bab iv hasil dan pembahasan 4.1 profil responden 4.1.1...
TRANSCRIPT
42
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Sinar Antjol
PT. Sinar Antjol yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur berdiri sejak tahun 1942, dengan pendirinya adalah Sewu
Gunawan. PT Sinar Antjol mengawali bisnisnya dari industri rumah tangga
yang memproduksi bar laundry. Namun, seiring dengan tingginya permintaan
pasar atas sabun deterjen berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif,
Sinar Antjol mampu berkembang dengan pesat. Tonggak sejarah baru
dipancangkan ketika pada tahun 1970-an menjadi perusahaan pertama yang
memproduksi deterjen krim pertama di Indonesia. Inovasi yang dilakukan
terus menerus telah membawa Sinar Antjol menjadi salah satu perusahaan
ternama di Indonesia dan juga Asia. Kini, Sinar Antjol telah memproduksi lebih
dari 80 jenis produk pembersih dan deterjen untuk pasar domestik serta luar
negeri.
Inovasi yang dilakukan terus menerus telah membawa Sinar Antjol
menjadi salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan juga Asia.
Keberhasilan ini ditunjang oleh beberapa faktor penting. Sinar Antjol memiliki
lebih dari 1.000 (seribu) karyawan yang sangat menghargai kejujuran,
kreativitas, loyalitas, integritas, dan kerjasama. Adapun visi dari perusahaan
yaitu menyediakan produk-produk yang berkualitas di negara berkembang
sedangkan misi dari perusahaan yaitu meyiapkan fasilitas yang modern dan
efisien yang ditopang oleh tenaga kerja yang terlatih untuk memungkinkan
43
Sinar Antjol menyediakan produk-produk yang kompetitif, baik harga maupun
kualitas di pasar negara-negara berkembang.
Sinar Antjol juga memperluas jaringan distribusi nasionalnya untuk
memudahkan konsumen menemukan produk-produk Sinar Antjol di toko-toko
kecil maupun supermaket besar di seluruh Indonesia. PT. Sinar Antjol juga
menjadi perintis pabrik deterjen yang mengekspor produk ke pasar global
sehingga konsumen asing pun bisa menikmati beragam produk buatan dalam
negri dengan mutu terjamin.
4.1.2 Kondisi Bisnis Perusahaan
Dalam menganalisis kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi
kondisipersaingan bisnis perusahaan dapat digunakan pendekatan 5P oleh
Porter. Porter mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik
laba jangka panjang intristik dari suatu pasar atau segmen pasar. Analisis
Porter pada PT.Sinar Antjol adalah:
1. Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing
Dalam hal ini perseteruan yang sedang bersaing adalah perusahaan yang
sudah lama menggeluti dalam bisnis manufaktur. PT. Sinar Antjol, Unilever,
WINGS, dan KAO merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan
perseteruan persaingan tersebut.
Dalam hal ini mereka bersaing dalam berlomba untuk mendapatkan
pelanggan sebanyak mungkin. PT. Sinar Antjol yang merupakan perusahaan
yang telah memiliki nama besar dan sudah dikenal lama dibandingkan
pesaing-pesaingnya.
44
Dalam hal ini B-29 memiliki posisi yang cukup kuat untuk bisa merebut
konsumen (pelanggan) dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya melalui
nama besar yang sudah dimiliki oleh PT. Sinar Antjol.
2. Ancaman diantara perusahaan yang bersaing terhadap produk
pengganti
Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing biasanya paling
berpengaruh diantara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh salah satu
perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan
keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan yang
bersaing.
Dalam menganalisa hal ini, kami mengambil dari produk yang tersedia
dipasar yang merupakan juga produk house hold yang digunakan oleh
konsumen untuk mencuci, yaitu Powder Detergent dan Sabun batang.
Powder Detergent saat ini merupakan produk yang dikenal masyarakat luas
untuk mencuci, dalam hal penggunaannya powder detergent dipakai hanya
untuk merendam pakaian dan selanjutnya akan diteruskan oleh Sabun colek
untuk mencuci pakaian, akan tetapi jika produk sabun colek tidak tersedia
konsumen akan tetap menggunakan produk powder detergent untuk mencuci
pakaian.
Sabun batang saat ini sudah sangat jarang disunakan masyarakat untuk
mencuci terutama untuk di masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan karena
harga sabun batang sudah cukup mahal dibandingkan dengan sabun colek.
Melihat hal diatas pada posisi powder detergent lebih kuat dibandingkan
dengan produk sabun batang.
45
3. Ancaman Perusahaan yang Bersaing dengan Kekuatan Pemasok
Pemasok kebutuhan Material PT. Sinar Antjol saat ini selain didatangkan dari
Luar negeri ada juga yang berasal dari dalam negeri. PT. Aneka Kimia Raya
(AKR) dan PT. Aspirasi Luhur adalah salah satu pemasok bahan baku untuk
produk kimia yang berasal dari Indonesia.
Selain bahan baku material Tenaga kerja juga sebahagian besar didatangkan
dari pemasok. Perusahaan yang bekerjasama dalam hal ini adalah PT. Bina
Cipta Abadi. Kerjasama yang berlangsung adalah sebatas sebagai kontrak
kerjasama dalam pemasok tenaga kerja yang merupakan bukan sebagai
pegawai tetap PT. Sinar Antjol.
Semua produk yang dihasilkan oleh PT. Sinat Anjol dikemas ke dalam
bungkusan ataupun karton, dalam hal ini PT. Iluva adalah pemasok PT. Sinar
Antjol. PT. Sinar Antjol memesan dalam bentuk packaging dan juga box
kosong yang selanjutnya proses pembungkusan akan dikerjakan oleh PT. Sinar
Antjol
Dalam hal ini PT. Sinar Antjol memiliki posisi yang cukup kuat dibandingkan
dengan Pemasok pemasok diatas, hal ini dikarenakan banyak perusahaan
perusahaan pesaing dari pesaing pesaing diatas yang bisa mensuplai
kebutuhan PT.Sinar Antjol baik yang berskala dari Indonesia maupun dari Luar
Negeri.
4. Ancaman Perusahaan yang Bersaing dengan Pendatang Baru
PT. Birina Multidaya sebagai perusahaan yang memproduksi produk House
Hold adalah perusahaan pendatang baru yang bersaing di Industri yang
sama dengan mejual dengan brand BUKRIM.
46
Posisi PT. Sinar Antjol terhadap PT. Birina Multidaya mempunyai posisi yang
cukup kuat dikarenakan brand Image “B29” dan kualitas produk PT. Sinar
Antjol masih lebih baik.
5. Ancaman Perusahaan yang Bersaing Terhadap Kekuatan Konsumen
Pada saat sekarang ini produk sabun colek/cream adalah kebutuhan yang
boleh dikatakan sebagai kebutuhan pokok untuk masyarakat. Segala lapisan
masyarakat perlu akan kebutuhan sabun cream sebagai pembersih alat-alat
rumah tangga dan juga untuk mencuci. Ini menunjukkan bahwa besarnya
kekuatan daya beli konsumen pada saat ini.
47
Bentuk Bagan Lima Kekuatan Porter adalah sebagai berikut
Sumber : PT.Sinar Antjol
Gambar 4.1
Lima Elemen Kekuatan Persaingan Porter pada PT. Sinar Antjol
Pendatang BaruPT. BIRINA MULTIDAYA(BUKRIM)
Perusahaan Yang Bersaing• PT. Unilever• PT. Sayap Mas Utama
(WINGS)• KAO
Kekuatan Konsumen• Mahasiswa• Ibu Rumah Tangga• Pengusaha Laundry• Tempat Pencucian
Mobil
Kekuatan Pemasok• PT. Aneka Kimia Raya ( bahan baku chemical) dan PT. Aspira Luhur (Liquid)• PT. Bina Cipta Abadi ( tenaga kerja)• PT. Iluva
Produk Pengganti• Deterjen
• Sabun Batang
48
4.2 Hasil Pengambilan Data dan Analisisnya
4.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Pekerjaan
Organisasi merupakan wadah dari seluruh kegiatan perusahaan.
Organisasi yang baik harus mencerminkan adanya batasan wewenang dan
tanggung jawab yang jelas, pembagian tugas dan spesialisasi di antara
karyawan yang bekerjasama di dalam perusahaan yang tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan karena hal ini akan memudahkan koordinasi,
komunikasi,pergerakan, dan pengawasan terhadap semua aktivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam struktur organisasi organisasi yang ditetapkan oleh divisi
deterjen, dinyatakan bahwa tugas dan kewajiban seorang CEO (Chief
Executive Officer) yaitu sebagai sumber kewenangan di PT. Sinar Antjol. Untuk
mencapai tujuan perusahaan, CEO menyusun organisasi dari setiap masing-
masing divisi yang ada di PT. Sinar Antjol.
Berikut ini bentuk uraian struktur organisasi dari PT. Sinar antjol dapat dilihat
pada gambar 4.2
49
Sumber: PT. Sinar Antjol (2007)
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Perusahaan Dan Uraian Pekerjaan
PT Sinar Antjol adalah suatu perusahaan yang berskala besar dalam menjual
produknya. Hal itu tercemin jumlah karyawan dan jumlah modal yang
ditanamkan oleh pemilik.
Adapun susunan organisasi yang dimiliki oleh PT Sinar Antjol :
1. CEO
Tugas utama CEO adalah mempimpin perusahaan dan menetapkan rencana-
50
rencana ke depan dari perusahaan. Wewenang dan tanggung jawab CEO
adalah
a. Menetapkan garis besar kebijakan dan strategi perusahaan yang
ditetapkan dalam rencana jangka panjang perusahaan.
b. Membuat program kerja dan anggaran yang bersifat jangka panjang serta
mengambil keputusan yang bersifat strategis dengan orientasi kedepan
yang akan membawa pengaruh pada perusahaan.
c. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing bagian dan
membuat suatu rencana untuk meminimalis kelemahan dan
memaksimalkan kekuatan yang ada.
d. Memimpin dan mengawasi jalannya kelangsungan hidup perusahaan.
2. Sales Director
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Mempimpin perusahaan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi
perusahaan menjadi satu kegiatan pemasaran yang terpadu dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan.
b. Mengembangkan, menyusun, merumuskan, serta memastikan bahwa
pelaksanaan semua kegiatan seluruh perusahaan dilakukan sesuai dengan
tujuan, rencana-rencana jangka pendek dan jangka panjang kebijakan
umum perusahaan.
3. Marketing manager
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Menetapkan prosedur pemasaran yang terbaik untuk perusahaan.
b. Meneliti aspek pasar yang berkaitan dengan tingkat kemampuan
pembelian.
51
c. Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang.
d. Menyusun program kerja dan anggaran tahunan pemasaran.
e. Menyusun strategi dan kebijaksanaan pemasaran perusahaan untuk
produk. Perusahaan dalam mencapai target penjualan.
f. Membuat laporan kepada General Manager
4. National Sales Manager
Tugas dan tanggung jawabnya adalah menyusun strategi dan kebijaksanaan
pemasaran perusahaan dalam negeri.
5. Regional Manager
Tugas dan tanggung jawabnya adalah menyusun strategi dan kebijaksanaan
pemasaran perusahaan dalam lingkup pemasaran pada daerah-daerah
tertentu.
6. Export Manager
Tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani pemasaran dan penjualan
untuk pasar luar negeri.
4.2.2 Analisis Data
Penelitian tentang analisis citra merek dan tingkat loyalitas merek ini lebih
difokuskan pada cream deterjen dengan nama merek “B-29”. Proses penyebaran
kuesioner ini dilakukan pada bulan Mei 2007. Penyebaran kuesioner ini dilakukan
disekitar kampus Bina Nusantara yang difokuskan pada mahasiswa/i, ibu rumah
tangga, dan pengusaha laundry. Pembagian kuesioner ini dibagikan kepada 100
responden untuk di isi secara langsung karena populasi pengguna sabun cream
deterjen B-29 sangat banyak jadi karena keterbatasan waktu maka penulis
52
menggunakan teknik penarikan sampel Non-probability sampling, dengan melalui
pendekatan Sampling Aksidental (sampel kebetulan). Hasil dari analisis kuesioner
ini digunakan untuk mengetahui asosiasi-asosiasi merek yang membentuk citra
merek dan tanggapan responden terhadap loyalitas merek.
Untuk memulai analisis asosiasi merek yang akan membentuk citra merek,
terlebih dahulu dilakukan reliabilitas terhadap asosiasi merek untuk mengetahui
apakah asosiasi yang terbentuk di dalam penelitian dapat diandalkan sebagai
pengumpul data.
4.3 Uji Realibilitas dan Validitas
4.3.1 Uji Realibiltas dan validitas Citra Merek
Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 4.1
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Realibilitas Statistik Citra Merek
Reliability Statistics
.791 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS
Berdasarkan Realibility Statistics dengan jumlah pertanyaan sebanyak 6 asosiasi,
didapatkan Cronbach’s Alpha (koefisien keandalan reabilitas) sebesar 0,791. Artinya
Instrument/asosiasi-asosiasi kuesioner yang dibagikan tersebut dapat diandalkan
53
karena indeks realibilitasnya sangat tinggi.
Tabel 4.2
Item-total statistik Citra Merek
Item-Total Statistics
15.7000 6.116 .683 .72815.6500 3.924 .702 .76315.5000 7.000 .732 .74915.7500 6.408 .673 .73615.0000 7.263 .323 .80314.6500 6.976 .518 .769
P1P2P3P4P5P6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS
Koefisien korelasi yang diperoleh (Corrected item-total correlation) lebih besar
daripada 0.3, berarti kuesioner tersebut telah valid. Yang berarti kuesioner dapat
mengukur variabel yang diteliti secara tepat.
4.3.2 Uji Realibilitas dan Validitas Tingkat Loyalitas Merek
Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 4.3 didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Realibilitas Statistik Loyalitas Merek
Reliability Statistics
.727 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS
54
Berdasarkan Realibility Statistics dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 asosiasi,
didapatkan Cronbach’s Alpha (koefisien keandalan reabilitas) sebesar 0,727.
Artinya Instrument/asosiasi-asosiasi kuesioner yang dibagikan tersebut dapat
diandalkan karena indeks realibilitasnya sangat tinggi.
Tabel 4.4
Item-total statistik Loyalitas Merek
Item-Total Statistics
12.6000 9.305 .516 .72512.0500 5.524 .704 .57812.5500 5.103 .631 .62612.0500 6.261 .527 .66712.7500 9.250 .341 .737
L1L2L3L4L5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS
Koefisien korelasi yang diperoleh (Corrected item-total correlation) lebih besar
daripada 0.3, berarti kuesioner tersebut telah valid. Yang berarti kuesioner dapat
mengukur variabel yang diteliti secara tepat.
4.4 Analisis Asosiasi Merek
Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan
kenyataannya. Dalam arti berapa kalipun penelitian diulang dengan instrumen
tersebut akan tetap diperoleh “ kesimpulan yang sama ”.
Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang
terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek yang kemudian akan membentuk
suatu citra merek. Untuk melakukan analisis reabilitas asosiasi merek dilakukan
proses pemberian kuesioner kepada responden dimana responden diberikan pilihan
55
dalam bentuk terpisah dua untuk menjawab “ya” atau “tidak” atas setiap asosiasi.
Setiap jawaban “ya” untuk setiap asosiasi diberi bobot “1” (satu) dan untuk
jawaban “tidak” untuk setiap asosiasi diberi bobot “0” (nol). Dalam melakukan
pengujian reabilitas atas asosiasi yang terkumpul digunakan metode Hyot, karena
cara perhitungannya yang sederhana dan mudah dimengerti. Berikut ini akan
disajikan tabel jawaban responden terhadap asosiasi merek.
Tabel 4.5 Lembar Tabel Asosiasi merek
No. Asosiasi Asosiasi Merek Jumlah jawaban ”Ya”
1. Manfaat bagi pelanggan Mudah didapat dan tersedia luas 73
2. Harga relatif Harga terjangkau 74
3. Negara/wilayah geografis Produk lokal 65
4. Atribut tidak berwujud Tayangan iklan yang menarik 66
5. Tipe produk Tersedia dalam kemasan kecil 60
6. Nilai produk Kualitas prima dan berkelas 64
∑B Jumlah seluruh jawaban ”Ya” 402
∑B� Jumlah kuadrat jawaban ”Ya” 27082
∑S Jumlah seluruh jawaban ”Tidak” 198
Sumber : Hasil tabulasi jawaban responden
∑Xt = 402
∑X�t = Jumlah kuadrat dari total jawaban masing- masing responden
= 1754
56
Mencari jumlah kuadrat responden
Keterangan :
Jkr= Jumlah kuadrat responden
K= Banyaknya butir pertanyaan
N= Banyaknya reponden
Xt= Skor total setiap responden
Mencari jumlah kuadrat butir (asosiasi)
Keterangan :
JKb = Jumlah kuadrat butir
∑B2= Jumlah kuadrat jawab benar “ya” seluruh butir
(∑Xt)2 = kuadrat dari jumlah skor total
57
K = Banyaknya butir pertanyaan
Mencari jumlah kuadrat total
Keterangan :
Jkt = Jumlah kuadrat total
∑B = Jumlah jawab benar “ya” seluruh butir
∑S = Jumlah jawab salah “tidak” seluruh butir
Mencari kuadrat sisa
Keterangan :
Jkt = Jumlah kuadrat total
Jkr= Jumlah kuadrat responden
Jkb = Jumlah kuadrat butir
Jks = Jumlah kuadrat sisa
58
Mencari Varians responden, varian sisa
Keterangan
Vr = Varians responden
Vb = Varians butir
Vs = Varians sisa
dbr = Derajat bebas butir
dbb = Derajat bebas responden
dbs = Derajat bebas sisa
N = Banyaknya responden
K = Banyaknya butir atau asosiasi
59
Memasukkan nilai varians yang diperoleh dalam rumus
r tabel untuk N = 100 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% = 0,195
Dari hasil analisis di dapat r11 > r tabel (product moment), artinya bahwa instrumen yang
digunakan untuk mengungkap asosiasi-asosiasi yang terkait dengan produk merek
detergent B-29 dapat diandalkan.
4.5 Analisis Asosiasi Citra Merek
Suatu merek yang bernilai akan memiliki posisi yang kuat di dalam persaingan bila
didukung asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan
menimbulkan rangkaian yang disebut citra merek. Pada umumnya asosiasi merek
(terutama yang membentuk citra merek) dapat dijadikan sebagai proses pengambilan
keputusan pembelian dan loyalitas pada merek tersebut.
Setelah dilakukan pengujian reabilitas dan diketahui bahwa asosiasi-asosiasi yang
terbentuk dapat diandalkan, langkah selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap
berbagai asosiasi merek yang membentuk citra merek dengan menggunakan metode uji
“Cochran”.
60
Pengujian Hipotesis :
Ho: Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua asosiasi.
Ha: Kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk semua asosiasi.
Rumus Cochran Q test adalah sebagai berikut :
Keterangan :
C = Banyaknya variabel (asosiasi)
Ri = Jumlah baris jawaban “ya”
Cj = Jumlah kolom jawaban “ya”
N = Total besar
Pengujian statistik dengan menggunakan tabel x� ( Chi kuadrat ) dengan derajat
kebebasan
(df = C-1 dan ∂= 0,05) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%
Tolak HO bila Q hitung > dari x� ( Chi Kuadrat )
Keterangan :
C = Jumlah asosiasi
Pengujian 1 : Semua Asosiasi
C= 6 N = 402 ∑Ri = 1754 ∑
61
Derajat bebas = 6-1 = 5
∂ = 0,05
X� (Chi Kuadrat) = (0,05,5) = 11,0705
HO diterima karena Q< X� = (0,05,5). Artinya kemungkinan jawaban ya adalah untuk
setiap asosiasi dan pengujian dapat dihentikan karena sudah cukup bukti bahwa semua
asosiasi-asosiasi saling berhubungan. Rangkaian asosiasi yang membentuk citra merek
B29 adalah mudah didapat dan tersedia luas, harga terjangkau, produk lokal, tayangan
iklan yang menarik, tersedia dalam kemasan kecil, dan kualitas prima dan berkelas.
4.6 Analisis Tingkat Loyalitas Merek
Loyalitas merek merupakan suatu keterkaitan konsumen terhadap sebuah merek.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
berahli ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya
perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut yang lain. Seorang konsumen
dikatakan loyal pada suatu merek apabila konsumen mempunyai komitmen yang kuat
untuk menggunakan atau membeli lagi secara rutin sebuah produk atau jasa dan tidak
akan dengan mudah memindahkannya pembeliannya ke merek lain, apapun yang terjadi
dengan merek tersebut.
62
4.7 Analisis Switcher
Switcher adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga, sehingga pada
tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling dasar.
Skala 1 : Responden yang menjawab tidak pernah, diberi nilai 1
Skala 2 : Responden yang menjawab jarang, diberi nilai 2
Skala 3 : Responden yang menjawab kadang-kadang, diberi nilai 3
Skala 4 : Responden yang menjawab sering, diberi nilai 4
Skala 5 : Responden yang menjawab selalu, diberi nilai 5
Responden yang termasuk dalam kategori Switcher adalah responden yang menjawab
pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Sering” dan “Selalu”. Berikut ini adalah
penghitungan “Switcher” untuk merek cream detergent B-29.
Tabel 4.6 Switcher
SWITCHER/ PRICE BUYER
Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %
CREAM
DETERGENT
B-29
Tidak Pernah 1 27 27 1 27 27
Jarang 2 23 46 4 92 23
Kadang-kadang 3 38 114 9 342 38
Sering 4 5 20 16 80 5
Selalu 5 7 35 25 175 7
Total 100 242 716
Sumber : Hasil analisis kuesioner
63
Sebanyak 12 orang (12%) responden yang benar-benar sensitif pada harga dan 38
responden yang menjawab kadang-kadang sensitif terhadap perubahan harga pada saat
melakukan pembelian produk cream detergent B-29.
Rentang skala untuk mengetahui letak rata-rata penilain responden terhadap terhadap
setiap unsur diferensiasinya dan variasinya adalah sebagai berikut :
(Durianto, et.al 2001, p43)
1,00 – 1,81 = Sangat jelek (Sj)
1,81 – 2,60 = Jelek (J)
2,61 – 3,40 = Cukup (C)
3,41 – 4,20 = Baik (B)
64
4,21 – 5,00 = Sangat Baik (Sb)
Nilai rata-rata responden Switcher (2,42) masuk dalam kategori jelek (rentang 1,80–
2,60). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 1,15 memetakan
reponden Switcher berkisar 1,27 – 3,57, sehingga masuk dalam kisaran sangat jelek
hingga baik.
4.8 Analisis Habitual Buyer
Tingkat kedua dari tingkat loyalitas merek adalah seorang pembeli yang puas dengan
merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami kekecewaan
dalam mengkonsumsi merek produk cream deterjen B-29.
Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalh sebagai berikut :
Tabel 4.7 Habitual Buyer
HABITUAL BUYER
Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %
CREAM
DETERG
ENT B-
29
Sangat tidak setuju 1 11 11 1 11 11
Tidak setuju 2 42 84 4 168 42
Ragu-ragu 3 6 18 9 54 6
Setuju 4 36 144 16 576 36
Sangat setuju 5 5 25 25 125 5
Total 100 282 934
Sumber : Hasil analisis kuesioner
Skala 1 : Responden yang menjawab sangat tidak setuju, diberi nilai 1
65
Skala 2 : Responden yang menjawab tidak setuju, diberi nilai 2
Skala 3 : Responden yang menjawab ragu-ragu, diberi nilai 3
Skala 4 : Responden yang menjawab setuju, diberi nilai 4
Skala 5 : Responden yang menjawab sangat setuju, diberi nilai 5
Responden yang termasuk kategori Habitua Buyer adalh responden yang menjawab
pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Setuju” dan “Sangat setuju”. Berikut ini adalh
perhitungan Habitual Buyer untuk merek produk cream deterjen B-29.
Sebanyak 41 orang (41%) responden yang benar-benar melakukan keputusan pembelian
66
terhadap produk cream detergent B-29 karena kebiasaan. Sedangkan 42 responden
menjawab tidak setuju bahwa keputusan pembelian produk cream detrejen B-29 kerena
faktor kebiasaan.
Nilai rata-rat responden Habitual Buyer (2,82) masuk dalam kategori cukup (rentang 2,6 –
3,4). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 1,18 memetakan
responden Habitual Buyer berkisar 1,60 – 4,0, sehingga masuk dalam kisaran sangat jelek
hingga baik.
4.9 Analisis Satisfied Buyer
Satisfied Buyer merupakan tingakatan ketiga dalam tingkat loyalitas merek yaitu seorang
pembeli yang puas dan akan merasakan adanya suatu pengorbanan apabila konsumen
melakukan pergantian ke merek lain.
Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalah sebagai berikut :
Skala 1 : Responden yang menjawab sangat tidak puas, diberi nilai 1
Skala 2 : Responden yang menjawab tidak puas, diberi nilai 2
Skala 3 : Responden yang menjawab biasa saja, diberi nilai 3
Skala 4 : Responden yang menjawab puas, diberi nilai 4
Skala 5 : Responden yang menjawab sangat puas, diberi nilai 5
Responden yang termasuk dalam kategori Satisfied Buyer adalah responden yang
menjawab pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Puas” dan “Sangat puas”. Berikut ini
adalah perhitungan Satisfied Buyer untuk merek produk cream deterjen B-29.
67
Tabel 4.8 Satisfied Buyer
SATISFIED BUYER
Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %
CREAM
DETERGE
NT B-29
Sangat tidak puas 1 0 0 1 0 0
Tidak puas 2 2 4 4 8 2
Biasa saja 3 13 39 9 117 13
Puas 4 80 320 16 1280 80
Sangat puas 5 5 25 25 125 5
Total 100 388 1530
Sumber : Hasil analisis kuesioner
68
Kebanyakan responden merasa puas pada merek produk cream detergent B-29, ini dapat
dilihat dari besarnya nilai Satisfied Buyer yaitu sebesar 85% (85 orang). Sedangkan
responden yang tidak puas hanya sebanyak 2 responden.
Nilai rata-rata responden Satisfied Buyer (3,88) masuk dalam kategori baik (rentang 3,4 –
4,2). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 0,5 memetakan
responden Satisfied Buyer berkisar 3,38 – 4,38, sehingga masuk kisaran cukup hingga
sangat baik.
4.10 Analisis Likes The Brand
Tingkatan keempat dari tingkat loyalitas adalah seorang pembeli yang sangat menyukai
merek produk cream deterjen B-29.
Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalah sebagai berikut :
Skala 1 : Responden yang menjawab sangat tidak suka, diberi nilai 1
Skala 2 : Responden yang menjawab tidak suka, diberi nilai 2
Skala 3 : Responden yang menjawab biasa saja, diberi nilai 3
Skala 4 : Responden yang menjawab suka, diberi nilai 4
Skala 5 : Responden yang menjawab sangat suka, diberi nilai 5
responden yang termasuk dalam kategori Likes the brand adalah responden yang
menjawab pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Suka” dan “ Sangat suka”. Berikut ini
adalah perhitungan Likes the brand untuk merek produk cream deterjen B-29.
Tabel 4.9 Likes the Brand
LIKES THE BRAND
Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %
Sangat tidak 1 0 0 1 0 0
69
CREAM
DETERGE
NT B-29
suka
Tidak suka 2 0 0 4 0 0
Biasa saja 3 18 54 9 162 18
Suka 4 71 284 16 1136 71
Sangat suka 5 11 55 25 275 11
Total 100 393 1573
Sumber : Hasil analisis kuesioner
Sebanyak 82 orang (82%) responden yang meyukai produk cream deterjen B-29.
70
Sedangkan yang menjawab biasa saja sebanyak 18 responden. Nilai rata-rata responden
Likes the Brand (3,93) masuk dalam kategori baik (rentang 3,4 –4,2).
Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 0,54 memetakan responden
Likes the Brand berkisar 3,39-4,47 sehingga masuk dalam kisaran cukup hingga sangat
baik.
4.11 Analisis Committed Buyer
Tingkatan teratas dalam tingkat loyalitas merek adalah seorang pembeli yang setia.
Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu
merek.
Skala penilaian untuk masing-masing jawaban responden adalah sebagai berikut :
Skala 1 : Responden yang menjawab tidak pernah, diberi nilai 1
Skala 2 : Responden yang menjawab jarang, diberi nilai 2
Skala 3 : Responden yang menjawab kadang-kadang, diberi nilai 3
Skala 4 : Responden yang menjawab sering, diberi nilai 4
Skala 5 : Responden yang menjawab selalu, diberi nilai 5
Responden yang termasuk dalam kategori Committed Buyer adalah responden yang
menjawab pertanyaan kuesioner dengan jawaban “Sering” dan “ Selalu”. Berikut ini
adalah perhitungan Committed Buyer untuk merek produk cream deterjen B-29.
Tabel 4.10 Committed Buyer
Committed Buyer
Merek Jawaban X f f.X X� f.X� %
CREAM
Tidak pernah 1 28 28 1 28 28
Jarang 2 11 22 4 44 11
71
DETENT
B-29
Kadang-kadang 3 36 108 9 324 36
Sering 4 23 92 16 368 23
Selalu 5 2 10 25 50 2
Total 100 250 814
Sumber : Hasil analisis kuesioner
Sebanyak 25 orang (25%) responden yang setia pada produk cream deterjen B-29.
Sedangkan sebanyak 36 responden menjawab kadang-kadang merekomendasikan produk
72
cream detergent B-29 kepada teman, saudara ataupun rekan-rekannya.
Nilai rata-rata responden Committed Buyer (2,6) masuk dalam kategori jelek (rentang
1,80 – 2,60). Dengan memanfaatkan nilai dari simpangan baku sebesar 1,18 menetapkan
responden Committed Buyer berkisar 1,42-3,78, sehingga masuk dalam kisaran sangat
jelek hingga baik.
Tabel 4.11 Komposisi tingkat loyalitas merek
No. Tingakatan Loyalitas Merek %
1. Switcher (berpindah-pindah) 12%
2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) 41%
3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan haraga peralihan) 85%
4. Likes the Brand (menyukai merek) 82%
5. Committed Buyer (pembeli yang komit) 25%
4.12 Hasil Penelitian dari Asosiasi merek dan Tingkat loyalitas merek
Untuk hasil analisis asosiasi merek diperoleh dengan pengujian semua asosiasi-
asosiasi, dimana semua asosiasi tersebut meliputi asosiasi mudah didapat tersedia luas,
harga terjangkau, produk lokal, tayangan iklan yang menarik, kualitas perima dan
berkelas, tersedia dalam kemasan kecil. Sehingga didapatkan untuk nilai Q sebesar 6,75
sedangkan nila Chi kuadrat (X�) tabel sebesar 11,0705. Perbandingan antara nilai Q
hitung < dari nilai Chi kuadrat X� (0,05,5) menunjukkan bahwa HO diterima dengan
semua asosiasi-asosiasi merek yang saling berhubungan.
73
Untuk hasil analisis tingkat loyalitas merek, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Besarnya responden Switcher yaitu responden yang sangat tertarik dengan harga
murah dan sangat sensitif terhadap perubahan harga adalah 12% (12 orang).
2. Besarnya responden Habitual Buyer yaitiu responden yang memutuskan pembelian
karena faktor kebiasaan adalah sebanya 41% (41 orang).
3. Besarnya responden Satisfied Buyer yaitu responden yang puas dengan suatu merek
adalah sebanyak 85% (85 orang).
4. Besarnya responden Likes the Brand yaitu responden yang yang menyukai suatu
merek adalah sebanyak 82% (82 orang).
5. Besarnya responden Committed Buyer yaitu responden yang setia dan bangga
terhadap produk cream deterjen B-29 adalah sebanyak 12% (12 Orang).