gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi … filei nama : sarifah aini nirm : 0114421040039...
TRANSCRIPT
0
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX
DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III
KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
SARIFAH AINI
0114421040039
AKDEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000
MEDAN
2013
i
Nama : Sarifah Aini
Nirm : 0114421040039
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX
DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2013
ABSTRAK
Imunisasi MMR ( measles, Mumps, Rubella ) merupakan imunisasi yang di gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles), gondong parotis penyakit (mumps), dan campak jerman (rubella). Penderita ini di ikuti oleh 537,303 anak, sebanyak 82% di antaranya mandapat vaksin MMR. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan menggunakan data primer. Populasi seluruh ibu yang mempunyai bayi di lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 41 orang, dan sampel 41 orang yang di ambil dengak teknik total sampling.
Dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berpengetahuan kurang 16 orang (39,02%), berdasarkan umur 26-35 tahun 26 orang (63,46%) berpengtahuan kurang sebanyak 10 orang (38,4%), berpendidikan SMA 23 orang (56,09%) berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (35,47%), berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga 38 orang (92,68%) berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (42,11%), berdasarkan paritas primipara15 orang (36,58%) berpengetahuan kurang 7 orang (46,67%), berdasarkan sumber informasi dari tenaga kesehatan 25 orang (60,97%) berpengetahuan cukup 10 orang (40%).
Di harapkan pada ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk peduli, dan menambah informasi yang lebih banyak tentang imunisasai MMR.
Kata kunci : Imunisasi MMR, Gambaran Pengetahuan, Ibu Yang Mempunya Bayi.
Daftar pustaka : 14 buah (2003-2011)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur peneliti sampaikan Kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan untuk
melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
Adapun judul penelitian ini adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Yang
Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR ( Mumps, Measles, Rubella) Di
Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013”. Peneiliti menyadari masih banyak keterbatasan
yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, namun karena
berbekal keyakinn dan usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril dan
material dari pembimbing, keluarga, sahabat dan berbagai pihak, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan
ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. H. Uchwatul Achyar, MM, selaku pembina Yayasan Akademi
Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.
2. Bapak M. Angky Maulia SE, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan
Nusantara Duaribu Medan.
iii
3. Ibu Dra. Kasminah. M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan.
4. Bapak David Siagian SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk
yang berguna dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Dr. Fazidah Aguslina S. M.Kes selaku penguji I dan Ibu Dra. Kasminah,
M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah membantu peneliti dalam
menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak/Ibu Dosen Pengajar Diploma III dan Ibu Asrama di Akademi
Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak mendidik dan
membekali ilmu pengetahuan bagi peneliti selama peneliti menjadi
mahasiswi di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
7. Kepala Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Teristimewa buat Ayahanda tersayang Tambur dan Ibunda Saminiah, serta
keluargakandung saya, Iman Safii , Iman Asropi, Iman Aripin, Mhd, Yakub,
dan ibu saya Nur’aini, S. Pohan, SKM.M.Kes, seta keluarga yang sudah
begitu bijak memahami peneliti apa adanya dan senantiasa memberi
dukungan yang tiada henti-hentinya kepada peneliti.
9. Dan kepada teman-teman angkatan X akademi kebidanan Nunastara 2000
Medan yang telah banyak membantu peneliti.
iv
Akhir kata, Peneliti mohon maaf dan peneliti menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini.
Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua dan
semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.
Medan, 25 juni 2013
Sarifah Aini
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sarifah Aini
Tempat/Tanggal Lahir : Belongkut 10 Oktober 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak Ke : 4 dari 5 bersaudara
Nama Ayah : Tambur
Nama Ibu : Saminiah
Alamat : Rantau Prapat Merbau
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1998-2004 : Pendidikan SD Negeri 117867 Pandumaan
Tahun 2004-2007 : Pendidikan MTS Islamiyah Belongkut
Tahun 2007-2010 : Pendidikan SMA Negeri 1 Merbau
Tahun 2010-2013 : Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... v Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengetahuan ....................................................................................................... 6
2.2.1.1 Pengertian ......................................................................................... 6 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif ................................. 6
2.2 Imunisasi ......................................................................................................... 8 2.2.1 Defenisi Imunisasi ............................................................................... 8 2.2.2 Tujuan Imunisasi ................................................................................. 8 2.2.3 Manfaat Imunisasi ............................................................................... 9 2.2.4 Jenis-jenis Imunisasi ............................................................................ 10
2.3 Campak (Mearles), Gondongan (Mumps) ................................................... 10 Campak Jerman (Measles) ........................................................................... 10 2.3.1 Campak................................................................................................. 10 2.3.2 Gondongan (Mumps) .......................................................................... 13 2.3.3 Rubella (Campak Jerman) ................................................................... 16 2.3.4 Cara Pemberian Vaksinasi MMR ....................................................... 18 2.3.5 Efek Samping ....................................................................................... 18 2.3.6 Imunisasi MMR Sebaiknya Tidak Diberikan Kepada ...................... 19
2.4 Karakteristik ................................................................................................... 20 2.4.1 Umur ..................................................................................................... 20 2.4.2 Pendidikan ............................................................................................ 20 2.4.3 Pekerjaan .............................................................................................. 21 2.4.4 Paritass ................................................................................................. 21 2.4.5 Sumber Informasi ................................................................................ 21
vii
Bab 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 22 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 22
3.2 Defenisi Operasional .............................................................................. 22 3.2.1 Pengetahuan ......................................................................................... 22 3.2.2 Umur ..................................................................................................... 22 3.2.3 Pendidikan ............................................................................................ 23 3.2.4 Pekerjaan .............................................................................................. 23 3.2.5 Paritas ................................................................................................... 23 3.2.6 Sumber Informasi ................................................................................ 24
3.3 Jenis Penelitian ............................................................................................... 24 3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................ 24 3.4.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 24 3.4.2 Waktu Penelitian .................................................................................. 25
3.5 Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 25 3.5.1 Populasi ................................................................................................ 25 3.5.2 Sampel .................................................................................................. 25
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 25 3.6.1 Tekhnik Pengumpulan Data ................................................................ 25 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan......................................................... 26
3.7 Pengumpulan Data ......................................................................................... 27 3.7.1 Editing .................................................................................................. 27 3.7.2 Coding .................................................................................................. 27 3.7.3 Tabulating ............................................................................................ 27
3.8 Analisa Data ................................................................................................... 28 Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29 4.1 Hasil ................................................................................................................ 29
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi ......................... 29 4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Bayi .................................... 29 4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi ........................... 30 4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunayi Bayi .............................. 30 4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi ................................... 31 4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi ................ 31 4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Berdasarkan Umur .............................................................................. 32 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Berdasarkan Pendidikan ..................................................................... 33 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Berdasarkan Pekerjaan ........................................................................ 34 4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Berdasarkan Paritas ............................................................................. 34
viii
4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Informasi ........................................................................ 35
4.2 Pembahasan .................................................................................................... 36
4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur .................................................. 36
4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan ......................................... 38
4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan ........................................... 40
4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas ................................................ 41
4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Informasi ........................................... 43
Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 47 5.2 Saran ................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, Rubela ) merupakan imunisasi
yang di gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
(measles), gondong parotis (mumps), dan campak jerman (rubella). Dalam
imunisasai MMR, antigen yang di pakai adalah virus campak strain
Edmonson yang di lemahkan, virus rubella strai RA 27/3, dan virus gondog .
Vaksin ini tidak di anjurkan anak di bawah usia 1 tahun, karena di
khawatirkan terjadi interverensi dengan antibodi maternal yang masih ada
(Hidayat, 2008).
WHO ( World Health Organization ) Tahun 2011, menyatakan bahwa
mereka mendukung sepenuhnya penggunaan imunisasi MMR dengan
didasarkan kajian tentang keamanan dan efikasinya ( Maulana, 2009 ).
Amerika Serikat telah merekomendasikan penggunaan kombinasi
vaksin Mumps, Measles, Rubella (MMR) dengan vaksi varisela Sejak
september 2005. Dari laporan Center For Disease Control (CDC) di dapatkan
bahwa penggunaan vaksin kombinasi Mumps, Measles, Rubella (MMR)
dengan varisela cukup aman, tidak di dapatkan efek samping yang berarti.
Oleh karena itu, Center For Disease Control (CDC) merekomendasikan
bahwa kombinasi vaksin Mumps, Measles, Rubella dan vaksin varisela dapat
2
di berikan sebagai dosis awal pemberian imunisasi pada kelompok usia 12-47
bulan ( Pasaribu, S. 2011 ).
Di Amerika terjadi epidemi rubella tiap 6-9 tahun dengan epidemic
terakhir pada tahun 1964, dengan perkiraan sebanyak lebih dari 20.000 kasus
sindrom rubella kongenital dan 11.000 kasus keguguran. Insiden tertinggi
adalah pada umur 5-9 tahun sebanyak 38,5% dari kasus pada tahun 1966-
1068. Meskipun insiden rubella turun sampai 99% antara 1966-1968, 32%
dari semua kasus terjadi pada umur 15-29 tahun. Tanpa imunisasi, 10%-20%
populasi di Amerika di curigai terinfeksi rubella. Pada tahun 1969, di
Amerika di adakan imunisasi massal dan didapati jumlah kasus sindrom
rubella kongenital mengalami penurunan yang tajam sampai 99% (Cahyono,
2010).
Program pencegahan dan pemberantasan Campak (rubella) di
Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan
pencegahan. Hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak
pada saat menunjukan Igm positif sekitar 70% - 10%. Insident rate semua
kelompok umur dari laporan rutin Puskesmas dan Rumah sakit selama tahun
1992-1998 cenderung menurun (Lisnawati, 2011).
Salah satu penelitian terbesar datang dari Denmark, di lakukan
penelitian terhadap semua anak yang lahir dari bulan januari 1991 hingga
bulan desember 1998. Penelitian ini di ikuti oleh 537.303 anak, sebanyak 82%
3
di antaranya telah mendapat vaksinasi Mumps, Measles, Rubella (Widodo,
2011).
Hasil penelitian di RSAB Muhammadiyah Malang, hasil menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR (mumps, measles,
rubella), pada bayi secara umum termasuk kedalam kategori kurang baik yaitu
sebanyak 43.3% dengan jumlah responden 18, sedangkan rata-rata tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR pada bayi dengan jumlah responden
18 mengenai pengertian pada C1 adalah 50% dengan kategori cukup, cara dan
waktu pemberian C1 dan C2 adalah 40.95% dengan kategori kurang baik,
efek pada C1 dan C2 adalah 44.4% dengan kategori kurang baik serta manfaat
pada C1 dan C2 adalah 44.4% dengan kategori kurang baik juga (Rohani,
2005).
Berdasarkan latar belakang dan dari hasil penelitian, peneliti merasa
tertarik dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kecamatan Medan Denai
Kelurahan Tegal Sari Tahun 2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang
imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal
Sari Tahun 2013
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang
imunisasi MMRdi lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal
Sari Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi
tentang imunisasi MMR berdasarkan umur.
2. Untuk menbgetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi
tentang imunisasi MMR berdasarkan pendidikan.
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi
tentang imunisasi MMR berdasarkan pekerjaan.
4. Untuk mengetehui ibu yang mempunyai pengetahuan ibu yang
mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berdasarkan paritas.
5. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi
tentang imunisasai MMR berdasarkan sumber informasi.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan
masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi
MMR di lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal
Sari Tahun 2013.
2. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan.
3. Untuk menambah w
4. awasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu pengetahuan yang
di peroleh selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan.
M
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia yakni, indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba, sebagian
besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut teori Benyamin Bloom (1908) terdapat pada buku pendidikan dan
perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003) mengenal pengetahuan yang mencakup
dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan.
1) Tahu (know)
Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya,
termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu
yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di
terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
7
Memahami (comprehensip).
Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
2) Aplikasi (Aplication).
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini di
artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip,
dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
3) Analisa (Analysis).
Analisa adalahsuatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat
dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan data sebagainya.
4) Sintesis (synthesis).
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghiburkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyesuaikan dan lain
sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.
8
5) Evaluasi (Evaluation).
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di dasarkan
pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria
yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
2.2 Imunisasi
2.2.1 Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah proses di mana sistem kekebalan anak menjadi kebal
terhadap suatu agen yang di kenal dengan imunogen. Ketika sistem kekebalan
manusia di masukkan molekul-molekul yang asing bagi tubuh, ia akan menyusun
sebuah respon kekebalan, tetapi ia bisa juga mengembangkan kemampuan untuk
menanggapi sebuah pertemuan selanjutnya (melalui memori imunologis). Ini adalah
sebuah fungsi sistem kekebalan adaktif. Oleh karena itu, dengan memasukkan
imunogen pada seorang anak dengan cara yang terkontrol, tubuh mereka bisa belajar
melindungi dirinya sendiri dan inilah yang di sebut dengan imunisasi aktif (Maulana,
2009).
9
2.2.2 Tujuan Imunisasi
Program imuniasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap bayi agar
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh
penyakit yang sering berjangkit.Secara umum tujuan imunisasi, antara lain :
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
3. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) pada balita (Proverawati, 2010 ).
2.2.3 Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan fsikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakinbahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Marimbi, 2010).
10
2.2.4 Jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang di harapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami resiko
imunologi spesifik yang akan mengahasilkan respon seluler dan humoral serta
di hasilkan. Jika benar-benar terjadi infeksi maka tubuhsecara cepat dapat
merespon.
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (Imunoglobin), yaitu suatu zat yang
di hasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia, atau binatang yang di gunakan untuk mengatasi microbayang di
duga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi ( Hidayat, 2008 ).
2.3 Campak (Measles), Gondongan (Mumps), Campak Jerman (Measles)
2.3.1 Campak
Campak atau (rubella) adalah suatu infeksi virus yang menular, yang
di tandai dengan demam, batuk, kinjungtivitas (peradangan selaput ikat
mata/konjingtiva) dan ruam kuli. Campak merupakan penyebab kematian
bayi umur kurang 12 bulan dan anak usia 1- 4 tahun.
11
a) Penyebab dan Cara Penyebaran
Campak adalah penyakit yang di sebabkan oleh paramiksovirus genus
morbili. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lender
tenggorok, hidung dan saluran pernafasan. Penularan penyakit campak
berlangsung sangat cepat melalui udara atau semburan ludah (droplet) yang
tersiap lewat hidung atau mulut.Penularan terjadi pada masa fase kedua
hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.
b) Gejala dan Tanda
Penampilan klinis campak dapat di bagi 3 tahap, sebagai berikut:
1. Fase pertama di sebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12
hari, pada tahap ini anak yang sakit belum memperlihatkan gejala dan
tanda sakit.
2. Pada fase kedua (fase prodromal) baru lah timbul gejala yang mirip
penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam tinggi dapat mencapai
380-400C, mata merah berair, mulut muncul bintik putih (bercak
Koplik) dan kadang di sertai mencret.
3. Fase ketiga di tandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan
demam tinggi yang terjadi. Namun bercak tak langsung muncul di
seluruh tubuh, melainkan bertahap dan melambat. Bermula dari
belakang telinga, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun
khas, merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak
terlalu kecil. Biasanya, bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu
12
sekitar satu minggu dan jika bercak merahnya sudah keluar, demam
akan turun dengan sendirinya.
a. Komplikasi
Biasanya komplikasi terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan
anak-anak dengan gizi buruk. Komplikasi dapat terjadi berupa radang telinga
tengah, radang paru (pneumonia) atau radang otak (ensefalitas). Kematian
pada penyakit campak bikan karena penyakit campaknya sendiri, melainkan
karena komplikasinya (radang otak/paru).
b. Memastikan penyakit campak
Bagi dokter yang sudah berpengalaman, penyakit campak dapat di
ketahui melalui tanya jawab dan pemeriksaan terhadap tanda-tanda yang
muncul pada pasien. Namun bila di perlukan kepastian terhadap penyakit
campak, maka perlu di lakukan pemeriksaan khusus, yaitu pembiakan virus
atau serologi campak.
c. Pengobatan
Tidak ada obat spesifik untuk mengobati yang di berikan hanya untuk
mengurangi keluhan pasien (demam, batuk, diare, kejang). Pada hakikatnya
penyakit campak akan sembuh dengan sendirinya. Vitamin A dengan dosis
tertentu dengan usia anak dapat di berikan untuk meringan kan perjalanan
penyakit campak (agar tidak terlalu parah). Jika anak menderita radang paru
13
dan otak sebagai komplikasi dari campak, maka anak harus segera di rawat
di rumah sakit.
d. Pencegahan
Tidak jauh berbeda dengan gondongan, upaya pencegahan penyakit
campak di lakukan dengan cara menghindari kontak dengan penderita,
meningkatkan daya tahan tubuh dan vaksinasi campak.
2.3.2 Mumps ( Gondongan)
Gondongan adalah pembengkakan ringan pada kelenjar pipi yang di
sebabkan oleh virus paramiksovirus. Penyakit gondongan sebagian
menyerang anak usia 2-12 tahun, sementara bayi berumur 6-8 bulan tidak
terjangkiti penyakit gondongan karena masih memiliki antibody (daya tahan
tubuh) yang di alirkan dari ibunya sewaktu masih dalam kandungan.
Berdasarkan kategori umur, gondongan paling sering menyerang kelompok
umur 5-9 tahun, di ikuti umur 1-4 tahun, dan umur 10-14 tahun.
a) Penyebab
Penyebab gondongan adalah virus Paramiksovirus RNA (mumps), yang
bersifat sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet. Adapun mereka yang
menggunakan atau yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan
hormone kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat iodium dalam tubuh.
14
b) Penyebaran dan Cara Penularan
Virus gondongan di tularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan
muntah, alat-alat makan dan minum yang di pakai bersama. Virus masuk tubuh
melalui hidung/mulut, lalu berkembang di kelenjar ludah atau saluran
pernafasan atas, kemudian masuk keperedaran darah dan selanjutnya virus
berdiam di jaringan kelenjar/saraf dan yang paling terkena ialah kelenjar ludah
parotis.Penderita dapat menularkan penyakitnya sejak kira-kira 7 hari sebelum
timbulnya gejala penyakit sampai kurang lebih 9 hari sesudahnya.
c) Gejala dan Tanda
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramixovirus mengalami
keluhan, bahkan sekitar 30% - 40% penderita tidak menunjukkan tanda- tanda
sakit, tetapi mereka dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain. Perjalanan
penyakit di mulai dengan demam, sakit kepala, anoreksia (tidak memiliki nafsu
makan), lesu, dan pipi membengkak. Biasanya, demam menghilang 1-6 hari
dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya pembengkakan kelenjar.
d) Memastiakan Penyakit Gondongan
Penyakit gondong dapat dengan mudah di ketahui dokter, terlebih apabila
terjadi kontak dengan penderita penyakit gondongan 2-3 minggu sebelumnya.
Jika penderita tidak menampakkan pembengakan kelenjar di bawah telinga,
namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga
meragukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
15
e) Komplikasi
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa
kesulitan, tetapi kadang-kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2
minggu. Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama, ataupun sesudah kelenjar liur
memebengkak, atau terjadi tanpadi sertai pembengkakan kelenjar liur.
Komplikasi biasanya terjadi pada usia pubertas.Komplikasi dapat berupa:
1. Epidedymo-orchitis peradangan pada saluran kelamin pria.
Peradangan ini terjadi dalam 2 minggu pertama dan adakalanya di
minggu ketiga. Peradangan ini dapat mendahului gondongan atau
bersamaan dengan gejala gondongan.
2. Ovaritas peradangan pada salah satu atau kedua indung telur yang di
tandai dengan nyeri perut ringan.
3. Ensefalitis atau meningitis ( radang otak/selaput otak).
f) Pengobatan
Gondongan tidak memerlukan pengobatan yang spesifik. Penyakit ini
akan sembuh dengan sendirinya setelah 3-4 hari. Pengobatan di tujukan
untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita
panas dan kelenjar (parotis) membengkak.Keluhan demam dapat di kurangi
dengan memberikan paracetamol. Pada penderita yang mengalami
pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat baring di
tempat tidut. Rasa nyeri dapat di kurangi dengan melakukan kompres es
pada area testis (buah zakar) yang membengkak tersebut.
16
g) Pencegahan
Agar terhindar dari gondongan, sebaiknya anda menghindari kontak
dengan penderit, tingkatkan daya tahan, mengkonsumsi makanan yang
mengandung kadar iodium dan di berikan vaksinasi gondongan dalam satu
paket MMR ( mumps, measles ,rubella).
2.3.3 Rubella (campak Jerman)
Rubella atau campak jerman adalah penyakit yang di sebabkan oleh
virus RNA dari golongan togavirus.
a) Penularan
Penularan virus rubella adalah melalui udara, yang di tebarkan saat
penderita rubella batuk, bersin, atau berbicara. Jika rubella menyerang wanita
hamil pada umur 3 bulan pertama usia kehamilannya, maka ibu ini dapat
menularkan virus pada janinnya. Keadaan ini di sebut sebagai infeksi rubella
kongenital dan dapat menyebabkan sindrom rubella congenital. Bayi yang di
lahirkan dengan rubella kingenital 90% dapat menularkan virus melalui
cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dengan demikian, bayi-bayi tersebut
merupakan ancaman bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan
dengan bayi tersebut.
b) Gejala dan Tanda
Gambaran klinis pada orang dewasa berupa lemas, myalgia (nyeri otot), dan
sakit kepala.Pada anak-anak, gejala awal sering sangat minimal. Gejala pada
anak sering di laporkan munculnya pembesaran kelenjar di belakang telinga
17
yang biasanya berlanjut dengan munculnya ruam setelah 6-7 hari. Bercak-
bercak khas yaitu beruntus-runtus merah yang mulai dari dada atas, perut,
kemudian tungkai yang akan menghilang dalam 3 hari.
Pada janin infeksi rubella dapat menyebabkan anak cacat lahir atau
abortus (keguguran) bila terjadi pada trimester 1. Infeksi ibu pada trimester
kedua dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ janin karena pada
saat inilah masa pembentukan organ. Gangguan pada sindrom rubella
kongenital dapat berupa gangguan pendengaran, gangguan jantung (kelainan
katup), gangguan mata (katarak), dan retardasi mental.
c) Memastikan infeksi rubella
Dokter mencurigai adanya infeksi rubella manakala di jumpai di belakang
telinga. Diagnosis rubella di tegakkan bila serologi meningkat 4 kali saat
pada fase akut, dan biasanya imunitas menetap lama. Apabila pasien di
periksa beberapa hari setelah timbul ruam.
d) Pengobatan
Pengobatan hanya bertujuan untuk meringankan gejala yang timbul.Bayi
yang lahir dengan sindrom rubella kongenital, biasanya harus di tangani
secara saksama oleh para ahli. Semakin banyak kelainan bawaan yang di
derita akibat infeksi kongenital, semakin besar pula pengaruhnya pada proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
18
e) Pencegahan
Pencegah rubella di upayakan dengan menghindari kontak dengan
mengidap virus rubella atau yang pernah terinfeksi virus rubella. Namun,
Cara yang lebih efektif adalah melalui vaksinasi MMR (Cahyono, 2010).
2.3.4 Cara Pemberian Vaksinasi MMR
- Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal interval 6 bulan
antara imunisasi campak (umur 9 bulan) dan MMR.
- Dosis satu kali 0,5 ml, secara subkutan.
- MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi
lain.
- Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan
dan 6 tahun,imunisasi campak (monovalent ) tambahan pada umur 5-6 tahun
tidak perlu di berikan.
- Ulangan imunisasi MMR di berikan pada umur 6 tahun ( Hardinugoro 2011).
2.3.5 Efek Samping
1. Komponen Campak
1-2 minggu setelah mengalami imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit.
Hal ini terjadi pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan
MMR.Demam 39,50 c atau lebih tanpa gejala lainnya biasa terjadi pada 5-
15% anak yang menerima suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul
dalam waktu 1-2 hari. Efek samping tersebut jarang terjadi pada suntikan
MMR kedua.
19
2. Komponen Kondongan
Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan di bawah rahang,
berlangsung selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu
setelah menerima suntinkan MMR.
3. Komponen Campak Jerman
a) Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang
berlangsung selama 1-3 hari, timbul dalam waktu 1-2 minggu setelah
menerima suntikan MMR. Hal ini terjadi pada 14-15% anak yang
mendapat suntikan MMR.
b. Nyeri atau kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari, timbul
dalam waktu 1-3 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini
hanya di temukan pada 1% anak-anak yang menerima imunisasi
MMR.
c. Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang
berumur di bawah 6 tahun biasa mengalami aktifitas kejang (misalnya
keditan). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah
suntikan di berikan dan biasanya berhubungan dengan demam tinggi
(Lisnawati,2011 ).
2.3.6 Imunisasi MMR sebaiknya tidak di berikan kepada :
1. Anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin.
2. Anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globin.
20
3. Anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker,
leokimia, limfoma, maupun akibat prednisone, steroid, kemoterapi,
terapi penyinaran atau obati imunopreson.
4. Wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil ( Lisnawati,
2011).
2.4 Karakteristik Ibu
2.4.1 Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup di hitung dari tahun lahirnya sampai
dengan ulang tahunnya yang terakhir saat di berikan kuesioner (Zaluchu, 2006).
Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena
semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan
pengalaman yang di dapat (Notoatmodjo, 2003).
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan adalah
mempengaruhi orang, baik individu atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang di harapkan untuk pelaku pendidikan. Pendidikan orang tua khususnya ibu
sangat berpengaruh terhadap kasehatan keluarga. Pada umumnya seorang ibu
berperan dalam pemeliharaan perkembangan anaknya (Notoatmodjo, 2003).
21
2.4.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas seseorang untuk memperoleh
penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana pekerjaan
tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dapat
melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo. 2003).
2.4.4 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang di lakukan oleh seorang ibu baik yang
hidup maupun yang mati. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau
dari sudut kematian prenatal. Sedangkan paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai
angka kematian prenatal lebih tinggi. Paritas 2-3 merupakan paritas yang dapat di
tangani dengan asuhan obstetri, sedangkan paritas lebih dari 3 dapat di tangani
dengan keluarga berencana.
2.4.5 Sumber Informasi
Saluran atau media adalah alat atau saran yang di gunakan oleh komunikan
dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi
di dapat dari media massa ( Tv, Radio, Internet, Tenaga Kesehatan, Majalah,
Keluarga/Teman dan lain – lain (Notoatmodjo, 2003).
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
4.1 Kerangka Konsep
4.2 Definisi Operasional
4.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai bayi dalam
menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti yang berupa
kuesioner dengan kategori:
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
3.2.2 Umur
Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun
lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir yamg dinyatakan
dalam tahun yang di kategorikan menjadi :
Karakteristik Ibu :
1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi 5. Paritas
Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi
MMR
22
23
1. 18-25 tahun
2. 26-35 tahun
3. 36-43 tahun
4.2.2 Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang
pernah di selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi :
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi / Akademi
2.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang
di kerjakan secara rutinutas yang di kategorikan menjadi:
1. Ibu Rumah Tangga
2. Wiraswuasta
3. Pegawai Swuasta
2.2.5 Paritas
Paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah di alami seorang wanita
baik lahir mati maupun lahir hidup dengan kategori:
1. Primipara
2. Scundipara
24
3. Multipara
4. Grandemultipara
2.2.6 Sumber Informasi
Sumber informasi adalah dari mana ibu yang mempunyai bayi
mengetahui tentang imunisasi MMR pada bayi yang di kategorikan :
1. Teman atau keluarga
2. Tenaga kesehatan
3. Media cetak
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif,
dengan cross sactional yaitu untuk mengetahui gambaran ibu yang
mempunyai bayi tentang imunisasi MMR di Lingkungan IX dan X Kelurahan
Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di Linkgkungan IX dan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai dengan
alasan yaitu karena selama peneliti pernah praktek belajar lapangan di
puskesmas, peneliti banyak menjumpai ibu yang mempunyai bayi
25
belum mengetahui tentang imunisasi MMR dan belum pernah di
lakukan penelitian tentang gambaran ibu yang mempunyai bayi
tentang imunisasi MMR.
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan pada bulan Juni 2013
3.5 Populasi Dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di Lingkungan IX
dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013 yang berjumlah 41 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi ibu
yang berjumlah 41 orang. Cara pengambilan sampel adalah tekhnik
total sampling.
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan alat ukur
berupa kuisioner yang di susun oleh penulis berdasarkan teoritisnya. Peneliti
memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan
penelitian. Untuk mengisi kuesioner, penelitian mendatangi ibu-ibu yang tinggal di
26
Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013 menjadi sampel.
3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20
buah. Masing-masing pertanyaan akan di beri skor sebagaiberikut :
1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 )
2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 )
Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan
demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan
rumus :
= x 100
Keterangan
S : Skor
X : Jawaban
R : Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ).
Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan
ke dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori
standart absolute sebagai berikut.
27
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 ( 76-100 % )
2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 ( 56-75 % )
3. Pengetahuan kurang, apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% )
(Nursalam, 2008).
3.7 Pengumpulan Data
Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut :
1. Editing
Di lakukan pengecekan kelengkapan data yang telah
terkumpul.Sehingga tidak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
pengumpulan data tersebut.
2. Coding
Merupakan data yang di edit, di beri angka atau tanda untuk
mempermudah pengolahan data.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta
pengambilan kesimpulan data di masukkan kedalam tabel distribusi data.
3.7.2 Analisa Data
Analisa data di lakukan dengan metode deskriptif yang di sajikan
dalam bentuk table distribusi frekuensi. Hasil penelitian tersebut selanjutnya
28
di analisa dengan penggambaran setiap variabel dengan menggunakan teori-
teori dan kepustakaan yang relevan sehingga di buat suatu kesimpulan.
29
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tabel 4.1 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No Pengtahuan f % 1 Baik 10 24,39 2 Cukup 15 36,59 3 Kurang 16 39,02 Jumlah 41 100
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang
mempunyai bayi tentang imunisasi MMR terbanyak pengetahuan kurang 16 orang
(39,o2%), kemudian pengetahuan cukup 15 orang (36,59%), dan yang sedikit
pengetahuan baik 10 orang (24,39%).
4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.
No Umur f % 1 18-25 tahun 12 29,27 2 26-35 tahun 26 63,41 3 36-43 tahun 3 7,32 Jumlah 41 100
29
30
Dari tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak berumur
26-35 tahun sebanyak 26 orang (63,41%), kemudian berumur 18-25 sebanyak 12
orang (29,27% ), paling sedikit berumur 36-43 tahun sebanyak 3 orang (7,32%).
4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandal III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No Pendidikan f % 1 SD 4 9,76 2 SMP 12 29,27 3 SMA 23 56,09 4 Akademi 2 4,88 Jumlah 41 100
Dari tabel 4.3 atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak SMA
sebanyak 23 orang (56,09%), kemudian SMP sebanyak 12 orang (29,27%), kemudian
berpendidikan SD sebanyak 4 orang (9,76%) paling sedikit akademi sebanyak 2
orang (4,88%).
4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Bayi Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No Pekerjaan f % 1 IRT 38 92,68 2 Wiraswasta 1 2,44 3 Pegawai Swasta 2 4,88 Jumlah 41 100
30
31
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak pekerjaan
IRT sebanyak 38 orang (92,68%), kemudian pegawai swasta sebanyak 2 orang
(4,88%), dan yang paling sedikit wiraswasta sebanyak 1 orang (2,44%).
4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No Paritas f % 1 Primipara 15 36,58 2 Scundipara 13 31,71 3 Multipara 9 21,95 4 Grandemultipara 4 9,76 Jumlah 41 100
Dari tabel 4.5 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak paritas
primipara 15 orang (36, 58%), dan scundipara sebanyak 13 orang (31,71%),
kemudian multipara sebanyak 9 orang (21,95%) dan paling sedikit grandemultipara
sebanyak 4 orang (9,76%)
4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi
Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No Sumber Informasi f % 1 Teman atau Keluarga 15 36,59 2 Tenaga Kesehatan 25 60,97 3 Media Cetak 1 2,44 Jumlah 41 100
31
32
Dari tabel 4.6 di atas dapat di ketahui bahwa responden mendapat sumber
informasi terbanyak melalui tenaga kesehatan sebanyak 25 orang (60,97%),
kemudian teman atau keluarga sebanyak 15 orang (36,97%), dan yang paling sedikit
media cetak sebanyak 1 orang (2,44%).
4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Umur
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No
Umur
Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 18-25
tahun 2 16,67 6 50 4 33,33 12 100
2 26-35 tahun
8 30,77 8 30,77 10 38,46 26 100
3 36-43 tahun
0 0 1 33,3 2 66,7 3 100
Dari tabel 4.7 di atas dapat di ketahui bahwa dari 26 orang yang berumur 26-
35 tahun yang berpengetahuan kurang 10 orang (38,46%), 8 orang yang
berpengetahuan baik dan cukup (30,77%). Dari 12 orang yang berumur 18-25 tahun 6
orang berpengetahuan cukup (50%) 4 orang berpengetahuan kurang (33,3%) 2 orang
perpengetahuan baik (16,67%). Dari 3 orang yang berumur 36-43 tahun 2 orang
berpengetahuan kurang (66,67), 1 orang berpengetahuan cukup (33,33%).
32
33
4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Keamatan Medan Denai Tahun 2013.
No
Pendidikan
Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 SD 0 0 0 0 4 100 4 100 2 SMP 2 16,68 5 41,66 5 41,66 12 100 3 SMA 6 26,08 10 45,47 7 30,45 23 100 4 Akadem 2 100 0 0 0 0 2 100
Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa dari 23 orang yang
berpendidikan SMA 10 orang berpengetahuan cukup (45,47%), 7 orang
berpengetahuan kurang (30,45%), dan 6 orang berpengetahuan baik (26,08%). Dari
12 orang berpendidikan SMP, berpengetahuan cukup dak kurang 5 orang (41,66%) 2
orang berpengetahuan baik (16,68%). Dari 4 orang berpendidikan SD 4 orang
berpengetahuan kurang (100%). Dari 2 orang berpendidikan akademi 2 orang
berpengetahuan baik (100%).
33
34
4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Keamatan Medan Denai Tahun 2013.
No
Pekerjaan
Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 IRT 7 18,42 15 39,47 16 42,11 38 100 2 Wiraswasta 1 100 0 0 0 1 100 3 Pegawai Swasta 2 100 0 0 0 2 100
Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa dari 38 orang bekerja sebagai
IRT, 16 orang berpengetahuan kurang (42,1%), berpengetahuan cukup 15 orang
(39,47%), dan berpengetahuan baik 7 orang (18,42%). Dari 2 orang sebagi bekerja
pegawai swasta 2 orang berpengetahuan baik (100%). Dari 1 orang bekerja sebagai
wiraswasta 1 orang berpengetahuan baik (100%).
4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Paritas
Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No
Peritas
Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 Primipara 2 13,33 6 40 7 46,67 15 100 2 Scundipara 5 38,47 6 46,15 2 15,38 13 100 3 Multipara 3 33,33 3 33,33 3 33,34 9 100 4 Grandemultipara 0 0 0 4 100 4 100
34
35
Dari tabel 4.9 di atas dapat di ketahui bahwa dari 15 orang berparitas
primipara 7 orang berpengetahuan kurang (46,67%). 6 orang berpengetahuan cukup
(40%) 2 orang berpengetahuan baik (13,33%). Dari 13 orang berparitas scundipara 6
orang berpengetahuan cukup (46,15%), 5 orang berpengetahuan baik (38,46%) dan 2
orang berpengetahuan kurang (15,38%). Dari 9 orang berparitas multipara
berpengetahuan baik 3 orang (33,33%), berpengetahuan cukup 3 orang (33,33) dan
kurang (33,34%). Dari 4 orang berparitas grandemultipara 4 berpengetahuan kurang
(100%).
4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecaatan Medan Denai Tahun 2013.
No
Sumber Informasi
Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 Teman & Keluarga 2 13,34 5 33,33 8 53,33 15 100 2 Tenag Kesehatan 8 32 10 40 7 28 25 100 3 Media Cetak 0 0 0 0 1 100 1 100
Dari tabel 4.10 di atas di ketahui bahwa 25 orang yangmendapat sumber
informasi dan tenaga kesehatan 10 orang berpengetahuan cukup (40%)
berpengetahuan baik 8 orang (32%) berpengetahuan kurang 7 orang (28%). 15 orang
yang berpengetahuan cukup (33,33%) dan berpengetahuan baik 2 orang (13,34%).
35
36
Dari 1 orang yang mendapat sumber informasi media cetak, 1 orang berpenetahuan
baik (100%)
4.2 Pembehasan
4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisai MMR Berdasarkan Umur.
Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
Dari diagram 4.1 di atas daat di ketahui bahwa resonden terbanyak berumur
36-43 tahun yang berengetahuan kurang (66,67%), dan umur 18-25 tahun
berpengetahuan cukup (50%) serta umur 26-35 tahun berpengetahuan kurang
(38,46%).
Menurut Zaluchu (2006), umur adalah lamanya seorang hidup di hitung dari
tahun lahirnya sampai ulang tahunnya yang terahir. Umur sangat erat hubungannya
010203040506070
18-25 26-35 36-43
16,67
30,77
0
50
30,77 33,3333,3338,46
66,67
Baik
Cukup
Kurang
36
37
dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang
semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang di dapat.
Menurut asumsi peneliti umur berpengaruh terhadap pengetahuan ibu,
bertambahnya usia atau umur ibu akan semakin bertambah pengalaman dan
penetahuan ibu dengan usia yang relatif masih muda akan memperoleh tingkat
pengetahuan yang masih kurang , namun pada usia 26-35 tahun berpengetahuan
kurang karena pengaruhi oleh kurangnya kepedulian ibu terhadap kesehatan ataupun
keinginan ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan khususnya imnunisasi
MMR.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada usia 18-25 tahun hal ini di
sebabkan karena ibu sering memperoleh informasi, dan peduli terhadap kesehatan
bayinya, dan sebagian informasi yang di peroleh dari tenaga keluarga/teman tentang
kesehatan kurang jelas sehingga pengetahuan ibu tersebut kurang.
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu yang berumur 36-43 tahun.
Penelitian ini sangat bertentangan dengan teori Notoatmodjo, karena tidak
sselamanya usia yang lebih tua memiliki tingkat pengetahuan dan pengaaman yang
lebih baik di bandingkan dengan usia muda. Berdasarkan pengetahuan cukup dan
kurang pada ibu yang berumur 36-43 tahun berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu
yang mayoritas hanya sebatas SMP, sehingga tingkat pemahaman ibu terhadap
37
38
informasi kesehatan terutama tentang imunisasi MMR sulit untuk di pahami dan di
mengerti ibu.
4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan
Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
Dari diagram 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden yang
berpendidikan SMA berpengetahuan cukup (45,47%), responden dengan pendidikan
SMP berpengetahuan cukup dan baik (41,66%) dan responden yang berpendidikan
perguruan tinggi berpengetahuan baik (100%), sementara berpendidikan SD dengan
pengetahuan kurang (100%).
0
16,6826,08
100
0
41,66 45,47
0
100
0
20
40
60
80
100
120
SD SMP SMA Akademi
Baik
Cukup
Kurang
38
39
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada individu, kelompok atau masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa makhluk sosial dalam kehidupannya
dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang
lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tau,
dan sebagainya) ( Notoatmodjo, 2011).
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada responden yang berpendidikan
SD, di sebabkan karena tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah, sehingga sulit
bagi ibu untuk menerima ide-ide baru serta informasi baru tentang kesehatan
khususnya imunisasi MMR dan kurang menyadari pentingnya arti kesehatan dalam
kehidupannya.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup dan kurang pada ibu yang mempunyai
bayi berpendidikan SMP itu di sebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan
yang di miliki ibu sehingga kemampuan ibu untuk bisa menerima informasi dan ide-
ide baru tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR yang masih kurang, namun
meski demikian untuk sebagian ibu yang memiliki pendidikan SMP ada yang
memiliki tingkat pengetahuan cukup itu di sebabkan karena meskipun seseorang
memiliki tingakt pendidikan yang rendah.
39
40
Menurut asumsi peneliti ibu yang berpendidikan SMA berpengetahuan cukup
di karenakan adanya kemauan ibu untuk menambah pengetahuannya dengan mencari
berbagai informasi tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi.
4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan.
Diagram 4.3 Distribusi pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Byi Tentang Imunisasi MMR Berdasrakan Pekerjaan Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandal III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
Dari diagram 4.3 di atas dapat di ketahui bahwa ibu sebagai bekerja pegawai
swasta berpengetahuan baik (100%) dan bekerja wiraswasta berpengetahuan baik
sebanyak (100%). Dan sebagai bekerja IRT yang berpengetahuan kurang (42,11%).
18,42
100 100
39,47
0 0
42,11
0 00
20
40
60
80
100
120
IRT Wiraswasta Pegawai Swasta
Baik
Cukup
Kurang
40
41
Menurut Notoatmodjo (2003), pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan., guna memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
sehari-hari dalam memenui kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan yang di dapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain.
Bersarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang bekerja pegawai swasta
dan wiraswasta di sebabkan karena ibu bekerja di luar rumah dan memiliki akses
yang baik untuk mendapatkan informasi dan masukan dari orang di sekelilingnya
tentang informasi imunisasi MMR pada bayi.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mempunyai bayi bekerja
sebagi IRT itu di sebabkan karena aktivitas ibu yang umumnya lebih banyak
dilakukan di dalam rumah dan hanya mengurusi rumah tangganya, sehingga
memungkinkan ibu untuk lebih banyak memiliki waktu luang untuk bisa mencari dan
mendapat informasi tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi MMR. Namun
meski demikian kepedulian ibu terhadap kesehatan khususnya imunisasi MMR akan
mempengaruhi kemauan ibu dalam mencari dan memperoleh informasi sehingga
pengetahuan ibu akan kesehatan dapat mencapai tingkat pengetahuan baik, cukup,
kurang.
4
41
42
4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi
4.2.4 MMR Berdasarkan Paritas.
Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Medan Tahun 2013.
Dari diagram 4.4 di atas dapat di ketahui bahwa ibu grandemultipara yang
berpengetahuan kurang sebanyak (100%), dan ibu primigrapida yang berpengetahuan
kurang (46,67%), dan scundipara berpengetahuan cukup sebanyak (46,15%). Dan
multipara masing-masing berpengetahuan baik, cukup, kurang sebanyak (33,34%).
Menurut sarwono (2005), paritas adalah jumlah anak yang di lahirkan oleh
seseorang ibu yang hidup maupun meninggal. Paritas 2-3 merupakan paritas yang
paling aman di tinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian meternal.
Paritas lebih dari 3 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana.
0
20
40
60
80
100
13,330
33,33
0
40 46,1533,33
0
46,67
15,3833,4
100
Baik
Cukup
Kurang
42
43
Menurut asumsi peneliti besarnya berpengetahuan kurang pada ibu
grandemultipara di karenakan ibu kurang mendapatkan sumber informasi tentang
kesehatan khususnya imunisasi MMR, dan sebagian ibu yang grandemultipara
berpendidikan SD.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu scundigravida di sebabkan
karena adanya pengalaman sebelumnya dan rasa ingin tahu tentang imunisai MMR
dan kesehatan anaknya begitu besar sehingga membuat ibu lebih banyak menggali
informasi mengenai kesehatan dengan demikian dari situlah ibu banyak mengetahui
informasi tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR.
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada primigrapida di karenakan ibu
belum ada pengalaman sebelumnya dan ibu belum begitu mengerti tentang kesehatan
khususnya imunisasi MMR sehingga pengetahuan ibu masih kurang.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup, baik, kurang pada ibu multigravida,
hal ini di sebabkan karena adanya pengalaman melahirkan anak sebelumnya
membuat ibu memperoleh sedikit pengetahuan tentang imunisasi MMR serta adanya
kemauan ibu untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga
pada anak selanjutnyapun ibu lebih sedikit mengerti dan paham tentang imunisasi
MMR.
43
44
4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber informasi.
Diagram 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Medan Tahun 2013.
Dari diagram di atas dapat di ketahui bahwa ibu yang mempunyai bayi
memperoleh sumber informasi dari media cetak yang berpengetahuan kurang (100%),
dengan sumber informasi tenaga kesehatan berpengetahuan cukup (40%) dari sumber
informasi teman dan keluarga berpengetahuan (53,33%).
Menurut Notoatmodjo (2003), dengan memperoleh informasi dari berbagai
sumber informasi dari berbagai sumber informasi tentang cara-cara mencapai hidup
sehat mengasuh anak, akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal
tersebut dan pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran, sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki.
0102030405060708090
100
Tenaga Kesehatan
Media Cetak Teman & Keluarga
32
0
13,34
40
0
33,3328
100
53,33Baik
Cukup
Kurang
44
45
Bredasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa jenis sumber
informasi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mempunyai bayi yang
memperoleh informasi dari tenaga kesehatan di sebabkan karena informasi yang di
berikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu khususnya tentang imunisasi MMR sudah
cukup dan di sampaikan dengan sederhana dan bersahabat sehingga dengan mudah
diterima dan di mengerti oleh ibu.
Besarnya proporsi berpengetahuan kurang pada ibu yang memperoleh sumber
informasi media cetak di sebabkan karena, sumber informasi yang di dapat kurang di
mengerti dan susah untuk di pahami oleh ibu-ibu, dan kebanyakan ibu lebih malas
membaca, sehingga informasi yang di dapat dari media cetak di abaikan begitu saja
dan pengetahuan tentang imunisasi MMR masih kurang.
Besarnya proporsi berpengetahuan kurang pada ibu yang memperoleh sumber
informasi teman dan keluarga di karenakan informasi yang diberikan kepada ibu
tidak sebagus dan sebijak tenaga kesehatan, karena tidak semua keluarga ataupun
kerabat yang berpengetahuan tentang kesehatan itu mampu menjelaskan sesuatu
tentang kesehatan itu sebagus orang kesehatan khususnya imunisasi MMR.
45
46
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Berdasarkan pengetahuan ibu yang memepunyai bayi tentang imunisasi MMR
di Linkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan
Denai Tahun 2013 memiliki pengetahuan kurang 16 orang (39,02%).
5.1.2 Berdasarkan umur responden terbanyak berumur 26-35 tahun sebanyak 26
orang (63,4%) dengan tingkat pengetahuan kurang 10 orang (38,46%).
5.1.3 Berdasarkan pendidikan responden terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 23
orang (56,09%) dengan tingkat pengetahuan cukup 10 orang (45,47%).
5.1.4 Berdasarkan pekerjaan responden yang terbanyak bekerja sebagai IRT 38 orang
(92,68%) dengan tingkat berpengetahuan kurang 16 orang (42,11%).
5.1.5 Berdasarkan paritas responden terbanyak berparitas primipara 15 orang
(36,58%) berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (46,67%).
5.1.5 Berdasarkan sumber informasi responden terbanyak pendapatan sumber
informasi dari Tenaga Kesehatan 25 orang (60,97%) berpengetahuan cukup
sebanyak 10 orang (40%).
46
47
5.2 Saran
5.2.1 Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat memberikan
informasi yang lengkap kepada ibu tentang imunisasi MMR.
5.2.2 Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi agar lebih peduli dan aktif
untuk meningkatkan pengetahuan tentang imunisaai MMR pada bayi untuk
membekali kesehatan yang akan datang.
47