bab iii perancangan dan pembuatan alat 3.1 schematic

22
Laporan Tugas Akhir BAB III STT Telematika Telkom Purwokerto 40 D310052 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Schematic, Board Exciter dan Oscillator Module Untuk membuat sebuah perangkat modulator FM dengan PLL maka langkah pertama adalah membuat rangkaian dasar atau schematic seperti yang terlihat pada gambar 3-1. Gambar 3-1 Schematic Exister Setelah pembuatan rangkaian schematic, proses berikutnya adalah pembuatan rangkaian modulator pada papan PCB seperti pada gambar 3-2. Gambar 3-2 Board Exciter

Upload: others

Post on 30-Jan-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto 40 D310052

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Schematic, Board Exciter dan Oscillator Module

Untuk membuat sebuah perangkat modulator FM dengan PLL maka

langkah pertama adalah membuat rangkaian dasar atau schematic seperti yang

terlihat pada gambar 3-1.

Gambar 3-1 Schematic Exister

Setelah pembuatan rangkaian schematic, proses berikutnya adalah

pembuatan rangkaian modulator pada papan PCB seperti pada gambar 3-2.

Gambar 3-2 Board Exciter

41 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Pada gambar 3-2 merupakan alur rangkaian dari board exciter, sedangkan

tanda atau garis yang berwarna merah merupakan tempat dimana oscillator module

akan ditempatkan. Pada gambar 3-4 merupakan gambar dari oscillator module

dengan menggunakan IC LC72131.

Gambar 3-3 Schematic Oscillator Module

Pada gambar 3-3 merupakan rangkaian Schematic dari Oscillator Module

Pada gambar 3-4.

Gambar 3-4 Oscillator Module

IC LC72131 merupakan PLL frequency synthesizers yang digunakan

sebagai tunners di radio atau cassette players. IC ini bekerja di tegangan antara 4.5

sampai dengan 5.5 Volt dengan temperatur operasinya antara -40 sampai dengan

42 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

85o C. Oscillator module ini mampu menghasilkan output sebesar 0 dBm atau

senilai 1 mW dengan frekuensi antara 87.5 sampai dengan 108 MHz.

Gambar 3-5 Tampilan Komponen Pada Board Exciter

Pada bagian exciter dan oscillator module seperti yang ditunjukkan oleh

gambar 3-5 terdapat dua bagian utama yaitu bagian oscillator module dan Low Pass

Filter (LPF). Pada bagian oscillator module tersusun atas sebuah IC LC72131

INX6, Kristal D450LOI, Kapasitor Trimmer, Koil, dioda dan sebuah induktor. Pada

kapasitor trimmer telah diatur frekuensi referensinya di 4.5 MHz sehingga akan

menghasilkan frekuensi keluaran tepat di 98.000 MHz.

Sedangkan untuk bagian PLL tersusun atas transistor C1970 60AH, resistor

10 k Ohm, 1000 Ohm,56 Ohm, 9.7 k Ohm, 100 μF, 1000 μF, kapasitor 1000 uF dan

100 uF, LED warna merah sebagai power indicator, transsistor C930 F87, Variable

Capasitor, induktor dan sebuah black hosting sebagai conector.

Pada bagian ini terdapat 1 konektor dengan 4 pin dan 3 konektor dengan 2

pin. Untuk konektor dengan 4 pin digunakan untuk menghubungkan perangkat

dengan PLL control unit sementara konektor dengan 2 pin digunakan sebagai audio

input, power supply dan RF output keluaran yang berupa sinyal yang telah

termodulasi dengan frekuensi yang telah diatur sebelumnya.

Pada Gambar 3-2 merupakan sebuah exciter dengan oscillator modul yang

bekerja pada tegangan 12 Volt sampai 13,8 Volt dan menghasilkan daya keluaran

sebesar 1 Watt.

43 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Pada Board Exciter dan Oscillator Module terdapat 9 buah lilitan dengan

nilai induktansi yang berbeda – beda.

Tabel 3-1 Daftar Komponen pada Board Exciter

Board Exciter

Nama Jenis/nilai Jumlah

Transistor C930 F 8C 1

Koil/Lilitan 0,035 μH 1

Koil/Lilitan 0,417 μH 1

Koil/Lilitan 0,274 μH 1

Koil/Lilitan 0,043 μH 3

Koil/Lilitan 0,035 μH 1

Koil/Lilitan 0,062 μH 1

Koil/Lilitan 0,128 Μh 1

LED 1

Kapasitor Trimmer 50 pF 3

IC 1970 68AH

Kapasitor 1 pF 4

Kapasitor 100 pF 6

Kapasitor 33 F 3

Kapasitor 22 F 5

Kapasitor 10 F 3

Resistor 10 k Ohm ± 5 % 6

Resistor 1000 Ohm ± 1 % 8

Resistor 56 Ohm ± 5 % 1

Resistor 9.7 k Ohm ± 5 % 1

44 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Tabel 3-1 Daftar Komponen pada Board Exciter (Lanjutan)

Nama Jenis/nilai Jumlah

Kapasitor 100 μF 1

Kapasitor 1000 μF 1

Black hosting/conector 2 pin 3

conector 5 pin 1

Tabel 3-2 Daftar Komponen pada Oscillator Module

Oscillator Module

Nama Jenis/nilai Jumlah

kristal D450L0I 1

Kapasitor Trimmer 20 pF 1

Koil/Lilitan 0,0848 μH 1

IC PLL LC72131 1NX6 1

Resistor 472 Ohm 1

Resistor 222 Ohm 2

Resistor 104 Ohm 3

Resistor 471 Ohm 1

Resistor 103 Ohm 4

Resistor 471 Ohm 2

Resistor 224 Ohm 1

Resistor 221 Ohm 1

3.2 Schematic dan Board PLL Control Unit

Pada gambar 3-6 merupakan rangkaian dasar atau schematik dari PLL

contol unit yang berfungsi untuk mengontrol frekuensi keluaran pada modulator

FM dengan PLL, sementara pada gambar 3-7 adalah board PLL control unit yang

45 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

nantinya akan dicetak pada papan PCB dan pada gambar 3-8 merupakan tampilan

komponen pada board PLL control unit yang nantinya akan dipasang pada papan

PCB tersebut setelah dicetak.

Gambar 3-6 Schematic PLL Control Unit

Gambar 3-7 Board PLL Control Unit

PLL Control Unit merupakan sebuah bagian yang berfungsi untuk mengatur

frekuensi pemodulai dengan frekuensi antara 88 MHz sampai dengan 108 MHz.

Pada bagian ini telah dilengkapi dengan dua tombol pengatur frekuensi, satu tombol

yang berada diposisi atas berfungsi untuk menaikkan nilai frekuensi sedangkan

tombol bagian bawah berfungsi untuk menurunkan nilai frekuensi pemodulasi yang

nilainya akan ditunjukkan di layar seven segment.

46 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Gambar 3-8 Tampilan Komponen Pada Board PLL Control Unit

Pada PLL Control Unit seperti pada gambar 3-8 memiliki 5 digit seven

segment dengan aturan bahwa pada tiga digit pertama merupakan penanda dari

MHz, untuk menjalankannya maka PLL Control Unit memerlukan sebuah IC

control yang disebut sebagai extralock dan sebuah IC memory untuk menyimpan

data pemrograman untuk melakukan pengaturan frekuensi yang akan tampil pada

layar seven segment.

Selain itu terdapat pula sebuah IC Regulator dan sebuah kristal untuk

mensetabilkan dan mengatur frekuensi keluaran agar tidak mengalami kenaikan dan

penurunan pada saat masuk ke dalam oscillator module.

Berikut merupakan beberapa fitur software atau program yang akan

ditunjukkan pada layar seven segment.

Self-Diasnostic

Pada saat dinyalakan maka IC Control akan melakukan

serangkaian test (Self-Diasnostic). Hasil dari Self-Diasnostic dapat

dilihat pada seven segment. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah

EP-Er yang menunjukkan bahwa IC EEPROM rusak dan IC-Er yang

menunjukkan bahwa IC PLL rusak atau kabel penghubung antara

oscillator module dengan PLL control unit putus atau belum

tersambung.

47 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

On-Air Delay

Pada saat pertama dinyalakan pada layar seven segment akan

ada tanda On-Air Delay selama 20 detik (selanjutnya On-Air Delay

selama 5 detik). Tampilan menunjukkan hitungan mundur dan

selanjutnya akan dilakukan deteksi kondisi unlock.

Deteksi Unlock

Setelah On-Air Delay selesaai maka IC Control akan

melakukan pengecekan apakah PLL dalam kondisi unlock (frekuensi

tidak sesuai dengan display). Jika dalam kondisi unlock maka akan

ditampilkan Un-Lo pada layar seven segment dan tanda ini akan

tampil terus sampai kondisi lock tercapai. Jika kondisi lock tercapai

maka (frekuensi sudah sesuai display) On-Air menjadi aktif.

Jika pada layar seven segment mengalami error atau menunjukkan nilai

yang tidak seharusnya atau menunjukkan nilai diluar frekuensi 86 MHz sampai

dengan 110 MHz maka dapat dilakukan pemulihan pemrograman dengan

menggunakan menu reset. Caranya adalah dengan menekan ke dua tombol dan

menahannya sambil menyalakan modulator FM sampai layar seven segment

menunjukkan tanda minus (-) dan lepaskan tombol maka layar display akan

menunjukkan nilai 98.00 yang menadakan bahwa memory telah te-reset atau

kembali ke pengaturan awal. Pada Tabel 3-3 merupakan daftar komponen pada

Board PLL Control Unit beserta dengan nilai dan jumlahnya.

Tabel 3-3 Daftar Komponen pada Board PLL Control Unit

Board PLL Control Unit

Nama Jenis/nilai Jumlah

7 Segmen LEDTECH 23423 5

Transistor C9015 C 719 5

Positive Voltage Regulators L7805CV 1

Dioda N4 M 1

Tombol Pengatur Frekuensi 2

48 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Tabel 3-3 Daftar Komponen pada Board PLL Control Unit (Lanjutan)

Nama Jenis/nilai Jumlah

X-Tal 8000 MHz 1

Capasitor I uF 1

Resistor 1 K Ohn ± 5% 5

Resistor 110 M Ohm 2

Capasitor BC 104 2

Capasitor 33 2

Extralock /20 PIN MM74HC373 1

IC Memory /8 PIN PIC12F629675 1

IC Memory /14 PIN PIC16C505 1

3.3 Bagian - Bagian Radio FM

Radio FM merupakan sebuah perangkat broadcasting yang memanfaatkan

frekuensi antara 88 MHz sampai dengan 108 MHz. Untuk membuat sebuah

pemancar radio FM dibutuhkan beberapa bagaian antara laian adalah Stereo

encoder, power supply, modulator FM, booster dan antena pemancar.

Berikut merupakan penjelasan dari masing - masing bagian dan

parameternya.

3.3.1 Stereo encoder

Gambar 3-9 Stereo Encoder

Stereo encoder sepertipada gambar 3-9 merupakan sebuah perangkat

atau bagian yang berfungsi untuk membangkitkan gelombang radio jenis

stereo, pada bagian stereo encoder ini sangat mempengaruhi kualitas suara

49 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

yang dihasilkan oleh perangkat radi FM, karena jika perangkat ini tidak

berfungsi dengan baik maka suara masukan ke bagian modulator juga akan

terganggu yang berakibat pada penurunan kualitas keluaran pada radio FM.

Pada perangkat stereo encoder yang digunakan pada Tugas Akhir ini

membutuhkan tegangan masukan sekitar 12 Volt dan menghasilkan

frekuensi keluaran sebesar 46,8 Khz, sementara inputan-nya sendiri dapat

langsung terhubung ke laptop maupun melalui mixer terlebih dahulu.

3.3.2 Modulator FM

Modulator merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk

memodulasikan frekuesi dengan cara menumpangkan sinyal informasi yang

berasal dari Stereo encoder kedalam sebuah sinyal carrier dengan frekuensi

yang telah ditentukan (88 MHz sampai dengan 108 MHz).

Modulator yang baik akan menghasilkan ouput yang sesuai dengan

keluaran yang diharapkapkan atau dalam range frekuensi yang sedang

digunakan, karena jika modulator tidak bisa mempertahankan frekuensi

keluaran di range frekuensi yang sama maka pemancar radio FM dapat

menginterferensi sinyal radio lainnya di frekuensi yang berdekatan atau di

daerah yang saling berdekatan.

3.3.3 Booster atau penguat frekuensi

Gambar 3-10 Booster

Booster merupakan sebuah perangkat arau bagian yang berfungsi

untuk meningkatkan daya atau sinyal informasi dari modulator FM yang

telah termodulasi sebelum ke antena pemancar. Dalam Tugas Akhir ini

booster yang digunakan dapat meningkatkan daya sebesar 30 Watt atau 30

kali daya masukan dari modulator seperti pada gambar 3-10.

50 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Dengan daya ini diharapkan sinyal atau daya pancar radio FM

mampu mencangkup area minimal sejauh 3 Km. Booster sangat

mempengeruhi jarak jangkauan dari pancaran radio FM, semakin besar daya

pancar radio FM maka jarak pancarannya juga akan semakin besar, booster

pada Tugas Akhir ini menggunakan tegangan masukan sekitar 12 Volt.

3.3.4 Catu daya

Gambar 3-11 Catu Daya Jenis Linier

Pada rangkaian modulator FM dengan PLL di atas bekerja pada

tegangan antara 12 Volt sampai dengan 13.8 Volt, oleh karena itu pada

rangkaian ini menggunakan sebuah catu daya yang mampu menghasilkan

daya atau output keluaran minimal 12 Volt dan tegangan maksimalnya

sebesar 13.8 Volt.

Catu daya merupakan sebuah perangkat yang mampu mengubah

tegangan AC menjadi tegangan DC, tegangan arus searah atau tegangan DC

digunakan pada input-tan perangkat modulator FM dengan PLL, karena

tegangan DC memiliki nilai yang konstan atau sama yang aman digunakan

pada rangkaian elektronika dengan sensifitas tinggi terhadap tegangan

masukan.

Pada perangkat modulator FM dengan PLL ini bisa menggunakan

catu daya jenis switch maupun linier seperti pada gambar 3-11, perbedaan

antara catu daya jenis switch dengan linier adalah kalau jenis switch mampu

menghasilkan tegangan keluaran yang konstan atau stabil, karena catu daya

ini mampu mempertahankan nilai tegangan keluaran agar tetap sama

51 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

dengan cara meningkatkan nilai tegangan keluaran jika tegangan masukan

menurun dan mengurangi nilai tegangan keluaran jika tegangan masukan

mengalami kenaikan. Ini berbeda dengan tegangan jenis linier yang

tegangan keluarannya dipengaruhi oleh besar kecilnya tegangan masukan

jadi jika tegangan masukan naik maka keluarannya pun akan naik dan jika

tegangan masukannya menurun maka keluarannya pun akan menurun.

3.3.5 Antena

Antena merupakan bagian pada radio FM yang berfungsi sebagai

pemancar maupun penerima gelombang radio FM. Pada Tugas Akhir ini

antena yang digunakan adalah antena berjenis dipole omnidirectional

dengan konfigurasi antena 5/8 λ dengan panjang feeder 20 meter dengan

impedansi karakteristik 50 Ohm. Antena selain sebagai media transmisi

juga bertujuan untuk membentuk arah gelombang pancaran yang bentuknya

dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan pengunaannya seperti pada

gambar 3-12.

Gambar 3-12 Antena Dipole Omnidirectional

52 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

3.4 Pembuatan Perangkat

Untuk melakukan pembuatan perangkat modulator FM dengan PLL maka

hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat skematik dari modulator FM

dengan PLL senjutnya barulah memulai proses pembuatan PCB Board dengan

menggunakan aplikasi Eagle, Multisim atau sejenisnya.

Setelah PCB Board selesai dibuat barulah proses pencetakan alur atau

skema pada PCB Board pada papan PCB. Cara pencetakannya adalah dengan

mencetak gambar penampang PCB Board yang telah dibuat sebelumnya dengan

kertas foto yang tidak terlalu tebal, mika bening atau kertas stiker, setelah gambar

tercetak maka setrika kertas foto atau mika bening pada papan PCB yang telah

disediakan sesuai dengan ukuran rangkaian pada PCB Board, untuk menghasilkan

cetakan yang baik sebaiknya amplas papan PCB agar tidak terlalu halus dan

cetakan merekat dengan baik.

Untuk proses pencetakan yang baik maka proses pencetakan dapat

dilakukan dengan cara sablon. Setelah rangkaian tercetak pada papan PCB maka

rendam papan PCB tersebut ke dalam larutan flerit klorit sambil di goyang -

goyangkan sampai bagian tembaga pada papan PCB yang tidak tercetak larut ke

dalam cairan tersebut.

Jika rangkaian pada papan PCB telah selesai, selanjutnya adalah proses

pengeboran, lakukan proses pengeburan dengan mata boor yang sesuai dengan

besar kecilnya lubang yang telah tercetak pada papan PCB. Untuk menambah

keindahan, daya tahan PCB dan menghindari gangguan rangkaian dari air yang

dapat mengakibatkan arus pendek maka papan PCB dapat di cat sesuai dengan

keinginan.

Selanjutnya adalah proses pemasangan komponen pada papan PCB,

pastikan komponen dipasang dengan benar sesuai dengan tempat dan posisi yang

semestinya kemudian soder rangkaian tersebut dengan menggunkan tinol. Untuk

hasil yang baik pastikan gunakan solder dengan ujung yang runcing untuk

komponen yang kecil dan dengan panas yang cukup seperti pada gambar 3-13

.

53 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Gambar 3-13 Pemasangan Komponen Pada Modulator FM

Setelah itu barulah ketahap pengujian, tahap pengujian biasa dilakukan

dengan mengecek setiap daya masukan pada setiap komponen apakah sesuai

dengan kriterianya atau tidak, selanjutnya adalah proses uji coba dengan

mengintegrasikan modulator FM dengan PLL dengan bagian lainnya. jika

perangkat modulator dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan awal dan dapat

menghasilkan frekuensi yang sesui dengan tampilan pada layar seven segment

dengan stabil maka modulator layak untuk digunakan sebagai bagian dari pemancar

radio FM.

Gambar 3-14 Pemancar Radio FM Secara Menyeluruh

54 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Pada gambar 3-14 merupakan gambar pemancar radio FM setelah setiap

blok bagian terpasang atau terintegrasi yang meliputan stereo encoder, modulator

FM, booster, antena,, catu daya dan input-an atau sumber suara menggunakan

microphone atau laptop.

3.5 Pengukuran Pada Modulator FM

Untuk dapat mengetahui apakah modulator FM dengan PLL yang telah

dibuat telah sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan, maka dilakulakukan

sebuah uji pengukuran modulator FM yang meliputi pengukuran pada frekuensi

output dan stabilitas modulator FM dalam bekerja. Berikut adalah beberapa hasil

pengukuran modulator FM dengan PLL.

3.5.1 Pengukuran frekuensi keluaran di 107.7 MHz

Frequency = 107.7 MHz

Ref Level = 10 dBm

Demod Type = Narrow

Gambar 3-15 Uji Frekuensi Keluaran di 107.7 MHz

Pengukuran frekuensi keluaran di frekuensi 107.7 MHz pada

modulator FM dengan PLL bertujuan untuk mengetahui bentuk gelombang

keluaran yang dihasilkan oleh pemancar radio FM. Pemilihan frekuensi di

107.7 MHz ini dipilih karena pada range frekuensi antara 107.7 MHz

sampai dengan 108 MHz merupakan range frekuensi yang disediakan oleh

pemerintah untuk siaran radio komunitas.

55 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Dari gambar 3-15 dapat dilihat bahwa frekuensi yang dipancarkan

radio FM di frekuensi 107.7 MHz bekerja dengan baik dan stabil tanpa

adanya gangguan atau interferensi dari gelombang radio lainnya.

3.5.2 Pengujian suara yang dihasilkan oleh radio FM

Pengujian suara yang dihasilkan oleh radio FM dilakukan untuk

mengetahui kualitas suara yang dihasilkan oleh radio FM. Pengujian suara

ini dilakukan dengan menggunakan dua inputan yaitu menggunakan laptop

dan microphone. Dengan mengetahui kualitas suara yang dihasilkan oleh

radio FM maka pada bagian capasitor trimmer di stereo encoder dapat di

diatur sedemikian rupa agar menghasilkan suara yang jernih.

Gambar 3-16 Uji Terima Radio FM di Frekuensi 107.7 MHz

Pada gambar 3-16 merupakan pengujian suara radio FM di frekuensi

107.7 MHz dengan menggunakan spectrum analyzer, pada gambar 3-16

juga terlihat 2 buah speaker yang terhubung dengan spectrum analyzer yang

berfungsi sebagai pengeras suara radio FM yang diterima spectrum

analyzer, jika suara yang dihasilkan oleh speaker terdengar jelas dan sama

persis dengan suara yang dihasilkan oleh perangkat radio FM yang sedang

dijalankan maka radio FM yang telah dibuat dinyatakan dapat bekerja

dengan baik dan dapat difungsikan sebagai mana mestinya sebagai

pemancar radio FM.

Akan tetapi jika suara yang dihasilkan tidak jelas maka ada

kemungkinan pada bagian stereo encoder perlu di-seting kembali dan jika

56 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

hal tersebut tidak berhasil ada kemungkian cara penyambungan atau

integrasi perangkat yang kurang benar.

Pada gambar 3-17 menunnjukkan bentuk frekuensi atau tampilan

pada spectrum analyzer ketika menangkap frekuensi radio di frekuensi

107.7 MHz dengan sumber suara yang berasal dari laptop.

Frequency = 107,7 MHz

Ref Level = 10 dBm

Demod Type = Narrow

Gambar 3-17 Pengujian Suara di Frekuensi 107.7 MHz

3.5.3 Pengujian frekuensi keluaran tanpa masukan

Frequency = 107,7 MHz Ref Level = 20 dBm

Demod Type = off Span = 200 KHz/Div

Gambar 3-18 Pengujian Frekuensi Keluaran di 107.7 MHz

57 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Pengujian frekuensi keluaran tanpa masukan dari stereo encoder

bertujuan untuk mengetahui perbedaan gelombang radio dengan ataupun

tanpa inputan dari stereo encoder. Pada gambar 3-18 merupakan

pengukuran frekuensi keluaran di frekuensi 107.7 MHz tanpa adanya

masukan dari stereo encoder.

3.5.4 Pengukuran tegangan masukan

Pengukuran tegangan masukan dilakukan untuk mengetahui

besarnya daya masukan yang diterima oleh modulator FM, dengan

mengetahui daya masukan yang diterima modulator maka dapat dipastikan

bahwa catu daya yang digunakan untuk mencatu modulator tidak melebihi

ambang batas tegangan kerja pada modulator.

Gambar 3-19 Pengujian Tegangan Masukan

Pada gambar 3-19 menunjukkan besarnya tegangan masukan

sebesar 11.93 Volt setelah diukur dengan menggunakan multimeter digital.

Karena tegangan yang berhasil diukur mendekati 12 Volt maka catu daya

tersebur layak untuk digunakan pada modulator FM.

3.5.5 Pengukuran pada IC L7805CV

Pengukuran pada IC L7805CV yang bekerja sebagai IC regulator

pada bagian PLL control unit bertujuan untuk mengetahui tegangan

masukan dan keluaran pada IC tersebut apakah sesuai dengan spesifikasi

yang ada atau tidak.

58 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Gambar 3-20 Pengukuran Tegangan Masuk Pada IC L7805CV

Pada gambar 3-20 menunjukkan besarnya tegangan masukan pada

IC regulator sebesar 10.92 Volt. jika tegangan masukan melebihi 12 volt

maka IC akan mengalami kerusakan atau kebocoran.

Gambar 3-21 Pengukuran Tegangan Keluaran IC L7805CV

Pada gambar 3-21 merupakan hasil pengukuran tegangan keluaran

pada IC L7805CV sebesar 4.93 Volt. Jika pada tegangan ini melebihi 5 Volt

maka komponen pada jalur keluaran IC ini akan mengalami kerusakan.

3.5.6 Pengukuran frekuensi keluaran

Pengujian frekuensi keluaran dengan menggunakan osciloskop

bertujuan untuk mengetahui apakah frekuensi keluaran sesuai dengan

59 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

frekuesi yang telah ditetapkan yang muncul pada laya seven segment atau

tidak.

Gambar 3-22 (a) Frekuensi Keluaran di 90.90 MHz (b) Pemasangan

Penjapit Osciloskop Pada Output Modulator

Pada gambar 3-22 merupakan bentuk gelombang frekuensi di 90.90

MHz, dengan pengukuran ini maka akan diketahui bahwa modulator FM

dengan PLL ini dapat bekerja dengan baik dan stabil difrekuensi antara 88

MHz – 108 MHz. Karena osciloskop yang digunakan hanya mampu

mengukur frekuensi sampai 100 MHz maka dipilihlah frekuensi 90.90

MHz. Pengujian frekuensi yang dihasilkan oleh modulator akan diukur

setiap 4 jam sekali selama 24 jam, pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana modulator mampu mempertahankan

kesetabilannya.

3.5.7 Pengukuran tegangan keluaran

Pengukuran tegangan keluaran bertujuan untuk mengetahui

tegangan keluaran yang dihasilkan oleh modulator FM, sehingga dapat

dicari daya dan arus keluaran dari modulator FM dengan menggunakan

PLL apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan atau tidak.

Karena di rangkaian exciter menggunakan IC 1970 68AH maka daya

keluaran yang dihasilkan oleh modulator sebesar 1 Watt. Jika daya keluaran

melebihi 1 Watt ada kemungkinan IC 1970 mengalami kebocoran atau

kerusakan.

60 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Gambar 3-23 (a) Tegangan Keluaran (b) Pemasangan Penjapit Osciloskop

Pada Output Modulator

Pada gambar 3-23 menunjukkan nilai tegangan keluaran pada

modulator FM sebesar 15.05 Volt dengan CH1 sama dengan 5 Volt.

3.5.8 Pengukuran tegangan masukan pada IC LC72131

Pengukuran tegangan masukan pada IC LC72131 dilakukan

menggunakan multimeter digital, pengukuran ini bertujuan untuk

mengetahui tegangan masukan pada IC LC72131, karena jika tegangan

tidak sesuai dengan batas torelansi penggunaan tegangan masukan pada IC

tersebut maka dapat mengakibatkan kerusakan pada IC tersebut.

Gambar 3-24 Tegangan Masukan Pada IC LC72131

61 BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D310052

Laporan Tugas Akhir

Pada gambar 3-24 merupakan pengukuran tegangan pada IC

LC72131 yang bekerja sebagai penyetabil dan pengontrol frekuensi di

modul osilator.

3.5.9 Pengukuran daya keluaran pada booster

Pada gambar 3-25 merupakan pengukuran daya pancar antena yang

diukur menggunakan Standing Wave Ratio (SWR) meter. Dari pengukuran

tersebut didapat daya keluaran sebesar 30 watt. Pengukuran ini dilakukan

pada bagian kabel yang menghubungkan antara antena dengan booster. Jika

hasil dari pengukuran SWR meter menunjukkan nilai 30 watt itu

menandakan bahwa booster bekerja dengan baik.

Gambar 3-25 Pengukuran Daya Pada Booster