliki nilai sebesar 36 % dengan n=8.

Adapun kategori sedang, rendah, dan sangat rendah

masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama,

yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara umum

pelayanan pendidikan bermutu guru penerima tunjangan

profesi pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan juga hasil angket

tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan

program tunjangan profesi guru untuk meningkatkan

pelayanan pendidikan bermutu di SMP Negeri 1 Pageruyung

sudah tercapai.