bab iv hasil dan pembahasan 4.1 profil responden 4.1.1...

32
42 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Sinar Antjol PT. Sinar Antjol yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur berdiri sejak tahun 1942, dengan pendirinya adalah Sewu Gunawan. PT Sinar Antjol mengawali bisnisnya dari industri rumah tangga yang memproduksi bar laundry. Namun, seiring dengan tingginya permintaan pasar atas sabun deterjen berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif, Sinar Antjol mampu berkembang dengan pesat. Tonggak sejarah baru dipancangkan ketika pada tahun 1970-an menjadi perusahaan pertama yang memproduksi deterjen krim pertama di Indonesia. Inovasi yang dilakukan terus menerus telah membawa Sinar Antjol menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga Asia. Kini, Sinar Antjol telah memproduksi lebih dari 80 jenis produk pembersih dan deterjen untuk pasar domestik serta luar negeri. Inovasi yang dilakukan terus menerus telah membawa Sinar Antjol menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga Asia. Keberhasilan ini ditunjang oleh beberapa faktor penting. Sinar Antjol memiliki lebih dari 1.000 (seribu) karyawan yang sangat menghargai kejujuran, kreativitas, loyalitas, integritas, dan kerjasama. Adapun visi dari perusahaan yaitu menyediakan produk-produk yang berkualitas di negara berkembang sedangkan misi dari perusahaan yaitu meyiapkan fasilitas yang modern dan efisien yang ditopang oleh tenaga kerja yang terlatih untuk memungkinkan

Upload: lecong

Post on 09-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

42

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Sinar Antjol

PT. Sinar Antjol yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang manufaktur berdiri sejak tahun 1942, dengan pendirinya adalah Sewu

Gunawan. PT Sinar Antjol mengawali bisnisnya dari industri rumah tangga

yang memproduksi bar laundry. Namun, seiring dengan tingginya permintaan

pasar atas sabun deterjen berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif,

Sinar Antjol mampu berkembang dengan pesat. Tonggak sejarah baru

dipancangkan ketika pada tahun 1970-an menjadi perusahaan pertama yang

memproduksi deterjen krim pertama di Indonesia. Inovasi yang dilakukan

terus menerus telah membawa Sinar Antjol menjadi salah satu perusahaan

ternama di Indonesia dan juga Asia. Kini, Sinar Antjol telah memproduksi lebih

dari 80 jenis produk pembersih dan deterjen untuk pasar domestik serta luar

negeri.

Inovasi yang dilakukan terus menerus telah membawa Sinar Antjol

menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga Asia.

Keberhasilan ini ditunjang oleh beberapa faktor penting. Sinar Antjol memiliki

lebih dari 1.000 (seribu) karyawan yang sangat menghargai kejujuran,

kreativitas, loyalitas, integritas, dan kerjasama. Adapun visi dari perusahaan

yaitu menyediakan produk-produk yang berkualitas di negara berkembang

sedangkan misi dari perusahaan yaitu meyiapkan fasilitas yang modern dan

efisien yang ditopang oleh tenaga kerja yang terlatih untuk memungkinkan

Page 2: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

43

Sinar Antjol menyediakan produk-produk yang kompetitif, baik harga maupun

kualitas di pasar negara-negara berkembang.

Sinar Antjol juga memperluas jaringan distribusi nasionalnya untuk

memudahkan konsumen menemukan produk-produk Sinar Antjol di toko-toko

kecil maupun supermaket besar di seluruh Indonesia. PT. Sinar Antjol juga

menjadi perintis pabrik deterjen yang mengekspor produk ke pasar global

sehingga konsumen asing pun bisa menikmati beragam produk buatan dalam

negri dengan mutu terjamin.

4.1.2 Kondisi Bisnis Perusahaan

Dalam menganalisis kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi

kondisipersaingan bisnis perusahaan dapat digunakan pendekatan 5P oleh

Porter. Porter mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik

laba jangka panjang intristik dari suatu pasar atau segmen pasar. Analisis

Porter pada PT.Sinar Antjol adalah:

1. Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing

Dalam hal ini perseteruan yang sedang bersaing adalah perusahaan yang

sudah lama menggeluti dalam bisnis manufaktur. PT. Sinar Antjol, Unilever,

WINGS, dan KAO merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan

perseteruan persaingan tersebut.

Dalam hal ini mereka bersaing dalam berlomba untuk mendapatkan

pelanggan sebanyak mungkin. PT. Sinar Antjol yang merupakan perusahaan

yang telah memiliki nama besar dan sudah dikenal lama dibandingkan

pesaing-pesaingnya.

Page 3: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

44

Dalam hal ini B-29 memiliki posisi yang cukup kuat untuk bisa merebut

konsumen (pelanggan) dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya melalui

nama besar yang sudah dimiliki oleh PT. Sinar Antjol.

2. Ancaman diantara perusahaan yang bersaing terhadap produk

pengganti

Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing biasanya paling

berpengaruh diantara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh salah satu

perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan

keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan yang

bersaing.

Dalam menganalisa hal ini, kami mengambil dari produk yang tersedia

dipasar yang merupakan juga produk house hold yang digunakan oleh

konsumen untuk mencuci, yaitu Powder Detergent dan Sabun batang.

Powder Detergent saat ini merupakan produk yang dikenal masyarakat luas

untuk mencuci, dalam hal penggunaannya powder detergent dipakai hanya

untuk merendam pakaian dan selanjutnya akan diteruskan oleh Sabun colek

untuk mencuci pakaian, akan tetapi jika produk sabun colek tidak tersedia

konsumen akan tetap menggunakan produk powder detergent untuk mencuci

pakaian.

Sabun batang saat ini sudah sangat jarang disunakan masyarakat untuk

mencuci terutama untuk di masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan karena

harga sabun batang sudah cukup mahal dibandingkan dengan sabun colek.

Melihat hal diatas pada posisi powder detergent lebih kuat dibandingkan

dengan produk sabun batang.

Page 4: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

45

3. Ancaman Perusahaan yang Bersaing dengan Kekuatan Pemasok

Pemasok kebutuhan Material PT. Sinar Antjol saat ini selain didatangkan dari

Luar negeri ada juga yang berasal dari dalam negeri. PT. Aneka Kimia Raya

(AKR) dan PT. Aspirasi Luhur adalah salah satu pemasok bahan baku untuk

produk kimia yang berasal dari Indonesia.

Selain bahan baku material Tenaga kerja juga sebahagian besar didatangkan

dari pemasok. Perusahaan yang bekerjasama dalam hal ini adalah PT. Bina

Cipta Abadi. Kerjasama yang berlangsung adalah sebatas sebagai kontrak

kerjasama dalam pemasok tenaga kerja yang merupakan bukan sebagai

pegawai tetap PT. Sinar Antjol.

Semua produk yang dihasilkan oleh PT. Sinat Anjol dikemas ke dalam

bungkusan ataupun karton, dalam hal ini PT. Iluva adalah pemasok PT. Sinar

Antjol. PT. Sinar Antjol memesan dalam bentuk packaging dan juga box

kosong yang selanjutnya proses pembungkusan akan dikerjakan oleh PT. Sinar

Antjol

Dalam hal ini PT. Sinar Antjol memiliki posisi yang cukup kuat dibandingkan

dengan Pemasok pemasok diatas, hal ini dikarenakan banyak perusahaan

perusahaan pesaing dari pesaing pesaing diatas yang bisa mensuplai

kebutuhan PT.Sinar Antjol baik yang berskala dari Indonesia maupun dari Luar

Negeri.

4. Ancaman Perusahaan yang Bersaing dengan Pendatang Baru

PT. Birina Multidaya sebagai perusahaan yang memproduksi produk House

Hold adalah perusahaan pendatang baru yang bersaing di Industri yang

sama dengan mejual dengan brand BUKRIM.

Page 5: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

46

Posisi PT. Sinar Antjol terhadap PT. Birina Multidaya mempunyai posisi yang

cukup kuat dikarenakan brand Image “B29” dan kualitas produk PT. Sinar

Antjol masih lebih baik.

5. Ancaman Perusahaan yang Bersaing Terhadap Kekuatan Konsumen

Pada saat sekarang ini produk sabun colek/cream adalah kebutuhan yang

boleh dikatakan sebagai kebutuhan pokok untuk masyarakat. Segala lapisan

masyarakat perlu akan kebutuhan sabun cream sebagai pembersih alat-alat

rumah tangga dan juga untuk mencuci. Ini menunjukkan bahwa besarnya

kekuatan daya beli konsumen pada saat ini.

Page 6: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

47

Bentuk Bagan Lima Kekuatan Porter adalah sebagai berikut

Sumber : PT.Sinar Antjol

Gambar 4.1

Lima Elemen Kekuatan Persaingan Porter pada PT. Sinar Antjol

Pendatang BaruPT. BIRINA MULTIDAYA(BUKRIM)

Perusahaan Yang Bersaing• PT. Unilever• PT. Sayap Mas Utama

(WINGS)• KAO

Kekuatan Konsumen• Mahasiswa• Ibu Rumah Tangga• Pengusaha Laundry• Tempat Pencucian

Mobil

Kekuatan Pemasok• PT. Aneka Kimia Raya ( bahan baku chemical) dan PT. Aspira Luhur (Liquid)• PT. Bina Cipta Abadi ( tenaga kerja)• PT. Iluva

Produk Pengganti• Deterjen

• Sabun Batang

Page 7: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

48

4.2 Hasil Pengambilan Data dan Analisisnya

4.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Pekerjaan

Organisasi merupakan wadah dari seluruh kegiatan perusahaan.

Organisasi yang baik harus mencerminkan adanya batasan wewenang dan

tanggung jawab yang jelas, pembagian tugas dan spesialisasi di antara

karyawan yang bekerjasama di dalam perusahaan yang tentunya disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan karena hal ini akan memudahkan koordinasi,

komunikasi,pergerakan, dan pengawasan terhadap semua aktivitas

perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam struktur organisasi organisasi yang ditetapkan oleh divisi

deterjen, dinyatakan bahwa tugas dan kewajiban seorang CEO (Chief

Executive Officer) yaitu sebagai sumber kewenangan di PT. Sinar Antjol. Untuk

mencapai tujuan perusahaan, CEO menyusun organisasi dari setiap masing-

masing divisi yang ada di PT. Sinar Antjol.

Berikut ini bentuk uraian struktur organisasi dari PT. Sinar antjol dapat dilihat

pada gambar 4.2

Page 8: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

49

Sumber: PT. Sinar Antjol (2007)

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Perusahaan Dan Uraian Pekerjaan

PT Sinar Antjol adalah suatu perusahaan yang berskala besar dalam menjual

produknya. Hal itu tercemin jumlah karyawan dan jumlah modal yang

ditanamkan oleh pemilik.

Adapun susunan organisasi yang dimiliki oleh PT Sinar Antjol :

1. CEO

Tugas utama CEO adalah mempimpin perusahaan dan menetapkan rencana-

Page 9: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

50

rencana ke depan dari perusahaan. Wewenang dan tanggung jawab CEO

adalah

a. Menetapkan garis besar kebijakan dan strategi perusahaan yang

ditetapkan dalam rencana jangka panjang perusahaan.

b. Membuat program kerja dan anggaran yang bersifat jangka panjang serta

mengambil keputusan yang bersifat strategis dengan orientasi kedepan

yang akan membawa pengaruh pada perusahaan.

c. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing bagian dan

membuat suatu rencana untuk meminimalis kelemahan dan

memaksimalkan kekuatan yang ada.

d. Memimpin dan mengawasi jalannya kelangsungan hidup perusahaan.

2. Sales Director

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mempimpin perusahaan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi

perusahaan menjadi satu kegiatan pemasaran yang terpadu dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan.

b. Mengembangkan, menyusun, merumuskan, serta memastikan bahwa

pelaksanaan semua kegiatan seluruh perusahaan dilakukan sesuai dengan

tujuan, rencana-rencana jangka pendek dan jangka panjang kebijakan

umum perusahaan.

3. Marketing manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Menetapkan prosedur pemasaran yang terbaik untuk perusahaan.

b. Meneliti aspek pasar yang berkaitan dengan tingkat kemampuan

pembelian.

Page 10: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

51

c. Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang.

d. Menyusun program kerja dan anggaran tahunan pemasaran.

e. Menyusun strategi dan kebijaksanaan pemasaran perusahaan untuk

produk. Perusahaan dalam mencapai target penjualan.

f. Membuat laporan kepada General Manager

4. National Sales Manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menyusun strategi dan kebijaksanaan

pemasaran perusahaan dalam negeri.

5. Regional Manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menyusun strategi dan kebijaksanaan

pemasaran perusahaan dalam lingkup pemasaran pada daerah-daerah

tertentu.

6. Export Manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani pemasaran dan penjualan

untuk pasar luar negeri.

4.2.2 Analisis Data

Penelitian tentang analisis citra merek dan tingkat loyalitas merek ini lebih

difokuskan pada cream deterjen dengan nama merek “B-29”. Proses penyebaran

kuesioner ini dilakukan pada bulan Mei 2007. Penyebaran kuesioner ini dilakukan

disekitar kampus Bina Nusantara yang difokuskan pada mahasiswa/i, ibu rumah

tangga, dan pengusaha laundry. Pembagian kuesioner ini dibagikan kepada 100

responden untuk di isi secara langsung karena populasi pengguna sabun cream

deterjen B-29 sangat banyak jadi karena keterbatasan waktu maka penulis

Page 11: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

52

menggunakan teknik penarikan sampel Non-probability sampling, dengan melalui

pendekatan Sampling Aksidental (sampel kebetulan). Hasil dari analisis kuesioner

ini digunakan untuk mengetahui asosiasi-asosiasi merek yang membentuk citra

merek dan tanggapan responden terhadap loyalitas merek.

Untuk memulai analisis asosiasi merek yang akan membentuk citra merek,

terlebih dahulu dilakukan reliabilitas terhadap asosiasi merek untuk mengetahui

apakah asosiasi yang terbentuk di dalam penelitian dapat diandalkan sebagai

pengumpul data.

4.3 Uji Realibilitas dan Validitas

4.3.1 Uji Realibiltas dan validitas Citra Merek

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 4.1

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Realibilitas Statistik Citra Merek

Reliability Statistics

.791 6

Cronbach'sAlpha N of Items

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS

Berdasarkan Realibility Statistics dengan jumlah pertanyaan sebanyak 6 asosiasi,

didapatkan Cronbach’s Alpha (koefisien keandalan reabilitas) sebesar 0,791. Artinya

Instrument/asosiasi-asosiasi kuesioner yang dibagikan tersebut dapat diandalkan

Page 12: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

53

karena indeks realibilitasnya sangat tinggi.

Tabel 4.2

Item-total statistik Citra Merek

Item-Total Statistics

15.7000 6.116 .683 .72815.6500 3.924 .702 .76315.5000 7.000 .732 .74915.7500 6.408 .673 .73615.0000 7.263 .323 .80314.6500 6.976 .518 .769

P1P2P3P4P5P6

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS

Koefisien korelasi yang diperoleh (Corrected item-total correlation) lebih besar

daripada 0.3, berarti kuesioner tersebut telah valid. Yang berarti kuesioner dapat

mengukur variabel yang diteliti secara tepat.

4.3.2 Uji Realibilitas dan Validitas Tingkat Loyalitas Merek

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 4.3 didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.3

Realibilitas Statistik Loyalitas Merek

Reliability Statistics

.727 5

Cronbach'sAlpha N of Items

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS

Page 13: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

54

Berdasarkan Realibility Statistics dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 asosiasi,

didapatkan Cronbach’s Alpha (koefisien keandalan reabilitas) sebesar 0,727.

Artinya Instrument/asosiasi-asosiasi kuesioner yang dibagikan tersebut dapat

diandalkan karena indeks realibilitasnya sangat tinggi.

Tabel 4.4

Item-total statistik Loyalitas Merek

Item-Total Statistics

12.6000 9.305 .516 .72512.0500 5.524 .704 .57812.5500 5.103 .631 .62612.0500 6.261 .527 .66712.7500 9.250 .341 .737

L1L2L3L4L5

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS

Koefisien korelasi yang diperoleh (Corrected item-total correlation) lebih besar

daripada 0.3, berarti kuesioner tersebut telah valid. Yang berarti kuesioner dapat

mengukur variabel yang diteliti secara tepat.

4.4 Analisis Asosiasi Merek

Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan

kenyataannya. Dalam arti berapa kalipun penelitian diulang dengan instrumen

tersebut akan tetap diperoleh “ kesimpulan yang sama ”.

Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang

terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek yang kemudian akan membentuk

suatu citra merek. Untuk melakukan analisis reabilitas asosiasi merek dilakukan

proses pemberian kuesioner kepada responden dimana responden diberikan pilihan

Page 14: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

55

dalam bentuk terpisah dua untuk menjawab “ya” atau “tidak” atas setiap asosiasi.

Setiap jawaban “ya” untuk setiap asosiasi diberi bobot “1” (satu) dan untuk

jawaban “tidak” untuk setiap asosiasi diberi bobot “0” (nol). Dalam melakukan

pengujian reabilitas atas asosiasi yang terkumpul digunakan metode Hyot, karena

cara perhitungannya yang sederhana dan mudah dimengerti. Berikut ini akan

disajikan tabel jawaban responden terhadap asosiasi merek.

Tabel 4.5 Lembar Tabel Asosiasi merek

No. Asosiasi Asosiasi Merek Jumlah jawaban ”Ya”

1. Manfaat bagi pelanggan Mudah didapat dan tersedia luas 73

2. Harga relatif Harga terjangkau 74

3. Negara/wilayah geografis Produk lokal 65

4. Atribut tidak berwujud Tayangan iklan yang menarik 66

5. Tipe produk Tersedia dalam kemasan kecil 60

6. Nilai produk Kualitas prima dan berkelas 64

∑B Jumlah seluruh jawaban ”Ya” 402

∑B� Jumlah kuadrat jawaban ”Ya” 27082

∑S Jumlah seluruh jawaban ”Tidak” 198

Sumber : Hasil tabulasi jawaban responden

∑Xt = 402

∑X�t = Jumlah kuadrat dari total jawaban masing- masing responden

= 1754

Page 15: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

56

Mencari jumlah kuadrat responden

Keterangan :

Jkr= Jumlah kuadrat responden

K= Banyaknya butir pertanyaan

N= Banyaknya reponden

Xt= Skor total setiap responden

Mencari jumlah kuadrat butir (asosiasi)

Keterangan :

JKb = Jumlah kuadrat butir

∑B2= Jumlah kuadrat jawab benar “ya” seluruh butir

(∑Xt)2 = kuadrat dari jumlah skor total

Page 16: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

57

K = Banyaknya butir pertanyaan

Mencari jumlah kuadrat total

Keterangan :

Jkt = Jumlah kuadrat total

∑B = Jumlah jawab benar “ya” seluruh butir

∑S = Jumlah jawab salah “tidak” seluruh butir

Mencari kuadrat sisa

Keterangan :

Jkt = Jumlah kuadrat total

Jkr= Jumlah kuadrat responden

Jkb = Jumlah kuadrat butir

Jks = Jumlah kuadrat sisa

Page 17: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

58

Mencari Varians responden, varian sisa

Keterangan

Vr = Varians responden

Vb = Varians butir

Vs = Varians sisa

dbr = Derajat bebas butir

dbb = Derajat bebas responden

dbs = Derajat bebas sisa

N = Banyaknya responden

K = Banyaknya butir atau asosiasi

Page 18: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

59

Memasukkan nilai varians yang diperoleh dalam rumus

r tabel untuk N = 100 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% = 0,195

Dari hasil analisis di dapat r11 > r tabel (product moment), artinya bahwa instrumen yang

digunakan untuk mengungkap asosiasi-asosiasi yang terkait dengan produk merek

detergent B-29 dapat diandalkan.

4.5 Analisis Asosiasi Citra Merek

Suatu merek yang bernilai akan memiliki posisi yang kuat di dalam persaingan bila

didukung asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan

menimbulkan rangkaian yang disebut citra merek. Pada umumnya asosiasi merek

(terutama yang membentuk citra merek) dapat dijadikan sebagai proses pengambilan

keputusan pembelian dan loyalitas pada merek tersebut.

Setelah dilakukan pengujian reabilitas dan diketahui bahwa asosiasi-asosiasi yang

terbentuk dapat diandalkan, langkah selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap

berbagai asosiasi merek yang membentuk citra merek dengan menggunakan metode uji

“Cochran”.

Page 19: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

60

Pengujian Hipotesis :

Ho: Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua asosiasi.

Ha: Kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk semua asosiasi.

Rumus Cochran Q test adalah sebagai berikut :

Keterangan :

C = Banyaknya variabel (asosiasi)

Ri = Jumlah baris jawaban “ya”

Cj = Jumlah kolom jawaban “ya”

N = Total besar

Pengujian statistik dengan menggunakan tabel x� ( Chi kuadrat ) dengan derajat

kebebasan

(df = C-1 dan ∂= 0,05) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%

Tolak HO bila Q hitung > dari x� ( Chi Kuadrat )

Keterangan :

C = Jumlah asosiasi

Pengujian 1 : Semua Asosiasi

C= 6 N = 402 ∑Ri = 1754 ∑

Page 20: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

61

Derajat bebas = 6-1 = 5

∂ = 0,05

X� (Chi Kuadrat) = (0,05,5) = 11,0705

HO diterima karena Q< X� = (0,05,5). Artinya kemungkinan jawaban ya adalah untuk

setiap asosiasi dan pengujian dapat dihentikan karena sudah cukup bukti bahwa semua

asosiasi-asosiasi saling berhubungan. Rangkaian asosiasi yang membentuk citra merek

B29 adalah mudah didapat dan tersedia luas, harga terjangkau, produk lokal, tayangan

iklan yang menarik, tersedia dalam kemasan kecil, dan kualitas prima dan berkelas.

4.6 Analisis Tingkat Loyalitas Merek

Loyalitas merek merupakan suatu keterkaitan konsumen terhadap sebuah merek.

Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan

berahli ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya

perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut yang lain. Seorang konsumen

dikatakan loyal pada suatu merek apabila konsumen mempunyai komitmen yang kuat

untuk menggunakan atau membeli lagi secara rutin sebuah produk atau jasa dan tidak

akan dengan mudah memindahkannya pembeliannya ke merek lain, apapun yang terjadi

dengan merek tersebut.

Page 21: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

62

4.7 Analisis Switcher

Switcher adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga, sehingga pada

tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling dasar.

Skala 1 : Responden yang menjawab tidak pernah, diberi nilai 1

Skala 2 : Responden yang menjawab jarang, diberi nilai 2

Skala 3 : Responden yang menjawab kadang-kadang, diberi nilai 3

Skala 4 : Responden yang menjawab sering, diberi nilai 4

Skala 5 : Responden yang menjawab selalu, diberi nilai 5

Responden yang termasuk dalam kategori Switcher adalah responden yang menjawab

pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Sering” dan “Selalu”. Berikut ini adalah

penghitungan “Switcher” untuk merek cream detergent B-29.

Tabel 4.6 Switcher

SWITCHER/ PRICE BUYER

Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %

CREAM

DETERGENT

B-29

Tidak Pernah 1 27 27 1 27 27

Jarang 2 23 46 4 92 23

Kadang-kadang 3 38 114 9 342 38

Sering 4 5 20 16 80 5

Selalu 5 7 35 25 175 7

Total 100 242 716

Sumber : Hasil analisis kuesioner

Page 22: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

63

Sebanyak 12 orang (12%) responden yang benar-benar sensitif pada harga dan 38

responden yang menjawab kadang-kadang sensitif terhadap perubahan harga pada saat

melakukan pembelian produk cream detergent B-29.

Rentang skala untuk mengetahui letak rata-rata penilain responden terhadap terhadap

setiap unsur diferensiasinya dan variasinya adalah sebagai berikut :

(Durianto, et.al 2001, p43)

1,00 – 1,81 = Sangat jelek (Sj)

1,81 – 2,60 = Jelek (J)

2,61 – 3,40 = Cukup (C)

3,41 – 4,20 = Baik (B)

Page 23: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

64

4,21 – 5,00 = Sangat Baik (Sb)

Nilai rata-rata responden Switcher (2,42) masuk dalam kategori jelek (rentang 1,80–

2,60). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 1,15 memetakan

reponden Switcher berkisar 1,27 – 3,57, sehingga masuk dalam kisaran sangat jelek

hingga baik.

4.8 Analisis Habitual Buyer

Tingkat kedua dari tingkat loyalitas merek adalah seorang pembeli yang puas dengan

merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami kekecewaan

dalam mengkonsumsi merek produk cream deterjen B-29.

Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalh sebagai berikut :

Tabel 4.7 Habitual Buyer

HABITUAL BUYER

Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %

CREAM

DETERG

ENT B-

29

Sangat tidak setuju 1 11 11 1 11 11

Tidak setuju 2 42 84 4 168 42

Ragu-ragu 3 6 18 9 54 6

Setuju 4 36 144 16 576 36

Sangat setuju 5 5 25 25 125 5

Total 100 282 934

Sumber : Hasil analisis kuesioner

Skala 1 : Responden yang menjawab sangat tidak setuju, diberi nilai 1

Page 24: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

65

Skala 2 : Responden yang menjawab tidak setuju, diberi nilai 2

Skala 3 : Responden yang menjawab ragu-ragu, diberi nilai 3

Skala 4 : Responden yang menjawab setuju, diberi nilai 4

Skala 5 : Responden yang menjawab sangat setuju, diberi nilai 5

Responden yang termasuk kategori Habitua Buyer adalh responden yang menjawab

pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Setuju” dan “Sangat setuju”. Berikut ini adalh

perhitungan Habitual Buyer untuk merek produk cream deterjen B-29.

Sebanyak 41 orang (41%) responden yang benar-benar melakukan keputusan pembelian

Page 25: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

66

terhadap produk cream detergent B-29 karena kebiasaan. Sedangkan 42 responden

menjawab tidak setuju bahwa keputusan pembelian produk cream detrejen B-29 kerena

faktor kebiasaan.

Nilai rata-rat responden Habitual Buyer (2,82) masuk dalam kategori cukup (rentang 2,6 –

3,4). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 1,18 memetakan

responden Habitual Buyer berkisar 1,60 – 4,0, sehingga masuk dalam kisaran sangat jelek

hingga baik.

4.9 Analisis Satisfied Buyer

Satisfied Buyer merupakan tingakatan ketiga dalam tingkat loyalitas merek yaitu seorang

pembeli yang puas dan akan merasakan adanya suatu pengorbanan apabila konsumen

melakukan pergantian ke merek lain.

Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalah sebagai berikut :

Skala 1 : Responden yang menjawab sangat tidak puas, diberi nilai 1

Skala 2 : Responden yang menjawab tidak puas, diberi nilai 2

Skala 3 : Responden yang menjawab biasa saja, diberi nilai 3

Skala 4 : Responden yang menjawab puas, diberi nilai 4

Skala 5 : Responden yang menjawab sangat puas, diberi nilai 5

Responden yang termasuk dalam kategori Satisfied Buyer adalah responden yang

menjawab pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Puas” dan “Sangat puas”. Berikut ini

adalah perhitungan Satisfied Buyer untuk merek produk cream deterjen B-29.

Page 26: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

67

Tabel 4.8 Satisfied Buyer

SATISFIED BUYER

Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %

CREAM

DETERGE

NT B-29

Sangat tidak puas 1 0 0 1 0 0

Tidak puas 2 2 4 4 8 2

Biasa saja 3 13 39 9 117 13

Puas 4 80 320 16 1280 80

Sangat puas 5 5 25 25 125 5

Total 100 388 1530

Sumber : Hasil analisis kuesioner

Page 27: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

68

Kebanyakan responden merasa puas pada merek produk cream detergent B-29, ini dapat

dilihat dari besarnya nilai Satisfied Buyer yaitu sebesar 85% (85 orang). Sedangkan

responden yang tidak puas hanya sebanyak 2 responden.

Nilai rata-rata responden Satisfied Buyer (3,88) masuk dalam kategori baik (rentang 3,4 –

4,2). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 0,5 memetakan

responden Satisfied Buyer berkisar 3,38 – 4,38, sehingga masuk kisaran cukup hingga

sangat baik.

4.10 Analisis Likes The Brand

Tingkatan keempat dari tingkat loyalitas adalah seorang pembeli yang sangat menyukai

merek produk cream deterjen B-29.

Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalah sebagai berikut :

Skala 1 : Responden yang menjawab sangat tidak suka, diberi nilai 1

Skala 2 : Responden yang menjawab tidak suka, diberi nilai 2

Skala 3 : Responden yang menjawab biasa saja, diberi nilai 3

Skala 4 : Responden yang menjawab suka, diberi nilai 4

Skala 5 : Responden yang menjawab sangat suka, diberi nilai 5

responden yang termasuk dalam kategori Likes the brand adalah responden yang

menjawab pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Suka” dan “ Sangat suka”. Berikut ini

adalah perhitungan Likes the brand untuk merek produk cream deterjen B-29.

Tabel 4.9 Likes the Brand

LIKES THE BRAND

Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %

Sangat tidak 1 0 0 1 0 0

Page 28: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

69

CREAM

DETERGE

NT B-29

suka

Tidak suka 2 0 0 4 0 0

Biasa saja 3 18 54 9 162 18

Suka 4 71 284 16 1136 71

Sangat suka 5 11 55 25 275 11

Total 100 393 1573

Sumber : Hasil analisis kuesioner

Sebanyak 82 orang (82%) responden yang meyukai produk cream deterjen B-29.

Page 29: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

70

Sedangkan yang menjawab biasa saja sebanyak 18 responden. Nilai rata-rata responden

Likes the Brand (3,93) masuk dalam kategori baik (rentang 3,4 –4,2).

Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 0,54 memetakan responden

Likes the Brand berkisar 3,39-4,47 sehingga masuk dalam kisaran cukup hingga sangat

baik.

4.11 Analisis Committed Buyer

Tingkatan teratas dalam tingkat loyalitas merek adalah seorang pembeli yang setia.

Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu

merek.

Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalah sebagai berikut :

Skala 1 : Responden yang menjawab tidak pernah, diberi nilai 1

Skala 2 : Responden yang menjawab jarang, diberi nilai 2

Skala 3 : Responden yang menjawab kadang-kadang, diberi nilai 3

Skala 4 : Responden yang menjawab sering, diberi nilai 4

Skala 5 : Responden yang menjawab selalu, diberi nilai 5

Responden yang termasuk dalam kategori Committed Buyer adalah responden yang

menjawab pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Sering” dan “ Selalu”. Berikut ini

adalah perhitungan Committed Buyer untuk merek produk cream deterjen B-29.

Tabel 4.10 Committed Buyer

Committed Buyer

Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %

CREAM

Tidak pernah 1 28 28 1 28 28

Jarang 2 11 22 4 44 11

Page 30: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

71

DETENT

B-29

Kadang-kadang 3 36 108 9 324 36

Sering 4 23 92 16 368 23

Selalu 5 2 10 25 50 2

Total 100 250 814

Sumber : Hasil analisis kuesioner

Sebanyak 25 orang (25%) responden yang setia pada produk cream deterjen B-29.

Sedangkan sebanyak 36 responden menjawab kadang-kadang merekomendasikan produk

Page 31: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

72

cream detergent B-29 kepada teman, saudara ataupun rekan-rekannya.

Nilai rata-rata responden Committed Buyer (2,6) masuk dalam kategori jelek (rentang

1,80 – 2,60). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 1,18 menetapkan

responden Committed Buyer berkisar 1,42-3,78, sehingga masuk dalam kisaran sangat

jelek hingga baik.

Tabel 4.11 Komposisi tingkat loyalitas merek

No. Tingakatan Loyalitas Merek %

1. Switcher (berpindah-pindah) 12%

2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) 41%

3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan haraga peralihan) 85%

4. Likes the Brand (menyukai merek) 82%

5. Committed Buyer (pembeli yang komit) 25%

4.12 Hasil Penelitian dari Asosiasi merek dan Tingkat loyalitas merek

Untuk hasil analisis asosiasi merek diperoleh dengan pengujian semua asosiasi-

asosiasi, dimana semua asosiasi tersebut meliputi asosiasi mudah didapat tersedia luas,

harga terjangkau, produk lokal, tayangan iklan yang menarik, kualitas perima dan

berkelas, tersedia dalam kemasan kecil. Sehingga didapatkan untuk nilai Q sebesar 6,75

sedangkan nila Chi kuadrat (X�) tabel sebesar 11,0705. Perbandingan antara nilai Q

hitung < dari nilai Chi kuadrat X� (0,05,5) menunjukkan bahwa HO diterima dengan

semua asosiasi-asosiasi merek yang saling berhubungan.

Page 32: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00319-MN-Bab 4.pdf · menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga

73

Untuk hasil analisis tingkat loyalitas merek, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Besarnya responden Switcher yaitu responden yang sangat tertarik dengan harga

murah dan sangat sensitif terhadap perubahan harga adalah 12% (12 orang).

2. Besarnya responden Habitual Buyer yaitiu responden yang memutuskan pembelian

karena faktor kebiasaan adalah sebanya 41% (41 orang).

3. Besarnya responden Satisfied Buyer yaitu responden yang puas dengan suatu merek

adalah sebanyak 85% (85 orang).

4. Besarnya responden Likes the Brand yaitu responden yang yang menyukai suatu

merek adalah sebanyak 82% (82 orang).

5. Besarnya responden Committed Buyer yaitu responden yang setia dan bangga

terhadap produk cream deterjen B-29 adalah sebanyak 12% (12 Orang).