bab iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar...

33
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Haruku merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Kecamatan Pulau Haruku terdiri dari 12 desa, diantaranya Haruku-Sameth, Rohomoni, Kabauw, Kariu, Ori, Namaa, Waimital, Hulaliu, Naira, Aboru, Wasu dan Oma. Namun kedua belas desa ini dalam penyebutannya selalu berbeda-beda karena masyarakat masih menggunakan sebutan yang dipakai para leluhur seperti sebutan Negeri bukan desa. Salah satu desa yang memakai sebutan Negeri adalah Oma. Negeri Oma sendiri merupakan desa yang paling ujung dalam wilayah kerja Kecamatan Pulau Haruku. (Sumber : Kantor Perusahan Listrik Negara, 2016)

Upload: others

Post on 24-May-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pulau Haruku merupakan sebuah kecamatan di

Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Kecamatan Pulau

Haruku terdiri dari 12 desa, diantaranya Haruku-Sameth,

Rohomoni, Kabauw, Kariu, Ori, Namaa, Waimital, Hulaliu, Naira,

Aboru, Wasu dan Oma. Namun kedua belas desa ini dalam

penyebutannya selalu berbeda-beda karena masyarakat masih

menggunakan sebutan yang dipakai para leluhur seperti sebutan

Negeri bukan desa. Salah satu desa yang memakai sebutan

Negeri adalah Oma. Negeri Oma sendiri merupakan desa yang

paling ujung dalam wilayah kerja Kecamatan Pulau Haruku.

(Sumber : Kantor Perusahan Listrik Negara, 2016)

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

45

Bagian yang diberi lingkaran merah adalah Negeri Oma.

Negeri Oma merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan

Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Dengan luas wilayah 12.250 m² dan jumlah jiwa 2.591 jiwa.

Negeri Oma berbatasan sebelah utara dengan Negeri Pelau,

Sebelah Timur dengan Negeri Wasu, sebelah barat dengan

Negeri Sameth dan sebelah Selatan dengan laut Banda. Tingkat

pendidikan penduduk Negeri Oma antara lain TK, SD, SMP,

SMA dan ada juga yang Sarjana. Mata pencaharian penduduk

Negeri Oma berbeda-beda antara lain Pegawai Negeri Sipil

(PNS), Pegawai Swasta, Wiraswasta, Petani, Nelayan dan

Tukang Bangunan.

Negeri Oma merupakan salah satu desa yang termasuk

dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pulau Haruku,

Kabupaten Maluku Tengah. Jarak antara Negeri Oma dan

Kecamatan Pulau Haruku kurang lebih 7 km. Di Negeri Oma

sendiri tidak terdapat puskesmas induk melainkan Pustu

(Puskesmas Pembantu).

Negeri Oma mempunyai 2 Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) dengan jumlah kader 10 orang. Akses menuju

posyandu terjangkau oleh warga yang tinggal di Negeri Oma,

biasanya warga sering berjalan kaki untuk menuju posyandu.

Kegiatan Posyandu rutin diadakan setiap satu bulan sekali pada

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

46

minggu kedua bulan berjalan. Pelayanan kesehatan yang

dijalankan oleh Posyandu meliputi pemeliharaan kesehatan bayi

dan balita, pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui

serta status gisi bayi dan balita.

Salah satu pelayanan dalam pemeliharaan kesehatan

bayi dan balita adalah imunisasi bayi usia 0-12 bulan. Pelayanan

imunisasi di posyandu dilakukan oleh petugas kesehatan dari

Puskesmas Kecamatan Pulau Haruku yaitu Jurim (juru

imunisasi). Hal ini terjadi karena petugas pustu di Negeri Oma

tidak bisa melakukan imunisasi secara langsung, petugas hanya

bisa memberikan vaksin TT pada ibu hamil saja karena petugas

pustu Negeri Oma tidak mengikuti pelatihan sebagai jurim (juru

imunisasi). Selain tidak mengikuti pelatihan, fasilitas dari Pustu

sendiri tidak memadai seperti tidak tersedianya vaksin yang

disimpan di Pustu desa karena Pustu tidak menyediakan tempat

penyimpanan vaksin sehingga vaksin disimpan di Puskesmas

Kecamatan Pulau Haruku. Pencatatan imunisasi menggunakan

buku laporan imunisasi posyandu, kemudian dilaporkan ke jurim

(juru imunisasi) puskesmas Kecamatan Pulau Haruku. Ketika

dilakukan pelaksanaan tugas, kader posyandu selalu didampingi

oleh petugas dari pustu dan puskesmas Kecamatan Pulau

Haruku. Apabila kader menemui masalah, kader harus

berkonsultasi dengan petugas kesehatan yang ada.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

47

Tabel. 4.4

Jumlah Petugas Puskesmas Kecamatan Pulau Haruku

TINGKATAN HONOR TETAP

Dokter - 1 Orang

Bidan D3 2 Orang 1 Orang

Bidan D1 - 2 Orang

SPK - 2 Orang

Gizi 1 Orang -

S1 Kesehatan

Lingkungan

- -

D3 Farmasi 1 Orang -

Total 4 Orang 6 Orang

(Sumber : Petugas Kesehatan Kecamatan Pulau Haruku, 2016)

Tabel diatas menjelaskan tentang jumlah petugas

kesehatan yang bertugas di Puskesmas Inti yaitu Puskesmas

Kecamatan Pulau Haruku. 3 orang dari petugas kesehatan yaitu

2 orang bidan dan 1 orang petugas gizi yang selalu bertugas

dalam pemberian imunisasi dasar pada infant di Negeri Oma.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

48

Tabel 4.5

Jumlah Petugas Pustu Negeri Oma

(Sumber : Petugas Pustu Negeri Oma, 2016)

Tabel yang dicantumkan diatas adalah tabel yang berisi

jumlah petugas kesehatan di Pustu Negeri Oma yang sehari-hari

menjalankan tugasnya dalam melayani masyarakat di Negeri

Oma. Pada saat dilakukannya posyandu petugas kesehatan dari

Pustu selalu mendampingi petugas kesehatan dari Puskesmas

Kecamatan dalam pemberian imunisasi dasar. Petugas

kesehatan dipustu hanya memberikan vaksin TT kepada para ibu

hamil.

Dari total bayi yang terdaftar diposyandu sebanyak 45

bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap,

sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang

lain karena pindah mengikuti orang tuanya, serta 13 bayi lainnya

yang imunisasi dasarnya tidak lengkap. 13 bayi ada yang tinggal

bersama kakek dan neneknya karena orang tuanya bekerja di

TINGKATAN HONOR TETAP

Bidan - 2 Orang

SPK - 2 Orang

Total - 4 Orang

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

49

tempat lain sehingga anaknya tidak dibawa melainkan dititipkan

kepada kakek dan neneknya untuk dijaga

4.2 Gambaran Umum Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Dua dari

enam informan merupakan Petugas Kesehatan, salah satu

informan bertugas di Puskemas Kecamatan Pulau Haruku dan

yang satunya lagi bertugas di Pustu Negeri Oma, empat

partisipan lainnya merupakan ibu-ibu yang memiliki cucu yang

berusia 0-12 bulan dengan status imunisasi yang tidak lengkap.

Lima informan berdomisili di Negeri Oma sedangkan satu

informan lagi berdomisili di Desa Haruku.

Tabel 4.2.1 Karakteristik Informan Penelitian

Jumlah

Partisipan

Nama Umur Pendidikan Pekerjaan

Informan 1

Informan 2

Informan 3

Informan 4

Informan 5

Informan 6

Ibu L

Ibu M

Ibu B

Ibu S

Ibu D

Ibu S

49 thn

43 thn

59 thn

50 thn

49 thn

47 thn

Bidan

D1

D2

SMA

SMA

SMP

Bidan

Bidan

Guru

Ibu RT

Ibu RT

Ibu RT

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

50

1. Informan 1

Ibu S merupakan seorang bidan yang bertugas di

Puksesmas Kecamatan Pulau Haruku. Ibu S berdomisi di

Desa Haruku, riwayat pendidikan Ibu S sampai dengan

diploma 3 kebidanan. Selain bertugas sebagai bidan di

Puskesmas Kecamatan Pulau Haruku, ibu S juga

merupakan Jurim (juru imunisasi) yang selalu bertugas

dalam pemberian imunisasi pada infant di Negeri Oma.

2. Informan 2

Ibu M adalah seorang bidan yang bertugas di Pustu

Negeri Oma. Ibu M sendiri berdomisili di Negeri Oma,

riwayat pendidikan terakhir Ibu M adalah Diploma 1

kebidanan. Setiap diadakannya posyandu Ibu M selalu

membantu petugas kesehatan dari Kecamatan Pulau

Haruku dalam pemberian imunisasi sehingga itu menurut

peneliti Ibu M bisa dijadikan informan karena Ibu M

mengetahui tentang pemberian imunisasi di Negeri Oma.

3. Informan 3

Ibu B merupakan seorang nenek yang memiliki cucu

berusia 12 bulan. Ibu B berdomisili di Negeri Oma, riwayat

pendidikan ibu B adalah Diploma 2 Keguruan. Sehari-hari

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

51

ibu B berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah dasar di

Negeri Oma. Ibu B hanya tinggal berdua bersama cucunya

ini terjadi karena orang tua sang bayi bekerja diluar kota

sehingga anaknya dititipkan kepada Ibu B untuk

mengasuhnya.

4. Informan 4

Ibu S merupakan seorang nenek yang memiliki cucu

berusia 11 bulan. Ibu S berdomisili di Negeri Oma, riwayat

pendidikan sampai dengan tingkat SMA. Ibu S sehari-

harinya berkerja sebagai ibu rumah tangga sedangkan

suaminya bekerja sebagai petani.

5. Informan 5

Ibu D mempunyai seorang cucu berusia 12 bulan. ibu

D berdomisili di Negeri Oma, sehari-harinya Ibu D hanya

bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suaminya

seorang PNS. Riwayat pendidikan ibu D sampai dengan

tingkat SMA.

6. Informan 6

Ibu S memiliki cucu berusia 12 bulan. Ibu S

berdomisili di Negeri Oma, riwayat pendidikan ibu S sampai

dengan tingkat SMA. Sehari-hari ibu S hanya bekerja

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

52

sebagai ibu rumah tangga sedangkan suaminya adalah

seorang petani.

4.3 Proses Pelaksanaan Penelitian

4.3.1 Persiapan Penelitian

Dalam sebuah penelitian pasti memerlukan suatu

persiapan yang baik agar penelitian tersebut dapat berjalan

dengan baik dan lancar. Pada penelitian ini, peneliti telah

melakukan beberapa persiapan seperti, mempersiapkan

pedoman wawancara penelitian, dan menyiapkan segala

administrasi yang diperlukan selama penelitian, seperti

mengurus bukti pengantar persetujuan penelitian yang akan

diberikan kepada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kabupaten Maluku Tengah, serta

surat pengantar kepada Kepala Pemerintahan Negeri Oma.

Selain itu Peneliti juga menyiapkan surat persetujuan

wawancara atau Informed consent yang akan diberikan

sebagai bukti persetujuan informan. Dalam proses

wawancara didukung oleh alat perekam yaitu handphone

yang peneliti gunakan untuk merekam wawancara yang

berlangsung dan juga alat tulis menulis untuk mencatat data-

data yang perlu ditambahkan pada saat wawancara

berlangsung.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

53

4.3.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada tanggal 22 April

2016 hingga 14 Mei 2016. Waktu wawancara yang dilakukan

pada informan berbeda-beda antara satu dengan yang lain

karena disesuaikan dengan situasi serta kesediaan dari

informan agar tidak mengganggu waktu informan. Setiap

akan melakukan wawancara, peneliti melakukan kontrak

waktu terlebih dahulu dengan menemui informan langsung

dirumah, di puskesmas dan di pustu (puskesmas pembantu).

Setelah itu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian, mengucapkan terima kasih atas waktu dan

kesediaan informan karena informan tersebut telah bersedia

untuk diwawancara, yang ditandai dengan penandatanganan

informed consent, kemudian peneliti meminta ijin untuk

merekam seluruh kegiatan wawancara yang akan

berlangsung dengan informan dari awal mulainya

wawancara sampai selesai.

Kemudahan yang didapat peneliti selama

melakukan penelitian ini adalah keenam informan yang

bersedia menjadi informan dalam penelitian dan tidak

pernah mengajukan penolakan sama sekali, selain itu

keenam informan juga tidak susah ditemui serta selalu

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

54

bersikap ramah dan sopan sehingga wawancara dapat

berlangsung dengan baik.

Selain kemudahan yang didapat dalam penelitian

ini, peneliti juga mendapatkan kendala saat melakukan

penelitian. Diantaranya ketika peneliti melakukan wawancara

dengan salah satu informan yang bertugas sebagai bidan di

Puskesmas Kecamatan Pulau Haruku, pada saat yang sama

ibu bidan sedang menjalankan tugasnya sebagai petugas

kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pulau Haruku.

Sehingga disela-sela wawancara selalu ada pasien yang

datang untuk berobat akibatnya sesekali proses wawancara

terhenti. Solusi yang digunakan peneliti untuk hal ini adalah

peneliti tetap menunggu ibu bidan selesai melakukan

tugasnya untuk merawat pasien setelah itu jika sudah

selesai maka proses wawancara peneliti lanjutkan.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

55

4.4 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian ini didapatkan lima tema yang

mendasari hasil penelitian dan berguna untuk menjawab tujuan

penelitian.

1. Tema 1 : Pengetahuan Ibu

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan

3,4,5,6 ditemukan bahwa salah satu informan dalam hal ini

informan 6 tidak membawa anaknya untuk diberikan imunisasi,

karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu sendiri. ibu

merasa tidak mengetahui dengan benar pentingnya diberikan

imunisasi serta dampak yang terjadi dari tidak diberikannya

imunisasi. Berikut adalah pernyataan salah satu informan yang

menyatakan ketidaklengkapan pemberian imunisasi disebabkan

kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu :

“Tidak tahu. (Inf 6. 1165)

“Saya sendiri hanya orang desa yang tidak mengerti benar

dengan apa itu imunisasi sehingga pemahaman saya soal

imunisasi itu bisa dibilang tidak ada. (Inf 6. 1200)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor

utama yang mendorong ketidaklengkapan pemberian imunisasi

dasar adalah kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu, ibu

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

56

merasa penting untuk mengetahui pentingnya suatu imunisasi

serta manfaat diberikan imunisasi. karena kurangnya

pengetahuan yang dimiliki ibu inilah sehingga kepercayaan ibu

tentang imunisasi berkurang dan mengakibatkan ibu tidak

membawa anak untuk diberikan imunisasi.

2. Tema 2 : Ketidakpatuhan ibu dalam pemberian imunisasi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan keenam

informan ditemukan bahwa ketidaklengkapan pemberian

imunisasi dikarenakan ketidakpatuhan ibu dalam membawa

anaknya untuk diberikan imunisasi. ketidakpatuhan ibu yang

dimaksudkan peneliti disini adalah ibu merasa malas untuk

mambawa anaknya diberikan imunisasi dengan alasan tertentu,

seperti kesibukan dan anak yang sedang mengalami sakit.

Berikut adalah pernyataan 5 informan yang menyatakan

ketidaklengkapan pemberian imunisasi disebabkan oleh

ketidakpatuhan ibu dalam pemberian imunisasi :

Pernyataan dari ibu yang menyatakan ketidaklengkapan

pemberian imunisasi disebabkan oleh ketidakpatuhan ibu :

“Karena saya tidak punya asisten rumah tangga maka saya

meminta bantuan saudara saya untuk membawa anak ini ke

posyandu untuk diimunisasi tetapi karena waktu itu saudara

saya lupa membawa buku imunisasi anak ini maka waktu

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

57

sampai disana petugas disana tidak mau memberikan

imunisasi, dengan demikian saya memutuskan bahwa hari

itu juga menjadi hari terakhir anak itu dibawa ke posyandu.”

(Inf 3. 370)

“Pernah suatu kali anak ini sakit tetapi karena pada waktu itu

juga ada pengumuman pemberian imunisasi maka saya

tetap membawanya tetapi petugas tidak bisa memberi

imunisasi karena anak ini sakit. Sesudah itu ketika ada lagi

imunisasi tetapi pada waktu yang sama anak ini sakit maka

saya tidak membawanya lagi.” (Inf 4. 660)

“Jadwal imunisasi itu kan sudah ditentukan tetapi pada

kenyataannya kadang terlambat dari jadwal diberikan,

memang benar imunisasi itu penting tapi jika pada hari yang

tentukan tidak diberikan imunisasi dan dirubah ke hari yang

lain kita juga kan punya hal yang lain untuk dikerjakan, saya

sendiri juga hanya tinggal bersama cucu dan mertua saya.

suami saya kan bekerja dikota, saya tidak mungkin

menitipkannya untuk orang lain bawa ke tempat imunisasi.

maka dari itu kadang imunisasi anak ini tidak sesuai dengan

jadwalnya karena tidak saya bawa pada saat imunisasi yang

sudah ditentukan.” (Inf 5. 940)

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

58

Pernyataan dari Petugas Kesehatan yang menyatakan

ketidaklengkapan pemberian imunisasi disebabkan

ketidakpatuhan ibu :

“...yang tidak datang mungkin karena dia belum memahami

benar atau karena sibuk dengan pekerjaan atau mungkin

juga karena malas”. (inf 1. 30)

“....ada yang rajin ada juga yang malas....” (Inf 2. 115)

Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan

bahwa ketidaklengkapan pemberian imunisasi dikarenakan

ketidakpatuhan dari ibu sendiri, dimana ibu merasa malas untuk

membawa anaknya ke posyandu sehingga pemberian imunisasi

dasar kepada anak menjadi tidak lengkap

3. Tema 3 : Pemberian penyuluhan tentang imunisasi dari

petugas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 2

informan yaitu petugas kesehatan ditemukan bahwa petugas

kesehatan sudah melakukan penyuluhan kesehatan tentang

imunisasi, namun kurangnya pastisipasi dari para ibu untuk

membawa anaknya diberikan imunisasi. Berikut adalah

pernyataan 2 informan yang menyatakan sudah memberikan

penyuluhan kesehatan :

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

59

”......petugas kesehatan sering memberikan penyuluhan

tentang pentingnya imunisasi dasar.” (Inf 1.15)

“Pada saat kami turun ke desa untuk melakukan posyandu,

sebelum dilakukannya imunisasi kami memberikan sedikit

penyuluhan kepada para ibu agar ibu-ibu bisa mengerti

kegunaan imunisasi itu sangat penting bagi anak-anaknya.”

(Inf 1. 20)

“jika ada yang sudah paham mereka tetap datang membawa

anaknya diimunisasi, misalnya dari 100 mungkin hanya 1

saja yang tidak datang mungkin karena dia belum

memahami benar atau karena sibuk dengan pekerjaan atau

mungkin juga karena malas..” (Inf 1.30)

“....Misalnya Sebelum dijalankannya posyandu bidan harus

memberikan penjelasan tentang imunisasi seperti

bagaimana cara imunisasi supaya bayi itu tetap sehat.” (Inf

2.95)

“Pada saat membantu dalam proses persalinan bidan

mengingatkan kepada ibu untuk diberikannya imunisasi

dasar yang pertama yaitu HB0 selain itu juga pada saat

dilakukannya posyandu juga dilakukan penyuluhan lagi

tentang pentingnya imunisasi.” (Inf 2.105)

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

60

“...Tidak terlalu, karena ada yang rajin ada juga yang malas

ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman ibu tentang

pentingnya imunisasi... (Inf 2.115)

Namun hasil wawancara ini tidak sejalan dengan wawancara

informan 6, dengan tanpa menyakan pada informan, informan

sendiri yang menyatakan bahwa petugas kesehatan tidak pernah

memberikan penyuluhan tentang imunisasi. Berikut adalah

pernyataan informan 6 :

“...karena disini petugas tidak pernah memberikan

pengarahan kepada kami sehingga kami tidak tahu

imunisasi apa yang diberikan setiap bulannya.” (Inf 6. 1165)

“...seharusnya para petugas kesehatan atau suster-suster

disini memberi pengarahan atau pemahaman kepada kami

apa itu imunisasi, bergunanya untuk apa dan sebagaianya

tetapi pada kenyataanya tidak ada pemberian informasi

sama sekali kepada kami para orang tua sehingga kami juga

dan terkhusus saya sendiri tidak terlalu mengerti.” (Inf

6.1200)

Pernyataan ini juga didukung dari data obeservasi yang

langsung diakukan peneliti saat observasi posyandu. Dapat

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

61

dilihat jua bahwa penyuluhan tidak bisa dilakukan dengan baik,

karena fasilitas yang tidak memadai ditambah lagi kegiatan

posyandu dan imunisasi dilaksanakan dirumah warga yang

sangat dekat dengan jalan raya. sehingga tidak akan

mendapatkan hasil yang baik jika dilakukan penyuluhan dengan

keadaan seperti itu.

4. Tema 4 : Sikap petugas kesehatan dalam pelayanan

imunisasi

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 2

informan ditemukan bahwa sikap petugas kesehatan pustu yang

kurang baik dalam pemberian imunisasi maupun dalam

pelayanan kesehatan. Kurang baik yang dimaksudkan disini

adalah saat melayani petugas sering berbicara dengan intonasi

suara yang agak tinggi dan terkesan marah-marah. Akibat dari

sikap petugas kesehatan yang kurang baik ini maka motivasi ibu

untuk membawa bayinya juga berkurang. Ibu berpikir dengan

sikap petugas kesehatan seperti ini maka ketika diberikan

imunisasi para ibu dan bayi tidak akan dilayanii dengan baik oleh

petugas kesehatan. Berikut ada pernyataan 2 informan yang

menyatakan ketidaklengkapan pemberian imunisasi karena sikap

petugas kesehatan yang kurang baik :

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

62

“Ditambah lagi sikap para petugas yang kadang sedikit

kurang baik kepada kami, maka dari itu yang membuat saya

malas untuk membawa anak saya diimunisasi di posyandu”.

(Inf 6. 1200)

“Petugas kadang bersikap kurang sopan, misalnya saja saya

jika ada ibu yang tidak datang membawa anaknya

diimunisasi saya kadang memarahi, kalau ketemu dijalan

pun ditanya dengan nada yang sedikit kasar.” (Inf 2. 160)

Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan

ketidaklengkapan pemberian imunisasi dikarenakan sikap

petugas kesehatan dalam melayani pemberian imunisasi.

Sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya bersikap sopan

dan ramah sehingga orang lain akan merasa nyaman dengan

pelayanan yang diberikan. Jika petugas kesehatan berlaku

dengan seenaknya dan tidak sopan maka orang lain akan

merasa tidak nyaman dan tidak akan membawa anaknya

untuk diberikan imunisasi karena sikap petugas tidak baik.

5. Tema 5 : Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana

kesehatan.

Namun berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 3

informan ditemukan bahwa kurangnya ketersediaan sarana dan

prasarana kesehatan yang memadai di desa. Sehingga minat ibu

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

63

untuk membawa bayinya untuk diberikan imunisasi berkurang

karena ibu berpikir ketika fasilitas kesehatan di desa tidak

memadai hal ini juga akan berdampak pada fasilitas imunisasi

yang tidak memadai juga.

Berikut pernyataan 3 informan yang menyatakan kurangnya

ketersediaan sarana dan prasarana :

“Masih belum sesuai dengan kebutuhan”. (Inf 3. 430)

“Bisa dikatakan iya, bisa juga tidak. Walaupun ada dokter

dari kecamatan yang datang tapi untuk didesa sendiri masih

sangat kurang dari yang diharapkan”. (Inf 5. 1005)

“Tidak selalu, kadang pada saat dibutuhkan puskesmasnya

tutup. Kadang bisa, kadang tidak. Kadang langsung disuruh

dibawa ke kota”. (Inf 6. 1270)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan

ketidaklengkapan pemberian imunisasi dikarenakan kuranya

ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan. Sarana dan

prasarana yang tidak memadai juga membuat ibu menjadi

kurang minat untuk membawa anaknya diimunisasi. Karena ibu

akan berpikir jika fasilitasnya tidak memadai maka pelayanan

yang diberikan pun pasti tidak akan sesuai dengan harapan.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

64

4.5 Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan menganalisa hasil

penelitian yang telah ditemukan dan membandingkan dengan

teori dan penelitian terkait sebelumnya. Kemudian dianalisa dari

pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian

berfokus pada faktor-faktor determinan ketidaklengkapan

pemberian imunisasi pada infant di Negeri Oma, Kecamatan

Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Dari hasil penelitian

terhadap 6 informan didapatkan 5 tema yang dapat membantu

menjawab tujuan umum dan khusus.

4.5.1 Pengetahuan ibu

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

65

Dalam penelitian ini pertama-tama peneliti membahas

tentang pengetahuan keempat informan. Pengetahuan yang

dimaksud ialah ibu mampu mengetahui tentang imunisasi

lengkap yang mencakup jenis imunisasi dasar, penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi, jadwal imunisasi dan

manfaat imunisasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan

informan 6, peneliti menemukan data bahwa informan tidak

membawa anak untuk diberikan imunisasi karena kurang

pengetahuan. Kurang pengetahuan yang dimaksudkan

informan 6 adalah ketidakpahaman ibu tentang jenis imunisasi

yang diberikan kepada anak tepat pada usia dan waktu

pemberian, sehingga pengetahuan ibu (informan 6) ini

mempengaruhi ketidaklengkapan imunisasi anak. Hasil ini

didukung oleh Teori Siregar (2007) yang mengatakan bahwa

pengetahuan seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, karena pengetahuan tidak hanya didapat dari

bangku sekolah, namun pengetahuan lebih banyak diperoleh

dari pengalaman hidup dan informasi yang diperoleh. Soekidjo

Notoatmodjo (2007) menyatakan pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. hasil ini juga

didukung oleh penelitian dari Sisfiani Sarimin, dkk (2014) yang

menyatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

66

dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada

balita. Hal ini didukung oleh Hidayat (2009) yang mengatakan

bahwa dalam hal ini pemberian imunisasi peran orang tua

terkhususnya ibu sangat penting, karena orang terdekat

dengan bayi adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan

ibu, pengetahuan akan mempengaruhi perilaku ibu dalam

pemberian imunisasi dasar pada bayi, sehingga dapat

mempengaruhi status imunisasinya. Perilaku ibu dalam

pemenuhan kelengkapan imunisasi bayinya tidak akan

menjadi halangan yang besar jika pengetahuan yang

memadai tentang hal itu diberikan. Selain itu hasil penelitian

Atika Putri Dewi, dkk (2013) juga menyatakan hal yang sama

yaitu adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan

ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi,

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Josiman (2012) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan

ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi

dasar pada bayi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan teori dari Tarwoto (2003) dalam Karina dan Warsito,

yang menyatakan pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor

pengalaman yang berkaitan dengan usia seseorang.

Semakin matang usia seseorang akan semakin banyak

pengalaman hidup yang dimiliki dan lebih mudah untuk

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

67

menerima perubahan perilaku, sehingga akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Namun dalam penelitian ini peneliti

menemukan bahwa pengetahuan tidak dipengaruhi oleh

pengamalan yang berkaitan dengan usia seseorang. Karena

dalam penelitian ini ibu dengan usia yang sudah matang pun

masih tidak bisa menerima perubahan yang terjadi,

seharusnya dengan umur ibu yang sudah matang dan banyak

pengalaman yang dilalui dalam mengasuh anak pengetahuan

ibu diharapkan lebih bertambah, sehingga ibu dapat dengan

mudah dalam mengetahui pentingnya diberikan imunisasi bagi

anak.

4.5.2 Sikap Ibu

Hasil penelitian ini menyajikan ketidaklengkapan

imunisasi anak karena sikap ibu yang tidak patuh dan kurang

menganggap penting sebuah imunisasi. Informan 3 dan 5

dianggap bersikap lalai karena tidak membawa anak mereka

untuk di imunisasi dengan alasan kesibukan tertentu. Sikap

peduli informan terhadap pentingnya imunisasi lengkap anak

tidak ditunjang oleh tingkat pengetahuan yang baik tentang

imunisasi. Data yang lain menunjukan bahwa sikap ibu

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan penyedian

informasi tentang imunisasi. Infoman 4 tidak membawa

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

68

anaknya di imunisasi dengan alasan anak mengalami

gangguan kesehatan fisik (sakit) ketika imunisasi

dilaksanakan. Sikap informan yang demikian dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuan yang rendah dan juga tidak adanya

edukasi serta perhatian petugas kesehatan. Hasil penelitian

ini didukung oleh Hasil didukung oleh penelitian dilakukan

oleh Sisfiani Sarimin, dkk (2014) yang menyatakan adanya

hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada balita. Hasil yang sama juga didapat

dalam penelitian Lefrin Hengkengbala, dkk (2011) yang

menyatakan terdapat hubungan antar sikap ibu dengan

status imunisasi anak balita. Selain itu Ahmad Rizani dkk,

(2009) dalam penelitianya juga menyatakan adanya hubungan

sikap dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hasil ini

didukung oleh Garungan (2004) yang menyatakan

pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya tetapi

pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi

dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi didalam

kelompok maupun diluar kelompok dapat mengubah sikap

atau membentuk sikap yang baru. Teori menurut Garungan

dalam Ahmadi (2009), menyatakan sikap merupakan

pendapat maupun pandangan seseorang tentang suatu objek

yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

69

sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri

suatu objek. Selain itu Maulana (2001) mengatakan perilaku

baru khususnya pada orang dewasa diawali oleh

pengetahuan, selanjutnya muncul sikap terhadap objek yang

diketahuinya. Setelah objek diketahui dan disadari

sepenuhnya, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau

reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek

adalah perasaan mendukung maupun perasaan tidak

mendukung pada objek tersebut. Sugeng Hariyadi (2003:90)

juga berpendapat bahwa sikap merupakan hal penentu yang

sangat penting dalam tingkah laku. Sikap yang ada pada

seseorang akan memberikan gambaran bagaimana tingkah

laku seseorang. Disini sikap ibu juga sangat berpengaruh

tidak hanya pendidikan ibu saja, ibu dengan tingkat

pengetahuan yang tinggi, namun tidak ada kemauan untuk

mengetahui pentingnya imunisasi dasar juga dapat

menyebabkan status imunisasi dasar balita tidak lengkap.

Sikap ibu yang positif dapat menjadi faktor pencetus yang

menyebabkan ibu membawa bayinya untuk diberikan

imunisasi.

4.5.3 Penyuluhan Kesehatan

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

70

Berdasarkan hasil penelitian. Peneliti menemukan

adanya perbedaan sikap dari petugas kesehatan kepada ibu

bayi. Ketika di wawancara, petugas kesehatan mengatakan

bahwa penyuluhan dilakukan sebelum diadakannya

posyandu, namun kenyataan yang terjadi saat diposyandu

petugas kesehatan tidak memberikan penyuluhan kepada

para ibu sehingga ibu bayi sendiri tidak dapat memahami

dengan benar tentang imunisasi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Muliani dan Zulkifli (2013) yang

menyatakan adanya hubungan penyuluhan imunisasi

dengan pemberian imunisasi. Hasil ini juga didukung oleh

teori menurut Gaffar dalam Praptianingsih (2006) yang

menyatakan bahwa perawat mempunyai peran sebagai

edukator (pendidik), perawat mempunyai tugas untuk

melakukan penyuluhan kepada klien (pasien) yang berada di

bawah tanggung jawabnya. Selain itu menurut konsorsium

ilmu kesehatan tahun 1989 dalam Hidayat (2007) yang

menyatakan perawat mempunyai peran sebagai edukator,

peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam

meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit

bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan

perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

Peran perawat sebagai edukator diharapkan dapat terwujud

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

71

melalui tingkat pengetahuan ibu yang baik seperti kesadaran

tentang pentingnya imunisasi bagi anak, bagaimana dampak

kesehatan anak jika tidak diberi imunisasi dan kesadaran ibu

dalam membawa anak untuk imunisasi lengkap.

4.5.4 Sikap Petugas

Sebanyak 2 dari 6 informan mengungkapkan bahwa

ketidaklengkapan pemberian imuniasi sangat dipengaruhi oleh

sikap petugas kesehatan dalam pemberian imunisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

peneliti, ditemukan bahwa sikap petugas kesehatan juga

sangat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi. Hasil

observasi pada saat posyandu peneliti menemukan sikap dari

petugas kesehatan pustu yang kurang ramah, petugas

berbicara dengan intonasi tinggi dan saat melayani tidak

adanya senyuman atau sapaan yang baik dari petugas

kesehatan dipustu. Petugas dipustu hanya memberikan

vaksin TT pada ibu hamil saja setelah itu petugas kesehatan

dipustu langsung menulis dibuku register. Ketika ada ibu-ibu

yang datang terlambat atau kedapatan tidak membawa

anaknya pada bulan yang lalu petugas pustu langsung

memarahi tanpa menanyakan penyebabnya terlebih dahulu.

Dari sikap petugas kesehatan pustu iniliah yang kadang

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

72

membuat ibu tidak nyaman untuk membawa anaknya

diberikan imunisasi. seharusnya petugas bersikap lebih sopan

dan nyaman bukan saja pada saat diberikannya imunisasi

tetapi juga pada saat memberikan pelayanan kesehatan

kepada seluruh masyarakat. Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswandoyo dan Putro

(2003) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pelayanan petugas kesehatan dengan

kelengkapan imunisasi, hasil ini juga didukung oleh teori

menurut Lawrance Green dalam Notoatmodjo (2007),

menyatakan bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan

dapat juga ditentukan oleh ketersediaan fasilitas, sikap dan

perilaku para petugas kesehatan akan mendukung dan

memperkuat terbentuknya perilaku. Selain itu Djoko Wiyono

(2001) mengatakan pasien atau masyarakat menilai mutu

pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan

yang empati, respek dan tanggap terhadap kebutuhannya,

pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu

berkunjung. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Yusuf

(2008) dalam penelitan yang dilakukan Muliani dan Zulkifli

yang mengemukakan bahwa kualitas pelayanan dan sikap

petugas merupakan cerminan keberhasilan program. Sikap

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

73

sopan dan keramahan dalam melayani masyarakat juga

merupakan suatu motivasi yang diberikan oleh petugas

kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak segan-segan

mengungkapkan masalah kesehatan yang dialaminya.

Secara psikologis penyakit juga dapat disembuhkan

melalui terapi-terapi yang dilakukan oleh petugas melalui

sikap dan tindakan dalam melayani masyarakat. Berdasarkan

hasil penelitian diatas menurut peneliti pada dasarnya

pelayanan yang baik dari petugas kesehatan sangat

mempengaruhi kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi.

Petugas yang bersikap ramah, baik dan sopan pasti dapat

memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi dasar

pada bayi dengan baik serta dapat mempengaruhi ibu-ibu

yang mempunyai bayi untuk datang ke tempat pelayanan

kesehatan dalam hal ini Posyandu untuk mengimunisasi

anaknya dengan lengkap.

4.5.5 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana

Sebanyak 2 dari 6 informan mengungkapkan bahwa

ketidaklengkapan pemberian imunisasi dipengaruhi oleh

kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa

ketersediaan sarana dan prasarana dipustu juga sangat

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

74

berpengaruh dalam pemberian imunisasi. Dimana sarana

dan prasarana tidak memadai, banyaknya peralatan yang

tidak tersedia dan obat-obatan yang tidak memadai,

ditambah lagi dengan petugas kesehatan yang tidak selalu

berada dipustu disaat jam kerja. Selain itu imunisasi sendiri

juga diberikan oleh Petugas dari Puskesmas Kecamatan hal

ini terjadi karena dipustu sendiri tidak ada jurim (juru

imunisasi). Vaksin juga disimpan di Puskesmas Kecamatan

karena tidak tersedianya alat penyimpan vaksin dipustu,

sehingga pada saat imunisasi para ibu harus menunggu

Petugas dari Puskesmas Kecamatan untuk memberikan

imunisasi. Hal ini menyebabkan motivasi ibu untuk

membawanya anaknya diimunisasi berkurang sehingga

mengakibatkan tidak lengkapnya pemberian imunisasi. Hasil

ini didukung dengan Rahmawati (2007) yang mengatakan

ketersediaan sarana dan prasarana penunjang merupakan

salah satu faktor yang mampu mempengaruhi hasil kegiatan

petugas imunisasi. Kondisi sarana dan prasarana yang baik

antara lain lengkap, modern, berkualitas, dan jumlah cukup

akan memberikan kepuasan karyawan yang kemudian dapat

meningkatkan kinerjanya. Selain itu Depkes (2006)

menyatakan fasilitas dan kenyamanan tempat pelayanan

imunisasi yang tidak mendukung maka akan mengakibatkan

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

75

perubahan cakupan imunisasi suatu daerah. Soekidjo

Notoatmodjo (2007) juga mengatakan ketersedian sarana

dan prasarana atau fasilitas bagi masyarakat, termasuk juga

fasilitas pelayanan kesehatan seperti pukesmas, rumah

sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter,

atau bidan praktek desa. Fasilitas kesehatan pada

hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya

perilaku kesehatan. Fasilitas yang kurang memadai tentu

membuat pelayanan imunisasi yang kurang memadai pula.

Fasilitas juga berpengaruh kepada berkurangnya minat ibu

untuk mengimunisasi anaknya. Ibu yang mau memberikan

imunisasi pada anaknya tidak hanya karena ibu tahu dan

sadar manfaat pemberian imunisasi saja melainkan ibu

dengan mudah dapat memperoleh tempat pemberian

imunisasi pada anaknya.

4.6 Keterbatasan penelitian

Peneliti menyadari dalam penelitian yang dilakukan

terdapat beberapa keterbatasan yaitu :

1. Dalam penelitian ini awalnya kriteria inklus informan adalah

ibu yang memiliki anak usia 0-12bulan, namun saat

dilakukanya penelitian tidak ada ibu yang bisa dijadikan

informan, hal ini terjadi karena kebanyakan ibu yang

peneliti ingin jadikan informan bekerja diluar kota

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …...bayi, 22 bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 10 bayi lainnya melakukan imunisasi tempat yang lain karena pindah

76

sehingga anaknya diasuh oleh orang tua sang ibu yaitu

nenek. Akhirnya peneliti mengambil nenek yang memiliki

cucu 0-12bulan untuk dijadikan informan.

2. Saat dilakukannya wawancara informan cenderung

menjawab singkat sehingga peneliti harus memberikan

pertanyaan-pertanyaan lain untuk bisa menjawab tujuan

penelitian.