bab iv adaptasi pedagang existing pasca revitalisasi …repository.unj.ac.id/1482/5/bab...

39
116 BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI PASAR IV.1. Pengantar Pada bab ini peneliti akan memfokuskan pembahasan berupa analisis dari upaya bertahan dari para pedagang existing dalam mempertahankan penghasilan dan usahanya akibat dampak revitalisasi Pasar Mayestik, yang menyebabkan perubahan situasi bagi mereka. Sehingga di dalam Bab ini, peneliti juga akan mengaitkan permasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi adaptasi dari Robert K Merton, yaitu berupa Konformitas, Inovasi, Ritualisme dan Retreatisme. Sehingga dengan adanya dinamika situasi yang dihadapi oleh pedagang akibat modernisasi yang diwujudkan dalam revitalisasi Pasar Mayestik, para pedagang di dalam penelitian ini harus melakukan sebuah upaya bertahan yang akan peneliti kaitkan dengan teori bentuk tipologi adaptasi tersebut. Secara lebih lengkap mengenai bab ini, akan dijelaskan sebagai berikut. IV.2. Restrukturisasi Pasar Mayestik akibat Program Revitalisasi Pasar Tradisional Pembangunan yang berlangsung dewasa ini dapat dikatakan berorientasi kepada modernitas, karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin inovatif, mengakibatkan negara berkembang seperti Indonesia untuk turut serta dalam

Upload: buidieu

Post on 18-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

116

BAB IV

ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI

PASAR

IV.1. Pengantar

Pada bab ini peneliti akan memfokuskan pembahasan berupa analisis dari

upaya bertahan dari para pedagang existing dalam mempertahankan penghasilan dan

usahanya akibat dampak revitalisasi Pasar Mayestik, yang menyebabkan perubahan

situasi bagi mereka. Sehingga di dalam Bab ini, peneliti juga akan mengaitkan

permasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti

yaitu tipologi adaptasi dari Robert K Merton, yaitu berupa Konformitas, Inovasi,

Ritualisme dan Retreatisme. Sehingga dengan adanya dinamika situasi yang dihadapi

oleh pedagang akibat modernisasi yang diwujudkan dalam revitalisasi Pasar

Mayestik, para pedagang di dalam penelitian ini harus melakukan sebuah upaya

bertahan yang akan peneliti kaitkan dengan teori bentuk tipologi adaptasi tersebut.

Secara lebih lengkap mengenai bab ini, akan dijelaskan sebagai berikut.

IV.2. Restrukturisasi Pasar Mayestik akibat Program Revitalisasi Pasar

Tradisional

Pembangunan yang berlangsung dewasa ini dapat dikatakan berorientasi

kepada modernitas, karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

inovatif, mengakibatkan negara berkembang seperti Indonesia untuk turut serta dalam

Page 2: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

117

pembangunan ke arah yang lebih modern tersebut. Hal ini dapat peneliti kaitkan

dengan asumsi modernisasi, yang salah satunya mengutarakan pada saat ini Negara

Timur mengadopsi berbagai sistem yang dianut oleh Negara Barat. Dikarenakan

mereka dijadikan simbol kemajuan dan keberhasilan kesehjateraan ekonomi bagi

negara berkembang.95

Gambar IV.1. Restrukturisasi Fisik Pasar Mayestik Pasca Revitalisasi

Sumber: Majestic Tata Kelola96

(2012) dan Dokumentasi Peneliti (2017)

Apabila dikaitkan dengan sebuah revitalisasi pasar tradisional, maka asumsi

tersebut menurut peneliti merupakan salah satu latar belakang mengapa sebuah

program revitalisasi pasar tradisional gencar dilakukan akhir-akhir ini di Indonesia.

Revitalisasi pasar tradisional dapat diartikan sebagai sebuah pembangunan yang

bertujuan untuk meningkatkan kembali kondisi pasar tradisional, dapat berupa

peremajaan dan renovasi keadaan fisik maupun non fisiknya.97

Sehingga pada

akhirnya program ini digagas dengan maksud menjawab semua permasalahan yang

95

Nanang Martono, Op.cit., hlm. 138 96

Sejarah Pasar Mayestik, 2012, https://www.pasarmayestik.com/index.php/2012/10/08/sejarah-pasar-

tradisional-dan-pasar-modern (diakses pada tanggal 13 Maret 2017) 97

A.A Mirah Pradnya Paramita & A.A Ketut Ayuningsari, Loc.cit., hlm. 235

Page 3: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

118

Perubahan

melekat pada pasar tradisional, termasuk juga perubahan tata kelola ke arah yang

lebih modern.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka hasil dari revitalisasi

tentunya menyebabkan perubahan kondisi yang drastis dari Pasar Mayestik.

Sehingga dengan adanya revitalisasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa, walaupun

Pasar Mayestik masih bernama Pasar Mayestik, tetapi pada kenyataannya di

dalamnya telah mengalami banyak perubahan dari sebelumnya. Pasca revitalisasi

Pasar Mayestik, perubahan pasar dapat terlihat secara fisik menjadi jauh lebih baik

dengan arsitektur serta sarana dan prasarana yang mewah dan modern.

Skema IV.1. Restrukturisasi Pihak Pasar Mayestik Pasca Revitalisasi

Sumber: Diolah dari data lapangan (2017)

Perubahan juga dapat terlihat dari sistem di dalam pasar sendiri, seperti

perubahan pengelola dan jumlah pedagang yang melangsungkan kegiatan berdagang

di Pasar Mayestik. Dikarenakan perjanjian BOT yang dilakukan PD Pasar Jaya

dengan PT Metroland Permai dalam merevitalisasi Pasar Mayestik sehingga pada

dasarnya PT Metroland Permai diberikan hak mengelola dan memperoleh

PD Pasar Jaya PT Metroland

Permai

Pedagang

Existing

PD Pasar Jaya

Pedagang Existing Pedagang Bebas

Page 4: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

119

keuntungan untuk mengembalikan biaya investasi dalam membangun Pasar Mayestik

hingga dapat berubah secara drastis seperti saat ini. Sehingga pada dasarnya, program

PD Pasar Jaya yang menggandeng PT Metroland Permai untuk merevitalisasi Pasar

Mayestik dari bentuk pasar tradisional ke pasar tradisional modern, berhasil membuat

Pasar Mayestik berubah mulai dari segi fisik maupun perubahan di dalam sistem

pasar tersebut yang semakin modern dan kompleks.

Hasil dari restrukturisasi seperti yang dijelaskan diatas, tentunya dapat

mempengaruhi pedagang existing dalam menjalankan kegiatan berdagangnya.

Apabila dilihat dari keberadaan pihak yang terlibat dalam Pasar Mayestik, maka

menurut peneliti dapat dikatakan bahwa pedagang existing di Pasar Mayestik

merupakan pihak utama yang berada paling bawah dari susunan di dalam struktur

sosial di Pasar Mayestik. Sehingga pasca revitalisasi, menurut peneliti pedagang

existing merupakan pihak yang paling merasakan dampak sosial dari hadirnya pihak

ketiga tersebut. Dampak sosial tersebut dapat dilihat dari investasi pembangunan

yang dilakukan PT Metroland Permai di Pasar Mayestik untuk menghasilkan sebuah

pasar modern, yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya harga tempat usaha

di Pasar Mayestik bagi para pedagang existing.

Begitu juga dengan kebijakan PT Metroland Permai mengenai hal

perencanaan perubahan fisik bangunan dan pengelompokan pedagang perlantai, yang

menurut informan juga ternyata menghasilkan sebuah dampak sosial berupa

intensifitas perdagangan yang berkurang dan hadirnya tempat usaha yang kurang

Page 5: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

120

strategis. Sehingga dengan adanya hal tersebut, menurut beberapa informan secara

tidak langsung membuat para pedagang existing terpinggirkan. Tidak jarang para

pedagang existing, termasuk para informan di dalam penelitian ini selalu

mengeluhkan penempatan tempat usahanya pasca revitalisasi. Karena dengan adanya

klasifikasi pedagang menurut barang dagangannya pada saat ini, menurut mereka

lebih mengutamakan pedagang bebas atau baru yang membawa jenis dagangan

tersier, dan membuat sebagian pedagang existing harus menempati lantai-lantai yang

jauh dari pintu masuk utama Pasar Mayestik Sehingga pada akhirnya muncul

pemikiran dari para pedagang existing di dalam penelitian ini, dengan adanya

revitalisasi sama saja dengan meminggirkan pedagang yang telah lama berkegiatan di

Pasar Mayestik.

Di dalam pasar yang baru itu sendiri para pedagang existing pun harus

menghadapi kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak PT Metroland Permai dalam

mengelola Pasar Mayestik. Hal tersebut terjadi dikarenakan intensitas interaksi

dengan pedagang pasca revitalisasi lebih banyak dilakukan oleh PT Metroland

Permai sebagai pengelola utama yang langsung mengatur pedagang akibat perjanjian

BOT yang sudah dibahas di bab sebelumnya. Hadirnya perubahan regulasi dari pihak

ketiga tersebut tentunya menimbulkan dampak berupa naiknya biaya operasional

untuk melakukan kegiatan berdagang di Pasar Mayestik pasca revitalisas.

Dikarenakan menurut para informan, pihak ketiga tersebut lebih bersifat profit

Page 6: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

121

oriented, dan mengedepankan ketertiban admininstrasi dalam mengelola Pasar

Mayestik pasca revitalisasi.

Maka dari itu, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya

pembangunan yang dilatarbelakangi modernitas berupa revitalisasi, juga turut

mengubah bagian-bagian yang membentuk Pasar Mayestik sebagai institusi sosial.

Seperti yang diibaratkan oleh Herbert Spencer melalui pemikirannya mengenai

evolusi, yang mengatakan bahwa ibarat manusia, ketika ia mengalami pertumbuhan

ia akan mengalami pertambahan volume, serta pertambahan kepadatan yang

membuat kepadatan struktur yang lebih rumit.98

Sehingga menurut peneliti,

perubahan bagian tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan dampak sosial yang

dapat mempengaruhi situasi kegiatan berdagang para informan sebagai salah satu

individu atau pihak utama di dalam Pasar Mayestik sebagai sebuah institusi sosial.

IV.3. Kondisi Anomi dan Adaptasi Pedagang

Untuk mempermudah pemahaman akan bentuk-bentuk adaptasi pedagang

existing untuk tetap bertahan berdagang agar memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya

Fmaupun keluarga pasca revitalisasi Pasar Mayestik, maka peneliti akan membahas

terlebih dahulu mengenai teori Anomi, yang dikenal juga sebagai teori ketegangan

yang menjelaskan perilaku menyimpang dari masyarakat dan dalam hal ini, peneliti

akan analogikan dalam masyarakat pasar (Market As Social Structure). Teori Anomi

menganggap bahwa perilaku meyimpang muncul akibat apabila individu tidak dapat

98

Nanang Martono, Op.cit., hlm. 47

Page 7: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

122

mencapai tujuan-tujuan mereka melalui cara yang benar atau legal. Sehingga, dengan

demikian individu dapat menjadi frustasi dan berupaya mencapai tujuan tersebut

melalui cara yang ilegal dan menarik diri dari sistem karena kemarahannya.

Robert K Merton berpendapat, bahwa dalam suatu masyarakat terdapat tujuan

tertentu yang ditanamkan kepada seluruh warganya, dan untuk mencapai tujuan

tersebut terdapat cara-cara yang dapat digunakan. namun, kenyataanya tidak semua

individu dapat menggunakan cara-cara yang tersedia, sehingga terjadi ketidak

merataan dalam cara dan kesempatan untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga

Anomi menurut Robert K Merton dapat terjadi, ketika terdapat disjungsi akut antara

norma-norma dan tujuan kultural yang terstruktur secara sosial dengan kemampuan

anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut.99

Jadi karena

posisi mereka dalam struktur sosial masyarakat, beberapa orang tidak mampu

bertindak menurut nilai-nilai normatif, hal tersebut dikarenakan di dalam situasi ini

menimbulkan ketidakpuasan, frustasi dan munculnya penyimpangan di kalangan

warga yang tidak mempunyai kesempatan mencapai tujuan tertentu. Situasi Anomi

juga akan menimbulkan keadaan para individu tidak lagi mempunyai ikatan yang

kuat terhadap kesempatan yang ada di dalam masyarakat.

Demikian juga halnya dengan para pedagang existing di Pasar Mayestik. Para

pedagang di dalam penelitian ini harus beradaptasi dengan situasi lingkungan baru

99

George Ritzer dan Douglas J Goodman, 2012, Teori Sosiologi : Dari Teori Sosiologi Klasik sampai

Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, Yogyakarta : Kreasi Wacana, hlm. 273

Page 8: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

123

yang lebih modern, karena dapat dikatakan situasi pasar yang lama merupakan situasi

dimana pedagang lebih merasa bebas dari tekanan atau pembatasan yang lebih

transaksional terhadap mereka. Di dalam Pasar Mayestik mereka akan melakukan

penyesuaian untuk menghadapi situasi pasca revitalisasi, yang disebut adaptasi.

Kondisi tersebut pun tidak terlepas dari penjelasan bahwa masyarakat sebagai sistem

sosial dalam pandangan struktural fungsional memiliki kemampuan yang fleksibel.

Dalam artian bahwa pada dasarnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan diri dan mengadaptasi dirinya dengan sesuatu yang baru, yang

berasal dari dalam maupun luar.100

Menurut Soerjono Soekanto, adaptasi juga dapat dijelaskan sebagai berikut.

Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, penyesuaian terhadap norma-

norma untuk menyalurkan ketegangan, proses perubahan untuk penyesuaian dengan

situasi yang berubah, mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan, dan

terakhir, memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan

dan sistem.101

Lebih sempit lagi, adaptasi pedagang pun dapat dijelaskan dengan

penjelasan dari Evers yang menjelaskan bahwa masing-masing dari pedagang

memiliki apa yang dinamakan “Moral Ekonomi Pedagang”, yang timbul ketika

mereka menghadapi permasalahan dalam aktivitas jual-beli.102

Para pedagang

seringkali mengalami dilema, dan moral ekonomi pedagang muncul karena adanya

100

Nanang Martono, Op.cit., hlm.1 101

Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 10-11 102

Damsar, Op.cit., hlm. 90-92

Page 9: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

124

pertentangan dalam diri pedagang sendiri. Sehingga, pedagang harus mencari jalan

keluar sendiri. Pedagang merupakan manusia yang kreatif dan dinamis, hal tersebut

didasarkan kepada para pedagang yang tidak bertumpu pada norma-norma yang ada

di dalam masyarakat, dan juga pedagang yang dapat menyelesaikan permasalahan

pribadi tanpa melanggar norma yang ada.

Lebih lanjut, Robert K Merton telah menjelaskan mengenai teori lima model

tipologi adaptasi terhadap keadaan Anomi. Ia telah menyusun suatu skema yang akan

ditampilkan dalam tabel IV.1 mengenai usaha-usaha warga masyarakat (secara

perorangan) untuk menyerasikan dirinya dengan nilai-nilai sosial budaya dan kaidah-

kaidah yang ada dalam masyarakat untuk mencapai suatu nilai sosial budaya. Teori

ini juga biasa disebut Conformity dan Deviation, yaitu berupa bentuk-bentuk perilaku

penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan maupun

menyimpang terhadap kaidah dan nilai-nilai di sekitarnya.103

Pada situasi Anomi,

individu akan menyesuaikan atau beradaptasi dengan lima cara, yaitu. Konformitas,

Inovasi, Ritualisme, Retreatisme dan Rebellion. Tetapi apabila dikaitkan dengan

temuan strategi penyesuaian yang dilakukan oleh para informan, maka peneliti dapat

mengkaitkannya dengan empat bentuk adaptasi yang diindentifikasinya yaitu,

Konformitas, Inovasi, Ritualisme dan Retreatisme.

103

Soerjono Soekanto, Op,cit, hlm. 189

Page 10: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

125

Tabel IV.1. A Typology of Modes of Individual Adaptation104

No Modes of

Adaptation

Culture Goals Institusionalized Means

1 Conformity + +

2 Innovation + _

3 Ritualism _ +

4 Retreatism _ _

5 Rebellion +_ +_

Sumber: Robert K Merton , ”Social Structure and Anomie”, dalam Jurnal American

Sociological Review

Dari tabel diatas; tanda – (negatif/min) sama dengan menolak, tanda +

(positif/plus) sama dengan menerima, dan tanda +- (plus min) berarti tidak saja

menolak, tetapi juga menghendaki perubahan sistem yang ada. Lebih lanjut Culture

Goals di tabel tersebut akan peneliti gambarkan sebagai tujuan utama dari pedagang

yaitu tetap mendapatkan keuntungan dari berdagang dan tetap bertahan untuk

menafkahi kehidupan ekonominya pasca revitalisasi. Sedangkan Institusionalized

Means peneliti gambarkan sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan atau Culture

Goals dari para pedagang tersebut yang berkaitan dengan benar atau tidaknya dengan

norma yang ada di Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

104

Robert K Merton , 2002, ”Social Structure and Anomie”, dalam Jurnal American Sociological

Review, Vol. 3 , Issue 5, hlm. 676

Page 11: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

126

Sehingga dengan demikian, dengan menggunakan teori Anomi dan adaptasi

dari Robert K Merton. Peneliti berharap dapat menjelaskan fenomena adaptasi

pedagang di Pasar Mayestik pasca revitalisasi dengan relevan, hal tersebut

dikarenakan memenuhi kebutuhan ekonomi dengan cara berdagang dari para

informan merupakan salah satu kebutuhan dasar mereka yang harus dipenuhi. Namun

dengan adanya sebuah dampak dari revitalisasi seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, terjadilah sebuah situasi Anomi. Dikarenakan hal tersebutlah para

informan harus melakukan adaptasi terhadap situasi tersebut. Bentuk adaptasi

dilakukan masing-masing informan dengan berbagai cara, yang akan peneliti bahas

lebih lanjut pada sub-bab berikutnya.

IV.4. Bentuk-Bentuk Adaptasi Pedagang Pasca Revitalisasi Pasar Mayestik

Pasca Revitalisasi tentunya membuat para pedagang di dalam penelitian ini

dihadapi oleh perubahan situasi yang berbeda apabila dibandingkan dengan Pasar

Mayestik sebelumnya, akibat sebuah dampak dari program revitalisasi pasar

tradisional. Menurut informan, kondisi yang dihasilkan dari salah satu kebijakan

Pemerintah Daerah DKI Jakarta yaitu program revitalisasi Pasar Mayestik ternyata

menimbulkan situasi yang Anomi. Dampak-dampak seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya di Pasar Mayestik pasca revitalisasi, tentunya menimbulkan sebuah

dinamika baru yang dapat menimbulkan hambatan untuk memenuhi kehidupan

mereka yang penghidupannya dilakukan dengan berdagang.

Page 12: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

127

Skema IV.2. Kondisi Anomi dan Adaptasi Pedagang

Pasar Mayestik Pasca Revitalisasi

Sumber: Diolah dari data lapangan (2017)

Subjek di dalam penelitian ini keseluruhannya merupakan pedagang

profesional, yaitu pedagang yang benar-benar menghidupi kehidupannya dari hasil

berdagang semata, sehingga mereka harus mencari cara agar situasi Anomi tersebut

dapat diminimalisir ataupun dihindari dengan cara-cara tersendiri. Agar tetap

menghasilkan keuntungan, dan menafkahi keluarga mereka masing-masing. Tentunya

hal tersebut berdampak kepada hasil temuan dari para informan di dalam penelitian

ini yang melakukan adaptasi lebih dari satu cara untuk tetap bertahan dalam situasi

Anomi akibat dampak dari revitalisasi Pasar Mayestik. Dari mulai cara yang positif

hingga negatif. Tentunya cara-cara upaya bertahan dari para informan akan peneliti

jelaskan dengan teori tipologi adaptasi individu dalam menghadapi situasi Anomi dari

Robert K Merton, yang akan dibahas sebagai berikut.

Situasi

Anomi

Intensifitas

Perdagangan Berkurang

Hadirnya Regulasi

Pihak Ketiga

Tempat Usaha yang

Kurang Strategis

Konformitas

Inovasi

Retreatisme

Ritualisme

Dampak Restrukturisasi Bentuk Adaptasi Pedagang

Page 13: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

128

IV.4.1. Adaptasi Konformitas

Robert K Merton mengindentifikasi Konformitas sebagai upaya yang

dilakukan seseorang atau individu untuk mencapai tujuan sesuai dengan norma yang

berlaku dalam masyarakat. Sehingga cara-cara yang telah melembaga memberikan

peluang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial

budaya yang menjadi cita-citanya.105

Sehingga pada dasarnya, peneliti menganggap

Konformitas adalah bagaimana seseorang individu dalam situasi Anomi tetap

melakukan cara-cara yang sesuai norma untuk mencapai tujuan. Sehingga para

pedagang yang melakukan Konformitas, melakukan cara yang memang seharusnya

dilakukan seorang pedagang apabila ingin mendapatkan sebuah keuntungan dalam

berdagang, seperti rajin berdagang dan mengaplikasikan strategi pemasaran yang baik

dalam melakukan kegiatan berdagang setiap harinya.

Bentuk pertama Konformitas dari para informan di dalam penelitian ini adalah

dengan meningkatkan pelayanan jual-beli, sehingga dapat menarik pembeli dan

mempertahankan langganan mereka masing-masing. Walaupun di satu sisi, para

informan juga mengutarakan bahwa pasca revitalisasi, ternyata menghasilkan

penurunan tingkat pengunjung dan pembeli yang datang untuk mencari kebutuhan

barang pokok di Pasar Mayestik.

“Jujur ya saya udah langganan puluhan taun di Mayestik, enakan belom

dibangun ya.. Kalo dulu tuh tiap hari rame, apalagi sabtu-minggu,

pedagang mayestik wooh ramenya…. suka banget saya. Karena pedagang

105

Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 192

Page 14: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

129

sekarang naronya dibawah kali ya. Biasanya mayestik itu cuma

langganan aja yang dateng sekarang, kaya saya.”106

Tetapi bagi mereka dengan adanya dampak tersebut, tidak memengaruhi

mereka untuk kehilangan semangat untuk berdagang, dan tetap melangsungkan

perdagangan dengan baik. Berdagang secara baik peneliti maksudkan dengan,

berdagang sesuai dengan apa yang disarankan atau diingini oleh sebuah struktur.

Salah satu tujuan utama dari revitalisasi Pasar Mayestik menurut PD Pasar Jaya

adalah menciptakan sebuah pasar yang bersih bagi pedagang, dan diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan para pedagang kepada pembelinya. Sehingga bagi beberapa

informan, dengan adanya dampak revitalisasi mereka melakukan sebuah cara-cara

untuk memperbaiki pelayanan mereka dalam berdagang sehari-hari, sehingga dapat

meningkatkan keuntungan dan berhasil untuk mengelabui biaya operasional yang

pasca revitalisasi mengalami kenaikan.

Bentuk konformitas tersebut dilakukan tiga orang informan di dalam

penelitian ini yaitu, Pak Bahrudin yang giat berdagang dan mempertahankan

langganan tetapnya, dengan menjaga barang dagangan yang segar. Pak Kanta, yang

selalu giat berdagang dan melayani pembeli dengan baik, serta mempertahankan

langganannya dengan cara penggantian variasi dagangannya setiap hari. Dan Ibu

Rahmini, yang selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan pembeli dengan cara

106

Wawancara dengan Ibu Maryatun, salah satu pengunjung pasar basah mayestik, pada 21 April 2017

pukul 10:00 WIB

Page 15: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

130

selalu berinteraksi dan memberikan harga diskon, dan tetap menjaga silaturahmi

kepada langganannya.

Pasca revitalisasi bagi beberapa informan, untuk bertahan mendapatkan

keuntungan di Pasar Mayestik adalah bagaimana cara mereka untuk lebih

meningkatkan pelayanan yang baik untuk mendapatkan langganan dan tetap

mempertahankannya agar jangan berpindah. Dikarenakan menurut para informan,

terjadi penurunan tingkat pengunjung dan pembeli pasca revitalisasi, sehingga bagi

para informan, apabila mereka tidak mempunyai langganan pasca revitalisasi, maka

dapat dipastikan hanya menunggu waktu saja untuk keluar dari Pasar Mayestik.

Dikarenakan akan mengalami kesulitan untuk memenuhi biaya operasional di dalam

Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

Menurut Damsar ada beberapa tipe pembeli yang datang ke sebuah pasar

tradisional yaitu.107

Pertama, Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar

tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau

jasa. Mereka adalah orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya di lokasi pasar.

Kedua, Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk

membeli suatu barang atau jasa, tetapi tidak mempunyai tujuan ke mana akan

membeli. Dan yang terakhir, Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar

dengan maksud membeli sesuatu barang atau jasa dan punya arah dan tujuan yang

pasti kemana akan membeli. Seseorang yang menjadi pelanggan dari seorang penjual

107

Damsar, Op.cit., hlm. 103

Page 16: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

131

tidak terjadi secara kebetulan, tetapi diawali dengan proses interaksi sosial. Tawar

menawar antara penjual dan langganan dapat dikatakan jarang terjadi, karena penjual

telah menetapkan harga yang keuntungannya mendekati batas margin.

Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan informan yang melakukan

Konformitas dengan meningkatkan pelayanan tersebut juga melakukan sebuah

interaksi sosial kepada para langganannya, sehingga dapat dikatakan para informan

tersebut memiliki sebuah keterampilan pribadi untuk mengembangkan dan

mempertahankan hubungan sosial kepada pembelinya dengan cara-cara tersebut

secara langsung maupun tidak langsung. Tentunya untuk mendapatkan sebuah

kepercayaan dalam hubungan sosial dengan pembelinya, dilakukan atau dibangun

secara bertahap yang membutuhkan waktu, dan menciptakan suatu kepercayaan

kepada pembelinya. Dan pada akhirnya berhasil membuat sebuah hubungan dagang

yang terus menerus dan mengubah status pembeli menjadi langganan. Bentuk

konformitas ini dianggap berhasil untuk beberapa informan sehingga dapat bertahan

berdagang seperti Ibu Rahmini. Bahkan beberapa informan mengakui dengan

melakukan cara Konformitas tersebut, dapat meningkatkan usahanya pasca

revitalisasi Pasar Mayestik seperti yang diakui oleh Pak Bahrudin dan Pak Kanta..

Bentuk Konformitas selanjutnya, dapat dilihat di dalam bentuk strategi para

pedagang existing yang bekerja sama pasca revitalisasi Pasar Mayestik. Peneliti

dalam hal ini membagi dua jenis kerjasama yang dilakukan oleh informan. Pertama

Page 17: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

132

adalah kerjasama antara pedagang dengan pedagang. Dan yang kedua adalah

kerjasama yang dilakukan pedagang dengan pemasok barang dagangan.

Bentuk adaptasi kerjasama yang dilakukan oleh pedagang dengan pedagang

paling mudah terjalin diantara pelaku pasar di Pasar Mayestik. Hal tersebut peneliti

lihat dari adanya bentuk peminjaman barang ke sesama pedagang di sekitarnya,

maupun sekedar hanya menukar atau meminjamkan uang untuk kembalian yang

dilakukan di antara pedagang di saat melakukan observasi. Selain bentuk kerjsama

dalam keseharian tersebut, bentuk kerjasama antar pedagang lainnya juga dijelaskan

oleh Pak Suma dan Pak Bahrudin, kedua informan ini mengutarakan bahwa pasca

revitalisasi, terdapat beberapa pedagang existing yang membentuk sebuah persatuan

secara sukarela untuk saling membantu sesama pedagang existing agar tetap bertahan

pasca revitalisasi.

Pak Suma menjelaskan, pasca revitalisasi dirinya mengikuti sebuah arisan

yang dicetuskan oleh para pedagang existing yang mendominasi lantai basement dan

semi basement. Arisan yang biasanya dilakukan secara bertahap sekitar sepuluh hari

sekali ini berhadiahkan uang, dengan kisaran Rp.5.000.000 –Rp.8.000.000, setiap kali

pengundiannya. Menurut Pak Suma, arisan tersebut merupakan sebuah bentuk

keterikatan sejarah antara pedagang existing, dan arisan tersebut diakuinya telah lama

ada bahkan dari semenjak para pedagang berjualan di pasar yang lama. Tetapi hanya

fungsinya lah yang pasca revitalisasi berbeda, ia mengutarakan, apabila dulu dirinya

memenangkan arisan, maka uang tersebut dapat digunakan untuk keperluan pribadi

Page 18: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

133

maupun keluarganya. Tetapi pasca revitalisasi, uang tersebut ia akui lebih banyak

difungsikan sebagai penutup kerugian berdagang, sampai dengan pembayaran BPP,

listrik maupun cicilan tempat usaha. Begitu juga dengan para pedagang existing

lainnya, yang memiliki nasib yang sama dengannya pasca revitalisasi. Sehingga

dengan adanya arisan tersebut diakuinya dapat dijadikan salah satu faktor bertahan.

Bentuk kerjasama selanjutnya dijelaskan oleh Pak Bahrudin, ia mengutarakan

dengan adanya dampak revitalisasi, banyak dari pedagang existing daging yang

memilih keluar dari Pasar Mayestik, dikarenakan biaya operasional mengalami

kenaikan. Oleh karena itu, para pedagang daging di dalam penelitian ini membentuk

sebuah perkumpulan untuk meminimalisir hal tersebut terjadi. Dengan adanya

perkumpulan tersebut, masing-masing pedagang daging selalu berusaha menabung

setiap minggunya untuk dikumpulkan di dalam uang kas, dan dari uang kas

tersebutlah perkumpulan tersebut membantu sesama pedagang daging setiap

bulannya kepada yang menurut mereka paling membutuhkan.

Selain bentuk kerjasama antar pedagang daging, Pak Bahrudin juga

melakukan sebuah kerjasama yang dilakukannya dengan pemasok barang dagangan.

Dengan adanya hubungan baik dengan pihak rumah potong tersebut. Pak Bahrudin

pada saat ini dapat mendapatkan stok daging dengan kualitas yang baik atau fresh,

dan dapat menjadikan salah satu faktor yang dapat mempertahankan langganan

tetapnya yang menjadi salah satu adaptasi Konformitasnya pasca revitalisasi.

Page 19: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

134

Dengan adanya upaya-upaya bertahan tersebut, maka menurut peneliti bentuk

kerja sama dengan pelaku pasar yang lain, juga termasuk kepada bentuk Konformitas

yang dilakukan oleh hampir seluruh informan di dalam penelitian ini. Dari hasil

observasi juga, bentuk Konformitas tersebutlah yang paling sering terjadi di kegiatan

berdagang para informan sehari-hari, sehingga pada dasarnya peneliti dapat

menyimpulkan, bahwa pedagang existing saling membutuhkan dukungan untuk

mempertahankan usahanya di Pasar Mayestik. Sehingga hal tersebut memunculkan

sebuah rasa kesamaan nasib diantara mereka.

Menurut Soerjono Soekanto, kerjasama merupakan suatu usaha bersama

antara individu untuk mencapai tujuan bersama.108

Kerjasama timbul apabila individu

menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, dan akan semakin

kuat apabila ada bahaya dari luar yang menyinggung dengan kesetiaan yang sceara

tradisional atau institusional telah tertanam di individu. Maka dengan adanya hal

tersebut, tentunya dapat menumbuhkan sikap solidaritas, hubungan yang harmonis

serta menungkatkan rasa semangat dan kebersaman diantara mereka, sehingga dapat

berdampak positif terhadap kebertahanan para pedagang existing di Pasar Mayestik.

IV.4.2. Adaptasi Inovasi

Menurut Robert K Merton, Inovasi merupakan tindakan dimana tekanan

terlampau diletakan pada nilai-nilai sosial-budaya yang pada suatu saat berlaku,

sedangkan seseorang merasakan bahwa cara-cara atau kaidah untuk mencapai tujuan

108

Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 66

Page 20: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

135

tersebut kurang memadai, atau Inovasi juga dapat didefinisikan sebagai bentuk upaya

yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan, dengan mengabaikan norma yang

berlaku di dalam masyarakat.109

Adaptasi ini mencakup mereka yang tetap meyakini

bahwa sukses dianggap berharga, namun bisa saja beralih menggunakan illegitimate

means atau cara yang tidak sah jika individu tersebut menemui halangan terhadap

cara yang sah untuk menemui sukses ekonomi atau culture goals dari para informan

pasca revitalisasi. Tentunya dengan pernyataan tersebut, maka Inovasi menurut

peneliti dapat dikategorikan menjadi dua bentuk. Yaitu mencari cara tersendiri untuk

mencapai tujuan sesuai dengan norma yang berlaku, maupun mencari cara untuk

mencapai tujuan dengan mengabaikan norma yang berlaku di dalam struktur untuk

mencapai culture goals.

Di dalam penelitian ini, para informan yang melakukan sebuah inovasi

sebagai bentuk adaptasi tentunya berpikir bahwa cara-cara konformis seperti

meningkatkan pelayanan yang kepada pembelinya dan kerjasama yang sudah

dijelaskan sebelumnya, dianggap belum cukup maupun tidak dapat lagi digunakan

untuk membantu mereka melepaskan diri dari kondisi Anomi pasca revitalisasi Pasar

Mayestik. Sehingga pada dasarnya, mereka harus mencari sebuah jalan lain agar tetap

mendapatkan keuntungan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonominya dan bertahan

di Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

109

Ibid., hlm. 192

Page 21: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

136

Peneliti menemukan dua buah bentuk Inovasi yang dilakukan para informan

untuk dapat bertahan berdagang pasca revitalisasi. Ada yang melakukan sebuah cara

yang positif dan juga cara yang negatif. Bentuk pertama dari Inovasi yang dilakukan

oleh informan adalah strategi berupa penghematan modal. Bentuk strategi tersebut,

dilakukan oleh para informan yang mendapati tempat kurang strategis atau

“pinggiran” pasca revitalisasi pasar. Berbeda dengan ketiga informan yang dapat

melakukan Konformitas seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kedua informan

dalam penelitian ini yaitu Pak Suma dan Ibu Sri yang mengakui mengalami

penurunan pendapatan yang tidak sedikit, dikarenakan menurunnya jumlah pembeli

dan langganan mereka pasca revitalisasi. Bentuk penghematan modal kedua informan

ini adalah dengan cara penggantian variasi barang dagangan. Walaupun inovasi yang

dilakukan pedagang hanya sebatas mengganti variasi barang dagangan, tetapi melalui

inovasi sederhana tersebut kedua informan ini mengakui dapat mempertahankan

usahanya di Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

Bentuk Inovasi penggantian variasi barang dagangan secara keseluruhan

dilakukan oleh Pak Suma. Pasca revitalisasi Pasar Mayestik, dirinya melakukan

pengantian variasi dagangan sayuran tahan lama demi menghemat modal dan tetap

bertahan berdagang. Selain itu Pak Suma dalam hal ini juga melakukan sebuah

penggantian variasi barang dagangan apabila memasuki bulan Puasa. Apabila bulan

Puasa akan tiba, tidak jarang dirinya akan mengganti variasi barang dagangan seperti

Page 22: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

137

bahan untuk membuat kolak dan es buah. Karena menurutnya di saat-saat tersebut,

Pasar Mayestik mengalami peningkatan jumlah pengunjung.

Selanjutnya, bentuk penghematan modal juga dilakukan oleh Ibu Sri, yang

pasca revitalisasi mengakui hanya berbelanja barang dagangan dengan modal

seperlunya. Ibu Sri melakukan sebuah Inovasi berupa memperbanyak stok ayam

potong di saat akhir pekan. Hal itu dilakukan dirinya, dikarenakan apabila memasuki

akhir pekan biasanya Pasar Mayestik lebih ramai untuk dikunjungi. Sehingga

menurutnya dengan adanya Inovasi tersebut, dapat menekan modal untuk berjualan

dan menjaga keuntungan agar tetap bertahan berdagang di Pasar Mayestik.

Selain bentuk Inovasi dari para pedagang yang bersifat positif seperti yang

sudah dijelaskan diatas, tidak jarang beberapa informan pun melakukan bentuk

Inovasi dengan cara negatif yaitu dengan cara melakukan sebuah pelanggaran dalam

kegiatan berdagang sehari-hari terhadap regulasi pihak ketiga pasca revitalisasi pasar

sampai dengan bentuk protes terhadap pengelola kebijakannya pasca revitalisasi

Pasar Mayestik. Menurut pengamatan peneliti, tiga dari lima informan di dalam

penelitian yaitu Pak Suma, Ibu Sri dan Pak Bahrudin, melakukan penataan barang

melebihi batas tempat usaha mereka masing-masing dengan memodifikasinya. Para

informan yang melakukan Inovasi pada penelitian ini, merasa bahwa regulasi berupa

pembatasan barang dagangan merupakan hal yang dapat menghambat kegiatan

berdagang mereka.

Page 23: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

138

Seperti Pak Suma dan Ibu Sri, yang pada dasarnya kedua informan tersebut

sama-sama mengutarakan bahwa menurutnya memajang barang dagangan secara

lebih bervariasi merupakan salah satu faktor penarik untuk mendatangkan pembeli,

sehingga mereka pada akhirnya menggunakan meja tambahan untuk berdagang dan

juga memodifikasi tempat usahanya agar dapat menyimpan stok dagangan lebih

banyak dibandingkan sebelumnya. Sedangkan untuk Pak Bahrudin, melakukan

Inovasi dengan meletakan lemari es atau freezer untuk menyimpan stok daging

disamping tempat usahanya, untuk memudahkan akses kegiatan berdagangnya agar

lebih mudah dan terjangkau. Padahal untuk meletakan freezer tersebut, para pedagang

daging, ayam, dan ikan harus menyewa satu tempat khusus yaitu sebuah gudang

penyimpanan yang terletak di ujung lantai basement.

Dengan adanya bentuk Inovasi berupa pelanggaran seperti di atas, tentunya

membuat PT Metroland Permai sebagai pihak pengelola Pasar Mayestik pun harus

melakukan sebuah cara untuk menertibkannya, yaitu dengan cara melakukan

peneguran lisan maupun formal kepada pedagang existing yang melakukan. Tetapi

tidak jarang, bagi para informan yang melakukan pelanggaran tersebut, pada akhirnya

melakukan sebuah perlawanan kecil-kecilan demi melanggengkan pelanggaran yang

mereka lakukan pasca revitalisasi Pasar Mayestik. Salah satu bentuk perlawanan

secara formal dilakukan oleh Ibu Rahimni, yang mengakui pernah beberapa kali

pernah mendatangi kantor pihak pengelola untuk memprotes dengan diberlakukannya

regulasi pembatasan tempat usaha tersebut.

Page 24: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

139

Sedangkan bentuk perlawanan sehari-hari yang dilakukan oleh Pak Bahrudin

dan Pak Suma, yang pasca revitalisasi sering beradu mulut dengan petugas keamanan

dari pihak pengelola melakukan pelanggaran. Semenjak Inovasi berupa protes atau

perlawanan kecil-kecilan tersebut, maka pada saat ini para informan mengutarakan

bahwa terjadi sebuah pembiaran untuk mereka melakukan pemajuan maupun

memodifikasi tempat usaha mereka. Tetapi dengan adanya kondisi pelanggaran

mengenai batasan tempat usaha yang dilakukan oleh para informan tersebut, menurut

pengamatan peneliti menyebabkan beberapa lorong menjadi sempit dan menghalangi

akses dari pengunjung.

Sehingga peneliti melihat, pada dasarnya beberapa informan tidak dapat

menerima regulasi batasan tempat usaha yang menganggap dapat menghambat

mereka dalam melakukan kegiatan berdagang. Sehingga mereka pun terus melakukan

sebuah Inovasi sampai pada akhirnya pengelola harus menyerah. Tetapi semua

bentuk pelanggaran dan perlawanan tersebut, tentunya dilakukan oleh para pedagang,

sebagai sebuah adaptasi agar tetap memenuhi kebutuhan ekonominya, dan dapat

bertahan di Pasar Mayestik hingga saat ini.

IV.4.3. Adaptasi Ritualisme

Bentuk adaptasi selanjutnya adalah Ritualisme. Hal tersebut dapat terjadi pada

masyarakat yang berpegang teguh pada sosial-budaya yang ada dan berlaku.110

Sehingga pada dasarnya, terjadi apabila seseorang berperilaku meninggalkan tujuan 110

Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 193

Page 25: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

140

budaya, tetapi tetap berpegang pada cara yang telah ditetapkan. Pada sisi yang

berlawanan, individu yang beradaptasi secara ritualisme terlihat menyesuaikan diri

atau beradaptasi dengan cara konformitas, dengan norma-norma yang mengatur

institutionalised mean. Walaupun demikian, mereka meredakan ketegangan dengan

cara berusaha menghindari resiko dan hidup dalam batasan rutinitas hidup sehari-

hari.

Dengan kata lain, peneliti melihat bahwa pada dasarnya Ritualisme dapat

dikaitkan dengan sebuah bentuk kepasrahan dari individu, dan tidak melakukan usaha

berarti dalam menjalankan atau mencapai tujuannya. Bentuk Ritualisme dapat dilihat

dari pedagang yang hanya pasrah dan tidak melakukan adaptasi secara signifikan

pasca revitalisasi Pasar Mayestik. Kecendrungan pedagang dalam menghadapi

dampak revitalisasi secara ritualisme dapat terlihat dari salah satu informan yaitu Ibu

Sri.

Salah satu contoh yang terlihat dari bentuk Ritualisme Ibu Sri adalah dengan

adanya pengakuan bahwa salah satu alasan utama dirinya tetap bertahan berdagang di

Pasar Mayestik, karena dilatar belakangi kewajibannya untuk membayar cicilan

tempat usaha yang ia beli tahun 2012 silam. Ia mengutarakan bahwa dirinya

menyesal telah menebus tempat usaha di pasar yang baru pada saat ini. Penyesalan

tersebut terjadi dikarenakan kondisi Pasar Mayestik yang pasca revitalisasi membuat

usahanya mengalami penurunan yang drastis. Penurunan tersebut dapat terjadi,

dikarenakan dirinya mengalami penurunan dalam hal langganan dan pembeli pasca

Page 26: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

141

revitalisasi Pasar Mayestik. Sebagai contoh, pasca revitalisasi dirinya hanya dapat

menjual ayam kurang lebih sekitar 10 ekor perhari, berbeda dengan di pasar lama

yang diakuinya dapat menjual ayam sebanyak 75 ekor dalam sehari. Tetapi

sayangnya semua itu sudah berlalu, dan waktu tidak dapat diputar kembali. Tidak

ingin tempat usahanya disegel oleh pengelola, sehingga pasca revitalisasi Ibu Sri

mengakui tidak lagi mengejar keuntungan dalam berdagang, berdagang hanya ia

lakukan untuk sekedar dapat menutup cicilan tempat usahanya semata.

”Sebetulnya jujur ya saya udah gak kuat lagi dagang di sini, pengennya sih

pindah tapi nanggung karena uang saya udah banyak masuk ke metroland untuk

bayar stand ini, kalau saya jual kan sayang ya, pengennya sih pas udah lunas

saya pengennya nyewain stand ini terus pindah ke Pasar BSD.”111

Pasca revitalisasi, Ibu Sri juga mengakui sering meminjam uang pensiun dari

sang suami untuk menutupi kerugian atau bahkan untuk membayar cicilan tempat

usahanya. Dirinya mengutarakan bahwa pada dasarnya ia sudah tidak ingin

berdagang di Pasar Mayestik, dan berniat pindah ke pasar modern di bilangan BSD

atau Bumi Serpong Damai, Tangerang disaat cicilan tempat usahanya di Pasar

Mayestik telah lunas. Dan pada akhirnya dirinya mengakui dengan kondisi pasca

revitalisasi di Pasar Mayestik, dirinya hanya bisa mengikuti kondisi saat ini, serta

berpasrah diri dan percaya bahwa mungkin memang rezekinya sudah ditakdirkan

tidak sebanyak dahulu.

IV.4.4. Adaptasi Retreatisme

111

Wawancara dengan Ibu Sri, Pedagang Ayam Potong , pada 26 April 2017 Pukul 10:43

Page 27: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

142

Bentuk adaptasi terakhir adalah retreatisme. Adaptasi ini terjadi, apabila nilai-

nilai sosial budaya yang berlaku tak dapat tercapai melalui cara-cara yang

melembaga, akan tetapi mereka mempunyai kepercayaan yang demikian dalam

dirinya sehingga tidak ingin menyimpang dari norma-norma yang telah ada. Sehingga

konflik tersebut ia hilangkan dengan cara meninggalkan, baik nilai sosial budaya

maupun cara untuk mencapainya dengan menarik diri.112

Sehingga dengan penjelasan

tersebut, peneliti dapat menyimpulkan retreatisme adalah dimana seseorang tidak lagi

mengakui norma dalam struktur sosial yang ada, dan menarik diri dari sistem

tersebut. Bentuk retreatisme dapat dilihat dari adanya pedagang existing Pasar

Mayestik yang memilih keluar dari Pasar Mayestik dan mencari tempat dagangan lain

karena Pasar Mayestik dirasa sudah tidak menguntungkan untuk melakukan akitivitas

berdagang.

Gambar IV.2. Tempat Usaha yang Dibatalkan

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2017)

Menurut para informan tidak jarang ada pedagang existing yang memilih

keluar dari Pasar Mayestik dengan adanya situasi yang dihasilkan oleh revitalisasi

112

Soerjono Soekanto, Op.cit.

Page 28: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

143

Pasar Mayestik. Para pedagang existing yang keluar tersebut biasanya mengutarakan

keberatan mereka untuk membayar cicilan tempat usaha dan biaya operasional

berdagang. Ditambah beberapa dari mereka mengeluhkan mengenai sepinya pembeli,

sehingga pada akhirnya mereka mencari tempat berdagang lain. Maka dari itu, tempat

usaha mereka dibiarkan disegel dan dibatalkan ataupun menjual SHM mereka untuk

dijual kepada pedagang lainnya, tetapi tidak jarang juga sebagian dari mereka yang

pada akhirnya mempensiunkan diri dari profesinya tersebut.

“Ya ada, misalkan mereka tadinya punya tiga surat kios atau stand di pasar lama,

tapi pas masuk kesini mereka hanya punya satu.. karena gak mampu untuk nebus

tiga-tiganya , biasanya yang duanya itu dibatalkan. Kalo dibatalkan nanti kios

itu yang gabisa ditebus nanti dipasarin sama developer. Ada juga pedagang

lama yang engga masuk sama sekali ke pasar yang baru, karena gabisa

nebus.”113

Dalam hal ini PD Pasar Jaya pun mengakui bahwa memang ada sebagian

pedagang existing yang memilih dari Pasar Mayestik pasca revitalisasi dilakukan,

walaupun PD Pasar Jaya mengakui tidak memiliki data pasti mengenai jumlah

pedagang existing yang keluar pasca revitalisasi. Menurut pengamatan peneliti, di

dalam lantai basement terdapat tempat-tempat usaha yang ditempeli sebuah stiker

“dibatalkan”, menurut PD Pasar Jaya, tempat usaha yang “dibatalkan” akan diberikan

kepada pedagang yang tidak dapat melunasi cicilan tempat usaha mereka, sehingga

pada nantinya tempat usaha tersebut akan dipasarkan kembali oleh pihaknya atau

developer. Tetapi menurut para informan di dalam penelitian, tidak jarang ada

pedagang yang keluar dari Pasar Mayestik dan menjual tempat usahanya ke sesama

113

Wawancara dengan Bang Hanes, Kepala PD Pasar Jaya Mayestik, pada 28 April 2017 pukul 09:00

WIB

Page 29: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

144

pedagang untuk dilanjuti cicilannya, dengan cara bertransaksi SHM tempat usaha.

Seperti yang diakui oleh Pak Kanta, yang pernah membeli SHM tersebut dari

pedagang Retreatisme dan melanjutkan cicilan tempat usaha mereka.

Tabel IV.2. Bentuk Adaptasi dan Kondisi Usaha Pedagang Existing

No Nama

Informan

Bentuk

Adaptasi

Informan

Cara Adaptasi Kondisi Usaha Saat Ini

1. Pak Suma Konformitas

Upaya yang

dilakukan

seseorang atau

individu untuk

mencapai tujuan

sesuai dengan

norma yang

berlaku dalam

masyarakat.

Inovasi

Merupakan

tindakan dimana

seseorang

merasakan

bahwa cara-cara

atau kaidah

untuk mencapai

tujuan tersebut

kurang

memadai.

Konformitas dengan cara,

- Mengikuti arisan sesama

pedagang lama, yang

diadakan setiap 10 hari

sekali. Untuk membantu

membayar biaya operasional

dan menutupi kerugian

berdagang.

Inovasi dengan cara,

- Melakukan penggantian

variasi barang dagangan

dari sayuran cepat layu

menjadi tahan lama, untuk

menghemat modal belanja.

- Melakukan pelanggaran dan

perlawanan terhadap

pengelola karena pemajuan

barang dagangan melebihi

batas tempat usaha dan

masalah pembayaran BPP,

Pak Suma berhasil bertahan

sampai saat ini, tetapi

kondisi usahanya menurun

dibandingkan sebelum

revitalisasi dilakukan, hal

tersebut diakui dirinya

karena merasa berat untuk

membayar BPP dan cicilan.

Sehingga harus mencari cara

untuk mengirit modal atau

berharap menang arisan.

2. Pak

Bahrudin

Konformitas

Upaya yang

dilakukan

seseorang atau

individu untuk

mencapai tujuan

sesuai dengan

norma yang

berlaku dalam

masyarakat.

Konformitas dengan cara,

- Giat berdagang dan

berusaha untuk tetap

menjaga kualitas dagangan

agar dapat menarik pembeli

dan mempertahankan

langganan tetapnya yang

diakui bertambah pasca

revitalisasi.

Pak Bahrudin berhasil

bertahan hingga saat ini di

Pasar Mayestik. Kondisi

usahanya pun diakui

mengalami peningkatan,

akibat giat berdagang dan

berusaha mempertahankan

langganannya yang

bertambah pasca revitalisasi

dengan menjaga kualitas

dagangan. Walaupun dirinya

Page 30: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

145

No Nama

Informan

Bentuk

Adaptasi

Informan

Cara Adaptasi Kondisi Usaha Saat Ini

Inovasi

Merupakan

tindakan dimana

seseorang

merasakan

bahwa cara-cara

atau kaidah

untuk mencapai

tujuan tersebut

kurang

memadai.

- Menjaga hubungan baik

dengan sesama pedagang

daging dan rumah potong /

distributor, untuk saling

membantu dalam kegiatan

berdagang dan tetap

mendapatkan daging sapi

yang segar setiap harinya.

Inovasi dengan cara,

Meletakan Freezer untuk

menyimpan daging di

samping tempat usahanya,

agar memudahkan kegiatan

berdagang. Dirinya

mengakui sering beradu

mulut dengan petugas untuk

tetap dapat meletakan

Freezer tersebut,

juga melakukan sebuah

pelanggaran kecil.

3. Ibu Sri Inovasi

Merupakan

tindakan dimana

seseorang

merasakan

bahwa cara-cara

atau kaidah

untuk mencapai

tujuan tersebut

kurang memadai

Ritualisme

Terjadi apabila

seseorang

berperilaku

meninggalkan

tujuan budaya,

tetapi tetap

berpegang pada

cara yang telah

ditetapkan atau

sebagai bentuk

kepasrahan dari

individu.

Inovasi dengan cara,

- Memperbanyak stok ayam

potong hanya di akhir

pekan, dan juga berbelanja

ayam potong secukupnya,

untuk mengirit modal dan

meminimalisir kerugian.

Ritualisme dengan cara,

- Walaupun dirinya juga

melakukan inovasi, tetapi

kecendrungan ritualisme

lebih terlihat pada Ibu Sri,

yang mengakui lebih

banyak pasrah dan

melakukan pembayaran

cicilan maupun

pemeliharaan dengan cara

meminjam uang kepada

keluarganya.

Ibu Sri berhasil bertahan

hingga pada saat ini di Pasar

Mayestik, tetapi latar

belakang ia berupaya untuk

bertahan adalah sekedar

untuk melunasi tempat

usahanya, dan tidak

mengejar untung lagi di

dalam berdagang untuk

pemenuhan ekonominya.

4. Pak Kanta Konformitas Konformitas dengan cara, Pak Kanta berhasil bertahan

hingga pada saat ini di Pasar

Page 31: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

146

No Nama

Informan

Bentuk

Adaptasi

Informan

Cara Adaptasi Kondisi Usaha Saat Ini

Upaya yang

dilakukan

seseorang atau

individu untuk

mencapai tujuan

sesuai dengan

norma yang

berlaku dalam

masyarakat.

- Selalu giat berdagang,

karena diakuinya dengan

kondisi pasar pada saat ini

membuat dirinya terpacu

untuk lebih baik lagi untuk

melakukan kegiatan

berdagang dengan cara

sebisa mungkin melayani

pembeli dan langganan

dengan baik.

- Selalu melihat peluang apa

dagangan yang pembeli dan

langganan akan cari di

setiap harinya, dengan

selalu mengerti apa yang

pembeli dan langganan mau

diakuinya dapat menambah

jumlah langganan dan

mempertahankannya.

Mayestik. Kondisi usaha

mengalami kenaikan, karena

dengan revitalisasi dirinya

lebih semangat berdagang.

Peningkatan terlihat dari

kepemilikan tempat usaha

Dari satu tempat usaha,

menjadi empat tempat usaha

pasca revitalisasi Pasar

Mayestik.

5. Ibu Rahmini Konformitas

Upaya yang

dilakukan

seseorang atau

individu untuk

mencapai tujuan

sesuai dengan

norma yang

berlaku dalam

masyarakat.

Inovasi

Merupakan

tindakan dimana

seseorang

merasakan

bahwa cara-cara

atau kaidah

untuk mencapai

tujuan tersebut

kurang

memadai.

Konformitas dengan cara,

- Selalu berusaha melayani

dengan baik kepada

pembeli, dan selalu menjaga

hubungan baik dengan

langganan, dengan cara

selalu mengajak berinteraksi

dan memberikan harga

diskon, sehingga tetap

menjaga silaturahmi kepada

langganannya.

Inovasi dengan cara,

- Melakukan pelanggaran

batas tempat usaha dan

melakukan bentuk protes ke

kantor pengelola mengenai

penolakan peraturan

tersebut dan kondisi

eskalator yang sering

bermasalah pasca

revitalisasi, agar di gubris

oleh pihak pengelola.

Ibu Rahmini berhasil

bertahan hingga pada saat ini

di Pasar Mayestik, walaupun

dirinya melakukan cara-cara

untuk mengantisipasi situasi

akibat revitalisasi dengan

berbagai cara. Tetapi

diakuinya kondisi usaha

dapat dibilang sama saja

dengan dahulu, dalam artian

tidak dapat dibilang maju

maupun mundur, sehingga

selalu bersyukur dengan

kondisi pada saat ini.

Sumber: Diolah dari data analisis (2017)

Page 32: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

147

IV.5. Penutup

Konteks sosial yang sedang berlangsung di masyarakat, khususnya di kota-

kota besar seperti DKI Jakarta adalah modernisasi. Revitalisasi pasar tradisional dapat

dikatakan merupakan salah satu wujud bentuk dari proses modernisasi yang

dilakukan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta untuk membenahi pusat perdagangan

atau pasar tradisional yang memfokuskan kepada beberapa aspek, seperti kebersihan,

kenyamanan, penataan lokasi penjual sesuai dengan barang yang dijual, dan lain-lain.

Dengan adanya revitalisasi sebagai wujud modernisasi tersebut, tentunya akan

berdampak kepada unit-unit sosial yang salah satunya adalah diwakili oleh Pasar

Mayestik sebagai sebuah institusi sosial yang mengalami restrukturisasi oleh

pemerintah daerah.

Dengan penjelasan tersebut, maka pedagang sebagai salah satu agen di

dalamnya pun tentunya mengalami sebuah perubahan situasi dibandingkan sebelum

revitalisasi dilakukan. Dampak atau situasi yang dihasilkan program revitalisasi bagi

para informan ternyata dapat menghambat kegiatan mereka dalam berdagang,

sehingga menurut peneliti terjadilah suatu kondisi Anomi pasca revitalisasi Pasar

Mayestik yang dirasakan oleh mereka. Tentunya dengan adanya kondisi tersebut,

mereka harus menyiasatinya dengan cara beradaptasi.

Bentuk adaptasi yang dilakukan oleh masing-masing pedagang existing Pasar

Mayestik di dalam penelitian dilakukan lebih dari satu cara, dari mulai secara positif

sampai dengan yang negatif. Sehingga peneliti mengkaitkannya dengan tipologi

Page 33: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

148

adaptasi akibat keadaan Anomi. Yaitu, Konformitas, Inovasi, Ritualisme dan

Retreatisme, yang dijelaskan oleh Robert K Merton. Bentuk konformitas dapat

terlihat dari cara mempertahankan langganan serta bekerjasama dengan sesama

pelaku pasar untuk melangsungkan usaha mereka. Bentuk inovasi dapat dilihat dari

adanya bentuk penghematan modal dan pelanggaran oleh pedagang existing yang

seharusnya tidak dapat dilakukan karena bertentangan dengan aturan pengelola yang

ada di Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

Bentuk ritualisme dapat dilihat dari pedagang yang hanya pasrah terhadap

keadaan dan tidak melakukan adaptasi secara signifikan pasca revitalisasi Pasar

Mayestik untuk tetap bertahan berdagang. Dan yang terakhir bentuk retreatisme dapat

dilihat dari adanya pedagang existing Pasar Mayestik yang memilih keluar dari Pasar

Mayestik dan mencari tempat dagangan lain, karena Pasar Mayestik dirasa sudah

tidak menguntungkan untuk melakukan akitivitas berdagang. Dari betuk-bentuk

adaptasi tersebut maka, dapat disimpulkan apabila seorang pedagang existing ingin

tetap bertahan dan mengejar keuntungan di Pasar Mayestik, maka pedagang existing

yang bersangkutan harus jeli dan memkirkan secara matang untuk mencari solusi

agar mengatasi perubahan situasi perdagangan akibat dampak yang terjadi akibat

berkembangnya sistem di Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

Page 34: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

149

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Pasar Mayestik merupakan salah satu pasar terbesar yang ada di DKI Jakarta

yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, tetapi lama kelamaan pasar tersebut

berubah menjadi pasar yang menurut PD Pasar Jaya kurang layak untuk digunakan.

Pada tahun 2010 lalu Revitalisasi pun dilakukan, yang bertujuan untuk membangun

pasar modern yang layak untuk berdagang dan pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan serta transaksi jual-beli dari pedagang existing serta

kepuasan konsumen. Revitalisasi Pasar Mayestik berhasil mengubah pasar menjadi

mewah dan nyaman, dengan segala perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.

Bentuk fisik bangunan pasca revitalisasi dibangun lebih besar oleh developer,

sehingga hal tersebut menyebabkan datangnya pedagang bebas atau baru di Pasar

Mayestik sehingga jenis barang dagangan di dalamnya lebih bervariasi. Begitu juga

dengan sistem kepengelolaan Pasar Mayestik yang pasca revitalisasi juga di kelola

oleh pihak swasta yaitu PT Metroland Permai, yang di latarbelakangi perjanjian

pembangunan yang disetujui bersama oleh PD Pasar Jaya selaku pengelola tunggal

Pasar Mayestik sebelum revitalisasi. Tetapi, perubahan akibat revitalisasi tersebut

ternyata masih menimbulkan masalah bagi mereka. Sebagian besar pedagang existing

di dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa pada dasarnya mereka merasa tidak

149

Page 35: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

150

puas dengan hasil revitalisasi Pasar Mayestik karena di satu sisi revitalisasi

menimbulkan dampak sosial bagi para pedagang existing yang dapat menghambat

kegiatan mereka dalam berdagang. Seperti mahalnya tempat usaha, intensifitas

perdagangan yang berkurang, hadirnya regulasi pihak swasta yang lebih ketat, dan

juga sebagian pedagang existing di dalam penelitian ini yang harus menempati tempat

usaha yang kurang strategis, merupakan dampak yang kurang menguntungkan dari

adanya revitalisasi Pasar Mayestik. Dengan adanya hal tersebut, maka para pedagang

dalam penelitian ini pun harus melakukan adaptasi untuk mempertahankan kegiatan

berdagang dengan kondisi Pasar Mayestik pasca revitalisasi yang ternyata

menghambat mereka memperoleh keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

proses adaptasi yang dilakukan pedagang bervariasi dalam menghadapi perubahan

yang terjadi di Pasar Mayestik, yaitu sebagai berikut.

1. Setiap informan pedagang Pasar Mayestik tidak hanya melakukan satu

bentuk adaptasi saja, tetapi informan juga melakukan dua bentuk adaptasi.

Dengan melakukan adaptasi, para informan berhasil bertahan.

2. Seluruh pedagang yang menjadi informan dalam penelitian ini melakukan

adaptasi dengan cara kerjasama untuk mempertahankan usahanya setelah

revitalisasi Pasar Mayestik. Kerjasama merupakan bentuk dari adaptasi

Konformitas. Bentuk adaptasi ini paling mudah terjalin diantara pedagang di

Pasar Mayestik, karena pedagang saling membutuhkan dukungan untuk

mempertahankan usahanya. Terlebih setelah pasar Mayestik di revitalisasi.

Page 36: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

151

Tetapi, kerjasama yang dilakukan pedagang tidak hanya sebatas itu, ada pula

kerjasama yang dilakukan pedagang dengan pemasok barang dagangan.

Bentuk Konformitas berupa meningkatkan pelayanan juga dilakukan sebagian

besar informan, yang dilakukan demi mencari pembeli dan mempertahankan

langganan para informan masing-masing.

3. Bentuk adaptasi yang sering dilakukan pedagang, selain kerjasama adalah

Inovasi. Sayangnya bentuk inovasi pelanggaran juga dilakukan sebagian besar

informan, untuk memodifikasi dan memajukan barang dagangannya pasca

revitalisasi demi menarik pembeli. Terdapat juga bentuk Inovasi yang

dilakukan oleh pedagang yang mengatur jumlah dan variasi barang dagangan

demi mengirit modal usahanya. Walaupun, Inovasi yang dilakukan pedagang

hanya sebatas mengatur jumlah atau variasi barang dagangan, tetapi melalui

Inovasi sederhana tersebut para informan mengakui dapat mempertahankan

usahanya di Pasar Mayestik pasca revitalisasi.

4. Bentuk kepasrahan dan tidak berharap lebih pasca dinamika akibat dampak

revitalisasi juga ditunjukan oleh satu informan, adaptasi Ritualisme dilakukan

dengan cara meminjam uang untuk tetap berdagang. Salah satu informan tetap

bertahan berdagang hanya demi cicilan tempat usahanya lunas, lalu berniat

pindah ke pasar lain. Tidak semua pedagang ingin mempertahankan

dagangannya di pasar Mayestik. Ada beberapa pedagang yang membiarkan

tempat usahanya “dibatalkan” dan menjual tempat usahanya ke pedagang

Page 37: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

152

lain, dikarenakan merasa berat untuk tetap berdagang di Pasar Mayestik pasca

revitalisasi. Sehingga mereka berpindah tempat berjualan untuk tetap

mempertahankan kelangsungan usahanya dengan cara Retreatisme.

V.2. Saran

Pada dasarnya, dengan adanya kenyataan yang dialami pedagang di dalam

revitalisasi Pasar Mayestik menurut peneliti ditimbulkan oleh permasalahan klasik

dari sebuah perencanan dan pembangunan revitalisasi pasar tradisional, yaitu

sebagian besar muncul dari kehendak Pemerintah. Sehingga Pemerintah terkesan lupa

bahwa transfromasi tradisional-modern melibatkan berbagai aspek yang kesemuanya

harusnya mendapatkan sentuhan yang proporsional. Maka dari itu, peneliti

menawarkan beberapa saran bagi pihak PD Pasar Jaya dan pihak lainnya yang terkait

untuk merencanakan sebuah program revitalisasi pasar tradisional. Terlebih

revitalisasi pasar tradisional akan ditingkatkan pada kedepannya, terutanma di DKI

Jakarta, saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Adanya keterlibatan pedagang yang harus lebih berperan dari perencanaan

program revitalisasi pasar tradisional agar sesuai dengan kehendak pedagang

pasar, pembangunan hingga pembagian tempat usaha setelah pasar dibangun.

Hal tersebut dapat meminimalisasi munculnya kontradiksi dari pedagang

existing yang ada di sebuah pasar.

2. Memaksimalkan pengawasan dalam proses revitalisasi. Bila dipandang perlu,

bisa juga dibentuk satu badan khusus dari pihak pedagang existing yang

Page 38: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

153

bertugas mengawasi berjalannya revitalisasi pasar. Hal tersebut dilakukan

dikarenakan dari penelitian ini, menurut informan masih terdapat

ketidaksesuaian antara desain konsep fisik bangunan yang disosialisasikan,

dengan hasil pasar yang sebenarnya.

3. Harus dipastikan akses pedagang existing untuk berdagang di pasar yang telah

direvitalisasi untuk kedepannya, jangan sampai dengan adanya keterlibatan

pihak swasta dalam merevitalisasi pasar tradisional menjadikan akses dan

kegiatan berdagang pedagang existing pasca revitalisasi menjadi terhambat,

dikarenakan terlalu berorientasi kepada profit oriented agar biaya investasi

dapat kembali.

4. Apabila menyentuh perbaikan non-fisik melalui perbaikan manajemen

pengelolaan pasar agar lebih profesional dan modern seperti di Pasar

Mayestik, diharapkan untuk kedepannya agar pihak swasta melakukan

sosialisasi secara kekeluargaan dan bertahap sebelum sebuah kebijakan pada

akhirnya dikeluarkan. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kontra

dan pelanggaran dari para pedagang existing yang notabene sudah terbiasa

dengan aturan atau pengelolaan dengan cara lama yang terkesan

membebaskan mereka.

5. Walaupun pengembangan dan infrastruktur pasar-pasar tematik sangat perlu,

(seperti Pasar Mayestik yang merupakan pasar bertemakan tekstil). Tetapi

untuk kedepannya, pemerintah diharapkan juga lebih memperhatikan

Page 39: BAB IV ADAPTASI PEDAGANG EXISTING PASCA REVITALISASI …repository.unj.ac.id/1482/5/BAB IV.pdfpermasalahan yang dikaji dengan konsep atau teori yang akan digunakan peneliti yaitu tipologi

154

pedagang-pedagang jenis barang lainnya yang ada di sebuah pasar tematik

seperti para informan yang ada di dalam penelitian ini, jangan sampai

pedagang-pedagang tersebut menempati tempat yang kurang strategis.

6. Penyediaan sarana dan prasarana yang diharapkan dapat ditingkatkan lagi

kedepannya, terlebih lagi mengenai jumlah serta perawatannya. Karena

menurut informan dan observasi peneliti, masih terdapat kekurangan sarana

seperti lift pengunjung dan eskalator untuk menuju lantai tertentu. Padahal

revitalisasi Pasar Mayestik telah menghabiskan dana ratusan milyar untuk

pembangunannya.