bab iv hasil dan pembahasan 4.1...

28
13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yangakan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, system, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu langkah untuk memperoleh suatu tujuan melalui tahap-tahap yang sesuai dengan apa yang dituju. Dalam hal ini, peneliti menyusun rencana yaitu menggali informasi mengenai bentuk pertunjukan Tanggomo di Gorontalo. Rencana mencari informasi dilakukan mulai tanggal 19 Agustus 2013, Tempat yang dipilih untuk penelitian yaitu di Gorontalo. Gorontalo merupakan Provinsi yang kaya akan budaya, dengan luas wilayah 66,25 km dengan tingkat kepadatan penduduk 2.718 jiwa. Inilah yang menyebabkan keragaman budaya yang dimiliki berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan dalam enam Kabupaten Kota, diantaranya Bonebolango, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2 Hasil Penelitian Tanggomo merupakan jenis kesenian atau pertunjukan yang sangat sederhana namun tidak semua orang bisa melakukannnya, sebab pertunjukan ini dilakukan dengan santai dan memakai pakaian yang sopan yakni duduk bersila kemudian memakai baju koko, kopiah dan sarung. Tanggomo sangat dekat dengan bercerita, sehingga orang yang sedang melakukan pertunjukan ini harus memiliki daya ingat yang kuat sebab, isi dari Tanggomo tersebut bisa mencapai puluhan atau ribuan baris. Dari hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menemukan berbagai macam pendapat dari setiap pemangku adat atau budayawan tempat penelitan dilakukan.

Upload: truongkiet

Post on 08-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan

yangakan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan

adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,

kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, system, anggaran, dan standar

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa perencanaan merupakan suatu langkah untuk memperoleh suatu tujuan

melalui tahap-tahap yang sesuai dengan apa yang dituju. Dalam hal ini, peneliti

menyusun rencana yaitu menggali informasi mengenai bentuk pertunjukan

Tanggomo di Gorontalo.

Rencana mencari informasi dilakukan mulai tanggal 19 Agustus 2013,

Tempat yang dipilih untuk penelitian yaitu di Gorontalo. Gorontalo merupakan

Provinsi yang kaya akan budaya, dengan luas wilayah 66,25 km dengan tingkat

kepadatan penduduk 2.718 jiwa. Inilah yang menyebabkan keragaman budaya yang

dimiliki berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan dalam enam Kabupaten Kota,

diantaranya Bonebolango, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten

Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara.

4.2 Hasil Penelitian

Tanggomo merupakan jenis kesenian atau pertunjukan yang sangat sederhana

namun tidak semua orang bisa melakukannnya, sebab pertunjukan ini dilakukan

dengan santai dan memakai pakaian yang sopan yakni duduk bersila kemudian

memakai baju koko, kopiah dan sarung. Tanggomo sangat dekat dengan bercerita,

sehingga orang yang sedang melakukan pertunjukan ini harus memiliki daya ingat

yang kuat sebab, isi dari Tanggomo tersebut bisa mencapai puluhan atau ribuan

baris.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menemukan berbagai macam

pendapat dari setiap pemangku adat atau budayawan tempat penelitan dilakukan.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

14

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini benar-benar sama persis dengan

apa yang sudah dijelaskan di atas. Berikut hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti di enam tempat yang berbeda:

4.2.1 Kabupaten Bonebolango

Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo.

Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Gorontalo tahun 2003.

Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

wilayah kecamatan, yaitu:

Bonepantai,

Kabila,

Suwawa, dan

Tapa.

Dari data yang ada, Kabupaten Bone Bolango mengalami banyak proses

pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, sehingga jumlah kecamatan dan

desa/ kelurahan menjadi banyak, yaitu 17 kecamatan dan 1 kecamatan

persiapan, 152 desa, dan 4 kelurahan. Berbicara soal tradisi dan budaya, Bone

bolango memiliki banyak keragaman. Salah satunya adalah Tanggomo.

Di Kabupaten Bonebolango, peneliti mendapat kesempatan

mewawancarai serta melihat langsung pertunjukan Tanggomo, mendapatkan

informasi tentang bagaimana bentuk pertunjukan Tanggomo, dan Tanggomo di

masa lalu khususnya di Bonebolango.

Peneliti melalukan wawancara kepada salah seorang budayawan di

Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango pada hari jumat 23 agustus 2013.

Menurut bapak Yamin Husain yang merupakan budayawan di Kecamatan

Tapa, tanggomo merupakan sastra lisan. Sastra lisan tersebut terdiri atas 15

ragam dan terbagi kedalam 4 kelompok: (1) Sastra yang berhubungan dengan

upacara adat, (2) sastra yang berhubungan dengan filosofi pandangan hidup,

(3) sastra yang berhubungan dengan muda mudi, (4) sastra yang berhubungan

dengan pendokumentasian.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

15

Tanggomo merupakan bagian dari sastra yang berhubungan dengan

pendokumentasian. Karena jika kita meninjau dari segi asalnya, (Tanggomo

merupakan asal kata “Molanggomo” yang Bahasa Indonesianya yaitu

“Menampung” dalam artian menampung kejadian-kejadian ataupun peristiwa

yang benar-benar terjadi yang kemudian di ceritakan kembali. Cara

menceritakan kembali ini dalam bentuk sajak bersyair, contohnya seperti

kecelakaan, perkelahian, pembunuhan, dan sejarah-sejarah yang terjadi dimasa

lampau yang diceritakan dengan kejadian sesungguhnya tanpa menambah-

nambah dan bukan khayalan. Berikut ini, adalah salah satu contoh tanggomo,

yang paling sering dibawakan di Bone bolango dan merupakan kejadian atau

peristiwa yang benar-benar terjadi.

“TALO DEHU TO WA’OLO”

Bismillah momonggato

Tawu piya-piya’ato

To wa’olo molanggato

Tolopamo dipulato

To tolihe lolopato

Duhe liyo le tangato

Dila pahuta pomayi

Wa’u dila molahuto

Morasa mo lilimbuto

Te’ Asongo mato totondongo

To lu’u ando-andongo

Artinya :

Bismillah mengangkat sebuah kisah

Orang sedang memanjat

Di pohon enau yang sangat tinggi dan licin

Tali yang digunakan lepas dan dia pun jatuh

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

16

Janganlah di cabut dulu

Dan akupun tidak akan mencabut karena takut

Si Asongo matanya terbelalak ( melotot )

Terdiam dan tak bias berbuat apa-apa.

Kejelasan dari isi syair tanggomo di atas, yakni menceritakan

seseorang yang mengalami kecelakaan karena memanjat pohon enau, ia

jatuh akibat alat bantu (tali), yang digunakan untuk memanjat pohon

enau, sehingga terlepas dan jatuh tertusuk pada benda tajam bulingo

(pengupas kelapa). Temannya si Asongo tidak berani membantu mencabut

benda tajam tersebut.Ia takut dan hanya bisa terdiam melihat si pemanjat

terkulai lemah.

“tentang perkelahian”

Bismillah molumulo

Anunu hemohinulo

Kedo ma botu-botulo

Hemo hile bentumulo alo dila yilo hialiyo

Lutu pilo wotabiyo

Ulongo pilotepaliyo

Kedo pe i lahiliyo

Tiluhata to bundungo mato liyo

Artinya :

Bismillah pada awal

Si Anunu sedang membuat minyak kelapa

Si Kedo datang bertamu

Meminta sesuatu dan tidak di berikan

Pisangpun di lempar

Wajan di tending

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

17

Si Kedopun di usir

Mengenai alis matanya.

Kejelasan syair di atas yakni menceritakan tentang perkelahian

yang terjadi antara kakak beradik ( si anunu dan si Kedo ). Suatu hari si

Anunu sedang membuat minyak kelapa kemudian tiba-tiba si Kedo datang

dan meminta sesuatu pada si Anunu, akan tetapi apa yang di minta si

Kedo tidak bisa di penuhi oleh si Anunu. Akibatnya si Kedo marah dan

menendang pisang serta wajan yang berisi minyak kelapa. Si Anunu

berbalik marah dan mengusir si Kedo, karena wajan yang di tendang tadi

mengenai alis matanya.

Dulunya Tanggomo sangat penting bagi masyarakat Bonebolango sebab

Tanggomo merupakan media komunikasi dan sumber informasi bagi

masyarakat.

Menurut keasliannya, Tanggomo dibawakan secara spontanitas, tidak

dirangkai atau ditulis dengan menggunakan syair. Cara penyampaiannya

terdengar indah sehingga orang yang mendengar tertarik dan termotivasi untuk

mendengarkannya, terlebih-lebih yang disampaikan mengenai peristiwa-

peristiwa terhangat. Namun hal ini berbeda dengan tanggomo yang sekarang.

Banyak petanggomo yang membawakan isi tanggomo yang berbentuk

himbauan. Padahal menurut bapak Yamin, jika kita meninjau kembali

pengertian dan asal usul tanggomo tersebut, jelas sudah bahwa tanggomo

adalah rentetan cerita sebuah peristiwa atau sejarah yang benar-benar diakui

kebenarnya.

Dari segi bentuk pertunjukannya, tanggomopun sudah mengalami

perubahan. Pada zaman dahulu, petanggomo tidak mempunyai tempat yang

khusus untuk melakukan tanggomo tersebut. Mereka biasa melakukannya

pada saat mereka berjualan, atau di tempat-tempat yang ramai. Bahkan

menurut bapak Yamin mereka berjualan sambil melantunkan syair tanggomo

tersebut, sehingga pengunjung banyak yang tertarik dan membeli dagangan

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

18

mereka tersebut. Pakaian yang digunakan pun sangat sederhana, hanya celana

selutut dengan baju koko dan sarung yang melingkar di bahu. Namun zaman

sekarang tanggomo dilakukan pada event budaya atau perlombaan,

syairnyapun sudah disediakan oleh panitia, mereka tinggal membaca dan

menghafal syair tersebut.

Hal ini yang membuat budayawan Gorontalo prihatin dengan kondisi

keberadaan tanggomo di Gorontalo. Untuk menanggulangi hal tersebut, ada

banyak cara yang bisa kita lakukan, diantaranya memperkenalkan budaya

Gorontalo khususnya tanggomo ini kepada seluruh warga masyarakat

Gorontalo, agar nantinya kedepan kesenian tradisional ini bias dilestarikan dan

dijaga keasliannya.

4.2.2 Kota Gorontalo

Kota Gorontalo adalah ibu kota Provinsi Gorontalo. Kota ini memiliki

luas wilayah 66,25 km² (0,55% dari luas Provinsi Gorontalo) dan berpenduduk

sebanyak 180.127 jiwa (berdasarkan data SP 2010) dengan tingkat kepadatan

penduduk 2.718 jiwa/km². Kota ini memiliki motto “Adat Bersendikan Syara,

Syara Bersendikan Kitabullah” sebagai pandangan hidup masyarakat yang

memadukan adat dan agama. Berbicara soal tradisi dan budaya, Kota

Gorontalo memiliki banyak keragaman. Salah satunya adalah Tanggomo

Di Kota Gorontalo, penulis mewawancarai bapak Hasdin Danial yang

merupakan budayawan di Kota Gorontalo. Menurut beliau Tanggomo

merupakan kata dari bahasa Gorontalo yang berarti menampung. Orang yang

menembangkan Tanggomo disebut sebagai “Mo Tanggomo” atau

“Patanggomo”. Penyampaian Tanggomo bisa disampaikan secara bertutur

dengan syair. Dalam syair Tanggomo, yang paling diutamakan adalah nasehat.

Menurut cerita turun temurun, Tanggomo merupakan salah satu media

penyebaran Islam. Ada tanggomo yang berisi peristiwa dan sejarah Gorontalo

dan ada juga yang bersifat membangun bagi masyarakat yang merupakan

program-program dari pemerintah.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

19

Disamping itu menurut bapak Hasdin, keberadaan tanggomo di Gorontalo

saat ini berbeda dengan zaman dulu. Sekarang ini yang melakukan tanggomo

“petanggomo” banyak namun yang menciptakan syairnya sangat susah dicari.

Ini dibuktikan dengan pernah diadakannya festival cipta syair tanggomo yang

digelar oleh pemerintah Kota Gorontalo, namun kenyataannya banyak

petanggomo yang meminta naskah langsung dari panitia. Padahal pihak panitia

ingin mencari petanggomo yang benar-benar bisa menciptakan naskah

tanggommo secara spontan tersebut.

Adapun bentuk pertunjukan tanggomo di Kota Gorontalo jika

dibandingkan dengan zaman dulu dan sekarang sangat jauh berbeda yakni: (1)

Dari segi tempat, zaman dulu petanggomo bisa berdiri, berjalan dan berjualan,

tempatnya bebas dimana saja tidak terikat sedangkan zaman sekarang mereka

berada dipanggung duduk dengan posisi kaki bersila atau disebut “tambe-

tambelango”. (2) Tujuan, zaman dulu tujuan mereka melakukan tanggomo

adalah menceritakan kejadian nyata atau menarik perhatian orang-orang

sekitar agar mereka tertarik. (3) Pakaian, pada zaman dulu pakaian yang

digunakan adalah kain berwarna hitam seperti baju silat, dengan menggunakan

kain batik dikepala atau “payungo” yang pada masyarakat jawa disebut

dengan “blankon” hanya saja blankon berbeda dengan payungo karena

blankon sudah permanent sedangkan payungo kain batik yang dililit dikepala.

Sekarang pakaian petanggomo adalah baju koko dan sebagian orang

menggunakan baju adat. (4) Syair, pada zaman dulu syairnya berupa peristiwa

dan sejarah sedangkan sekarang tanggomo bersifat membangun bagi

masyarakat yang merupakan program-program dari pemerintah atau

himbauan.

Contoh syair :

“Sejarah (tentang patriotic 23 januari kemerdekaan gorontalo)”

Bisimila momulali

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

20

Delo po”ela pomai

Taunu yilalu mai

Botiya ma delo mai

Wawu dungohi lomai

Botiya uwilowali

Maso-maso to akali

Wau dila bohabali

23 januali

42 yilowali

Lali wungguli kakali

Donggo to’u boito

Ra’ayati topingito

Wawu malo toduwito

Walanda hemolihito

Ngiyo-ngiyoto dungito

Oyinda lobohuliyo

Lomobu hudungiliyo

To pabia tambatiliyo

Talumolo waitiyo

Odito kapaliliyo

Kapali tikololiyo

Polibu limongoliyo

Odito to uwanengo

Pendadu delo tihengo

Tulu malotondulengo

Lopobu kilumohengo

Hudungu to uwanengo

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

21

Walanda mahepanita

Wawu malo hipalita

Uwewo mahidehita

Mamai hipodelita

Hasili didu olamita

Malo didu olabita

Boli ma didu osisa

Ra’ayati to sikisa

Walanda mahesanangi

Tolipu hulondalangi

Tahu’a pomikilangi

Dulolo motibarani

Motitituwawu malowani

Kumando li pa’a Nani

Ta malo lotipalangi

Tahu’a ilambuliyo

Ra’ayati wawu tiyo

Mosaadiya wawu mohiyo

Walanda wa’upoliyo

Pa’a Nani bilanduwa

Talola’I tawabuwa

Ra’ayati ngohunduwa

Pito banggo hiwuduwa

Pa’a Nani ta ta’uwa

Odito utoniati

Todulahu duma’ati

Lo’otoduwo u bebasi

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

22

Wawu lominda’a bandela

Umoputi wawu umela

23 januali

42 yilowali

Mongodula’a mongowutato

Tanggomo mahe’utapo

Wanu hila momatato

Pona’o de hulondalo

Silita banda-bandalo

Artinya :

Dengan nama Allah dimulai

Mari kita kenang

Tahun tahun yang silam

Sekarang akan diceritakan

Dan dengarkanlah

Yang terjadi

Masuk akal

Dan bukan hanya kabar

Tanggal 23 januari

Tahun 42 terjadi

Menjadi cerita / sejarah kekal

Pada masa itu

Rakyat terbelenggu

Dan dalam ketakutan

Belanda menindas

Dengan begitu geram

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

23

Awal mulanya

Yang mereka perbuat

Membakar gedung

Gedung kopra

Di pabean tempatnya

Talumolo termasuk

Begitu juga kapal

Kapal motor kololiyo

Dibakar oleh mereka (belanda)

Begitu juga di kwandang

Pantai laksana tungku

Api telah berkobar

Terbakat mengersang

Gedung di kwandang

Belanda telah senang

Di negeri Gorontalo

Segeralah berfikir

Marilah memberanikan diri

Bersatu melawan

Dikomandoi oleh Nani Wartabone

Yang gagah berani

Segera dikumpulkan

Rakyat bersamanya

Bersedia dan membantu

Belanda akan ditangkap

Pak Nani dibantu

Laki perempuan

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

24

Rakyat yang banyak

Pisau, keris terhunus

Pak Nani yang memimpin

Begitulah niat baik

Di hari jumat

Telah bebas dari cengkraman

Dan telah mengibarkan bendera

Merah putih

23 januari

Tahun 1942

Bapak ibu hadirin

Hanya cukup sekian dulu

Ingin tau lebih dalam

Mampirlah ke Gorontalo

Kisah ceritanya lebih lengkap.

4.2.3 Kabupaten Gorontalo

Limboto adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo,

Indonesia dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Limboto juga

merupakan ibukota kabupaten Gorontalo. Terletak di 0,30 derajat Lintang

Utara, 1,0 derajat Lintang Selatan, 121 derajat bujur Timur dan 123,3 derajat

Bujur Barat.

Kabupaten Gorontalo dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29

Tahun 1959 tentang Pembentukan daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi

dengan ibu Kota semula Isimu. Pada tahun 1978 ibu kota Kabupaten

Gorontalo dipindahkan ke Limboto. Ada sebagian data pada atlas atau peta

yang memuat ibu kota Kabupaten Gorontalo adalah Isimu. Jelas hal tersebut

tidak sesuai dengan realita dan fakta yang ada di lapangan.

Di Limboto terdapat Danau Limboto, yaitu sebuah danau seluas 2000 ha

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

25

yang hanya berkedalaman 5 hingga 8 meter. Berbicara soal tradisi dan budaya,

Kabupaten Gorontalo memiliki banyak keragaman. Salah satunya Tanggomo

Di kabupaten Gorontalo, pengertian Tanggomo tidak jauh beda dengan

kabupaten-kabupaten lainnya. Tanggomo yaitu “Molanggomo” atau

“Menampung” artinya menampung segala kejadian-kejadian yang terjadi di

masa sekarang atau dimasa lalu, kemudian disampaikan kepada masyarakat

dengan menggunakan syair yang menarik.

Jenis-jenis tanggomo berupa peristiwa yang tragis, misalnya pembunuhan,

kecelakaan dan sejarah, misalnya 23 januari dan permesta. Kejadian-kejadian

tersebut dipaparkan dari awal sampai akhir dengan sajak yang indah. Menurut

bapak Suleman, jika kita mendengarkan syair tanggomo secara seksama, kita

bisa menangkap bahwa pada syair tanggomo tersebut terdapat sajak seperti

pada puisi, maksudnya terdapat keseragaman huruf vocal pada setiap akhir

kata.

Bentuk pertunjukan Tanggomo tidaklah beda dari yang lain, tidak tedapat

durasi, semuanya tergantung jenis naskah yang diceritakan. Semakin panjang

naskah yang diceritakan semakin lama waktu yang dibutuhkan. Selain itu

pakaian yang digunakan pada pertunjukan tanggomo adalah pakaian sederhana

tapi tetap sopan. Cara penyampaiannya pun sederhana, dengan mengikuti syair

yang sudah biasa dilantunkan.

Contoh syair:

“PILU”

Bissimilah mo marani

Tabiya bo ngotuwali

To rijibu sya’abani

Tota rabi rijibu

Lo dutu kayipililu

Ikilale lo lilidu

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

26

Lo lilidu janjiya

Toyimuli posadiya

Lotu alo lolo iya

Lotu alo lo bahasa

Doyi dipo hiluwata

Tota hurahurawata

Lotu alo lo po ahu

Lo ondo taa dulahu

Payayila yilamahu

Tilamulo mulowahu

Pilu batade mu tihutapo

Doyimu duhengapo

To uma dilumodupo

Tisa ilo limamuto

Lo o yilo lo bunguto

To dulahu lolinggato

Ti Sa i lomuayato

Opu u pu ulo bato

Ma pilo laha lahapo

Toyidito yi i lapo

Pilu batade mu tihutapo

Doyimu donggo duhengapo

Wonu odito tameto

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

27

Watotiya mobitepo

Wonu odito lo iya

Mo bite po watotiya

Artinya :

Dengan nama Allah memberanikan diri

Ibadah tidak seimbang

Di bulan rajab sya’ban

Pada bulan rajab

Seserahan menjadi kisah pilu

Janur kuning jatuh

Janji tidak ditepati,

Cepat mengambil keputusan

Cepat mengambil sikap

Uang belum dibagikan

Kepada orang-orang,

Cepat memberi perintah

Saat melihat seorang gadis

Gadis yang cantik

Kambing yang disembelih seharusnya diikat dulu

Uang ditambah dulu

Pada saat pagi hari

Tisa membasuh wajah

Kambing yang akan disembelih

Uang ditambah dahulu

Pada saat pagi hari

Tisa membasuh wajah

Pada saat siang hari Tisa terpisah

Kambing yang akan disembelih

Uang ditambah dahulu

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

28

Kalau seperti itu jawaban,

Saya akan merantau dulu

Kalau begitu perkataan,

Saya akan merantau dulu

Kejelasan syair di atas yakni menceritakan tentang kisah eorang pria yang

jatuh cinta dengan soerang gadis. Pria tersebut terlalu buru-buru ingin

melamar gadis tersebut. Yang seharusnya mereka harus saling mengenal

terlebih dahulu. Akibatnya orang tua menyuruh pria tersebut untuk mencari

uang terlebih dahulu agar pria tersebut lebih mapan.

4.2.4 Kabupaten Boalemo

Kabupaten Boalemo dengan ibu kota Tilamuta merupakan kabupaten

hasil pemekaran Kabupaten Gorontalo pada tahun 1999. Kabupaten Boalemo

dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor

50 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2000 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo.

Kabupaten Boalemo terletak pada posisi di antara 00°24'04" - 01°02'30"

Lintang Utara (LU) dan 120°08'04" - 122°33'33" Bujur Timur (BT). Berbicara

soal tradisi dan budaya, Boalemo memiliki banyak keragaman. Salah satunya

adalah Tanggomo.

Sejarah tanggomo di kabupaten Boalemo menurut penuturan bapak Mani

Rahim adalah “wungguli lo ilowali to umulolo”. Jadi jika diartikan tanggomo

adalah cerita yang benar-benar terjadi pada masa lampau dan hanya ada di

Gorontalo itu sendiri. Tanggomo menurut penduduk setempat yaitu bebas,

bisa lahir, bisa tercipta, jika ada peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi

dimasa lampau itu yang kemudian diceritakan kembali dan menjadi sumber

informasi bagi rakyat.

Ada dua Jenis-jenis Tanggomo yaitu, Tanggomo sejarah dan Tanggomo

peristiwa. Tanggomo sejarah susunan syairnya hanya menyangkut sejarah

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

29

yang terjadi di tempat tersebut. Sedangkan Tanggomo peristiwa isinya tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi seperti pembunuhan, dan pencurian.

Contoh penggalan syair tanggomo peristiwa:

“Te Kasimu Mosolo”

Bissimila mulo-mulo

Te Kasimu mosolo

Pale liyo londo pondolo

Lo tu alo lo delo lo

Lodelo lotu alo

Kapala bo lambangalo

Pulisi ma to da lalo

Kejelasan penggalan syair tanggomo tersebut adalah kisah seorang pemuda

yang bernama Kasimu, yang sangat tergesa-gesa sampai akhirnya melakukan

sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap seorang anggota kepolisian.

Cerita ini merupakan sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi dan

diceeritakan kembali.

Dahulu, Tanggomo biasa disampaikan seperti radio berjalan, orang-orang

yang ingin mendapatkan informasi dari kejadian yang terjadi saat itu, cukup

dengan mengundang Si Petanggomo tersebut. Dalam artian bebas yaitu, entah

pertunjukan itu dilakukan di rumah, di pasar, dan di sawah. Si Petanggomo

langsung bercerita di tempat tersebut.

4.2.5 Kabupaten Pohuwato

Kabupaten Pohuwato adalah kabupaten yang terbentuk dari hasil

pemekaran Kabupaten Boalemo. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 yang ditandatangani

oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga September 2011, Kabupaten

Pohuwato terdiri atas 13 kecamatan, 2 kelurahan dan 79 desa dengan jumlah

penduduk 128.748 jiwa (SP 2010), serta luas 4.244,31 km² (SP 2010) sehingga

tingkat kepadatan penduduknya adalah 30,33 jiwa/km². Berbicara soal tradisi

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

30

dan budaya, Pohuwato memiliki banyak keragaman. Salah satunya adalah

Tanggomo.

Di kabupaten Pohuwato, Tanggomo adalah media alternative untuk

memperoleh informasi apa saja. Tanggomo bisa disampaikan dimana saja,

dipasar, ditepi sungai, juga dalam hajatan pernikahan. Tanggomo merupakan

jenis pertunjukan yang sangat dekat dengan rakyat sebab, sebagian besar

informasi yang disampaikan berasal dari kejadian-kejadian yang terjadi

diungkungan masyarakat itu sendiri.

Bentuk pertunjukan tanggomo di kabupaten Pohuwato sama dengan

bentuk pertunjukan yang dilakukan di kabupaten-kebupaten lainnya. Dari segi

pakaian, sederhana tapi sopan, durasinya tergantung cerita yang dibawakan.

Hal ini yang membuat tanggomo sampai dengan saat ini masih terterima

dengan baik dilingkungan masyarakat Gorontalo.

Contoh penggalan tanggomodi Kabupaten Pohuwato:

Bissimila mulayiyalo

Tanggomo lo Hulandalo

Poti dungo-dungohulo

To bele wawu to dalalo

Artinya :

Bismillah dimulai

Tanggomo Gorontalo

Insyaflah

Di rumah maupun di jalan

Berdasarkan penggalan tanggomo diatas, dapat disimpulkan bahwa salah

satu syair tanggomo di kabupaten pohuwato berisi petuah yang ditujukan

kepada seluruh masyarakat gorontalo.

4.2.6 Kabupaten Gorontalo Utara

Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi

Gorontalo, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kwandang. Kabupaten ini dibentuk

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

31

berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari

2007. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten

Gorontalo.

Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas 11 kecamatan, dan 123 desa

dengan jumlah penduduk 104.133 jiwa (data SP 2010) serta luas 1.230,07 km²

(data SP 2010, sehingga tingkat kepadatan penduduknya adalah 84,60

jiwa/km². Berbicara soal tradisi dan budaya, Gorontalo Utara memiliki banyak

keragaman. Salah satunya adalah Tanggomo

Di Kabupaten Gorontalo Utara, Tanggomo adalah sebuah kumpulan yang

disyairkan yang berisi nasehat-nasehat kepada masyarakat tapi dalam bentuk

pantun yang di syairkan. Di Gorontalo Utara, dulunya pertunjukan Tanggomo

dipertunjukkan untuk orang-orang banyak di tempat-tempat tertentu seperti di

Rumah adat. Bentuk pertunjukan dilakukan sesuai dengan tempat yang akan

dilaksanakannya pertunjukan Tanggomo, jikalau pertunjukan dilakukan untuk

orang banyak, maka si petanggomo tidak duduk bersila melainkan dengan

berdiri agar, selain terdengar jelas dapat dilihat langsung siapa si petanggomo

tersebut.

Contoh syair tanggomo:

“Masa mulo”

Bissimila mulo-mulo

Mongotiyombundo mulo

Susa lo u tutumulo

To patu wawu huhulo

Ati bomo o lolo

Mo ela masa mulo

Kayini sambe bondolo

Hilihuwa lo pambolo

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

32

Doyi donggo mototolo

Binde luwopa u alo

Bele pake polombolo

Opihito olanggolo

Palipa sambe lulungo

Mo bo hi uyuhetungo

Pomulo upo momombo o

Sabongi olo dipo o

Molihu mayilo lato

Huwo o modipulato

Po cuci wawu po sampo

Sampo bongo yilundapo

Otutu ati silusa

Monga bo hipo he upa

Ulongo ulongo huta

Pingge bu awu lambuta

Tambati u po tuluhe

Modehu didi moluhe

Watopo malalapata

Delo wulongo hulapa

Odito uhe dilutola

Ati lo mongo panggola

Dediya ilo sikola

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

33

Bo lali hipolinggola

Cewe donggo ti ma engge

Wawu cowo ti pa engge

Lipstik u hi posimengge

Luhuto gambele tembe

Wonu de o ambuwa

Atiolo mongobuwa

O ato bohi luhuwa

Wawu de hiya hisolopuwa

Wilumo ta o panyaki

Diya o de rumah saki

Bo ma he pe adati

Po ila lo to o lati

Mongongoto hipatuwa

Tamo hunewo wombuwa

Mo hiya ramuan dungiyo lo hulo tuwa

Mondo isimu limboto

Dalalo sambe lipoto

A mola dip o o oto

Wohuta mo o diyoto

Mondeya de tilamuta

Hina owa lo limbuta

Tome u bo hi pututa

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

34

Hi ambuwa to wohuta

Wala o lo ra ayati

Diya a mali o tugasi

Bo mali gombala sapi

Mo hama gaji mo mati

Hulondalo masa mulolo

Bele bo mo o yimbulo

He mopo hewu-hewulo

Watopo-watopo ombulo

Delo tiga stenga abad

Lipundo ati di jajah

Susah mo pehu kalaja

Dilihima lo Walanda

Ati to masa boyito

Ra ayati to pipito

Walanda mo o duwito

Hingiyosa lo dungito

Jamani mo bubuta

Pandi liyo lo wo uta

Jamali mokoliyo o

Walanda ta mo ngo ko o

Ngo a amila wilaya

Walanda tahi dahawa

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

35

Mosikola olo payade

Wala o lo pogawai

Wala iyo lo ta susa

Jamali o kodudukan

Mosikola mo makusa

Musuliyo de tutupa

Bule liyo lo potani

He hama liyo nga ami

Batanga lo u kurubani

Mohe ati ta mo bela

Hulodu mo rajalela

Utiye o pi e ela

Ta hi di hima daerah

Artinya:

Bismillah pertama-tama

Para leluhur kita

Susah untuk hidup

Di cuaca panas

Kasihan memilukan

Mengingat masa lalu

Pakaian sangat lusuh

Penuh dengan tambalan

Uang masih sangat sulit

Jagung adalah sumber makanan

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

36

Rumah-rumahpun dindingnya ditampal

Menanam jambu monyet yang enak

Kue sabongi juga belum ada

Mandi sudah biasa

Rambut sangat licin

Keramas dengan sampo

Sampo dar kelapa yang dikunyah

Sungguh sangat susah

Makan hanya menggunakan tangan

Wajan terbuat dari tanah

Piring dari tempurung

Tempat tidur kalu hujan basah

Atap tembus

Seperti beratap langit

Begitulah yang dialami

Oleh orang zaman dulu

Tidak berpindidikan

Menjadi tukang bohong

Gadis itu suka bersolek

Cowok pun demikian

Lipstik yang dipakai adalah sirih

Jika ke tempat umum

Kaki dibersihkan

Dan tidak menggunakan sendal

Jika ada yang sakit

Tidak ada yang ke rumah sakit

Hanya pergi ke dukun

Dan memberi makanan kepada setan

Sakit panas

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

37

Orang yang menyembuhkan

Memberi daun ramuan

Dari Isimu Limboto

Jalan sangat rimbun

Belum ada mobil

Pinggang sangat sakit

Dari sini ke Tilamuta

Berjalan kaki

Bekal tersedia di pinggul

Anak rakyat

Tidak mempunyai tugas

Hanya menjadi gembala sapi

Memakan gaji mencangkul

Gorontalo zaman dulu

Rumah sangat memprihatinkan

Tidak kuat, beratap daun rumbia

Hampir 3 setengah abad

Negeri kita dijajah

Susah mencari kerja

Di pegang oleh Belanda

Kasihan pada masa itu

Rakyat susah

Belanda sangat menakutkan

Dengan wajah yang menyeramkan

Zaman perang

Tidak bisa bergerak

Belanda yang berkuasa

Semua wilayah

Belanda yang berjaga

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

38

Sekolah mudah

Untuk anak pegawai

Anak orang susah

Tidak bisa mendapatkan kedudukan

Untuk sekolah harus memaksa

Rumah petani

Diambil semua

Tubuh menjadi korban

Orang takut untuk membela

Kebodohan merajalela

Inilah kekejaman

Orang yang memegang daerah

Kejelasan syair di atas yakni menceritakan tentang kehidupan orang pada

zaman dahulu. Dimana pada saat itu negeri masih dipegang oleh Belanda.

Rakyat kita kesulitan dalam masalah pendidikan, yang bisa menikmati

pendidikan pada saat itu hanyalah anak pegawai, sementara anak orang

susah tidak bisa mendaptakan kedudukan. Akibatnya hanya anak dari kaum

tertentu yang bisa mengenyam pendidikan dengan baik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Budayawan disetiap kabupaten kota yang ada di Provinsi Gorontalo

merupakan sumber informasi dari kesenian tradisional Gorontalo yakni “tanggomo”.

Pelaksanaanya dilakukan secara bertahap, di masing-masing daerah dengan

melontarkan beberapa pertanyaan guna untuk menggali informasi tenntang

tanggomo itu sendiri.

Pada zaman dahulu tanggomo mempunyai peran yang sangat penting, yaitu

sebagai media komunikasi dan publikasi atau penyambung lidah antara satu dengan

yang lain. Dulu didaerah Gorontalo belum mempunyai media untuk menyampaikan

informasi, sehingga orang yang melakukan tanggomo atau yang biasa di sebut

“petanggomo” adalah merupakan wartawan atau penyiar berjalan.

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

39

Menurut sejarah Gorontalo, orang yang pertama kali melantunkan syair

tanggomo tersebut adalah “Te Me Sahala”. Beliau merupakan warga masyarakat asli

dari kabupaten Bone bolango. Beliau melakukan tanggomo tersebut secara spontan

berdasarkan kejadian yang benar-benar sedah terjadi. Kegiatan ini dilakukanya pada

saat berjalan sambil berjualan tikar dan kurungan ayam. Karena saking indahnya

syair tanggomo yang dibawakannya, maka menarik masyarakat untuk membeli

barang dagangannya. Dari situlah kegiatan tanggomo ini popular dikalangan

masyarakat.

Hal tersebut yang membuat tanggomo terkenal dan diketahui oleh

masyarakat Gorontalo. Sehingga dari semua budayawan yang yang ada disetiap

daerah baik Kota Gorontalo, Kabupaten Bonebolango, Kabupaten Gorontalo,

Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato

memiliki jawaban yang hampir sama tentang tanggomo. Mereka mengacu pada

sejarah bentuk pertunjukan tanggomo tersebut berasal. Oleh karena itu sampai

dengan saat ini walaupun telah mengalami sedikit perubahan dalam penyajiannya,

namun orang yang membawakan tanggomo tetap masih sama dengan pada zaman

dahulu yaitu hanya 1 orang atau solo. Apabila ditinjau dari segi estetika, lebih

mengutamakan keindahan rimanya. Hampir semua syair tanggomo disetiap daerah

memiliki rima yang disesuaikan dengan tema tanggomo tersebut. Seperti contoh di

Kabupaten Bone bolango tema tanggomo “Talo dehu to wa’olo”, berdasarkan

akhiran huruf dari tema tersebut adalah huruf O, sehingga pada syairnyapun akhiran

O yang paling banyak mendominasi, hal ini juga terjadi pada syair tanggomo di

daerah-daerah lainnya. Dalam penyajiannya, setiap permulaan syair tanggomo

menggunakan kata “Bismillah” ini dipengaruhi oleh penduduk Gorontalo mayoritas

muslim. Selanjutnya pada bait 1 baris pertama nadanya dibawakan secara datar,

sedangkan pada baris pertama bait-bait selanjutnya nadanya mengalami perubahan

nada ke nada yang lebih tinggi. Selain itu, di setiap bait 1 baris sebelum baris

terakhir, kalimatnya tidak terdapat jeda sehingga membutuhkan nafas yang lebih.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaaneprints.ung.ac.id/881/9/2013-2-88209-341408041-bab4-09012014024828.pdf · Boalemo, Kabupaten Pohuato, dan Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2

40

Bentuk pertunjukan tanggomo dari tahun ketahun sudah mengalami

perubahan. Dahulu, tanggomo terjadi secara spontanitas dan petanggomo memiliki

daya ingat dan imajinasi yang sangat tinggi. Dari segi isi cerita tanggomo hanya

memuat tentang peristiwa dan sejarah, tempat atau lokasi pertunjukan Tanggomo,

dilakukan tidak jauh dari tempat peristiwa atau kejadian itu terjadi, seperti :

kecelakaan, pembunuhan. Bisa juga dilakukan pada saat melakukan kegiatan seperti

berjualan.Sedangkan dari segi kostum, petanggomo hanya menggunakan pakaian

rakyat (seadanya). Lain halnya dengan zaman sekarang. Saat ini kesenian Tanggomo

sudah sangat jarang ditemukan. Keaslian Tanggomo hanya ditemukan di acara-acara

festival budaya, pembawaanya pun sudah tak lagi dibawakan dengan imajinasi dan

spontanitas, hanya dilakukan dengan membaca naskah yang sudah ada. Terkadang

isi dari cerita sudah tidak memuat tentang peristiwa dan sejarah melainkan tentang

himbaun. Hal ini jelas berbeda jika kita kaitkan dengan pengertian tanggomo yang

sesungguhnya bahwa tanggomo bersifat narrative.

Kemurnian dan keaslian tanggomo bisa kita jaga dan lestraikan bersama-

sama dengan adanya pengkajian kembali tentang originalitas tanggomo itu sendiri,

adanya pembelajaran mulok di sekolah dan melakukan pertunjukan tanggomo.

Peranan pemerintah, budayawan dan masyarakat Gorontalo sangat penting, karena

tanggomo merupakan salah satu asset daerah yang perlu kita lestarikan

keberadaanya.