bab iv hasil dan pembahasan · 2018. 7. 19. · rekapitulasi hasil penilaian kinerja supervisi...

38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil SMP kota Salatiga Kota Salatiga memiliki 22 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdiri dari 10 SMP Negeri dan 12 SMP swasta yang telah meluluskan siswanya. Masing- masing SMP memiliki profil yang berbeda-beda, baik itu lokasi sekolahnya, kemampuan atau prestasi peserta didiknya, masa jabatan Kepala Sekolahnya, jumlah guru dan tenaga kependidikannya , dan lain-lain. Dalam penelitian ini, diambil enam SMP di kota Salatiga yang terdiri dari tiga SMP Negeri dan tiga SMP swasta sebagai nara sumber penelitian. Adapun profil singkat dari masing-masing sekolah sebagai berikut : SMP Negeri 1 Salatiga, merupakan SMP Negeri pertama di kota Salatiga yang telah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda yang pada zaman dulu disebut MULO ( Meer Uitgebreit Lager Onderwijs) atau Pendidikan Rendah yang diperluas, berlokasi di jalan Kartini nomor 24 Salatiga. Satu-satunya SMP di kota Salatiga yang sejak tahun pelajaran 2013/2014 membuka layanan Akselerasi dan eks SMP RSBI ini memiliki visi “ Mewujudkan Pelayanan Terbaik dalam membentuk Insan berkualitas serta Terdepan dalam

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian

    4.1.1. Profil SMP kota Salatiga Kota Salatiga memiliki 22 Sekolah Menengah

    Pertama (SMP) yang terdiri dari 10 SMP Negeri dan 12

    SMP swasta yang telah meluluskan siswanya. Masing-

    masing SMP memiliki profil yang berbeda-beda, baik itu

    lokasi sekolahnya, kemampuan atau prestasi peserta

    didiknya, masa jabatan Kepala Sekolahnya, jumlah

    guru dan tenaga kependidikannya , dan lain-lain.

    Dalam penelitian ini, diambil enam SMP di kota

    Salatiga yang terdiri dari tiga SMP Negeri dan tiga SMP

    swasta sebagai nara sumber penelitian. Adapun profil

    singkat dari masing-masing sekolah sebagai berikut :

    SMP Negeri 1 Salatiga, merupakan SMP Negeri

    pertama di kota Salatiga yang telah berdiri sejak jaman

    penjajahan Belanda yang pada zaman dulu disebut

    MULO ( Meer Uitgebreit Lager Onderwijs) atau

    Pendidikan Rendah yang diperluas, berlokasi di jalan

    Kartini nomor 24 Salatiga. Satu-satunya SMP di kota

    Salatiga yang sejak tahun pelajaran 2013/2014

    membuka layanan Akselerasi dan eks SMP RSBI ini

    memiliki visi “ Mewujudkan Pelayanan Terbaik dalam

    membentuk Insan berkualitas serta Terdepan dalam

  • Imtaq dan IPTEK” dan slogan GRISSA ( Giat, rajin,

    Iman dan Intelek, Siap, Sigap, Aktif) sebagai arah dan

    orientasi setiap gerak langkah di SMP Negeri 1 Salatiga.

    Pada Tahun Pelajaran 2014/2015, SMP Negeri 1

    Salatiga memiliki 702 peserta didik yang tersebar di 27

    rombongan belajar, diasuh oleh 55 guru dan dipimpin

    oleh seorang Kepala Sekolah senior.

    SMP Kristen 2 Salatiga, berlokasi di jalan Jendral

    Sudirman nomor 111B Salatiga. Berdasarkan peringkat

    rata-rata nilai Ujian Nasional SMP tahun 2013/2014,

    SMP ini menduduki peringkat tertinggi dari 12 SMP

    swasta di kota Salatiga. SMP yang bernaungan dibawah

    Yayasan Ebben Heizer Salatiga ini pada tahun

    pelajaran 2014/2015, memiliki 225 peserta didik yang

    tersebar didalam 12 rombongan belajar, diasuh oleh 20

    guru dan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang

    masih relatif muda .

    SMP Negeri 5 Salatiga, merupakan salah satu

    SMP yang terletak di kelurahan Dukuh Salatiga,

    tepatnya di jalan Bima nomor 10 Salatiga. Pada tahun

    pelajaran 2013/2014, menduduki peringkat ke-10 rata-

    rata nilai UN SMP di kota Salatiga atau ke-enam

    khusus SMP Negeri di kota Salatiga. SMP yang

    berstatus SSN ( Sekolah Standar Nasional ) ini

    mempunyai visi “Membentuk generasi muda yang

    PASTI BISA: Pandai, ber-Akhlak mulia, Santun,

    Terampil, ber-Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa,

  • Bersih, Indah, Sehat dan Aman“ . Pada tahun pelajaran

    2014/2015,memiliki 460 peserta didik yang tersebar

    dalam 24 rombongan belajar, diasuh oleh 44 guru dan

    dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang masih

    relatif baru ( sekitar tiga tahun ).

    SMP Pangudi Luhur Salatiga, merupakan salah

    satu SMP swasta di kota Salatiga yang berlokasi di

    jalan Diponegoro nomor 90 Salatiga. Pada tahun

    pelajaran 2013/2014 menduduki peringkat ke-lima

    rata-rata nilai UN SMP dari 12 SMP swasta di kota

    Salatiga. SMP Pangudi Luhur Salatiga yang memiliki

    nama lengkap SMP Pangudi Luhur St. Mikael Salatiga

    ini, memiliki Visi “ Pendampingan kaum muda yang

    berorientasi pada budi pekerti luhur, keterampilan,

    prestasi, berwawasan lingkungan yang berdasarkan

    cinta kasih “. Pada tahun pelajaran 2014/2015,

    memiliki 215 peserta didik yang tersebar dalam 12

    rombongan belajar , diasuh oleh13 guru dan seorang

    Kepala Sekolah.

    SMP Negeri 7 Salatiga, berlokasi di jalan Setiaki

    nomor 15 Salatiga. SMP yang sedang mempersiapkan

    diri untuk mengikuti penilaian sekolah “Adi Wiyata”

    tingkat provinsi ini memiliki visi “ Siap Berprestasi “

    (Santun, Iman, Asri, percaya diri dan berprestasi) serta

    misi “ Mewujudkan kualitas dan kuantitas prestasi

    belajar siswa, sarana prasarana, dan pelayanan

    terhadap pengguna jasa pendidikan “. Pada tahun

  • pelajaran 2013/2014, menduduki peringkat 15 dari 22

    SMP di kota Salatiga. SMP yang terus berbenah ini

    pada tahun pelajaran 2014/2015, memiliki 455

    peserta didik yang tersebar dalam 24 rombongan

    belajar, diasuh oleh 44 guru serta dipimpin oleh

    seorang Kepala Sekolah yang relatif baru ( dilantik

    pertengahan tahun 2013).

    SMP Kristen 4 Salatiga berlokasi di jalan Tentara

    Pelajar nomor 4 Salatiga. SMP yang menjadi satu lokasi

    dengan SMK Kristen Salatiga yang dikenal dengan

    SMEA Kristen Salatiga ini merupakan salah satu

    sekolah swasta yang masih bertahan sampai sekarang

    walau peserta didiknya relatif sedikit. Pada tahun

    pelajaran 2014/2015 , jumlah peserta didik 56,

    tersebar di tiga rombongan belajar, dan diasuh oleh

    sembilan guru.

    4.1.2. Kinerja Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah SMP dikota Salatiga dalam

    Perencanaan Supervisi Akademik Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

    enam Kepala Sekolah SMP diperoleh informasi bahwa

    83 % Kepala Sekolah melaksanakan tahapan

    perencanaan supervisi akademik dengan melakukan

    sosialisasi atau memberikan informasi kepada para

  • guru, menyusun jadwal supervisi akademik serta

    menyiapkan instrumen supervisi akademik. Seperti

    yang disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 5

    Salatiga : “ ...tahap merencanakan program supervisi akademik saya lakukan dengan melakukan sosialisasi kepada para guru dan menetapkan jadwal kunjungan kelas...” ( wawancara, 29 Januari 2015 ).

    Demikian juga yang disampaikan oleh Kepala Sekolah

    SMP Negeri 1 Salatiga bahwa : “ ... tahap merencanakan program supervisi akademik saya lakukan dengan : membuat program supervisi, berupa jadwal supervisi, kemudian diinformasikan kepada para guru , dan menyiapkan instrumen supervisi akademik bagi para guru...” ( wawancara, 3 Februari 2015 ).

    Hasil wawancara ini dikuatkan dengan adanya

    dokumen Jadwal Supervisi Akademik tahun pelajaran

    2014/2015 sebagai program supervisi akademik yang

    dimiliki oleh para Kepala Sekolah maupun instrumen

    supervisi akademik walaupun belum lengkap (sebagian

    besar instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran

    atau supervisi kunjungan kelas) . Para guru dari

    masing-masing sekolah baik melalui wawancara

    maupun kuesioner juga menyatakan bahwa jadwal

    supervisi disampaikan pada awal tahun pelajaran atau

    awal semester , dan Kepala Sekolah menyiapkan

    instrumen supervisi setiap mengadakan kunjungan

    kelas.

  • Berdasarkan bukti otentik yang peneliti dapatkan

    dari hasil wawancara , studi dokumen yang dimiliki

    Kepala Sekolah, maupun rekap hasil kuesioner

    diperoleh hasil penilaian kinerja supervisi akademik

    Kepala Sekolah SMP Tahapan Perencanaan Supervisi

    Akademik seperti tabel berikut : Tabel.4. Hasil Penilaian Kinerja Supervisi Akademik

    Kepala Sekolah SMP Tahapan Perencanaan Supervisi Akademik

    No. Nama Sekolah Skor

    indikator kinerja

    Kategori Nilai Kinerja

    Kepala Sekolah 1. SMP Negeri 1 Salatiga 50 % kurang 2. SMP Negeri 5 Salatiga 50 % kurang 3. SMP Negeri 7 Salatiga 50 % kurang 4. SMP Kristen 2 Salatiga 50 % kurang 5. SMP PL Salatiga 50 % kurang 6. SMP Kristen 4 Salatiga 25 % kurang

    Sumber: Rekapitulasi Penilaian Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP Kota Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 Rekapitulasi Hasil penilaian kinerja supervisi akademik

    Kepala Sekolah tahapan Perencanaan Supervisi

    Akademik secara lengkap dari masing-masing sekolah

    terlampir.

    4.1.3. Kinerja Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah SMP dikota Salatiga dalam

    Pelaksanaan Supervisi Akademik Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner yang

    diisi oleh 124 guru dari enam SMP sebagai nara

    sumber diperoleh data sebagai berikut :

  • Tabel 5. Data rekapitulasi hasil kuesioner tentang pelaksanaan supervisi akademik oleh Kepala Sekolah

    No. Nama Sekolah Jumlah responden

    Jawaban

    Pernah disupervisi

    Belum pernah

    disupervisi 1 SMP N.1 Salatiga 24 guru 24 - 2 SMP N.5 Salatiga 33 guru 30 3 3 SMP N.7 Salatiga 34 guru 32 2 4 SMP Kr.2 Salatiga 16 guru 14 2 5 SMP PL Salatiga 11 guru 11 - 6 SMP Kr.4 Salatiga 6 guru - 6

    JUMLAH 124 guru 111 (89,52%) 13

    (10,48%) Sumber: Rekapitulasi hasil kuesioner guru terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan tabel 4. diatas, 89,52 % guru menyatakan

    pernah disupervisi oleh Kepala Sekolah. Hal ini

    menunjukkan bahwa Kepala Sekolah telah

    melaksanakan supervisi akademik disekolahnya.

    Sisanya (10,48 % guru) menyatakan belum pernah

    disupervisi dengan alasan belum ada jadwal, guru

    baru, masih honorer, Kepala Sekolahnya masih baru,

    mungkin kesibukan Kepala Sekolah, dan tidak tahu

    alasannya. Bahkan ada satu SMP yang seluruh

    gurunya menyatakan belum pernah disupervisi oleh

    Kepala Sekolah. Data ini diperkuat dengan pernyataan

    Kepala Sekolah dari SMP tersebut yang dengan jujur

    mengatakan bahwa : “... terus terang, sejak menjabat Kepala Sekolah sampai hari ini, saya belum pernah melakukan supervisi akademik dalam arti kunjungan kelas. Selama ini hanya dengan pengamatan ... Alasannya karena pemahaman tentang supervisi belum benar-benar saya pahami. Secara materi sudah

  • memahami, tetapi pelaksanaannya belum begitu paham... “ (wawancara, 22 januari 2015).

    Berdasarkan dokumen yang ada, Kepala Sekolah yang

    bersangkutan hanya menggunakan teknik supervisi

    individual dengan guru menilai diri sendiri melalui

    instrumen Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang sudah

    disediakan oleh pemerintah.

    Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Kepala

    Sekolah, baru dua Kepala Sekolah atau 33,33 % yang

    melaksanakan supervisi akademik perencanaan

    pembelajaran melalui pemantauan perangkat

    pembelajaran para guru. Hasil wawancara dengan

    Kepala Sekolah ini sejalan dengan informasi yang

    diberikan oleh salah satu guru disekolah tersebut, yang

    menyatakan bahwa : “ diawal semester, selain Kepala Sekolah menginformasikan jadwal supervisi, juga meminta para guru untuk mengumpulkan perangkat pembelajaran ...“ (wawancara, 5 Februari 2015).

    Hasil wawancara ini diperkuat dengan hasil studi

    dokumen yang dimiliki Kepala Sekolah. Dari hasil studi

    dokumen supervisi akademik yang dimiliki oleh Kepala

    Sekolah, selain instrumen supervisi kunjungan kelas

    atau lembar pengamatan proses pembelajaran, kepala

    sekolah memiliki dokumen instrumen pemantauan

    administrasi pembelajaran atau matrik supervisi

    perencanaan.

  • Selain supervisi perencanaan pembelajaran,

    tahapan pelaksanaan supervisi akademik yang kedua

    adalah supervisi pelaksanaan pembelajaran. Hasil

    wawancara dengan Kepala Sekolah, ada lima Kepala

    Sekolah atau ada 83,33 % Kepala Sekolah telah

    melaksanakan supervisi pelaksanaan pembelajaran

    sesuai tahapan-tahapan yang ada.

    Hasil wawancara ini diperkuat dengan hasil

    observasi pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dan

    tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan oleh

    peneliti ketika Kepala Sekolah melakukan kunjungan

    kelas. Setiap Kepala Sekolah sebelum melakukan

    observasi pembelajaran, melakukan temu awal dengan

    guru yang akan disupervisi untuk memberitahu guru

    yang akan disupervisi, kemudian Kepala Sekolah

    masuk kelas dengan membawa RPP yang akan

    digunakan guru untuk mengajar serta instrumen

    supervisi yang telah dipersiapkan. Kepala sekolah

    duduk dibelakang untuk melakukan observasi Kegiatan

    Belajar Mengajar sambil mencatat hal-hal yang terjadi

    dikela dan hal-hal yang dilakukan oleh guru selama

    mengajar. Setelah pembelajaran selesai, guru yang

    bersangkutan dipanggil ke ruang Kepala Sekolah untuk

    menerima informasi hasil supervisi.

    Hasil observasi ini memperkuat apa yang

    disampaikan oleh para guru dalam kuesioner, dimana

    97 guru atau 78,23 % guru dari seluruh sekolah nara

  • sumber menyatakan sebelum melakukan supervisi

    akademik Kepala Sekolah melakukan pertemuan awal

    dengan para guru yang akan disupervisi. Sedangkan

    informasi yang diberikan oleh Kepala Sekolah berfariasi

    antara guru yang satu dengan guru yang lain. 87,10 %

    menyatakan Kepala Sekolah dalam melakukan

    supervisi menggunakan instrumen supervisi, 76,61%

    guru menyatakan pada waktu melakukan supervisi

    akademik Kepala Sekolah berada dalam kelas secara

    penuh, serta 82,26 % guru menyatakan setelah

    melakukan supervisi, Kepala sekolah melakukan

    pertemuan balikan dengan guru yang disupervisi untuk

    menyampaikan antara lain catatan kelebihan dan

    kekurangan dalam KBM serta memberikan saran –

    saran perbaikan, yang kemudian ditindak lanjuti

    dengan menyusun/ memberikan rekomendasi. Hasil

    kuesioner ini sejalan dengan yang disampaikan salah

    satu guru bahwa : ” setelah Kepala Sekolah melakukan supervisi pelaksanaan pembelajaran dengan masuk kelas, guru dipanggil ke ruang Kepala Sekolah untuk menyampaikan hasil supervisi, kemudian guru tanda tangan didalam instrumen supervisi. Setelah semua selesai, hasil supervisi dibahaw dalam rapat guru...”(wawancara, 27 Januari 2015).

    Tahapan pelaksanaan supervisi akademik yang

    ketiga adalah supervisi penilaian pembelajaran.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah,

    diperoleh data 50 % Kepala Sekolah melaksanakan

  • supervisi penilaian pembelajaran walaupun belum

    sesuai harapan. Mereka baru sebatas membubuhkan

    tanda tangan dalam daftar nilai para guru sebagai

    bentuk pengesahan dokumen hasil penilaian yang

    dilakukan oleh para guru, serta memiliki catatan

    seperlunya. Seperti yang disampaikan oleh salah satu

    Kepala Sekolah sebagai berikut : “ untuk supervisi pelaksanaan penilaian pembelajaran, terus terang saya belum melakukan secara khusus. Paling hanya tanda tangan di daftar nilai... “ (wawancara, 3 Februari 2015).

    Pernyataan ini diperkuat dengan hasil studi dokumen

    supervisi akademik Kepala Sekolah, dimana Kepala

    Sekolah membubuhkan tanda tangan dalam daftar

    nilai yang dimiliki para guru, dan belum semua Kepala

    Sekolah memiliki data guru yang telah disupervisi

    dalam pelaksanaan penilaian ( baru tiga Kepala

    Sekolah).

    Berdasarkan bukti otentik penelitian yang berupa

    hasil wawancara, rekapitulasi hasil kuesioner, hasil

    observasi maupun studi dokumen yang dimiliki Kepala

    Sekolah khususnya tahapan Pelaksanaan Supervisi

    Akademik, diperoleh hasil seperti dalam tabel berikut :

    Tabel 6. Hasil Penilaian Kinerja Supervisi Akademik

    Kepala Sekolah SMP Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik

    No. Nama Sekolah Skor indikator Kategori

    Nilai Kinerja

  • kinerja Kepala Sekolah 1. SMP Negeri 1 Salatiga 79 % Baik 2. SMP Negeri 5 Salatiga 74 % Cukup 3. SMP Negeri 7 Salatiga 79 % Baik 4. SMP Kristen 2 Salatiga 68 % Cukup 5. SMP PL Salatiga 68 % Cukup 6. SMP Kristen 4 Salatiga 6 % Kurang

    Sumber: Rekapitulasi Penilaian Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP Kota Salatiga tahun pelajaran 2014/2015

    Hasil penilaian kinerja supervisi akademik Kepala

    Sekolah tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik

    secara lengkap dari masing-masing sekolah terlampir.

    4.1.4. Kinerja Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah SMP dikota Salatiga dalam

    Menindaklanjuti hasil Supervisi Akademik Dari 124 guru yang mengisi kuesioner , berkaitan

    dengan tindak lanjut hasil Supervisi Akademik

    diperoleh data sebagai berikut : Tabel 7. Data rekapitulasi hasil kuesioner tentang tindak lanjut

    hasil supervisi akademik oleh Kepala Sekolah

    No. Nama Sekolah Jumlah responden

    Jawaban Melakukan pembinaan tidak

    1 SMP N.1 Salatiga 24 guru 21 3 2 SMP N.5 Salatiga 33 guru 24 9 3 SMP N.7 Salatiga 34 guru 26 8 4 SMP Kr.2 Salatiga 16 guru 12 4 5 SMP PL Salatiga 11 guru 10 1 6 SMP Kr.4 Salatiga 6 guru - 6

    JUMLAH 124 guru 93 (75 %) 31

    (25 %) Sumber: Rekapitulasi hasil kuesioner guru terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  • Dari tabel diatas, 75% guru menyatakan bahwa Kepala

    Sekolah menindak lanjuti hasil supervisi akademik

    dengan melakukan pembinaan dan pengembangan

    kepada para guru. Bentuk pembinaan dan

    pengembangan yang dilakukan Kepala sekolah

    berfariasi, antara lain dengan memberikan arahan,

    bimbingan, mengadakan IHT, workshop, pelatihan-

    pelatihan, pembinaan secara umum, memberikan

    saran dan perbaikan, dan lain-lain. Bahkan 89,52 %

    guru menyatakan bahwa Kepala Sekolah pernah

    mengadakan pelatihan atau IHT bagi para guru untuk

    meningkatkan profesionalismenya.

    Hasil kuesioner ini sejalan dengan pernyataan

    Kepala Sekolah yang disampaikan dalam wawancara

    peneliti dengan Kepala Sekolah khususnya berkaitan

    dengan tindak lanjut hasil supervisi akademik yang

    telah dilakukan oleh Kepala Sekolah. Lima dari enam

    Kepala Sekolah sebagai nara sumber menyatakan

    bahwa mereka menindak lanjuti hasil supervisi

    akademik khususnya berkaitan dengan supervisi

    pelaksanaan pembelajaran dengan diskusi,

    mengadakan IHT pada tiap tahun, memberikan saran

    perbaikan, mengadakan workshop.

    Pernyataan Kepala Sekolah seperti tersebut diatas,

    dikuatkan dengan hasil studi dokumen yang

    menemukan adanya dokumen laporan atau kegiatan

    IHT dimasing-masing sekolah.

  • Berdasarkan bukti otentik penelitian yang berupa

    hasil wawancara, rekapitulasi hasil kuesioner, hasil

    observasi maupun studi dokumen yang dimiliki Kepala

    Sekolah maupun dimiliki sekolah dalam tahapan

    tindak lanjut Supervisi akademik, diperoleh hasil

    seperti dalam tabel berikut :

    Tabel 8. Hasil Penilaian Kinerja Supervisi Akademik

    Kepala Sekolah SMP Tahapan Tindak Lanjut Supervisi Akademik

    No. Nama Sekolah Skor

    indikator kinerja

    Kategori Nilai Kinerja Kepala

    Sekolah 1. SMP Negeri 1 69 % Cukup 2. SMP Negeri 5 46 % Kurang 3. SMP Negeri 7 38 % Kurang 4. SMP Kristen 2 54 % Sedang 5. SMP PL 46 % Kurang 6. SMP Kristen 4 0 % Kurang

    Sumber: Rekapitulasi Penilaian Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP Kota Salatiga tahun pelajaran 2014/2015

    Hasil penilaian kinerja supervisi akademik Kepala

    Sekolah tahapan Tindak Lanjut Supervisi Akademik

    secara lengkap dari masing-masing sekolah terlampir.

    4.1.5. Kendala yang dihadapi dalam

    melaksanakan Supervisi Akademik Informasi kendala yang dihadapi dalam

    melaksanakan Supervisi Akademik diperoleh melalui

    wawancara dengan Kepala Sekolah dan salah satu guru

    disekolah yang dijadikan subyek penelitian atau nara

  • sumber penelitian. Adapun kendala yang dihadapi

    dalam melaksanakan supervisi akademik dari masing-

    masing sekolah antara lain :

    Tabel 9. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan

    Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga

    No. Nama Sekolah Kendala

    1. SMP Negeri 1 Kepala Sekolah : terutama kendala waktu. • Sudah direncanakan tetapi

    “mleset” karena ada kegiatan yang mendadak sehingga supervisi tidak dapat dilaksanakan

    • Pada saat akan disupervisi guru tidak masuk sehingga supervisi diundur

    Dan banyaknya tugas- tugas Kepala Sekolah Guru : • Lebih grogi dari biasanya • Jadwal sering “tubrukkan”, • Meski alatnya sama, karena

    penilainya berbeda (4 orang) kadang ada perbedaan dalam melakukan penilaian.

    2. SMP Negeri 5 Kepala Sekolah : Karena ditunggui, guru dalam mengajar tidak “enjoy” , serta banyaknya tugas – tugas Kepala Sekolah Guru : Paling hanya teknis. Misalnya LCD di kelas tidak bisa digunakan.

    3. SMP Negeri 7 Kepala Sekolah : • Guru kadang belum siap

    dengan RPP sehingga supervisi “mundur” atau tidak sesuai dengan jadwal

    • Meskipun sudah dijadwal, KS

  • kadang ada tugas mendadak yang tidak bisa ditinggalkan

    • Para guru belum membuat kisi-kisi untuk ulangan harian

    • Banyaknya tugas-tugas Kepala Sekolah

    Guru : Agak “kemrungsung” karena berusaha tampil yang baik.

    4. SMP Kristen 2 Kepala Sekolah : • keterbatasan waktu. Misalnya

    pada waktu jadwal supervisi, mendadak ada tugas lain yang mendesak, lalu diganti teman yang lebih senior.

    • Guru agak grogi bila ditunggui. • Seperti terlalu terkondisi

    ketika disupervisi, • Belum begitu intensif Guru : dalam persiapan, harus menyiapkan administrasi ( RPP maupun alat peraga) .

    5. SMP PL Kepala Sekolah : • Pembagian waktu, karena KS

    mengajar 30 jam pelajaran/ minggu

    • Format supervisi yang ditentukan yayasan, skor dibatasi 0/1/2 serta tidak ada kolom catatan KS

    Guru : dalam mencocokkan jadwal antara guru dengan KS( karena KS jumlah jam mengajarnya banyak).

    6. SMP Kristen 4 Kepala Sekolah : • belum benar-benar memahami

    bagaimana melaksanakan supervisi

    • Kondisi lapangan, • Pada saat mengajar tidak

    sesuai dengan rencana karena kondisi siswa sebagian besar kemampuan akademiknya atau IQ dibawah 70 , hampir

  • seluruh anak-anak adalah anak-anak yang bermasalah dalam keluarganya

    Guru : KS belum pernah melaksanakan supervisi secara khusus, hanya syering secara umum dalam Pembinaan. Kendala yang dihadapi sekolah : • Berkaitan dengan penanganan

    siswa • Pembinaan karakter siswa.

    Guru bukan capek transver ilmu tetapi capek membentuk karakter siswa

    • Kepedulian orang tua masih kurang

    Sumber: Rekapitulasi Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan Rekapitulasi Hasil Wawancara dengan Guru

    4.1.6. Solusi atau upaya yang dilakukan

    untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan

    Supervisi Akademik Adanya kendala selama pelaksanaan supervisi

    akademik seperti tersebut diatas, telah dicoba mencari

    solusi atau upaya – upaya untuk mengatasi kendala

    yang terjadi.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Sekolah

    maupun salah seorang guru disetiap sekolah yang

    dijadikan nara sumber dalam penelitian ini diperoleh

    hasil sebagai berikut :

    a. SMP Negeri 1 Salatiga

    Untuk mengatasi kendala waktu ( karena ada

    kegiatan yang mendadak atau guru yang pada

  • waktu disupervisi tidak hadir ), upaya yang

    dilakukan adalah dengan tukar waktu.

    Sedangkan untuk kendala banyaknya tugas-

    tugas Kepala Sekolah, diatasi dengan dibentuk

    tim supervisi akademik yang diambil dari guru

    senior. Jadwal yang sering “tubrukan” diatasi

    dengan tukar dengan yang lain.

    b. SMP Negeri 5 Salatiga

    Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah untuk

    mengatasi guru tidak “enjoy” dalam mengajar

    karena ditunggui adalah supervisi tidak

    dilakukan secara mendadak, dibuat terjadwal

    dengan harapan guru supaya siap. Sedangkan

    kendala banyaknya tugas-tugas Kepala Sekolah

    diatasi dengan dibentuk tim supervisi akademik

    atau tim PKG dari guru senior. Kendala masalah

    teknis diatasi dengan guru menggunakan teknik

    yang lain.

    c. SMP Negeri 7 Salatiga

    Upaya yang sudah dilakukan antara lain : guru

    diberi batas waktu pengumpulan RPP, selalu

    diingatkan dalam pembinaan, saling membantu

    dalam MGMP sekolah, mengadakan workshop

    dan dibentuk tim supervisi akademik.

    d. SMP Kristen 2 Salatiga

    Untuk mengatasi kendala waktu, ketika Kepala

    Sekolah mendadak ada tugas lain, supervisi tetap

  • berjalan diganti oleh guru senior yang ditunjuk

    Kepala Sekolah. Sedangkan untuk mengatasi

    atau mengurangi grogi bagi para guru yang

    disupervisi atau ditunggui, Kepala Sekolah

    menegaskan bahwa supervisi tidak melakukan

    penilaian.

    e. SMP Pangudi Luhur Salatiga

    Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi

    kendala waktu dengan cara jadwal supervisi

    disesuaikan dengan jam kosong Kepala Sekolah,

    sedangkan kendala format supervisi dari yayasan

    yang kurang lengkap diatasi dengan Kepala

    Sekolah menambah lembar sendiri untuk catatan

    Kepala Sekolah.

    f. SMP Kristen 4 Salatiga

    Belum mendapatkan solusi untuk mengatasi

    kendala yang ada.

    4.2. Pembahasan

    4.2.1. Kinerja Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah SMP dikota Salatiga dalam

    Perencanaan Supervisi Akademik Tahapan perencanaan supervisi akademik

    merupakan langkah pertama yang harus dilakukan

  • Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas utama

    supervisi akademik. Berdasarkan Pedoman

    Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru

    (Kem.dik.Nas.Dir.Jen.PMP dan TK,2011) serta Pedoman

    Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/ Madrasah

    (Kemendikbud.BPSDMP dan K dan PMPPPTK, 2012),

    pada tahapan ini ada empat indikator kinerja yang

    seharusnya dipenuhi Kepala Sekolah, yaitu (1)

    mengidentifikasi masalah pengelolaan dalam rangka

    merencanakan program supervisi akademik; (2)

    merumuskan tujuan yang dilengkapi dengan target

    pencapaian yang terukur dalam rangka merencanakan

    program supervisi akademik; (3) menyusun program

    supervisi akademik dalam rangka peningkatan

    profesionalisme guru, yang antara lain berisi Rencana

    Program Supervisi dan Jadwal kegiatan Supervisi

    Akademik tahun tersebut; serta (4) mengembangkan

    instrumen supervisi yang berhubungan dengan

    perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

    dan penilaian pembelajaran.

    Hasil Penilaian Kinerja Supervisi Akademik

    Kepala Sekolah SMP tahapan Perencanaan Supervisi

    Akademik menunjukkan bahwa skor indikator ke-enam

    sekolah yang dipilih menjadi nara sumber penelitian

    antara 25 % - 50 %, dengan kategori nilai kinerja

    Kepala Sekolah “kurang”.

  • Dari empat indikator kinerja yang ditetapkan

    peneliti sesuai dengan acuan kedua pedoman seperti

    tersebut diatas menunjukkan lima sekolah memenuhi

    50% dan satu sekolah memenuhi 25%. Indikator

    kinerja yang belum dapat dilaksanakan oleh enam

    Kepala Sekolah sebagai nara sumber adalah indikator

    kinerja nomor (1) Kepala Sekolah mengidentifikasi

    masalah pengelolaan dalam rangka merencanakan

    program supervisi akademik yang ditunjukkan dengan

    belum adanya rumusan masalah dalam program

    supervisi akademik yang diperoleh Kepala Sekolah dari

    pemantauan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

    pengelolaan; serta indikator kinerja nomor (2) Kepala

    Sekolah merumuskan tujuan yang dilengkapi dengan

    target pencapaian yang terukur dalam rangka

    merencanakan program supervisi akademik, yang

    ditunjukkan dengan belum adanya rumusan tujuan

    supervisi akademik yang dilengkapi dengan target

    pencapaian yang terukur dalam perencanaan program

    supervisi akademik.

    Tahapan perencanaan supervisi akademik Kepala

    Sekolah yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah yaitu

    menyusun Jadwal Supervisi Akademik bagi para guru

    disekolahnya maupun menyiapkan instrumen supervisi

    akademik khususnya supervisi kunjungan kelas untuk

    mensupervisi pelaksanaan pembelajaran dikelas.

  • Hasil penelitian terkait dengan tahapan

    perencanaan supervisi akademik Kepala Sekolah yang

    telah dilakukan oleh Kepala Sekolah ini sejalan dengan

    hasil penelitian dari Kiong Mui Lie, Usman Radiana,H.

    Tomo Djudin tentang “Pelaksanaan Supervisi Akademik

    oleh Kepala Sekolah dalam Upaya Pembinaan

    Profesionalisme guru di SMA” (2013) yang antara lain

    menjelaskan bahwa tahapan perencanaan , dalam

    melakukan supervisi akademik Kepala Sekolah selalu

    menggunakan instrumen pengamatan ... “.

    Karena ada beberapa indikator yang belum

    dilaksanakan, maka dapat dikatakan bahwa Kepala

    Sekolah dalam hal melaksanakan tahapan perencanaan

    supervisi akademik Kepala Sekolah masih belum

    memenuhi harapan.

    4.2.2. Kinerja Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah SMP dikota Salatiga dalam

    Pelaksanaan Supervisi Akademik Menurut Permen.No.41 tahun 2007 tentang

    Standar Proses, ada tiga kegiatan supervisi proses

    pembelajaran yang dilakukan Kepala Sekolah dalam

    supervisi akademik kepada para guru yaitu (1)

    Supervisi Perencanaan pembelajaran; (2) Supervisi

    Pelaksanaan Pembelajaran dan (3) Supervisi Penilaian

    pembelajaran .

  • Indikator Kinerja supervisi akademik Kepala

    Sekolah pada tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik

    yang digunakan untuk mengetahui kinerja Kepala

    Sekolah pada tahapan ini dikelompokkan kedalam tiga

    komponen supervisi tersebut diatas.

    Adapun indikator kinerja masing-masing komponen

    supervisi sebagai berikut :

    a. Supervisi Perencanaan Pembelajaran

    • melakukan supervisi perencanaan

    pembelajaran pada awal tahun pelajaran atau

    semester dibuktikan dengan adanya data atau

    catatan supervisi perencanaan pembelajaran.

    b. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran

    • Mengadakan pertemuan awal untuk

    menjaring data rencara pembelajaran dan

    menentukan fokus kegiatan supervisi

    • Melaksanakan kegiatan pemantauan/

    observasi pembelajaran dan membuat catatan

    yang objektif dan selektif sebagai bahan

    pemecahan masalah supervisi

    c. Supervisi Penilaian pembelajaran

    • Melaksanakan supervisi penilaian

    pembelajaran dibuktikan adanya data atau

    catatan melaksanakan supervisi penilaian

    pembelajaran.

  • Hasil Penilaian Kinerja Supervisi Akademik

    Kepala Sekolah SMP tahapan Pelaksanaan Supervisi

    Akademik menunjukkan bahwa skor indikator ke-enam

    sekolah yang dipilih menjadi nara sumber penelitian

    berfariasi. Lima sekolah dengan skor antara 68% - 79%

    sedangkan satu sekolah enam persen dengan kategori

    nilai kinerja Kepala Sekolah antara cukup – baik dan

    satu sekolah masih kurang.

    Indikator kinerja tahapan pelaksanaan Supervisi

    Akademik yang sudah dilaksanakan oleh ke-lima

    Kepala Sekolah (walaupun belum sempurna) adalah

    supervisi pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari :

    (1) Kepala Sekolah mengadakan pertemuan awal untuk

    menjaring data rencana pembelajaran dan menetukan

    fokus kegiatan supervisi ; (2) Kepala Sekolah

    melaksanakan kegiatan pemantauan / observasi

    pembelajaran dan membuat catatan yang objektif dan

    selektif sebagai bahan pemecahan masalah supervisi .

    Dalam melaksanakan pertemuan awal, ke-lima

    Kepala Sekolah yang dijadikan nara sumber dalam

    penelitian ini belum memiliki data hasil pertemuan awal

    berupa : rumusan masalah yang guru hadapi dalam

    melaksanakan pembelajaran, serta data atau catatan

    fokus dan tujuan pelaksanaan supervisi.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari rekapitulasi hasil

    kuesioner, informasi yang disampaikan Kepala Sekolah

    dalam pertemuan awal antara lain : supaya para guru

  • mempersiapkan perangkat mengajar ( RPP, Promes),

    konfirmasi jadwal, rencana akan disupervisi, kesiapan

    untuk disupervisi, hal-hal yang akan disupervisi serta

    pentingnya PKG.

    Indikator kinerja Kegiatan Pemantauan atau

    observasi pembelajaran dan membuat catatan yang

    objektif dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah

    supervisi yang dirinci menjadi 12 data kinerja yang

    diharapkan, ada satu yang belum dilaksanakan oleh ke-

    lima nara sumber yaitu Kepala Sekolah belum

    menyusun data guru yang telah disupervisi pada tahun

    tersebut. Bukti otentik yang ada hanya berupa

    bendelan instrumen hasil supervisi .

    Belum semua Kepala Sekolah melaksanakan

    Supervisi penilaian pembelajaran . Dari enam sekolah

    sebagai nara sumber penelitian, baru tiga Kepala

    Sekolah yang melaksanakan supervisi penilaian

    pembelajaran, sedangkan empat Kepala Sekolah yang

    lain belum melakukan supervisi penilaian pembelajaran

    secara khusus. Mereka baru sebatas membubuhkan

    tanda tangan dalam daftar nilai dari para guru.

    Bila dibandingkan dengan hasil penelitian

    tentang “ Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala

    Sekolah di SMP Negeri 269 Jakarta (2013) ” yang

    dilakukan oleh Larasati A.M (2014), ada persamaan tapi

    ada juga perberdaan. Persamaannya dalam hal

    pelaksanaan supervisi akademik, yaitu Kepala Sekolah

  • melakukannya dengan kunjungan kelas, selanjutnya

    menilai guru dengan memberikan bebara penilaian

    kinerja guru .

    Sedangkan perbedaannya, dalam hasil penelitian ini

    Kepala Sekolah belum melakukan analisis kekurangan

    pengajaran yang dilakukan guru dan sistem

    pembelajaran yang dilakukan guru. Serta Kepala

    Sekolah belum memberikan penghargaan bagi guru

    yang memiliki nilai supervisi terbaik.

    4.2.3. Kinerja Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah SMP dikota Salatiga dalam

    Menindaklanjuti hasil Supervisi Akademik Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    RI nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala

    Sekolah/ Madrasah (2007), salah satu kompetensi

    Kepala Sekolah dalam dimensi kompetensi supervisi

    adalah menindak lanjuti hasil supervisi akademik

    terhadap guru dalam rangka peningkatan

    profesionalisme guru.

    Indikator kinerja tahapan tindak lanjut supervisi

    akademik adalah sebagai berikut :

    a. Supervisi Perencanaan Pembelajaran

    1) Melakukan analisis hasil supervisi

    perencanaan pembelajaran dibuktikan

    dengan adanya catatan Kepala Sekolah

  • tentang analisis hasil supervisi

    perencanaan pembelajaran

    2) Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil

    analisis supervisi perencanaan

    pembelajaran dibuktikan dengan adanya

    dokumen tindak lanjut hasil analisis

    supervisi perencanaan pembelajaran.

    b. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran

    1) Setelah selesai melakukan observasi,

    Kepala Sekolah segera melakukan

    pertemuan balikan sebagai bentuk tindak

    lanjut supervisi akademik, dibuktikan

    dengan adanya dokumen kegiatan tersebut.

    2) Pertemuan balikan sebagai pelaksanaan

    tindak lanjut diawali dengan melakukan

    analisis kelemahan dan kekuatan guru

    atau menganalisis instrumen yang

    digunakan, dibuktikan dengan adanya

    catatan analisis kelemahan dan kekuatan

    guru yang disampaikan dalam pertemuan

    balikan maupun catatan analisis

    instrumen yang digunakan guru dalam

    KBM ( RPP )

    c. Supervisi Penilaian Pembelajaran

    1) melakukan analisis terhadap hasil

    supervisi penilaian pembelajaran,

  • dibuktikan adanya data atau catatan hasil

    analisis.

    2) melakukan tindak lanjut terhadap analisis

    hasil supervisi penilaian pembelajaran,

    dibuktikan dengan adanya catatan atau

    data tindak lanjut hasil supervisi penilaian

    pembelajaran

    d. tindak lanjut supervisi akademik ( Perencanaan

    Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, dan

    Penilaian Pembelajaran )

    1) memberikan penguatan dan penghargaan

    kepada guru yang menunjukkan kinerja

    yang memenuhi atau melampaui standar,

    maupun teguran bagi yang kurang/ belum

    memenuhi standar, dibuktikan dengan

    adanya dokumen atau catatan .

    2) memberikan kesempatan kepada guru

    untuk mengikuti program pengembangan

    keprofesional an berkelanjutan, dibuktikan

    dengan adanya dokumen kegiatan tersebut.

    3) melaksanakan pembinaan dan

    pengembangan guru sebagai tindaklanjut

    kegiatan supervisi, dibuktikan dengan

    adanya tindakan Kepala Sekolah.

    4) memberikan hasil pelaksanaan supervisi

    akademik kepada guru yang bersangkutan,

    maupun pemangku kepentingan lainnya.

  • 5) menggunakan data hasil supervisi untuk

    pemetaan ketercapaian program sebagai

    dasar perbaikan siklus berikutnya.

    Mengacu pada indikator diatas, ternyata hasil

    penilaian kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah

    tahapan Tindak Lanjut Supervisi Akademik belum

    memenuhi harapan. Skor indikator kinerja maksimal

    69% dengan kategori Nilai Kinerja Kepala Sekolah

    cukup. Bahkan ada satu sekolah yang belum

    melaksanakan tahapan tindak lanjut hasil supervisi

    akademik, karena Kepala Sekolah ini dengan jujur

    menyatakan memang belum pernah melakukan

    supervisi akademik kepada para guru.

    Tahapan tindak lanjut hasil supervisi akademik

    khususnya supervisi perencanaan pembelajaran belum

    dapat dilaksanakan oleh ke-enam nara sumber, hal ini

    dibuktikan dengan tidak adanya dokumen atau catatan

    mengenai analisis hasil supervisi perencanaan

    pembelajaran serta dokumen atau catatan mengadakan

    tindak lanjut terhadap hasil analisis supervisi

    perencanaan pembelajaran. Demikian juga tindak

    lanjut hasil supervisi penilaian pembelajaran. Terbukti

    ke-enam Kepala Sekolah sebagai nara sumber belum

    melakukan analisis terhadap hasil supervisi penilaian

    pembelajaran maupun melakukan tindak lanjut

    terhadap analisis hasil supervisi penilaian

  • pembelajaran, dibuktikan dengan tidak adanya

    catatan/ data tentang hal tersebut.

    Tahapan tindak lanjut supervisi akademik Kepala

    Sekolah khususnya tindak lanjut supervisi

    pelaksanaan pembelajaran belum semua indikator

    kinerja Kepala Sekolah dilaksanakan oleh ke-enam

    nara sumber. Indikator kinerja Kepala Sekolah yang

    belum dilaksanakan yaitu Kepala Sekolah dalam

    pertemuan balikan belum mengawali dengan

    melakukan analisis kelemahan atau analisis instrumen

    yang digunakan guru dalam KBM (RPP), terbukti belum

    adanya catatan analisis kelemahan dan kekuatan guru

    yang disampaikan dalam pertemuan balikan Kepala

    Sekolah dengan guru maupun catatan analisis

    instrumen yang digunakan guru dalam KBM (RPP).

    Kepala Sekolah menindak lanjuti hasil supervisi

    akademik dengan melakukan pembinaan dan

    pengembangan kepada para guru. Bentuk pembinaan

    dan pengembangan yang dilakukan Kepala sekolah

    berfariasi, antara lain dengan memberikan arahan,

    bimbingan, mengadakan IHT, workshop, pelatihan-

    pelatihan, pembinaan secara umum, memberikan

    saran dan perbaikan, dan lain-lain.

    Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang

    dilakukan oleh Kepala Sekolah ini sejalan dengan hasil

    penelitian Larasati A.M. (2014), yaitu dengan mengajak

    diskusi dan memberikan bimbingan terhadap guru

  • serta mengikutsertakan guru-guru yang kurang

    kompeten dalam kegiatan seminar dan pelatihan.

    4.2.4. Kendala yang dihadapi dalam

    melaksanakan Supervisi Akademik Banyaknya tugas Kepala Sekolah serta

    terbatasnya waktu menjadi kendala yang banyak

    dihadapi oleh Kepala Sekolah di enam sekolah sebagai

    nara sumber, selain kesiapan guru yang akan

    disupervisi, keterbatasan pemahaman tentang

    pelaksanaan supervisi akademik maupun keterbatasan

    instrumen supervisi akademik yang tersedia.

    Permendiknas. nomor 28 tahun 2010, tentang

    Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah,

    menyatakan bahwa Kepala Sekolah/ madrasah adalah

    guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin dan

    mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu

    pendidikan . Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa

    waktu yang tersedia atau beban kerja Kepala Sekolah

    bukan hanya untuk melaksanakan tugas utama

    mengajar, tetapi juga melaksanakan tugas memimpin

    dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan

    mutu pendidikan. Beban mengajar guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah/Madrasah adalah paling sedikit enam jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40 peserta didik bagi Kepala Sekolah/ madrasah yang

  • berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor (Permendiknas.no.35/2010).

    Berdasarkan ketentuan dalam Permendiknas no.28

    tahun 2010 dan no. 35 tahun 2010 diatas, Kepala

    Sekolah dituntut untuk pandai-pandai mengatur

    waktu, sehingga berbagai tugas dan tanggung jawab

    yang menjadi kewajibannya dapat dilaksanakan dengan

    baik. Padahal tidak bisa dipungkiri selain tugas utama

    sebagai guru maupun tugas tambahan memimpin dan

    mengelola sekolah, tidak jarang Kepala Sekolah juga

    memiliki tugas – tugas sampiran yang lain seperti

    menjadi Pengurus atau anggota organisasi profesi

    (PGRI), Pengurus atau anggota Musyawarah Kerja

    Kepala Sekolah (MKKS) maupun organisasi

    kemasyarakatan yang lain serta tugas – tugas

    kedinasan yang diberikan kepadanya.

    Kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan

    Supervisi Akademik adalah kesiapan guru yang akan

    disupervisi. Baik kesiapan mental maupun kesiapan

    fisik serta kesiapan perangkat mengajar. Kekurang

    siapan guru berdampak guru “grogi”, guru kurang

    “enjoy” atau supervisi mengalami hambatan.

    Selain kendala secara langsung yang

    diungkapkan oleh para nara sumber seperti tersebut

    diatas, adanya “gap” atau kesenjangan antara indikator

    kinerja supervisi akademik Kepala sekolah yang

    ditentukan dengan realita berdasarkan data otentik

  • yang peneliti dapatkan, bila tidak diatasi juga akan

    menjadi kendala atau hambatan dalam pelaksanaan

    supervisi akademik Kepala Sekolah sebagai salah satu

    kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah.

    “Gap” atau kesenjangan yang peneliti peroleh dari

    hasil penelitian ini dapat dipaparkan dalam tabel

    berikut :

    Tabel 10. “Gap” atau Kesenjangan antara indikator kinerja

    supervisi akademik Kepala sekolah yang ditentukan dengan realita sebagai kendala supervisi akademik Kepala Sekolah

    Indikator Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah Realita

    Tahapan Perencanaan : (1) Kepala Sekolah mengidentifikasi masalah pengelolaan dalam rangka merencanakan program supervisi akademik .

    belum ada rumusan masalah dalam program supek. yang diperoleh Kepala Sekolah dari pemantauan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan

    (2) Kepala Sekolah merumuskan tujuan yang dilengkapi dengan target pencapaian yang terukur dalam rangka merencanakan program supervisi akademik,

    belum ada rumusan tujuan supervisi akademik yang dilengkapi dengan target pencapaian yang terukur dalam perencanaan program supervisi akademik.

    Tahapan Pelaksanaan : Supervisi perencanaan pembelajaran Kepala Sekolah melakukan Supervisi Perencanaan Pembelajar-an pada awal tahun Pelajaran atau semester

    Belum semua KS melakukan supervisi perencanaan pembelajaran pada awal tahun pelajaran atau semester

    Supervisi pelaksanaan pembelajaran (1) Kepala Sekolah mengadakan pertemuan awal untuk menjaring data rencana pembelajaran dan menetukan fokus kegiatan supervisi

    Mengadakan pertemuan awal tetapi KS tidak memiliki catatan/ data hasil pertemuan awal baik berupa rumusan masalah yang dihadapi guru maupun fokus dan tujuan pelaksanaan supervisi.

  • (2) Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan pemantauan / observasi pembelajaran dan membuat catatan yang objektif dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah supervisi

    KS melakukan kegiatan pemantauan / observasi, tetapi belum menyusun data guru yang telah disupervisi pada tahun tersebut

    Supervisi penilaian pembelajaran Kepala Sekolah melaksanakan supervisi penilaian pembelajaran

    Belum semua KS melakukan supervisi penilaian pembelajaran

    Tahapan Tindak lanjut Supervisi akademik : Tindak lanjut terhadap perencanaan pembelajaran (1) Kepala Sekolah melakukan analisis hasil supervisi perencanaan pembelajaran

    KS belum melakukan analisis hasil supervisi perencanaan pembelajaran

    (2) Kepala Sekolah mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis supervisi perencanaan pembelajaran

    KS belum melakukan tindak lanjut terhadap hasil analisis

    Tindak lanjut terhadap pelaksanaan pembelajaran (2) Pertemuan balikan sebagai pelaksanaan tindak lanjut diawali dengan melakukan analisis kelemahan dan kekuatan guru atau menganalisis instrumen yang digunakan.

    Belum semua KS melakukan analisis kelemahan dan kekuatan guru atau menganalisis instrumen yang digunakan

    Tindak lanjut terhadap penilaian pembelajaran (1) Kepala Sekolah melakukan analisis terhadap hasil supervisi penilaian pembelajaran

    KS belum melakukan analisis terhadap hasil supervisi penilaian pembelajaran

    (2) Kepala Sekolah melakukan tindak lanjut terhadap analisis hasil supervisi penilaian pembelajaran

    KS belum melakukan tindak lanjut terhadap analisis hasil supervisi penilaian pembelajaran

    Tindak lanjut supervisi akademik (Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran) (1) Kepala Sekolah memberikan penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang

    Tidak ada dukomen/ catatan, tetapi para guru menyatakan KS melakukan pembinaan secara umum maupun pelatihan bagi

  • memenuhi atau melampaui standar, maupun teguran bagi yang kurang/ belum memenuhi standar

    para guru.

    (4) KS memberikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada guru yang bersangkutan, maupun pemangku kepentingan lainnya

    Tidak ada dokumen bukti KS memberikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada guru yang bersangkutan maupun pemangku kepentingan lainnya.

    Sumber : Rekapitulasi Penilaian Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP kota Salatiga tahun pelajaran 2014/2015

    Berdasarkan tabel diatas, ada 13 indikator

    kinerja supervisi akademik yang belum dapat

    terlaksana atau terlaksana dengan maksimal. Kendala

    utama adalah keterbatasan waktu atau Kepala Sekolah

    belum mampu menata dengan baik waktu yang

    tersedia. Selain itu pengetahuan Kepala Sekolah

    berkaitan dengan supervisi akademik yang bervariasi

    dengan sumber yang bervariasi juga menjadi salah satu

    kendala dalam pelaksanakan supervisi akademik

    sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

    Kendala yang dihadapi Kepala Sekolah dalam

    penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian

    Adeolu Joshua Ayeni (2012) tentang Assessment of

    Principals’Supervisory Roles for Quality Assurance In

    Secondary Schools in Ondo State, Nigeria ( Penilaian

    Peran pengawasan Kepala Sekolah untuk penjaminan

    mutu di Sekolah menengah di Ondo, Nigeria). Penelitian

    ini menyimpulkan tantangan atau kendala yang

    dihadapi Kepala Sekolah dalam tugas-tugas

    kelembagaan pemerintahan, input sumber daya.

  • 4.2.5. Solusi atau upaya yang dilakukan

    untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan

    Supervisi Akademik Sebagian besar kendala yang dihadapi Kepala

    Sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik telah

    ditemukan solusi atau upaya untuk mengatasi kendala

    yang muncul. Misalnya : kendala keterbatasan waktu

    diatasi dengan pembentukan Tim supervisi akademik

    atau Tim PKG yang terdiri dari para guru senior yang

    dikuatkan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah.

    Kebijakan yang diambil Kepala Sekolah untuk

    mengatasi keterbatasan waktu ini sejalan dengan

    penjelasan dalam buku Pedoman Penilaian Kinerja

    Kepala Sekolah/Madrasah (2011) maupun Mulyasa

    (2005) yang menyatakan bahwa Kepala Sekolah dapat

    melakukan pendelegasian dan pembagian tugas

    supervisor kepada guru senior.

    Pembinaan Kepala Sekolah secara umum kepada

    dewan guru disekolahnya dapat dijadikan sarana

    sosialisasi dan penjelasan bagi para guru bahwa

    supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah

    adalah dalam rangka peningkatan profesionalisme para

    guru. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan

    Kepala Sekolah atau Tim Supervisi akademik yang

    dibentuk Kepala Sekolah dalam rangka untuk

  • membantu guru agar mampu melakukan proses

    pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat

    meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan

    tujuan yang telah ditetapkan dengan mandiri oleh para

    guru. Selain itu, supervisi akademik juga dapat

    digunakan sebagai evaluasi kinerja yang antara lain

    bertujuan untuk menstimulasi perbaikan kinerja

    maupun mengembangkan cara untuk mengatasi

    hambatan dan penghambat kinerja para guru dalam

    mengajar. Ini sejalan dengan teori Ivancevich JM,

    Konopaske R dan Matteson MT (2005) tentang evaluasi

    kinerja. Dengan demikian supervisi akademik bukan

    lagi menjadi suatu kegiatan yang membebani para guru

    sehingga menimbukkan “grogy” atau tidak “enjoy”

    dalam mengajar, tetapi menjadi suatu kegiatan yang

    diharapkan oleh para guru. Kepala Sekolah tidak hanya

    melaksanakan supervisi akademik sebagai salah satu

    kewajibannya tetapi Kepala Sekolah melaksanakan

    supervisi akademik karena diminta oleh guru

    (mengarah ke supervisi klinis ).

    Pengetahuan Kepala Sekolah tentang supervisi

    akademik yang bervarasi, dapat diatasi dengan

    mengadakan pelatihan Kepala Sekolah berkaitan

    dengan implementasi kompetensi supervisi akademik

    Kepala Sekolah, yang kemudian dilanjutkan dengan

    pendampingan disekolah oleh pengawas sekolah.

    Dengan demikian indikator kinerja supervisi akademik

  • Kepala Sekolah yang sudah ditetapkan dapat

    dilaksanakan dengan baik oleh Kepala Sekolah.

    Selain solusi yang telah dipaparkan diatas, sesuai

    dengan Permendiknas. nomor 13 tahun 2007 serta

    uraian dalam Buku Kerja Kepala Sekolah yang

    diterbitkan oleh PPTK,BPSDM dan PMP

    Kemendiknas.(2011), khususnya bagi Kepala Sekolah

    yang belum melaksanakan Supervisi Akademik kepada

    para guru disekolahnya dengan alasan belum

    memahami betul tentang pelaksanaan supervisi

    akademik, dapat diatasi dengan adanya pendampingan

    yang dilakukan oleh pengawas sekolah berkaitan

    dengan pelaksanaan supervisi akademik sebagai salah

    satu tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah.