bab iv - dewi

27
81 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Deskriptif Statistik Objek Peneltian Pada sub bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang objek penelitian yaitu perusahaan LQ 45 yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011, deskriptif statistik dari objek penelitian termasuk di dalamnya hubungan antara variabel ROE, CR, DER, sensitivitas suku bunga SBI, harga minyak dunia, maupun sensitivitas inflasi dengan harga saham. 4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan dari periode triwulanan tahun 2007-2011 yang melaporkan laporan keuangannya dengan metode pooling data di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 13 perusahaan LQ 45 di BEI, di mana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteria-

Upload: anindiyanti

Post on 25-Jul-2015

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV - dewi

81

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Deskriptif Statistik Objek Peneltian

Pada sub bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang objek penelitian yaitu

perusahaan LQ 45 yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011, deskriptif statistik dari

objek penelitian termasuk di dalamnya hubungan antara variabel ROE, CR, DER, sensitivitas

suku bunga SBI, harga minyak dunia, maupun sensitivitas inflasi dengan harga saham.

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 di Bursa

Efek Indonesia selama periode pengamatan dari periode triwulanan tahun 2007-2011 yang

melaporkan laporan keuangannya dengan metode pooling data di Bursa Efek Indonesia. Sampel

penelitian sebanyak 13 perusahaan LQ 45 di BEI, di mana metode yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteria-

kriteria, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sampel pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Penggolongan Perusahaan LQ 45 di BEI

Periode Penelitian triwulanan Tahun 2007-2011

No Keterangan Jumlah Perusahaan1 Perusahaan sektor LQ 45 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) yang melaporkan keuangannya pada periode 2007-201123

2 Perusahaan sektor LQ 45 yang tidak mempunyai data yang lengkap dan tidak melakukan transaksi pada periode triwulanan penelitian

10

Page 2: BAB IV - dewi

82

2007-2011Sisa (Sampel Penelitian) 13

Sumber : Data Sekunder yang sudah diolah

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh sampel penelitian dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan diperoleh sebanyak 13 perusahaan sektor LQ 45 di Bursa Efek Indonesia, dengan

metode pooling data (periode triwulanan tahun 2007-2011), sehingga jumlah sampel (n) = 260.

Daftar 13 perusahaaan LQ 45 di BEI yang dijadikan sampel tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.2

Daftar Perusahaan LQ 45 di BEI yang menjadi Sampel Penelitian

No.

Kode Nama Perusahaan

1 AALI ASTRA ARGO LESTARI 2 ANTM ANEKA TAMBANG3 ASII ASTRA INTERNATIONAL4 BBCA BANK CENTRAL ASIA5 BBRI BANK RAKYAT INDONESIA6 BDMN BANK DANAMON INDONESIA Tbk7 BMRI PT BANK MANDIRI Tbk8 ISAT INDOSAT9 LPKR LIPPO KARAWACI10 MEDC MEDCO ENERGY CORPORATION11 SMCB HOLCIM INDONESIA Tbk12 TINS TIMAH (PERSERO) Tbk13 UNTR UNITED TRACTORS Tbk

Sumber : data sekunder yang diolah

4.1.2. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka dalam tabel 4.3 berikut akan

ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : jumlah sampel

(N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum (max), nilai minimum (min) serta standar deviasi

untuk masing-masing variabel. Hasil analisis deskriptif data dapat dilihat pada tabel 4.3

Page 3: BAB IV - dewi

83

Tabel 4.3Statistik Deskriptif Data-Data Penelitian

Periode Triwulanan tahun 2004-2007

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

ROE 260 -56.91 136.63 7.6257 21.90448

CR 260 .15 8.95 1.9943 1.77239

DER 260 1.18 189.00 59.3823 47.47219

sensitivitas SBI 260 -24.95 15.54 .5419 3.83310

harga minyak dunia

260 18.61 76.54 34.6350 16.32315

sensitivitas inflasi 260 -44.91 54.38 .8240 7.18808

harga saham 260 502.00 69950.00 8666.4654 10968.43145

Valid N (listwise) 260

Berdasarkan tabel 4.3 di atas didapatkan nilai rata-rata pada ROE sebesar 7,6257. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara

Laba (setelah pajak) dengan Modal (modal sendiri) periode triwulanan tahun 2007-2011 pada

perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 7,6257; nilai terendah adalah Aneka Tambang sebesar -56,91

dan nilai tertinggi adalah Timah (Persero) Tbk sebesar 136,63.

Nilai rata-rata pada CR sebesar 1,9943. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio

likuiditas yang mengukur kemampuan perusahan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancarnya periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di

BEI sebesar 1,9943; nilai terendah adalah Bank Rakyat Indonesia sebesar 0,15 dan nilai tertinggi

adalah Aneka Tambang sebesar 8,95.

Page 4: BAB IV - dewi

84

Nilai rata-rata pada DER sebesar 59,3823. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian

dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang periode triwulanan

tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 59,3823; nilai terendah adalah Astra

Agro Lestari sebesar 1,18 dan nilai tertinggi adalah Holcim Indonesia Tbk sebesar 189,00.

Nilai rata-rata pada sensitivitas suku bunga SBI sebesar 0,5419. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata nilai sensitifitas perusahaan yang diukur dengan menggunakan persamaan

regresi kumulatif return saham perusahaan selama 1 bulan terhadap β tingkat suku bunga SBI

periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 0,5419; nilai

terendah adalah Timah (Persero) Tbk sebesar -24,95 dan nilai tertinggi adalah Astra International

sebesar 15,54.

Nilai rata-rata pada harga minyak dunia sebesar 34,6350. Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata nilai harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan

penawaran periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 34,6350;

nilai terendah adalah periode Triwulan IX (Jan09-Mar09) sebesar 18,61 dan nilai tertinggi adalah

periode Triwulan VI (Apr08-Jun08) sebesar 76,54.

Nilai rata-rata pada sensitivitas inflasi sebesar 0,8240. Hal ini menunjukkan bahwa rata-

rata nilai sensitifitas perusahaan diukur dengan menggunakan persamaan regresi kumulatif return

saham perusahaan selama 1 bulan terhadap β tingkat inflasi periode triwulanan tahun 2007-2011

pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 0,8240; nilai terendah adalah Timah (persero) Tbk

sebesar -44,91 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 54,38.

Page 5: BAB IV - dewi

85

Sedangkan nilai rata-rata pada harga saham penutupan (closing price) sebesar

8666.4654. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata periode triwulanan tahun 2007-2011 pada

perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 8666.4654; nilai terendah adalah Lippo Karawaci sebesar

502.00 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 69950.00.

4.2 Hasil Analisis

4.2.1. Uji Asumsi Klasik

4.2.1.1. Uji Normalitas

Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian apakah dalam

model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak

normal. Untuk mengetahui distribusi data suatu penelitian, salah satu alat yang digunakan adalah

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data

dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan normal

- Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan tidak

normal.

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov diperoleh output

yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Page 6: BAB IV - dewi

86

Tabel 4.4

Uji Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas Data)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

(sebelum di-ln)

Unstandardized Residual

(setelah di-ln)

N 260 260

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 8.4925

Std. Deviation 9.28741265E3 1.08029

Most Extreme Differences

Absolute .208 .063

Positive .208 .063

Negative -.152 -.042

Kolmogorov-Smirnov Z 3.350 1.014

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .255

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas bahwa distribusi data penelitian pada nilai residual memiliki

angka Z hitung (Kolmogorov Smirnov) sebesar 3,350 > 1,96 sehingga termasuk distribusi data

yang tidak normal. Selain dengan menggunakan angka statistik dengan uji kolmogorov smirnov,

dapat pula dilihat dengan grafik normal p-plot dan histogram sebagai berikut :

Gambar 4.1.Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Grafik Normal P-Plot

(Sebelum Ditransformasi)

Page 7: BAB IV - dewi

87

Dari grafik normal p-plot dan gambar histogram di atas menunjukkan bahwa data

menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal dan grafik

histogramnya tidak menunjukkan pola distrubusi normal, maka pola data distribusi tidak normal.

Page 8: BAB IV - dewi

88

Salah satu cara untuk mengubah distribusi data tidak normal menjadi normal yaitu

dengan mengubahnya (transformasi data) menjadi bilangan natural (Ln). Dari hasil transformasi

data menunjukkan bahwa nilai residual sesudah data ditransformasi menjadi bilangan natural

(Ln) menjadi data yang berdistribusi normal dengan nilai Z hitung (Kolmogorov Smirnov)

sebesar 1,014 < 1,96; sehingga layak untuk diujikan ke pengujian parametrik (regresi linier). Dan

untuk mengetahui grafik normal p-plot dan gambar histogram setelah ditransformasi menjadi Ln

dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.2.Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Grafik Normal P-Plot

(Setelah Ditransformasi Menjadi Ln)

Page 9: BAB IV - dewi

89

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Imam Ghozali (2001;63) multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance

dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel

bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF

=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai

adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10. Setiap analisa harus

menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

Page 10: BAB IV - dewi

90

Tabel 4.5Hasil Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

ROE .913 1.093

CR .971 1.030

DER .932 1.073

sensitivitas SBI .327 3.061

harga minyak dunia .904 1.106

sensitivitas inflasi .328 3.051

Hasil Analisis di atas terlihat untuk keenam variabel independent, angka VIF kurang dari

10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut

tidak terdapat problem multikolinieritas. Maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.

4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas

Korelasi adanya heteroskedastisitas adalah biasanya varians sehingga uji signifikan

menjadi tidak valid, dengan adanya pengaruh-pengaruh variabel individu yang sulit dipisahkan.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Adapun grafik hasil

pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat di bawah ini :

Page 11: BAB IV - dewi

91

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara

merata di atas dan di bawah garis nol, tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk

pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji regresi ini tidak terjadi problem

heteroskedasitas.

4.2.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Singgih Santoso (2004), panduan angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi

adalah sebagai berikut : bila angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

Dari uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson sebsar 0,637, maka -2<0,637<+2 jadi tidak

ada autokorelasi

Page 12: BAB IV - dewi

92

Tabel 4.6

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .532a .283 .266 9396.894777 .637

a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia

b. Dependent Variable: harga saham

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

(independen) yaitu ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi

terhadap variabel terikat (dependen) yaitu harga saham. Besarnya pengaruh variabel independen

(ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi) dengan variabel

dependen (harga saham) secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi

berganda. Berdasarkan perhitungan melalui computer dengan menggunakan SPSS diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7Ringkasan Hasil Estimasi Regresi

Harga Saham : f (X1, X2, X3, X4, X5, X6)

Page 13: BAB IV - dewi

93

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 10188.378 1638.004 6.220 .000

ROE -8.636 27.873 -.025 -.310 .757

CR -1098.370 334.360 -.203 -3.285 .001

DER -45.958 12.742 -.208 -3.607 .000

sensitivitas SBI 311.016 266.502 -.051 1.167 .244

harga minyak dunia

81.668 37.612 .078 2.171 .031

sensitivitas inflasi 566.058 141.879 .000 3.990 .000

F 16,646R2 0,283Adjusted R2 0,266N 260

Sumber : data primer yang diolah

Dari hasil analisis dengan program SPSS tersebut, maka dapat diketahui persamaan

regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linier yang terbentuk adalah:

Y= 10188,378-8,636X1-1098,370X2-45,958X3+311,016X4+81,668X5+566,058X6

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah

variabel sensitivitas inflasi dengan koefisien 566,058. Kemudian diikuti dengan variabel

sensitivitas SBI dengan koefisien 311,016. Dan diikuti dengan variabel harga minyak dunia

dengan koefisien 81,668. Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel bebas

(sensitivitas inflasi, sensitivitas SBI, dan harga minyak dunia) berpengaruh positif terhadap harga

saham yang berarti meningkatnya nilai sensitivitas inflasi, sensitivitas SBI, dan harga minyak

dunia sehingga harga saham meningkat. Sedangkan variabel ROE, CR, dan DER memberikan

pengaruh negative terhadap harga saham, yang berarti meningkatnya ROE, CR, dan DER

mengakibatkan menurunnya harga saham.

Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan antara

variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) baik secara bersama-sama (dengan Uji F)

maupun secara individual (dengan Uji T).

Page 14: BAB IV - dewi

94

4.3.2. Uji Determinasi

Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu.

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 .532a .283 .266 9396.894777

a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia

Pada penelitian ini nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0,266. Hal ini

berarti bahwa variabel ROE, CR, DER, Sensitivitas SBI, Harga MInyak Dunia, dan Sensitivitas

Inflasi sebesar 26,60%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 26,60% = 73,40% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain selain variabel yang diteliti di atas.

4.3.3. Uji F (F-test)

Uji F (F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen

(ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi) secara simultan

(bersama-sama) terhadap harga saham perusahaan LQ 45 pada tahun 2007-2011.

Tabel 4.9Hasil Regresi Uji F

Page 15: BAB IV - dewi

95

ANOVAb

ModelSum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.819E9 6 1.470E9 16.646 .000a

Residual 2.234E10 253 8.830E7

Total 3.116E10 259

a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, DER, CR, ROE, harga minyak dunia, sensitivitas SBI

b. Dependent Variable: harga saham

Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 16,646 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji F ini disimpulkan bahwa variabel ROE, CR, DER,

sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang berarti terhadap harga saham.

4.3.4. Uji t (t-test)

Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)

variabel-variabel independen (ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, sensitivitas

inflasi) terhadap variabel dependen (harga saham) atau menguji signifikansi konstata dan

variabel dependen.

Tabel 4.10Hasil Regresi Uji t

Page 16: BAB IV - dewi

96

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10188.378 1638.004 6.220 .000

ROE -8.636 27.873 -.017 -.310 .757 .915 1.093

CR -1098.370 334.360 -.177 -3.285 .001 .971 1.030

DER -45.958 12.742 -.199 -3.607 .000 .932 1.073

sensitivitas SBI 311.016 266.502 .109 1.167 .244 .327 3.061

harga minyak dunia

81.668 37.612 .122 2.171 .031 .904 1.106

sensitivitas inflasi 566.058 141.879 .371 3.990 .000 .328 3.051

a. Dependent Variable: harga saham

4.4. Interpretasi Hasil

4.4.1. Hasil Uji Pengaruh ROE (X1) terhadap Harga Saham (Y)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -0,310 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,757 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh

variabel ROE secara parsial terhadap harga saham.

Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini

bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROE

terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai

ROE perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.

Page 17: BAB IV - dewi

97

4.4.2. Hasil Uji Pengaruh CR (X2) terhadap Harga Saham (Y)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel CR

secara parsial terhadap harga saham.

Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini

bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CR

terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai

CR perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.

4.4.3. Hasil Uji Pengaruh DER (X3) terhadap Harga Saham (Y)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel

DER secara parsial terhadap harga saham.

Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini

bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel DER

terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai

DER perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.

4.4.4. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas SBI (X4) terhadap Harga Saham (Y)

Page 18: BAB IV - dewi

98

Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 1,167 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,244 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh

variabel sensitivitas SBI secara parsial terhadap harga saham.

Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini

bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel

sensitivitas SBI terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa

semakin tinggi nilai sensitivitas SBI perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga

saham perusahaan tersebut.

4.4.5. Hasil Uji Pengaruh harga minyak dunia (X5) terhadap Harga Saham (Y)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 2,171 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,031 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel

harga minyak dunia secara parsial terhadap harga saham.

Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini

bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel harga

minyak dunia terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin

tinggi nilai harga minyak dunia perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham

perusahaan tersebut.

4.4.6. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas inflasi (X6) terhadap Harga Saham (Y)

Page 19: BAB IV - dewi

99

Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 3,990 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel

sensitivitas inflasi secara parsial terhadap harga saham.

Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini

bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel

sensitivitas inflasi terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa

semakin tinggi nilai sensitivitas inflasi perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga

saham perusahaan tersebut.