bab iii prosedur penelitian a. -...
TRANSCRIPT
26
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Azwar (2012 : 6) Penelitian dengan pendekatan kuantitatif
menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
metoda statistika. Pada dasarnya, penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian
inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan
hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan
metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antarvariabel yang diteliti.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Maka
dari itu, fenomena yang diangkat pada penelitian ini yaitu mengenai pengaruh
interaksi sosial kelas terhadap prestasi belajar.
Untuk memperoleh data yang objektif, maka digunakan dua bentuk
penelitian, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku
yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian untuk
memperoleh data-data lapangan langsung dengan cara mendatangi
langsung tempat penelitian.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Penelitian kuantitatif ini terdiri dari dua buah variabel penelitian dengan
jenis hubungan kausal. Sugiyono (2012 : 59) Hubungan kausal adalah hubungan
yang bersifat sebab akibat, dalam hubungan kausal terdapat variabel
27
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel
Bebas (X)
Variabel
Terikat (Y)
INTERAKSI SOSIAL KELAS
Ditinjau dari Aspek:
1) Motif/tujuan
2) Suasana emosional
3) Interaksi/aksi
4) Segitiga interaksi sosial
5) Sistem eksternal
6) Sistem internal
PRESTASI BELAJAR
Ditinjau dari Aspek:
Nilai kelas XII
TGB, pada mata
pelajaran Rencana
Anggaran Biaya
(RAB)
Pengaruh
Interaksi
Sosial Kelas
Terhadap
Prestasi
Belajar Di
SMK N 1
Sukabumi
T
E
M
U
A
N
P
E
N
E
L
I
T
I
A
N
K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
independen/bebas (variabel yang bersifat memengaruhi) dan dependen/terikat
(dipengaruhi). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian kuantitatif ini
adalah:
1. Variabel bebas (X): Interaksi sosial kelas
2. Variabel terikat (Y): Prestasi belajar
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian pada penelitian ini adalah jenis paradigma
sederhana, dimana terdapat satu variabel independen (interaksi sosial), dan satu
variabel dependen (prestasi belajar). Gambaran paradigma penelitian pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
: Arah penelitian
: Lingkup Penelitian
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
28
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang diperlukan dalampenelitian ini adalah data kuantitatif, dengan
jenis data berupa:
a. Variabel X mengenai Interaksi sosial kelas yang terdapat di SMKN
1 Sukabumi.
b. Variabel Y mengenai prestasi belajar siswa di SMKN 1 Sukabumi.
2. Sumber Data
Sumber data yang paling utama dalam penelitian ini adalah:
a. Siswa di SMK N 1 Sukabumi.
b. Dokumentasi guru mata pelajaran.
c. Teori-teori yang berkaitan dengan interaksi sosial dan prestsi
belajar.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMK Negeri 1
Sukabumi, dengan kompetensi kejuruan Teknik Gambar Bangunan (TGB) kelas
X TGB, XI TGB, dan XII TGB. Adapun seluruh populasi berjumlah 103 siswa.
Seperti terlihat pada tabel berikut:
Tahun Ajaran Kelas Jumlah siswa
2012/2013 XII TGB 35
XI TGB 34
X TGB 34
Jumlah 103
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Kompetensi Kejuruan Teknik
Gambar Bangunan di SMK N 1 Sukabumi
Tahun Ajaran 2013/2014
29
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik nonprobability sampling dengan cara sampling purposive. Pengertian dari
nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Sedangkan sampling purposive adalah cara pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu. (gambar 3.1). (Sugiyono, 2012 : 120)
Sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas XII TGB SMKN 1 Sukabumi
dengan jumlah 35 orang. Hal ini dipilih setelah menimbangkan jumlah dari kelas
XII TGB yang relatif banyak serta dianggap setiap anggota dari kelas tersebut
telah saling mengenal satu sama lain dalam jangka waktu yang relatif panjang.
E. Instrumen Penelitian
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, serta
akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada
kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang
diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen)
serta sumber data. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti
yaitu, variabel independen/bebas (interaksi sosial kelas) dan variabel
dependen/terikat (prestasi belajar).
Populasi
homogen/
relatif
homogen
Sampel representaatif
Gambar 3.2 Teknik Sampling Purposive
(Sumber : Sugiyono, 2012 : 120)
30
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen Interaksi Sosial
Untuk mengukur nilai variabel independen/bebas dalam penelitian ini
yang berupa interaksi sosial, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa
pengukuran skala sikap. Penyusunan skala sikap pada teknik angket menggunakan
Skala Likert berupa lembaran pilihan ganda. Skala Likert dipilih dengan
pertimbangan bahwa pengukuran dengan skala ini memiliki reliabilitas tinggi
dalam mengukur persepsi manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu.
Instrumen yang akan mengukur interaksi sosial (variabel X) dalam
penelitian ini terdiri dari enam aspek yaitu; (1) Motif/tujuan yang sama, (2)
Suasana emosional yang sama, (3) Interaksi/aksi, (4) Segitiga interaksi sosial, (5)
Sistem Eksternal, (6) Sistem internal. Seluruh aspek dalam instrumen ini berasal
dari teori George C. Homans yang selanjutnya disintesis dengan teori yang
menunjang aspek-aspek tersebut, dan diuraikan menjadi beberapa indikator.
Penyusunan instrumen ini dijabarkan dalam bentuk Blue Print pada tabel
berikut:
31
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator Pernyataan Ʃ Nomor
Item (+) (-)
Interaksi
Sosial
Motif/
tujuan yang
Sama
Menjalin hubungan dan bekerja
sama dengan teman yang
memiliki tujuan yang sama
2 2 4 1, 2,
3, 4
Suasana
emosional
(Community
Sentiment)
Bersikap terbuka dan menerima
orang lain apa adanya
3 1 4 5, 6,
7, 8
Bersedia membantu kepentingan
orang lain
1 1 2 9, 10
Adanya
Interaksi/
Aksi
Meminta bantuan 1 1 2 11, 12
Memberi perhatian kepada orang
lain
4 4 13, 14
15, 16
Berinisiatif dalam bentuk
persaingan
1 1 2 17, 18
Segitiga
Interaksi
Sosial
Menjadi pemimpin kelompok
Atau memberi interuksi
2
2
4
19, 20
21, 22
Mendapat petunjuk dari teman 1 1 2 23, 24
Menaati norma-norma yang ada
dalam kelompok
1 1 2 25, 26
Sistem
Eksternal
Memiliki tempat berkumpul
dalam berinteraksi
1 1 2 27, 28
Beradaptasi dengan lingkungan 1 1 29
Memilih untuk hidup
berkelompok
1 1 2 30, 31
Sistem
Internal
Beradaptasi/bertoleransi
terhadap sikap anggota
kelompok
2 2 32, 33
Mengimitasi/meniru orang lain
dalam kelompok
3 3 34, 35,
36
Sugesti 1 1 37
Perpaduan/peleburan 3
3 38, 39,
40
Jumlah 28 12 40
Tabel 3.2
Blue Print Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel
Interaksi Sosial Berdasarkan Teori George C. Homans
32
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap aspek yang dikemukakan dalam variabel interaksi sosial ini
terdapat item-item pernyataan favorable (positif) dan item-item pernyataan
unfavorable (negatif). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang
mencerminkan kecenderungan perilaku tersebut, sementara pernyataan
unfavorable merupakan pernyataan yang tidak menunjukkan kecenderungan
perilaku tersebut. Skala interaksi sosial ini mempunyai empat pilihan jawaban,
yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Cara
penilaian skala interaksi sosial ini menggunakan model skala Likert. Skor dalam
setiap item favorable berkisar dari empat sampai dengan satu, sedangkan untuk
item unfavorable bergerak dari satu sampai dengan empat. Kategori jawaban dan
penilaian skala interaksi sosial dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Instrumen Prestasi Belajar
Untuk mengetahui gambaran variabel dependen/terikat dalam penelitian
ini yang berupa prestasi belajar, peneliti melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan metode dokumentasi. Menurut Arikunto (Lestari, 2011 : 55)
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda dan sebagainya.
Kategori Jawaban Favorable Unfavorable
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4
Tabel 3.3
Kategori Jawaban dan Penilaian Skala Interaksi Sosial
33
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data, maka perlu
ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Angket
Angket adalah penyelidikan yang dilakukan dengan memberikan daftar
pernyataan mengenai gejala-gejala kejiwaan yang ditunjukkan kepada sejumlah
besar manusia, sehingga berdasarkan jawaban yang diperolehnya dapat diketahui
keadaan jiwa seseorang atau sekumpulan orang (Ahmadi dan Supriyono, 2004 :
20).
Angket akan diberikan kepada siswa kelas XII TGB yang dipilih sebagai
sampel penelitian ini. Angket yang dibagikan berisi butir-butir pertanyaan yang
akan mengukur nilai variabel independen/bebas (interaksi sosial kelas). Jenis
angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket dengan alternatif
jawaban yang sudah disediakan, jadi responden hanya diperkenankan memilih
salah satu jawaban yang disediakan sesuai dengan preferensi personal mereka.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dipilih untuk mengukur
nilai variabel dependen/terikat (prestasi belajar) dengan melihat hasil belajar siswa
kelas XII TGB, yaitu dikumpulkan dengan melihat nilai harian, nilai ulangan,
Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS). Mata pelajaran
yang diambil pada penelitian ini adalah Rencana Anggaran Biaya (RAB).
G. Kategorisasi Data
Azwar (Lestari, 2011: 56) mengemukakan bahwa, Kategorisasi data
merupakan usaha untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok
yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang
diukur. Kategorisasi data juga digunakan untuk melihat gambaran umum atau
profil karakteristik dari Interaksi sosial kelas (variabel X) dan prestasi belajar
siswa (variabel Y).
34
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah yang dilakukan untuk mengkategorikan data variabel X adalah
sebagai berikut:
1) Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari variabel X, serta
rata-rata dan simpangan baku dari sub variabel X.
2) Menentukan skala data sebagai berikut:
3) Menentukan frekuensi dan membuat presentase untuk menafsirkan
kategorisasi data variabel dan kategorisasi data sub variabel.
Untuk mengkategorikan data variabel Y digunakan cara yang berbeda
dengan variabel X. Data variabel Y dikonsultasikan dengan standar baku yang
dimiliki SMK N 1 Sukabumi sebagai berikut:
Skala Data Kategori
> Xrata-rata + 1.5 SD Sangat Baik
Xrata-rata + 0.5 SD < Xrata-rata + 1.5 SD Baik
Xrata-rata – 0.5 SD < Xrata-rata + 0.5 SD Cukup Baik
Xrata-rata – 1.5 SD < Xrata-rata – 0.5 SD Kurang Baik
Xrata-rata – 1.5 SD Sangat Rendah
Skala Nilai Kategori
≥ 87,50 Sangat Memuaskan
82,50 ≤ < 87,50 Memuaskan
77,50 ≤ < 82,50 Baik
72,00 ≤ < 77,50 Cukup Baik
< 72,00 Rendah
Tabel 3.4
Skala Interval Kategorisasi Data Variabel X
Keterangan: Xrata-rata = Nilai rata-rata (median)
SD = Standar Deviasi
Tabel 3.5
Skala Interval Kategorisasi Data Variabel Y
35
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang telah dibuat diuji coba pada tanggal 19
Desember 2013 kepada 31 siswa kelas XI TGB SMA N 1 Sukabumi tahun ajaran
2013/2014. Pengujian instrumen uji coba dilakukan dengan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji Validitas Instrumen Uji Coba
Hamzah dan Koni (2012 : 37) “Validitas berarti menilai apa yang
seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur
kompetensi. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen.
Instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya”.
Pada penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan korelasi
Bivariate Pearson (Product Moment Pearson) dengan bantuan software IBM
SPSS Statistics version 21.0. Pengujian dilakukan dengan cara analisis butir
sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan
tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga kritik dari rtabel dengan
taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan 95%. Jika hasil yang diperoleh
lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) maka item tersebut dinyatakan valid, dan
sebaliknya jika hasil yang diperoleh lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel) maka item
tersebut tidak valid (Raharjo, 2013 : 5).
Berdasarkan data yang didapat dari uji validitas diatas, hasil r hitung tiap-
tiap item akan dibandingkan dengan nilai r tabel. Besar r tabel pada taraf
signifikansi 95% untuk jumlah item sebanyak 40 adalah 0.312. Dari hasil
perbandingan tersebut dapat diketahui item yang valid dan yang tidak valid. Pada
uji validasi kali ini didapatkan 29 item valid dan 11 item tidak valid. Berikut
adalah rincian item-item tersebut :
36
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item-item yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian untuk
mengukur interaksi sosial, yang kemudian hasilnya digunakan dalam proses
pengolahan data. Sedangkan item-item yang tidak valid tidak diikut sertakan
kedalam instrumen penelitian, karena pernyataan pada item yang tidak valid
sudah terwakilkan oleh pertanyaan lain pada aspek yang sama.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba
Hamzah dan Koni (2012 : 37) “Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi
(keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi”. Muslich (2011: 92)
“Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
dapat menghasilkan pengukuran yang ajeg. Keajegan/ketetapan di sini tidak
diartikan selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg”.
Untuk menguji instrumen interaksi sosial dalam penelitian ini, digunakan
teknik formula Alpha Cronbach dengan menggunakan software IBM SPSS
Statistics version 21.0. Nilai koofisien reliabilitas (Alpha Cronbach) berkisar
antara nol hingga satu. Nantinya parameter yang digunakan untuk menafsirkan
tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen. Menurut kriteria Gulidford
(Lestari, 2011 : 61) koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi berikut:
Item Valid Item tidak Valid
r hitung > 0.312 r hitung < 0.312
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16,
17, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30,
31, 34, 35, 36, 37, 39
8, 10, 12, 18, 21, 22, 28,
32, 33, 38, 40
Tabel 3.6
Daftar Item Valid dan Item Tidak Valid
37
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada instrumen
interaksi sosial, didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0.885 . Berdasarkan kriteria
koofisien Alpha Cronbach pada tabel 3.7, besaran indeks tersebut menunjukkan
bahwa instrumen yang digunakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian
ini.
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi frekuensi normal atau tidak. Hal ini penting untuk menentukan jenis
statistik yang nantinya akan digunakan untuk mengolah data. Jika data
berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik,
Sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka menggunakan statistik
non parametrik (Sugiyono, 2012 : 241).
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan metode uji Shapiro-
Wilk, metode ini dipilih karena jumlah responden dalam penelitian ini kurang dari
50 subjek dan menggunakan jenis data interval (Fatmawati, 2013). Pengujian
dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics version 21.0. Metode uji
normalitas tersebut akan menghasilkan nilai Sig., besaran nilai tersebut yang
nantinya akan dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 5% yaitu 0.05 . Jika
nilai Sig. > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, begitu
pula jika nilai Sig. < 0.05, maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal
(Matondang, 2012 : 6).
Kriteria Koefisien Reliabilitas α
Sangat Reliabel > 0.900
Reliabel 0.700 - 0.900
Cukup Reliabel 0.400 - 0.700
Kurang Reliabel 0.200 - 0.400
Tidak Reliabel < 0.200
Tabel 3.7
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
38
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari hasil perhitungan Sig. dengan metode Shapiro-Wilk diperoleh nilai
variabel interaksi sosial sebesar 0.129 dan nilai variabel prestasi belajar sebesar
0.379 . Nilai probablilitas variabel interaksi sosial 0.129 > 0.05, begitu pula nilai
variabel prestasi belajar 0.379 > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Langkah selanjutnya yang
digunakan dalam teknik statistik penelitian ini adalah statistik parametrik karena,
kedua variabel berdistribusi normal.
4. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat, mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan.
Widhiarso (2010 : 2), baik korelasi maupun regresi linier dibangun
berdasarkan asumsi bahwa variabel-variabel yang dianalisis memiliki hubungan
linier, strategi untuk memverifikasi hubungan linier tersebut dapat dilakukan
dalam berbagai cara, misalnya bivariate plot (Azwar, 2000), linearity test dan
curve estimation (SPSS Inc, 2007), atau analisis residual (Pedhazur & Kerlinger,
1982).
Dalam penelitian ini dilakukan uji linearitas menggunakan tabel ANOVA
dengan bantuan software IBM SPSS Statistics version 21.0. Dengan
menggunakan tabel ANOVA pada SPSS, akan dilihat nilai Sig. Linearity & Sig.
Deviation from Linearity dari setiap variabel bebas dengan variabel terikat
dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α).
Kriteria
Nilai Probablilitas > 0.05 Berdistribusi normal
Nilai Probablilitas < 0.05 Berdistribusi tidak normal
Tabel 3.8
Kriteria Uji Normalitas
Metode Shapiro Wilk
39
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Sig. Linearity menunjukkan sejauh mana variabel bebas
berbanding tepat di garis lurus. Apabila nilai Sig. Linearity lebih kecil dari tingkat
signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan
pengaruh antara variabel-variabel yang ada. Sedangkan nilai Sig. Deviation from
Linearity menunjukkan selinier apa data yang dipergunakan. Apabila nilai Sig.
Deviation from Linearity lebih besar dari tingkat signifikansi (α), maka regresi
linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel yang ada
(Widhiarso, 2010 : 4). Kriteria hubungan linier diatas dapat dijelaskan pada tabel
3.10 berikut, dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% atau 0.05.
Kriteria
Sig. Deviation from
linearity
Nilai Probablilitas > 0.05 Berhubungan linier
Nilai Probablilitas < 0.05 Berhubungan tidak linier
Sig. Linearity Nilai Probablilitas < 0.05 Berhubungan linier
Nilai Probablilitas > 0.05 Berhubungan tidak linier
Dari hasil perhitungan Sig. dengan tabel ANOVA (lihat lampiran)
diperoleh nilai Sig. Linearity sebesar 0.025 dan nilai Sig. Deviation from Linearity
sebesar 0.249. Nilai probablilitas nilai Sig. Linearity 0.025 < 0.05 , begitu pula
Sig. Deviation from Linearity 0.249 > 0.05 , berdasarkan kriteria yang dijelaskan
pada tabel 3.9 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas (interaksi
sosial) dan variabel terikat (prestasi belajar) berhubungan linier dan data yang
dipergunakan dapat dijelaskan oleh regresi linier dengan cukup baik.
Tabel 3.9
Kriteria Uji Linieritas
Tabel ANOVA
40
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Korelasi
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, serta
guna mengetahui kuat lemahnya hubungan antar dua variabel tersebut (Sudijono,
2009 : 188). Berdasarkan jenisnya, teknik analisis korelasi pada penelitian ini
tergolong kepada Teknik Analisis Korelasional Bivariat karena hanya terdiri dari
dua buah variabel. Dari hasil uji normalitas dan linearitas, diketahui bahwa
seluruh data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan berhubungan linier,
maka uji korelasi yang dipilih adalah uji Pearson Correlation. Penggunaan uji
Pearson Correlation juga dikarenakan data yang digunakan pada penelitian
adalah jenis data interval. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS Statistics version 21.0.
Ada dua langkah menginterpretasikan hasil dari Uji Pearson Correlation.
1.) Setelah diperoleh besarnya koefisien korelasi, maka koefisien korelasi tersebut
dikonsultasikan dengan nilai rtabel (korelasi tabel). Apabila koefisien korelasi lebih
dari rtabel (rhitung > rtabel) maka dapat dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki
korelasi yang signifikan (Ha diterima), begitu pula sebaliknya. 2.) Apabila nilai
Sig. Kurang dari 0.05 (Sig. < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi
yang signifikan (Ha diterima), begitu pula sebaliknya (Sami’an, 2013 : 16).
Dengan jumlah sampel sebanyak 35 responden, maka besar rtabel adalah 0.334
(Suzanna, 2011 : 1). Kriteria interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Kriteria
Koefisien korelasi rhitung > rtabel Korelasi signifikan
rhitung < rtabel Korelasi tidak signifikan
Sig. Nilai Probablilitas < 0.05 Korelasi signifikan
Nilai Probablilitas > 0.05 Korelasi tidak signifikan
Tabel 3.10
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
41
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari Uji Pearson Correlation
adalah dengan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi secara
kasar (sederhana) seperti yang dijelaskan Sudijono (2009 : 193). Dalam
memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi, pada
umumnya digunakan pedoman sebagai berikut:
Dari hasil analisis uji korelasi menggunakan metode Pearson
Correlation, yang telah dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics
version 21.0 diperoleh hasil korelasi/rhitung sebesar 0.366 dan besar Sig. 0.031.
Diketahui jumlah sampel sebanyak 35 responden, maka besar rtabel adalah 0.334.
Nilai probablilitas nilai korelasi 0.366 > rtabel=0.344 , begitu pula besar
Sig. 0.031 < 0.05 , dari kedua nilai di atas berdasarkan kriteria yang dijelaskan
pada tabel 3.10 dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua variabel dalam penelitian
kali ini memiliki korelasi yang signifikan. Bila nilai probablilitas dikonsultasikan
berdasarkan kriteria pada tabel 3.11, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi
antar variabel tergolong lemah atau rendah. Korelasi yang signifikan antar
variabel menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara variabel X dengan
variabel Y, dalam hal ini interaksi sosial kelas memiliki hubungan yang berarti
dengan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan uji Pearson Correlation dapat
dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui besar signifikansi antara variabel X dengan Y,
dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menghitung Koefisien Determinasi (KD).
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Lemah atau rendah
0,40 – 0,69 Sedang atau cukup
0,70 – 0,89 Kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Sangat kuat atau sangat tinggi
Tabel 3.11
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi Secara
Kasar (Sederhana)
42
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Regresi
Pada penelitian ini analisis regresi yang digunakan tergolong kedalam
analisis regresi linier sederhana, karena hubungan antara variabel yang linier dan
hanya terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel bebas. Analisis regresi
sederhana merupakan salah satu metode yang dapat dipakai sebagi alat inferensi
statistik untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap
variabel terikat (dependen) (Sarwono, 2013 : 1).
Pengujian regresi linier akan dilakukan dengan menggunakan software
IBM SPSS Statistics version 21.0 untuk mendapatkan empat hasil sekaligus,
diantaranya; 1). Nilai korelasi, 2). Koefisien Determinasi (KD), 3). Nilai
Signifikansi, dan 4). Persamaan Regresi (Sarwono, 2013 : 4).
Pada tabel Coeficientsa di kolom “Unstandardized Coefficients B” (lihat
lampiran) yang didapatkan dari hasil uji regresi yang telah dilakukan, diketahui
bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
Y = 52.987 + 0.326 X atau dapat dibaca,
Prestasi belajar = 52.987 + 0.326 Interaksi Sosial.
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: Konstanta
sebesar 52.927 berarti bahwa tanpa adanya interaksi sosial yang terjadi, maka
prestasi belajar akan sebesar 52.987 . Jika variabel interaksi sosial (X) naik maka
akan menyebabkan kenaikan (karena tanda positif) sebesar 0.326 pada prestasi
belajar.
3. Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (KD) berguna untuk menunjukkan seberapa bagus
model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat
(Sarwono, 2013 : 3). Dalam penelitian ini koefisien determinasi digunakan untuk
menunjukkan besar pengaruh interaksi sosial kelas (variabel X) terhadap prestasi
belajar siswa (variabel Y).
43
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penghitungan koefisien determinasi secara manual dapat menggunakan
rumus dari Sudjana sebagai berikut (Melati, 52 : 2013) :
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r2
= Kuadrat koefisien korelasi
Besar koefisien korelasi yang diketahui adalah 0,366, maka penghitungan
koefisien determinasi selanjutnya adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = (0,366)2 X 100%
KD = 0,134 x 100%
KD = 13,4%
Penghitungan koefisien determinasi dengan menggunakan software IBM
SPSS Statistics version 21.0 dengan melihat besar R Square yang dihasilkan dari
perhitungan uji regresi, juga menghasilkan besaran yang sama dengan
penghitungan manual.
Pada tabel Model Summaryb di kolom “R Square” (lihat lampiran) yang
didapatkan dari hasil uji regresi, diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar
0.134 selanjutnya, dengan di kalikan 100% maka besar koefisien determinasi
adalah 13,4%. Ini berarti bahwa bahwa nilai prestasi belajar dipengaruhi oleh
interaksi sosial sebesar 13.40%, dan sisanya dipengaruhi faktor lain selain
interaksi sosial.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis mana yang
akan diterima dalam penelitian ini. Terlebih dahulu kita mengasumsikan H0 atau
hipotesis nol dan Ha atau hipotesis penelitian sebagai berikut:
44
Andi Siswoko, 2014 PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : ”Tidak terdapat pengaruh antara interaksi sosial dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMKN 1 Sukabumi”
Ha : ”Terdapat pengaruh yang positif antara interaksi sosial dengan
prestasi belajar siswa kelas XI SMKN 1 Sukabumi”
Pengujian Hipotesis kali ini akan dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS Statistics version 21.0 dengan melihat besar nilai signifikansi
(Sig.) yang dihasilkan dari perhitungan uji regresi. Kriteria yang diambil dalam
intepretasi nilai Sig. adalah, jika probablilitas lebih dari 0.05 (Sig. > 0.05) maka
H0 diterima, sedangkan jika probablilitas lebih kecil dari 0.05 (Sig. < 0.05) maka
Ha diterima (Hendry, 2013 : 7).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada tabel ANOVAa di
kolom “Sig.” (lihat lampiran), diketahui bahwa besar Sig. adalah 0.31 . Tabel
ANOVAa dapat dari pengujian regresi dapat dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya, jika probablilitas
Sig. = 0.031 < 0.05 , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, Ha yang
menyatakan ”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi
sosial dengan prestasi belajar siswa kelas XII SMKN 1 Sukabumi” telah teruji
kebenarannya berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan. Kebenaran
hipotesis alternatif ini teruji dengan taraf kepercayaan 95%.