bab iii perancangan dan pembuatan alat 3.1 …
TRANSCRIPT
31
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1 PERANCANGAN DIAGRAM BLOK SISTEM
Perancangan sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis GPS
menggunakan notifikasi SMS membutuhkan perangkat keras berupa SIM 808 yang
berfungsi sebagai GPS untuk mengetahui posisi dan GSM untuk mengirimkan
pesan, mikrokontroler, catu daya, push button, relay, dan catu daya. Ketika sistem
diaktifkan, SIM 808 akan memberikan pesan peringatan kepada pemilik apabila
kendaraan telah dibobol atau dicuri. Ketika jeda waktu telah mencapai yang di
tentukan, sistem akan mematikan kelistrikan kendaraan dan sistem juga akan
memberikan pesan kepada pemilik yang berupa titik koordinat letak kendaraan
terakhir. Pemilik kendaraan dapat melacak koordinat kendaraan tersebut dengan
membuka aplikasi map pada smartphone. Perancangan sistem keamanan dan
pelacakan kendaraan ini dijelaskan pada Gambar 3.1 di bawah ini :
Input Proses Output
Gambar 3.1 : Diagram Blok Sistem
Pada rangkaian proses menggunakan Arduino Uno ATmega328 yang
berfungsi untuk memproses dan pengendali keseluruhan sistem kerja alat.
Mikrokontroler akan menerima masukkan dari tombol pengaman (push button).
Tombol pengaman berfungsi sebagai penentu apakah alat bekerja atau tidak,
apabila alat bekerja, maka akan diproses oleh mikrokontroler yang akan dikirim
menuju output.
Modul GPS Mikro Pengendali
Modul
GSM
Smartphone /
User
Relay Kelistrikan
Kendaraan
Catu Daya
Push
Button
Rumah Kunci
32
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Output untuk mematikan kelistrikan kendaraan terdiri dari rangkaian relay.
Relay akan mematikan arus listrik menuju coil kendaraan. Coil berfungsi untuk
dihubungkan ke arus yang mengalir pada motor. Ketika arus diputus maka
kelistrikan kendaraan bermotor akan mati.
3.2 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Secara umum perancangan dan pembuatan perangkat keras meliputi flow
chart prinsip kerja alat untuk sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis
GPS menggunakan notifikasi SMS. Pembuatan hardware sendiri terdiri dari
pembuatan rangkaian secara skematik baik dari catu daya, rangkaian
mikrokontroler, SIM 808, regulator LM2596, rangkaian relay dan beberapa
komponen pendukung lainnya. Rangkaian skematik dan perancangan perangkat
keras pada tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.2 yang menjelaskan tentang
pemyusunan kompnen yang dibutuhkan, dan dari port yang telah dihubungkan dari
satu perangkat ke perangkat lainnya. Parameter utama yang terlihat akan menjadi
acuan pada perancangan alat tugas akhir ini adalah Arduino Uno ATmega328 yang
terhubung keseluruhan rangkaian untuk dikendalikan dan diproses secara berurutan
dengan program yang sudah dibuat dan ditanamkan pada mikrokontroler, sehingga
perintah ataupun instruksi dari keseluruhan rangkaian dapat dilaksanakan ataupun
dieksekusi pada masin-masing rangkaian.
33
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Gambar 3.2: Skema Rangkain Keseluruhan
3.2.1 ARDUINO UNO ATMEGA328
Pada tugas akhir ini menggunakan mikropengendali ATmega328p yang
memiliki spesifikasi yang cocok terhadap kebutuhan sistem rancang bangun
sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis GPS menggunakan
notifikasi SMS. Arduino Uno ATMega8 digunakan untuk mengatur sistem kerja
dari SIM 808 untuk mengirimkan pesan peringatan dan pesan pemberitahuan,
dan Rangkaian Relay untuk mematikan kelistrikrikan kendaraan yang
dihubungkan menuju coil kendaraan. Minimum system ATmega328p dapat
dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini.
34
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Gambar 3.3 : Skema Rangkaian Arduino ATmega328
3.2.2 MODUL SIM 808
SIM 808 yang diproduksi oleh perusahaan SIM TECH merupakan sebuah
modul elektronika yang dilengkapi Modul GPS dan juga Modul GSM. Penulis
menggunakan SIM 808 ini dikarenakan komponen ini sudah dilengkapi 2 elemen
yakni GPS dan GSM dalam satu komponen yang berarti komponen ini lebih
efisien daripada menggunakan komponen GPS dan GSM secara terpisah.
SIM 808 berfungsi pada tegangan 3.4V – 4.4V. Modul GSM /GPRS
berfungsi sebagai mengirimkan pesan peringatan dan juga pesan pemberitahuan
kepada pemilik kendaraan. Frekuensi yang digunakan Modul GSM/GPRS untuk
bekerja adalah pada frekuensi 800/900/1800/1900 yang berarti dapat mencari 4
frekuensi secara otomatis. Modul GSM/GPRS pada SIM 808 menggunakan AT
Command sebagai perintah-perintah untuk melakukan komunikasi.
Modul GPS berfungsi sebagai pemberitahu letak posisi kendaraan ketika
kendaraan telah berpindah letak atau berpindah posisi. Letak kendaraan yang
didapat oleh GPS kemudian akan dikirim kepada pemilik kendaraan. Untuk
menggunakan GPS juga dapat AT Command untuk melakukan konfigurasi.
Tampilan dari komponen SIM 8008 dan skema dari SIM 808 dapat dilihat pada
Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 :
35
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Gambar 3.4 : Komponen SIM 808
Gambar 3.5 : Skema Rangkaian SIM 808
3.2.3 PERANCANGAN RANGKAIAN RELAY
Perancangan rangkaian relay adalah proses setelah timer yang waktunya
telah di seting sudah habis yang secara otomatis Mikrokontroler akan
mengaktifkan rangkaian relay, relay akan mematikan kelistrikan kendaraan
melalui coil kendaraan. Relay berfungsi sebagai saklar elektronik yang
36
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
mempunyai tegangan kerja sebesar 12VDC, relay mempunyai kumparan yang
akan bekerja sesuai arus yang ada.
Cara kerja relay menggunakan energi listrik yang ada pada kumparan akan
menghasilkan suatu gaya elektromagnetik. Gaya magnetik yang dihasilkan akan
menarik lengan kontak sehingga akan menghubungkan 2 titik kontak yang berarti
relay bekerja. LED berfungsi sebagai penanda apabila rangkaian relay bekerja.
Skema rangkain relay dapat dilihat pada Gambar 3.6
Gambar 3.6 : Skema Rangkaian Relay
3.2.4 PERANCANGAN CATU DAYA
Catu daya merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai suplai daya atau
listrik pada rangkaian alat tugas akhir ini. Catu daya yang digunakan untuk
menyuplai arus pada rangkaian ini adalah accu. Arus DC merupakan arus searah
yang berate tidak mempunyai gelombang frekuensi atau tetap.
Untuk mengkonventer DC ke DC (DC-DC Converter) ini menggunakan IC
LM2596S yang merupakan Integrated Circuit (IC) untuk mengubah tingkatan
tegangan (voltage level) arus searah / Direct Curent (DC) menjadi lebih rendah
dibanding tegangan masukannya. Tegangan masukan (input voltage) dapat dialiri
tegangan berapa pun antara 3 Volt hingga 40 Volt DC, yang akan diubah menjadi
tegangan yang lebih rendah di antara 1,5 Volt hingga 35 Volt DC.
37
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Tegangan keluaran yang diinginkan dapat disetel dengan memutar sekrup
pada potensiometer (sekrup kuningan pada komponen elektro yang berwarna
biru), dengan catatan perbedaan tegangan antara tegangan masukan dengan
tegangan keluaran minimal 1,5 Volt (contoh: dari 12V bisa ke tegangan
berapapun antara 1,5 Volt hingga 10,5 Volt). Bentuk Regulator LM 2596 dan
skema dari rangkaian catu daya dapat dilihat pada gambar 3.7 dan gambar 3.8
Gambar 3.7 : Regulator LM 2956
Gambar 3.8 : Skema Rangkaian Catu Daya
38
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
3.2.5 RANGKAIAN PENDETEKSI KONTAK ON
Pengaktifan sistem kendaraan ini diintergrasikan dengan central lock
kendaraan yang biasanya sudah terpasang pada kendaraaan. Sinyal output central
lock digunakan untuk perintah on atau off input yang dibaca oleh optocoupler.
Karena input tegangan pada mikrokontroler adalah 5V sedangkan keluaran dari
rangkaian ini adalah 12V maka dibutuhkan komponen pengubah tegangan dari
12V menjadi 5V. Komponen Dioda juga digunakan sebagai penyearah dan juga
untuk pengaman tegangan pada rangkaian ini. Rangkaian pendeteksi kontak on
dapat dilihat pada gambar 3.9
Gambar 3.9 : Skema Rangkaian Pendeteksi Kontak On
3.2.6 RANGKAIAN PENDETEKSI STARTER KENDARAAN
Rangkaian pendeteksi starter kendaraan ini bertujuan sebagai salah satu
pemicu raangkaian keamanan kendaraan ini. Starter kendaraan ini disesuaikan
dengan kondisi kendaaraan pada saat ini yang dimana starter kendaraan
digunakan untuk menghidupkan kendaraan. Apabila kendaraan dihidupkan atau
starter kendaraan ditekan, maka secara otomatis akan mengaktifkan timer yang
berupa Motor DC. Skema dari rangkaian pendeteksi starter kendaraan dapat
dilihat pada gambar 3.10
39
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Gambar 3.10 : Skema Rangkaian Pendeteksi Starter
3.2.7 PUSH BUTTON RAHASIA
Pada sistem keamanan ini push button digunakan menonaktifkan rangkaian
sistem keamanan dan pelacakan kendaraan secara keseluruhan. Apabila
kendaaraan digunakan tanpa menekan push button , maka sistem akan bekerja
sebagai mana yang sudah ditentukan. Namun ketika kendaraan digunakan dan
kemudian push button ditekan, maka secara otomatis akan mematikan rangkaian
secara keseluruhan. Push Button ini bekerja pada tegangan 5V. Letak dari push
button ini hanya pemilik kendaraan yang mengetahuinya, namun masih dapat
dijangkau. Rangkaian push button ini dapat dilihat pada gambar 3.11
Gambar 3.11 : Skema Rangkaian Push Button
40
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
3.3 PEMBUATAN PERANGKAT HARDWARE
Pembuatan perangkat hardware dilakukan setelah melakukan perancangan yang
meliputi blok diagram, sistem kerja alat, dan perancangan skema rangkaian.
Pembuatan perangkat dilakukan secara bertahap menurut bagian yang paling
dasar yaitu penghubung komponen perangkat sehingga bagian penyusun sistem
kerja perangkat tugas akhir ini. Untuk tahapan pembuatan perangkat akan
dipaparkan pada bagian di bawah ini:
3.3.1 MENCETAK LAYOUT PADA PCB
Pembuatan perangkat hardware diawali dengan mencetak layout
jalur pada PCB yang akan digunakan. Proses tersebut dilakukan dengan
mencetak layout menggunakan kertas putih (A4 atau HVS). Kemudian hasil
cetak layout tersebut difotokopi dengan hasil fotokopi dicetak pada
plastik presentasi transparan (bening). Pastikan posisi hasil cetak berada
pada sisi yang benar (tidak terbalik untuk sisi yang terdapat tinta
fotokopi-nya). Sebab, pada plastik presentasi yang digunakan untuk
mencetak layout, mempunyai dua sisi yang tembus pandang sehingga
akan sulit menentukan mana bagian depan hasil cetakan yang
sebenarnya. Jika telah difotokopi, selanjutnya tempelkan plastik hasil
cetak fotokopi tadi pada PCB yang akan digunakan dengan bagian
bertinta fotkopi menempel pada bagian PCB. Lalu lapis permukaan
plastik yang berbeda pada PCB dengan kertas atau kain.
Setelah itu, lapisan tersebut di strika dengan perlahan keseluruhan
bagian layout PCB. Jika dirasa proses penyetrikaan telah merata maka
perlahan buka lapisan penutup kain dan plastik dari PCB. Perhatikan hasil
yang didapat pada PCB, bila jalur layout telah tercetak dengan jelas dan tidak
ada jalur yang terputus maka lanjutkan dengan membersihkan permukaan
PCB yang telah dicetak. Lalu hasil PCB yang telah dicetak tadi, direndam
pada cairan pelarut selama beberapa menit untuk menghilangkan tembaga
selain pada jalur PCB.
41
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
3.3.2 PENGEBORAN JALUR PCB
Setelah jalur PCB telah tercetak dengan rapi dan dipastikan tidak
ada yang terputus, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan
pengeboran terhadap jalur PCB yang telah dicetak. Pengeboran dilakukan
pada tiap titik penempatan komponen yang akan digunakan pada PCB.
Pengeboran dilakukan dengan memperhatikan luas titik yang akan dibor,
sebab jika proses pengeboran terlalu keluar dari titik yang telah
direncanakan dikhawatirkan akan mengganggu jalur terdekat dari titik
pengeboran. Setelah seluruh titik dibor dan dipastikan mempunyai
ukuran titik sesuai dengan yang telah direncanakan, selanjutnya PCB
tadi diamplas permukaannya. Proses pengamplasan dilakukan secara
halus dan detail serta dengan menggunakan air secukupnya. Jika sudah,
hasil PCB yang telah dihaluskan dengan amplas, lalu dikeringkan dengan
menggunakan lap kemudian dihaluskan menggunakan bensin, hal tersebut
dilakukan agar tinta hasil cetak dapat hilang.
3.3.3 PROSES PENSOLDERAN JALUR PCB
Proses pensolderan jalur PCB dilakukan dengan bantuan tiner
yang dilapisi pada permukaan PCB. Hal tersebut dilakukan untuk
memudahkan pada saat dilakukan pensolderan sehingga hasil solder
dapat diarahkan dengan mudah. Selain itu, tiner tadi juga dapat digunakan
sebagai pelapis dan PCB itu sendiri. Untuk gambar 3.12 menunjukkan
hasil proses pensolderan jalur PCB.
42
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Gambar 3.12 : Hasil Proses Pensolderan Jalur PCB
3.3.4 PROSES PERAKITAN KOMPONEN
Proses perakitan komponen dilakukan dengan terlebih dahulu
merakit komponen yang bersifat pasif atau tetap seperti resistor, soket,
regulator dan komponen lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan merakit
bagian komponen output, komponen output tersebut meliputi, SIM 808,
dan relay. Selanjutnya, dilakukan perakitan komponen yang bersifat
fleksibel. Fleksibel yang dimaksud adalah dapat dilepas dan dipasang
tanpa bantuan solder atau alat bantu penghubung lainnya. Komponen
tersebut adalah Minimum Sistem ATmega8, dan SIM 808. Minimum Sistem
ATmega 8 dihubungkan pada bagian belakang PCB yang dapat juga
dikatakan sebagai mesin atau pengendali utama perangkat. Pada bagian
jalur PCB terlebih dahulu dipasangkan soket penghubung antara PCB dengan
port digital. Kemudian memasang Minimum Sistem ATmega 8 pada jalur
PCB yang telah dirancang, jalur pada PCB telah disesuaikan dengan
posisi tujuan kaki-kaki komponen dengan beberapa pin digital yang ada
pada Minimum Sistem ATmega 8. Soket yang terpasang pada PCB diatur
lurus dan disesuaikan ukurannya dengan jarak antara pin pada Minimum
Sistem yang digunakan. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk
meminimalisasi pembongkaran soket akibat ketidak akuratan pengukuran
43
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
jarak antara pin pada Minimum Sistem yang digunakan dengan soket
yang dipasang pada jalur PCB. Perangkaian komponen dapat dilihat pada
gambar 3.13 berikut.
Gambar 3.13 : Perangkaian Komponen
3.4 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK
Dalam peyusunan perangkat lunak ini menggunakan berbagai perintah untuk
mengendalikannya. Perintah yang digunakan adalah central lock ketika on dan
starter kendaraan ketika ditekan kemudian dilanjutkan dengan push button rahasia,
relay untuk mematikan kelitrikan kendaraan kemudian pengiriman pesan
peringatan bahaya. Perintah yang digunakan untuk menjalakan alat yaitu
pemrograman Arduino IDE dengan bahasa pemrograman Arduino. Program
Arduino IDE berfungsi untuk mengupload program kedalam Arduino atau
mikropengendali (Atmega328) menggunakan kabel USB PC dengan port arduino.
3.4.1 FLOWCHART RANGKAIAN PENGENDALI
Berikut ini merupakan proses kerja dari perangkat secara keseluruhan
yang telah dibuat pada gambar 3.14 Flowchart perangkat keseluruhan.
44
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Tidak
Ya
Gambar 3.14 : Flowchart Program Keseluruhan
CENTRAL LOCK
KENDARAAN ON
STARTER KENDARAAN
DI TEKAN
KIRIM SMS PERINGATAN 1
AT+CMGS
GPS MEMULAI TRACKING
AT+CGNSINF
JEDA WAKTU 30 DETIK
RELAY MEMATIKAN
KELISTRIKAN
KENDARAAN
SMS 2 LETAK KENDARAAN
AT+CMGS
SELESAI
MULAI
INISIALISASI I/O
PUSH
BUTTON
SISTEM OFF
45
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
3.4.2 P ROGRAM INISIALISAI PORT
Tahap awal memulai pemrograman yaitu inisialisasi program. Inisialisasi
ini merupakan perintah yang pertama kali dilakukan pada saat pemrograman.
Inisialisasi program bertujuan untuk memberikan perintah kepada port
Input/Output yang digunakan agar dapat dijalankan atau dikendalikan oleh
mikropengendali Arduino UNO. Berikut adalah bentuk inisialisai program
yang digunakan :
#include <SoftwareSerial.h>
SoftwareSerial mySerial(5,6);//rx,tx
int S_PWR = 8; //tombol power gsm
int RELAY = 9; // relay koil
int MEM=0;
char SIM;
int SIM808 = 1;
int i=0;
int a=0;
int g=0;
int TOMBOL = 0;
int START = 0;
int KONTAK = 0;
char LOKASI[57];
char LAT[40];
char LONG[40];
3.4.3 PROGRAM CENTRAL LOCK, STARTER, DAN PUSH BUTTON
Program central lock, starter dan push button ini berfungsi sebagai
program keamanan pada kendaraan. Mikropengendali memrogram sesuai
dengan masukan program yang dibuat. Berikut adalah listing program yang
telah ditentukan
CEK_INPUT(); // cek masukan, kontak,start dan tombol
rahasia
AWAL:
if(TOMBOL<=100) // jika tombol rahasia di tekan sebelum
kontak di tekan
{
46
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
MEM=3; // penanda tombol rahasia sudah ditekan
Serial.print ("TOMBOL MEM = ");
Serial.println (MEM); // tampilkan pada layar
komputer
delay(1000);
}
if(KONTAK <= 100) // jika kontak on
{
if (MEM==0) // jika tombol rahasia
belum ditekan
{
mySerial.print("AT+CGNSINF\r"); // kirim perintah
memanggil koordinat gps
do
{
MEM = 2; // penanda bahwa kontak pernah
on
CEK_INPUT();
if(START <= 100) // jika tombol start ditekan
{
digitalWrite(RELAY, HIGH); // kelistrikan koil on
a=1;
BAHAYA(); // jalankan sub program bahaya
}
Pada listing program di atas menujukan kondisi aman ketika kontak
kendaraan ditekan kemudian tombol rahasia juga ditekan. Dari listing
program tersebut, relay dalam keadaan high yang berarti kelistrikan coil tetap
berjalan.
digitalWrite(RELAY, LOW); // MATIKAN KELISTRIKAN KOIL
Serial.println (" ");
delay (100);
Serial.println ("KOIL OFF");
delay (500);
Serial.println ("selesai");
delay (1000);
SMS2();
delay (1000);
}
47
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Dari listing program di atas menunjukan program untuk kondisi bahaya.
Dalam kondisi bahaya, relay akan mematikan kelistrikan kendaraan melalui
coil.
3.4.4 PROGRAM PENGIRIMAN REPORT SMS
Pada bagian ini terdapat report berupa SMS dalam perancangannya
terdapat beberapa blok sistem untuk pengiriman SMS. Bentuk report SMS
ada dua, yaitu SMS pertama ketika kendaraan dalam kondisi bahaya dan SMS
kedua yang berupa letak kendaraan dalam titik koordinat latitude dan
longatitide. Berikut adalah listing program dari pengiriman report SMS.
void SMS1()
{
if(SMS <=1){
Serial.println ("sms1");
mySerial.println("AT+CMGF=1\r"); // format text
delay(1000);
mySerial.println("AT+CMGS=\"085393289666\""); //
delay(1000);
mySerial.print("BAHAYA KENDARAAN DIBOBOL");
delay(1000);
mySerial.println((char)26); //26 itu kode ascii ctrl-z
delay(1000);
mySerial.println();
}
else{
delay(1000);
}
48
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Urutan pada pengiriman SMS yang pertama yaitu peintah
AT+CMGF=1\r yang berarti bahwa SMS yang dikirimkan dalam format text
kemudian pada perintah AT+CMGS=\"085393289666\"" berisi nomor tujuan
nomor yang akan menerima pesan.
void SMS2()
{
Serial.println ("sms2");
mySerial.println("AT+CMGF=1\r"); // format text
delay(1000);
mySerial.println("AT+CMGS=\"085393289666\"");
delay(1000);
mySerial.print("KOORDINAT ");
delay(1000);
mySerial.print("LAT : ");
delay(500);
mySerial.print(LOKASI[0]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[1]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[2]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[3]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[4]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[5]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[6]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[7]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[8]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[9]);
delay(50);
mySerial.print(" LONG : ");
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[10]);
49
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[11]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[12]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[13]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[14]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[15]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[16]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[17]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[18]);
delay(50);
mySerial.print(LOKASI[19]);
delay(500);
mySerial.println((char)26); //26 itu kode ascii ctrl-z
delay(1000);
mySerial.println();
delay(1000);
i=0;
}
void tampil_pos()
{
//PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
delay(50);
Serial.print(LOKASI[0]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[1]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[2]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[3]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[4]);
delay(10);
50
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Serial.print(LOKASI[5]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[6]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[7]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[8]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[9]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[10]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[11]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[12]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[13]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[14]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[15]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[16]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[17]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[18]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[19]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[20]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[21]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[22]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[23]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[24]);
delay(10);
51
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Serial.print(LOKASI[25]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[26]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[27]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[28]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[29]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[30]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[31]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[32]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[33]);
delay(10);
Serial.print(LOKASI[34]);//32
delay(50);
Serial.print(LOKASI[35]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[36]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[37]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[38]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[39]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[40]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[41]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[42]);
delay(50);
// mySerial.print(" LONG : ");
Serial.print(LOKASI[43]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[44]);
52
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
delay(50);
Serial.print(LOKASI[45]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[46]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[47]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[48]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[49]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[50]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[51]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[52]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[53]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[54]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[55]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[56]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[57]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[58]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[59]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[60]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[61]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[62]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[63]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[64]);
53
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
delay(50);
Serial.print(LOKASI[65]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[66]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[67]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[68]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[69]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[70]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[71]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[72]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[73]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[74]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[75]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[76]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[77]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[78]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[79]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[80]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[81]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[82]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[83]);
delay(50);
Serial.print(LOKASI[84]);
54
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
delay(10);
Serial.println(LOKASI[85]);
//PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
delay(1000);
i=0;
}
Pada pengiriman SMS kedua tidak jauh berbeda dengan SMS yang
pertama. Namun perbeedaan dari SMS yang pertama adalah isi pesan yang
ada di dalamnya, sebagai contoh adalah (LOKASI[0] yang lebih
dimaksudkan kepada penulisan karakter koordinat dimulai dari 0 begitu juga
dengan seterusnya.
3.4.5 PROGRAM PENGAMBILAN DATA GPS
Pada bagian ini terdapat program pengambilan data dari GPS. Data dari
GPS berupa koodinat latitude dan longatitude. Untuk mengakses GPS
digunakan perintah AT command, AT+CGNSPWR=1 merupakan perintah
untuk menghidupkan power dari GPS. Sebelum melakukan pengambilan data
dari GPS, SIM808 di masukan program untuk berada dalam kondisi siap
digunakan.
void loop()
{
//xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
if(SIM808==1)
{
SIM808++;
Serial.println ("AT+CGNSPWR=1");
mySerial.println ("AT+CGNSPWR=1\r"); // power gps on
do
{
if(mySerial.available())
{
SIM = mySerial.read();
Serial.println (SIM);
}
}while (SIM != 'K' ); // tunggu sampai ada balasan ok
delay(1000);
55
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D312036
Dari program di atas menunjukan bahwa GPS pada SIM808 dalam
keadaan siap untuk digunakan. Untuk menentukan format teks digunakan
perintah AT+CGSNSEQ=RMC. Sedangkan untuk mendapatkan koordinat,
digunakan perintah AT+CGNSINF, listing program yang dimasukan adalah
sebagai berikut ini
Serial.println ("AT+CGNSSEQ=RMC\r");
mySerial.print("AT+CGNSSEQ=RMC\r"); // define the last NMEA
sentence that parsed
do
{
if(mySerial.available())
{
SIM = mySerial.read();
Serial.print (SIM);
}
}while (SIM != 'K' ); // tunggu sampai ada balasan ok
delay(2000);
Serial.println ("AT+CGNSINF\r");
mySerial.print("AT+CGNSINF\r"); // define the last NMEA
sentence that parsed
do
{
if(mySerial.available())
{
SIM = mySerial.read();
Serial.print (SIM);
}
if(SIM == ','){i++;}
}while (i != 11 ); // tunggu sampai ada balasan ok
delay(2000);
i=0;
Serial.print ("SIM808= ");
Serial.println (SIM808);
delay(1000);
}