bab iv hasil analisis dan pembahasan -...

85
50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mini riset yang dilakukan dalam program pelatihan guru-guru Biologi dalam mengemas materi Biologi berbasis inkuiri ini bertujuan agar guru Biologi dapat memahami bagaimana sains diperoleh, merasakan bagaimana menjadi seorang saintis, dan pada akhirnya memahami bagaimana cara menguasai konsep- konsep Biologi. Melalui kegiatan mini riset ini diharapkan ketika mengajar nanti guru dapat menjiwai pembelajaran Biologi. Mini riset ini merupakan suatu bentuk inkuiri terbuka (Open ended inquiry), yang mana guru-guru melakukan inkuiri secara penuh mulai dari observasi, pencarian literatur, merumuskan permasalahan, mengajukan pertanyaan/hipotesis, mendesain percobaan, menyusun atau menggunakan alat dan bahan, menentukan metoda pengumpulan data, merekam data, menyusun dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan memberikan rekomendasi. Sebelum melakukan mini riset, guru-guru peserta program pelatihan membuat rancangan mini risetnya yang kemudian dipresentasikan di depan pembimbing dan peserta yang lainnya untuk mendapat masukan atau tanggapan tentang rancangan mini riset mereka. Guru-guru tersebut diberi kebebasan untuk meneliti apa yang diinginkan sesuai dengan permasalahannya sendiri, pembimbing hanya membantu dalam kemudahan memperoleh alat dan bahan, serta memberi saran tentang teknik atau cara kerja suatu alat, juga memberi peringatan untuk keselamatan kerja mereka. Setelah rancangan mini risetnya

Upload: vuongngoc

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

50

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Mini riset yang dilakukan dalam program pelatihan guru-guru Biologi

dalam mengemas materi Biologi berbasis inkuiri ini bertujuan agar guru Biologi

dapat memahami bagaimana sains diperoleh, merasakan bagaimana menjadi

seorang saintis, dan pada akhirnya memahami bagaimana cara menguasai konsep-

konsep Biologi. Melalui kegiatan mini riset ini diharapkan ketika mengajar nanti

guru dapat menjiwai pembelajaran Biologi.

Mini riset ini merupakan suatu bentuk inkuiri terbuka (Open ended

inquiry), yang mana guru-guru melakukan inkuiri secara penuh mulai dari

observasi, pencarian literatur, merumuskan permasalahan, mengajukan

pertanyaan/hipotesis, mendesain percobaan, menyusun atau menggunakan alat

dan bahan, menentukan metoda pengumpulan data, merekam data, menyusun dan

menganalisis data, menarik kesimpulan, dan memberikan rekomendasi.

Sebelum melakukan mini riset, guru-guru peserta program pelatihan

membuat rancangan mini risetnya yang kemudian dipresentasikan di depan

pembimbing dan peserta yang lainnya untuk mendapat masukan atau tanggapan

tentang rancangan mini riset mereka. Guru-guru tersebut diberi kebebasan untuk

meneliti apa yang diinginkan sesuai dengan permasalahannya sendiri,

pembimbing hanya membantu dalam kemudahan memperoleh alat dan bahan,

serta memberi saran tentang teknik atau cara kerja suatu alat, juga memberi

peringatan untuk keselamatan kerja mereka. Setelah rancangan mini risetnya

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

51

matang, guru-guru melakukan mini risetnya, kemudian dipresentasikan di depan

pembimbing dan peserta yang lainnya untuk mendapat komentar dan kritik.

Peserta program pelatihan guru-guru Biologi dalam mengemas materi

Biologi berbasis inkuiri ini semuanya berjumlah 10 orang, tapi 2 orang

diantaranya melakukan mini riset bersama dengan alasan kemudahan pelaksanaan

karena mereka satu sekolah tempat mengajar, sehingga diperoleh data 9 laporan

mini riset.

A. Hasil Analisis Data Penelitian

1. Hasil Analisis Penilaian Laporan Mini Riset

Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

kualitas laporan mini riset yang dilakukan oleh guru-guru Biologi, maka

dilakukan penilaian (penskoran) terhadap laporan mini riset guru, baik pada

laporan tertulis (LT) maupun pada laporan saat presentasi (LP) dengan

menggunakan rubrik penilaian laporan mini riset (tabel 3.1), yang hasil

penilaiannya terlihat pada Tabel 4.1.

Laporan mini riset memuat beberapa aspek yang dapat menunjukkan

bagaimana guru-guru melakukan mini riset sebagai bentuk dari inkuiri.

Beberapa aspek dalam laporan mini riset tersebut adalah mulai dari

menentukan permasalahan (menentukan judul), merumuskan latar belakang,

mengajukan rumusan masalah, merumuskan hipotesis, mendesain percobaan

untuk menguji hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan merekomendasikan hasil.

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

52

Penghitungan skor pada setiap aspek laporan mini riset baik pada

laporan tertulis maupun laporan pada saat presentasi akan menentukan

kualitas laporan mini riset. Kategorisasi kualitas laporan mini riset dilakukan

terhadap setiap laporan mini riset dan terhadap setiap aspek laporan mini

riset. Kategorisasi kualitas setiap laporan mini riset dilakukan berdasarkan

hasil rata-rata skor penilaian dari semua aspek laporan mini riset. Kualitas

laporan mini riset kurang jika rata-rata skor penilaian laporan mini risetnya

kurang dari 1,5, kualitas cukup jika rata-rata skor penilaian laporan mini

risetnya antara 1,5-2,4, kualitas baik jika rata-rata skor laporan mini risetnya

antara 2,5-3,4, dan kualitas sangat baik jika rata-rata skor laporan mini

risetnya 3,5 atau lebih. Sedangkan kategorisasi kualitas setiap aspek laporan

mini riset dilakukan berdasarkan rata-rata skor setiap aspek mini riset dari

semua mini riset guru. Kualitas kurang jika rata-rata skor aspek kurang dari

1,5, kualitas cukup jika rata-rata skor aspek antara 1,5-2,4, kualitas baik jika

rata-rata skor aspek antara 2,5-3,4, dan kualitas sangat baik jika rata-rata skor

aspek 3,5 atau lebih.

Kategorisasi kualitas laporan mini riset merupakan modifikasi dari

kategorisasi pelaksanaan sains Reichel (2004). Laporan mini riset yang

berkualitas kurang menggambarkan guru belum terlatih atau berpengalaman

dalam melakukan dan melaporkan mini riset, laporan mini riset yang

berkualitas cukup menggambarkan guru masih perlu banyak berlatih dalam

melakukan dan melaporkan mini riset, laporan mini riset yang berkualitas

baik menggambarkan guru sudah bisa melakukan dan melaporkan mini riset,

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

53

dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan guru

sudah ahli dalam melakukan dan melaporkan mini riset.

Berdasarkan hasil penskoran (penilaian) laporan mini riset guru seperti

yang terdapat pada Tabel 4.1, diperoleh hasil bahwa sebanyak 22,22%

laporan mini riset guru berkualitas kurang (guru belum mampu melakukan

dan melaporkan mini riset), 22,22% berkualitas cukup (guru masih perlu

banyak berlatih dalam melakukan dan melaporkan mini riset), dan 55,55%

berkualitas baik (guru sudah mampu melakukan dan melaporkan mini riset).

Hal ini berarti bahwa sebagian guru sudah mampu melakukan dan

melaporkan hasil mini riset. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah dan

persentase kualitas pada setiap aspek laporan mini riset (Tabel 4.2), diketahui

bahwa terdapat sebaran yang bervariasi pada kualitas setiap aspek laporan

mini riset, yang menunjukkan kemampuan guru yang berbeda pada setiap

aspek mini riset.

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

54

Tabel 4.1. Data Hasil Penilaian Laporan Mini Riset

Mini Riset

Skor dan Rata-rata Skor Setiap Aspek Mini Riset pada Laporan Tertulis (LT) dan Laporan Presentasi (LP) Kualitas

Mini Riset

Judul Latar

belakang Rumusan Masalah

Hipotesis Desain

percobaan

Metode pengumpulan

data

Analisis data

Kesimpulan Rekomendasi Rata-rata

LT LP LT LP LT LP LT LP LT LP LT LP LT LP LT LP LT LP

1 S 2 2 0 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3

2,83 Baik R 2 1,5 3 3 3 4 2 4 3

2 S 4 4 0 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3

3 Baik R 4 1 3 4 3 3 2 4 3

3 S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

2,67 Baik R 3 3 3 3 3 3 2 2 2

4 S 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3

3 Baik R 1 3 3 4 4 4 2 3 3

5 S 2 2 0 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2

2,22 Cukup R 2 1 3 3 2 3 2 2 2

6 S 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3

3 Baik R 4 2 3 4 3 3 2 3 3

7 S 1 1 0 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0

1,44 Kurang R 1 1 3 3 1 1 1 2 0

8 S 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2

2,17 Cukup R 1 2,5 3 3 3 2 1 2 2

9 S 0 2 0 1 0 3 0 2 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0

0,61 Kurang R 1 0,5 1,5 1 0,5 0 0 1 0

Rata-rata skor LT/LP

2 2,22 1,11 2,33 2,67 3 3 3,22 2,44 2,56 2,56 2,56 1,56 1,56 2,44 2,67 2 2

Rata-rata 2,11 1,72 2,83 3,11 2,50 2,56 1,56 2,56 2 Kualitas Cukup Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup

Keterangan : S = Skor, R = Rata-rata skor, LT = Laporan tertulis, LP = Laporan pada saat presentasi

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

55

Tabel 4.2 Jumlah dan Persentase Kualitas pada Setiap Aspek Mini Riset

Kualitas

Jumlah dan Persentase Kualitas pada Setiap Aspek Mini Riset

Judul Latar belakang

Rumusan Masalah Hipotesis Desain

percobaan

Metode pengumpulan

data

Analisis data Kesimpulan Rekomendasi

ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ % ΣΣΣΣ %

Kurang (rata-rata skor <1,5)

4 44,44 4 44,44 0 0 1 11,11 2 22,22 2 22,22 3 33,33 1 11,11 2 22,22

Cukup (rata-rata skor 1,5-2,4)

2 22,22 2 22,22 1 11,11 0 0 1 11,11 1 11,11 6 66,67 4 44,44 3 33,33

Baik (rata-rata skor 2,5-3,4)

1 11,11 3 33,33 8 88,89 5 55,56 5 55,56 4 44,44 0 0 2 22,22 4 44,44

Sangat baik (rata-rata

skor ≥ 3,5) 2 22,22 0 0 0 0 3 33,33 1 11,11 2 22,22 0 0 2 22,22 0 0

Ket : Σ = jumlah (banyaknya) suatu kualitas dalam setiap aspek mini riset % = persentase kualitas dalam setiap aspek mini riset

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

56

2. Data Hasil Analisis Biodata Guru dan Kualitas Laporan Mini Risetnya

Tabel 4.3 Kualitas mini riset guru dan biodata guru

Kualitas mini riset

Mini Riset

Biodata guru

Usia Riwayat pendidikan Pengalaman

mengajar Biologi

Pengalaman penelitian Pengalaman pelatihan

Kurang

7 43 th - D3 Pend. Biologi - S1 Pend. Biologi

23 tahun - -

9 55 th - PGSLA - S1 Pend. Biologi

32 tahun - -

Cukup

5 46 th S1 Pend.Biologi 21 tahun - - 8 47 th - S1 Pend. Biologi

- S2 Pend. Biologi SL 22 tahun - 2010, PTK : Penggunaan Teknik

SQ3R untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X pada Materi Jamur

- 2010, PTK : Pendekatan Lingkungan untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X pada Konsep Plantae

- Pelatihan PCK bagi guru Biologi Kelas XII, tahun 2011, LPMP

- Pelatihan Bioteknologi Bagi Guru-Guru Biologi SMA, tahun 2010, UPI

- Pelatihan Bagi Calon Instruktur Biologi SMA, tahun 2009, P4TK

- Lokakarya Pembuatan Bahan Ajar dan Asesmennya, tahun 2009,UPI

Baik

1 43 th - D3 Pend. Biologi - S1 Pend. Biologi

21 tahun - -

2 43 th - D3 Pend. Biologi - S1 Pend. Biologi

19 tahun - - Pembuatan Bahan Ajar Berbasis TIK, tahun 2011 (Diknas Provinsi Jabar)

- Pembuatan Preparat, UPI - Biomonito-ring, tahun 2008, BPLHD Jabar

2 42 th D3 Pend.Biologi

19 tahun - Pembuatan Preparat, UPI

3 45 th - S1 Pend. Biologi - S2 Pend. Biologi SL

22 tahun 2010, PTK : Pembelajaran dengan Role Playing pada Konsep Meiosis

-

4 41 th S1 Biologi 13 tahun - Teacher Training Program, Tokyo Gakugei, tahun 1998-2001 6 46 th S1 Pend. Biologi 21 tahun - Diklat Sekolah Binaan P3G IPA, tahun 1998

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

57

Keterangan : Mini Riset 1. Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap

efektifitas penguraian hydrogen peroksida 2. Pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal terjadinya plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor 3. Beberapa tumbuhan yang mengandung enzim protease 4. Pigmen photosintesis Lichen 5. Perbandingan pertumbuhan tunas akar pada bawang merah, bawang putih, dan bawang Bombay dalam kondisi yang sama 6. Kandungan zat tepung dalam bagian-bagian biji kacang merah (Vigna angularis) 7. Uji Enzim Katalase 8. Uji Vitamin C 9. Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ginjal, dan otot ikan terhadap efektifitas

penguraian hydrogen peroksida

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

58

3. Data Hasil Analisis Angket

Penelitian ini menggunakan angket untuk memperoleh informasi

tentang kegiatan mini riset yang dilakukan oleh guru-guru, termasuk juga

kendala (kesulitan), hal-hal yang dibutuhkan dalam kegiatan mini riset, dan

kesan/persepsi guru tentang kegiatan mini riset. Angket ini ditanggapi oleh

seluruh peserta program pelatihan guru Biologi dalam mengemas materi

Biologi berbasis inkuiri yang juga mengikuti pelatihan mini riset yang

berjumlah 10 orang. Berikut adalah tabel rekapitulasi tanggapan guru

terhadap angket yang diberikan.

Tabel 4.4 Data Hasil Analisis angket Guru

No Pertanyaan Tanggapan Alasan 1

Kriteria apa yang Anda gunakan untuk pemilihan permasalahan yang akan diteliti pada Mini Riset?

2

Bagaimana Anda menentukan topik (permasalahan) yang Anda teliti dalam mini riset?

50%

10%

30%

10%

0% 20% 40% 60%

berdasarkan hubungannya

dengan kehidupan sehari-hari

berdasarkan kemungkinan

dapatnya diterapkan di kelas

berdasarkan kemudahannya

untuk diteliti

berdasarkan menariknya

permasalahan untuk diteliti

10%

20%

60%

10%

0% 20% 40% 60% 80%

mengacu pada masalah yang

sedang trend di masyarakat

mengacu pada konsep-konsep

yang ada dalam pembelajaran

mengacu pada bacaan-bacaan

ilmiah populer

mengacu peda jurnal-jurnal

penelitian sebelumnya

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

59

3 Menurut Anda, apakah uji coba rancangan mini riset perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian (mini riset) yang sebenarnya?

(70%) sangat perlu

agar dapat mendata kekurangan atau hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan

(20%) perlu

agar dapat meminimalisir kesalahan pada saat pelaksanaan mini riset

(10%)tidak perlu

Karena sudah pernah dipraktekan bersama siswa pada saat pembelajaran

4 Apakah Anda melaksanakan mini riset sesuai dengan desain percobaan yang Anda buat?

(100%) ya Karena desain percobaan merupakan acuan dalam pelaksanaan mini riset

5 Dalam kegiatan mini riset, apakah Anda menemukan pertanyaan lanjutan? Jika ya, apa yang Anda lakukan?

(100%) ya untuk menjawab pertanyaan lanjutan, guru : - 50% melakukan penelitian lanjutan - 30% mencari informasi dari literatur dan

internet - 20% berdiskusi dengan teman/pembimbing

6 Dalam melakukan penelitian (mini riset) apakah kita harus melakukan pengulangan?

(100%) ya Agar hasil yang didapatkan bisa dibandingkan, mendapatkan nilai rata-rata data hasil penelitian dan mendapatkan data yang akurat

7 Dari seluruh kegiatan mini riset yang anda lakukan, apa yang dirasa paling sulit?

8 Apakah mini riset yang Anda lakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan?

(90%) ya (10%) tidak

Kendala yang dihadapi dalam ketidak sesuaian jadwal pelaksanaan mini riset adalah karena alasan waktu

9 Saya jarang melakukan kegiatan mini riset, karena akan mengeluarkan dana yang tidak

(100%) tidak setuju

karena bisa mencari alternatif yang dapat meminimalkan dana; Bukan masalah biaya, tapi lebih karena keterbatasan waktu, ide/gagasan, jadi memang guru

10%

30%

10%

20%

30%

0% 10% 20% 30% 40%

pelaksanaan (teknik) percobaan

mendapatkan literature yang tepat

menganalisis data

menyusun rancangan percobaan

menentukan permasalahan

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

60

sedikit

harus benar-benar kreatif; karena penelitian untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan harus ada pengorbanan

10

Apakah mini riset yang Anda lakukan dapat membantu dalam memahami suatu konsep?

(100%) ya Karena pelaksanaan penelitian dialami sendiri, maka dapat membuktikan sendiri hasilnya dan melihat proses yang terjadi, sehingga menjadi paham

11 Apakah dalam pengembangan pengetahuan ilmiah (Biologi) membutuhkan penyelidikan (seperti mini riset)?

(100%) ya karena Biologi berdasarkan fakta-fakta, berisi konsep-konsep yang lahir dari hasil pengamatan fenomena-fenomena alam, proses-proses biologis menuntut pembuktian secara ilmiah melalui penyelidikan (seperti mini riset); dengan penyelidikan kita dapat menjawab keingintahuan, sehingga pengetahuan ilmiah semakin berkembang

12 Setelah melakukan pelatihan mini riset, apa yang menurut Anda paling dirasakan manfaatnya?

- bertambah kemampuan dalam melakukan penelitian (40%)

- bertambahnya rasa ingin tahu (20%) - bertambahnya pengetahuan tentang konsep

Biologi (40%)

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Kualitas Laporan Mini Riset Guru

Dalam mini riset guru-guru melakukan pemilihan topik

permasalahan (judul), merumuskan latar belakang, memberikan rumusan

permasalahan, merumuskan hipotesis, membuat desain percobaan,

menentukan metoda pengumpulan data, menganalisis data, membuat

kesimpulan, dan memberikan rekomendasi, yang dapat dianalisis dari

laporan mini risetnya. Laporan mini riset yang dianalisis berupa laporan

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

61

tertulis maupun laporan pada saat mereka mempresentasikan laporan mini

risetnya.

Berdasarkan hasil penskoran (penilaian) terhadap laporan mini riset

guru seperti yang terdapat pada Tabel 4.1, diperoleh hasil bahwa sebanyak

22,22% laporan mini riset guru berkualitas kurang (berarti guru belum

mampu melakukan dan melaporkan mini riset), 22,22% berkualitas cukup

(berarti guru masih perlu banyak berlatih dalam melakukan dan melaporkan

mini riset), dan 55,55% berkualitas baik (berarti guru sudah mampu

melakukan dan melaporkan mini riset), seperti yang dapat dilihat pada

gambar 4.1.

Berdasarkan data pada tabel 4.1, laporan mini riset yang berkualitas

kurang adalah mini riset nomor 7 dan 9, yang berkualitas cukup adalah mini

riset nomor 5 dan 8, dan yang berkualitas baik adalah mini riset nomor 1, 2,

3, 4, dan 6 (judul mini risetnya dapat dilihat pada tabel 4.5). Berikut adalah

pembahasan contoh mini riset pada setiap kategori kualitas (kualitas kurang,

cukup, dan baik) :

22,22% 22,22%

55,55%

Distribusi persentase kualitas laporan mini riset

kualitas laporan mini riset kurang

kualitas laporan mini riset cukup

kualitas laporan mini riset baik

Gambar. 4.1 Distribusi persentase kualitas laporan mini riset

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

62

a) Laporan Mini Riset berkualitas Kurang

Laporan mini riset berkualitas kurang jika rata-rata skor

penilaian dari semua aspek laporan mini risetnya kurang dari 1,5, seperti

pada mini riset nomor 9. Pada mini riset tersebut guru tidak membuat

laporan tertulis, laporan dibuat hanya dalam bentuk laporan presentasi

(power point). Jika dianalisis dari judulnya “Membandingkan pengaruh

enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ginjal, dan

otot ikan terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida” mini riset

9 ini memiliki judul yang tidak ringkas (lebih dari 15 kata), padahal

sebaiknya judul dibuat singkat, tidak lebih dari 15 kata, jelas

menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti (Anonim, 2011).

Meskipun tidak ringkas, judul mini riset 9 tersebut cukup

berhubungan dengan rumusan masalah “Bagaimanakah efektifitas kerja

enzim katalase dalam mengurai hydrogen peroksida di dalam berbagai

jaringan tubuh hewan?”, hanya tidak spesifik (seharusnya bukan di

dalam jaringan tubuh hewan, tapi di dalam organ dalam ikan). Judul

mini riset 9 ini juga hanya berhubungan sebagian dengan hipotesis

“Semakin giat kerja jaringan tubuh, maka enzim katalase akan semakin

banyak atau berarti penguraian hydrogen peroksida semakin efektif; hati

ikan mengandung lebih banyak enzim katalase dibandingkan makhluk

lainnya”. Dalam hal ini hipotesis yang kedua seharusnya “hati ikan

mengandung lebih banyak enzim katalase dibandingkan organ dalam

ikan yang lain”. Jika melihat judul, rumusan permasalahan, dan

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

63

hipotesis tersebut, maka yang lebih cocok judul yang diajukan adalah

“Efektifitas kerja enzim katalase dalam mengurai hydrogen peroksida di

dalam berbagai ‘organ dalam’ ikan” atau “Perbandingan pengaruh

enzim katalase dalam ‘organ dalam’ ikan terhadap efektifitas penguraian

hydrogen peroksida”.

Rumusan latar belakang mini riset 9 juga kurang mendukung

permasalahan, karena dengan rumusan masalah “Bagaimanakah

efektifitas enzim katalase dalam menguraikan hydrogen peroksida di

dalam berbagai jaringan tubuh hewan?” latar belakang yang disusun

adalah :

“Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi, menuntut guru menjadi seseorang yang kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna (meaningfully) dan membekali siswa dengan kecakapan hidup (life skill), penerapan tentang ilmu pengetahuan yang diberikan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari tercantum dalam kurikulum 2004 (depdiknas 2003) yaitu : pendidikan biologi di kehidupan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar melalui pemberian pengalaman secara langsung”

Pada latar belakang tersebut hanya memuat tentang alasan dilakukannya

mini riset sebagai pembelajaran bermakna yang disyaratkan KTSP, tidak

mengemukakan alasan dilakukannya mini riset tentang efektifitas enzim

katalase dalam menguraikan hydrogen peroksida di dalam berbagai

jaringan tubuh hewan. Pada pendahuluan juga hanya diungkap telaah

pustaka tentang enzim tanpa mencantumkan rujukannya, seperti yang

dapat dilihat pada rumusan pendahuluan berikut :

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

64

“Dalam tubuh manusia senantiasa berlangsung reaksi kimia atau sering disebut dengan metabolisme, dalam metabolisme dibutuhkan dua komponen penting : ATP dan Enzim, enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Salah satu jenis enzim adalah enzim katalase yang berfungsi untuk menguraikan hydrogen peroksida (H2O2) dan merupakan racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses respirasi sel…”

Pada hipotesis mini riset 9 ini “Semakin giat kerja jaringan

tubuh, maka enzim katalase akan semakin banyak atau berarti

penguraian hydrogen peroksida semakin efektif; hati ikan mengandung

lebih banyak enzim katalase dibandingkan makhluk lainnya”, terlihat

bahwa hipotesis dikembangkan sebagian-sebagian dan belum jelas

dalam hal ini dalam kalimat “semakin giat kerja jaringan tubuh” belum

spesifik menjelaskan giatnya dalam hal apa, seharusnya mungkin

hipotesis yang diajukan adalah “semakin banyak gelembung oksigen

atau semakin lama bara api menyala maka penguraian hydrogen

peroksida semakin efektif pada suatu organ, yang berarti bahwa organ

tersebut lebih banyak mengandung enzim katalase”. Pada hipotesis juga

terdapat kalimat “hati ikan mengandung lebih banyak enzim katalase

dibandingkan makhluk lainnya”, hipotesis ini salah karena mini riset ini

tidak membandingkan efektifitas enzim katalase yang terdapat pada

organ hati dari berbagai makhluk hidup, tapi membandingkan efektifitas

enzim katalase pada berbagai organ dalam ikan, seharusnya hipotesis

tersebut adalah “hati ikan mengandung lebih banyak enzim katalase

dibandingkan organ dalam yang lain pada ikan”.

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

65

Desain percobaan juga dirancang tidak relevan dengan hipotesis,

banyak aspek yang hilang sehingga percobaan tidak memungkinkan

untuk diulang. Pada desain percobaan tersebut tidak ditentukan kontrol,

alat/bahan tidak dirinci, langkah kerja tidak tersusun, seperti yang

terlihat pada langkah percobaan berikut:

“Membedah ikan mas pada bak bedah dan diambil bagian-bagiannya yaitu A (jantung), B (hati), C (usus), D (ginjal), E (otot), masukkan ekstrak jantung ke tabung reaksi yang berlabel A sebanyak 1 ml dan teliti H2O2 sebanyak 1 ml, amati gelembungnya dan tutup dengan ibu jari lalu pelan-pelan dibuka dan masukkan bara api, dilakukan kembali kepada ekstrak yang lainnya yaitu tabung B (hati), C (usus), D (ginjal), E (otot) masing-masing sebanyak 5x ulangan.”

Pada langkah kerja tersebut tidak dijelaskan bagaimana membuat

ekstrak setiap organ dalam ikan, juga terdapat kerancuan pada kalimat

“masukkan ekstrak jantung ke tabung reaksi yang berlabel A sebanyak 1

ml dan teliti H2O2 sebanyak 1 ml”, dalam hal ini seolah-olah setelah

memasukkan ekstrak kemudian meneliti H2O2, seharusnya “masukkan

ekstrak jantung ke tabung reaksi yang berlabel A sebanyak 1 ml dan

tambahkan H2O2 sebanyak 1 ml”. Pada langkah kerja tersebut juga

seharusnya menutup tabung dilakukan sebelum mengamati gelembung,

karena dikhawatirkan oksigen yang terbentuk dari reaksi enzim katalase

dengan H2O2 segera menguap sehingga tidak bisa diidentifikasi dengan

uji bara api.

Selain kekurangan-kekurangan yang sudah dijelaskan di atas,

pada mini riset 9 juga tidak dilakukan pengumpulan dan analisis data,

guru langsung menyimpulkan hasil percobaannya. Pada kesimpulan pun

Page 17: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

66

masih terdapat kerancuan. Berikut adalah kesimpulan yang dirumuskan

pada mini riset tersebut :

“Dari hasil percobaan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa semakin giat kerja jaringan tubuh, maka enzim katalase akan semakin banyak atau berarti penguraian hydrogen peroksida semakin efektif, hal tersebut dibuktikan pada gelembung-gelembung yang dihasilkan saat mengekstraksi hati, jantung, usus, dan ginjal. Namun pada saat mengekstrak otot ikan gelembung yang dihasilkan sedikit karena otot ikan adalah bagian yang kurang giat bekerja pada jaringan tubuh ikan.”

Pada kesimpulan tersebut, ditemukan adanya miskonsepsi guru

karena menyebutkan bahwa efektifitas enzim katalase ditandai dengan

adanya gelembung-gelembung yang dihasilkan saat mengekstraksi

organ dalam ikan (hati, jantung, usus, dan ginjal, dan otot), padahal

gelembung-gelembung sebagai tanda adanya oksigen dihasilkan ketika

terjadi reaksi enzim katalase yang terdapat pada organ dalam ikan

dengan H2O2. Selain tidak dilakukannya pengumpulan dan analisis data,

dalam mini riset 9 juga tidak ada rekomendasi. Padahal rekomendasi

juga penting dalam upaya memperbaiki percobaan selanjutnya

berdasarkan pada percobaan (mini riset) yang sudah dilakukan.

Berdasarkan hasil analisis setiap aspek pada laporan mini riset 9

ini, ternyata jelas mini riset 9 berkualitas kurang. Kekurangan terjadi

pada semua aspek laporan mini riset. Hal ini berarti guru belum bisa

melakukan dan melaporkan mini riset.

Page 18: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

67

b) Laporan Mini Riset Berkualitas Cukup

Laporan mini riset berkualitas cukup jika rata-rata skor penilaian

dari semua aspek laporan mini risetnya antara 1,5 sampai 2,4 seperti

pada mini riset nomor 8 yang berjudul “Uji Vitamin C” yang memiliki

rata-rata skor 2,17. Berdasarkan judul tersebut diketahui bahwa judul

berkualitas kurang karena meskipun sudah ringkas, tetapi kalimatnya

hanya berhubungan sebagian dengan permasalahan, tujuan, dan

hipotesis. Rumusan permasalahan yang diajukan dalam mini riset ini

adalah “Apakah sifat vitamin C akan berubah apabila mengalami

pemanasan?, Apakah penambahan soda bikarbonat mempengaruhi

vitamin C?”, tujuan percobaannya adalah “Mengetahui pengaruh suhu

terhadap keadaan vitamin C; Mengetahui pengaruh NaHCO3 terhadap

vitamin C di dalam makanan”, dan hipotesisnya adalah “Keadaan

vitamin C dipengaruhi oleh suhu, pemanasan akan merusak struktur

kimia vitamin C; Untuk mempertahankan kandungan vitamin C dalam

makanan, maka dibutuhkan NaHCO3”. Dengan demikian sesuai dengan

rumusan permasalahan, tujuan, dan hipotesis yang diajukan maka

sebaiknya judul mini riset 8 ini adalah “Pengaruh suhu dan NaHCO3

terhadap vitamin C di dalam makanan”.

Latar belakang permasalahan mini riset ini juga pada laporan

tertulisnya tidak dijelaskan sebagai latar belakang tapi tergabung dalam

pendahuluan, sedangkan pada saat laporan presentasi jelas terangkum

Page 19: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

68

berupa latar belakang, berikut adalah rumusan latar belakang yang

dikemukakan :

“Struktur kimia vitamin akan mengalami kerusakan, biasanya karena pemanasan. Jika struktur kimia vitamin rusak, maka vitamin akan kehilangan fungsinya. Banyak yang menambahkan senyawa soda bikarbonat (NaHCO3) ketika memasak sayuran atau buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan adalah sumber vitamin C yang baik bagi tubuh manusia. Vitamin C itu adalah sebuah contoh zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit tetapi ternyata memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya adalah untuk membantu mengembalikan atau menyembuhkan kembali sel-sel yang rusak, kemudian yang kedua yang sangat penting adalah sebagai salah satu antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas sehingga menghindari pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh. Kemudian di buku yang lain saya menemukan bahwa banyak yang menambahkan senyawa soda bikarbonat atau dikenal dengan natrium bikarbonat yang rumus kimianya NaHCO3 yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan tepung soda kue, diberikan pada sayur-sayuran atau buah-buahan ketika memasak. Nah jadi dua hal ini menarik saya untuk melakukan mini riset tentang vitamin C, Apakah penambahan soda bikarbonat mempengaruhi keadaan vitamin C? Yang kedua Apakah sifat vitamin C akan berubah apabila mengalami pemanasan?“

Berdasarkan latar belakang tersebut maka latar belakang sudah

cukup mendukung permasalahan, memuat alasan pemilihan masalah,

telaah pustaka (meskipun tidak mencantumkan rujukannya dan diurai

sangat sedikt), dan perumusan masalah pokok dalam bentuk pertanyaan

untuk membangkitkan perhatian. Rumusan masalah yang diajukan

tersebut menarik, walau bukan sesuatu yang baru, dan dapat

diaplikasikan dalam pembelajaran siswa. Hipotesis mini riset ini

“Keadaan vitamin C dipengaruhi oleh suhu, pemanasan akan merusak

struktur kimia vitamin C; Untuk mempertahankan kandungan vitamin C

dalam makanan, maka dibutuhkan NaHCO3”, hipotesis ini

Page 20: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

69

dikembangkan secara cukup tepat, mengidentifikasi kedua variable

(suhu terhadap keadaan vitamin C dan NaHCO3 terhadap keadaan

vitamin C), keduanya dapat diuji.

Dalam desain percobaan mini riset 8 ini, variabel-variabel

percobaan, kontrol, alat/bahan, cara kerja, dan jumlah pengulangan

diurai cukup jelas. Hanya saja pada penentuan variabel-variabel

percobaan “Variabel bebas: konsentrasi vitamin C, Variabel terikat:

jumlah tetes (volume) larutan I2, Variabel kendali: volume NaHCO3”,

seharusnya variabel bebasnya adalah penambahan suhu atau

penambahan NaHCO3 pada vitamin C, variabel terikatnya adalah

konsentrasi vitamin C yang dapat diketahui berdasarkan jumlah tetes

(volume) larutan I2, dan variabel kendalinya adalah volume vitamin C

dan volume amilum, karena dalam hal ini percobaan dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh suhu dan NaHCO3 terhadap konsentrasi

vitamin C yang dapat diketahui dari jumlah tetes (volume) larutan I2.

Adanya kesalahan pada penentuan variabel ini menunjukkan

bahwa guru mengalami kendala dalam membedakan antara variabel

terikat, variabel bebas dan variabel kendalinya di dalam mini riset

mereka. Meskipun demikian langkah kerja dalam mini riset ini sudah

sesuai untuk menguji pengaruh suhu dan NaHCO3 terhadap konsentrasi

vitamin C, sehingga percobaan masih dapat diulang.

Pada pengumpulan data hasil mini riset 8 ini, data dicatat dan

disajikan tapi tidak tersusun, seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Page 21: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

70

Berdasarkan tabel tersebut, data dicatat tapi tidak tersusun. Pada

baris pertama tabel tersebut tertulis “rata-rata volume I2”, pada baris

keduanya tertulis “3 ml vitamin C” dan “3 ml vitamin C+3 ml air”, hal

ini tidak jelas menyebutkan rata-rata volume I2 yang bagaimana apakah

yang ditambahkan pada 3 ml vitamin C dan yang ditambahkan pada 3

ml vitamin C+3 ml air, atau rata-rata I2 yang dibutuhkan untuk

iodometri pada 3 ml vitamin C dan 3 ml vitamin C+3 ml air pada setiap

perlakuan. Metoda pengumpulan data tersebut tidak dapat dengan jelas

mengkomunikasikan apa yang hendak disampaikan, kemungkinan dapat

menimbulkan misunderstanding pada beberapa pembaca yang tidak

mengetahui tujuan dan desain percobaan. Selain itu pada tabel tersebut

juga hanya disajikan rata-rata data dari setiap pengulangan perlakuan,

sedangkan data pengulangan setiap perlakuannya tidak disajikan,

sehingga tidak terlihat adanya pengumpulan data dari setiap

pengulangan percobaan.

Proses analisis data pada mini riset ini dilakukan kurang tepat.

Analisis hanya berisi :

Tabel hasil percobaan “Uji Vitamin C”

Perlakuan Rata-rata volume I2

3 ml vitamin C 3 ml vitamin C + 3 ml air Vitamin C normal 2,4 ml 2,5 ml

Vitamin C dipanaskan 2,5 ml 2,7 ml

Vitamin C + NaHCO3 2,3 ml 2,5 ml

Vitamin C dipanaskan + NaHCO3

2,4 ml 2,5 ml

Page 22: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

71

“Apakah hubungan antara volume I2 dengan konsentrasi vitamin C? Semakin sedikit volume larutan I2 yang dibutuhkan untuk mengubah warna bening menjadi biru, maka konsentrasi vitamin C semakin tinggi; Apakah fungsi amilum pada percobaan ini? Fungsi amilum adalah sebagai indikator untuk mengetahui titik akhir pemberian larutan I2; Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap keadaan vitamin C? Suhu mengurangi keadaan vitamin C; Bagaimanakah pengaruh pemberian NaHCO3 terhadap keadaan vitamin C? Pemberian NaHCO3 dapat mempertahankan keadaan vitamin C”

Seharusnya dari data-data yang terdapat pada tabel di atas,

dijelaskan kenapa misalnya vitamin C yang normal (pada perlakukan 1)

membutuhkan I2 untuk iodometri sebanyak 2,4 ml (rata-rata), demikian

juga vitamin C yang dipanaskan (pada perlakuan 2) membutuhkan

volume I2 untuk iodometri sebanyak 2,5 ml (rata-rata), dan seterusnya,

lalu dihubungkan artinya dengan semua perlakuan, adakah keteraturan

yang diperoleh dari hubungan antara volume I2 pada setiap perlakuan

dengan konsentrasi vitamin C, sehingga diperoleh kesimpulan yang

benar.

Dengan adanya analisis data yang kurang tepat maka

mengakibatkan kesimpulan kurang memberikan penjelasan dari hasil

dan hanya sedikit memberikan hubungan dengan pertanyaan/hipotesis.

Kesimpulan yang dirumuskan dalam mini riset ini adalah “Keadaan

vitamin C dapat dipengaruhi oleh keadaan suhu dan penambahan

NaHCO3”. Seharusnya kesimpulan dapat menjelaskan keadaan suhu

atau penambahan NaHCO3 yang bagaimana yang dapat mempengaruhi

konsentrasi vitamin C, misalnya suhu yang tinggi dapat mengurangi

Page 23: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

72

konsentrasi vitamin C yang ditandai dengan besarnya volume I2 yang

diperlukan untuk iodometri amilum dalam vitamin C.

Rekomendasi yang diajukan dalam mini riset ini adalah :

“Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan lebih baik, maka volume vitamin C yang digunakan adalah 10 ml, sehingga perlu dilakukan pengujian ulang; Untuk mengetahui peranan NaHCO3 terhadap vitamin C, perlu dilakukan percobaan dengan perlakuan menggunakan penambahan NaHCO3 yang berbeda; Untuk mengetahui kandungan vitamin C pada berbagai buah-buahan dapat dilakukan percobaan dengan teknik Iodometri karena hasil yang didapatkan berupa data kuantitatif juga”

Berdasarkan rekomendasi tersebut terlihat bahwa

rekomendasi tidak konsisten dengan penemuan. Seharusnya

dijelaskan mengapa harus dilakukan pengujian ulang terhadap

vitamin C dengan volume 10 ml, hasil yang diharapkan lebih baik itu

yang seperti apa, seharusnya dikemukakan dahulu kekurangan pada

hasil percobaan sebelumnya. Selain itu pada kalimat selanjutnya

dikemukakan rekomendasi tentang uji kandungan vitamin C pada

buah-buahan, padahal pada percobaan tidak disinggung tentang uji

vitamin C pada buah-buahan, seharusnya dilakukan terlebih dahulu

satu percobaan yang menguji vitamin C pada buah-buahan, baru

kemudian merekomendasikan untuk dilakukan uji vitamin C pada

buah-buahan yang lain sebagai pembanding.

Dari hasil analisis semua aspek laporan, ternyata laporan mini

riset 8 ini baru dalam kualitas cukup, yang berarti guru masih harus

banyak berlatih melakukan mini riset, terutama dalam aspek

menentukan judul, pengumpulan data, analisis data, membuat

Page 24: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

73

kesimpulan, dan rekomendasi yang masih terdapat kekurangan

seperti yang sudah dijelaskan di atas.

c) Laporan Mini Riset Berkualitas Baik

Laporan mini riset berkualitas baik jika rata-rata skor penilaian

dari semua aspek laporan mini risetnya antara 2,5 sampai 3,4 seperti

pada mini riset nomor 2 yang berjudul “Pengaruh berbagai konsentrasi

larutan garam terhadap awal terjadinya plasmolisis pada daun tanaman

Rhoe discolor” yang memiliki rata-rata skor laporan mini riset 3,0. Judul

mini riset tersebut sudah ringkas (kurang dari 15 kata), tepat dan sesuai

dengan rumusan permasalahan “Bagaimana pengaruh berbagai

konsentrasi larutan garam terhadap awal terjadinya plasmolisis pada

daun tanaman Rhoe discolor?”, juga sesuai dengan tujuan percobaan

yang ingin mengetahui awal terjadinya peristiwa plasmolisis pada daun

tanaman Rhoe discolor yang diletakkan pada larutan garam dengan

konsentrasi 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, dan 1%. Judul tersebut juga

sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu semakin tinggi konsentrasi

larutan garam yang diberikan, maka semakin besar kemungkinan

terjadinya awal plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor.

Latar belakang masalah pada mini riset 2 ini tidak dikemukakan

pada laporan tertulis. Latar belakang hanya dikemukakan pada saat

presentasi laporan, berikut ini adalah hasil representasi laporan mini

riset pada saat presesntasi yang memuat latar belakang :

Page 25: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

74

“...Kenapa mengangkat masalah ini, karena kami ingin tahu sebetulnya sejauh apa atau sesensitif apa sel terhadap keadaan hipertonis di lingkungannya, sehingga pada aplikasinya nanti kami bisa menjelaskan pada anak kenapa pada pemberian pupuk yang berlebih akan terjadi kematian pada tanaman tersebut...”

Berdasarkan latar belakang tersebut, terlihat bahwa latar

belakang sudah memuat alasan pemilihan masalah dan manfaat praktis

yang bisa diterapkan dalam kehidupan. Latar belakang akan lebih

lengkap jika disertai dengan telaah pustaka atau komentar mengenai

tulisan yang berhubungan dengan masalah, juga perumusan masalah

pokok dalam bentuk pertanyaan yang dapat membangkitkan perhatian

(Akhmadfauzi, 2008).

Rumusan permasalahan pada mini riset 2 ini menarik, kreatif

walau bukan suatu yang baru, dan dapat diaplikasikan untuk

pembelajaran siswa. Rumusan masalah tersebut menarik karena dalam

hal ini proses plasmolisis jaringan daun tanaman Rhoe discolor diamati

pada konsentrasi garam yang berbeda, dan bisa dilihat langsung

prosesnya dibawah mikroskop. Jadi dalam hal ini ada kreatifitas juga

walau bukan suatu yang baru, dan dapat diaplikasikan untuk

pembelajaran siswa yaitu di kelas XI pada konsep Jaringan Tumbuhan.

Hipotesis yang diajukan dalam mini riset 2 ini “Semakin tinggi

konsentrasi larutan garam yang diberikan, maka semakin besar

kemungkinan terjadinya awal plasmolisis pada daun tanaman Rhoe

discolor”. Hipotesis tersebut sudah tepat, mengidentifikasi kedua

variabel, dan dapat diuji. Variabel-variabel dalam mini riset ini

Page 26: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

75

disebutkan bahwa “Variabel bebas : Konsentrasi larutan garam

bervariasi mulai 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1,0%; Variabel terikat :

Awal terjadinya sel epidermis bawah daun Rhoe discolor yang

mengalami plasmolisis; Variabel kendali : Garam, jenis air, jenis

tanaman, waktu rendaman”. Variabel-variabel tersebut dapat diuji

dengan serangkaian cara kerja yang telah disusun pada desain percobaan

untuk menguji hipotesis.

Pada mini riset 2 ini selain sudah ditentukan variabel-variabel

penelitian, juga telah dikemukakan kontrol, yang penting dalam

merencanakan percobaan. Menurut Rustaman (2005), menentukan

kontrol, menentukan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu

percobaan termasuk dalam kegiatan merancang penyelidikan. Pada

desain percobaan mini riset 2 ini selain menentukan variabel dan kontrol,

penentuan alat/bahan dan cara kerja sudah dirinci dengan baik,

meskipun kurang dapat mengungkap keamanan/keselamatan kerja,

sehingga percobaan masih dapat diulang. Cara kerja yang disusun guru

pada mini riset 2 ini adalah:

“1) Buat larutan garam 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1,0% (Larutan garam 1% yaitu 1 gram garam masukkan ke dalam gelas kimia lalu tambahkan air sampai volumenya 100 ml), 2) Buat 4 sayatan membujur epidermis Rhoeo discolor, lalu rendam dalam air aquades di cawan petri selama 1 menit (sebagai kontrol percobaan), 3) Letakkan 4 sayatan tersebut pada kaca preparat dan tutup dengan kaca obyek, 4) Amati di bawah mikroskop dan perhatikan apakah terjadi plasmolisis, 5) Dokumentasikan obyek yang sudah diamati, 6) Lakukan langkah yang sama untuk sayatan epidermis daun Rhoeo discolor pada larutan garam dengan berbagai konsentrasi.”

Page 27: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

76

Pada saat pelaksanaan mini riset sesuai dengan desain

percobaannya, guru melakukan pengumpulan data. Data hasil percobaan

mini riset 2 ini dikumpulkan dalam keadaan yang sesuai, data dicatat

dan disajikan dengan metode yang tersusun, seperti yang terlihat pada

tabel data hasil pengamatan berikut :

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk

menemukan hasil. Analisis data pada mini riset 2 ini dilakukan secara

sederhana, yaitu hanya menentukan keadaan sel yang mengalami atau

tidak mengalami perubahan warna ungunya sebagai indikator terjadinya

plasmolisis pada membran sel, juga menghitung persentase jumlah sel

yang terplasmolisis pada setiap konsentrasi larutan garam yang berbeda.

Tapi analisis tersebut sudah cukup menjawab hipotesis yang diajukan.

Berikut adalah analisis data yang dilakukan guru pada mini riset 2 :

1. Sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor yang direndam dalam air aquades (sel normal) sebagai kontrol. Keadaan sel tidak mengalami perubahan, warna ungunya tetap penuh, sehingga warnanya tetap segar (gambar a)

Tabel hasil pengamatan mini riset “Pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal terjadinya plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor”

Konsentrasi larutan garam

Keadaan sel Keterangan

0% Normal Keadaan membran sel tidak terjadi perubahan

0,2% Normal Keadaan membran sel tidak terjadi perubahan 0,4% Normal Keadaan membran sel tidak terjadi perubahan 0,6% Terplasmolisis Pengerutan membran pada bagian ujung sel,

sebanyak 30% 0,8% Terplasmolisis Pengerutan membran dari ujung sampai

setengah bagian sel, sebanyak 60% 1.0% Terplasmolisis Pengerutan membran terpusat pada bagian

tengah sel, sebanyak 100%

Page 28: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

77

2. Sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor yang direndam dalam larutan garam 0,2%. (Sel normal, warna ungunya masih kelihatan penuh, belum terjadi plasmolisis) (gambar b)

3. Sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor yang direndam dalam larutan garam 0,4%. (Sel normal, warna ungunya masih penuh, belum terjadi plasmolisis) (gambar c)

4. Sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor yang direndam dalam larutan garam 0,6%. (Sel mulai mengalami pengerutan, jadi sudah mulai terjadi plasmolisis di bagian ujung-ujung selnya, sekitar 30% yang mengalami plasmolisis, jadi disini memang bisa dihitung jumlah selnya karena ada batasnya, ada skalanya dengan pembesaran 10x) (gambar d)

5. Sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor yang direndam dalam larutan garam 0,8%. (Sudah terjadi pengerutan yang makin kearah tengah, dan ini sudah 60% sel terplasmolisis di bagian ujung sel sampai tengah sel) (gambar e)

6. Sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor yang direndam dalam larutan garam 1,0%. (Seluruh sel, 100% terplasmolisis, dan sudah menciut sampai ke tengah sel) (gambar f)

a. b.

c. d.

e. f.

Page 29: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

78

Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan. Kesimpulan

yang dibuat oleh guru pada mini riset 2 ini adalah :

“Sel akan mengalami plasmolisis jika diletakkan dalam larutan hipertonis. Awal plasmolisis terjadi pada sel yang diletakkan pada larutan garam dengan konsentrasi 0,6%. Makin tinggi konsentrasi larutan garam makin besar kerusakan pada membran sel”

Kesimpulan tersebut memberikan penjelasan yang jelas dari hasil, dan

berhubungan langsung dengan hipotesis. Rekomendasi yang diberikan

juga cukup konsisten dengan penemuan percobaan, yaitu :

“Untuk penelitian berikutnya sebaiknya dibuat dokumentasi dengan cara merekam (video shooting) proses perubahan sel saat mengalami plasmolisis, sehingga akan terlihat perubahan sel dari normal sampai terjadi plasmolisis”

Berdasarkan hasil analisis pada setiap aspek laporan mini riset 2

di atas, terlihat bahwa laporan mini riset 2 sudah berkualitas baik, hanya

pada aspek latar belakang dan analisis data saja yang masih terdapat

sedikit kekurangan. Hal ini berarti bahwa guru pada mini riset 2 ini

sudah mampu melakukan dan melaporkan mini riset.

Berdasarkan hasil analisis laporan mini riset yang berkualitas

kurang, cukup, dan baik di atas dapat diketahui bahwa kualitas laporan mini

riset guru bervariasi. Jika dihubungkan dengan latar belakang gurunya (tabel

4.3), diperoleh bahwa laporan mini riset yang berkualitas kurang dibuat oleh

guru senior (usia 43 dan 55 tahun, pengalaman mengajar lebih dari 22

tahun), pendidikan S1 serta tidak memiliki pengalaman baik dalam

melakukan penelitian maupun pelatihan. Laporan mini riset berkualitas

cukup dibuat oleh guru yang berusia 46 dan 47 tahun, pengalaman mengajar

Page 30: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

79

21 dan 22 tahun, pendidikan S1 atau S2 serta ada yang memiliki banyak

pengalaman dalam pendidikan dan latihan juga ada yang tidak

berpengalaman sama sekali. Laporan mini riset berkualitas baik dibuat oleh

guru yang berusia antara 41 sampai 46 tahun dengan pengalaman mengajar

antara 13 sampai 22 tahun, pendidikan S1 atau S2, berpengalaman dalam

pendidikan atau pelatihan dan ada yang tidak berpengalaman dalam

pendidikan dan pelatihan sama sekali.

Hal ini menunjukkan bahwa usia, pendidikan, dan pengalaman

penelitian/pelatihan kurang berpengaruh terhadap kualitas laporan mini

riset, karena ada guru yang usianya lebih muda kualitas laporan mini

risetnya kurang dibandingkan guru yang usianya lebih tua. Guru yang

pendidikannya S1 kualitas laporan mini risetnya ada yang lebih baik dari

kualitas laporan mini riset guru pendidikan S2. Demikian juga guru yang

tidak mempunyai pengalaman penelitian dan pelatihan sama sekali (guru

pada mini riset 1) kualitas laporan mini risetnya lebih baik dari pada kualitas

laporan mini riset guru yang pengalaman penelitian dan pelatihannya

banyak (guru pada mini riset 8).

Berdasarkan hal itu, faktor yang lebih berpengaruh pada kualitas

laporan mini riset adalah lamanya pengalaman mengajar, yang mana guru

yang laporan mini risetnya berkualitas kurang, pengalaman mengajarnya

lebih dari 22 tahun, sedangkan guru yang laporan mini risetnya berkualitas

cukup dan berkualitas baik pengalaman mengajarnya 22 tahun atau kurang.

Hal ini mungkin guru yang pengalaman mengajarnya di atas 22 tahun sudah

Page 31: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

80

kurang motivasi dalam melakukan suatu penelitian (mini riset), hal ini juga

terbukti bahwa guru yang berusia 55 tahun dan pengalaman mengajarnya

sudah 32 tahun tidak membuat laporan tertulis dan kualitas laporan

presentasinya pun kurang.

Spector at al. (2000) mendefinisikan motivasi sebagai serangkaian

proses yang memunculkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku manusia

untuk mendapatkan tujuan-tujuannya. Harapan masa mendatang

mempengaruhi motivasi seseorang. Wahjosumidjo (1994) juga mengatakan

bahwa motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi

antara sikap, kebutuhan, dan persepsi seseorang dengan lingkungan,

motivasi timbul diakibatkan karena seseorang memiliki banyak harapan dan

cita-cita untuk menjangkau masa depan. Dengan demikian maka guru yang

mengajarnya sudah lama (apalagi usianya sudah mendekati pensiun)

kemungkinan besar mempunyai persepsi bahwa kesempatan untuk

mengajarnya tinggal sebentar lagi sehingga motivasi untuk mengembangkan

kompetensi berkurang, harapan dan cita-cita untuk meningkatkan

profesionalismenya juga sudah mulai berkurang.

Meskipun laporan mini riset guru kualitasnya bervariasi (kurang,

cukup, dan baik), tetapi jika dilihat dari hasil laporan mini riset secara

keseluruhan seperti pada tabel 4.1, maka secara umum kualitas laporan mini

riset adalah baik. Hal ini berarti bahwa secara umum guru-guru peserta

program pelatihan dalam mengemas materi Biologi berbasis inkuiri sudah

mampu melaksanakan dan melaporkan hasil mini riset mereka. Mini riset

Page 32: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

81

(eksperimen sederhana) yang dilakukan guru-guru kali ini merupakan

proses inkuiri, dengan demikian sebagian guru-guru Biologi peserta

pelatihan sudah mampu melaksanakan inkuiri disyaratkan dalam

pembelajaran sains khususnya Biologi (NRC, 2000).

Menurut Haigh (1996) seorang guru Biologi harus mampu

mengembangkan keterampilan esensial (komunikasi, manipulasi, berfikir

secara bebas, dan bekerjasama), mengembangkan seperangkat proses

ilmiah, identifikasi, relevansi, dan penerapan konsep-konsep. Berdasarkan

pernyataan ini tersirat bahwa keterampilan kerja yang mencakup

keterampilan essensial dan proses ilmiah memegang peranan penting dalam

belajar Biologi. Hal ini dapat dikembangkan dalam proses penyelidikan.

Jika dilihat dari skor setiap aspek mini riset pada laporan tertulis

(LT) dan laporan pada saat presentasi (LP) (Tabel 4.1) ternyata skornya

secara umum sama. Perbedaan skor LT dan LP hanya pada aspek latar

belakang (mini riset nomor 1, 2, 5, dan 7) dan pada semua aspek laporan

mini riset 9 (karena mini riset 9 tidak membuat laporan tertulis, laporan

hanya ada dalam bentuk laporan presentasi). Perbedaan skor pada LT dan

LP tersebut mengakibatkan perbedaan rata-rata skor pada LT dan LP seperti

yang dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.

Page 33: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

82

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa perbedaan rata-rata skor

setiap aspek laporan mini riset hanya berkisar 0,12-0,33, kecuali pada aspek

latar belakang terdapat perbedaan yang cukup besar yaitu 1,22 (pada LT

rata-rata skornya 1,11 sedangkan pada LP rata-rata skornya 2,33). Hal ini

terjadi karena pada laporan tertulis beberapa mini riset (mini riset nomor 1,

2, 5, dan 7) guru tidak mencantumkan latar belakang permasalahan, latar

belakangnya hanya diungkapkan pada saat laporan presentasi, seperti yang

dapat kita lihat dari hasil representasi video mini riset nomor 2 berikut :

” ...Kenapa mengangkat masalah ini, karena kami ingin tahu sebetulnya sejauh apa atau sesensitif apa sel terhadap keadaan hipertonis di lingkungannya, sehingga pada aplikasinya nanti kami bisa menjelaskan pada anak (siswa) kenapa pada pemberian pupuk yang berlebih akan terjadi kematian pada tanaman tersebut..."

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa tidak munculnya

latar belakang pada laporan tertulis karena mereka menganggap bahwa latar

belakang sudah terwakili dalam dasar teori. Padahal latar belakang

2

1,11

2,673

2,44 2,56

1,56

2,44

22,22 2,33

33,22

2,56 2,56

1,56

2,67

2

Judul Latar belakang Rumusan masalah

Hipotesis Desain percobaan

Metode pengumpulan

data

Analisis data Kesimpulan Rekomendasi

Perbandingan rata-rata skor setiap aspek mini riset pada laporan

tertulis (LT) dan laporan presentasi (LP)

LT (Laporan Tertulis) LP (Laporan Presentasi)

Gambar. 4.2 Perbandingan rata-rata skor setiap aspek mini riset pada laporan tertulis (LT) dan laporan presentasi (LP)

Page 34: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

83

seharusnya berisi keterangan atau informasi tentang masalah atau topik

yang dibahas dalam penelitian. Disamping itu dikemukakan pula data dan

fakta, temuan penelitian terdahulu dari berbagai sumber informasi dan

beberapa asumsi yang mendorong timbulnya masalah yang dibahas,

sedangkan dasar teori merupakan suatu kerangka teoretis yang mendasari

perumusan hipotesis serta pemecahan masalah penelitian (Anonim, 2011).

Berdasarkan hal di atas maka dapat diperoleh keterangan bahwa

masih ada guru yang belum memahami penulisan latar belakang masalah.

Berdasarkan gambar di atas juga seperti yang sudah dijelaskan bahwa

adanya perbedaan skor pada LT dan LP, selain karena tidak munculnya latar

belakang pada LT juga karena adanya guru yang tidak membuat laporan

tertulis (LT), sehingga tidak mempunyai skor untuk semua aspek pada

laporan tertulis yang mengakibatkan perbedaan skor pada LT dan LP.

Adanya guru yang tidak membuat laporan tertulis (LT) pada mini

riset ini menunjukkan bahwa ternyata masih ada guru yang belum

menyadari pentingnya laporan penelitian karena dilihat dari laporan

presentasi (LP)nya pun laporan tersebut mengalami kekurangan pada semua

aspek mini riset seperti yang sudah dijelaskan pada bagian analisis laporan

mini riset yang berkualitas kurang. Padahal melaporkan

(mengkomunikasikan) hasil penyelidikan merupakan hal yang penting

dalam berinkuiri. Menurut Elliott et al. (2008) sifat global penyelidikan

ilmiah menggarisbawahi pentingnya komunikasi antara ilmuwan dan

komunitas ilmiah yang lebih luas.

Page 35: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

84

Perbedaan rata-rata skor LT dan LP pada aspek mini riset yang lain

(selain aspek latar belakang) terjadi karena tidak adanya skor untuk LT pada

setiap aspek laporan mini riset 9 akibat tidak adanya laporan tertulis (LT),

sehingga mengakibatkan rata-rata skor setiap aspek laporan mini riset pada

LT lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata skor setiap aspek laporan

mini riset pada LP. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih ada yang tidak

bersedia membuat laporan tertulis, yang berarti juga kemampuan guru

dalam mengkomunikasikan hasil penyelidikan masih kurang. Jika

dihubungkan dengan latar belakang guru yang melakukan mini riset 9 ini

(tabel 4.3), diperoleh bahwa guru tersebut merupakan guru senior (usia 55

tahun dan pengalaman mengajar 32 tahun). Sepertinya hal ini berpengaruh

besar terhadap motivasi guru dalam membuat laporan tertulis. Dengan

demikian maka kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan perlu

ditumbuhkan dan dikembangkan pada guru karena kemampuan ini

memegang peran penting dalam pembelajaran berbasis inkuiri (Harlen,

1993), hal senada juga ditegaskan dalam BSNP (2006) bahwa hasil temuan

harus dikomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap rata-rata skor pada setiap aspek

mini riset (pada LT dan LP), diperoleh jumlah dan persentase kualitas pada

setiap aspek mini riset (Tabel 4.2), sehingga didapatkan distribusi

persentase kualitas tiap aspek mini riset seperti pada gambar 4.3 berikut.

Page 36: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

85

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa terdapat kualitas yang

bervariasi pada setiap aspek laporan mini riset, yang menunjukkan

kemampuan guru yang bervariasi dalam setiap aspek laporan mini riset.

Berdasarkan gambar tersebut juga diketahui bahwa masih terdapat kualitas

kurang dalam aspek judul, latar belakang, desain percobaan, pengumpulan

data, analisis data, kesimpulan, dan rekomendasi. Semua aspek dalam

laporan mini riset juga sudah semuanya memiliki kualitas cukup terutama

yang paling besar pada aspek menganalisis data karena memang belum ada

yang dalam kualitas baik pada aspek menganalisis data. Hal ini berarti

bahwa guru masih harus banyak berlatih dalam menganalisis data. Kualitas

baik juga terdapat pada setiap aspek mini riset kecuali pada aspek

menganalisis data. Kualitas sangat baik hanya terdapat pada aspek judul,

hipotesis, desain percobaan, metode pengumpulan data, dan kesimpulan.

Dengan dilengkapi hasil angket, hasil wawancara, dan hasil

representasi rekaman video yang dilakukan terhadap guru yang

020406080

100

Distribusi Persentase Kualitas setiap Aspek Mini riset

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Gambar 4.3 Distribusi persentase masing-masing kualitas pada setiap aspek mini riset

Page 37: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

86

melaksanakan dan melaporkan mini riset, berikut adalah pembahasan setiap

kualitas setiap aspek laporan mini riset tersebut :

a) Kualitas Judul

Dalam menentukan judul, para guru menentukan permasalahan

yang akan ditelitinya terlebih dahulu. Berdasarkan hasil angket (Tabel

4.4, no 1) diperoleh data bahwa guru-guru memilih permasalahan yang

diteliti pada mini riset sebagian besar (50%) berdasarkan menariknya

permasalahan untuk diteliti, dan sebagian lagi yaitu 10% berdasarkan

kemudahannya untuk diteliti, 30% berdasarkan kemungkinan dapatnya

diterapkan di kelas, dan 10% berdasarkan hubungannya dengan

kehidupan sehari-hari.

Hal ini membuktikan bahwa topik yang dipilih guru dalam mini

riset sebagian besar adalah yang menarik bagi mereka disamping

kemungkinannya dapat diterapkan di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan Nazir (2009) bahwa dalam menentukan suatu topik

permasalahan yang akan diteliti harus sesuai dengan klasifikasi peneliti

paling tidak masalah dipilih sekurang-kurangnya menarik bagi si

peneliti dan cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti, dalam hal ini

kualifikasinya adalah mengajar. Sehingga berbagai macam judul yang

diajukan dalam mini riset ini pada umumnya adalah yang dapat

diterapkan di kelas, karena berhubungan dengan konsep-konsep yang

Page 38: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

87

ada dalam pembelajaran. Berbagai macam judul yang diajukan dalam

mini riset dapat terlihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Judul Mini Riset

No Judul

1 Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida

2 Pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal terjadinya plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor

3 Beberapa tumbuhan yang mengandung enzim protease 4 Pigmen photosintesis Lichen 5 Perbandingan pertumbuhan tunas akar pada bawang merah, bawang

putih, dan bawang Bombay dalam kondisi yang sama 6 Kandungan zat tepung dalam bagian-bagian biji kacang merah (Vigna

angularis) 7 Uji enzim katalase 8 Uji Vitamin C 9 Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati,

usus, jantung, ginjal, dan otot ikan terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida

Berdasarkan hasil angket juga diketahui bahwa untuk membantu

dalam menentukan topik permasalahan yang dipilih, sebanyak 10% guru

mengacu pada jurnal-jurnal penelitian sebelumnya, 20% guru mengacu

pada bacaan-bacaan ilmiah popular, 60% mengacu pada konsep-konsep

yang ada dalam pembelajaran, dan 10% mengacu pada masalah yang

ada di masyarakat (Tabel 4.4 no 2). Berarti dalam hal ini selain mengacu

pada konsep-konsep pelajaran di kelas, guru juga melakukan studi

kepustakaan untuk mencari topik permasalahan. Studi kepustakaan

diperlukan untuk mencari data yang tersedia atau yang pernah ditulis

peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin

dipecahkan (Nazir, 2009).

Page 39: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

88

Salah satu contoh studi kepustakaan untuk menentukan topik

permasalahan yang diteliti pada mini riset adalah mengacu pada jurnal

dari Nobuyasu (2003) dengan judul “An improved of separation pigmet

of cromatografi“ dan buku dari Goffinet (2008) yang berjudul

”Morphology and Classification of Bryophyta” yang dapat ditemukan

pada mini riset yang berjudul Pigmen Fotosintesis Lichen. Contoh lain

misalnya buku yang berjudul “Materi Biokomia” dari Triman & Katrina

dan buku “Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia” dari Kemal Adiyana

yang dapat ditemukan pada mini riset yang berjudul Membandingkan

pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung,

ampela, dan otot ayam terhadap efektifitas penguraian hydrogen

peroksida.

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dan 4.5 diketahui bahwa judul

rata-rata berkualitas cukup. Jika dianalisis secara spesifik kualitas judul

pada setiap mini riset (Tabel 4.1) diperoleh data bahwa judul sebanyak

44,44% berkualitas kurang, 22,22% berkualitas cukup, 11,11%

berkualitas baik, dan 22,22 % berkualitas sangat baik (gambar 4.4). Hal

ini berarti bahwa secara umum guru sudah dapat membuat judul dengan

benar.

Page 40: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

89

Pada kualitas kurang, judul hanya berhubungan sebagian dengan

permasalahan, tujuan, dan hipotesis, seperti pada judul “Pigmen

fotosintesis Lichen”. Judul tersebut tidak sesuai dengan rumusan

permasalahan “Apakah lichen dan bryophyta menghasilkan komposisi

warna yang sama dengan tumbuhan darat lainnya?” dan tidak sesuai

dengan hipotesis “ Lichen dan bryophyta mempunyai gradasi warna-

warna yang sama dengan tumbuhan plantae”. Jika rumusan

permasalahan dan hipotesisnya seperti itu, maka judul yang diberikan

adalah “Perbandingan Pigmen Fotosintesis Lichen, Lumut, dan Plantae”,

atau “Pigmen Fotosintesis Lichen dan Lumut”.

Pada kualitas cukup, judul tidak ringkas tapi kalimatnya cukup

sesuai dengan permasalahan, tujuan, dan hipotesis misalnya pada judul

“Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati,

usus, jantung, ginjal, dan otot ikan terhadap efektifitas penguraian

hydrogen peroksida”, judul tersebut tidak ringkas (lebih dari 15 kata).

Padahal sebaiknya judul dibuat singkat, tidak lebih dari 15 kata, jelas

44,44

22,22

11,11

22,22

0

10

20

30

40

50

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Judul

Gambar 4.4 Distribusi Persentase Kualitas Judul

Page 41: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

90

menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti (Anonim, 2011).

Dengan demikian maka judul tersebut sebenarnya masih bisa dibuat

ringkas misalnya “Membandingkan pengaruh enzim katalase pada

‘organ dalam’ ikan terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida”

atau “Efektifitas kerja enzim katalase dalam mengurai hydrogen

peroksida pada berbagai organ dalam ikan”.

Pada judul yang diajukan meskipun tidak ringkas, tapi

kalimatnya cukup sesuai dengan rumusan permasalahan “Bagaimanakah

efektifitas kerja enzim katalase dalam mengurai hydrogen peroksida di

dalam berbagai jaringan tubuh hewan?” dan hipotesis yang diberikan

”semakin giat kerja jaringan tubuh, maka enzim katalase akan semakin

banyak atau berarti penguraian hydrogen peroksida semakin efektif”.

Jika melihat judul, rumusan permasalahan, dan hipotesis tersebut, maka

yang lebih cocok mungkin untuk rumusan masalah dan hipotesis seperti

itu maka judul yang diajukan adalah “Efektifitas kerja enzim katalase

dalam mengurai hydrogen peroksida di dalam berbagai organ dalam

ikan”.

Dalam kualitas baik, judul ringkas, cukup sesuai dengan

permasalahan, tujuan, dan hipotesis, seperti pada judul “Beberapa

tumbuhan yang mengandung enzim protease”. Judul tersebut sudah

ringkas (kurang dari 15 kata), cukup sesuai dengan rumusan

permasalahan “Selain nenas dan pepaya, adakah tumbuhan lain yang

mengandung protease?”, juga sesuai dengan tujuan percobaan untuk

Page 42: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

91

mengetahui tumbuhan apa saja yang mengandung enzim protease, dan

cukup sesuai dengan hipotesis “nenas, pepaya, jahe, jagung, dan buncis

mengandung enzim protease”. Jika dilihat dari rumusan permasalahan

“Selain nenas dan pepaya, adakah tumbuhan lain yang mengandung

protease?” tersebut, berarti nenas dalam hal ini sudah diketahui

mengandung enzim protease, sehingga seharusnya dalam hipotesis tidak

dicantumkan lagi, karena jika dicantumkan berarti pada nenas belum

diketahui ada atau tidaknya enzim protease.

Pada kualitas sangat baik, judul dibuat dengan ringkas, tepat,

sesuai dengan permasalahan, tujuan, dan hipotesis, seperti misalnya

pada judul “Pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal

terjadinya plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor”. Judul

tersebut sudah ringkas (kurang dari 15 kata), tepat dan sesuai dengan

rumusan permasalahan “Bagaimana pengaruh berbagai konsentrasi

larutan garam terhadap awal terjadinya plasmolisis pada daun tanaman

Rhoe discolor?”, juga sesuai dengan tujuan percobaan yang ingin

mengetahui awal terjadinya peristiwa plasmolisis pada daun tanaman

Rhoe discolor yang diletakkan pada larutan garam dengan konsentrasi

0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, dan 1%. Judul tersebut juga sesuai dengan

hipotesa yang diajukan yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan garam

yang diberikan, maka semakin besar kemungkinan terjadinya awal

plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor.

Page 43: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

92

b) Kualitas Latar Belakang

Latar belakang masalah adalah deskripsi singkat tentang obyek

penelitian yang memuat : 1) Penalaran pentingnya pembahasan masalah

atau alasan yang mendorong pemilihan masalah, 2) Telaah pustaka atau

komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas, 3) Manfaat praktis hasil pembahasan, serta 4)

Perumusan masalah pokok (grand problem) yang akan dibahas secara

jelas dan eksplisit dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang dapat

membangkitkan perhatian membaca (Akhmadfauzi, 2008).

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diketahui bahwa latar belakang

rata-rata berkualitas cukup, dan berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa

sebanyak 44,44% latar belakang berkualitas kurang, 22,22% berkualitas

cukup, dan 33,33% berkualitas baik (gambar 4.5).

Dalam kualitas kurang, latar belakang kurang mendukung

permasalahan seperti pada mini riset 9 dengan rumusan masalah

“Bagaimanakah efektifitas enzim katalase dalam menguraikan hydrogen

44,44

22,22

33,33

00

10

20

30

40

50

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Latar belakang

Gambar. 4.5 Distribusi Persentase Kualitas dalam Latar Belakang

Page 44: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

93

peroksida di dalam berbagai jaringan tubuh hewan” latar belakang yang

disusun adalah :

“pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi, menuntut guru menjadi seseorang yang kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna (meaningfully) dan membekali siswa dengan kecakapan hidup (life skill), penerapan tentang ilmu pengetahuan yang diberikan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari tercantum dalam kurikulum 2004 (depdiknas 2003) yaitu : pendidikan biologi di kehidupan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar melalui pemberian pengalaman secara langsung” Lalu pada pendahuluan diungkap telaah pustaka tentang enzim meskipun tidak mencantumkan rujukannya : “Dalam tubuh manusia senantiasa berlangsung reaksi kimia atau sering disebut dengan metabolism, dalam metabolism dibutuhkan dua komponen penting : ATP dan Enzim, enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Salah satu jenis enzim adalah enzim katalase yang berfungsi untuk menguraikan hydrogen peroksida (H2O2) dan merupakan racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses respirasi sel…”

Pada latar belakang tersebut hanya memuat tentang alasan

dilakukannya mini riset sebagai pembelajaran bermakna yang

disyaratkan KTSP dan telaah pustaka tentang enzim tanpa menyertakan

rujukannya. Dalam kualitas cukup, latar belakang kurang mendukung

permasalahan, karena hanya memuat 2 kriteria latar belakang, seperti

pada rumusan permasalahan mini riset 5 “Diantara ketiga bawang

(bawang merah, bawang putih, bawang bombay) adakah perbedaan

kecepatan pertumbuhan tunas akarnya? Faktor apa yang

mempengaruhinya? Apakah kandungan zat dan kadar air berpengaruh

terhadap pertumbuhan akar?”, latar belakang yang disusun untuk

Page 45: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

94

rumusan masalah tersebut hanya berupa penjelasan tentang kandungan

zat yang terdapat pada masing-masing bawang, tanpa menyinggung

secara khusus anatomi dan fisiologi yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan akar, dan tidak mengungkap alasan mengapa diadakan

penelitian tentang adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan tunas akar

pada bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay. Selain itu latar

belakang pada mini riset tersebut tidak secara spesifik dirumuskan

sebagai latar belakang, tapi sebagai dasar teori seperti yang dapat kita

simak pada rumusan berikut :

“Bawang merah (A. cepa L.) mengandung vitamin C, potassium, serat dan acid folic selain itu juga mengandung kalsium, zat besi, dan protein dengan kandungan yang tinggi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormone auksin dan giberellin. Secara penelitian ilmiah oleh tim ahli, kandungan kimia dari bawang merah adalah minyak atsirisikloain, metialin, dihidroalin, kaemferol, dan floroglusin. Bawang putih (Allium sativum) juga merupakan bahan utama untuk bumbu dasar makanan Indonesia. Umbi batang ini mengandung zat kalsium, saltivine : bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf, diallysulfide, alilpropil-disulfida, belerang, protein, lemak, fosfor, besi, dan vitamin A, B1, dan C. Bawang bombay (Allium cepa L) perbedaannya tidak terlalu mencolok, kecuali bentuk and bau atau aromanya. Di dalam bawang Bombay terdapat kandungan allicin, asam amino, kalsium, mangan, sodium, sulfur, vitamin C, vitamin E, minyak atsiri, quercitin, dan curcumin”.

Latar belakang seharusnya berisi keterangan atau informasi

tentang masalah atau topik yang dibahas dalam penelitian. Disamping

itu dikemukakan pula data dan fakta, temuan penelitian terdahulu dari

berbagai sumber informasi dan beberapa asumsi yang mendorong

timbulnya masalah yang dibahas, sedangkan dasar teori merupakan

Page 46: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

95

suatu kerangka teoretis yang mendasari perumusan hipotesis serta

pemecahan masalah penelitian (Anonim, 2011).

Pada kualitas baik, latar belakang cukup mendukung

permasalahan dan diurai cukup jelas seperti pada rumusan permasalahan

mini riset 4 “Apakah lichen dan bryophyta menghasilkan komposisi

warna yang sama dengan tumbuhan tumbuhan darat lainnya? Pigmen

apa saja yang terdapat pada lichen?”, latar belakangnya adalah:

“Seperti diketahui bahwa fotosintetis berlangsung di daun, tepatnya terjadi di kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang mengandung klorofil yang berfungsi untuk menangkap gelombang cahaya sehingga terjadi proses potosintetis. Klorofil merupakan pigment utama yang terdapat pada tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Selain klorofil di dalam kloroplas terdapat juga pigment karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Tetapi sedikit siswa mengetahui seperti apakah pigmen yang bertanggung jawab atas terjadinya proses fotosintetis tersebut bahkan ada beberapa siswa yang mempertanyakan tentang kelangsungan fotosintetis pada daun daun yang berwarna lain selain hijau. Percobaan ini bisa dilaksanakan untuk tumbuhan darat baik itu tumbuhan hijau (Plantae) ataupun tumbuhan tumbuhan dari divisio lumut, serta ganggang. Berdasarkan penelitian terdahulu tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan darat dari divisio plantae dan algae sebagai specimen dan ternyata memberikan gradasi pigment yang cukup baik. Permasalahannya adalah bagaimanakah dengan lichen dan bryophyta apakah akan menghasilkan komposisi warna yang sama dengan tumbuhan tumbuhan darat lainnya? Pigment apa saja yang terdapat pada lichen?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan usnea, parmelia serta lumut musci sebagai specimen dan sebagai pembanding di ambil tumbuhan jeruk”

Rumusan latar belakang tersebut sudah cukup memuat semua

kriteria yaitu alasan pemilihan masalah, telaah pustaka meskipun tidak

Page 47: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

96

menyertakan rujukannya, manfaat praktis, dan rumusan masalah pokok.

Alasan pemilihan masalah pada latar belakang tersebut adalah “Sedikit

siswa mengetahui seperti apakah pigmen yang bertanggung jawab atas

terjadinya proses fotosintetis”, telaah pustakanya yaitu “Kloroplas

merupakan organel plastida yang mengandung klorofil yang berfungsi

untuk menangkap gelombang cahaya sehingga terjadi proses

potosintetis. Klorofil merupakan pigment utama yang terdapat pada

tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b.

Selain klorofil di dalam kloroplas terdapat juga pigment karotenoid,

antosianin, dan fikobilin. Berdasarkan penelitian terdahulu tumbuhan

yang digunakan adalah tumbuhan darat dari divisio plantae dan algae

sebagai specimen dan ternyata memberikan gradasi pigment yang cukup

baik”, manfaat praktisnya yaitu “Percobaan ini bisa dilaksanakan untuk

tumbuhan darat baik itu tumbuhan hijau (Plantae) ataupun tumbuhan

tumbuhan dari divisio lumut, serta ganggang”, dan rumusan masalah

pokok dalam bentuk pertanyaan yang dapat membangkitkan perhatian

pembaca tetapi kurang diurai secara jelas yaitu “Permasalahannya

adalah bagaimanakah dengan lichen dan bryophyta apakah akan

menghasilkan komposisi warna yang sama dengan tumbuhan tumbuhan

darat lainnya? Pigment apa saja yang terdapat pada lichen?”.

Latar belakang belum ada yang dalam kualitas sangat baik.

Berdasarkan hasil wawancara ternyata sulitnya merumuskan latar

belakang karena sulitnya mendapatkan literature yang tepat dan ini

Page 48: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

97

sesuai dengan hasil angket (Tabel 4.4) sebanyak 30% guru merasakan

sulitnya mendapatkan literatur.

c) Kualitas Rumusan Permasalahan

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa rumusan permasalahan

yang dibuat guru rata-rata berkualitas baik, berarti semua guru sudah

mampu merumuskan masalah, tetapi ada satu mini riset (mini riset

nomor 9) yang rumusan masalahnya dikategorikan berkualitas cukup,

hal tersebut karena tidak mampu membuat laporan tertulis sehingga

tidak diketahui bagaimana rumusan permasalahannya, tetapi ketika

dianalisis dari laporan pada saat presentasi rumusan permasalahan mini

riset tersebut berkualitas baik. Rumusan permasalahan pada mini riset

tersebut yaitu “Bagaimanakah efektifitas kerja enzim katalase dalam

mengurai hidrogen peroksida di dalam berbagai jaringan tubuh

hewan?”. Rumusan permasalahan tersebut menarik, kreatif walau bukan

suatu yang baru, dan dapat diaplikasikan untuk pembelajaran siswa.

011,11

88,89

00

20

40

60

80

100

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Disribusi Persentase Kualitas Rumusan

Masalah

Gambar 4.6 distribusi Persentase Kualitas Rumusan permasalahan

Page 49: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

98

Menarik karena biasanya uji aktivitas enzim katalase yang sering

dilakukan di sekolah terbatas pada organ hati saja sementara pada mini

riset ini selain organ hati juga dibandingkan dengan berbagai organ yang

lain, jadi dalam hal ini ada kreatifitas juga walau bukan suatu yang baru,

dan dapat diaplikasikan untuk pembelajaran siswa, yaitu di kelas XII

pada konsep Metabolisme.

Contoh lain misalnya rumusan permasalahan pada mini riset 2

“Bagaimana pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal

terjadinya peristiwa plasmolisis pada daun tanaman Rhoeo discolor?”.

Rumusan masalah tersebut menarik karena dalam hal ini proses

plasmolisis jaringan daun tanaman Rhoe discolor diamati menggunakan

konsentrasi garam yang berbeda, dan bisa dilihat langsung prosesnya

dibawah mikroskop. Jadi dalam hal ini ada kreatifitas juga walau bukan

suatu yang baru, dan dapat diaplikasikan untuk pembelajaran siswa yaitu

di kelas XI pada konsep Jaringan Tumbuhan.

d) Kualitas Hipotesis

Kegiatan merumuskan hipotesis (dugaan sementara) merupakan

hal yang esensial dilakukan guru untuk memperkirakan apa yang terjadi

dari suatu percobaan yang dilakukan siswa. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Sanjaya (2006) bahwa kemampuan guru dalam

membuat hipotesis merupakan kemampuan setiap individu untuk

menebak atau memperkirakan dari suatu permasalahan. Menurut Joyce

Page 50: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

99

(2000) hipotesis dirumuskan setelah dikumpulkan fakta-fakta yang

berhubungan dengan permasalahan, dan menurut Wenning (2007)

hipotesis dapat dirumuskan dengan secara induktif. Berarti dalam hal ini

guru harus mencari informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan

permasalahan.

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata kualitas

hipotesis yang dibuat guru adalah baik, dan berdasarkan Tabel 4.2

diperoleh data bahwa sebanyak 11,11% hipotesis berkualitas kurang,

55,56% berkualitas baik dan 33,33% hipotesis berkualitas sangat baik

(gambar 4.7). Hipotesis berkualitas kurang contohnya hipotesis mini

riset 9 “Semakin giat kerja jaringan tubuh, maka enzim katalase akan

semakin banyak atau berarti penguraian hydrogen peroksida semakin

efektif; hati ikan mengandung lebih banyak enzim katalase

dibandingkan makhluk lainnya”, terlihat bahwa hipotesis dikembangkan

sebagian-sebagian dan belum jelas dalam hal ini dalam kalimat

“semakin giat kerja jaringan tubuh” belum spesifik menjelaskan giatnya

11,11

0

55,56

33,33

0

10

20

30

40

50

60

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Hipotesis

Gambar.4.7 Distribusi Persentase Kualitas Hipotesis

Page 51: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

100

dalam hal apa, seharusnya mungkin hipotesis yang diajukan adalah

“semakin banyak gelembung oksigen atau semakin lama bara api

menyala maka penguraian hydrogen peroksida semakin efektif pada

suatu organ, yang berarti bahwa organ tersebut lebih banyak

mengandung enzim katalase”. Pada hipotesis juga terdapat kalimat “hati

ikan mengandung lebih banyak enzim katalase dibandingkan makhluk

lainnya”, hipotesis ini salah karena mini riset ini tidak membandingkan

efektifitas enzim katalase yang terdapat pada organ hati dari berbagai

makhluk hidup, tapi membandingkan efektifitas enzim katalase pada

berbagai organ dalam ikan, seharusnya hipotesis tersebut adalah “hati

ikan mengandung lebih banyak enzim katalase dibandingkan organ

dalam yang lain pada ikan”.

Pada kualitas baik, hipotesis dikembangkan secara cukup tepat,

mengidentifikasi kedua variable, dapat diuji, tapi tidak spesifik, seperti

misalnya pada hipotesis mini riset 8 ”Keadaan vitamin C dipengaruhi

oleh suhu, pemanasan akan merusak struktur kimia vitamin C; Untuk

mempertahankan kandungan vitamin C dalam makanan, maka

dibutuhkan NaHCO3”, hipotesis ini dikembangkan secara cukup tepat,

mengidentifikasi kedua variable (suhu terhadap keadaan vitamin C dan

NaHCO3 terhadap keadaan vitamin C), meskipun tidak spesifik karena

belum jelas keadaan yang bagaimana dari vitamin C yang diteliti

apakah konsentrasinya atau volumenya, tapi keduanya dapat diuji.

Page 52: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

101

Pada kualitas sangat baik hipotesis dinyatakan tepat, spesifik,

mengidentifikasi kedua variabel dan dapat diuji, misalnya pada hipotesis

mini riset “Lichen dan bryophyte mempunyai gradasi warna-warna yang

sama dengan tumbuhan plantae”, variable bebasnya lichen dan

bryophyte, variable terikatnya gradasi warna, dan kontrolnya tumbuhan

plantae, variable-variabel tersebut dapat diuji dengan serangkaian

langkah kerja yang telah dirumuskan untuk mengidentifikasi pigmen apa

saja yang terdapat pada lichen dan bryophyte (lumut), apakah sama

dengan pigmen yang terdapat pada tumbuhan plantae atau tidak.

e) Kualitas Desain Percobaan

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data bahwa rata-rata aspek

desain percobaan berkualitas baik, dan jika dianalisis secara spesifik dari

skor aspek desain percobaan yang diperoleh setiap mini riset (Tabel 4.2)

diperoleh data bahwa sebanyak 22,22% desain percobaan berkualitas

kurang, 11,11% cukup, 55,56% baik, dan 11,11% desain percobaan

berkualitas sangat baik seperti yang terlihat pada gambar 4.8.

22,22

11,11

55,56

11,11

0

20

40

60

Kurang cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Desain percobaan

Gambar 4.8 Distribusi Persentase Kualitas Desain Percobaan

Page 53: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

102

Pada kualitas kurang, percobaan dirancang tidak relevan dengan

pertanyaan/hipotesis, banyak komponen yang hilang sehingga

percobaan tidak memungkinkan untuk diulang. Misalnya pada mini riset

7, untuk menguji hipotesis “Pada umbi terdapat enzim katalase”,

alat/bahan tidak disebutkan, keselamatan kerja tidak diulas, eksrak yang

dibuat tidak ditimbang dahulu umbinya dan jumlah gelembung yang

dihasilkan tidak diukur volumenya, serta tidak dilakukan uji bara untuk

membuktikan bahwa gas yang dihasilkan pada percobaan tersebut

adalah oksigen, seperti dinyatakan dalam hasil rekaman berikut:

“…Yang pertama saya coba itu lobak, setelah dimasukkan ke H2O2 gelembungnya itu sedikit sekali, saya lihatnya masing-masing selama 2 menit. Setelah 2 menit itu ternyata di dalam tabung reaksi terdapat gelembung sekitar seperempat tabung saja, sedikit sekali gitu… Berikutnya wortel, diamati juga sama selama 2 menitan, kalau wortel itu sampai setengahnya gelembungnya, tapi ketika yang saya masukkan singkong, itu langsung seperti ketika kita masukkan ekstrak hati, gelembungnya sampai ke atas. Kemudian ubi jalar, ubi jalar juga sedikit hampir sama seperti wortel gelembungnya terbentuk. Pada talas, gelembungnya tiga perempatnya lebih dikit…”

Pada kualitas cukup, salah satu komponen disusun dengan tidak

tepat sehingga percobaan susah untuk diulang, misalnya pada mini riset

5 untuk menguji hipotesis “Kecepatan pertumbuhan tunas akar pada

ketiga macam bawang berbeda; Kandungan air mempengaruhi

kecepatan pertumbuhan akar; Kandungan protein, lemak, dan amilum

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tunas akar”. Pada percobaan ini

menggunakan bawang yang berbeda (dalam jenis yang sama) untuk

Page 54: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

103

semua perlakuan, sebaiknya setiap jenis bawang (baik bawang merah,

bawang putih, bawang bombay) yang digunakan untuk menguji

kecepatan pertumbuhan, kandungan air, dan kandungan zat makanan,

adalah sama, agar hasilnya bisa dibandingkan (berarti dalam hal ini

membandingkan kecepatan pertumbuhan tunas akar pada berbagai jenis

bawang).

Pada kualitas baik semua komponen percobaan disusun, tapi

terdapat sedikit kesalahan yang tidak berarti untuk menguji hipotesis,

sehingga percobaan masih dapat diulang, seperti pada mini riset 1 untuk

menguji hipotesis “Bagaimanakah efektifitas kerja enzim katalase dalam

mengurai hydrogen peroksida di dalam berbagai jaringan tubuh

hewan?”, terdapat kekurangan dalam pembuatan ekstrak, organ yang

dibuat ekstrak tidak ditimbang dahulu dan aquadest yang ditambahkan

ke dalam ekstrak juga tidak ditetapkan volumenya, hanya berdasarkan

kekentalan saja, sehingga ada kemungkinan pembuatan ektrak yang lain

tidak seragam, tapi percobaan masih dapat diulang.

Dalam kualitas sangat baik, semua komponen desain percobaan

(tujuan, kontrol, alat/bahan, cara kerja, jumlah pengulangan, keamanan

kerja) dikembangkan dan disusun dengan tepat untuk menguji

pertanyaan atau hipotesis yang diajukan, sehingga percobaan dapat

diulang. Misalnya pada mini riset 4 untuk menguji hipotesis “Lichen

dan bryophyte mempunyai gradasi warna yang sama dengan tumbuhan

plantae”, ditetapkan tujuan untuk membuktikan bahwa lichen dan

Page 55: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

104

bryophyte mempunyai gradasi warna yang sama dengan plantae, yang

dijadikan kontrol adalah daun jeruk. Alat/bahan, cara kerja, jumlah

pengulangan, dan keamanan kerja dikembangkan dengan sangat tepat,

dan merujuk dari hasil penelitian sebelumnya.

Jika dilihat dari hasil desain percobaan guru tersebut, kualitasnya

bervariasi (ada yang masih kurang, sudah cukup, baik, dan sangat baik),

hal ini menunjukkan bahwa terdapat variasi kemampuan guru dalam

merencanakan (mendesain) mini riset. Hal ini berarti bahwa diantara

guru masih ada yang belum memahami proses inkuiri, yang terbukti

masih adanya kualitas kurang (22,22%) pada aspek desain

(merencanakan) percobaan, yang berarti guru masih pemula (belum bisa

melakukan/membuat) desain percobaan. Padahal menurut Alberta

(2004) merencanakan dan melaksanakan percobaan sebagai proses

inkuiri adalah kunci keberhasilan guru, karena pada aspek ini

seharusnya dapat dipahami bahwa tujuan mendasar dari proses

pembelajaran berbasis inkuiri adalah untuk mengembangkan

keterampilan ‘belajar untuk belajar’. Menurut NRC (1996) guru perlu

merancang percobaan (penelitian) agar dapat menyediakan ruang dan

waktu yang cukup pada siswa untuk melaksanakan penelitian dan harus

berpartisipasi dalam pemusatan alokasi waktu dan penelitian lain pada

program sains.

Page 56: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

105

f) Kualitas Metoda Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, hendaknya guru dapat

merangkum informasi baik dalam bentuk kata-kata, grafik, tabel,

maupun gambar. Hal tersebut ditegaskan oleh NRC (2000) bahwa

beberapa bagian yang esensial dari proses inkuiri yaitu kemampuan

mengkomunikasikan, merangkum informasi, mengolah data dan

menggunakan diagram, gambar, model, tabel, dan diagram grafik.

Pada kegiatan percobaan menuntut guru untuk mengumpulkan

informasi yang dapat membantu dalam menganalisis data yang

terkumpul. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (2000) bahwa pada

tahap melaksanakan percobaan, dilakukan pengumpulan informasi

tentang peristiwa yang dialami atau dilihat, untuk membuktikan objek

dan kondisi, dan menyelidiki peristiwa situasi masalah.

Berdasarkan data pada Tabel 4.1, aspek metoda mengumpulkan

data rata-rata berkualitas baik, dan berdasarkan Tabel 4.2 secara spesifik

terlihat bahwa kualitas aspek metode pengumpulan data sebanyak

22,22% kurang, 11,11% cukup, 44,44% baik, dan 22,22% sangat baik.

Ini berarti terdapat variasi kemampuan guru dalam mengumpulkan data.

22,2211,11

44,44

22,22

0

20

40

60

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Metode

pengumpulan data

Gambar 4.9 Distribusi Persentase Kualitas Metoda Pengumpulan Data

Page 57: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

106

Pada kualitas kurang, pengumpulan data tidak sesuai, data tidak

dicatat atau disajikan secara tersusun, seperti pada tabel hasil

pengumpulan data pengamatan mini riset 7 “Menguji enzim katalase

pada umbi-umbian” berikut:

Tabel hasil percobaan “Menguji enzim katalase pada umbi-umbian Pengulangan 1

Tabung Perlakuan Gelembung Uji nyala api dengan

bara api A H2O2 + Ekstraks lobak o + B H2O2 + Ekstraks wortel oo + C H2O2 + Ekstraks ubi jalar oo + D H2O2 + Ekstraks singkong ooo + E H2O2 + Ekstraks talas oooo +

Pengulangan 2

Tabung Perlakuan Gelembung Uji nyala api dengan

bara api A H2O2 + Ekstraks lobak o + B H2O2 + Ekstraks wortel oo + C H2O2 + Ekstraks ubi jalar oo + D H2O2 + Ekstraks singkong ooo + E H2O2 + Ekstraks talas oooo +

Pengulangan 3

Tabung Perlakuan Gelembung Uji nyala api dengan

bara api A H2O2 + Ekstraks lobak o + B H2O2 + Ekstraks wortel oo + C H2O2 + Ekstraks ubi jalar oo + D H2O2 + Ekstraks singkong ooo + E H2O2 + Ekstraks talas oooo +

Pengulangan 4

Tabung Perlakuan Gelembung Uji nyala api dengan

bara api A H2O2 + Ekstraks lobak o + B H2O2 + Ekstraks wortel oo + C H2O2 + Ekstraks ubi jalar oo + D H2O2 + Ekstraks singkong ooo + E H2O2 + Ekstraks talas oooo +

Keterangan : oooo = bila gelembung sangat banyak ooo = gelembung banyak

oo = sedang o = sedikit + = bila ada bara api - = tidak ada bara api

Page 58: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

107

Pada tabel diatas, pengumpulan data tidak sesuai, data tidak dicatat

atau disajikan secara tersusun. Pencatatan data “Gelembung” hanya berupa

bulatan-bulatan dengan jumlah yang berbeda pada setiap perlakuan dan data

“Uji nyala dengan bara api” hanya menampilkan data berupa tanda “+”

dengan jumlah yang sama pada setiap perlakuan. Pada keterangan hanya

dijelaskan jumlah gelembung yang berbeda tersebut dengan keterangan

gelembung sangat banyak, banyak, sedang, dan sedikit tanpa menyebutkan

berapa volumenya. Hal itu dapat mengakibatkan adanya kemungkinan

interpretasi yang berbeda pada setiap perlakuan dan pengulangan, misalnya

empat bulatan pada perlakuan 1 belum tentu interpretasinya sama dengan 4

bulatan pada perlakuan 2, karena yang dibandingkan sangat banyak,

banyak, sedang, dan sedikitnya hanya diantara perlakuan pada satu

pengulangan saja. Di samping itu, jika kita lihat dari data setiap

pengulangan ternyata data yang ditampilkan sama semuanya, tidak ada

perbedaan sama sekali, hal ini seolah-olah data yang dihasilkan merupakan

“copy paste” dari pengulangan pertama, dan berdasarkan dari hasil

pengamatan observer pada saat mini riset ini dilakukan, sebenarnya hasil

percobaannya tidak sama persis seperti itu pada setiap pengulangan. Dengan

demikian maka pengumpulan datanya masih berupa perkiraan, hal ini

didukung oleh hasil rekaman audiovisual yang ditranskripkan sebagai

berikut :

“…Yang pertama saya coba itu lobak, setelah dimasukkan ke H2O2 gelembungnya itu sedikit sekali, saya lihatnya masing-masing selama 2 menit. Setelah 2 menit itu ternyata di dalam tabung reaksi terdapat gelembung sekitar seperempat tabung saja,

Page 59: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

108

sedikit sekali gitu… Berikutnya wortel, diamati juga sama selama 2 menitan, kalau wortel itu sampai setengahnya gelembungnya, tapi ketika yang saya masukkan singkong, itu langsung seperti ketika kita masukkan ekstrak hati, gelembungnya sampai ke atas. Kemudian ubi jalar, ubi jalar juga sedikit hampir sama seperti wortel gelembungnya terbentuk. Pada talas, gelembungnya tiga perempatnya lebih dikit…”

Pada kualitas kurang juga ada laporan mini riset yang tidak

melakukan metode pengumpulan data sama sekali, yaitu pada mini riset 9

dengan judul “Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di

dalam hati, usus, jantung, ginjal, dan otot ikan terhadap efektifitas

penguraian hydrogen peroksida”.

Pada kualitas cukup pengumpulan data dilakukan secara minim, data

dicatat dan disajikan tapi tidak tersusun, seperti yang terlihat pada tabel

hasil pengamatan mini riset 8 “Uji Vitamin C” berikut:

Berdasarkan tabel tersebut, data dicatat tapi tidak tersusun. Pada

baris pertama tabel tersebut tertulis “rata-rata volume I2”, pada baris

keduanya tertulis “3 ml vitamin” dan “3 ml vitamin C+3 ml air”, hal ini

tidak jelas menyebutkan rata-rata volume I2 yang bagaimana apakah yang

ditambahkan pada 3 ml vitamin C dan yang ditambahkan pada 3 ml vitamin

C+3 ml air, atau rata-rata I2 yang dibutuhkan untuk iodometri pada 3 ml

Tabel hasil percobaan “Uji Vitamin C”

Perlakuan Rata-rata volume I2

3 ml vitamin C 3 ml vitamin C + 3 ml air

Vitamin C normal 2,4 ml 2,5 ml

Vitamin C dipanaskan 2,5 ml 2,7 ml

Vitamin C + NaHCO3 2,3 ml 2,5 ml

Vitamin C dipanaskan + NaHCO3 2,4 ml 2,5 ml

Page 60: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

109

vitamin C dan 3 ml vitamin C+3 ml air pada setiap perlakuan. Metoda

pengumpulan data tersebut tidak dapat dengan jelas mengkomunikasikan

apa yang hendak disampaikan, kemungkinan dapat menimbulkan

misunderstanding pada beberapa pembaca yang tidak mengetahui tujuan

dan desain percobaan. Selain itu pada tabel tersebut juga hanya disajikan

rata-rata data dari setiap pengulangan perlakuan, sedangkan data

pengulangan setiap perlakuannya tidak disajikan.

Pada kualitas baik, sejumlah data yang masuk dikumpulkan dalam

keadaan yang sesuai, data dicatat dan disajikan dengan menggunakan

metoda yang tersusun, seperti dapat dilihat pada tabel hasil pengumpulan

data dari mini riset 5 “Perbandingan pertumbuhan tunas akar pada bawang

merah, bawang putih, dan bawang Bombay dalam kondisi yang sama”

berikut :

Pada tabel diatas terlihat bahwa data sudah dicatat, pengumpulan

dan penyajiannya sudah tersusun, tapi pada tabel kurang spesifik

menyebutkan aspek “panjang” untuk menunjukkan panjang apa. Kalau mau

dikomunikasikan harus secara jelas disebutkan bahwa panjang tersebut

adalah panjang akar. Data pada setiap bawang dan pengulangannya dicatat,

Tabel hasil percobaan “Perbandingan pertumbuhan tunas akar pada bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay dalam kondisi yang sama”

Pengulangan Jenis Bawang

Bawang merah Bawang bombay Bawang putih Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah

1 7,5 10 8,2 21 1 2 2 6,5 15 8,1 28 1,6 5 3 11,6 53 2 1 1 4 4 8,7 42 6,3 32 1 39 Rata-rata 8,58 30 6,15 20 1,15 12

Keterangan : Panjang dalam satuan cm Jumlah dihitung per helai akar

Page 61: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

110

baik pada panjang akar (dalam satuan cm) maupun pada jumlah helaian

akarnya. Rata-rata data pada setiap bawang dan pengulangannya pun

dicatat, sehingga kita sebagai pembaca dapat membuat kesimpulan sendiri

pada jenis bawang yang mana yang akarnya paling panjang dan jumlah

akarnya paling banyak.

Pada kualitas sangat baik data yang signifikan dikumpulkan sangat

efisien dengan cara yang tepat, data dicatat akurat dan disajikan

menggunakan metoda tersusun dan sangat relevan seperti pada

pengumpulan data mini riset 1 “Membandingkan pengaruh enzim katalase

yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap

efektifitas penguraian hydrogen peroksida” berikut :

Pada tabel pengumpulan data tersebut, data dikumpulkan sangat

efisien dengan cara yang tepat, data dicatat akurat dan disajikan

Tabel hasil percobaan “Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida”

No

Percobaan /Perlakuan

Hasil Reaksi dalam setiap pengulangan Rata-rata

1 2 3 4 5 A B A B A B A B A B A B

1 ekstrak Hati+ H2O2

24 ml

16’’ 20 ml

18’’ 23 ml

16’’ 25 ml

18’’ 25 ml

20’’

23,4 ml

17,6 detik

2 ekstrak Jantung+H2O2

15 ml

9’’ 15 ml

12’’ 8 ml

8’’ 11 ml

14’’ 12 ml

20’’

12,2 ml

12,6 detik

3 ekstrak Usus + H2O2

14 ml

13’’ 10 ml

8’’ 11 ml

10’’ 15 ml

12’’ 13 ml

12’’

12,6 ml

11 detik

4 ekstrak Otot + H2O2

2 ml*

- 2 ml*

- 1 ml*

- 2 ml*

- 1 ml*

- 1,6 ml

-

5 ekstrak Ampela+ H2O2

18 ml*

2’’ 14 ml*

3’’ 14 ml*

3’’ 16 ml*

2’’ 15 ml*

5’’ 15,4 ml

1,88 detik

Catatan: A = Jumlah gelembung dalam satuan ml B = perubahan bara menjadi nyala api (Lama nyala api) 1 – 5 = Banyaknya Ulangan * = gelembung / busa lebih padat kerapatannya

Page 62: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

111

menggunakan metoda tersusun dan sangat relevan, seperti yang terlihat di

atas hasil reaksi dari setiap perlakuan dengan kelima kali pengulangannya

dicatat baik jumlah gelembungnya (dalam satuan milliliter) maupun

lamanya nyala api (dalam satuan detik). Selain itu pada tabel tersebut juga

terlihat adanya penghitungan rata-rata data dari semua pengulangan,

sehingga bisa diperoleh kesimpulan umum dari hasil reaksi enzim pada

setiap perlakuan, baik hasil reaksi berupa jumlah gelembungnya maupun

lamamya nyala api dari bara, sebagai indicator dihasilkannya oksigen pada

reaksi enzim tersebut, sehingga memudahkan pembaca yang lain juga untuk

memberi kesimpulan perlakuan mana yang menghasilkan gelembung paling

banyak dan nyala api paling lama.

Jika dilihat dari bagaimana metoda pengumpulan data yang

dilakukan guru, dapat diperoleh gambaran bahwa kemampuan guru dalam

mengumpulkan data bervariasi, ada yang sudah mampu yang ditunjukkan

dengan kualitas mengumpulkan datanya yang cukup, baik, dan sangat baik,

tapi ada juga yang kurang mampu yang ditunjukkan dengan kualitas metoda

pengumpulan datanya yang masih kurang. Kurangnya kemampuan guru

dalam menenentukan metode pengumpulan data agaknya kurang disadari,

hal ini karena berdasarkan hasil angket pada pertanyaan tentang kesulitan

yang dialami pada saat melaksanakan mini riset tidak ada satu orang pun

guru yang memilih aspek pengambilan dan pengumpulan data.

Page 63: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

112

g) Kualitas dalam Menganalisis Data

NSTA & AETS (1998) menyatakan bahwa siswa sains seharusnya

diberi kesempatan untuk menganalisis data sehingga siswa dapat

meningkatkan kreativitas dalam membuat suatu komunikasi seperti

membuat tabel dan grafik, sehingga dalam pembelajaran berbasis inkuiri

guru dituntut agar dapat mengasah keterampian siswa dalam menganalisis

data untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang masuk akal. Dengan

demikian guru pun harus mampu dalam menganalisis data.

Carin (1997) mengatakan bahwa kemampuan menganalisis

merupakan kemampuan membuat kesimpulan sementara berdasarkan

penalaran untuk menjelaskan suatu hasil observasi. Berdasarkan data pada

Tabel 4.1 diperoleh data bahwa aspek analisis data secara rata-rata

berkualitas cukup dan berdasarkan Tabel 4.2 seperti dapat dilihat pada

gambar 4.10 diperoleh bahwa aspek menganalisis data pada mini riset guru

sebanyak 33,33% berkualitas kurang dan 66,67% analisis data berada pada

kualitas cukup.

33,33

66,67

0 00

20

40

60

80

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Analisis data

Gambar 4.10 Distribusi Persentase Kualitas Analisis Data

Page 64: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

113

Pada kualitas kurang, analisis dilakukan kurang tepat atau bahkan

tidak membuat analisis sama sekali seperti pada mini riset 9. Analisis yang

kurang tepat misalnya pada analisis data laporan mini riset 7 “Menguji

enzim katalase pada umbi-umbian” berikut : “Setelah dilakukan percobaan

pada larutan H2O2 dengan ekstrak umbi tanaman didapatkan gelembung

(ini menunjukkan adanya kerja enzim katalase pada peroksida/H2O2).

Begitu juga ketika diuji dengan uji nyala api dengan bara lidi”. Analisis

tersebut kurang tepat karena tidak menganalisis semua data hasil percobaan

pada setiap umbi, analisis hanya dilakukan secara umum saja, sehingga

perbedaan aktivitas enzim katalase pada masing-masing umbi tidak

terjelaskan.

Pada kualitas cukup, analisis data dilakukan dengan menggunakan

statistik/matematik sederhana, mereka hanya merata-rata atau menghitung

persentase, seperti pada analisis data mini riset 1 berikut (lihat juga tabel

hasil percobaan “Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di

dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap efektifitas

penguraian hydrogen peroksida” diatas) :

“Perlakuan 1 (Ekstrak Hati + H 2O2) :Berdasarkan data hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah gelembung yang dihasilkan setelah 5 kali pengulangan menghasilkan rata-rata sebanyak 23,4 ml dan perubahan bara menjadi nyala api setelah 5 kali pengulangan menghasilkan rata-rata sebanyak 17,6 detik. Adapun kondisi gelembung yang terbentuk selama percobaan adalah gelembung yang besar-besar dan renggang disertai adanya tekanan udara yang menekan ibu jari pada saat menutup mulut tabung. Ini berarti jumlah oksigen yang terbentuk lebih banyak, sehingga nyala api cukup besar dan lama”.

Page 65: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

114

Contoh lain untuk analisis data berkualitas cukup misalnya pada

analisis data hasil pengamatan dari mini riset 5 “Perbandingan pertumbuhan

tunas akar pada bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay dalam

kondisi yang sama” berikut :

“Kecepatan pertumbuhan tunas akar pada ketiga macam bawang berbeda, karena setelah dilakukan pengamatan selama 7 hari, kecepatan pertumbuhan tunas akar pada ketiga macam bawang berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh data yang didapatkan. Pada bawang merah rata-rata panjang tunas akar pada hari ke-7 adalah 8,58 cm dengan jumlah tunas akar sebanyak 30. Pada bawang bombay rata-rata panjang tunas akar pada hari ke-7 adalah 6,15 cm dengan jumlah tunas akar sebanyak 20. Pada bawang putih rata-rata panjang tunas akar pada hari ke-7 adalah 1,15 cm dengan jumlah tunas akar sebanyak 12. (Berdasarkan hasil perhitungan persentase kandungan air pada masing-masing bawang dengan membandingkan rata-rata jumlah kandungan air dan rata-rata berat bawangnya) diperoleh data bahwa kandungan air pada bawang merah adalah 70,06%, pada bawang putih adalah 66,41%, dan pada bawang bombay adalah 77,44%”.

Pada analisis data tersebut sudah cukup dapat menunjukkan rata-rata

panjang tunas dan jumlah tunas akar yang tumbuh, tapi belum dapat

mengkorelasikan antara panjang tunas akar dan jumlah tunas akar yang

tumbuh tersebut, misalnya pada bawang merah rata-rata panjang tunas akar

pada hari ke-7 adalah 8,58 cm dengan jumlah tunas akar sebanyak 30, maka

berarti berapa rata-rata pertumbuhan masing-masing tunas akar setiap

harinya, mana yang lebih cepat rata-rata pertumbuhan tunasnya, apakah

bawang merah, bawang bombay, ataukah bawang putih. Kemudian jika

dilihat dari hipotesis bahwa kandungan air yang mempengaruhi kecepatan

pertumbuhan akar tersebut, analisis datanya juga kurang. Harusnya

dikorelasikan antara kecepatan pertumbuhan akar dengan persentase

Page 66: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

115

kandungan airnya, sehingga jelas terlihat bedanya antara ketiga bawang

tersebut mana yang lebih cepat pertumbuhan akarnya, dan apakah benar

faktor penyebabnya adalah kandungan air.

Jika dilihat dari hasil analisis aspek analisis data yang masih berada

pada kualitas kurang dan cukup (tidak ada yang berkualitas baik, apalagi

sangat baik) maka berarti banyak guru yang belum mampu menganalisis

data dengan baik. Kemampuan guru masih lemah dalam hal menarik suatu

pola atau keteraturan dari data, melakukan korelasi antara data yang satu

dengan yang lainnya, juga dalam penggunaan uji statistiknya. Tapi hal itu

sepertinya kurang disadari oleh guru karena berdasrakan hasil angket, hanya

10% guru saja yang merasa kesulitan dalam menganalisis data.

h) Kualitas Kesimpulan

Kesimpulan merupakan penjelasan berdasarkan apa yang diketahui

dan diamati, dan membutuhkan penalaran untuk menjawab hipotesis

(Shavelson, 2002). Berdasarkan data pada tabel 4.1 diperoleh data bahwa

rata-rata kualitas kesimpulan adalah baik, dan jika dianalisis secara spesifik

kualitas pada aspek kesimpulan seperti pada tabel 4.2 diperoleh data bahwa

sebanyak 11,11% kesimpulan berkualitas kurang, 44,44% berkualitas

cukup, 22,22% berkualitas baik, dan 22,22% berkualitas sangat baik.

Page 67: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

116

Pada kualitas cukup, kesimpulan kurang memberikan penjelasan

dari hasil dan hanya sedikit memberikan hubungan dengan

pertanyaan/hipotesis, misalnya pada mini riset 5 untuk menguji hipotesis

“Kecepatan pertumbuhan tunas akar pada ketiga macam bawang berbeda;

Kandungan air mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar; Kandungan

protein, lemak, dan amilum mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tunas

akar”, kesimpulan yang disusun adalah “Dari hasil pengamatan yang

didapat ternyata kecepatan pertumbuhan tunas akar dari bawang merah,

bawan bombay dan bawang putih didapat hasil yang berbeda-beda, 2)

Kandungan air pada bawang berbanding lurus terhadap kecepatan

pertumbuhan tunas akar. Dari hasil disimpulkan bahwa bawang yang

memiliki kandungan air tinggi memiliki kecepatan pertumbuhan lebih

cepat”. Dari kesimpulan tersebut, jelas sekali tidak menyinggung tentang

pengaruh kandungan protein, lemak, dan amilum terhadap pertumbuhan

tunas akar, padahal pada hipotesis ada, sehingga hanya sedikit berhubungan

dengan hipotesis.

11,11

44,44

22,22 22,22

0

10

20

30

40

50

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Kesimpulan

Gambar 4.11 Distribusi Persentase Kualitas Kesimpulan

Page 68: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

117

Pada kualitas baik, kesimpulan memberikan penjelasan yang masuk

akal dari hasil dan cukup sesuai dengan hipotesis. Misalnya pada mini riset

4 “Pigmen photosintesis Lichen”, yang ingin menguji hipotesis “Lichen dan

bryophyta mempunyai gradasi warna yang sama dengan tumbuhan plantae”

dengan hasil seperti gambar berikut :

kesimpulan yang diberikan adalah :

“Pada usnea ternyata terdapat pigmen : 1. Carotene, 2. Phaeophytin, 3. Lutein, 4. klorofil a dan klorofil b, 5. Neoxanthin. Pada parmellia muncul pigment: 1. Carotene, 2. Phaeophytin, 3. Lutein, 4. klorophyll a dan. klorophyll b. Pada tumbuhan musci di dapat gradasi pigmen: 1. Carotene, 2. Phaeophytin, 3. Lutein, 4. klorofil a dan klorofil b, 5. Neoxanthin.. Pada percobaan cromatografi kali ini muncul spot berwarna abu abu, dan terdapat di atas lutein . Diperkirakan ini adalah phaeophysin yang merupakan degradasi hasil pembentukan klorofil (katayama, journal of biology education, 2003 ) yang biasanya terdapat pada daun-daun yang tua, yang merupakan klorophyll yang kehilangan ion mg²+. Sementar lutein yang muncul lebih lambat dibandingkan klorofil a ternyata berpindah posisi diatas klorofil a dan di beberapa percobaan yang menggunakan solvent yang berbeda ( katayama , rini ( 2003 ) lutein muncul sebelum klorofil a dan terletak dibawah klorofil b. Terbukti bahwa pada tumbuhan lichen dan lumut mengandung pigment carotene, clorophyll a dan b, lutein dan neoxanthin (xanthophyll) seperti halnya terdapat pada tumbuhan plantae.”

a. b

Pemisahan pigmen pada : a) musci, b) usnea

Page 69: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

118

Kesimpulan tersebut cukup masuk akal dengan hasil percobaan yang

mengidentifikasi pigmen-pigmen pada Lichen (Usnea dan Parmelia) dan

pada Bryophyta (Musci) dan dibandingkan dengan tumbuhan pembanding

(Plantae) maka kesimpulan cukup sesuai dengan hipotesisnya.

Pada kualitas sangat baik, kesimpulan memberikan penjelasan yang

jelas sekali dari hasil, dan berhubungan langsung dengan pertanyaan atau

hipotesis, seperti pada mini riset “Membandingkan pengaruh enzim katalase

yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap

efektifitas penguraian hydrogen peroksida”. Kesimpulan yang disusun

adalah sebagai berikut:

“Setelah melihat dan membandingkan data hasil percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1) Pada umumnya hampir di setiap organ/jaringan hewan (ayam), dapat ditemukan enzim katalase, tetapi dengan kadar yang bervariasi. Hal tersebut kemungkinan bergantung pada fungsi masing-masing organ. Semakin berat fungsi organ maka jumlah katalase semakin banyak. 2) Dari hasil percobaan sebanyak 5 kali pengulangan terlihat bahwa hati merupakan organ yang paling banyak menghasilkan gelembung dan perubahan nyala apinya paling lama. Ini membuktikan bahwa di dalam hati, jumlah katalase lebih banyak dan bekerjanya pun lebih efisien. 3) Jadi, berdasarkan rumusan masalah dan hipotesa yang dibuat, serta melihat hasil percobaan, diketahui bahwa : Efektifitas penguraian hidrogen peroksida di dalam jaringan hewan secara berurutan adalah di hati, jantung, usus, ampela, dan otot”.

Kesimpulan tersebut memberikan penjelasan yang jelas sekali dari

hasil percobaan (lihat juga tabel hasil percobaan “Membandingkan

pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela,

dan otot ayam terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida”), dan

sesuai dengan hipotesis “Semakin giat kerja jaringan tubuh, maka enzim

katalase akan semakin banyak atau berarti penguraian hidrogen peroksida

Page 70: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

119

semakin efektif; Hati ayam mengandung lebih banyak enzim katalase

dibandingkan organ lainnya”.

Contoh lain rumusan kesimpulan dalam kualitas sangat baik adalah

pada mini riset “Pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal

terjadinya plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor“, kesimpulan yang

disusun adalah “Sel akan mengalami plasmolisis jika diletakkan dalam

larutan hipertonis, Awal plasmolisis terjadi pada sel yang diletakkan pada

larutan garam dengan konsentrasi 0,6%, Makin tinggi konsentrasi larutan

garam makin besar kerusakan pada membran sel”, kesimpulan tersebut

sesuai dengan hasil percobaan dan hipotesis “Semakin tinggi konsentrasi

larutan garam yang diberikan maka semakin besar kemungkinan awal

terjadinya plasmolisis pada daun Rhoe discolor”

Berdasarkan hasil analisis laporan mini riset, semua guru melakukan

pengulangan dalam mini risetnya, rata-rata sebanyak 4 atau 5 kali ulangan.

Dari hasil angket diperoleh keterangan bahwa mereka melakukan

pengulangan dengan alasan agar mendapat jawaban/hasil yang stabil (valid)

dan untuk menghilangkan/meminimalkan kesalahan-kesalahan teknik, juga

supaya percobaan betul-betul mendapatkan fakta yang benar dan akurat.

Hasil pengulangan percobaan/perlakuan akan berpengaruh terhadap

kesimpulan. Jika hasil pengulangan sudah stabil (mendapatkan data yang

tetap, tidak berbeda secara signifikan), maka kesimpulan yang diambil

sudah dapat dipertanggungjawabkan, sehingga hal ini juga berpengaruh

Page 71: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

120

pada kualitas dalam membuat kesimpulan yang berada pada kualitas cukup,

baik, dan sangat baik, tidak ada yang dalam kualitas kurang.

i) Kualitas Rekomendasi

Berdasarkan Tabel 4.1 rata-rata rekomendasi berkualitas baik, dan

secara spesifik analisis data terhadap kualitas pada aspek rekomendasi

(Tabel 4.2), diperoleh data bahwa sebanyak 22,22% berkualitas kurang,

33,33% berkualitas cukup, dan 44,44% rekomendasi berkualitas baik.

Pada kualitas kurang, tidak ada rekomendasi yang disusun pada

laporan mini riset, seperti pada mini riset 7 dan 9. Pada kualitas cukup,

rekomendasi tidak konsisten dengan penemuan dan ada pembelaan

pertahanan, contohnya pada percobaan untuk menguji hipotesis bahwa

“Nenas, papaya, jahe, jagung dan buncis mengandung enzim protease”,

kesimpulan yang dibuat dari hasil pengamatan adalah “Buah nenas, pepaya

dan rimpang jahe mengandung enzim protease”, rekomendasi yang

diberikan adalah “Penelitian lebih lanjut yang diharapkan dapat

22,22

33,33

44,44

00

10

20

30

40

50

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Distribusi Persentase Kualitas Rekomendasi

Gambar 4.12 Distribusi Persentase Kualitas Rekomendasi

Page 72: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

121

dilaksanakan: mengganti substrat dengan daging, atau dengan protein jenis

lain (dengan alasan enzim bekerja spesifik), mencari faktor-faktor yang

mempengaruhi aktivitas protease”. Rekomendasi tersebut hanya sedikit

sekali berhubungan dengan hasil penemuan, tidak memberikan rekomendasi

bagaimana seharusnya langkah kerja penelitian lebih lanjut agar

mendapatkan hasil yang signifikan.

Pada kualitas baik rekomendasi dibuat masuk akal, konsisten dengan

penemuan percobaan dan dipertahankan dengan baik contohnya pada mini

riset untuk membuktikan bahwa lichen dan bryophyta mempunyai gradasi

warna yang sama dengan tumbuhan plantae, diperoleh rekomendasi :

“Terbukti bahwa pada tumbuhan lichen dan lumut mengandung pigment carotene, clorophyll a dan b, lutein dan neoxanthin (xanthophyll) seperti halnya terdapat pada tumbuhan plantae”, rekomendasi yang diberikan adalah “1) Ekstrak daun digunakan lebih cepat lebih baik untuk menghindari kerusakan pigment, 2) Diameter penetesan pigmen tidak lebih dari 0,5 cm agar pigment lebih konsentrasi sehingga dapat dipidahkan oleh pelarut pemisah (running solvent), 3) Perendaman pada saat pemisahan tidak lebih tinggi dari 1 cm agar pelarut tidak cepat menyerap sehingga pigment dapat di pisah dengan jelas, 4) Kertas cromatografi dapat dipakai sebagai pengganti TLC mungkin dapat dicari solvent-solvent yang lebih cocok dan lebih aman dan murah”.

Dari analisis di atas, aspek rekomendasi masih ada yang dalam

kualitas kurang (22,22%). Berdsarkan hasil angket dan wawancara hal ini

karena guru merasa kesulitan dalam menganalisis data (10%), kesulitan

dalam mendapatkan literature yang tepat (30%), dan kesulitan dalam

pelaksanaan percobaan (10%), sehingga kurang dapat menganalisis

kekurangan atau kelebihan yang dapat dikemukakan dalam rekomendasi.

Page 73: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

122

2. Kendala/Kesulitan yang dihadapi Guru-guru dalam melaksanakan

mini riset

Untuk kendala/kesulitan pelaksanaan mini riset dari seluruh kegiatan

mini riset yang dilakukan guru-guru, berdasarkan hasil angket ternyata

sebanyak 30% guru merasa kesulitan dalam menentukan permasalahan,

20% kesulitan menyusun rancangan percobaan, 20% kesulitan dalam

menganalisis data, 20% kesulitan dalam mendapatkan literature yang tepat,

dan 10% kesulitan dalam pelaksanaan percobaan.

Berdasarkan data tersebut kesulitan yang paling besar dirasakan oleh

guru dalam mini riset adalah menemukan ide untuk menentukan topik

permasalahan dan mendapatkan literature yang tepat. Melalui wawancara

diketahui bahwa kesulitan ini karena menurut mereka sumber-sumber

informasi sangat sulit diperoleh karena perpustakaan sekolah buku-bukunya

sedikit dan terbatas pada buku-buku pelajaran yang biasanya digunakan

oleh siswa bukan buku teksbook untuk guru, sehingga mereka mencarinya

di google (web selluler) dan kadang-kadang itupun tidak memberikan

10

30

10

20

30

0 5 10 15 20 25 30 35

pelaksanaan (teknik) percobaan

mendapatkan literature yang tepat

menganalisis data

menyusun rancangan percobaan

menentukan permasalahan

Dari seluruh mini riset yang anda lakukan, apa yang dirasa

paling sulit?

Gambar 4.13 Distribusi Persentase kesulitan guru pada kegiatan mini riset

Page 74: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

123

jawaban atas apa yang mereka cari, bahkan ada beberapa orang guru yang

merasa kesulitan juga dalam mencari literature dari internet.

Sepertinya hal itulah yang menyebabkan pemilihan topik

permasalahan mini riset guru tidak jauh-jauh dari yang biasa dilakukan

dalam pembelajaran di sekolah, mungkin hanya sedikit modifikasi. Seperti

yang dapat kita ketahui dari judul-judul mini riset berikut : Membandingkan

pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela,

dan otot ayam terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida (ini

modifikasi dari percobaan yang biasa dilakukan pada bab Metabolime, kelas

XII); Pengaruh berbagai konsentrasi larutan garam terhadap awal terjadinya

plasmolisis pada daun tanaman Rhoe discolor (ini modifikasi dari percobaan

yang biasa dilakukan pada bab Transportasi Zat dalam sel, kelas XI);

Beberapa tumbuhan yang mengandung enzim protease (ini modifikasi dari

percobaan yang biasa dilakukan pada bab Metabolime, kelas XII); Pigmen

photosintesis Lichen (ini modifikasi dari percobaan yang biasa dilakukan

pada bab Metabolime, kelas XII); Perbandingan pertumbuhan tunas akar

pada bawang merah, bawang putih, dan bawang Bombay dalam kondisi

yang sama (ini modifikasi dari percobaan yang biasa dilakukan pada bab

Pertumbuhan dan Perkembangan, kelas XII); Kandungan zat tepung dalam

bagian-bagian biji kacang merah (Vigna angularis) (ini modifikasi dari

percobaan yang biasa dilakukan pada bab Pencernaan Makanan, kelas XI);

Uji vitamin C (ini modifikasi dari percobaan yang biasa dilakukan pada bab

Pencernaan Makanan, kelas XI); dan Menguji enzim katalase pada umbi-

Page 75: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

124

umbian (ini modifikasi dari percobaan yang biasa dilakukan pada bab

Metabolime, kelas XII).

Sulitnya mendapatkan literatur akan sangat berakibat pada sulitnya

melaksanakan tahap inkuiri yang lain, seperti dalam menentukan judul, latar

belakang, desain percobaan, pengumpulan data, analisis data, kesimpulan,

dan rekomendasi yang masih ada yang dalam kualitas kurang. Pada

rumusan latar belakang kurang banyak diurai telaah pustakanya dan

sebagian besar tidak mengacu pada hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hal

ini mengindikasikan bahwa permasalahan yang dibuat guru bukan sesuatu

yang baru (hanya merupakan modifikasi dari permasalahan yang sudah

terbiasa ditemukan dalam pembelajaran di kelas).

Berdasarkan hal tersebut maka jelas sekali bahwa proses

mengumpulkan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam inkuiri.

Menurut Chiappetta et al. (2010) inkuiri ilmiah mencakup lebih dari

sekedar mengkonstruksi pengetahuan melalui aktivitas-aktivitas hands-on

(pengalaman langsung). Kerja laboratorium dan aktivitas-aktivitas hands-on

bukanlah satu-satunya cara dimana para ilmuan dan yang lainnya

mengembangkan pengetahuan. Sejumlah besar inkuri yang dilaksanakan

ilmuwan melibatkan kegiatan membaca dan berdiskusi dengan orang lain.

Banyak dari ilmuwan ini mungkin menghabiskan lebih banyak waktu

dengan mengumpulkan gagasan dan informasi dari sumber-sumber literatur

dan orang lain daripada yang mereka habiskan di dalam laboratorium.

Page 76: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

125

Pengumpulan informasi merupakan salah satu dari aktivitas paling penting

yang mendukung inkuiri.

Disamping sulitnya mendapatkan literatur yang tepat, sesuai dengan

hasil angket ditemukan bahwa sebanyak 10% guru tidak dapat melakukan

mini riset yang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan karena kendala

waktu dan bahan-bahan mini riset yang tidak terorganisis dengan baik.

Kajian Lawson (1994) menyatakan beberapa alasan mengapa inkuiri kurang

digemari guru di Amerika Serikat, diantaranya karena : 1) membutuhkan

waktu dan energy yang banyak, 2) metode yang lambat, 3) ketidakmatangan

siswa, 4) sulit mengubah perilaku mengajar sebelumnya. Sementara itu,

banyak pula nilai positif yang dapat diperoleh dengan mengembangkan

pembelajaran berbasis inkuiri, seperti yang ditemukan pada hasil angket

guru dan wawancara guru yang tidak setuju jika kegiatan mini riset jarang

dilakukan. Hal itu karena banyak kelebihan yang dapat diperoleh dari

pelaksanaaan mini riset ini, seperti yang dapat kita simak pada pendapat

guru berikut :

“…selama ini kita sudah terlena dengan pembelajaran yang sering kita lakukan di kelas. Dengan adanya kegiatan mini riset ini sekarang kita diingatkan tentang ruhnya Biologi, yaitu kita harus menemukan sendiri suatu konsep dalam pembelajaran…adapun masalah kendala/kesulitan yang kita hadapi dapat kita minimalisir dan dicari solusinya, misalnya dengan terus belajar dan bertanya kepada orang-orang yang lebih kompeten…”

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan hasil angket yang

mengungkap pendapat guru tentang fungsi dana dalam kegiatan mini riset.

Guru berpendapat bahwa dana bukan merupakan hal yang terlalu sulit

Page 77: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

126

dalam pelaksanaan mini riset, karena dana masih bisa diupayakan dan

masih dapat diminimalkan. Masalah alat dan bahan juga meskipun

merupakan salah satu kendala, tetapi masih dapat diupayakan dengan

membuat modifikasi alat yang diperlukan atau dengan meminjam ke

sekolah lain. Yang lebih menjadi kendala atau kesulitan guru pada

pelaksanaan mini riset ini adalah lebih pada keterbatasan waktu dan

keterbatasan ide/gagasan.

Berhubungan dengan kendala-kendala tersebut, kendala waktu

karena sebagian besar guru sudah merasa disibukkan dengan rutinitas

mengajar sehari-hari, apalagi guru yang sudah sertifikasi, dengan beban

mengajar 24 jam perminggu mengakibatkan kesulitan mengatur waktu

untuk melakukan penelitian seperti mini riset. Kendala sulitnya ide/gagasan

topik permasalahan, karena sulitnya literature, seperti buku teks (teksbook),

jurnal-jurnal ilmiah, dan majalah-majalah ilmiah popular, sulit mereka

temukan di sekolah. Akhirnya mereka harus mencari ke tempat lain, seperti

perguruan tinggi, itupun terbatas lagi oleh waktu. Ada juga guru yang bisa

memanfaatkan fasilitas internet untuk pencarian literature, tapi tidak sedikit

guru yang masih belum bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena

keterbatasan kemampuan ataupun keterbatasan fasilitas. Kendala

menentukan ide/gagasan ini juga disebabkan karena guru belum terbiasa

dalam melakukan mini riset, karena selama ini ketika melaksanakan

eksperimen bersama siswa, guru hanya mengandalkan LKS yang sudah

tersedia pada buku pelajaran sehingga ketika diberikan tantangan untuk

Page 78: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

127

merencanakan mini riset sendiri guru mendapatkan kesulitan dalam

menentukan topik permasalahan.

3. Hal-hal yang diperlukan guru dalam pelaksanaan Mini Riset

Berdasarkan kesulitan dan kendala yang dihadapi guru, menurut

hasil wawancara, yang diperlukan guru dalam pelaksanaan mini riset adalah

tersedianya atau mudah diperolehnya literatur yang tepat sebagai bahan

untuk mendapatkan informasi, disamping itu adanya waktu yang cukup

untuk pelaksanaan mini riset. Kebutuhan lain yang menyangkut dana, alat

dan bahan masih bisa terkendali karena tersedia di sekolah ataupun kalau

tidak ada dapat meminjam di sekolah lain.

Hal-hal lain yang diperlukan guru dalam mini riset adalah adanya

waktu untuk ujicoba rancangan mini riset, dan proses pembimbingan atau

sekadar teman untuk berdiskusi pada saat pelaksanaan mini riset. Perlunya

waktu ujicoba mini riset karena sebelum melaksanakan mini riset guru-guru

membuat desain (rancangan) percobaannya terlebih dahulu, ternyata

sebagian besar guru merasa perlu untuk melakukan ujicoba rancangan mini

risetnya, hanya 10% saja yang merasa tidak perlu. Berdasarkan hasil

wawancara, guru yang merasa tidak perlu untuk ujicoba rancangan mini

riset karena mini riset tersebut sudah pernah dipraktekan bersama siswa

pada saat pembelajaran. Sedangkan guru yang merasa perlu ujicoba mini

risetnya beralasan bahwa uji coba mini riset dilakukan agar dapat

meminimalisir kesalahan pada saat pelaksanaan mini riset, disamping itu

Page 79: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

128

agar dapat mendata kekurangan atau hal-hal yang diperlukan pada saat

pelaksanaan, sehingga pada akhirnya dapat melaksanakan mini riset dengan

lancar, seperti misalnya dapat kita amati pada hasil transkrip rekaman

audiovisual berikut :

“…Ada perubahan pada alat yang awalnya menggunakan tabung reaksi diganti dengan menggunakan gelas ukur (yang ada satuan ukurannya), tusuk sate sebagai pengganti lidi. Semua bahan dihaluskan dengan menggunakan lumpang, bukan blender…”

“…Awalnya konsentrasi larutan garam yang kami buat pada awal proposal adalah mulai dari 1% - 10%, tapi kemudian kami ubah karena pada saat uji coba ternyata pada konsentrasi 1% pun sudah terjadi plasmolisis sehingga kami menganggap bahwa pada konsentrasi dibawah 1% pun sudah terjadi plasmolisis (hampir setengah bagian sel terjadi plasmolisis). Oleh karena itu percobaannya kami ubah yaitu konsentrasinya kami turunkan, tapi dengan judul yang sama “Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Garam Terhadap Awal Terjadinya Plasmolisis Pada Daun Tanaman Rhoe discolor”.

Adanya guru yang melaksanakan dan tidak melaksanakan uji coba

rancangan mini riset tersebut, dapat menjadi penyebab bervariasinya

kualitas pada desain percobaan, yaitu 22,22% berkualitas kurang, 11,11%

berkualitas cukup, 55,56% berkualitas baik, dan 11,11% berkualitas sangat

baik. Padahal pada program pelatihan guru-guru Biologi dalam mengemas

materi Biologi berbasis inkuiri ini, pembimbing melatih bagaimana

mengidentifikasi dan mengendalikan variabel percobaan, bagaimana

melakukan percobaan, dan bagaimana menggunakan suatu alat atau bahan

yang sesuai dengan percobaan. Hal ini seperti yang dikemukakan Lawson di

atas, bahwa guru sulit untuk meninggalkan kebiasaan sebelumnya.

Guru yang rancangan mini risetnya dalam kualitas kurang ternyata

setelah dianalisis dari hasil angket juga menyatakan bahwa mereka merasa

Page 80: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

129

kesulitan dalam menyusun rancangan percobaan mini riset (20%). Dan jika

dianalisis dari biodatanya ternyata guru ini adalah guru senior yang sering

merasa kesulitan dalam mendapatkan literatur dan membagi waktu untuk

merencanakan dan melaksanakan mini riset. Hal ini pula yang mungkin

menjadi penyebab adanya kualitas kurang pada metoda pengumpulan data

dan analisis data.

Pada tahap merencanakan percobaan guru harus mendapatkan cara

pemecahan masalah melalui identifikasi variabel percobaan, parameter yang

akan diukur, mengelompokkan perlakuan, dan merencanakan cara

pengambilan dan pengumpulan data, dan bagaimana menganalisis data.

Menurut Donham dalam Alberta (2004) pada tahap ini mereka akan aktif

mencari informasi yang berhubungan dengan topik percobaan yang

diinginkan.

Dalam melaksanakan mini riset, 100% guru berpendapat bahwa

mereka melaksanakan mini risetnya sesuai dengan desain percobaan yang

dibuat dan dalam pelaksanaan mini risetnya mereka menemukan pertanyaan

lanjutan. Untuk menjawab pertanyaan lanjutan tersebut sebanyak 50% guru

merasa perlu melakukan penelitian lanjutan, tapi yang lainnya yaitu 30%

guru sudah merasa cukup dengan mencari informasi dari literatur/internet,

dan 20% guru cukup melakukan diskusi dengan teman/pembimbing

(gambar 4.14)

Page 81: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

130

Adanya guru yang menemukan pertanyaan lanjutan tersebut, dapat

kita lihat pada hasil representasi rekaman video berikut :

20

0

30

0

50

0

0

0

0

100

0 20 40 60 80 100 120

Jika ya, apa yang Anda

lakukan

Dalam kegiatan mini

riset, apakah Anda

menemukan pertanyaan

lanjutan?

ya

melakukan penelitian

lanjutan

mencari informasi dari

literatur/internet

berdiskusi dengan

teman/pembimbing

Gambar 4.14 Distribusi persentase pendapat guru tentang ada tidaknya pertanyaan lanjutan pada saat pelaksanaan mini riset dan upaya apa yang dilakukan untuk menjawabnya

Cuplikan hasil representasi rekaman pada saat presentasi mini riset “Uji Vitamin C” :

‘‘… Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan lebih baik, maka volume vitamin C yang digunakan adalah 10 ml, yang kemarin adalah 3 ml sehingga perlu dilakukan pengujian ulang. Untuk mengetahui peranan NaHCO3 terhadap vitamin C, perlu dilakukan percobaan kembali dengan perlakuan menggunakan penambahan NaHCO3 yang berbeda, artinya jadi perlakuannya nanti tidak hanya sekedar menambahkan saja, kemarin saya menambahkan natrium hidrokarbonat itu masing-masing 0,5ml pada setiap gelas erlemeyer yang saya gunakan untuk setiap pengulangan. Mungkin untuk mengetahui kadar yang tepat bagaimana pengaruh natrium bikarbonat ini pada vitamin C, mungkin saya akan melakukan percobaan dengan kadar atau dengan volume natrium bikarbonat yang berbeda pada setiap percobaan supaya nanti sekaligus mengetahui konsentrasi berapa efektif natirium bikarbonat ini bisa mempertahankan keadaan vitamin C pada makanan terutama pada pemasakan dengan suhu tinggi…”

Page 82: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

131

Cuplikan hasil representasi rekaman pada saat diskusi presentasi mini riset “Membandingkan pengaruh enzim katalase yang terdapat di dalam hati, usus, jantung, ampela, dan otot ayam terhadap efektifitas penguraian hydrogen peroksida” : (P = Penyaji, A1= Audiens 1, A2= Audiens 2)

A1 :Bagaimana bila ke depan dilakukan lagi penelitian yang bisa membuktikan bahwa gelembung udara itu adalah oksigen, misalnya seperti pada saat fotosintesis bahwa pada peristiwa fotosintesis dihasilkan oksigen dengan menambahkan beberapa pipa kecil dengan beberapa ukurannya, jadi mungkin kita bisa memodifikasi alat yang sederhana untuk menguji apakah memang betul gelembung udara yang dihasilkan itu benar oksigen.

P : Alat yang lebih akurat mungkin ya untuk mendeteksi atau menguji benar dan tidaknya itu adalah oksigen yang dimaksud.

A2: untuk mengukur dan menguji ya? kalau ibu apakah di sini ada proses pengukuran oksigen? adakah pengujiannya?

P : Dalam penelitian ini saya tidak melakukan pengukuran dan pengujian apakah benar ada oksigen atau tidak. Tetapi saya yakin yang dihasilkan adalah oksigen karena berdasarkan teori yang kita ketahui bersama bahwa bila hidrogen peroksida mengalami penguraian dia akan terurai menjadi air dan oksigen, hal itu yang sementara ini menjadi pegangan saya. Oksigen merupakan gas yang tidak berwujud tidak bisa kita lihat tapi bisa kita yakini itu ada karena gelembung itu berarti ada air yang terdorong atau bersenyawa dengan oksigen itu sendiri jadi memang saya belum bisa mengukur berapa banyak oksigen yang bisa dihasilkan.

A2: Jadi ibu sudah yakin bahwa gas tersebut adalah oksigen berdasarkan teori, adakah hal lain yang memperkuat pernyataan tersebut?

P : Karena dalam kehidupan sehari-hari oksigen itu adalah sebagai oksidator yang bisa menimbulkan energi untuk memunculkan nyala api. Saya bandingkan dalam lingkungan luar tabung bara api tetaplah bara api tetapi ketika dimasukkan ke dalam gelas ukur, bara berubah menjadi nyala api yang cukup besar, berarti kekuatan oksigen di dalam gelas ukur cukup besar sehingga mampu mengubah bara menjadi nyala api.

A2: Jadi memang sudah yakin bahwa gas tersebut adalah oksigen karena berdasarkan teori yang ada dan dengan pengujian bara api. Jadi bagaimana? perlu tidak apa yang disampaikan oleh ibu tadi (A1)?

P :untuk lebih valid saja mungkin kita sebaiknya mengukur juga kadar oksigen, tetapi penelitian ini juga berlanjut pada pengujian bara. Jika tidak dilakukan uji bara mungkin bisa, jadi hanya mengukur jumlah oksigen yang dihasilkan saja Tapi bila kita lanjutkan ke uji bara mungkin akan repot nantinya seperti apa.

Page 83: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

132

Selain hal-hal di atas, berdasarkan hasil angket dan wawancara juga

diketahui bahwa guru memerlukan pengulangan pada pelaksanaan mini

riset. Selama melaksanakan mini riset 100% guru melaksanakan

pengulangan, dan alasan dilakukannya pengulangan adalah agar hasil yang

didapatkan bisa dibandingkan, agar mendapatkan nilai rata-rata data hasil

penelitian, dan agar mendapatkan data yang akurat .

4. Persepsi guru tentang pelaksanaan mini riset

Untuk persepsi guru tentang mini riset, ternyata semua guru

menyatakan bahwa mini riset dapat membantu mereka dalam memahami

suatu konsep. Hal ini bertolak belakang dengan kualitas laporan mini riset

mereka yang sebagian masih memiliki kekurangan seperti yang sudah

dijelaskan di atas. Ini berarti bahwa pemahaman guru dalam mini riset

hanya bersifat konseptual, hanya dipahami konsep-konsepnya saja,

sedangkan prosedur pelaksanaan dan teknik pelaporan mini riset pada

kenyataannya masih banyak kekurangan, hal ini menunjukkan bahwa guru

jarang melakukan mini riset.

Cuplikan hasil representasi rekaman pada saat presentasi mini riset “Pigmen Fotosintesis Lichen” :

“…Sebenarnya penelitian ini adalah penelitian awal yang bisa dilanjutkan ke penelitian yang lain. Selain kita bisa meneliti degradasi warna pada lichen dan lumut, kita bisa meneliti bagaimana perbedaan pigmen antara daun yang terletak di ujung pohon atau daun tua? atau dibandingkan dengan tumbuhan yang lainnya? Apakah bisa menjadi parameter dalam menentukan kualitas fotosintesis? hal-hal tersebut perlu dilakukan penelitian lanjut...”

Page 84: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

133

Walaupun demikian, guru-guru sudah menyadari pentingnya mini

riset dalam mengembangkan pengetahuan, hal ini terbukti dengan pendapat

guru dalam hasil angket yang menyatakan bahwa sains berdasarkan fakta-

fakta, setiap hal-hal baru selalu diawali dengan keingintahuan-

keingintahuan, dan untuk menjawab keingintahuan tersebut bisa

dilaksanakan dengan mini riset. Selain itu juga mereka berpendapat bahwa

sains (khususnya Biologi) berisi konsep-konsep yang lahir dari hasil

pengamatan berupa fenomena-fenomena alam maka proses-proses biologis

menuntut pembuktian secara ilmiah melalui eksperimen.

Guru-guru juga mempunyai persepsi positip terhadap pelaksanaan

mini riset, sebanyak 40% guru merasa bahwa melaluui mini riset mereka

bertambah kemampuannya dalam melakukan penelitian, 20% guru merasa

bertambah rasa ingin tahunya, dan 40% guru merasa bertambah

pengetahuannya tentang konsep-konsep Biologi.

4020

40

0

0

100

100

0 50 100 150

Setelah melakukan

pelatihan mini riset, apa

yang menurut anda paling

dirasakan manfaatnya?

Apakah dalam

pengembangan

pengetahuan ilmiah

membutuhkan eksperimen

(seperti mini riset)

Apakah mini riset yang

Anda lakukan dapat

membantu dalam

memahami suatu konsep?

ya

tidak

kemampuan dalam

melakukan penelitian

bertambahrasa ingin tahu bertambah

pengetahuan tentang

konsep Biologi bertambah

Gambar 4.15 Sebaran Persentase hasil angket yang berhubungan dengan manfaat mini riset

Page 85: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0907556_bab_iv.pdf · 53 dan laporan mini riset yang berkualitas sangat baik menggambarkan

134

Berdasarkan hasil angket juga diketahui bahwa guru tidak setuju jika

jarangnya dilakukan kegiatan mini riset karena alasan dana. Hal itu karena

dana masih bisa dicari dan diupayakan alternatifnya untuk diminimalkan,

karena penelitian untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan harus ada

pengorbanan. Disamping itu guru-guru juga ada yang beralasan bahwa

dengan mini riset, guru justru termotivasi untuk melakukan mini riset pada

materi yang lain, biaya bukan masalah karena masih bisa diusahakan, yang

lebih menjadi alasan dari jarangnya dilakukan mini riset adalah karena

adanya keterbatasan waktu dan keterbatasan ide/gagasan, sehingga dalam

mini riset guru harus benar-benar kreatif.