bab iii pembahasan semua materi

Upload: suherman-afandy

Post on 14-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekonomi

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    1/27

    BAB II

    PEMBAHASAN

    34. Pengangguran Tersembunyi Sebagai Potensi Tabungan

    Konsep pengangguran tersembunyi diperkenalkan ke dalam teori keterbelakangan oleh

    Roenstein-Rodan dan kemudian dirinci oleh Ragner Nurkse. Dalam arti sempit konsep ini berarti

    bahwa dengan teknik dan sumber produktif tertentuproduktivitas marginal buruh di sector

    peranian Negara terbelakang adalah nol. Oleh karena itu ada kemungkinan untuk mengalihkan

    kelebihan tenaga buruh dari sector pertanian tanpa mengurangi output total pertanian.

    Pengangguran seperti ini ditemui pada bidang pertanian yang terlalu banyak buruh bekerja

    sebagai akibat langkanya kesempatan kerja lain yang bersifat pengganti atau pelengkap.

    Adapun keterbatasan dari konsep ini yaitu :

    1. Kecendrungan berkonsumsi tidaklah konstan2. Masalah pengumpulan dan pembagian surplus makanan3. Surplus barang yang dapat dipasarkan tidak meningkat4. Sulit mengarahkan penganggur tersembunyi5. Mustahil mendapatkan pekerjaan tanpa pembayaran upah6. Hanya berhasil dinegara totaliter7. Masalah inflasi dan neraca pembayaran8. Buruh tak terdidik tidak mungkin menaikkan output modal9. Asumsi tidak realitas tentang netralitas teknologi10.Dampak pertumbuhan oepnduduk pada pembentukan modal11.Tidak dapat ditetapkan pada kegiatan poduktif langsung12.Kemerosotan produksi

    Dari pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa keberadaan pengangguran tersembunyi

    sebagai potensi tabungan yang tersembunyi dan karena itu sebagai sumber pembentukan

    modal dinegara terbelakang padat penduduk dipenuhi dengan sejumlah kesulitan dan sedikit

    sekali arti praktis bagi negara yang memilih demokrasi sebagai jalan hidupnya. Kita lalu dapat

    berkesimpulan bahwa sebenarnya sedikit saja atau malah tidak ada sama sekali didalam

    fenomena yang dilukiskan sebagai penganggur tersembunyi sebagai penganggur terselubungatau pengangguran yang sepanjang gejala itu masalah sosial asli, tidak akan diperhitungkan

    didalam penelaahan menyeluruh dan mendalam mengenai produktivitas rendah tenaga buruh

    yang dipekerjakan penyebabnya, rentang persoalannya, dan kemungkinan jalan keluarnya.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    2/27

    36. Kebijaksanaan Moneter Dalam Pembangunan Ekonomi

    Kebijakan moneter adalah suatu usaha pemerintah dalam mengendalikan keadaan ekonomi

    makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang

    beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan

    inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Kebijakan moneter pada dasarnya

    merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal

    (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan pemerataan pembangunan) dan

    keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi

    makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,

    kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan

    dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untukmemulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan

    oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

    Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi

    secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan

    tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara

    persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan

    kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan

    antara lain dengan salah satu tetapi tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku

    bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi

    bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

    Bank sentral adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk

    mempengaruhi jumlah uang beredar. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat

    diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter

    dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

    Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy, adalah suatu kebijakan dalam rangkamenambah jumlah uang yang beredar.

    Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy, adalah suatu kebijakan dalamrangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight

    money policy).

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    3/27

    Pelaksanaan Kebijakan Moneter di Indonesia

    Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam mewujudkan stabilitas ekonomi

    makro terdiri dari kerangka strategis dan kerangka operasional. Kerangka strategis umumnya

    terkait dengan pencapaian tujuan akhir kebijakan moneter (stabilitas harga, pertumbuhan

    ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja) serta strategi untuk mencapainya (exchange Rate

    targeting, monetary targeting, Inflation targeting, implicit but not explicit anchor)(Warjiyo dan

    Solikin, 2004). Kerangka operasional kebijakan moneter terdiri dari instrumen, sasaran-

    operasional, dan sasaran-antara yang digunakan untuk mencapai sasaran akhir. Sasaran-antara

    diperlukan karena adanya time lagantara pelaksanaan kebijakan moneter dengan hasil

    pencapaian sasaran akhir, sehingga untuk meninjau keefektifan suatu kebijakan makadiperlukan adanya kebijakan yang dapat dilihat dengan segera. Untuk mencapai sasaran antara

    ini, diperlukan adanya sasaran operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai rencana.

    Kriteria dari sasaran-operasional ini adalah memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran

    antara, dapat dikendalikan oleh bank sentral, dan informasi tersedia lebih awal dari pada

    sasaran-antara. Sedangkan instrumen moneter merupakan instrumen yang dimiliki bank sentral

    yang dapat mempengaruhi sasaran operasional yang telah ditetapkan.

    Indikator kebijakan moneter dilakukan dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:

    1. Dalam merumuskan kebijakan moneter, Bank Indonesia akan selalu melakukan analisis dan

    mempertimbangkan berbagai indikator ekonomi, khususnya prakiraan inflasi, pertumbuhan

    ekonomi, besaran-besaran moneter dan perkembangan sektor ekonomi dan keuangan secara

    keseluruhan.

    2. Demikian pula, Bank Indonesia akan selalu dan terus memperhatikan langkah-langkah

    kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah. Langkah-langkah koordinasi kebijakan yang

    selama ini telah berlangsung baik akan terus diperkuat dan ditingkatkan.

    3. Analisis dan prakiraan berbagai variabel ekonomi tersebut dipertimbangkan untuk

    mengarahkan agar prakiraan inflasi ke depan sejalan dengan kisaran sasaran inflasi yang telah

    ditetapkan.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    4/27

    38. Keuangan Defisit Sebagai Piranti Pembangunan Ekonomi

    Keuangan defisit diartikan sebagai setiap pengeluaran negara yang melebihi penerimaan.

    Dinegara maju, keuangan defisit dipergunakan untuk menggambarkan suatu selisihpembelanjaan yang sengaja diciptakan antara penerimaan dan pengeluaran negara atau defisit

    anggaran, metode pembelanjaan dengan sejenis pinjaman yang mengakibatkan tambahan

    netto pada pengeluaran nasional atau pengeluaran agregat.

    Peranan Keuangan Defisit

    Keuangan defisit merupakan metode paling mujarab bagi peningkatan pembangunan ekonomi

    dinegara terbelakang. Sifat dasar perekonomian negara terbelakang biasanya sedemikian rupa

    sehingga sehingga investasi swasta yang cukup besar tidak bisa muncul akibat berbagai faktor

    sosial, ekonomi dan kelembagaan. Oleh karena itu tanggungjawab memperbesar laju investasi

    netto berpindah ke pundak pemerintah. Dengan memperhitungkan kurangnya sumber-sumber

    yang cukup untuk membiayai investasi negara, pemerintah harus menempuh metode keuangan

    defisit. Keuangan defisit dapat dipergunakan untuk mengembangkan overhead sosial dan

    ekonomi seperti pembangunan jalan raya, jalan kereta api, proyek-proyek tenaga, sekolah,

    ruamh sakit, dan sebagainya. Keuangan defisit juga dapat berakibat buruk karena diakui ebagai

    piranti pembangunan ekonomi, namun demikian bukan pula suatu rahmat yang tak

    mengandung dampak buruk. Ia mengandung bahaya-bahaya tertentu. Bahaya itu terkandung

    pada inflasionernya. Apabila keuangan defisit bergabung dengan keuangan inflasioner ia akan

    mengalahkan tujuannya sendiri. Adapun kebijaksanaan yang harus diambil sehingga keuangan

    defisit menghasilkan pembentukan modal tanpa menimbulkan kenaikan harga inflasioner,

    yaitu:

    1. Laju pertumbuhan ekonomi2. Pertumbuhan sektor uang3. Kenaikan pinjaman dan pajak4. Pengendalian upah dan harga5. Penciptaan surplus dan impor6.

    Peningkatan penawaran barang

    7. Kenaikan dalam modal saham, laba yang tidak dibagi, dan surplus8. Semangat untuk berkorban

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    5/27

    40. Pertumbuhan Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi

    Pertambahan jumlah penduduk di dunia tidak dapat terelakkan lagi karena sebagai salah satu

    ciri dari makhluk hidup adalah berkembang biak. Setiap tahunnya sekitar 80 juta orang terlahir

    di dunia dan 97% manusia yang baru terlahir tersebut berasal dari Negara ketiga yang notabene

    Negara berkembang. Pertambahan penduduk tidak cumin masalah jumlah tetapi merambah

    juga masalah pembangunan, kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. Ledakan penduduk

    tersebut menimbulkan pertanyaan yang kompleks, sejauh manakah masalah kependudukan di

    banyak Negara dunia ketiga itu menunjang atau sebaliknya justru menghambat peluang mereka

    dalam meraih tujuan-tujuan pembangunan, tidak saja bagi generasi yang ada sekarang ini,

    tetapi juga bagi generasi-generasi yang akan datang? Sebaliknya, bagaimana pembangunan

    dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk?

    Ada beberapa pertanyaan yang mungkin harus terjawab mengenai pertambahan penduduk.

    1. Mampukah Negara-negara dunia ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya ditengah sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk, baik yang ada pada saat ini

    maupun proyeksinya untuk masa-masa yang akan datang?

    2. Apa yang harus dilakukan oeleh Negara-negara berkembang untuk mengatasi ledakanpertambahan angkatan kerjanya yang begitu besar di masa-masa mendatang ?

    3. Apa sajakah implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di Negara-negaramiskin terhadap peluang mereka untuk meringankan penderitaan penduduknya yang

    diakibatkan oleh kemiskinan absolut?

    4. Berdasarkan perkiraan pertumbuhan penduduk, apakah Negara-negara berkembangmampu memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan serta sistem pendidikan

    yang ada sehingga setiap orang setidaknya memiliki kesempatan untuk mendapatkan

    layanan kesehatan yang memadai dan juga pendidikan dasar?

    5. Seberapa rendahnya taraf hidup sesorang sehingga menjadi faktor penting dalampenentuan jumlah anggota keluarga?

    6. Sampai sejauh manakah peningkatan kemakmuran dari Negara-negara maju menjadifaktor yang menghambat Negara-negara miskin dalam upaya mereka mengatasi

    lonjakan jumlah penduduk?

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    6/27

    Pertumbuhan Penduduk Dunia Sepanjang Sejarah

    Lebih dari dua juta tahun keberadaan manusia di bumi, jumlah total penduduk dunia pada

    waktu itu masih sangat terbatas. Tatkala manusia mulai membudidayakan bahan pangan

    melalui pertanian menetap sekitar 12.000 tahun yang lampau, total jumlah penduduk dunia

    diperkirakan tidak lebih dari 5 juta jiwa. Pada 2000 tahun yang lampau, penduduk dunia

    bertambah menjadi hamper 250 juta, yang kurang dari seperlima penduduk cina

    sekarang.Sesudah tahun pertama masehi hingga revolusi industry pada tahun 1750 jumlah

    penduduk mencapai 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750-1950) dunia

    mendapat tambahan penghuni sebanyak 1, 7 milliar jiwa. Tapi hanya dalam kurun 4 dekade

    penduduk dunia menjadi 5,3 milliar jiwa. Dan pada abad ke 21 ini penduduk dunia telah

    mencapai 6, 1 miliar jiwa. Jika digunakan analisis rasio pertambahan penduduk dunia pada300 tahun yang lalu hanya memiliki rasio 0,002 persen. Sampai tahun 1750 rasio meningkat

    menjadi 0,3 persen per tahun. Bahkan pada tahun1950 rasio pertambahan penduduk

    menjadi 1 persen pertahun. Kenaikan it uterus meningkat hingga mencapai angka 2,35

    persen pada tahun 1970an. Pada abad 21 laju pertumbuhan penduduk menurun tetapi

    masih termasuk tinggi yakni di kisaran 1,3 persen per tahun.

    Struktur Kependudukan Dunia

    Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata tergantung dari wilayah geografisnya.

    Sebaran per wilayah geografis lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal

    di wilayah Negara-negara berkembang dan kurang dari seperempatnya di Negara-negara

    maju. Hal ini disebabkan karena angka pertumbuhan di Negara-negara berkembang jauh

    lebih tinggi dibanding dengan Negara maju. Berikut ini adalah persebaran penduduk dunia

    dan prediksi di tahun 2050.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    7/27

    Tren tingkat kelahiran dan kematian secara kualitatif dihitung berdasarkan persentase

    kenaikandari jumlah penduduk neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami dan

    migrasi. Tetapi faktor migrasi disini dikesampingkan sehingga pertambahan penduduk dapat

    dirumuskan (Pertambahan penduduk : jumlah natalitas - jumlah mortalitas)

    Total Penduduk 2003 : 6,313 miliar

    Asia Oceania

    Eropa

    Afrika

    Amerika utara

    amerika latin

    Total Penduduk tahun 2050 : 9,198 miliar

    Asia Oceania

    Eropa

    Afrika

    Amerika Utara

    Amerika Latin

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    8/27

    Momentum pertumbuhan penduduk tersembunyi dapat dilihat dari piramida penduduk yang

    mana piramida penduduk tersebut merupakan struktur kependudukan yang ada di dunia.

    Struktur kependudukan ini merupakan salah satu yang melatar belakangi momentum

    pertumbuhan penduduk yang tersembunyi selain dipengaruhi juga dengan tingkt kelahiran itu

    sendiri mungkin atau tidak diturunkan dalam waktu singkat. Berikut ini merupakan pyramidpenduduk.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    9/27

    TRANSISI DEMOGRAFIS

    Proses penurunan tingkat fertilitas sampai terciptanya tingkat penggantian penduduk

    (replacement) dengan program keluarga berencana.

    Tahapan dalam transisi demografis:

    a. Negara maju (eropa barat)Terbagi dalam 3 tahapan :

    1. Tahapan pertama (sebelum modernisasi) :- Tingkat kelahiran tinggi dan kematian tinggi (dengan tingkat yang hampir sama)- Pertumbuhan penduduk rendah dan lambat.

    2. Tahapan kedua (mulai ada modernisasi) :- Tingkat kematian rendah tetapi kelahiran tetap tinggi- pelayanan kesehatan baik, makanan bergizi, pendidikan tinggi.- Usia harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi >60 tahun .- Pertumbuhan penduduk tinggi.

    3. Tahapan ketiga (modernisasi) :- Tingkat kelahiran dapat ditekan sampai serendah tingkat kematian.- Laju pertumbuhan sangat rendah atau bahkan nol.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    10/27

    Negara dunia ketiga

    - Tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi dari Negara eropa barat sebelum revolusiindustri.

    Terbagi dalam 3 tahapan :

    1. Tahapan pertama :- Menikah pada usia muda.- Periode subur menjadi panjang.- Laju pertumbuhan penduduk tinggi.

    2. Tahapan kedua :- Penggunaan teknologi kesehatan dan pengobatan impor.-

    Tingkat kematian turun drastic (lebih cepat dari eropa barat).- Tingkat kelahiran tinggi (lebih dari 2% per tahun).- Pertumbuhan penduduk masih tinggi.

    3. Tahapan ketiga- Terbagi dalam 2 pola besar kelompok Negara-negara berkembang, A dan B

    Kelompok A (berhasil) : Dengan metode modern dapat menaikkan taraf hidup dan

    menurunkan kematian 10 /1000 per tahun dan menurunkan

    tingkat kelahiran 20-30/1000 per tahun.

    Sudah berada pada tahapan ketiga. Taiwan, Korea Selatan, Kosta Rika, RRC, Kuba, Cili, dan Sri Lanka Tahun 1980-1990an Kolombia, Indonesia, Republik Dominika,

    Thailand, Meksiko, Malaysia, Kenya, Afrika Selatan, dan Brasil.

    Kelompok B (gagal) : Tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolute. Rendahnya taraf hidup. Mewabahnya HIV AIDS. Masih berada pada tahapan kedua. Kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    11/27

    SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG : MODEL

    MALTHUS DAN MODEL RUMAH TANGGA

    1. Teori Jebakan Populasi MalthusKelemahan-kelemahan Model Malthus

    2 alasan pokok kritik terhadap model Malthus :

    1. Tidak memperhitungkan begitu besarnya kemajuan teknologi untuk mengimbangiledakan penduduk.

    Cth : Tanah yang luasnya tetap bisa memperoleh hasil yang lebih banyak berkat

    kemajuan teknologi. Dapat dilihat dengan bergesernya kurva tingkat pertumbuhan

    pendapatan agregat (total produk) ke atas, sehingga pada semua tingkat

    pendapatan per kapita posisinya secara vertical akan selalu lebih tinggi dari kurva

    pertumbuhan penduduk.

    2. Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu Negara berkorelasi langsung (positif)dengan tingkat pendapatan per kapita dari Negara yang bersangkutan, maka setiap

    kenaikan pendapatan per kapita di suatu Negara masih relatif rendah , maka setiap

    kenaikan pendapatan perkapita akan berjalan beriringan dengan kenaikan jumlah

    penduduk.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    12/27

    1. Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah tangga

    Penentuan tingkat fertilitas keluarga atau tingkat permintaan anak merupakan

    bentuk pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut, harus diperoleh

    dengan mengorbankan barang lain. Efek pendapatan atau efek substitusi juga berlaku.

    Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :

    Cd = f (Y, PC, PX, tx), x = 1,., n

    Cd = permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak

    Y = tingkat pendapatan rumah tangga

    Pc = pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan

    Px = harga barang-barang lain

    tx = besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak

    Dalam kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa :

    Cd/Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga,semakin besar

    permintaan anak.

    Cd/Pc 0 artinyasemakin tinggi harga-harga relative dari barang-barang lain,

    semakin tinggi kuantitas anak yang diminta.

    Cd/tx

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    13/27

    Pertumbuhan Penduduk Bukanlah Masalah yang Sebenarnya

    Kita dapat mengidentifikasikan adanya tiga aliran pemikiran pada kubu argumentasi yang

    berkeyakinan bahwa sesungguhnya pertumbuhan penduduk itu itu bukan merupakan inti

    persoalan atau masalah sebenarnya :

    1. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain2. Perumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja

    diciptakan oleh badan-badan dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan

    dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan

    bergantung pada negara maju

    3. Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang, pertumbuhan penduduk justrumerupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan

    Masalah Lain di Balik Perumbuhan Penduduk

    Banyak diantara kaum cendekiawan dunia berpendapat bahwa masalah inti sebenarnya bukan

    dari pertumbuhan penduduknya namun dari beberapa masalah seperti dibawah ini :

    Keterbelakangan Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan Penyebaran penduduk Rendahnya posisi dan status kaum wanita

    Pelemparan persoalan palsu secara sengaja

    Aliran argumentasi kedua yang menyangkal bahwa pertumbuhan penduduk merupakan

    kendala utama pembangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan teori

    keterbelakangan-ketergantungan neocolonial. Pada dasarnya argumen ini menyatakan bahwa

    gagasan yang menempatkan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga

    sebagai masalah utama pembangunan adalah suatu rekayasa negatif yang dilontarkan oleh

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    14/27

    negara-negara kaya yang ingin menghambat kemajuan pembangunan negara-negara Dunia

    Ketiga dalam rangka mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan

    mereka.

    Pertumbuhan Penduduk itu Perlu

    Aliran argumen ketiga yang lebih konvensional mengatakan bahwa pertumbuhan

    penduduk itu bukanlah merupakan suatu masalah,melainkan justru merupakan unsur penting

    yang akan memacu pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial

    yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian

    menggerakan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi

    (economics of scale).

    Pertumbuhan Penduduk adalah Masalah yang Sebenarnya

    Pihak yang mendukung perlunya pembatasan pertumbuhan jumlah penduduk karena

    konsekuensi ekonomi, social, dan lingkungan yang negatif biasanya dikaitkan tiga argumen

    berikut

    Argumentasi Garis Keras : Populasi dan Krisis GlobalArgumen ini mencoba mengaitkan semua penyakit ekonomi dan social dunia

    dengan pertambahan penduduk sebagai penyebabnya. Pertambahan penduduk yang

    tidak dibatasi dianggap sebagai penyebab utama krisis manusia dewasa ini.

    Argumentasi Teoritis : Siklus Populasi-Kemiskinan dan Pentingnya Program KeluargaBerencana

    Argument ini berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk secara cepat

    menimbulkan konsekuensi ekonomi yang merugikan dan hal itu merupakan masalah

    utama yang harus dihadapi negara-negara Dunia Ketiga. Model dasar yang digunakan

    para ekonom untuk mendemonstrasikan konsekuensi negative dari cepatnya laju

    pertumbuhan dirumuskan :

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    15/27

    y-l = (k-l) + t

    y = tingkat pertumbuhan GNI

    l = tingkat pertumbuhan angkatan kerja

    k = tingkat pertumbuhan stok modal

    = elastisitas output dari modal

    t = dampak perubahan teknologi

    Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif dari Pertumbuhan Penduduk yang PesatMenurut hasil penelitian empiris terakhir, segenap konsekuensi negative yang

    potensial dari pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dipilah-

    pilah menjadi tujuh kategori, yakni dampak-dampaknya terhadap pertumbuhan

    ekonomi; kemiskinan dan ketimpangan pendapatan; pendidikan; kesehatan;

    ketersediaan bahan pangan; lingkungan hidup serta migrasi internasional

    1. Pertumbuhan Ekonomi2. Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan3. Pendidikan4. Kesehatan5. Ketersediaan Bahan Pangan6. Lingkungan Hidup7. Migrasi Internasional

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    16/27

    0

    50,000,000

    100,000,000

    150,000,000

    200,000,000

    250,000,000

    1971 1980 1990 1995 2000

    Pertumbuhan Penduduk Tahun

    1971,1980,1990,1995,2000

    1971

    1980

    1990

    1995

    2000

    0

    50

    100

    150

    200

    1971 1980 1990 1994 1997 1998 1999

    Angka kematian bayi tahun

    1971,1980,1994,1997,1998,1999

    1971

    1980

    1990

    1994

    1997

    1998

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    17/27

    Beberapa pendekatan kebijakan

    Baik negara berkembang maupun negara maju keduanya mempunyai tujuan, baik itu tujuan

    bersama yaitu tujuan global maupun tujuan masing-masing negara. Tujuan yang kemudian

    dibagi dalam tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu perlu adanya rumusan

    kebijakan yang paling sesuai terutama kebijakan umum. Karena dalam hal ini ada tiga pelaku

    pelaksana kebijakan, maka kita membagi ke dalam tiga pendekatan kebijakan, yaitu:

    1. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara berkembang untukmempengaruhi dan mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk

    2. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju untuk mengurangikonsumsi umber daya yang berlebihan dan pemerataan distribusi atas keuntungan

    kemajuan perekonomian global

    3. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju dan lembaga-lembagabantuan internasional untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang hendak dicapainegara-negara berkembang.

    Dari tiga pokok pendekatan kebijakan yang dirumuskan di atas, kita dapat menguraiakan

    masing-masing poin sebagai berikut :

    Kebijakan terkait negara-negara berkembang

    Pembahasan sebelumnya mengenai variabel-variabel yang menyangkut pertumbuhan

    penduduk negara berkembang adalah permitaan akan anak karena berbagai insentif baik

    jangka pendek maupun jangka panjang, maka kebijakan yang hendaknya diterapkan adalah

    mengenai bagaimana mengubah paradigma yang terlanjur tumbuh dalam masyarakat negara-

    negara berkembang. Kebijakan ini nantinya diharapakan juga mampu untuk mengurangi

    masalah-masalah konkret dalam masyarakat itu sendiri yang diantaranya yaitu kemiskinan

    absolut, ketidakmerataan pendapatan, perluasan kesempatan mengenyam pendidikan. Lalu

    unutk kaum wanita utamanya yaitu peningkatan lapangan kerja, serta fasilitas-fasilitas lainnya

    yang pokok dalam masyarakat. Masalah-masalah yang ada bukan hanya pada pertumbuhan

    penduduk saja, tetapi juga pada taraf hidup masyarakat yang masih harus diperbaiki agar dalam

    jangka panjang persoalan-persoalan tentang pertumbuhan penduduk dapat diselesaikan

    dengan bertahap.

    Disamping kebijakan yang dilakukan dalam jangka panjang, pemerintah negara-negara

    berkembang juga dapat mencanangkan kebijakan dalam jangka pendek. Diantaranya yaitu yang

    pertama ; mempengaruhi pola pikir masyarakat agar memilih pola keluarga kecil melalui

    berbagai media, baik media formal maupun informal. Kedua, melancarkan program keluarga

    berencana yang diiringi dengan penyediaan fasilitas yang memadai secara besa-besaran.

    Program ini bisa dengan dukungan penuh pemerintah maupun oleh lembaga swadaya

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    18/27

    masyarakat. Negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana itu sendiri

    diantaranya adalah seperti pada tabel di bawah ini.

    Negara-negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana.

    Ketiga, memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi. Hal ini bisa dilakukan dengan

    dengan memberi reward atau pun hukuman untuk kategori-kategori tertentu, misalnya jaminan

    kesehatan, pendidikan, karir, jaminan hari tua ,dan keamanan dari negara pada keluarga kecil

    yang hanya mempunyai dua anak, namun akan hangus apabila ada kelahiran anak ke empat.

    Negara yang cukup sukses untuk menerapkan program insentif dan disinsentif ini diantaranya

    adalah Singapura, India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Cina. Namun tingkat fertilitas jusruturun dramatis sehingga pada tahun 2004 mulai diperkenalkan insentif untuk mendongkrak

    fertilitas atau kelahiran seperti di Jepang dan Eropa.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    19/27

    Keempat, pemerintah mencanangkan kebijakan atau perundang-undangan paksa agar

    rakyatnya tidak mempunyai banyak anak dan memberikan sanksi-sanksi tertentu kepada yang

    melanggar. Namun kebijakan ini sulit diterima oleh masyarakat karena cenderung mengekan

    dan melanggar hak asasi. Hal ini juga menjadi penyebab kegagalan Indira Ghandi dalam pemilu

    1977 dengan karena program sterilisasi yang tidak disenangi rakyat. Tarakhir adalah dengankebijakn yang mengangkat martabat, status sosial dan ekonomi serta kebebasan pada wanita

    untuk melakukan berbagai kegiatan dan pilihan pada hidupnya. Misalnya dengan penyediaan

    kesempatan pendidikan dan perkerjaan yang luas sehingga kaum wanita dapat menunda

    perkawinan. Lalu dengan pekerjaannya ia dapat menghidupi keluarganya dan lebih mandiri

    serta menurunkan tingkat ketergantungan. Berbagai sumber pendapatan di luar rumah ini

    nantinya akan mengubah pola perilaku yang tadinya lebih untuk mementingkan untuk

    mengurusi atau menambah jumlah anak, kini beralih dengan menghabiskan banyak waktu

    untuk bekerja, sekalipun mempunyai anak, maka yang lebih dipentingkan adalah kualitas anak

    tersebut. Seperti pada konferensi PBB yangs ebelumnya lebih menekankan pada programkeluarga berencana, pada konferensi 1994 di Kairo lebih menekankan pada pemberdayaan

    perempuan.

    Kebijakan terkait negara-negara maju

    Kekuatan ekonomi yang tinggi dari negara maju menyebabkan berbagai sumber daya yang

    tersedia di dunia kebanyakan terserap oleh konsumsi negara maju. Konsumsi ini tidak hanya

    pada produk-produk pangan saja tetapi juga konsumsi energi yang sangat tinggi justru masuk

    kepada negara-negara maju seperti minyak bumi, batu bara, nuklir, dan listrik. Konsumsi ini bisa

    mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat dari konsumsi negara-negara berkembang. Namun

    di sisi lain, imbas dari besarnya konsumsi energi tidak hanya mengurangi jatah konsumsi dari

    negara berkembang tetapi juga pada polusi dan efek-efek negatif lainnya yang juga harus

    negara-negara berkembang tanggung, misalnya polusi dan sebagainya.

    Oleh karena itu, kebijakan yang semestinya diterapkan adalah untuk menyeimbangkan pola

    konsumsi antara negara maju dan berkembang, selain itu juga untuk kepedulian dari negara

    maju dengan mengurangi konsumsinya untuk mendorong negara-negara berkembang

    mencapai proses pembangunannya abik dalam bidang ekonomi maupun sosialnya termasukpengendalian laju pertumbuhan penduduk.

    Selain dengan penyederhanaan pola konsumsi, kebijakan yang lain yaitu dengan keterbukaan

    untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah keterbelakangan dan

    persebaran penduduknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan liberalisasi keimigrasian, sehingga

    memungkinkan mobilisasi penduduk negara-negara berkembang untuk mengadu nasib dan

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    20/27

    belajar di negara-negara maju. Hal ini juga diharapkan mampu meningkatkan tingkat ekonomi

    penduduk negara berkembang yang berimigrasi ke negara-negara maju. Sehingga disini negara

    berkembang akan sedikit teringankan dengan penghematan biaya sosial yang harus dikeluarkan

    untuk penduduknya tersebut. Selain itu negara-negara maju juga akan diunungkan dengan

    penyediaan tenaga kerja yang murah.

    Program-program nagara maju untuk membantu negara berkembang

    Banyak hal yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara

    berkembang keluar dari keterbelakangannya. Namun hal ini harus didasarkan pada niat yang

    tulus dari negara maju untuk membantu negara berkembang. Bantuan yang dimaksud tidak

    hanya pada bantuan keuangan dari sektor publik dan swasta saja, namun juga hubungan jangka

    panjang seperti misalnya dalam perdagangan dan keringanan tarif serta cuaki dan pajak laiinya.

    Meningkatkan impor bahan primer yang merupakan andalan dari negara-negara berkembang

    juga akan sangat membantu mengangkat perekonomian negara-negara berkembang. Lalu

    dengan pembagian yang adil pada sumber daya yang langka.

    Kegiatan nyata yang paling penting dari negara maju ada dua, yaitu yang pertama adalah

    penyediaan bantuan-bantuan riset untuk mengembangkan metodologi dan teknologi

    pengendalian kelahiran. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi berbagai risiko berkenaan

    dengan reproduksi. Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan selama bertahun-tahun dan hampir

    seluruhnya dibiayai oleh lembaga bantuan internasional, lembaga bantuan swasta dan

    lembaga-lembaga bantuan negara maju. Namun dalam pelaksanaanya masih diperlukan banyakperbaikan. Kemudian untuk tindakan yang kedua yaitu dengan memberikan bantuan keuangan

    terhadap negara berkembang untuk menjalankan program keluarga berencana, pengembangan

    sarana-sarana pendidikan umu, dan kegiatan-kegiatan penelitian guna merumuskan kebijakan

    kependudukan nasional yang seefektif mungkin. Program ini juga telah lama dilakukan oleh

    negara-negara maju, namun dalam praktiknya dilapangan, dengan penyediaan alat-alat

    pendudkung keuarga berencana yang serba canggih belum dapat memenuhi harapan, karena

    penduduk tidak dimitivasi sendiri untuk menekan jumlah anggota keluarga mereka secara

    sukarela.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    21/27

    42. Kewiraswastaan Dalam Pembangunan Ekonomi

    Di Indonesia sendiri sudah dirasakan pentingnya wiraswasta yang berperan dalam

    pertumbuhan ekonomi dan ketahanan nasional, walaupun penekanannya lebih diarahkan pada

    para pengusaha dengan dilandasi pemikiran bahwa bidang pendidikan dipandang sebagai salah

    satu titik sentral dari usaha pemecahan masalah dibidang ekonomi, karena melalui pendidikan

    pada hakekatnya watak, kepribadian, tingkah laku dan ciri manusia individu dibentuk. Individu

    ini pada akhirnya menentukan watak, kepribadian, tingkah laku dan ciri masyarakat secara

    keseluruhan. Atas dasar tersebut (9) Sembilan lembaga besar dinegara ini (CSIS, HIPMI, IPWI,

    KANDINKAPERNAS) bekerja sama menentukan tekadnya dengan menyelenggarakan lokakarya

    tentang system pendidikan dan pengembangan kewiraswastaan di Indonesia 21-23 Juni 1976.

    Lokakarya ini membahas pandangan dunia pemerintah, dunia pendidikan dan dunia usaha yang

    mempunyai kesamaan pendapat tentang pentingnya pendidikan dan pengembangan

    kewiraswastaan di Indonesia. Lokakarya yang ditunjang banyak kertas kerja lainnya

    memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai wiraswasta tentang : pengertian,

    peran dan cara pengembangannya, melalui pendidikan formal maupun pedidikan informal.

    Banyak hal yang dapat dipahami dari lokakarya ini yang antara lain dapat diuraikan sebagai

    berikut : Untuk menumbuhkan perilaku kewiraswastaan dalam diri setiap orang mulai dari

    anak-anak sampai dewasa dalam berbagai posisi yang dimiliki dapat memanfaatkan lembaga

    penddikan, pemerintah maupun swasta, lembaga mas-media (TV, Radio, Surat Kabar, Majalah)

    dan pemanfaatan perusahaan pemerintah maupun swasta untuk kepentingan magang.

    Pembiayaan pendidikan kewiraswastaan menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat

    (Lokakarya, 1976 : 166-173). Dalam kenyataan tindak lanjut dari lokakarya ini belum terlaksana

    sesuai harapan sehingga kini dimana tantangan era globalisasi makin keras sudah waktunya

    pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha dan masyarakat secara aktif dalam posisinya

    masing-masing untuk menumbuhkan dan meningkatkan sertamenerapkan perilaku

    kewiraswastaan dalam semua kegiatan yang dilakukan. Mengenai peranan dari wiraswasta

    dikatakan bahwa tingkat memajukan suatu bangsa disebabkan adanya paling sedikit sebanyak

    2% dari jumlah penduduknya yang berkualitas Top Entrepreneur. Bilamana Indonesia ingin

    turut mengambil bagian dari persaingan maka sudah sewajarnya Indonesia juga bersiap-siap

    dengan tenaga-tenaga wiraswasta (Top -Entrepreneur). Sekurangnya dengan angka persentase

    yang sama, yaitu 2% dari jumlah penduduk. Pendidikan kewiraswastaan menjadi lebih sangat

    mendesak karena telah memasuki bisnis internasional yang memberikan cukup banyak

    tantangan baik secara mental maupun secara ekonomi.

    Perilaku kewiraswastaan ini dapat dikembangkan dalam masyarakat melalui 2 (Dua) cara

    sebagai berikut :

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    22/27

    1. Pengembangan secara tidak langsung (Inderct)

    Bahwa dalam negara ini mana telah mulai atau telah terdapat modernisasi serta pertumbuhan

    ekonomi, maka masyarakat dituntut mengaami berbagai macam perubahan, baik mengenai

    nilai-nilai maupun sikap dan cara hidup dalam masyarakat yang pada gilirannya akan

    membentuk secara tidak langsung (Inderct) manusia-manusia yang berorientasikan pada jiwa

    wiraswasta.

    Ciri-ciri manusia dalam masyarakat yang sedang atau telah mengalami proses modernisasi

    antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: Mereka mempunyai kepercayaan pada ilmu

    pengetahuan dan ekonomi. Pada mereka terdapat kesediaan menerima ide-ide dan metode-

    metode baru dan disamping itu mereka siap sedia untuk menyatakan pendapatnya. Mereka

    lebih peka pada faktor waktu, sehingga mereka lebih mempunyai minat pada hal-hal yang

    terjadi sekarang maupun yang akan datang dari pada hal-hal yang telah lalu. Mereka telah

    menganggap segala hal didunia itu dapat diperhitungkan.

    Perubahan-perubahan nilai dan sikap hidup dalam masyarakat tersebut mempunyai pengaruh

    pada kehidupan politik, hubungan dalam keluarga, sistem pendidikan, stratifikasi sosial dan

    sebagainya yang kesemuanya ini menimbulkan motif atau keinginan pada warga masyarakat

    untuk mengadakan perbaikan dalam segala usaha, terististimewa didalam bisnis. Pada tingkat

    demikian masyarakat sering disebut The Achieving Society, karena dalam masyarakat itu telah

    terdapat kesadaran untuk senantiasa mengadakan perubahan-perubahan kearah kemajuan. Hal

    ini tentunya berjalan lamban dan sering kali segala perubahan itu berjalan dengan sendirinya

    sehingga perubaha sikap itu tidak disadari sebagai mestinya oleh masing-masing individu.

    2. Pengembangan secara langsung (Direct)

    Bila manusia harus belajar tentang hal-hal yang baru, seperti kebiasaan, motif, nilai, sikap,

    pandangan, dan sebagainya yang baru, maka hal ini lebih mudah diperolehnya dengan cara

    yang langsung melalui suatu pendidikan tertentu. Dalam hubungan ini perlu ditekankan, bahwa

    motif-motif untuk berusaha pada manusia sudah mulai dibentuk waktu anak-anak.

    Berhubungan dengan itu pengaruh langsung dari pendidikan orang tua pada anak-anaknya

    adalah sangat menentukan dalam mengembangkan jiwa kewiraswastaan. Jelas disini bahwapendidikan formal, informal maupun dari keluarga mempunyai peran penting dalam

    membentuk kepribadian (Personality) tiap individu. Maka telah pada tempatnya bila sistem

    pendidikan pengembangan kewiraswastaan harus diserasikan dan saling melengkapi, sehingga

    hasilnya dapat menyokong proses pembangunan. Dengan demikian system pendidikan nasional

    harus dapat mengembangkan pada para siswa sifat kreatifitas serta tanggung jawab, sikap

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    23/27

    demokratis dengan penuh rasa saling hormat menghormati, kecerdasan tinggi disertai budi

    pekerti luhur, seperti mencintai bangsa dan sesama manusia.

    Dalam merencanakan program pendidikan kewiraswastaan maka tujuan yang akan dicapai

    adalah menanamkan karekteristik tertentu menjadi ciri seorang wiraswasta. Tujuh persyaratan

    dalam wiraswasta, adalah : Kemauan, keuletan dan ketekunan. Adalah merupakan persyaratan

    dasar untuk berhasilnya usaha dibidang apapun. Besar kecilnya tingkat kemauan, keuletan dan

    ketekunan seseorang pada hekekatnya ditentukan oleh nilai-nilai yang diperoleh dari

    pendidikannya, yang telah dimulai sejak masa kanak-kanak. Jadi hal tersebut merupakan suatu

    proses yang panjang dan terus menerus.

    Kemampuan dan atau keahlian. Harus dapat diusahakan melalui sarana pengajaran dan atau

    latihan.

    Kesempatan. Kesempatan untuk menyalurkan gagasan, kemauan, kemampuan tidak kalah

    pentingnya. Tanpa adanya kesempatan yang dapat diciptakan sendiri atau diberikan kepadanya

    maka mungkin dapat menimbukan frustasi yang akan berakibat sangat berbahaya bagi

    lingkungannya. Pemberian kesempatan yang dimaksud disini berupa penerangan, penyuluhan

    bimbingan sehingga melalui cara-cara ini sicalon wiraswasta dapat mengadakan pilihan bidang

    kegiatan dan cara yang tepat untuk menyalurkan kemauan dan kemampuannya. Keteraturan

    dan kecepatan kerja serta ketaatan atau disiplin. Merupakan factor pokok lainnya didalam

    usaha menjadi seorang wiraswasta yang dapat diandalkan. Hanya dengan adanya keteraturan

    dan kecepatan kerja yang tinggi maka efisiensi dan produktivitas kerja dapat ditingkatkan. Halini berarti perlunya suatu system pengelolaan yang baik dan konsisten. Keberanian mengambil

    resiko dan menghadapi ketidakpastian. Keberanian disini hendaknya tidak diartikan sebagai

    kenekatan atau petualangan, tetapi hendaknya diartikan sebagai semangat pioneer atau

    kepeloporan berdasarkan perhitungan yang seksama, keberanian untuk membuka horizon-

    horizon dibidang usaha dan pengambilan keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu resiko

    yang sepenuhnya menjadi tanggungan pribadi dan oleh karenya membutuhkan perhitungan

    dan pengamatan yang seksama sebelumnya, misalnya dalam menghadapi konjucntur/fluktuasi

    perekonomian, politik, bencana alam dan sebagainya.

    Kesadaran sosial dan kemerdekaan. Kesadaran sosial dan kemerdekaan yang dimaksudkan

    bahwa sebagai manusia yang merupakan makhluk social tidak dapat hidup sendiri, tetapi

    senantiasa berhubungan dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Kapital atau keuangan atau

    modal. Untuk menjadi wiraswasta diperlukan capital atau modal (keuangan) yang didapatkan

    dari miliknya sendiri ataupun dari kredit. Dalam mencari keuntungan hendaknya melalui jalan

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    24/27

    yang wajar dan halal dan bahkan ada kalanya untuk menjaga kelanggengan usahanya harus

    bersedia menghadapi kerugian.

    C. Wiraswasta dan Pertumbuhan Masyarakat

    Dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi

    yang pesat menunjukkan bahwa faktor manusia sebagai faktor yang paling menonjol disamping

    modal dan organisasi usahawan. Pertumbuhan ekonomi dunia tidak hanya membuat timbulnya

    interaksi ekonomi yang semakin intensif diantara ekonomi nasional, tetapi juga mengakibatkan

    interdependensi yang semakin erat diantara negara-negara bangsa (nation state). Keadaan

    seperti ini berarti pertumbuhan ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh ekonomi dunia.

    Maka demi kepentingan pembangunan ekonomi nasional semua pihak harus turut serta secara

    aktif berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dunia tersebut. Partisipasi ini tidak akan

    memberikan manfaat yang sebanding bila pelaku ekonomi tidak sekuat dan seterampil pelaku-

    pelaku asing yang merupakan counterpart mereka maka sangat diperlukan wiraswasta yang

    unggul dan berwatak sebagai salah satu perisai untuk menjaga ketahanan ekonomi yang pada

    gilirannya penting bagi ketahanan nasional. Pemecahan masalah nasional tersebut memerlukan

    kesungguhan pemikiran dan penggarapan yang seksama dan tekun, baik oleh pemerintah

    maupun swasta. Dalam rangka pemecahan masalah nasional ini dirasakan adanya kebutuhan

    nasional untuk meningkatkan pendidikan dan pengembangan kewiraswastaan Indonesia

    sebagai usaha pemenuhan prasyarat pembangunan ekonomi yang pesat serta tuntutan

    ketahanan ekonomi masyarakat demi pengukuhan ketahanan nasional (Lokakarya, 1976, : 166-

    167). Perilaku kewiraswastaan harus ditumbuhkan dalam semua kelompok umur, dalam

    keluarga, sekolah, masyarakat, organisasi-organisasi social, bisnis maupun pemerintah, dalam

    berbagai pekerjaan yang berbeda-beda sehingga perilaku kewiraswastaan itu juga ditumbuhkan

    melalui pendidikan seumur hidup (long life education). Sosialisasi berlangsung terus dalam

    semua kelompok usia dalam berbagai ragam pekerjaan. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban

    mengatur segala sesuatunya dalam masyarakat, memberi pelayanan bagi setiap warga yang

    berurusan dengan berbagai kegiatan pemerintahan. Pemerintah juga harus bekerja sebagai

    seorang wiraswasta. Dalam setiap pekerjaan (bukan hanya pengusaha saja) perilaku

    kewiraswastaan membawa pada kemajuan dan kebahagiaan. Semua warga masyarakat harus

    sadar damapak globalisasi yang berkesinambungan, persaingan yang super kerasakan terus

    meningkat sehingga rasa cinta Negara dan bangsa harus ditumbuhkan.

    Hal ini penting karena yang diuntungkan globalisasi adalah konsumen yang mempunyai peluang

    memilih berbagai macam produk dengan harga yang lebih murah. Apabila kesadaran tidak

    ditumbuhkan maka warga masyarakat tidak akan berpikir untuk kepentingan nasional tetapi

    justru merasa bangga karena memakai produk luar negeri. Dalam melakukan semua kegiatan

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    25/27

    mereka harus melakukan apa yang terbaik. Semua pihak tidak cukup berpikir tentang apa yang

    harus dikerjakan tetapi yang lebih penting adalah menanyakan bagaimana harus

    mengerjakannya, supaya setiap pencapaian sesuatu harus dengan hasil terbaik dan biaya

    minimal. Kesadaran, rasa tanggung jawab dan keinginan untuk berprestasi dari seluruh

    komponen bangsa dapat mengurangi tantangan-tantangan era globaslisasi.

    Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara sedang berkembang,

    termasuk Indonesia. Pembangunan ekonomi tidak hanya tertumpu pada pertumbuhan

    ekonomi saja tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan, keamanan, serta kualitas

    sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan lingkungan hidup. Khususnya pertumbuhan

    ekonomi, diperlukan kebijakan yang kondusif agar tercapai peningkatan pertumbuhan ekonomi

    setiap tahun sesuai dengan yang sudah ditargetkan. Pertumbuhan ekonomi yang sudah

    ditargetkan setiap tahunnya mencerminkan kinerja perekonomian pada tahun tersebut

    sedangkan kinerja ekonomi itu sendiri sangat tergantung pada kondisi internal maupun

    eksternal dari negara yang bersangkutan. Sementara itu, kondisi eksternal sangat terkait

    dengan keadaan perekonomian dunia yang semakin mengglobal. Sebagai contoh bahwa kondisi

    eksternal Indonesia terkait dengan permasalahan krisis dunia pada saat ini perhatikan dua

    kondisi berikut ini yaitu pertama, meningkatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai 60

    US$ per barel per Januari 2006. Ke dua, adanya krisis moneter dimana nilai kurs dollar terhadap

    rupiah semakin meningkat sampai Rp 9.460,00 per Januari 2006.

    Naiknya harga minyak mendorong Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia meninjau

    kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia. Laporan ADB pada bulan April 2005

    memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Timur pada tahun rata-rata 6,7% hingga 7,2%.Nampaknya angka tersebut harus direvisi. Pemerintah dalam asumsi makro APBN 2005

    penyesuaian, proyek pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,5%, inflasi 7,0%, suku bunga

    sertifikat Bank Indonesia (SBI) 8,0%, nilai tukar rupiah Rp 8.900,00 per dollar Amerika Serikat

    dan harga minyak sebesar 35 dollar AS per barrel serta produksi minyak sebesar 1,125 juta

    barrel per hari. Atas dasar asumsi tersebut, dalam patokan dasar anggaran, subsidi bahan bakar

    minyak (BBM) diperkirakan akan naik dari Rp 19 triliun menjadi Rp 60,1 triliun sehingga ada

    kenaikan pembayaran subsidi sebesar Rp 41,1 triliun. Hal ini mengakibatkan terjadi

    pembengkakan defisit anggaran sekitar 1,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang

    mengakibatkan kekurangan pembiayaan cukup signifikan dan sangat membebani keuangannegara. Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melonjak pada akhir-akhir ini

    akan memperparah krisis ekonomi, yaitu menyebabkan subsidi BBM yang harus dibayar

    pemerintah melonjak drastis. Asumsi makro tersebut sudah tidak relevan lagi karena nilai tukar

    dan harga minyak dunia sudah sangat jauh berbeda. Untuk itu pemerintah sebaiknya merevisi

    asumsi tersebut.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    26/27

    Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) masih menunjukkan defisit yang kian

    membesar, hal ini akibat dari semakin besarnya subsidi yang harus dikeluarkan terutama BBM.

    Sementara itu dari sisi penerimaan dari pajak belum menunjukkan hasil yang maksimal

    meskipun upaya penarikan pajak dengan memperluas basis pajak telah dilaksanakan. Di sisi lain

    kebijakan fiskal yang merupakan salah satu piranti kebijakan pemerintah cenderung mengalamidistorsi dalam implementasinya. Misalnya, fenomena munculnya pengelolaan dana negara

    APBN terutama pada Goverment Expenditure menjadi sasaran empuk pengelolaan yang tidak

    sesuai aturan.

    Berbagai upaya reformasi kebijakan fiskal sering dilakukan agar perekonomian berjalan pada

    jalur yang benar. Namun hal ini belum berhasil karena pengaruh kebijakan non ekonomi yang

    lebih dominan misalnya saja adanya masalah sosial dan kesehatan serta terjadinya bencana

    alam yang tidak dapat diperkirakan. Bermula dari krisis ekonomi tahun 1997 hingga sekarang

    berlanjut dengan krisis-krisis lain mengakibatkan perekonomian Indonesia masih sangat sulit

    untuk tumbuh positif. Krisis ekonomi ditandai dengan menurunnya permintaan agregat

    sehingga kondisi perekonomian menunjukkan adanya ciri-ciri depresi seperti menurunnya daya

    beli secara drastis, berkurangnya bahkan hilangnya minat investasi asing, dan meningkatnya

    pengangguran di berbagai sektor. Kondisi tersebut diperparah oleh sisi penawaran yang

    semakin turun. Bukan saja produksi yang menurun tetapi juga terjadi ketidakkondusifan

    berbagai kebijakan yang mengakibatkan daya respon (elastisitas) penawaran sangat lemah.

    Kebijakan fiskal dalam perekonomian dituangkan dalam bentuk pos-pos yang tercantum pada

    dua sisi yaitu penerimaan dan belanja pemerintah. Fungsi fiskal meliputi tiga aspek penting

    yang mencerminkan peran pemerintah dalam perekonomian yaitu sebagai fungsi alokasi,

    distribusi, dan stabilisasi. Menurut Romer (1996), secara simultan fungsi fiskal bertujuan untuk

    menciptakan kondisi makro ekonomi secara kondusif dalam mencapai pertumbuhan ekonomi,

    penciptaan tenaga kerja yang sekaligus menekan jumlah pengangguran, pengendalian tingkat

    inflasi, dan mendorong distribusi pendapatan yang semakin merata.

    Gambaran APBN di Indonesia tercermin pada pos dalam anggarannya. Sisi penerimaan negara

    mencakup semua penerimaan dari pajak dan bukan pajak, sedangkan sisi pengeluaran

    pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Ada beberapa

    alternatif untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan mengupayakan penerimaan dalam negeri

    dapat ditingkatkan, mengupayakan berkurangnya ketergantungan utang luar negeri, danmenekan pengeluaran negara dengan menerapkan skala prioritas tinggi serta yang sedang

    marak pada pemerintahan yang sekarang sedang berjalan adalah dengan pemberantasan

    korupsi.

  • 5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi

    27/27

    Defisit anggaran menjadi penting dalam masa krisis sehingga banyak persoalan menjadi

    dilematis dalam memilih kebijakan fiskal yang tepat. Defisit ataupun surplus anggaran ini

    menjadi isu penting untuk dikaji karena dalam siklus bisnis defisit anggaran menjadi

    pembahasan yang cukup serius dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dari permasalahan

    tersebut maka artikel ini akan mengkaji kebijakan fiskal khususnya untuk mengetahui dampakkebijakan defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.