“prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. bab iii.pdf24...

14
23 BAB III PROSEDUR PEMBUATAN Penulisan Karya Tulis Ilmiah diangkat berdasarkan studi model yang dilakukan di Laboratorium Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang, mengenai “prosedur pembuatan jacket crown all acrylic pada gigi 11 dan 21 dengan gigi tiruan sebagian lepasan saddle acrylic pada gigi 25” adapun data pasien sebagai berikut : A. Data Pasien Nama : Ny. S Umur : 30 tahun Alamat : Jl. Ikan gurame Jenis kelamin : Perempuan Dokter gigi : drg. Yan Farij Warna gigi : A3 Kasus :Pada gigi 11 mengalami karies, pada gigi 21 mengalami nekrosis dan kondisi preparasi gigi conus, serta pada gigi 26 mengalami migrasi. Perawatan :Ingin dibuatkan gigi tiruan jacket crown acrylic pada gigi 11 dan 21 dengan gigi tiruan sebagian lepasan saddle acrylic pada gigi 25. B. Surat Perintah Kerja (SPK) Ingin dibuatkan gigi tiruan jacket crown acrylic pada gigi 11 dan 21 dengan gigi tiruan sebagian lepasan saddle acrylic pada gigi 25 seperti gambar berikut (Gambar 3.1)

Upload: others

Post on 15-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

23

BAB III

PROSEDUR PEMBUATAN

Penulisan Karya Tulis Ilmiah diangkat berdasarkan studi model yang

dilakukan di Laboratorium Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang, mengenai

“prosedur pembuatan jacket crown all acrylic pada gigi 11 dan 21 dengan gigi

tiruan sebagian lepasan saddle acrylic pada gigi 25” adapun data pasien

sebagai berikut :

A. Data Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 30 tahun

Alamat : Jl. Ikan gurame

Jenis kelamin : Perempuan

Dokter gigi : drg. Yan Farij

Warna gigi : A3

Kasus :Pada gigi 11 mengalami karies, pada gigi 21

mengalami nekrosis dan kondisi preparasi gigi

conus, serta pada gigi 26 mengalami migrasi.

Perawatan :Ingin dibuatkan gigi tiruan jacket crown acrylic

pada gigi 11 dan 21 dengan gigi tiruan sebagian

lepasan saddle acrylic pada gigi 25.

B. Surat Perintah Kerja (SPK)

Ingin dibuatkan gigi tiruan jacket crown acrylic pada gigi 11 dan 21

dengan gigi tiruan sebagian lepasan saddle acrylic pada gigi 25 seperti gambar

berikut (Gambar 3.1)

Page 2: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

24

Gambar 3.1

Surat Perintah Kerja (SPK)

C. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan pada pembuatan gigi tiruan jacket

crown acrylic pada gigi 11 dan 21 dengan gigi tiruan sebagian lepasan saddle

acrylic pada gigi 25 adalah sebagai berikut (Table 3.1) :

Page 3: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

25

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

NO ALAT BAHAN

1 Bunsen Moldano

2 Spatula Dental stone

3 Bowl Plaster of Paris

4 Kuas Klammer 0,8 mm

5 Lecron Amplas

6 Hand press Vaseline

7 Kuvet Heat curing acrilic

8 Wax knife (pisau malam) Liquid heat curing

9 Mixing jar Could mould seal (CMS)

10 Macam-macam mata bur Spritus

11 Okludator Hardener dan Die spacer

12 Mesin poles Caco3 dan Pumice

14 Pensil Elemen gigi tiruan posterior

15 Scaple Base plate wax

16 Macam-macam (Tang 3 jari,

tang potong, tang bulat) Alginate

D. Waktu dan Tempat Pembuatan

Waktu : 10 Juli s.d 19 Juli 2019

Tempat : Laboratorium Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang

Page 4: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

26

E. Prosedur Pembuatan

1. Prosedur pembuatan jacket crown all acrylic

Prosedur laboratorium yang dilakukan pada pembuatan gigi tiruan

jacket crown all acrylic pada gigi 11 dan 21 adalah sebagai berikut :

a. Persiapan model kerja

Model kerja dirapihkan dan dibersihkan dengan lecron untuk

menghilangkan nodul-nodul yang menempel. Pada bagian sisi-sisi dan

permukaan model dirapihkan dengan menggunakan trimer (Gambar 3.2).

Gambar 3.2

Persiapan model kerja

b. Pemasangan model pada okludator

Sebelum dipasang pada okludator, model kerja terlebih dahulu

dioklusikan dan difiksasi menggunakan malam cair dengan cara diteteskan.

Kemudian model dipasang pada okludator dengan menggunakan adonan gips

(Gambar 3.3).

Gambar 3.3

Pemasangan model pada okludator

Page 5: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

27

c. Radir servikal

Sebelum melakukan pembentukan pola malam pada model kerja,

terlebih dahulu radir bagian servikal yang berguna untuk memperjelas batas

servikal. Pada saat meradir bagian proksimal jangan sampai mengenai gigi

sebelahnya (Gambar 3.4).

Gambar 3.4

Radir servikal

d. Pembentukan pola malam

Setelah selesai proses radir servikal ulasi model gigi yang telah

dipreparasi dengan die spacer dan hardener, setelah mengering malam cair

diteteskan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketebalan yang sudah

ditentukan. Setelah terbentuk, malam diukir sesuai dengan bentuk anatomi

gigi anterior dengan memperhatikan bagian servikal agar tidak terjadi

kekurangan atau ketidak lengkapan pada protesa saat dilakukan proses

packing. Pada tahap ini kedua pola malam tersebut diukir secara

menyambung/menyatu sehingga mendapatkan retensi dan stabilisasi

dibandingkan terpisah (Gambar 3.5).

Gambar 3.5

Pembentukan pola malam

Page 6: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

28

e. Flasking

Untuk proses pembuatan jacket crown allacrylic menggunakan kuvet

yang berukuran kecil. Sebelum ketahap flasking ruang preparasi pada malam

diisi dengan menggunakan dental stone. Kemudian setelah pengisian stone

mengering, aduk gips kemudian tuangkan dibagian kuvet bawah, dan malam

yang telah dibentuk dimasukan kedalam adukan dengan permukaan labial

menghadap keatas dengan arah kemiringan pola malam 45º.

Setelah gips yang telah dituangkan pada kuvet bawah mengeras,

kemudian berikan selapis separating medium/vaselin, lalu pasang kuvet atas

dan tuangkan adukan gips kedalam kuvet atas sampai penuh, lalu tutup kuvet

dan press kuvet menggunakan handpress dan biarkan hingga mengeras

(Gambar 3.6).

Gambar 3.6

Flasking

f. Boiling out

Boiling out merupakan proses pembuangan pola malam untuk

memperoleh mould space. Masak air hingga mendidih, kemudian buka kuvet,

letakan kuvet pada tempat yang miring. Setelah air mendidih siram pada

bagian kuvet bawah dengan air mendidih untuk membuang pola malam yang

masih ada, siram sampai benar-benar bersih tidak ada pola malam yang masih

menempel. Hal ini bertujuan untuk mencegah ketidaklengkapan dari jacket

crown pada saat packing (Gambar 3.7).

Page 7: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

29

Gambar 3.7 Boiling out

g. Packing

Packing merupakan proses mencampur monomer dan polimer.

Sebelum dilakukan proses packing, mould space diulasi CMS hal ini bertujuan

untuk memudahkan protesa terlepas dari gips yang telah diaduk sebelumnya

saat proses deflasking. Kemudian dilakukan pengisian mould space dengan

akrilik yang disebut dengan tahap packing. Proses packing yang digunakan

adalah dengan metode kering (dry method), yaitu bubuk akrilik ditaburkan

diatas monomer, sesuai warna pada bagian-bagian dari mahkota jaket, seperti

bagian servikal, labial dan incisal. Pada proses packing ini digunakan bubuk

akrilik dengan warna A3 (Gambar 3.8).

Gambar 3.8

Packing

h. Curing

Proses curing adalah saat proses perebusan akrilik, kuvet yang telah di

press pada handpress dimasukan kedalam panci yang berisikan air. Lalu

panaskan air hingga mendidih kurang lebih 15 menit pada air mendidih (100º).

Setelah sudah pada batas waktu yang ditentukan matikan api, kuvet dibiarkan

dan didinginkan, kemudian ketahap deflasking (Gambar 3.9).

Page 8: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

30

Gambar 3.9

Curing

i. Deflasking

Merupakan proses membuka flask atau kuvet dan mengeluarkan

protesa dari kuvet. Kuvet yang telah dingin dibuka dari bahan pendamnya

dilepaskan dengan menggunakan tang gips. Proses ini harus dilakukan dengan

hati-hati untuk menghindari patah atau pecahnya protesa pada saat dibuka jika

dengan kekuatan yang berlebih (Gambar 3.10).

Gambar 3.10

Deflasking

j. Finishing dan Polishing

Tahap finishing yaitu proses membersihkan dan merapihkan jacket

crown dari sisa-sisa bahan tanam atau kelebihan akrilik yang menempel.

Setelah selesai dan didapat protesa dengan cekat dan tepat (fitting) pada model

kerja, kemudian dilakukan proses polishing. Tahap polishing dilakukan setelah

didapatkan anatomi, kecekatan dan ketepatan protesa pada saat insersi. Proses

ini merupakan proses akhir dari prosedur pembuatan jacket crown all acrylic.

Pertama-tama proses polishing menggunakan mata bur feltcone dengan bahan

pumice yang telah dicampurkan dengan sedikit air, tujuan menggunakan

pumice adalah untuk menghaluskan permukaan protesa, kemudian dilakukan

Page 9: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

31

menggunakan white brush dengan bahan poles CaCo3 yang telah dicampur

dengan sedikit air bertujuan untuk mengkilatkan permukaan protesa. (Gambar

3.11).

Gambar 3.11

Finishing dan Polishing

a. Merapihkan jacket crown dari kelebihan akrilik dan sisa bahan tanam

b. Hasil jacket crown setelah polishing

2. Prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan saddle acrylic

Setelah pembuatan jacket crown all acrylic selanjutnya ke tahap

prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan saddle acrylic pada gigi 25

adalah sebagai berikut :

a. Penentuan dan pembuatan desain

Desain merupakan panduan awal proses pengerjaan protesa yang dapat

menentukan keberhasilan dari suatu protesa. Dalam pembuatan desain

ditentukan dan pertimbangan yang harus teliti untuk mencari retensi dan

stabilisasi. Desain yang digunakan sebagai berikut (Gambar 3.12) :

Gambar 3.12

Penentuan dan pembuatan desain

a b

Page 10: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

32

b. Pembuatan cengkeram

Pembuatan cengkeram dibuat dengan kawat, proses pembuatan

cengkeram kawat sesuai desain yang telah ditentukan. Cengkeram yang akan

digunakan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan menggunakan

cengkeram C. Berikut tahap-tahap pembuatan cengkeram : ukur dan potong

kawat ukuran 0,8 mm sesuai dengan panjang cengkeram menggunakan tang

potong kemudian tekuk kawat membentuk lengan cengkeram C. Lengan

cengkeram dibentuk menggunakan tang borobudur ditekuk mulai dari labial

kearah oklusal proksimal diatas titik kontak, lalu ditekuk turun kearah palatal

kemudian bentuk koil menggunakan tang tiga jari (Gambar 3.13).

Gambar 3.13

Pembuatan cengkeram

c. Penyusunan elemen gigi tiruan

Sebelum melakukan penyusunan elemen gigi, terlebih dahulu memilih

bentuk, warna dan ukuran elemen gigi yang akan digunakan. Pada kasus ini

penulis menentukan warna elemen gigi yang digunakan berdasarkan warna

gigi A3 dan ukuran elemen gigi yang sesuai dengan gigi tetangganya. Tahap

penyusunan elemen gigi yang dilakukan penulis pada gigi 25 sebagai berikut :

sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal, puncak cusp buccal dan palatal

menyentuh bidang oklusal, permukaan buccal sesuai inklinasi/kemiringan gigi

(Gambar 3.14).

Page 11: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

33

Gambar 3.14

Penyusunan elemen gigi tiruan

d. Flasking

Setelah penyusunan gigi selanjutnya dilakukan tahap flasking. Untuk

pembuatan saddle acrylic ini tidak dilakukan prosedur wax counturing

dikarenakan tidak menutupi seluruh bagian gingiva atau jaringan lunak

sehingga tidak perlu melakukan wax counturing. Metode flasking yang

digunakan adalah pulling the cast yang menutup bagian elemen gigi asli pada

model tetapi gigi tiruannya terbuka. Hal ini bertujuan agar setelah tahap

boiling out elemen gigi tiruan ikut ke kuvet atas, sehingga akan mempermudah

proses packing.

Tahap pertama flasking dengan metode ini adalah mengulasi kuvet

bawah dan atas dengan vaselin agar bahan tanam mudah dibuka pada saat

deflasking. Kemudian gips diaduk dan dimasukan kedalam kuvet bawah lalu

digetarkan sehingga adonan gips didalam kuvet menjadi padat. Lalu tanam

model kerja pada kuvet bagian bawah dan model tertutup tetapi pada bagian

elemen gigi dan basis terbuka, lalu tunggu hingga gips mengeras ± 5 menit.

Tahap kedua adalah permukaan gips yang sudah mengeras diulasi

vaselin, aduk gips dan isi kuvet bagian atas hingga penuh, lalu tutup kuvet

menggunakan penutup kuvet dan press menggunakan press statis tunggu

sampai mengeras ± 20 menit setelah itu ke tahap boiling out (Gambar 3.15).

Page 12: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

34

Gambar 3.15

Flasking

e. Boiling out

Tahap boiling out dilakukan dengan cara kuvet yang telah dipress

menggunakan handpress dimasukan ke dalam air mendidih selama 15 menit,

lalu kuvet diangkat dan dipisahkan kuvet atas dan bawah. Setelah itu model

kerja disiram dengan air mendidih hingga sisa wax hilang. Sikat model

menggunakan air mendidih sampai benar-benar bersih, bagian tepi yang tajam

dihilangkan menggunakan lecron. Kemudian ulasi mould space menggunakan

CMS dan tunggu hingga kuvet dingin (Gambar 3.16).

Gambar 3.16

Boiling out

f. Packing

Pada kasus ini metode packing menggunakan wet method, yaitu

monomer dan polimer dicampur didalam mixing jar hingga tahap dought

stage. Perbandingan polimer dan monomer yaitu 3:1 dimana polimer dan

monomer 9 gram : 3 ml. Setelah dought stage akrilik yang sudah dicampur

dimasukan kedalam mould space, lalu tutup antara kuvet bawah dan atas,

press kuvet menggunakan press statis hingga kuvet metal to metal. Kelebihan

akrilik yang keluar dibersihkan dengan menggunakan lecron lalu tunggu 5

menit sebelum ke tahap curing (Gambar 3.17).

Page 13: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

35

Gambar 3.17

Packing

g. Curing

Proses curing dilakukan dengan cara perebusan akrilik didalam kuvet

menggunakan handpress selama 45 menit dimulai dari dingin sampai air

mendidih. Setelah itu kompor dimatikan, kuvet didiamkan hingga dingin

kemudian dibuka secara perlahan dan hati-hati (Gambar 3.18).

Gambar 3.18

Curing

h. Deflasking

Proses ini adalah memisahkan antara gips dengan saddle acrylic. Gips

yang menempel dibuang dengan menggunakan tang gips secara perlahan dan

hati-hati agar protesa tidak patah (Gambar 3.19).

Gambar 3.19

Deflasking

Page 14: “prosedur pembuatan jacket crown all acrylicrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/7/7. BAB III.pdf24 Gambar 3.1 Surat Perintah Kerja (SPK) C. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan

36

i. Finishing dan Polishing

Tahap yang dilakukan yaitu protesa dilepaskan dari model kerja dan

dibersihkan dari sisa bahan tanam yang menempel menggunakan mata bur

yang diperlukan. Bagian tepi permukaan protesa dirapihkan dengan frezer

hingga menjadi halus. Protesa dan bagian tepi yang tajam dihaluskan

menggunakan amplas kasar sampai amplas halus. Setelah itu guratan-guratan

pada protesa dihilangkan menggunakan feldcone dengan bahan pumice,

dilanjutkan pemolesan dengan white brush menggunakan bahan CaCo3 hingga

mengkilap dan licin (Gambar 3.20).

Gambar 3.20

Finishing dan Polishing

a. Merapihkan saddle acrylic dari kelebihan akrilik dan sisa bahan tanam

b. Hasil saddle acrylic setelah polishing

a b