bab iii tinjauan kasus -...

45
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 8. Tanggal dirawat : 7 Desember 2009 9. Tanggal pengkajian : 11 Desember 2009 10. Ruang rawat : II ( Brotojoyo ) 11. No. CM : 057076 12. Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid 13. Penanggung jawab :Tn. A ( Suami ) II. Riwayat Keperawatan a. Alasan Masuk Keluarga mengatakan klien marah-marah tanpa sebab.

Upload: duongnga

Post on 21-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

I. Identitas Pasien

1. Nama : Ny. S

2. Umur : 34 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Alamat : Singorojo Kendal

5. Agama : Islam

6. Pendidikan : SLTA

7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

8. Tanggal dirawat : 7 Desember 2009

9. Tanggal pengkajian : 11 Desember 2009

10. Ruang rawat : II ( Brotojoyo )

11. No. CM : 057076

12. Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

13. Penanggung jawab :Tn. A ( Suami )

II. Riwayat Keperawatan

a. Alasan Masuk

Keluarga mengatakan klien marah-marah tanpa sebab.

b. Predisposisi

Keluaraga mengatakan 5 hari terakhir mengamuk, bicara sendiri,

tertawa sendiri, memecahkan barang – barang, mau memukul orang,

waktu luang untuk melamun / ngeluyur ( jalan – jalan tanpa arah yang

jelas). Makan, mandi, minum atas inisiatif sendiri, tidak bisa

melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga dengan normal. Pasien

dulu pernah dirawat 2 kali ( tahun 2002 dan tahun 2006 ) . Tidak ada

anggota keluarga yang yang mengalami sakit seperti klien.

c. Faktor presipitasi

Pengobatan pasien sebelumnya belum berhasil dikarenakan klien tidak

mau kontrol teratur karena klien merasa sudah sembuh, kemudian

keluarga membawanya ke pengobatan spiritual. Di tempat tersebut

klien merasa bahwa dirinya diperlakukan tidak manusiawi sehingga

klien ngamuk dan keluarga membawanya ke rumah sakit jiwa lagi.

III. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda – tanda vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

b. Data antropometri

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 53 kg

c. Keluhan fisik

Kepala : Tidak ada keluhan

Mata : Konjungtiva tidak anemis

Hidung : Tidak terdapat penumpukan sekret

Telinga : Simetris, kotor

Mulut : Bibir kering, kotor

Kulit : Kulit kering, kurang bersih.

IV. Psikososial

1. Genogram

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Hubungan darah

: Tinggal serumah

Klien tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Keluarga pasien

sebelumnya tidak ada yang sakit seperti klien. Yang menanggung

kebutuhan klien adalah suami dan pengambilan keputusan klien

dibantu oleh suami. Pola komunikasi keluarga baik, tetapi kadang

klien lebih suka menyendiri dan mudah tersinggung.

2. Konsep diri

a. Gambaran Diri

Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya,

pasien menyukai semua bagian tubuhnya

b. Identitas Diri

Klien adalah seorang perempuan yang memiliki seorang suami

dan tiga orang anak dan berperan sebagai seorang istri dan ibu

dalam kelurga. Klien merasa puas dengan keadaanya sekarang.

c. Peran

Klien mengatakan dalam keluarga berperan sebagai ibu rumah

tangga. Pasien dapat menjalankan aktivitasnya sesuai dengan

tahap perkembangan usia dewasa. Klien berperan sebagai seorang

istri dan ibu dari tiga orang anaknya. Dalam masyarakat sebelum

sakit klien sering mengikuti kegiatan pengajian. Namun setelah

sembuh pada sakit yang pertama klien tidak pernah aktif lagi

karena malu dan merasa dikucilkan.

d. Ideal Diri

Klien berharap bisa segera sembuh agar dapat pulang ke rumah

berkumpul dengan keluarga. Dan dapat merawat suami dan

anaknya. Klien berharap diterima dengan baik oleh keluarga dan

lingkungan.

e. Harga Diri

Keluarga mengatakan klien merupakan sosok perempuan yang

cerdas namun cenderung tertutup. Klien lebih suka menyendiri di

rumah dikarenakan minder dan merasa dikucilkan

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti

Orang terdekat klien saat di rumah adalah suaminya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat

Keluarga mengatakan setelah klien sembuh dari sakit yang

pertama pada tahun 2002 klien jarang mengikuti kegiatan

kemasyarakatan dan lebih senang berdiam diri di rumah.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien merasa minder dan dikucilkan karena pernah dirawat dua

kali di rumah sakit jiwa.

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien adalah seorang yang beragama Islam. Dan percaya bahwa

semua adalah cobaan dari Tuhan. Keluarga dan masyarakat sekitar

klien beranggapan bahwa penyakit jiwa yang diderita klien dapat

disembuhkan di rumah sakit jiwa.

b. Kegiatan Ibadah

Sebelum sakit di rumah pasien juga melakukan sholat 5 waktu di

rumah dan di masjid. Klien juga mengikuti kegiatan pengajian

setiap hari Selasa. Tetapi sekarang tidak pernah melakukan karena

merasa minder dan dikucilkan.

V. Status Mental

a. Penampilan

Saat dikaji penampilan bersih, rapi, penggunaan pakaian sesuai

b. Pembicaraan

Ketika dikaji klien menjawab pertanyaan dengan bahasa yang halus,

namun kadang tersinggung dengan sebab yang tidak pasti.

c. Aktivitas Motorik

Saat dikaji klien tampak santai, ekspresi tegang, klien sering marah-

marah sendiri tanpa sebab yang pasti, jika marah sering memukul

benda yang ada di dekat klien seperti piring, gelas, kadang menyobek

kertas, kontak mata bagus, interaksi dengan klien bagus, tetapi mudah

tersinggung dan nada berubah menjadi tinggi.

d. Alam Perasaan

Pasien megatakan perasaan saat ini sedih karena ingin segera bertemu

dengan keluarga terutama anak ketiga yang masih berumur 2 tahun.

Klien juga merasa khawatir terhadap pengobatan yang akan diberikan.

e Afek

Afek pasien sesuai ( saat dilakukan wawancara dan diberikan cerita

tentang keadaan sedih, pasien merasa ikut sedih dan sebaliknya).

f. Interaksi selama wawancara

Saat wawancara, semua pertanyaan dijawab dengan baik, klien

kooperatif, kontak mata bagus, tapi ekspresi sangat labil dan mudah

berubah-ubah.

g. Persepsi

Klien mengatakan tidak pernah mendenganr suara–suara bisikan

ataupun melihat bayangan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang

lain.

h. Proses pikir

Proses pikir baik, saat berinteraksi klien dapat fokus dan kooperatif

namun mudah tersinggung.

i. Isi pikir

Klien mengatakan ”saya merasa bahwa adik saya ingin

menghancurkan rumah tangga saya”

j. Tingkat kesadaran

Kesadaran pasien bingung, ekspresi muka marah tapi masih dapat

berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang terdekat. Pasien juga

mengetahui orang yang mengajak bicara.

k. Memori

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat.

l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Pasien dapat berhitung dengan baik, masih dapat konsentrasi dengan

cukup baik terbukti bahwa pasien bisa menyebutkan saudaranya dan

bisa menghitung walaupun sudah berapa lama pasien dirawat.

m. Kemampuan Penilaian

Pasien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan, misal:

selesai pasien makan, pasien langsung menaruh piring, gelas dan

sendok pada tempatnya untuk mempermudah pencucian selanjutnya.

n. Daya Tilik Diri.

Daya tilik klien baik, pasien menyadari kalau dia sedang sakit,

sehingga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang untuk

mendapat perawatan.

VI. Kebutuhan persiapan Pulang

a. Makan

Pasien bisa makan sendiri. Saat makanan pasien langsung makan

tanpa harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap makan

klien selalu menghabiskan makanan sesuai porsi yang disediakan

rumah sakit.

b. BAB / BAK

Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK pasien tidak membutuhkan

bantuan dari siapapun. Pasien mampu melakukannya sendiri.

c. Mandi

Pasien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore, dan tanpa

bantuan siapapun. Pasien mandiri.

d. Berpakaian

Pasien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap pasien

selesai mandi pasien ganti baju, pasien mampu menyisir rambutnya

sendiri selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah.

e. Istirahat dan Tidur

Tidur siang pasien dari jam habis makan siang (pukul 13.00) sampai

dengan pukul 15.00 WIB. Sedangkan tidur malam pasien dari pukul

19.30 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB. Selama menjelang tidur

pasien tidak ada persiapan khusus sebelum tidur klien ngobrol dengan

teman dan nonton tv.

f. Penggunaan Obat

Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien diberi obat 2 kali yaitu

siang sebelum makan siang yaitu pukul 10.30 WIB dan sebelum

makan sore pukul 16.00 WIB. Obat selalu diminum, tidak dibuang,

reaksi obat yang dirasakan pasien yaitu pasien merasa mengantuk dan

lemes.

g. Pemeliharaan kesehatan

Tekad suami sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya untuk

mengobati istrinya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga akan

mengunjungi pasien. Pasien mengatakan jika sudah pulang nanti akan

rutin kontrol di rumah sakit.

h. Kegiatan di rumah

Pasien mengatakan jika nanti sudah pulang ke rumah, pasien akan

mencari kesibukan dengan kembali merawat suami dan anaknya.

i. Kegiatan di luar rumah

Pasien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi

kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada di

kampungnya, misalnya pengajian.

VII. Mekanisme Koping

Bila pasien mempunyai masalah, pasien selalu memendam dan tidak mau

terbuka, pasien enggan bercerita.

VIII. Pemeriksaan penunjang

a. Therapi medik

1. Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid

2. Terapi medis : - Haloperidol 2 x 5 mg

- Trihexypenidil 2 x 2 mg

- Program ECT 6 kali konvensional

B. Analisa Data

NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah

1 11 Desember

2009

10.30 Wib

DS:

- Klien mengatakan jika ada teman

lain yang dipuji perawat klien tidak

suka.

DO :

- Ekspresi wajah tegang.

- Jika marah sering memukul benda

yang ada di dekat klien seperti

piring, gelas, kadang menyobek

kertas. - Emosi klien sangat labil.

- Sering iri jika ada pasien lain yang

dipuji oleh perawat.

- Klien pernah menyobek kertas

saat marah dan iri teman yang lain

dipuji oleh perawat.

Perilaku kekerasan

2 11 Desember

2009

10.30 Wib

DS :

- Klien mengatakan mudah marah

jika ada sesuatu yang kurang pas

menurut dirinya.

- Klien mengatakan pada saat di

rumah ketika marah klien pernah

memecahkan piring.

- Keluarga klien mengatakan klien

suka marah tanpa sebab dan mau

Resiko Perilaku

kekerasan

memukul orang.

- Keluarga mengatakan pada saat di

rumah klien pernah mau memukul

keluarga dan tetangga pada saat

marah.

- Keluarga mengatakan klien sering

marah dan mengamuk tanpa sebab

yang jelas.

- Klien mengatakan sering ingin

marah jika ada pasien lain yang

manyinggung perasaannya.

DO :

- Ekspresi wajah tegang.

- Emosi sangat labil.

- Nada bicara tinggi.

- Klien sering marah tanpa sebab

yang pasti.

11 Desember

2009

10.30

DS :

- Klien mengatakan minder saat

bergaul dengan orang lain.

- Klien mengatakan lebih suka

berdiam diri di rumah dari pada

keluar rumah dikarenakan minder

dan merasa dikucilkan.

- Keluarga klien mengatakan klien

cenderung diam jika ada masalah.

- Klien merasa minder karena dua

kali dirawat di RSJ.

Harga diri rendah

DO :

- Klien jarang berinteraksi dengan

orang lain saat di rumah sakit.

- Klien cenderung pendiam dan

acuh terhadap teman.

C. Daftar Masalah Keperawatan

1. Perilaku kekerasan

2. Resiko Perilaku kekerasan

3. Harga diri rendah

D. Pohon Masalah

Perilaku kekerasan

Core problem

Harga diri rendah

E. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Perilaku Kekerasan

2. Harga diri rendah

3. Perilaku kekerasan

Resiko perilaku kekerasan

F. INTERVENSI

Nama pasien : Ny. S

Umur : 34 tahun

Ruang : II (Brotojoyo)

No CM : 057076

Tgl No

DX

Diagnosa

Keperawatan

Rencanana Tindakan Keperawatan Intervensi

Tujuan Kriteria Evaluasi

11-12-

2009

1 Resiko perilaku

kekerasan.

1. Sp1p

a. Membina

hubungan saling

percaya.

Tanda-tanda percaya kepada

perawat:

1. Wajah cerah, tersenyum.

2. Mau berkenalan.

3. Ada kontak mata.

4. Bersedia menceritakan

perasaan.

Bina hubungan saling percaya

1. Beri salam setiap berinteraksi.

2. Perkenalkan nama, panggilan

perawat, dan tujuan perawat

berinteraksi.

3. Tanyakan dan panggil nama

kesukaan klien.

4. Tunjukan sikap empati, jujur dan

menepati janji setiap kali

berinteraksi.

5. Tanyakan perasaan klien dan

masalah yang dihadapi klien.

b. Mengidentifikasi

penyebab

perilaku

kekerasan.

1. Klien dapat

mengungkapkan

perasaannya.

2. Klien dapat

mengungkapkan penyebab

perasaan jengkel atau kesal

(diri sendiri, orang lain,

lingkungan).

1. Beri kesempatan mengungkapkan

perasaannya.

2. Bantu klien dapat mengungkapkan

penyebab marah.

c. Mengidentifikasi

tanda dan gejala

perilaku

kekerasan.

Klien dapat menyimpulkan

tanda dan gejala kesal/jengkel

yang dialami.

1. Anjurkan klien untuk

mengungkapkan rasa

jengkel/marah yang dialami.

2. Simpulkan bersama klien tanda

dan gejala marah.

d. Mengidentifikasi

perilaku

kekerasan yang

dilakukan.

1. Klien dapat

mengungkapkan perilaku

kekerasan yang dilakukan.

2. Klien dapat bermain peran

dengan perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan.

3. Klien dapat mengetahui

perilaku kekerasan yang

biasa dilkukan dapat

menyelesaikan masalah

atau tidak.

1. Tanyakan kebiasaan perilaku

kekerasan yang dilakukan pasien.

2. Beri kesempatan pada klien untuk

bermain peran dengan perilaku

kekerasan yang biasa dilakukan.

3. Bicarakan dengan klien apakah

perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan dapat menyelesaikan

masalah yang dihadapi klien.

e. Mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan.

Klien dapat menjelaskan akibat

perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan oleh klien.

1. Bicarakan akibat/kerugian dari

perilaku kekerasan yang

dilakukan.

2. Bersama klien simpulkan

akibat/kerugian dari perilaku

kekerasan yang dilakukan klien.

3. Diskusikan dengan klien:

a. Apakah klien mau

mempelajari cara baru

mengungkapkan marah yang

sehat.

b. Jelaskan berbagai alternatif

pilihan untuk mengungkapkan

marah selain perilaku

kekerasan yang diketahui

klien.

f. Mengajarkan cara

mengontrol

perilaku

kekerasan.

Klien dapat melakukan cara

mengontrol perilaku kekerasan

secara konstruktif.

1. Tanyakan pada klien apakah klien

ingin mempelajari cara baru

mengontrol perilaku kekerasan

secara konstruktif.

2. Berikan pujian jika klien

mengetahui cara yang lain

mengontrol perilaku kekerasan

secara konstruktif.

3. Diskusikan dengan klien cara

mengontrol perilaku kekerasan

secara konstruktif :

a. Secara fisik: tari nafas dalam

jika klien sedang kesal/marah,

memukul bantal/kasur, olah

raga atau pekerjaan yang

memerlukan tenaga.

b. Secara verbal: katakan bahwa

anda sedang marah/ kesal/

tersinggung/ jengkel.

c. Secara sosial: lakukan dalam

kelompok cara-cara marah

yang sehat, latihan asertif,

latihan menejemen perilaku

kekerasan perilaku kekerasan.

d. Secara spiritual: anjurkan klien

untuk sembahyang, berdo’a/

ibadah lain: meminta kepada

Tuhan untuk diberi kesabaran.

g. Melatih klien

cara mengontrol

perilaku

kekerasan fisik I

(nafas dalam) .

Klien dapat

mendemonstrasikancara

mengontrol marah dengan cara

menarik nafas dalam.

1. Berikan reinforcement positif atas

keberhasilan dan usaha klien

dalam mencoba melakukan cara

mengontrol marah dengan menarik

nafas dalam.

2. Motivasi klien untuk melakukan

tarik nafas dalam sebanyak 5x atau

lebih.

h. Membimbing

pasien

memasukan

kegiatan ke

dalam jadual

harian.

Klien mau memasukan

kegiatan yang telah dilakukan

ke dalam jadual harian.

1. Motivasi klien untuk memasukan

kegiatan yang telah dilakukan ke

dalam jadual harian.

2. Beri reinforcement positif pada

klien setelah memasukan kegiatan

yang telah dilakukan ke dalam

jadual harian.

2. Sp2p

a. Memvalidasi

masalah dan

latihan

sebelumnya.

Kilen dapat menyebutkan dan

mendemonstrasikan latihan

yang diajarkan sebelumnya.

1. Motivasi klien untuk menyebutkan

dan mendemonstrasikan latihan

sebelumnya.

2. Beri pujian atas jawaban yang

benar.

b. Melatih klien

cara mengontrol

marah dengan

cara fisik II

1. Klien dapat

mendemonstrasikan cara

mengontrol marah dengan

cara memukul bantal atau

kasur atau benda lunak

lainnya.

2. Klien merasa lega.

1. Motivasi klien untuk melakukan

cara mengontrol marah dengan

memukul bantal atau kasur atau

benda lunak lainnya.

2. Anjurkan klien untuk mengikuti

lalu mempraktikan cara

mengontrol marah (memukul

bantal).

3. Beri reinforcement positif atas

tindakan benar yang dilakukan

klien.

c. Menganjurkan

klien untuk

memasukan

kegiatan yang

telah dilakukan

ke dalam jadual

kegiatan harian.

Klien bersedia untuk

memasukan kegiatan yang

telah dilakukan ke dalam

jadual kegiatan harian.

1. Motivasi klien untuk memasukan

kegiatan yang telah dilakukan ke

dalam jadual kegiatan harian.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan benar yang dilakukan

klien.

3. Sp3p

a. Memvalidasi

masalah dan

latihan

sebelumnya.

1. Klien dapat

mengungkapkan apa yang

dirasakan.

2. Klien dapat menyebutkan

dan mendemonstrasikan

kembali latihan

sebelumnya.

1. Motivasi klien untuk

mengungkapkan masalah dan

mendemonstrasikan kembali

latihan sebelumnya.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan yang dilakukan klien.

b. Melatih cara

mengontrol

marah dengan

cara verbal.

1. Klien mau mengikuti dan

mempraktikan apa yang

telah diajarkan.

2. Klien merasa lega.

1. Motivasi klien untuk mengikuti

apa yang telah diajarkan.

2. Berikan contoh cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan

menolak, mengungkapkan marah

secara verbal. “saya marah sama

kamu”.

3. Beri reinforcement positif atas

tindakan klien yang benar.

c. Meminta klien

untuk

memasukan

kegiatan yang

telah dilakukan

ke dalam jadual

kegiatan harian.

Klien bersedia memasukan

kegiatan yang telah dilakuakn

ke dalam jadual kegiatan

harian.

1. Motivasi klien untuk memasukan

kegiatan yang telah dilakukan ke

dalam jadual kegiatan harian.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan benar yang dilakukan

klien.

4. Sp4p

a. Memvalidasi

masalah dan

latihan

sebelumnya.

1. Klien dapat

mengungkapkan apa yang

dirasakan.

2. Klien dapat menyebutkan

dan mendemonstrasikan

kembali latihan

sebelumnya.

1. Motivasi klien untuk

mengungkapkan masalah dan

mendemonstrasikan kembali

latihan sebelumnya.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan yang dilakukan klien.

b. Melatih pasien

mengontrol

perilaku

kekerasan secara

spiritual (berdoa,

shalat, wudhu).

Klien dapat mengontrol

perilaku kekerasan dengan

salah satu cara yang diajarkan.

Contoh: berwudhu.

1. Diskusikan kembali bersama klien

latihan yang telah diberikan

sebelumnya.

2. Bersama klien buat daftar efektif

yang dapat dilanjutkan

pelaksanaannya.

3. Beri pujian atas usaha yang telah

dilakukan.

c. Meminta klien

untuk

memasukan

kegiatan yang

telah dilakukan

ke dalam jadual

kegiatan harian.

Klien bersedia memasukan

kegiatan yang telah dilakuakn

ke dalam jadual kegiatan

harian.

1. Motivasi klien untuk memasukan

kegiatan yang telah dilakukan ke

dalam jadual kegiatan harian.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan benar yang dilakukan

klien.

5. Sp5p

a. Memvalidasi

masalah dan

latihan

sebelumnya.

1. Klien dapat

mengungkapkan apa yang

dirasakan.

2. Klien dapat menyebutkan

dan mendemonstrasikan

kembali latihan sebelumnya

1. Motivasi klien untuk

mengungkapkan masalah dan

mendemonstrasikan kembali

latihan sebelumnya.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan yang dilakukan klien.

b. Menjelaskan cara

mengontrol

perilaku

Klien dapat meminum obat

sesuai aturan dan cara yang

telah diajarkan.

1. Memotivasi klien untuk

menyebutkan kembali latihan

mengontrol perilaku kekerasan

kekerasan dengan

minum obat.

yang telah diajarkan.

2. Diskusikan bersama klien tentang

latihan yang telah diajarkan

sebelumnaya.

3. Ajarkan klien untuk meminum

obat secara teratur.

4. Beri reinforcment positif atas

tindakan benar yang dilakukan

klien.

c. Meminta klien

untuk

memasukan

kegiatan yang

telah dilakukan

ke dalam jadual

kegiatan harian.

Klien bersedia memasukan

kegiatan yang telah dilakuakn

ke dalam jadual kegiatan

harian.

1. Motivasi klien untuk memasukan

kegiatan yang telah dilakukan ke

dalam jadual kegiatan harian.

2. Beri reinforcement positif atas

tindakan benar yang dilakukan

klien.

6. Sp1k

a. Mendiskusikan

masalah yang

dirasakan

keluarga dalam

merawat klien

dengan perilaku

kekerasan.

b. Menjelaskan

pengertian

perilaku

kekerasan, tanda

dan gejala serta

proses

kejadiannya.

c. Menjelaskan cara

merawat klien

perilaku

kekerasan.

1. Keluarga dapat:

- Menjelaskan

perasaannya.

- Menjelaskan cara

merawat klien perilaku

kekerasan.

- Mendemonstrasikan cara

perawatan klien perilaku

kekerasan.

- Berpartisipasi dalam

perawatan klien perilaku

kekerasan.

2. Keluarga mengerti dan

menyebutkan kembali

pengertian, tanda dan

gejala, dan proses

terjadinya perilaku

kekerasan.

1. Bina hubungan saling percaya

dengan keluarga.

- Salam perkenalan.

- Jelaskan tujuan.

- Buat kontrk.

- Eksplorasi perasaan keluarga

klien.

2. Motivasi keluarga klien untuk

menyetujui dan mengikuti

kontrak.

3. Diskusikan dengan anggota

keluarga tentang:

- Perilaku kekerasan.

- Penyebab perilaku kekerasan.

- Akibat yang akan terjadi jika

perilaku kekerasan tidak di

tangani.

- Cara keluarga menghadapi

perilaku kekerasan klien.

4. Dorong anggota keluarga untuk

mengikuti cara merawat klien

perilaku kekerasan.

5. Beri reinforcment positif pada

keluarga.

7. Sp2k

a. Melatih keluarga

mempraktikan

cara merawat

klien perilaku

kekerasan.

b. Melatih keluarga

melakukan cara

merawat

langsung pada

klien perilaku

kekerasan.

1. Keluarga mampu

mempraktikan cara

merawat klien perilaku

kekerasan.

2. Keluarga mampu

melakukan cara merawat

langsung klien perilaku

kekerasan.

1. Diskusikan bersama keluarga

dalam mempraktikan cara

merawat klien perilaku kekerasan.

2. Motivasi keluarga untuk

mempraktikan cara merawat klien

perilaku kekerasan.

3. Beri reinforcment positif pada

keluarga untuk respon baik dari

anggota keluarga.

8. Sp3k

a. Membantu

keluarga

membuat jadwal

aktivitas di rumah

termasuk minum

obat. (discharge

planning).

b. Menjelaskan

follow up klien

sebelum pulang.

1. Keluarga mampu membuat

jadual aktivitas di rumah

termasuk minum obat

secara mandiri.

2. Keluarga mematuhi jadual

yang telah dibuat untuk

kesembuhan klien.

3. Keluarga mengerti/

memahami follow up yang

telah diarahkan pada klien.

1. Diskusikan bersama keluarga

dalam membuat jadual aktivitas di

rumah.

2. Motivasi keluarga untuk membuat

dan memenuhi jadual aktivitas

yang dibuat.

3. Beri reinforcment positif.

4. Motivasi keluarga untuk menerima

klien.

5. Diskusikan follow up untuk

keluarga.

G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Nama pasien : Ny. S

Umur : 34 tahun

Ruang : II (Brotojoyo)

No CM : 057076

Tgl No

DX

Implementasi Evaluasi TTD

11-12-

2009

09.30

WIB

1 1. Sp1p

a. Membina hubungan saling

percaya dengan pasien

b. Mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan

c. Mengidentifikasi tanda-

tanda perilaku kekerasan

d. Mengidentifikasi perilaku

yang biasa dilakukan

e. Mengidentifikasi akibat

perilaku kekerasan

f. Melatih cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan

fisik I (tarik nafas dalam)

g. Memberikan reinforcement

positif

h. Membantu mmasukkan apa

yang diajarkan kedalam

kegiatan harian pasien

S:

Klien mengatakan:

“Nama saya S.i

rumah saya

Singorojo”.

O:

1 Ekspresi wajah

datar.

2 Mau menjawab

salam.

3 Mau berjabat

tangan.

4 Kooperatif tapi

klien tampak

bingung dan

mudah

tersinggung.

A:

Sp1p tercapai

1. Klien dapat

mengidentifikasi

penyebab

perilaku

kekerasan

2. Klien dapat

mengidentifikasi

tanda dan gejala

perilaku

kekerasan

3. Klien dapat

mengidentifikasi

perilaku

kekerasan yang

dilakukan

4. Klien dapat

mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

5. Klien dapat

melakukan cara

kontrol perilaku

kekerasan fisik I

(nafas dalam)

6. Klien dapat

membuat jadwal

untuk berlatih

cara mengontrol

perilaku

kekerasan

P :

1 Perawat :

Lanjutkan Sp 2p

cara mengontrol

marah dengan

pukul bantal.

2 Klien:

Beri PR untuk

memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan dan

melakukannya

ketika sedang

marah.

12-12-

2009

10.30

WIB

Sp2p

1. Memvalidasi Latihan

sebelumnya.

2. Melatih pasien cara

mengontrol PK fisik II yaitu

memukul bantal.

3. Berikan reinforcement positif

atas tindakan yang benar

yang dilakukan oleh klien.

4. Membimbing klien

memasukan ke dalam jadwal

harian.

S :

Klien mengatakan

sudah mengerti

cara mengontrol

perilaku kekerasan

dengan tarik nafas

dalam dan pukul

bantal namun

klien masih sedikit

bingung dalam

mempraktekannya

O :

1 Klien masih belum

bisa

mempraktekan

cara mengontrol

perilaku kekerasan

dengan pukul

bantal.

2 Penampilan klien

baik, ekspresi

tegang berkurang,

emosi klien masih

labil.

A : SP2p Tercapai

sebagian

1. Memvalidasi

latihan

sebelumnya.

2. Klien masih

bingung

mempraktikan

pukl bantal

P :

1 Perawat:

Ulangi Sp2p cara

mengontrol

perilaku

kekerasan fisik II

(pukul bantal).

2 Klien:

Beri PR kepada

klien untuk

mengingat lagi

apa yang telah

diajarkan.

13-12-

2009

09.00

WIB

Sp2 p

1. Memvalidasi latihan

sebelumnya.

2. Melatih pasien cara

mengontrol PK fisik II yaitu

memukul bantal.

S :

Klien

mengatakan

sudah bisa

mempraktekan

cara mengontrol

3. Beri reinforcement positif

atas tindakan yang benar yang

dilakukan oleh klien.

4. Membimbing klien

memasuan ke dalam jadwal

harian.

marah dengan

cara memukul

bantal.

O :

1 Klien dapat

melakukan cara

mengontrol

perilaku

kekerasan fisik II

(memukul bantal)

2 Klien tampak

rapi, wajah masih

menampakkan

ekspresi marah.

A :

SP2p Tercapai

klien dapat

melakukan cara

mengontrol PK fisik

II(pukul bantal).

P :

1 Perawat:

Lanjutkan Sp3p

melatih cara

mengontrol PK

dengan cara

verbal.

2 Klien:

Sarankan untuk

melakukan tarik

nafas dalam, dan

mencoba pukul

bantal apabila

marahnya belum

reda dengan tarik

nafas dalam.

16-12-

2009

16.00

WIB

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya.

2. Melatih cara mengontrol

marah dengan cara verbal.

3. Beri reinforcement positif

atas tindakan yang benar yang

dilakukan oleh klien.

4. Membimbing klien

memasukan ke dalam jadwal

harian.

S :

Klien

mengatakan

sudah jelas

dengan

penjelasan

perawat.

O :

1 Klien Sudah bisa

melakukan cara

mengontrol

perilaku

kekerasan dengan

cara verbal.

2 Penampilan klien

mengalami

kemajuan yaitu

tambah bersih

dan rapi.

A :

Sp3p tercapai

klien dapat

melakukan apa

yang telah

diajarkan oleh

perawat.

P:

1. Perawat:

Lanjutkan Sp4p

melatih klien cara

mengontrol

perilaku

kekerasan dengan

pendekatan

spiritual.

2. Klien:

Motivasi klien

untuk melatih

cara mengontrol

perilaku

kekerasan secara

verbal ke dalam

jadwal yang

sudah disusun.

17-12-

2009

16.00

WIB

Sp4 p

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya.

2. Melatih klien cara mengontrol

marah dengan pendekatan

spiritual.

3. Beri reinforcement positif atas

tindakan yang benar yang

dilakukan oleh klien.

4. Membimbing klien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian.

S :

1 Klien

mengatakan

sudah mengerti

untuk cara

mengontrol

marah dengan

pendekatan

spiritual.

2 Klien lupa apa

yang telah

diajarkan oleh

perawat.

O :

1 Klien kooperatif

2 Klien tenang

A :

Sp4 p tercapai

Melatih klien cara

mengontrol marah

dengan pendekatan

spiritual (berdoa).

P :

1 Perawat:

Optimalkan

SP1p,

SP2p,SP3p, dan

SP4p

2 Klien:

Beri PR untuk

mengingat lagi

apa yang telah

diajarkan.

18-12-

2009

08.00

WIB

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya.

2. Mengulangi latihan mengontrol

marah dengan tarik nafas dalam,

memukul bantal, cara verbal

dan dengan pendekatan

spiritual.

3. Beri reinforcement positif atas

tindakan yang benar yang

dilakukan oleh klien.

4. Membimbing klien

S :

Klien

mengatakan

sudah bisa 4 cara

mengontrol

marah.

O :

1 Klien kooperatif.

2 Klien perhatian.

3 Klien tenang.

4

memasukkan ke dalam jadwal

kegiatan harian.

A :

Klien dapat

mengulangi 4

cara mengontrol

marah.

P :

1 Perawat:

Lanjutkan Sp 5p

Menjelaska cara

mengontrol PK

dengan minum

obat secara

teratur.

2 Klien:

beri klien PR

untuk

mempraktikan

kembali pada saat

klien marah.

19-12-

2009

08.00

WIB

Sp 5p

1 Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya

2 Melatih cara mengontrol marah

dengan minum obat secara

teratur

3 Menjelaskan kegunaan minum

obat

4 Menjelaskan prinsip 5 benar bila

minum obat ( nama pasien, nama

obat, dosis, cara pemberian dan

waktunya)

S :

Klien

mengatakan

masih bingung

apa yang telah

dijelaskan oleh

perawat.

O :

1 Pasien

mendengarkan

dengan serius apa

yang dijelaskan

5 Menjelaskan kepada pasien

tentang efek putus obat.

6 menganjurkan klien untuk

melaporkan pada perawat /

dokter jika merasakan efek yang

tidak menyenangkan

7 Memberikan reinforcement

pasitif kepada pasien.

8 Memasukkan apa yang diajarkan

kedalam jadwal kegiatan harian

pasien

2 Tenang, kooperatif

3 Bisa

mempertahankan

kontak mata.

A :

Sp5p belum optimal

tercapai

1 Pasien mampu

menyebutkan efek

samping obat.

2 Pasien mampu

menyebutkan

warna obat, cara

pemberiannya dan

waktu pemberian.

P :

1 Perawat:

Optimalkan Sp5p

mengajarkan

kembali tentang

cara mengontrol

marah dengan

teratur minum

obat.

2 Klien :

Motivasi klien

untuk meminum

obat secara

teratur.

20-12-

2009

pukul

08.30

WIB

Sp5p

1 Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya (klien

bingung)

2 Menjelaskan kegunaan minum

obat

3 Menjelaskan prinsip 5 benar

bila minum obat ( nama pasien,

nama obat, dosis, cara

pemberian dan waktunya)

4 Menjelaskan kepada pasien

tentang efek putus obat.

5 menganjurkan klien untuk

melaporkan pada perawat /

dokter jika merasakan efek yang

tidak menyenangkan

6 Memberikan reinforcement

pasitif kepada pasien.

7 Membantu memasukkan apa

yang diajarkan kedalam jadwal

kegiatan harian pasien

S:

1 ”Mas, aku sudah

jelas yang

diajarkan.”

2 Obat warna yang

pink namanya

haloperidol, yang

putih namanya

THP dan diminum

2 kali sehari.”

3 “kalau selesai

minum obat

kepalaku pusing,

ngantuk.”

4 “kalau tidak

minum obat

lidahku kaku”

5 ”prinsip minum

obat ada 5 (nama

pasien, nama obat,

dosis, waktu, cara

pemberian.”

6 Yang pink supaya

tenang, yang pink

untuk ngurangi

marah, sing putih

supaya rileks.”

O:

1 Pasien

mendengarkan

dengan serius apa

yang dijelaskan

2 Tenang,

kooperatif

3 Bisa

mempertahankan

kontak mata.

A:

1 Pasien mampu

menyebutkan

efek samping

obat

2 Pasien mampu

menyebutkan 5

benar minum

obat.

3 Pasien mampu

menyebutkan

efek putus obat

4 Pasien mampu

menyebutkan

kegunaan obat

P:

1 Perawat :

Semua Sp sudah

diberikan. Hanya

mengingatkan

untuk

memasukkan

kedalam kegiatan

harian pasien.

2 Klien:

Anjurkan klien

mempraktikkan

cara-cara yang

dilatih ke jadwal

harian pasien.

14-12-

2009

Pukul

09.00

WIB

2 Sp1p

1. Membina hubungan saling

percaya

2. Mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki pasien

3. Membantu pasien menilai

kemampuan yang masih dapat

digunakan

4. Membantu pasien memilih

kegiatan yang akan dilatih sesuai

dengan kemampuan pasien

5. Melatih pasien kegiatan yang

dipilih sesuai kemampuannya

(menata tempat tidur)

6. Memberikan reinforcement

positif

7. Membantu pasien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan pasien

S:

1 Klien mengatakan

nama saya S, suka

dipanggil S.

alamat Singorojo

Kendal kendal.

2 Kegiatan yang

dilakukan

dirumah yaitu

pergi ke sawah

setiap pagi dan

nonton tv.

3 Klien mengatakan

kegiatan yang bisa

dilakukan di RSJ

yaitu senam pagi,

jalan-jalan,

mencuci sendok

dan gelas, menata

tempat tidur,

menyapu dan

menata kursi.

4 Klien mengatakan

ingin dilatih

menata tempat

tidur.

O:

Klien sering

menunduk, bicara

sambil tertawa,

kontak mata kurang

mempertahankan,

klien

mendemonstrasikan

menata tempat tidur.

A:

1 Ny. S mampu

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki.

2 Ny. S mampu

menilai

kemampuan yang

masih dapat

digunakan.

3 Ny. S mampu

memilih kegiatan

yang akan dilatih

sesuai dengan

kemampuan.

4 Ny. S mau belajar

membuat dan

mengisi jadwal

kegiatan harian.

P:

1 Perawat:

Lanjutkan Sp2p;

Ajarkan kegiatan

yang lain yang

dipilih klien.

2 Klien:

Menganjurkan

pasien menata

tempat tidur

setelah bangun

tidur.

15-12-

2009

Pukul

09.00

WIB

1. Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Menanyakan kegiatan yang lain

yang masih dilakukan dirumah

sakit.

3. Melatih kegiatan kedua yang

telah dipilih pasien (menyapu)

4. Memberikan reinforcement

positif kepada klien

5. Membantu pasien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan pasien

S:

1 Klien mengatakan

sudah menata

tempat tidur tadi

pagi

2 Klien mengatakan

tadi pagi senam

terus jalan-jalan.

3 Klien juga

mengatakan

mencuci gelas dan

sendok sehabis

makan.

4 Klien mengatakan

memilih menyapu

untuk dilatih.

O:

Kontak mata mulai

bisa

mempertahankan,

pembicaraan pelan,

tempat tidur pasien

rapi, klien kooperatif,

klien

mendemonstrasikan

menyapu

A:

1 Klien sudah

melakukan menata

tempat tidur

2 Klien mencoba

apa yang

diajarkan dan mau

melakukannya.

P:

1 Perawat:

Mengoptimalkan

kegiatan yang

sudah dilatih

2 Pasien:

Menganjurkan

pasien melakukan

kegiatan yang

dilatih sesuai

jadwal