bab iv deskripsi dan penyajian data...30 bab iv deskripsi dan penyajian data 1. deskripsi film red...

19
30 BAB IV DESKRIPSI DAN PENYAJIAN DATA 1. Deskripsi Film Red Cobex Red Cobex bercerita mengenai satu geng yang beranggotakan ibu-ibu dari berbagai daerah, yaitu Mama Ana (Tika Panggabean) dari Ambon, Tante Lisa (Indy Barends) dari Manado, Yu Halimah (Aida Nurmala) dari Tegal, Mbok Bariah (Sarah Sechan) dari Madura, dan Cik Meymey (Cut Mini) Cina Keturunan. Mereka adalah sekumpulan ibu-ibu yang membela kaum lemah dan sangat anti kemaksiatan. Mereka tak segan-segan menyakiti orang-orang yang mengambil keuntungan dari hasil bisnis kotor. Bersama Yopie (Lukman Sardi), anak tunggal Mama Ana yang lugu, geng Red Cobex kerap beraksi preman dengan meringkus dan main hakim sendiri memberantas para penjudi, penjual video porno, pemilik Lapo Tuak sampai kebablasan menggasak perhiasan toko emas milik pak Albert (Edo Kondolongit), mantan suami Mama Ana yang sudah menikah lagi. Suatu hari geng Red Cobex ditangkap polisi dan dipenjarakan. Mereka dianggap meresahkan masyarakat karena sering berbuat onar. Setahun setelah kejadian ditangkapnya Geng Red Cobex, Yopie dibebaskan dari penjara. Sekeluarnya dari penjara, Yopie tinggal menumpang pada Ramli (Irfan Hakim), temannya semasa kecil. Namun Ramli yang kini telah memiliki seorang istri bernama Ipah (Shanty), rupanya tak kuat menampung Yopie tinggal di rumahnya. Sang istri yang sangat jengkel dengan kehadiran Yopie yang tak punya aturan, mengancam Ramli tidak akan mendapat “jatah” selama Yopie ada di rumahnya. Alhasil Ramli melakukan berbagai macam cara supaya Yopie berubah bahkan menyarankan Yopie untuk tinggal bersama ayahnya. Yopie bingung dengan hidupnya, di satu sisi dia yang lugu merasa bahwa mamanya melakukan kejahatan untuk kebenaran, di sisi lain dia mulai menyadari bahwa ia harus bersikap sewajarnya seperti orang lain. Ditengah kebingungannya Yopie bertemu dengan Astuti (Revalia S Temat), gadis Jawa yang bekerja di sebuah restoran. Astuti yang sempat mengira Yopie adalah pencopet, akhirnya

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 30

    BAB IV

    DESKRIPSI DAN PENYAJIAN DATA

    1. Deskripsi Film Red Cobex

    Red Cobex bercerita mengenai satu geng yang beranggotakan ibu-ibu dari

    berbagai daerah, yaitu Mama Ana (Tika Panggabean) dari Ambon, Tante Lisa

    (Indy Barends) dari Manado, Yu Halimah (Aida Nurmala) dari Tegal, Mbok

    Bariah (Sarah Sechan) dari Madura, dan Cik Meymey (Cut Mini) Cina Keturunan.

    Mereka adalah sekumpulan ibu-ibu yang membela kaum lemah dan sangat anti

    kemaksiatan. Mereka tak segan-segan menyakiti orang-orang yang mengambil

    keuntungan dari hasil bisnis kotor. Bersama Yopie (Lukman Sardi), anak tunggal

    Mama Ana yang lugu, geng Red Cobex kerap beraksi preman dengan meringkus

    dan main hakim sendiri memberantas para penjudi, penjual video porno, pemilik

    Lapo Tuak sampai kebablasan menggasak perhiasan toko emas milik pak Albert

    (Edo Kondolongit), mantan suami Mama Ana yang sudah menikah lagi. Suatu

    hari geng Red Cobex ditangkap polisi dan dipenjarakan. Mereka dianggap

    meresahkan masyarakat karena sering berbuat onar. Setahun setelah kejadian

    ditangkapnya Geng Red Cobex, Yopie dibebaskan dari penjara. Sekeluarnya dari

    penjara, Yopie tinggal menumpang pada Ramli (Irfan Hakim), temannya semasa

    kecil. Namun Ramli yang kini telah memiliki seorang istri bernama Ipah (Shanty),

    rupanya tak kuat menampung Yopie tinggal di rumahnya. Sang istri yang sangat

    jengkel dengan kehadiran Yopie yang tak punya aturan, mengancam Ramli tidak

    akan mendapat “jatah” selama Yopie ada di rumahnya. Alhasil Ramli melakukan

    berbagai macam cara supaya Yopie berubah bahkan menyarankan Yopie untuk

    tinggal bersama ayahnya.

    Yopie bingung dengan hidupnya, di satu sisi dia yang lugu merasa bahwa

    mamanya melakukan kejahatan untuk kebenaran, di sisi lain dia mulai menyadari

    bahwa ia harus bersikap sewajarnya seperti orang lain. Ditengah kebingungannya

    Yopie bertemu dengan Astuti (Revalia S Temat), gadis Jawa yang bekerja di

    sebuah restoran. Astuti yang sempat mengira Yopie adalah pencopet, akhirnya

  • 31

    terkesan dengan kebaikan Yopie dan menawarkan pekerjaan sebagai pelayan di

    tempat ia bekerja.

    Keakraban Yopie dan Astuti mendapatkan sikap pro dan kontra dari keluarga

    Astuti. Apalagi setelah mendengar latar belakang Yopie yang mempunyai ibu di

    penjara. Bersamaan dengan itu, terjadi peristiwa kehilangan di restoran ditempat

    mereka bekerja. Yopie pun dituduh mengambil dompet milik teman sekerja. Sikap

    Astuti pun menjadi berubah terhadap Yopie. Yopie putus asa lalu memutuskan

    untuk pergi dari rumah Ramli dan mengontrak di sebuah kontrakan yang sempit.

    Di kemudian hari, Astuti mendapati bahwa ternyata Yopie tidak mengambil

    dompet milik rekannya. Karena merasa bersalah dan menyadari bahwa Yopie

    tidak seburuk yang dituduhkan, ia pun mencari Yopie di rumah Ramli, namun

    Yopie sudah tidak ada disana. Dengan dibantu Ramli, Astuti mencari Yopie

    kesana kemari sampai akhirnya menemukan Yopie.

    Singkat cerita Yopie dan Astuti berniat untuk bertunangan dengan dihadiri

    oleh kedua pihak keluarga, namun terjadi kericuhan di depan rumah Astuti oleh

    kedatangan preman yang dibayar untuk melakukan penggusuran di daerah rumah

    Astuti. Para preman yang ternyata mantan kekasih Mama Ana pun bertarung

    melawan Mama Ana bersama Geng Red Cobex yang akan melaksanakan acara

    pertunangan Yopie dan Astuti. Akhirnya pertarungan tersebut dimenangkan oleh

    Geng Red Cobex.

    2. Temuan Penelitian

    Film Red Cobex ini menceritakan sebuah geng yang beranggotakan ibu-ibu

    dan seorang anak lelaki, yang suka membela kaum yang lemah dan anti

    kemaksiatan. Mereka seringkali beraksi preman dan suka main hakim sendiri. Di

    dalam geng ini terdapat anggota dari berbagai macam suku, antara lain Ambon,

    China keturunan, Madura, Manado, dan Tegal. Dalam penelitian ini, penulis ingin

    membahas Mama Anna sebagai ketua geng dan Yopie anak kesayangannya yang

    berasal dari Ambon. Penulis ingin mengetahui bagaimana sineas

  • 32

    menggambarakan karakter Mama Anna dan Yopie dalam film ini, apakah seperti

    stereotip yang ada di masyarakat atau berbeda.

    Berikut adalah temuan-temuan yang berhasil peneliti kumpulkan dari film Red

    Cobex, berdasarkan kode-kode televisi John Fiske yang terdiri dari level realitas,

    representasi, dan ideologi:

    Gambar 4.2.1

    Adegan-1 Red Cobex di pasar

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Mama Anna menggunakan

    kaos yang dipadukan dengan rompi jeans, rambut ikal dan

    kulit berwarna gelap serta menggunakan sepatu boots

    Kode lingkungan: Di pasar

    Kode ekspresi: Mama Anna menatap tajam serta tangan

    yang menunjuk ke satu arah sambil membawa cobek

    berwarna merah

    Dialog: “Red cobex datang…Red Cobex datang..!!!”

    Level Representasi Kode kamera: Menggunakan sudut long shot, pada jarak

    ini tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar

    belakang masih dominan, dan xtreme long shot, gambar

    diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan

    objek lagi tetapi latar belakangnya, dengan demikian dapat

    diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

    Kode pencahayaan: Berasal dari cahaya matahari (natural)

  • 33

    Kode musik: Menggunakan efek dramatic backsound

    Gambar 4.2.2

    Adegan-2 Yopie menumpang di rumah Ramli

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Ipah menggunakan daster

    dengan koyo melekat di pelipisnya

    Kode lingkungan: di rumah Ramli dan Ipah

    Kode ekspresi : Terkejut dan takut

    Kode dialog: “Dipenjara seng ada makan enak..tahu tempe

    terus tiap hari, paling bosan-e. Beta ini anggota geng Red

    Cobex.”

    Level Representasi Kode kamera: Medium close up, pada jarak ini

    memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas

    Kode pencahayaan: Menggunakan cahaya lampu di ruang

    makan rumah Ramli dan Ipah

  • 34

    Gambar 4.2.3

    Adegan-3 Yopie memakai pemutih wajah

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Yopie menggunakan kaos

    berwarna coklat dengan menggunakan krim pemutih

    wajah

    Kode lingkungan: Di dalam kamar, di rumah Ramli

    Kode ekspresi: Yopie sedih

    Kode dialog: “Beta ada pakai krim pemutih wajah. Biar

    beta pung kulit jadi putih. Mungkin kalau beta pung kulit

    putih, orang seng tuduh beta orang jahat. Mungkin kalau

    beta pung kulit putih, orang-orang seng pandang beta

    sebelah mata.”

    Level Representasi Kode kamera: Medium close up, pada jarak ini sosok

    tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang

    tidak lagi dominan

    Kode pencahayaan: Cahaya lampu di dalam ruangan

    Kode musik: Alunan suara piano yg lembut

  • 35

    Gambar 4.2.4

    Adegan-4 Geng Red Cobex melamar Astuti

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Geng Red Cobex, ibu Astuti dan

    Astuti menggunakan kebaya, sedangkan ayah Astuti, Yopie,

    dan Ramli menggunakan setelan hem dan celana panjang

    Kode lingkungan: Di dalam rumah Astuti

    Kode ekspresi: Mimik wajah yg serius, ketakutan, dan

    bahagia

    Kode dialog: “Oke..jadi begini..bapak-bapak dan ibu-ibu,

    tanpa berpanjang-panjang lai, maksud kedatangan katong

    kemari, adalah untuk melamar bapak dan ibu pung anak.

    Karena itu katong membawa beberapa bingkisan, tapi yang

    terpenting adalah itu pung katong pung simbol keluarga

    (sambil menunjuk kearah cobek berwarna merah).

    Bagaimana katong pung lamaran diterima kah seng?”

    Level Representasi Kode kamera: Frog level. sudut pengambilan gambar dengan

    ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan

    objek atau lebih rendah, dan medium close up, shot gambar

    yang jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur

    sebatas dada hingga sedikit ruang di atas kepala

    Kode pencahayaan: Cahaya lampu di dalam ruangan

  • 36

    Gambar 4.2.5

    Adegan-5 Yopie menyanyikan lagu Sio Mama

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Yopie menggunakan hem

    putih sedangkan Mama Anna menggunakan kebaya putih

    Kode lingkungan: Di teras rumah Astuti

    Kode ekspresi : Yopie dan Mama Anna sedih bercampur

    bahagia

    Kode dialog : Yopie menyanyikan lagu Sio Mama untuk

    Mama Anna

    Level Representasi Kode kamera: Big close up, teknik pengambilan gambar

    ini mengambil area sedikit dibawah dagu sampai di atas

    dahi (batas kepala)

    Kode pencahayaan: Menggunakan cahaya matahari

  • 37

    Gambar 4.2.6

    Adegan-6 Red Cobex membantu warga dari gamgguan preman

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Menggunakan kebaya dan

    sanggul

    Kode lingkungan: Di kompleks rumah Astuti

    Kode ekspresi dan ucapan: Penuh emosi dan semangat

    Kode dialog: “Geng…panggilan tugas! Katong tegakkan

    kebenaran! Red Cobex! Red Cobex! Sikaaaaat..!!!”

    Level

    Representasi

    Kode kamera : Group Shoot, pengambilan gambar

    sekelompok orang dan Extreme Long Shot, teknik

    pengambilan ambar yang mencakup area yag sangat luas,

    dengan maksud untuk mengikut-sertakan objek dan kondisi

    di sekitar subjek utama ke dalam frame

    Kode pencahayaan: Menggunakan cahaya matahari

    Kode musik: Backsound musik yang penuh semangat dan

    ditambah dengan suara keributan warga ketika sedang

    berkelahi

  • 38

    Gambar 4.2.7

    Adegan-7 Yopie bekerja sebagai pelayan restoran

    Level Realitas Kode make up dan kostum: Yopie menggunakan seragam

    kerja berwarna orange

    Kode lingkungan: Di restoran tempat Yopie dan Astuti

    bekerja

    Kode ekspresi: Terpana melihat Astuti ketika bekerja

    Level Representasi Kode kamera: Medium shot, pada jarak ini

    memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas

    Kode musik: Rock and roll

    3. Pembahasan

    Peneliti telah melakukan analisis dari tanda-tanda yang muncul pada tokoh

    Mama Anna dan Yopie dalam film Red Cobex. Melalui tahapan tersebut, peneliti

    melakukan analisa tanda menggunakan semiotika John Fiske terhadap unit

    analisis kode televisi John Fiske, yang didapat dari tokoh Mama Anna dan Yopie

    mengenai stereotip etnis Ambon. Dalam penelitian ini, peneliti membagi objek

    penelitian menjadi 7 unit analisis dengan menggunakan analisis semiotika John

    Fiske yang kemudian dibahas melalui level realitas, level representasi dan level

    ideologi.

  • 39

    1. Orang Ambon memiliki kulit gelap dan berambut ikal

    Film Red Cobex bercerita tentang sekumpulan ibu-ibu yang memiliki latar

    belakang budaya yang berbeda, dan dalam berkomunikasi sehari-hari mereka

    menggunakan bahasa daerah masing-masing. Mama Anna, seorang wanita

    Ambon, merupakan ketua geng Red Cobex. Mama Anna menggunakan kaos yang

    dipadukan dengan rompi jeans dan celana panjang serta sepatu boots, berusaha

    membubarkan para penjudi, penjual minuman keras, dan kegiatan maksiat

    lainnya. Mama Anna yang memiliki kulit gelap, berambut ikal, dan memiliki

    postur tinggi besar. Orang suku Ambon umumnya memiliki kulit gelap, rambut

    ikal, kerangka tulang besar dan kuat. Profil tubuh mereka lebih atletis

    dibandingkan dengan suku lain di Indonesia dikarenakan aktifitas utama mereka

    merupakan aktifitas laut seperti berlayar dan berenang.1

    Dengan teknik pengambilan gambar long shot, tampak Mama Anna membawa

    cobek berwarna merah, dengan tatapan tajam serta tangan yang menunjuk ke satu

    arah, seolah mengancam dan membuat warga yang berada di situ ketakutan. dan

    dari sudut xtreme long shot, kita dapat melihat bagaimana warga berlari ketakutan

    sambil berteriak “ Red Cobex datang, Red Cobex datang!”. Kegaduhan pasar di

    siang itu berganti sunyi ketika geng Red Cobex datang. Warga yang awalnya

    sibuk dengan judi, pesta minuman keras, adu ayam, berlari dan menyimpan

    barang-barang terlarang mereka. Efek dramatik backsound pada scene ini

    menambah ketegangan dari adegan yang berlangsung.

    1 https://id.wikipedia.org/wiki/Maluku

    https://id.wikipedia.org/wiki/Maluku

  • 40

    2. Orang Ambon suka berterus terang

    Setelah keluar dari penjara, Yopie menumpang hidup di rumah sahabatnya

    Ramli dan istrinya Ipah. Ramli dan Ipah mengajak Yopie makan siang bersama.

    Ipah adalah ibu rumah tangga, hal itu tampak dari daster yang digunakannya

    seperti ibu rumah tangga pada umumnya, dengan koyo menempel di kedua

    pelipisnya menandakan seolah Ipah pusing, mungkin memikirkan kondisi

    keluarganya, hal tersebut tampak saat Ipah berkata kepada Yopie bahwa jatah

    makan Yopie itu adalah jatah makan untuk nanti malam. Sedangkan Ramli

    tampak mengenakan hem berwarna biru dan celana panjang. Yopie menggunakan

    kaos coklat, baju yang sama saat dia masuk penjara. Dalam scene ini terlihat

    Yopie makan dengan lahap dan Ipah pun penasaran kenapa Yopie begitu lahap

    seperti tidak pernah makan. Yopie pun menjawab dengan muka polosnya “Su

    lama beta seng makan enak. Dipenjara seng ada makan enak, tahu tempe terus tiap

    hari..paling bosan-e. Beta ini anggota geng red cobex.” Orang Ambon memang

    unik. Mereka suka bersikap terus terang. Jika suka, mereka secara terus terang

    akan katakan suka. Jika tidak suka, mereka akan mengatakan tidak suka.

    Spontanitas sikap itu alamiah, tidak dilandasi interest pribadi. Dalam hal

    berkomunikasi, orang Ambon lebih high context, bukan lower context. Tidak

    basa-basi dan sikapnya mudah dipahami.2 Ipah terkejut mendengar kata-kata

    Yopie. Dengan teknik pengambilan gambar medium close up, terlihat ekspresi

    Ipah yang terkejut sekaligus ketakutan, hal ini tampak dari mata Ipah yang

    terbelalak dan mulut yang menganga. Tampaknya istilah penjara masih menjadi

    2 https://satumaluku.com/2015/12/12/sisi-lain-tentang-ambon-5-fakta-yang-perlu-diketahui/

    https://satumaluku.com/2015/12/12/sisi-lain-tentang-ambon-5-fakta-yang-perlu-diketahui/

  • 41

    hal yang menakutkan untuk masyarakat, khususnya Ipah, ditambah lagi status

    Yopi sebagai anak Mama Anna, ketua dari geng Red cobex menambah ketakutan

    Ipah, karena geng Red Cobex tersebut terkenal dengan aksi premannya.

    Pencahayaan dalam scene ini menggunakan cahaya lampu di ruang makan rumah

    Ramli dan Ipah.

    3. Orang berkulit gelap dipandang orang jahat

    Setelah keluar dari penjara, Yopie mencoba hidup sebagaimana mestinya

    tanpa geng Red Cobex yang melindunginya, tetapi semua itu tidak berjalan mulus,

    banyak hal yang harus Yopie lalui. Yopie dituduh mencopet tas milik Astuti, dan

    dia hampir babak belur dihajar massa, tapi dari kejadian itu dia bertemu dengan

    Astuti. Setelah berkenalan dengan Astuti, Yopie bekerja di restoran tempat Astuti

    bekerja, tapi Yopie pun dituduh mencuri dompet karyawan lain, dan Astuti pun

    percaya hal itu. Beberapa kejadian tersebut membuat Yopie terpukul dan tidak

    percaya diri. Saat Ramli menghampiri Yopie di kamarnya, Ramli begitu terkejut

    melihat Yopie yang sedang menggunakan kaos berwarna coklat, memakai krim

    pemutih di wajahnya. Yopie menceritakan alasannya kenapa dia menggunakan

    krim pemutih wajah, “Beta ada pakai krim pemutih wajah. Biar beta pung kulit

    jadi putih. Mungkin kalau beta pung kulit putih, orang seng tuduh beta orang

    jahat. Mungkin kalau beta pung kulit putih, orang-orang seng pandang beta

  • 42

    sebelah mata.” Perilaku kriminal pun dipaksa memakai lebel warga Indonesia

    Timur. Sementara warga Indonesia Timur serta mereka yang memiliki rambut

    keriting dan kulit hitam dipaksa memakai label kriminal atau penjahat.3

    Teknik pengambilan gambar pada scene ini adalah medium close up, penonton

    dapat melihat bagaimana kesedihan Yopie ketika bercerita kepada Ramli.

    Kesedihan Yopie tampak ketika dia bercerita kepada Ramli dengan cara

    menunduk, tidak memandang lurus ke lawan bicara. Pencahayaan dalam scene ini

    menggunakan cahaya lampu didalam ruangan yg sedikit redup. Musik yang

    mendukung alunan piano yang lembut, membuat kesedihan Yopie ini mengena

    dihati penonton.

    4. Orang Ambon memiliki volume suara yang keras

    Akhirnya geng Red Cobex keluar dari penjara. Mama Anna, Yopie, anggota

    geng Red Cobex lainnya, dan Ramli serta Ipah, berkunjung ke rumah orang tua

    Astuti untuk melamar Astuti. Mama Anna menggunakan kebaya putih beserta

    sanggul, sedangkan Yopie menggunakan hem dan jas putih dipadukan celana

    panjang hitam. Ibunda Astuti dan Astuti yang merupakan etnis Jawa tetap

    mempertahankan budaya Jawa dengan menggunakan kebaya, pada acara tersebut.

    Bagi seorang wanita Jawa, kebaya bukan hanya sebagai sebatas pakaian. Lebih dari itu

    kebaya juga menyimpan sebuah filosofi tersendiri. Sebuah filosofi yang mengandung

    nilai-nilai kehidupan. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai menjadi

    salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan fungsi lebih dari itu. Bentuknya

    yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhaan dari masyarakat Indonesia.

    Nilai filosofi dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang

    harus serba lembut. Kebaya selalu identik dipasangkan dengan jarik atau kain yang

    3http://www.sembirink.com/ketika-identitas-indonesia-timur-rambut-keriting-dan-kulit-hitam-

    dipersoalkan/

    http://www.sembirink.com/ketika-identitas-indonesia-timur-rambut-keriting-dan-kulit-hitam-dipersoalkan/http://www.sembirink.com/ketika-identitas-indonesia-timur-rambut-keriting-dan-kulit-hitam-dipersoalkan/

  • 43

    membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh tersebut secara langsung akan membuat

    siapapun wanita yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah

    sebabnya mengapa wanita Jawa selalu identik dengan pribadi yang lemah gemulai.4

    Tanpa berbasa-basi, Mama Anna melamar Astuti, dengan cara berbicaranya

    yang bernada tinggi Mama Anna berkata, “ Oke..jadi begini..bapak-bapak dan

    ibu-ibu,tanpa berpanjang-panjang lai, maksud kedatangan katong kemari, adalah

    untuk melamar bapak dan ibu pung anak. Karena itu katong membawa beberapa

    bingkisan, tapi yang terpenting adalah itu pung katong pung simbol keluarga

    (sambil menunjuk kearah cobek berwarna merah). Bagaimana katong pung

    lamaran diterima kah seng??” Dengan muka ketakutan ibunda Astuti berbisik

    pada suaminya, “Pak..ini lamaran to pak, kok kayak lelangan ikan?” Biasanya

    orang luar sering menilai orang Ambon yang identik dengan marah-marah karena

    aksen logat yang sering lantang (berteriak) padahal itu tidak setidikpun

    mengandung amarah.5 Akhirnya keluarga Astuti menerima lamaran Yopie.

    Dengan teknik pengambilan gambar medium close up, penonton dapat melihat

    bagaimana mimik muka Mama Anna dan Yopie ketika melamar Astuti, dan

    dengan teknik Frog level, penonton bisa melihat bagaimana suasana lamaran

    tersebut, mereka duduk dilantai, berusaha menjalin keakraban satu sama lain.

    Pencahayaan dalam scene ini menggunakan cahaya lampu ruang tamu rumah

    Astuti.

    5. Orang Ambon suka menyanyi

    4 http://serba-serbi-dunia-fashion.weebly.com/mengenal-sejarah-kebaya.html

    5 http://www.mollucastimes.com/2016/04/karakter-nyong-ambon-yang-tak-banyak.html

    http://serba-serbi-dunia-fashion.weebly.com/mengenal-sejarah-kebaya.htmlhttp://www.mollucastimes.com/2016/04/karakter-nyong-ambon-yang-tak-banyak.html

  • 44

    Setelah acara lamaran selesai, Mama Anna duduk di teras rumah Astuti, Yopie

    pun menghampirinya. Mama Anna duduk bersandar di kursi dengan mimik muka

    sedih. Rupanya Mama Anna sedih bercampur bahagia, karena Yopie akan

    menikah. Mama Anna pun bercerita tentang masa kecil Yopie, sambil terisak.

    Yopie pun menghibur Mama Anna dengan menyanyikan lagu Sio Mama.

    Antropolog dari Universitas Pattimura, Ambon, Prof Dr Mus Huliselan,

    mengatakan, kebiasaan menyanyi orang Ambon ada sejak sebelum bangsa-

    bangsa Eropa, seperti Portugis dan Belanda, menguasai Ambon.

    Orang-orang tua menyampaikan pesan atau mengekspresikan perasaan dengan menyanyi.

    Nyanyian rakyat atau disebut kapata yang masih ada di beberapa desa menjadi bukti

    kebiasaan menyanyi itu sudah lama ada. Tak hanya menyampaikan pesan dan ekspresi

    perasaan, nyanyian berfungsi sebagai alat perekat sosial. Dalam syair lagu yang tercipta,

    nilai-nilai persaudaraan, kekerabatan atau kecintaan pada Ambon bahkan mama,

    tertuang.6

    Dengan teknik pengambilan gambar Big close up, penonton bisa melihat

    Yopie sedang menghibur Mama Anna dan menyanyikan lagu Sio Mama, dan

    tampak Mama Anna menangis mendengarkan Yopie menyanyi. Lagu Sio Mama

    ini menceritakan tentang kerinduan seorang anak Ambon yang lama di tanah

    perantauan dan tak berjumpa dengan ibu di kampung. Makna lagu ini ketika

    seorang anak mengingat saat sang mama menggendongnya dengan penuh sayang

    sambil masak sagu, masakan khas orang Ambon.7 Scene ini dilakukan di teras

    depan rumah Astuti, pencahayaannya natural menggunakan cahaya matahari.

    6http://tekno.kompas.com/duniaoppo/new_design/read/2013/10/22/0829062/Ambon.Teruslah.Men

    yanyi.

    7http://indonesiana.merahputih.com/budaya/2016/03/14/sio-mama-buat-beta-kangen-

    ambon/39244/

  • 45

    6. Orang Ambon suka membantu kerabat yang kesusahan

    Saat Yopie sedang menghibur Mama Anna, tiba-tiba sekerumunan orang

    berlari ketakutan. Segerombolan preman datang meneror warga, agar warga tidak

    nyaman tinggal disitu dan segera pindah. Akhirnya geng Red Cobex membantu

    warga mengusir orang-orang yang akan membongkar paksa rumah warga

    lingkungan rumah Astuti. Mama Anna dan geng nya, dengan menggunakan

    kebaya mereka tetap memberantas ketidakadilan, karena mereka tidak suka orang-

    orang itu mengusik warga di lingkungan itu dan keluarga dari Astuti yang

    merupakan calon istri Yopie. Orang Ambon tidak bisa melihat

    rekannya/kerabatnya dalam kesusahan. Istilahnya “sampe hati”. Mereka akan

    merasa tidak berperi kemanusiaan jika tidak terlibat untuk membantu rekannya

    yang sedang kesusahan.8

    Dengan teknik pengambilan gambar Group Shoot, kita dapat melihat geng

    Red Cobex bersama-sama dengan penuh emosi dan semangat melawan preman-

    preman itu, dengan teknik extreme long shot, bagaimana geng Red Cobex

    bersama warga sekitar rumah Astuti berkelahi mengusir preman-preman itu.

    Pencahayaan dalam scene ini menggunakan cahaya matahari, karena adegan

    tersebut berada diluar ruangan, yaitu di lingkungan rumah Astuti. Scene ini juga

    didukung backsound musik yang penuh semangat dan ditambah dengan suara

    keributan warga ketika sedang berkelahi, menambah kericuhan dalam adegan ini.

    8 http://www.mollucastimes.com/2016/04/karakter-nyong-ambon-yang-tak-banyak.html

    http://www.mollucastimes.com/2016/04/karakter-nyong-ambon-yang-tak-banyak.html

  • 46

    7. Penggambaran karakter berbeda tentang Etnis Ambon dari tokoh Yopie

    \

    Yopie adalah anak ketua geng Red Cobex, Mama Anna. Yopie memiliki

    karakter yang sedikit berbeda dangan Mama Anna, Yopie lebih kalem, cara

    berbicaranya lebih sopan, berbeda dengan Mama Anna yang cara berbicaranya

    keras dan suka melakukan kekerasan. Penggambaran tokoh Yopie yang berbeda

    dengan karakter Mama Anna ini mungkin karena pengaruh latar belakang

    sutradara film ini, Upi Avianto, perempuan kalahiran Jakarta. Dalam film ini,

    sutradara ingin menggambarkan pada penonton bahwa ada orang Ambon yang

    secara fisik seperti orang Ambon pada umumnya, tetapi memiliki karakter seperti

    orang Jawa yang kalem, sopan, dan lembut. Yopie sejak kecil tinggal di Jawa

    memiliki teman dari kecil yaitu Ramli, karena terbiasa berinteraksi dengan orang

    Jawa, Yopie pun memiliki kesamaan karakter dengan orang Jawa. Dominasi

    masyarakat Jawa yang ada di lingkungan Yopie membentuk Yopie memilki

    karakter seperti orang Jawa. Yopie pun tidak malu bekerja sebagai pelayan

    restoran meskipun dia adalah anak dari ketua geng Red Cobex yang ditakuti oleh

    masyarakat. Yopie bisa bekerja di restoran itu atas bantuan Astuti,wanita yang

    dikenalnya di bus kota. Yopie pun jatuh cinta dengan Astuti. Kesamaan karakter

    Yopie dan Astuti yang kalem dan lembut inilah yang akhirnya membuat Yopie

    nyaman dengan Astuti, karena sebelum geng Red Cobex di penjara Yopie lebih

    banyak bergaul dengan karakter wanita yang keras seperti anggota geng Red

    Cobex.

    Dalam scene ini digambarkan bagaiamana Yopie bekerja sebagai seorang

    pelayan di sebuah restoran. Yopie menggunakan seragam berwarna orange

  • 47

    tampak sedang menuangkan air minum ke gelas pelanggannya, tetapi Yopie

    sedang melamun dan melihat sosok Astuti sedang lewat di depannya sehingga air

    yang Yopie tuang ke gelas pelanggannya pun tumpah. Musik Rock and roll

    mendukung scene. Lagu dalam scene ini berjudul Astuti yang di nyanyikan oleh

    Candil, bercerita bagaimana sosok seorang Astuti yang cantik jelita, sederhana,

    dan bersahaja membuat orang terpesona. Lirik lagu tersebut cocok dengan Astuti,

    wanita yang di cintai Yopie, yang cantik, berpenampilan sederhana dan membuat

    Yopie terpesona. Dari lagu ini penonton dapat melihat bahwa Astuti adalah sosok

    perempuan cantik dan sederhana yang pantas membuat Yopie terpesona dan jatuh

    cinta.

    Dalam menganalisis level ideologi dari film Red Cobex, penulis menemukan

    unsur rasisme dalam film tersebut. Menurut Wikipedia rasisme adalah suatu

    sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang

    melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa

    suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang

    lainnya.9 Sedangkan menurut Kamus Besar bahasa Indonesia rasisme diartikan

    sebagai paham atau golongan yang menerapkan penggolongan atau pembedaan

    ciri-ciri fisik (seperti warna kulit) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan

    sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras (SARA), golongan ataupun ciri-ciri

    fisik umum untuk tujuan tertentu. Dikutip dari listotative.com, Orang-orang India

    adalah orang yang paling rasis di dunia. Hingga hari ini, anak yang lahir di

    keluarga India diajarkan untuk menghormati orang-orang berkulit putih dan

    memandang rendah orang-orang berkulit gelap. Tak heran, orang India begitu

    memuja orang asing berkulit putih. Perbedaan kasta juga menambah praktik

    diskriminasi yang terjadi di negara ini.10

    Dalam film Red Cobex ini juga terdapat

    rasisme yang tampak dimana Yopie yang mempunyai kulit gelap sering dianggap

    orang jahat. Yopie dituduh sebagai pencopet saat sedang menunggu bus di halte,

    selain itu Yopie juga dituduh mencuri dompet teman kerjanya, bahkan Astuti

    wanita yang dicintainya percaya kalau Yopie mencuri dompet itu. Kejadian-

    9 https://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme

    10 http://citizen6.liputan6.com/read/2157195/12-negara-paling-rasis-di-dunia

    https://id.wikipedia.org/wiki/Kepercayaanhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Doktrin&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Rashttps://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://listovative.com/top-12-most-racist-countries-in-the-world/http://citizen6.liputan6.com/read/2157195/12-negara-paling-rasis-di-dunia

  • 48

    kejadian itu membuat Yopie sedih hingga Yopie mencoba memutihkan wajahnya

    dengan krim pemutih, Yopie berharap tidak lagi dipandang sebelah mata oleh

    orang lain dan tidak dianggap sebagai orang jahat.

    Berdasarkan hasil penelitian Angelia Karwur tentang “Representasi

    Feminisme Multikultural Dalam Film Red Cobex” dikatakan bahwa perempuan

    dapat menjadi tolok ukur dalam hal pengambilan keputusan serta perempuan

    dalam fenomena ini mendominasi kaum laki-laki. Penulis mengoreksi hasil

    penelitian tersebut karena perempuan Ambon adalah seperti perempuan dari etnis

    lain yang taat serta patuh pada laki-laki, dan laki-laki lah yang berhak mengambil

    keputusan dan perempuan hanya bisa mendukung keputusan tersebut. Laki-laki

    tetaplah kepala rumah tangga, sosok yang harus di hormati oleh perempuan.