bab iii pengolahan data 3.1. pembuatan basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25...

11
23 BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis Data Peta Lingkungan Pantai Indonesia Dalam pembuatan Basis Data ini, akan dilakukan dengan metode Three Schema Architecture (TSA) yang terdiri dari desain basis data dan implementasi basis data. Desain basis data terdiri dari 2 tahap yaitu tahap eksternal dan tahap konseptual, sedangkan Implementasi basis data dilakukan pada tahap internal. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan pada sub-bab 3.1.1. dan 3.1.2. 3.1.1. Desain Basis Data a. Tahap Eksternal Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap kebutuhan pengguna dengan studi literatur dokumen Standard Nasional Indonesia Peta Lingkungan Pantai Indonesia dan NPPSS Basis Data. Selain itu, dilakukan juga pengkajian terhadap S-57 IHO tentang data digital hidrografi. Pengkajian terhadap S-57 IHO tersebut dilakukan untuk mengetahui format penyimpanan data yang akan dibuat. Hasil dari tahap ini adalah sebagai berikut : Format data yang akan disimpan setiap unsur dicirikan berisi informasi standar yaitu : Kelas unsur: nama kelas unsur Akronim : kode enam karakter untuk kelas unsur Kode : kode integer digunakan dalam pengkodean data Atribut : berisi 3 subset atribut (diuraiakan berikutnya) setiap unsur mempunyai sekumpulan subset atribut yang saling terkait yaitu : Subset “Atribut A” : berisi informasi karakteristik individu dari suatu unsur. Subset “Atribut B” : berisi informasi yang berkaitan dengan penggunaan data ini.

Upload: vothuan

Post on 07-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

23

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1. Pembuatan Basis Data Peta Lingkungan Pantai Indonesia

Dalam pembuatan Basis Data ini, akan dilakukan dengan metode Three Schema

Architecture (TSA) yang terdiri dari desain basis data dan implementasi basis data.

Desain basis data terdiri dari 2 tahap yaitu tahap eksternal dan tahap konseptual,

sedangkan Implementasi basis data dilakukan pada tahap internal. Tahapan-tahapan

tersebut dijelaskan pada sub-bab 3.1.1. dan 3.1.2.

3.1.1. Desain Basis Data

a. Tahap Eksternal

Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap kebutuhan pengguna dengan

studi literatur dokumen Standard Nasional Indonesia Peta Lingkungan Pantai

Indonesia dan NPPSS Basis Data. Selain itu, dilakukan juga pengkajian

terhadap S-57 IHO tentang data digital hidrografi. Pengkajian terhadap S-57

IHO tersebut dilakukan untuk mengetahui format penyimpanan data yang

akan dibuat.

Hasil dari tahap ini adalah sebagai berikut :

Format data yang akan disimpan

setiap unsur dicirikan berisi informasi standar yaitu :

Kelas unsur: nama kelas unsur

Akronim : kode enam karakter untuk kelas unsur

Kode : kode integer digunakan dalam pengkodean data

Atribut : berisi 3 subset atribut (diuraiakan berikutnya)

setiap unsur mempunyai sekumpulan subset atribut yang saling terkait

yaitu :

Subset “Atribut A” : berisi informasi karakteristik individu dari

suatu unsur.

Subset “Atribut B” : berisi informasi yang berkaitan dengan

penggunaan data ini.

Page 2: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

24

Subset “Atribut C” : berisi informasi yang bersifat administratif.

Unsur-unsur yang harus ada di dalam basis data yang akan dibuat

o Unsur gedung dan bangunan lainnya

o Unsur perhubungan

o Unsur tumbuh-tumbuhan

o Unsur relief dan titik control

o Unsur batas administrasi

o Unsur perairan

o Nama geografis

o Informasi navigasi laut

Unsur informasi lain yang harus ditampilkan :

o Gratikul

o Infomasi tepi peta

Harus dilakukan juga pengisian metadata yang sesuai dengan format yang

disediakan oleh perangkat lunak yang dipakai dalam pembuatan basis

data ini.

Simbol dan notasi untuk tahapan kartografik harus mengikuti standar

yang ditetapkan pada SNI 19-6726-2002. Untuk tiap entitas akan

memiliki satu simbol untuk membedakannya dari entitas lain dalam hal

penampilan. Daftar simbol dan notasi dapat dilihat pada Lampiran 4

(Daftar Simbol dan Notasi peta LPI).

b. Tahap Konseptual

Pada tahap ini diidentifikasi semua kemungkinan entitas yang bakal

dimasukkan ke dalam enterprise yang bersangkutan dengan Peta Lingkungan

Pantai Indonesia. Hal tersebut didapatkan dari RSNI Basis Data Spasial

Kelautan atau S-57 IHO. Semua entitas yang didapatkan diberi atribut-atribut

yang bersifat deskriptif dan mampu membedakan dirinya dengan entitas-

entitas lainnya di dalam enterprise tersebut. Setelah itu, kumpulan entitas

tersebut diberi atribut lain yang menyatakan relasi-relasi suatu entitas dengan

entitas-entitas lainnya.

Page 3: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

25

Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI

adalah sebagai berikut:

Daftar entitas

Daftar entitas yang dimasukkan ke dalam basis data ini diperoleh dari S-

57 IHO atau RSNI Basis Data Spasial Kelautan. Pada RSNI Basis Data

Spasial Kelautan.

Beberapa contoh dari entitas yang akan dimasukkan dalam basis data

dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3. 1 Contoh Daftar Entitas pada Model Data Peta LPI

Entitas Deskripsi Tipe Primitif

Objek Batas Administrasi

Fitur yang menggambarkan batas wilayah pemerintahan

Garis/line

Garis Pantai Tanda air tinggi dari pasang susut rerata Garis/line

Bangunan Tempat Tinggal

bangunan yang dihuni semata-mata untuk tempat tinggal

Area/polygon

Daftar entitas selengkapnya ada pada Lampiran 1

Tabel skeleton

Tabel skeleton ini akan mendeskripsikan struktur tabel suatu entitas pada

penyimpanannya dalam basis data. Pendeskripsian melalui atribut-atribut

yang mengisi tabel tersebut (seperti dijabarkan pada tahap eksternal).

Daftar atribut yang mendeskripsikan suatu entitas juga didapat dari S57-

IHO. Contoh dari entitas beserta dengan atribut-atributnya dapat dilihat

pada Tabel 3.2

Tabel 3. 2 Contoh Daftar Atribut Entitas

Entitas Tipe Primitif Objek

Atribut

Batas Administrasi

Garis/line (NAMOBJ, NAMLIN, KODFTR, TRDATA, IRKDTA, PUBDTA, ISBDTA, SKLMAK, SKLMIN, KLSBTS, PJGOBJ, TIPBTS, STABTS)

Page 4: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

26

Tabel 3. 3 Contoh Daftar Atribut Entitas (lanjutan)

Entitas Tipe Primitif Objek

Atribut

Garis Pantai Garis/line (NAMOBJ, NAMLIN, KODFTR, TRDATA, IRKDTA, PUBDTA, ISBDTA, SKLMAK, SKLMIN, DATUMV, KATGPT, ELEVGP, STASRV)

Bangunan Tempat Tinggal

Area/polygon (NAMOBJ, NAMLIN, KODFTR, TRDATA, IRKDTA, PUBDTA, ISBDTA, SKLMAK, SKLMIN, LUASMT, FUNBTT)

Entitas dan atribut-atribut tersebut membentuk tabel skeleton (kerangka

tabel). Selengkapnya dari daftar entitas beserta atributnya dapat dilihat

pada Lampiran 2 (Tabel Skeleton)

Salah satu contoh atribut adalah adalah KODFTR (kode fitur) yang unik

untuk setiap unsur yang ada dalam model data peta LPI. Penamaan

atribut dilakukan secara singkat. Daftar lengkap dan pengertian dari

setiap atribut dapat dilihat pada Lampiran 3.

Hubungan antar entitas

Setelah melihat semua daftar entitas yang akan dimasukkan ke dalam

basis data peta LPI, disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antar

entitas. Hal ini dapat dilihat bahwa pada atribut yang menyusun tiap

entitas tidak ditemukan foreign key. Foreign key merupakan istilah untuk

identifier entitas lain yang menjadi atribut pada entitas tertentu.

3.1.2. Implementasi Basis Data (Tahap Internal)

Pada tahap ini seluruh konsep yang dihasilkan pada tahap konseptual direalisasikan

dalam bentuk fisik (dengan bantuan perangkat lunak). Pada penelitian ini, perangkat

lunak yang akan digunakan untuk pembuatan basis data adalah ArcGIS.

Pada perangkat lunak ArcGIS, istilah-istilah yang digunakan tidak menggunakan istilah

basis data yang umum. Di bawah ini adalah padanan dari beberapa istilah umum pada

basis data dan pada ArcGIS.

- Enterprise Geodatabase

- Entitas Feature class

- Field Atribut

Page 5: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

27

Selain istilah-istilah di atas, ada istilah-istilah lain yang dipakai pada ArcGIS, yaitu :

- Feature dataset :kumpulan dari feature class yang saling terhubung yang

memiliki sistem koordinat yang sama.

- Domain attribute :aturan yang mendeskripsikan nilai yang resmi dari suatu

tipe field.

Pada perangkat lunak ArcGIS, basis data yang akan dibentuk masuk ke dalam kategori

geodatabase. Langkah-langkah dalam Pembuatan geodatabase pada ArcGIS dilampirkan

pada Lampiran 5.

3.1.3. Hasil Pembuatan Basis Data (Geodatabase)

Pada Gambar 3.1 dapat dilihat tampilan dari geodatabase yang dibuat dalam pembuatan

peta LPI ini :

Gambar 3. 1 Tampilan Daftar Feature dataset di dalam Geodatabase

Seperti sudah disebutkan di atas, basis data yang dibentuk pada pembuatan Peta LPI ini

termasuk ke dalam kategori geodatabase. Geodatabase terdiri dari beberapa feature

dataset. Gambar 3.1 menunjukkan feature dataset yang dimasukkan ke dalam basis data

Peta LPI.

Page 6: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

28

Gambar 3. 2 Tampilan Desain Tabel Suatu Feature class

Setiap feature dataset memiliki beberapa feature class. Setiap feture class memiliki

desain tabel tersendiri yang berbeda(bisa juga sama) dengan feature class yang lain.

Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana desain tabel suatu feature class.

Gambar 3. 3 Tampilan Tabel Suatu Feature class

Page 7: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

29

Setelah desain tabel suatu feature class dibentuk, tabel tersebut diisi dengan record.

Setiap record pada tabel tersebut terhubung dengan sebuah file data spasial. Gambar 3.3

menunjukkan tabel suatu feature class yang sudah terisi sejumlah record.

3.2. Desain Kartografik Peta Lingkungan Pantai Indonesia

Jika setiap feature class diisi dengan sejumlah record, maka dapat ditampilkan

visualisasi spasial dari basis data tersebut. Walaupun demikian, visualisasi tersebut

belum dibuat dalam aturan kartografi, baik dalam simbol maupun pelabelan (toponimi).

Untuk membuat peta tersebut ditampilkan dalam aturan kartografi, maka perlu dilakukan

proses kartografik. Proses kartografik secara umum dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu

Simbolisasi dan Toponimi serta Desain Layout. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan

pada sub-bab 3.2.1. dan 3.2.2.

3.2.1. Simbolisasi dan Toponimi

Seperti sudah disebutkan pada bab sebelumnya, simbolisasi merupakan tahap yang

paling rumit karena memerlukan kepastian bahwa simbol yang dipakai adalah simbol

standar untuk jenis peta yang sama. Setiap unsur yang dimasukkan ke dalam peta LPI

memiliki satu simbol unik untuk membedakan dari unsur lainnya. Untuk peta LPI,

simbol yang akan dipakai adalah simbol yang ditetapkan pada SNI 19-6726-2002.

Beberapa contoh simbol yang dipakai pada pembuatan Peta LPI ini dapat dilihat pada

Tabel 3.3. Daftar simbol selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (Daftar Simbol

peta LPI).

Page 8: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

30

Tabel 3. 4 Simbol yang Dipakai Dalam Peta LPI

Entitas Primitif Objek

Simbol / Pola Fill / R,G,B Outline

Warna (R,G,B) Tebal

Batas Administrasi (untuk batas Kabupaten)

Garis

0, 0, 0 0, 0, 0 1.2 mm dan 0.0012 mm

Garis Pantai Garis

10, 147, 252 10, 147, 252 0.5 mm

Bangunan Tempat Tinggal

Area

255, 161, 15 Warna (R,G,B) Tebal

Selain simbol, hal yang sama pentingnya adalah pelabelan (toponimi) pada setiap objek

yang masuk ke dalam muka peta. Aturan dalam pemberian nama ini juga diatur dalam

SNI 19-6726-2002. Jenis dan ukuran huruf yang dipakai dalam pelabelan pada muka

peta LPI dapat dilihat pada Tabel 3.4

Page 9: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

31

Tabel 3. 5 Aturan dalam Pelabelan Muka Peta LPI

No. NAMA LABEL KETERANGAN PENGGUNAAN

LABEL TAMPILAN

1. Nama unsur perairan:

samudera, laut, sungai, teluk,

selat, danau dan sejenisnya.

Time New Roman, Italic

Ukuran maksimum 5,0 mm dan

minimum 1,5 mm tergantung dari

tingkat unsur tersebut.

SAMUDERA LAUT

SELAT

DANAU

SUNGAI Danau Sungai

2. Nama unsur rupabumi :

Pegunungan, gunung, bukit, tanjung, pulau,

kepulauan, lembah dan sejenisnya

Time New Roman, Italic

Ukuran maksimum 5,0 mm dan

minimum 1,5 mm tergantung dari

tingkat unsur tersebut.

PEGUNUNGAN GUNUNG

Gunung

Bukit

3.

Nama-nama tempat

pemukiman : Ibukota Negara

Time New Roman, Bold

Ukuran 4,0 mm

JAKARTA

4. Ibukota Propinsi Time New Roman, Bold

Ukuran 3,0 mm BANDUNG

5 Ibukota Kabupaten/ Kotamadya

Time New Roman, Bold

Ukuran 2,5 mm BOGOR

6. Kota Kecamatan/ Time New Roman, Bold

Ukuran 2,0 mm (kecamatan)

CIBINONG

7 Kampung lainnya. Time New Roman, Bold dengan huruf

besar dan kecil

Ukuran 1,5 mm – 2,0 mm

Kemijen / Kemijen

8. Nama daerah administrasi yaitu

: - Kabupaten

Huruf besar tegak Airial, Plain

Ukuran 2,0 mm BAITURRAHMAN

9. Nama unsur di luar tersebut : 1, 2, 3 dan 4.

Huruf besar tegak Airial, Plain.

Ukuran maksimum 2,0 mm dan

minimum 1,5 mm tergantung dari

tingkat unsur tersebut.

Lapangan Terbang Blang Bintang

10. Nama pelabuhan Airial tegak, dengan huruf besar semua.

Ukuran 2,0 mm BELAWAN

11. Nama pelabuahan

perikanan (TPI)

Airial tegak, dengan huruf besar dan kecil

Ukuran 1.5 mm sampai 2,0 mm

Prigi

Page 10: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

32

3.2.2. Desain Layout

Desain layout dilakukan untuk keperluan pencetakan peta. Jika peta yang dibuat tidak

dimaksudkan untuk dicetak, maka tahapan desain layout ini tidak diperlukan (namun

boleh dilakukan). Garis besar tahapan-tahapan dalam desain layout Peta LPI adalah

sebagai berikut :

a. Penentuan ukuran lembar peta dan muka peta

b. Pembuatan garis tepi peta

c. Pembuatan legenda dan inset

d. Pembuatan petunjuk pembagian daerah administrasi

e. Pembuatan petunjuk arah utara

f. Pembuatan petunjuk skala

g. Pembuatan petunjuk cara membaca peta

Tahapan-tahapan dalam desain layout Peta LPI dapat dilihat dengan lengkap pada

Lampiran 6.

3.2.3. Hasil Proses Kartografik

Setelah semua proses kartografik di atas dilakukan, maka akan dihasilkan visulisasi

dalam bentuk peta yang sudah dalam aturan kartografi. Gambar 3.4 menunjukkan

comtoh tampilan peta cetak dari Peta LPI Nomor Lembar Peta LPI0616‐04 Barus.

Tampilan cetak untuk kelima lembar peta yang dibuat dapat dilihat pada Lampiran 7.

Page 11: BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pembuatan Basis …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl...25 Hasil dari tahap ini yang digunakan dalam pembuatan Basis Data peta LPI adalah

33

Gambar 3. 4 Tampilan Peta Lingkungan Pantai Indonesia