bab iv case

Upload: faris-rahman-alfarissi

Post on 08-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

BAB IVANALISIS KASUS

Asma didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai dengan serangan berulang dari sesak napas dan mengi, yang bervariasi dalam tingkat keparahannya dan frekuensinyadari satu orang dengan orang yang lain.Pada kasus ini memaparkan seorang perempuan berinisial M, berusia 22 tahun, MRS tanggal 25 Agustus 2015, dengan keluhan utama sesak napas sejak 1 hari SMRS. Dari anamnesis didapatkan 1 hari SMRS pasien merasa sesak napas, tidak dipengaruhi aktivitas, sesak dipengaruhi oleh cuaca panas dan debu, mengi (+), batuk (+), dahak (+) konsistensi kental, pilek (+), demam (-), nyeri dada (-), mual (+), muntah (+) 4-5 kali, isi apa yang dimakan, sebanyak 2 gelas belimbing, nyeri ulu hati (+), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien berobat ke RS Bhayangkara dan dinebulisasi sebanyak 2 kali, namun keluhan belum berkurang. Pasien lalu dirujuk ke RSMH untuk di tatalaksana lebih lanjut. Pasien mengaku memiliki riwayat asma sejak usia 6 tahun dan memiliki riwayat alergi terhadap udang, ikan laut dan debu.Berdasarkan keluhan utama pasien, dapat dipikirkan beberapa kemungkinan penyebab terjadinya sesak napas, yaitu bisa karena kelainan pada sistem kardiovaskuler, pernapasan, metabolik, ginjal, dan lain-lain. Sesak akibat kelainan pada sistem kardiovaskuler dapat disingkirkan karena sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan pasien masih tergolong perempuan berusia muda, dimana angka kejadian penyakit kardiovaskuler pada usia muda jarang terjadi. Pada anamnesis juga diketahui bahwa saat sesak disertai suara mengi (wheezing) yang merupakan ciri khas penyakit asma. Pasien memang memiliki riwayat asma sejak berusia 6 tahun dan memiliki riwayat alergi terhadap udang, ikan laut, dan debu, dimana hal ini merupakan faktor risiko untuk terjadinya asma.Dalam menegakkan diagnosis asma, perlu juga ditentukan derajat berat ringannya serangan asma karena berkaitan secara langsung dengan pengobatan yang akan diberikan. Penentuan derajat berat ringannya serangan asma pada pasien ini adalah sebagai berikut:Pada saat serangan asma terjadi, pasien lebih suka posisi duduk daripada berbaring, berbicara dengan kalimat terbatas dan terbata-bata, tidak mengalami gangguan kesadaran, frekuensi nafasnya meningkat, mengi terdengar keras. Sedangkan kriteria yang lain tidak bisa dinilai karena pasien diperiksa setelah dalam keadaan stabil bukan saat serangan. Namun, dalam melakukan penilaian berat ringannya serangan asma, tidak harus lengkap untuk setiap pasien. Penggolongannya harus diartikan sebagai prediksi dalam menangani pasien asma yang datang ke fasilitas kesehatan dengan keterbatasan yang ada. Jadi, pada pasien ini bisa digolongkan ke dalam serangan asma derajat sedang, karena memenuhi sebagian besar kriterianya.Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, reguler, isi cukup, pernafasan 22x/menit, tekanan vena jugularis (5-2) cmH2O. pada pemeriksaan auskultasi paru, didapatkan adanya mengi (wheezing) di kedua lapangan paru dan ditemukan adanya ekspirasi memanjang serta pernapasan yang cepat, sedangkan pada pemeriksaan lainnya tidak ditemukan adanya kelainan. Status gizi pasien didapatkan berat badan 55 kg, tinggi badan 160 cm dan RBW 91,67%, sehingga disimpulkan bahwa pasien tergolong normoweight.