bab iii pemrograman arsitekturrepository.unika.ac.id/20062/4/14.a1.0029 julius yoga t... · 2019....
TRANSCRIPT
-
25
BAB III
PEMROGRAMAN ARSITEKTUR
A. Studi Preseden
Studi Preseden bertujuan untuk mengetahui kegiatan, penataan ruang, fasilitas serta
pengelolaan dalam projek tersebut. Pengamatan dilakukan dari dua bangunan
museum di Jakarta, bangunan itu adalah Museum Sejarah Fatahillah dan Museum
Bank Indonesia karena sesuai dengan projek yang dirancang yaitu museum sejarah.
1. Museum Fatahillah
Gambar 3. 1 Foto Udara Lokasi Museum Fatahillah Sumber : https://www.google.com/maps/place/Jakarta+History+Museum/
Diakses : 25 Januari 2019
Gedung museum yang berdiri saat ini sebelum di alihfungsikan awalnya
merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan pada tahun 1710 oleh
Gubernur Jendral Abraham van Riebeeck. Museum Fatahillah ini menyimpan
beberapa koleksi bersejarah baik dalam bentuk asli maupun replika. Koleksi
yang ditampilkan diantaranya adalah Prasasti Ciaruteun, Meriam Si Jagur,
Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan Pangeran
Diponegoro (1830). Adapula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia – Belanda
dari 1602 sampai 1942, alat pertukaran zaman prasejarah dan koleksi
persenjataan.
Data Umum Museum Sejarah Fatahillah :
- Lokasi : Jalan Taman Fatahillah no.2 , Jakarta Barat
- Luas : 1300m²
- Konsep : Konservasi
https://www.google.com/maps/place/Jakarta+History+Museum/
-
26
Gambar 3. 2 Foto Museum Fatahillah Sumber : indonesiakaya.com
Museum Fatahillah memiliki fasilitas utama yaitu ruang – ruang display dan
fasilitas penunjang seperti musholla, cafetaria, dan toko suvenir.Area Display
pada museum Fatahillah menggunakan alur linimasa atau timeline yang sangat
berguna untuk memberikan informasi sejarah secara urut. Pada lantai 1
menampilkan sejarah dari masa prasejarah Jakarta pada tahun 3500 SM sampai
Jakarta tahun 1950.
Gambar 3. 4 Penjelasan singkat Sejarah – Sejarah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3. 3 Denah Display Museum Fatahillah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
-
27
Gambar 3. 5 Koleksi – Koleksi Museum Fatahillah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Museum Fatahillah terdiri dari 2 lantai, lantai 1 dan 2 digunakan sebagai ruang – ruang
display untuk koleksi – koleksi dari museum tersebut. Sebagian besar pada lantai 2
digunakan sebagai ruang display koleksi – koleksi yang adalah miniatur perabotan dari
masa awal Batavia dan perabotan dari gedung Balai Kota yang sekarang menjadi
Museum Fatahillah.
Gambar 3. 6 Benda – Benda Yang Digunakan Pada Masa Awal Batavia Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
-
28
Interior pada Museum Fatahillah ini tidak banyak berubah dan masih dijaga
keasliannya seperti lantai yang diperindah dengan menggunakan lantai parquet.
2. Museum Bank Indonesia
Gambar 3. 9 Foto Udara Museum Bank Indonesia Sumber : https://www.google.com/maps/place/Museum+Bank+Indonesia/
Diakses : 25 Januari 2019
Gambar 3. 7 Perabotan Yang Digunakan Di Balai Kota Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3. 8 Interior Museum Fatahillah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
https://www.google.com/maps/place/Museum+Bank+Indonesia/
-
29
Guna menunjang pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan wisata di
DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah ditetapkan
sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan menjadi
Museum Bank Indonesia. Keberadaan museum ini nantinya diharapkan dapat
seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata
bersama museum-museum lain yang saat ini sudah ada di sekitarnya, seperti
Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Bahari
di daerah Pasar Ikan. BI mengharapkan bahwa keberadaan Museum Bank
Indonesia akan berarti terwujudnya suatu museum bank sentral di Indonesia,
yang mempunyai misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan, dan
merawat benda-benda maupun dokumen bersejarah yang saat ini dimiliki,
sehingga menjadi suatu sosok yang mempunyai nilai dan arti penting bagi
masyarakat. Museum Bank Indonesia juga diharapkan dapat menjadi wahana
pendidikan dan penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun internasional
tentang fungsi dan tugas BI, di samping merupakan wahana komunikasi
kebijakan dan rekreasi yang bersifat edukatif. (Situs Resmi Bank Indonesia,
2019).
Data Umum Museum Bank Indonesia :
- Lokasi : Jl. Pintu Besar Utara No.3 Jakarta Barat, Indonesia.
- Diresmikan : 21 Juli 2009
- Konsep : Konservasi
- Style : Neo Klasik
Gambar 3. 10 Foto Eksterior Museum Bank Indonesia Sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id
Fasilitas utama pada Museum Bank Indonesia ini adalah ruang – ruang display.
Sedangkan untuk fasilitas penunjangnya adalah ruang teater, ruang 3D, dan
cafetaria. Ruang Display pada museum Bank Indonesia memiliki alur yang
-
30
sangat jelas dan tertata dengan menggunakan alur linimasa atau timeline. Alur
ini dijelaskan melalui Periode 1 sampai Periode 8 dengan koleksinya yang
berupa diorama, miniatur, replika, maupun benda bersejarah asli. Museum ini
juga memiliki ruang teater untuk menampilkan film dokumenter dan film
edukasi bersejarah.
Gambar 3. 11 Layout Display Museum Bank Indonesia Sumber : http://pekerjamuseum.blogspot.com
Pengelompokkan linimasa melalui periode – periode ini tentunya lebih
mempermudah pengunjung untuk belajar mengenai sejarah secara urut.
Gambar 3. 12 Pembagian Peristiwa Bersejarah menggunakan Periode Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
http://pekerjamuseum.blogspot.com/
-
31
Gambar 3. 13 Contoh – contoh koleksi Museum Bank Indonesia Dokumentasi Pribadi, 2019
Museum Bank Indonesia ini terdiri dari 2 lantai, lantai 1 digunakan untuk
Cafetaria, kantor – kantor, dan lavatory sedangkan lantai 2 digunakan untuk
ruang – ruang display, ruang teater, ruang 3D, dan toko suvenir.
Interior dari Museum Bank Indonesia ini juga masih terjaga keasliannya,
entrance dan lobby museum ini tidak berubah, hanya ada perubahan pada
ruang – ruang display yang ditambahkan dengan sekat – sekat multiplex dan
plafond yang modern agar tidak membosankan dan menarik pengunjung yang
datang.
Gambar 3. 14 Ruang Teater Museum Bank Indonesia Sumber : http://indonesiatraveller.blogspot.com/2012/10/museum-bank-indonesia.html
http://indonesiatraveller.blogspot.com/2012/10/museum-bank-indonesia.html
-
32
3. Museum Nasional Singapura
Gambar 3. 15 Entrance dan Lobby Museum Bank Indonesia Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3. 16 Interior Ruang Display Yang Modern Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3. 17 Peta Udara Lokasi Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.google.com/maps/place/Museum+Nasional+Singapura/
Diakses pada 1 Maret 2019
https://www.google.com/maps/place/Museum+Nasional+Singapura/
-
33
Museum Nasional Singapura merupakan museum tertua di Singapura yang
memamerkan tentang sejarah – sejarah Singapura yang dibangun pada 1849
dan sempat berpindah – pindah sampai akhirnya ditempatkan di lokasi
permanen pada tahun 1887. Sebelumnya dikenal dengan nama Museum
Sejarah Singapura pada tahun 1993 sampai maret 2006 sebelum kembali ke
nama aslinya. (https://www.nationalmuseum.sg/)
Data Umum Museum Nasional Singapura :
Lokasi : 93 Stamford Road, Singapore
Dibangun : 1849
Style : Neo – Palladian, Renaissance
Fasilitas utama dari Museum Nasional Singapura ini selain ruang – ruang
display adalah ruang gallery seluas 2800m² yang dikenal dengan nama Galeri
Sejarah Singapura. Adapun fasilitas penunjang nya adalah auditorium
berkapasitas 250 orang untuk diskusi atau acara seminar, toko – toko retail,
cafe, dan restoran. (https://www.nationalmuseum.sg/). Museum ini tidak hanya
menampilkan sejarah – sejarah Singapura tetapi juga menampilkan
kebudayaan, gaya hidup, hutan, sampai kesenian orang – orang Singapura.
Gambar 3. 18 Eksterior Museum Nasional Singapura Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/2016_Singapur%2C_Museum_Planning_Area%2C_Narodowe_Muzeum_Singapuru_%2802%29.jpg/
Gambar 3. 19 Sejarah Koloni Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-
list/singapore-history-gallery-2015
https://www.nationalmuseum.sg/https://www.nationalmuseum.sg/https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/2016_Singapur%2C_Museum_Planning_Area%2C_Narodowe_Muzeum_Singapuru_%2802%29.jpg/https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/2016_Singapur%2C_Museum_Planning_Area%2C_Narodowe_Muzeum_Singapuru_%2802%29.jpg/https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/singapore-history-gallery-2015https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/singapore-history-gallery-2015
-
34
Museum Nasional Singapura terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 dan 2 digunakan
untuk ruang – ruang display koleksi dan edukasi yang di kelompokkan masing
– masing sedangkan lantai 3 digunakan sebagai ruang studio, laboratorium,
dan kantor.
Gambar 3. 20 Edukasi Kehidupan Flora dan Fauna Hutan Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-
list/story-of-the-forest
Gambar 3. 21 Edukasi Budaya, Ras, dan Bahasa Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-
list/voices-of-singapore
Gambar 3. 22 Denah Lantai 1 Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf
https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/story-of-the-foresthttps://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/story-of-the-foresthttps://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/voices-of-singaporehttps://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/voices-of-singaporehttps://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf
-
35
Interiornya pun modern dan menyesuaikan dengan informasi yang disajikan
per kelompoknya. Interior yang modern ini tentunya dapat menarik minat
pengunjung dalam belajar tentang sejarah dan edukasi di Museum Nasional
Singapura.
Gambar 3. 25 Interior Modern Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list
Gambar 3. 24 Denah Lantai 2 Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf
Gambar 3. 23 Denah Lantai 3 Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf
https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-listhttps://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdfhttps://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf
-
36
4. Komparasi Studi Preseden
Tabel 3. 1 Komparasi Studi Preseden Sumber : Analisis Pribadi
Museum Fatahillah Museum Bank Indonesia
Museum Nasional Singapura
Massa Bangunan
1 Massa bangunan 1 Massa bangunan 1 Massa bangunan
Fungsi per lantai
Lantai 1 digunakan sebagai lobby, ruang - ruang display, Toko Suvenir, dan Kantin Lantai 2 digunakan sebagai ruang display.
Lantai 1 digunakan sebagai Cafe, kantor – kantor, dan lavatory. Lantai 2 digunakan sebagai loket, lobby, ruang – ruang display, mini teater, dan toko suvenir.
Lantai 1 digunakan sebagai lobby, ruang gallery, ruang – ruang display, cafetaria, dan restoran Lantai 2 digunakan sebagai ruang – ruang display dan ruang seminar Lantai 3 digunakan sebagai ruang lab, studio, dan kantor
Koleksi Sejarah Jakarta pada masa pra sejarah, sejarah Kerajaan Mataram, prasasti – prasasti, sejarah terbentuknya Batavia, masuknya VOC ke Batavia
Sejarah awal mula Bank Indonesia sampai sekarang, peristiwa yang terjadi pada masa perekonomian Indonesia dari jaman penjajahan sampai sekarang, mata uang yang digunakan.
Sejarah awal mula koloni – koloni di Singapura, edukasi flora dan fauna di hutan Singapura, edukasi budaya, ras dan bahasa di Singapura, dan galeri kesenian – kesenian.
Gaya Arsitektural
Neo – Klasik Neo Klasik Neo – Palladian, Renaissance
Fasilitas Fasilitas Utama : Ruang – ruang display Fasilitas Servis : Musholla, kantin, toko Suvenir, ATM
Failitas Utama : Ruang – ruang display Fasilitas Penunjang : Ruang teater mini, ruang 3D Fasilitas Servis : Cafe, toko suvenir
Fasilitas Utama : Ruang – ruang display, dan ruang galeri Fasilitas penunjang : Auditorium Fasilitas Servis : Toko Retail, Cafe, dan restoran
-
37
B. Analisa Fungsi Bangunan
1. Analisa Kapasitas dan Karakteristik Pengguna
a. Pelaku Kegiatan
Pada projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama secara umum pelaku
dibagi menjadi 2 yaitu pengunjung dan pengelola, yaitu sebagai berikut :
1) Pengunjung
Merupakan pelaku kegiatan yang datang untuk berekreasi sambil
belajar tentang sejarah dari koleksi – koleksi museum.
2) Pengelola
Merupakan pelaku kegiatan yang mengurus kegiatan – kegiatan baik
administrasi, perawatan, dan servis untuk kebutuhan museum dan
pengunjung museum.
b. Analisis pelaku berdasarkan aktivitas dan kebutuhannya
Berdasarkan hasil survey lapangan dan studi preseden mengenai fasilitas
kebutuhan ruang, dilakukan studi pengguna dan aktivitasnya, sifat kegiatan
dan kebutuhan ruang untuk melengkapi fasilitas pada projek desain sebagai
berikut :
Tabel 3. 2 Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Sumber : Analisis Pribadi
MAIN ENTRANCE
Kategori Kegiatan Pelaku & Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan
Lobby
Pengunjung Museum
Loket tiket Ruang informasi Ruang tunggu
Publik
Membeli tiket
Menunggu atau mengantri tiket
Pengelola Museum
Melayani penjualan tiket
Menerima tamu
FASILITAS UTAMA
Kategori Kegiatan
Pelaku & Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan
Belajar sejarah Awal Mula kota Semarang (1476 – 1574)
Pengunjung Museum
Ruang display dan Mini Theater
Semi Publik
Melihat display diorama peristiwa dan sejarah singkat asal mula kota Semarang
Pengelola
-
38
Museum
Mengoperasikan audio
Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan
Tour Guide
Ruang Display Mengarahkan dan menjelaskan informasi tentang sejarah - sejarah
Belajar sejarah terbentuknya VOC (1602)
Pengunjung Museum
Ruang Display
Semi Publik
Melihat display diorama dan sejarah singkatnya
Pengelola Museum
Mengoperasikan audio
Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan
Tour Guide
Mengarahkan dan menjelaskan informasi tentang sejarah - sejarah
Belajar sejarah masuknya VOC ke Indonesia (1606 – 1667)
Pengunjung Museum
Ruang Display dan Mini Theater
Semi Publik
Melihat display diorama dan sejarah singkatnya Pengelola Museum
Mengoperasikan audio
Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan
Belajar sejarah masuknya VOC ke kota Semarang (1678)
Pengunjung Museum
Ruang Display dan Mini Theater
Semi Publik
Melihat display diorama dan sejarah
-
39
singkatnya
Pengelola Museum
Mengoperasikan audio
Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan
Belajar sejarah perkembangan kota Semarang di jaman penjajahan (1681 – 1945)
Pengunjung Museum
Ruang Display
Semi Publik
Melihat display diorama dan sejarah singkatnya
Pengelola Museum
Mengoperasikan audio
Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan
FASLITAS PENUNJANG
Kategori Kegiatan
Pelaku & Aktifitas
Kebutuhan Ruang
Sifat Kegiatan
Lobby
Pengunjung Museum
Loket Tiket dan Ruang Tunggu
Semi Publik
Membeli tiket
Menunggu atau mengantri tiket
Pengelola Museum
Melayani pengunjung wisata
Menjelaskan pengunjung wisata
Menonton film pendek ( dokumenter atau animasi ) tentang peristiwa bersejarah
Pengunjung Museum
Ruang Teater mini
Semi Publik
Memilih tempat duduk
Menonton film Pengelola Museum
Melayani pengunjung wisata
Menjelaskan pengunjung
-
40
wisata
Cafetaria
Pengunjung Museum
Kasir Dapur Tempat makan Toilet
Publik
Memesan makanan - minuman
Makan / Minum
Membayar tagihan pesanan
Pengelola Cafetaria
Mempersiapkan pesanan
Melayani pesanan
Menghantarkan pesanan
Membersihkan tempat makan
Melayani pembayaran
Toko Souvenir
Pengunjung Museum
Publik
Membeli suvenir Kasir Etalase Pengelola
Melayani pembayaran pembelian
ATM Center
Pengunjung Museum Mesin ATM Publik
Penarikan uang
Laktasi
Pengunjung Museum Ruang menyusui Privat
Menyusui anak
Musholla
Pengunjung Museum
Ruang sholat Wudhu Publik
Beribadah
Toilet umum
Pengunjung Museum Toilet Publik
MCK
PENGELOLA
Kategori Kegiatan
Pelaku & Aktifitas
Kebutuhan Ruang
Sifat Kegiatan
Operasional
Pimpinan ruang pimpinan ruang direksi (marketing, pemeliharaan wisata, administrasi, keuangan, HRD, Merchendasing)
Privat
Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan Administrasi
Pengelolaan Marketing
-
41
Pengelolaan Arsip
ruang resepsionis ruang informasi ruang tunggu tamu ruang rapat ruang sekretaris ruang staff (keuangan, administrasi, pemeliharaan wahana, multimedia, marketing, audio) ruang istirahat karyawan ruang ganti toilet pantry ruang merchendasing
Pengelolaan Koleksi Museum
Pengelolaan Produk
Pengelolaan Website
Pengelolaan Makanan dan minuman
SERVIS
Kategori Kegiatan
Pelaku & Aktifitas
Kebutuhan Ruang
Sifat Kegiatan
Servis
Pengelola Maintenance
ruang genset ruang pompa ruang trafo gudang ruang control ruang MEE janitor ruang istirahat karyawan
Privat
Pengelolaan genset
Pengelolaan air
Pengelolaan penyimpanan
kontrol wisata
Pengelolaan listrik
Pengelolaan Distribucion Panel
Pengelolaan listrik
Pengelola Cleaning Service
Menyimpan alat kebersihan
Membersihkan area wisata
c. Analisa Jumlah Pengelola
Berdasarkan dari hasil kebutuhan ruang pengelola maka dapat ditentukan
jenis pelaku pengelola yang akan bekerja pada bangunan tersebut. Berikut
total jumlah pengelola pada projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama
:
-
42
Tabel 3. 3 Analisis Jumlah Pengelola Sumber : Analisis Pribadi
Kategori Pengelola
Fasilitas Utama Main Entrance
Pelaku Jumlah Ruang Pelaku Jumlah
Direktur Utama 1 Loket Tiket Staff Ticketing 3
Direktur Operasional 1 Ruang Informasi
Staff Informan 2
Manager Administrasi 1 Total 6
Manager Keuangan 1
Manager Marketing 1 Fasilitas Penunjang
Manager Koleksi 1 Ruang Pelaku Jumlah
HRD 1
Foodcourt
Staff Kasir 2
Manager Merchandising 1 Juru Masak 1
Sekertaris 1 Staff Pelayanan 4
Ahli Konservasi 1 Staff kebersihan 2
Ahli Arsip 2 Total 9
Staff Marketing 2
Toko Suvenir
Staff Kasir 2
Staff Administrasi 2 Staff Pelayanan 3
Staff Keuangan 2
Staff Resepsionis 2 Staff Bongkar Muat 3
Staff Merchandising 2 Total 8
Staff Multimedia 2 Total Pengelola Penunjang 17
Staff Audio 2
Staff Display 6
Staff Keamanan 4
Cleaning Service 8
Total 44
Servis
Ruang Pelaku Jumlah
Genset Teknisi Genset 2
Pompa Teknisi Air 2
Trafo Teknisi Trafo 3
Kontrol Teknisi Multimedia 2
MEE Teknisi Listrik 2
AHU dan Chiller
Teknisi Penghawaan 2
Gudang Teknisi Penyimpanan 2
Total 15
Total Pengelola Museum 82
-
43
d. Analisa Jumlah Pengunjung
Analisa jumlah pengunjung Museum Sejarah Semarang di Kota Lama
dilakukan dengan perbandingan terhadap jumlah pengunjung wisata kota
Semarang dari tahun 2014 sampai 2016, setelah mendapatkan jumlah
pengunjung rata – rata pertahun, maka akan dilakukan perhitungan terhadap
jumlah pengunjung wisata pada 15 tahun mendatang. Berikut adalah jumlah
wisatawan yang ada di kota Semarang dari tahun 2014 sampai tahun 2016 :
Tabel 3. 4 Jumlah Wisatawan kota Semarang tahun 2014 – 2016 Sumber : disporapar.jatengprov.go.id
Dari tabel diatas maka, didapat rasio pertambahan pengunjung wisata
dengan rumus sebagai berikut :
Tahun = 𝑻𝑨−𝑻𝑩
𝑻𝑩 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan :
TA = Pengunjung tahun pertama
TB = Pengunjung tahun kedua
Rasio 2014-2015
2014-2015 = 𝑇𝐵−𝑇𝐴
𝑇𝐴𝑥 100%
= 2.870.082 − 2.704.982
2.704.982𝑥 100%
= 165.100
2.704.982𝑥 100%
= 165.100
2.704.982𝑥 100%
= 6,1 %
Rasio 2015-2016
Wisatawan 2014 2015 2016
Lokal 2.692.104 2.853.564 3.023.441
Mancanegara 12.878 16.518 101.756 Total 2.704.982 2.870.082 3.125.197
-
44
2015 – 2016 = 𝑇𝐵−𝑇𝐴
𝑇𝐴𝑥 100%
= 3.125.197 − 2.870.082
2.870.082𝑥 100%
= 255.115
2.870.082𝑥 100%
= 8,8 %
Rasio rata-rata
6,1% − 8,8%
2= 𝟕, 𝟒𝟓%
Selanjutnya, jumlah rata-rata ini akan diproyeksikan kedalam rumus
untuk memprediksi jumlah pengunjung rata-rata dalam setiap
tahunnya selama 15 tahun kedepan. Berikut adalah rumus yang akan
digunakan :
Tp = To ( 1 + R ) ͣ
Keterangan :
Tp = Tahun Prediksi
To = Tahun Dasar
R = Rasio pertambahan rata-rata tiap tahun (dalam desimal)
a = Jarak tahun prediksi dan tahun dasar
Berikut adalah perhitungannya :
Tp = To ( 1 + R ) ͣ
Tahun 2034 = 3.125.197 ( 1 + 0,0745 ) ¹⁵
= 3.125.197 ( 1,0745 ) ¹⁵
= 3.125.197 x 2,94
= 9.188.079 pengunjung wisata
Jadi, selama 15 tahun ke depan (2019-2034) jumlah wisatawan baik
lokal maupun mancanegara yang berkunjung sebanyak 9.188.079
wisatawan. Berarti wisatawan yang datang untuk berwisata di Kota
Semarang :
-
45
Dalam setiap wisata di kota Semarang yang bukan wisata
tahunan seperti festival
9.188.079 / 28 wisata = 328.146 wisatawan
Dalam setiap harinya
328.146 / 365 hari = 899 wisatawan
Jadi dalam jam operasional museum selama 8 jam, jumlah wisatawan yang
berkunjung di asumsikan dibagi menjadi 3 shift kunjungan. Berikut adalah
perhitungan kedatangan pengunjung per shift :
Dalam setiap harinya
899 / 3 shift = 300 wisatawan
2. Analisa Kegiatan
a. Pembelajaran Sejarah
Kegiatan utama dalam projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama ini
adalah pembelajaran tentang sejarah – sejarah yang terjadi pada awal mula
terjadinya Kota Semarang sampai kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Sejarah – sejarah tersebut sudah terbagi menjadi lima (5) bagian sejarah
utama yang didalamnya terbagi lagi dengan sejarah – sejarah yang lebih
spesifik, yaitu :
1) Sejarah Awal Mula Kota Semarang (1476 – 1574)
a) Diawali dengan datangnya Ki Made Pandan seorang utusan dari
kerajaan Demak untuk menyebarkan Islam di perbukitan Pragota.
b) Kemudian konflik antara Made Pandan dengan seorang Ajar yang
memaksa ingin menikahi pembantunya yang bernama Endang
Sejanila.
c) Made Pandan membantu mengislamkan seorang adipati yang
bernama Betara Katong.
d) Syeh Wali Lanang membukakan daerah pengisikan yang kemudian
diberi nama Semarang sebagai rasa terima kasih dibantu oleh Made
Pandan dalam mengislamkan Betara Katong.
e) Pemerintahan Made Pandan (Ki Pandan Arang) dilanjutkan oleh
anaknya Pandan Arang II hingga menjadi setingkat kabupaten.
2) Sejarah Terbentuknya VOC (1602)
a) Diawali dengan petualang Belanda, Cornelis de Houtman dan Pieter
D. De Keyser bersama dengan awak kapalnya yang berjumlah 250
orang datang ke perairan Indonesia pada tahun 1596.
-
46
b) Kekhawatiran Belanda dengan serikat dagang Inggris yang bernama
EIC (East India Company) maka dibentuk serikat antar pedagang
Belanda yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)
untuk bersaing dalam monopoli perdagangan.
3) Sejarah Masuknya VOC ke Indonesia (1606 – 1667)
a) Dalam ekspedisi mencari rempah – rempah di Indonesia, Belanda
menyingkirkan bangsa – bangsa lain yang memasuki perairan
Indonesia seperti bangsa Portugis pada tahun 1606.
b) Pada tahun 1619 VOC merebut pelabuhan Jakarta, dengan demikian
VOC mendapatkan pelabuhan permanen, galangan kapal, gudang –
gudang untuk kegiatan perdagangan, serta pusat pemerintahan dan
administrasi, sejak saat itu Jakarta dinamakan Batavia.
c) Menerapkan politik ekonomi yang sangat menguntungkan VOC
namun memberatkan pribumi, seperti memaksa menjual hasil bumi
setara dengan harga pajak, memaksa pribumi bekerja rodi atau tanpa
bayaran.
d) Berperang dengan Kerajaan di Nusantara seperti kerajaan Mataram
pada tahun 1618 – 1629, kerajaan Banten pada 1651, perlawanan
Makassar pada tahun 1666 – 1667.
e) VOC kembali mengusir bangsa lain seperti bangsa Spanyol pada
tahun 1663, dan berhasil mengusir bangsa Inggris pada tahun 1667.
4) Sejarah Masuknya VOC ke Kota Semarang (1678)
a) Penerus Sultan Agung, Amangkurat I dalam memimpin kerajaan
Mataram mengganti politik luar daerahnya dengan bekerja sama
dengan pihak VOC. VOC mengadakan kontak dengan pelabuhan
Semarang sejak pertama kali pada tahun 1645.
b) Perlawanan kerajaan Mataram dengan Madura dibawah pimpinan
Trunojoyo pada tahun 1676. Pada tahun 1677 para bupati di daerah
Semarang dan Jepara melepaskan diri baik dari pengaruh
pemerintahan Trunojoyo dan Mataram.
c) Amangkurat I membuat perjanjian dengan VOC bahwa VOC akan
melindungi Mataram dari serangan penguasa lain di Jawa namun
kerajaan Mataram harus membayar biaya perang dan memberi
kebebasan dalam menjalankan perdagangan di pelabuhan di pesisir
utara Jawa.
d) Pemberontakan Trunojoyo semakin meluas sehingga membuat
Amangkurat I terdesak dan melarikan diri ke pengasingan dan
-
47
memerintah Mataram dari pengasingan di Tegal dan wafat karena
usia tua pada tahun 1677.
e) VOC memenangkan peperangan melawan pasukan Trunojoyo dan
mengusir mereka dari Mataram dan pesisir utara Jawa. Pada Tahun
1680 Trunojoyo menyerah dan dibunuh di Kediri. Kemudian kerajaan
Mataram diserahkan kepada Amangkurat II.
f) Kerajaan Mataram memenuhi perjanjian dengan VOC dengan
menyerahkan pesisir utara Jawa jika berhasil mengalahkan
Trunojoyo. VOC mendirikan basis – basis dan benteng di seluruh
pesisir utara Jawa diantaranya adalah Semarang.
g) VOC mendirikan benteng di kota Semarang yang dikenal dengan
nama Vijfhoek dan menjalankan pusat perdagangan disana.
5) Perkembangan Semarang pada masa Penjajahan
a) Pada kurun waktu antara 1708 sampai 1741 terjadi simbiose yang unik
pada kehidupan beberapa etnis. Mayoritas masyarakat etnis Jawa
dan Melayu berada pada tingkat ekonomi kelas bawah sebagai
pekerja, pedagang kecil dan nelayan. Komunitas Cina kelas atas yang
sudah lama memainkan peran ekonomi di Semarang, sedangkan Cina
kelas bawah sebagai pekerja dan hadirnya VOC yang merupakan
etnis Eropa yang memegang kendali pemerintahan dan mendominasi
perdagangan.
b) Pada tahun 1725 terjadi kesenjangan ekonomi antara komunitas
Eropa dan komunitas elit Cina kelas atas dalam satu pihak dengan
masyarakat Cina kelas bawah dan masyarakat Jawa dan Melayu di
pihak yang lain. Karena itu terjadi pemberontakan pada tahun 1741
dan sasaran utama adalah komunitas Eropa di Kota Lama. Peristiwa
ini dikenal dengan peristiwa Geger Pacinan.
c) Kota Semarang hampir direbut oleh pemberontak Cina-Jawa namun
Belanda membangun benteng mengelilingi Kota Lama Semarang dan
memindahkan pusat permukiman Cina kelas atas ke area yang lebih
aman. Pemberontakan ini akhirnya berakhir pada tahun 1743.
d) Pengembangan pada Kota Lama Semarang tetap berjalan dan
dibangun sebuah gereja pada tahun 1753 yang menjadi landmark di
Kota Lama sekarang ini.
e) Pada tanggal 16 Juni 1864 dibangun rel Kereta Api pertama di
Indonesia dengan rute awalnya dari Semarang menuju ke Solo,
Kedungjati, Surabaya, Magelang, serta Jogja. Kemudian dibangun
-
48
stasiun Poncol dan perusahaan perkeretaapian Nederlandsch
Indische Spoorwagen (NIS) yang berkantor di gedung Lawang Sewu.
f) Pada tahun 1884 dibangun sebuah mercusuar di Pelabuhan Tanjung
Emas yang berkaitan dengan perkembangan di Semarang karena
semakin banyak kapal – kapal besar yang ingin berlabuh dan
berdagang sehingga pelabuhan Semarang memiliki fungsi utama
yakni perdagangan impor-ekspor.
b. Pola Sirkulasi Pengguna
Berdasarkan jenis daftar pelaku dan kebutuhan ruang yang telah dianalisis
dapat dijabarkan pola sirkulasi ruang antara pola pergerakan pengguna.
1) Pengunjung
- Pola Kedatangan
- Pola Pergi
Bagan 3. 2 Pola Pergi Pengunjung Sumber : Analisis Pribadi
BANGUNAN PINTU KELUAR PERGI
PEDESTRIAN
DATANG ENTRANCE TIKET BANGUNAN
MUSEUM
PEDESTRIAN
Bagan 3. 1 Pola Kedatangan Pengunjung Sumber : Analisis Pribadi
-
49
2) Pengelola
- Pola Kedatangan
- Pola Pergi
3) Jalur Evakuasi
DATANG ENTRANCE KANTOR
PENGELOLA
BANGUNAN
MUSEUM
PEDESTRIAN
Bagan 3. 3 Pola Kedatangan Pengelola Sumber : Analisis Pribadi
BANGUNAN
MUSEUM
KANTOR
PENGELOLA
PINTU KELUAR PERGI
PEDESTRIAN
Bagan 3. 4 Pola Pergi Pengelola Sumber : Analisis Pribadi
BANGUNAN
MUSEUM
JALUR
EVAKUASI
LAPANGAN
TERBUKA
PEDESTRIAN
Bagan 3. 5 Pola Jalur Evakuasi Sumber : Analisis Pribadi
-
50
4) Loading Truck
- Pola Kedatangan
c. Jadwal Operasional
Berdasarkan pengamatan pada lapangan telah dijabarkan jadwal operasional
dari berbagai aktivitas utama, penunjang, maupun pengelola sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Jadwal Operasional Museum Sumber : Analisis Pribadi
Jadwal Operasional
No Fasilitas Kegiatan Waktu
Entrance
1 Loket Tiket Membeli Tiket Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)
2
Penitipan Barang
Menitipkan Barang
Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)
Fasilitas Utama
No Fasilitas Display
Kegiatan Waktu
1 Sejarah Awal Mula kota Semarang
Belajar mengenai sejarah awal mula ditemukannya kota Semarang Senin - Minggu (jam
08.00 – 16.00) Belajar mengenai tokoh – tokoh yang berperan dalam penamaan Kota Semarang
2 Sejarah terbentuknya VOC
Belajar mengenai sejarah awal mula terbentuknya VOC
Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)
3
Sejarah masuknya VOC ke Indonesia
Belajar mengenai sejarah pertama kali orang Belanda tiba di tanah air
Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)
4 Sejarah masuknya VOC ke kota
Belajar mengenai bagaimana VOC bisa menguasai Semarang
Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)
DATANG JALUR
KHUSUS
PARKIR
KHUSUS
LOADING
DOCK
BANGUNAN
Bagan 3. 6 Pola Kedatangan Loading Truck Sumber : Analisis Pribadi
-
51
Semarang Belajar mengenai bagaimana VOC bermukim di Kota Lama
5
Sejarah perkembangan kota Semarang di jaman penjajahan
Belajar mengenai sejarah perkembangan kota Semarang pada jaman penjajahan Belanda
Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)
Belajar tentang perdagangan eksport – import VOC di Semarang
Faslitas Penunjang
No Fasilitas Kegiatan Waktu
1 Loket Tiket Membeli Tiket Senin - Minggu (jam 09.00 dan 14.00)
2 Teater Mini Menonton Film Pendek ( Dokumenter atau Animasi )
Senin - Minggu (jam 09.00 dan 14.00)
3 Foodcourt - Tempat makan dan minum - Beristirahat - Tempat berkumpul
Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
4 Toko Suvenir Beli suvenir museum
Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
5 ATM Center Penarikan uang Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
6 Ruang Laktasi Tempat menyusui Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
7 Musholla Beribadah Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
8 Toilet Umum MCK Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
Pengelola
No Fasilitas Kegiatan Waktu
1
Office (Pimpinan, Direksi, karyawan, operator)
Jam kerja Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
2 Keamanan
Penjagaan
Open Gate- Close Gate Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
Jam kerja Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)
d. Persyaratan Ruang
Berdasarkan hasil dari rincian daftar kebutuhan dan fasilitas ruang dilakukan
studi analisa persyaratan ruang untuk mendapatkan kriteria ruang yang
optimal sebagai berikut :
-
52
Tabel 3. 6 Persyaratan Ruang Sumber : Analisis Pribadi
No
NAMA
RUANG
ASPEK
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan View
Sta
bil
Tenang
B
uata
n
A
lam
i
B
uata
n
A
lam
i
Kebakara
n
Sekurita
s
Inte
rior
Outd
oor
Main Entrance
1 Lobby O O O O O O O O O
2 Loket tiket O O O O O O O O
3 Ruang Informasi O O O O O O O O O
Area Display
1
Sejarah Awal Mula Ditemukannya kota Semarang
O O O O O O
2 Sejarah terbentuknya VOC
O O O O O O
3 Sejarah Masuknya VOC ke Indonesia
O O O O O O
4 Sejarah VOC di Semarang / Kota Lama
O O O O O O
5
Sejarah perkembangan kota Semarang di jaman penjajahan
O O O O O O
Penunjang
1 Lobby O O O O O O O O O O
2 Ruang Teater mini
O O O O O O O
3 Foodcourt O O O O O O O O O
4 Toko Suvenir O O O O O O O O O
5 ATM Center O O O
6 Laktasi O O O O O O O O
7 Musholla O O O O O O O O O O
8 Toilet Umum O O O O O O O O Pengelola
1 Ruang Pimpinan O O O O O O O O O O
2 Ruang Direksi Marketing
O O O O O O O O O O
3 Ruang Direksi Pemeliharaan Wahana
O O O O O O O O O O
4 Ruang Direksi Administrasi
O O O O O O O O O O
5 Ruang Direksi HRD
O O O O O O O O O O
6 Ruang Direksi Merchandising
O O O O O O O O O O
7 Ruang Informasi O O O O O O O O O
8 Ruang Tunggu Tamu
O O O O O O O O O
-
53
9 Ruang Rapat O O O O O O O O O O
10 Ruang Sekretaris
O O O O O O O O O O
11 Ruang Staff Marketing
O O O O O O O O O O
12 Ruang Staff Keuangan
O O O O O O O O O O
13 Ruang Staff Administrasi
O O O O O O O O O O
14 Ruang Staff Pemeliharaan Wisata
O O O O O O O O O O
15 Ruang Staff Multimedia
O O O O O O O O O O
16 Ruang Staff Audio
O O O O O O O O O O
17 Ruang Staff Merchandising
O O O O O O O O O O
18 Ruang Ganti Karyawan
O O O O O O O O O
19 Ruang Resepsionis
O O O O O O O O O O
20 Toilet O O O O O
21 Pantry O O O O O O
22 Ruang CCTV O O O O O O O
23 Ruang Security O O O O O O Servis
1 Ruang Genset O O O O
2 Ruang Pompa O O O O
3 Ruang Trafo O O O O
4 Ruang Kontrol O O O O O O
5 Ruang MEE O O O O
6 Janitor O O O
7 Ruang Istirahat Karyawan
O O O O O O O O O O
8 Gudang O O O
3. Analisa Ruang Dalam
a. Studi Ruang Khusus
1) Studi Jarak Pandang pada Edukasi Display
Ruang display merupakan fasilitas utama dalam sebuah bangunan museum
sejarah karena harus dipikirkan mengenai teknik penataan display untuk
kenyamanan pengguna khususnya pengunjung. Salah satu kenyamanan itu
adalah aspek spasial dimana jarak pandang adalah salah satu bagian yang
harus diperhatikan. Kemampuan mata manusia melihat secara vertikal
memiliki sudut tertentu dengan kenyamanan tertentu. Batasan sudut yang
nyaman untuk dijadikan standar kenyamanan pandang adalah pada sudut
30˚ keatas dari garis lurus mata dan 40˚ kebawah dari garis lurus mata,
dengan arah pandangan melihat lurus kedepan. (Human Dimension and
Interior Space).
-
54
Beberapa teori mengenai jarak kenyamanan pandangan dapat diterapkan
sesuai dengan objek yang dilihat. Kenyamanan jarak pandang objek secara
horizontal untuk melihat tulisan adalah 100 – 200 ke kanan dan kekiri dari
garis lurus mata. Jarak pandang antara objek dengan pengunjung tentu
berkaitan pula dengan tinggi pengunjung. Ketinggian objek display ini perlu
diperhatikan agar ideal dengan ketinggian anak-anak dan orang dewasa,
agar anak-anak maupun orang dewasa tidak kesusahan dalam melihat objek
display. Berikut merupakan ergonometric anak di Indonesia menurut Food
and Agriculture Organizations of the United Nations (FAO) :
Tabel 3. 7 Tinggi Rata – Rata Anak Indonesia Sumber : klikdokter.com
Umur (th) Tinggi Badan Anak Laki-Laki Rata-Rata (cm)
Tinggi Badan Anak Perempuan Rata-Rata (cm)
2 81,5 79,2
3 89,0 87,8
4 95,8 95,0
5 102,0 101,1
6 107,7 106,6
7 113,0 111,8
8 118,1 116,9
9 122,9 122,1
10 127,7 127,5 11 132,6 133,5
12 137,6 139,8
13 142,9 145,2
Rata-rata 114.33 113.83
Rata-rata keseluruhan 115
Gambar 3. 27 Jarak Pandang Visual secara Vertikal
Sumber : Human Dimension, hal 267
Gambar 3. 26 Jarak Pandang Visual secara Horizontal
Sumber : Human Dimension, hal 267
-
55
Untuk menengadah dan menunduk, sudut maksimal untuk mendapatkan
kenyamanan pandang secara optimal adalah 50° dan 40°, sedangkan sudut
maksimal untuk menengok baik ke kanan maupun ke kiri yaitu 55°.
2) Metode Penyajian Edukasi Display
Dari standard dan data diatas dapat menghasilkan 2 pendekatan dalam
menentukan jarak pandang ideal antara pengunjung dengan objek display.
Pendekatan pertama melalui sudut penglihatan vertikal dan pendekatan
melalui sudut penglihatan horizontal.
Gambar 3. 28 Sudut Pergerakan Kepala Manusia Vertikal dan Horizontal Sumber : Human Dimension, hal 267
Gambar 3. 29 Jarak Pandang Vertikal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi
-
56
Gambar 3. 30 Jarak Pandang Horizontal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 31 Jarak Pandang Vertikal pada Display Besar Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi
-
57
Pengunjung tentunya bukan hanya anak – anak karena museum adalah
tempat wisata edukasi untuk semua umur. Maka dari itu pendekatan jarak
pandang vertikal dan horizontal bagi orang dewasa juga diperlukan. Berikut
adalah pendekatan jarak pandang orang dewasa dengan rata – rata
ketinggian 170 cm.
Gambar 3. 32 Jarak Pandang Horizontal pada Display Besar Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 33 Jarak Pandang Vertikal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi
-
58
Gambar 3. 34 Jarak Pandang Horizontal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 35 Jarak Pandang Vertikal pada Display Besar Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi
-
59
Begitu juga untuk melihat display layar LCD maupun lukisan juga memiliki
jarak pandang yang ideal agar dapat melihat display dengan jelas menurut
Neufert, Ernest. Data Arsitek.2002 sebagai berikut :
Gambar 3. 36 Jarak Pandang Horizontal pada Display Besar Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 37 Jarak Pandang Terhadap Lukisan Sumber : Data Arsitek, 2002, hal 250
-
60
3) Studi Pencahayaan
Ruangan – ruangan pameran untuk karya seni dan ilmu pengetahuan
umum, dan ruang – ruang haruslah terlindung dari gangguan, pencurian,
kelembaban, kering, dan debu juga mendapatkan cahaya yang terang,
merupakan bagian dari pameran yang baik. (Neufert, Ernest. Data Arsitek.
2002)
4) Studi Perabot Display
Perabot – perabot yang ada pada ruang display Museum Sejarah Semarang
di Kota Lama tentunya memiliki dimensi dan kebutuhan ruang yang berbeda
– beda berdasarkan peristiwa bersejarah masing – masing. Berikut adalah
contoh – contohnya :
Gambar 3. 40 Memasang penerangan, dengan penerangan yang alami
Sumber : Data Arsitek, 2002, hal 250
Gambar 3. 39 Ruang Pameran dengan sebagian cahaya
Sumber : Data Arsitek, 2002, hal 250
Gambar 3. 38 Jarak Pandang Lukisan Sumber : Tga-409 Syarifah Andayani, USU
-
61
Tabel 3. 8 Studi Perabot Ruang Display Sumber : Analisis Pribadi
Perabot
NO. Gambar Keterangan
1.
Gambar 3. 41 Diorama ukuran sedang Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Bank Indonesia 2019
Diorama berukuran sedang dengan keterangan sejarah pendeknya. Base diorama sedang ini berukuran 1,5m x 2,5m
2.
Gambar 3. 42 Diorama ukuran besar Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Bank Indonesia 2019
Diorama berukuran besar lengkap dengan suasana ruangan saat peristiwa itu terjadi. Base diorama besar ini berukuran 2,5m x 3,5m
3.
Gambar 3. 43 Benda miniatur Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Fatahillah 2019
Contoh benda miniatur kapal VOC. Base untuk miniatur berukuran 1,2m x 1,2m
-
62
4.
Gambar 3. 44 Contoh replika Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Bank Indonesia 2019
Replika pakaian prajurit Belanda. Base untuk replika berukuran 1,2m x 1,2m
5) Studi Ruang Teater Mini
Ruang mini teater pada projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama ini
berfungsi sebagai pemutaran film – film pendek bersejarah baik dokumenter
maupun animasi untuk para pengunjung. Kecenderungan pelaku dalam
menonton fim adalah duduk dan memerhatikan layar. Dengan demikian
dasar kenyamanan pada sudut pandang melihat terdekat pada teater.
didasari dengan studi sebagai berikut :
Sehingga kenyamanan dan dimensi dalam duduk pengguna menjadi bahan
dasar luasan dalam satu orang pengunjung. Penataan layout ruang pada
studi ruang teater mini yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3. 45 Studi Kenyamanan Visual pada Teater Sumber : Human Dimension & Interior Space
-
63
Studi tentang kenyamanan duduk dalam mini teater di ilustrasikan dalam
gambar studi section teater mini sebagai dasar kenyamanan antar
pengunjung dalam sudut pandang menuju ke layar dengan dasar standart
human dimension dan interior space.
6) Studi Perabot Ruang Teater Mini
Perabot yang dikhususkan adalah kursi teater karena dimensi kursi
mempengaruhi kenyamanan pengunjung dalam menonton film.
Gambar 3. 46 Studi Layout Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 47 Studi potongan Layout Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi
-
64
Tabel 3. 9 Perabot Ruang Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi
Perabot
NO. Gambar Keterangan
1.
Gambar 3. 48 Kursi Teater
Sumber : http://aldekonfurniture.com
Perbot kursi pengunjung pada teater dengan dimensi 60cm x 75cm
6) Resto / Cafetaria
Menurut (Soekresno 2001) ruang atau area yang ada di dalam suatu restoran
dibagi ke dalam dua bagian yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-
beda yaitu :
a) Ruang Depan (Front Area)
Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan-ruangan yang
mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran
sebagai daerah pelayanan. Adapun persyaratan ruang restoran sebagai
berikut :
I. Luas area memenuhi standar
II. Penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api
III. Selalu terpasang alat deteksi kebakaran
IV. Sirkulasi udara memadai dan tersedia pengatur suhu
V. Bersih, rapi, dan sanitasi memenuhi syarat kesehatan
VI. Mudah untuk dibersihkan dan dirawat
b) Ruangan Belakang (Back Area)
Ruang belakang adalah ruangan ruangan yang mempunyai fungsi dan
kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk
makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi
karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk
http://aldekonfurniture.com/
-
65
masuk di dalamnya, seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah,
steward area dan lain sebagainya (Soekresno 2001). Syarat – syarat ruang
belakang adalah :
I. Cukup penerangan
II. Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya
III. Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan – selokan
IV. Saluran pembuangan air yang memadai dan lancar
V. Terpasang alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur
VI. Saluran air bersih cukup lancar dan mencukupi
c) Pedoman Luas Area Restoran
Luas area yang ada pada restoran di bagi kedalam dua kelompok besar
yaitu area restoran dan area dapur yang dijelaskan sebagai berikut
(Soekresno 2001). :
I. Pedoman luas restoran (tidak termasuk dapur restoran) = 1,6m² /
orang
II. Pedoman luas dapur (termasuk tempat penyimpanan makanan
panas, ruang penyimpanan masakan dingin, tempat cuci dan chef
office) = 1,4m² x jumlah pelanggan
d) Pedoman Tata Letak Meja dan Kursi
Pedoman tata letak meja dan kursi diatur sebagai berikut :
I. Jalur pelayanan
II. Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang
membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan
dengan jarak 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji atau 1 pramusaji.
III. Pergeseran maju mundur jursi antara 100-200 mm untuk
kebutuhan duduk.
IV. Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.
V. Kepadatan untuk meja counter bar 625 mm per orang.
VI. Jarak duduk pada counter bar antara 1 orang dengan orang lain 75
mm.
7) Studi Luasan Kapasitas Meja Restoran
Meja pada cafetaria Museum Sejarah Semarang di Kota Lama ini
menggunakan meja berkapasitas 6 orang. Menurut standar yang
-
66
bersumber dari Human Dimension and Interior Space, studi luasannya
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan studi luasan diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas 6
orang dalam meja resto yang direncanakan yaitu 7.54 m².
b. Besaran Ruang Khusus
Kapasitas dan besaran ruang yang dibutuhkan pada projek “Museum Sejarah
Semarang di Kota Lama” berdasarkan standar dan analisis sebagai berikut :
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Time Saver Standard
HD : Human Dimension & Interior Space
AS : Asumsi berdasarkan studi analisis (Antopometrik)
SRK : Studi Ruang Khusus
Sedangkan dalam perhitungan besaran ruang digunakan flow area / ruang
sirkulasi untuk memperoleh tingkat kenyamanan mengacu pada standar Time
Saver Standard for Building Types, sebagai berikut :
5 - 10% : Standar Minimun
20% : Kebutuhan Keluasaan Sirkulasi
30% : Kebutuhan Kenyamanan Fisik
40% : Tuntutan Kenyamanan Psikologis
50% : Tuntutan Spesifik Kegiatan
70-100% : Keterkaitan Dengan Banyaknya Kegiatan
Gambar 3. 49 Studi Luasan Meja Cafetaria kapasitas 6 orang Sumber : Human Dimension and Interior Space
-
67
Berikut merupakan perhitungan kebutuhan ruang khusus berdasarkan studi
analisa kebutuhan ruang :
1) Studi Besaran Ruang Display Sedang
Tabel 3. 10 Kebutuhan Luas R. Display Sedang Sumber : Analisis Pribadi
UTAMA No : 1
R. Display Kapasitas : 5/ruang
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
20 SRK - 20,8 m2
Gambar Studi : Terlampir
Jumlah 416m²
Sirkulasi Antar Ruang 20 % 83,2 m2
Total Luas 499,2m²
Gambar 3. 50 Studi Ruang Display Sedang Sumber : Analisis Pribadi
-
68
2) Studi Besaran Ruang Display Besar
Tabel 3. 11 Kebutuhan Luas R. Display Besar Sumber : Analisis Pribadi
UTAMA No : 2
R. Display Kapasitas :5/ruang
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
10 SRK - 31 m2
Gambar Studi : Terlampir
Jumlah 310m²
Sirkulasi Antar Ruang 20 % 62 m2
Total Luas 372 m²
Gambar 3. 51 Studi Ruang Display Besar Sumber : Analisis Pribadi
-
69
3) Studi Besaran Ruang Teater Mini
Tabel 3. 12 Kebutuhan Luas Ruang Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi
UTAMA No : 3
R. Movie Teater Kapasitas : 50 orang
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
1
Orang/m2 dalam posisi duduk di
teater = 105cm x 0.60cm = 0,63 m2
= 0,63 m2 x 50 (kapasitas dalam
satu ruangan) = 31,5 m2
30% 41 m2
Perabot kursi : 0.75 x 0.65 = 0.48
m2
jumlah audience = 50 (kapasitas
dalam satu ruangan)
= 0.48 x 50 = 24 m2
60% 38.4 m2
Gambar Studi : Terlampir
Jumlah = 79,4 m² 79,4 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 87,34 m2
c. Besaran Ruang – Ruang
Tabel 3. 13 Kebutuhan Ruang Lobby Sumber : Analisis Pribadi
UTAMA No : 3
Lobby Kapasitas :50
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
1
NAD
HD
AS
SRK
Orang/m2 = 1m2 = 1 x 50 = 50 m2 50% 75 m2
Meja Lobby = 4 x 0,8 = 3,2 m2
30% 23,92m2
Meja Penerimaan Barang = 3,2 x 0,6 = 1,8m² 4 meja x 1,8 = 7,2m²
Sofa R. Tunggu / set = 2,5 x 0,8 =
2m²
4 sofa x 2 = 8m²
Gambar Studi : Terlampir
Jumlah 98,92 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 9,89 m2
Total 108,81m²
-
70
Tabel 3. 14 Kebutuhan Ruang Toko Suvenir Sumber : Analisis Pribadi
PENUNJANG No : 4
Toko Suvenir Kapasitas : 160
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
1 NAD
TSS
HD
Orang/m2 = 1 m2 = 1 x 160 = 160 m2 40% 224 m2
Meja Rak = 0.5x3.00 = 15 m2
Jumlah rak = 5 rak
= 15 x 5 = 75 m2
20% 90 m2
Kasir = Orang/m2 = 0.8 m2 = 0.8 x 2
= 1,6 m2
Jumlah kasir 2
= 1,6 x 2 = 3,2 m2
30% 4 m2
Perabot Tas belanja
Ditentukan 2 x 3 = 6 m2 - 6 m2
R. Loading Dock 400 x 400 = 16 m2 - 16 m2
1 Gudang 3 x 3 = 9 m2
- 9 m2
Gambar Studi :
Jumlah 349 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 384 m2
Tabel 3. 15 Kebutuhan Ruang Cafetaria Sumber : Analisis Pribadi
PENUNJANG No : 5
Cafetaria Kapasitas : 70
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
1
NAD
HD
AS
Orang ( pramusaji dan staff ) / m2 :
1.2 m2 X 10 = 12 m2 60% 20 m2
Perabot meja dan kursi kapasitas 6
orang = 2.20 x 3.20 = 7.04 m2
= 7.04 x 10 = 70,4 m2
40% 98,6 m2
Dapur Kering kapasitas 3 orang : 3
x 5 = 15 m2
Dapur Basah :2 x 4 = 8 m2
- 23 m2
-
71
Kasir = Orang/m2 = 1 m2 = 1 x 2 =
2m2
Perabot meja = 0.5 x 2 = 1 m2
Perabot Kursi = 0.25 m2
0.25 m2 x 2 = 0.5 m²
50% 5.6 m2
Gudang bahan : 3 x 3 = 9 m2 - 9 m2
R. Loading Dock 4 x 4=16 m2 - 16 m2
Toilet Pengunjung
Kapasitas 5 orang = 1.0 x 5 = 5 m2
Laki-laki = 1,5 m2 X 2 = 3 m2
Perabot Urinoir = 1 m2 x 5 = 5 m2
Wastafell : 0.6 x 2 = 1,2 m2
40% 19,9 m2
Kapasitas 10 orang = 1.0 x 10 = 10
m2
Perempuan 1,5 m2 X 4 = 6 m2
Wastafell : 0.6 x 2 = 1,2 m2
40% 24 m2
Difabel Toilet
Laki-laki ditentukan 3 x 4 = 12 m2 - 12 m2
Difabel Toilet
perempuan ditentukan 3 x 4 = 12
m2
- 12 m2
Gambar Studi :
Jumlah 240 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 264 m2
Tabel 3. 16 Kebutuhan Ruang Pengelola Sumber : Analisis Pribadi
PENGELOLA No : 6
Fasilitas Pengelola Kapasitas :
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
NAD
HD
AS
R. Pimpinan
Orang/ m2 = 0,8 m2
= 0,8 m2 x 1 m2= 0,8 m2
meja kerja 0,7x3=2.1 m2
kursi=0,4x3=1,2 m2
Ruang Tamu ditetapkan 9 m2
rak berkas=0,6x2,40=1,44 m2
50% 21 m2
R. Manager
Orang/ m2 = 0,8 m2
=0,8 m2x5 = 4 m2 30% 44 m2
-
72
meja kerja 0,7x3=2,1 m² x 5 = 10,5
m²
kursi=0,4x3=1,2 m² x 10 = 12m²
rak berkas=0,6x2,40=1.44 m2
Ruang Tamu ditetapkan 6 m2
R. Sekertaris
Orang/ m2 = 0,8 m2
=0,8 m2x1 m2= 0,8 m2
meja kerja 0,7x3=2,1 m2
kursi=0,4x3=1.2 m2
rak berkas=0,6x2,40=1,44 m2
30% 7 m2
R. Rapat Kapasitas 30 orang
Orang/ m2 = 0,8 m2
=0,8 x 30 = 24 m2
kursi=0,5 x 30 = 12 m2
Meja Rapat = 0.7 x 25 = 17.5 m2
Rak berkas = 0,6 x 2 = 1.2m2
30% 55,5 m2
R. Kurator dan Ahli Arsip
Orang/ m² = 0,8m²
= 0,8 m² x 3 = 2,4m²
meja kerja 0,7x3=2,1 m² x 3 = 6,3
m²
kursi=0,4x3=1,2 m² x 6 = 7,2m²
rak berkas=0,6x2,40=1,44 m2
30% 22,5 m2
R. Karyawan
kapasitas 30 orang
Orang/m2 =0,8 m2=30x0,8=24m2
kursi=0,4x30=12 m2
Rak berkas = 0,6x2=1,2 m2
Meja Panjang = 1 x 5,0 = 5m2
Pantry 3x2=6 m2
20% 49 m2
R. Loker Karyawan
Laki-Laki Ditetapkan 4 x6=24 m2
Perempuan Ditetapkan 4x6=24 m2
20 % 57,6 m2
R. Staff Teknik 5 orang
Orang/ m2 =0,8 m2
= 0,8 x 5 = 4 m2
Meja Panjang = 1 x 3,0 = 5m2
kursi=0,4x6=2,4 m2
Rak berkas = 0,6x2=1,2 m2
20% 15 m2
R. Security Kapasitas 4 orang
Ditetapkan 3 x 2=6m2 - 6 m2
R. CCTV
Orang/ m2 =0,8 m2 30% 11,7 m2
-
73
=0,8x4=3,2 m2
Meja Panjang = 1x3=3m2
kursi=0,4x4=1,6 m2
Rak berkas = 0,6x2=1,2 m2
R. Cleaning Service
Ditetapkan 4x4=16 m2 - 16 m2
R. Ganti
bilik ganti Laki-laki Jumlah 6 bilik =
1 bilik 2 m2
=2 m2 x 6 = 12 m2
bilik ganti Perempuan Jumlah 6
bilik =2 m2 x 6 = 12 m2
20% 30 m2
R. Arsip
ditentukan 4 x 6=24 m2 - 24 m2
R. Istirahat Karyawan
Orang/ m2 = 0.8 m2
= 30 x 0.8 = 24 m2
Kursi = 0.4 x 30 = 12 m2
Meja Panjang = 1 x 5.0 = 5m2
Pantry 3x2=6 m2
20% 56 m2
Gambar Studi :
Jumlah 415 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 456,5 m2
Tabel 3. 17 Kebutuhan Ruang Servis Publik Sumber : Analisis Pribadi
SERVIS PUBLIK No : 7
Musholla Kapasitas : 15
Jumlah
Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas
1
AS
TSS
Orang/m² = 0,8 x 1,2 = 0,6 m² x 15 =
9m² 40%
43,4m² Mihrab ditentukan 2m²
Area Wudhu ditentukan
Laki – Laki = 10m²
Perempuan = 10m²
Ruang Laktasi Kapasitas : 10
1 AS
TSS
Orang/m² = 0,8 x 1,2 = 0,6m² x 10 =
6m²
Kursi 0,4 x 10 = 4m²
30% 14,6m²
-
74
Baby Bed 0,6 x 2 = 1,2m²
ATM Kapasitas :
ATM ditetapkan 5 x 8 = 40m² 40m²
Toilet Umum Kapasitas :
1
Kapasitas 15 Orang = 1,0 x 15 =
15m²
Laki – laki = 1,5m² x 4 = 6m²
Perabot Urinoir = 1m² x 5 = 5m²
Wastafel = 0,6 x 3 = 1,8m²
40% 39m²
Kapasitas 15 Orang = 1,0 x 15 =
15m²
Perempuan = 1,5m² x 5 = 7,5m²
Wastafel = 0,6 x 4 = 2,4m²
40% 34,9m²
Gambar Studi :
Jumlah 172 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 189,2 m2
Tabel 3. 18 Kebutuhan Ruang Servis Sumber : Analisis Pribadi
SERVICE No : 19
Fasilitas Service Kapasitas :
Analisis Besaran Sirkulasi Luas
R. STP
R. Trafo
R. Genset
R. Pompa
R. Pembuangan Sampah
- 16 m2
- 16 m2
- 16 m2
- 24 m2
- 4 m2
Jumlah 76 m2
Sirkulasi Antar Ruang 10 % 83,6 m2
4. Struktur Ruang
Untuk mendapatkan peletakan ruang yang optimal berdasarkan fungsinya
dilakukan studi hubungan ruang menurut pelaku dan sifat kegiatan sebagai
berikut :
-
75
a) Pola Sirkulasi Ruang Pengunjung
- Gedung Museum 1
- Gedung Museum 2
DATANG
ENTRANCE
LOKET TIKET
PULANG
TOILET
MUSHOLLA
PEMERIKSAAN
TIKET
R. DISPLAY
4
R. DISPLAY
5
R. TEATER
MINI
Bagan 3. 8 Pola Sirkulasi Gedung Museum 2 Sumber : Analisis Pribadi
Ruang yang tingkat aktivitasnya tinggi
Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Alur tingkat sedang
Publik
Semi Publik
Privat
Bagan 3. 7 Pola Sirkulasi Gedung Museum 1 Sumber : Analisis Pribadi
DATANG
ENTRANCE
LOKET TIKET
PULANG
TOILET
MUSHOLLA
PEMERIKSAAN
TIKET
R. DISPLAY 1
R. DISPLAY 2
R. DISPLAY 3
Ruang yang tingkat
aktivitasnya tinggi
Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Alur tingkat sedang
Publik
Semi Publik
-
76
- Penunjang
-
b) Pola Sirkulasi Ruang Pengelola
- Pengelola
c) Pola Sirkulasi Servis
DATANG
ENTRANCE
LOBBY
PULANG
TOILET
MUSHOLLA
PEMERIKSAAN
TIKET
GEDUNG
MUSEUM
R. TEATER MINI
KANTOR R. RAPAT
Bagan 3. 10 Pola Sirkulasi Pengelola Sumber : Analisis Pribadi
Ruang yang tingkat
aktivitasnya tinggi
Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Alur tingkat sedang
Publik
Semi Publik
Privat
DATANG
ENTRANCE
GEDUNG
MUSEUM
PULANG
TOILET
MUSHOLLA
TOKO
SUVENIR
FOODCOURT TOILET
ATM CENTER
Bagan 3. 9 Pola Sirkulasi Fasilitas Penunjang Sumber : Analisis Pribadi
Ruang yang tingkat aktivitasnya tinggi
Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Alur tingkat sedang
Publik
Semi Publik
-
77
- Area Servis
b) Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 1
DATANG
ENTRANCE
LOBBY
PULANG
TOILET
MUSHOLLA
PEMERIKSAAN
TIKET
GEDUNG
MUSEUM
R. TEATER MINI
TRAFO
GENSET
MEE
GUDANG
JANITOR
Bagan 3. 11 Pola Sirkulasi Servis Sumber : Analisis Pribadi
Ruang yang tingkat aktivitasnya tinggi
Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Alur tingkat sedang
Publik
Semi Publik
Privat
PEMERIKSAAN TIKET
Bagan 3. 12 Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 1 Sumber : Analisis Pribadi
LOBBY
Sejarah Awal Mula
Semarang
D
D
D
D
D
Sejarah Terbentuknya
VOC
D
D
D
D
D
KELUAR
Sejarah masuknya VOC
ke Indonesia
D
D
D
D
D
D = Display
LAVATORY PENITIPAN BARANG
RUANG CCTV
RUANG KURATOR
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
-
78
c) Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 2
d) Pola Sirkulasi Makro Museum Sejarah Semarang
Bagan 3. 13 Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 2 Sumber : Analisis Pribadi
LOBBY
PEMERIKSAAN TIKET
TOKO SUVENIR Perkembangan Semarang di
masa penjajahan
D
D
D
D D
LOKET TIKET
Sejarah masuknya VOC ke Semarang
D D
D
D
D
Teater Mini
D = Display
LAVATORY
RUANG PENGELOLA
KE LANTAI 2
KE LANTAI 2
RUANG – RUANG SERVIS
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Bagan 3. 14 Pola Sirkulasi Makro Museum Sejarah Sumber : Analisis Pribadi
GEDUNG
MUSEUM 1
R. DISPLAY R. PENGELOLA
LOBBY
LAVATORY
LOKET TIKET AREA PARKIR
ENTRANCE / EXIT
RUANG
TERBUKA HIJAU
CAFETARIA
MUSHOLLA
ATM
PUBLIK SERVIS
GEDUNG
MUSEUM 2
LOBBY
R. PENGELOLA
MINI TEATER
R. DISPLAY
TOKO SUVENIR R. SERVIS
LAVATORY
Arah Berlanjut
Arah Berdekatan
Publik
Semi Publik
Privat
-
79
C. Analisa Tapak
1. Jenis Ruang Luar
a. Area Parkir
Karena kantong – kantong parkir sesuai dengan rencana masterplan
Kota Lama yang baru belum di publikasikan, maka disediakan area
parkir pada tapak di jalan Cendrawasih. Area parkir ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu pengelola dan pengunjung. Dimana pengelola dan
pengunjung sudah memiliki perhitungan jumlah pengguna museum
dalam seharinya, asumsi dalam perhitungan jumlah parkir berdasarkan
presentase.
1) Pengelola
Jumlah Pengelola : 82 staff pengelola
Pengguna Mobil : 30% x 82 = 24,6 ~ 25 pengelola
: 25 ÷ 6 = 4 mobil
Pengguna Motor : 70% x 82 = 57,4 ~ 57 pengelola
: 57 ÷ 2 = 28,5 ~ 29 motor
2) Pengunjung
Ketentuan perhitungan pengunjung 900/hari berdasarkan
pembagian waktu operasional 8 jam terdapat 3 shift menjadi 300
pengunjung :
Pengguna Mobil : 65% x 300 = 195 pengunjung
: 195 ÷ 6 = 32,5 ~ 33 mobil
Pengguna Motor : 35% x 300 = 105 pengunjung
: 105 ÷ 2 = 52,5 ~ 53 motor
Tabel 3. 19 Perhitungan Kebutuhan Parkir Sumber : Analisis Pribadi
No Jenis Kendaraan Kapasitas Luas/
m2 Jumlah
pembulatan Luas
1 Motor 2 orang 2 85 170 m2
2 Mobil 6 orang 10 40 400 m2
Jumlah 570 m2
*Luasan pada angka table belum dengan perhitungan sirkulasi kendaraan.
Sirkulasi 100%
Total Kebutuhan Parkir 1140 m2
b. Sitting Area / Sitting Group
Projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama direncanakan
memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti taman yang dilengkapi
-
80
dengan siting group baik di dalam area museum dan diluar area
museum untuk mendukung grand design Kawasan Kota Lama yang
akan menjadi kawasan City Walk. Sitting area ini berfungsi sebagai
tempat istirahat sementara bagi pengunjung museum maupun Kota
Lama itu sendiri
2. Zonasi Ruang Luar
3. Kebutuhan Luas Lahan
Berikut adalah total kebutuhan luas ruang dari setiap fasilitas pada projek
Museum Sejarah di Kota Lama :
Tabel 3. 20 Total Luas Kebutuhan Lahan Sumber : Analisis Pribadi
No Fasilitas Kebutuhan Luas
1 Fasilitas Utama 1067 m2
2 Bangunan Eksisting 1680m²
3 Fasilitas Penunjang 264 m2
4 Fasilitas Servis Publik 189,2 m2
5 Fasilitas Pengelola 456,5 m2
6 Fasilitas Servis 83,6 m2
7 Area Parkir 1140m²
TOTAL 4880 m²
Studi kebutuhan luas lahan mengacu pada ketentuan peraturan kawasan
Kota Lama sebagai acuan dan batasan dalam menentukan sistem
pengolahan luas lahan. Perhitungan luas kebutuhan lahan berdasarkan
regulasi wilayah yang masih berlaku yang sudah di cantumkan pada analisa
KETERANGAN
MASSA BANGUNAN
MUSEUM
RUANG TERBUKA HIJAU
& SITTING GROUP
SERVIS PUBLIK
AREA PARKIR
Gambar 3. 52 Zonasi Ruang Luar Sumber : Analisis Pribadi
-
81
pemilihan lokasi. Sehingga perhitungan luas kebutuhan lahan sebagai berikut
:
a. Kebutuhan Terprogram
= 4880m² x 10% Sirkulasi antar massa bangunan = 5.368 m²
b. Kebutuhan Luas Lantai Dasar
= KDB 60% x Luas Kebutuhan Tapak
= 60% x 5.368 m²
= 3.220,8 m² ~ 3.221 m²
c. Luas Ruang Terbuka Hijau
= 20% x Kebutuhan Total Ruang
= 20% x 8.589 m²
= 1.717,8 m² ~ 1.718 m²
d. Total Luas Kebutuhan Lahan
= Ruang Terprogram + Ruang Terbuka Hijau
= 4.880 m² + 1.718m²
= 6.598 m²
e. Perhitungan KLB
= 2,4 x Kebutuhan Ruang Terprogram
= 2,4 x 5.368 m²
= 12.883 m²
= 12.883 m² ÷ 3.221 m² (KDB) = 4 Lantai
D. Analisa Lingkungan Buatan
1. Analisa Bangunan Sekitar Tapak
Karakteristik bangunan pada area sekitar tapak yang berada pada jalan
Cendrawasih sudah modern karena dipergunakan sebagai rumah tinggal warga
maupun untuk usaha, namun masih ada juga bangunan kuno yang
dipertahankan.
-
82
Koridor Jalan Cendrawasih juga dilengkapi dengan utilitas kota seperti tiang
listrik, tiang telepon dan drainase tertutup.
2. Analisa Transportasi
Untuk mengakses jalan Cendrawasih dapat dilewati dari jalan Merak dan jalan
Tawang. Intensitas transportasi pada koridor jalan Cendrawasih cukup padat
Gedung Marabunta
Rumah Warga
Rumah Warga
Rumah Warga
Rumah Warga
Gambar 3. 53 Kondisi Bangunan Sekitar Tapak Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gedung Eks BPK2L
Gambar 3. 54 Utilitas Koridor Jalan Cendrawasih Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
-
83
pada siang hari, dikarenakan jalan Cendrawasih merupakan salah satu jalan
utama untuk menuju ke jalan Letjen Suprapto. Dengan lebar jalan selebar 8
meter, jalan Cendrawasih dapat dilewati 2 mobil.
3. Analisa Vegetasi
Koridor jalan Cendrawasih memiliki beberapa vegetasi yang terletak pada
pedestriannya, vegetasi ini berupa pohon – pohon peneduh. Jarak antar vegetasi
pun bervariasi, ada yang berdekatan dan berjauhan. Jenis – jenis pohon yang
ada adalah pohon ketapang dan pohon angsana.
Gambar 3. 56 Letak Vegetasi Pada Jl. Cendrawasih Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 55 Rencana Jalur Kendaraan Bermotor Kawasan Kota Lama Sumber : Kementrian PUPR/Penataan Kawasan Kota Lama Semarang
-
84
E. Analisa Lingkungan Alami
1. Analisa Lansekap
Menurut seorang ahli geologi Belanda yang bernama van Bemmelen, 500
tahun yang lalu garis pantai kota Semarang diperkirakan masih menjorok ke
daratan sampai ke bukit – bukit Gajah Mungkur, Mugas, Mrican, gunung Sawa
Simongan, dan beberapa bukit disekitarnya. Maka disimpulkan bahwa luas
daratan kota Semarang mengalami perluasan yang cukup signifikan. Perluasan
yang disebabkan oleh endapan lumpur itulah yang sekarang dikenal dengan
sebutan Semarang Bawah. (Kota Semarang Dalam Kenangan karya Jongkie
Tio, 2000).
Karena lokasi tapak berada pada kawasan Kota Lama Semarang yang
terletak pada kecamatan Semarang Utara dan merupakan daerah pesisir kota
Semarang maka termasuk dalam daerah Semarang Bawah. Area Semarang
Bawah ini masih rawan terkena banjir dan rob jika mengalami curah hujan yang
tinggi.
2. Analisa Klimatik
Kota Semarang beriklim tropis basah dan temperatur udaranya termasuk cukup
panas. Matahari menyebabkan panas di bagian timur pada pagi hari dan yang
terpanas di bagian barat pada sore hari. Berdasarkan hasil survey pada bulan
Januari, suhu minimum adalah 24°C dan suhu maksimum mencapai 32° C. Suhu
ini dapat berpengaruh pada kenyamanan pengguna di dalam bangunan
museum dan di luar bangunan museum. Berikut adalah analisa arah hembusan
angin dan arah matahari yang mengitari tapak :
Gambar 3. 57 Pohon Angsana Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3. 58 Pohon Ketapang Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
-
85
Area tapak terkena hembusan dari arah barat ke arah timur dengan kecepatan
angin 4-7km/jam pada pagi hari. Pada sore hari angin bertiup dari tenggara
menuju ke arah barat laut dengan kecepatan angin 4-11km/jam, sedangkan
pada sore hari angin bertiup dari timur ke barat dengan kecepatan angin 0-
7km/jam.
Gambar 3. 59 Arah Pergerakan Matahari Pada Tapak Sumber : https://www.sunearthtools.com/dp/tools/pos_sun.php?lang=en#help_Date