bab iii pemrograman arsitekturrepository.unika.ac.id/20062/4/14.a1.0029 julius yoga t... · 2019....

61
25 BAB III PEMROGRAMAN ARSITEKTUR A. Studi Preseden Studi Preseden bertujuan untuk mengetahui kegiatan, penataan ruang, fasilitas serta pengelolaan dalam projek tersebut. Pengamatan dilakukan dari dua bangunan museum di Jakarta, bangunan itu adalah Museum Sejarah Fatahillah dan Museum Bank Indonesia karena sesuai dengan projek yang dirancang yaitu museum sejarah. 1. Museum Fatahillah Gambar 3. 1 Foto Udara Lokasi Museum Fatahillah Sumber : https://www.google.com/maps/place/Jakarta+History+Museum/ Diakses : 25 Januari 2019 Gedung museum yang berdiri saat ini sebelum di alihfungsikan awalnya merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan pada tahun 1710 oleh Gubernur Jendral Abraham van Riebeeck. Museum Fatahillah ini menyimpan beberapa koleksi bersejarah baik dalam bentuk asli maupun replika. Koleksi yang ditampilkan diantaranya adalah Prasasti Ciaruteun, Meriam Si Jagur, Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830). Adapula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda dari 1602 sampai 1942, alat pertukaran zaman prasejarah dan koleksi persenjataan. Data Umum Museum Sejarah Fatahillah : - Lokasi : Jalan Taman Fatahillah no.2 , Jakarta Barat - Luas : 1300m² - Konsep : Konservasi

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 25

    BAB III

    PEMROGRAMAN ARSITEKTUR

    A. Studi Preseden

    Studi Preseden bertujuan untuk mengetahui kegiatan, penataan ruang, fasilitas serta

    pengelolaan dalam projek tersebut. Pengamatan dilakukan dari dua bangunan

    museum di Jakarta, bangunan itu adalah Museum Sejarah Fatahillah dan Museum

    Bank Indonesia karena sesuai dengan projek yang dirancang yaitu museum sejarah.

    1. Museum Fatahillah

    Gambar 3. 1 Foto Udara Lokasi Museum Fatahillah Sumber : https://www.google.com/maps/place/Jakarta+History+Museum/

    Diakses : 25 Januari 2019

    Gedung museum yang berdiri saat ini sebelum di alihfungsikan awalnya

    merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan pada tahun 1710 oleh

    Gubernur Jendral Abraham van Riebeeck. Museum Fatahillah ini menyimpan

    beberapa koleksi bersejarah baik dalam bentuk asli maupun replika. Koleksi

    yang ditampilkan diantaranya adalah Prasasti Ciaruteun, Meriam Si Jagur,

    Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan Pangeran

    Diponegoro (1830). Adapula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia – Belanda

    dari 1602 sampai 1942, alat pertukaran zaman prasejarah dan koleksi

    persenjataan.

    Data Umum Museum Sejarah Fatahillah :

    - Lokasi : Jalan Taman Fatahillah no.2 , Jakarta Barat

    - Luas : 1300m²

    - Konsep : Konservasi

    https://www.google.com/maps/place/Jakarta+History+Museum/

  • 26

    Gambar 3. 2 Foto Museum Fatahillah Sumber : indonesiakaya.com

    Museum Fatahillah memiliki fasilitas utama yaitu ruang – ruang display dan

    fasilitas penunjang seperti musholla, cafetaria, dan toko suvenir.Area Display

    pada museum Fatahillah menggunakan alur linimasa atau timeline yang sangat

    berguna untuk memberikan informasi sejarah secara urut. Pada lantai 1

    menampilkan sejarah dari masa prasejarah Jakarta pada tahun 3500 SM sampai

    Jakarta tahun 1950.

    Gambar 3. 4 Penjelasan singkat Sejarah – Sejarah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Gambar 3. 3 Denah Display Museum Fatahillah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

  • 27

    Gambar 3. 5 Koleksi – Koleksi Museum Fatahillah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Museum Fatahillah terdiri dari 2 lantai, lantai 1 dan 2 digunakan sebagai ruang – ruang

    display untuk koleksi – koleksi dari museum tersebut. Sebagian besar pada lantai 2

    digunakan sebagai ruang display koleksi – koleksi yang adalah miniatur perabotan dari

    masa awal Batavia dan perabotan dari gedung Balai Kota yang sekarang menjadi

    Museum Fatahillah.

    Gambar 3. 6 Benda – Benda Yang Digunakan Pada Masa Awal Batavia Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

  • 28

    Interior pada Museum Fatahillah ini tidak banyak berubah dan masih dijaga

    keasliannya seperti lantai yang diperindah dengan menggunakan lantai parquet.

    2. Museum Bank Indonesia

    Gambar 3. 9 Foto Udara Museum Bank Indonesia Sumber : https://www.google.com/maps/place/Museum+Bank+Indonesia/

    Diakses : 25 Januari 2019

    Gambar 3. 7 Perabotan Yang Digunakan Di Balai Kota Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Gambar 3. 8 Interior Museum Fatahillah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    https://www.google.com/maps/place/Museum+Bank+Indonesia/

  • 29

    Guna menunjang pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan wisata di

    DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah ditetapkan

    sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan menjadi

    Museum Bank Indonesia. Keberadaan museum ini nantinya diharapkan dapat

    seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata

    bersama museum-museum lain yang saat ini sudah ada di sekitarnya, seperti

    Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Bahari

    di daerah Pasar Ikan. BI mengharapkan bahwa keberadaan Museum Bank

    Indonesia akan berarti terwujudnya suatu museum bank sentral di Indonesia,

    yang mempunyai misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan, dan

    merawat benda-benda maupun dokumen bersejarah yang saat ini dimiliki,

    sehingga menjadi suatu sosok yang mempunyai nilai dan arti penting bagi

    masyarakat. Museum Bank Indonesia juga diharapkan dapat menjadi wahana

    pendidikan dan penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun internasional

    tentang fungsi dan tugas BI, di samping merupakan wahana komunikasi

    kebijakan dan rekreasi yang bersifat edukatif. (Situs Resmi Bank Indonesia,

    2019).

    Data Umum Museum Bank Indonesia :

    - Lokasi : Jl. Pintu Besar Utara No.3 Jakarta Barat, Indonesia.

    - Diresmikan : 21 Juli 2009

    - Konsep : Konservasi

    - Style : Neo Klasik

    Gambar 3. 10 Foto Eksterior Museum Bank Indonesia Sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id

    Fasilitas utama pada Museum Bank Indonesia ini adalah ruang – ruang display.

    Sedangkan untuk fasilitas penunjangnya adalah ruang teater, ruang 3D, dan

    cafetaria. Ruang Display pada museum Bank Indonesia memiliki alur yang

  • 30

    sangat jelas dan tertata dengan menggunakan alur linimasa atau timeline. Alur

    ini dijelaskan melalui Periode 1 sampai Periode 8 dengan koleksinya yang

    berupa diorama, miniatur, replika, maupun benda bersejarah asli. Museum ini

    juga memiliki ruang teater untuk menampilkan film dokumenter dan film

    edukasi bersejarah.

    Gambar 3. 11 Layout Display Museum Bank Indonesia Sumber : http://pekerjamuseum.blogspot.com

    Pengelompokkan linimasa melalui periode – periode ini tentunya lebih

    mempermudah pengunjung untuk belajar mengenai sejarah secara urut.

    Gambar 3. 12 Pembagian Peristiwa Bersejarah menggunakan Periode Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    http://pekerjamuseum.blogspot.com/

  • 31

    Gambar 3. 13 Contoh – contoh koleksi Museum Bank Indonesia Dokumentasi Pribadi, 2019

    Museum Bank Indonesia ini terdiri dari 2 lantai, lantai 1 digunakan untuk

    Cafetaria, kantor – kantor, dan lavatory sedangkan lantai 2 digunakan untuk

    ruang – ruang display, ruang teater, ruang 3D, dan toko suvenir.

    Interior dari Museum Bank Indonesia ini juga masih terjaga keasliannya,

    entrance dan lobby museum ini tidak berubah, hanya ada perubahan pada

    ruang – ruang display yang ditambahkan dengan sekat – sekat multiplex dan

    plafond yang modern agar tidak membosankan dan menarik pengunjung yang

    datang.

    Gambar 3. 14 Ruang Teater Museum Bank Indonesia Sumber : http://indonesiatraveller.blogspot.com/2012/10/museum-bank-indonesia.html

    http://indonesiatraveller.blogspot.com/2012/10/museum-bank-indonesia.html

  • 32

    3. Museum Nasional Singapura

    Gambar 3. 15 Entrance dan Lobby Museum Bank Indonesia Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Gambar 3. 16 Interior Ruang Display Yang Modern Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Gambar 3. 17 Peta Udara Lokasi Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.google.com/maps/place/Museum+Nasional+Singapura/

    Diakses pada 1 Maret 2019

    https://www.google.com/maps/place/Museum+Nasional+Singapura/

  • 33

    Museum Nasional Singapura merupakan museum tertua di Singapura yang

    memamerkan tentang sejarah – sejarah Singapura yang dibangun pada 1849

    dan sempat berpindah – pindah sampai akhirnya ditempatkan di lokasi

    permanen pada tahun 1887. Sebelumnya dikenal dengan nama Museum

    Sejarah Singapura pada tahun 1993 sampai maret 2006 sebelum kembali ke

    nama aslinya. (https://www.nationalmuseum.sg/)

    Data Umum Museum Nasional Singapura :

    Lokasi : 93 Stamford Road, Singapore

    Dibangun : 1849

    Style : Neo – Palladian, Renaissance

    Fasilitas utama dari Museum Nasional Singapura ini selain ruang – ruang

    display adalah ruang gallery seluas 2800m² yang dikenal dengan nama Galeri

    Sejarah Singapura. Adapun fasilitas penunjang nya adalah auditorium

    berkapasitas 250 orang untuk diskusi atau acara seminar, toko – toko retail,

    cafe, dan restoran. (https://www.nationalmuseum.sg/). Museum ini tidak hanya

    menampilkan sejarah – sejarah Singapura tetapi juga menampilkan

    kebudayaan, gaya hidup, hutan, sampai kesenian orang – orang Singapura.

    Gambar 3. 18 Eksterior Museum Nasional Singapura Sumber :

    https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/2016_Singapur%2C_Museum_Planning_Area%2C_Narodowe_Muzeum_Singapuru_%2802%29.jpg/

    Gambar 3. 19 Sejarah Koloni Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-

    list/singapore-history-gallery-2015

    https://www.nationalmuseum.sg/https://www.nationalmuseum.sg/https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/2016_Singapur%2C_Museum_Planning_Area%2C_Narodowe_Muzeum_Singapuru_%2802%29.jpg/https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/2016_Singapur%2C_Museum_Planning_Area%2C_Narodowe_Muzeum_Singapuru_%2802%29.jpg/https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/singapore-history-gallery-2015https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/singapore-history-gallery-2015

  • 34

    Museum Nasional Singapura terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 dan 2 digunakan

    untuk ruang – ruang display koleksi dan edukasi yang di kelompokkan masing

    – masing sedangkan lantai 3 digunakan sebagai ruang studio, laboratorium,

    dan kantor.

    Gambar 3. 20 Edukasi Kehidupan Flora dan Fauna Hutan Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-

    list/story-of-the-forest

    Gambar 3. 21 Edukasi Budaya, Ras, dan Bahasa Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-

    list/voices-of-singapore

    Gambar 3. 22 Denah Lantai 1 Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf

    https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/story-of-the-foresthttps://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/story-of-the-foresthttps://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/voices-of-singaporehttps://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list/voices-of-singaporehttps://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf

  • 35

    Interiornya pun modern dan menyesuaikan dengan informasi yang disajikan

    per kelompoknya. Interior yang modern ini tentunya dapat menarik minat

    pengunjung dalam belajar tentang sejarah dan edukasi di Museum Nasional

    Singapura.

    Gambar 3. 25 Interior Modern Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-list

    Gambar 3. 24 Denah Lantai 2 Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf

    Gambar 3. 23 Denah Lantai 3 Museum Nasional Singapura Sumber : https://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf

    https://www.nationalmuseum.sg/our-exhibitions/exhibition-listhttps://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdfhttps://www.nationalmuseum.sg/~/media/nms/documents/nmsfloorplan_210609.pdf

  • 36

    4. Komparasi Studi Preseden

    Tabel 3. 1 Komparasi Studi Preseden Sumber : Analisis Pribadi

    Museum Fatahillah Museum Bank Indonesia

    Museum Nasional Singapura

    Massa Bangunan

    1 Massa bangunan 1 Massa bangunan 1 Massa bangunan

    Fungsi per lantai

    Lantai 1 digunakan sebagai lobby, ruang - ruang display, Toko Suvenir, dan Kantin Lantai 2 digunakan sebagai ruang display.

    Lantai 1 digunakan sebagai Cafe, kantor – kantor, dan lavatory. Lantai 2 digunakan sebagai loket, lobby, ruang – ruang display, mini teater, dan toko suvenir.

    Lantai 1 digunakan sebagai lobby, ruang gallery, ruang – ruang display, cafetaria, dan restoran Lantai 2 digunakan sebagai ruang – ruang display dan ruang seminar Lantai 3 digunakan sebagai ruang lab, studio, dan kantor

    Koleksi Sejarah Jakarta pada masa pra sejarah, sejarah Kerajaan Mataram, prasasti – prasasti, sejarah terbentuknya Batavia, masuknya VOC ke Batavia

    Sejarah awal mula Bank Indonesia sampai sekarang, peristiwa yang terjadi pada masa perekonomian Indonesia dari jaman penjajahan sampai sekarang, mata uang yang digunakan.

    Sejarah awal mula koloni – koloni di Singapura, edukasi flora dan fauna di hutan Singapura, edukasi budaya, ras dan bahasa di Singapura, dan galeri kesenian – kesenian.

    Gaya Arsitektural

    Neo – Klasik Neo Klasik Neo – Palladian, Renaissance

    Fasilitas Fasilitas Utama : Ruang – ruang display Fasilitas Servis : Musholla, kantin, toko Suvenir, ATM

    Failitas Utama : Ruang – ruang display Fasilitas Penunjang : Ruang teater mini, ruang 3D Fasilitas Servis : Cafe, toko suvenir

    Fasilitas Utama : Ruang – ruang display, dan ruang galeri Fasilitas penunjang : Auditorium Fasilitas Servis : Toko Retail, Cafe, dan restoran

  • 37

    B. Analisa Fungsi Bangunan

    1. Analisa Kapasitas dan Karakteristik Pengguna

    a. Pelaku Kegiatan

    Pada projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama secara umum pelaku

    dibagi menjadi 2 yaitu pengunjung dan pengelola, yaitu sebagai berikut :

    1) Pengunjung

    Merupakan pelaku kegiatan yang datang untuk berekreasi sambil

    belajar tentang sejarah dari koleksi – koleksi museum.

    2) Pengelola

    Merupakan pelaku kegiatan yang mengurus kegiatan – kegiatan baik

    administrasi, perawatan, dan servis untuk kebutuhan museum dan

    pengunjung museum.

    b. Analisis pelaku berdasarkan aktivitas dan kebutuhannya

    Berdasarkan hasil survey lapangan dan studi preseden mengenai fasilitas

    kebutuhan ruang, dilakukan studi pengguna dan aktivitasnya, sifat kegiatan

    dan kebutuhan ruang untuk melengkapi fasilitas pada projek desain sebagai

    berikut :

    Tabel 3. 2 Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Sumber : Analisis Pribadi

    MAIN ENTRANCE

    Kategori Kegiatan Pelaku & Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan

    Lobby

    Pengunjung Museum

    Loket tiket Ruang informasi Ruang tunggu

    Publik

    Membeli tiket

    Menunggu atau mengantri tiket

    Pengelola Museum

    Melayani penjualan tiket

    Menerima tamu

    FASILITAS UTAMA

    Kategori Kegiatan

    Pelaku & Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan

    Belajar sejarah Awal Mula kota Semarang (1476 – 1574)

    Pengunjung Museum

    Ruang display dan Mini Theater

    Semi Publik

    Melihat display diorama peristiwa dan sejarah singkat asal mula kota Semarang

    Pengelola

  • 38

    Museum

    Mengoperasikan audio

    Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan

    Tour Guide

    Ruang Display Mengarahkan dan menjelaskan informasi tentang sejarah - sejarah

    Belajar sejarah terbentuknya VOC (1602)

    Pengunjung Museum

    Ruang Display

    Semi Publik

    Melihat display diorama dan sejarah singkatnya

    Pengelola Museum

    Mengoperasikan audio

    Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan

    Tour Guide

    Mengarahkan dan menjelaskan informasi tentang sejarah - sejarah

    Belajar sejarah masuknya VOC ke Indonesia (1606 – 1667)

    Pengunjung Museum

    Ruang Display dan Mini Theater

    Semi Publik

    Melihat display diorama dan sejarah singkatnya Pengelola Museum

    Mengoperasikan audio

    Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan

    Belajar sejarah masuknya VOC ke kota Semarang (1678)

    Pengunjung Museum

    Ruang Display dan Mini Theater

    Semi Publik

    Melihat display diorama dan sejarah

  • 39

    singkatnya

    Pengelola Museum

    Mengoperasikan audio

    Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan

    Belajar sejarah perkembangan kota Semarang di jaman penjajahan (1681 – 1945)

    Pengunjung Museum

    Ruang Display

    Semi Publik

    Melihat display diorama dan sejarah singkatnya

    Pengelola Museum

    Mengoperasikan audio

    Mengawasi area display dan mengarahkan alur jika diperlukan

    FASLITAS PENUNJANG

    Kategori Kegiatan

    Pelaku & Aktifitas

    Kebutuhan Ruang

    Sifat Kegiatan

    Lobby

    Pengunjung Museum

    Loket Tiket dan Ruang Tunggu

    Semi Publik

    Membeli tiket

    Menunggu atau mengantri tiket

    Pengelola Museum

    Melayani pengunjung wisata

    Menjelaskan pengunjung wisata

    Menonton film pendek ( dokumenter atau animasi ) tentang peristiwa bersejarah

    Pengunjung Museum

    Ruang Teater mini

    Semi Publik

    Memilih tempat duduk

    Menonton film Pengelola Museum

    Melayani pengunjung wisata

    Menjelaskan pengunjung

  • 40

    wisata

    Cafetaria

    Pengunjung Museum

    Kasir Dapur Tempat makan Toilet

    Publik

    Memesan makanan - minuman

    Makan / Minum

    Membayar tagihan pesanan

    Pengelola Cafetaria

    Mempersiapkan pesanan

    Melayani pesanan

    Menghantarkan pesanan

    Membersihkan tempat makan

    Melayani pembayaran

    Toko Souvenir

    Pengunjung Museum

    Publik

    Membeli suvenir Kasir Etalase Pengelola

    Melayani pembayaran pembelian

    ATM Center

    Pengunjung Museum Mesin ATM Publik

    Penarikan uang

    Laktasi

    Pengunjung Museum Ruang menyusui Privat

    Menyusui anak

    Musholla

    Pengunjung Museum

    Ruang sholat Wudhu Publik

    Beribadah

    Toilet umum

    Pengunjung Museum Toilet Publik

    MCK

    PENGELOLA

    Kategori Kegiatan

    Pelaku & Aktifitas

    Kebutuhan Ruang

    Sifat Kegiatan

    Operasional

    Pimpinan ruang pimpinan ruang direksi (marketing, pemeliharaan wisata, administrasi, keuangan, HRD, Merchendasing)

    Privat

    Pengelolaan Keuangan

    Pengelolaan Administrasi

    Pengelolaan Marketing

  • 41

    Pengelolaan Arsip

    ruang resepsionis ruang informasi ruang tunggu tamu ruang rapat ruang sekretaris ruang staff (keuangan, administrasi, pemeliharaan wahana, multimedia, marketing, audio) ruang istirahat karyawan ruang ganti toilet pantry ruang merchendasing

    Pengelolaan Koleksi Museum

    Pengelolaan Produk

    Pengelolaan Website

    Pengelolaan Makanan dan minuman

    SERVIS

    Kategori Kegiatan

    Pelaku & Aktifitas

    Kebutuhan Ruang

    Sifat Kegiatan

    Servis

    Pengelola Maintenance

    ruang genset ruang pompa ruang trafo gudang ruang control ruang MEE janitor ruang istirahat karyawan

    Privat

    Pengelolaan genset

    Pengelolaan air

    Pengelolaan penyimpanan

    kontrol wisata

    Pengelolaan listrik

    Pengelolaan Distribucion Panel

    Pengelolaan listrik

    Pengelola Cleaning Service

    Menyimpan alat kebersihan

    Membersihkan area wisata

    c. Analisa Jumlah Pengelola

    Berdasarkan dari hasil kebutuhan ruang pengelola maka dapat ditentukan

    jenis pelaku pengelola yang akan bekerja pada bangunan tersebut. Berikut

    total jumlah pengelola pada projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama

    :

  • 42

    Tabel 3. 3 Analisis Jumlah Pengelola Sumber : Analisis Pribadi

    Kategori Pengelola

    Fasilitas Utama Main Entrance

    Pelaku Jumlah Ruang Pelaku Jumlah

    Direktur Utama 1 Loket Tiket Staff Ticketing 3

    Direktur Operasional 1 Ruang Informasi

    Staff Informan 2

    Manager Administrasi 1 Total 6

    Manager Keuangan 1

    Manager Marketing 1 Fasilitas Penunjang

    Manager Koleksi 1 Ruang Pelaku Jumlah

    HRD 1

    Foodcourt

    Staff Kasir 2

    Manager Merchandising 1 Juru Masak 1

    Sekertaris 1 Staff Pelayanan 4

    Ahli Konservasi 1 Staff kebersihan 2

    Ahli Arsip 2 Total 9

    Staff Marketing 2

    Toko Suvenir

    Staff Kasir 2

    Staff Administrasi 2 Staff Pelayanan 3

    Staff Keuangan 2

    Staff Resepsionis 2 Staff Bongkar Muat 3

    Staff Merchandising 2 Total 8

    Staff Multimedia 2 Total Pengelola Penunjang 17

    Staff Audio 2

    Staff Display 6

    Staff Keamanan 4

    Cleaning Service 8

    Total 44

    Servis

    Ruang Pelaku Jumlah

    Genset Teknisi Genset 2

    Pompa Teknisi Air 2

    Trafo Teknisi Trafo 3

    Kontrol Teknisi Multimedia 2

    MEE Teknisi Listrik 2

    AHU dan Chiller

    Teknisi Penghawaan 2

    Gudang Teknisi Penyimpanan 2

    Total 15

    Total Pengelola Museum 82

  • 43

    d. Analisa Jumlah Pengunjung

    Analisa jumlah pengunjung Museum Sejarah Semarang di Kota Lama

    dilakukan dengan perbandingan terhadap jumlah pengunjung wisata kota

    Semarang dari tahun 2014 sampai 2016, setelah mendapatkan jumlah

    pengunjung rata – rata pertahun, maka akan dilakukan perhitungan terhadap

    jumlah pengunjung wisata pada 15 tahun mendatang. Berikut adalah jumlah

    wisatawan yang ada di kota Semarang dari tahun 2014 sampai tahun 2016 :

    Tabel 3. 4 Jumlah Wisatawan kota Semarang tahun 2014 – 2016 Sumber : disporapar.jatengprov.go.id

    Dari tabel diatas maka, didapat rasio pertambahan pengunjung wisata

    dengan rumus sebagai berikut :

    Tahun = 𝑻𝑨−𝑻𝑩

    𝑻𝑩 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

    Keterangan :

    TA = Pengunjung tahun pertama

    TB = Pengunjung tahun kedua

    Rasio 2014-2015

    2014-2015 = 𝑇𝐵−𝑇𝐴

    𝑇𝐴𝑥 100%

    = 2.870.082 − 2.704.982

    2.704.982𝑥 100%

    = 165.100

    2.704.982𝑥 100%

    = 165.100

    2.704.982𝑥 100%

    = 6,1 %

    Rasio 2015-2016

    Wisatawan 2014 2015 2016

    Lokal 2.692.104 2.853.564 3.023.441

    Mancanegara 12.878 16.518 101.756 Total 2.704.982 2.870.082 3.125.197

  • 44

    2015 – 2016 = 𝑇𝐵−𝑇𝐴

    𝑇𝐴𝑥 100%

    = 3.125.197 − 2.870.082

    2.870.082𝑥 100%

    = 255.115

    2.870.082𝑥 100%

    = 8,8 %

    Rasio rata-rata

    6,1% − 8,8%

    2= 𝟕, 𝟒𝟓%

    Selanjutnya, jumlah rata-rata ini akan diproyeksikan kedalam rumus

    untuk memprediksi jumlah pengunjung rata-rata dalam setiap

    tahunnya selama 15 tahun kedepan. Berikut adalah rumus yang akan

    digunakan :

    Tp = To ( 1 + R ) ͣ

    Keterangan :

    Tp = Tahun Prediksi

    To = Tahun Dasar

    R = Rasio pertambahan rata-rata tiap tahun (dalam desimal)

    a = Jarak tahun prediksi dan tahun dasar

    Berikut adalah perhitungannya :

    Tp = To ( 1 + R ) ͣ

    Tahun 2034 = 3.125.197 ( 1 + 0,0745 ) ¹⁵

    = 3.125.197 ( 1,0745 ) ¹⁵

    = 3.125.197 x 2,94

    = 9.188.079 pengunjung wisata

    Jadi, selama 15 tahun ke depan (2019-2034) jumlah wisatawan baik

    lokal maupun mancanegara yang berkunjung sebanyak 9.188.079

    wisatawan. Berarti wisatawan yang datang untuk berwisata di Kota

    Semarang :

  • 45

    Dalam setiap wisata di kota Semarang yang bukan wisata

    tahunan seperti festival

    9.188.079 / 28 wisata = 328.146 wisatawan

    Dalam setiap harinya

    328.146 / 365 hari = 899 wisatawan

    Jadi dalam jam operasional museum selama 8 jam, jumlah wisatawan yang

    berkunjung di asumsikan dibagi menjadi 3 shift kunjungan. Berikut adalah

    perhitungan kedatangan pengunjung per shift :

    Dalam setiap harinya

    899 / 3 shift = 300 wisatawan

    2. Analisa Kegiatan

    a. Pembelajaran Sejarah

    Kegiatan utama dalam projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama ini

    adalah pembelajaran tentang sejarah – sejarah yang terjadi pada awal mula

    terjadinya Kota Semarang sampai kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

    Sejarah – sejarah tersebut sudah terbagi menjadi lima (5) bagian sejarah

    utama yang didalamnya terbagi lagi dengan sejarah – sejarah yang lebih

    spesifik, yaitu :

    1) Sejarah Awal Mula Kota Semarang (1476 – 1574)

    a) Diawali dengan datangnya Ki Made Pandan seorang utusan dari

    kerajaan Demak untuk menyebarkan Islam di perbukitan Pragota.

    b) Kemudian konflik antara Made Pandan dengan seorang Ajar yang

    memaksa ingin menikahi pembantunya yang bernama Endang

    Sejanila.

    c) Made Pandan membantu mengislamkan seorang adipati yang

    bernama Betara Katong.

    d) Syeh Wali Lanang membukakan daerah pengisikan yang kemudian

    diberi nama Semarang sebagai rasa terima kasih dibantu oleh Made

    Pandan dalam mengislamkan Betara Katong.

    e) Pemerintahan Made Pandan (Ki Pandan Arang) dilanjutkan oleh

    anaknya Pandan Arang II hingga menjadi setingkat kabupaten.

    2) Sejarah Terbentuknya VOC (1602)

    a) Diawali dengan petualang Belanda, Cornelis de Houtman dan Pieter

    D. De Keyser bersama dengan awak kapalnya yang berjumlah 250

    orang datang ke perairan Indonesia pada tahun 1596.

  • 46

    b) Kekhawatiran Belanda dengan serikat dagang Inggris yang bernama

    EIC (East India Company) maka dibentuk serikat antar pedagang

    Belanda yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)

    untuk bersaing dalam monopoli perdagangan.

    3) Sejarah Masuknya VOC ke Indonesia (1606 – 1667)

    a) Dalam ekspedisi mencari rempah – rempah di Indonesia, Belanda

    menyingkirkan bangsa – bangsa lain yang memasuki perairan

    Indonesia seperti bangsa Portugis pada tahun 1606.

    b) Pada tahun 1619 VOC merebut pelabuhan Jakarta, dengan demikian

    VOC mendapatkan pelabuhan permanen, galangan kapal, gudang –

    gudang untuk kegiatan perdagangan, serta pusat pemerintahan dan

    administrasi, sejak saat itu Jakarta dinamakan Batavia.

    c) Menerapkan politik ekonomi yang sangat menguntungkan VOC

    namun memberatkan pribumi, seperti memaksa menjual hasil bumi

    setara dengan harga pajak, memaksa pribumi bekerja rodi atau tanpa

    bayaran.

    d) Berperang dengan Kerajaan di Nusantara seperti kerajaan Mataram

    pada tahun 1618 – 1629, kerajaan Banten pada 1651, perlawanan

    Makassar pada tahun 1666 – 1667.

    e) VOC kembali mengusir bangsa lain seperti bangsa Spanyol pada

    tahun 1663, dan berhasil mengusir bangsa Inggris pada tahun 1667.

    4) Sejarah Masuknya VOC ke Kota Semarang (1678)

    a) Penerus Sultan Agung, Amangkurat I dalam memimpin kerajaan

    Mataram mengganti politik luar daerahnya dengan bekerja sama

    dengan pihak VOC. VOC mengadakan kontak dengan pelabuhan

    Semarang sejak pertama kali pada tahun 1645.

    b) Perlawanan kerajaan Mataram dengan Madura dibawah pimpinan

    Trunojoyo pada tahun 1676. Pada tahun 1677 para bupati di daerah

    Semarang dan Jepara melepaskan diri baik dari pengaruh

    pemerintahan Trunojoyo dan Mataram.

    c) Amangkurat I membuat perjanjian dengan VOC bahwa VOC akan

    melindungi Mataram dari serangan penguasa lain di Jawa namun

    kerajaan Mataram harus membayar biaya perang dan memberi

    kebebasan dalam menjalankan perdagangan di pelabuhan di pesisir

    utara Jawa.

    d) Pemberontakan Trunojoyo semakin meluas sehingga membuat

    Amangkurat I terdesak dan melarikan diri ke pengasingan dan

  • 47

    memerintah Mataram dari pengasingan di Tegal dan wafat karena

    usia tua pada tahun 1677.

    e) VOC memenangkan peperangan melawan pasukan Trunojoyo dan

    mengusir mereka dari Mataram dan pesisir utara Jawa. Pada Tahun

    1680 Trunojoyo menyerah dan dibunuh di Kediri. Kemudian kerajaan

    Mataram diserahkan kepada Amangkurat II.

    f) Kerajaan Mataram memenuhi perjanjian dengan VOC dengan

    menyerahkan pesisir utara Jawa jika berhasil mengalahkan

    Trunojoyo. VOC mendirikan basis – basis dan benteng di seluruh

    pesisir utara Jawa diantaranya adalah Semarang.

    g) VOC mendirikan benteng di kota Semarang yang dikenal dengan

    nama Vijfhoek dan menjalankan pusat perdagangan disana.

    5) Perkembangan Semarang pada masa Penjajahan

    a) Pada kurun waktu antara 1708 sampai 1741 terjadi simbiose yang unik

    pada kehidupan beberapa etnis. Mayoritas masyarakat etnis Jawa

    dan Melayu berada pada tingkat ekonomi kelas bawah sebagai

    pekerja, pedagang kecil dan nelayan. Komunitas Cina kelas atas yang

    sudah lama memainkan peran ekonomi di Semarang, sedangkan Cina

    kelas bawah sebagai pekerja dan hadirnya VOC yang merupakan

    etnis Eropa yang memegang kendali pemerintahan dan mendominasi

    perdagangan.

    b) Pada tahun 1725 terjadi kesenjangan ekonomi antara komunitas

    Eropa dan komunitas elit Cina kelas atas dalam satu pihak dengan

    masyarakat Cina kelas bawah dan masyarakat Jawa dan Melayu di

    pihak yang lain. Karena itu terjadi pemberontakan pada tahun 1741

    dan sasaran utama adalah komunitas Eropa di Kota Lama. Peristiwa

    ini dikenal dengan peristiwa Geger Pacinan.

    c) Kota Semarang hampir direbut oleh pemberontak Cina-Jawa namun

    Belanda membangun benteng mengelilingi Kota Lama Semarang dan

    memindahkan pusat permukiman Cina kelas atas ke area yang lebih

    aman. Pemberontakan ini akhirnya berakhir pada tahun 1743.

    d) Pengembangan pada Kota Lama Semarang tetap berjalan dan

    dibangun sebuah gereja pada tahun 1753 yang menjadi landmark di

    Kota Lama sekarang ini.

    e) Pada tanggal 16 Juni 1864 dibangun rel Kereta Api pertama di

    Indonesia dengan rute awalnya dari Semarang menuju ke Solo,

    Kedungjati, Surabaya, Magelang, serta Jogja. Kemudian dibangun

  • 48

    stasiun Poncol dan perusahaan perkeretaapian Nederlandsch

    Indische Spoorwagen (NIS) yang berkantor di gedung Lawang Sewu.

    f) Pada tahun 1884 dibangun sebuah mercusuar di Pelabuhan Tanjung

    Emas yang berkaitan dengan perkembangan di Semarang karena

    semakin banyak kapal – kapal besar yang ingin berlabuh dan

    berdagang sehingga pelabuhan Semarang memiliki fungsi utama

    yakni perdagangan impor-ekspor.

    b. Pola Sirkulasi Pengguna

    Berdasarkan jenis daftar pelaku dan kebutuhan ruang yang telah dianalisis

    dapat dijabarkan pola sirkulasi ruang antara pola pergerakan pengguna.

    1) Pengunjung

    - Pola Kedatangan

    - Pola Pergi

    Bagan 3. 2 Pola Pergi Pengunjung Sumber : Analisis Pribadi

    BANGUNAN PINTU KELUAR PERGI

    PEDESTRIAN

    DATANG ENTRANCE TIKET BANGUNAN

    MUSEUM

    PEDESTRIAN

    Bagan 3. 1 Pola Kedatangan Pengunjung Sumber : Analisis Pribadi

  • 49

    2) Pengelola

    - Pola Kedatangan

    - Pola Pergi

    3) Jalur Evakuasi

    DATANG ENTRANCE KANTOR

    PENGELOLA

    BANGUNAN

    MUSEUM

    PEDESTRIAN

    Bagan 3. 3 Pola Kedatangan Pengelola Sumber : Analisis Pribadi

    BANGUNAN

    MUSEUM

    KANTOR

    PENGELOLA

    PINTU KELUAR PERGI

    PEDESTRIAN

    Bagan 3. 4 Pola Pergi Pengelola Sumber : Analisis Pribadi

    BANGUNAN

    MUSEUM

    JALUR

    EVAKUASI

    LAPANGAN

    TERBUKA

    PEDESTRIAN

    Bagan 3. 5 Pola Jalur Evakuasi Sumber : Analisis Pribadi

  • 50

    4) Loading Truck

    - Pola Kedatangan

    c. Jadwal Operasional

    Berdasarkan pengamatan pada lapangan telah dijabarkan jadwal operasional

    dari berbagai aktivitas utama, penunjang, maupun pengelola sebagai berikut:

    Tabel 3. 5 Jadwal Operasional Museum Sumber : Analisis Pribadi

    Jadwal Operasional

    No Fasilitas Kegiatan Waktu

    Entrance

    1 Loket Tiket Membeli Tiket Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)

    2

    Penitipan Barang

    Menitipkan Barang

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)

    Fasilitas Utama

    No Fasilitas Display

    Kegiatan Waktu

    1 Sejarah Awal Mula kota Semarang

    Belajar mengenai sejarah awal mula ditemukannya kota Semarang Senin - Minggu (jam

    08.00 – 16.00) Belajar mengenai tokoh – tokoh yang berperan dalam penamaan Kota Semarang

    2 Sejarah terbentuknya VOC

    Belajar mengenai sejarah awal mula terbentuknya VOC

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)

    3

    Sejarah masuknya VOC ke Indonesia

    Belajar mengenai sejarah pertama kali orang Belanda tiba di tanah air

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)

    4 Sejarah masuknya VOC ke kota

    Belajar mengenai bagaimana VOC bisa menguasai Semarang

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)

    DATANG JALUR

    KHUSUS

    PARKIR

    KHUSUS

    LOADING

    DOCK

    BANGUNAN

    Bagan 3. 6 Pola Kedatangan Loading Truck Sumber : Analisis Pribadi

  • 51

    Semarang Belajar mengenai bagaimana VOC bermukim di Kota Lama

    5

    Sejarah perkembangan kota Semarang di jaman penjajahan

    Belajar mengenai sejarah perkembangan kota Semarang pada jaman penjajahan Belanda

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 16.00)

    Belajar tentang perdagangan eksport – import VOC di Semarang

    Faslitas Penunjang

    No Fasilitas Kegiatan Waktu

    1 Loket Tiket Membeli Tiket Senin - Minggu (jam 09.00 dan 14.00)

    2 Teater Mini Menonton Film Pendek ( Dokumenter atau Animasi )

    Senin - Minggu (jam 09.00 dan 14.00)

    3 Foodcourt - Tempat makan dan minum - Beristirahat - Tempat berkumpul

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    4 Toko Suvenir Beli suvenir museum

    Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    5 ATM Center Penarikan uang Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    6 Ruang Laktasi Tempat menyusui Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    7 Musholla Beribadah Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    8 Toilet Umum MCK Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    Pengelola

    No Fasilitas Kegiatan Waktu

    1

    Office (Pimpinan, Direksi, karyawan, operator)

    Jam kerja Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    2 Keamanan

    Penjagaan

    Open Gate- Close Gate Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    Jam kerja Senin - Minggu (jam 08.00 – 17.00)

    d. Persyaratan Ruang

    Berdasarkan hasil dari rincian daftar kebutuhan dan fasilitas ruang dilakukan

    studi analisa persyaratan ruang untuk mendapatkan kriteria ruang yang

    optimal sebagai berikut :

  • 52

    Tabel 3. 6 Persyaratan Ruang Sumber : Analisis Pribadi

    No

    NAMA

    RUANG

    ASPEK

    Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan View

    Sta

    bil

    Tenang

    B

    uata

    n

    A

    lam

    i

    B

    uata

    n

    A

    lam

    i

    Kebakara

    n

    Sekurita

    s

    Inte

    rior

    Outd

    oor

    Main Entrance

    1 Lobby O O O O O O O O O

    2 Loket tiket O O O O O O O O

    3 Ruang Informasi O O O O O O O O O

    Area Display

    1

    Sejarah Awal Mula Ditemukannya kota Semarang

    O O O O O O

    2 Sejarah terbentuknya VOC

    O O O O O O

    3 Sejarah Masuknya VOC ke Indonesia

    O O O O O O

    4 Sejarah VOC di Semarang / Kota Lama

    O O O O O O

    5

    Sejarah perkembangan kota Semarang di jaman penjajahan

    O O O O O O

    Penunjang

    1 Lobby O O O O O O O O O O

    2 Ruang Teater mini

    O O O O O O O

    3 Foodcourt O O O O O O O O O

    4 Toko Suvenir O O O O O O O O O

    5 ATM Center O O O

    6 Laktasi O O O O O O O O

    7 Musholla O O O O O O O O O O

    8 Toilet Umum O O O O O O O O Pengelola

    1 Ruang Pimpinan O O O O O O O O O O

    2 Ruang Direksi Marketing

    O O O O O O O O O O

    3 Ruang Direksi Pemeliharaan Wahana

    O O O O O O O O O O

    4 Ruang Direksi Administrasi

    O O O O O O O O O O

    5 Ruang Direksi HRD

    O O O O O O O O O O

    6 Ruang Direksi Merchandising

    O O O O O O O O O O

    7 Ruang Informasi O O O O O O O O O

    8 Ruang Tunggu Tamu

    O O O O O O O O O

  • 53

    9 Ruang Rapat O O O O O O O O O O

    10 Ruang Sekretaris

    O O O O O O O O O O

    11 Ruang Staff Marketing

    O O O O O O O O O O

    12 Ruang Staff Keuangan

    O O O O O O O O O O

    13 Ruang Staff Administrasi

    O O O O O O O O O O

    14 Ruang Staff Pemeliharaan Wisata

    O O O O O O O O O O

    15 Ruang Staff Multimedia

    O O O O O O O O O O

    16 Ruang Staff Audio

    O O O O O O O O O O

    17 Ruang Staff Merchandising

    O O O O O O O O O O

    18 Ruang Ganti Karyawan

    O O O O O O O O O

    19 Ruang Resepsionis

    O O O O O O O O O O

    20 Toilet O O O O O

    21 Pantry O O O O O O

    22 Ruang CCTV O O O O O O O

    23 Ruang Security O O O O O O Servis

    1 Ruang Genset O O O O

    2 Ruang Pompa O O O O

    3 Ruang Trafo O O O O

    4 Ruang Kontrol O O O O O O

    5 Ruang MEE O O O O

    6 Janitor O O O

    7 Ruang Istirahat Karyawan

    O O O O O O O O O O

    8 Gudang O O O

    3. Analisa Ruang Dalam

    a. Studi Ruang Khusus

    1) Studi Jarak Pandang pada Edukasi Display

    Ruang display merupakan fasilitas utama dalam sebuah bangunan museum

    sejarah karena harus dipikirkan mengenai teknik penataan display untuk

    kenyamanan pengguna khususnya pengunjung. Salah satu kenyamanan itu

    adalah aspek spasial dimana jarak pandang adalah salah satu bagian yang

    harus diperhatikan. Kemampuan mata manusia melihat secara vertikal

    memiliki sudut tertentu dengan kenyamanan tertentu. Batasan sudut yang

    nyaman untuk dijadikan standar kenyamanan pandang adalah pada sudut

    30˚ keatas dari garis lurus mata dan 40˚ kebawah dari garis lurus mata,

    dengan arah pandangan melihat lurus kedepan. (Human Dimension and

    Interior Space).

  • 54

    Beberapa teori mengenai jarak kenyamanan pandangan dapat diterapkan

    sesuai dengan objek yang dilihat. Kenyamanan jarak pandang objek secara

    horizontal untuk melihat tulisan adalah 100 – 200 ke kanan dan kekiri dari

    garis lurus mata. Jarak pandang antara objek dengan pengunjung tentu

    berkaitan pula dengan tinggi pengunjung. Ketinggian objek display ini perlu

    diperhatikan agar ideal dengan ketinggian anak-anak dan orang dewasa,

    agar anak-anak maupun orang dewasa tidak kesusahan dalam melihat objek

    display. Berikut merupakan ergonometric anak di Indonesia menurut Food

    and Agriculture Organizations of the United Nations (FAO) :

    Tabel 3. 7 Tinggi Rata – Rata Anak Indonesia Sumber : klikdokter.com

    Umur (th) Tinggi Badan Anak Laki-Laki Rata-Rata (cm)

    Tinggi Badan Anak Perempuan Rata-Rata (cm)

    2 81,5 79,2

    3 89,0 87,8

    4 95,8 95,0

    5 102,0 101,1

    6 107,7 106,6

    7 113,0 111,8

    8 118,1 116,9

    9 122,9 122,1

    10 127,7 127,5 11 132,6 133,5

    12 137,6 139,8

    13 142,9 145,2

    Rata-rata 114.33 113.83

    Rata-rata keseluruhan 115

    Gambar 3. 27 Jarak Pandang Visual secara Vertikal

    Sumber : Human Dimension, hal 267

    Gambar 3. 26 Jarak Pandang Visual secara Horizontal

    Sumber : Human Dimension, hal 267

  • 55

    Untuk menengadah dan menunduk, sudut maksimal untuk mendapatkan

    kenyamanan pandang secara optimal adalah 50° dan 40°, sedangkan sudut

    maksimal untuk menengok baik ke kanan maupun ke kiri yaitu 55°.

    2) Metode Penyajian Edukasi Display

    Dari standard dan data diatas dapat menghasilkan 2 pendekatan dalam

    menentukan jarak pandang ideal antara pengunjung dengan objek display.

    Pendekatan pertama melalui sudut penglihatan vertikal dan pendekatan

    melalui sudut penglihatan horizontal.

    Gambar 3. 28 Sudut Pergerakan Kepala Manusia Vertikal dan Horizontal Sumber : Human Dimension, hal 267

    Gambar 3. 29 Jarak Pandang Vertikal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi

  • 56

    Gambar 3. 30 Jarak Pandang Horizontal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi

    Gambar 3. 31 Jarak Pandang Vertikal pada Display Besar Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi

  • 57

    Pengunjung tentunya bukan hanya anak – anak karena museum adalah

    tempat wisata edukasi untuk semua umur. Maka dari itu pendekatan jarak

    pandang vertikal dan horizontal bagi orang dewasa juga diperlukan. Berikut

    adalah pendekatan jarak pandang orang dewasa dengan rata – rata

    ketinggian 170 cm.

    Gambar 3. 32 Jarak Pandang Horizontal pada Display Besar Sesuai Tinggi Anak Sumber : Analisis Pribadi

    Gambar 3. 33 Jarak Pandang Vertikal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi

  • 58

    Gambar 3. 34 Jarak Pandang Horizontal pada Display Sedang Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi

    Gambar 3. 35 Jarak Pandang Vertikal pada Display Besar Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi

  • 59

    Begitu juga untuk melihat display layar LCD maupun lukisan juga memiliki

    jarak pandang yang ideal agar dapat melihat display dengan jelas menurut

    Neufert, Ernest. Data Arsitek.2002 sebagai berikut :

    Gambar 3. 36 Jarak Pandang Horizontal pada Display Besar Sesuai Tinggi Orang Dewasa Sumber : Analisis Pribadi

    Gambar 3. 37 Jarak Pandang Terhadap Lukisan Sumber : Data Arsitek, 2002, hal 250

  • 60

    3) Studi Pencahayaan

    Ruangan – ruangan pameran untuk karya seni dan ilmu pengetahuan

    umum, dan ruang – ruang haruslah terlindung dari gangguan, pencurian,

    kelembaban, kering, dan debu juga mendapatkan cahaya yang terang,

    merupakan bagian dari pameran yang baik. (Neufert, Ernest. Data Arsitek.

    2002)

    4) Studi Perabot Display

    Perabot – perabot yang ada pada ruang display Museum Sejarah Semarang

    di Kota Lama tentunya memiliki dimensi dan kebutuhan ruang yang berbeda

    – beda berdasarkan peristiwa bersejarah masing – masing. Berikut adalah

    contoh – contohnya :

    Gambar 3. 40 Memasang penerangan, dengan penerangan yang alami

    Sumber : Data Arsitek, 2002, hal 250

    Gambar 3. 39 Ruang Pameran dengan sebagian cahaya

    Sumber : Data Arsitek, 2002, hal 250

    Gambar 3. 38 Jarak Pandang Lukisan Sumber : Tga-409 Syarifah Andayani, USU

  • 61

    Tabel 3. 8 Studi Perabot Ruang Display Sumber : Analisis Pribadi

    Perabot

    NO. Gambar Keterangan

    1.

    Gambar 3. 41 Diorama ukuran sedang Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Bank Indonesia 2019

    Diorama berukuran sedang dengan keterangan sejarah pendeknya. Base diorama sedang ini berukuran 1,5m x 2,5m

    2.

    Gambar 3. 42 Diorama ukuran besar Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Bank Indonesia 2019

    Diorama berukuran besar lengkap dengan suasana ruangan saat peristiwa itu terjadi. Base diorama besar ini berukuran 2,5m x 3,5m

    3.

    Gambar 3. 43 Benda miniatur Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Fatahillah 2019

    Contoh benda miniatur kapal VOC. Base untuk miniatur berukuran 1,2m x 1,2m

  • 62

    4.

    Gambar 3. 44 Contoh replika Sumber : Dokumentasi Pribadi, Museum Bank Indonesia 2019

    Replika pakaian prajurit Belanda. Base untuk replika berukuran 1,2m x 1,2m

    5) Studi Ruang Teater Mini

    Ruang mini teater pada projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama ini

    berfungsi sebagai pemutaran film – film pendek bersejarah baik dokumenter

    maupun animasi untuk para pengunjung. Kecenderungan pelaku dalam

    menonton fim adalah duduk dan memerhatikan layar. Dengan demikian

    dasar kenyamanan pada sudut pandang melihat terdekat pada teater.

    didasari dengan studi sebagai berikut :

    Sehingga kenyamanan dan dimensi dalam duduk pengguna menjadi bahan

    dasar luasan dalam satu orang pengunjung. Penataan layout ruang pada

    studi ruang teater mini yang direncanakan adalah sebagai berikut :

    Gambar 3. 45 Studi Kenyamanan Visual pada Teater Sumber : Human Dimension & Interior Space

  • 63

    Studi tentang kenyamanan duduk dalam mini teater di ilustrasikan dalam

    gambar studi section teater mini sebagai dasar kenyamanan antar

    pengunjung dalam sudut pandang menuju ke layar dengan dasar standart

    human dimension dan interior space.

    6) Studi Perabot Ruang Teater Mini

    Perabot yang dikhususkan adalah kursi teater karena dimensi kursi

    mempengaruhi kenyamanan pengunjung dalam menonton film.

    Gambar 3. 46 Studi Layout Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi

    Gambar 3. 47 Studi potongan Layout Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi

  • 64

    Tabel 3. 9 Perabot Ruang Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi

    Perabot

    NO. Gambar Keterangan

    1.

    Gambar 3. 48 Kursi Teater

    Sumber : http://aldekonfurniture.com

    Perbot kursi pengunjung pada teater dengan dimensi 60cm x 75cm

    6) Resto / Cafetaria

    Menurut (Soekresno 2001) ruang atau area yang ada di dalam suatu restoran

    dibagi ke dalam dua bagian yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-

    beda yaitu :

    a) Ruang Depan (Front Area)

    Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan-ruangan yang

    mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran

    sebagai daerah pelayanan. Adapun persyaratan ruang restoran sebagai

    berikut :

    I. Luas area memenuhi standar

    II. Penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api

    III. Selalu terpasang alat deteksi kebakaran

    IV. Sirkulasi udara memadai dan tersedia pengatur suhu

    V. Bersih, rapi, dan sanitasi memenuhi syarat kesehatan

    VI. Mudah untuk dibersihkan dan dirawat

    b) Ruangan Belakang (Back Area)

    Ruang belakang adalah ruangan ruangan yang mempunyai fungsi dan

    kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk

    makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi

    karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk

    http://aldekonfurniture.com/

  • 65

    masuk di dalamnya, seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah,

    steward area dan lain sebagainya (Soekresno 2001). Syarat – syarat ruang

    belakang adalah :

    I. Cukup penerangan

    II. Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya

    III. Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan – selokan

    IV. Saluran pembuangan air yang memadai dan lancar

    V. Terpasang alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur

    VI. Saluran air bersih cukup lancar dan mencukupi

    c) Pedoman Luas Area Restoran

    Luas area yang ada pada restoran di bagi kedalam dua kelompok besar

    yaitu area restoran dan area dapur yang dijelaskan sebagai berikut

    (Soekresno 2001). :

    I. Pedoman luas restoran (tidak termasuk dapur restoran) = 1,6m² /

    orang

    II. Pedoman luas dapur (termasuk tempat penyimpanan makanan

    panas, ruang penyimpanan masakan dingin, tempat cuci dan chef

    office) = 1,4m² x jumlah pelanggan

    d) Pedoman Tata Letak Meja dan Kursi

    Pedoman tata letak meja dan kursi diatur sebagai berikut :

    I. Jalur pelayanan

    II. Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang

    membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan

    dengan jarak 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji atau 1 pramusaji.

    III. Pergeseran maju mundur jursi antara 100-200 mm untuk

    kebutuhan duduk.

    IV. Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.

    V. Kepadatan untuk meja counter bar 625 mm per orang.

    VI. Jarak duduk pada counter bar antara 1 orang dengan orang lain 75

    mm.

    7) Studi Luasan Kapasitas Meja Restoran

    Meja pada cafetaria Museum Sejarah Semarang di Kota Lama ini

    menggunakan meja berkapasitas 6 orang. Menurut standar yang

  • 66

    bersumber dari Human Dimension and Interior Space, studi luasannya

    adalah sebagai berikut :

    Berdasarkan studi luasan diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas 6

    orang dalam meja resto yang direncanakan yaitu 7.54 m².

    b. Besaran Ruang Khusus

    Kapasitas dan besaran ruang yang dibutuhkan pada projek “Museum Sejarah

    Semarang di Kota Lama” berdasarkan standar dan analisis sebagai berikut :

    NAD : Neufert Architect Data

    TSS : Time Saver Standard

    HD : Human Dimension & Interior Space

    AS : Asumsi berdasarkan studi analisis (Antopometrik)

    SRK : Studi Ruang Khusus

    Sedangkan dalam perhitungan besaran ruang digunakan flow area / ruang

    sirkulasi untuk memperoleh tingkat kenyamanan mengacu pada standar Time

    Saver Standard for Building Types, sebagai berikut :

    5 - 10% : Standar Minimun

    20% : Kebutuhan Keluasaan Sirkulasi

    30% : Kebutuhan Kenyamanan Fisik

    40% : Tuntutan Kenyamanan Psikologis

    50% : Tuntutan Spesifik Kegiatan

    70-100% : Keterkaitan Dengan Banyaknya Kegiatan

    Gambar 3. 49 Studi Luasan Meja Cafetaria kapasitas 6 orang Sumber : Human Dimension and Interior Space

  • 67

    Berikut merupakan perhitungan kebutuhan ruang khusus berdasarkan studi

    analisa kebutuhan ruang :

    1) Studi Besaran Ruang Display Sedang

    Tabel 3. 10 Kebutuhan Luas R. Display Sedang Sumber : Analisis Pribadi

    UTAMA No : 1

    R. Display Kapasitas : 5/ruang

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    20 SRK - 20,8 m2

    Gambar Studi : Terlampir

    Jumlah 416m²

    Sirkulasi Antar Ruang 20 % 83,2 m2

    Total Luas 499,2m²

    Gambar 3. 50 Studi Ruang Display Sedang Sumber : Analisis Pribadi

  • 68

    2) Studi Besaran Ruang Display Besar

    Tabel 3. 11 Kebutuhan Luas R. Display Besar Sumber : Analisis Pribadi

    UTAMA No : 2

    R. Display Kapasitas :5/ruang

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    10 SRK - 31 m2

    Gambar Studi : Terlampir

    Jumlah 310m²

    Sirkulasi Antar Ruang 20 % 62 m2

    Total Luas 372 m²

    Gambar 3. 51 Studi Ruang Display Besar Sumber : Analisis Pribadi

  • 69

    3) Studi Besaran Ruang Teater Mini

    Tabel 3. 12 Kebutuhan Luas Ruang Teater Mini Sumber : Analisis Pribadi

    UTAMA No : 3

    R. Movie Teater Kapasitas : 50 orang

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    1

    Orang/m2 dalam posisi duduk di

    teater = 105cm x 0.60cm = 0,63 m2

    = 0,63 m2 x 50 (kapasitas dalam

    satu ruangan) = 31,5 m2

    30% 41 m2

    Perabot kursi : 0.75 x 0.65 = 0.48

    m2

    jumlah audience = 50 (kapasitas

    dalam satu ruangan)

    = 0.48 x 50 = 24 m2

    60% 38.4 m2

    Gambar Studi : Terlampir

    Jumlah = 79,4 m² 79,4 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 87,34 m2

    c. Besaran Ruang – Ruang

    Tabel 3. 13 Kebutuhan Ruang Lobby Sumber : Analisis Pribadi

    UTAMA No : 3

    Lobby Kapasitas :50

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    1

    NAD

    HD

    AS

    SRK

    Orang/m2 = 1m2 = 1 x 50 = 50 m2 50% 75 m2

    Meja Lobby = 4 x 0,8 = 3,2 m2

    30% 23,92m2

    Meja Penerimaan Barang = 3,2 x 0,6 = 1,8m² 4 meja x 1,8 = 7,2m²

    Sofa R. Tunggu / set = 2,5 x 0,8 =

    2m²

    4 sofa x 2 = 8m²

    Gambar Studi : Terlampir

    Jumlah 98,92 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 9,89 m2

    Total 108,81m²

  • 70

    Tabel 3. 14 Kebutuhan Ruang Toko Suvenir Sumber : Analisis Pribadi

    PENUNJANG No : 4

    Toko Suvenir Kapasitas : 160

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    1 NAD

    TSS

    HD

    Orang/m2 = 1 m2 = 1 x 160 = 160 m2 40% 224 m2

    Meja Rak = 0.5x3.00 = 15 m2

    Jumlah rak = 5 rak

    = 15 x 5 = 75 m2

    20% 90 m2

    Kasir = Orang/m2 = 0.8 m2 = 0.8 x 2

    = 1,6 m2

    Jumlah kasir 2

    = 1,6 x 2 = 3,2 m2

    30% 4 m2

    Perabot Tas belanja

    Ditentukan 2 x 3 = 6 m2 - 6 m2

    R. Loading Dock 400 x 400 = 16 m2 - 16 m2

    1 Gudang 3 x 3 = 9 m2

    - 9 m2

    Gambar Studi :

    Jumlah 349 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 384 m2

    Tabel 3. 15 Kebutuhan Ruang Cafetaria Sumber : Analisis Pribadi

    PENUNJANG No : 5

    Cafetaria Kapasitas : 70

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    1

    NAD

    HD

    AS

    Orang ( pramusaji dan staff ) / m2 :

    1.2 m2 X 10 = 12 m2 60% 20 m2

    Perabot meja dan kursi kapasitas 6

    orang = 2.20 x 3.20 = 7.04 m2

    = 7.04 x 10 = 70,4 m2

    40% 98,6 m2

    Dapur Kering kapasitas 3 orang : 3

    x 5 = 15 m2

    Dapur Basah :2 x 4 = 8 m2

    - 23 m2

  • 71

    Kasir = Orang/m2 = 1 m2 = 1 x 2 =

    2m2

    Perabot meja = 0.5 x 2 = 1 m2

    Perabot Kursi = 0.25 m2

    0.25 m2 x 2 = 0.5 m²

    50% 5.6 m2

    Gudang bahan : 3 x 3 = 9 m2 - 9 m2

    R. Loading Dock 4 x 4=16 m2 - 16 m2

    Toilet Pengunjung

    Kapasitas 5 orang = 1.0 x 5 = 5 m2

    Laki-laki = 1,5 m2 X 2 = 3 m2

    Perabot Urinoir = 1 m2 x 5 = 5 m2

    Wastafell : 0.6 x 2 = 1,2 m2

    40% 19,9 m2

    Kapasitas 10 orang = 1.0 x 10 = 10

    m2

    Perempuan 1,5 m2 X 4 = 6 m2

    Wastafell : 0.6 x 2 = 1,2 m2

    40% 24 m2

    Difabel Toilet

    Laki-laki ditentukan 3 x 4 = 12 m2 - 12 m2

    Difabel Toilet

    perempuan ditentukan 3 x 4 = 12

    m2

    - 12 m2

    Gambar Studi :

    Jumlah 240 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 264 m2

    Tabel 3. 16 Kebutuhan Ruang Pengelola Sumber : Analisis Pribadi

    PENGELOLA No : 6

    Fasilitas Pengelola Kapasitas :

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    NAD

    HD

    AS

    R. Pimpinan

    Orang/ m2 = 0,8 m2

    = 0,8 m2 x 1 m2= 0,8 m2

    meja kerja 0,7x3=2.1 m2

    kursi=0,4x3=1,2 m2

    Ruang Tamu ditetapkan 9 m2

    rak berkas=0,6x2,40=1,44 m2

    50% 21 m2

    R. Manager

    Orang/ m2 = 0,8 m2

    =0,8 m2x5 = 4 m2 30% 44 m2

  • 72

    meja kerja 0,7x3=2,1 m² x 5 = 10,5

    kursi=0,4x3=1,2 m² x 10 = 12m²

    rak berkas=0,6x2,40=1.44 m2

    Ruang Tamu ditetapkan 6 m2

    R. Sekertaris

    Orang/ m2 = 0,8 m2

    =0,8 m2x1 m2= 0,8 m2

    meja kerja 0,7x3=2,1 m2

    kursi=0,4x3=1.2 m2

    rak berkas=0,6x2,40=1,44 m2

    30% 7 m2

    R. Rapat Kapasitas 30 orang

    Orang/ m2 = 0,8 m2

    =0,8 x 30 = 24 m2

    kursi=0,5 x 30 = 12 m2

    Meja Rapat = 0.7 x 25 = 17.5 m2

    Rak berkas = 0,6 x 2 = 1.2m2

    30% 55,5 m2

    R. Kurator dan Ahli Arsip

    Orang/ m² = 0,8m²

    = 0,8 m² x 3 = 2,4m²

    meja kerja 0,7x3=2,1 m² x 3 = 6,3

    kursi=0,4x3=1,2 m² x 6 = 7,2m²

    rak berkas=0,6x2,40=1,44 m2

    30% 22,5 m2

    R. Karyawan

    kapasitas 30 orang

    Orang/m2 =0,8 m2=30x0,8=24m2

    kursi=0,4x30=12 m2

    Rak berkas = 0,6x2=1,2 m2

    Meja Panjang = 1 x 5,0 = 5m2

    Pantry 3x2=6 m2

    20% 49 m2

    R. Loker Karyawan

    Laki-Laki Ditetapkan 4 x6=24 m2

    Perempuan Ditetapkan 4x6=24 m2

    20 % 57,6 m2

    R. Staff Teknik 5 orang

    Orang/ m2 =0,8 m2

    = 0,8 x 5 = 4 m2

    Meja Panjang = 1 x 3,0 = 5m2

    kursi=0,4x6=2,4 m2

    Rak berkas = 0,6x2=1,2 m2

    20% 15 m2

    R. Security Kapasitas 4 orang

    Ditetapkan 3 x 2=6m2 - 6 m2

    R. CCTV

    Orang/ m2 =0,8 m2 30% 11,7 m2

  • 73

    =0,8x4=3,2 m2

    Meja Panjang = 1x3=3m2

    kursi=0,4x4=1,6 m2

    Rak berkas = 0,6x2=1,2 m2

    R. Cleaning Service

    Ditetapkan 4x4=16 m2 - 16 m2

    R. Ganti

    bilik ganti Laki-laki Jumlah 6 bilik =

    1 bilik 2 m2

    =2 m2 x 6 = 12 m2

    bilik ganti Perempuan Jumlah 6

    bilik =2 m2 x 6 = 12 m2

    20% 30 m2

    R. Arsip

    ditentukan 4 x 6=24 m2 - 24 m2

    R. Istirahat Karyawan

    Orang/ m2 = 0.8 m2

    = 30 x 0.8 = 24 m2

    Kursi = 0.4 x 30 = 12 m2

    Meja Panjang = 1 x 5.0 = 5m2

    Pantry 3x2=6 m2

    20% 56 m2

    Gambar Studi :

    Jumlah 415 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 456,5 m2

    Tabel 3. 17 Kebutuhan Ruang Servis Publik Sumber : Analisis Pribadi

    SERVIS PUBLIK No : 7

    Musholla Kapasitas : 15

    Jumlah

    Ruang Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    1

    AS

    TSS

    Orang/m² = 0,8 x 1,2 = 0,6 m² x 15 =

    9m² 40%

    43,4m² Mihrab ditentukan 2m²

    Area Wudhu ditentukan

    Laki – Laki = 10m²

    Perempuan = 10m²

    Ruang Laktasi Kapasitas : 10

    1 AS

    TSS

    Orang/m² = 0,8 x 1,2 = 0,6m² x 10 =

    6m²

    Kursi 0,4 x 10 = 4m²

    30% 14,6m²

  • 74

    Baby Bed 0,6 x 2 = 1,2m²

    ATM Kapasitas :

    ATM ditetapkan 5 x 8 = 40m² 40m²

    Toilet Umum Kapasitas :

    1

    Kapasitas 15 Orang = 1,0 x 15 =

    15m²

    Laki – laki = 1,5m² x 4 = 6m²

    Perabot Urinoir = 1m² x 5 = 5m²

    Wastafel = 0,6 x 3 = 1,8m²

    40% 39m²

    Kapasitas 15 Orang = 1,0 x 15 =

    15m²

    Perempuan = 1,5m² x 5 = 7,5m²

    Wastafel = 0,6 x 4 = 2,4m²

    40% 34,9m²

    Gambar Studi :

    Jumlah 172 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 189,2 m2

    Tabel 3. 18 Kebutuhan Ruang Servis Sumber : Analisis Pribadi

    SERVICE No : 19

    Fasilitas Service Kapasitas :

    Analisis Besaran Sirkulasi Luas

    R. STP

    R. Trafo

    R. Genset

    R. Pompa

    R. Pembuangan Sampah

    - 16 m2

    - 16 m2

    - 16 m2

    - 24 m2

    - 4 m2

    Jumlah 76 m2

    Sirkulasi Antar Ruang 10 % 83,6 m2

    4. Struktur Ruang

    Untuk mendapatkan peletakan ruang yang optimal berdasarkan fungsinya

    dilakukan studi hubungan ruang menurut pelaku dan sifat kegiatan sebagai

    berikut :

  • 75

    a) Pola Sirkulasi Ruang Pengunjung

    - Gedung Museum 1

    - Gedung Museum 2

    DATANG

    ENTRANCE

    LOKET TIKET

    PULANG

    TOILET

    MUSHOLLA

    PEMERIKSAAN

    TIKET

    R. DISPLAY

    4

    R. DISPLAY

    5

    R. TEATER

    MINI

    Bagan 3. 8 Pola Sirkulasi Gedung Museum 2 Sumber : Analisis Pribadi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya tinggi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Alur tingkat sedang

    Publik

    Semi Publik

    Privat

    Bagan 3. 7 Pola Sirkulasi Gedung Museum 1 Sumber : Analisis Pribadi

    DATANG

    ENTRANCE

    LOKET TIKET

    PULANG

    TOILET

    MUSHOLLA

    PEMERIKSAAN

    TIKET

    R. DISPLAY 1

    R. DISPLAY 2

    R. DISPLAY 3

    Ruang yang tingkat

    aktivitasnya tinggi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Alur tingkat sedang

    Publik

    Semi Publik

  • 76

    - Penunjang

    -

    b) Pola Sirkulasi Ruang Pengelola

    - Pengelola

    c) Pola Sirkulasi Servis

    DATANG

    ENTRANCE

    LOBBY

    PULANG

    TOILET

    MUSHOLLA

    PEMERIKSAAN

    TIKET

    GEDUNG

    MUSEUM

    R. TEATER MINI

    KANTOR R. RAPAT

    Bagan 3. 10 Pola Sirkulasi Pengelola Sumber : Analisis Pribadi

    Ruang yang tingkat

    aktivitasnya tinggi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Alur tingkat sedang

    Publik

    Semi Publik

    Privat

    DATANG

    ENTRANCE

    GEDUNG

    MUSEUM

    PULANG

    TOILET

    MUSHOLLA

    TOKO

    SUVENIR

    FOODCOURT TOILET

    ATM CENTER

    Bagan 3. 9 Pola Sirkulasi Fasilitas Penunjang Sumber : Analisis Pribadi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya tinggi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Alur tingkat sedang

    Publik

    Semi Publik

  • 77

    - Area Servis

    b) Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 1

    DATANG

    ENTRANCE

    LOBBY

    PULANG

    TOILET

    MUSHOLLA

    PEMERIKSAAN

    TIKET

    GEDUNG

    MUSEUM

    R. TEATER MINI

    TRAFO

    GENSET

    MEE

    GUDANG

    JANITOR

    Bagan 3. 11 Pola Sirkulasi Servis Sumber : Analisis Pribadi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya tinggi

    Ruang yang tingkat aktivitasnya sedang

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Alur tingkat sedang

    Publik

    Semi Publik

    Privat

    PEMERIKSAAN TIKET

    Bagan 3. 12 Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 1 Sumber : Analisis Pribadi

    LOBBY

    Sejarah Awal Mula

    Semarang

    D

    D

    D

    D

    D

    Sejarah Terbentuknya

    VOC

    D

    D

    D

    D

    D

    KELUAR

    Sejarah masuknya VOC

    ke Indonesia

    D

    D

    D

    D

    D

    D = Display

    LAVATORY PENITIPAN BARANG

    RUANG CCTV

    RUANG KURATOR

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

  • 78

    c) Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 2

    d) Pola Sirkulasi Makro Museum Sejarah Semarang

    Bagan 3. 13 Pola Sirkulasi Mikro Bangunan Utama 2 Sumber : Analisis Pribadi

    LOBBY

    PEMERIKSAAN TIKET

    TOKO SUVENIR Perkembangan Semarang di

    masa penjajahan

    D

    D

    D

    D D

    LOKET TIKET

    Sejarah masuknya VOC ke Semarang

    D D

    D

    D

    D

    Teater Mini

    D = Display

    LAVATORY

    RUANG PENGELOLA

    KE LANTAI 2

    KE LANTAI 2

    RUANG – RUANG SERVIS

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Bagan 3. 14 Pola Sirkulasi Makro Museum Sejarah Sumber : Analisis Pribadi

    GEDUNG

    MUSEUM 1

    R. DISPLAY R. PENGELOLA

    LOBBY

    LAVATORY

    LOKET TIKET AREA PARKIR

    ENTRANCE / EXIT

    RUANG

    TERBUKA HIJAU

    CAFETARIA

    MUSHOLLA

    ATM

    PUBLIK SERVIS

    GEDUNG

    MUSEUM 2

    LOBBY

    R. PENGELOLA

    MINI TEATER

    R. DISPLAY

    TOKO SUVENIR R. SERVIS

    LAVATORY

    Arah Berlanjut

    Arah Berdekatan

    Publik

    Semi Publik

    Privat

  • 79

    C. Analisa Tapak

    1. Jenis Ruang Luar

    a. Area Parkir

    Karena kantong – kantong parkir sesuai dengan rencana masterplan

    Kota Lama yang baru belum di publikasikan, maka disediakan area

    parkir pada tapak di jalan Cendrawasih. Area parkir ini dibagi menjadi

    dua bagian, yaitu pengelola dan pengunjung. Dimana pengelola dan

    pengunjung sudah memiliki perhitungan jumlah pengguna museum

    dalam seharinya, asumsi dalam perhitungan jumlah parkir berdasarkan

    presentase.

    1) Pengelola

    Jumlah Pengelola : 82 staff pengelola

    Pengguna Mobil : 30% x 82 = 24,6 ~ 25 pengelola

    : 25 ÷ 6 = 4 mobil

    Pengguna Motor : 70% x 82 = 57,4 ~ 57 pengelola

    : 57 ÷ 2 = 28,5 ~ 29 motor

    2) Pengunjung

    Ketentuan perhitungan pengunjung 900/hari berdasarkan

    pembagian waktu operasional 8 jam terdapat 3 shift menjadi 300

    pengunjung :

    Pengguna Mobil : 65% x 300 = 195 pengunjung

    : 195 ÷ 6 = 32,5 ~ 33 mobil

    Pengguna Motor : 35% x 300 = 105 pengunjung

    : 105 ÷ 2 = 52,5 ~ 53 motor

    Tabel 3. 19 Perhitungan Kebutuhan Parkir Sumber : Analisis Pribadi

    No Jenis Kendaraan Kapasitas Luas/

    m2 Jumlah

    pembulatan Luas

    1 Motor 2 orang 2 85 170 m2

    2 Mobil 6 orang 10 40 400 m2

    Jumlah 570 m2

    *Luasan pada angka table belum dengan perhitungan sirkulasi kendaraan.

    Sirkulasi 100%

    Total Kebutuhan Parkir 1140 m2

    b. Sitting Area / Sitting Group

    Projek Museum Sejarah Semarang di Kota Lama direncanakan

    memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti taman yang dilengkapi

  • 80

    dengan siting group baik di dalam area museum dan diluar area

    museum untuk mendukung grand design Kawasan Kota Lama yang

    akan menjadi kawasan City Walk. Sitting area ini berfungsi sebagai

    tempat istirahat sementara bagi pengunjung museum maupun Kota

    Lama itu sendiri

    2. Zonasi Ruang Luar

    3. Kebutuhan Luas Lahan

    Berikut adalah total kebutuhan luas ruang dari setiap fasilitas pada projek

    Museum Sejarah di Kota Lama :

    Tabel 3. 20 Total Luas Kebutuhan Lahan Sumber : Analisis Pribadi

    No Fasilitas Kebutuhan Luas

    1 Fasilitas Utama 1067 m2

    2 Bangunan Eksisting 1680m²

    3 Fasilitas Penunjang 264 m2

    4 Fasilitas Servis Publik 189,2 m2

    5 Fasilitas Pengelola 456,5 m2

    6 Fasilitas Servis 83,6 m2

    7 Area Parkir 1140m²

    TOTAL 4880 m²

    Studi kebutuhan luas lahan mengacu pada ketentuan peraturan kawasan

    Kota Lama sebagai acuan dan batasan dalam menentukan sistem

    pengolahan luas lahan. Perhitungan luas kebutuhan lahan berdasarkan

    regulasi wilayah yang masih berlaku yang sudah di cantumkan pada analisa

    KETERANGAN

    MASSA BANGUNAN

    MUSEUM

    RUANG TERBUKA HIJAU

    & SITTING GROUP

    SERVIS PUBLIK

    AREA PARKIR

    Gambar 3. 52 Zonasi Ruang Luar Sumber : Analisis Pribadi

  • 81

    pemilihan lokasi. Sehingga perhitungan luas kebutuhan lahan sebagai berikut

    :

    a. Kebutuhan Terprogram

    = 4880m² x 10% Sirkulasi antar massa bangunan = 5.368 m²

    b. Kebutuhan Luas Lantai Dasar

    = KDB 60% x Luas Kebutuhan Tapak

    = 60% x 5.368 m²

    = 3.220,8 m² ~ 3.221 m²

    c. Luas Ruang Terbuka Hijau

    = 20% x Kebutuhan Total Ruang

    = 20% x 8.589 m²

    = 1.717,8 m² ~ 1.718 m²

    d. Total Luas Kebutuhan Lahan

    = Ruang Terprogram + Ruang Terbuka Hijau

    = 4.880 m² + 1.718m²

    = 6.598 m²

    e. Perhitungan KLB

    = 2,4 x Kebutuhan Ruang Terprogram

    = 2,4 x 5.368 m²

    = 12.883 m²

    = 12.883 m² ÷ 3.221 m² (KDB) = 4 Lantai

    D. Analisa Lingkungan Buatan

    1. Analisa Bangunan Sekitar Tapak

    Karakteristik bangunan pada area sekitar tapak yang berada pada jalan

    Cendrawasih sudah modern karena dipergunakan sebagai rumah tinggal warga

    maupun untuk usaha, namun masih ada juga bangunan kuno yang

    dipertahankan.

  • 82

    Koridor Jalan Cendrawasih juga dilengkapi dengan utilitas kota seperti tiang

    listrik, tiang telepon dan drainase tertutup.

    2. Analisa Transportasi

    Untuk mengakses jalan Cendrawasih dapat dilewati dari jalan Merak dan jalan

    Tawang. Intensitas transportasi pada koridor jalan Cendrawasih cukup padat

    Gedung Marabunta

    Rumah Warga

    Rumah Warga

    Rumah Warga

    Rumah Warga

    Gambar 3. 53 Kondisi Bangunan Sekitar Tapak Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Gedung Eks BPK2L

    Gambar 3. 54 Utilitas Koridor Jalan Cendrawasih Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

  • 83

    pada siang hari, dikarenakan jalan Cendrawasih merupakan salah satu jalan

    utama untuk menuju ke jalan Letjen Suprapto. Dengan lebar jalan selebar 8

    meter, jalan Cendrawasih dapat dilewati 2 mobil.

    3. Analisa Vegetasi

    Koridor jalan Cendrawasih memiliki beberapa vegetasi yang terletak pada

    pedestriannya, vegetasi ini berupa pohon – pohon peneduh. Jarak antar vegetasi

    pun bervariasi, ada yang berdekatan dan berjauhan. Jenis – jenis pohon yang

    ada adalah pohon ketapang dan pohon angsana.

    Gambar 3. 56 Letak Vegetasi Pada Jl. Cendrawasih Sumber : Analisis Pribadi

    Gambar 3. 55 Rencana Jalur Kendaraan Bermotor Kawasan Kota Lama Sumber : Kementrian PUPR/Penataan Kawasan Kota Lama Semarang

  • 84

    E. Analisa Lingkungan Alami

    1. Analisa Lansekap

    Menurut seorang ahli geologi Belanda yang bernama van Bemmelen, 500

    tahun yang lalu garis pantai kota Semarang diperkirakan masih menjorok ke

    daratan sampai ke bukit – bukit Gajah Mungkur, Mugas, Mrican, gunung Sawa

    Simongan, dan beberapa bukit disekitarnya. Maka disimpulkan bahwa luas

    daratan kota Semarang mengalami perluasan yang cukup signifikan. Perluasan

    yang disebabkan oleh endapan lumpur itulah yang sekarang dikenal dengan

    sebutan Semarang Bawah. (Kota Semarang Dalam Kenangan karya Jongkie

    Tio, 2000).

    Karena lokasi tapak berada pada kawasan Kota Lama Semarang yang

    terletak pada kecamatan Semarang Utara dan merupakan daerah pesisir kota

    Semarang maka termasuk dalam daerah Semarang Bawah. Area Semarang

    Bawah ini masih rawan terkena banjir dan rob jika mengalami curah hujan yang

    tinggi.

    2. Analisa Klimatik

    Kota Semarang beriklim tropis basah dan temperatur udaranya termasuk cukup

    panas. Matahari menyebabkan panas di bagian timur pada pagi hari dan yang

    terpanas di bagian barat pada sore hari. Berdasarkan hasil survey pada bulan

    Januari, suhu minimum adalah 24°C dan suhu maksimum mencapai 32° C. Suhu

    ini dapat berpengaruh pada kenyamanan pengguna di dalam bangunan

    museum dan di luar bangunan museum. Berikut adalah analisa arah hembusan

    angin dan arah matahari yang mengitari tapak :

    Gambar 3. 57 Pohon Angsana Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

    Gambar 3. 58 Pohon Ketapang Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

  • 85

    Area tapak terkena hembusan dari arah barat ke arah timur dengan kecepatan

    angin 4-7km/jam pada pagi hari. Pada sore hari angin bertiup dari tenggara

    menuju ke arah barat laut dengan kecepatan angin 4-11km/jam, sedangkan

    pada sore hari angin bertiup dari timur ke barat dengan kecepatan angin 0-

    7km/jam.

    Gambar 3. 59 Arah Pergerakan Matahari Pada Tapak Sumber : https://www.sunearthtools.com/dp/tools/pos_sun.php?lang=en#help_Date