selayang pandang kabupaten boalemo -...

26
3 SELAYANG PANDANG KABUPATEN BOALEMO Kabupaten Boalemo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Gorontalo yang memiliki luas wilayah 2.248,24 km 2 atau 18,4 % luas Provinsi Gorontalo, secara administratif terdiri dari 7 kecamatan dengan 67 desa dan 11 desa pemekaran dari 4 UPT. Keberadaan lokasi transmigrasi di Kabupaten Boalemo menjadikan jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Hasil pendataan terakhir jumlah penduduknya 106.790 jiwa, diantaranya 19.840 jiwa merupakan penduduk di permukiman transmigrasi. Kebijakan Tata Ruang Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam pengembangan wilayah, membagi 3 SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) sebagai pusat- pusat pelayanan di Provinsi Gorontalo. Kabupaten Boalemo termasuk dalam Satuan Wilayah Pengembangan III dengan fungsi sebagai pengembangan kawasan tertentu, termasuk didalamnya kawasan pengembangan transmigrasi. Pemerintah Kabupaten Boalemo dalam Program Transmigrasi baik dalam pembukaan areal baru maupun pengembangan kawasan transmigrasi, terus berinovasi dalam mewujudkan program transmigrasi yang partisipatif, holistik dan berkesinambungan. Implementasi kebijakan tersebut adalah pembangunan kawasan transmigrasi yang menjabarkan Pola Pemberdayaan Kawasan Pemukiman Transmigrasi menjadi ”Transmigrasi Berbasis Kawasan (TBK) Menuju Kota Agropolitan Terpadu Mandiri (KATM)”, yang kemudian menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM). Kawasan percontohan adalah Kecamatan Paguyaman dan Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo yang kemudian disingkat dengan KTM Pawonsari. Kebijakan pemerintah Boalemo yang tertuang dalam Strategi pencapaian visi dan misi Lima Pengentasan Pembangunan Boalemo 2006-2011 (MANTAP Boalemo) memberikan arah yang seharusnya difungsikan dengan adanya Kawasan KTM Pawonsari yaitu pembangunan infrastruktur diarahkan untuk membuka akses ke sentra produksi dan desa terpencil. Klasifikasi Wilayah Pengembangan Pusat Pelayanan Provinsi Gorontalo: Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) I, meliputi Kota Gorontalo dan sekitarnya berfungsi sebagai pusat pelayanan utama terhadap Provinsi Gorontalo. Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) II meliputi Kabupaten Gorontalo dan sekitarnya, dengan pusat pengembangan di Limboto Satuan Wilayah Pengembangan III meliputi Kabupaten Boalemo dan sekitarnya dengan pusat pengembangan di Tilamuta

Upload: duongxuyen

Post on 16-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

3

SELAYANG PANDANG KABUPATEN BOALEMO

Kabupaten Boalemo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Gorontalo

yang memiliki luas wilayah 2.248,24 km2 atau 18,4 % luas Provinsi Gorontalo,

secara administratif terdiri dari 7 kecamatan dengan 67 desa dan 11 desa

pemekaran dari 4 UPT. Keberadaan lokasi transmigrasi di Kabupaten Boalemo

menjadikan jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Hasil

pendataan terakhir jumlah penduduknya 106.790 jiwa, diantaranya 19.840

jiwa merupakan penduduk di permukiman transmigrasi.

Kebijakan Tata Ruang Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam pengembangan

wilayah, membagi 3 SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) sebagai pusat-

pusat pelayanan di Provinsi Gorontalo. Kabupaten Boalemo termasuk dalam

Satuan Wilayah Pengembangan III dengan fungsi sebagai pengembangan

kawasan tertentu, termasuk didalamnya kawasan pengembangan

transmigrasi.

Pemerintah Kabupaten Boalemo dalam Program Transmigrasi baik dalam

pembukaan areal baru maupun pengembangan kawasan transmigrasi, terus

berinovasi dalam mewujudkan program transmigrasi yang partisipatif,

holistik dan berkesinambungan. Implementasi kebijakan tersebut adalah

pembangunan kawasan transmigrasi yang menjabarkan Pola Pemberdayaan

Kawasan Pemukiman Transmigrasi menjadi ”Transmigrasi Berbasis Kawasan

(TBK) Menuju Kota Agropolitan Terpadu Mandiri (KATM)”, yang kemudian

menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM). Kawasan percontohan adalah

Kecamatan Paguyaman dan Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo yang

kemudian disingkat dengan KTM Pawonsari.

Kebijakan pemerintah Boalemo yang tertuang dalam Strategi pencapaian visi

dan misi Lima Pengentasan Pembangunan Boalemo 2006-2011 (MANTAP

Boalemo) memberikan arah yang seharusnya difungsikan dengan adanya

Kawasan KTM Pawonsari yaitu pembangunan infrastruktur diarahkan untuk

membuka akses ke sentra produksi dan desa terpencil.

Klasifikasi Wilayah Pengembangan Pusat Pelayanan Provinsi Gorontalo:

� Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) I, meliputi Kota Gorontalo dan sekitarnya

berfungsi sebagai pusat pelayanan utama terhadap Provinsi Gorontalo.

� Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) II meliputi Kabupaten Gorontalo dan

sekitarnya, dengan pusat pengembangan di Limboto

� Satuan Wilayah Pengembangan III meliputi Kabupaten Boalemo dan sekitarnya

dengan pusat pengembangan di Tilamuta

4

Program pemerintah daerah Kabupaten Boalemo yang saat ini dipadukan

dengan pengembangan kawasan transmigrasi diantaranya:

Pengembangan agropolitan berbasis jagung

Pengembangan tanaman jarak sebagai bahan baku Biodiesel

Reboisasi hutan sebagai daerah resapan untuk mengganti pemanfaatan

kayu, disamping pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal

Peningkatan kemampuan petani agar memiliki daya saing berproduksi

yang tentunya dengan memanfaatkan potensi pertanian

Intensifikasi dan ekstensifikasi areal persawahan dengan memanfaatkan

pengairan dari Irigasi Paguyaman.

5

GAMBARAN UMUM KTM PAWONSARI

Kawasan KTM Pawonsari terletak pada Kecamatan Paguyaman dan Wonosari

Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo, dengan luas 34.113 Ha. Secara

Geografis Kawasan KTM Pawonsari terletak diantara 00 24’ 04” - 010 02’ 30”

Lintang Utara dan 1210 08’ 04” - 1230 32’ 09” Bujur Timur dengan batas-batas :

Sebelah Utara : Kabupaten Gorontalo

Sebelah Selatan : Kecamatan Paguyaman Pantai

Sebelah Barat : Kecamatan Dulupi

Sebelah Timur : Kabupaten Gorontalo

Pencapaian lokasi ke kawasan KTM Pawonsari dapat dicapai melalui

transportasi darat baik dari Ibukota provinsi Gorontalo melalui Tilamuta

dengan jarak ± 157 km dan waktu tempuh ± 4 jam menggunakan sarana

transportasi bus/travel.

Iklim

Kategori Iklim : Oldeman tipe E1

Bulan Basah : < 3 bulan

Bulan Kering : < 2 bulan

Curah Hujan rata-rata tahunan : 1.508 mm

Curah Hujan rata-rata bulanan : 160,50 mm

Suhu harian rata-rata : 26,5º C

Suhu Maksimum : 27,1º C (bulan Juni)

Suhu Minimum : 25,8º C (bulan Desember-Januari)

Kecepatan Angin Maksimum : 3,1 m/detik (bulan Juni)

Kecepatan Angin Minimum : 1,9 m/detik (bulan Juli, Agustus, Februari)

Penyinaran Matahari Maksimum : 57,4% (bulan September)

Penyinaran Matahari Minimum : 35,1% (bulan Desember)

Kelembaban Maksimum : 85,8% (bulan Desember)

Kelembaban Minimum : 75,9% (bulan September)

1. KONDISI FISIK

6

Topografi dan Lereng

Kondisi topografi kawasan terletak pada ketinggian 25-1400 m dari

permukaan laut (MSL) dengan keadaan lereng datar (37,41%), bergelombang

(24,01%), berombak (22,86%), berbukit (8,63%), agak bergelombang (5,04%)

dan bergunung (2,05%).

Jenis Tanah

Jenis tanah dalam kawasan KTM Pawonsari berkembang dari batuan andesit-

basal, vulkanik yang menghasilkan empat (4) jenis tanah yang didominasi oleh

tanah Kambisol Eutrik (61,8%), grumosol (26,7%),gleysol Hidrik (11,4%) dan

alluvial humik (0,03%).

Hidrologi

Sungai utama adalah sungai Paguyaman dengan lebar 25-30m yang

mempunyai beberapa anak sungai seperti sungai-sungai Topolo, Nangka,

Upooloala, Dologo, Natu, Humilo, Patulo dan beberapa anak-anak sungai

lainnya.

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di kawasan KTM Pawonsari terdiri dari tegalan (berupa

kebun campuran, ladang dan ladang campur semak), permukiman, perkebunan

tebu, sawah, semak belukar dan hutan. Masing-masing jenis penggunaan lahan

ini menyebar pada areal dengan luas hamparan yang beragam.

Penggunaan Lahan di KTM Pawonsari

No Jenis Penggunaan Luas

Ha %

1 Padi Sawah 4.373,00 12,82

2 Ladang 8.739,00 25,62

3 Ladang Campur 646,00 1,89

4 Permukiman/Pekarangan 2.344,00 6,87

5 Perkebunan Tebu 3.108,05 9,11

6 Kebun Campur 2.452,81 7,19

7 Semak Belukar 7.296,00 21,39

8 Hutan 2.631,00 7,71

9 Lainnya 2.523,14 7,40

TOTAL 34.113,00 100,00

7

KTM Pawonsari meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Paguyaman dan

Kecamatan Wonosari, dengan luas kawasan 34.133 Ha. Luas lahan tersebut

5% dialokasikan sebagai areal konservasi dan areal pemanfaatan 95 %

dimana areal pemanfaatan di alokasikan untuk pertanian dan perkebunan.

Saat ini pemanfaatan kawasan sebagian besar masih dimanfaatkan untuk

aktivitas berladang 25,62% dari luas KTM (8.739 ha) dan 21,39 % lahan yang

belum dimanfaatkan secara optimal.

Skema Alokasi Penggunaan Lahan

Kepemilikan lahan penduduk transmigran pada awalnya diatur pemerintah

melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan alokasi lahan

seluas 2,0 Ha/KK, yang terdiri dari Lahan Pekarangan (LP) 0,25 Ha, Lahan

Usaha I (LU I) seluas 0,75 Ha dan Lahan Usaha II seluas 1,0 Ha. Lahan

pekarangan dimanfaatkan masyarakat untuk tempat bercocok tanam sayur-

sayuran, tanaman obat-obatan, dan buah-buahan, sedangkan Lahan usaha I

dimanfaatkan untuk tempat bercocok tanam tanaman pangan palawija,

hortikultura dan tanaman tahunan dan Lahan usaha II dimanfaatkan untuk

pengembangan tanaman tahunan.

Kawasan KTM

34.113 Ha

Konservasi

5 % KTM Lahan Pemanfaatan (LP)

Luas 95 % KTM

Pertanian & Perkebunan.

58 % dari LP

Pemukiman

7 % dari LP Lahan Potensial

35 % dari LP

0

2000

4000

6000

8000

10000Luas Lahan (Ha)

Sawah

Ladang

L. Campur

Rumah

K. Tebu

K. Campur

Semak

Hutan

Lainnya

Penggunaan Lahan

8

Status Hutan

Berdasarkan status hutan bahwa wilayah Kabupaten Boalemo terdiri dari

Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Tetap

(HPB) dan kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), namun yang termasuk

dalam perencanaan KTM terdiri dari kawasan Areal Penggunaan Lain (APL)

dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

Kependudukan

Desa-desa yang ada di kawasan KTM Pawonsari merupakan pengembangan

dari eks UPT yang penempatannya dimulai dari tahun 1976 berasal dari Jawa

Timur, Bali, NTB, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Gorontalo. Berdasarkan hasil

deliniasi teridentifikasi 25 desa yang masuk kedalam kawasan KTM yang

terdiri atas 16 desa di kecamatan Wonosari dan 9 desa di kecamatan

Paguyaman.

Jumlah penduduk eksisting pada tahun 2006 berjumlah 40.432 jiwa, jumlah

penduduk terpadat pada tingkat SKP yaitu SKP III (15211 jiwa & 4345 KK),

sedangkan pada tingkat desa yaitu Desa Saripi (3.735 jiwa atau 9,2% dari

penduduk KTM) dengan rasio jenis kelamin jumlah perempuan lebih banyak

dari laki-laki.

Kepadatan penduduk pada desa – desa di dalam kawasan Pawonsari terpadat

penduduknya (lebih dari 300 jiwa/km2) terdapat di Desa Saripi (524

jiwa/km2), Sejahtera (457 jiwa/km2), Mutiara (373 jiwa/km2) dan Desa

Makmur (359 jiwa/km2). Disamping itu terdapat juga desa-desa yang memiliki

kepadatan dibawah 100 jiwa/km2 desa-desa tersebut diantaranya UPT Pangea

1 dan 2, Dimito, dan Molombuhale.

Agama penduduk kawasan KTM Pawonsari didominasi oleh penduduk

beragama Islam (41.679 jiwa), kemudian Hindu (2.023 jiwa), Protestan (486

jiwa), Katolik (126 jiwa) dan yang paling sedikit agama Budha (13 jiwa).

Mata Pencaharian

Mata pencaharian utama penduduk kawasan KTM Pawonsari adalah pertanian

sedangkan mata pencaharian sampingan adalah pertambangan/penggalian,

industri pengolahan, perdagangan, rumah makan & akomodasi, jasa dan

lainnya.

2. KONDISI SOSIAL-DEMOGRAFIS

9

Jumlah penduduk di KTM Pawonsari tahun 2006

Budaya

Sebagai kawasan transmigrasi, budaya masyarakat sudah banyak mengalami

akulturasi termasuk jenis kesenian maupun pemaenan rakyat. Jenis kesenian

yang ada antara lain: paduan suara, vokal group, qasidah, wayang orang, kuda

lumping, ludruk, reog ponorogo dan lain-lain. Permaenan rakyat, antara lain

egrang, tarik tambang, lari karung, panjat pinang dan lain. Sedangkan upacara

rakyat yang masih diselenggarakan molontalo, mongakiki, mohuntingo,

moluna, moloopu dan lain-lain.

Wilayah KTM Pawonsari merupakan wilayah

pertanian dengan berbagai jenis bentuk

pengusahaan, antara lain pertanian sawah,

perladangan seperti tebu, perkebunan dan

kehutanan serta perternakan. Sehingga pada

umumnya mata pencaharian penduduk

adalah pertanian, sektor-sektor lainnya dapat

dikatakan belum berkembang di kawasan ini.

Berdasarkan jumlah produksinya, komoditi pangan merupakan komoditi

paling tinggi produksinya yaitu 281.017 ton/tahun (didominasi Jagung) diikuti

oleh komoditi perkebunan 228.497,5 ton/tahun (didominasi Tebu), komoditi

buah 962,3 ton/tahun (didominasi Pisang), dan paling rendah komoditi sayur

203,1 (didominasi Cabe). Sedangkan komoditi peternakan didominasi oleh

Ayam Buras (27.657 ekor) dan Sapi (7.852).

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Jumlah

SKP I SKP II SKP III SKP IV

KawasanKK Jiwa

3. KONDISI PEREKONOMIAN

Kondisi Lahan Pertanian KTM

10

Dengan orientasi terhadap keuntungan serta dorongan melalui program

pemerintah daerah maka hanya beberapa jenis tanaman yang dikembangkan

yakni tanaman pangan (padi dan jagung), dan tanaman perkebunan (tebu,

kemiri, kakao). Tebu diolah menjadi gula pada pabrik gula PT PG Gorontalo

(eks PT Radjawali) yang berlokasi di Desa Lakea Kecamatan Tolangohula

(Kabupaten Gorontalo). Untuk jagung dan padi/beras dipasarkan ke Gorontalo

atau Manado bahkan ekspor (untuk jagung).

Jenis tanaman potensial di KTM Pawonsari

Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil

Kegiatan Pasca Panen dan pemasaran hasil beberapa produk dalam kawasan

adalah sebagai berikut :

a) Peternakan

Ternak besar diusahakan selain untuk

mendapatkan dagingnya (berupa sapi potong), juga

diharapkan sebagai sumber tenaga kerja. Ternak

sapi dipergunakan untuk pekerjaan pengolahan

tanah di lahan kering maupun lahan sawah serta

menarik gerobak. Kuda dipergunakan sebagai alat

transport (bendi) khususnya di sekitar Wonosari. Ternak babi diusahakan oleh

sebagian masyarakat untuk dipasarkan ke luar wilayah KTM yaitu Manado dan

umumnya diusahakan oleh masyarakat dengan latar belakang etnis Bali.

b) Padi

Penanganan pasca panen untuk tanaman padi

umumnya dilaksanakan bukan oleh petani pemilik.

Mekanisme yang terbentuk yakni setelah tanaman

padi siap panen, petani menyerahkan kegiatan pasca

panen kepada pihak “Pemilik Penggilingan" yang akan

melakukan pemanen, pengeringan sampai diolah

menjadi beras. Petani akan mendapat uang yang diperoleh dari hasil penjualan

beras. Jumlah dan harga beras sepenuhnya mengikuti apa yang disampaikan

oleh “Pemilik Gilingan”. Hasil ikutan seperti dedak, sepenuhnya menjadi hak

“Pemilik Gilingan”.

Kategori Tanaman

Jenis Tanaman

Pertanian Pangan Padi, jagung, kedalai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar.

Pertanian Buah-

buahan Pisang, nangka, nenas, mangga, pepaya, jeruk, rambutan.

Pertanian Sayuran Cabe, tomat, kacang panjang, bayam, katuk, kangkung.

Perkebunan Tebu, kelapa, kemiri, kakao, kopi, vanili.

Kehutanan Jati emas, jati putih, gamal.

Pertenakan Sapi, Kambing, Babi, Kuda, Itik, Ayam Buras, Ayam Ras.

11

c) Jagung

Pada tanaman jagung, sebagian besar petani jagung menyerahkan kegiatan

pasca panen terhadap pembeli yang adakalanya juga adalah “pemodal”

terselenggaranya usahatani jagung. Faktor utama yang menyebabkan

timbulnya penyerahan kegiatan pasca panen terhadap “pembeli” adalah

karena petani ingin secepatnya mendapatkan uang tunai dan enggan

menyimpan produk usahataninya karena keterbatasan fasilitas penyimpanan

dan tenaga kerja.

Sampai saat ini pemasaran hasil pertanian dan perternakan di KTM Pawonsari

masih bersifat lokal. Sehingga harga sangat di pengaruhi oleh perilaku para

pembeli lokal terutama tengkulak.

Pendidikan

Sarana pendidikan di kawasan

KTM Pawonsari terdiri atas:

Taman Kanak-kanak : 25 Unit

Sekolah Dasar : 41 Unit

SLTP : 8 Unit

SLTA : 2 Unit

SMK : 2 Unit

Ibtidaiyah : 2 Unit

Tsanawiyah : 2 Unit

Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di

kawasan KTM Pawonsari terdiri dari :

Puskesmas : 2 Unit

Puskesmas Pembantu : 11 Unit

Puskesmas Keliling : 2 Unit

Posyandu : 42 Unit

Polindes : 9 Unit

Peribadatan

Fasilitas peribadatan yang terdapat di kawasan KTM Pawonsari terdiri dari :

Masjid : 70 Unit

Mushola : 16 Unit

Gereja Protestan : 4 Unit

Gereja Katolik : 2 Unit

Pura : 8 Unit

4. KONDISI INFRASRUKTUR

0

5

10

15

20

Jumlah (Unit)

TK SD SLTP SLTA

Sekolah Wonosari Paguyaman

0

5

10

15

20

25

Jumlah (unit)

Puskesmas

PustuPusl ing

Posyandu

Polindes

Infrastruktur Kesehatan

WonosariPaguyaman

12

Transportasi

Sampai saat ini terdapat 2 jalur aksesibilitas,

yaitu jalur 1. Gorontalo – Kawasan

Pawonsari dengan jarak 100 km yang dapat

ditempuh dalam waktu 2,5 jam

menggunakan bus/travel; Jalur 2. jalur

Tilamuta-Kawasan Pawonsari dengan jarak

50 km yang dapat ditempuh dalam waktu 1,5

jam menggunakan bus/angkutan kota.

Untuk memudahkan mobilitas penduduk

dan memperlancar lalu lintas barang dari ke

kawasan KTM Pawonsari terdapat 15 ruas jalan dengan volume jalan 74,9 km

di kecamatan Wonosari dan 7 ruas jalan dengan volume 31,9 km di kecamatan

Paguyaman. Sebagian besar jalan sudah di aspal akan tetapi 82 % atau 88,1

km dalam kondisi rusak, hanya 18,7 % atau 18,7 km kondisi baik.

Jaringan Listrik

Saat ini listrik telah menjadi fasilitas perumahan yang sangat diperlukan. Pada

tahun 2007, desa di Paguyaman yang belum menikmati jaringan listrik hanya

desa Karya Murni. Saat ini listrik telah menjadi fasilitas perumahan yang

sangat diperlukan. Sedangkan Pada tahun 2007, desa-desa di Wonosari yang

belum menikmati jaringan listrik adalah Pangeya, Dimito, Suka Mulia dan Sari

Tani.

Air Bersih

Pada tahun 2005, kebutuhan air di Paguyaman

masih dipenuhi oleh sumber air seperti sumur dan

sungai, hanya desa Molombulahe, Tangkobu,

Wonggahu yang sudah menikmati air PAM.

Ketersediaan air minum yang sehat sangat

dibutuhkan masyarakat. Pada tahun 2005,

kebutuhan air di Wonosari masih dipenuhi oleh

sumber air seperti sumur dan sungai.

Pos dan Telekomunikasi

Pada tahun 2005, sarana komunikasi di

Paguyaman terdapat 11 wartel dan 1 Kantor Pos

Pembantu, sedangkan di Kecamatan Wonosari

terdapat 5 wartel dan 1 Kantor Pos Pembantu.

Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup

jangkauan baik pelayanan maupun peningkatan

jasa telekomunikasi dan informasi. Pada tahun 2005, sarana komunikasi di

Wonosari terdiri dari kantor pos. Sedangkan untuk jaringan telepon pada

kawasan ini belum tersedia.

Baik

18%

Rusak

82%

13

Irigasi

Usahatani di Kawasan Pawonsari sangat

tergantung pada musim, dimana kegiatan

usahatani hanya optimal dilakukan pada musim

hujan.

Untuk lokasi desa Mutiara, Bongo Tua dan

sekitarnya yang masuk ke dalam SKP III

terdapat Irigasi kecil dengan Intake di Sungai

Paguyaman tetapi hanya dapat mengairi

persawahan teknis ± 300 ha. Sedangkan kawasan rencana pusat KTM masih

banyak menggunakan Pompa Deep Well bantuan Jepang (JICA). Saat ini sedang

dibangun Bendungan Paguyaman yang nantinya dapat mengairi persawahan

teknis di Kawasan Pawonsari seluas ± 4.200 Ha.

Pasar dan Toko

Pada tahun 2005, infrastruktur perdagangan yang paling banyak di KTM

Pawonsari adalah Toko/ Kelontong.

Tabel infrastruktur pasar dan toko kawasan KTM Pawonsari

No. Infrastruktur Jumlah / Kecamatan

Wonosari Paguyaman

1 Pasar Permanen 3 10

2 Pasar Non-Permanen 1 1

3 Pasar Hewan 1 2

4 Kedai/Warung Makan 5 6

5 Toko/ Kelontong 189 67

14

RENCANA PENGEMBANGAN KTM PAWONSARI

Kawasan KTM Pawonsari dalam Tata Ruang Makro kabupaten difungsikan

sebagai pendukung pengembangan wilayah Kabupaten Boalemo dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan membuka keterisolasian

daerahnya serta memperbesar pasar dan pengembangan Tata Ruang Mikro

meliputi pengembangan kawasan budidaya, pengembangan infrastruktur dan

prainfrastruktur.

Konsep pengembangan tata ruang kawasan dirumuskan berdasarkan masing-

masing skenario pengembangan struktur ruang kawasan, baik dalam lingkup

makro maupun dalam lingkup mikro. Dalam lingkup makro arahan

pengembangan struktur ruang kawasan diorientasikan pada

keterkaitan/hubungan antara kawasan dengan lingkup wilayah yang lebih luas

(eksternal). Sedangkan dalam lingkup mikro arahannya adalah pengembangan

keterkaitan antara fungsi-fungsi ruang dalam kawasan.

Tata Ruang Kawasan

Pengembangan KTM Pawonsari dibagi kedalam 4 Satuan Kawasan

Pengembangan (SKP). Secara hirarki sistem permukiman, di dalam Kota

Terpadu Mandiri (KTM) Pawonsari akan terdiri atas Pusat KTM , Desa Utama dan

Pusat Desa. Pada setiap pusat direncanakan sejumlah prainfrastruktur dan

infrastruktur perkotaan, dimana kelengkapannya akan tergantung dari fungsi dan

peran setiap pusat permukiman.

Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) I

SKP I mempunyai luas sebesar 6.467,15 Ha yang

direncanakan mempunyai pusat kawasan di

Desa Pangea. Kondisi existing kawasan

perkebunan, pertanian palawija dan padi tadah

hujan. Dengan persawahan yang cukup luas

terutama di wilayah desa Saritani

menggambarkan kawasan ini mempunyai tanah

yang cukup subur walaupun belum ada sawah

yang beririgasi teknis.

1. Rencana Pengembangan Ruang

15

Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 2

SKP II mempunyai luas 7.398,90 Ha yang

direncanakan mempunyai pusat di Desa Bongo IV.

Kondisi existing kawasan ini adalah perkebunan dan

buah-buahan.

Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 3

SKP. III mempunyai luas 9.050,11 Ha dengan

rencana pusat kawasan di Molumbuhale.

Kondisi existing kawasan ini adalah sawah

beririgasi teknis seluas 350 Ha. Kawasan ini

merupakan pusat kecamatan Paguyaman yang

mempunyai fasilitas umum yang cukup lengkap.

Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 4

Kawasan ini mempunyai luas terbesar yaitu

11.188,53 Ha yang mempunyai Pusat Kawasan di

Bongo 2 atau Desa Sejahtera. Kondisi existing

kawasan ini permukiman, sawah dengan irigasi

pompanisasi dan sawah gogo, perkebunan tebu.

Struktur Ruang Kawasan

1. Pusat KTM Pawonsari diarahkan berorientasi ke Kota Gorontalo (Ibukota

Provinsi) sebagai tempat pemasaran hasil-hasil komoditas

2. Pusat KTM Pawonsari diarahkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal) yang

melayani Kabupaten atau beberapa kecamatan.

3. Pemasaran hasil komoditas keluar dari Provinsi Gorontalo menggunakan

pelabuhan anggrek dan kwandang yang berorientasi ke arah utara

sedangkan yang berorientasi ke arah selatan melalui pelabuhan Tilamuta.

4. Kawasan KTM Pawonsari diarahkan untuk pengembangan tanaman padi

sawah, Jagung dan perkebunan tebu.

16

Rencana Pengembangan Pendidikan

Berdasarkan peningkatan kebutuhan 10 tahun ke depan, maka secara umum

jumlah kebutuhan semua jenjang sekolah dan luas ruangan yang dibutuhkan

mengalami peningkatan. Infrastruktur TK merupakan sekolah yang perlu

paling banyak penambahan unit.

Rencana Pengembangan Sarana Pendidikan

NO KELOMPOK FASILITAS

PUSAT KTM SKP I SKP II SKP III

Jml (Unit)

Ruang

(m²) Jml

(Unit) Ruang

(m²) Jml

(Unit) Ruang

(m²) Jml

(Unit) Ruang

(m²)

a. TK 10 12.000 10 12.000 10 12.000 10 12.000

b. SD 2 7.200 1 3.600 1 3.600 1 3.600

c. SMP 1 5.000 1 5.000 1 5.000 0 0

d. SMA 1 6.000 0 0 0 0 0 0

e. SMK 1 6.000 0 0 0 0 0 0

f. PT 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 15 36.200 12 20.600 12 20.600 11 15.600

Rencana Pengembangan Kesehatan

Berdasarkan analisis peningkatan jumlah kebutuhan infrastuktur kesehatan 10

tahun kedepan maka jumlah kebutuhan Balai Pengobatan (20 unit dengan luas

6.000 m2 ) dan Rumah Sakit Bersalin (6 unit dengan luas 6.000 m2).

2. Rencana Pengembangan Infrastruktur

Rencana peranan pusat-pusat pengembangan di KTM Pawonsari:

� Pusat KTM berperan sebagai pusat berbagai kegiatan antara lain: ekonomi

wilayah, pengolahan hasil, jasa dan perdagangan, pelayanan kesehatan

masyarakat, pendidikan tingkat menengah, Fasilitas umum dan sosial dan

Pemerintahan.

� Pusat SKP (Desa Utama) berperan sebagai pusat kegiatan sebagai berikut:

ekonomi wilayah, pengolahan hasil, pelayanan jasa dan perbankan,

pelayanan kesehatan masayarakat, pendidikan tingkat pertama.

� Pusat Desa berperan sebagai pusat kegiatan berikut : Usaha Ekonomi skala

kecil, pelayanan jasa perdagangan, pendidikan tingkat dasar, Pelayanan

kesehatan dasar.

17

Rencana Pengembangan Sarana Kesehatan

Kelompok Fasilitas

Pusat KTM SKP I SKP II SKP III

Jml

(Unit)

Ruang

(m2)

Jml

(Unit)

Ruang

(m2)

Jml

(Unit)

Ruang

(m2)

Jml

(Unit)

Ruang

(m2)

RS Type C 1 2.400 0 0 0 0 0 0

Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0

B.Pengobatan 8 2.400 3 900 4 1.200 5 1.500

Apotek 2 700 1 350 1 350 1 350

Laboratorium 1 350 0 0 0 0 1 350

JUMLAH 12 5.850 4 1.250 5 1.550 7 2.200

Rencana Pengembangan Peribadatan

Secara umum jumlah kebutuhan tempat ibadah sampai 10 tahun kedepan tidak

mengalami peningkatan kecuali tempat peribadatan agama Islam (Musholla)

mengalami peningkatan. Jumlah saat ini 15 unit Musholla menjadi 20 unit. Ini

dilihat dari jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk yang beragama Islam

terus mengalami peningkatan.

Rencana Pengembangan Sarana Peribadatan

KEL FASILITAS

STANDAR CIPTA KARYA

JUMLAH FASILITAS

RENCANA KEBUTUHAN 2018

Jumlah Pdk Pendukung

Luas (m²)

2007 BUTUH KURANG RUANG

Masjid 30.000 1.200 8 2 0 0

Musholla 2.500 300 15 20 5 1.500

Gereja

Protestan 15.000 600 4 2 0 0

Gereja

Katolik 15.000 600 2 2 0 0

Vihara 15.000 600 0 0 0 0

Pura 15.000 600 8 0 0 0

Klenteng 15.000 600 0 0 0 0

Rencana Pengembangan Pelayanan Umum dan Pemerintahan

Untuk sarana umum yang terdapat di Kawasan Pawonsari berupa Kantor

Polisi (Polsek) dan Kantor Pos Pembantu. Kantor Pos Polisi untuk

Kecamatan Paguyaman terletak di Molombulahe (SKP. III) sedangkan

Kantor Pos Polisi untuk Kecamatan Wonosari terletak di Desa Harapan.

18

Rencana Pengembangan Jaringan Listrik

Penyediaan kebutuhan listrik untuk di kawasan terdiri dari kebutuhan listrik

untuk private (rumah tangga) dan kebutuhan untuk kepentingan publik yaitu

dalam rangka menunjang kegiatan industri dan perdagangan. Berdasarkan

asumsi kebutuhan listrik 180 watt/jiwa untuk keperluan rumah tangga, ± 10 %

dari kebutuhan rumah tangga untuk penerangan jalan umum,dan ± 20 % dari

kebutuhan rumah tangga untuk kegiatan-kegiatan perdagangan dan jasa serta

industri, maka kebutuhan listrik masyarakat 10 tahun yang akan datang

menjadi 14.040.000 watt.

Rencana Pengembangan Jaringan Telepon

Penyediaan sambungan telepon di wilayah ini ditentukan dengan

menggunakan asumsi bahwa untuk penyediaan sambungan telepon kawasan

perumahan target pelayanan hingga tahun 2018 telah mencapai 60%

khususnya untuk kawasan dengan aktifitas yang tinggi dan sangat

membutuhkan jaringan telepon, seperti kawasan industri, kawasan

permukiman dan perkantoran.

Kebutuhan Sambungan Telepon di Kawasan Sampai Tahun 2018

No. Fasilitas Standar (SST) Jml Rumah Tangga Jumlah (SST)

1. Rumah Tangga 0,6 12.000 7.200

2. Fasos dan Fasum 2 % kebutuhan rumah tangga 64

3. Industri, Jasa, Perdagangan 20 % kebutuhan rumah tangga 638

4. Jumlah kebutuhan Sambungan Telepon tahun 2018 3.894

Rencana Pengembangan Air Bersih

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

NO U R A I A N Satuan Tahun

2006 2010 2014 2018

1 PELAYANAN PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK Jiwa 40,433 43,049 45,834 48,800

RENCANA PELAYANAN

- Sambungan Rumah Tangga Jiwa 40,433 43,049 45,834 48,800

- Sambungan Umum Jiwa 8,087 8,610 9,167 9,760

2 STANDARD KEBUTUHAN AIR

- Sambungan Rumah Tangga l/org/hr 50 50 50 50

- Sambungan Umum l/org/hr 10 10 10 10

3 KEBUTUHAN AIR DOMESTIK

- Sambungan Rumah Tangga m3/hr 2,022 2,152 2,292 2,440

- Sambungan Umum m3/hr 81 86 92 98

4 BANYAKNYA KEBUTUHAN AIR m3/hr 2,103 2,239 2,383 2,538

5 PROSENTASE KEHILANGAN AIR m3/hr 210 224 238 254

6 TOTAL KEBUTUHAN AIR m3/hr 1,892 2,015 2,145 2,284

19

Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

Karena kondisi jalan 82 % atau 88,1 km dalam

kondisi rusak, hanya 18,7 % atau 18,7 km

kondisi baik dan peroduktivitas perekonomian

terus meningkat maka perlu ada rencana

perbaikan dan pengembangan jalan atau

jaringan transportasi. Rencana pengembangan

jaringan transportasi diarahkan untuk

memperbaiki kinerja jaringan transportasi yang

ada, dan diarahkan untuk melayani pusat-pusat

pertumbuhan dalam Kawasan Pawonsari.

Rencana Pengembangan Jaringan Persampahan

Berdasarkan jumlah penduduk 48.800 jiwa/ 12.200kk maka 10 tahun kedepan

dibutuhkan 732.000 unit tong sampah, 244 unit kontainer, 244 unit gerobak

sampah, 122 unit transfer dipo, 49 unit truk sampah, 41 unit teruk komperator

dan 1 komplek TPA.

Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Rencana pengembangan jaringan drainase diarahkan untuk melayani Pusat

KTM dan Sub. Pusat KTM. Drainase yang dimaksud yaitu jaringan drainase

jalan, dan darinase penghubung untuk drainase sekunder mamanfaatkan

sungai-sungai yang terdapat dalam Kawasan.

Rencana Pengembangan Jaringan Irigasi

No. Rencana kegiatan Lokasi Volume

1. Pembangunan Irigasi Teknis Kec. Wonosari

Kec. Paguyaman 4.200 Ha.

2. Rehab. Saluran Primer Irigasi Bongo Tua Kec. Paguyaman 6 Km

3. Rehab. saluran sekunder irigasi Bongo Tua Kec. Paguyaman 5 Km

4. Pembangunan Irigasi Sungai Bontuladidi Kec. Paguyaman 200 Ha.

Pengembangan budidaya komoditas unggulan

Pengembangan budidaya komoditas unggulan, melalui peningkatan

produktivitas lahan, diversifikasi pertanaman, rehabilitasi lahan marginal,

terasering lahan dan budidaya lorong, peningkatan kualitas pemeliharaan

tanaman dan perluasan areal baru.

3. Rencana Pengembangan Usaha Ekonomi

20

Pengembangan Infrastruktur dan Prainfrastruktur Pertanian, meliputi

pembangunan infrastruktur irigasi, pengadaan dan optimalisasi balai

benih, pengadaan stasiun klimatologi pertanian, penguatan kelompok tani,

dan pengadaan teknologi produksi.

Pengembangan Kemitraan, dengan membangun kerjasama petani, pemodal

(pengusaha) dan pemerintah (koperasi) yang saling membutuhkan dan

menguntungkan. Pola kemitraan yang dikembangkan bisa berpola Bapak

Angkat atau pola Perusahaan Pendamping (Perusahaan Inti Rakyat/PIR,

Perusahaan Pengelola, Perusahaan Penghela).

Pengembangan Kelembagaan Pengkajian Alih Teknologi, yang berfungsi

melakukan kajian dan alih teknologi sesuai potensi.

Pengembangan Kelembagaan Keuangan dan Permodalan, memberikan

kemudahan akses layanan keuangan dan perkreditan dalam penguatan

permodalan untuk mengembangkan usaha pertanian

Pengembangan Pasca Panen dan Agroindustri, dengan mempertimbangkan

jenis produk olahan, pemilihan teknologi pengolahan, pemilihan lokasi

pengolahan, fasilitas persediaan dan masukan, bahan pelengkap serta

desain produksi.

Analisis Kelayakan Usaha Komoditas Unggulan, antara lain: usaha

pertanian jagung, usaha tebu, usaha padi, usaha sapi potong, dan usaha

industri pakan ternak.

Pengembangan Usaha Dikaitkan dengan Pohon Industri

Rencana pengembangan kegiatan yakni: Pengembangan kegiatan industri

pengalengan daging, Pengembangan kegiatan industri pengolahan tepung

(beras/jagung), dan Pengembangan kegiatan tersier (perdagangan dan jasa)

Pengembangan kegiatan industri pengalengan daging, pengolahan tepung dan

lain-lain dengan tetap mempertimbangkan skala usaha ekonomi.

Pengembangan Pertanian Terpadu

Konsep pengembangan pertanian terpadu menerapkan konsep:

1. Adanya penyelenggaraan kegiatan usaha dengan tujuan pemenuhan

kebutuhan sendiri.

2. Untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran produk.

3. Peningkatan atau perbaikan pemanfaatan sumberdaya yang ada.

4. Peningkatan pendapatan pelaku kegiatan usaha.

Kemitraan

Pola Bapak Angkat dan Pola Perusahaan Pembimbing mencakup: Pola

Perusahaan Inti Rakyat (PIR), Pola Perusahaan Pengelola, dan Pola Perusahaan

Penghela

21

Pengembangan Kelembagaan Pengkajian dan Alih Teknologi

Pengembangan kelembagaan pengkajian dan alih teknologi yang berfungsi

melakukan kajian dan alih teknologi sesuai potensi kawasan meliputi:

Balai Pengkajian dan alih Teknologi

Balai Konsultasi Agribisnis

Balai Pelatihan dan Penyuluhan

Pendamping Lapangan

Pengembangan Kelembagaan Keuangan dan Permodalan

Lembaga Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Lembaga Keuangan Mikro-BMT

BRI-Unit Bank Desa

Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Permodalan Nasional Madani (PNM)

Lembaga Dana dan Kredit Perdesaan (LDKP)

Pengembangan Pasca Panen dan Agroindustri

Penentuan Jenis Produk Olahan

Pemilihan Teknologi Pengolahan

Pemilihan Lokasi

Fasilitas Persediaan dan Bahan Pelengkap Produksi

Desain Produksi

Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi

Program yang perlu mendapat perhatian yaitu: Pelatihan manajemen

koperasi, Pemberian bantuan dana untuk pengembangan kegiatan arisan

masyarakat, dan Program pengembangan masyarakat desa melalui pinjaman

dana bergulir.

Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi

Bidang pengembangan

Program Lokasi Volume

PELATIHAN Pelatihan manajemen koperasi Pusat SKP &

SKP 1,2 dan 3

@ 5 org/skp

2 pkt/thn

LEMBAGA

KEUANGAN

1. Bantuan dana pengem-

bangan arisan

2. Program pengembangan

masyarakat melalui dana

bergulir

Pusat SKP &

SKP 1,2 dan 3 1 pkt/thn

22

Pengembangan dan Pemberdyaan Ekonomi

Pelatihan Agribisnis, Pelatihan Manajemen Koperasi, dan Pemberian bantuan

modal secara bergilir atau dalam bentuk dana bergulir

Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM)

Pembangunan Rumah Pintar, Pemberian bantuan sarana dan prasarana

perpustakaan, Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi, terutama untuk

bidang-bidang yang dibutuhkan sebagai kader dalam layanan kemasyarakatan,

termasuk bidang bahasa asing (Inggris dan Arab), dan Pengadaan sarana dan

prasarana pusat kegiatan-kegiatan belajar masyarakat (PKBM)

Pengembangan Layanan Kesehatan

Penyediaan tenaga medis dan paramedis, pemberian beasiswa atau fasilitasi

bagi pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis

Peningkatan Sikap Mental-Spriritual

Layanan pengembangan kader-kader da’wah (da’i/mubaligh), dan pengadaan

buku-buku agama

Pembinaan Ketertiban dan Keamanan Lingkungan

Pembentukan dan pengembangan forum komunikasi massa (antar umat

beragama, ormas dan pemuda)

Pengembangan Kelembagaan Masyarakat Desa

Pembentukan dan pengembangan lembaga-lembaga sosial desa dan

Pembentukan dan Pengembangan lembaga-lembaga kesenian, pemuda dan

olahraga

Program pembangunan KTM Pawonsari meliputi beberapa pengembangan

sektor, yaitu perekonomian (perdagangan dan jasa), pendidikan, kesehatan,

peribadatan, pelayanan umum, kelembagaan pemberdayaan masyarakat.

Pembagunan KTM Pawonsari harus terintegrasi dengan pembangunan daerah

secara keseluruhan.

Diusulkan dibentuk Badan Pengelola KTM Pawonsari yang ditetapkan

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo. Sedangkan Kepala Badan

Pengelola Kota Terpadu Mandiri diangkat berdasarkan SK Bupati Boalemo,

struktur badan pengelola KTM tersebut sebagai berikut:

4. Rencana Pengembangan Masyarakat

5. INSTITUSI PENGELOLA

a. Stakeholder, sebagai sumber dan penyandang dana serta pendukung

utama keberadaan, kelangsungan dan perkembangan Kota Terpa

Mandiri Kawasan Pawonsari.

b. Lembaga Penanggung Jawab, selama periode tahun 2008

diusulkan untuk diemban oleh Gubernur Gorontalo dan atau Bupati

Boalemo.

c. Badan Musyawarah, yang terdiri atas berbagai unsur

(Pemerintah, Swasta/Investor/LSM, Lembaga Adat, Tokoh Masyarakat,

Para Pakar, Komunitas, Akademisi, Komunit

d. Kepala Badan Pengelola, yaitu seseorang yang dipilih berdasarkan

kesepakatan dan keputusan Badan Musyawarah sebagai Penanggung

Jawab pelaksanaan Badan ini sehari

dibantu oleh Sekretaris, beberapa Staff Administra

Bilamana diperlukan dapat dibantu oleh beberapa

e. Kepala Bidang, yang salah satu diantaranya dapat merangkap sebagai

Wakil Kepala Badan PengelolaKepala Badan Pengelola.

23

, sebagai sumber dan penyandang dana serta pendukung

utama keberadaan, kelangsungan dan perkembangan Kota Terpadu

, selama periode tahun 2008 – 20012

diusulkan untuk diemban oleh Gubernur Gorontalo dan atau Bupati

, yang terdiri atas berbagai unsur-unsur Stakeholders

(Pemerintah, Swasta/Investor/LSM, Lembaga Adat, Tokoh Masyarakat,

Para Pakar, Komunitas, Akademisi, Komunitas Pers).

, yaitu seseorang yang dipilih berdasarkan

kesepakatan dan keputusan Badan Musyawarah sebagai Penanggung

Jawab pelaksanaan Badan ini sehari-hari. Kepala Badan Pengelola ini

dibantu oleh Sekretaris, beberapa Staff Administrasi dan Keuangan.

Bilamana diperlukan dapat dibantu oleh beberapa Tim/Tenaga Advisory.

, yang salah satu diantaranya dapat merangkap sebagai

Wakil Kepala Badan Pengelola, yaitu Seseorang yang diajukan oleh

24

INDIKASI PROGRAM

NO PROGRAM / KEGIATAN VOL TAHUN PELAKSANAAN SEKTOR

TERKAIT 2008 2009 2010 2011 2012

I. PERENCANAAN

- Pembuatan RTDR Pusat dan Sub

Pusat KTM 1 Kec Depnakertrans

- DED Fasum & Pst Pemerintahan 1 Kec Depnakertrans

- FS Pembangunan Industri

- Jagung (2 Kec) 1 Pkt Dep Industri

- Makanan Ternak (2 Kec) 1 Pkt Dep Industri

- Makanan Ringan (2 Kec) 1 Pkt Dep Industri

- Perencanaan Teknis DED Sarana

Prasarana dan Utilitas (2 Kec) 2 Pkt Depnakertrans

- Studi AMDAL Kawasan (Kws) 1 Pkt Depnakertrans

- Identifikasi Status kepemilikan lahan

mendukung P4T (Kws) 1 Pkt BPN Kab

- Identifikasi Potensi Calon Areal

Trans daerah hinterland (Kws) 1 Pkt Depnakertrans

II. PERSIAPAN PELAKSANAAN

- Peny Organisasi & Kesekretariatan 1 Pkt Depnakertrans

- Sosialisasi KTM (Buku, Brosur)

- Tingkat Kecamatan 2 Kec BAPPEDA

- Tingkat Desa 25 Ds BAPPEDA

- Pelatihan Petugas 2 Kali BAPPEDA

- Penyusunan Legalitas melalui

PERDA/PERMEN 1 Pkt BAPPEDA

III. ORGANISASI & MANAJEMEN

- Operasional POKJA KTM Prov 5 Thn Depnakertrans

- Operasional POKJA KTM Kab 5 Thn Depnakertrans

- Operasional Org Pelaksana KTM 5 Thn Depnakertrans

IV. PENGEMB USAHA KWS

a. Pengembangan Tan Jagung

(Bantuan Saprodi 2 Kec) 2 Pkt Dep Tan

b. Pengadaan Sapi Bakalan (2 Kec) 2.000 ekr Dep Tan

c. Peningkatan Ketahanan Pangan :

- Pengadaan Alsintan/Pwr Threser 25 Unit Dep Tan

- Hand Tracktor Rotary (2 Kec) 25 Unit Dep Tan

25

INDIKASI PROGRAM

NO PROGRAM / KEGIATAN VOL TAHUN PELAKSANAAN SEKTOR

TERKAIT 2008 2009 2010 2011 2012

- Hand Sprayer (2 Kec) 25 Unit Dep Tan

d. Pengembangan Perikanan :

- Budidaya ikan lokal (lele, mas) 14 Desa DKP

- Pembuatan Drainase Tambak Air

Tawar (2 Kec) 14 Desa DKP

V. PEMBERDAYAAN MASY

1. Peningkatan Lay Kesehatan

- Pengemb Sarana Pustu (2 Kec) 11 Pkt Dep Kes

- Pengemb Sarana Puskesmas 2 Pkt Dep Kes

2. Peningkatan Lay Pendidikan

- Pengemb Sarana SD (2 Kec) 32 Pkt Dep Diknas

- Pengemb Sarana SMP (2 Kec) 9 Pkt Dep Diknas

- Pengemb Sarana SMA (2 Kec) 2 Pkt Dep Diknas

- Pengemb Sarana SMK (2 Kec) 2 Pkt Dep Diknas

VI. PENGEMB SARPRAS

1. Prasarana Jalan :

- Peningk Jalan Wonggahu –

Mutiara – B. Tua 8 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan akses pertanian

Tangkobu - Wonggahu 6 Km Dis PU Kab

- Pemb Jalan Dimito – Bongo IV 7 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan Agro Mustika –

Bongo Tua 4 Km Dis PU Kab

- Peningk Jln Bongo Nol – Bongo I 11 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan Suka Mulya –

Desa Pangea 2 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan Suka Mulya –

Pangea SP. 1 18 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan Diloato - Harapan 5 Km Dis PU Kab

- Peningk Jln Wonggahu - Sorpite 2 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan Mutiara - Mustika 3,5 Km Dis PU Kab

- Peningk Jalan Bualo – Beringin

Jaya Sakti 3 Km Dis PU Kab

- Peningk Jln Karya Baru - Pangea 4 Km Dis PU Kab

26

INDIKASI PROGRAM

NO PROGRAM / KEGIATAN VOL TAHUN PELAKSANAAN SEKTOR

TERKAIT 2008 2009 2010 2011 2012

- Peningk Jln Bongo III - Dimito 3 Km Dis PU Kab

- Peningk Jln Karya Murni –

Tongkobu - Girisa 15 Km Dis PU Kab

- Pemb Jalan Bongo IV - Tulilango 3 Km Dis PU Kab

2. Prasarana Jembatan :

- Pemb Jemb S. Paguyaman 80 m Dep PU

- Pemb Jemb Sukamulya - Saritani 24 m Dis PU Kab

- Pemb Jem Pangea SP.2-Pangea 12 m Dis PU Kab

- Pemb Jemb Pangea SP. 1 12 m Dis PU Kab

VII. PEMB PUSAT-2 PERTUMBUHAN

1. TINGKAT DESA/PUSAT DESA

a. Mendukung Usaha Tani

- Pembangunan Kios Tani 25 Ds Swasta

- Pembangunan Lantai Jemur 25 Ds Dep Tan

- Pemb Gudang Pengumpul 25 Ds Dep Tan

b. Mendukung Permukiman

- Listrik dan Telepon 25 Ds Telkom, PLN

- Sarana Air Bersih 25 Ds Dep PU

- Taman Terbuka / Sarana OR 25 Ds Pemkab

2. TINGKAT SKP/DESA UTAMA

a. Mendukung Ekonomi Kws

- Fasilitas Bank (2 Kec) 4 Unit Swasta

- Pusat Layanan Koperasi 4 Unit Dis Kop Kab

b. Industri Pengolah Hasil

- Kios Tani Skala Menengah 2 Kec Swasta

- Gudang Saprotan (2 Kec) 4 Unit Dis Tan Kab

- Toko Sembako 2 Kec Swasta

- Bengkel ALSINTAN (2 Kec) 4 Unit Swasta

- Pasar Tradisional (2 Kec) 4 Unit Pemkab

- Bengkel Sepeda/motor(2Kec) 4 Unit Swasta

- Pemb Terminal Lokal (2 Kec) 4 Unit Dep Hub

- Penginapan (2 Kec) 4 Unit Swasta

27

INDIKASI PROGRAM

NO PROGRAM / KEGIATAN VOL TAHUN PELAKSANAAN SEKTOR

TERKAIT 2008 2009 2010 2011 2012

VIII. PPE PUSAT KTM

1. Pemb Pusat Industri Olahan

- Pabrik Pengolahan jagung 1 Unit Swasta

- Pabrik Pengolahan Coklat 1 Unit Swasta

- Industri Pengolahan jagung 1 Kec Swasta

- Bangunan Pengolah Limbah 1 Kec Depnakertrans

2. Layanan Jasa Perdagangan

- Pusat Penjualan pupuk, obat2an 1 Unit Swasta

- Layanan Bank 1 Unit Swasta

- Pusat Informasi dan Promosi 1 Unit Pemkab

- Pasar Grosir / Induk 1 Unit Swasta

- Terminal ( orang dan barang) 1 Unit Swasta

- Terminal Agro 1 Unit Swasta

- Pusat Pertokoan 1 Unit Swasta

- Supermarket 1 Unit Swasta

- Pusat Bengkel ALSINTAN 1 Unit Swasta

- Pusat Bengkel Otomotif 1 Unit Swasta

- Pusat Service Elektronik 1 Unit Swasta

- Penginapan / Hotel 1 Unit Swasta

- Gudang Produk 1 Unit Pemkab

- Gudang Saprotan 1 Unit Dep Tan

- Pasar Harian 1 Unit Pemkab

- Pasar Hewan 1 Unit Pemkab

- Showroom Otomotif 1 Unit Swasta

- Showroom Furniture 1 Unit Swasta

- Showroom Alsintan 1 Unit Swasta

- Koperasi 1 Unit KOP & UKM

- Rumah Makan 1 Unit Swasta

3. Pemb Sarana Perkotaan

- Badan Pengelola KTM 1 Unit Depnakertrans

- Kantor Polisi 1 Unit POLRI

28

INDIKASI PROGRAM

NO PROGRAM / KEGIATAN VOL TAHUN PELAKSANAAN SEKTOR

TERKAIT 2008 2009 2010 2011 2012

- Kantor Pos 1 Unit PT POS

- Kantor PDAM 1 Unit PDAM

- Kantor PLN 1 Unit PLN

- Kantor Telepon 1 Unit PT Telkom

- Kantor Pemadam Kebakaran 1 Unit Pemkab

- Kantor Urusan Agama 1 Unit Pemkab

- Taman Kanak Kanak 1 Unit Dep Diknas

- Sekolah Dasar 1 Unit Dep Diknas

- Sekolah Menengah Pertama 1 Unit Dep Diknas

- Sekolah Menengah Atas 1 Unit Dep Diknas

- Sekolah Menengah Kejuruan 1 Unit Dep Diknas

- Perguruan Tinggi 1 Unit Swasta

- Perpustakaan Umum 1 Unit Pemkab

- Rumah Sakit Umum Daerah 1 Unit Dep Kes

- Lapangan Olahraga / Stadion 1 Unit Menpora

- Masjid 1 Unit Pemkab

- Gereja 1 Unit Pemkab

- Pura 1 Unit Pemkab

- Perumahan 350 Unit Swasta

- Tugu dan Plaza KTM 1 Unit Swasta

- Ruang Terbuka Hijau 1 Unit Pemkab

- Pemakaman Umum 1 Unit Pemkab

- Mushola 3 Unit Pemkab

- Jalan Kolektor Sekunder 3 Km Dis PU Kab

- Jalan Lokal Sekunder 16 Km Dis PU Kab