bab iv darmo

19

Click here to load reader

Upload: forman-kurniawan

Post on 04-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Darmo

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 MEI 2012sampai dengan 07 juli

2012 Penelitian dilakukan untuk memperoleh variabel independent (anemia) dan

variabel dependen (kualitas hidup) pada penderita PGK stage V yang menjalani

haemodialisis rutin di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu yang berjumlah 64

responden.

Data yang diperoleh kemudian diolah melalui proses editing, coding,

tabulating, selanjutnya data di entry dengan menggunakan program komputer

SPSS for window dan terakhir data di cleaning. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel penelitian dan untuk

mengetahui hubungan anemia dengan kualitas hidup pada penderita PGK stage V

yang menjalani haemodialisis rutin di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun

2012.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk

menggambarkan distribusi frekuensi anemia dan kualitas hidup pada penderita

PGK stage V yang menjalani haemodialisis rutin di RSUD Dr. M. Yunus

56

Page 2: Bab IV Darmo

57

Bengkulu. Data dikelompokan dalam table distribusi frekuensi sebagai

berikut:

a. Distribusi frekuensi anemia

Tabel 4Distribusi frekuensi anemia pada penderita penyakit ginjal kronis stage V

on Hemodialisis di Instalasi Hemodialisa RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2012

No Anemia Frekuensi Persentase (%)

1

2

Anemia

Tidak Anemia

44

20

68,8

31,2

Total 64 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 64 responden

penderita penyakit ginjal kronis stage V on haemodialisa terdapat 44

responden (68,8 %) yang mengalami anemia dan 20 responden (31,2 %)

yang tidak anemia.

b. Distribusi frekuensi kualitas hidup

Tabel 5.Distribusi frekuensi kualitas hidup pada penderita penyakit ginjal kronis stage V on Hemodialisis di Instalasi Hemodialisa RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu tahun 2012

No Kualitas Hidup Frekuensi Persentase (%)

1

2

Buruk

Baik

45

19

70,3

29,7

Total 64 100

Page 3: Bab IV Darmo

58

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 64 responden

penderita penyakit ginjal kronis stage V on haemodialisis terdapat 45

responden (70,3%) yang mempunyai kualitas hidup buruk dan 19

responden (29,7%) yang mempunyai kualitas hidup baik.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini digunakan untuk menguji hubungan antara anemia

dengan kualitas hidup pada penderita penyakit ginjal kronis stage V on

Hemodialisis di Instalasi Hemodialisa RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun

2012, seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6.Tabulasi silang antara anemia dengan kualitas hidup

Kualitas Hidup Total X2 p C ORBuruk BaikAnemia

Anemia CountExpected Count

1914,0

914,0

2828,0

9,643 0,002 0,479 23,22

2Tidak Anemia

CountExpected Count

16,0

116,0

1212,0

Total CountExpected Count

2020,0

2020,0

4040,00

Tabel di atas menunjukkan tabulasi silang antara anemia dengan kualitas

hidup. Ternyata dari 28 pasien dengan anemia terdapat 19 pasien dengan

kualitas hidup buruk dan 9 pasien dengan kualitas hidup baik. Dari 12 pasien

dengan tidak anemia terdapat 1 pasien dengan kualitas hidup buruk dan 11

pasien dengan kualitas hidup baik. Karena semua sel frekuensi ekspektasi

nilainya > 5 maka digunakan uji statistik chi-square (continuity correction).

Page 4: Bab IV Darmo

59

Hasil uji statistik chi-square (continuity correction) didapat nilai X2 =

9,643 dengan p = 0,002 < α = 0,05 berarti signifikan. Maka Ho ditolak dan Ha

diterima, berarti pula terdapat hubungan antara anemia dengan kualitas hidup.

Hasil uji contingency coefficient didapat nilai C = 0,479 dengan approx.

sig = 0,001 < 0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut dibandingkan dengan

nilai Cmax = dimana m adalah nilai terkecil dari baris atau kolom, maka

Cmax = = 0,707, karena nilai C = 0,479 tidak terlalu jauh dengan nilai Cmax =

0,707, maka kategori hubungan sedang karena ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi seperti dukungan keluarga, hubungan sosial dan dukungan dari

petugas haemodialisis (Sudjana, 1996).

Hasil uji Risk Estimate didapat nilai Odds Ratio (OR) = 23,222 yang

artinya pasien yang anemia mempunyai kemungkinan kualitas hidup buruk

sebesar 23,222 kali lipat jika dibandingkan dengan pasien yang tidak anemia.

B. Pembahasan

1. Anemia pada Penderita Penyakit Ginjal Kronis Stage V

Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa dari 64 responden

penderita penyakit ginjal kronis stage V on haemodialisis terdapat 28

responden (70,0%) yang mengalami anemia dan 12 responden (30,0%) yang

tidak anemia.

Page 5: Bab IV Darmo

60

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Sukandar (2006) bahwa penderita PGK banyak mengalami anemia, hal

tersebut dikarenakan pada penderita PGK produksi eritropoetin (EPO)

berkurang (penyebab primer) dan beberapa penyebab sekunder juga berperan

sebagai penyebab anemia pada PGK. Beberapa penyebab di antaranya adalah :

1.Survival eritrosit pendek. Jangka hidup eritrosit pada PGK berkurang 40-

60% dari 100-140 hari menjadi sekitar 40-90 hari

2.Darah hilang, terutama pada waktu hemodialisis, misalnya pada waktu

funksi arteri dan vena, sisa darah dalam dialyzer dan bloodline, blood leake

dan bekuan darah dalam dialyzer. Hemolisis akut dapat terjadi kalau

kualitas air dari water treatment kurang baik dan terjadinya hematom juga

mengurangi kadar eritrosit dalam peredaran darah.

3.Perdarahan pada uremia berhubungan dengan adanya abnormalitas trombosit

dan interaksi trombosit dengan dinding pembuluh darah, pada penderita

anemia pembuluh darah memproduksi prostasiklin berlebihan, yang

merupakan vasodilatasi potensial dan antagonis agregasi trombosit.

4.Defisiensi zat besi dan asam folat terutama berperan pada anemia lanjut

dimana penderita mengalami kehilangan nafsu makan, disertai mual dan

muntah. Pada penderita PGK absorbsi zat besi dalam usus berkurang

karena adanya oedema usus, disamping itu hambatan terjadi karena obat-

obat penghambat sekresi asam lambung (H2 blocker, phosphate binder)

Page 6: Bab IV Darmo

61

5.Hiperparatiroid berat dapat menyebabkan mielofibrosis pada penderita PGK,

yang mempunyai efek supresi langsung terhadap eritropoiesis.

6.Faktor-faktor nonrenal dapat juga memperberat anemia pada PGK misalnya

adanya infeksi dan inflamasi

2. Hubungan Anemia dengan Kualitas Hidup pada Penderita Penyakit Ginjal Kronis Stage V

Dari hasil uji statistik chi-square (continuity correction) didapat nilai X2

= 9,643 dengan p = 0,002 < α = 0,05 berarti signifikan. Maka Ho ditolak dan

Ha diterima, berarti pula terdapat hubungan antara anemia dengan kualitas

hidup.

Dari analisa hubungan anemia dengan kualitas hidup penderita PGK on

haemodialisis diperoleh data bahwa ada sebanyak 19 (67,8%) penderita

penyakit ginjal kronis on haemodialisis yang anemia mempunyai kualitas

hidup buruk dan sebanyak 9 (32,2%) penderita penyakit ginjal kronis on

haemodialisa yang anemia mempunyai kualitas hidup baik, sementara ada 1

(8,3%) dari 12 penderita penyakit ginjal kronis on haemodialisis yang anemia

mempunyai kualitas hidup buruk dan sebanyak 11 (91,6%) penderita penyakit

ginjal kronis on haemodialisa yang ananemia mempunyai kualitas hidup baik.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 maka dapat disimpulkan ada

perbedaan proporsi kualitas hidup antara penderita penyakit ginjal kronik on

haemodialisis yang mengalami anemia dan tidak mengalami anemia (ada

Page 7: Bab IV Darmo

62

hubungan antara anemia dengan kualitas hidup penderita penyakit ginjal

kronik on haemodialisis)

Penderita PGK yang mengalami anemia tubuhnya akan merasa lemah,

tidak bersemangat, nafsu makan berkurang, dan mudah terserang penyakit.

Anemia harus segera dikoreksi karena jika terlambat akan memperburuk

prognosis pada penderita PGK. Anemia akan meningkatkan angka morbiditas

dan mortalitas serta mengakibatkan fungsi kognitif, kapasitas aerobik, dan

kualitas hidup menurun (Aida Lydia, 2006).

Menurut Dr. Fredric Frankistien dkk yang mempelajari kaitan angka

kadar haemoglobin dan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik

(komponen fisik dan mental) dilakukan penelitian pada sekitar 1186 pasien

penyakit ginjal kronik yang berpartisipasi dalam study tersebut, hasil penelitian

menunjukkan bahwa peningkatan kadar haemoglobin < 11 gr/dl menjadi > 13

gr/dl menunjukkan adanya perbaikan kualitas hidup yang bermakna, termasuk

gejala, beban penyakit ginjal, nyeri, energi, dan lain sebagainya. Studi ini dapat

menjelaskan bahwa mempertahankan kadar hemoglobin sangat penting bagi

kesehatan dan kesejahteraan pasien penyakit ginjal kronis.

Dari analisa data yang ditemukan di lapangan ada sebanyak 9 orang

(32,3%) dari 28 penderita penyakit ginjal kronis on haemodialisa yang anemia

mempunyai kualitas hidup baik dan sementara 1 orang (8,3%) dari 12

penderita penyakit ginjal kronis on haemodialisis yang tidak anemia

mempunyai kualitas hidup buruk. Hal itu dikarenakan adanya faktor lain yang

Page 8: Bab IV Darmo

63

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal yang berhubungan dengan

perbedaan persepsi Quality of Life (QoL) atau kualitas hidup di antaranya

ialah usia, etnis/latar belakang, tahap PGK, terapi dialisis, intervensi latihan /

olahraga, gangguan tidur, nyeri, disfungsi ereksi, kepuasan perawatan, depresi,

beban / gejala, persepsi intrusivenes dari penyakit. Sedangkan menurut studi

White dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa laki-laki merupakan prediktor

independen nilai nyeri, emosi, dan kondisi kesehatan umum yang lebih baik

(White et al, 2002).

Menurut Baludi et al (2001) dalam suatu penelitian menggambarkan

lebih rendahnya QoL yang dirasakan oleh orang Asian daripada orang Eropa

dengan ESRD. Analisis QoL mengindikasikan bahwa penderita Asia

menganggap penyakit ginjal sebagai beban sosial, walaupun telah ada tindakan

terapi pengganti fungsi ginjal.

Page 9: Bab IV Darmo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab IV, maka dapat

dibuat kesimpulan yang merupakan jawaban dan tujuan dari penelitian yaitu

sebagai berikut :

1. Dari 64 responden penderita penyakit ginjal kronis stage V on haemodialisa

terdapat 28 responden (70,0%) yang mengalami anemia dan 12 responden

(30,0%) yang tidak anemia.

2. Dari 40 responden penderita penyakit ginjal kronis stage V on haemodialisa

terdapat 20 responden (50,0%) yang mempunyai kualitas hidup buruk dan 20

responden (50,0%) yang mempunyai kualitas hidup baik.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara anemia dengan kualitas hidup pada

pasien PGK stage V yang menjalani haemodialisa rutin di RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu pada tahun 2010 dengan kategori hubungan sedang.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Sebaiknya pihak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu memberikan

penyuluhan dan konsultasi dengan petugas HD dan psikolog bagi penderita

PGK stage V agar memahami akan pentingnya kualitas hidup terutama

64

Page 10: Bab IV Darmo

65

menjaga agar nilai haemoglobin darah tetap dipertahankan dalam batas

normal.

2. Bagi Responden / Pasien

Bagi PGK stage V dengan haemodialisa rutin sebaiknya berkonsultasi

dengan tenaga ahli ginjal di lingkungan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Page 11: Bab IV Darmo

66

Frequencies

Statistics

64 64

0 0

,41 ,44

,062 ,063

,00 ,00

0 0

,495 ,500

,245 ,250

1 1

0 0

1 1

26 28

,00 ,00

,00 ,00

1,00 1,00

Valid

Missing

N

Mean

Std. Error of Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Range

Minimum

Maximum

Sum

25

50

75

Percentiles

anemiakualitas_

hidup

Frequency Table

anemia

38 59,4 59,4 59,4

26 40,6 40,6 100,0

64 100,0 100,0

anemia

tidak anemia

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

kualitas_hidup

36 56,3 56,3 56,3

28 43,8 43,8 100,0

64 100,0 100,0

buruk

baik

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Crosstabs

Page 12: Bab IV Darmo

67

Case Processing Summary

64 100,0% 0 ,0% 64 100,0%anemia * kualitas_hidupN Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

anemia * kualitas_hidup Crosstabulation

26 12 38

68,4% 31,6% 100,0%

10 16 26

38,5% 61,5% 100,0%

36 28 64

56,3% 43,8% 100,0%

Count

% within anemia

Count

% within anemia

Count

% within anemia

anemia

tidak anemia

anemia

Total

buruk baik

kualitas_hidup

Total

Chi-Square Tests

5,630b 1 ,018

4,479 1 ,034

5,676 1 ,017

,023 ,017

5,543 1 ,019

64

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-LinearAssociation

N of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is11,38.

b.

Risk Estimate

3,467 1,219 9,858

1,779 1,045 3,028

,513 ,294 ,897

64

Odds Ratio for anemia(anemia / tidak anemia)

For cohort kualitas_hidup = buruk

For cohort kualitas_hidup = baik

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Page 13: Bab IV Darmo

68