bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

22
16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Desa Kaaruyan Penelitian ini di laksanakan di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini masih tergabung dengan desa Tabulo induk, dengan adanya pemekaran akhirnya desa Tabulo dimekarkan menjadi desa Kaaruyan dan desa Tabulo Selatan. Kaaruyan terbentuk pada tahun 1950 dengan mayoritas suku Minahasa yang bermukim didalamnya, pada saat itu masyarakat suku Minahasa belum terlalu banyak. Akan tetapi pada tahun 1990 sampai dengan saat ini masyarakat suku Minahasa semakin bertambah. Masyarakat suku Minahasa memiliki kebudayaan yang sama dengan suku Gorontalo pada umumnya baik dari segi ekonomi, religi, maupun kesenian. Seperti yang telah dipaparkan oleh Koentjaraningrat bahwa unsur-unsur kebudayaan terbagi atas 7 unsur kebudayaan yakni : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, bahasa, sistem pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan’. (Koentjaraningrat :2004 :4) dan uraiannya sebagai berikut : a. Upacara religi atau keagamaan Agama yang di anut oleh masyarakat Minahasa mayoritas Agama Kristen protestan dan ada juga kristen katolik. Biasanya mereka beribada atau untuk melaksanakan upacara keagamaan dalam hal ini hari-hari besar Agama Kristen

Upload: dangdat

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Kaaruyan

Penelitian ini di laksanakan di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu

Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini

masih tergabung dengan desa Tabulo induk, dengan adanya pemekaran akhirnya

desa Tabulo dimekarkan menjadi desa Kaaruyan dan desa Tabulo Selatan.

Kaaruyan terbentuk pada tahun 1950 dengan mayoritas suku Minahasa yang

bermukim didalamnya, pada saat itu masyarakat suku Minahasa belum terlalu

banyak. Akan tetapi pada tahun 1990 sampai dengan saat ini masyarakat suku

Minahasa semakin bertambah. Masyarakat suku Minahasa memiliki kebudayaan

yang sama dengan suku Gorontalo pada umumnya baik dari segi ekonomi, religi,

maupun kesenian. Seperti yang telah dipaparkan oleh Koentjaraningrat bahwa

unsur-unsur kebudayaan terbagi atas 7 unsur kebudayaan yakni : ‘sistem religi dan

upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, bahasa, sistem

pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan’.

(Koentjaraningrat :2004 :4) dan uraiannya sebagai berikut :

a. Upacara religi atau keagamaan

Agama yang di anut oleh masyarakat Minahasa mayoritas Agama Kristen

protestan dan ada juga kristen katolik. Biasanya mereka beribada atau untuk

melaksanakan upacara keagamaan dalam hal ini hari-hari besar Agama Kristen

17

diklaksanakan disebuah gereja. Upacara yang dilaksanakan biasanya dalam

bentuk upacara syukuran pada saat musim panen.

b. Organisasi Kemasyarakatan

Letak wilayah Desa Kaaruyan adalah Kecamatan Mananggu Kabupaten

Boalemo. Wilayahnya dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain: desa

Bendungan, desa Kaaruyan terbagi atas 3 dusun yaitu, dusun Esamokan,

Pinaesaan, dan Maesa. Selain itu masyarakat Minahasa memiliki beberapa

organisasi, yang berkembang dilingkungan Suku Minahasa itu sendiri.

Organisasi kemasyarakatan desa Kaaruyan ini tidak membedakan suku

dan ras, mereka saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain.

Organisasi kemasyarakatannya antara lain : karang taruna, kelompok arisan serta

komunitas penari tari Maengket.

c. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap daerah,

karena seluruh aspek mencakup kehidupan yang tertuang dalam komunikasi

sehari-hari. Suku minahasa mempunyai 4 bahasa yakni, Toengtemboan, Tondano,

Tombulu, dan Tongsea. akan tetapi masyarakat yang ada di Desa Kaaruyan

menggunakan bahasa Toeng temboan dalam syair tari Maengket: maowey

kamberu.

18

d. Pengetahuan

Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan sangat diutamakan, dalam hal

ini masyarakat desa Kaaruyan memiliki pengetahuan yang cukup untuk

memahami alam sekitar, sifat-sifat dan tingkah laku manusia dalam berinteraksi

sesama manusia dan anggota masyarakat. Namun semua itu tidak lepas dari

pendidikan yang ada dilingkungan desa Kaaruyan. Sekolah yang terletak di desa

Kaaruyan hanya sekolah SD, pendidikan sangat diutamakan di desa Kaaruyan,

sebagian besar para remaja melanjutkan pendidikannya di Universitas, ada yang

bekerja kantoran dan ada juga yang bekerja sebagai petani. Sehingga pada pagi

hari desa tersebut kelihatan agak sunyi karena masing-masing dari masyarakatnya

melakukan aktifitas.

e. Kesenian

Suku Minahasa memiliki jenis kesenian yang beragam khusunya dalam

seni tari, adapun jenis-jenis tari yang ada di Suku Minahasa antara lain: tari

Cakalele merupakan tari perang, tari Masamper, tari Lenso, dan tari Maengket.

f. Mata Pencaharian

Berbicara mengenai sistem mata pencaharian berarti berbicara mengenai

masalah ekonomi, masyarakat desa Kaaruyan sebagian besar hidup dengan,

dengan bercocok tanam, masyarakatnya sebagian besar berkebun dan bersawah

sehingga penghasilan yang di peroleh cukup banyak.

19

g. Teknologi dan Peralatan

Sistem teknologi yang ada di desa Kaaruyan cukup berkembang mengikuti

zaman, dalam bidang elektronik masyarakat yang ada di desa Kaaruyan sudah

menggunakan handphone, laptop dan masih banyak lagi alat-alat elektronik yang

mereka gunakan, selain itu masyarakat yang bersawah telah banyak menggunakan

alat-alat persawahan yang dapat memudahkan petani dalam bekerja. .

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tari Maengket: maowey kamberu

Tari Maengket: maowey kamberu dapat diartikan sebagai tarian yang

dilaksanakan pada saat musim panen, sebagai wujud rasa syukur masyarakat

Minahasa yang disimbolkan dengan cara mereka mengangkat tangan. Tari

Maengket: maowey kamberu merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat

Minahasa yang masih berkembang sampai saat ini.

Maengket: maowey kamberu berupa cerita sekelompok orang yang sedang

melaksanakan panen hasil. Proses pertunjukan pertama para pelaku berbaris

menjadi satu barisan, kemudian pemusik membunyikan alat musik tambor sebagai

tanda akan dimulainya pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu dan juga

sebagai daya tarik masyarakat agar segera masuk dilapangan. Pertunjukan tari

Maengket: maowey kamberu diawali dengan nyanyian yang merupakan awal

masuk para penari. Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak

penari di mana penarinya terdiri dari pasangan laki – laki dan perempuan, tetapi di

desa Kaaruyan penarinya paling banyak terdiri dari perempuan karena kurangnya

penari laki- laki. Selain itu para penarinya dari kalangan orang tua.

20

Sejauh ini masyarakat Minahasa yang ada di desa Kaaruyan mempertunjukkan

tarian ini hanya pada saat musim panen dan naik rumah baru, selain itu tarian

yang bertemakan percintaan di tarikan apabila ada permintaan undangan untuk

acara pembukaan festival seni di Kabupaten Boalemo.

Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu, tidak ditentukan tempat yang

khusus untuk dapat mempertunjukan tarian ini. Karena tarian ini merupakan tarian

kelompok yang sering dipertunjukan pada area yang terbuka biasanya mereka

menggunakan lapangan, halam rumah, dan panggung yang cukup besar,

mengingat penari yang menarikan tarian ini lebih dari 20 orang. Tari Maengket:

maowey kamberu di iringi dengan satu alat musik dengan dibantu dengan syair-

syair yang mereka nyanyikan. Sebelum masuk pada pertunjukan tarian ini terlebih

dahulu semuanya dipersiapkan dengan baik.

4.3 Elemen-elemen dalam tari Maengket:maowey kamberu yakni:

4.3.2.1 Gerak Tari Maengket: maowey kamberu, dan Pola Motif

Menurut pangeran Soerjodiningrat tari adalah ‘Gerak seluruh tubuh disertai

bunyi-bunyian (gamelan) diatas menurut irama lagunya, penyesuaian ekspresi

muka (dan geraknya dengan isi serta maksud tariannya)’. ( Sukidjo 1986:197 ).

Gerak tari pada umumnya dipahami sebagai ekspresi dari semua

pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium gerak. gerak tari

Maengket biasanya hanya berupa simbol yang yang langsung dipahami oleh

penonton.

21

Preston – Dunlop ( 1963 ) dalam Jacquelin Smith terjemahan Ben Suharto

menyatakan ‘Motif gerak adalah pola gerak sederhana, tetapi didalamnya terdapat

sesuatu yang memiliki kapabilitas untuk dikembangkan’.

Gerak tari Maengket: maowey kamberu terdiri dari beberapa motif:

a. Motif pertama disebut dengan gerak berdoa.

Penari melakukan gerakan kedua tangan diatas bersudut 90o

layaknya orang

yang sedang berdoa, dengan posisi kaki kanan berjalan kedepan yang diikuti

oleh kaki kiri.

b. Motif kedua disebut dengan gerak bergandengan tangan.

Motif ini penari melingkar sambil bergandengan tangan dengan posisi menutup

dan membuka lingkaran.

c. Motif ketiga disebut dengan gerak membersihkan lahan.

Gerak membersihkan lahan dengan posisi tangan kanan diayunkan kedalam,

jari-jari menggenggam layaknya orang mencabut dan diikuti oleh tangan kiri.

d. Motif ke empat disebut dengan gerak menanam padi.

Gerak menanam padi, dengan posisi tangan mengayun kebawah ibarat orang

yang menanam padi yang dimulai dengan tangan kanan dan diikuti oleh tangan

kiri.

e. Motif ke lima disebut dengan menyiang padi.

Penari dalam posisi melingkar sambil jari tangan di kepal, ibarat orang yang

sedang menyiang padi.

f. Motif ke enam disebut dengan memanen padi.

22

Tangan dikepal, posisi penari masih dalam lingkaran dengan mngerakkan

tanga, ibarat orang yang sedang memanen.

4.3.2.2 Penari/pelaku

Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak penari pada

umumnya tarian ini terdiri kurang lebih dari 20 orang penari, yang berpasang-

pasangan di mana penarinya terdiri dari pasangan laki–laki dan perempuan.

Adapun nama-nama penari dan pemusik dalam pertunjukan ini antara lain:

Pemusik Bapak Yan luwuk umur 56 tahun, juga berperan sebagai pelatih

tari Maengket.

1. Kapel/pemimpin Ibu Corie umur 54 tahun berada pada barisan paling

depan.

2. Penari terdiri dari 10 orang penari antara lain:

a. Ibu Dece Singal, umur 54 Tahun, posisi urutan kedua dari barisan paling

depan.

b. Ibu Sulce Maloko, umur 50 Tahun, posisis urutan ketiga dari barisan

paling depan.

c. Ibu Norce Luwuk, umur 56 Tahun, urutan ke empat dari barisan paling

depan.

d. Ibu Elsie Ponto, umur 49 Tahun, urutan ke lima dari barisan paling depan.

e. Ibu Santi montolalo, umur 32 Tahun urutan ke enam dari barisan paling

depan.

f. Ibu Serly Singal, umur 50 Tahun urutan ke tujuh dari barisan paling depan.

23

g. Ibu Elti Luwuk, unur 49 Tahun urutan ke delapan dari barisan paling

depan.

h. Ibu Efi Singal, umur 60 Tahun urutan ke sembilan dari barisan paling

depan.

i. Ibu Serly Sambung, umur 52 Tahun urutan paling terakhir, urutan yang ke

sepuluh.

4.3.2.3 Tempat Pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu

Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu menggunakan ruang / arena

yang terbuka yakni lapangan, halaman rumah warga, panggung yang besar serta

biasa juga dilaksanakan dihalaman sekolah. Karena tarian ini memiliki jumlah

penari yang cukup banyak. Tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada

saat musim panen, naik rumah baru, dan pergaulan muda-mudi suku Minahasa.

Sehinggannya penari memerlukan ruangan/area yang cukup besar. Dalam setiap

pementasan pertunjukan tarian ini. Seperti yang telah dipahami bahwa dalam

sebuah pertunjukan harus ‘Mempertimbangkan ruang / tempat pementasan karena

aspek ruang untuk mencapai keterkaitan dalam kelompok dari awal sampai akhir

tari’ ( Jacqueline Smith 1985 :55 ), di sisi lain Sumandiyo Hadi menjelaskan

bahwa ‘Ruang tari harus dapat menjelaskan alasan ruang tari yang dipakai,

misalnya stage proscenium, ruang bentuk pendhapa, bentuk arena, dan lain

sebagainya’

24

4.3.2.4 Iringan tari Maengket:maowey kamberu

Alat musik atau iringan yang digunakan yakni alat musik tambor yang dipukul

dengan menggunakan tangkai kayu yang sudah dihaluskan. Seperti gambar

dibawah ini:

Gambar I Gambar II

4.3.2.5 Rias dan kostum tari Maengket: maowey kamberu

Rias dan kostum dalam pementasan tari Maengket: maowey kamberu

menggunakan rias natural yang di sesuaikan dengan kostum yang di gunakan.

Pakaian / kostum dalam tarian ini bagi perempuan menggunakan pakaian kebaya,

bawahannya menggunakan sarung batik yang dijadikan sebagai rok. Tarian ini

menggunakan pakaian ini menggambarkan seorang petani.

4.3.2.6 Tema tarian

Dapat di pahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung makna

atau isi tertentu dari sebuah pertunjukan tari. misalnya tema musim panen yang

menceritakan tentang keadaan masyarakat suku Minahasa dengan bercocok

tanam, tema pergaulan muda-mudi yang menceritakan tentang bagaimana seorang

pria merayu seorang perempuan.

25

4.3.2.7 Tata Lampu

Pementasan tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada malam hari,

dirumah salah seorang warga. Tata cahaya atau lighting yang mereka gunakan

hanya berupa sinar cahaya lampu dari pemilik rumah tersebut. Pementasan tarian

yang dilaksanakan pada malam hari merupakan acara pengucapan dan juga

sebagai wujud dari rasa syukur mereka pada saat musim panen.

4.3.2.8 Pola Lantai

I

Berbaris

Ket:

= Kapel

= Penari

= Pemusik

26

II

Melingkar

Ket :

= Kapel

= Penari

= Pemusik

III

Berkeliling

27

4.3.2.9 TABLE DESKRIPSI STRUKTUR PERTUNJUKAN TARI

MAENGKET:maowey kamberu

Sekuen Tari Nama Motif Gerak Uraian Gerak Iringan Musik Pola Lantai

Awal

Berbaris

- Penari berada dalam

posisi berbaris

menjadi satu barisan,

Kapel/pemimpin

mulai mengangkat

tangan sambil jari-jari

dikepal, sebagai

isyarat memulai

pertunjukan.

Musik di pukul

sebanyak tiga kali

Ket :

= Penari

= Kapel

Tengah

Melingkar

- Penari dalam posisi

melingkar, kapel

berada dalam

lingkaran. Penari

melakukan gerakan

kedua. Yakni penari

berjalan sambil

mengangkat kedua

tangan, seperti orang

yang sedang berdoa.

- Penari masih dalam

posisi melingkar,

sambil bergandengan

tangan.

- Penari bergandengan

tangan, dengan posisi

Alat music tambor

dipukul dengan

tempo yang sedikit

lambat.

Alat music tambor

dipukul dengan

tempo agak cepat

28

tangan diayunkan

kedalam dan keluar

lingkaran.

Akhir

Pada akhir pertunjukan ini,

penari masih dalam posisi

melingkar, sambil tangan

dilambaikan pertanda

pertunjukan telah selesai.

Pukulan alat music

tambor, sama

halnya dengan

tempo pada awal

masuk.

4.4 Bentuk Pertunjukan

4.4.3.1 Persiapan awal

Sebelum memulai pertunjukan seluruh penari berkumpul dirumah seorang

pelatih, pertunjukan akan dilaksanakan pada malam hari tepat pukul 21.00.

Sebelum pukul 21.00 semuannya mempersiapkan alat yang akan digunakan pada

saat pertunjukan nanti, berupa alat musik, kostum dan perlengkapan lainnya.

Penari mulai mengganti kostum mereka dengan kostum tari Maengket: maowey

kamberu, yang berupa kebaya dan bawahannya menggunakan sarung batik yang

dijadikan rok.

Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu ini dilakukan dihalaman

rumah salah seorang warga, yang pada saat itu mereka sedang melakukan ibadah.

Penari mulai berjalan menuju rumah tersebut, mereka menempuh perjalanan itu

dengan berjalan kaki, karena jarak antara rumah pelatih dan rumah warga untuk

melaksanakan pertunjukan tersebut tidak begitu jauh. Setelah sampai mereka

29

mulai bersiap dengan membentuk satu barisan. Kemudian pemusik mengambil

posisi disamping baris penari.

4.4.3.2 Penyajian Tari Maengket: maowey kamberu

Penari bersiap dengan posisi berbaris menjadi satu barisan, barisan ini

dipimpin oleh seorang Kapel. Kapel merupakan ketua atau pemimpin dalam

kelompok tarian ini yang memberikan isyarat pada setiap perpindahan gerak.

Gerak tari Maengket memiliki beberapa motif yang telah disebutkan sebelumnya.

Setelah persiapan penari mulai berjalan dengan posisi tangan di angkat dan di

lekukan, sementara kepala digerakan mengikuti posisi tangan. Pada saat berjalan

kapel mulai mengambil posisi masuk ke dalam lingkaran tersebut dengan diiringi

oleh syair dan pukulan alat musik tambor, syair yang dinyanyikan pada saat

masuk berupa syair dengan bahasa toengtemboan. Bato Maengket

pasekaruwalinga kami maypapalinga pinaesaan Kaaruyan. Syair ini diulang

sebanyak tiga kali sampai seluruh penari membentuk satu lingkaran, setelah

seluruh penari bersiap dalam lingkaran penari mulai melakukan pengambilan

suara satu dua dan tiga. kemudian dilanjutkan dengan motif pertama. Kapel /

pemimpin memberikan isyarat kepada pemusik dengan cara tangan diangkat

keatas sambil jari-jari tangan dikepal dan isyarat pun dimulai dengan 4 kali

pukulan musik tambor, setelah musik tambor dipukul sebanyak 4 kali Kapel

menurunkan tangannya dan di ulurkan kepada anggota penari sebagai tanda

memulai gerakan pertama / motif pertama.

sebagai berikut :

30

a. Motif pertama, penari berjalan sambil tangan diangkat ke atas ibarat orang

yang sedang berdoa. Kemudian kaki digerakkan sambil di injit antara kaki kanan

dan kaki kiri secara bergantian. Gerakan ini dilakukan sebanyak 7 kali putaran,

sekali putaran pemusik memberikan kode / tanda penari harus berhenti. Ketika

penari berhenti tangan dihadapkan kearah depan kapel. Untuk berpindah ke motif

selanjutnya pemusik memberikan tanda dengan 2 kali pukulan alat musik tambor

sebagai tanda penari berpindah motif gerak selanjutnya. Sepertin gambar dibawah

ini:

Gambar I :berdoa ( juli 2012)

31

b. Motif kedua, penari bergandengan tangan antara penari satu dengan penari

lainnya, bergandengan tangan dengan cara jari kelingking yang digandengkan,

seperti gambar dibawah ini.

Gambar II :bergandengan tangan ( juli 2012 )

Posisi ini tanda berhenti ditandai dengan 2 kali pukulan alat musik tambor, setiap

kali berhenti penari mengulurkan tangannya didepan kapel, begitu seterusnya

hingga 3 kali putaran. Hitungan yang ketiga gerakan ini dilakukan kembali tetapi

dengan cara menutup dan membuka lingkaran gerakan ini dilakukan secara

berulang-ulang. Gerakan ini terdiri dari beberapa pengembangan gerakan, posisi

penari tetap melingkar dan bergandengan tangan, tetapi tangan diayunkan

kedalam dan keluar,

32

Gambar III : menutup dan membuka lingkaran ( juli 2012 )

gerakan kaki mengikuti gerakan tangan. Gerakan kaki penari pada saat

bergandengan tangan digerakan ke kiri dan kekanan. selain itu syair yang

digunakan agak sedikit berbeda dengan motif awal.

c. Masih dalam posisi yang sama penari bergandengan tangan, tetapi sesekali

tangan dilepas kemudian digerakan ibarat orang yang sedang membersihkan

lahan. Tangan kiri dan tangan kanan diayuankan kekiri dan kekanan secara

bergantian, gerakan kaki hanya mengikuti setiap gerakan tangan. Gerakan ini

dilakukan hanya 2 kali putaran saja. Setelah itu kembali bergandengan tangan

selama 2 kali putaran kemudian masuk pada motif selanjutnya yakni penanaman.

33

Gambar IV: menabur benih padi ( juli 2012 )

d. Motif selanjutnya penari masih dalam lingkaran, tetapi mereka berjalan serong

sambil badan dibungkukan, sambil tangan kanan dan tangan kiri ibarat orang yang

sedang menanam padi. Gerakan ini diulang sebanyak tiga kali, setiap penari

selesai melakukan gerakan-gerakan tersebut mereka kembali pada posisi semula

dengan bergandengan tangan. Karena dasar gerak tarian ini melingkar sambil

bergandengan tangan.

34

Foto wiwin V ( juli 2012 )

e. Setelah penari kembali ke posisi semula gerakan dasar diulang sebanyak dua

kali bahkan sampai tiga kali kemudian masuk pada motif selanjutnya, setelah

menanam kemudian menyiang padi. Gerakan yang dilakukan semuanya hanya

berbentuk simbol. Gerak dasar dua kali kemudian langsung masuk gerak

menyiang padi sebanyak dua kali putaran.

f. Selanjutnya gerakan memanen hasil, gerakan ini disimbolkan dengan gerakan

penari yang memanen hasil dengan menggunakan alat tradisional. Gerakan ini

dilakukan sebanyak tiga kali putaran dengan posisi penari dalam lingkaran, tetapi

mereka bergerak secara berputar ditempat mereka masing-masing, sambil kedua

tangan digerakan ibarat orang yang sedang memegang alat tradisional untuk

memanen yakni ani-ani.

35

Foto wiwin VI ( juli 2012 )

g. Selanjutnya dasar gerak dua kali putaran, kemudian penari melakukan

gerakan akhir selama tujuh kali putaran dengan posisi kaki ditekuk kemudian

tangan diangkat keatas dengan bergandengan. Gerakan ini dilakukan dalam

keadaan menutup dan membuka lingkaran.

36

Foto wiwin VII ( juli 2012 )

h. Motif gerak yang terakhir, sebelumnya penari malakukan gerak dasar sebanyak

4 kali, kemudian kapel/pemimpin berhenti dan memberikan isyarat kepada

pemusik, dan pemusik memberikan tanda dengan pukulan alat musik tambor

sebanyak dua kali. Kemudian penari mulai berjalan dengan posisi masih

melingkar, syair yang dinyanyikan pula berupa syair yang diartiakan sebagai

ucapan terima kasih, dan ini adalah pertunjukan tari Maengket dari Kaaruyan.

37

Foto wiwin VIII ( juli 2012 )

4.5 Pasca Pertunjukan

Pelaksanaan tari Maengket:maowey kamberu berakhir pada pukul 21.59

Setelah selesai melaksanakan pertunjukan, penari berkumpul dan berdoa karena

telah selesai melaksanakan pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu.

Kemudian mereka kembali ke rumah pelatih mereka membicarakan hal-hal yang

berhubungan dengan pertunjukan sebelumnya. Pelatih memberikan arahan kepada

seluruh penari, agar lebih giat lagi belajar tarian ini. Sehingga dalam pertunjukan

selanjutnya mereka lebih baik lagi. Selesai pelatih memberikan arahan, seluruh

penari kembali ke rumahnya masing-masing.