bab i,ii.iii

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan modal penting dalam pembangunan. Tanpa pendidikan yang baik, sebanyak dan sebesar apapun sumber daya alam yang kita miliki akan berujung dengan kegagalan dan kesia-siaan. Tanpa pendidikan yang maupun hanya menghasilkan generasi lemah dan miskin kreasi. Terbukti, tata kelola sumber daya alam di negeri ini banyak dikuasai bangsa mancanegara. Sebab sumber daya manusia Indonesia masih gagap menghadapi perkembangan zaman. Pada zaman sekarang ini liberalisme telah menjalar ke berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan, memang kian meminggirkan kaum miskin. Paham yang menafikan peran negara dan membuka peluang seluasnya bagi individu, hanya menguntungkan sebagian kalangan, terutama yang berpunya. Pada umumnya pendidikan sekarang ini lebih menitikberatkan kemampuan uang orang tuanya. Apalagi, dalam amendemen UUD 45 Pasal 31 Ayat 1 jelas disebutkan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Itu baru namanya pendidikan berkeadilan. B. Rumusan masalah 1. Menjelaskan pengertian pendidikan berkeadilan 2. Menjelaskan peluang dan tantangan dalam pendidikan berkeadilan 1

Upload: wulanangelvalistaii

Post on 27-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah manajemen kelas

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangPendidikan merupakan modal penting dalam pembangunan. Tanpa pendidikan

yang baik, sebanyak dan sebesar apapun sumber daya alam yang kita miliki akan

berujung dengan kegagalan dan kesia-siaan. Tanpa pendidikan yang maupun hanya

menghasilkan generasi lemah dan miskin kreasi. Terbukti, tata kelola sumber daya

alam di negeri ini banyak dikuasai bangsa mancanegara. Sebab sumber daya manusia

Indonesia masih gagap menghadapi perkembangan zaman.

Pada zaman sekarang ini liberalisme telah menjalar ke berbagai sendi

kehidupan, termasuk pendidikan, memang kian meminggirkan kaum miskin. Paham

yang menafikan peran negara dan membuka peluang seluasnya bagi individu, hanya

menguntungkan sebagian kalangan, terutama yang berpunya.

Pada umumnya pendidikan sekarang ini lebih menitikberatkan kemampuan

uang orang tuanya. Apalagi, dalam amendemen UUD 45 Pasal 31 Ayat 1 jelas

disebutkan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Itu baru namanya

pendidikan berkeadilan.

B. Rumusan masalah

1. Menjelaskan pengertian pendidikan berkeadilan

2. Menjelaskan peluang dan tantangan dalam pendidikan berkeadilan

3. Menjelaskan strategi umum dalam pendidikan berkeadilan.

C. Tujuan

1. Melengkapi tugas mata kuliah pengantar ilmu pendidikan dan pendidikan islam

2. Mengetahui pengertian pendidikan berkeadilan

3. Mengetahui peluang dan tantangan dalam pendidikan berkeadilan

4. Mengetahui strategi umum dalam pendidikan berkeadilan

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Berkeadilan

Ada dua istilah yang harus dicermati berkenaan dengan pendidikan yang

berkeadilan . Istilah yang dimaksud adalah “pendidikan” dan “berkeadilan ”.

Konsep pendidikan yang berkeadilan dapat dirumuskan sebagai pendidikan

yang menganut prinsip keseimbangan dan pemerataan hak dan kewajiban

pendidikan berdasarkan pada kemajemukan keyakinan beragama, gender,

ekonomi, abilitas pribadi, dan akses informasi dari semua warga. Dengan

demikian realitas sosial yang pluralis dan heterogen dapat benar-benar dijadikan

sebagai akar kekuatan akar rumput (Grass Root) dalam membangun model

pendidikan yang berkeadilan sosial, dimana kepentingan masyarakat benar-benar

terayomi.

Berbeda dari masa Orde Baru (Orba), pendidikan saat ini lebih

mengutamakan kepentingan hidup orang banyak. Pendidikan dirancang secara

desentralistik, meski pemerintah masih tetap memegang kebjakan umum, dan

tetap memusatkan pengaturan agama, keuangan dan hukum. Dengan demikian,

peluang ke arah keadilan dengan menempatkan keragaman penyelenggaraan

pendidikan sesuai dengan potensi masyarakat mulai mendapat prioritas. Persoalan

yang tengah dihadapi adalah bagaimana agar idealisme pendidikan yang populis

itu dapat secara konsisten terimplementasi dalam praktik pendidikan yang benar-

benar memperjuangkan prinsip keadilan sosial dalam konteks kebebasan

beragama, perlakuan kesetaraan terhadap gender, perlakuan kesempatan

pendidikan berdasarkan kemampuan ekonomi, akses informasi, dan abilitas

pribadi. Inilah yang harus kita kawal agar pendidikan tidak keluar dari koridor

semangat reformasi.

Mengenai prinsip berkeadilan ini terdapat dalam Q.S:An-Nahl: 90

Artinya:

2

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran.

B. Peluang dan Tantangan Dalam Pendidikan Berkeadilan

1. Peluang dalam pendidikan berkeadilan

Perubahan arah kebijkan pendidikan dari sentralistik ke desentralistik

merupakan salah satu peluang yang cukup kondusif bagi terciptanya

pendidikan yang berkeadilan sosial. Meski pemberlakuan sistem pendidikan

ini masih belum merata, khususnya untuk pendidikan yang dikelola oleh

Departeman agama (MI, MTS, MA), arah kebijkan pendidikan itu telah

mencerminkan adanya i’tikad baik dari pemerintah untuk semakin

memberdayakan potensi masyarakat.

Kebijakan desentralisasi pendidikan yang dibarengi dengan adanya

otonomi pendidikan dapat memberikan peluang bahwa keanekaragaman

potensi kultural, geografis, ekonomi, dan psikologis masyarakat semakin

mendapat tempat untuk diberdayakan. Oleh karena itu, sistem pendidikan

yang tengah dikembangkan saat ini lebih inklusif, akomodatif dan populis jika

dibandingkan dengan sistem pendidikan sebelumnya. Hanya saja, lagi-lagi hal

itu hanya akan mampu meyakinkan publik jika idealisme kebijakan

pendidikan itu benar-benar teruji dalam realitasnya sebagai sistem yang

berpihak pada kepentingan-kepentingan masyarakat lemah.

Saat ini, kebijakan pendidikan yang berorientasi pada kepentingan

masyarakat lebih tegas dengan lahirnya Undang-undang Sisdiknas. Dengan

lahirnya UU tersebut, kemungkinan-kemungkinan untuk membangun

pendidikan yang berkeadilan sosial tercermin dari adanya perluasan akses

pendidikan, revitalisasi pendidikan islam, restrukturisasi kurikulum dan

reorganisasi manajemen sekolah yang mengedepankan prinsip disparitas dan

keadilan. Dengan cara demikian, beberapa tahun ke depan diharapkan

pendidikan dapat dikelola secara optimal, yang pada gilirannya dapat

menyeimbangkan antara prinsip persamaan dan pemerataan dengan prinsip

keadilan pendidikan untuk komunitas masyarakat majemuk. Untuk itu,

3

pendidikan yang berkeadilan sosial memiliki relevansi yang cukup kuat

dengan arah kebijakan pemerintah saat ini.

2. Tantangan dalam pendidikan berkeadilan

Pada kenyataannya kita tidak dapat mengingkari bahwa dalam

membangun sistem pendidikan yang ideal tersebut, sejumlah tantangan harus

kita hadapi. Kualitas sumber daya manusia Indonesi yang masih rendah.

Karena itu, tingkat kesadaran hukum, kemampuan akademik,

kemampuan ekonomi, kepekaan informasi, dan motivasi berkarya masyarakat

kita juga rendah. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa keadaan sumber

daya manusia Indonesia tidak lebih baik dari negara tetangga kita di ASEAN.

Keadaan itu, bagaimana pun menjadi tantangan berat dalam

penyelenggaraan pendidikan pada era otoda sekarang ini.

C. Strategi Umum dalam Pendidikan Berkeadilan

Dalam menggagas pendidikan yang berkeadilan sosial banyak isu strategis

yang perlu mendapat perhatian secara serius. Isu tersebut adalah : perlakuan

gender, pemerataan ekonomi, aksesibitas informasi, abilitas pribadi, dan keyakian

beragama.

Oleh karena itu, strategi umum yang dapat dilakukan agar pendidikan

pendidikan memiliki kadar berkeadilan sosial dapat dibagi ke dalam dua bagian,

yaitu :

1. Demokratisasi pendidikan sebagai konsep

Demokratisasi pendidikan ini mencakup tiga strategi, yaitu:

a. Pendidikan harus mampu membuka perluasan dan pemerataan

kesempatan kepada setiap warga negara untukm emperoleh pendidikan.

Upaya perluasan dan pemerataan pendidikan sebenarnya telah

dilakukan pemerintah dengan adanya kesempatan pendidikan dasar

sembilan tahun. Hasi yang dicapai cukup memuaskan yang ditunjukan

oleh menngkatnya APM dan APK. Namun akibat krisis ekonomi dan

konflik sosial, angka partisipasi pendidikan tersebut menjadi menurun.

Oleh sebab itu, strategi yang perlu dilakukan adalah pemantapan

pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian bea siswa dengan sasaran

strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di daerah

terpencil, pemantapan sistem pendidikan terpadu untuk anak

4

berkelainan, dan peningkatan keterlibatan peran serta masyarakat

dalam membantu pendidikan.

b. Pendidikan harus diarahkan pada tercapainya pendidikan untuk semua

(Education for all). Ada kecendrungan bahwa program pendidikan

hanya berorientasi untuk kelompok tertentu, terutama pada institusi

yang diklaim masyarakat sebagai kelompok sekolah “favorit”. Pada

sekolah ini tidak cukup ruang untuk kelompok lain dalam mengakses

pendidikan. Apabila dibiarkan maka kondisi ini dapat berdapampak

pada perlakuan diskriminatif terhadap anak bangsa. Demikian pula,

pemberlakuan sistem peneriman mahasiswa baru pun yang dilakukan

melalui penelusuran minat-bakat dan potensi (PMBP) berpotensi untuk

menyemaikan benih diskriminatif kalau tidak dilakukan secara

transparan dan berorientasi akademik. Padahal masih banyak peserta

didik yang memilki kemampuan akademis yang belum tersentuh oleh

lembaga pendidikan unggul. Untuk memecahkan masalah ini perlu

diakomodasi ide-ide “pendidikan Untuk Semua”, yang membuka

kesempatan kepada semua siswa dimana pun dan kapan pun.

c. Pendidikan harus membuka peluang akan hak-hak masyarakat

termasuk hak pendidikan. Selama ini ada anggapan bahwa sebagai

masyarakat dan orang tua masih kurang peduli terhadap pendidikan

anaknya. Sikap demikian tidak dapat dibiarkan secara terus menerus

karena dapat berakibat terhadap penurunan martabat anak, masyarakat

bahkan pemerintah. Untuk itu, dimasa mendatang pengakuan hak

pendidikan bagi semua warga negara perlu disosialisasikan kepada

publik.

2. Perhatian terhadap sasaran khusus sebagai konsekuensi dari adanya

demokratisasi pendidikan.

Perhatian terhadap kelmpok sasaran kelompok khusus meliputi

strategi:

a. Persamaan hak pendidikan atas dassr gender. Dalam pendidikan, kaum

perempuan-khususnya kelompok usia sekolah- masih termasuk kelompok

beruntung. Dilihat dari angka partisipasi pendidikan, partisipasi anak

perempuan cenderung rendah daripada usia anak laki-laki. Kekurang-

5

seimbangan ini disebabkan oleh banyak faktor, yang paling utama adalah

faktor budaya yang melekat pada sebagaian masyarakat. Misalnya, ada

anggapan bahwa perempuan tidak perlu menempuh jenjang pendidikan

tingi karena pada akhirnya ia akan kembali ke dapur. Akibatnya pada

wahana pendidikan yang populis sekalipun, partisipasi anak perempuan

masih rendah. Oleh karena itu, dalam beberapa waktu ke depan, akses

pendidikan bagi Kaum Hawa pada semua jenis, jenjang dan jalur

pendidikan perlu diperluas.

b. Pendidikan harus mampu menjangkau masyarakat terpencil. Masyarakat

terpencil baik secara geografis maupun sosio-kultural merupakan

masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan

secara normal. Untuk itu, perlu dikembangkan strategi pendidikan yang

lebih sesuai dengan kondisi masyarakat mereka. Adapaun strategi yang

perlu dikembangkan adalah sekolah kecil, SLTP/MTS Terbuka, model

Guru kunjung, insentif khusus kepada Guru, dan paket-paket materi

fungsional yang sesuai dengan kebutuhan setempat.

c. Pendidikan harus mampu membuka kesempatan kepada siswa yang

kurang beruntung. Yang dimaksud siswa kutrang beruntung adalah

mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dan secara

struktural-kultural mereka berada pada posisi termarjinalkan. Kelompok

masyarakat ini adalah: mereka yang tidak meiliki pekerjaan tetap, kaum

gelandangan atau meraka yang tinggal di daerah terpencil. Untuk dapat

mengangkat kelompok ini perlu dikembangkan model pendidikan yang

mampu memberdayakan mereka yang materi dan cara penyampainyannya

disesuaikan dengan keadaan kelompok tersbut.

d. Pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama kepada para

penyandang cacat. Dewasa ini masih banyak kalangan masyarakat yang

belum menerima secara positif kehadiran penyandang cacat. Sebagian

besar masih memberikan perlakuan yang diskriminatif terhadap siswa

yang berkelainan dilihat dari perspektif pendidikan, hal itu bertentangan

dengan Hak Azasi Manusia (HAM). Karena itu, model pendidikan yang

menyatukan mereka dengan anak lain. Dengan cara seperti itu, anak yang

“berkelainan” memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan

6

anaknormal, sekaligus mendidik anak normal untuk seecara jujur dan

sukarela menerima kehadirannya.

e. Pendidikan harus mampu mengayomi anak cemerlang. Secara hukum

sebenarnya Pendidikan Nasional telah memberikan perhatian terhadap

anak cemerlang dalam belajar. Yang dimaksud anak cemerlang adalah

mereka yang memiliki berbagai potensi dan kinerja unggul dalam

berbagai bidang kehidupan. Pengembangan potensi mereka secara optimal

diharapkan akan memberikan kontribusi berharga bagi kehidupan bangsa.

Secara ideal pengembangan pendidikan yang bersifat individual bagi

mereka akan sangat cocok, tetapi dalam kondisi pendidikan kita yang

melibatkan banyak peserta didik, perhatian terhadap anak cemerlang dapat

dilakukan melalui model terpadu, yakni tetap melibatkan mereka dengan

anak rata-rata tetapi dalam hal-hal tertentu mereka diberikan muatan

pembelajaran tambahan.

7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Pendidikan Berkeadilan

Konsep pendidikan yang berkeadilan dapat dirumuskan sebagai pendidikan

yang menganut prinsip keseimbangan dan pemerataan hak dan kewajiban

pendidikan berdasarkan pada kemajemukan keyakinan beragama, gender,

ekonomi, abilitas pribadi, dan akses informasi dari semua warga.

2. Peluang dan Tantangan Dalam Pendidikan Berkeadilan

Kebijakan desentralisasi pendidikan yang dibarengi dengan adanya otonomi

pendidikan dapat memberikan peluang bahwa keanekaragaman potensi kultural,

geografis, ekonomi, dan psikologis masyarakat semakin mendapat tempat untuk

diberdayakan.

Tantangan dalam pendidikan berkeadilan Pada kenyataannya kita tidak dapat

mengingkari bahwa dalam membangun sistem pendidikan yang ideal tersebut,

sejumlah tantangan harus kita hadapi. Kualitas sumber daya manusia Indonesi

yang masih rendah

3. Strategi Umum dalam Pendidikan Berkeadilan

strategi umum yang dapat dilakukan agar pendidikan pendidikan memiliki

kadar berkeadilan sosial dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu :

a. Demokratisasi pendidikan sebagai konsep

Demokratisasi pendidikan ini mencakup tiga strategi, yaitu:

1) Pendidikan harus mampu membuka perluasan dan pemerataan

kesempatan kepada setiap warga negara untukm emperoleh pendidikan.

2) Pendidikan harus diarahkan pada tercapainya pendidikan untuk semua

(Education for all).

3) Pendidikan harus membuka peluang akan hak-hak masyarakat

termasuk hak pendidikan

b. Perhatian terhadap sasaran khusus sebagai konsekuensi dari adanya

demokratisasi pendidikan.

1) Persamaan hak pendidikan atas dassr gender.

2) Pendidikan harus mampu menjangkau masyarakat terpencil

8

3) Pendidikan harus mampu membuka kesempatan kepada siswa yang

kurang beruntung

4) Pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama kepada para

penyandang cacat

5) Pendidikan harus mampu mengayomi anak cemerlang.

B. Saran

Penulis minta maaf kepada pembaca jika ada kekhilafan dalam penulisan

makalah ini. Dan penulis mohon kritikan, sarannya agar penulis dapat melengkapi

kekurangan dan mengadakan perubahan dimasa yang akan datang.

9