gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi … filei nama : sarifah aini nirm : 0114421040039...

56
0 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SARIFAH AINI 0114421040039 AKDEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN 2013

Upload: duongngoc

Post on 28-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX

DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III

KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

SARIFAH AINI

0114421040039

AKDEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000

MEDAN

2013

i

Nama : Sarifah Aini

Nirm : 0114421040039

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX

DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI

TAHUN 2013

ABSTRAK

Imunisasi MMR ( measles, Mumps, Rubella ) merupakan imunisasi yang di gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles), gondong parotis penyakit (mumps), dan campak jerman (rubella). Penderita ini di ikuti oleh 537,303 anak, sebanyak 82% di antaranya mandapat vaksin MMR. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan menggunakan data primer. Populasi seluruh ibu yang mempunyai bayi di lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 41 orang, dan sampel 41 orang yang di ambil dengak teknik total sampling.

Dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berpengetahuan kurang 16 orang (39,02%), berdasarkan umur 26-35 tahun 26 orang (63,46%) berpengtahuan kurang sebanyak 10 orang (38,4%), berpendidikan SMA 23 orang (56,09%) berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (35,47%), berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga 38 orang (92,68%) berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (42,11%), berdasarkan paritas primipara15 orang (36,58%) berpengetahuan kurang 7 orang (46,67%), berdasarkan sumber informasi dari tenaga kesehatan 25 orang (60,97%) berpengetahuan cukup 10 orang (40%).

Di harapkan pada ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk peduli, dan menambah informasi yang lebih banyak tentang imunisasai MMR.

Kata kunci : Imunisasi MMR, Gambaran Pengetahuan, Ibu Yang Mempunya Bayi.

Daftar pustaka : 14 buah (2003-2011)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti sampaikan Kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga peneliti

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan untuk

melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

Adapun judul penelitian ini adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Yang

Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR ( Mumps, Measles, Rubella) Di

Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013”. Peneiliti menyadari masih banyak keterbatasan

yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, namun karena

berbekal keyakinn dan usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril dan

material dari pembimbing, keluarga, sahabat dan berbagai pihak, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan

ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. H. Uchwatul Achyar, MM, selaku pembina Yayasan Akademi

Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.

2. Bapak M. Angky Maulia SE, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan

Nusantara Duaribu Medan.

iii

3. Ibu Dra. Kasminah. M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara

2000 Medan.

4. Bapak David Siagian SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk

yang berguna dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Dr. Fazidah Aguslina S. M.Kes selaku penguji I dan Ibu Dra. Kasminah,

M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah membantu peneliti dalam

menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Pengajar Diploma III dan Ibu Asrama di Akademi

Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak mendidik dan

membekali ilmu pengetahuan bagi peneliti selama peneliti menjadi

mahasiswi di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

7. Kepala Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan

Medan Denai yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Teristimewa buat Ayahanda tersayang Tambur dan Ibunda Saminiah, serta

keluargakandung saya, Iman Safii , Iman Asropi, Iman Aripin, Mhd, Yakub,

dan ibu saya Nur’aini, S. Pohan, SKM.M.Kes, seta keluarga yang sudah

begitu bijak memahami peneliti apa adanya dan senantiasa memberi

dukungan yang tiada henti-hentinya kepada peneliti.

9. Dan kepada teman-teman angkatan X akademi kebidanan Nunastara 2000

Medan yang telah banyak membantu peneliti.

iv

Akhir kata, Peneliti mohon maaf dan peneliti menyadari bahwa karya tulis

ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ilmiah

ini.

Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua dan

semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.

Medan, 25 juni 2013

Sarifah Aini

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sarifah Aini

Tempat/Tanggal Lahir : Belongkut 10 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Ke : 4 dari 5 bersaudara

Nama Ayah : Tambur

Nama Ibu : Saminiah

Alamat : Rantau Prapat Merbau

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1998-2004 : Pendidikan SD Negeri 117867 Pandumaan

Tahun 2004-2007 : Pendidikan MTS Islamiyah Belongkut

Tahun 2007-2010 : Pendidikan SMA Negeri 1 Merbau

Tahun 2010-2013 : Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... v Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengetahuan ....................................................................................................... 6

2.2.1.1 Pengertian ......................................................................................... 6 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif ................................. 6

2.2 Imunisasi ......................................................................................................... 8 2.2.1 Defenisi Imunisasi ............................................................................... 8 2.2.2 Tujuan Imunisasi ................................................................................. 8 2.2.3 Manfaat Imunisasi ............................................................................... 9 2.2.4 Jenis-jenis Imunisasi ............................................................................ 10

2.3 Campak (Mearles), Gondongan (Mumps) ................................................... 10 Campak Jerman (Measles) ........................................................................... 10 2.3.1 Campak................................................................................................. 10 2.3.2 Gondongan (Mumps) .......................................................................... 13 2.3.3 Rubella (Campak Jerman) ................................................................... 16 2.3.4 Cara Pemberian Vaksinasi MMR ....................................................... 18 2.3.5 Efek Samping ....................................................................................... 18 2.3.6 Imunisasi MMR Sebaiknya Tidak Diberikan Kepada ...................... 19

2.4 Karakteristik ................................................................................................... 20 2.4.1 Umur ..................................................................................................... 20 2.4.2 Pendidikan ............................................................................................ 20 2.4.3 Pekerjaan .............................................................................................. 21 2.4.4 Paritass ................................................................................................. 21 2.4.5 Sumber Informasi ................................................................................ 21

vii

Bab 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 22 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 22

3.2 Defenisi Operasional .............................................................................. 22 3.2.1 Pengetahuan ......................................................................................... 22 3.2.2 Umur ..................................................................................................... 22 3.2.3 Pendidikan ............................................................................................ 23 3.2.4 Pekerjaan .............................................................................................. 23 3.2.5 Paritas ................................................................................................... 23 3.2.6 Sumber Informasi ................................................................................ 24

3.3 Jenis Penelitian ............................................................................................... 24 3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................ 24 3.4.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 24 3.4.2 Waktu Penelitian .................................................................................. 25

3.5 Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 25 3.5.1 Populasi ................................................................................................ 25 3.5.2 Sampel .................................................................................................. 25

3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 25 3.6.1 Tekhnik Pengumpulan Data ................................................................ 25 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan......................................................... 26

3.7 Pengumpulan Data ......................................................................................... 27 3.7.1 Editing .................................................................................................. 27 3.7.2 Coding .................................................................................................. 27 3.7.3 Tabulating ............................................................................................ 27

3.8 Analisa Data ................................................................................................... 28 Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29 4.1 Hasil ................................................................................................................ 29

4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi ......................... 29 4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Bayi .................................... 29 4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi ........................... 30 4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunayi Bayi .............................. 30 4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi ................................... 31 4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi ................ 31 4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Berdasarkan Umur .............................................................................. 32 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Berdasarkan Pendidikan ..................................................................... 33 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Berdasarkan Pekerjaan ........................................................................ 34 4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Berdasarkan Paritas ............................................................................. 34

viii

4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Informasi ........................................................................ 35

4.2 Pembahasan .................................................................................................... 36

4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur .................................................. 36

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan ......................................... 38

4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan ........................................... 40

4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas ................................................ 41

4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Informasi ........................................... 43

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 47 5.2 Saran ................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, Rubela ) merupakan imunisasi

yang di gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak

(measles), gondong parotis (mumps), dan campak jerman (rubella). Dalam

imunisasai MMR, antigen yang di pakai adalah virus campak strain

Edmonson yang di lemahkan, virus rubella strai RA 27/3, dan virus gondog .

Vaksin ini tidak di anjurkan anak di bawah usia 1 tahun, karena di

khawatirkan terjadi interverensi dengan antibodi maternal yang masih ada

(Hidayat, 2008).

WHO ( World Health Organization ) Tahun 2011, menyatakan bahwa

mereka mendukung sepenuhnya penggunaan imunisasi MMR dengan

didasarkan kajian tentang keamanan dan efikasinya ( Maulana, 2009 ).

Amerika Serikat telah merekomendasikan penggunaan kombinasi

vaksin Mumps, Measles, Rubella (MMR) dengan vaksi varisela Sejak

september 2005. Dari laporan Center For Disease Control (CDC) di dapatkan

bahwa penggunaan vaksin kombinasi Mumps, Measles, Rubella (MMR)

dengan varisela cukup aman, tidak di dapatkan efek samping yang berarti.

Oleh karena itu, Center For Disease Control (CDC) merekomendasikan

bahwa kombinasi vaksin Mumps, Measles, Rubella dan vaksin varisela dapat

2

di berikan sebagai dosis awal pemberian imunisasi pada kelompok usia 12-47

bulan ( Pasaribu, S. 2011 ).

Di Amerika terjadi epidemi rubella tiap 6-9 tahun dengan epidemic

terakhir pada tahun 1964, dengan perkiraan sebanyak lebih dari 20.000 kasus

sindrom rubella kongenital dan 11.000 kasus keguguran. Insiden tertinggi

adalah pada umur 5-9 tahun sebanyak 38,5% dari kasus pada tahun 1966-

1068. Meskipun insiden rubella turun sampai 99% antara 1966-1968, 32%

dari semua kasus terjadi pada umur 15-29 tahun. Tanpa imunisasi, 10%-20%

populasi di Amerika di curigai terinfeksi rubella. Pada tahun 1969, di

Amerika di adakan imunisasi massal dan didapati jumlah kasus sindrom

rubella kongenital mengalami penurunan yang tajam sampai 99% (Cahyono,

2010).

Program pencegahan dan pemberantasan Campak (rubella) di

Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan

pencegahan. Hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak

pada saat menunjukan Igm positif sekitar 70% - 10%. Insident rate semua

kelompok umur dari laporan rutin Puskesmas dan Rumah sakit selama tahun

1992-1998 cenderung menurun (Lisnawati, 2011).

Salah satu penelitian terbesar datang dari Denmark, di lakukan

penelitian terhadap semua anak yang lahir dari bulan januari 1991 hingga

bulan desember 1998. Penelitian ini di ikuti oleh 537.303 anak, sebanyak 82%

3

di antaranya telah mendapat vaksinasi Mumps, Measles, Rubella (Widodo,

2011).

Hasil penelitian di RSAB Muhammadiyah Malang, hasil menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR (mumps, measles,

rubella), pada bayi secara umum termasuk kedalam kategori kurang baik yaitu

sebanyak 43.3% dengan jumlah responden 18, sedangkan rata-rata tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR pada bayi dengan jumlah responden

18 mengenai pengertian pada C1 adalah 50% dengan kategori cukup, cara dan

waktu pemberian C1 dan C2 adalah 40.95% dengan kategori kurang baik,

efek pada C1 dan C2 adalah 44.4% dengan kategori kurang baik serta manfaat

pada C1 dan C2 adalah 44.4% dengan kategori kurang baik juga (Rohani,

2005).

Berdasarkan latar belakang dan dari hasil penelitian, peneliti merasa

tertarik dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kecamatan Medan Denai

Kelurahan Tegal Sari Tahun 2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang

imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal

Sari Tahun 2013

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang

imunisasi MMRdi lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal

Sari Tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi

tentang imunisasi MMR berdasarkan umur.

2. Untuk menbgetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi

tentang imunisasi MMR berdasarkan pendidikan.

3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi

tentang imunisasi MMR berdasarkan pekerjaan.

4. Untuk mengetehui ibu yang mempunyai pengetahuan ibu yang

mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berdasarkan paritas.

5. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi

tentang imunisasai MMR berdasarkan sumber informasi.

5

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan

masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi

MMR di lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal

Sari Tahun 2013.

2. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara

2000 Medan.

3. Untuk menambah w

4. awasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu pengetahuan yang

di peroleh selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Nusantara

2000 Medan.

M

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia yakni, indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba, sebagian

besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut teori Benyamin Bloom (1908) terdapat pada buku pendidikan dan

perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003) mengenal pengetahuan yang mencakup

dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan.

1) Tahu (know)

Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya,

termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu

yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di

terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

7

Memahami (comprehensip).

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

2) Aplikasi (Aplication).

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini di

artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip,

dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

3) Analisa (Analysis).

Analisa adalahsuatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat

dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan data sebagainya.

4) Sintesis (synthesis).

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghiburkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyesuaikan dan lain

sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.

8

5) Evaluasi (Evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di dasarkan

pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria

yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.2 Imunisasi

2.2.1 Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah proses di mana sistem kekebalan anak menjadi kebal

terhadap suatu agen yang di kenal dengan imunogen. Ketika sistem kekebalan

manusia di masukkan molekul-molekul yang asing bagi tubuh, ia akan menyusun

sebuah respon kekebalan, tetapi ia bisa juga mengembangkan kemampuan untuk

menanggapi sebuah pertemuan selanjutnya (melalui memori imunologis). Ini adalah

sebuah fungsi sistem kekebalan adaktif. Oleh karena itu, dengan memasukkan

imunogen pada seorang anak dengan cara yang terkontrol, tubuh mereka bisa belajar

melindungi dirinya sendiri dan inilah yang di sebut dengan imunisasi aktif (Maulana,

2009).

9

2.2.2 Tujuan Imunisasi

Program imuniasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap bayi agar

dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh

penyakit yang sering berjangkit.Secara umum tujuan imunisasi, antara lain :

1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.

2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

3. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas

(angka kematian) pada balita (Proverawati, 2010 ).

2.2.3 Manfaat Imunisasi

1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian.

2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan fsikologi pengobatan bila anak

sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakinbahwa

anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat

dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Marimbi, 2010).

10

2.2.4 Jenis-Jenis Imunisasi

1. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang di harapkan

akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami resiko

imunologi spesifik yang akan mengahasilkan respon seluler dan humoral serta

di hasilkan. Jika benar-benar terjadi infeksi maka tubuhsecara cepat dapat

merespon.

2. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (Imunoglobin), yaitu suatu zat yang

di hasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma

manusia, atau binatang yang di gunakan untuk mengatasi microbayang di

duga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi ( Hidayat, 2008 ).

2.3 Campak (Measles), Gondongan (Mumps), Campak Jerman (Measles)

2.3.1 Campak

Campak atau (rubella) adalah suatu infeksi virus yang menular, yang

di tandai dengan demam, batuk, kinjungtivitas (peradangan selaput ikat

mata/konjingtiva) dan ruam kuli. Campak merupakan penyebab kematian

bayi umur kurang 12 bulan dan anak usia 1- 4 tahun.

11

a) Penyebab dan Cara Penyebaran

Campak adalah penyakit yang di sebabkan oleh paramiksovirus genus

morbili. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lender

tenggorok, hidung dan saluran pernafasan. Penularan penyakit campak

berlangsung sangat cepat melalui udara atau semburan ludah (droplet) yang

tersiap lewat hidung atau mulut.Penularan terjadi pada masa fase kedua

hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.

b) Gejala dan Tanda

Penampilan klinis campak dapat di bagi 3 tahap, sebagai berikut:

1. Fase pertama di sebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12

hari, pada tahap ini anak yang sakit belum memperlihatkan gejala dan

tanda sakit.

2. Pada fase kedua (fase prodromal) baru lah timbul gejala yang mirip

penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam tinggi dapat mencapai

380-400C, mata merah berair, mulut muncul bintik putih (bercak

Koplik) dan kadang di sertai mencret.

3. Fase ketiga di tandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan

demam tinggi yang terjadi. Namun bercak tak langsung muncul di

seluruh tubuh, melainkan bertahap dan melambat. Bermula dari

belakang telinga, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun

khas, merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak

terlalu kecil. Biasanya, bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu

12

sekitar satu minggu dan jika bercak merahnya sudah keluar, demam

akan turun dengan sendirinya.

a. Komplikasi

Biasanya komplikasi terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan

anak-anak dengan gizi buruk. Komplikasi dapat terjadi berupa radang telinga

tengah, radang paru (pneumonia) atau radang otak (ensefalitas). Kematian

pada penyakit campak bikan karena penyakit campaknya sendiri, melainkan

karena komplikasinya (radang otak/paru).

b. Memastikan penyakit campak

Bagi dokter yang sudah berpengalaman, penyakit campak dapat di

ketahui melalui tanya jawab dan pemeriksaan terhadap tanda-tanda yang

muncul pada pasien. Namun bila di perlukan kepastian terhadap penyakit

campak, maka perlu di lakukan pemeriksaan khusus, yaitu pembiakan virus

atau serologi campak.

c. Pengobatan

Tidak ada obat spesifik untuk mengobati yang di berikan hanya untuk

mengurangi keluhan pasien (demam, batuk, diare, kejang). Pada hakikatnya

penyakit campak akan sembuh dengan sendirinya. Vitamin A dengan dosis

tertentu dengan usia anak dapat di berikan untuk meringan kan perjalanan

penyakit campak (agar tidak terlalu parah). Jika anak menderita radang paru

13

dan otak sebagai komplikasi dari campak, maka anak harus segera di rawat

di rumah sakit.

d. Pencegahan

Tidak jauh berbeda dengan gondongan, upaya pencegahan penyakit

campak di lakukan dengan cara menghindari kontak dengan penderita,

meningkatkan daya tahan tubuh dan vaksinasi campak.

2.3.2 Mumps ( Gondongan)

Gondongan adalah pembengkakan ringan pada kelenjar pipi yang di

sebabkan oleh virus paramiksovirus. Penyakit gondongan sebagian

menyerang anak usia 2-12 tahun, sementara bayi berumur 6-8 bulan tidak

terjangkiti penyakit gondongan karena masih memiliki antibody (daya tahan

tubuh) yang di alirkan dari ibunya sewaktu masih dalam kandungan.

Berdasarkan kategori umur, gondongan paling sering menyerang kelompok

umur 5-9 tahun, di ikuti umur 1-4 tahun, dan umur 10-14 tahun.

a) Penyebab

Penyebab gondongan adalah virus Paramiksovirus RNA (mumps), yang

bersifat sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet. Adapun mereka yang

menggunakan atau yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan

hormone kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat iodium dalam tubuh.

14

b) Penyebaran dan Cara Penularan

Virus gondongan di tularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan

muntah, alat-alat makan dan minum yang di pakai bersama. Virus masuk tubuh

melalui hidung/mulut, lalu berkembang di kelenjar ludah atau saluran

pernafasan atas, kemudian masuk keperedaran darah dan selanjutnya virus

berdiam di jaringan kelenjar/saraf dan yang paling terkena ialah kelenjar ludah

parotis.Penderita dapat menularkan penyakitnya sejak kira-kira 7 hari sebelum

timbulnya gejala penyakit sampai kurang lebih 9 hari sesudahnya.

c) Gejala dan Tanda

Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramixovirus mengalami

keluhan, bahkan sekitar 30% - 40% penderita tidak menunjukkan tanda- tanda

sakit, tetapi mereka dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain. Perjalanan

penyakit di mulai dengan demam, sakit kepala, anoreksia (tidak memiliki nafsu

makan), lesu, dan pipi membengkak. Biasanya, demam menghilang 1-6 hari

dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya pembengkakan kelenjar.

d) Memastiakan Penyakit Gondongan

Penyakit gondong dapat dengan mudah di ketahui dokter, terlebih apabila

terjadi kontak dengan penderita penyakit gondongan 2-3 minggu sebelumnya.

Jika penderita tidak menampakkan pembengakan kelenjar di bawah telinga,

namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga

meragukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

15

e) Komplikasi

Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa

kesulitan, tetapi kadang-kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2

minggu. Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama, ataupun sesudah kelenjar liur

memebengkak, atau terjadi tanpadi sertai pembengkakan kelenjar liur.

Komplikasi biasanya terjadi pada usia pubertas.Komplikasi dapat berupa:

1. Epidedymo-orchitis peradangan pada saluran kelamin pria.

Peradangan ini terjadi dalam 2 minggu pertama dan adakalanya di

minggu ketiga. Peradangan ini dapat mendahului gondongan atau

bersamaan dengan gejala gondongan.

2. Ovaritas peradangan pada salah satu atau kedua indung telur yang di

tandai dengan nyeri perut ringan.

3. Ensefalitis atau meningitis ( radang otak/selaput otak).

f) Pengobatan

Gondongan tidak memerlukan pengobatan yang spesifik. Penyakit ini

akan sembuh dengan sendirinya setelah 3-4 hari. Pengobatan di tujukan

untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita

panas dan kelenjar (parotis) membengkak.Keluhan demam dapat di kurangi

dengan memberikan paracetamol. Pada penderita yang mengalami

pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat baring di

tempat tidut. Rasa nyeri dapat di kurangi dengan melakukan kompres es

pada area testis (buah zakar) yang membengkak tersebut.

16

g) Pencegahan

Agar terhindar dari gondongan, sebaiknya anda menghindari kontak

dengan penderit, tingkatkan daya tahan, mengkonsumsi makanan yang

mengandung kadar iodium dan di berikan vaksinasi gondongan dalam satu

paket MMR ( mumps, measles ,rubella).

2.3.3 Rubella (campak Jerman)

Rubella atau campak jerman adalah penyakit yang di sebabkan oleh

virus RNA dari golongan togavirus.

a) Penularan

Penularan virus rubella adalah melalui udara, yang di tebarkan saat

penderita rubella batuk, bersin, atau berbicara. Jika rubella menyerang wanita

hamil pada umur 3 bulan pertama usia kehamilannya, maka ibu ini dapat

menularkan virus pada janinnya. Keadaan ini di sebut sebagai infeksi rubella

kongenital dan dapat menyebabkan sindrom rubella congenital. Bayi yang di

lahirkan dengan rubella kingenital 90% dapat menularkan virus melalui

cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dengan demikian, bayi-bayi tersebut

merupakan ancaman bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan

dengan bayi tersebut.

b) Gejala dan Tanda

Gambaran klinis pada orang dewasa berupa lemas, myalgia (nyeri otot), dan

sakit kepala.Pada anak-anak, gejala awal sering sangat minimal. Gejala pada

anak sering di laporkan munculnya pembesaran kelenjar di belakang telinga

17

yang biasanya berlanjut dengan munculnya ruam setelah 6-7 hari. Bercak-

bercak khas yaitu beruntus-runtus merah yang mulai dari dada atas, perut,

kemudian tungkai yang akan menghilang dalam 3 hari.

Pada janin infeksi rubella dapat menyebabkan anak cacat lahir atau

abortus (keguguran) bila terjadi pada trimester 1. Infeksi ibu pada trimester

kedua dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ janin karena pada

saat inilah masa pembentukan organ. Gangguan pada sindrom rubella

kongenital dapat berupa gangguan pendengaran, gangguan jantung (kelainan

katup), gangguan mata (katarak), dan retardasi mental.

c) Memastikan infeksi rubella

Dokter mencurigai adanya infeksi rubella manakala di jumpai di belakang

telinga. Diagnosis rubella di tegakkan bila serologi meningkat 4 kali saat

pada fase akut, dan biasanya imunitas menetap lama. Apabila pasien di

periksa beberapa hari setelah timbul ruam.

d) Pengobatan

Pengobatan hanya bertujuan untuk meringankan gejala yang timbul.Bayi

yang lahir dengan sindrom rubella kongenital, biasanya harus di tangani

secara saksama oleh para ahli. Semakin banyak kelainan bawaan yang di

derita akibat infeksi kongenital, semakin besar pula pengaruhnya pada proses

pertumbuhan dan perkembangan anak.

18

e) Pencegahan

Pencegah rubella di upayakan dengan menghindari kontak dengan

mengidap virus rubella atau yang pernah terinfeksi virus rubella. Namun,

Cara yang lebih efektif adalah melalui vaksinasi MMR (Cahyono, 2010).

2.3.4 Cara Pemberian Vaksinasi MMR

- Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal interval 6 bulan

antara imunisasi campak (umur 9 bulan) dan MMR.

- Dosis satu kali 0,5 ml, secara subkutan.

- MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi

lain.

- Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan

dan 6 tahun,imunisasi campak (monovalent ) tambahan pada umur 5-6 tahun

tidak perlu di berikan.

- Ulangan imunisasi MMR di berikan pada umur 6 tahun ( Hardinugoro 2011).

2.3.5 Efek Samping

1. Komponen Campak

1-2 minggu setelah mengalami imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit.

Hal ini terjadi pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan

MMR.Demam 39,50 c atau lebih tanpa gejala lainnya biasa terjadi pada 5-

15% anak yang menerima suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul

dalam waktu 1-2 hari. Efek samping tersebut jarang terjadi pada suntikan

MMR kedua.

19

2. Komponen Kondongan

Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan di bawah rahang,

berlangsung selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu

setelah menerima suntinkan MMR.

3. Komponen Campak Jerman

a) Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang

berlangsung selama 1-3 hari, timbul dalam waktu 1-2 minggu setelah

menerima suntikan MMR. Hal ini terjadi pada 14-15% anak yang

mendapat suntikan MMR.

b. Nyeri atau kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari, timbul

dalam waktu 1-3 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini

hanya di temukan pada 1% anak-anak yang menerima imunisasi

MMR.

c. Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang

berumur di bawah 6 tahun biasa mengalami aktifitas kejang (misalnya

keditan). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah

suntikan di berikan dan biasanya berhubungan dengan demam tinggi

(Lisnawati,2011 ).

2.3.6 Imunisasi MMR sebaiknya tidak di berikan kepada :

1. Anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin.

2. Anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globin.

20

3. Anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker,

leokimia, limfoma, maupun akibat prednisone, steroid, kemoterapi,

terapi penyinaran atau obati imunopreson.

4. Wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil ( Lisnawati,

2011).

2.4 Karakteristik Ibu

2.4.1 Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup di hitung dari tahun lahirnya sampai

dengan ulang tahunnya yang terakhir saat di berikan kuesioner (Zaluchu, 2006).

Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena

semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan

pengalaman yang di dapat (Notoatmodjo, 2003).

2.4.2 Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan adalah

mempengaruhi orang, baik individu atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa

yang di harapkan untuk pelaku pendidikan. Pendidikan orang tua khususnya ibu

sangat berpengaruh terhadap kasehatan keluarga. Pada umumnya seorang ibu

berperan dalam pemeliharaan perkembangan anaknya (Notoatmodjo, 2003).

21

2.4.3 Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas seseorang untuk memperoleh

penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana pekerjaan

tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dapat

melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo. 2003).

2.4.4 Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang di lakukan oleh seorang ibu baik yang

hidup maupun yang mati. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau

dari sudut kematian prenatal. Sedangkan paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai

angka kematian prenatal lebih tinggi. Paritas 2-3 merupakan paritas yang dapat di

tangani dengan asuhan obstetri, sedangkan paritas lebih dari 3 dapat di tangani

dengan keluarga berencana.

2.4.5 Sumber Informasi

Saluran atau media adalah alat atau saran yang di gunakan oleh komunikan

dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi

di dapat dari media massa ( Tv, Radio, Internet, Tenaga Kesehatan, Majalah,

Keluarga/Teman dan lain – lain (Notoatmodjo, 2003).

22

BAB 3

METODE PENELITIAN

4.1 Kerangka Konsep

4.2 Definisi Operasional

4.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai bayi dalam

menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti yang berupa

kuesioner dengan kategori:

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

3.2.2 Umur

Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun

lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir yamg dinyatakan

dalam tahun yang di kategorikan menjadi :

Karakteristik Ibu :

1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi 5. Paritas

Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi

MMR

22

23

1. 18-25 tahun

2. 26-35 tahun

3. 36-43 tahun

4.2.2 Pendidikan

Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang

pernah di selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi :

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. Perguruan Tinggi / Akademi

2.2.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang

di kerjakan secara rutinutas yang di kategorikan menjadi:

1. Ibu Rumah Tangga

2. Wiraswuasta

3. Pegawai Swuasta

2.2.5 Paritas

Paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah di alami seorang wanita

baik lahir mati maupun lahir hidup dengan kategori:

1. Primipara

2. Scundipara

24

3. Multipara

4. Grandemultipara

2.2.6 Sumber Informasi

Sumber informasi adalah dari mana ibu yang mempunyai bayi

mengetahui tentang imunisasi MMR pada bayi yang di kategorikan :

1. Teman atau keluarga

2. Tenaga kesehatan

3. Media cetak

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif,

dengan cross sactional yaitu untuk mengetahui gambaran ibu yang

mempunyai bayi tentang imunisasi MMR di Lingkungan IX dan X Kelurahan

Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Linkgkungan IX dan X

Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai dengan

alasan yaitu karena selama peneliti pernah praktek belajar lapangan di

puskesmas, peneliti banyak menjumpai ibu yang mempunyai bayi

25

belum mengetahui tentang imunisasi MMR dan belum pernah di

lakukan penelitian tentang gambaran ibu yang mempunyai bayi

tentang imunisasi MMR.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan pada bulan Juni 2013

3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di Lingkungan IX

dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai

Tahun 2013 yang berjumlah 41 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi ibu

yang berjumlah 41 orang. Cara pengambilan sampel adalah tekhnik

total sampling.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan alat ukur

berupa kuisioner yang di susun oleh penulis berdasarkan teoritisnya. Peneliti

memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan

penelitian. Untuk mengisi kuesioner, penelitian mendatangi ibu-ibu yang tinggal di

26

Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai

Tahun 2013 menjadi sampel.

3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20

buah. Masing-masing pertanyaan akan di beri skor sebagaiberikut :

1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 )

2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 )

Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan

demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan

rumus :

= x 100

Keterangan

S : Skor

X : Jawaban

R : Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ).

Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan

ke dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori

standart absolute sebagai berikut.

27

1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 ( 76-100 % )

2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 ( 56-75 % )

3. Pengetahuan kurang, apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% )

(Nursalam, 2008).

3.7 Pengumpulan Data

Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut :

1. Editing

Di lakukan pengecekan kelengkapan data yang telah

terkumpul.Sehingga tidak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam

pengumpulan data tersebut.

2. Coding

Merupakan data yang di edit, di beri angka atau tanda untuk

mempermudah pengolahan data.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta

pengambilan kesimpulan data di masukkan kedalam tabel distribusi data.

3.7.2 Analisa Data

Analisa data di lakukan dengan metode deskriptif yang di sajikan

dalam bentuk table distribusi frekuensi. Hasil penelitian tersebut selanjutnya

28

di analisa dengan penggambaran setiap variabel dengan menggunakan teori-

teori dan kepustakaan yang relevan sehingga di buat suatu kesimpulan.

29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tabel 4.1 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No Pengtahuan f % 1 Baik 10 24,39 2 Cukup 15 36,59 3 Kurang 16 39,02 Jumlah 41 100

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang

mempunyai bayi tentang imunisasi MMR terbanyak pengetahuan kurang 16 orang

(39,o2%), kemudian pengetahuan cukup 15 orang (36,59%), dan yang sedikit

pengetahuan baik 10 orang (24,39%).

4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

No Umur f % 1 18-25 tahun 12 29,27 2 26-35 tahun 26 63,41 3 36-43 tahun 3 7,32 Jumlah 41 100

29

30

Dari tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak berumur

26-35 tahun sebanyak 26 orang (63,41%), kemudian berumur 18-25 sebanyak 12

orang (29,27% ), paling sedikit berumur 36-43 tahun sebanyak 3 orang (7,32%).

4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandal III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No Pendidikan f % 1 SD 4 9,76 2 SMP 12 29,27 3 SMA 23 56,09 4 Akademi 2 4,88 Jumlah 41 100

Dari tabel 4.3 atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak SMA

sebanyak 23 orang (56,09%), kemudian SMP sebanyak 12 orang (29,27%), kemudian

berpendidikan SD sebanyak 4 orang (9,76%) paling sedikit akademi sebanyak 2

orang (4,88%).

4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Bayi Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No Pekerjaan f % 1 IRT 38 92,68 2 Wiraswasta 1 2,44 3 Pegawai Swasta 2 4,88 Jumlah 41 100

30

31

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak pekerjaan

IRT sebanyak 38 orang (92,68%), kemudian pegawai swasta sebanyak 2 orang

(4,88%), dan yang paling sedikit wiraswasta sebanyak 1 orang (2,44%).

4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No Paritas f % 1 Primipara 15 36,58 2 Scundipara 13 31,71 3 Multipara 9 21,95 4 Grandemultipara 4 9,76 Jumlah 41 100

Dari tabel 4.5 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak paritas

primipara 15 orang (36, 58%), dan scundipara sebanyak 13 orang (31,71%),

kemudian multipara sebanyak 9 orang (21,95%) dan paling sedikit grandemultipara

sebanyak 4 orang (9,76%)

4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No Sumber Informasi f % 1 Teman atau Keluarga 15 36,59 2 Tenaga Kesehatan 25 60,97 3 Media Cetak 1 2,44 Jumlah 41 100

31

32

Dari tabel 4.6 di atas dapat di ketahui bahwa responden mendapat sumber

informasi terbanyak melalui tenaga kesehatan sebanyak 25 orang (60,97%),

kemudian teman atau keluarga sebanyak 15 orang (36,97%), dan yang paling sedikit

media cetak sebanyak 1 orang (2,44%).

4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Umur

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No

Umur

Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1 18-25

tahun 2 16,67 6 50 4 33,33 12 100

2 26-35 tahun

8 30,77 8 30,77 10 38,46 26 100

3 36-43 tahun

0 0 1 33,3 2 66,7 3 100

Dari tabel 4.7 di atas dapat di ketahui bahwa dari 26 orang yang berumur 26-

35 tahun yang berpengetahuan kurang 10 orang (38,46%), 8 orang yang

berpengetahuan baik dan cukup (30,77%). Dari 12 orang yang berumur 18-25 tahun 6

orang berpengetahuan cukup (50%) 4 orang berpengetahuan kurang (33,3%) 2 orang

perpengetahuan baik (16,67%). Dari 3 orang yang berumur 36-43 tahun 2 orang

berpengetahuan kurang (66,67), 1 orang berpengetahuan cukup (33,33%).

32

33

4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Keamatan Medan Denai Tahun 2013.

No

Pendidikan

Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1 SD 0 0 0 0 4 100 4 100 2 SMP 2 16,68 5 41,66 5 41,66 12 100 3 SMA 6 26,08 10 45,47 7 30,45 23 100 4 Akadem 2 100 0 0 0 0 2 100

Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa dari 23 orang yang

berpendidikan SMA 10 orang berpengetahuan cukup (45,47%), 7 orang

berpengetahuan kurang (30,45%), dan 6 orang berpengetahuan baik (26,08%). Dari

12 orang berpendidikan SMP, berpengetahuan cukup dak kurang 5 orang (41,66%) 2

orang berpengetahuan baik (16,68%). Dari 4 orang berpendidikan SD 4 orang

berpengetahuan kurang (100%). Dari 2 orang berpendidikan akademi 2 orang

berpengetahuan baik (100%).

33

34

4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Keamatan Medan Denai Tahun 2013.

No

Pekerjaan

Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1 IRT 7 18,42 15 39,47 16 42,11 38 100 2 Wiraswasta 1 100 0 0 0 1 100 3 Pegawai Swasta 2 100 0 0 0 2 100

Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa dari 38 orang bekerja sebagai

IRT, 16 orang berpengetahuan kurang (42,1%), berpengetahuan cukup 15 orang

(39,47%), dan berpengetahuan baik 7 orang (18,42%). Dari 2 orang sebagi bekerja

pegawai swasta 2 orang berpengetahuan baik (100%). Dari 1 orang bekerja sebagai

wiraswasta 1 orang berpengetahuan baik (100%).

4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Paritas

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

No

Peritas

Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1 Primipara 2 13,33 6 40 7 46,67 15 100 2 Scundipara 5 38,47 6 46,15 2 15,38 13 100 3 Multipara 3 33,33 3 33,33 3 33,34 9 100 4 Grandemultipara 0 0 0 4 100 4 100

34

35

Dari tabel 4.9 di atas dapat di ketahui bahwa dari 15 orang berparitas

primipara 7 orang berpengetahuan kurang (46,67%). 6 orang berpengetahuan cukup

(40%) 2 orang berpengetahuan baik (13,33%). Dari 13 orang berparitas scundipara 6

orang berpengetahuan cukup (46,15%), 5 orang berpengetahuan baik (38,46%) dan 2

orang berpengetahuan kurang (15,38%). Dari 9 orang berparitas multipara

berpengetahuan baik 3 orang (33,33%), berpengetahuan cukup 3 orang (33,33) dan

kurang (33,34%). Dari 4 orang berparitas grandemultipara 4 berpengetahuan kurang

(100%).

4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Sumber Informasi

Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecaatan Medan Denai Tahun 2013.

No

Sumber Informasi

Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1 Teman & Keluarga 2 13,34 5 33,33 8 53,33 15 100 2 Tenag Kesehatan 8 32 10 40 7 28 25 100 3 Media Cetak 0 0 0 0 1 100 1 100

Dari tabel 4.10 di atas di ketahui bahwa 25 orang yangmendapat sumber

informasi dan tenaga kesehatan 10 orang berpengetahuan cukup (40%)

berpengetahuan baik 8 orang (32%) berpengetahuan kurang 7 orang (28%). 15 orang

yang berpengetahuan cukup (33,33%) dan berpengetahuan baik 2 orang (13,34%).

35

36

Dari 1 orang yang mendapat sumber informasi media cetak, 1 orang berpenetahuan

baik (100%)

4.2 Pembehasan

4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisai MMR Berdasarkan Umur.

Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Dari diagram 4.1 di atas daat di ketahui bahwa resonden terbanyak berumur

36-43 tahun yang berengetahuan kurang (66,67%), dan umur 18-25 tahun

berpengetahuan cukup (50%) serta umur 26-35 tahun berpengetahuan kurang

(38,46%).

Menurut Zaluchu (2006), umur adalah lamanya seorang hidup di hitung dari

tahun lahirnya sampai ulang tahunnya yang terahir. Umur sangat erat hubungannya

010203040506070

18-25 26-35 36-43

16,67

30,77

0

50

30,77 33,3333,3338,46

66,67

Baik

Cukup

Kurang

36

37

dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang

semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang di dapat.

Menurut asumsi peneliti umur berpengaruh terhadap pengetahuan ibu,

bertambahnya usia atau umur ibu akan semakin bertambah pengalaman dan

penetahuan ibu dengan usia yang relatif masih muda akan memperoleh tingkat

pengetahuan yang masih kurang , namun pada usia 26-35 tahun berpengetahuan

kurang karena pengaruhi oleh kurangnya kepedulian ibu terhadap kesehatan ataupun

keinginan ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan khususnya imnunisasi

MMR.

Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada usia 18-25 tahun hal ini di

sebabkan karena ibu sering memperoleh informasi, dan peduli terhadap kesehatan

bayinya, dan sebagian informasi yang di peroleh dari tenaga keluarga/teman tentang

kesehatan kurang jelas sehingga pengetahuan ibu tersebut kurang.

Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu yang berumur 36-43 tahun.

Penelitian ini sangat bertentangan dengan teori Notoatmodjo, karena tidak

sselamanya usia yang lebih tua memiliki tingkat pengetahuan dan pengaaman yang

lebih baik di bandingkan dengan usia muda. Berdasarkan pengetahuan cukup dan

kurang pada ibu yang berumur 36-43 tahun berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu

yang mayoritas hanya sebatas SMP, sehingga tingkat pemahaman ibu terhadap

37

38

informasi kesehatan terutama tentang imunisasi MMR sulit untuk di pahami dan di

mengerti ibu.

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan

Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Dari diagram 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden yang

berpendidikan SMA berpengetahuan cukup (45,47%), responden dengan pendidikan

SMP berpengetahuan cukup dan baik (41,66%) dan responden yang berpendidikan

perguruan tinggi berpengetahuan baik (100%), sementara berpendidikan SD dengan

pengetahuan kurang (100%).

0

16,6826,08

100

0

41,66 45,47

0

100

0

20

40

60

80

100

120

SD SMP SMA Akademi

Baik

Cukup

Kurang

38

39

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu

terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih

dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada individu, kelompok atau masyarakat.

Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa makhluk sosial dalam kehidupannya

dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang

lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tau,

dan sebagainya) ( Notoatmodjo, 2011).

Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada responden yang berpendidikan

SD, di sebabkan karena tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah, sehingga sulit

bagi ibu untuk menerima ide-ide baru serta informasi baru tentang kesehatan

khususnya imunisasi MMR dan kurang menyadari pentingnya arti kesehatan dalam

kehidupannya.

Besarnya proporsi pengetahuan cukup dan kurang pada ibu yang mempunyai

bayi berpendidikan SMP itu di sebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan

yang di miliki ibu sehingga kemampuan ibu untuk bisa menerima informasi dan ide-

ide baru tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR yang masih kurang, namun

meski demikian untuk sebagian ibu yang memiliki pendidikan SMP ada yang

memiliki tingkat pengetahuan cukup itu di sebabkan karena meskipun seseorang

memiliki tingakt pendidikan yang rendah.

39

40

Menurut asumsi peneliti ibu yang berpendidikan SMA berpengetahuan cukup

di karenakan adanya kemauan ibu untuk menambah pengetahuannya dengan mencari

berbagai informasi tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi.

4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan.

Diagram 4.3 Distribusi pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Byi Tentang Imunisasi MMR Berdasrakan Pekerjaan Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandal III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Dari diagram 4.3 di atas dapat di ketahui bahwa ibu sebagai bekerja pegawai

swasta berpengetahuan baik (100%) dan bekerja wiraswasta berpengetahuan baik

sebanyak (100%). Dan sebagai bekerja IRT yang berpengetahuan kurang (42,11%).

18,42

100 100

39,47

0 0

42,11

0 00

20

40

60

80

100

120

IRT Wiraswasta Pegawai Swasta

Baik

Cukup

Kurang

40

41

Menurut Notoatmodjo (2003), pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas

seseorang untuk memperoleh penghasilan., guna memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan

sehari-hari dalam memenui kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan yang di dapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain.

Bersarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang bekerja pegawai swasta

dan wiraswasta di sebabkan karena ibu bekerja di luar rumah dan memiliki akses

yang baik untuk mendapatkan informasi dan masukan dari orang di sekelilingnya

tentang informasi imunisasi MMR pada bayi.

Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mempunyai bayi bekerja

sebagi IRT itu di sebabkan karena aktivitas ibu yang umumnya lebih banyak

dilakukan di dalam rumah dan hanya mengurusi rumah tangganya, sehingga

memungkinkan ibu untuk lebih banyak memiliki waktu luang untuk bisa mencari dan

mendapat informasi tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi MMR. Namun

meski demikian kepedulian ibu terhadap kesehatan khususnya imunisasi MMR akan

mempengaruhi kemauan ibu dalam mencari dan memperoleh informasi sehingga

pengetahuan ibu akan kesehatan dapat mencapai tingkat pengetahuan baik, cukup,

kurang.

4

41

42

4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi

4.2.4 MMR Berdasarkan Paritas.

Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Medan Tahun 2013.

Dari diagram 4.4 di atas dapat di ketahui bahwa ibu grandemultipara yang

berpengetahuan kurang sebanyak (100%), dan ibu primigrapida yang berpengetahuan

kurang (46,67%), dan scundipara berpengetahuan cukup sebanyak (46,15%). Dan

multipara masing-masing berpengetahuan baik, cukup, kurang sebanyak (33,34%).

Menurut sarwono (2005), paritas adalah jumlah anak yang di lahirkan oleh

seseorang ibu yang hidup maupun meninggal. Paritas 2-3 merupakan paritas yang

paling aman di tinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian meternal.

Paritas lebih dari 3 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana.

0

20

40

60

80

100

13,330

33,33

0

40 46,1533,33

0

46,67

15,3833,4

100

Baik

Cukup

Kurang

42

43

Menurut asumsi peneliti besarnya berpengetahuan kurang pada ibu

grandemultipara di karenakan ibu kurang mendapatkan sumber informasi tentang

kesehatan khususnya imunisasi MMR, dan sebagian ibu yang grandemultipara

berpendidikan SD.

Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu scundigravida di sebabkan

karena adanya pengalaman sebelumnya dan rasa ingin tahu tentang imunisai MMR

dan kesehatan anaknya begitu besar sehingga membuat ibu lebih banyak menggali

informasi mengenai kesehatan dengan demikian dari situlah ibu banyak mengetahui

informasi tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR.

Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada primigrapida di karenakan ibu

belum ada pengalaman sebelumnya dan ibu belum begitu mengerti tentang kesehatan

khususnya imunisasi MMR sehingga pengetahuan ibu masih kurang.

Besarnya proporsi pengetahuan cukup, baik, kurang pada ibu multigravida,

hal ini di sebabkan karena adanya pengalaman melahirkan anak sebelumnya

membuat ibu memperoleh sedikit pengetahuan tentang imunisasi MMR serta adanya

kemauan ibu untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga

pada anak selanjutnyapun ibu lebih sedikit mengerti dan paham tentang imunisasi

MMR.

43

44

4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber informasi.

Diagram 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Medan Tahun 2013.

Dari diagram di atas dapat di ketahui bahwa ibu yang mempunyai bayi

memperoleh sumber informasi dari media cetak yang berpengetahuan kurang (100%),

dengan sumber informasi tenaga kesehatan berpengetahuan cukup (40%) dari sumber

informasi teman dan keluarga berpengetahuan (53,33%).

Menurut Notoatmodjo (2003), dengan memperoleh informasi dari berbagai

sumber informasi dari berbagai sumber informasi tentang cara-cara mencapai hidup

sehat mengasuh anak, akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal

tersebut dan pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran, sesuai dengan

pengetahuan yang mereka miliki.

0102030405060708090

100

Tenaga Kesehatan

Media Cetak Teman & Keluarga

32

0

13,34

40

0

33,3328

100

53,33Baik

Cukup

Kurang

44

45

Bredasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa jenis sumber

informasi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR.

Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mempunyai bayi yang

memperoleh informasi dari tenaga kesehatan di sebabkan karena informasi yang di

berikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu khususnya tentang imunisasi MMR sudah

cukup dan di sampaikan dengan sederhana dan bersahabat sehingga dengan mudah

diterima dan di mengerti oleh ibu.

Besarnya proporsi berpengetahuan kurang pada ibu yang memperoleh sumber

informasi media cetak di sebabkan karena, sumber informasi yang di dapat kurang di

mengerti dan susah untuk di pahami oleh ibu-ibu, dan kebanyakan ibu lebih malas

membaca, sehingga informasi yang di dapat dari media cetak di abaikan begitu saja

dan pengetahuan tentang imunisasi MMR masih kurang.

Besarnya proporsi berpengetahuan kurang pada ibu yang memperoleh sumber

informasi teman dan keluarga di karenakan informasi yang diberikan kepada ibu

tidak sebagus dan sebijak tenaga kesehatan, karena tidak semua keluarga ataupun

kerabat yang berpengetahuan tentang kesehatan itu mampu menjelaskan sesuatu

tentang kesehatan itu sebagus orang kesehatan khususnya imunisasi MMR.

45

46

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Berdasarkan pengetahuan ibu yang memepunyai bayi tentang imunisasi MMR

di Linkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan

Denai Tahun 2013 memiliki pengetahuan kurang 16 orang (39,02%).

5.1.2 Berdasarkan umur responden terbanyak berumur 26-35 tahun sebanyak 26

orang (63,4%) dengan tingkat pengetahuan kurang 10 orang (38,46%).

5.1.3 Berdasarkan pendidikan responden terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 23

orang (56,09%) dengan tingkat pengetahuan cukup 10 orang (45,47%).

5.1.4 Berdasarkan pekerjaan responden yang terbanyak bekerja sebagai IRT 38 orang

(92,68%) dengan tingkat berpengetahuan kurang 16 orang (42,11%).

5.1.5 Berdasarkan paritas responden terbanyak berparitas primipara 15 orang

(36,58%) berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (46,67%).

5.1.5 Berdasarkan sumber informasi responden terbanyak pendapatan sumber

informasi dari Tenaga Kesehatan 25 orang (60,97%) berpengetahuan cukup

sebanyak 10 orang (40%).

46

47

5.2 Saran

5.2.1 Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat memberikan

informasi yang lengkap kepada ibu tentang imunisasi MMR.

5.2.2 Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi agar lebih peduli dan aktif

untuk meningkatkan pengetahuan tentang imunisaai MMR pada bayi untuk

membekali kesehatan yang akan datang.

47