bab iv hasil dan pembahasan 4.1 tinggi...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman
Berikut ini akan menampilkan tabel hasil penelitian sebagaimana yang
ditampilkan di bawah ini, meliputi hasil analasis data tentang pengamatan tinggi
tanaman kacang tanah. Hasil pengamatan setelah dilakukan analisis of varians
pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah pada umur 1 MST sampai 7MST dapat
dilihat pada Lampiran 3 sampai Lampiran 14. Berdasarkan analisis of varians
menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata terhadap pemberian naungan pada
tanaman kacang tanah pada pengamatan 1 MST sampai 7 MST.Hal ini ditunjukan
dengan analisis sidik ragam yang menunjukkan F-Hitung lebih kecil dari F-Tabel.
Rataan pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah melalui pemberian naungan
selama pengamatan
Tabel 1. Rataan Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
Tanpa Naungan
11.47 22.03 31.67 34.63 37.97 45.87 48.03
Naungan paranet
14.07 23.27 29.20 33.83 36.87 45.20 47.40
Naungan Daun kelapa
13.67 24.50 32.87 34.73 37.97 43.77 46.13
BNT 5% tn tn tn tn tn tn tn
KK (%) 16.33 14.61 9.19 24.16 17.15 14.11 14.18Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%s
Tabel 1. menjelaskan bahwa, pada umur 1 MST pertumbuhan tinggi tanaman
kacang tanah yang tertinggi adalah pada perlakuan pemberian naungan dengan
menggunakan paranet yaitu dengan rataan 14.07 cm dan yang terendah adalah pada
perlakuan tanpa pemberian naungan atau yaitu dengan rataan 11.47 cm.Pada
pengamatan 2 MST pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah terendah adalah pada
perlakuan tanpa naungan dengan daun kelapa dengan rata-rata 24.50 cm dan yang
terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian naungan yaitu dengan rata-rata
20,03 cm. Pada pengamatan 3 MST pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi adalah
pada perlakuan pemberian naungan dengan daun kelapa dengan rata-rata 32.78 cm
dan yang terendah pada perlakuan pemberian naungan dengan paranet dengan rata-
rata 29.20 cm. Pada pengamatan 4 MST pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi
terdapat pada perlakuan pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa
dengan rata-rata 34.78 cm dan yang tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan
pemberian naungan dengan menggunakan paranet dengan rata-rata 33.83 cm. Pada
pengamatan 5 MST pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan
pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa dan perlakuan dtanpa
mengguanakan naungan dengan rata-rata 37.97 cm dan yang terendah terdapat padsa
perlakuan pemberian naungan dengan menggunakan paranet dengan rata-rata 36.87
cm. pada pengamatan 6 MST pertumbhan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan tanpa naungan dengan rata-rata 45.87 cm dan yang terendah terdapat pada
perlakuan pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa dengan rata-rata
43.77. Pada pengamatan 7 MST pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan tanpa naungan dengan rata-rata 48.03 cm dan yang terendah terdapat pada
perlakuan pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa dengan rata-rata
46.13 cm.
Dari keseluruhan hasil analisis tinggi tanaman kacang tanah pada masing-
masing perlakuan pemberian naungan pada pengamatan mulai 1 MST sampai dengan
7 MST menunjukkan tidak berpengaruh nyata secara statistik terhadap control,
walaupun keseluruhan pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah yang tertinggi
terdapat pada perlakuan tanpa pemberian naungan atau control.
Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang sering diuji
pada setiap penelitian budidaya maupun pemupukan, karena tinggi tanaman dapat
memberikan respon yang cepat pada setiap perlakuan yang diuji cobakan.
Pertumbuhan tanaman sangat memerlukan unsur cahaya untuk kebutuhan proses
fotosintesa, sehingga walaupun dinaungi tanaman tersebut berusaha mendapatkan
cahaya yang ditunjukkan dengan pertambahan tinggi tanaman yang hampir sama
tingginya dengan tanpa naungan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Paishal (2005) menyatakan bahwa
pemanjangan batang ditujukan untuk memaksimumkan intensitas radiasi surya yang
diterima dan untuk mempertahankan laju fotosintesis.
4.2 Jumlah Daun
Hasil pengamatan sebagaimana yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini,
dapat pula dilihat jumlah daun tanaman berdasarkan pada umur
tanaman.Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang tanah melalui pemberian
naungan pada umur 2 MST dan 3 MST berpengaruh nyata akibat pemberian
naungan.Hal ini dilihat pada F-Hitung lebih besar dari F-Tabel. Dan selanjutnya
dilakuakan UjiBNT (Beda Nyata Terkecil) untuk melihat perbedaan perlakuan naungan
pada pertumbuhan jumlah daun pada tanaman kacang tanah.
Data-data yang dimaksudkan hasil analisis data penelitian ini, dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 2. Rataan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Jumlah Daun (helai)
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
NaunganControl
5.53 tn 11.10 b 15.90 b 22.63 tn 24.73 tn 27.97 tn 29.73 tn
Naungan paranet 5.07 tn 9.23 ab 12.73 a 15.93 tn 18.07 tn 21.40 tn 24.00 tnNaungan Daun kelapa
4.93 tn 8.53 a 14.67ab 15.50 tn 17.03 tn 20.10 tn 21.90 tn
BNT 5% - 1.38 2.39 - - - -
KK (%) 17.19 6.34 7.27 20.03 18.65 14.51 12.14
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa pada umur 1 MST pertumbuhan
jumlah daun tanaman kacang tanah yang terbanyak adalah pada perlakuan tanpa
pemberian naungan (N0) yaitu dengan rataan 5.53 cm dan yang terendah adalah pada
perlakuan dengan naungan daun kelapa (N2) yaitu dengan rataan 4.93 cm. Pada
pengamatan 2 MST perumbuhan jumlah daun tanaman kacang tanah terendah adalah
pada perlakuan pemberian naungan dengan daun kelapa (N2) dengan rata-rata 8.53
cm dan yang tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian naungan(N0) yaitu
dengan rata-rata 11.10 cm, yang berbeda nyata dengan control (tanpa naungan) . Pada
pengamatan 3 MST pertumbuhan jumlah daun tanaman tertinggi adalah tanpa
perlakuan pemberian naungan dengan (NO) dengan rata-rata 15.90 cm dan yang
terendah pada perlakuan pemberian naungan dengan paranet (N1) dengan rata-rata
12.73 cm yang berbeda nyata dengan konmtrol ( tanpa naungan). Pada pengamatan 4
MST pertumbuhan jumlah daun tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan tidak ada
naungan (N2) dengan rata-rata 22.63 cm dan yang jumlah daun tanaman terendah
terdapat pada perlakuan pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa(N2)
dengan rata-rata 15.50 cm. Pada pengamatan 5 MST pertumbuhan jumlah daun
tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa mengguanakan naungan (N0) dengan
rata-rata 24.73 cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan pemberian naungan
dengan menggunakan daun kelapa (N2) dengan rata-rata 17.03 cm. Pada pengamatan
6 MST pertumbuhan jumlah daun tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa
naungan (N0) dengan rata-rata 27.97 cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan
pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa (N2) dengan rata-rata 20.10.
Pada pengamatan 7 MST pertumbuhan jumlah daun tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan tanpa naungan (N0) dengan rata-rata 29.73 cm dan yang terendah terdapat
pada perlakuan pemberian naungan dengan menggunakan daun kelapa (N2) dengan
rata-rata 21.90 cm.
Dari hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang tanah pada masing-
masing perlakuan, pemberian naungan pada pengamatan mulai 1 MST sampai
dengan 7 MST tidak berbeda nyata, walaupun pada pengamatan 2 MST dan 3 MST
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan control.
Pengukuran jumlah daun merupakan salah satu parameter agronomi untuk
melihat pengaruh pemberian naungan terhadap tanaman kacang tanah. Hasil
penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemberian naungan berpengaruh nyata pada
jumlah daun tanaman kacang panjang pada umur 2 MST dan 3 MST pada taraf α=5
% (Tabel, Lampiran 12). Hal ini diindikasikan bahwa dalam pertambahan jumlah
daun tanaman kacang tanah menghendaki sinar matahari langsung dibandingkan
dengan yang menggunakan naungan.
Hasil Penelitian ini sejalan penelitian Penelitian Hang dkk (2008) bahwa
sesungguhnya pemberian naungan pada tanaman kacang tanah sangat memberikan
dampak yang signifikan dari tanaman itu sendiri, misalnya dari segi pertumbuhan
vegetatif, yang diakibatkan oleh kurangnya sinar matahari, dengan demikian maka
pemberian naungan pada tanaman kacang tanah akan mengalami hambatan yang
berarti. Secara rata-rata, dari semua tahapan pengurangan 75% dari intensitas cahaya
menurun tingkat pertumbuhan bagian-bagian vegetatif sebesar 85%, tingkat
pertumbuhan reproduksi sebesar 67%, dan biomassa tingkat pertumbuhan total
sebesar 67%. Pertumbuhan vegetatif (akar) akan mendorong peningkatan jumlah
unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman dan digunakan untuk proses
metabolisme. Unsur hara yang cukup akan menunjang pertumbuhan organ tanaman,
termasuk jumlah daun tanaman induk.
Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor yang sering sebagai factor
pembatas.Cahaya sebagai faktor pembatas dapat ditentukan dari kisaran intensitas
cahaya optimum.Kisaran intensitas cahaya optimum berbeda-beda untuk tiap
tanaman. Tanaman dapat digolongkan menjadi: (1) Tanaman naungan, adalah
tanaman yang memerlukan intensitas cahaya rendah, (2) Tanaman setengah naungan,
adalah tanaman yang memerlukan intensitas cahaya sedang, dan (3) Tanaman cahaya
penuh, adalah tanaman yang memerlukan intensitas cahaya tinggi (Ekawati 2009).
Tanaman kacang tanah adalah termasuk kategori tanaman C3 dimana untuk proses
fotosintesa memerlukan radisi penuh.
Yusuf, (2009) menjelaskan bahwa penaungan menyebabkan intensitas cahaya
yang diterima kanopi daun menjadi lebih kecil. Akibatnya berpengaruh terhadap
proses metabolism tanaman seperti fotosintesis.
4.3 Jumlah Polong
Hasil pengamatan sebagaimana yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini,
dapat pula dilihat jumlah polong berdasarkan pada umur tanaman pada saat panen.
Jumlah polong dihitung dengan cara menghitung semua jumlah polong pada masing-
masing tanaman hasil panen pada masing-masing petak perlakuan. Berdasarkan tabel
hasil pengamatan diperoleh rata-rata tertinggi pada perlakuan pemberian naungan
dengan menggunakan daun kelapa yaitu 26.00 polong dan rata-rata terendah adalah
pada perlakuan dengan naungan paranet yaitu 23.67 polong.Data-data yang
dimaksudkan hasil analisis data penelitian ini, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Perlakuan Jumlah PolongNaungan
Kontrol/Tanpa Naungan 24.33tn
Paranet 23.67Daun Kelapa 26.00KK (%) 12.79
Pengukuran jumlah polong merupakan salah satu parameter agronomi untuk
melihat pengaruh pemberian naungan terhadap tanaman kacang tanah. Hasil
penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemberian naungan secara statistik tidak
berpengaruh nyata pada jumlah polong tanaman kacang tanah pada taraf α=5 %
(Tabel, Lampiran 5). Walaupun angka tertinggi pada naungan yang menggunakan
daun kelapa.
Hasil Penelitian ini sejalan penelitian Penelitian Hang dkk (2008) tentang
pemberian naungan pada tanaman kacang tanah sangat memberikan dampak yang
signifikan dari tanaman itu sendiri, misalnya dari segi pertumbuhan, jumlah bunga
pada periode tanaman berbunga, dan menghambat pembentukan pasak yang
diakibatkan oleh kurangnya sinar matahari, dengan demikian maka pemberian
naungan pada tanaman kacang tanah akan mengalami hambatan yang berarti. Secara
rata-rata, dari semua tahapan pengurangan 75% dari intensitas cahaya menurun
tingkat pertumbuhan bagian-bagian vegetatif sebesar 85%, tingkat pertumbuhan
reproduksi sebesar 67%, dan biomassa tingkat pertumbuhan total sebesar 67%.
Naungan sebelum podding meningkat partisi untuk pertumbuhan vegetatif, sebesar
20%, sedangkan naungan selama fase podding (83-104 hari) meningkat bahan kering
partisi untuk polong sebesar 127%.
Selain itu, peneliti juga mengutip hasil penelitian yang di lakukan oleh
Darmijati (1989) bahwa penurunan intensitas radiasi surya terutama mengurangi
kemampuan polong dan mengiji biji.
Intensitas cahaya matahari sangatlah penting bagi kelangsungan hidup
tanaman. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang
diterima oleh setiap luasan permukaan daun dalam jangka waktu tertentu rendah
(Gardner dkk, 1991 ; Djukri dan Bambang, 2003). Berkurangnya cahaya matahari
yang diterima oleh permukaan daun akan berpengaruh pada proses fotosintesis yang
merupakan proses yang penting dalam tubuh tanaman. Fotosintesis sangat penting
dalam mendukung proses metabolism tanaman. Jika fotosintesis terhambat nantinya
pertumbuhan tanman juga akan terhambat, yang akhirnya mempengaruhi produksi
dari tanaman itu pula.
Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang sangat memerlukan cahaya
matahari. Walaupun tergolong tanamn C3 yang mempunyai laju fotosintesis yang
tinggi namun pada tanaman ini cahaya sangat diperlukan karena mempengaruhi hasil
dari polong. Rendahnya intensitas cahaya yang diterima kacang tanah karena
penaungan, mengakibatkan laju fotosintesis dan translokasi asimilat ke polong
menjadi rendah. Indrianto (2007); Suprapto, (1990); Zuchri, (2007) Menambahkan
tanaman kacang tanah apabila selama pertumbuhan ternaungi mengganggu efektivitas
fiksasi N dalam bakteroid bintil akar, hal ini disebabkan berkurangnya suplai
fotosintat ke akar sebagai akibat rendahnya fotosintesis. Apabila naungan terjadi
sejak awal fase reproduksi hingga menjelang panen, dapat berdampak pada
penurunan hasil biji sebesar 45%. Perbedaan intensitas cahaya matahari berpengaruh
juga terhadap hasil tanaman kacang tanah. Ini dibuktikan dengan penelitian
sebelumnya oleh Amin Zuchri pada tahun 2007 dengan taraf naungan atau
perompesan tanaman jagung pada tanaman kacang tanah dapat mengoptimalkan hasil
kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
Dari hasil penelitian ini , tentunya menjadi pembanding sekaligus menjadi
pendukung penelitian-penelitian sebelumnya , bahwa tanaman kacang tanah pada
proses pembudidayaannya sebisa mungkin memperhitungkan hal-hal yang dapat
mempengaruhi produksi antara lain pemberian naungan, yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.