bab iv analisis -...

22
LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 29 lebih lanjut, ‘topeng emas’ raksasa yang menyelubungi bangunan sesungguhnya adalah atap sekaligus dinding yang semi transparan. Pengunjung dapat tetap terlindung tetapi tetap dapat ‘mencuri pandang’ keluar dari arah balkon gedung opera didalamnya. Beberapa bangunan akhirnya menjadikan bentuk yang ‘spektakuler’ hanya sebagai fasade belaka. Sedapat mungkin pada perancangan Pusat Kebudayaan Jepang ini semua elemen arsitektural dapat berfungsi dengan efektif agar tidak ada desain yang tidak berguna atau hanya tempelan. BAB IV ANALISIS Analisis yang akan dibahas dalam bab ini adalah analisis fungsional, analisis peruntukan, dan analisis kondisi potensi lingkungan. IV.1 ANALISIS FUNGSIONAL IV.1. 1 PROGRAM RUANG

Upload: vuongnga

Post on 04-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 29

lebih lanjut, ‘topeng emas’ raksasa yang menyelubungi bangunan

sesungguhnya adalah atap sekaligus dinding yang semi transparan.

Pengunjung dapat tetap terlindung tetapi tetap dapat ‘mencuri pandang’

keluar dari arah balkon gedung opera didalamnya.

Beberapa bangunan akhirnya menjadikan bentuk yang ‘spektakuler’

hanya sebagai fasade belaka. Sedapat mungkin pada perancangan Pusat

Kebudayaan Jepang ini semua elemen arsitektural dapat berfungsi

dengan efektif agar tidak ada desain yang tidak berguna atau hanya

tempelan.

BAB IV ANALISIS

Analisis yang akan dibahas dalam bab ini adalah analisis

fungsional, analisis peruntukan, dan analisis kondisi potensi lingkungan.

IV.1 ANALISIS FUNGSIONAL IV.1. 1 PROGRAM RUANG

Page 2: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 30

Mengacu pada tabel kegiatan pada bab II ditambah dengan hasil

studi banding, kegiatan yang akan diwadahi di dalam pusat kebudayaan

Jepang di Bandung ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Program Kegiatan

NO PELAKU AKTIVITAS AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

WAKTU KEGIATAN

1 -Grup band /penampil -Penonton, pengunjung

Konser musik dan festival budaya

-Lapangan/ruang terbuka -Balairung

Setiap bulan

2 -Penikmat olahraga beladiri -Atlet

Latihan beladiri : kendo, karate, aikido

-Lapangan/ruang terbuka -Gelanggang olahraga

Setiap hari bergiliran

4 -Pengunjung pameran -Penyaji pameran

Seminar, Pameran dan workshop

-Balairung -Ruang kelas

Tiga bulanan

5 Penggemar film Jepang

Menonton film bersama

Balairung Sewaktu-waktu

6 Penjual dan pembeli Barter dan jual beli barang

Toko-toko

Setiap hari

7 Pegawai kantor The Japan Foundation dan sukarelawan

Kegiatan administratif kantor The Japan Foundation (pengelola)

Ruang kantor Setiap hari

8 -Murid/peserta kursus -Pengajar -Pegawai

Kursus bahasa -Ruang kelas -Ruang kantor guru dan administrasi

Setiap hari

9 -Peserta kursus -Pengajar

Kursus budaya : ikebana, bonsai, chanoyu

-Ruang khusus seperti kamar Jepang

Setiap hari bergiliran

10 -Pegawai -Pengunjung

Mencari informasi beasiswa, turisme, pariwisata

-Ruang pusat informasi -Ruang resepsionis

Sewaktu-waktu

Berdasarkan program tersebut dapat dicari standar ruang yang

dibutuhkan melalui sumber literatur. Dari literatur-literatur juga didapat

persyaratan-persyaratan teknis dan non teknis yang berkaitan dengan

perancangan fungsi. Persyaratan-persyaratan tersebut dibutuhkan untuk

membantu menentukan kriteria dan batasan perancangan.

Berikut ini daftar standar, luas, dan persyaratan yang dibutuhkan

untuk fungsi-fungsi di dalam Pusat Kebudayaan Jepang:

Tabel 4.2 Program Ruang

Persyaratan Kelompok Fasilitas

Kegiatan Ruang Standar Luas/ ruang

Jumlah Ruang (buah)

Jumlah Luas

Ruang Teknis Nonteknis

Fasilitas Komersial Penunjang

Barter dan jual beli barang

Retail 32 m2 3 96 m2 - koridor antar retail

- suasana tercipta sesuai

Page 3: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 31

Komunitas (sebagai zona budaya kontemporer)

maksimal 4 m - suplai listrikkontinyu, harus ada genset

dengan tema dan karakter bangunan

Barter dan jual beli barang

Retail khusus

Kinokuniya 1 buah Vega Merchandise 1 buah

134 m2 81 m2

Makan Mengobrol

Restoran kapasitas 130 org

2,2 m2 / orang (Neufert) + sirkulasi

1 300 m2 - pencahayaan sampai dengan 200 lux untuk ketinggian plafon maksimal 5m - jarak antara meja dengan dinding harus >75 cm - ketinggian lampu umunya 2,5 m

-bagian yang bersifat intim dan privat terdiri dari meja berkursi dua dan meja bar. Bagian yang lebih umumadalah area dengan meja berkursi empat atau enam. - perhatikan jenis pelayanan restoran : swalayan, a la carte, kafe, restoran prasmanan

Warung mi ramen dan takoyaki. kantin

Ruang makan : 0,83 m2 / orang (Neufert) + sirkulasi Dapur dan ruang saji tiap kantin : 12 m2

1 5

123,5 m2 60 m2

- bagian memasak diperlihatkan kepada pengunjung - tinggi meja seperti meja bar ±1,1 m

- suasana akrab dan santai

Memasak Menyiapkan makanan

Dapur, termasuk gudang makanan

20 % x luas restoran

1 61,5 m2 - ada perangkat pengatur penghawaan (exhaust

Page 4: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 32

fan) - material lantai tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan

Sholat Musholla 12 m2 1 12 m2 - sirkulasi udara harus lancar agar karpet alas lantai tidak bau

- berorientasi ke dalam

Buang air Berwudhu

Toilet dan tempat wudhu

♂ : 0,96 m2/ urinoir ♀ : 0,96 m2/ bilik

4 4

3,84 m2 3,84 m2

- pemipaan tersusun dalam satu lajur kordinasi - pengondisian udara alami

- toilet (pria dan wanita) harus terpisah secara fisik dan visual -tempat wudhu terpisah

Janitor 1,2 m2 1 1,2 m2 - tersedia pipa air panas dan air dingin

∑ Luas Ruang

876,88 m2

Fasilitas Hobi dan Minat, Olahraga dan Kesenian (sebagai zona peralihan)

Olahraga Latihan beladiri Latihan Kesenian

Gelanggang 554 m2 (Neufert) Judo : 360 m2 (International Standard of Martial Arts) Panahan : 380 m2 Aikido : 299 m2

1 884,5 m2

- ketinggian ruangan minimal 6,7 m - pencahayaan sampai dengan 500 lux

Ganti pakaian Mandi

Ruang loker ♂ : 51,84 m2 ♀ : 51,84 m2

1 1

103,24 m2

Kamar Mandi

♂ :2,44 m2 (Neufert

8 11

19,52 m2 26,84

Page 5: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 33

) ♀ : 2,44 m2 (Neufert)

m2

Menitipkan barang Meminjam alat

Tempat penitipan barag (deposit corner)

25 m2 1 25 m2 - cukup terbuka untuk mengawasi orang yang datang dan pergi

-terawasi penjaga

Menyimpan alat olahraga/ kesenian Merawat alat-alat

Gudang dan tempat perawatan

50 m2 (Neufert)

1 50 m2 - Tinggi pintu masuk minimal 2,25 m

∑ Luas Ruang

1109,1 m2

Menonton konser

Gelanggang 0,24 m2 / orang

1 168 m2

Penampilan grup musik

Panggung 96 m2 1 96 m2

Ruang belakang panggung

60 m2 1 60 m2

Toilet ♂ : 0,96 m2/ urinoir ♀ : 0,96 m2/ bilik

4 4

3,84 m2 3,84 m2

- pemipaan tersusun dalam satu lajur kordinasi -pengondisian udara alami

- kedua bagian toilet (pria dan wanita) harus terpisah secara visual

∑Luas Ruang

331,68 m2

Menerima tamu Berkumpul

Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri

1 136,15 m2

Rehat kopi Makan siang

Prefunction hall

20 m2 2 40 m2

Seminar Workshop Menonton film bersama

Ruang Serbaguna kapasitas 150 orang

0,92 m2 / orang

3 414 m2 - akustik dalam ruang baik - tidak ada suara dari luar yang masuk ke dalam ruangan

Penampilan pembicara Penampilan

Panggung kecil dalam ruang

48 m2 1 48 m2 - dilengkapi ruang

Page 6: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 34

akustik monitor suara dan ruang mesin

Persiapan penampil

Ruang belakang panggung

16 m2 1 16 m2

Toilet ♂ : 0,96 m2/ urinoir ♀ : 0,96 m2/ bilik

4 4

3,84 m2 3,84 m2

- pemipaan tersusun dalam satu lajur kordinasi -pengondisian udara alami

- toilet (pria dan wanita) harus terpisah secara fisik dan visual

∑Luas Ruang

661,83 m2

Fasilitas Pendidikan (sebagai zona budaya tradisional)

Belajar bahasa

Kelas bahasa Jepang kapasitas 20 orang /kelas

0,2 m2/ orang ditambah sirkulai 50% = m2 / kelas

3 24 m2 - pencahayaan alami harus cukup - pencahayaan buatan sampai dengan 500 lux - harus ada instalasi multimedia

Belajar budaya tradisonal Jepang

Ruang kelas khusus budaya (ikebana, origami, bonsai, kabuki, shamisen, koto, taiko) dan ruang pameran karya. Ruang chanoyu atau upacara minum teh

20 m2 1 20m2 - modul tatami - material mencerminkan karakter material asli Jepang - jangan menggunakan jerami karena akan berjamur di iklim tropis - skala dan proporsi bangunan sesuai proporsi rumah tradisional

-borrowing view - bersifat mengalir, hubungan langsung antara ruang dalam dan ruang luar, hening dan menenangkan -zen : keseimbangan dalam kekosongan

Page 7: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 35

Jepang - ada dapur khusus pemanas poci teh, ditanam lebih rendah daripada permukaan lantai - ada dapur bawah tanah

Ruang pengajar kapasitas 10 orang

1,5 m2/ orang

1 15 m2 - akses ke ruang kelas mudah - dapat mengawasi kelas dari ruang guru

Ruang administrasi dan resepsionis

12 m2 1 12 m2

Toilet ♂ : 0,96 m2/ urinoir ♀ : 0,96 m2/ bilik

4 4

3,84 m2 3,84 m2

- pemipaan tersusun dalam satu lajur kordinasi -pengondisian udara alami

Musholla 12 m 1 12 m2 Gudang 10 m2 1 50 m2 - tidak

boleh lembab karena digunakan juga sebagai tempat menaruh kostum-kostum tradisional

∑Luas Ruang

140,68 m2

Fasilitas Pengelola

Pekerjaan administratif Rapat Negosiasi acara

Ruang kantor untuk 9 orang Ruang rapat untuk 12 orang

0,9 m2/ m2 2 m2 / orang

1 1

148 m2

- pencahayaan buatan dan alami - open layout

-suasana kasual

Pusat 18 m2 1 18 m2

Page 8: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 36

informasi/ lobi / resepsionis

Toilet ♂ : 0,96 m2/ urinoir ♀ : 0,96 m2/ bilik

2 2

1,92 m2 1,92 m2

- pemipaan tersusun dalam satu lajur kordinasi -pengondisian udara alami

- toilet (pria dan wanita) harus terpisah secara fisik dan visual

Musholla 12 m2 1 12 m2 Membaca

buku Perpustakaan / ruang baca buku koleksi

252 m2 1 252 m2 - pencahayaan buatan dan alami - suhu ruangan dijaga agar tetap pada kisaran 22°C

-dapat menjadi tempat yang nyaman untuk berdiskusi -suasana kasual

∑Luas Ruang

433,84 m2

∑Luas Bangunan

3554,01 m2

Sirkulasi 20 %

710,802 m2

Luas Bangunan Total

4264,812 m2

Fasilitas Utilitas

Ruang genset

12 m2 1 12 m2 - struktur terpisah dari bangunan utama - ada peredam getaran pada dinding dan plat lantainya

Ruang pompa air

16 m2 1 16 m2 - struktur terpisah dari bangunan utama - ada peredam getaran pada dinding dan plat lantainya

Ruang panel listrik

16 m2 1 16 m2

∑ Luas 44 m2

Page 9: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 37

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Luas bangunan fasilitas fisik: 3554,01 m2

Luas bangunan utilitas : 44 m2

Luas bangunan total : 4264,812 m2 Luas ruang luar :1650 m2

Luas total yang dibutuhkan : 5958,812 m2

Ruang Utilitas

Ruang Luar : taman Jepang

Seremoni awal chanoyu Kontemplasi

Taman 100 m2 2 200 m2 -suasanan hening dan menenangkan -komposisi mirip aturan komposisi ikebana

Parkir Kapasitas

100 mobil dan 100 motor

12,5 m2/ mobil 2 m2/ motor

1 1

1250 m2 200 m2

∑Luas Parkir 1650 m2

TOTAL 5958,81

2 m2

Page 10: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 38

IV.1.2 HUBUNGAN ANTARFASILITAS

Keterangan : Hubungan langsung atau dekat

Diagram 4.1 Hubungan Antarfasilitas

IV.1.3 HUBUNGAN ANTARRUANG DALAM FASILITAS

1. Fasilitas Komersial

Diagram 4.2 Hubungan Antarruang dalam Fasilitas Komersial

Fasilitas Komersial

Fasilitas Hobi dan Minat

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Pengelola

Pintu masuk

Retail Restoran dan warung ramen

Area servis Dapur

Toilet dan musholla

PARKIR

Page 11: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 39

2. Fasilitas Hobi dan Minat

Diagram 4.3 Hubungan Antarruang dalam Fasilitas Hobi dan Minat

3. Fasilitas Pendidikan

Diagram 4.4 Hubungan Antarruang dalam Fasilitas Pendidikan

Lobi RSG

Galeri

Toilet

Prefunction hall

Area servis

Ruang penitipan barang

GelanggangRuang Ganti dan kamar mandi

Gudang

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Komersial

Fasilitas Pengelola

R.Pertemuan / Balairung

Servis

R.Baca

Kelas bahasa Kelas budaya

R. Pengajar

Taman Toilet dan musholla

Fasilitas Hobi dan Minat

Page 12: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 40

Bagian fasilitas pendidikan memerlukan penanganan khusus karena

fasilitas ini terletak di zona budaya tradisional. Bangunan dan ruang-

ruang yang termasuk dalam zona budaya tradisional ini diharapkan

mempu merepresentasikan Jepang tradisional termasuk pula sistem

strukturnya yang khas. Modul bangunan dan ruangnya yang didasari

modul tatami dan metode kijo-ma membuat modul besaran ruang

menjadi 90 X 180 cm atau 360 x 360 cm per modul (lihat lampiran hal

79).

4. Fasilitas Pengelola

Diagram 4.5 Hubungan Antarruang dalam Fasilitas Pengelola

IV.1.4 STRUKTUR

Salah satu hal penting dalam perancangan adalah adanya

pertimbangan masalah struktur. Pada bangunan Pusat Kebudayaan

Jepang ini terdapat beberapa fungsi yang memerlukan perhitungan

struktur istimewa untuk ruangan yang mewadahinya. Fungsi-fungsi

tersebut adalah fasilitas pendidikan, gelanggang olahraga, dan ruang

serbaguna.

Gelanggang olahraga membutuhkan ruangan yang bebas kolom.

Dengan demikian, diperlukan penanganan bangunan bentang lebar untuk

ruangan ini.

Ruang serbaguna membutuhkan ruang luas yang sebisa mungkin

bebas kolom. Tingkat kepentingan penanganan bentang lebar pada fungsi

Lobi, pusat informasi

R. Rapat

Kantor

Toilet dan Musholla

Fasilitas Komersial

Page 13: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 41

ruang serbaguna ini tidak sepenting gelanggang olahraga. Sampai batas

tertentu ruang serbaguna boleh tidak-bebas-kolom. Yang terpenting

kegiatan dalam ruang dapat diwadahi sehingga pengguna dapat

beraktivitas dengan nyaman dan leluasa. Bentang modul kolom-ke-kolom

harus dipertimbangkan agar tidak menghalangi sirkulasi ataupun

pandangan ke panggung.

Hal penting lainnya berkaitan dengan tema Origami pada kasus

projek ini. Struktur ‘origami’ paling tepat diterjemahkan melalui

penggunaan struktur lipat / folded structure (lihat lampiran hal. 79).

Gambar 4.1 Preseden Lipatan Folded Rigid Frame

Sumber : www.ketchum.org

Gambar 4.2 Church at Hoensbroek, Heerlen

Sumber www.cambridge.edu

IV.2 ANALISIS TAPAK Berdasarkan pengamatan, orang-orang Jepang di Bandung

kebanyakan berada di daerah Setrasari-Setiabudi-Ciumbuleuit-

Cihampelas-Dago. Bangsa Jepang terkenal akan kecintaannya terhadap

Page 14: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 42

alam. Sesuai dengan konsep arsitektur Jepang yang menyatu dengan

alam pula maka dipilih tapak yang karakter alaminya sangat kuat.

Lahan yang miring membantu untuk mewujudkan tapak yang

bersusun-susun seperti origami.

Berdasarkan dua hal penting di atas maka tapak yang dipilih

adalah tapak di Jalan Sukawangi-Setiabudi, Bandung. Tapak ini memiliki

kemiringan/perbedaan ketinggian antara bagian Utara dan Selatan

sebesar 2,15 m.

IV.2.1 ANALISIS LOKASI DAN POTENSI

Jalan Setiabudi adalah salah satu ruas jalan komersial yang

terkenal di kota Bandung. Kawasan sepanjang ruas jalan ini memiliki

karakter khas, ramai oleh permainan fasade di setiap toko dan factory

outlet, serta sangat alami karena banyaknya pepohonan.

Karakter kawasan sepanjang ruas jalan ini cocok dengan karakter

budaya Jepang dan karakter anggota komunitas pencinta budaya Jepang

yaitu terbuka pada perubahan tetapi tidak meninggalkan identitas

khasnya, sangat mudah diidentifikasi, terkadang dianggap sebagai

komunitas yang eksklusif, dan menjadikan alam sekitar sebagai bagian

dari dirinya.

Gambar 4.3 Peta Lokasi Tapak Skala 1 : 2000

Page 15: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 43

utara

1.1 Bangunan Eksisting

Tapak yang berlokasi di Jalan Sukawangi, Setiabudi ini dikelilingi

oleh beberapa bangunan dengan fungsi yang berbeda. Fungsi –fungsi

tersebut yaitu restoran (Flamboyan, Dragon House, Chillout, Hoka-hoka

Bento), rumah dan villa, factory outlet, sekolah, pub, dan ruang terbuka

hijau milik PDAM. Bangunan eksisting penting yang perlu dipertahankan

yaitu rumah villa di sebelah Barat tapak.

Batas-batas fisik tapak ini yaitu sebagai berikut :

Bagian Utara: jalan Sukawangi dan Restoran Flamboyan,

Bagian Selatan: Jalan Sukaasih, Arden Pub, kantor, dan rumah

penduduk,

Bagian Barat: Jalan Sukajadi, restoran Chillout, dan rumah

penduduk,

Bagian Timur : Jalan Setiabudi, perumahan, kios-kios kecil.

Page 16: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 44

Gambar 4.4 Analisis Eksisting Skala 1 : 1250

1.2 Arah dan Ruang Pandang

Arah pandang yang terbaik dari dalam tapak adalah ke arah Utara

yaitu ke arah restoran Flamboyan dan Jalan Karang Setra. Arah pandang

terburuk adalah ke arah Timur Laut. Bagian Timur Laut adalah daerah

permukiman dan kios-kios yang cenderung kumuh. Bagian Barat tapak

adalah permukiman warga, tidak dapat dijadikan pemandangan yang

baik.

Orientasi bangunan Pusat Kebudayaan Jepang yang hendak

dirancang sebaiknya mempertimbangkan kendala tapak ini. Bagian

bangunan yang akan dtempatkan di daerah Timur Laut sebisa mungkin

merupakan bangunan yang berorientasi pandangan ke dalam yaitu fungsi

retail. Hingga batas tertentu, suatu bangunan atau hasil karya arsitektur

harus dapat memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungannya.

Dalam hal ini kontribusi tersebut tidak dapat dilakukan melalui intervensi

visual.

Ruang Pandang dengan Pemandangan Luar Baik + Daerah Focal point

Page 17: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 45

Ruang Pandang dengan Pemandangan Luar Kurang Baik -- Daerah yang Terekspos

Gambar 4.5 Analisis Arah dan Ruang Pandang Skala 1 : 1250

1.3 Kebisingan

Kebisingan yang paling utama berasal dari kendaraan yang

menggunakan Jalan Setiabudi (di bagian Timur tapak, kendaraan dari

arah Selatan) dan Jalan Sukawangi (di bagian Utara tapak). Kebisingan

lain berasal dari permukiman di bagian Barat tapak yaitu dari Jalan

Sukajadi.

Kebisingan yang berasal dari sebelah Timur atau Jalan Setiabudi

dihalangi oleh eksisting pepohonan. Sementara itu kebisingan yang

berasal dari daerah Barat tidak terlalu mengganggu sebab Jalan Sukajadi

berjarak sekitar 20 meter dari batas tapak paling Barat.

Berdasarkan kondisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

daerah paling tepi dari tapak harus diisi oleh fungsi retail, restoran,

Ruang Serba Guna, dan area olahraga sebagai fasilitas yang tidak terlalu

terganggu oleh kondisi bising.

Peletakan massa dan pemasangan penahan (barrier) polusi suara

berperan penting dalam mengatasi kondisi bising ini. Ada banyak cara

untuk mengurangi kebisingan, di antaranya menanam pohon-pohon besar

bertajuk rapat atau menjauhkan muka bangunan dari sumber kebisingan.

Kebisingan Mayor:

Jalan Sukawangi dan Jalan

Setiabudi

Kebisingan Minor :

Jalan Sukajadi

Page 18: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 46

Gambar 4.6 Analisis Kebisingan Skala 1 :1250

1.4 Vegetasi

Rata-rata vegetasi di sepanjang Jalan Sukawangi, Setiabudi adalah

pepohonan bertajuk lebar, rapat, dan berusia cukup tua. Di dalam tapak

ini pun terdapat beberapa pohon besar terutama di trotoar sekeliling

tapak bagian Utara dan Timur, yang langsung berbatasan dengan Jalan

Sukawangi dan Jalan Setiabudi. Beberapa pohon palem besar tumbuh di

sepanjang Jalan Suka Asih. Pohon besar yang ada di bagian barat

membantu meneduhkan tapak waktu sore hari.

Pohon peneduh

Gambar 4.7 Analisis Vegetasi dan Orientasi Skala 1

: 1000

Page 19: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 47

1.5 Drainase

Kondisi tapak secara umum miring ke arah selatan. Dengan

demikian semua aliran air menuju ke arah Selatan. Di bagian Barat

tapak, tepatnya di sebelah rumah villa, terdapat sebuah selokan besar

yang saat ini digunakan sebagai tempat utama untuk mengalirkan air

buangan. Bangunan Pusat Kebudayaan Jepang Di Bandung juga dapat

memanfaatkannya.

Gambar 4.8 Analisis Drainase Skala 1 :1000

1.6 Sirkulasi Kendaraan dan Aksesibilitas

Beberapa angkutan umum yang melalui jalan Sukawangi yaitu :

• Semua angkot yang menuju Ledeng dan Lembang

• Semua angkot yang menuju Karang Setra

• Sarijadi – Ciroyom

• Bis kota yang berangkat dari Terminal Ledeng

Page 20: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 48

Kendaraan dari arah Jalan Setiabudi dan Jalan Sukawangi bergerak

satu arah ke arah Barat Laut dan bermuara di perempatan Jalan Karang

Setra-Sukajadi-Sukawangi. Akses paling mudah menuju tapak adalah

melalui jalan Sukawangi. Sementara itu Jalan Sukaasih adalah jalan

alternatif yang cocok apabila dijadikan pintu masuk atau pintu keluar

tapak karena relatif sepi. Letak Jalan Sukaasih yang tidak berada dekat

perempatan memperkecil resiko kemacetan akibat antrian kendaraan.

Tapak di bagian Jalan Setiabudi tidak terlalu baik untuk dijadikan titik

pintu masuk sebab terlalu dekat dengan perempatan jalan. Jalur ini juga

merupakan jalur menanjak sehingga akan menyulitkan manuver

kendaraan.

Daerah Pertemuan Tiga Jalur Sirkulasi Kendaraan Kendaraan

Daerah yang Mungkin Dijadikan Akses Utama Pedestrian Pedestrian

Daerah yang Mungkin Dijadikan Akses UtamaKendaraan

Gambar 4.9 Analisis Aksesibilitas Skala 1 : 1000

IV.2. 2 ANALISIS PERUNTUKAN DAN PEMINTAKATAN LAHAN

Page 21: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 49

Berdasarkan analisis potensi dan kondisi lingkungan tapak dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Zona Budaya Kontemporer yang mencakup fasilitas komersial

dan kemungkinan juga fasilitas pengelola diletakkan di bagian

Utara atau Timur . Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan

bahwa fasilitas tersebut tidak terganggu oleh kebisingan, perlu

akses langsung dari pintu masuk utama, menjadi bagian bangunan

yang berorientasi keluar tapak, dan perlu diekspos sebagi focal

point.

2. Zona Budaya Peralihan yang mencakup fasilitas hobi dan

minat/olahraga dan kesenian diletakkan di bagian tengah dan

Timur tapak. Selain karena gunanya sebagai sebuah penghubung,

zona ini juga tidak terlalu memerlukan pandangan keluar karena

kegiatannya berorientasi ke dalam.

3. Zona Budaya Tradisional yang mencakup fasilitas pendidikan

diletakkan di bagian Barat dari tapak. Zona ini dijauhkan dari

kebisingan karena kegiatannya berorientasi ke dalam.

Pemandangan bagi zona ini diciptakan artifisial dan meniru

suasana Jepang asli.

Gambar 4.10 Pemintakatan Skala 1 : 1000

Page 22: BAB IV ANALISIS - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl-tifanurlat-28506-4... · Lobi Ruang Serbaguna dan Galeri 1 136,15 m2 Rehat kopi Makan siang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG

TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

TIFA NUR LATIFA/ 152 03 016 50

• Zona budaya Kontemporer :

fasilitas RSG, galeri, dan ruang

pertemuan.

• Zona budaya peralihan : fasilitas

gelanggang olahraga fasilitas

komersial, fasilitas pengelola,

• Zona Budaya Tradisional : fasilitas

pendidikan.

• Zona Hijau

4. Suasana Lingkungan

Gambar 4.11 Suasana Lingkungan Skala 1 : 1000