bayi sungsang

Upload: sugengstmik

Post on 15-Jul-2015

941 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bayi Sungsang, Dapatkah Melahirkan Normal? Dikirim oleh Evariny A. untuk Seputar Melahirkan dikunjungi: 17759 kali, 9 hari ini Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan sungsang didiagnosis melalui bantuan ultrasonografi (USG). Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam persalinan prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang lebih tinggi. Pada umur kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan turun seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu. Karena risiko persalinan normal pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan posisi normal, maka umumnya persalinan akan dilakukan dengan bedah caesar. Tapi benarkah bayi sungsang harus dilahirkan dengan operasi? Saat ini lebih banyak bayi letak sungsang yang lahir dengan operasi sesar, terutama pada persalinan anak pertama dengan bayi yang cukup besar. Hal ini karena risiko kematian dan cacat/kecelakaan pada pertolongan persalinan bayi letak sungsang lewat vagina (spontan) jauh lebih tinggi ( 4 kali lebih besar) dari persalinan spontan bayi letak kepala. Meskipun demikian tidak semua bayi sungsang harus lahir dengan operasi, ada tanda-tanda yang diyakini dokter yang menyebabkan bayi sungsang dapat dilahirkan spontan, antara lain dari jenis letak sungsang (bukan letak kaki) dan kelancaran jalannya persalinan. Lebih dari 50% bayi pernah mengalami letak sungsang dalam kurun 9 bulan kehamilan, dan lebih dari 90% yang menjadi letak kepala pada umur kehamilan cukup bulan (kehamilan > 37 minggu). Demikian juga dengan bayi letak kepala, sebagian besar akan tetap demikian sampai akhir masa kehamilan, namun ada juga (meskipun jauh lebih sedikit) yang menjadi letak sungsang. Saat ini kehamilan ibu masih berusia 5 setengah bulan dan meskipun saat ini bayi dalam letak kepala ia masih dapat berubah. Mudah-mudahan sampai akhir kehamilan nanti bayi ibu tetap dalam letak kepala. Penyebab letak sungsang sering tidak diketahui pasti, secara teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti perut kendur, kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim/mioma, letak plasenta lebih rendah, atau faktor bayi seperti pada bayi kembar, kelainan janin, hidramnion (cairan ketuban terlalu banyak) dll. Karena penyebab letak sungsang tidak diketahui pasti maka pencegahannya pun sulit.

Apabila tidak ada indikasi kontra, biasanya dokter akan mencoba melakukan pemutaran dari luar (versi luar) dahulu dilakukan mulai usia kehamilan 28 minggu, saat ini dilakukan mulai pada usia kehamilan 37 minggu. Apabila bayi ibu sampai akhir kehamilan nanti tetap dalam letak kepala, maka ada kemungkinan untuk dilahirkan melalui vagina secara spontan atau dengan bantuan alat (vakum/forseps). Kehamilan akan ditunggu sampai kontraksi/mulas persalinan datang dengan alami dan diharapkan dapat melahirkan tanpa operasi. Asal tidak ada kondisi lain yang menyebabkan harus cesar, misalnya kehamilan lewat waktu (lama hamil > 42 minggu. Pada ibu yang pernah mengalami operasi sesar tidak dapat dilakukan induksi dengan obat-obatan/infus) jika ketuban pecah dini dan tidak disertai kontraksi persalinan, atau persalinan tidak maju. Apabila bayi ibu menjadi letak sungsang lagi, kemungkinan besar bayi dilahirkan dengan operasi cesar. sumber : hanyawanita Janin Sungsang, Bisakah Lahir Normal? Sebelum hari H persalinan, dokter akan berupaya mengembalikan posisi janin sungsang menjadi normal. Sebelum dilakukan tindakan medis, Anda biasanya disarankan melakukan gerakan-gerakan berikut: Sujud-menungging (knee-chest) sebanyak 5 kali sehari selama 15 menit. Tidur atau berbaring diusahakan dalam posisi miring ke kiri. Berbaring telentang dan mengganjal panggul dengan bantal. Kemudian, miringkan badan ke kiri, lalu ke kanan. Lakukan masing-masing selama 10-15 menit, sedikitnya tiga kali sehari. Latihan ini bagus dilakukan saat janin Anda aktif.

Bila sudah masuk minggu ke-34 janin belum juga berada dalam posisi normal, dokter akan melakukan tindakan memutar janin yang disebut External Cephalic Version (ECV) atau memutar janin dari luar tubuh ibu. Tindakan ini mungkin menimbulkan rasa kurang nyaman bagi ibu. Namun, tidak semua sungsang bisa diterapi ECV, misalnya Anda yang mengalami kondisi berikut ini: Pendarahan dari vagina. Plasenta berada atau dekat di mulut rahim. Jumlah air ketuban sedikit. Detak jantung bayi tidak normal. Bayi mengalami pertumbuhan terhambat, yakni ukurannya lebih kecil dari yang seharusnya. Misalnya, janin 8 bulan berat badan seharusnya 1800 2000 gram. Hamil janin kembar.

Bagaimana kalau gagal? Jika upaya menormalkan posisi janin gagal, apakah dia harus lahir melalui operasi Caesar? Sebagian besar ya. Namun jangan khawatir, persalinan normal pada bayi sungsang tetap bisa dilakukan, asalkan:

Bayi lahir cukup bulan dan dalam posisi sungsang jenis Frank breech. Besar janin dan ukuran panggul ibu memadai. Ukuran bayi di bawah 3800 gram. Di atas berat tersebut, dokter memilih operasi, untuk menghindari cedera pada otot leher bayi karena tersangkut atau tercekik. Mulut rahim membuka cukup besar dan bayi sudah dalam posisi meluncur keluar. Bergerak keluar. Kepala janin tidak terlilit tali pusat. Posisi kepala janin tidak terlalu menunduk ke bawah (defleksi). Bisakah Bayi Sungsang Dilahirkan Normal? Posted on May 05, 2010 Bayi yang sudah mendekati waktu kelahiran seharusnya berada pada posisi kepala di bawah menuju jalan lahir. Tapi ada juga bayi yang berada pada posisi bokong atau kaki di bawah (sungsang). Bisakah bayi sungsang dilahirkan normal? Beberapa bayi sungsang memang ada yang bisa berbalik posisi menjadi posisi kepala di bawah saat melahirkan dan ada juga yang tidak. Tapi jika bayi masih tetap dengan posisi sungsang, maka sebagian besar proses kelahiran dilakukan melalui proses operasi caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi yang dilahirkan. Tapi bisakah bayi yang sungsang dilahirkan normal? Seperti dikutip dari Familydoctor.org, Rabu (5/5/2010) beberapa bayi yang berada dalam posisi sungsang bisa dilahirkan dengan aman melalui vagina (normal). Tapi bukan berarti semua bayi sungsang dapat melahirkan normal. Sebelumnya para dokter harus memastikan terlebih dahulu apakah ada dampak komplikasi atau kemungkinan cacat pada bayi tersebut jika dilahirkan normal. Salah satu kemungkinan komplikasi yang dihasilkan adalah bayi mengalami cedera karena kesalahan teknik dalam mengeluarkan bayi. Bisa juga mengalami komplikasi dengan tali pusatnya saat dilahirkan melalui vagina yang membuat bayi tercekik sehingga mengalami kerusakan otak akibat kekurangan oksigen. Meskipun bayi sungsang bisa dilahirkan melalui vagina, tapi pada umumnya bayi ini lebih aman dan mudah dilahirkan melalui operasi Caesar terutama bagi anak pertama karena risiko cedera pada bayi lebih besar. Tapi jika sebelumnya pernah melahirkan bayi secara normal, maka dokter akan melihat ukuran panggul dari sang ibu apakah cukup besar dan juga berat dari bayi yang dikandungnya.

Hingga kini diduga ada beberapa hal yang bisa menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang, yaitu: 1. Letak dari plasenta, beberapa kasus bayi sungsang disebabkan oleh letak dari plasenta yang menghalangi kepala bayi menuju jalan lahir termasuk dengan kondisi plasenta previa. 2. Air ketuban yang terlalu sedikit atau justru terlalu banyak, hal ini menyebabkan bayi mudah bergerak-gerak atau sulit bergerak di dalam rahim. 3. Bayi terlilit tali pusat, akibat posisinya yang terlilit tali pusat menyebabkan ia sulit untuk bergerak dan mengubah posisi. Mendekati waktu kelahiran menjadi hal yang penting bagi ibu untuk selalu memeriksakan kondisi bayinya di dalam rahim. Karena jika diketahui bayi dalam posisi sungsang, dokter bisa membantu mencarikan cara agar posisi bayi kembali normal dan bisa melahirkan melalui vagina seperti memberikan latihan yang bisa dilakukan oleh pasien di rumah untuk mengubah posisi kepala bayi menuju jalan lahir. Cara Mengubah Bayi Sungsang menjadi Letak Kepala Tuesday, 08 March 2011 Setiap Bunda yang sedang hamil pasti ingin buah hati dalam kandungannya sehat dan mengharapkan lancar saat melahirkan kelak, namun banyak ibu hamil yang bingung ketika pulang dari periksa kehamilannya, dan dokter mengatakan bahwa posisi janin belum benar (masih sungsang-red) padahal saat itu umur kehamilan masih 32 minggu. Tau gak bunda bayi dalam kandungan itu hidup di dalam air ketuban dan dia berenang muter-muter kesegala arah. Dan bisa saja saat periksa justru saat baby posisinya sungsang. Padahal seorang ibu hamil biasanya emosinya masih labil dan cenderung terlalu cemas. Begitu dokter bilang bahwa bayinya sungsang langsung pikirannya menuju operasi. Padahal sungsang tidak musti di selesaikan dengan operasi. Dan umur 32 minggu bahkan umur 38 minggu pun masih bisa diupayakan agar bayi muter ke posisi normal yaitu kepala. Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan sungsang didiagnosis melalui palpasi atau dengan bantuan ultrasonografi (USG). Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam persalinan prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang lebih tinggi. Pada

umur kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan turun seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu. Karena risiko persalinan normal pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan posisi normal, maka umumnya persalinan akan dilakukan dengan bedah caesar. Tapi benarkah bayi sungsang harus dilahirkan dengan operasi? Saat ini lebih banyak bayi letak sungsang yang lahir dengan operasi sesar, terutama pada persalinan anak pertama dengan bayi yang cukup besar. Hal ini karena risiko kematian dan cacat/kecelakaan pada pertolongan persalinan bayi letak sungsang lewat vagina (spontan) jauh lebih tinggi ( 4 kali lebih besar) dari persalinan spontan bayi letak kepala. Meskipun demikian tidak semua bayi sungsang harus lahir dengan operasi, ada tanda-tanda yang diyakini dokter yang menyebabkan bayi sungsang dapat dilahirkan spontan, antara lain dari jenis letak sungsang (bukan letak kaki) dan kelancaran jalannya persalinan. Lebih dari 50% bayi pernah mengalami letak sungsang dalam kurun 9 bulan kehamilan, dan lebih dari 90% yang menjadi letak kepala pada umur kehamilan cukup bulan (kehamilan > 37 minggu). Demikian juga dengan bayi letak kepala, sebagian besar akan tetap demikian sampai akhir masa kehamilan, namun ada juga (meskipun jauh lebih sedikit) yang menjadi letak sungsang. Saat ini kehamilan ibu masih berusia 5 setengah bulan dan meskipun saat ini bayi dalam letak kepala ia masih dapat berubah. Mudah-mudahan sampai akhir kehamilan nanti bayi ibu tetap dalam letak kepala. Penyebab letak sungsang sering tidak diketahui pasti, secara teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti perut kendur, kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim/mioma, letak plasenta lebih rendah, atau faktor bayi seperti pada bayi kembar, kelainan janin, hidramnion (cairan ketuban terlalu banyak) dll. Karena penyebab letak sungsang tidak diketahui pasti maka pencegahannya pun sulit. Apabila tidak ada indikasi kontra, biasanya dokter akan mencoba melakukan pemutaran dari luar (versi luar) dahulu dilakukan mulai usia kehamilan 28 minggu, saat ini dilakukan mulai pada usia kehamilan 37 minggu. Apabila bayi ibu sampai akhir kehamilan nanti tetap dalam letak sungsang maka ada kemungkinan untuk dilahirkan melalui vagina secara spontan atau dengan bantuan alat (vakum/forseps). Kehamilan akan ditunggu sampai kontraksi/mulas persalinan datang dengan alami dan diharapkan dapat melahirkan tanpa operasi. Asal tidak ada kondisi lain yang menyebabkan harus cesar, misalnya kehamilan lewat waktu (lama hamil > 42 minggu.) Pada ibu yang pernah mengalami operasi sesar tidak dapat dilakukan induksi dengan obat-obatan/infus) jika ketuban pecah dini dan tidak disertai kontraksi

persalinan, atau persalinan tidak maju. Apabila bayi ibu menjadi letak sungsang lagi, kemungkinan besar bayi dilahirkan dengan operasi cesar. Namun saat ini Ibu tak usah khawatir. Ada berbagai cara kok untuk memutar posisi bayi secara alami, dan beberapa kasus pada pasien saya juga berhasil. Bahkan ada yang saat itu umur kehamilan udah 38 minggu+2 hari. Jenis sungsang:

Berikut 16 Cara untuk mengubah bayi sungsang! Jika bayi Anda sungsang dan Anda ingin menghindari bedah caesar, ada banyak cara untuk membantu mengubah bayi sungsang dengan kepala di bawah (vertex).

1. Lakukan relaksasi hypnobirthing, ajak bicara bayi Anda, minta tolong padanya lalu Visualisasikan bayi bergerak turun dengan kepala yang sangat dalam masuk ke dalam panggul Anda minimal 2 kali sehari.

2. Berenang. Hal ini membuat tubuh dan panggul Anda longgar dan santai. 3. Yoga Headstand tentu saja dengan bantuan dan tidak boleh jika dilakukan pada ibu yang menderita anemia atau pun hipertensi. dan posisi ini harus dilakukan oleh ibu yang sudah terboasa dengan posisi yoga dan menguasai tehnik ini

4. Lakukan Posisi knee chest (bersujud dengan kaki sejajar pinggul dan dada sejajar lutut) dimulai pada kehamilan 32-35 minggu. Lakukan 3 kali sehari selama 10-15 menit setiap kali, lakukan saat perut Anda kosong, dan bayi aktif, atau dapat menggunakan papan miring). menekuk lutut tetapi menjaga kaki datar di papan. Tenang, bernapas dalam-dalam, hindari ketegangan otot. Juga bisa dengan menggunakan bantal pada permukaan yang datar untuk menaikkan pinggul 12-18 inci di atas bahu. Gravitasi mendorong kepala bayi ke fundus, melipat, dan bayi kemudian dapat melakukan jungkir balik ke posisi vertex.

5. Menyetel music (CD / iPod headphone) letakkan headphone di perut bagian bawah dekat tulang kemaluan dan memainkan musik klasik selama 10 menit 6-8 kali sehari.

6. Sinari perut Anda dengan lampu senter coba bergerak perlahan turun dari puncak rahim ke arah tulang kemaluan Anda. Ini dilakukan saat Anda berada dalam posisi miring.

7. Berikan pijatan/massage pada perut anda (pijatan ringan saja) dimulai dengan tangan kiri Anda di bagian bawah perut dan tangan kanan Anda hanya di atasnya. Pindahkan memindahkan tangan anda searah jarum jam di sekitar sisi kanan perut Anda. ketikai tangan kanan Anda mencapai bagian atas perut Anda, geser yang kiri atas kanan dan memindahkannya ke sisi kiri perut Anda. tangan kiri Anda memutar lingkaran penuh, terus searah jarum jam. Pijat dengan lembut menggunakan lotion. Pijat selama sepuluh menit atau lebih sampai beberapa kali setiap hari.

8. Accupresure (letaknya ada di sisi luar kuku jari kelinging kaki Anda) dirangsang selama 30 menit per hari, ini adalah titik akupresur yang merangsang kepala janin "bergerak turun". Bisa juga dnegan menggunakan Moxa.

9. Tekan titik Motion Sickness band, tepatnya di empat jadi diatas tulang pergelangan kaki dalam ini adalah titik akupresur lain yang digunakan untuk stimulasi uterus. Jangan gunakan titik ini jika Anda mengalami persalinan prematur. 10. Minumlah segelas jus jeruk dengan posisi berbaring-sisi dengan posisi pinggul Anda lebih tinggi dari kaki Anda. Bayi bergerak lebih setelah ibunya mengkonsumsi gula tinggi!

11. Lakukan Pelvic Tilt atau breech Tilt dengan kantong es pada bagian atas perut Anda, dan lakukan pada waktu perut kosong, 10 menit dua kali sehari. Lakukan ini sambil berbaring telentang di lantai dengan lutut tertekuk dan kaki di lantai dengan tiga bantal besar ditempatkan di bawah bokong Anda. Coba ini dengan menggabungkan tehnik memainkan music menggunakan headphone dan visualisasi.

12. Posisi Merangkak seperti kucing sedang marah - dimulai dengan merangkak, dilekskan dahulu dadanya lalu perlahan sambil tarik nafas lengkungkan punggung seperti kucing sedang marah.

13. Belly Relaxing dengan menggunakan tehnik Rebozo. Ini harus dilakukan bersama dengan patner, dengan meletakkan selendang yang cukup panjang dibawah pinggul ibu saat ia berbaring di lantai. Angkat di sudut-sudut kain dan gerakkan bergetar dari sisi ke sisi menggerakkan tangan Anda ke atas dan ke bawah untuk menggoyangkan perutnya dari sisi ke sisi. Hal ini harus dengan gerakan yang sangat kecil dan ibu harus sangat santai. Lakukan ini selama sekitar 5 menit. Kemudian ibu berlutut di tangga. Jadi ibu tangannya di tangga bawah dan dengan posisi merangkak lutut dan kakinya berada di 2 atau 3 tangga diatasnya. Pasangan membantu untuk menopang bahu, Tetap dalam posisi ini selama 5-10 menit atau selama nyaman. Lakukan posisi ini pada waktu perut kosong.

14. Lakukan Pelvic Rocking(lakukan seperti gambar dibawah ini, minimal 2 kali sehari)

15. posisi yoga downward position seperti di bawah ini juga sangat membantu membuat posisi janin sungsang menjadi letak kepala kembali.

16. Berikan Homeopaty (obat ini memang masih jaran di Indonesia) saya menemukan obat ini hanya di BALI di tempatnya Bumi Bali Sehat , Nyuh Kuning, Ubud, BALI nama obatnya: Homeopathic Pulsatilla in 200C ini untuk merangsang janin turun kepalanya Natrum Muriaticum- a water balancing Ignatia Amara- 30c ini untuk mengurangi stres dan menjaga posisi bayi lebih sempurna.

berikut ini rangkuman dari beberapa posisi yang bisa membantu Anda merangsang bayi memutar ke posisi letak kepala: Teknik-teknik berikut untuk mengubah bayi sungsang menjadi vertex dengan melibatkan bantuan dari spesialis atau medis profesional: 17. Akupunktur, Temukan seorang ahli akupunktur yang akrab dengan kehamilan dan mengetahui titik-titik untuk merangsang untuk memutar bayi sungsang. 18. teknik. Webster Sungsang (Webster Breech Technique) lakukan bersama seorang ahli Chiropractor yang berpengalaman. bisa juga dengan tehnik chiropractic yang lain tentu saja dengan ahlinya 19. Versi Eksternal - ini bisa dilakukan di rumah sakit pada sekitar 37 minggu; lakukan dengan bantuan Ob-Gyn untuk bantuan lebih lanjut Demikian TIPS yang bisa kami berikan , semoga bermanfaat: Salam Hangat BidanKita Top of Form Dapatkan info penting lainnya dari kami!Subscribe

Email anda : Bottom of Form

4 Jika kondisi ini terjadi pada kehamilan Anda, maka jangan buru-buru panik. Asalkan usia kandungan masih di bawah 32 minggu maka si kecil dalam perut masih bisa dikembalikan pada posisi normal kok. Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Biasanya Anda akan merasakan kandungan terasa penuh di bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah. Mengapa bisa sungsang? 1. Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang. 2. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke37 dan seterusnya. 3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim. 4. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. 5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim. 6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim. 7. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. 8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang. Bagaimana cara mendeteksi sungsang? 1. Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin. 2. Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang. 3. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

Tindakan apa yang harus dilakukan? Selain upaya yang dilakukan dokter, maka Andapun bisa mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi semula. 1. Anda dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Cara ini harus rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. Kemungkinan janin akan kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal. 2. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang menjadi normal dengan cara externalcephalic versin/ECV. Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh sang ibu. Cara ini dilakukan saat kandungan mulai memasuki usia 34 minggu. Sayangnya, cara ini menimbulkan rasa sakit bahkan kematian janin, akibat kekurangan suplai oksigen ke otaknya. Apa yang terjadi saat persalinan? Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan. Proses persalinan yang salah, jelas menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat salah saat menarik paha ke luar), dan lainlain. Untuk itu biasanya dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi bedah sesar. sumber: conectique.com

Ibu/Saudari yang Terhormat. Terima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter. Pada kehamilan 32 minggu posisi janin masih bisa berubah-ubah. Janin letak sungsang pada usia hamil 32 minggu masih normal. Sebaiknya tinggi sampai kehamilan 36 minggu, seharusnya bayi sudah dalam letak yang stabil (normalnya kepala berada di bawah). Mengenai posisi yang bisa dilakukan untuk mencoba mengubah letak janin (misalnya "menungging") sebenarnya tidak ada cara atau prosedur yang baku. Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas. Kehamilan sungsang didiagnosis melalui bantuan ultrasonografi. Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain: kelahiran kembar multiparitas (persalinan > 3x) plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) cairan amniotik (ketuban) yang berlebihan hidrosefalus (kepala janin berisikan cairan berlebih) anensefali (janin tidak memiliki tengkorak kepala)

ari-ari yang pendek kelainan rahim Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam persalinan prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang lebih tinggi. Pada umur kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan turun seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu. Pada usia 30 minggu, bila janin Anda termasuk aktif maka terdapat kemungkinan untuk posisinya berubah dari posisi kepala di bawah menjadi sungsang. Dan masih terdapat kemungkinan untuk kembali lagi ke posisi kepala di bawah. Namun semakin besar janin maka akan semakin sulit baginya untuk merubah posisi tubuh karena ruang gerak yang sudah semakin sempit. Cara termudah dan teraman untuk mengubah posisi janin sungsang adalah dengan bersujud (knee chest position) secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali sehari, misalnya pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit. Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal, yaitu kepala berada di sebelah bawah rahim. Pada saat kontrol kandungan, mintalah dokter memeriksa posisi janin. Jika belum berhasil, maka ulangi latihan setiap hari. Namun, latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 35 - 36 minggu. Posisi sungsang dapat diubah dengan cara manual dari luar perut apabila kehamilan sudah memasuki minggu ke-35. Cara ini (versi luar) dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan yang sudah berpengalaman. Hal ini dikarenakan memutar posisi janin dari luar dapat membahayakan nyawa janin. Tetapi prosedur ini sudah jarang dilakukan saat ini karena resikonya yang cukup tinggi dan kemajuan teknik operasi seksio sesar dan obat-obat antibiotik, sehingga operasi lebih menjadi pilihan. Apabila sampai usia 40 minggu dan janin masih berada di posisi sungsang, perkiraan cara kelahiran yang dianjurkan adalah operasi sesar. Melahirkan pervaginam atau normal dengan posisi bayi sungsang memiliki risiko yang lebih besar. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat. (JF) Salam, Tim Redaksi Klikdokter JIKA POSISI BUAH HATI SUNGSANG Aih, apalagi ini? Jangan buru-buru panik. Kalaupun letaknya sungsang, masih bisa dikembalikan ke posisi normal, kok. Bayi sungsang (mal presentasi) merupakan suatu kelainan letak bayi, yaitu posisi kepala di atas dan posisi bokong di bawah. "Sebetulnya sampai bayi berusia 34 minggu, letak bayi masih bebas. Artinya, letak kepala bisa di atas atau di bawah," ujar dr. Karno Suprapto, Sp.OG, dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ini terjadi karena pada permulaan kehamilan, berat

janin relatif lebih rendah dibandingkan dengan rahim. Akibatnya, janin masih bebas bergerak. Nah, menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. "Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang," terang Karno. PENYEBAB Letak yang salah itulah yang dapat menimbulkan masalah saat ibu harus menjalani persalinan. Dan berbeda dengan persalinan normal, pada persalinan sungsang dibatasi waktu. Begitu badan bayi sudah keluar, kepalanya harus dikeluarkan 4 menit kemudian. "Ini perlu dan harus dilakukan demi keselamatan bayi. Sebab, jika terlalu lama, bayi bisa kekurangan oksigen dan dapat menimbulkan kematian," jelas Karno. Tapi mengapa bisa sungsang? Menurut Karno, penyebabnya ada dua, yaitu faktor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, mungkin karena ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan menjadi sungsang. Sebaliknya, bila si bayi terlalu besar dan posisi kepala masih di atas. Pada saat kepala akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya terpental kembali karena ruangan panggul ibu terlalu sempit sehingga kepala bayi sulit berputar ke arah bawah. Pada kasus bayi kembar, kemungkinan sungsang menjadi lebih besar sebab janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, posisi salah satu janinnya sungsang. Sedangkan faktor ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor, plasenta di bawah, dan lainnya. DETEKSI SUNGSANG

Letak janin sungsang sudah bisa diketahui saat kehamilan berusia tua. Caranya dengan perabaan luar melalui perut. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Nah, bayi akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas. Karena seperti kita tahu, kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin. Cara lain adalah melalui pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG). Biasanya para ibu yang janinnya berposisi sungsang, dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. "Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal," ujar Karno. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang menjadi normal dengan cara versi luar (externalcephalic versin/ECV). Sesuai dengan namanya, versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin sungsang dari luar tubuh ibunya. Tindakan akan segera dihentikan bila saat versi luar, ibu merasa sakit. "Penghentian dilakukan karena kemungkinan otot rahim sensitif sehingga sewaktu diraba-raba terjadi kontraksi dan kejang. Bisa juga karena secara tak sengaja tindakan tersebut melepas plasenta," kata dr. Karno. Tak heran, versi luar tak bisa dilakukan bila letak plasenta ada di bawah sebab bayi tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal. Versi luar sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu.

Tapi saat ini versi luar jarang sekali dilakukan karena selain dapat membuat ibu merasa sakit dan bila dilakukan secara paksa, besar kemungkinan mengakibatkan tali pusat bayi tertekan dan plasenta terganggu. "Sehingga akan memberi dampak buruk pada bayi dan juga mengakibatkan kematian pada bayi. Bukan tidak mungkin bayi akan kekurangan suplai oksigen ke otaknya," terang Karno. Kondisi gawat bisa terjadi apabila cairan amnion/ketuban pecah. Sebab, begitu pecah tidak ada satu bagian dari janin sungsang yang bisa menyumbat jalan lahirnya. Pada bayi normal, bila ketuban pecah, jalan keluar air ketuban tersebut masih dapat tertutup dengan kepala bayi yang langsung turun. Sedangkan pada bayi sungsang, di antara kedua kaki terdapat celah, sehingga air ketuban itu keluar sedikit demi sedikit dan lama-lama habis. Padahal, makin sedikit air ketuban, makin dekat hubungan antara otot dinding rahim dengan janin. Jadi, ada kemungkinan janin terjepit otot rahim ibu. "Kepala janin yang besar dicengkeram oleh otot rahim dan akan mempersulit persalinan," jelas Karno. Kemudian, lanjut Karno, karena tali pusat berada di bagian depan tubuh bayi maka pada saat air ketuban itu keluar kadang-kadang bisa membawa sebagian tali pusat itu keluar ke mulut rahim. "Lalu tali pusat yang keluar itu terjepit sehingga suplai makanan dan suplai oksigen untuk janin akan berkurang dan dapat mengakibatkan janin meninggal." CARA PERSALINAN Kendati letak bayi sungsang, persalinan pervaginam masih tetap bisa dilakukan. Yang jelas, kata Karno, persalinan sungsang dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, ukuran bayi. Bila berat bayi di atas 3,5 kg, dokter akan cenderung memilih operasi caesar. Cara ini dipilih untuk menghindari cedera pada otot leher bayi yang mungkin saja tersangkut dan tertarik saat persalinan normal. Kedua, urutan kelahiran. Jika sungsang terjadi pada anak pertama, persalinan disarankan melalui caesar. Karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa dicoba-coba untuk melahirkan dengan cara normal

karena dapat mengakibatkan cedera. Ketiga, posisi kepala janin. Pada janin normal, posisi kepala yang baik yaitu menunduk seperti menghadap ke bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi kepala janin seperti posisi "militer", yaitu tegak menghadap ke depan (layaknya prajurit siap siaga). Pada janin sungsang, bila dipaksakan keluar dapat mematahkan tulang punggung yang paling atas dan dapat mengakibatkan radang otak. Sebab itulah sebaiknya persalinan pun dilakukan dengan jalan caesar. Persalinan pervaginam bisa dilakukan bila tidak terdapat faktor-faktor yang telah disebutkan di atas. "Misalnya bila bayinya kecil, panggul luas, bayi tidak terlilit usus," terang dr. Karno. Jenis Sungsang Bila dikaitkan dengan posisi kaki bayi, ada 3 jenis sungsang, yaitu: * Frank Breech/Letak Bokong Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat ke atas, kadang kaki sampai menyentuh telinga. * Complete Breech/Letak Sungsang Sempurna Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong kaki sempurna/lipat kejang). Seakan posisi bayi "jongkok" dengan bokong di atas mulut rahim, lutut terangkat ke perut. * Incomplete Breech/Singel Footling Breech Bila satu kaki di atas dan kaki yang lainnya di bawah, dalam dunia kedokteran disebut presentasi bokong kaki. Tetapi, kasus letak sungsang jenis ini jarang ditemui. Riesnawiati Soelaeman/Sandra Olifia. MEMUTAR JANIN SUNGSANG Memutar posisi janin atau versi luar, tak bisa sembarangan. Harus dilihat dulu penyebabnya dan dilakukan oleh ahlinya. Harusnya, pada usia kehamilan di atas 8 bulan, kepala janin berada di bawah dan bokongnya di atas. Hingga,

saat persalinan nanti, pengeluaran bayi jadi lebih mudah dilakukan. Akan tetapi, pada kenyataannya tak selalu posisi demikian yang diperoleh ibu hamil. Banyak pula yang mengalami kelainan posisi janin berupa letak sungsang atau letak lintang. Tentunya, kelainan-kelainan tersebut harus diatasi sejak mulai terdeteksi. Menurut dr. Dwiana Ocvianti SpOG. dari RS Siaga Raya, Jakarta, deteksi bisa saja datang dari si ibu. Misal, pada janin sungsang, yaitu bila posisi janin memanjang sejajar sumbu panjang rahim, dengan bokong janin berada di bagian terendah, "Ibu dapat merasakan dari tendangan si janin yang lebih banyak geraknya ke bawah." Gerakan di bawah adalah gerakan yang didominasi oleh kaki. Dengan demikian berarti kepala dan tangannya berada di atas. Padahal normalnya, setelah usia kehamilan 7-8 bulan, ibu akan merasakan gerakan janin lebih banyak di atas pusar. Ciri lain: bagian yang keras (kepala janin) mendesak tulang iga ibu hingga menimbulkan rahim sesak atau tertekan. Ada pula gerakan janin yang mendominasi di perut sebelah kiri atau kanan. Jika ini terjadi, kemungkinannya adalah letak janin melintang. Posisi-posisi ini jelas tak seharusnya dan ibu harus segera minta kepada dokter ahli untuk mengubahnya. "Tapi ingat, penanganan harus dilakukan oleh dokter atau bidan yang benar-benar ahli. Karena tidak sembarangan kita boleh memutar-mutar janin." Memang, aku Dwiana, ada ibu yang tak dapat mendeteksi sendiri kelainan posisi janinnya. Dia pun tak dapat mengungkapkan secara spesifik mengenai pergerakan janin hingga perlu pemeriksaan ahlinya. "Dokter atau bidan yang terlatih biasanya hanya melakukan perabaan di perut ibu. Dari perabaan itu dapat dirasakan di mana posisi kepala dan di mana posisi bokong." Namun, pemeriksaan seperti ini sulit dilakukan terhadap ibu yang bertubuh gemuk karena rahimnya terhalang oleh lemak. Bila dokter tak yakin dengan perabaannya, akan dilakukan pemeriksaan dengan

ultrasonografi. PENYEBAB Letak sungsang ada beberapa variasi; dari letak bokong dengan kedua tungkai kakinya ke atas dan bokong di posisi yang terendah, letak sungsang sempurna di mana kedua kaki ada di samping bokong, dan letak sungsang tak sempurna di mana selain bokong ada bagian tubuh lain seperti kaki atau lutut berada paling bawah. Pada letak sungsang tak sempurna, biasanya satu kaki menjulur ke bawah hingga ke jalan rahim. Adapun penyebab kelainan posisi pada janin, terang Dwiana, dari si janin sendiri. "Tak ada pengaruh antara ibu yang beraktivitas tinggi, ibu yang memiliki penyakit kronis, atau ibu yang mengkonsumsi narkoba dengan kelainan posisi janin." Dalam hal letak sungsang bisa disebabkan bayinya yang terlalu besar. "Bila tubuh bayi terlalu besar, maka kepalanya tak bisa berputar ke bawah karena tak bisa masuk ke atas panggul." Namun, kenapa si bayi terlalu besar, bisa disebabkan ibunya yang kebanyakan makan. Akibatnya, si ibu kegemukan, begitupun bayinya. "Karena itulah, ibu hamil kalau datang periksa, berat badannya ditimbang. Kalau berat badannya terlalu gemuk akan dinasihati untuk tak menambah berat badannya karena bayinya nanti terlalu besar." Letak sungsang juga bisa terjadi saat hamil muda, di mana ukuran bayi masih kecil sementara ruangan rahim relatif luas, kepala janin akan terputar ke atas. Juga, terjadi pada ibu yang sering mengalami persalinan. Pada ibu yang sering bersalin ini, otot rahim akan molor dan ruangan rahim pada kehamilan berikutnya jadi lebih luas. Bila risiko ini ditambah lilitan tali pusat, dapat dipastikan janin akan sungsang. Lilitan tali pusat pada tubuhnya membuat dia tetap di posisi semula, kepala di atas dan bokong di bawah. "Janin yang tak bisa memutar secara alamiah ini akan sungsang hingga melahirkan nanti." Selain itu, sungsang juga disebabkan letak plasenta di bawah hingga kepala tak bisa turun. Sekalipun janin bisa berputar, kepala akan turun setengah hingga

posisinya kadang jadi melintang. Ciri-ciri janin melintang. Tubuh akan membesar ke samping dan bagian tengah terasa kosong. Posisi ini bahkan lebih berbahaya daripada sungsang. Dalam persalinan lintang dikhawatirkan, "Selain bayinya meninggal, ibunya juga. Karena kalau bayi itu melintang, dia tak bisa lahir, padahal kontraksi rahim begitu kuat. Dengan demikian, rahim bisa pecah, yang disebut ruptura uteri," jelas Dwiana. Hal lain yang dapat menyebabkan sungsang adalah terdapat kecacatan pada bayi. Misal, yang kepalanya besar (hidrosefalus) atau kepalanya tak ada tulang tengkorak. Kelainan-kelainan dengan bagian tubuh membesar dapat pula terjadi pada organ tubuh lain, seperti bahu, perut, dan bokong. TAK BOLEH SEMBARANGAN Tentunya, untuk melakukan tindakan terhadap bayi sungsang harus dilihat dulu penyebabnya. Sebab, untuk melakukan pemutaran tak boleh sembarangan. Jadi, tidak asal memutar. "Bahaya sekali melakukan tindakan pemutaran kalau kita tak tahu persis apa penyebab bayi itu menjadi sungsang," ungkap Dwiana. Larangan pun berlaku bagi dokter atau bidan yang tak terampil melakukan pemutaran. "Yang melakukannya harus dokter atau bidan terlatih." Sebab, kalau penyebab janin sungsang adalah lilitan tali pusat, tindakan memperbaiki akan menyebabkan bayinya malah tambah terjerat. Dalam kondisi seperti ini, kepala bayi tak akan bisa turun. Seandainya dipaksakan pun, bayi akan makin terjerat. "Biasanya dokter atau bidan akan membiarkannya dalam posisi seperti ini. Kemungkinannya, persalinan dilakukan dengan jalan bedah sesar." Dwiana lantas menggambarkan cara memutar bayi sungsang dengan tangan yang dikenal dengan versi luar. Pertama-tama, si ibu dalam posisi terlentang, kondisi relaks, dan belum ada kontraksi. "Bila sudah terjadi kontraksi, maka pemutaran tak dapat dilakukan karena rahim sudah tak relaks lagi dan ibu sudah siap melakukan persalinan." Kemudian, "Perlahan-lahan bayi kita geser dengan

tangan dari luar." Pemutaran bayi boleh diteruskan bila tak terasa sakit. Bila terasa sakit, pemutaran harus dihentikan untuk mencegah terjadi luka di rahim, misal, plasenta putus atau rahim robek. "Biasanya, pemutaran dilakukan antara 10 sampai 15 menit dalam satu kali pemutaran." Pemutaran tak dapat dilakukan setahap demi setahap. Misal, hari ini bayi diputar setengah kemudian besok setengahnya lagi. Bagaimana dengan pengurutan? Dwiana dengan tegas melarang, "Sebaiknya jangan melakukan urut-mengurut. Ibu tak diperkenankan melakukan pemijatan di daerah perut apalagi rahim." Meskipun pengurutan dilakukan ahlinya, tetap dilarang. Apalagi bila ahli itu tak mengerti medis. Posisi Bersujud Teknik lain yang kerap dianjurkan jika posisi bayi sungsang ialah ibu melakukan psosisi seperti bersujud. "Posisi ini dimaksudkan agar bagian janin yang sudah masuk rongga panggul akan keluar dan secara alamiah bayi punya kesempatan lebih luas untuk berputar," papar Dwiana. Tindakan ini lebih berhasil dan tak membahayakan bagi ibu hamil maupun janinnya. Asalkan kehamilan masih cukup dini, di mana air ketuban masih cukup banyak dan penyebabnya bukan terlilit tali pusat. Posisi sujud bisa dilakukan selama 15 menit setiap hari. Seminggu kemudian diperiksa ulang untuk mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak janin tak berubah, tindakan sujud bisa diulang. Bila berhasil, perut ibu perlu difiksasi (diikat) dengan gurita atau stagen agar janin tak berubah kembali. Namun, papar Dwiana, letak janin melintang tak bisa diatasi dengan tindakan seperti ini. Umumnya, bayi dengan letak lintang dilahirkan melalui bedah caesar. "Bagi ibu hamil dengan janin melintang, perlu lebih berhati-hati ketika hamil tua. Janin melintang akan tetap aman bila ketuban utuh. Bila ketuban pecah, akan berbahaya bagi ibu dan janin." Untuk mencegahnya, hindari mengejan saat hamil tua,

berhati-hati saat berjalan, dan jangan lakukan sanggama ketika hamil mulai tua. Syarat "Permuatan" Bayi Menurut Dwiana, ada beberapa persyaratan dalam melakukan pemutaran janin sungsang: 1. Ibu tak boleh terlalu gemuk, hingga bayinya tak bisa dikenali atau diraba. 2. Air ketuban tak boleh terlalu banyak ataupun tak terlalu sedikit. 3. Saat pemutaran, ibu tak boleh merasa sakit. Karena rasa nyeri salah satu komplikasinya, plasenta lepas saat pemutaran dan bisa menyebabkan perdarahan. Perdarahan akan mengakibatkan bayi dan ibu meninggal. Selain, bisa juga terjadi robekan pada rahim ibu karena rahim ibu di usia hamil tua seringkali sudah tipis. Apalagi kalau si ibu sudah ada bekas operasi, berarti kontra indikasi. 4. Pemutaran dilakukan perlahan-lahan sambil mendengarkan bunyi jantung janin. Jika ada perubahan bunyi jantung janin, harus dihentikan. Pemutaran dianggap gagal. Irfan Hasuki. BAYI SUNGSANG HARUSKAH DILAHIRKAN SESAR? Asalkan usia kehamilan masih di bawah 32 minggu, posisi sungsang masih dapat diperbaiki. Dokter menyatakan janin Anda sungsang? Itu berarti, si janin dalam posisi memanjang dengan kepala di bagian atas rahim (fundus uteri) dan bokongnya ada di bagian bawah. Umumnya pada kehamilan trimester kedua, posisi sungsang sudah dapat dideteksi. Kandungan terasa penuh di bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah. Ibu yang sudah pernah hamil sebelumnya akan merasa kehamilan sekarang terasa berbeda. Namun untuk memastikan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Untuk langkah awal, lakukanlah pemeriksaan luar. Caranya dengan meraba bagian bawah rahim. Apakah ada bagian yang keras dan bulat menyerupai kepala di situ? Bila tidak ada, maka kemungkinan posisi janin sungsang. Jangan keliru dengan bagian bokong yang juga terasa berbentuk bulat. Cara membedakan kepala dan bokong adalah dengan menggerak-gerakkan bagian tersebut secara perlahan. Jika tak mau bergerak atau terasa sulit sekali bergerak, dapat dipastikan itu adalah bokong. Kepala lebih mudah digerakkan daripada bokong. Selanjutnya, cobalah raba bagian atas rahim. Andaikan posisi janin memang sungsang, maka akan teraba kepalanya pada bagian ini. Denyut jantung janin pun akan teraba di posisi setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada pusar ibu. Bila masih ragu, lakukan pemeriksaan dalam atau dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). PENCETUS SUNGSANG Letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Jadi, tak perlu keburu khawatir jika posisi sungsang terjadi di bawah usia kehamilan 32 minggu. Pada usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari yang posisinya sungsang lantas berputar menjadi melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala di bagian bawah rahim. Jangan heran kalau pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi. Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ketiga, bokong janin dengan tungkai terlipatyang ukurannya lebih besar daripada kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Masalahnya, mengapa posisi sungsang masih dapat terjadi hingga usia kehamilan cukup bulan? Multiparitas

Ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. Hamil kembar Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim. Hidramnion (kembar air) Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. Hidrosefalus Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim. Plasenta previa Adanya plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim. Panggul sempit Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. Kelainan bawaan Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang. 4 POSISI SUNGSANG Presentasi bokong Pada pemeriksaan dalam yang dapat teraba hanya bokong bayi saja. Terjadi karena janin meluruskan (ekstensi)

kedua sendi lututnya, sehingga kedua kaki mengarah ke atas dan kedua ujungnya sejajar dengan bahu atau kepala. Presentasi bokong kaki sempurna Kala pemeriksaan dalam dilakukan, bokong dan kedua kaki dapat teraba. Presentasi bokong kaki tidak sempurna Bagian bokong teraba dengan satu kaki di sampingnya, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Presentasi kaki Yang teraba lebih dulu adalah salah satu atau kedua kaki karena posisi kaki berada di bagian paling rendah. MENGUBAH POSISI SUNGSANG Cara termudah dan teraman untuk mengubah posisi janin sungsang adalah dengan bersujud (knee chest position) secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali sehari, misalnya pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit. Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal, yaitu kepala berada di sebelah bawah rahim. Pada saat kontrol kandungan, mintalah bidan atau dokter memeriksa posisi janin. Jika belum berhasil, maka ulangi latihan setiap hari. Namun, latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 3536 minggu. Cara lain yakni dengan memutar posisi janin dari luar. Tentu tindakan ini hanya boleh dilakukan oleh ahli dan tidak semua dokter kandungan mahir melakukannya. Tindakan yang dikenal dengan nama versi luar ini berisiko. Bila tali pusat terlalu panjang dapat me-lilit. Sedangkan jika tali pusat pendek, plasenta bisa lepas akibat tarikan. Lantaran itu, tindakan versi luar saat ini jarang dipraktikkan. SAAT PERSALINAN Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi

proses persalinan. Jika yang terjadi adalah presentasi bokong murni, maka persalinan normal masih relatif mudah dilakukan. Namun, ini pun hanya berlaku bagi ibu yang sudah memiliki pengalaman melahirkan per vaginam. Sedangkan jika yang terjadi adalah presentasi kaki, pada saat ketuban pecah spontan mungkin saja tali pusat ikut keluar (prolapsus tali pusat). Jika tidak segera dilakukan persalinan, janin mungkin tidak terselamatkan. Untuk mencegahnya, persalinan dapat dilakukan dengan cara sesar. Proses persalinan yang salah jelas dapat menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi (seksiosesaria) . Untuk ibu yang baru pertama kali hamil atau terdapat faktor penyulit pada kehamilan seperti ketuban pecah dini atau janin besar (di atas 3,5 kg) maka persalinan sesar merupakan jalan terbaik. Dalam hal ini, serahkan keputusan terbaik kepada dokter yang menangani. Utami Sri Rahayu Konsultan Ahli: dr. Agus Supriyadi SpOG dari RSAB Harapan Kita Tabloid Nakita