bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Desa Kaaruyan
Penelitian ini di laksanakan di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu
Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini
masih tergabung dengan desa Tabulo induk, dengan adanya pemekaran akhirnya
desa Tabulo dimekarkan menjadi desa Kaaruyan dan desa Tabulo Selatan.
Kaaruyan terbentuk pada tahun 1950 dengan mayoritas suku Minahasa yang
bermukim didalamnya, pada saat itu masyarakat suku Minahasa belum terlalu
banyak. Akan tetapi pada tahun 1990 sampai dengan saat ini masyarakat suku
Minahasa semakin bertambah. Masyarakat suku Minahasa memiliki kebudayaan
yang sama dengan suku Gorontalo pada umumnya baik dari segi ekonomi, religi,
maupun kesenian. Seperti yang telah dipaparkan oleh Koentjaraningrat bahwa
unsur-unsur kebudayaan terbagi atas 7 unsur kebudayaan yakni : ‘sistem religi dan
upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, bahasa, sistem
pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan’.
(Koentjaraningrat :2004 :4) dan uraiannya sebagai berikut :
a. Upacara religi atau keagamaan
Agama yang di anut oleh masyarakat Minahasa mayoritas Agama Kristen
protestan dan ada juga kristen katolik. Biasanya mereka beribada atau untuk
melaksanakan upacara keagamaan dalam hal ini hari-hari besar Agama Kristen
17
diklaksanakan disebuah gereja. Upacara yang dilaksanakan biasanya dalam
bentuk upacara syukuran pada saat musim panen.
b. Organisasi Kemasyarakatan
Letak wilayah Desa Kaaruyan adalah Kecamatan Mananggu Kabupaten
Boalemo. Wilayahnya dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain: desa
Bendungan, desa Kaaruyan terbagi atas 3 dusun yaitu, dusun Esamokan,
Pinaesaan, dan Maesa. Selain itu masyarakat Minahasa memiliki beberapa
organisasi, yang berkembang dilingkungan Suku Minahasa itu sendiri.
Organisasi kemasyarakatan desa Kaaruyan ini tidak membedakan suku
dan ras, mereka saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain.
Organisasi kemasyarakatannya antara lain : karang taruna, kelompok arisan serta
komunitas penari tari Maengket.
c. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap daerah,
karena seluruh aspek mencakup kehidupan yang tertuang dalam komunikasi
sehari-hari. Suku minahasa mempunyai 4 bahasa yakni, Toengtemboan, Tondano,
Tombulu, dan Tongsea. akan tetapi masyarakat yang ada di Desa Kaaruyan
menggunakan bahasa Toeng temboan dalam syair tari Maengket: maowey
kamberu.
18
d. Pengetahuan
Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan sangat diutamakan, dalam hal
ini masyarakat desa Kaaruyan memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memahami alam sekitar, sifat-sifat dan tingkah laku manusia dalam berinteraksi
sesama manusia dan anggota masyarakat. Namun semua itu tidak lepas dari
pendidikan yang ada dilingkungan desa Kaaruyan. Sekolah yang terletak di desa
Kaaruyan hanya sekolah SD, pendidikan sangat diutamakan di desa Kaaruyan,
sebagian besar para remaja melanjutkan pendidikannya di Universitas, ada yang
bekerja kantoran dan ada juga yang bekerja sebagai petani. Sehingga pada pagi
hari desa tersebut kelihatan agak sunyi karena masing-masing dari masyarakatnya
melakukan aktifitas.
e. Kesenian
Suku Minahasa memiliki jenis kesenian yang beragam khusunya dalam
seni tari, adapun jenis-jenis tari yang ada di Suku Minahasa antara lain: tari
Cakalele merupakan tari perang, tari Masamper, tari Lenso, dan tari Maengket.
f. Mata Pencaharian
Berbicara mengenai sistem mata pencaharian berarti berbicara mengenai
masalah ekonomi, masyarakat desa Kaaruyan sebagian besar hidup dengan,
dengan bercocok tanam, masyarakatnya sebagian besar berkebun dan bersawah
sehingga penghasilan yang di peroleh cukup banyak.
19
g. Teknologi dan Peralatan
Sistem teknologi yang ada di desa Kaaruyan cukup berkembang mengikuti
zaman, dalam bidang elektronik masyarakat yang ada di desa Kaaruyan sudah
menggunakan handphone, laptop dan masih banyak lagi alat-alat elektronik yang
mereka gunakan, selain itu masyarakat yang bersawah telah banyak menggunakan
alat-alat persawahan yang dapat memudahkan petani dalam bekerja. .
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tari Maengket: maowey kamberu
Tari Maengket: maowey kamberu dapat diartikan sebagai tarian yang
dilaksanakan pada saat musim panen, sebagai wujud rasa syukur masyarakat
Minahasa yang disimbolkan dengan cara mereka mengangkat tangan. Tari
Maengket: maowey kamberu merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat
Minahasa yang masih berkembang sampai saat ini.
Maengket: maowey kamberu berupa cerita sekelompok orang yang sedang
melaksanakan panen hasil. Proses pertunjukan pertama para pelaku berbaris
menjadi satu barisan, kemudian pemusik membunyikan alat musik tambor sebagai
tanda akan dimulainya pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu dan juga
sebagai daya tarik masyarakat agar segera masuk dilapangan. Pertunjukan tari
Maengket: maowey kamberu diawali dengan nyanyian yang merupakan awal
masuk para penari. Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak
penari di mana penarinya terdiri dari pasangan laki – laki dan perempuan, tetapi di
desa Kaaruyan penarinya paling banyak terdiri dari perempuan karena kurangnya
penari laki- laki. Selain itu para penarinya dari kalangan orang tua.
20
Sejauh ini masyarakat Minahasa yang ada di desa Kaaruyan mempertunjukkan
tarian ini hanya pada saat musim panen dan naik rumah baru, selain itu tarian
yang bertemakan percintaan di tarikan apabila ada permintaan undangan untuk
acara pembukaan festival seni di Kabupaten Boalemo.
Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu, tidak ditentukan tempat yang
khusus untuk dapat mempertunjukan tarian ini. Karena tarian ini merupakan tarian
kelompok yang sering dipertunjukan pada area yang terbuka biasanya mereka
menggunakan lapangan, halam rumah, dan panggung yang cukup besar,
mengingat penari yang menarikan tarian ini lebih dari 20 orang. Tari Maengket:
maowey kamberu di iringi dengan satu alat musik dengan dibantu dengan syair-
syair yang mereka nyanyikan. Sebelum masuk pada pertunjukan tarian ini terlebih
dahulu semuanya dipersiapkan dengan baik.
4.3 Elemen-elemen dalam tari Maengket:maowey kamberu yakni:
4.3.2.1 Gerak Tari Maengket: maowey kamberu, dan Pola Motif
Menurut pangeran Soerjodiningrat tari adalah ‘Gerak seluruh tubuh disertai
bunyi-bunyian (gamelan) diatas menurut irama lagunya, penyesuaian ekspresi
muka (dan geraknya dengan isi serta maksud tariannya)’. ( Sukidjo 1986:197 ).
Gerak tari pada umumnya dipahami sebagai ekspresi dari semua
pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium gerak. gerak tari
Maengket biasanya hanya berupa simbol yang yang langsung dipahami oleh
penonton.
21
Preston – Dunlop ( 1963 ) dalam Jacquelin Smith terjemahan Ben Suharto
menyatakan ‘Motif gerak adalah pola gerak sederhana, tetapi didalamnya terdapat
sesuatu yang memiliki kapabilitas untuk dikembangkan’.
Gerak tari Maengket: maowey kamberu terdiri dari beberapa motif:
a. Motif pertama disebut dengan gerak berdoa.
Penari melakukan gerakan kedua tangan diatas bersudut 90o
layaknya orang
yang sedang berdoa, dengan posisi kaki kanan berjalan kedepan yang diikuti
oleh kaki kiri.
b. Motif kedua disebut dengan gerak bergandengan tangan.
Motif ini penari melingkar sambil bergandengan tangan dengan posisi menutup
dan membuka lingkaran.
c. Motif ketiga disebut dengan gerak membersihkan lahan.
Gerak membersihkan lahan dengan posisi tangan kanan diayunkan kedalam,
jari-jari menggenggam layaknya orang mencabut dan diikuti oleh tangan kiri.
d. Motif ke empat disebut dengan gerak menanam padi.
Gerak menanam padi, dengan posisi tangan mengayun kebawah ibarat orang
yang menanam padi yang dimulai dengan tangan kanan dan diikuti oleh tangan
kiri.
e. Motif ke lima disebut dengan menyiang padi.
Penari dalam posisi melingkar sambil jari tangan di kepal, ibarat orang yang
sedang menyiang padi.
f. Motif ke enam disebut dengan memanen padi.
22
Tangan dikepal, posisi penari masih dalam lingkaran dengan mngerakkan
tanga, ibarat orang yang sedang memanen.
4.3.2.2 Penari/pelaku
Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak penari pada
umumnya tarian ini terdiri kurang lebih dari 20 orang penari, yang berpasang-
pasangan di mana penarinya terdiri dari pasangan laki–laki dan perempuan.
Adapun nama-nama penari dan pemusik dalam pertunjukan ini antara lain:
Pemusik Bapak Yan luwuk umur 56 tahun, juga berperan sebagai pelatih
tari Maengket.
1. Kapel/pemimpin Ibu Corie umur 54 tahun berada pada barisan paling
depan.
2. Penari terdiri dari 10 orang penari antara lain:
a. Ibu Dece Singal, umur 54 Tahun, posisi urutan kedua dari barisan paling
depan.
b. Ibu Sulce Maloko, umur 50 Tahun, posisis urutan ketiga dari barisan
paling depan.
c. Ibu Norce Luwuk, umur 56 Tahun, urutan ke empat dari barisan paling
depan.
d. Ibu Elsie Ponto, umur 49 Tahun, urutan ke lima dari barisan paling depan.
e. Ibu Santi montolalo, umur 32 Tahun urutan ke enam dari barisan paling
depan.
f. Ibu Serly Singal, umur 50 Tahun urutan ke tujuh dari barisan paling depan.
23
g. Ibu Elti Luwuk, unur 49 Tahun urutan ke delapan dari barisan paling
depan.
h. Ibu Efi Singal, umur 60 Tahun urutan ke sembilan dari barisan paling
depan.
i. Ibu Serly Sambung, umur 52 Tahun urutan paling terakhir, urutan yang ke
sepuluh.
4.3.2.3 Tempat Pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu
Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu menggunakan ruang / arena
yang terbuka yakni lapangan, halaman rumah warga, panggung yang besar serta
biasa juga dilaksanakan dihalaman sekolah. Karena tarian ini memiliki jumlah
penari yang cukup banyak. Tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada
saat musim panen, naik rumah baru, dan pergaulan muda-mudi suku Minahasa.
Sehinggannya penari memerlukan ruangan/area yang cukup besar. Dalam setiap
pementasan pertunjukan tarian ini. Seperti yang telah dipahami bahwa dalam
sebuah pertunjukan harus ‘Mempertimbangkan ruang / tempat pementasan karena
aspek ruang untuk mencapai keterkaitan dalam kelompok dari awal sampai akhir
tari’ ( Jacqueline Smith 1985 :55 ), di sisi lain Sumandiyo Hadi menjelaskan
bahwa ‘Ruang tari harus dapat menjelaskan alasan ruang tari yang dipakai,
misalnya stage proscenium, ruang bentuk pendhapa, bentuk arena, dan lain
sebagainya’
24
4.3.2.4 Iringan tari Maengket:maowey kamberu
Alat musik atau iringan yang digunakan yakni alat musik tambor yang dipukul
dengan menggunakan tangkai kayu yang sudah dihaluskan. Seperti gambar
dibawah ini:
Gambar I Gambar II
4.3.2.5 Rias dan kostum tari Maengket: maowey kamberu
Rias dan kostum dalam pementasan tari Maengket: maowey kamberu
menggunakan rias natural yang di sesuaikan dengan kostum yang di gunakan.
Pakaian / kostum dalam tarian ini bagi perempuan menggunakan pakaian kebaya,
bawahannya menggunakan sarung batik yang dijadikan sebagai rok. Tarian ini
menggunakan pakaian ini menggambarkan seorang petani.
4.3.2.6 Tema tarian
Dapat di pahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung makna
atau isi tertentu dari sebuah pertunjukan tari. misalnya tema musim panen yang
menceritakan tentang keadaan masyarakat suku Minahasa dengan bercocok
tanam, tema pergaulan muda-mudi yang menceritakan tentang bagaimana seorang
pria merayu seorang perempuan.
25
4.3.2.7 Tata Lampu
Pementasan tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada malam hari,
dirumah salah seorang warga. Tata cahaya atau lighting yang mereka gunakan
hanya berupa sinar cahaya lampu dari pemilik rumah tersebut. Pementasan tarian
yang dilaksanakan pada malam hari merupakan acara pengucapan dan juga
sebagai wujud dari rasa syukur mereka pada saat musim panen.
4.3.2.8 Pola Lantai
I
Berbaris
Ket:
= Kapel
= Penari
= Pemusik
27
4.3.2.9 TABLE DESKRIPSI STRUKTUR PERTUNJUKAN TARI
MAENGKET:maowey kamberu
Sekuen Tari Nama Motif Gerak Uraian Gerak Iringan Musik Pola Lantai
Awal
Berbaris
- Penari berada dalam
posisi berbaris
menjadi satu barisan,
Kapel/pemimpin
mulai mengangkat
tangan sambil jari-jari
dikepal, sebagai
isyarat memulai
pertunjukan.
Musik di pukul
sebanyak tiga kali
Ket :
= Penari
= Kapel
Tengah
Melingkar
- Penari dalam posisi
melingkar, kapel
berada dalam
lingkaran. Penari
melakukan gerakan
kedua. Yakni penari
berjalan sambil
mengangkat kedua
tangan, seperti orang
yang sedang berdoa.
- Penari masih dalam
posisi melingkar,
sambil bergandengan
tangan.
- Penari bergandengan
tangan, dengan posisi
Alat music tambor
dipukul dengan
tempo yang sedikit
lambat.
Alat music tambor
dipukul dengan
tempo agak cepat
28
tangan diayunkan
kedalam dan keluar
lingkaran.
Akhir
Pada akhir pertunjukan ini,
penari masih dalam posisi
melingkar, sambil tangan
dilambaikan pertanda
pertunjukan telah selesai.
Pukulan alat music
tambor, sama
halnya dengan
tempo pada awal
masuk.
4.4 Bentuk Pertunjukan
4.4.3.1 Persiapan awal
Sebelum memulai pertunjukan seluruh penari berkumpul dirumah seorang
pelatih, pertunjukan akan dilaksanakan pada malam hari tepat pukul 21.00.
Sebelum pukul 21.00 semuannya mempersiapkan alat yang akan digunakan pada
saat pertunjukan nanti, berupa alat musik, kostum dan perlengkapan lainnya.
Penari mulai mengganti kostum mereka dengan kostum tari Maengket: maowey
kamberu, yang berupa kebaya dan bawahannya menggunakan sarung batik yang
dijadikan rok.
Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu ini dilakukan dihalaman
rumah salah seorang warga, yang pada saat itu mereka sedang melakukan ibadah.
Penari mulai berjalan menuju rumah tersebut, mereka menempuh perjalanan itu
dengan berjalan kaki, karena jarak antara rumah pelatih dan rumah warga untuk
melaksanakan pertunjukan tersebut tidak begitu jauh. Setelah sampai mereka
29
mulai bersiap dengan membentuk satu barisan. Kemudian pemusik mengambil
posisi disamping baris penari.
4.4.3.2 Penyajian Tari Maengket: maowey kamberu
Penari bersiap dengan posisi berbaris menjadi satu barisan, barisan ini
dipimpin oleh seorang Kapel. Kapel merupakan ketua atau pemimpin dalam
kelompok tarian ini yang memberikan isyarat pada setiap perpindahan gerak.
Gerak tari Maengket memiliki beberapa motif yang telah disebutkan sebelumnya.
Setelah persiapan penari mulai berjalan dengan posisi tangan di angkat dan di
lekukan, sementara kepala digerakan mengikuti posisi tangan. Pada saat berjalan
kapel mulai mengambil posisi masuk ke dalam lingkaran tersebut dengan diiringi
oleh syair dan pukulan alat musik tambor, syair yang dinyanyikan pada saat
masuk berupa syair dengan bahasa toengtemboan. Bato Maengket
pasekaruwalinga kami maypapalinga pinaesaan Kaaruyan. Syair ini diulang
sebanyak tiga kali sampai seluruh penari membentuk satu lingkaran, setelah
seluruh penari bersiap dalam lingkaran penari mulai melakukan pengambilan
suara satu dua dan tiga. kemudian dilanjutkan dengan motif pertama. Kapel /
pemimpin memberikan isyarat kepada pemusik dengan cara tangan diangkat
keatas sambil jari-jari tangan dikepal dan isyarat pun dimulai dengan 4 kali
pukulan musik tambor, setelah musik tambor dipukul sebanyak 4 kali Kapel
menurunkan tangannya dan di ulurkan kepada anggota penari sebagai tanda
memulai gerakan pertama / motif pertama.
sebagai berikut :
30
a. Motif pertama, penari berjalan sambil tangan diangkat ke atas ibarat orang
yang sedang berdoa. Kemudian kaki digerakkan sambil di injit antara kaki kanan
dan kaki kiri secara bergantian. Gerakan ini dilakukan sebanyak 7 kali putaran,
sekali putaran pemusik memberikan kode / tanda penari harus berhenti. Ketika
penari berhenti tangan dihadapkan kearah depan kapel. Untuk berpindah ke motif
selanjutnya pemusik memberikan tanda dengan 2 kali pukulan alat musik tambor
sebagai tanda penari berpindah motif gerak selanjutnya. Sepertin gambar dibawah
ini:
Gambar I :berdoa ( juli 2012)
31
b. Motif kedua, penari bergandengan tangan antara penari satu dengan penari
lainnya, bergandengan tangan dengan cara jari kelingking yang digandengkan,
seperti gambar dibawah ini.
Gambar II :bergandengan tangan ( juli 2012 )
Posisi ini tanda berhenti ditandai dengan 2 kali pukulan alat musik tambor, setiap
kali berhenti penari mengulurkan tangannya didepan kapel, begitu seterusnya
hingga 3 kali putaran. Hitungan yang ketiga gerakan ini dilakukan kembali tetapi
dengan cara menutup dan membuka lingkaran gerakan ini dilakukan secara
berulang-ulang. Gerakan ini terdiri dari beberapa pengembangan gerakan, posisi
penari tetap melingkar dan bergandengan tangan, tetapi tangan diayunkan
kedalam dan keluar,
32
Gambar III : menutup dan membuka lingkaran ( juli 2012 )
gerakan kaki mengikuti gerakan tangan. Gerakan kaki penari pada saat
bergandengan tangan digerakan ke kiri dan kekanan. selain itu syair yang
digunakan agak sedikit berbeda dengan motif awal.
c. Masih dalam posisi yang sama penari bergandengan tangan, tetapi sesekali
tangan dilepas kemudian digerakan ibarat orang yang sedang membersihkan
lahan. Tangan kiri dan tangan kanan diayuankan kekiri dan kekanan secara
bergantian, gerakan kaki hanya mengikuti setiap gerakan tangan. Gerakan ini
dilakukan hanya 2 kali putaran saja. Setelah itu kembali bergandengan tangan
selama 2 kali putaran kemudian masuk pada motif selanjutnya yakni penanaman.
33
Gambar IV: menabur benih padi ( juli 2012 )
d. Motif selanjutnya penari masih dalam lingkaran, tetapi mereka berjalan serong
sambil badan dibungkukan, sambil tangan kanan dan tangan kiri ibarat orang yang
sedang menanam padi. Gerakan ini diulang sebanyak tiga kali, setiap penari
selesai melakukan gerakan-gerakan tersebut mereka kembali pada posisi semula
dengan bergandengan tangan. Karena dasar gerak tarian ini melingkar sambil
bergandengan tangan.
34
Foto wiwin V ( juli 2012 )
e. Setelah penari kembali ke posisi semula gerakan dasar diulang sebanyak dua
kali bahkan sampai tiga kali kemudian masuk pada motif selanjutnya, setelah
menanam kemudian menyiang padi. Gerakan yang dilakukan semuanya hanya
berbentuk simbol. Gerak dasar dua kali kemudian langsung masuk gerak
menyiang padi sebanyak dua kali putaran.
f. Selanjutnya gerakan memanen hasil, gerakan ini disimbolkan dengan gerakan
penari yang memanen hasil dengan menggunakan alat tradisional. Gerakan ini
dilakukan sebanyak tiga kali putaran dengan posisi penari dalam lingkaran, tetapi
mereka bergerak secara berputar ditempat mereka masing-masing, sambil kedua
tangan digerakan ibarat orang yang sedang memegang alat tradisional untuk
memanen yakni ani-ani.
35
Foto wiwin VI ( juli 2012 )
g. Selanjutnya dasar gerak dua kali putaran, kemudian penari melakukan
gerakan akhir selama tujuh kali putaran dengan posisi kaki ditekuk kemudian
tangan diangkat keatas dengan bergandengan. Gerakan ini dilakukan dalam
keadaan menutup dan membuka lingkaran.
36
Foto wiwin VII ( juli 2012 )
h. Motif gerak yang terakhir, sebelumnya penari malakukan gerak dasar sebanyak
4 kali, kemudian kapel/pemimpin berhenti dan memberikan isyarat kepada
pemusik, dan pemusik memberikan tanda dengan pukulan alat musik tambor
sebanyak dua kali. Kemudian penari mulai berjalan dengan posisi masih
melingkar, syair yang dinyanyikan pula berupa syair yang diartiakan sebagai
ucapan terima kasih, dan ini adalah pertunjukan tari Maengket dari Kaaruyan.
37
Foto wiwin VIII ( juli 2012 )
4.5 Pasca Pertunjukan
Pelaksanaan tari Maengket:maowey kamberu berakhir pada pukul 21.59
Setelah selesai melaksanakan pertunjukan, penari berkumpul dan berdoa karena
telah selesai melaksanakan pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu.
Kemudian mereka kembali ke rumah pelatih mereka membicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan pertunjukan sebelumnya. Pelatih memberikan arahan kepada
seluruh penari, agar lebih giat lagi belajar tarian ini. Sehingga dalam pertunjukan
selanjutnya mereka lebih baik lagi. Selesai pelatih memberikan arahan, seluruh
penari kembali ke rumahnya masing-masing.