bab iii prosedur penelitian a. metode penelitianrepository.upi.edu/13838/6/t_por_1103346_chapter...
TRANSCRIPT
69 Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan
intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan,
maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui serta bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan
dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang
dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab dan
akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama. Penelitian menurut
Darmadi (2011, hlm. 24) mengungkapkan bahwa usaha seseorang yang dilakukan
secara sistematis, terkontrol, mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat
dengan fakta dan gejala yang ada”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini disesuaikan
dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui hasil yang diujicobakan,
sehingga hubungan sebab akibat antara kelompok yang satu dengan yang lainnya
akan menjawab masalah penelitian yang diajukan. Seperti yang dikemukakan
oleh Arikunto (2002, hlm. 3) sebagai berikut:
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara satu dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor
lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Dalam penelitian eksperimen seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat
memastikan bahwa variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel terikat
benar-benat disebabkan oleh adanya manipulasi variabel bebas. Hal ini selaras
seperti yang dikemukakan Maksum (2012, hlm. 65) sebagai berikut:
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk
mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel. Salah satu ciri utama
dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment), yang
dikenkakan kepada subjek atau objek penelitian.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan perbedaan
pengaruh pendekatan pembelajaran taktis dan teknis terhadap hasil belajar
keterampilan sepakbola siswa SMA Labschool UPI Kota Bandung. Untuk itu
diperlukan data berupa skor yang menunjukkan taraf hasil belajar keterampilan
sepakbola. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran taktis dan teknis
terhadap perubahan hasil belajar keterampilan sepakbola siswa maka dilakukan
tes keterampilan sepakbola. Adapun tes tersebut, tes akhir untuk mengetahui
hasilnya setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran taktis. Apabila pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan taktis dan teknis berpengaruh terhadap hasil belajar
keterampilan sepakbola siswa, maka jelas dapat dikatakan bahwa skor perolehan
itu diakibatkan oleh perlakuan kedua pendekatan pembelajaran tersebut. Prosedur
ini digunakan dengan alasan bahwa hasil belajar kedua pendekatan pembelajaran
dapat diobservasi dan dianalisis berdasarkan kemampuan yang dianggap melekat
sesudah memperoleh perlakuan. Hal ini selaras dengan permasalahan penulis
yang ingin mengetahui hubungan sebab akibat dari pengaruh pendekatan
pembelajaran taktis dan teknis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola.
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas, yaitu
pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis (variabel
bebas aktif). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
keterampilan sepakbola.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan bagian yang penting dari sebuah penelitian.
Ketelitian dalam menentukan sampel dari sejumlah populasi sangat menentukan
hasil penelitian yang dilakukan. Populasi merupakan individu atau objek yang
memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang
diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Sugiyono (2010, hlm.
80) menjelaskan sebagai berikut “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa
SMA Labschool UPI Kota Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
yang berjumlah 60 orang. Alasan pemilihan populasi tersebut adalah antusias
siswa yang tinggi ini diketahui pula dengan kehadiran siswa dalam aktivitas
ekstrakurikuler cukup banyak dan selain itu keseriusan dalam mengikuti
pembelajaran sepakbola.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang akan diteliti, menurut Sugiyono (2010, hlm.
81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.. Dalam proses penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan
yang standar untuk dijadikan patokan dalam melakukan penelitian dari populasi
yang tersedia, untuk memilih sampel harus terdapat penyelidikan dari sifat
populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sample. Menurut Arikunto (2002, hlm. 117), menjelaskan bahwa :
Teknik pengambilan sampel purposive ini dilakukan untuk
menyempurnakan penggunaan teknik sampel yang tidak berstrata. Oleh karena
itu, untuk memperoleh sampel yang representative, pengambilan subyek dari
setiap sampel ditentukan berdasarkan tujuan tertentu dari masalah penelitian.
Dalam proses penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar
untuk dijadikan patokan dalam melakukan penelitian dari populasi yang tersedia,
maka untuk memilih sampel harus terdapat penyelidikan dari sifat populasi. Hal
ini juga dinyatakan oleh Nasution (2004, hlm. 134) yaitu: “Bahwa tidak ada
aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipergunakan atau suatu penelitian
di populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud
sampel besar dan kecil”. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu siswa putera
kelas XI SMA Labschool UPI Kota Bandung yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler olahraga sepakbola sebanyak 60 orang.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
Teknik pengambilan sampelnya adalah sampel dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Untuk menentukan kelompok A
dan B yang masing-masing kelompok terdiri dari 30 orang. Dengan terlebih
dahulu dilakukan tes awal yaitu tes keterampilam sepakbola setelah data tes awal
diperoleh, langkah selanjutnya merangking skor dari yang tertinggi sampai yang
terendah, kemudian membagi kelompok menjadi dua berdasarkan dengan teknik
yaitu 30 orang untuk kelompok A dan 30 orang untuk kelompok B yang diberi
perlakuan pembelajaran pendekatan taktis dan 30 orang kelompok B diberi
pendekatan pembelajaran teknis.
C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian eksperimen dipilih desain yang tepat dan sesuai
dengan tuntutan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian dan hipotesis
yang penulis ajukan dalam penelitian ini untuk mempermudah langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Penggunaan desain penelitian ini
disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin
diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, Penggunaan desain dalam penelitian ini
adalah post only design, yakni suatu desain penelitian yang hanya melihat hasil tes
akhirnya saja. Mengenai desain penelitian yang digunakan Arikunto (2002, hlm.
79) menjelaskan dalam pola sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Sampel Variabel Bebas Variabel Terikat
A1 Pendekatan Pembelajaran
Taktis (A1)
Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan
Sepak Bola (Y1)
A2 Pendekatan Pembelajaran
Teknis (A2)
Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan
Sepak Bola (Y2)
Keterangan:
A1 adalah perlakuan melalui model pembelajaran Taktis
A2 adalah perlakuan melalui model pembelajaran Teknis
Y1 adalah peningkatan hasil belajar keterampilan sepak bola
Y2 adalah peningkatan hasil belajar keterampilan sepak bola
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
D. Validitas Penelitian
a. Validitas Internal
Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel–
variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang
dikontrol meliputi:
1) Pengaruh historis. Penelitian ini dikendalikan dengan cara mengatur rencana
eksperimen dengan jelas dan terjadwal dengan baik, serta disarankan kepada
sampel penelitian untuk tidak menggunakan waktu luangnya dengan
melakukan aktivitas cabang olahraga sepakbola, artinya peneliti tidak
mengizinkan subjek untuk melakukan aktivitas olahraga sepakbola di luar
jam eksperimen kerana akan mempengaruhi tes.
2) Pengaruh kematangan. Perubahan dalam hasil eksperimen dapat terjadi
karena berlalunya waktu dan perubahan alamiah sebagai akibat dari faktor
pertumbuhan dan perkembangan sampel, oleh karena itu perlakuan tidak
diberikan terlalu lama dan subyek penelitian, artinya peneliti harus bisa
memastikan bahwa andai terjadi perubahan pada variabel terikat, bukan
semata karena factor kematangan, melainkan karena perlakuan yang
diberikan.
3) Pengaruh pengetesan. Penelitian ini dikontrol dengan memberikan selang
waktu yang cukup untuk mengembalikan kondisi tubuh siswa kepada
keadaan semula. Siswa mulai mengikuti program penelitian pada tanggal 13
Januari dua hari setelah melaksanakan tes awal. Demikian pula untuk
pelaksanaan tes akhir, mahasiswa melaksanakannya pada tanggal 26
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
Februari 2014 lima hari setelah pertemuan akhir, artinya peneliti sama-sama
memberikan dengan tes yang sama dengan yang sebelumnya.
4) Pengaruh instrumentasi. Instrumentasi menunjuk kepada perubahan pada
hasil eksperimen sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada proses
pengukuran yang dilakukan. Pengendalianya dilakukan dengan cara
tidak mengubah proses pengukuran pada saat pengumpulan data dan tidak
mengganti apapun yang ada hubungannya dengan instrumen yang
digunakan. Petugas tes adalah dibantu oleh mahasiswa yang aktif dalam
UKM sepakbola UPI sebanyak 4 orang yang diasumsikan memiliki tingkat
keterampilan yang hampir sama, dan peneliti terlibat langsung dalam proses
penelitian dan juga dalam proses pengumpulan data.
5) Pengaruh pemilihan sampel. Pemilihan sampel menunjuk kepada adanya
komposisi kelompok sampel yang akan dikenai perlakuan yang berpeluang
dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Dikontrol dengan penempatan
subjek yang memiliki kemampuan yang kurang lebih sama, subjek dibagi
dua kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah
siswa putra kelas XI SMA Labschool UPI Kota Bandung yang berjumlah
60 siswa.
b. Validitas Eksternal
Agar penelitian ini dapat digeneralisasikan perlu adanya pengendalian
terhadap beberapa factor. Validitas eksternal menurut Maksum (2012, hlm. 66)
mengungkapkan bahwa sejauh mana kesimpulan penelitian dapat
digeneralisasikan pada kelompok atau situasi lain. pengontrolan validitas eksternal
desain penelitian adalah agar hasil yang diperoleh benar-benar refresentatif serta
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
dapat digeneralisasikan. Ada dua kategori validitas eksternal menurut Donald
(dalam Hamidi, 1999, hlm. 56) yaitu validitas populasi dan validitas ekologi yang
masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1) Validitas populasi, bertujuan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan
kapada populasi yang jauh lebih besar, walaupun populasi tersebut belum
diteliti. Validitas populasi ini dikontrol dengan jalan : (a) mengambil sampel
sesuai karakteristik populasi penelitian yakni mengambil siswa dengan tingkat
belajarnya yang berada pada tingkat kelas yang sama, (b) memberikan hak
yang sama kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.
2) Validitas ekologi, bertujuan agar hasil penelitian ini digeneralisasikan kepada
kondisi lingkungan yang lain. Dalam pengontrolannya digunakan teknik: (a)
tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek
penelitian dengan teknik perlakuan yang sengaja memakai luar jam pelajaran
dan jadwal belajar yang biasa untuk menghindari pengaruh reaktif akibat
proses penelitian, (b) mempergunakan guru mereka sendiri yang telah
diberikan pengarahan pelaksanaan perlakuan tersebut, (c) tidak mengubah
jadwal yang telah ditetapkan, dan (d) tidak menyatakan harapan khusus
kepada guru pelaksana perlakuan tentang hasil penelitian dengan maksud
untuk menghindari kecenderungan pembenaran hipotesis penelitian.
E. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
a. Tes Keterampilan Sepakbola
Tes keterampilan ini bertujuan akan mengukur keterampilan
(penguasaan) teknik dasar bermain olahraga sepakbola. pengukuran
keterampilan tersebut berguna untuk mengelompokkan keterampilan siswa.
Untuk menentukan tingkat keterampilan siswa, peneliti menggunakan tes
keterampilan sepakbola, dalam Nurhasan (2000, hlm. 149) Untuk lebih jelasnya,
mengenai tes keterampilan sepakbola sebagai berikut:
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
1) Tes Sepak Tahan Bola (Passing dan Stoping)
Tujuan: untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menendang
dan menahan bola.
Alat yang digunakan: bola 2 buah, stopwatch, bangku swedia 4 buah
(papan ukuran 3 meter x 60 cm sebanyak 2 buah), dan kapur.
Pelaksanaan tes: orang coba berdiri di belakang garis tembak yang
berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kakan siap
menembak maupun sebaliknya kaki kiri yang menembak. Pada aba-aba
“ya”, orang coba mulai menendang bola kesasaran atau papan dan
menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak kaki yang
akan menendang bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan
tendangan pertama. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan
kaki kanan selama 30 detik. Apabila bola keluar dari daerah yang sudah
di tentukan, maka orang coba menggunakan bola cadangan yang telah
disediakan.
Penskoran: jumlah menendang bola dan menehan bola yang sah, selama
30 detik, hitungan satu, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang
bola.
Gagal apabila:
a. Bola ditahan dan di tendang di depan garis tending yang akan
menendang bola.
b. Hanya menahan dan menendang bola dengan satu kaki.
Untuk lebih jelasnya mengenai tes sepak tahan bola (passing dan stoping)
dapat dilihat pada gambar:
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
Gambar 3.5
Tes Sepak Tahan Bola (Passing dan Stoping) (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 209)
2) Tes memainkan bola dengan kepala bola (Heading)
Tujuan: untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menendang
dan menahan bola.
Alat yang digunakan: bola 2 buah, stopwatch, bangku swedia 4 buah
(papan ukuran 3 meter x 60 cm sebanyak 2 buah), dan kapur.
Pelaksanaan tes: orang coba berdiri di belakang garis tembak yang
berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kakan siap
menembak maupun sebaliknya kaki kiri yang menembak. Pada aba-aba
“Ya”, orang coba mulai menendang bola kesasaran atau papan dan
menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak kaki yang
akan menendang bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan
tendangan pertama. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan
kaki kanan selama 30 detik. Apabila bola keluar dari daerah yang sudah
di tentukan, maka orang coba menggunakan bola cadangan yang telah
disediakan.
Penskoran: jumlah menendang bola dan menehan bola yang sah, selama
30 detik, hitungan satu, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang
bola.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
Gagal apabila:
a. Bola ditahan dan di tendang di depan garis tending yang akan
menendang bola.
b. Hanya menahan dan menendang bola dengan satu kaki.
Untuk lebih jelasnya mengenai tes memainkan bola dengan kepala bola
(Heading) dapat dilihat pada gambar:
Gambar 3.2.
Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Sucipto dkk, 2000, hlm. 33)
3) Tes menggiring bola (Dribbling)
Tujuan: Mengukur ketrampilan, kelincahan dan kecepatan kaki dalam
memainkan bola.
Alat yang digunakan: bola, stopwatch, 6 buah rintangan (tngkat/lembing),
tiang bendera, kapur.
Pelaksanaan tes: pada aba-aba “Siap”, orang coba berada di belakang garis
start dengan bola berada dalam penguasaan kakinya. Pada aba-aba “ya”,
orang coba menggiring bola ke arah kekiri melewati rintangan pertama
kemudian menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang
telah di tetapkan sampai melewati garis finish. Salah arah dalam
menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota
badan selain kaki, dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula
stopwatch tetap jalan. Menggiring bola dilakukan dengan kaki kanan dan
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
kaki kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh
bola satu kali sentuhan.
Penskoran: Catatan waktu tempuh yang terbaik dari dua kali kesempatan
diambil sebagai data penelitan. Waktu dicatat dalam satuan detik.
Gagal apabila:
a. Orang coba menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki
saja
b. Orang coba menggiring bola tidak sesuai arah panah.
c. Orang coba menggunakan anggota badan selain kaki pada saat
menggiring bola.
Untuk lebih jelasnya mengenai tes memainkan bola dengan kepala bola
(Heading) dapat dilihat pada Gambar 3.3
Gambar 3.3.
Tes Menggiring Bola (Dribbling) (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 212)
4) Tes Menendang Bola Kesasaran (Shooting)
Tujuan : Mengukur ketepatan dalam menendang bola kesasaran.
Alat yang digunakan : bola, gawang, nomor-nomor, dan tali.
Pelaksanaan tes: orang coba berdiri di belakang bola yang diletakkan pada
sebuah titik berjarak 16,5 meter di depan gawang/sasaran. Tidak ada
aba-aba dari orang coba. Pada saat kaki orang coba mulai menendang
bola, maka stopwatch dijalankan dan berhanti saat bola mengenai
sasaran. Orang coba diberi tiga kali kesempatan.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
Penskoran : jumlah skor bola masuk pada sasaran dalam tiga kali
kesempatan. Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada
sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran.
Gagal apabila bola keluar dari daerah sasaran dan menempatkan bola tidak
pada jarak 16,5 meter dari sasaran. Untuk lebih jelasnya mengenai tes
menembak atau menendang bola Gambar 3.4.
Gambar 3.4
Tes Menembak Bola ke Sasaran (Shooting) (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 214)
2. Tes Pemahaman Bermain Sepakbola
Tes Keterampilan Bermain sepakbola GPAI (Games Performance
Assesment Instrument) yang dikutip dari Griffin, Mitchael, & Oslin (dalam
Hoedaya, 2001, hlm. 12).
Tabel 3.2
Pengamatan Penampilan Bermain
Tanggal : ……….. IPPB Kelompok: ………
Komponen Penampilan Bermain Kriteria
1. Keputusan yang Diambil
(Decision Making)
Pemain Berusaha mengoper keteman
yang berdiri bebas
2. Melaksanakan Keterampilan
(Skill Execution)
Operan terkendali
Bola operan mengenai sasaran
3. Memberikan Dukungan
(Support)
Pemain bergerak menempati posisi
yang bebas untuk menerima operan
bola
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
No Nama Keputusan Yang
Diambil
Melaksanakan
Keterampilan
Memberikan
Dukungan
T TT E TE T TT
1
2
Dst
Ket: T= Tepat TT= Tidak Tepat E= Efisien TE= Tidak Efisien
F. Prosedur Penelitian
Untuk menganalisa dan menghasilkan kesimpulan yang jelas untuk itu
penulis dapat membuat langkah-langkah penelitian dengan maksud untuk
memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan dalam
penelitian.
A. Persiapan yang meliputi:
a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian.
b. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data yang akan
dijadikan sampel penelitian.
c. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan
variabel penelitian.
1) Penentuan metode, populasi, sampel dan desain penelitian.
2) Penyusunan instrument penelitian.
3) Mempersiapkan tes untuk memperoleh data terkait dengan penelitian
yang diteliti.
4) Melakukan pengumpulan data
5) Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang
tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.
6) Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian
sebagai karya ilmiah.
7) Membuat kesimpulan hasil penelitian.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
82
G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk
mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah
peneliti. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical
Product and Service Solution(SPSS) Serie 20. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Uji normalitas data
Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh
informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas
data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu
analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau
nonparametrik. Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 20
terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu Kolmogorov Smirnov, Shapiro-
Wilk, QQ Plots, Detrended Normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Untuk
uji normalitas, penulis mengacu pada analisis Klomogorov Smirnov. Penulis
beranggapan bahwa untuk jumlah sampel lebih atau di atas 30 orang atau
termasuk pada kategori kelompok sampel besar, maka pengujian dengan
Kolmogorov Smirnov sangat relevan. Dengan pengujian Kolmogorov Smirnov,
untuk jumlah sampel di atas 30 orang atau sampel besar memiliki derajat yang
tinggi.
2) Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji
homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari
sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik
apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan
untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Seri 20 adalah
sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore
data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan
homogenitas data.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
3) Uji hipotesis
Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang
diperoleh. Dalam uji hipotesis ini penulis hanya mengambil tes akhir
keterampilan sepakbola kelompok pendekatan pembelajaran taktis dan teknis.
Selain itu juga membandingkan hasil belajar keterampilan sepakbola sebelum dan
sesudah perlakuan (posttest) dengan menggunakan pendekatan taktis dan teknis.
Dalam penelitian ini digunakan uji t yang ada dalam analisis statistik SPSS.
Adapun output yang dihasilkan terdiri dari dekripsi data, uji homogenitas variansi,
uji t, tes ini digunakan untuk melihat kelompok mana saja yang memiliki
perbedaan signifikan. Hasil-hasil tersebut dibandingkan dengan tabel dan
probabilitas (Sig.).
4) Analisis dan deskripsi data
Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah
menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari
penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan
dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai
pertimbangan. Analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat
memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan. Selain itu juga
dibahas berbagai temuan selama pelaksanaan di lapangan selama penelitian
berlangsung.
H. Hipotesis Statistik
Sesuai dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian, maka hipotesis
statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ho : µ1 ≤ µ2, Pembelajaran dengan pendekatan taktis dan pembelajaran dengan
pendekatan teknis dapat memberikan pengaruh yang sama terhadap
hasil belajar keterampilan sepak bola.
HA : µ1 > µ2, Pembelajaran dengan pendekatan Taktis memberikan pengaruh
yang lebih signifikan terhadap peningkatan hasil belajar
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
keterampilan sepak bola.
Tabel 3.3
Program Pembelajaran Taktis dan Teknis
Pertemuan Materi Pembelajaran Taktis Materi Pembelajaran Teknis
1 Tes awal keterampilan
Sepakbola
Tes awal Keterampilan
sepakbola
2-4 Mengoper dan menerima bola dengan kaki
bagian dalam dan luar
Melakukan teknik operan pendek
dengan baik dan benar
5-7 Menerima bola dan segera menembak bola
ke sasaran
Melakukan operan panjang dengan
baik dan benar
8-10 Memberi dukungan agar pembawa bola
dapat membongkar pertahanan
Melakukan teknik menyundul
dengan baik dan benar
11-13 Mengoperkan bola ke pemain target
dengan cepat dan tepat
Melakukan teknik menembak
ke sasaran dengn baik dan benar
14-16 Membatasi ruang gerak lawan di daerah
pertahanan dan menutup gerak lawan yang
sedang menguasai bola
Melakukan teknik menggiring bola
dengan baik dan benar
17-19 Mengembangkan taktik kelompok dan
individu untuk menyerang dan bertahan
Mengkombinasikan teknik operan,
menggiring, menyundul dan
menembak bola
20 Tes akhir Keterampilan sepakbola Tes akhir Keterampilan Sepakbola
Tabel 3.4
Skenario Pendekatan Pembelajaran Taktis Keterampilan Sepakbola
Bagian
Pertemuan
Deskripsi Gambar Waktu
a. Pendahuluan
b.Inti
Bentuk
Permainan
Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi,
motivasi dan penjelasan tujuan
pembelajaran. Siswa melakukan peregangan
statis, dinamis, dan dilanjutkan dengan
melakukan permainan berlari, (seperti
kucing-kucingan, bola raja, dsb).
Posisi dasar dalam permainan sepak bola:
Mengoper dan menerima bola ke
teman dengan formasi 3 vs 3. Dengan
memodifikasi ukuran lapangan di area
25 x 20 meter:
Bola di oper kepada pasangannya
dengan mengatur kecepatan bola dan
10 menit
30 menit
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
langsung diarahkan kekaki kanan
dan kaki kiri.
Selanjutnya pemain melakukan
operan ditujukan ketempat atau
ruang kosong agar dapat dikejar
oleh teman seregu
Regu yang mampu melakukan
operan enam kali menjadi
pemenangnya
Lakukan secara berulang-ulang
dengan formasi 3 vs 3 dan
ditandingakan dengan pasangan
lainnya sampai waktu yang sudah
ditentukan
Bola dianggap mati apabila bola
keluar dari garis lapangan atau
dapat direbut regu lain
Posisi dasar dalam permainan sepak bola:
Mengoper dan menerima bola ke
teman dengan formasi 3 vs 3.
Dengan memodifikasi ukuran
lapangan di area 50 x 35 meter:
bola di oper kepada pasangannya
dengan mengatur kecepatan bola dan
langsung diarahkan kekaki kanan
dan kaki kiri.
Pemain melakukan operan kepada
pasangannya dan kembali meminta
bola, membuka ruang gerak untuk
menerima operan dari teman
lainnya.
Regu yang sanggup mengoper bola
empat kali berturut-turut langsung
cetak gol ke dua gawang yang
tersedia
Lakukan secara berulang-ulang
dengan formasi 3 vs 3 dan
ditandingkan dengan pasangan
lainnya sampai hitungan tertentu.
Bola dianggap mati apabila bola
keluar dari garis lapangan.
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
Posisi dasar dalam permainan sepak bola:
Mengoper dan menerima bola ke
teman dengan formasi 4 vs 4.
Dengan memodifikasi ukuran
lapangan di area 50 x 40 meter:
Bola di awali dari server kemudian
Bola di oper kepada pasangannya
dengan mengatur kecepatan bola dan
langsung diarahkan kekaki kanan
dan kaki kiri.
Pemain melakukan operan kepada
pasangannya dan kembali meminta
bola, membuka ruang gerak untuk
menerima operan dari teman
lainnya.
Regu yang sanggup memainkan bola
selama dua puluh detik menjadi
pemenangnya
Lakukan secara berulang-ulang
dengan formasi 4 vs 4 dan
ditandingkan dengan pasangan
lainnya sampai hitungan tertentu.
Bola dianggap mati apabila bola
keluar dari garis lapangan.
Posisi dasar dalam permainan sepak bola:
Mengoper dan menerima bola ke
teman dengan formasi 4 vs 4 .
Dengan memodifikasi ukuran
lapangan di area 50 x 40 meter:
Pemain melakukan operan kepada
pasangannya dan kembali meminta
bola, membuka ruang gerak untuk
menerima operan dari teman
lainnya.
Regu yang sanggup memainkan bola
selama dua puluh detik dan
mencetak gol mendapat poin lima.
Dan tidak mampu mencetak gol
mendapat poin tiga jika mampu
memainkan bola selama dua puh
detik.
Lakukan secara berulang-ulang
dengan formasi 4 vs 4 dan
ditandingkan dengan pasangan
lainnya sampai hitungan tertentu.
Bola dianggap mati apabila bola
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
Mengajar
Pemahaman
Pengulangan
untuk
pengembangan
keterampilan
Kembali ke
bentuk
permainan
c.Penutup
keluar dari garis lapangan
Guru menghentikan permainan dan
memberikan beberapa masalah kepada
siswa:
Apa anda dapat mengoper bola jarak
dekat dan jauh dengan akurasi yang
tepat?
Bagaimana anda membuka ruang agar
dapat menguasai bola selama mungkin
dengan rekan se-tim?
Bagaimana cara anda mempertahankan
bola?
Bagaimana cara anda mempersiapkan
operan yang kuat dan akurat?
Apa yang anda lakukan dalam
permainan ini?
Setelah mengajukan pertanyaan guru
memberikan arahan, bimbingan, umpan
balik secara singkat bagaimana cara
mengoper, menerima dan mempertahankan
bola serta menugaskan siswa untuk berlatih
secara perorangan, berpasangan atau
berkelompok. Lama latihan dapat
dimodifikasi disesuaikan dengan waktu
yang ada.
Mengulangi dan mengembangkan kembali
permainan sesuai dengan pola yang telah di
instruksikan oleh guru.
Berbaris, pendinginan, siswa diberi
kesempatan mengemukakan pendapat,
mengevaluasi proses dan hasil belajar,
memberikan penghargaan (reward) kepada
siswa.
10 menit
15 menit
10 menit
5 menit
Waktu 80 menit
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
Tabel 3.5
Skenario Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Teknis Keterampilan
Sepakbola
Bagian
Pertemuan
Deskripsi Gambar Waktu
a. Pendah
uluan
b. Inti
Penyajian
Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi,
motivasi, penjelasan tujuan pembelajaran.
Siswa melakukan peregangan statis, lari lima
keliling dan lakukan gerakan samba.
A. Operan ke dinding
1. Siswa melakukan operan pendek
kedinding dengan kaki bagian dalam
Siswa melakukan operan pendek
(passing pendek) menggunakan
kaki bagian dalam kanan dan kiri
dengan bola ke dinding.
Kemudian menerima bola kembali
dengan kaki bagian dalam kanan
dan kiri
Perhatikan dengan baik gerakan
siswa mulai sikap awal seperti
tumpuan, perkenaan, ayunan dan
sikap akhir seperti gerak lanjut
Dan lakukan secara berulang –
ulang sampai waktu yang
ditentukan guru
2. Siswa melakukan operan
kedinding dengan kaki bagian luar
Siswa melakukan operan pendek
(passing pendek) menggunakan
kaki bagian dalam kanan dan kiri
dengan bola ke dinding.
Kemudian menerima bola kembali
dengan kaki bagian dalam kanan
dan kiri
Perhatikan dengan baik gerakan
siswa mulai sikap awal seperti
tumpuan, perkenaan, ayunan dan
sikap akhir seperti gerak lanjut
Dan lakukan secara berulang –
ulang sampai waktu yang
10 menit
60 menit
Ricky Fernando, 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA (StudiEksperimenPadaSiswa SMA Labschool Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
c. Penutup
ditentukan guru
3. Siswa melakukan operan
berpasangan dengan kaki bagian luar
Siswa melakukan operan pendek
(passing pendek) menggunakan
kaki bagian luar kanan dan kiri
dengan bola ke dinding.
Kemudian menerima bola kembali
dengan kaki bagian luar kanan dan
kiri
Perhatikan dengan baik gerakan
siswa mulai sikap awal seperti
tumpuan, perkenaan, ayunan dan
sikap akhir seperti gerak lanjut
Dan lakukan secara berulang –
ulang sampai waktu yang
ditentukan guru
B. Permainan sederhana
Siswa melakukan permainan
sepakbola volleyball
Permainan dilakukan dengan
membentangkan net atau cones
ditengah lapangan kira-kira 25 x
35 meter
Bola harus dilambungkan
melewati net dengan menggunakan
kaki dan mendarat di bidang
lawan. Bola hanya boleh
dikembalikan tiga kali pukulan
antara sesama rekan tim.
Tim yang lebih dahulu mencapai
dua puluh satu poin yang menjadi
pemenang
Berbaris, guru menjelaskan kembali konsep
operan pendek dengan kaki bagian dalam dan
luar, dan melakukan Tanya jawab dengan
siswa, berdoa
10 menit
Total Waktu 80 menit